Anda di halaman 1dari 10

23

M
AD ATER
VA I DA
NC N
E A LA
ND TIH
TO AN
P L SO
EV AL
EL SB
MPT

GEOGRAFI
N

SET 23
ANTROPOSFER 2

A. KOMPOSISI PENDUDUK
Merupakan susunan penduduk/ pengelompokan penduduk bedasarkan kriteria tertentu
seperti:
1. Umur
2. Jenis Kelamin
3. Pendidikan
4. Mata pencaharian
5. Tempat tinggal
6. Agama
7. Status perkawinan

a. Struktur Umur
Struktur umur penduduk dipengaruhi oleh faktor kelahiran dan kematian.
1. Struktur umur muda : jika kelompok usia muda (< 15 tahun) adalah 35%.
2. Struktur umur tua : jika kelompok usia muda (< 15 tahun) adalah 15%.

1
3. Komposisi penduduk muda (usia muda > usia tua), membutuhkan lapangan
pekerjaan yang banyak.
4. Bagi perencanaan pembangunan, komposisi menururt umur dapat digunakan
untuk mengetahui:
· Rasio ketergantungan/ beban tanggungan.
· Proporsi wanita usia subur.
· Kelompok usia non produktif.
· Kelompok usia produktif.

b. Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin


Komposisi ini dapat digunakan untuk mengetahui sex ratio/nisbah jenis kelamin.

c. Komposisi Penduduk Menurut Pendidikan


Komposisi ini dapat digunakan untuk mengetahui:
1. Penggolongan jenis pekerjaan.
2. Persebaran jenis pekerjaan.
3. Peningkatan penghasilan pekerja.
4. Menciptakan lapangan pekerjaan.

d. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharaian


Komposisi ini dapat digunakan untuk menyelenggarakan jenis pendidikan tertentu guna
meningkatkan keterampilan.

e. Komposisi Penduduk Menurut Tempat Tinggal


Komposisi ini dapat digunakan untuk:
1. Menggambarkan persebaran penduduk.
2. Mengetahui kepadatan penduduk.
3. Menentukan jumlah fasilitas dan sarana.

f. Komposisi Penduduk Menurut Umur Dan Jenis Kelamin


Komposisi ini dapat menggambarkan bentuk piramida penduduk.

H. RASIO KETERGANTUNGAN
Rasio ketergantungan/dependency ratio yaitu, perbandingan jumlah penduduk non
produktif dengan jumlah penduduk produktif.

Jumlah penduduk non produktif


Rasio ketergantungan = × 100
Jumlah penduduk produktif

2
Keterangan:
Non Produktif = 0-14 tahun.
Produktif = 15-64 tahun.

CONTOH SOAL

Dari 20.000.000 penduduk negara x yang berusia :


0-14 tahun = 10.000.000 jiwa.
15-64 tahun = 8.000.000 jiwa.
>64 tahun = 2.000.000 jiwa.
Berapakah rasio ketergantungan di negara x?

10.000.000 + 2.000.000
Rasio ketergantungan = × 100 = 150
8.000.000

Artinya, setiap 100 penduduk usia produktif menanggung beban 150 penduduk non
produktif.

I. RASIO JENIS KELAMIN (SEX RATIO)


Rasio jenis kelamin (sex ratio) yaitu, perbandingan jumlah penduduk laki-laki dengan
jumlah penduduk perempuan.

∑laki-laki
Sex Ratio = × 100
∑ perempuan

CONTOH SOAL

Bedasarkan sensus penduduk DKI Jakarta tahun 2010, penduduk laki-laki sebanyak
4.650.000 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 5.000.000 jiwa. Maka sex ratio DKI
Jakarta pada tahun 2010 adalah?

4.650.000
Sex Ratio = × 100
5.000.000

Artinya, setiap 100 penduduk perempuan, terdapat 93 penduduk laki-laki.

