Anda di halaman 1dari 3

TELAAH JURNAL KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA PENYAKIT INFEKSI

“Peningkatan Kemandirian Keluarga Dalam Pencegahan ISPA Pada Balita


Melalui Program Edukasi Berbasis Komunitas”

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK II
1. Fendirman Ndruru (1714201012)
2. Suci Helena (1714201032)

Dosen Pembimbing: Christina M.T. S.kep., Ns., M.kes

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

UNIVERSITAS IMELDA MEDAN

TAHUN 2019/2020
TELAAH JURNAL

 Issue yang dibahas

Untuk mengetahui efektifitas program edukasi berbasis komunitas terhadap kemandirian


keluarga dalam pencegahan ISPA pada balita dan pemberian edukasi kesehatan kepada keluarga
agar kemandirian keluarga dapat meningkat.

 Hasil penelitian dan penjelasan hasil penelitian

Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan salah satu masalah
kesehatan utama di dunia. Hal ini dibuktikan masih tingginya angka kesakitan dan kematian
karena ISPA, terutama pada bayi dan balita (Depkes RI, 2010). World Health Organization
(WHO) memperkirakan insidens ISPA di negara berkembang dengan angka kematian balita di
atas 40 per 1000 kelahiran hidup adalah 15%-20% pertahun pada golongan usia balita. (WHO,
2007).

Sesuai dengan hasil penelitian Yuliani (2010) diketahui adanya pengaruh pendidikan
kesehatan terhadap tingkat kemandirian penderita TB Paru dan keluarga peserta DOTS dengan
nilai p < 0,05. Sejalan dengan hasil penelitian Purwandari (2012) menunjukkan ada perbedaan
yang signifikan dalam pengetahuan ibu pada penanganan ISPA pada balita antara sebelum dan
sesudah penyuluhan (p < 0,05).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara
kelompok edukasi sebaya, ceramah dan kontrol dalam kemandirian keluarga dalam pencegahan
ISPA pada balita di sebelum intervensi (p >0,05). Namun, setelah intervensi ada perbedaan yang
signifikan antara kelompok edukasi sebaya dan ceramah dengan kelompok kontrol serta antara
kelompok edukasi sebaya dengan kelompok ceramah(p <0,05).

Adanya perbedaan yang signifikan terhadap kemandirian keluarga dalam pencegahan


ISPA pada kelompok dipengaruhi karena pemberian informasi kesehatan melalui metode edukasi
sebaya dan metode ceramah.

Hasil penelitian diatas telah menunjukkan bahwa metode edukasi sebaya lebih efektif
daripada metode ceramah dalam meningkatkan kemandirian keluarga dalam penceghan ISPA
pada balita.
 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain quasieksperimental dengan rancangan pretest and


Po sttest (Sugiyono, 2011). Dalam desain ini melibatkan tiga kelompok subjek, yaitu satu
kelompok diberikan perlakuan edukasi sebaya, satu kelompok diberikan perlakuan ceramah dan
satu kelompok tidak diberikan perlakuan (kelompok kontrol).

Instrumen penelitian ini berupa kuesioner yang terdiri dari dua bagian yaitu karakteristik
keluarga (bagian A) dan tingkat kemandirian keluarga dalam pencegahan ISPA (bagian B)
dengan 30 butir pertanyaan berdasarkan kriteria Indikator Dampak Keperawatan Kesehatan
Masyarakat menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2006) yang telah dimodifikasi
sesuai kebutuhan penelitian ini. Instrumen telah melewati uji validitas menggunakkan uji
Pearson Product Moment berkisar antara 0,514-0,644 dan reliabilitas dengan menggunakan
Cronbach‟s Alpha dengan nilai >0,94.

 Kesimpulan

Ada peningkatan kemandirian keluarga dalam pencegahan ISPA di wilayah kerja


Puskesmas simpang Tiga kabupaten Aceh Besar dengan metode edukasi sebaya dan ceramah.
Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelompok dalam
kemandirian keluarga pada pencegahan ISPA sebelum intervensi (p>0,05), ada perbedaan yang
signifikan antara kelompok dalam kemandirian keluarga pada pencegahan ISPA sesudah
intervensi (p<0,05). Berdasarkan hasil diatas dapat disimpulkan metode edukasi sebaya lebih
efektif dibandingkan metode ceramah. Oleh karena itu, diharapkan kepada pihak puskesmas
untuk mensosialisasikan metode edukasi sebaya untuk peningkatan kemandirian keluarga dalam
pencegahan ISPA pada balita.

Anda mungkin juga menyukai