Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH BOLA KASTI

Untuk memenuhi salah satu tugas Penjas Orkes

Guru Pembimbing: Qoni’atus Sholihah S.Pd

Disusun oleh:

RIFQI NURIANA FATHUNNADIROH

33/X–IPS 1

MADRASAH ALIYAH NEGERI (MAN) 2


KOTA KEDIRI
Jl. Letjend. Supraprto 58 Kediri Telp.0354–687876 Banjaran–Kota Kediri
NPSN : 20580045 NSM : 131135710002
E-mail :admin@man2kotakedirisch.id Website : www.man2kotakediri.sch.id

2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan nikmat sehat
serta kemampuan sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik.
Dengan materi-materi yang dibahas dalam penyusunan makalah ini mudah-mudahan
data bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya. Kami menyadari bahwa masih banyak
kekurangan atau kesalahan dalam penyusunannya. Oleh karena itu, kritikr dan saran yang
membangun sangat kami harapkan demi penyempurnaan makalah ini.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mata pelajaranpendidikan jasmani dan olahraga diarahkan untuk membekali siswa


tentang dasar-dasar pendidikan jasmani dan olahraga dalam rangka untuk menambah
keterampilan para siswa pada pendidikan jasmani dan olahraga.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana mengetahui pengertian permainan Kasti

2. Berapa ukuran lapangan,waktu,dan jumlah pemain

3. Teknik apa sajakah yang dipelajari dalam permainan kasti

4. Mengetahui Tujuan permainan bola kasti

C. Tujuan

Memberikan pemahaman terhadap setiap individu tentang pembelajaran jasmani dan


olahraga merupakan pembelajaran yang dapat membuat atau membentuk perilaku peserta didik
yang lebih baik, seperti bersikap sportif, tumbuhnya kerjasama antar teman baik dalam
mempraktekan atau mempelajari pembelajaran jasmani dan olahraga dan juga saat berada pada
lingkungan sekitar rumah.
BAB II

PEMBAHASAN

PERMAINAN KASTI, PERMAINAN KIPPERS, PERMAINAN ROUNDERS

1. Permainan Kasti

Permainan kasti merupakan salah satu cabang olahraga permainan yang sangat populer di
Indonesia jauh sebelum zaman penjajahan jepang. Bahkan pada zaman Belanda juga sudah
dikenal masyarakat. Pada waktu itu permainan kasti sering dipertandingkan dalam kejuaraan
antar sekolah, sehingga permainan ini sangat dikenal dan diajarkan di sekolah-sekolah menengah
dan bahkan di masyarakat. Pada acara nasional permainan ini pernah dipertandingkan, tetapi
belakangan ini mulai kurang dikenal dan terpingirkan.

Apabila kita perhatikan dari sifat permainan, dalam permainan kasti ini ada yang
berpendapat agak negatif, salah satunya yaitu akan menjadikan anak dendam terhadap temannya.
Ini mungkin saja terjadi bila disekolah itu guru hanya memberikan permainan kasti tanpa
mempertimbangkan aspek pendidikan jasmani, sehingga guru tidak melaksanakan pendidikan
jasmani melalui kasti.

A. Lapangan Kasti Dua Tiang Hinggap

Lapangan permainan kasti berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran luasnya
adalah lebih kurang panjang 60 meter dan lebar 30 meter(tidak mutlak). Lima meter dari panjang
lapangan dipergunakan untuk ruangan tempat penjaga belakang, tempat pemukul, tempat
pelambung, dan tempat pemain pemukul. Lapangan dilengkapi dengan tiang penyelamat yang
diletakkan dengan jarak 5 meter dari garis pemukul dan 5 meter dari garis samping. Sedangkan
tiang hinggap ada dua buah yang masing-masing diletakan berjarak 10 meter dari tiang lainnya,
10 meter dari garis belakang dan juga 5 meter dari garis samping.

B. Permainan Kasti Dengan Dua Tiang Hinggap

Permainan ini juga terdiri dari lapangan yang panjangnya hanya 40 meter kali 20 meter,
permainan terdiri dari dua regu pelempar dan penjaga. Pelempar pertama memulai permainan
dengan melemparkan bola dari dalam ruangan lempar dan berusaha melemparkan bola sejauh
mungkin dalam daerah lemparan dan tidak keluar dari lapangan, maka lemparan dianggap betul.
Setelah melemparkan bola ia dapat lari ke tiang 2 bila ia sanggup, tetapi dapat pada tiang 1
sebagai penyelamat. Bila ia lari ke tiang 2 sebelum sampai ke tiang tersebut ia dilempar oleh
regu penjaga dan tidak kena maka ia boleh kembali masuk ke ruang bebas dan ia memperoleh
nilai 2 kalau itu hasil lemparannya sendiri dan nilai 1 bila dengan lemparan temannya.
Tetapi bila ia kena maka terjadi penggantian permainan tidak bebas, penjaga lapangan
dapat nilai satu bila ia berhasil menangkap bola lemparan dari pelempar. Pemain akan diganti
dengan tidak bebas, kalu regu pelempar kena lemparan yang sah oleh salah seorang regu
lapangan. Permainan kasti yang juga dimainkan oleh dua regu yang terdiri dari 12 orang setiap
regu.

