TAHUN 2018
BADAN NASI
ONALPENANGGULANGAN BENCANA
IKHTISAR EKSEKUTIF
Tahun 2018 merupakan tahun ke-4 dari pelaksanaan RPJMN 2015-2019.
Pelaksanaan penanggulangan bencana telah dituangkan pada RPJMN 2015-
2019, BNPB telah menjabarkan di RENSTRA BNPB 2015 – 2019 dan JAKSTRA
2015-2019, maka sasaran BNPB tahun 2015-2019 adalah Menurunnya indeks
risiko bencana pada pusat-pusat pertumbuhan yang berisiko tinggi melalui arah
kebijakan yaitu (1) mengurangi risiko bencana, (2) meningkatkan ketangguhan
pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat dalam menghadapi bencana,
dilaksanakan melalui strategi (1) Internalisasi Pengurangan Risiko Bencana
dalam kerangka pembangunan berkelanjutan di Pusat dan Daerah, (2) Penurunan
tingkat kerentanan terhadap bencana, (3) Peningkatan kapasitas pemerintah,
pemerintah daerah dan masyarakat dalam Penanggulangan Bencana.
Berdasarkan Surat Keputusan Kepala BNPB Nomor 282.U Tahun 2018 tanggal
28 September 2018 tentang Perubahan Atas Keputusan Kepala BNPB Nomor
65.C Tahun 2015 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Badan Nasional
Penanggulangan Bencana Tahun 2015-2019, maka sasaran strategis BNPB
meliputi (1) Meningkatnya ketangguhan pemerintah daerah dan masyarakat
dalam menghadapi bencana, (2) Meningkatnya kemampuan BNPB dalam
merespon kejadian bencana, (3) Meningkatnya kualitas kehidupan masyarakat
pascabencana, (4) Terlaksananya peningkatan kapasitas pelayanan dan kinerja
penyelenggaraan penanggulangan bencana. Capaian keberhasilan sasaran
strategis ini diukur melalui indikator kinerja utama BNPB yaitu (1) Persentase
Kabupaten/Kota yang mengintegrasikan kajian risiko bencana dalam
pembangunan daerah, (2) Persentase meningkatnya kapasitas masyarakat dalam
penanggulangan bencana, (3) Persentase kejadian bencana yang ditangani atau
(direspon), (4) Persentase kabupaten/kota rawan bencana yang memiliki
ketersediaan logistik dan peralatan serta kemampuan teknis untuk kesiapsiagaan
dan kedaruratan, (5) Rata-rata peningkatan indeks pemulihan pasca bencana, dan
(6) Rata-rata waktu penyebaran informasi kejadian bencana. Dari hasil
pengukuran kinerja, capaian kinerja BNPB pada tahun 2018 secara umum telah
meningkat dari tahun sebelumnya namun masih terdapat indikator kinerja utama
yang belum mencapai target yang ditetapkan di tahun 2018, adapun rincian
capaian Indikator Kinerja Utama BNPB Tahun 2018 adalah sebagaimana tabel
berikut:
Sasaran Strategis
Sasaran Strategis
Dari capaian kinerja BNPB Tahun 2018 tentunya berpengaruh pada upaya
penurunan indeks risiko bencana dari nilai indeks risiko bencana di tahun 2017
sebesar 142.2, menjadi 126.1 di tahun 2018
Dari sisi capaian realisasi anggaran, pagu anggaran BNPB pada tahun 2018
adalah sebesar Rp. 7.192.186.163.000,- yang dilaksanakan melalui 3 (tiga)
program dengan capaian realisasi anggaran sebesar 98,92% atau sebesar
Rp. 7.114.493.678.962,- dan pada tahun 2018, BNPB dan Kementerian
Keuangan melalui Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan telah menyalurkan
dana rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana TA 2018 sebesar
Rp. 602.333.079.443 untuk 4 (empat) provinsi dan 9 kabupaten/kota untuk
pemulihan pasca bencana Gunung Sinabung dan badai siklon cempaka.
KATA PENGANTAR
P
Uji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga
Laporan Kinerja BNPB Tahun 2018 telah selesai
disusun. Laporan Kinerja Badan Nasional
Penanggulangan Bencana Tahun 2018
merupakan implementasi dari Peraturan presiden Nomor 29
tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana selama periode
2015-2019 telah menetapkan Rencana Strategis sesuai dengan
sasaran RPJMN Tahun 2015-2019 yaitu Menurunnya indeks
risiko bencana pada pusat-pusat pertumbuhan yang berisiko tinggi.
Laporan Kinerja Badan Nasional Penanggulangan Bencana Tahun 2018
menggambarkan capaian kinerja tahun 2018 dibandingkan dengan target yang telah
ditetapkan dalam perjanjian kinerja, beserta analisis capaian kegiatan. Permasalahan
dan kendala yang dihadapi dalam pencapaian target tahun 2018, akan menjadi rencana
tindak lanjut untuk perbaikan kinerja di tahun 2019.
Masukan dan saran perbaikan yang bersifat membangun menjadi harapan besar kami
untuk peningkatan kinerja Badan Nasional Penanggulangan Bencana dalam rangka
penyelenggaraan penanggulangan bencana.
Doni Monardo
Letnan Jenderal TNI
i
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
Gambar 26. Perkembangan Rambu Evakuasi, Papan Peringatan Dan Informasi
Bencana Periode 2015-2018................................................................... 45
Gambar 27. Contoh Rambu Evakuasi, Papan Peringatan Dini dan Informasi Bencana 46
Gambar 28. Program Desa Tangguh Bencana 2012-2018 .......................................... 48
Gambar 29. Kegiatan Desa Tangguh Bencana di Nusa Tenggara Timur ..................... 50
Gambar 30. Proses Desa Tangguh Bencana di Kota Gorontalo .................................. 51
Gambar 31. Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk Desa/Kelurahan Tangguh
Bencana.................................................................................................. 54
Gambar 32. Capaian Kejadian yang direspon di Tahun 2018 ..................................... 57
Gambar 33. Penyaluran Dana Siap Pakai Tahun 2018 ................................................ 58
Gambar 34. Persentase Penggunaan DSP 2018 per Jenis Bencana........................... 59
Gambar 35. Kegiatan Pemadaman Kebakaran Hutan dan Lahan ................................ 60
Gambar 37. Jumlah Hotspot per Provinsi di Indonesia Tahun 2018 ............................. 61
Gambar 36. Gambar udara Kebakaran Hutan dan lahan ............................................. 61
Gambar 38. Total Hotsopt per Bulan di Tahun 2018 .................................................... 62
Gambar 39. Upaya BNPB dalam menangani Bencana Kebakaran hutan dan lahan .... 63
Gambar 40. Peta Sebaran Dukungan Udara Penanganan Asap Akibat Karthutla di
Wilayah Sumatera dan Kalimantan tahun 2018....................................... 64
Gambar 41. Realisasi Bantuan Stimulan Perbaikan Rumah ........................................ 66
Gambar 43. Presiden RI didamping Ibu Negara dan Kepala BNPB meninjau lokasi
daerah terdampak gempa bumi di provinsi Nusa Tenggara Barat ........... 67
Gambar 42. Progres Pembangunan Rumah s/d 31 Des 2018 ..................................... 67
Gambar 44. Gempa Sulawesi Tengah tanggal 28 September 2018............................. 68
Gambar 45. Data Kerugian dan Kerusakan Bencana Gempa & Tsunami di Kab/Kota
Sulawesi tengah ...................................................................................... 69
Gambar 46. Kerusakan Akibat Bencana Gempa bumi & Tsunami di Provinsi Banten &
Lampung ................................................................................................. 74
Gambar 47. Suasana Pengungsi Korban bencana Gempa Bumi & Tsunami ............... 75
Gambar 48. Kepala BNPB dan Tim Kaji Cepat BNPB melakukan Asessment Bencana
Gempa Bumi 4,4 SR di Kab. Banjarnegara ............................................. 75
v
Gambar 49. Kepala BNPB dan Tim Kaji Cepat BNPB Melakukan Koordinasi
Penanganan Darurat Bencana Tsunami ................................................. 78
Gambar 50. Distribusi bantuan Family Kit oleh BNPB di Kabupaten Donggala Sulawesi
Tengah.................................................................................................... 78
Gambar 51. Kegiatan Pendampingan Penanganan Pengungsi di Kabupaten Kuningan
Jawa Barat .............................................................................................. 81
Gambar 52. Perbaikan Darurat Sarana dan Prasarana Vital ....................................... 83
Gambar 53. Presiden RI Bpk. Ir. Joko Widodo didampingi Ibu Negara Ibu Iriana
menyerahkan simbolis bantuan Kemanusiaan ke pengungsi di Coxz bazar
Bangladesh ............................................................................................. 84
Gambar 54. Barang Bantuan Kemanusiaan Direktorat Logistik ................................... 86
Gambar 55. Paket Pengadaan Peralatan Tahun 2018 ................................................. 86
Gambar 56. Pemantapan Sistem Manajemen Gudang Logistik ................................... 89
Gambar 57. Pengenalan Teknis Peralatan PB ............................................................. 91
Gambar 58. Pemanfaatan Logistik Peralatan Penanggulangan Bencana pada saat
tanggap darurat bencana ........................................................................ 93
Gambar 59. Dukungan Bantuan Logistik BNPB pada Darurat Bencana Tahun 2018 ... 94
Gambar 60. Keterkaitan Pemulihan Pascabencana berdasarkan UU, Perka BNPB
dengan Indikator Pembangunan Manusia ............................................... 97
Gambar 61. Struktur Indikator pengukuran peningkatan penyelesaian rehabilitasi dan
rekonstruksi............................................................................................. 98
Gambar 62. Hasil Perhitungan Indeks Pemulihan Pascabencana berdasarkan status
kepulihan Daerah Tahun 2018 ................................................................ 99
Gambar 63. Hubungan Indeks Pemulihan Pascabencana dengan Indeks Risiko
Bencana................................................................................................ 103
Gambar 64. Hibah Rehabilitasi Rekonstruksi Pascabencana Tahun Anggaran 2018 105
Gambar 65. Rekonstruksi Jembatan Maktal di Kabupaten Garut menggunaan
Pendanaan Dana Hibah RR TA 2017 ................................................... 108
Gambar 66. Rehabilitasi dan Rekontruksi Pascabencana Banjir Bandang dan Tanah
Longsor di Kab Garut ............................................................................ 109
vi
Gambar 67. Rehabilitasi dan Rekontruksi Pascabencana Erupsi Gunungapi Sinabung di
Kab. Karo .............................................................................................. 110
Gambar 68. Relokasi Surbakti 3 ................................................................................ 110
Gambar 69. Rehabilitasi dan Rekonstruksi di Aceh.................................................... 111
Gambar 70. Proses Pelaksana Pendampingan Ekonomi Tahun Anggaran 2018 ....... 112
Gambar 71. Bantuan Stimulan Kegiatan Pendampingan Ekonomi Kab Pidie Jaya .... 113
Gambar 72. Bantuan stimulan kegiatan pendampingan ekonomi di Kabupaten Karo
untuk kelompok usaha pembuatan pupuk organik ................................ 114
Gambar 73. Hasil Produksi kelompok pendampingan ekonomi Kabupaten Sumedang
dan Kabupaten Garut ............................................................................ 116
Gambar 74. Bantuan stimulan kelompok pendampingan ekonomi tahun 2018 .......... 118
Gambar 75. Skema Pendampingan Sosial ................................................................ 119
Gambar 76. Bantuan Stimulan Kegiatan Pendampingan Pendampingan Sosial Kab
Pidie Jaya ............................................................................................. 121
Gambar 77. Kegiatan Pendampingan Sosial Kelompok Tari dan Musik Tiga Serangkai
di Kabupaten Karo ................................................................................ 122
Gambar 78. Aktivitas Kegiatan Pendampingan Sosial di Kabupaten Garut ................ 123
Gambar 79. Kegiatan pendampingan sosial di wilayah pascabencana ...................... 125
Gambar 80. Kegiatan gelar budaya Wayang Ceng Blong di Kabupaten Karang Asem
.............................................................................................................. 127
Gambar 81. Kegiatan Gelar Budaya di Kabupaten Ponorogo .................................... 127
Gambar 82. Penyerahan Piagam Penghargaan dalam Pameran BNPB .................... 129
Gambar 83. Media atau Kanal BNPB ......................................................................... 133
Gambar 84. Medkom Bencana dan Wartawan Peduli Bencana (Wapena) via Whatsapp
.............................................................................................................. 134
Gambar 85. Whatsapp Group Wartawan (Medkom Bencana-7) dan website BNPB .. 141
Gambar 86. Akun Facebook BNPB ............................................................................ 143
Gambar 87. Akun twitter BNPB .................................................................................. 143
Gambar 88. Akun Resmi Instagram BNPB ................................................................ 144
Gambar 89. Aktivitas Facebook BNPB di Kementerian/Lembaga .............................. 144
Gambar 90. Akun Youtube BNPB Indonesia .............................................................. 145
vii
Gambar 91. InAWARE (http://inaware.bnpb.go.id/inaware/)....................................... 145
Gambar 92. Geospasial (http://geospasial.bnpb.go.id/) .............................................. 146
Gambar 93. Peta Bencana (http://petabencana.id/) ................................................... 146
Gambar 94. Data Informasi Bencana Indonesia/DIBI (http://bnpb.cloud/dibi/) ............ 147
Gambar 95. Aplikasi BNPB TV dan Diorama BNPB dapat diakses di Google Playstore
.............................................................................................................. 147
Gambar 96. Penyebaran data dan informasi kejadian bencana melalui website BNPB
.............................................................................................................. 154
Gambar 97. Pelaksanaan Live melalui TV, Konferensi Pers Kepala BNPB dan Kepala
Pusat Data, Informasi dan Humas ......................................................... 154
Gambar 98. Peta Sebaran Pusdalops BPBD Kab/Kota .............................................. 157
Gambar 99. Media Publik BNPB ................................................................................ 158
Gambar 100. Data Kunjungan Diorama BNPB di tahun 2018 .................................... 159
Gambar 101. Forum Komunikasi & Bimbingan Teknis Data Informasi & Humas 2018159
Gambar 102. Sosialisasi Edukasi Bencana melalui Sandiwara Radio ........................ 160
Gambar 103. Sosialisasi Edukasi Penanggulangan Bencana BNPB ......................... 160
Gambar 104. Perpustakaan online BNPB .................................................................. 161
Gambar 105. Koleksi Buku Pusdatinmas BNPB Tahun 2018..................................... 161
Gambar 106. Penghargaan BNPB atas Inovasi, Kreativitas, & orestasi di Tingkat
Nasional/Internasional ........................................................................... 162
Gambar 107. Capaian realisasi Anggaran BNPB Tahun 2018 ................................... 163
Gambar 108.Capaian Realisasi Anggaran Periode 2015-2018 .................................. 164
viii
DAFTAR TABEL
ix
Tabel 23. Realisasi Indikator Kinerja Pemenuhan Logistik dan Peralatan Tahun 2018 87
Tabel 24. Jumlah Penerima Bantuan Logistik dan Peralatan Periode tahun 2015 s/d
2018 ............................................................................................................ 88
Tabel 25. Daerah yang mendapatkan pemantapan Sistem Manajemen Gudang Logistik
.................................................................................................................... 89
Tabel 26. Sasaran dan Indikator Kinerja tahun 2018 ................................................... 95
Tabel 27. Hasil Perhitungan Indeks Pemulihan Pascabencana Tahun 2018................ 99
Tabel 28. Pencapaian Rata-rata peningkatan indeks pemulihan pascabencana ........ 100
Tabel 29. Hasil Perhitungan Ina PDRI Penerima Hibah Tahun 2017 ......................... 100
Tabel 30. Pelaksanaan Pertemuan Monitoring Dan Evaluasi Dana Hibah TA 2017
Tahap 1 ..................................................................................................... 106
Tabel 31. Pelaksanaan Pertemuan Monitoring Dan Evaluasi Dana Hibah TA 2017
Tahap 2 ..................................................................................................... 107
Tabel 32. Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2015 s/d 2019 ............................... 130
Tabel 33. Rata-rata waktu penyebaran informasi kejadian bencana untuk kejadian
bencana slow on set (durasi waktu yang dibutuhkan rata-rata 54 menit 30
detik pascabencana) ................................................................................. 135
Tabel 34. Akun resmi media sosial BNPB dan jumlah followersnya ........................... 142
Tabel 35. Rata-rata waktu penyebaran informasi kejadian bencana untuk kejadian
bencana sudden on set (durasi waktu yang dibutuhkan rata-rata 1 jam 5
menit pascabencana) ................................................................................ 148
Tabel 36. Realisasi anggaran BNPB tahun 2018 ....................................................... 163
x
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Semakin tingginya intensitas bencana di Indonesia pada tahun 2018, negara wajib
hadir dalam melayani masyarakat, melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana
(BNPB) sebagai lembaga yang memiliki fungsi perumusan dan penetapan kebijakan
penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi dengan bertindak cepat dan
tepat serta efektif dan efisien dan pengkoodinasian pelaksanaan kegiatan
penanggulangan bencana secara terencana, terpadu dan menyeluruh.
