Anda di halaman 1dari 16

63

IV. KONDISI UMUM WILAYAH

4.1 Kondisi Geografis dan Administratif


Secara administrasi Kabupaten Natuna merupakan bagian dari wilayah
Provinsi Kepulauan Riau. Kabupaten Natuna memiliki luas wilayah administratif
seluas 264.198,37 Km2 yang terdiri dari luas daratan 2.001,30 Km2 dan luas
lautan 262.197,07 Km2 . Ibukota Kabupaten Natuna adalah Kota Ranai.
Secara geografis batas-batas wilayah Kabupaten Natuna sebelah utara
berbatasan dengan Negara Vietnam dan Kamboja, sebelah selatan berbatasan
dengan Kabupaten Bintan, sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Kepulauan
Anambas, sebelah timur berbatasan dengan Negara Malaysia Timur (Serawak)
dan Provinsi Kalimantan Barat.
Kabupaten Natuna merupakan daerah kepulauan dan terdiri dari 12
kecamatan. Jumlah pulau yang ada di Kabupaten Natuna 154 pulau dengan 27
pulau yang berpenghuni dan 127 buah pulau belum berpenghuni.

Gambar 4.1 Peta Administratif Kabupaten Natuna


64

4.2 Kondisi Demografis


Diketahui berdasarkan data base statistik terakhir Natuna Dalam Angka
Tahun 2012 bahwa jumlah penduduk Kabupaten Natuna adalah sebesar 72.950
jiwa. Dari jumlah penduduk tersebut dilihat menurut jenis kelaminnya terbagi
menjadi 37.158 jiwa penduduk laki-laki dan 35.792 jiwa penduduk perempuan.
Dilihat dari segi penyebaran penduduknya dapat dikatakan belum merata,
Kecamatan Bunguran Timur memiliki jumlah penduduk yang tertinggi di
Kabupaten Natuna yaitu sebesar 24.381 jiwa atau 33,42% dan yang terendah di
Kecamatan Pulau Laut sebesar 2.262 atau 3,10%. Jumlah penduduk dapat dilihat
pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Kabupaten Natuna


Penduduk Penduduk Jumlah
No. Nama Kecamatan Luas Laki-laki Perempuan Penduduk %
(km2) (jiwa) (Jiwa) (jiwa)
1 Midai 26,10 2.689 2.621 5.310 7.28
2 Bunguran Barat 448,46 5.856 5.700 11.556 15.84
3 Bunguran Utara 404,71 2.011 1.973 3.984 5.46
4 Pulau Laut 37,69 1.178 1.084 2.262 3.10
5 Pulau Tiga 67,87 2.634 2.398 5.032 6.90
6 Bunguran Timur 146,83 12.423 11.958 24.381 33.42
7 Bunguran Timur Laut 235,01 2.277 2.217 4.494 6.16
8 Bunguran Tengah 172,71 1.515 1.442 2.957 4.05
9 Bunguran Selatan 233,99 1.336 1.311 2.647 3.63
10Serasan 43,65 2.422 2.366 4.788 6.56
11Subi 160,93 1.373 1.317 2.690 3.69
12Serasan Timur 23,35 1.444 1.405 2.849 3.91
Jumlah 2001,30 37.158 44,158 72.950 100
Sumber: Natuna Dalam Angka Tahun 2012

Secara keseluruhan kepadatan penduduk Kabupaten Natuna tahun 2012


sebesar 36 jiwa per km2. Ini artinya dalam wilayah seluas 1 km2 terdapat
penduduk sekitar 36 jiwa.
Menurut struktur mata pencaharian diketahui penduduk Kabupaten Natuna
umumnya bekerja dalam bidang pertanian (pertanian tanaman pangan, peternakan,
kehutanan dan perikanan) keadaan ini sesuai dengan karakteristik daerahnya yang
merupakan daerah kepulauan dan pertanian. Selain bidang usaha pertanian, mata
pencaharian yang banyak dilakukan oleh penduduk Kabupaten Natuna adalah
dibidang jasa dan perdagangan. Secara rinci jumlah penduduk menurut struktur
mata pencaharian dapat dilihat pada Table 4.2.

Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Menurut Struktur Mata Pencaharian


Kabupaten Natuna
65

Penduduk
No. Jenis Mata Pencaharian %
(Jiwa)
Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan
1 13.972 31,09
Perikanan
2 Pertambangan dan Penggalian 751 1,67
3 Industri Pengolahan 2.794 6,22
4 Listrik, Gas dan Air Bersih 115 0,26
5 Bangunan/Konstruksi 5.651 12,57
6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 6.050 13,46
7 Pengangkutan dan Komunikasi 1.456 3,24
8 Keuangan, Persewaan, Jasa Perusahaan 54 0,12
9 Jasa-jasa 13.354 29,72
10 Lainnya 743 1,65
Kabupaten Natuna 44.940 100,00
Sumber : Natuna Dalam Angka Tahun 2012

Jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan yang ditamatkan di


Kabupaten Natuna adalah sebesar 56.308 jiwa, dengan jumlah yang terbesar
adalah Tamat Sekolah Dasar (SD) sebesar 18.359 jiwa atau 35,59%. Uraian
mengenai struktur pendidikan penduduk dapat di lihat pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3 Jumlah Penduduk Berumur 10 Tahun Keatas


Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan
No. Pendidikan Yang Ditamatkan Penduduk (Jiwa) %
1
Tidak/Belum Tamat SD 12.626 22,42
2
Tamat Sekolah Dasar (SD) 18.359 32,60
3
SMTP (Umum) 10.137 18,00
4
SMTA (Umum dan Kejuruan) 10.943 19,43
5
Diploma I/II 1.322 2,35
6
Akademi/Diploma III 1.057 1,88
7
Diploma IV/S1/S2/S3 1.864 3,31
Jumlah 56.308 100,00
Sumber : Natuna Dalam Angka Tahun 2012

4.3 Kondisi Ekonomi


Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan
salah satu indikator yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat kemajuan
perekonomian daerah. Tinggi rendahnya nilai PDRB yang dihasilkan suatu daerah
menggambarkan tinggi rendahnya tingkat perekonomian daerah tersebut.
Kinerja ekonomi Kabupaten Natuna sepanjang tahun 2011 menunjukkan
hasil yang cukup baik yaitu sebesar 6,41%. Dibandingkan dengan tahun
sebelumnya pada tahun 2010 mengalami kenaikan sebesar 0,16%. Pertumbuhan
ekonomi tertinggi selama tahun 2011 terjadi di sektor konstruksi/bangunan yaitu
sebesar 19,01%, hal tersebut disebabkan oleh pesatnya pembangunan sarana dan
prasarana jalan dan jembatan serta banyaknya permintaan bangunan bangunan
tempat tinggal oleh masyarakat. Sedangkan pertumbuhan terendah disektor listrik,
66

gas dan air bersih yaitu sebesar 3,27%. Laju pertumbuhan ekonomi dapat dilihat
pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4 Pertumbuhan Ekonomi Menurut Lapangan Usaha


Tahun 2007 – 2011 (persen)
Tahun
No Lapangan Usaha
2007 2008 2009 2010 2011
1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan 5,11 5,12 4,90 4,70 4,71
Perikanan
2 Pertambangan dan Penggalian 12,05 9,72 9,79 9,23 9,28
3 Industri Pengolahan 4,98 5,25 4,50 5,39 5,52
4 Listrik, Gas dan Air Bersih 3,52 3,68 3,55 3,53 3,27
5 Bangunan 16,69 20,79 22,02 18,14 19,01
6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 7,18 7,4 9,11 9,40 9,45
7 Pengangkutan dan Komunikasi 9,08 9,19 9,77 9,74 9,80
8 Keuangan, Persewaan dan Jasa 4,95 4,99 5,19 5,63 5,75
Perusahaan
9 Jasa-jasa 8,54 5,23 5,43 5,47 5,49
Jumlah 6,04 6,05 6,38 6,25 6,41
Sumber : Natuna Dalam Angka Tahun 2012

Angka PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2011 yaitu sebesar 1.191,14 juta
rupiah, mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu
tahun 2010 sebesar 1.076,95 juta rupiah. Keadaan ini disebabkan oleh kenaikan
laju pertumbuhan dari semua sektor ekonomi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
dari Tabel 4.5.