2. Perlengkapan

1. Lapangan

Ukuran lapangan adalah persegi panjang dan kalau memungkinkan adalah 30x60 meter.
Lapangan yang tidak cukup dapat juga dilaksanakan dengan bola kasti sederhana.

2. Kayu pemukul

Kayu pemukul adalah kayu,yang bentuknya bulat telur atau oval yang panjangnya sekitar
50–60 cm dengan garis menengah 3,5–5 cm. Sedangkan pemegangnya 15–20 cm dengan
tebalnya 3,5–4 cm.

3. Bola

Bola untuk permainan kasti sudah dibuatkan sedemikian rupa yang berisi ijuk atau sabut
yang kelilingnya 19–21 cm, dan beratnya 70–80 gram.

4. Pemain

Pemain terdiri dari dua regu yang dipimpin oleh seorang ketua dan masing-masing 12
orang dan 3 pemain cadangan, semuanya pemain mempunyai nomor dada yang jelas.

3. Tekhnik dan taktik permainan kasti

Adapun teknik perorangan dalam permainan kasti ini secara umum adalah sama halnya
seperti permainan bola bakar, teknik ketrampilan dasar yang perlu dipelajari di antaranya :

a. Teknik jalan dan lari.


b. Teknik melempar.
c. Teknik menangkap.
d. Teknik melambungkan.
e. Teknik memukul.
f. Teknik mengelak.
A. Penguasaan teknik individu

Dalam permainan kecil yang mengunakan bola kecil dapat dikatakan sama atau hampir
sama, hanya saja dalam permainan kasti dengan dua tiang hinggap adalah dasar permainan untuk
mempergunakan taktik bermain bagi individu dalam memulai permainan, tetapi taktik ini juga
sangat berhubungan dengan ketrampilan dasar yang betul-betul sudah dikuasainya, dan bila
teknik yang sudah dikuasai dengan baik maka akan menimbulkan kepercayaan pada dirinya
dalam melakukan suatu taktik, yaitu bagaimana ia akan menghindari lemparan dari regu
lapangan yaitu dengan gerakan membungkuk, melompat ataupun meliuk dan sebagainya
sehingga sulit untuk dilempar.

Teknik dan taktik dalam permainan kasti ini yang utama bagi regu pemukul diantaranya
adalah; regu pemukul dengan sendirinya sudah menguasai teknik memukul yang baik sehingga
ia dapat mengaarahkan bolanya kemanapun yang ia suka,yaitu dengan membentuk posisi
kakinya dan mengarahkan bahu ketempat sasaran yang akan dituju. Mungkin bola akan dipukul
kuat, pelan, dan mungkin hanya menyentuhkan pemukulnya sajapada bola dan kemudian ia akan
melanjutkan dengan teknik berlari yang baik, apakah ia akan berlari berbelok-belok atau
membungkuk atau juga melompat.

B. Taktik regu lapangan

Taktik bagi regu lapangan adalah menjaga bola yang datang padanya dapat ditangkap
dengan baik sehingga dapat menghasilkan satu nilai. Disamping teknik menangkap bola yang
datang padanya sebagai kiriman dari temannya untuk dilanjutkan melempar pelari yang sedang
berlari. Bagi mereka yang mempunyai keyakinan lemparannya tidak akan menghasilkan maka ia
akan mengirim bola pada temannya, dan mereka akan mengepung lawannya. Jadi usaha regu
penjaga adalah bagaimana agar regu pemukul dapat dilempar atau seluruh bola yang dipukulnya
dapat ditangkap, dan dapat melempar regu pemukul.

