Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH RETURN ON ASSET, ECONOMIC VALUE ADDED,

DAN RESIKO INVESTASI TERHADAP RETURN SAHAM PADA


PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2014-2018

Skripsi

Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai

Gelar Sarjana Ekonomi

OLEH :

POPPY FAJAR RIMA

16101155110353

PROGRAM STUDI : AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA “YPTK” PADANG

TAHUN 2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Banyaknya tingkat pengembalian yang diterima tidak sesuai harapan oleh para

investor, diperlukan pemahaman secara seksama dalam melihat perkembangan

pasar, dan tidak hanya terpaku pada perubahan angka - angka dari indikator itu

sendiri serta analisa fundamental terhadap kejadian yang di akibatkan oleh rumor

dan rilis berita yang diterbitkan oleh pihak terkait, tetapi juga mengerti bahwa

pasar modal memiliki kejadian dan fenomena yang akan terus berputar.

Naik turunnya harga saham di pasar modal menjadi sebuah kasus yang

menarik untuk diperbincangkan, adapun kasus penurunan harga saham di

perusahaan manufaktur terjadi di PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA).

Pergerakan saham PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) yang dua hari

berturut-turu turun lebih dari 9% pada tanggal 19-20 Januari. Sejak pertengahan

tahun sebelumnya, secara perlahan harga saham AISA secara perlahan sudah dari

harga tertingginya 1.210 yang berlanjut hingga penutupan akhir 2016 1.945

Kasus lain terjadi pada perusahaan manufaktur PT. Multi Bintang Indonesia

Tbk (MLBI) dan PT. Delta Djakarta Tbk (DELTA). Dalam penutupan

perdagangan saham , harga saham Multi Bintang Indonesia Tbk tercatat naik

1,04% menjadi Rp 9.500, dari Rp 9.600 per saham. Sementara itu harga Delta

Djakarta terpantau melemah sebesar 0,12% menjadi Rp 279.500 per saham, dari

Rp 280.000 per saham. Berbeda hal nya dengan PT Fajar Surya Wisesa (FASW)
yang mengalami kenaikan harga saham yang mana pada tahun 2016 dibuka Rp

4.100 per saham menjadi Rp 5.400 pada tahun 2017.

Jika melihat kasus diatas terkait naik turunnya harga saham, akan berpengaruh

terhadap tingkat pengembalian yang diharapkan para investor. Harga saham

adalah faktor penentu dalam pembentukan return saham. Semakin tinggi harga

saham sekarang dari harga saham periode sebelumya maka perusahaan tersebut

mengalami capital gain, begitu juga sebaliknya jika harga saham pada periode

sekarang lebih rendah dari harga sebelumyamaka perusahaan mengalami capital

loss. Apabila suatu perusahaan mengalami penurunan harga saham secara terus

menerus akan menghilangkan kepercayaan publik dan investor untuk

menanamkan sahamnya pada perusahaan tersebut.

Fenomena lain yang dikutip dari www.eksplorasidatasaham.wordpress.com

menunjukkana kenaikan harga saham per sector sepanjang 2017 sangat bervariasi.

Dari 10 sektor terdapat tigak sector yang mencatat kenaikan diatas IHSG (diatas

20%), dan dua sector yang menvatat return negatif. Kenaikan tertinggi dicatat oleh

sektor finance sebesar 40,6% diikuti basic industri 28,1% dan consumer sebesar

23,1%. Sementara sektor yang negatif dicatat oleh property dengan nilai -4,3%

dan agri sebesar -13,3%. Melihat kondisi ini berarti secara umum sektor properti

masih belum menunjukkan perbaikan dan kinerjanya yang menurun dan masih

bias berlanjut disepanjang tahun. Sementara itu, kondisi ini semakin diperburu

dengan harga properti yang mahal. Sehingga masyrakat sulit mengejar harga

properti yang menjulang tiap tahun. Lemahnya kemampuan beli masyarakat ini

membuat investasi properti tidak bergerak. Dengan kata lain, banyak investor
yang tidak dapat menjual asset propertinya dengan harga yang lebih tinggi dari

posisi beli.

