“Muhammadiyah senantiasa memainkan peranan politiknya sebagai wujud dari dakwah amar
ma;ruf nahi munkar dengan jalan mempengaruhi proses dan kebiajakan negara agar tetap
berjalan sesuai konstitusi dan cita-cita luhur bangsa.Muahammadiyah secara aktif menjadi
perekat bangsa dan berfungsi sebagai wahana pendidikan politik yang sehat menuju kehidupan
nasional yang damai dan berkeadilan.”
Berdirinya Muhammadiyah juga didasari oleh faktor pendidikan. Sutarmo, Mag dalam bukunya
Muhammadiyah, Gerakan Sosial, Keagamaan Modernis mengatakan bahwa Muhammadiyah
didirikan oleh KHA. Dahlan didasari oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal yaitu faktor yang berkaitan dengan ajaran Islam itu sendiri secara menyeluruh
dan faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berada diluar Islam. Maka pendidikan
Muhammadiyah adalah salah satu faktor internal yang mendasari Muhammadiyah didirikan. Kita
ketahui bahwa pada masa awal berdirinya Muhammadiyah, lembaga-lembaga pendidikan yang
ada dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok besar sistem pendidikan.
a) Tajdid, ialah kesediaan jiwa berdasrkan pemikiran baru untuk mengubah cara berpikir dan
cara berbuat yang sudah terbiasa demi mencapai tujuan pendidikan.
b) Kemasyarakatan, antara individu dan masyarakat supaya diciptakan suasana saling
membutuhkan. Yang dituju ialah keselamatan masyarakat sebagai suatu keseluruhan.
c) Aktivitas, anak didik harus mengamalkan semua yang diketahuinya dan menjadikan pula
aktivitas sendiri sebagai suatu keseluruhan.
d) Kreativitas, yaitu sianak didik harus mempunyai kecakapan atau keterampilan dalam
menentukan sikap yang sesuai dan menetapkan alat-alat yang tepat dalam menghadapi situasi-
situasi baru.
e) Optimisme, anak didik harus yakin bahwa dengan keridhaan Tuhan, pendidikan akan dapat
membawanya kepada hasil yang dicita-citakan, asal dilaksanakan dengan penuh dedikasi dan
tanggung jawab, serta menjauhkan diri dari segala sesuatu yang menyimpang dari segala sesuatu
yang digariskan oleh agama islam
a) Alat dakwah ke dalam dan luar anggota-anggota Muhammadiyah. Dengan kata lain,
untuk seluruh anggota masyarakat.
b) Tempat pembibitan kader, yang dilaksanakan secara sistematis dan selektif, sesuai
dengan kebutuhan Muhammadiyah khususnya dan masyarakat islam pada umumnya.
c) Gerak amal anggota, penyelnggaraan diatur secara berkewajiban terhadap
penyelenggaraan dan peningkatan pendidikan itu, dan akan menyekolahkan anak-anak
mereka disekolah.
Dari segi pertama KH. Ahmad Dahlan mengingatkan bahwa cita-cita pendidikan
islam adalah untuk membentuk manusia muslim yang baik budi, alim dalam agama,
luas dalam pandangan dan paham masalah ilmu keduniaan serta bersedia berjuang
untuk kemajuan masyarakat. Sedangkan pembaruuan segi yang kedua berkaitan
dengan cara-cara penyelenggaraan pengajaran. Dengan mengambil unsur-unsur
yang baik dari sistem barat dan sistem pendidikan tradisional, Muhammadiyah
berhasil membangun sistem pendidikan sendiri seperti sekolah model baru, tetapi
dimasukan materi pelajaran agama didalamnya, sedangkan sekolah agama dengan
menyertakan pelajaran sekuler.