Anda di halaman 1dari 2

1.

Setidaknya terdapat delapan langkah yang harus dilakukan untuk mendapatkan


perhitungan pajak penghasilan ini untuk TKA.

– Dalam statusnya sebagai pegawai tetap, pajak penghasilan TKA harus dihitung dengan
dasar seluruh penghasilan bruto yang diterima selama sebulan.

– Jika perusahaan memasukkan TKA tersebut dalam program BPJS, maka setiap premi
atau iuran yang dibayarkan oleh perusahaan untuk TKA tersebut akan masuk ke variabel
pendapatan bruto.

– Dalam hal pegawai tetap dibayar secara mingguan, maka untuk mengetahui gaji
sebulan adalah dikalikan 4. jika dibayar harian, gaji sebulan adalah dikalikan 26.

– Setelah didapat penghasilan bruto, kemudian dicari penghasilan neto per bulan
(penghasilan bruto dikurangi biaya jabatan, iuran negara, iuran lain yang dibayar sendiri
oleh TKA).

– Kemudian setelah didapatkan nilainya, dikalikan 12, untuk mengetahui penghasilan


neto dalam satu tahun. Hal ini berlaku untuk TKA yang masuk kerja mulai dari
pertengahan tahun, sehingga belum memiliki besaran penghasilan neto setahun.

– Selanjutnya dihitung PKP-nya, dengan mengurangi penghasilan neto yang


disetahunkan dengan PTKP (sesuai status dan tanggungan).

– Tarif yang dikenakan untuk PPN terutang kemudian diterapkan berdasarkan tarif Pasal
17 Ayat 1 Huruf a UU PPh terhadap PKP.

– Terakhir, hasil dari nilai PPh 21 yang disetahunkan dibagi 12, sehingga didapatkan nilai
PPh 21 terutang yang harus dibayarkan TKA.

2. Ilustrasi Sederhana

John Axel merupakan warga negara Australia yang bekerja di Indonesia sejak bulan
Oktober 2016. dalam masa kerjanya hingga akhir tahun 2016, ia menerima gaji perbulan
sebesar Rp25.000.000. Status perkawinannya adalah tidak kawin, tanpa tanggungan.
Berikut perhitungan PPh 21 untuk Oktober 2016.

Gaji sebulan = Rp25.000.000

Pengurangan

Biaya Jabatan (5%) = Rp25.000.000 x 5% = Rp1.250.000

Penghasilan Neto sebulan

Gaji sebulan – Pengurangan = Rp25.000.000 – Rp1.250.000 = Rp23.750.000


Penghasilan Neto 3 bulan = Rp23.750.000 x 3 = Rp71.250.000

Penghasilan neto 12 bulan = Rp71.250.000 x 4 = Rp285.000.000

PTKP yang diterapkan

Status Tidak Kawin dan Tanpa Tanggungan = Rp54.000.000

Penghasilan Kena Pajak (disetahunkan) = Rp285.000.000 – Rp54.000.000 =


Rp231.000.000

PPh 21 (disetahunkan)

(5% x Rp50.000.000) + (15% x Rp181.000.000) = Rp2.500.000 + Rp27.150.000 =


Rp29.650.000

PPh 21 terutang tahun 2016 = 3/12 x Rp29.650.000 = Rp7.412..500

PPh 21 terutang bulan Oktober 2016 = 1/3 x Rp7.412.500 = Rp2.470.833

Demikian tadi secara sederhana telah diilustrasikan perhitungan PPh 21 untuk TKA yang
statusnya belum kawin dan tanpa tanggungan, serta bekerja mulai pertengahan tahun.
Perhitungan sebenarnya tentu lebih rumit, namun logika yang digunakan dalam perhitungan akan
mirip atau menyerupai.

Sebenarnya untuk memudahkan perhitungan PPh 21 untuk TKA, perusahaan bisa menggunakan
software HR terpadu yang berkualitas. Sleekr misalnya, dengan fitur data terintegrasi serta
proses perhitungan otomatis, perusahaan bisa menghitung gaji TKA secara cepat. Juga yang
perlu diingat, perhitungan ini telah mempertimbangkan biaya iuran dan pajak, perhitungan
insentif, serta variabel lain yang kemudian dicetak pada slip gaji yang dikirimkan pada
karyawan. Ringkas dan sederhana bukan? Segera gunakan Sleekr sebagai partner perusahaan
Anda dan rasakan manfaatnya!

Anda mungkin juga menyukai