TINJAUAN TEORITIS
2.1 Keluarga
2.1.1 Definisi Keluarga
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang bergabung karena
hubungan darah, perkawinan atau adopsi, yang hidup dalam satu rumah tangga,
saling berinteraksi satu sama lainnya dalam peranya, serta menciptakan dan
mempertahankan satu budaya. (Balion&Maglaya) dalam buku (BAKRI , 2017)
Definisi yang lain Keluarga adalah sebuah sistem yang saling
bergantung, yang meniliki dua sifat (keanggotaan dalam keluarga dan
berinteraksi dengan anggota yang lainya) (Jonasik and Green, 1992) dalam
buku (BAKRI , 2017)
Definisi yang lain keluarga adalah kelompok yang terdiri dari dua orang
atau lebih yang masing – masing mempunyai hubungan keakraban yang terdiri
dari bapak, ibu, adik, kakak, kakek, dan nenek. (Reisner, 1980) dalam buku
(BAKRI , 2017)
Definisi yang sering dipakai oleh masyarakat Indonesia, Keluarga
adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri, atau suami
istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya, (UU No. 10
tahun 1992) [CITATION SKM12 \l 1057 ]
Dari pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa keluarga yaitu dua
atau lebih individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan
perkawinan atau ikatan adopsi yang terdiri dari dua anggota atau lebih yang
masing – masing mempunyai hubungan keakraban yang terdiri dari bapak, ibu,
adik, kakak, kakek, nenek dan Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat
10
yang terdiri dari suami istri, atau suami istri dan anaknya, atau ayah dan
anaknya, atau ibu dan anaknya .
11
11
b) Reconstituded Nuclear
Keluarga yang tadinya berpisah kemudian membentuk keluarga inti
melalui sebuah perkawinan.
c) The Stepparent Family
Seorang anak diadopsi oleh pasangan suami-istri.
d) Commune Family
Tipe keluarga ini biasanya hidup di dilam penampungan atau memang
memiliki kesepakatan bersama untuk hidup satu atap.
e) The Nonmarital Heterosexsual Cohabiting Family
Keluarga yang hidup bersama dan berganti-ganti pasagan tanpa melalui
pernikahan.
f) Gay and Lesbian Famely
Seseorang dengan jenis kelamin yang sama menyatakan hidup bersama
sebagaimana pasangan suami-istri.
g) Cohabitating Couple
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan pernikahan karena
beberapa alasan tertentu.
h) Group-marriage Family
Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat rumah tangga bersama,
yang saling merasa telah saling menikah satu dengan yang lainnya,
berbagi sesuatu termasuk sexsual dan membesarkan anak.
i) Goup Network Family
Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan / nilai-nilai, hidup berdekatan
satu sama lain dan saling menggunakan barang-barang rumah tangga,
pelayanan dan bertanggung jawab membesarkan anaknya.
j) Forser Family
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga / didalam
waktu sementara pada saat orang tua anak tersebut perlu mendapatkan
bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya.
13
k) Institusional
Anak atau oarang dewasa yang tinggal dalam satu panti.
l) Homeless Family
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang
permanen karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan
ekonomi dan atau problem kesehatan mental.
2.1.3 Peran dan Fungsi Keluarga
Menurut Friedman dalam buku (Bakri, 2017).
1) Peran Keluarga
a) Sebagai Anggota Keluarga
Setiap keluarga harus mampu menjelaskan perannya dalam masyarakat
dari peran setiap individu dalam keluarga. Setiap anggota keluarga
memiliki beberapa peran misalnya peran dari keluarga inti :
(1) Peran Ayah
Sebagai suami, sebagai ayah dari anak-anaknya, sebagai pencari
nafkah, sebagagi pendidik, sebagai pelindung, sebagai kepala
keluarga, sebagai anggota masyarakat dan lainnya.
(2) Peran Ibu
Sebagai istri, sebagai ibu dari anak-anaknya, sebagai pengurus
rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya,
sebagai anggota masyarakat kadang-kadang ditambah sebagai
pencari nafkah dan lain-lainya.
(3) Peran Anak
Melaksanakan peran psiko-sosial melaksanakan tugas-tugas
perkembangan sesuai dengan perkembangan fisik dan mental serta
berdasarkan usianya.
