Anda di halaman 1dari 2

HAND, FOOT, AND MOUTH DISEASE (HFMD)

11.07.2016
Hand, foot, and mouth disease (HFMD) atau penyakit tangan kaki mulut adalah
penyakit yang disebabkan oleh virus dari genus Enterovirus. Spesies enterovirus
yang paling sering menyebabkan HFMD adalah Coxsackievirus dan Human Enterovirus 71
(HEV 71).

HFMD umumnya diawali dengan demam, nyeri tenggorokan/menelan, nafsu makan yang
menurun, dan nyeri/tidak enak badan. Setelah demam satu sampai dua hari, timbul
bintik-bintik merah di rongga mulut (umumnya berawal di bagian belakang langit-
langit mulut) yang kemudian pecah menjadi sariawan. Kemudian, 1-2 hari timbul juga
ruam-ruam kulit dan bintik-bintik merah di telapak tangan dan kaki. Meskipun
kelainan selaput lendir dan kulit pada HFMD terutama melibatkan rongga mulut,
telapak tangan dan kaki, namun ruam dapat juga timbul di tungkai, lengan, bokong
dan kulit sekitar kemaluan. Orang dewasa dan orang dengan sistem kekebalan tubuh
baik mungkin saja terinfeksi virus HFMD namun tidak menunjukkan gejala sama sekali
(asimtomatik). Kelompok ini bukanlah kelompok penderita namun potensial sebagai
pembawa (carrier) virus HFMD dan menyebarkan virus ini.

Meskipun umumnya menunjukkan gejala yang ringan, namun pada beberapa kasus HFMD
dapat menyebabkan komplikasi yang berat. Lesi di daerah mulut dapat menyebabkan
kesulitan minum dan makan sehingga anak mengalami dehidrasi. Beberapa laporan
menyebutkan kasus HFMD berat seperti meningitis (radang selaput otak) dan
ensefalitis yang mengakibatkan pasien harus dirawat intensif atau bahkan
mengakibatkan kematian. Beberapa penelitian menunjukkan HEV 71 merupakan strain
tersering penyebab HFMD berat. Beberapa laporan kasus lainnya menunjukkan HFMD
dapat menyebabkan komplikasi berupa lepasnya kuku jari tangan dan kaki dan terjadi
beberapa minggu setelah fase akut HFMD. Meskipun demikian, kelainan ini bersifat
sementara dan kuku dapat tumbuh kembali.

Penderita HFMD dapat menyebarkan virus HFMD melalui sekret/cairan hidung (ingus),
tenggorokan (ludah, dahak), lesi kulit yang pecah, dan dari kotorannya. Penyebaran
ini mudah terjadi bila terdapat kontak erat dengan penderita (berbicara, memeluk,
mencium), melalui udara (bersin, batuk), kontak dengan kotoran pasien, dan kontak
dengan objek atau permukaan yang tercemar oleh virus HFMD (memegang gagang pintu,
permukaan meja, perabotan yang tercemar virus tersebut, dll). Penderita HFMD
umumnya sangat menularkan virus pada minggu pertama sakit. Beberapa pasien bahkan
masih menularkan virus beberapa hari atau minggu setelah gejala dan tanda infeksi
hilang.

Tidak ada pengobatan khusus untuk HFMD, pengobatan bersifat simptomatik untuk
mengatasi keluhan yang ditimbulkannya. Parasetamol dapat diberikan untuk mengatasi
demam dan nyeri. Kompres hangat dan pemberian minum yang lebih sering juga membantu
menurunkan demam anak. Pada anak yang lebih besar, kumur-kumur dengan obat kumur
dapat mengurangi nyeri akibat luka-luka di mulut.

Sampai saat ini, belum ditemukan vaksin untuk mencegah HFMD. Oleh karena itu,
penderita HFMD sebaiknya diisolasi untuk mencegah penularan lebih lanjut. Kejadian
luar biasa/KLB (outbreak) dapat terjadi di berbagai negara dan lebih sering
ditemukan di beberapa negara di Asia Tenggara, terutama di lingkungan tertutup dan
padat seperti sekolah, panti asuhan, asrama, pondok pesantren, dan tempat penitipan
anak. Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) perlu dipraktekkan untuk mencegah
penularan. Upaya untuk mencegah infeksi HFMD dapat dilakukan dengan cara tidak
membuang ludah dan menyentuh mulut dan mata sembarang, membiasakan menutup hidung
dan mulut saat batuk dan bersin, serta membersihkan tangan setiap kali setelah
menyentuh permukaan yang kotor dan sebelum makan.

Penulis : Dr. Esther Iriani Hutapea, Sp.A

Reviewer : Dr. Mulya Rahma Karyanti, Sp.A(K)

Ikatan Dokter Anak Indonesia

Anda mungkin juga menyukai