2
4. melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada Presiden
setiap sebulan sekali dalam kondisi normal dan setiap saat dalam kondisi darurat
bencana;
5. menggunakan dan mempertanggungjawabkan sumbangan/bantuan nasional
dan internasional;
6. mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara;
7. melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan;
dan
8. menyusun pedoman pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah.
Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana tersebut di atas, BNPB mempunyai
fungsi:
1. Perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan bencana dan
penanganan pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat serta efektif dan
efisien; dan
2. Pengkoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara
terencana, terpadu dan menyeluruh.
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi Badan Nasional Penanggulangan Bencana
terdiri atas:
a. Kepala mempunyai tugas memimpin BNPB dalam menjalankan tugas dan
fungsi BNPB
b. Unsur Pengarah Penanggulangan Bencana;
Unsur Pengarah Penanggulangan Bencana terdiri dari Ketua yang dijabat oleh
Kepala BNPB dan 19 (sembilanbelas) anggota yang terdiri dari 10 (sebelas)
Pejabat Pemerintah Eselon I atau yang setingkat, yang diusulkan oleh
Pimpinan Lembaga Pemerintah, dan 9 (sembilan) anggota yang berasal dari
unsur masyarakat profesional. Unsur Pengarah Penanggulangan Bencana
mempunyai tugas memberikan masukan dan saran kepada Kepala BNPB
dalam penanggulangan bencana. Untuk melaksanakan tugas dimaksud,
UnsurPengarah Penanggulangan Bencana menyelenggarakan fungsi: 1)
Perumusan konsep kebijakan penanggulangan bencana nasional; 2)
3
Pemantauan, dan 3) Evaluasi penyelenggaraan penanggulangan bencana
nasional.
5
Gambar 1. Struktur Organisasi BNPB
6
C. Sumber Daya Manusia BNPB
Jumlah Pegawai BNPB sampai dengan tanggal 31 Desember 2018 mencapai 498
orang untuk ASN dan 382 orang untuk Non ASN , dengan rincian sebagai berikut:
1. Aparatur Sipil Negara
a. Jumlah pegawai menurut unit Eselon I: Sekretariat Utama 427 orang,
Inspektorat Utama 55 orang, Kedeputian Pencegahan dan Kesiapsiagaan
137 orang, Kedeputian Penanganan Darurat 156 orang, Kedeputian
Rehabilitasi dan Rekonstruksi 73 orang, dan Kedeputian Logistik dan
Peralatan 55 orang.
7
Gambar 2. Data Pegawai BNPB
Isu Strategis
8
Gambar 3. Peta Risiko Bencana Indonesia
Selama tahun 2018 terdapat 2.572 kejadian bencana. Dari 2.572 bencana tersebut
adalah bencana hidrometeorologi yang didominasi oleh banjir, longsor dan puting
beliung. Selama 2018 terjadi 679 bencana banjir, 473 longsor, 804 puting beliung,
1 kombinasi gempa dan tsunami, 129 kekeringan, 370 kebakaran hutan dan lahan,
23 gempa bumi, 1 tsunami, 58 erupsi gunung meletus, dan 34 gelombang pasang
dan abrasi.
9
Gambar 5. Kejadian bencana 2018
10
Gambar 6. Kerusakan Rumah Akibat Bencana Tahun 2018
11
Kejadian bencana dan kerugian akibat bencana menjadi isu yang strategis melihat
dampak yang diakibatkan pada target pertumbuhan ekonomi sebesar 5.4% di tahun
2018. Meningkatnya kejadian bencana di tahun 2018 tentu menuntut upaya
pengurangan risiko bencana yang perlu ditingkatkan. Budaya sadar bencana masih
cukup rendah. Jutaan masyarakat Indonesia masih tinggal di daerah rawan
bencana dengan tingkat mitigasi bencana yang rendah.
Berdasarkan peta risiko bencana dan kejadian bencana serta kerugian akibat
bencana di tahun 2018, isu strategis yang menjadi tantangan dalam
penyelenggaraan penanggulangan bencana adalah 1) peningkatan kapasitas
masyarakat tentang risiko bencana dan kesiapsiagaan dalam menghadapi
bencana, 2) pembangunan sistem peringatan dini secara terpadu, 3) penguatan
ketersediaan logistik dan peralatan, 4) koordinasi pelaksanaan penanganan
darurat, dan 5) pemulihan pasca bencana.
Bab I Pendahuluan
Menjelaskan secara ringkas latar belakang, tugas dan fungsi, isu strategis dan
sistematika penyajian;
12
Menjelaskan analisis pencapaian kinerja BNPB selama tahun 2018 dikaitkan
dengan pertanggungjawaban publik terhadap pencapaian sasaran strategis.
Bab IV Penutup
13
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
Indeks Risiko Bencana Indonesia merupakan gambaran tingkat risiko bencana di wilayah
administrasi pemerintahan (Provinsi/Kabupaten/Kota) sesuai dengan jenis bahaya
(hazard) serta gabungan beberapa bahaya (multi hazard). Indeks Risiko Bencana juga
menggambarkan perbandingan tingkat risiko antar wilayah. Sehingga bisa dikatakan
bahwa Indeks Risiko Bencana merupakan gambaran perbandingan penilaian seluruh
Kabupaten/Kota di Indonesia dari risiko bencana yang ada. Perhitungan indeks risiko
bencana didasarkan pada hasil kajian risiko bencana yang diolah secara spasial
14
berdasarkan penilaian kemungkinan dan besarnya dampak yang diukur dari
keterpaparan (exposure) dan kapasitas (capacity) untuk setiap bahaya (hazard) dan
untuk gabungan dari beberapa bahaya yang ada (multi hazards).
15
6. Perkuatan Kesiasiagaan dan Penanganan Darurat Bencana
7. Pengembangan Sistem Pemulihan Bencana
Peningkatan ini kapasitas juga diselaraskan dengan Kerangka Kerja Global Sendai untuk
Pengurangan Risiko Bencana tahun 2015 – 2030 yang memiliki 7 (tujuh) target global
yaitu:
16
Tabel 1. Perjanjian Kinerja BNPB Tahun 2018
Sesuai Surat Keputusan Kepala BNPB Nomor 282.U Tahun 2018 tanggal 28 September
2018 tentang Perubahan Atas Keputusan Kepala BNPB Nomor 65.C Tahun 2015 tentang
Penetapan Indikator Kinerja Utama Badan Nasional Penanggulangan Bencana Tahun
2015-2019 terdapat penyesuaian sasaran strategis dan indikator sebagaimana berikut :
17
A. Perubahan Sasaran Strategis BNPB Tahun 2018
SEMULA MENJADI
SEMULA MENJADI
18
SEMULA MENJADI
logistik dan peralatan serta kemampuan
teknis untuk kesiapsiagaan dan
kedaruratan
Perbandingan pagu awal dan pagu akhir anggaran BNPB Tahun 2018
Pembagian Pagu APBN Rutin dan Pagu DSP Anggaran BNPB Tahun 2018
19
Dana Hibah Rehabilitasi dan Rekonstruksi Tahun 2018
20
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
Sasaran Strategis
21
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi %
Sasaran Strategis
Selama periode tahun 2015-2019, sesuai dengan amanat RPJMN Tahun 2015-2019,
sasaran yang ingin dicapai BNPB adalah “Menurunnya Indeks Risiko Bencana di
Pusat-Pusat Pertumbuhan Yang Berisiko Tinggi”. Untuk mencapai hal tersebut,
dilaksanakan kegiatan peningkatan kapasitas penanggulangan bencana di daerah
(kabupaten dan kota) melalui kegiatan yang dilaksanakan oleh BNPB tahun 2018
dengan dukungan dari berbagai pihak, baik pemerintah pusat, pemerintah provinsi,
22
pemerintah kabupaten/kota dan masyarakat serta lembaga usaha. Pengukuran
indeks risiko bencana dilakukan pada 136 kabupaten/kota sesuai dengan prioritas
BNPB tahun 2015-2019 dengan menggunakan perangkat penilaian kapasitas daerah
melalui Focus Group Discussion (FGD) dengan hasil pada gambar dibawah ini:
Penurunan
IRBI 2018
15,84%
Berdasarkan hasil gambar diatas bahwa trend nilai indeks risiko pada 136
Kabupaten/Kota adalah tahun 2015 sebesar 169,4, tahun 2016 sebesar 149,0 tahun
2017 sebesar 142.2, dan tahun 2018 sebesar 126.1 sehingga secara nasional indeks
risiko bencana mengalami penurunan sebesar 18.44% dari tahun 2015 hingga 2018.
Penurunan indeks risiko bencana yang dihasilkan berdasarkan kontribusi multipihak,
pemerintah dalam hal ini BNPB, Kementerian/Lembaga terkait lainnya, pemerintah
daerah, dan lembaga usaha.
23
B. Evaluasi dan Analisis Kinerja
1. Persentase kabupaten/kota yang mengintegrasikan kajian risiko bencana dalam
pembangunan daerah
Hasil kajian risiko tersebut menjadi bahan untuk penyusunan dokumen Rencana
Penanggulangan Bencana (RPB). Dokumen RPB merupakan sebuah rencana
induk daerah yang mampu menjawab persoalan setiap fase penanggulangan
bencana serta merangkum perspektif penyelenggaraan penanggulangan bencana
dari seluruh instansi pemerintahan daerah yang terlibat. Dokumen RPB ini menjadi
kerangka efektif yang mampu menjamin pencapaian tujuan penyelenggaraan
penanggulangan bencana dalam rentang waktu 5 tahun. Sehingga dokumen RPB
ini dapat menjadi dokumen perencanaan yang menentukan arah penyelenggaraan
penanggulangan bencana didaerah.
24
Gambar 9. Proses Penyusunan dan Analisis Rencana
Penanggulangan Bencana
25
dimaksud merupakan implikasi kajian risiko bencana dengan mengacu kepada 71
indikator penurunan indeks yang terdapat pada Kebijakan dan Strategi
Penanggulangan Bencana 2015-2019. Serta,beberapa kabupaten/kota lain yang
tidak masuk dalam prioritas RPJMN namun memiliki indeks risiko bencana tinggi.
Dalam pencapaian target kedeputian pada tahun 2018 yaitu jumlah kabupaten/kota
yang memiliki dokumen Rencana Penanggulangan Bencana (RPB), ditetapkan
sebesar 40 %. Prosentase kinerja didapatkan melalui formula sebagai berikut :
𝐾𝑎𝑏
𝐾𝑎𝑏 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑢𝑚𝑢𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 𝑚𝑒𝑚𝑖𝑙𝑖𝑘𝑖 𝑑𝑜𝑘𝑢𝑚𝑒𝑛 𝑅𝑃𝐵
𝐾𝑜𝑡𝑎
𝑃𝑟𝑜𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ = 𝐾𝑎𝑏
𝑥 100%
𝐾𝑜𝑡𝑎 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝐾𝑜𝑡𝑎
26
dapat terintegrasi dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) namun juga dapat tersinkronisasi dengan Rencana Nasional
Penanggulangan Bencana ditingkat Pusat. Proses sinkronisasi diharapkan dapat
memberikan keterpaduan upaya penanggulangan bencana di Indonesia.
Capaian kinerja BNPB untuk penyusunan dokumen RPB dapat dikatakan sangat
baik, karena meningkat bila dibandingkan dengan capaian di tahun 2017. Capaian
kinerja tahun 2017 adalah sebesar 27,24 %, dan capaian kinerja tahun 2018 lebih
baik yakni sebesar 32,30 %, namun diakui belum mencapai dari target yang telah
ditetapkan di tahun 2018 yang sebesar 40%.
Beberapa hal yang menjadi kendala dalam pencapaian target tersebut diantaranya:
c. Dokumen KRB dan Peta Risiko yang belum dipahami secara mendalam oleh
Pemerintah Daerah
Untuk itu ke depan beberapa alternatif solusi yang dapat dilakukan dalam upaya
percepatan pencapaian target adalah:
27
a. Menumbuhkan komitmen kepala daerah melalui diseminasi dan koordinasi
intensif mengenai pentingnya penyusunan RPB sebagai investasi dalam
pembangunan daerah yang berbasis pengurangan resiko bencana
Tabel 7. Daftar Lokasi Kegiatan Penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana Tahun 2018
No Kabupaten/Kota Provinsi No Kabupaten/Kota Provinsi
28
No Kabupaten/Kota Provinsi No Kabupaten/Kota Provinsi
Progres capaian kabupaten/kota yang telah memiliki dokumen RPB Tahun 2015 -
2018 tercantum pada Gambar 10, peningkatan jumlah kabupaten/kota yang
memiliki dokumen RPB tersebut disebabkan adanya dukungan dan kerjasama dari
berbagai pemangku kepentingan di kabupaten/kota yang turut serta melaksanakan,
mengembangkan, dan mereplikasi program/kegiatan tersebut. Dengan memiliki
dokumen RPB, dapat menjadi sebuah investasi bagi daerah tersebut terutama
dalam menjaga pertumbuhan dan pembangunan di wilayahnya.
29
Selain meningkatkan kapasitas daerah melalui dokumen RPB, BNPB juga
menginisiasi upaya penurunan indeks risiko bencana sesuai yang tercantum dalam
sasaran RPJMN 2015 – 2019 dengan kegiatan-kegiatan yang berbasis
pengurangan risiko bencana antara lain:
30
Gambar 12. Hubungan Kajian Risiko dan Rencana Penanggulangan Bencana
31
No Kabupaten/Kota Provinsi No Kabupaten/Kota Provinsi
4 Kota Gunungsitoli Sumatera Utara 26 Kab. Pamekasan Jawa Timur
32
hidup.
33
Gambar 13.Gerakan pengurangan risiko bencana
No Provinsi/Kab/Kota Provinsi/Kab/Kota
34
No Provinsi/Kab/Kota Provinsi/Kab/Kota
35
Sasaran utama Sekolah/Madrasah aman dari bencana adalah:
36
Tabel 10. Daftar Lokasi Kegiatan Sekolah/Madrasah Aman dari BencanaTahun 2018
No Kabupaten/Kota Sekolah/Madrasah
1 Kota Palu SMP Negeri 10 Palu
2 Kota Palangkaraya SD N 1 Petuk Katimpun
3 Kab. Wajo SD N 373 Laelo Wajo
4 Kab. Solok Selatan SMPN 2 Solok Selatan
5 Kota Kupang SDN Oeba 3 Kota Kupang
Gambar 15. Pelatihan dan simulasi untuk tenaga pendidik dan siswa sekolah
4. Penyusunan Rencana Kontinjensi
38
Gambar 18. Peta Lokasi Penyusunan Rencana Kontijensi Tahun 2018
25
22
20
18
16
15
10
8
39
bertujuan untuk memperkuat kapasitas BPBD dalam memahami dan
menginventarisasi sumberdaya yang dimiliki sehingga BPBD dapat mengambil
langkah-langkah penanggulangan bencana yang menjadi ancaman di
wilayahnya secara optimal.
Sedangkan uji lapang merupakan salah satu metode latihan yang dilaksanakan
oleh seluruh unsur pelaku sesuai dengan bidang tugasnya dalam Sistem
Komando Penanganan Darurat Bencana. Uji lapang bermanfaat untuk menguji
PROTAP/SOP tanggap darurat yang telah disepakati, serta koordinasi lintas
instansi yang dilaksanakan menggunakan skenario kejadian dan dampak
bencana yang disusun sesuai potensi bencana.