Jika sex ratio kurang dari 100, maka sex ratio-nya rendah. Hal ini akan menyebabkan:

3
1. Poligami
2. Angka kelahiran tinggi
3. Rasio ketergantungan besar

J. KEPADATAN PENDUDUK
Kepadatan penduduk atau density of population yaitu, jumlah penduduk dalam satuan
luas (km2). kepadatan penduduk suatu wilayah berbeda dengan wilayah lain. Hal ini
disebabkan oleh tidak meratanya pesebaran penduduk.

a. Kepadatan Penduduk “Aritmatik”


Merupakan perbandingan antara jumlah penduduk dengan luas wilayah.

Jumlah penduduk
Kepadatan penduduk aritmatik =
Luas wilayah (km2)

b. Kepadatan Penduduk “Agraris” (Netto)


Merupakan perbandingan antara jumlah penduduk petani dengan luas lahan pertanian (km2).

Jumlah penduduk petani


Kepadatan penduduk agraris =
Luas wilayah pertanian (km2)

CONTOH SOAL

Dari 2.000.000 jiwa penduduk negara x, 10.000.000 jiwa merupakan petani, 3.000.000 jiwa
pegawai dan sisanya buruh serta pengangguran. Luas wilayah negara x yaitu 5.000.000
km2, dan 100.000 km2 merupakan lahan sawah, 100.000 km2 tegalan, dan sisanya jalan,
selokan dan pemukiman. Berapakah Kepadatan penduduk secara aritmatik dan agraris
negara x?
1. Kepadatan penduduk aritmatik:
20.000.000
Kepadatan penduduk aritmatik = = 40 jiwa/km2
500.000 (km2)

2. Kepadatan penduduk agraris/netto :


10.000.000
Kepadatan penduduk agraris = = 50 jiwa/km2
200.000 (km2)

4
K. TRANSISI DEMOGRAFI
Merupakan turunnya tingkat kelahiran dan kematian secara bertahap, dari tingkat yang
tinggi ke tingkat yang lebih rendah.
Tahap Kelahiran Kematian Pertumbuhan Alami
I Stasioner Tinggi Tinggi Tinggi Nol
Awal
II Tinggi Menurun Lambat
Perkembangan

Akhir Menurun lebih cepat


III Menurun Cepat
perkembangan dari pada kelahiran

IV Stasioner rendah Rendah Rendah Nol

Lebih tinggi dari pada


V Menurun Rendah Negatif
kelahiran

L. DINAMIKA PENDUDUK
Dinamika penduduk adalah perubahan jumlah penduduk. Dinamika penduduk dapat
dipengaruhi oleh:
1. Kelahiran (Natalitas).
2. Kematian (Mortalitas).
3. Perpindahan/Migrasi (Transmigrasi, Urbanisasi, Ruralisasi, Sirkulasi, Imigrasi,
Emigrasi, dan Remigrasi).

M. MOBILITAS PENDUDUK
Mobilitas penduduk yaitu gerak perpindahan penduduk.

a. Mobilitas Vertikal
Merupakan gerak perpindahan status sosial penduduk.

b. Mobilitas Horizontal
Merupakan gerak perpindahan tempat. Mobilitas horizontal meliputi:
1. Imigrasi : masuknya seseorang ke suatu negara dan menetap di sana.
2. Emigrasi : keluarnya seseorang dari sebuah negara dan menetap di
negara tujuan.
3. Remigrasi : keluarnya seseorang dari suatu negara dan menetap di
negara tujuan, kemudian kembali ke negara asalnya.

