REVIEW ARTIKEL
TERAPI UNTUK Bell’s Palsy BERDASARKAN TINGKAT KEPARAHAN
Chintami Nurkholbiah, Eli Halimah
Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran,
Jl. Raya Bandung-Sumedang Km. 21 Jatinangor 45363 Telp/Fax. (022) 779 6200
Chintami.nurkholbiah236@gmail.com
Abstrak
Bell’s palsy adalah kelumpuhan akut yang terjadi pada bagian saraf wajah yang tidak
diketahui penyebabnya. Tujuan dari penulisan review ini yaitu untuk mengetahui terapi pada
kasus Bell’s palsy berdasarkan Guideline dan tingkat keparahan. Metode yang digunakan
yaitu dengan mencari beberapa jurnal ilmiah dan artikel ilmiah yang berkaitan dengan topik
yang akan dibahas dalam tulisan ini. Berdasarkan beberapa hasil penelitian menunjukkan
bahwa terapi untuk Bell’s palsy dengan tingkat keparahan ringan, sedang, dan berati lebih
efektif ketika diberi terapi kombinasi yaitu obat kortikosteroid dengan obat antiviral
dibandingkan dengan terapi tunggal yaitu pemberian obat kortikosteroid atau obat antiviral.
Dan untuk terapi tunggal, pemberian obat kortikosteroid lebih baik dibandingkan dengan
terapi obat antiviral saja.
Abstract
Bell's palsy is an acute paralysis that occurs in parts of the facial nerve that has no known
cause. The purpose of this review is to determine the therapy in cases of Bell's palsy is based
on guidelines and severity. The method used is to find some scientific journals and scientific
articles related to topics that will be discussed in this paper. Based on some research results
indicate that treatment for Bell's palsy with the severity of mild, moderate, and means more
effective when given the combination therapy is a corticosteroid drug with antiviral drugs
compared with single therapy is the administration of drugs corticosteroids or antiviral drugs.
And for a single therapy, drug delivery corticosteroid better than the antiviral drug therapy
alone. tekanan, inflamasi atau kelainan metabolik
PENDAHULUAN wajah,
Bell’s palsy biasanya menjadi tidak simetris pilihan obat utama untuk
terkait yang dicari menunjukkan beberapa jurnal tetes mata untuk melindungi mata
dan artikel ilmiah yang dapat digunakan dalam penderita, dilakukan elektrodiagnostik pada
pembuatan artikel review. Dengan pencarian kasus Bell’s palsy yang terjadi secara
kata kunci, Bell’s palsy, therapy for Bell’s Berdasarkan penelitian yang
Kriteria artikel ilmiah dan jurnal ilmiah Numthavj (2011) menyebutkan bahwa
yang digunakan sebagai acuan yaitu artikel atau pilihan terapi pada penderita Bell’s palsy
jurnal ilmiah dengan naskah publikasi 10 tahun akut yaitu diberikan terapi dengan obat
Head and Neck Surgery Foundation (AAO- diberikan yaitu acyclovir, vancyclovir,
melihat riwayat kesehatan dari pasien, bila perlu untuk Bell’s palsy dapat diberikan
diagnostik imaging pada penderita Bell’s palsy dari penderita. Tingkat keparahan dari
yang baru terkena penyakit tersebut, pemberian Bell’s palsy yaitu dimulai dari ringan,
obat steroid pada penderita Bell’s palsy akut sedang dan berat. Hasil dari penelitian
yaitu Bell’s palsy yang terjadi dalam waktu tersebut dapat dilihat pada Tabel 1, 2, dan 3
Keparahan Selama
Selama 12
12
Pasien No % No %
Bulan
Bulan
Tabel 1. Efek dari
Ringan 32 prednisolone
29
36 18 ditambah
20
10 56 dengan plasebo
55,5
41,6 87
72
89 pada 12saat pemulihan
11
14 34,4 dan
33,3
48,3
synkinesis
Sedang 79
75
84 51
42
59 64,5
56
70,2 91
87
93 18
21
17 22,8
28
20,2
Berat 87
99
82 80
62
75 92
62,6
95 96
85 6
513 6,9
613
Total 198
203
202 Pemulihan
114
148 Pasien
74,7
56,2
73,3 Skor 35
48
34 17,7
23,6
16,8
Jumlah Synkinesis
Tingkat Dalam 12 Bulan Rata-Rata
Persentasi
Tabel 3. Efek dari
predni synkinesis solone ditambah dengan Acyclovir pada saat pemulihan dan
Tabel 2. Efek dari Acyclovir ditambah dengan plasebo pada saat pemulihan dan
synkinesis
tetapi pemberian steroid lebih baik jebakan dari syaraf di kanal tulang yaitu
Begitu juga untuk Bell’s palsy dengan tingkat factor penyebab Bell’s palsy yaitu
keparahan sedang pemberian terapi tunggal disebabkan oleh virus, banyak virus yang
steroid lebih baik dibandingkan dengan terpai dapat menginfeksi seperti virus hepatitis B,
tunggal dengan angiviral. Dan berdasarkan Tabel virus herpes. Tanda dan gejala untuk
3 hasil terapi yang baik untuk Bell’s palsy penyakit Bell’s palsy ini harus terus di
dengan tingkat keparahan yang berat yaitu terapi evaluasi karena masih belum ada tanda dan
kombinasi antara steroid dengan antiviral lebih gejala yang pasti untuk penyakit ini [1, 8].