40
Gambar 20. Uji Lapang Penanggulangan Bencana
Sistem peringatan dini yang dipasang berupa Landslide Early Warning System
(LEWS). Adanya kegiatan ini diharapkan dapat memacu daerah dalam replikasi
pemasangan sistem peringatan dini di lokasi yang rentan bencana banjir dan
longsor dengan harapan kerugian jiwa, harta dan benda dapat dihindari ataupun
41
dikurangi. Pemasangan sistem
2015 2016 2017 2018
peringatan dini tahun 2018
40 36
difokuskan pada 19 lokasi yang 35
Gambar 22. Sebaran Kab/Kota yang memiliki Sistem Peringatan Dini Bencana Update
Tahun 2018
Sistem peringatan dini gerakan tanah yang diterapkan oleh BNPB tidak hanya
berupa perangkat keras deteksi dini gerakan tanah, tetapi terdiri atas tujuh sub-
sistem utama. Tujuh sub-sistem tersebut adalah sebagai berikut: (1) sosialisasi,
(2) penilaian risiko, (3) pembentukan tim siaga bencana di tingkat desa/dusun,
42
(4) pembuatan peta dan rute evakuasi, (5) penyusunan prosedur tetap (protap)
evakuasi, (6) pemantauan, peringatan dini, dan geladi evakuasi, serta (7)
membangun komitmen pemerintah daerah dan masyarakat dalam
pengoperasian dan pemeliharaan keseluruhan sistem. Sementara itu,
perangkat keras deteksi dini gerakan tanah yang dipasang terdiri dari 2 unit
ekstensometer, 1 unit tiltmeter, 1 unit penakar hujan, 1 unit sistem sirine/lampu
peringatan, 1 set server lokal dan sistem online dengan monitor dan mini PC.
Seluruh sensor dan server dilengkapi dengan panel sel surya, kotak panel
dengan aki kering dan controller dengan sistem telemetri menggunakan
frekuensi radio. Modem GSM digunakan untuk transmisi data dari server lokal
ke server cloud BNPB.
43
Gambar 24. Sistem Nasional Peringatan Dini Multi Ancaman Bencana
44
Gambar 25. Peta Sebaran Kabupaten/ Kota yang memiliki Rambu Evakuasi,
Papan Peringatan Dini dan Informasi Bencana Tahun 2018
133
KARHUTLA
480
BANJIR 57
210
TANAH LONGSOR 1747
255
GUNUNG API 1014
1026
490
106
TSUNAMI 7874
1500
6374
45
Tantangan ke depan adalah meningkatkan pemahaman pemerintah daerah
akan pentingnya rambu evakuasi, papan peringatan dini dan informasi bencana
sehingga daerah memiliki inisiasi untuk mereplikasinya dengan anggaran
daerah sesuai potensi bencana di wilayahnya masing-masing. Selain itu,
diperlukan pendekatan dan sosialisasi kepada masyarakat yang tinggal di
sekitar lokasi rawan bencana terkait pentingnya pemasangan rambu dan papan
informasi bencana.
Gambar 27. Contoh Rambu Evakuasi, Papan Peringatan Dini dan Informasi Bencana
46
kapasitas wilayahnya untuk mengurangi dampak bencana dan meningkatkan
kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana yang akan terjadi di wilayahnya.
Terdapat 10 indikator utama dan indikator pilihan yang ditentukan sebagai pilihan
upaya pengembangan desa/kelurahan tangguh bencana. Dalam pelaksanaan
program ini, BPBD provinsi dan BPBD kabupaten/kota dipersiapkan untuk
menyelesaikan 10 indikator secara bertahap, berdasarkan kebutuhan dan prioritas
masyarakat, sebagai target keberhasilan program di tingkat desa/kelurahan.
Indikator yang dimaksud adalah:
Program Desa Tangguh Bencana telah dilakukan dari tahun 2012 sampai tahun
2018, dimana tahun 2018 pembentukan Desa Tangguh Bencana dilakukan di
68 Desa di 22 kabupaten/kota.
47
Tabel 11. Daftar Kabupaten/Kota Pembentukan Destana Tahun Anggaran 2018
JML.
NO. KABUPATEN KOTA PROVINSI
DESA
1. Bungo Jambi 4
2. Rejang Lebong Bengkulu 2
3. Lahat Sumatera Selatan 2
4. Cirebon Jawa Barat 2
5. Pekalongan Jawa Tengah 4
6. Wonogiri Jawa Tengah 5
7. Pacitan Jawa Timur 6
8. Ponorogo Jawa Timur 4
9. Kota Tarakan Kalimantan Utara 2
10. Lombok Tengah NTB 3
11. Ngada NTT 2
12. Manggarai NTT 4
13. Belu NTT 3
14. Gowa Sulawesi Selatan 2
15. Poso Sulawesi Tengah 2
16. Konawe Utara Sulawesi Tenggara 2
17. Buton Utara Sulawesi Tenggara 3
18. Minahasa Selatan Sulawesi Utara 4
19. Kota Gorontalo Gorontalo 4
20. Bone Bolango Gorontalo 3
21. Sambas Kalimantan Barat 2
22. Tanah Laut Kalimantan Selatan 3
Jumlah Desa 68 Desa
68
𝑥 100% = 1 %
6932
553
𝑥 100% = 8 %
6932
2017 2018
Indikator Kinerja Sasaran Strategis
Target Realisasi Target Realisasi
Persentase meningkatnya kapasitas 10% 7% 10% 8%
masyarakat dalam penanggulangan
bencana
49
Dari capaian selama tahun 2017 dan 2018 terlihat bahwa target yang ditetapkan
sebesar 10% belum dapat dicapai dan baru dapat dicapai sebesar 8% di tahun
2018, namun capaian tersebut meningkat sebesar 1% dari sebelumnya.
Forum Pengurangan Risiko Bencana Desa (FPRB) Desa ini diharapkan mampu
untuk dapat melihat masalah dan potensi desa, dan dapat membangun jaringan
dengan stakeholder yang ada (pemerintah, tokoh masyarakat, potensi relawan,
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)). Kader ini juga diharapkan
mampu mengorganisir masyarakat dalam berbagai kegiatan pembangunan.
50
memiliki pionir-pionir upaya penanggulangan bencana. Desa Tangguh bencana
di Pacitan salah satunya di lakukan di Desa Sirnoboyo.
“Kita berharap tidak ada bencana, namun bila ada bencana kita siap
untuk menghadapinya sehingga tidak ada korban yang jatuh atau
meminimalisir korban, waspada dan doa”
Lain lagi di Bone Bolango Provinsi Gorontalo, fasilitasi Kab. Bone Bolango
dilaksanakan di 3 (tiga) desa yaitu: Olohuta, Boluntula, dan Timbolo.
Masyarakat di 3 (tiga) desa ini ditumbuhkan kesadarannya akan risiko bencana
yang ada di daerah mereka. Yang menarik di sini adalah, kelompok kerjanya
adalah anak-anak muda yang memiliki semangat. Pasca destana usai Forum
PRB Desa memprogramkan kegiatan mitigasi dengan melakukan penanaman
mangrove.
Setiap rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh BPBD Kota Gorontalo, sesuai
dengan Petunjuk Pelaksanaan yang telah ditetapkan. Sesuatu yang menarik di
51
Kota Gorontalo ini adalah penamaan Pokja yang unik, seperti Tim Pokja Siaga
untuk Kel. Tenda, dan Pokja Dumbo Bone untuk Kel.Talumulo.
Pengalaman dari Kelurahan Leato Utara bahwa dengan hadirnya program Desa
Tangguh Bencana BNPB tahun 2018 ini, masyarakat mendapatkan
pembelajaran dan pengetahuan tentang kerangka dan paradigma sistem
penanggulangan bencana nasional. Masyarakat sudah mengetahui tentang
bagaimana mengkaji risiko bencana di wilayah Leato Utara, menyusun rencana
penanggulangan bencana pada saat pra, tanggap, dan pasca bencana.
Menyusun rencana Aksi untuk Komunitas dalam Penanggulangan Bencana,
menyusun rencana evakuasi dan peringatan dini, menyusun rencana
kontinjensi, serta yang paling penting lagi adalah terbentuknya Forum
Penanggulangan Bencana.
Saat ini Desa Tangguh Bencana sudah terintegrasi dengan dana Desa melalui
Anggaran pemerintah yang bisa diakses oleh Desa dalam mewujudkan
ketangguhan masyarakat adalah anggaran Desa, dimana diatur dalam
PERMENDES nomor 19 tahun 2017 dan PERMENDAGRI nomor 20 Tahun
2018.
Kegiatan desa tangguh bencana sudah menjadi tren dan semua berlomba
untuk menyelenggarakan desa tangguh bencana baik BPBD, NGO, dan
Perguruan Tinggi serta Dunia Usaha, maka tugas dari BPBD Kab/Kota adalah
mensinkronkan program-program ketangguhan masyarakat ke dalam Desa
52
Tangguh Bencana dan juga mendorong Komitmen Pemerintah Daerah untuk
membuat aturan - aturan peraturan daerah maupun Surat Keputusan Gubernur
terkait penguatan multi pihak dengan menggunakan APBD untuk masuk
kedalam kerangka kerja RPJMD serta Keberlanjutan Ketangguhan yang sudah
ada melalui sinergitas dengan perguruan tinggi maupun lembaga usaha.
Implikasi dengan adanya SPM Kementerian Dalam Negeri bahwa bencana
menjadi urusan wajib daerah pada implementasinya bisa didorong untuk
program pengembangan maupun pembentukan desa tangguh bencana.
2012 - GRAND
NO PROGRAM PELAKSANA 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
2013 TOTAL
Desa Tangguh
1 BNPB 40 60 68 100 108 150 68 68 662
Bencana
BNPB dan
3 Desa Tangguh Mandiri 0 0 150 500 750 1400
Perguruan Tinggi
Ketangguhan Kementrian/
4 0 0 100 500 850 1450
Masyarakat Lembaga
Desa Tangguh
7 Dunia Usaha 20 40 50 75 100 285
Bencana
53
Panduan pembentukan desa/kelurahan tangguh bencana
Rancangan SNI ini disusun oleh Gugus Kerja Desa dan kelurahan tangguh
bencana dan telah disepakati pada rapat konsensus nasional di Yogyakarta
pada tanggal 8 Agustus 2016. Konsensus ini dihadiri para pemangku
kepentingan terkait, yaitu perwakilan dari produsen, konsumen, pakar dan
pemerintah. SNI ini juga telah melalui tahapan jajak pendapat pada tanggal 8
November 2016 hingga 7 Januari 2017 dan pembahasan hasil jajak pendapat
dilaksanakan pada tanggal 7 September 2017 dengan hasil akhir disetujui
menjadi SNI.
54
a. Masih kurangnya komitmen daerah dalam mereplikasi Program Desa
Tangguh Bencana di daerahnya.
b. Belum memadainya panduan-panduan maupun buku petunjuk teknis
pelaksanaan dari setiap tahapan kegiatan pemberdayaan masyarakat
terutama program desa tangguh bencana yang lebih detail dan mudah
diimplementasikan oleh masyarakat desa terkait dengan telah terbitnya
SPM Kebencanaan Kementerian Dalam Negeri
c. Masih rendahnya pelibatan multipihak yang inklusif dalam penanggulangan
bencana untuk membangun sinergitas dan ketangguhan bangsa.
Untuk itu upaya kedepan yang perlu dilakukan oleh BNPB diantaranya:
55
3. Persentase Kejadian Bencana Yang Ditangani (direspon)
Berdasarkan trend kejadian bencana dari tahun 2004 – 2018 menunjukkan bahwa
intensitas kejadian bencana di Indonesia cenderung meningkat dan terus terjadi
perulangan seperti kejadian bencana banjir, tanah longsor, banjir disertai longsor
erupsi gunung api, gempa bumi, kebakaran hutan dan lahan, kekeringan dan angin
puting beliung. BNPB berkoordinasi dengan berbagai kementerian/lembaga dan
lembaga-lembaga non pemerintah sebagai satu kesatuan dukungan pemerintah
pusat dalam pendampingan kepada pemerintah daerah dan masyarakat, melalui
mobilisasi baik berupa peralatan, personil, dan bantuan kebutuhan masyarakat
korban bencana.
Indikator kinerja utama (IKU) BNPB pada tahun 2015 s.d. tahun 2017 adalah rata-
rata waktu respon kejadian bencana. Rata-rata waktu respon kejadian bencana
adalah rata-rata waktu dalam upaya pengerahan bantuan dan sumber daya
penanganan darurat bencana pada awal informasi kejadian bencana yang diterima
oleh Pusat Pengendali Operasi (Pusdalops) BNPB dari Pusdalops BPBD terdampak
bencana hingga penanganan darurat bencana di lokasi bencana.
Pada Tahun 2018 (triwulan 3) terdapat revisi terhadap IKU BNPB yaitu menjadi
persentase kejadian bencana yang berhasil ditangani (Direspon), seperti tabel
dibawah ini :
56
Selama tahun 2018 BNPB merespon sebanyak 243 kejadian bencana dari total
kejadian bencana diseluruh Indonesia sebanyak 2.572 kejadian (sumber DIBI per 31
Desember 2018). Dari 2.572 kejadian bencana yang merupakan kejadian bencana
alam sebanyak 2.202 kejadian, sisanya sebanyak 370 kejadian merupakan bencana
non alam (kebakaran lahan dan hutan).
Dari 2.572 kejadian, pemerintah daerah kabupaten/kota dan provinsi yang terdampak
selalu hadir dalam rangka penanganan darurat bencana sesuai dengan dampak
eskalasinya. Hal tersebut sejalan dengan pasal 5 UU no 24 tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana yang menyebutkan bahwa Pemerintah dan Pemerintah
Daerah menjadi penanggung jawab dalam penyelenggaraan penanggulangan
bencana. Pemerintah diwakili oleh BNPB dan Pemerintah daerah diwakili oleh
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
57
Responder dalam penyelenggaraan penanggulangan apabila sebuah bencana
terjadi. Tim Reaksi Cepat dari BNPB melakukan pendampingan bagi Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota dan Provinsi yang terdampak. Selama tahun 2018 BPBD
telah merespon kejadian bencana sebanyak 2329 kejadian bencana. Sehingga
perhitungan capaian kejadian bencana yang direspon selama tahun 2018 adalah
sebagai berikut:
Realisasi DSP:
Rp. 6.402.594.133.110,-
58
Persentase Penggunaan DSP 2018
GEMPA BUMI 60,94
KEKERINGAN 0,00
1. Bencana Asap Akibat Kebakaran Lahan dan Hutan di 6 Provinsi di Sumatera dan
Kalimantan
Pada tahun 2018 ada 6 provinsi yang menetapkan status siaga darurat bencana
asap karena kebakaran lahan dan hutan. Penatapan tersebut didasarkan adanya
ancaman berupa terbakarnya hutan dan lahan terutama gambut di tiap-tiap
provinsi yang didukung oleh kondisi meteorologi dan klimatologi wilayahnya yang
mengakibatkan berkurangnya curah hujan dalam waktu yang lama, sehingga
potensi kebakaran akan meningkat. Akibat adanya potensi bencana asap
tersebut tentunya akan memberikan dampak pada kesehatan masyarakat,
lumpuhnya aktivitas sosial, ekonomi, pendidikan sehingga akan menyebabkan
terganggunya kehidupan serta penghidupan sehingga akan mengakibatkan
kerugian yang cukup besar. Provinsi yang menetapkan siaga darurat bencana
59
karhutla yaitu Sumatera Selatan, Jambi, Riau, Kalimantan Selatan, Kalimantan
Tengah, dan Kalimantan Barat.
60
• Menegakkan dan menindak secara hukum jika ada pihak-pihak yang secara
sengaja melakukan pembakaran hutan dan lahan sesuai aturan
perundangan yang berlaku.
• Menggencarkan sosialisasi tentang bahaya bencana asap dan larangan
tentang pembakaran hutan dan lahan serta dampak yang akan diakibatkan.
• Menggencarkan dan mencari solusi untuk sistem pertanian dan perkebunan
yang tanpa membakar lahan untuk proses pembersihanya.