14
2) Fungsi Keluarga
a) Fungsi Afektif
Fungsi ini hanya bisa diperoleh dalam keluarga, komponen yang
diperlukan dalam melaksanakan fungsi afektif yaitu saling mendukung,
menghormati dan saling asuh. Pengalaman di dalam keluarga ini akan
mampu membentuk perkembangan individu dan psikologis angota
keluarga.
b) Fungsi Sosialisasi
Yaitu fungsi yang mengembangkan dan melatih anak untuk hidup
bersosial sebelum meninggalkan rumah dan berhubungan dengan orang
lain. Anggota keluarga belajar disiplin, norma- norma, budaya dan
perilaku melalui interaksi dengan anggota keluarganya sendiri.
c) Fungsi Reproduksi
Fungsi reproduksi yaitu untuk mempertahankan generasi dan menjaga
kelangsungan sebuah keluarga.
d) Fungsi Ekonomi
Fungsi ekonomi adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan
seluruh anggota keluarganya yaitu : sandang pangan dan papan.
e) Fungsi Perawatan Keluarga
Fungsi ini penting ada untuk mempertahankan keadaan kesehatan
anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas tinggi.
15
b) Negosiasi
Setiap orang memiliki keterbatasanya masing-masing. Orang tidak bisa
melakukan peran sekaligus. Oleh sebab itu, keluarga masing-masing
anggota sebaiknya tidak menggunakan peran anggota lain, kecuali sudah
disepakati bersama.
c) Perbedaan dan Kekhususan
Dibutuhkan perlakuan khusus terhadap anggota keluarga karena belum bisa
menjalankan peran dan tugasnya.
2.1.6 Batasan Keluarga
Menurut Burger 1997 dalam buku (Muhlisin, 2012) Memberikan pandangan
tentang batasan keluarga yang berorientasi pada tradisi, yaitu :
1) Keluarga terdiri dari orang-orang yang disatukan oleh ikatan perkawinan,
darah dan ikatan adopsi.
2) Anggota sebuah keluarga biasanya hidup bersama-sama dalam satu rumah
tangga atau jika mereka hidup secara terpisah mereka tetap menganggap
rumah tangga tersebut sebagai rumah mereka.
3) Anggota keluarga berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain dalam
peran-peran sosial keluarga seperti halnya peran sebagai suami-istri, ayah
dan ibu serta peran sebagai anak.
4) Keluarga bersama-sama menggunakan kultur yang sama yaitu kultur yang
diambil dari masyarakat dengan beberapa ciri unik tersendiri.
2.1.7 Kriteria Keluarga Sejahtera
Beberapa kriteria keluarga sejahtera yang ditetapkan dalam buku (Bakri, 2017)
yaitu :
1) Keluarga Prasejahtera
Yaitu keluarga yang memenuhi lima pokok kebutuhan dasar. Namun jika
ada salah satu saja kebutuhan pokok yang belum bisa dipenuhi, maka
keluarga tersebut dinamakan sebagai keluarga prasejahtera. Lima
19
berbelanja pakaian satu stel. Kepemilikan rumah, luas tanah yang dimiliki
kurang dari 8 meter persegi.
7) Keluarga Miskin Sekali
Pada umunya, keluarga miskin sekali ini kesulitan dalam memenuhi
kebutuahan pokok sehari-hari. Segala yang dimiliki kurang dari apa yang
dimiliki oleh keluarga miskin.
2.1.8 Tingkat Kemandirian Keluarga
Menurut Depkes RI dalam buku (Efendy dkk, 2009) Kemandirian
keluarga dalam program perawatan kesehatan komunitas dibagi menjadi 4
tingkatan dari keluarga mandiri tingkat (paling rendah) sampai keluarga
mandiri tingkat 4 (paling tinggi).
1) Tingkat Kemandirian I (Keluarga Mandiri Tingkat I / KM-I)
a) Menerima petugas perawatan kesehatan masyarakat.
b) Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan
rencana keperawatan.
2) Tingkat Kemandirian II (Keluarga Mandiri Tingkat II / KM-II)
a) Menerima petugas perawatan kesehatan masyarakat.
b) Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan
rencana keperawatan.
c) Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatan secara benar.
d) Melakukan tindakan keperawatan sederhana sesuai yang dianjurkan.
e) Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan secara aktif.
3) Tingkat Kemandirian III (Keluarga Mandiri Tingkat III / KM-III)
a) Menerima petugas perawatan kesehatan masyarakat.
b) Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan
rencana keperawatan.
c) Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatan secara benar.
d) Melakukan tindakan keperawatan sederhana sesuai yang dianjurkan.
22
4) Pengawas Kesehatan
Perawat harus melakukan “home visit” atau kunjungan rumah yang
teratur untuk mengidentifikasi atau melakukan tentang kesehatan
keluarga.
5) Konsultan (Penasehat)
Perawat sebagai narasumber bagi keluarga didalam mengatasi masalah
kesehatan. Agar keluarga mau meminta nasihat kepada perawat maka
hubungan perawat dan keluarga harus dibina dengan baik, perawat harus
bersikap terbuka dan dapat dipercaya.