baik dibandingkan dengan terapi tunggal antara Sebelum diberikan terapi dengan
steroid atau antiviral saja [2]. Beberapa obat-obatan dilakukan pemeriksaan fisik
penelitian menyebutkan bahwa pilihan terapi terlebih dahulu. Pemerikasaan fisik tersebut
Bell’s palsy yaitu mengkombinasikan antara obat membrane timpani, dan orofaring. Serta
steroid dengan antiviral, atau terapi dengan obat dilakukan evaluasi fungsi saraf perifer di
kortikosteroid tanpa antiviral juga dapat ekstremitas dan palpasi kelenjar parotis.
memberikan efek yang cukup baik, tetapi untuk Untuk pemeriksaan fisik ini harus
terapi Bell’s palsy hanya dengan memberikan mencakup evaluasi dari fungsi saraf
sendiri masih belum begitu jelas, dimana indikasikan pada pasien dengan faktor
inflamasi akut dan edema yang menyerang resiko tambahan. Seperti pasien tersebut
pasien tersebut memiliki riwayat keluarga Pemilihan terapi untuk Bell’s palsy
dengan faktor resiko tersebut [1, 7]. itu bervariasi, tetapi belum ada kesepakatan
Tujuan pengobatan pada Bell’s palsy yang ditetapkan untuk pemilihan terapi
yaitu untuk mempercepat pemulihan dan untuk yang terbaik. Namun, kebanyakan dokter
Perawatan pada mata harus dilakukan yaitu pengobatan pertama karena potensinya
dengan memberikan tetes mata yang harus untuk mengurangi inflamasi yang terjadi.
digunakan pada malam hari. Strategi dari penambahan obat antiviral bertujuan untuk
termasuk terapi fisik, kortikosteroid dan dengan oleh virus, dan beberapa sumber
yang sinergis dan cukup siginifikan dengan Berdasarkan tingkat keparahan pada pasien
kortikosteroid. Serta untuk terapi tunggal dengan Bell’s palsy maka dapat diberikan terapi
kortikosteroid memberikan efek yang lebih baik yang sesuai yaitu untuk penderita Bell’s
dibandingan dengan terapi tunggal dengan palsy tingkat keparahan ringan hingga
antiviral saja. Asiklovir merupakan analog sedang terapi tunggal dengan obat
nukleosida yang akan menghambat replikasi golongan steroid ataupun antiviral, dan
penghambatan polimerase DNA virus. untuk tingkat keparahan yang berat yaitu
Obat tersebut akan di absorbs secara perlahan-
dengan memberikan obat kortikosteroid
lahan dari saluran pencernaan [4].
yang dikombinasikan dengan antiviral yang
Menurut sumber lain
akanmemberikan efek terapi yang lebih
juga menyebutkan bahwa pemberian terapi
baik dibandingkan dengan terapi
dengan obat steroid memberikan hasil yang
kortikosteroid saja ataupun antiviral saja.
cukup baik dalam mengatasi penyakit
UCAPAN TERIMA KASIH
Bell’s palsy. Dimana menurut (Adel)
Penulis mengucapkan terimakasih
menyebutkan bahwa setelah pemberian
kepada Dr. Eli Halimah, M.Si., Apt. yang
prednisolone 400 mg selama 7 hari dimulai sejak
telah membimbing penulis melalui
awal terjadinya kelumpuhan efek dari obat
diskusidiskusi terkait tema dan memberikan
tersebut dapat meningkatkan pemulihan hingga
pencerahan, serta kepada dosen
17%. Dan menurut penelitian tersebut
metodologi penelitian yang telah
menyebutkan bahwa pemberian steroid sebagai
memberikan ilmunya.
pilihan terapi untuk Bell’s palsy dapat
KONFLIK KEPENTINGAN
meningkatkan pemulihan antara 49-97%
Penulis menyatakan tidak terdapat
dibandingan terapi tanpa steroid tingkat
potensi konflik kepentingan
pemulihannya berkisar antara 23-64% [1].
Farmaka
Suplemen Volume 14 Nomor 2 48
Idiopathic facial Paralysis (Bell’s palsy). and Neck Surgery. 2013: 149(5)
International Journal of
2374–2377
high
resolutioncomputed tomography.
Brazilian Journal of
Otorhinolaryngology. 2016
S1:70-2