61
Gambar 38. Total Hotsopt per Bulan di Tahun 2018
Upaya BNPB dalam menghadapi situasi siaga darurat bencana asap yang
diakibatkan kebakaran lahan dan Hutan di beberapa 6 Provinsi di Sumatera dan
Kalimantan :
62
• Memberikan dukungan berupa peralatan untuk operasi penanganan karlahut
Gambar 39. Upaya BNPB dalam menangani Bencana Kebakaran hutan dan lahan
Selama tahun 2018, BNPB memberikan dukungan Dana Siap Pakai untuk
penanganan bencana asap akibat karhutla sebesar Rp. 2.333.535.367.417,- yang
dimanfaatkan untuk memberikan dukungan operasi pemadaman melalui udara
(water bombing dan TMC) dan dukungan operasional lainnya kepada daerah
terdampak bencana asap. BNPB mengerahkan 41 unit helikopter berbagai jenis
untuk Water Bombing guna mendukung pemadaman yang tidak dapat dijangku
oleh Tim Operasi Pemadaman Darat. Persebaran helikopter dapat dilihat dalam
gambar berikut :
63
Gambar 40. Peta Sebaran Dukungan Udara Penanganan Asap Akibat Karthutla di Wilayah
Sumatera dan Kalimantan tahun 2018
Dalam pelaksanaan penanganan darurat bencana asap ini tentunya tak lepas dari
tantangan yang ada, yaitu :
64
2. Penanganan Darurat Bencana Gempa Bumi Provinsi Nusa Tenggara Barat
Pada tanggal 29 Juli 2018 pukul 06:47 WITA telah terjadi gempa bumi yang
mengguncang pulau Lombok dan pulau Sumbawa dengan kekuatan 6,4 SR,
disusul kembali dengan gempa berkekuatan 7 SR pada tanggal 5 Agustus 2018
pukul 19:46 WITA, lalu tanggal 19 Agustus 2018 gempa bumi berkekuatan 6,5
SR kembali mengguncang wilayah Nusa Tenggara Barat. Tercatat dampak dari
gempa bumi tersebut menyebabkan 564 jiwa meninggal dunia, 1.886 jiwa luka-
luka, 472.419 jiwa Mengungsi dan 216.489 unit rumah rusak.
Upaya yang telah dilakukan dalam rangka penanganan darurat bencana gempa
bumi di Provinsi Nusa Tenggara Barat seperti dibawah ini :
1) Bekerjasama dengan kementrian / lembaga serta Pemerintah daerah untuk
melakukan penanganan darurat bencana (pengkajian cepat dan lanjutan,
pemenuhan kebutuhan dasar, pengorganisasian penanganan, perlindungan
kelompok rentan, penanganan pengungsi serta kemudahan akses), dimana
BNPB mendirikan Pos Pendampingan Nasional di NTB sebagai pusat
koordinasi semua Stakeholder di tingkat Nasional untuk memberikan
perkuatan kepada Pemerintah Provinsi NTB.
2) Untuk menangani dampak yang dihasilkan bencana gempa bumi diterbitkan
Instruksi Presiden No. 5 Tahun 2018 tentang Percepatan Rehabilitasi dan
Rekonstruksi Pascabencana gempa bumi di Kabupaten Lombok Barat,
Kabupaten Lombok Utara, Kabupaten Lombok Tengah, Kabupaten Lombok
Timur, Kota Mataram dan wilayah terdampak di Provinsi Nusa Tenggara
Barat.
3) BNPB telah menyalurkan bantuan Dana Siap Pakai sebesar Rp.
3.504.180.000.000,- untuk penanganan darurat bencana gempa bumi dan
stimulan perbaikan rumah rusak, adapun jumlah penyaluran Dana Siap Pakai
untuk stimulan perbaikan rumah rusak selama tahun 2018 dapat dilihat pada
tabel dibawah ini :
65
Tabel 17. Data Penyaluran Dana Siap Pakai Tahun 2018
KABUPATEN/ JUMLAH RUMAH RUSAK DSP YANG
NO
KOTA RB RS RR TOTAL DISALURKAN
1 Lombok Timur 6,002 1,999 11,409 19,410 384,290,000,000
2 Lombok Barat 13,991 12,790 45,563 72,344 1,134,630,000,000
3 Lombok Tengah 2,855 5,470 17,294 25,619 401,040,000,000
4 Lombok Utara 41,389 118 245 41,752 1,077,075,000,000
5 Mataram 3,580 2,611 6,115 12,306 216,425,000,000
6 Sumbawa 1,587 2,582 7,718 11,887 181,405,000,000
7 Sumbawa Barat 796 1,969 3,154 5,919 109,315,000,000
TOTAL 70,200 27,539 91,498 189,237 3,504,180,000,000
66
Gambar 43. Progres Pembangunan Rumah s/d 31 Des 2018
67
Palu, serta Jonoogedi Kabupaten Sigi. Kejadian gempabumi juga menyebabkan
terjadinya land subsidence di Kabupaten Donggala.
68
di Provinsi Sulawesi Tengah terhitung sejak 27 Oktober 2018 hingga
25Desember 2018
Gambar 45. Data Kerugian dan Kerusakan Bencana Gempa & Tsunami di Kab/Kota
Sulawesi tengah
69
Tabel 18. Data Korban Bencana di 4 Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tengah
70
3) Layanan Kesehatan
Saat status tanggap darurat berakhir maka upaya pencarian dan penyelamatan
korban bencana sampai dengan menempatkan masyarakat korban bencana di
pengungsian dan beralih ke masa transisi darurat ke pemulihan. Pengungsi
masih memerlukan kebutuhan dasar untuk berkelanjutan pemenuhan kehidupan
masyarakat di pengungsian, sampai dengan penyiapan hunian sementara dan
pemulihan penghidupan masyarakat, salah satunya dari mata pencaharian
mereka.
71
Tabel 19. Kerusakan Rumah Bencana Provinsi Sulawesi Tengah
Kabupaten/ KERUSAKAN RUMAH
NO Jumlah
Kota RR RS RB H
1 Kota Palu 2.175 1.484 2.158 1.784 7.601
2 Kab Sigi 9.712 9.219 12.657 - 31.588
3 Kab Donggala 7.290 6.099 7.989 - 21.378
4 Kab Parimo 4.191 826 553 - 5.570
Jumlah 23.368 17.628 23.357 1.784 66.137
Sumber BPBD Desember 2018
Dari tabel diatas dapat dianalisis bahwa kebutuhan pengungsi korban bencana
gempabumi, tsunami dan likuifaksi di wilayah kabupaten/kota terdampak di
Sulawesi Tengah, sebanyak 50.975 KK dipenuhi dengan hunian sementara
untuk rumah rusak berat 23.357 KK, hilang 1.784 KK total 25.141 KK, sisanya
25.834 KK yang rumahnya rusak ringan dan rusak sedang bisa kembali kerumah
masing-masing dengan bantuan perbaikan.
72
4) BNPB melakukan monitoring perkembangan pemulihan dengan segera
perbaikan sarana dan prasarana vital di wilayah terdampak;
5) BNPB melakukan monitoring pendirian hunian sementara beserta
kelengkapannya di wilayah Provinsi Sulawesi Tengah untuk warga yang
kehilangan rumahnya.
BNPB juga memberikan Dana Siap Pakai (DSP) terkait bencana gempa bumi,
likuifaksi dan Tsunami yang melanda beberapa daerah di Provinsi Sulawesi
Tengah. Berikut Rekapitulasi Dana Siap Pakai Penanganan Darurat Bencana
Gempabumi, Tsunami dan Likuifaksi di Wilayah Provinsi Sulawesi Tengah TA
2018 :
Tabel 20. Rekapitulasi Dana Siap Pakai Penanganan Darurat Bencana Gempabumi,
Tsunami dan Likuifaksi di Wilayah Provinsi Sulawesi Tengah TA 2018
4. Penanganan Darurat Bencana Gempa Bumi dan Tsunami di Provinsi Banten dan
Provinsi Lampung
Bencana tsunami terjadi di Selat Sunda pada tanggal 22 Desember 2018 malam.
Sekitar pukul 21.27 WIB, gelombang ombak tinggi menerjang pantai di sekitar
Pandeglang, Serang dan Lampung Selatan. Menurut BMKG dan Badan Geologi,
tsunami disebabkan karena longsor bawah laut akibat erupsi Gunung Anak
Krakatau.
73
Bencana ini melanda 6
kabupaten/kota yang tersebar di dua
provinsi, yaitu Provinsi Banten
(kabupaten Pandeglang dan
Serang) dan Provinsi Lampung
(Kabupaten Lampung Selatan,
Tanggamus, dan Pesawaran).
Tsunami ini menelan banyak korban
Gambar 46. Kerusakan Akibat Bencana Gempa di Kabupaten Pandeglang. Data
bumi & Tsunami di Provinsi Banten & Lampung
sementara (1 Januari 2019) tercatat
di kabupaten ini 296 orang meninggal dunia, 3 orang hilang, 7.656 orang luka-luka
dan meruskan 1.012 unit rumah. Di Kabupaten Serang tercatat 21 orang
meninggal dunia, 2.395 orang luka-luka, 4.820 orang mengungsi dan 41 unit
rumah rusak. Dampak tsunami yang tercatat di Kabupaten Lampung Selatan
adalah 118 orang meninggal dunia, 4.007 orang luka-luka, 7 orang hilang, 7.868
orang mengungsi dan 1.560 unit rumah rusak. Satu orang meninggal dunia
masing-masing di Tanggamus dan Kabupaten Pesawaran. Secara keseluruhan
dampak dari bencana ini adalah 437 orang meninggal dunia, 10 orang hilang,
14.059 orang luka-luka, 36.923 orang mengungsi, 2.752 unit rumah rusak, dan 92
penginapan/warung rusak.
BNPB telah memberikan bantuan berupa dana siap pakai, tenda pengungsi,
permakanan dan kebutuhan sehari-hari. Dalam upaya penanganan darurat BNPB
melakukan pendampingan terus kepada kabupaten/kota untuk mempercepat
pemulihan pascabencana.
74
Selama masa transisi darurat
dibangun hunian sementara
(huntara). Kabupaten Lampung
Selatan akan merelokasi rumah
masyarakat yang mengalami
kerusakan. Balai Besar Wilayah
Sungai Kementerian PU Pera akan
melakukan land clearing, Dinas PU
Gambar 47. Suasana Pengungsi Korban bencana
Gempa Bumi & Tsunami Kabupaten Lampung Selatan akan
menyiapkan siteplan, desain dan rencana anggaran. Bupati Lampung Selatan
akan mengajukan dana siap pakai BNPB untuk pembangunan huntap dan
fasilitasnya dalam relokasi.
Dalam melakukan respon kejadian bencana, beberapa hal yang dilakukan oleh
BNPB yaitu :
a. Kaji Cepat
Kaji cepat dalam penanganan darurat bencana merupakan kegiatan kaji cepat
bencana dan dampak bencana pada saat tanggap darurat meliputi penilaian
kebutuhan (Needs Assessment), penilaian kerusakan dan kerugian (Damage
and Loses Assessment) serta memberikan dukungan pendampingan dalam
penanganan darurat bencana
Gambar 48. Kepala BNPB dan Tim Kaji Cepat BNPB melakukan Asessment
Bencana Gempa Bumi 4,4 SR di Kab. Banjarnegara
75
Kegiatan ini meliputi pengkajian secara cepat dan tepat di lokasi bencana pada
waktu tertentu dalam rangka mengidentifikasi cakupan lokasi bencana, jumlah
korban, kerusakan prasarana dan sarana, gangguan terhadap fungsi pelayanan
umum dan pemerintahan serta kemampuan sumber daya alam maupun buatan.
Serta saran yang tepat dalam upaya penanganan bencana dengan tugas
tambahan membantu BPBD provinsi/kabupaten/kota untuk mengkoordinasikan
sektor terkait dalam penanganan darurat bencana.
Selama tahun 2018 telah dilaksanakan kaji cepat bencana 143 kali ke wilayah
terdampak bencana. Adapun rinciannya penugasan kaji cepat karlahut sebanyak
23 kali, gempa bumi 18 kali, banjir 52 kali, banjir dan tanah longsor 28 kali, banjir
bandang 1 kali, erupsi gunung berapi 13 kali, tsunami 2 kali, pergerakan tanah 2
kali, gempa bumi dan tsunami 1 kali, puting beliung 2 kali, tanah longsor 2 kali.
Dari kegiatan hasil kaji cepat manfaat yang didapatkan adalah adanya data awal
mengenai gambaran dampak bencana, sumber daya yang tersedia dan
kebutuhan mendesak yang menjadi acuan dalam pengambilan kebijakan
penanganan darurat bencana.
Dari data DIBI tahun 2018, korban meninggal dan hilang, berdasarkan data DIBI
2018 sebesar 4.814 jiwa, sedangkan korban terdampak dan mengungsi:
76
10.239.533 jiwa. Untuk korban yang tertangani adalah korban terdampak dan
mengungsi dikurangi korban meninggal dan hilang. Secara ringkas yaitu:
10.234.719 jiwa
= x 100 % = 99,95%
10.239.533 jiwa
Kegiatan penguatan kapasitas TRC daerah yang telah dilaksanakan oleh BNPB
sangat mempengaruhi kecepatan respon yang dilakukan oleh TRC di daerah
terutama dalam hal penyelamatan, pertolongan dan evakuasi sehingga dalam
penanganan tersebut sudah sangat optimal. BNPB dalam hal penanggulangan
bencana tidak terlepas dari K/L serta para pihak yang terlibat. Koordinasi
mempunyai peranan yang sangat penting dalam membangun sinergitas
penanggulangan bencana. Hal ini juga tercermin didalam kegiatan
penyelamatan, pertolongan dan evakuasi bagi masyarakat korban bencana.
Disadari bahwa tanpa adanya dukungan dari stakeholders yang terkait kegiatan
tersebut tidak akan berjalan sebagaimana mestinya.
77
Selama tahun 2018 telah
dilakukan di Kabupaten
Karangasem untuk bencana
Erupsi Gunung Agung, dan
Provinsi Sumatera Selatan, Riau,
Jambi, Kalimantan Tengah,
Kalimantan Barat dan Kalimantan
Gambar 49. Kepala BNPB dan Tim Kaji Cepat BNPB
Selatan untuk bencana karlahut, Melakukan Koordinasi Penanganan Darurat Bencana
Tsunami
serta di Kabupaten Karo untuk
bencana erupsi Gunung Sinabung, dan Provinsi Nusa Tenggara Barat (Pulau
Lombok dan Pulau Sumbawa) untuk bencana gempa bumi, dan Provinsi
Sulawesi Tengah untuk bencana Tsunami, gempa bumi dan likuifaksi dan di
Provinsi Banten dan Provinsi Lampung untuk bencana Tsunami.
Pemberian bantuan kebutuhan dasar Gambar 50. Distribusi bantuan Family Kit
oleh BNPB di Kabupaten Donggala
dilakukan dengan melaksanakan kaji Sulawesi Tengah
78
cepat bantuan kebutuhan dasar melalui penilaian kebutuhan secara cepat dan
tepat pada saat setelah terjadi bencana terhadap lokasi, kerusakan, kerugian dan
sumber daya terkait dengan pemberian bantuan kedaruratan dalam pemenuhan
kebutuhan dasar yang akan diberikan kepada masyarakat terdampak bencana
sesuai dengan standar minimal bantuan pada kondisi darurat bencana.
79
Tabel 21. Persentase Pemenuhan Kebutuhan Dasar yang Bersumber dari
Dana Siap Pakai TA 2015 s.d 2018
80
dasar dari BNPB yang tepat sasaran maka kebutuhan masyarakat terdampak
akan dapat terpenuhi secara kualitas dan kuantitas.
Perbaikan darurat merupakan salah satu bagian proses dari operasi penanganan
darurat. Kegiatan dalam perbaikan darurat meliputi: supervisi perbaikan darurat,
supervisi pembersihan lingkungan, identifikasi pembersihan lingkungan,
inventarisasi/verifikasi/identifikasi perbaikan darurat. Kegiatan ini bertujuan untuk
mempercepat pemulihan fungsi dari prasarana dan sarana vital.
82
Gambar 52. Perbaikan Darurat Sarana dan Prasarana Vital
Pada tahun anggaran 2018 daerah yang mendapatkan perbaikan sarana dan
prasarana vital pada tahun 2018 antara lain, Kota Padangsidempuan, Kabupaten
Solok, Kabupaten Tana Toraja, Kabupaten Dompu, dan Provinsi Nusa Tenggara
Barat. Perbaikan prasarana dan sarana vital pada daerah terkena bencana
berdasarkan usulan pengajuan permohonan DSP (Dana Siap Pakai) yang telah
diverifikasi oleh tim verifikasi BNPB sebanyak 216.815 unit dari 5 daerah yang
telah diverifikasi. Prasarana dan sarana vital yang diperbaiki merupakan sarana
dan prasarana yang penggunaannya sangatlah penting bagi mobiliasi kegiatan
masyarakat. Sehingga bila hal tersebut tidak diperbaiki dapat mengganggu
kehidupan dan penghidupan masyarakat didaerah tersebut.