5
4. Transmigrasi : perpindahan penduduk dari daerah padat penduduk ke
daerah yang lebih jarang penduduk.
5. Urbanisasi : perpindahan penduduk dari desa ke kota.
6. Ruralisasi : perpindahan penduduk dari kota ke desa.
7. Sirkulasi/sirkuler : mobilitas penduduk musiman dengan jangka waktu tertentu.
Misalnya, bekerja ke kota sambil menunggu musim panen,
dan saat musim panen tiba penduduk kembali ke desa.
8. Penglaju/Commuter : mobilitas penduduk dalam waktu satu hari, seperti pagi hari
bekerja di kota namun sore hari kembali kerumah.
9. Evakuasi : perpindahan penduduk dari suatu negara ke negara lain
atau dari suatu wilayah ke wilayah lain, untuk menghindari
bahaya atau bencana.

Mobilitas horizontal terdiri dari 2 jenis yaitu


1. Mobilitas permanen/migrasi
· Migrasi Intern/nasional: transmigrasi, urbanisasi, ruralisasi.
· Migrasi ekstern/internasional: imigrasi, emiigrasi, dan remigrasi.
2. Mobilitas non permanen/sirkuler.
· Sirkulasi.
· Penglaju/Commuter.

c. Jenis-Jenis Migrasi
1. Transmigrasi
Perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah laindalam satu negara. Orang
yang melakukan transmigrasi disebut transmigran. Tansmigrasi memiliki bebrapa
macam yaitu:
· Transmigrasi umum: biaya dari pemerintah.
· Transmigrasi spontan/Swakarsa Mandiri: biaya sendiri (kesadaran penduduk),
pemerintah menyediakan lahan di tempat tujuan.
· Transmigrasi lokal: Transmigrasi dalam suatu wilayah (Provinsi)
· Transmigrasi khusus: Transmigrasi Khusus ABRI, khusus tenaga-tenaga ahli.
· Transmigrasi bedol desa: Transmigrasi yang memindahkan seluruh warga
dan aparat desa karena alasan tertentu seperti: bencana alam, terkena proyek
pembangunan pemerintah.

6
Tujuan Transmigrasi:
· Pemerataan penyebaran penduduk.
· Mengatasi pengangguran di Pulau Jawa.
· Meningkatkan produktivitas daerah.
· Meningkatkan Hankamnas.
Daerah Asal Transmigrasi:
· Tandus
· Padat penduduknya.
· Tertimpa bencana/rawan bencana.
· Terkena proyek pemerintah.
Kegagalan Transmigrasi:
· Penduduk sulit meninggalkan tempat kelahirannya.
· Tradisi “makan nggak makan asal kumpul”.
· Ingin mati di tanah kelahiran.
· Budaya melestarikam tanah leluhur.

2. Urbanisasi
Urbanisasi dapat didefinisikan sebagai berikut:
· Perpindahan penduduk dari desa ke kota.
· Perubahan suasana desa ke kota.
· Perubahan gaya hidup desa ke gaya hidup kota.
· Perkembangan/perluasan/pemekaran wilayah kota.

Penyebab Urbanisasi:
· Faktor Pendorong Urbanisasi.
‐ Di desa lapangan kerja sedikit.
‐ Di desa lahan semakin sempit.
‐ Di desa sulit memasarkan hasil produksi.
‐ Di desa kurang sarana pendidikan.
‐ Di desa upahnya rendah.
· Faktor Penarik Urbanisasi.
‐ Di kota banyak lapangan kerja.
‐ Di kota mudah memasarkan hasil produksi.
‐ Di kota banyak fasilitas pendidikan, kesehatan, hiburan, dll.
‐ Di kota banyak kesempatan mengembangkan karir.
‐ Di kota upahnya lebih tinggi.

7
· Dampak Urbanisasi Bagi Kota Yang Didatangi.
‐ Banyak pemukiman kumuh (slum area).
‐ Sulit menata ruang di wilayah kota.
‐ Pencemaran kota.
‐ Kebisingan kota.
‐ “Bahang” yang merupakan pencemaran yang diakibatkan oleh mesin-
mesin pabrik dan kendaraan serta CO2.

· Dampak Urbanisasi Bagi Desa Yang Ditinggalkan.


