Skripsi
OLEH :
16101155110353
TAHUN 2019
BAB I
PENDAHULUAN
Banyaknya tingkat pengembalian yang diterima tidak sesuai harapan oleh para
pasar, dan tidak hanya terpaku pada perubahan angka - angka dari indikator itu
sendiri serta analisa fundamental terhadap kejadian yang di akibatkan oleh rumor
dan rilis berita yang diterbitkan oleh pihak terkait, tetapi juga mengerti bahwa
pasar modal memiliki kejadian dan fenomena yang akan terus berputar.
Naik turunnya harga saham di pasar modal menjadi sebuah kasus yang
perusahaan manufaktur terjadi di PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA).
Pergerakan saham PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) yang dua hari
berturut-turu turun lebih dari 9% pada tanggal 19-20 Januari. Sejak pertengahan
tahun sebelumnya, secara perlahan harga saham AISA secara perlahan sudah dari
harga tertingginya 1.210 yang berlanjut hingga penutupan akhir 2016 1.945
Kasus lain terjadi pada perusahaan manufaktur PT. Multi Bintang Indonesia
Tbk (MLBI) dan PT. Delta Djakarta Tbk (DELTA). Dalam penutupan
perdagangan saham , harga saham Multi Bintang Indonesia Tbk tercatat naik
1,04% menjadi Rp 9.500, dari Rp 9.600 per saham. Sementara itu harga Delta
Djakarta terpantau melemah sebesar 0,12% menjadi Rp 279.500 per saham, dari
Rp 280.000 per saham. Berbeda hal nya dengan PT Fajar Surya Wisesa (FASW)
yang mengalami kenaikan harga saham yang mana pada tahun 2016 dibuka Rp
Jika melihat kasus diatas terkait naik turunnya harga saham, akan berpengaruh
adalah faktor penentu dalam pembentukan return saham. Semakin tinggi harga
saham sekarang dari harga saham periode sebelumya maka perusahaan tersebut
mengalami capital gain, begitu juga sebaliknya jika harga saham pada periode
loss. Apabila suatu perusahaan mengalami penurunan harga saham secara terus
menunjukkana kenaikan harga saham per sector sepanjang 2017 sangat bervariasi.
Dari 10 sektor terdapat tigak sector yang mencatat kenaikan diatas IHSG (diatas
20%), dan dua sector yang menvatat return negatif. Kenaikan tertinggi dicatat oleh
sektor finance sebesar 40,6% diikuti basic industri 28,1% dan consumer sebesar
23,1%. Sementara sektor yang negatif dicatat oleh property dengan nilai -4,3%
dan agri sebesar -13,3%. Melihat kondisi ini berarti secara umum sektor properti
masih belum menunjukkan perbaikan dan kinerjanya yang menurun dan masih
bias berlanjut disepanjang tahun. Sementara itu, kondisi ini semakin diperburu
dengan harga properti yang mahal. Sehingga masyrakat sulit mengejar harga
properti yang menjulang tiap tahun. Lemahnya kemampuan beli masyarakat ini
membuat investasi properti tidak bergerak. Dengan kata lain, banyak investor
yang tidak dapat menjual asset propertinya dengan harga yang lebih tinggi dari
posisi beli.
investasi berusaha untuk memperkecil berbagai risiko yang timbul. Investor harus
memutuskan tindakan yang akan dilakukan dan strategi apa yang akan diterapkan
dari perubahan kondisi internal maupun eksternal agar tetap memperoleh return
risiko dan investor tidak tahu dengan pasti hasil yang akan diperolehnya dari investasi
Menurut Gusti Ayu (2018:11) setiap investor dalam berinvestasi yang pertama
Membuat perusahaan memiliki daya tarik yang kuat bagi calon investor dalam
posisi keuangan dalam suatu periode tertentu maupun hasil usaha yang telah
investasi yang diambilnya memberikan return yang sepadan dengan resiko yang
ditanggungnya.
Menurut Gusti Ayu (2018:15) modal yang diperdagangkan dalam pasar modal
merupakan modal yang bila diukur dari waktunya merupakan modal jangka panjang.
pengembaliannya relatif panjang, baik yang bersifat kepeilikan maupun bersifat utang
dari investasi. Return dapat berupa return realisasi yang sudah terjadi atau return
ekspektasi yang belum terjadi tetapi yang diharapakan akan terjadi dimasa
Return realisasi sangat penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur
kinerja dari perusahaan dan dasar penentuan return ekpektasi. Return ekspetasi
(expected return) adalah return yang diharapkan akan diperoleh investor dimasa
mendatang.
menunjukan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan.
Dengan kata lain Return On Asset (ROA) dapat didefinisikan sebagai rasio yang
menunjukkan seberapa banyak laba bersih yang bisa diperoleh dari seluruh
sistem manajemen keuangan untuk mengukur laba ekonomi dalam suatu perusahaan,
yang menyatakan bahwa kesejahteraan hanya dapat tercipta jika perusahaan mampu
memenuhi biaya operasi (operating cost) dan biaya modal (cost of capital). EVA
memutuskan untuk tidak menahan labanya dalam bentuk laba ditahan, perusahaan
Economic Value Added (EVA) dapat mengukur kinerja secara tepat dengan
pemegang saham). Dengan konsep ini dapat diketahui berapa sebenarnya biaya
Investasi tidak lepas dari dua kemungkinan, yakni mengalami keuntungan dan
kerugian atau yang disebut risiko. Risiko investasi adalah kemungkinan hasil yang
didapatkan tidak sesuai dengan apa yang diharapakan. Dalam konteks manajemen
Ada dua unsur yang selalu melekat pada setiap investasi, yaitu hasil (return)
dan resiko (risk). Dua unsur ini selalu mempunyai hubungan yang searah.
Semakin tinggi resiko investasi semakin besar peluang hasil yang diperoleh.
Sebaliknya semakin kecil resiko, semakin kecil pula peluang hasil yang akan
diperolehnya. Pada umumnya tidak ada satupun instrumen yang sepenuhnya
berbeda.
hasil penelitian Vito dan Wijaya (2015) menemukan bahwa Economic Value
dilakukan oleh Artaya dkk (2016) menemukan bahwa Risiko Investasi memiliki
pesat dan memiliki ruang lingkup yang sangat besar dalam melakukan proses
produksi tidak terputus yang dimulai dari pembelian bahan baku, proses
pengolahan bahan hingga menjadi produk jadi yang siap dijual di pasaran. Selain
itu saham dalam perusahaan manufaktur lebih banyak menarik minat para investor
dengan judul Pengaruh Return On Asset, Economic Value Added dan Resiko
sebagai berikut:
saham
7. Kecilnya penjualan dari pada biaya variabel dan biaya tetap sehingga
Agar penelitian ini dapat dilakukan dengan lebih fokus, sempurna dan mendalam
On Asset, Economic Value Added, dan Resiko Investasi terhadap Return Saham
tahun 2014-2018.
return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-
2018.
tahun 2014-2018
tahun 2014-2018
tahun 2014-2018
4. Untuk mendeskripsikan dan mengistimasi pengaruh return on asset,
economic value added, dan resiko investasi terhadap return saham pada
2018
economic value added, dan resiko investasi terhadap return saham Saham
1. Bagi Penulis
Sebagai sarana dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan menambah
2. Bagi Perusahaan
Return Saham.