Pada tahun 2018 BNPB juga melakukan kegiatan bantuan kemanusiaan ke luar
negeri, yaitu untuk kejadian konflik sosial di Myanmar, dengan dampak terusirnya
jutaan warga etnis Rohingnya dari tempat tinggalnya, dan mengungsi besar-
besaran ke Bangladesh dengan berbagai gelombang kedatanganya yang
terkonsentrasi di Cox Bazar. Kegiatan ini merupakan wujud Pemerintah Republik
Indonesia dalam memperjuangkan kemanusiaan dan ikut berkontribusi
terciptanya kemanusiaan yang adil dan beradab untuk dunia. Pemerintah
Republik Indonesia melalui BNPB memberikan bantuan sebesar Rp.
1.296.894.200,-. Untuk pengungsi warga Rakhine baik yang berada di Cox Bazar
(Bangladesh) maupun yang masih di Myanmar.
83
Gambar 53. Presiden RI Bpk. Ir. Joko Widodo didampingi Ibu Negara Ibu Iriana
menyerahkan simbolis bantuan Kemanusiaan ke pengungsi di Coxz bazar
Bangladesh
84
b. Mensosialisasikan, melatihkan dan mengladikan sistem komando
penanganan darurat ke semua stakeholder penanganan darurat secara
berjenjang dan berkelanjutan
85
Gambar 54. Barang Bantuan Kemanusiaan Direktorat Logistik
86
Pada Tahun 2018 BNPB telah mengadakan 9 (sembilan) paket bantuan logistik dan
11 (sebelas) paket peralatan yang akan didistribusikan ke BPBD dalam rangka
kedaruratan dan penguatan kelembagaan. Pemberian bantuan logistik dan
peralatan dilakukan untuk mendukung kesiapan daerah dalam penanggulangan
bencana. Kegiatan tersebut telah disinkronkan dengan RPJMN 2015 s/d 2019.
Paket bantuan logistik telah didistribusikan untuk memenuhi Penguatan
Kelembagaan dan Kedaruratan di 272 BPBD Prov/Kab/Kota, sedangkan untuk
Paket peralatan ke 257 BPBD Prov/Kab/Kota.
Tabel 22. Realisasi Indikator Kinerja Pemenuhan Logistik dan Peralatan Tahun 2017 - 2018
Tabel 23. Realisasi Indikator Kinerja Pemenuhan Logistik dan Peralatan Tahun 2018
Dari tabel diatas memperlihatkan bahwa capaian kinerja BNPB dalam pemenuhan
ketersediaan logistik dan peralatan belum dapat mencapai target yang ditetapkan.
Beberapa hal yang menjadi kendala dalam pencapaian target tersebut adalah
sebagai berikut:
87
1. Semakin menurunnya anggaran BNPB, sangat mempengaruhi Jumlah
pengadaan Peralatan dan Logistik yang akan diberikan ke BPBD sehingga
Persentase Kabupaten/Kota rawan bencana yang memiliki ketersediaan logistik
dan peralatan serta kemampuan teknis yang memadai ditargetkan sebesar
55,00% hanya dapat dicapai sebesar 51,76% atau sebesar 94,11% dari target
yang direncanakan tersebut
2. Terdapat BPBD yang dilebur dengan SKPD lain dan Kabupaten/Kota yang tidak
mempunyai BPBD.
Tabel 24. Jumlah Penerima Bantuan Logistik dan Peralatan Periode tahun 2015 s/d 2018
% % %
LOGISTIK LOGISTIK PERALATAN PERALATAN
TAHUN TOTAL RATA-
(Prov/Kab/Kota) (Prov/Kab/Kota)
RATA
2015 101 20,16% 501 100,00% 602 60,08%
2016 250 49,90% 253 50,50% 503 50,20%
89
Pengenalan Peralatan Kebencanaan Pompa Pemadam Kebakaran Hutan dan
Lahan, 1 (satu) kali Bimbingan Teknis Pengenalan Peralatan Kebencanaan
tingkat Provinsi dengan rincian sbb:
90
Pelatihan Speedboat Pelatihan Perahu Karet
91
d. Pemanfaatan Logistik dan Peralatan Penanggulangan Bencana saat
terjadi bencana
Pada saat masa tanggap darurat Bencana, Badan Nasional Penanggulangan
Bencana senantiasa siap siaga untuk pemenuhan bantuan baik berupa logistik
maupun Peralatan penanggulangan Bencana, berikut ini adalah pemanfaatan
Logistik Peralatan Penanggulangan Bencana pada saat tanggap darurat
bencana :
92
Pemanfaatan Mobil Pick Up Maxi Pemanfaatan Mobil Toilet
Gambar 58. Pemanfaatan Logistik Peralatan Penanggulangan Bencana pada saat tanggap
darurat bencana
93
Gambar 59. Dukungan Bantuan Logistik BNPB pada Darurat Bencana Tahun 2018
94
5. Rata-Rata Peningkatan Indeks Pemulihan Pasca Bencana
d. Penerapan rancang bangun yang tepat dan penggunaan peralatan yang lebih
baik dan tahan bencana;
95
penyelenggaraan rehabilitasi dan rekonstruksi, yaitu sasaran kelembagaan, sasaran
operasional, dan sasaran substansial. Sasaran kelembagaan mencakup seluruh
lembaga/institusi baik di tingkat pusat maupun daerah yang terlibat dalam
pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi. Sedangkan, sasaran operasional adalah
pemerintah dan masyarakat di daerah bencana mampu melaksanakan rehabilitasi
dan rekonstruksi dengan baik dan benar. Selanjutnya, sasaran substansial
rehabilitasi dan rekonstruksi mencakup enam sasaran, yaitu aspek kemanusiaan,
aspek perumahan dan permukiman, aspek infrastruktur pembangunan, aspek
ekonomi, aspek sosial, dan aspek lintas sektor.
3) pelaksanaan;
5) pelaporan.;
Gambar 60. Keterkaitan Pemulihan Pascabencana berdasarkan UU, Perka BNPB dengan
Indikator Pembangunan Manusia
97
diharapkan akan dapat memperluas pilihan-pilihan penduduk dalam rangka mencapai
tingkat kesejahteraan yang lebih baik lagi.
Aspek pemulihan pasca bencana yang akan dijadikan sebagai indikator dibangun
berdasarkan dukungan terhadap Indeks Pembangunan Manusia. Karena itu, untuk
menentukan indikator-indikator yang akan dipilih, maka keterkaitan berbagai aspek
disusun dalam suatu struktur berikut ini : Berdasarkan struktur tersebut di atas, maka
meningkatkan kualitas hidup masyarakat pascabencana disusun berdasarkan
indikator pada tingkat outcome, yaitu mengukur hasil-hasil aktivitas ekonomi,
pendidikan dan kesehatan berdasarkan kegiatan-kegiatan rehabilitasi dan
rekonstruksi yang telah dilaksanakan, dengan formulasi perhitungan
98
Tingkat pemulihan yang diperhitungkan dalam Ina-PDRI (Indonesia-Post Disaster
Recovery Index) dilihat dari perubahan (selisih) indeks sebelum dan sesaat setelah
terjadi bencana dan sesudah bencana.
Pulih
BNPB T.A. 2017, disajikan pada Gambar Belum pulih
Kota (sekitar 28%) yang teridentifikasi belum pulih, sedangkan perhitungan nilai rata-
rata indeks pemulihan pascabencana sebesar 100,19.
99
Tabel 28. Pencapaian Rata-rata peningkatan indeks pemulihan pasca bencana
Tabel 29. Hasil Perhitungan Ina PDRI Penerima Hibah Tahun 2017
Ina-PDRI
NO. KABUPATEN/KOTA PROVINSI Status
2014 2015 2016 2017
1 Pidie Jaya Aceh 94.97 100.00 102.09 102.17 PULIH
2 Pidie Aceh 100.00 100.31 94.23 97.76 PULIH
BELUM
3 Bireuen Aceh 97.27 100.00 90.96 97.92
PULIH
4 Aceh Jaya Aceh 103.88 107.29 110.34 109.31 PULIH
5 Aceh Tenggara Aceh 97.46 101.92 101.12 99.40 PULIH
6 Aceh Barat Aceh 101.45 100.30 101.41 99.36 PULIH
Sumatera
7 Kota Gunungsitoli 96.09 102.02 102.38 99.23 PULIH
Utara
Sumatera
8 Kota Binjai 102.87 101.86 101.27 98.52 PULIH
Utara
Sumatera BELUM
9 Toba Samosir 96.43 95.90 96.45 94.67
Utara PULIH
Kota Sumatera BELUM
10 98.98 98.36 96.92 91.68
Padangsidimpuan Utara PULIH
Sumatera
11 Padang Lawas Utara 101.90 105.96 105.70 107.18 PULIH
Utara
Sumatera
12 Simalungun 89.39 101.93 101.41 99.69 PULIH
Utara
Sumatera BELUM
13 Tapanuli Tengah 91.61 99.99 99.33 99.98
Utara PULIH
Sumatera BELUM
14 Karo 90.55 95.36 91.52 88.26
Utara PULIH
Sumatera
15 Sijunjung 100.32 105.18 104.75 105.67 PULIH
Barat
Sumatera
16 Dharmasraya 100.71 97.88 99.11 99.57 PULIH
Barat
Sumatera
17 Padang Pariaman 108.76 103.06 103.24 103.60 PULIH
Barat
100
Ina-PDRI
NO. KABUPATEN/KOTA PROVINSI Status
2014 2015 2016 2017
Ogan Komering Ulu Sumatera
18 102.36 104.00 104.78 104.01 PULIH
Timur Selatan
Ogan Komering Ulu Sumatera
19 102.59 100.75 103.31 102.75 PULIH
Selatan Selatan
BELUM
20 Kampar Riau 98.02 96.09 93.37 97.70
PULIH
21 Rokan Hulu Riau 97.44 99.03 93.36 100.23 PULIH
22 Tebo Jambi 99.05 105.97 106.54 106.50 PULIH
Tanjung Jabung
23 Jambi 102.73 104.01 102.84 104.70 PULIH
Barat
24 Kerinci Jambi 103.61 108.65 101.05 105.27 PULIH
25 Kepahiang Bengkulu 96.50 100.52 101.03 102.19 PULIH
26 Bengkulu Utara Bengkulu 95.89 100.26 100.03 104.58 PULIH
27 Rejang Lebong Bengkulu 88.33 96.05 105.23 112.70 PULIH
28 Way Kanan Lampung 105.67 97.73 106.97 106.94 PULIH
29 Pesawaran Lampung 105.96 106.86 107.26 99.05 PULIH
30 Garut Jawa Barat 95.34 100.00 99.41 103.05 PULIH
31 Sumedang Jawa Barat 93.08 100.00 100.81 101.33 PULIH
BELUM
32 Sampang Jawa Timur 96.82 99.51 94.81 95.91
PULIH
BELUM
33 Ponorogo Jawa Timur 98.68 97.94 96.55 95.53
PULIH
Nusa
Timor Tengah
34 Tenggara 99.42 104.97 107.75 107.11 PULIH
Selatan
Timur
Nusa
35 Kota Kupang Tenggara 97.15 118.43 114.33 112.15 PULIH
Timur
Nusa
36 Sumba Timur Tenggara 97.09 100.48 100.01 99.30 PULIH
Timur
Nusa
37 Sumba Barat Tenggara 90.32 100.72 97.33 102.24 PULIH
Timur
Nusa
38 Lembata Tenggara 90.90 116.13 114.76 100.83 PULIH
Timur
Kalimantan
39 Mempawah 107.10 106.65 104.54 107.19 PULIH
Barat
Kalimantan
40 Sintang 100.89 103.14 101.20 100.08 PULIH
Barat
Kalimantan
41 Bengkayang 102.82 109.15 106.55 106.33 PULIH
Barat
Kalimantan
42 Tanah Bumbu 95.35 101.58 100.35 101.38 PULIH
Selatan
Kalimantan
43 Banjar 102.28 104.55 104.94 107.01 PULIH
Selatan
Kalimantan
44 Tanah Laut 101.09 100.19 100.37 95.41 PULIH
Selatan
Kalimantan
45 Barito Kuala 98.54 98.29 98.65 101.72 PULIH
Selatan
101
Ina-PDRI
NO. KABUPATEN/KOTA PROVINSI Status
2014 2015 2016 2017
Kalimantan
46 Nunukan 102.14 90.63 94.00 99.81 PULIH
Utara
Kalimantan
47 Kapuas 100.42 108.82 110.86 103.87 PULIH
Tengah
Penajam Paser Kalimantan
48 99.65 102.10 103.27 104.69 PULIH
Utara Timur
BELUM
49 Kota Manado Sulawesi Utara 47.23 99.11 97.52 94.49
PULIH
50 Minahasa Utara Sulawesi Utara 97.70 95.92 94.23 98.86 PULIH
Sulawesi
51 Buol 101.14 99.97 99.40 99.24 PULIH
Tengah
Sulawesi BELUM
52 Toli-toli 109.88 100.98 114.38 114.61
Tengah PULIH
Sulawesi
53 Bulukumba 98.00 106.23 108.20 99.98 PULIH
Selatan
Pangkajene dan Sulawesi
54 100.47 106.36 108.40 100.83 PULIH
Kepulauan Selatan
Sulawesi
55 Gowa 100.73 106.63 106.34 99.03 PULIH
Selatan
Sulawesi
56 Maros 97.95 103.48 105.67 114.13 PULIH
Selatan
Sulawesi
57 Luwu Timur 98.90 102.46 104.83 99.17 PULIH
Selatan
Sulawesi
58 Kota Makassar 95.75 104.11 104.55 96.63 PULIH
Selatan
Sulawesi BELUM
59 Wakatobi 86.12 95.08 95.86 94.65
Tenggara PULIH
Sulawesi BELUM
60 Konawe Selatan 87.27 98.40 95.79 89.48
Tenggara PULIH
Maluku Tenggara BELUM
61 Maluku 93.77 89.09 88.94 90.04
Barat PULIH
BELUM
62 Kota Tual Maluku 93.76 96.45 96.65 94.48
PULIH
BELUM
63 Kota Ternate Maluku Utara 88.34 98.98 96.06 93.66
PULIH
BELUM
64 Halmahera Utara Maluku Utara 98.18 97.48 96.65 95.84
PULIH
BELUM
65 Sarmi Papua 83.34 77.68 77.31 76.46
PULIH
BELUM
66 Mamberamo Tengah Papua 70.54 64.73 64.40 78.75
PULIH
BELUM
67 Raja Ampat Papua Barat 91.62 97.36 99.77 96.87
PULIH
Rata-rata Ina PDRI 96.72 100.61 100.50 100.19
Rata-rata Peningktan Indeks
Pemulihan Pasca Bencana (Ina 3.47
PDRI 2017-Ina PDRI 2014)
102
Risiko Bencana Indonesia (IRBI) artinya semakin tinggi upaya-upaya pemulihan yang
dilakukan, turut memberikan kontribusi pada turunnya risiko bencana pada daerah
daerah yang mengalami bencana.
Dengan menghitung korelasi antara ΔInaPDRI dan ΔIRBI pada daerah penerima hibah
tahun 2017, didapat:
dimana,
• ΔIRBIi= nilai IRBI pada satu tahun setelah InaPDRI dinyatakan pulih (atau
pada tahun InaPDRI dinyatakan pulih) dikurangi dengan nilai IRBI
pada satu tahun sebelum terjadi bencana (atau pada tahun
kejadian bencana), untuk kabupaten i.
103
Penilaian Kerusakan
Hasil kajian akibat bencana yang dipadukan dengan hasil kajian dampak bencana
melalui suatu proses triangulasi data dan informasi yang akan menghasilkan suatu
rumusan hasil kajian kebutuhan pascabencana. Setelah melalui proses pengkajian,
maka kebutuhan pasca bencana disajikan berupa kegiatan, biaya yang dibutuhkan
dan jangka waktu pelaksanaan pada setiap kegiatan. Kebutuhan pasca bencana
dikelompokkan menjadi kegiatan perbaikan atau pembangunan kembali, penggantian
kerugian, penyediaan bantuan atau dukungan akses terhadap kebutuhan dasar,
kebutuhan penunjang penyelenggaraan kembali proses dan fungsi kemasyarakatan
dan pemerintahan serta kebutuhan penguatan yang berkaitan dengan ketahanan
masyarakat dan pemerintahan dalam rangka pengurangan risiko bencana.