‐ Lahan pertanian tidak terurus.
‐ Berkurangnya tenaga kerja di desa.
‐ Perkembangan desa semakin tertinggal.

· Usaha Mencegah Urbanisasi.


‐ Desentralisasi industri.
‐ Meningkatkan industri rumah tangga.
‐ Mendirikan KUD.
‐ Memperlancar sarana transportasi dan informasi antara desa-kota.
‐ Pengarahan dan penyuluhan.

3. Mobilitas Non Permanen.


Merupakan gerak perpindahan tempat tanpa menetap di daerah tujuan.
terdiri dari sirkulasi dan penglajuan (commuter). Faktor-faktor penyebab mobilitas
non permanen ini adalah:
· Faktor Sentifugal.
Yaitu faktor yang mendorong penduduk untuk meninggalkan daerahnya.
· Faktor Sentripetal.
Yaitu faktor yang mengikat penduduk untuk tetap tinggal di daerahnya.
· Sarana transportasi yang memadai.
· Tingginya biaya hidup di kota.

N. PIRAMIDA PENDUDUK
Piramida penduduk adalah piramida yang menggambarkan komposisi penduduk
menurut umur dan jenis kelamin.

8
a. Piramida Kerucut/Muda/Expansive.

1. Kondisi penduduk berkembang/bertumbuh.


2. Pertumbuhan penduduk cepat.
3. Kelahiran > kematian.
4. Kelahiran tinggi, CBR > 30 per seribu jiwa.
Skema bentuk dasar piramida ekspansif Kematian tinggi, CDR > 20 per seribu jiwa.
5. Usia muda > usia tua.
6. Rasio ketergantungan besar.
7. Kelompok umur semakin tua semakin
berkurang jumlahnya.
8. Butuh lapangan kerja luas.

b. Piramida Nisan/Tua/Dewasa
1. Kondisi penduduk semakin berkurang.
2. Pertumbuhan penduduk lambat.
3. Kelahiran < kematian.
4. Usia muda < usia tua.
5. Rasio ketergantungan kecil.
Skema bentuk dasar piramida konstruktif 6. Kelompok umur semakin tua semakin
bertambah jumlahnya.
7. Butuh TKW dan TKI.

c. Piramida Stasioner/Tetap
1. Kondisi penduduk tetap/stabil.
2. Pertumbuhan penduduk tetap/stabil.
3. Kelahiran dan kematian seimbang.
4. Kelahiran rendah, CBR < 20 per seribu jiwa.
Kematian rendah, CDR < 10 per seribu jiwa.
Skema bentuk dasar piramida stasioner 5. Usia muda dan usia tua seimbang.
6. Rasio ketergantungan nol.

9
Keterangan:
1. Sumbu vertikal distribusi umur.
2. Sumbu horizontal untuk jumlah penduduk, dapat berupa jumlah absolut
maupun persentase.
3. Dasar piramida untuk umur tua sering disebut dengan sistem open end interval
yang artinya, misal untuk umur 75, 76, 77, 78, dan seterusnya, cukup dituliskan
75+.
4. Bagian sebelah kiri untuk penduduk laki-laki dan bagian sebelah kanan untuk
penduduk perempuan.
5. Besarnya balok diagram untuk masing-masing kelompok umur harus sama.

Kegunaan Piramida Penduduk.


1. Dapat mengetahui komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin.
2. Dapat mengetahui jumlah penduduk.
3. Dapat mengetahui rasio ketergantungan (dependency ratio).
4. Dapat mengetahui usia non produktif, usia produktif dan improduktif.
5. Dapat mengetahui sex ratio (rasio jenis kelamin).
6. Dapat mengetahui model pertumbuhan penduduk.
7. Dapat mengetahui struktur penduduk.
8. Dapat meramalkan jumlah penduduk di masa yang akan datang.
9. Dapat menganalisis program KB.
10. Dapat menganalisis program tenaga kerja.

10

Anda mungkin juga menyukai