Fenomena diatas menunjukkan Investor dalam mengambil setiap keputusan

investasi berusaha untuk memperkecil berbagai risiko yang timbul. Investor harus

memutuskan tindakan yang akan dilakukan dan strategi apa yang akan diterapkan

dari perubahan kondisi internal maupun eksternal agar tetap memperoleh return

yang diinginakan. Hampir setiap investasi mengandung unsur ketidakpastian atau

risiko dan investor tidak tahu dengan pasti hasil yang akan diperolehnya dari investasi

yang telah dilakukannya.

Menurut Gusti Ayu (2018:11) setiap investor dalam berinvestasi yang pertama

kali dilakukan adalah menetapkan sasaran investasi, kemudian membuat

kebijakan investasi, dan mengukur dan mengevauasi kinerja. Hal tersebut

tentunya bertujuan agar investor mendapatkan keuntungan yang maksimal dengan

menguji risiko yang ada.

Membuat perusahaan memiliki daya tarik yang kuat bagi calon investor dalam

penanaman modalnya dengan hasil perusahaan tersebut memiliki prospek yang

cukup baik dalam memperoleh keuntungan yang diharapkan. Menurut Kasmir

(2015:68), laporan keuangan juga diperlukan oleh perusahaan untuk mengetahui

posisi keuangan dalam suatu periode tertentu maupun hasil usaha yang telah

dicapai serta digunakan untuk membandingkan dengan perusahaan yang sejenis

tentang hasil yang mereka capai sehingga perusahaan dapat mengetahui

kelemahan-kelemhan apa saja yang menjadi kekurangan dari perusahaan tersebut.


Sedangkan menurut Sukmawati Sukamulja (2017:75) dalam pengambilan

keputusan investasi, perlu dipertimbangkan antara risko dan tingkat

pengembalian, sehingga pertimbanganga resiko harus menjadi faktor utama dalam

pengambilan keputusan investasi. Investor harus memastikan bahwa keputusan

investasi yang diambilnya memberikan return yang sepadan dengan resiko yang

ditanggungnya.

Menurut Gusti Ayu (2018:15) modal yang diperdagangkan dalam pasar modal

merupakan modal yang bila diukur dari waktunya merupakan modal jangka panjang.

Oleh karena itu bagi emiten sangat menguntungkan mengingat masa

pengembaliannya relatif panjang, baik yang bersifat kepeilikan maupun bersifat utang

Jogiyanto berpendapat (2010:205) return merupakan hasil yang diperoleh

dari investasi. Return dapat berupa return realisasi yang sudah terjadi atau return

ekspektasi yang belum terjadi tetapi yang diharapakan akan terjadi dimasa

mendatang. Return realisasi (realizad return) dihitung menggunakan data historis.

Return realisasi sangat penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur

kinerja dari perusahaan dan dasar penentuan return ekpektasi. Return ekspetasi

(expected return) adalah return yang diharapkan akan diperoleh investor dimasa

mendatang.

Kasmir (2012:201) menjelaskan bahwa Return On Asset adalah rasio yang

menunjukan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan.

Dengan kata lain Return On Asset (ROA) dapat didefinisikan sebagai rasio yang

menunjukkan seberapa banyak laba bersih yang bisa diperoleh dari seluruh

kekayaan yang dimiliki perusahaan.


Menurut Rudianto (2013:217) Economic Value Added (EVA) adalah suatu

sistem manajemen keuangan untuk mengukur laba ekonomi dalam suatu perusahaan,

yang menyatakan bahwa kesejahteraan hanya dapat tercipta jika perusahaan mampu

memenuhi biaya operasi (operating cost) dan biaya modal (cost of capital). EVA

menunjukkan sisa laba setelah dikurangi biaya modal.