6) Kolaborasi
Perawat komunitas harus bekerja sama dengan pelayanan rumah sakit atau
anggota tim kesehatan yang lain untuk mencapai tahap kesehatan keluarga
yang optimal
7) Fasilitator
Peran perawat disini adalah membantu keluarga dalam menghadapi
kendala untuk meningkatkan derajat kesehatannya, Kendala yang sering
dialami keluarga adalah keraguan didalam menggunakan pelayanan
kesehatan, masalah ekonomi dan sosial budaya. Agar dapat melaksanakan
peran ini dengan baik maka perawat komunitas harus mengetahui sistem
pelayanan kesehatan, misalnya sistem rujukan dan dana sehat
8) Peneliti
Perawat mengidentifikasi masalah kesehatan secara dini, sehingga tidak
terjadi ledakan atau wabah. Penelitian dilaksanakan untuk menemukan
faktor yang menjadi penyebab terjadinya permasalahan tersebut.
9) Role Model
Perilaku yang dilakukan perawat harus dapat dijadikan panutan. Panutan
ini digunakan pada semua tingkat pencegahan terutama PHBS. Perawat
juga harus menampilkan profesionalisme dalam bekerja sehingga dapat
dicontoh oleh keluarga
27
2.2 Hipertensi
2.2.1 Pengertian Hipertensi
Tekanan darah tinggi (hipertensi) merupakan suatu peningkatan tekanan
darah didalam arteri. Hiper artinya berlebihan, sedangkan tensi artinya tekanan
atau tegangan. Untuk itu, hipertensi merupakan tekanan darah atau denyut
jantung yang lebih tinggi dibandingkan dengan normal karena penyempitan
pembuluh darah atau gangguan lainnya (Kamus Besar Indonesia).
Hipertensi merupakan suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan
darah sistolik 140 mmHg atau lebih dan tekanan darah diastolik 90 mmHg atau
lebih. Tekanan darah berfluktuasi dalam batas-batas tertentu, tergantung pada
posisi tubuh, usia dan tingkat stress. Menurut WHO, batasan tekanan darah
yang masih dianggap normal adalah 140/90 mmHg, sedangkan tekanan darah
>160/90 mmHg dinyatakan sebagai hipertensi. Tekanan darah di antara
normotensi dan hipertensi disebut borderline hypertension (garis batas
hipertensi) dalam buku (Asikin dkk,2017).
28
Genetik + Lingkungan
Hipertensi
No Data Masalah
Data Objektif :
3) Tanda (Sign, S) yaitu sekumpulan data subjektif dan objektif yang diperoleh
perawat dari keluarga secara langsung atau tidak yang mendukung masalah
dan penyebabnya.
2.3.3 Intervensi Keperawatan Keluarga
Rencana asuhan keperawatan keluarga yaitu rencana tindakan yang
ditentukan perawat untuk dilaksanakan dalam memecahkan masalah kesehatan
dan keperawatan yang diidentifikasi dari masalah keperawatan yang sering
muncul (Gusti, 2013)
Nadirawati (2018) Menyatakan langkah-langkah perencanaan keperawatan
keluarga terdiri dari tujuan jangka panjang dan jangka pendek. Dalam
merumuskan tujuan dengan prinsip SMART, yaitu : Spesifik (tujuan harus
spesifik dan tidak menimbulkan arti ganda), Measurable (tujuan dapat diukur,
khususnya perilaku pasien, dapat dilihat, diraba, dirasakan dan dibau),
Achieveble (tujuan harus dapat dicapai), Reasonable / realistic (tujuan harus
dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah) dan Time (batasan waktu / tujuan
keperawatan tercapai dalam jangka waktu yang ditentukan).
Manfaat rencana asuhan keperawatan yang pertama memudahkan
pemberian tindakan keperawatan / intervensi yang tepat dengan memperhatikan
keunikan klien kemudian memudahkan pemberian tindakan keperawatan sesuai
dengan prioritas, memudahkan pengembangan komunikasi yang efektif dan
sistematis antara perawat dan klien, menghindari pelayanan timpang tindih atau
tidak diberikannya pelayanan pada klien karena setiap klien kemungkinan besar
dilayani oleh tenaga perawat / kesehatan yang berbeda dan dapat diberikan
asuhan keperawatan yang berkelanjutan karena ada dokumentasi keperawatan.
Langkah-langkah dalam dalam rencana keperawatan keluarga yaitu :
1) Menentukan Prioritas Masalah
Dengan menggunakan proses skoring dari Bailon dan Maglaya (2009).
40
S:
O:
A:
P:
I :
E:
R:
(Sumber : Panduan Asuhan Keperawatan IPKKI, 2017)