104
Pada Tahun 2018 telah direalisasikan penyaluran dana hibah kepada 13 Pemerintah
Daerah untuk membantu pemulihan pascabencana bencana banjir, longsor dan
puting beliung akibat siklon cempaka yang meliputi wilayah Prov.DIY, Prov. Jawa
Tengah, Prov, Jawa Timur, Kab. Sleman, Kab. Kulon Progo, Kab. Bantul, Kab.
Gunung Kidul, Kota Yogyakata, Kab. Klaten, Kab. Wonogiri, dan Kab. Pacitan serta
lanjutan penanganan relokasi pascabencana erupsi Gunung sinabung di Kab. Karo,
Sumatera Utara.
105
a. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi kunjungan ke daerah.
Monitoring dan evaluasi dilaksanakan dalam bentuk kunjungan lapangan dengan
jumlah 61 kunjungan daerah untuk mengetahui progress pelaksanaan rehabilitasi
dan rekonstruksi. Sejumlah 27 Kunjungan Daerah ke Wilayah Barat, 26 kunjungan
daerah ke Wilayah Tengah dan 8 kunjungan daerah ke Wilayah Timur.
Tabel 30. Pelaksanaan Pertemuan Monitoring Dan Evaluasi Dana Hibah TA 2017 Tahap 1
106
Tabel 31. Pelaksanaan Pertemuan Monitoring Dan Evaluasi Dana Hibah TA 2017 Tahap 2
107
yang mengakibatkan kerusakan rumah dan infrastruktur serta korban hilang,
meninggal dunia dan luka – luka.
Lebih dari 2.500 rumah terdampak bencana banjir bandang ini baik rusak berat,
sedang maupun ringan. Disamping itu banjir bandang juga berdampak pada sektor-
sektor lainnya: infrastruktur, ekonomi, social dan lintas sektor. Dalam rangka
penanganan pascabencana yang komprehensif maka setelah dilakukan kajian
kebutuhan pascabencana, berdasarkan komitmen para pemangku sesuai
kewenangannya dituangkanlah rencana program/kegiatan dan anggaran dalam
rencana aksi RR yang ditetapkan oleh Bupati Garut.
Kebutuhan rehabilitasi dan rekonstruksi
Kabupaten Garut dalam renaksi
sebesar Rp. 690,680,326,000,-.
Kebutuhan rehabilitasi dan rekonstruksi
pascabencana banjir bandang
Kabupaten Garut tersebut
diperuntukkan bagi sektor permukiman
Gambar 65. Rekonstruksi Jembatan Maktal di
sebesar Rp.249.352.982.000,00 Kabupaten Garut menggunaan Pendanaan Dana
Hibah RR TA 2017
(36,10%), sektor infrastruktur sebesar
Rp.100.982.457.000,00 (14,62%), sektor sosial sebesar Rp.64.949.568.000,00
(9,40%), sektor ekonomi sebesar Rp.47.016.672.000,00 (6,81%), dan lintas
sektor sebesar Rp. 228.378.647.000,00 (33,07%).
Sektor permukiman menjadi kebutuhan prioritas yang harus segera dikerjakan
dengan kebijakan yang berada di area bantaran sungai akan diberikan stimulant
bantuan untuk membangun huntap dilokasi yang aman bencana (relokasi)
sedangkan yang diluar bantaran sungai diberikan stimulant bantuan untuk
membangun rumah dilokasi semula (in-situ). Sehubungan dengan APBD Kab.
Garut yang tidak memadai maka atas permohonan Bupati Garut, BNPB
memfasilitasi bantuan dana hibah RR TA 2017 kepada Pemkab Garut sebesar Rp.
140,667 Milyar untuk RR sektor permukiman dan infrastruktur (jalan, jembatan)
kewenangan Kabupaten.
108
Pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi di Kabupaten Garut yang merupakan
komitmen dari Kementerian/Lembaga, APBD Provinsi/Kabupaten, dan sumber
lainya per Desember 2018 sebagai berikut :
b. Pendampingan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Kabupaten Karo
109
di sektor permukiman sebesar Rp 505,9 miliar, infrastruktur Rp 83,93 miliar,
sosial Rp. 53,43 miliar, dan lintas sektor Rp 18,26 miliar. Total kebutuhan
rehabilitasi dan rekonstruksi adalah sebesar Rp 3,60triliun.
Gambar 67. Rehabilitasi dan Rekontruksi Pascabencana Erupsi Gunungapi Sinabung di Kab.
Karo
110
c. Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana Gempa di Aceh
Penanganan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca gempa aceh yang terjadi akhir
2016 adalah dengan memberikan bantuan pendanaan rehabilitasi dan rekonstruksi
kepada Kementerian PU sesuai dengan Instruksi Presiden untuk upaya percepatan
pembangunan pasca gempa, selain itu pada Tahun Anggaran 2017 dialokasikan
dan disalurkan bantuan pendanaan rehabilitasi dan rekonstruksi kepada Provinsi
Aceh, Kabupaten Pidie, Kabupaten Pidie Jaya, dan Kabupaten Bieuren.
Sampai dengan akhir 2017 Satker PU
dengan dana SABA telah
menyelesaikan 20 sekolah /madrasah
yang direalisasikan, dari total rencana
31 sekolah/madrasah yang akan
dibangun, karena telah dikerjakan
Gambar 69. Rehabilitasi dan Rekonstruksi di Aceh oleh pihak lain, baik oleh pemda
maupun swasta. Pembangunan
masjid Attaqarub dan Pasar Ulee Glee selesai di kerjakan pada Juni 2018 dan telah
dimanfaatkan oleh masyarakat, sedangkan Pembangunan RSUD Pidie Jaya dan
STAI Al-Azizyah selesai di kerjakan pada agustus 2018 dan telah dimanfaatkan.
Pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi dana hibah RR TA 2017 tahap I sampai
dengan akhir 2018 di Provinsi Aceh, Kabupaten Pidie dan Kabupaten Bireuen telah
mencapai progres fisik 100%.
Dari seluruh daerah yang diberikan bantuan pendanaan rehabilitasi dan
rekonstruksi Kabupaten Pidie Jaya melakukan perpanjangan waktu ke 2 (dua)
pemanfaatan hibah RR TA 2017 hingga 31 September 2019 dikarenakan terjadi
perubahan bantuan stimulan rumah rusak setelah di validasi oleh tim fasilitator
sedangkan untuk sektor infrastruktur telah selesai dikerjakan.
1) Kabupaten Pidie
112
Pendampingan Ekonomi di Kabupaten Pidie dilaksanakan di Desa Lancang
Kecamatan Kembang Tanjong. Lokasi ini dipilih karena merupakan lokasi
terdampak gempa yang terjadi pada tahun 2016. Kegiatan yang telah
dilaksanakan ialah sosialisasi, koordinasi, pemilihan lokasi dan pelatihan serta
bantuan stimulan berupa alat produksi (blender, mixer, mesin giling, kompor
gas, panci presto, bahan produksi, dll). Komoditas yang bisa menjadi sumber
potensi pemulihan ekonomi di daerah pasca bencana berdasarkan keputusan
bersama kelompok usaha adalah :
• Pembuatan aneka produk olahan perikanan dan peternakan
• Pembuatan bandeng presto bumbu Aceh
• Keumamah tumis Aceh
• Pembuatan pakan ikan
2) Kabupaten Pidie Jaya
Pendampingan Ekonomi di Kabupaten
Pidie Jaya dilaksanakan di Desa Lueng
Bimba Kecamatan meurah Dua. Lokasi ini
dipilih karena merupakan lokasi
terdampak gempa yang terjadi pada tahun
2016. Kegiatan yang telah dilaksanakan
ialah sosialisasi, koordinasi, pemilihan
lokasi dan pelatihan serta bantuan Gambar 71. Bantuan Stimulan Kegiatan
stimulan berupa alat produksi (mesin cetak Pendampingan Ekonomi Kab Pidie Jaya
bakso, blender, tabung gas, kompor, bahan produksi, mesin jahit, mesin bordir,
mesi potong pandan, dll). Komoditas yang bisa menjadi sumber potensi
pemulihan ekonomi di daerah pasca bencana berdasarkan keputusan bersama
kelompok usaha adalah:
• Usaha pengolahan hasil perikanan, peternakan, dan udang
• Peningkatan kapasitas / kompetensi usaha menjahit
• Pembuatan anyaman tikar
3) Kabupaten Bireun
113
Pendampingan Ekonomi di Kabupaten Bireun dilaksanakan di Desa
Geulampang Bungkok, Kec. Samalanga. Lokasi ini dipilih karena merupakan
lokasi terdampak gempa yang terjadi pada tahun 2016. Kegiatan yang telah
dilaksanakan ialah sosialisasi, koordinasi, pemilihan lokasi dan pelatihan serta
bantuan stimulan berupa alat produksi (mesin jahit, mesin obras, mesin setrika,
kancing, kain, mesin cetak bakso, blender, komos gas, dan lain-lain). Komoditas
yang bisa menjadi sumber potensi pemulihan ekonomi di daerah pascabencana
berdasarkan keputusan bersama kelompok usaha adalah :
• Menjahit dan bordir
• Pembuatan kue tradisional
• Pembuatan keripik bahan sayuran, buah-buahan, dan umbi-umbian
• Pertukangan / meubelair aluminium
• Pembuatan bakso dan sosis
4) Kabupaten Karo
Pendampingan Ekonomi di Kabupaten Karo dilaksanakan di Kecamatan
Simpang Empat. Lokasi ini dipilih karena merupakan lokasi terdampak gempa
yang terjadi pada tahun 2016. Kegiatan yang telah dilaksanakan ialah
sosialisasi, koordinasi, pemilihan lokasi dan pelatihan serta bantuan stimulan
berupa alat produksi (kompor gas, tabung gas, oven, mixer, bahan produksi,
dan lain-lain). Komoditas yang bisa menjadi sumber potensi pemulihan ekonomi
di daerah pasca bencana berdasarkan
keputusan bersama kelompok usaha
adalah :
• Panganan berbahan baku ubi
• Pupuk organik
• Ternak lebah madu
• Kerajinan anyaman dan bunga hias
Gambar 72. Bantuan stimulan kegiatan
• Paving block pendampingan ekonomi di Kabupaten
Karo untuk kelompok usaha pembuatan
• Sablon pupuk organik
• Pakan ternak
114
• Jahit dan tenun tradisional Karo
5) Kabupaten Garut
Pendampingan Ekonomi di Kabupaten Garut dilaksanakan di Babakan Carik
Kelurahan Lengkong Jaya Kecamatan Karangpawitan. Lokasi ini dipilih karena
merupakan lokasi terdampak banjir bandang yang terjadi pada tanggal 20
September 2016. Kegiatan yang telah dilaksanakan ialah sosialisasi,
koordinasi, pemilihan lokasi dan pelatihan serta bantuan stimulan berupa alat
produksi (blender, mixer, dll). Komoditas yang bisa menjadi sumber potensi
pemulihan ekonomi di daerah pascabencana berdasarkan keputusan bersama
kelompok usaha adalah :
• Pembuatan Kerupuk Kemplang (Kelompok Rasa Amanah)
• Pengolahan Kerecek Kulit/Dorokdok (Kelompok Mekar Rasa)
• Pembuatan Agar Kering (Kelompok Ridho)
6) Kabupaten Sumedang
Pendampingan Ekonomi di Kabupaten Sumedang dilaksanakan di Desa
Ciherang dan Kelurahan Pasanggrahan Baru Kecamatan Sumedang Selatan.
Lokasi ini dipilih karena merupakan lokasi terdampak longsor dan banjir yang
terjadi pada tahun 2016. Kegiatan yang telah dilaksanakan ialah sosialisasi,
koordinasi, pemilihan lokasi dan pelatihan serta bantuan stimulan berupa alat
produksi (mesin peniris, baskon, grantes dll). Komoditas yang bisa menjadi
sumber potensi pemulihan ekonomi di daerah pascabencana berdasarkan
keputusan bersama kelompok usaha adalah :
• Pembuatan Tepung Mocaf/Modified Cassava Flour (Kelompok Sarasa)
• Pembuatan Aneka Kue Mocaf (Kelompok Mekar Harapan)
• Pelatihan Penguatan Kelembagaan Kelompok Penggerak Pariwisata
(Kompepar Margalaksana)
115
Gambar 73. Hasil Produksi kelompok pendampingan ekonomi Kabupaten Sumedang
dan Kabupaten Garut
7) Kabupaten Bangli
Pendampingan Ekonomi di Kabupaten Bali dilaksanakan di Desa Songan B
Kecamatan Kintamani. Lokasi ini dipilih karena merupakan lokasi longsor yang
terjadi pada tahun 2017. Kegiatan yang telah dilaksanakan ialah sosialisasi,
koordinasi, pemilihan lokasi dan pelatihan serta bantuan stimulan berupa alat
produksi (kompor gas, alat presto, wajan dll).). Komoditas yang bisa menjadi
sumber potensi pemulihan ekonomi di daerah pascabencana berdasarkan
keputusan bersama kelompok usaha adalah :
• Pembuatan Abon Ikan (Kelompok Danujaya)
• Pengolahan Tomat (Kelompok Maju Bersama)
8) Kota Bima
Pendampingan Ekonomi di Kota Bima dilaksanakan di Desa Na'e Kec.
Rasanae, Desa Na'e Kec. Rasanae Barat, Desa Mpunda Kec. Manggemanci,
Desa Mpunda Kec. Menggemanci, Desa Rabadompu Kec. raba. Lokasi ini
116
dipilih karena merupakan lokasi banjir yang terjadi pada tahun 2017. Kegiatan
yang telah dilaksanakan ialah sosialisasi, koordinasi, pemilihan lokasi dan
pelatihan serta bantuan stimulan berupa alat produksi. Komoditas yang bisa
menjadi sumber potensi pemulihan ekonomi di daerah pascabencana
berdasarkan keputusan bersama kelompok usaha adalah :
• Kelompok Usaha Seroja usaha meubel
• Kelompok Usaha Totimori Usaha menjahit
• Kelompok Bakpao Ceria usaha kuliner, jajanan
• Kelompok Sabua usaha pertanian padi dan jagung
• Pengolahan Tomat (Kelompok Maju Bersama)
9) Kabupaten Bima
Pendampingan Ekonomi di Kabupaten Bima dilaksanakan di Desa Sangia Kec.
Sape, Kel, Pai, kec Wera. Lokasi ini dipilih karena merupakan lokasi banjir yang
terjadi pada tahun 2017. Kegiatan yang telah dilaksanakan ialah sosialisasi,
koordinasi, pemilihan lokasi dan pelatihan serta bantuan stimulan berupa alat
produksi berupa mesin perahu, pukat gilnet, benang pukat, tali nilon, cold box,
hand tracktorm pompa air, pipa, wajan, dan lain-lain. Komoditas yang bisa
menjadi sumber potensi pemulihan ekonomi di daerah pascabencana
berdasarkan keputusan bersama kelompok usaha adalah :
• Kelompok Usaha Mpungga usaha pertanian bawang merahan dan olahan
• Kelompok Usaha Sama usaha pertanian bawang merahan dan olahan
• Kelompok Usaha Oi Cabai usaha perikanan tangkap dna pengolahan ikan
asin
• Kelompok Usaha Doro Parungge usaha pertanian bawang merah dan olahan
• Pengolahan Tomat (Kelompok Maju Bersama)
10) Kabupaten Sumbawa
Pendampingan Ekonomi di Kabupaten Sumbawa dilaksanakan di Desa
Penyaring kec. Moyo, Dusun Aik Mata Desa Kerato, Desa Poto Kec. Moyo Ilir,
Desa Ala s Barat Kec. Mapen Rea, Desa Baru Kc. alas. Kegiatan yang telah
dilaksanakan ialah sosialisasi, koordinasi, pemilihan lokasi dan pelatihan serta
bantuan stimulan berupa alat produksi. Komoditas yang bisa menjadi sumber
117
potensi pemulihan ekonomi di daerah pascabencana berdasarkan keputusan
bersama kelompok usaha adalah :
• Kelompok Usaha Omo Banang Usaha produksi ikan bandeng, bakau
• Kelompok Samawa Chickrn Farm Budidaya penetasan ayam kampung
• Kelompok Poto Balong Usaha Penggilingan dan Pengemasan Beras,
• Kelompok Teh Kayu Spang usaha alat produksi teh kayu spang
• Kelompok Jagung Marning usaha produksi jagung marning
Hasil dari kegiatan ini telah mengangkat dan meningkatan kemampuan
ekonomi warga diwilayah bencana, serta ketangguhan masyarakat dalam hal
memulihkan kondisi ekonomi pasca bencana, mendorong terciptanya kearifan
lokal dalam memanfaatkan potensi dan sumberdaya lokal yang ada untuk
mencegah atau mengurangi dampak kebencanaan (jika sewaktu-waktu datang
kembali) dan menimpa perekonomian masyarakat.