Nilai EVA yang positif menunjukkan bahwa perusahaan memperoleh laba

karena tingkat pengembalian melebihi biaya modalnya. Apabila perusahaan

memutuskan untuk tidak menahan labanya dalam bentuk laba ditahan, perusahaan

akan membagikan labanya sebagai dividen kepada para pemegang saham

Economic Value Added (EVA) dapat mengukur kinerja secara tepat dengan

memperhatikan sepenuhnya kepentingan dan harapan penyedia dana (kreditur dan

pemegang saham). Dengan konsep ini dapat diketahui berapa sebenarnya biaya

yang harus dikeluarkan sehubungan dengan penggunaan modal usaha perusahaan.

Investasi tidak lepas dari dua kemungkinan, yakni mengalami keuntungan dan

kerugian atau yang disebut risiko. Risiko investasi adalah kemungkinan hasil yang

didapatkan tidak sesuai dengan apa yang diharapakan. Dalam konteks manajemen

investasi, risiko merupakan besarnya penyimpangan antara tingkat pengembalian

yang diharapakan (expected return) dengan tingkat pengembalian yang dicapai.

Ada dua unsur yang selalu melekat pada setiap investasi, yaitu hasil (return)

dan resiko (risk). Dua unsur ini selalu mempunyai hubungan yang searah.

Semakin tinggi resiko investasi semakin besar peluang hasil yang diperoleh.

Sebaliknya semakin kecil resiko, semakin kecil pula peluang hasil yang akan
diperolehnya. Pada umumnya tidak ada satupun instrumen yang sepenuhnya

bebas dari risiko.

Penelitian yang melibatkan faktor-faktor yang mempengaruhi Return saham

telah dilakukan oleh beberapa peneliti. Masing-masing peneliti menggunakan

variabel dan karakteristik perusahaan yang berbeda, hasil penelitiannya pun

berbeda.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ferdinan dan Paulus (2016)

menemukan bahwa Return On Asset bepengaruh terhadapa Return Saham. Dari

hasil penelitian Vito dan Wijaya (2015) menemukan bahwa Economic Value

Added tidak berpengaruh terhadap Return saham. Berdasarkan penelitian yang

dilakukan oleh Artaya dkk (2016) menemukan bahwa Risiko Investasi memiliki

pengaruh negatif dan signifikan terhadap Return Saham.

Perusahaan manufaktur dipilih karena memiliki potensi dalam

mengembangkan produknya lebih cepat dengan melakukan inovasi-inovasi yang

cenderung mempunyai pangsa pasar yang lebih luas dibandingkan perusahaan

lainnya. Perusahaan manufaktur juga merupakan jenis usaha yang berkembang

pesat dan memiliki ruang lingkup yang sangat besar dalam melakukan proses

produksi tidak terputus yang dimulai dari pembelian bahan baku, proses

pengolahan bahan hingga menjadi produk jadi yang siap dijual di pasaran. Selain

itu saham dalam perusahaan manufaktur lebih banyak menarik minat para investor

dari pada perusahaan lainnya.


Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut

dengan judul Pengaruh Return On Asset, Economic Value Added dan Resiko

Investasi terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2018.

1.2 Identifikasi Masalah

Dari identifikasi penelitian yang diuraikan diatas dapat diidentifikasi masalah

sebagai berikut:

1. Tingginya tingkat suku bunga yang dapat mempengaruhi kecilnya return

saham

2. Tingginya faktor persaingan perdagangan global yang dapat melemahkan

rupiah berdampak pada aktivitas investasi

3. Kecilnya tingkat pengembalian aset yang perlu diperhatikan perusahaan

4. Kecilnya tingkat pengembalian yang diharapkan dalam berinvestasi

5. Kurangnya kesiapan para investor untuk menghadapi resiko investasi

6. Kurangnya kepercayaan publik untuk berinvestasi pada suatu perusahaan

7. Kecilnya penjualan dari pada biaya variabel dan biaya tetap sehingga

mempengaruhi ukuran perusahaan

8. Kurangnya pertimbangan investor tentang faktor yang dapat meningkatkan

return saham dalam melakukan keputusan investasi

1.3 Batasan Masalah

Agar penelitian ini dapat dilakukan dengan lebih fokus, sempurna dan mendalam

maka penulis memandang permasalahan penelitian yang diangkat perlu dibatasi


variabelnya. Oleh sebab itu, penulis membatasi diri hanya berkaitan dengan Return

