Pertemuan 14 Kel 1 Tugas 1
Pertemuan 14 Kel 1 Tugas 1
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 1 :
1. AHMAD MUHTADUN
2. DINDA FADILLAH
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dari tingkat III Prodi S1 Keperawatan
Universitas Imelda Medan dapat menyelesaikan makalah ini.
( Penulis )
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................... 3
3.1. Kesimpulan......................................................................................... 8
3.2. Saran................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Penyakit gout (asam urat) adalah penyakit yang berhubungan dengan tingginya
kadar asam urat dalam darah. Seseorang akan di katakan menderita asam urat jika
kadar asam urat dalam darahnya di atas 7 mg/dl pada laki- laki dan di atas 6 mg/dl
pada wanita. Prevalensi penyakit gout pada populasi di USA diperkirakan
13,6/100.000 penduduk. Sedangkan, di Indonesia sendiri diperkirakan 1,6-
13,6/100.000 orang, prevalensi ini meningkat seiring dengan meningkatnya umur
(Tjokroprawiro, 2015). Perlu diketahui pula di Indonesia gout diderita pada usia lebih
awal dibandingkan dengan negara barat. 32% serangan gout terjadi pada usia
dibawah 34 tahun. Sementara diluar negeri rata-rata diderita oleh kaum pria diatas
usia tersebut. Di Indonesia, asam urat menduduki urutan kedua setelah osteoartritis.
Namun, di Indonesia prevalensi penyakit asam urat belum diketahui secara pasti dan
cukup bervariasi antara satu daerah (Dalimarta, 2016).
Penyakit gout terjadi jika timbunan kristal asam urat yang mengendap dalam
persendian, meningkat. Peningkatan tersebut, dapat di sebabkan ginjal yang
mengalami gangguan membuang asam urat dalam jumlah yang banyak
(Wijayakusuma, 2010).Umumnya, gout ini menyerang lutut, tumit dan jempol kaki.
Sendi yang terserang tampak bengkak, merah, panas, nyeri di kulit, sakit kepala, dan
tidak nafsu makan. Penyebabnya adalah naiknya kadar asam urat dalam darah.
Serangan asam urat timbul secara mendadak dan sering terjadi pada malam hari. Ini
di karenakan, asam urat cenderung akan mengkristal pada suhu dingin.
Penyebab tingginya asam urat dalam darah hingga terjadi hiperurisemia ada
beberapa yaitu: adanya gangguan metabolisme purin bawaan, kelainan pembawa sifat
atau gen, kebiasaan pola makan berkadar purin tinggi (seperti: daging, jeroan,
kepiting, kerang, keju, kacang tanah, bayam, buncis), penyakit seperti: leukemia
1
(kanker sel darah putih), kemoterapi, radioterapi. Peningkatan kadar asam urat dalam
darah (hiperurisemia) disebabkan oleh peningkatan produksi (overproduction),
penurunan pengeluaran (underexcretion) asam urat melalui ginjal, atau kombinasi
keduanya Bahaya dari penyakit gout ini adalah nyeri dan sakit parah di persendian,
asidosis metabolik, batu ginjal, gagal ginjal, pirai, dan penyakit jantung koroner. Dari
bahaya-bahaya tersebut, penderita akan mengalami hambatan mobilitas fisik,
sehingga perlu dilakukan intervensi keperawatan untuk mengurangi bahaya tersebut.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Terapi non-konvensional merupakan salah satu dari terapi medis alternatif atau
komplementer. Terapi komplementer (complementary therapies) adalah semua terapi
yang digunakan sebagai tambahan untuk terapi konvensional yang direkomendasikan
oleh penyelenggaraan pelayanan kesehatan individu (Perry, Potter, 2009). Definisi
CAM yang disepakati adalah suatu bentuk penyembuhan yang bersumber pada
berbagai sistim, modalitas dan praktek kesehatan, yang didukung oleh teori dan
kepercayaan. Termasuk didalamnya latihan atau usaha untuk menyembuhkan diri
sendiri. CAM digunakan untuk mencegah dan menyembuhkan penyakit atau juga
untuk meningkatkan taraf kesehatan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), terapi adalah usaha untuk
memulihkan kesehatan orang yang sedang sakit, pengobatan penyakit, perawatan
penyakit.