4. Peraturan Permainan Kasti

Peraturan permainan kasti di indonesia sebenarnya sudah disusun yang ada sekarang ini. Akan
tetapi karena tidak ada induk organisasinya, maka peraturan kasti ini banyak dimodifikasi oleh
daerah-daerah sehingga beberapa peraturan sedikit berbeda. Walaupun demikian peraturan
permainan ini dapat dikembangkan lagi sesuai dengan kebutuhan permainan. Secara umum
demikian:
1. Regu pemukul
Setelah menentukan dengan undian regu pemukul dan regu lapangan, maka regu pemukul
berada dalam ruangan bebas.
2. Regu lapangan
Regu lapangan berada bebas dalam lapangan, kecuali:
· Pelambung yang berada dalam tempat pelambung.
· Penjaga belakang berada pada petak atau ruangannya.
· Tidak berada pada jalan tiang pertolongan.
3. Melambungkan bola
Pelambung bertugas melambungkan bola pada pelambung sesuai dengan permintaan.
4. Lambungan betul
Lambungan betul bila: bola dekat pada pemukul dengan ketinggian antara lutut dan
kepala, disamping sesuai dengan permintaan pemukul.
5. Lambungan salah
Ini terjadi bila:
· Tidak sesuai yang disampaikan di atas
· Terlalu jauh dari badan.
· Pemberian bola terlalu keras.
· Bolanya diputar.
Pemukul dapat menolak atau tidak memukul lambungan salah.
6. Jumlah pukulan
Setiap regu pemukul hanya berhak atas satu pukulan saja. Kecuali pembebasan dapat
memukul 3 kali sebab semua temannya berada pada tiang hinggap. Disebut juga bembebas.
7. Giliran pemukul
Pemukul pertama adalah nomor terendah begitu juga mulai setelah istirahat. Sedangkan
untuk memulai pada giliran setelah regu lapangan menjadi regu pemukul yang berhak memulai
adlah lanjutan dari sebelum menjadi regu lapangan.
8. Pukulan betul atau salah
Pukulan dikatakan betul bola dipukul melewati garis pukul dan menyentuh tanah pada
lapangan. Atau tidak keluar dari garis salah atau lapangan. Kayu pemukul diletakan dalam
daerah petak pemukul dengan baik. Pelari boleh langsung lari pada tiang bebas dan kalau
mungkin kembali lagi dengan mendapat nilai dua. Yang tidak sesuai dengan yang dikatakan
sebelum ini adalah pemukul yang salah. Pelari tidak diperbolehkan lari ke iang bebas, tetapi ia
harus berhenti di tiang pertolongan sampai salah seorang temannya memukul bola.
9. Melanjutkan lari
Pelari yang dengan pukulan salah berada pada tiang pertolongan, ia dapat melanjutkan
larinya bila ada giliran pukulan dari temennya. Ia boleh terus lari pada tempat yang dituju.
10. Bola mati
Bola dikatakan mati apabila:
· Bola sudah pada tangan pelambung
· Pukulan salah
· Bola hilang
· Terjadi pertukaran bebas
11. Bola dalam permainan
Bola dalam permainan bila:
· Sehabis memukul
· Sesudah pukulan luncas atau salah lalu bola dimainkan oleh regu lapangan
· Ada tanda dari wasit
12. Bola hilang
Bola hilang kalau bola tidak dapat diambil regu lapangan, atau bola jauh ke daerah
penonton, dan peluit wasit menentukannya.
13. Melempar
Lemparan dianggap sah bila bola dilemparkan dari sembarang tempat dan bolanya lepas
dari tangan pelempar sehingga mengenai pelari.
14. Bertukar tempat bebas tidak bebas
Apabila regu pemukul kena lemparan maka saat itu regu pemukul langsung menjadi regu
lapangan, dengan segera ia dapat melempar lawannya yang berusaha untuk menyelamatkan
dirinya ke ruang atau tiang bebas serta tiang pertolongan. Pertukaran ini juga bisa terjadi bila
regu pemukulmemegang bola walaupun pada saat menerima bola yang akan dipukul. Begitu juga
halnya bila pemain lapangan sudah masuk lebih dulu ke dalam ruangan bebas sebelum temanya
melempar(lemparannya tidak sah), atau regu pemukul lebih dulu ke luar sebelum temannya akan
dilempar.
15. Pertukaran bebas
Pertukaran bebas terjadi bila:
· Regu lapangan memiliki 3 bola tangkap dalam satu babak,
· Pukulan pembebas tidak berhasil dan dibakar oleh regu lapangan,
· Pemukul keluar ruang bebas tidak untuk memukul,
· Kayu pemukul lepas,
· Pelari yang tidak menyentuh tiang bebas sudah masuk kembali ke ruang bebas.
16. Lama permainan
Permainan dilakukan 2x20 menit atau 2x30 menit (dapat disesuaikan).
5. Pelaksana Pertandingan
Untuk melaksanakan pertandingan, tidak bisa kita melaksanakan dengan begitu saja
tanpa adanya suatu perencanaan, dan perencanaan ini juga harus sesuai dengan siapa yang akan
melaksanakan dan merencanakan pertandingan tersebut, maka dari itu panitia mempunyai tugas
sebagaimana yang sudah disampaikan sebelumnya.
a. Menyusun petugas pertandingan
Petugas pertandingan terdiri dari:
a. Ketua
b. Sekretaris
c. Bendahara
d. Pembantu umum
e. Seksi-seksi, termasuk
1). Seksi perwasitan
2). Seksi alat dan lapangan
3). Seksi konsumsi
4). Dan lain-lain.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

teknik dasar pemainan ini adalah teknik melempar bola, teknikk menangkap bola, teknik
memukul bola. Permainan ini diharapkan dapat menumbuhkan rasa sportif, dan kerjasam antar
teman, untuk itu pembelajaran pendidikan jasamani dan olahraga sangat penting, dan sangat
dibutuhkan bagi peserta didik.

B. Kritik dan Saran

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan atau kesalahn dalam penyusunannya,
oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi penyempurnaan
makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Mardiana Ade, dkk. 2009. Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Jakarta. Universitas Terbuka.

Heryana Dadan, dkk. 2010. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Surakarta. CV. Putra
Nugraha.

Anda mungkin juga menyukai