On Asset, Economic Value Added, dan Resiko Investasi terhadap Return Saham

pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2018.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan batasan masalah

diatas maka rumusan masalah penelitian ini sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaruh return on asset terhadap return saham pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2018.

2. Bagaimana pengaruh economic value added terhadap return saham pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2018.

3. Bagaimana pengaruh resiko investasi terhadap return saham pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2018.

4. Bagaimana pengaruh return on asset, ecconomic value added, resiko investasi

terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI

tahun 2014-2018.

5. Bagaimana pengaruh return on asset terhadap return saham dengan ukuran

perusahaan sebagai variabel kontrol pada perusahaan manufaktur yang

terdaftar di BEI tahun 2014-2018.

6. Bagaimana pengaruh economic value added terhadap return saham dengan

ukuran perusahaan sebagai variabel kontrol pada perusahaan manufaktur

yang terdaftar di BEI tahun 2014-2018.


7. Bagaimana pengaruh resiko investasi terhadap return saham dengan ukuran

perusahaan sebagai variabel kontrol pada perusahaan manufaktur yang

terdaftar di BEI tahun 2014-2018.

8. Bagaimana pengaruh return on asset, economic value added, dan resiko

investasi terhadap return saham dengan ukuran perusahaan sebagai variabel

kontrol perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2018.

9. Bagaimana pengaruh ukuran perusahaan sebagai variabel kontrtol terhadap

return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-

2018.

1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.5.1 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian dari permasalahan diatas adalah:

1. Untuk mendeskripsikan dan mengistimasi pengaruh return on asset

terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI

tahun 2014-2018

2. Untuk mendeskripsikan dan mengistimasi pengaruh economic value added

terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI

tahun 2014-2018

3. Untuk mendeskripsikan dan mengistimasi pengaruh resiko investasi

terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI

tahun 2014-2018
4. Untuk mendeskripsikan dan mengistimasi pengaruh return on asset,

economic value added, dan resiko investasi terhadap return saham pada

Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2018.

5. Untuk mendeskripsikan dan mengistimasi pengaruh return on asset

terhadap return saham dengan ukuran perusahaan sebagai variabel kontrol

pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2018

6. Untuk mendeskripsikan dan mengistimasi pengaruh economic value

added, terhadap return saham dengan ukuran perusahaan sebagai variabel

kontrol pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-

2018

7. Untuk mendeskripsikan dan mengistimasi pengaruh resiko investasi

terhadap return saham dengan ukuran perusahaan sebagai variabel kontrol

pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2018

8. Untuk mendeskripsikan dan mengistimasi pengaruh return on asset,

economic value added, dan resiko investasi terhadap return saham Saham

dengan ukuran perusahaan sebagai variabel kontrol pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2018

9. Untuk mendeskripsikan dan mengistimasi pengaruh ukuran perusahaan

sebagai variabel kontrol terhadap return saham pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2018

1.5.2 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai bertikut :

1. Bagi Penulis
Sebagai sarana dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan menambah

wawasan yang telah penulis peroleh selama kuliah diperkuliahan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis jurusan Akuntansi di UPI “YPTK” Padang.

2. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat mengetahui faktor-faktor perubahan rasio

keuangan untuk memprediksi Return Saham.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan menjadi bahan

referensi dalam melakukan penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan

Return Saham.

Anda mungkin juga menyukai