118
b. Pendampingan Sosial Di Wilayah Pasca Bencana
1. Kabupaten Pidie
Lokasi yang menjadi fokus kegiatan di Kabupaten Pidie adalah Desa Pasi Lhok
dan Desa Jeumeurang Kecamatan Kembang Tanjung. Sub sektor sosial terpilih
yaitu seni budaya dalam bentuk kegiatan kelompok rapa’i dan sub sektor
kesehatan dalam bentuk kegiatan posbindu. Selanjutnya dilakukan sosialisasi
hasil kajian kebutuhan dan pelaksanaan intervensi yang dihadiri oleh BPBD
Kabupaten Pidie, Dinas Kesehatan, Dinas Pariwisata, Kepala Desa Pasi Lhok,
Kepala Desa Jeumeurang, perangkat Desa serta kelompok sasaran yang sudah
dibentuk. Hasilnya adalah semua stakeholders menyepakati hasil kajian
kebutuhan dan pelaksanaan intervensi pada kegiatan pendampingan sosial.
Pelaksanaan intervensi adalah pembentukan kelompok, fasilitasi penyediaan
sarana prasarana untuk mendukung kegiatan pelatihan dan fasilitiasi
pendampingan kelompok.
Lokasi yang menjadi fokus kegiatan di Kabupaten Pidie Jaya adalah Desa
Keudeue Meureudu Kecamatan Meureudu dengan sub sektor sosial terpilih
yaitu seni budaya dalam bentuk kegiatan rapa’i dan seudati, keagamaan dalam
bentuk kegiatan dalail khairat dan dzikir maulid, dan institusi sosial dalam bentuk
kegiatan pemberdayaan karang taruna untuk kegiatan olahraga. Selanjutnya
pada hari selasa tanggal 25 september tahun 2018 bertempat di Aula
Kecamatan Meureudu dilakukan sosialisasi hasil penilaian kebutuhan dan
120
pelaksanaan intervensi yang dihadiri
oleh BPBD Kabupaten Pidie Jaya,
Dinas Pendidikan, Dinas Pariwisata,
Kepala Desa, Perangkat Desa serta
kelompok sasaran yang sudah dibentuk.
Pelaksanaan intervensi terhadap
kelompok terpilih adalah pembentukan
kelompok, fasilitisasi penyediaan Gambar 76. Bantuan Stimulan Kegiatan
sarana prasarana seperti alat kesenian Pendampingan Pendampingan Sosial Kab
Pidie Jaya
dan set pakaian pentas, serta fasilitasi
pendampingan kelompok seperti kegiatan latihan kelompok sasaran dan
pembuatan legalitas kelompok.
3. Kabupaten Bireun
4. Kabupaten Karo
121
Lokasi yang menjadi fokus kegiatan di Kabupaten Karo adalah lahan relokasi
tahap 2 di Kecamatan Simpang Empat dengan sub sektor sosial terpilih yaitu
seni budaya (tari, musik dan menyanyi tradisional Kabupaten Karo) dan Institusi
Sosial dalam bentuk penguatan kapasitas kelembagaan kelompok. Sosialisasi
hasil penilaian kebutuhan dan pelaksanaan intervensi yang dihadiri oleh BPBD
Kabupaten Bireuen, Organisasi Perangkat Daerah seperti Dinas Pariwisata,
Dinas Pendidikan Camat Simpang Empat, Kepala Desa, Perangkat Desa serta
kelompok sasaran yang sudah dibentuk. Pelaksanaan intervensi terhadap
kelompok terpilih adalah pembentukan kelompok tari dan musik Tradisional
Kabupaten Karo yang diberi nama Tiga Serangkai. Fasilitasi penyediaan sarana
prasarana seperti kostum tari dan perlengkapan alat musik untuk menunjang
kegiatan, serta fasilitasi pendampingan kelompok seperti kegiatan pelatihan
kelompok dan pembuatan legalitas kelompok.
Gambar 77. Kegiatan Pendampingan Sosial Kelompok Tari dan Musik Tiga
Serangkai di Kabupaten Karo
5. Kabupaten Garut
122
• pelatihan kader posyandu tentang gizi bayi, balita, dan ibu hamil
• Pengajian Rutin Warga
• Latihan Rutin olahraga
• Pertandingan olahraga
• Latihan Rutin Qasidah
• Pentas
6. Kabupaten Sumedang
123
• gelar seni kuda reak
7. Kabupaten Ponorogo
8. Kabupaten Bima
9. Kota Bima
124
• Bantuan pelaratan seni dan budaya, sarasehan seni budaya, pelatihan
hadrah, qosidah, pelestraian rumah panggung, pelerstarian budaya tenun
bima
• Revitalisasi kelompok seni, pengidupan sekolah sungai
• gelar seni kuda reak
125
c. Gelar Budaya di Wilayah Pasca bencana
2. Mendukung dan melestraikan budaya yang menjadi bagian dari kearifan lokal
sehingga tumbuh rasa menghargai dan memiliki budaya tersebut;
126
Gambar 80. Kegiatan gelar budaya Wayang Ceng Blong di Kabupaten Karang Asem
Sisi ekonomi masyarakat juga tumbuh pada kegiatan ini, khususnya pada hari
pelaksanaan kegiatan. Hal ini terlihat dari banyaknya pedagang asongan yang
datang menjajakan dagangannya serta ikut sertanya kelompok UKM setempat untuk
memperkenalkan hasil usaha kelompok mereka. Maka, melalui kegiatan gelar
budaya ini selain menggairahkan kembali sektor seni masyarakat juga
menumbuhkan kembali sektor ekonomi masyarakat.
BNPB dalam upaya melakukan pemulihan tidak hanya memberikan bantuan bibit
ataupun bahan produksi akan tetapi juga dukungan pemasaran kepada kelompok
terdampak bencana guna memberikan media promosi dan penjualan kepada
pembeli/konsumen.
Strategi kegiatan dukungan pemasaran ini adalah untuk memunculkan produk
unggulan, menciptakan wahana interaksi bisnis bagi UMKM antara para pengusaha,
pembeli, dan investor dari dalam dan luar negeri. Selain itu memberikan informasi
tentang produk yang dihasilkan masyarakat dan untuk membangun citra positif
BNPB kepada masyarakat tentang keberhasilan kegiatan rehabilitasi dan
rekonstruksi bidang sosial ekonomi di wilayah pascabencana melalui kegiatan
pemulihan dan peningkatan ekonomi.
Beberapa penghargaan yang diterima oleh BNPB dalam kegiatan pameran yang
diikuti selama tahun 2018 adalah :
2. Penghargaan juara III Kategori stand terbaik dalam event Gelar Produk
Unggulan Khas Daerah (GPUKD) Expo 2018 tanggal 22-25 November 2018 di
Bandung,
128
Unggulan, Perdagangan, Pariwisata dan Investasi di Yogykarta 8-11 November
2018
129
6. Rata-rata Waktu Penyebaran Informasi Kejadian Bencana
BNPB menilai bahwa penyebaran data dan informasi sangat penting dengan latar
belakang prinsip keselamatan jiwa dan seminimum mungkin kerugian dampak
bencana. Target penerima dan pengguna data dan informasi tersebut adalah
publik, seperti masyarakat dan media massa. Di samping itu, BNPB juga
memandang mitra kerja seperti Kementerian/Lembaga, TNI, Polri, Pemerintah
Daerah, Lembaga Non Pemerintah, Organisasi Masyarakat, Lembaga Donor,
maupun dunia usaha yang memiliki kepedulian dibidang bencana untuk
mendapatkan data dan informasi. Melihat pencapaian dalam penyebaran data
dan informasi, BNPB menggunakan media atau kanal yang dapat diakses secara
mudah oleh publik. Penyebaran data dan informasi bencana yang dilakukan
melalui beberapa media, sebagai berikut:
130
1. Media sosial (Instagram BNPB Indonesia, Twitter @BNPB_Indonesia,
Facebook Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Youtube BNPB
Indonesia).
2. Sistem Informasi/Aplikasi (website BNPB, Whatsapp, InAWARE, Pantauan
Bencana, Geospasial, DIBI, Petabencana.id, sms broadcast). BNPB TV,
tv.bnpb.go.id dapat juga diakses di aplikasi Google Playstore dan IoS.
Diorama Kebencanaan, juga dapat diakses di Google Playstore.
3. Pendekatan Media Massa (konferensi pers, media monitoring, siaran pers,
forum komunikasi wartawan).
4. Pendekatan melalui badan kehumasan antar kementerian dan lembaga
(Bakohumas, Grup Milis dan Whatsapp grup admin media sosial
kementerian/lembaga).
5. Pelayanan publik dalam hal edukasi bencana seperti diorama edukasi
bencana di Graha BNPB.
6. Pelayanan publik dengan terbentuknya Pejabat Pengelola Informasi dan
Dokumentasi bertujuan untuk menjadi acuan setiap satuan kerja dalam
penyediaan, pengumpulan, pendokumentasian, dan pelayanan informasi
publik kepada masyarakat sebagai amanat dari Undang-Undang KIP No. 14
Tahun 2008. PPID BNPB melakukan pelayanan baik yang datang langsung
melalui meja informasi, melalui surat, dan fax dan melalui layanan elektronik
website www.bnpb.go.id , media sosial seperti twitter, Facebook, Instagram
dan Youtube. Pemohon informasi rata-rata berasal dari individu, LSM,
organisasi masyarakat, Kementerian/Lembaga.
7. Sosialisasi dan edukasi bencana ke masyarakat langsung melalui kesenian
tradisional (wayang kulit, wayang golek) dan lomba kreativitas kebencanaan
(lomba karya tulis jurnalistik, lomba karya tulis ilmiah, foto, film dan poster).
8. Sosialisasi dan edukasi bencana melalui media elektronik (radio dan televisi).
9. Sosialisasi dan edukasi bencana melalui media cetak (Majalah GEMA, Jurnal
Penanggulangan Bencana, serta buku-buku mengenai penanggulangan
bencana).
131
10. Sosialisasi dan edukasi bencana pada tingkat sekolah dasar, "BNPB BPBD
Mengajar”.
Secara ringkas, alur data dan informasi yang disebarkan kepada publik
bersumber dari monitoring room BNPB, Pusdalops Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) di tingkat provinsi, kabupaten/kota, pejabat BPBD di
tingkat provinsi, kabupaten/kota serta stakeholders, seperti Badan Meteorologi,
Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana
Geologi (PVMBG) Badan Geologi, Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan
(Basarnas).
Data dan informasi dari unit Pusat Data Informasi dan Humas BNPB digunakan
sebagai acuan sumber informasi oleh media massa dalam bentuk berita di media
online, running text di televisi serta berita di media konvensional, seperti koran,
radio dan televisi. Pada era teknologi informasi, media sosial merupakan kanal
yang paling efektif dalam penyebaran data dan informasi kejadian bencana.
Selain itu cara kerja penyebaran data dan informasi kejadian bencana yang cepat
dilakukan oleh BNPB dengan membroadcast berita menggunakan Whatsapp dan
media massa menerbitkan berita berdasarkan sumber BNPB tersebut.
Strategi Pusat Data Informasi dan Humas BNPB menggunakan media sosial dan
Whatsapp karena beberapa hal sebagai berikut:
132
Gambar 83. Media atau Kanal BNPB
Melalui media atau kanal yang dimiliki BNPB, informasi dapat disampaikan
secara cepat dan akurat kepada masyarakat, khususnya kejadian bencana, baik
upaya penanganan dan perkembangan terkini pascabencana. Rilis berita
resminya disebarluaskan langsung oleh Kapusdatinmas BNPB melalui WhatsApp
Group yang terdiri dari Medkom Bencana (sebanyak 7 group) dan Wartawan
Peduli Bencana (Wapena) yang terbagi dalam berbagai daerah provinsi
(sebanyak 7 group).
133
Peningkatan Penyebaran Informasi kejadian bencana yang dilakukan BNPB
menggunakan 2 (dua) cara. Pertama diukur dari waktu kejadian bencana atau
rilis pers dibuat dan disebarkan ke wartawan, sampai berita tersebut
dimuat/ditayangkan di media massa wartawan tersebut bekerja. Kedua, diukur
dari rilis yang diterbitkan di website BNPB dan waktu disiarkan oleh awak media
di kanal berita media massa masing-masing.
Gambar 84. Medkom Bencana dan Wartawan Peduli Bencana (Wapena) via Whatsapp
134
a. Rata-rata waktu penyebaran informasi kejadian bencana untuk kejadian bencana slow on set (durasi waktu yang
dibutuhkan rata-rata 54 menit 30 detik pascabencana).
Tabel 33. Rata-rata waktu penyebaran informasi kejadian bencana untuk kejadian bencana slow on set (durasi waktu yang dibutuhkan rata-rata
54 menit 30 detik pascabencana)
2. Gunung Merapi 11 Mei 2018 07.32 https://bnpb.go.id/gunung 11 Mei 08.23 https://news.detik.co 51 menit
Meletus Freatik WIB -merapi-meletus-freatik- 2018 WIB m/berita/4015188/ting
Tinggi Kolom tinggi-kolom-letusan- gi-kolom-letusan-
Letusan 5.500 5500-meter-status- freatik-gunung-
Meter, Status normal merapi-55-km
Normal
3.. Wow, Gunung 19 August 17.50 https://www.bnpb.go.id/w 19 August 18.11 https://www.beritasat 21 menit
Anak Krakatau 2018 WIB ow-gunung-anak- 2018 WIB u.com/nasional/50617
Meletus 576 Kali krakatau-meletus-576- 6-wow-dalam-sehari-
kali anak-krakatau-
meletus-576-kali.html
135
Kejadian Bencana Penyebaran Data dan Informasi Media yang Durasi
mengacu pada Waktu
Media yang informasi BNPB
(jam)
No Jenis Waktu dari sumber digunakan BNPB
Waktu
Bencana informasi dalam menyebarkan
Informasi bencana
136
Kejadian Bencana Penyebaran Data dan Informasi Media yang Durasi
mengacu pada Waktu
Media yang informasi BNPB
(jam)
No Jenis Waktu dari sumber digunakan BNPB
Waktu
Bencana informasi dalam menyebarkan
Informasi bencana
8. Heli MI-8 Lakukan 18 Oktober 13.59 https://www.bnpb.go.id/h 18 Oktober 15.53 https://www.inews.id/ 1 Jam 54
Water-Bombing 2018 WIB eli-mi-8-lakukan-water- 2018 WIB daerah/regional/heli- menit
Wilayah bombing-wilayah- mi-8-lakukan-water-
Terdampak terdampak-likuifaksi- bombing-wilayah-
Likuifaksi Sulteng sulteng terdampak-likuifaksi-
sulteng/285113
137
Kejadian Bencana Penyebaran Data dan Informasi Media yang Durasi
mengacu pada Waktu
Media yang informasi BNPB
(jam)
No Jenis Waktu dari sumber digunakan BNPB
Waktu
Bencana informasi dalam menyebarkan
Informasi bencana
10. Kerugian dan 21 Oktober 13.50 https://www.bnpb.go.id/k 21 Oktober 15.44 https://news.okezone. 1 jam 54
Kerusakan 2018 WIB erugian-dan-kerusakan- 2018 WIB com/read/2018/10/21/ menit
Dampak Bencana dampak-bencana-di- 337/1966925/kerugia
di Sulawesi sulawesi-tengah- n-dan-kerusakan-
Tengah Mencapai mencapai-1382-trilyun- dampak-bencana-di-
13,82 Trilyun rupiah sulteng-capai-rp13-
Rupiah 82-triliun
138
Kejadian Bencana Penyebaran Data dan Informasi Media yang Durasi
mengacu pada Waktu
Media yang informasi BNPB
(jam)
No Jenis Waktu dari sumber digunakan BNPB
Waktu
Bencana informasi dalam menyebarkan
Informasi bencana
139
Penyebaran data dan informasi kejadian bencana slow on set mengarah
kepada kejadian bencana yang sebelumnya dapat diprediksikan, seperti
banjir dan erupsi gunungapi. Sebagai contoh pada kejadian bencana erupsi
gunungapi, lembaga yang berwenang, PVMBG – Badan Geologi akan
menetapkan status dan rekomendasi terkait dengan gunung api (umumnya
kenaikan status diberlakukan pada durasi 1 – 2 jam kemudian sebelum
kejadian). Data dan informasi yang berupa status dan rekomendasi tersebut
mengalami proses analisis hingga pernyataan resmi pemerintah pertama ke
publik melalui Whatsapp (khusus media massa), Twitter, Facebook,
Instagram, youtube dan website BNPB pada durasi 5 – 10 menit. Setelah itu,
jika terjadi bencana, dalam durasi 30-60 menit, pemerintah mengeluarkan
pernyataan resmi kedua ke publik yang berisi analisis lebih lanjut berupa
dampak dan penanggulangan kejadian bencana.