3
Indonesia. Standar praktek pengobatan komplementer telah diatur dalam Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
4
Kategori kedua, Alternatif sistem pelayanan yaitu sistem pelayanan kesehatan yang
mengembangkan pendekatan pelayanan biomedis berbeda dari Barat misalnya
pengobatan tradisional Cina, Ayurvedia, pengobatan asli Amerika, cundarismo,
homeopathy, naturopathy. Kategori ketiga dari klasifikasi NCCAM adalah terapi
biologis, yaitu natural dan praktik biologis dan hasil-hasilnya misalnya herbal,
makanan).
Kategori keempat adalah terapi manipulatif dan sistem tubuh. Terapi ini didasari
oleh manipulasi dan pergerakan tubuh misalnya pengobatan kiropraksi, macam-
macam pijat, rolfing, terapi cahaya dan warna, serta hidroterapi. Terakhir, terapi
energi yaitu terapi yang fokusnya berasal dari energi dalam tubuh (biofields) atau
mendatangkan energi dari luar tubuh misalnya terapetik sentuhan, pengobatan
sentuhan, reiki, external qi gong, magnet. Klasifikasi kategori kelima ini biasanya
dijadikan satu kategori berupa kombinasi antara biofield dan bioelektromagnetik. Ada
banyak jenis terapi komplementer yang bisa di terapkan salah satunya adalah terapi
relaksasi otot progresif yang memiliki manfaat begitu banyak bagi klien. ((Snyder &
Lindquis, 2002) dalam Widyatuti 2008)
5
4. Terapi manipulatif dan sistem tubuh (didasari oleh manupulasi dan
pergerakan tubuh misalnya kiropraksi, macam-macam pijat, rolfiing, terapi
cahaya dan warna, serta hidroterapi.
5. Terapi energi: terapi yang berfokus pada energi tubuh (biofields) atau
mendapatkan energi dari luat tubuh (terapetik sentuhan, pengobatan
sentuhan, reiki, external qi gong magnet) terapi ini kombinasi antar energi
dan bioelektromagnetik.
Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan ini dapat dilakukan perawat dengan
memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui
pemberian pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan
sehingga dapat ditentukan diagnosis keperawatan agar bisa direncakan dan
dilaksanakan tindakan yang tepat sesuai dengan tingkat kebutuhan dasar manusia,
kemudian dapat dievaluasi tingkat perkembangannya. Pemberian asuhan keperawatan
ini dilakukan dari yang sederhana sampai dengan kompleks.
Peran ini dilakukan perawat dalam membantu klien dan keluarga dalam
menginterpretasikan berbagia informasi dari pemberi pelayanan atau informasi lain
6
khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan berkaitan
dengan terapi komplementer yang diberikan kepada pasiennya, juga dapat berperan
mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien yang meliputi hak atas pelayanan
sebaik-baiknya, hak atas informasi tentang penyakitnya, hak atas privasi, hak untuk
menentukan nasibnya sendiri dan hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian.
3. Peran Edukator
4. Peran Researcher
7
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Peran perawat dalam terapi komplementer, yaitu : peran sebagai pemberi asuhan
keperawatan, peran sebagai advokat (pembela) klien, peran edukator, peran
researcher.
3.2. Saran
1. Manfaat bagi mahasiswa untuk menambah pengetahuan di bidang terapi
komplementer.
2. Manfaat bagi masyarakat luas untuk lebih mengenal terapi komplementer.
8
DAFTAR PUSTAKA
Rahma, A. 2017. Terapi Komplementer Ceragem Batu Giok Untuk Penyakit Asam
Urat. Diakses dari :
https://www.academia.edu/31990468/TUGAS_TERAPI_KOMPLEMENTER_
MAKALAH_CERAGEM_BATU_GIOK_UNTUK_PENYAKIT_ASAM_UR
AT_Disusun_Oleh
Dalimartha, S. 2008. Resep Tumbuhan Obat Untuk Asam Urat. Depok: Penebar
Swadaya.
http://web.unair.ac.id/admin/file/f_34924_Ceragem.pdf