140
Dengan capaian ini informasi kejadian bencana bisa lebih cepat dari yang
ditargetkan sehingga memungkinkan masyarakat atau para pemangku
kepentingan untuk melakukan langkah-langkah antisipasi sehingga dengan
demikian risiko bencana dapat dikurangi. Berikut ini beberapa penyebaran
data dan informasi kejadian bencana yang slow on set dari beberapa kejadian
bencana yang besar sepanjang tahun 2018 yang bersumber dari BNPB, baik
melalui Whatsapp (WA), konferensi pers dan website BNPB www.bnpb.go.id.
Gambar 85. Whatsapp Group Wartawan (Medkom Bencana-7) dan website BNPB
141
pengguna media sosial. Antara lain yang digunakan adalah Fanpage
Facebook, Twitter, Instagram dan YouTube.
142
Gambar 87. Akun twitter BNPB
143
Gambar 89. Aktivitas Facebook BNPB di Kementerian/Lembaga
144
Gambar 90. Akun Youtube BNPB Indonesia
145
Gambar 92. Geospasial (http://geospasial.bnpb.go.id/)
146
Gambar 94. Data Informasi Bencana Indonesia/DIBI (http://bnpb.cloud/dibi/)
147
b. Rata-rata waktu penyebaran informasi kejadian bencana untuk kejadian bencana sudden on set (durasi waktu yang
dibutuhkan rata-rata 1 jam 5 menit pascabencana)
Tabel 35. Rata-rata waktu penyebaran informasi kejadian bencana untuk kejadian bencana sudden on set (durasi waktu yang dibutuhkan rata-
rata 1 jam 5 menit pascabencana)
Kejadian Bencana Penyebaran Data dan Informasi Media yang mengacu Durasi
pada informasi BNPB Waktu
Media yang digunakan
No (jam)
Waktu dari sumber BNPB dalam
Jenis Bencana Waktu
informasi menyebarkan Informasi
bencana
148
Kejadian Bencana Penyebaran Data dan Informasi Media yang mengacu Durasi
pada informasi BNPB Waktu
Media yang digunakan
No (jam)
Waktu dari sumber BNPB dalam
Jenis Bencana Waktu
informasi menyebarkan Informasi
bencana
di-sibolga-korban-tewas-
ibu-dan-anak
6. 3 Orang Luka 15 Juni 07.57 https://bnpb.go.id/3-orang- 15 Juni 10.00 WIB https://news.okezone.co 2 jam 3
Berat Dan 118 2018 WIB luka-berat-dan-118-rumah- 2018 m/read/2018/06/15/340/ menit
149
Kejadian Bencana Penyebaran Data dan Informasi Media yang mengacu Durasi
pada informasi BNPB Waktu
Media yang digunakan
No (jam)
Waktu dari sumber BNPB dalam
Jenis Bencana Waktu
informasi menyebarkan Informasi
bencana
Rumah Rusak rusak-akibat-diguncang- 1910732/3-orang-luka-
Akibat gempa-57-sr-di-sarmi dan-118-rumah-rusak-
Diguncang akibat-gempa-5-7-sr-di-
Gempa 5,7 SR papua
Di Sarmi
7. Gempa 6,4 SR 29 Juli 05.47 https://bnpb.go.id/gempa- 29 Juli 07.00 WIB http://bali.tribunnews.co 1 jam 13
Guncang 2018 WIB 64-sr-guncang-lombok- 2018 m/2018/07/29/gempa- menit
Lombok Timur, timur-beberapa-bangunan- 64-sr-guncang-lombok-
Beberapa rusak timur-beberapa-
Bangunan bangunan-dilaporkan-
Rusak rusak?page=2
150
Kejadian Bencana Penyebaran Data dan Informasi Media yang mengacu Durasi
pada informasi BNPB Waktu
Media yang digunakan
No (jam)
Waktu dari sumber BNPB dalam
Jenis Bencana Waktu
informasi menyebarkan Informasi
bencana
Sempat
Diaktifkan
Namun Sudah
Berakhir
151
Kejadian Bencana Penyebaran Data dan Informasi Media yang mengacu Durasi
pada informasi BNPB Waktu
Media yang digunakan
No (jam)
Waktu dari sumber BNPB dalam
Jenis Bencana Waktu
informasi menyebarkan Informasi
bencana
Keerom Papua guncang-keerom-papua- magnitudo-61-guncang-
Dirasakan dirasakan-kuat papua
Kuat
152
Penyebaran data dan informasi kejadian bencana sudden on set mengarah
kepada kejadian bencana yang tidak dapat diprediksikan, seperti
gempabumi, putting beliung dan longsor. Sebagai contoh pada kejadian
bencana gempabumi, lembaga yang berwenang, yaitu BMKG akan
menginformasikan kejadian yang terjadi dalam durasi 5 menit kepada Pusat
Pengendali Operasi (Pusdalops) BNPB dan Kepala BNPB. Kemudian
Pusdalops melakukan pengecekan ke lokasi dan pemetaan otomatis dampak
gempabumi tersebut. Ini memerlukan waktu 10 menit. Setelah itu, proses
analisis awal hingga pernyataan resmi pemerintah awal dengan periode
waktu yang dibutuhkan 5 – 10 menit. Pernyataan itu disebarluaskan kepada
publik melalui Whatsapp (khusus media massa), twitter, facebook, instagram,
youtube dan website BNPB. Selanjutnya pemerintah memberikan pernyataan
resmi kedua pada publik dengan periode waktu 30 – 60 menit. Pernyataan
resmi kedua berisi analisis lebih lanjut berupa dampak dan penanggulangan.
153
Berikut ini beberapa penyebaran data dan informasi kejadian bencana yang
sudden on set dari beberapa kejadian bencana yang besar sepanjang tahun
2018 yang bersumber dari BNPB, baik melalui Whatsapp (WA), konferensi
pers, dan website BNPB (www.bnpb.go.id):
Gambar 96. Penyebaran data dan informasi kejadian bencana melalui website BNPB
Konferensi pers
Gambar 97. Pelaksanaan Live melalui TV, Konferensi Pers Kepala BNPB dan
Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas
154
Sarana Prasarana Pendukung Kecepatan Informasi
Tantangan
BNPB melakukan penyebaran informasi kejadian bencana yang sifatnya slow dan
sudden on set sepanjang tahun 2018. Namun demikian, suatu tantangan
khususnya dalam mengukur indikator yang bersifat kualitatif khususnya
bagaimana perilaku dan pemahaman publik menyikapi informasi yang
disampaikan oleh BNPB, baik secara langsung maupun melalui media massa.
Berikut ini beberapa tantangan yang dihadapi BNPB dalam menjawab target dari
sasaran rencana strategis.
155
diberikan dengan skala prioritas pada pimpinan BNPB sebagai pengambil
kebijakan tanggap darurat.
● Tim lapangan dari unit kerja lain belum memiliki kapasitas dalam menganalisis
kondisidi lokasi bencana secara spasial. Kondisi ini berpengaruh pada
pembuatan peta geospasial tematik terkait kejadian bencana.
● Optimalisasi pendirian infrastruktur dan penyediaan jaringan internet melalui v-
sat saat kejadian bencana.
● Belum ada prosedur baku atau standard operating procedure (SOP) untuk
mendelegasikan secara cepat tim Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB ke
lokasi bencana.
156
penyebaran data dan informasi lebih cepat, akurat dan menyeluruh kepada
publik.
157
bencana di Indonesia. Data tersebut diakses pada
http://mediapublik.bnpb.go.id, sepanjang tahun 2018.
158
internasional. Sepanjang 2018, kunjungan ke diorama kebencanaan BNPB
berjumlah 2.177 orang dari berbagai kalangan tersebut.
Gambar 101. Forum Komunikasi & Bimbingan Teknis Data Informasi &
Humas 2018
159
e. Penyebaran Informasi Kebencanaan Melalui Radio
161
h. Penghargaan dan Capaian
Gambar 106. Penghargaan BNPB atas Inovasi, Kreativitas, & orestasi di Tingkat
Nasional/Internasional
162
Rincian pagu dan realisasi anggaran berdasarkan program dapat dilihat pada
tabel dibawah ini:
97,67%
% 99,10%
94,05%
163
Capaian Realisasi Anggaran Periode 2015-2018
100 99,39
98,92
99
98
97
96 95,35
95,17
95
94
93
164
BAB IV
PENUTUP
Selama tahun 2018, BNPB menunjukkan capaian kinerja yang terukur dari 6 (enam)
indikator kinerja yang ditetapkan dalam perjanjian kinerja Tahun 2018. Dalam
rangka peningkatan kinerja Badan Nasional Penanggulangan Bencana, informasi
capaian dan permasalahan yang dituangkan dalam laporan kinerja akan menjadi
bahan perbaikan di tahun berikutnya. Untuk itu rencana aksi ke depan sesuai
dengan arahan Presiden Republik Indonesia pada Rapat Koordinasi Nasional
Penanggulangan Bencana Tahun 2019 di Surabaya yaitu:
a. Perencanaan pembangunan daerah harus berlandaskan aspek-aspek
pengurangan risiko bencana
b. Pelibatan akademisi dan pakar-pakar kebencanaan secara masif untuk
memprediksi ancaman, mengantisipasi, dan mengurangi dampak bencana,
serta sosialisasi hasil-hasil kajian dan penelitiannya
c. Gubernur akan secara otomatis menjadi komandan satgas darurat pada saat
kejadian bencana, serta Pangdam dan Kapolda menjadi wakil komandan satgas
d. Pembangunan sistem peringatan dini yang terpadu berbasiskan rekomendasi
dari pakar dikoordinasikan oleh Kepala BNPB
e. Edukasi kebencanaan oleh Kepala BNPB ini terutama di daerah rawan bencana,
kepada sekolah melalui guru dan kepada masyarakat melalui para pemuka
agama
f. Lakukan simulasi latihan penanganan bencana secara berkala dan
berkesinambungan
165
LAMPIRAN
166
LAMPIRAN I. PENETAPAN KINERJA
167
168
LAMPIRAN II. DESA TANGGUH BENCANA 2018
JUMLAH DESA
No. PROVINSI NO. KABUPATEN/KOTA ANCAMAN
YANG DI FASILITASI
Menanti
Desa Talang Blitar
2 GORONTALO 3 KOTA GORONTALO 4 Desa Banjir dan Longsor
Desa Oluhuta
Desa Timbuwolo
Desa Bulondala
3 JAWA BARAT 5 CIREBON 2 Desa Banjir dan Tanah
Desa Wanakaya Longsor
Desa Gemulung
4 JAWA TENGAH 6 PEKALONGAN 4 Desa Banjir dan Longsor
Desa
Galangpengampon
Desa Kutorembet
Desa Kesesi
Desa Tengengwetan
7 WONOGIRI 3 Desa Tanah Longsor
Desa Sendang
Desa Sumber
Desa Temboro
5 JAWA TIMUR 8 PACITAN 4 Desa Longsor, Tanah
Desa Mangunharjo
Desa Klesem
9 PONOROGO 4 Desa Banjir, Tanah Retak
169
JUMLAH DESA
No. PROVINSI NO. KABUPATEN/KOTA ANCAMAN
YANG DI FASILITASI
Desa Maguwan
Desa Banaran
Desa Dayakan
6 KALIMANTAN 10 KOTA TARAKAN 2 Desa Banjir, Tanah
UTARA Kel. Sebengkok Longsor dan Cuaca
Ekstrim
Kel. Juata Laut
7 NUSA 11 LOMBOK TENGAH 3 Desa Erupsi Gunung,
TENGGARA Desa Aik Berik Banjir, Tsunami dan
BARAT Desa Karangsidemen Longsor
Desa Kuta
8 NUSA 12 NGADA 2 Desa Erupsi Gunung,
TENGGARA Desa Manubhara Banjir, Longsor dan
TIMUR Desa Wasae Cuaca Ekstrim
Desa Silawan
Desa Fatukei
9 SULAWESI 15 GOWA 2 Desa Banjir
SELATAN Desa Panakkukang
Desa Bili bili
10 SULAWESI 16 POSO 2 Desa Banjir
TENGAH Desa Maranda
Desa Kilo
11 SULAWESI 17 KONAWE UTARA 2 Desa Banjir, Longsor,
TENGGARA Desa Laronanga Kekeringan dan
Desa Kotawo
Desa Lambale
Lapandewa
170
JUMLAH DESA
No. PROVINSI NO. KABUPATEN/KOTA ANCAMAN
YANG DI FASILITASI
Dusun Sungai
Beringin
Dusun Batu Kerbau
Dusun Renah Sungai
Besar
Dusun Laman
Panjang
14 KALIMANTAN 21 SAMBAS 2 Desa Karhutla
BARAT Desa Sarang Burung
Danau
Desa Buduk
Sempadang
15 KALIMANTAN 22 TANAH LAUT 3 Desa Banjir, Longsor dan
SELATAN Desa Panjaratan Karhutla
Desa Gunung
Kembang
171
LAMPIRAN III. DESTANA PENGEMBANGAN TAHUN 2017
2 DESA LAMKRUET
6 KEL. A U R
16 DESA MUNTIALO
172
NO KABUPATEN/KOTA NO KECAMATAN NO DESA/KELURAHAN
26 TANJUNG BERINGIN
36 DESA WONOSARI
38 DESA GONDORIYO
40 DESA BEDANTEN
42 DESA ROOMO
44 DESA KUPANG
173
NO KABUPATEN/KOTA NO KECAMATAN NO DESA/KELURAHAN
45 DESA KEDUNGPANDAN
46 DESA KEDUNGREJO
50 DESA GEDONGARUM
52 DESA TIBUBENENG
54 DESA PECATU
58 DESA SIBETAN
64 KEL. BINONGKO
174
NO KABUPATEN/KOTA NO KECAMATAN NO DESA/KELURAHAN
68 DESA WATUMILOK
76 DESA SALATIGA
77 DESA MANDOR
78 DESA JELIMPO
82 DESA KATUNJUNG
175
NO KABUPATEN/KOTA NO KECAMATAN NO DESA/KELURAHAN
96 DESA LUBAKAN
97 DESA TUJUNG
176
NO KABUPATEN/KOTA NO KECAMATAN NO DESA/KELURAHAN
177
NO KABUPATEN/KOTA NO KECAMATAN NO DESA/KELURAHAN
178
LAMPIRAN IV. DESTANA 2016
4 BANDAR TARUTUNG
7 SOSA 8 HAPUNG
179
NO PROVINSI KABKOT PKS_DAERAH(TA.2017) NO KECAMATAN NO DESA
16 DAYUN 17 DAYUN
25 SIJINJANG
29 SUKU TIGA
31 KOTA KARANG
180
NO PROVINSI KABKOT PKS_DAERAH(TA.2017) NO KECAMATAN NO DESA
29 CIBEBER 33 KARANGNUNGGAL
31 CIPONGKOR 35 CINTAASIH
35 MAYONG 39 BUNGU
36 KELING 40 TEMPUR
38 SINGOROJO 42 CENING
181
NO PROVINSI KABKOT PKS_DAERAH(TA.2017) NO KECAMATAN NO DESA
48 KEBON AGUNG
52 TALAGASARI
49 TABANAN 55 SUDIMARA
57 SULANGAI
61 KALIMANGO
63 Namodale
182
NO PROVINSI KABKOT PKS_DAERAH(TA.2017) NO KECAMATAN NO DESA
67 SUNGAI BESAR
70 PERMATA
72 HENDA
73 TUMBANG NUSA
183
NO PROVINSI KABKOT PKS_DAERAH(TA.2017) NO KECAMATAN NO DESA
85 SUNGAI KAPIH
87 BOLANGAT
74 TOMBULU 89 RUMENGKOR
91 GANGGA
92 LEMUSA
93 LEMUSA
184
NO PROVINSI KABKOT PKS_DAERAH(TA.2017) NO KECAMATAN NO DESA
97 LALONGGOTOMI
80 SUMALATA 99 HUTAKALO
185