Tabel 4.5 PDRB Kabupaten Natuna Atas Dasar Harga Berlaku (Juta Rupiah)
Tahun
No Lapangan Usaha
2007 2008 2009 2010 2011
1 Pertanian, Peternakan, 986,25 569,20 606,59 653,76 707,63
Kehutanan, Perikanan
2 Pertambangan 5,26 3,78 4,22 4,74 5,35
3 Industri Pengolahan 25,91 20,29 21,41 23,33 25,69
4 Listrik dan Air Minum 1,19 857,00 942,00 1,04 1,12
5 Bangunan 46,05 39,72 50,46 62,03 75,87
6 Perdagangan, Hotel dan 227,21 135,99 157,75 182,11 209,77
Restoran
7 58,92 36,67 41,198 46,21 52,42
Angkutan dan Komunikasi
8 Keuangan, Persewaan dan 45,54 25,76 28,21 31,23 34,08
Jasa
9 Jasa-jasa 97,27 62,46 66,96 72,49 79,20
Jumlah 1.493,61 894,73 977,74 1.076,95 1.191,14
Sumber : Natuna Dalam Angka Tahun 2012
67

Dilihat dari distribusi PDRB, kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB


Kabupaten Natuna masih dominan. Kontribusi sektor ini tahun 2011 sebesar
59,41%, padahal di tahun 2010 sebesar 60,70%. Sektor perdagangan, hotel dan
restoran selama tahun 2011 juga mampu memberi kontribusi sebesar 17,61%
meningkat dari tahun sebelumnya. Untuk kontribusi sektor-sektor ekonomi
lainnya selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6 Distribusi PDRB Kabupaten Natuna Atas Dasar Harga Berlaku (persen)
Tahun
No Lapangan Usaha
2007 2008 2009 2010 2011
Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan
1 66,03 63,62 62,04 60,70 59,41
Perikanan
2 Pertambangan dan Penggalian 0,39 0,42 0,43 0,44 0,45
3 Industri Pengolahan 1,73 2,27 2,19 2,17 2,16
4 Listrik dan Air Minum 0,08 0,10 0,10 0,10 0,09
5 Bangunan 3,08 4,44 5,16 5,76 6,37
6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 15,21 15,20 16,13 16,91 17,61
7 Angkutan dan Komunikasi 3,95 4,10 4,21 4,29 4,40
8 Keuangan, Persewaan dan Jasa 3,05 2,88 2,89 2,90 2,86
9 Jasa-jasa 6,51 6,98 6,85 6,73 6,65
Jumlah 100 100 100 100 100
Sumber : Natuna Dalam Angka Tahun 2012

Untuk pertumbuhan ekonomi regional sepanjang tahun 2009-2011, Kabupaten


Natuna memiliki pertumbuhan ekonomi masih dibawah pertumbuhan propinsi.
Pada tahun 2009 pertumbuhan ekonomi sebesar 6,38, tahun 2010 mengalamai
penurunan pertumbuhan ekonomi menjadi 6,25 dan tahun 2011 meningkat lagi
menjadi 6,41. Laju pertumbuhan ekonomi Propinsi Kepulauan Riau menurut
Kabupaten/Kota Tahun 2010-2011 dapat dilihat pada Tabel 4.7.

Tabel 4.7 Pertumbuhan Ekonomi Propinsi Kepulauan Riau


menurut Kabupaten/Kota Tahun 2009-2011
Tahun
No Kabupaten/Kota
2009 2010 2011
1 Karimun 6,30 6,56 7,05
2 Bintan 5,11 6,56 6,18
3 Natuna 6,38 6,25 6,41
4 Lingga 6,93 6,60 6,64
5 Kepulauan Anambas 6,63 7,16 7,39
6 Batam 4,65 7,77 7,22
7 Tanjungpinang 6,97 7,08 7,06
Kepulauan Riau 6,65 7,51 6,94
Sumber : BPS Propinsi Kepulauan Riau
68

Pendapatan regional perkapita memberikan gambaran mengenai


pendapatan yang diterima oleh setiap penduduk sebagai balas jasa
keikutsertaannya dalam proses produksi. Nilai PDRB perkapita merupakan
gambaran nilai tambah bruto yang diciptakan oleh setiap penduduk disuatu daerah
sebagai akibat adanya proses produksi dalam rangkaian kegiatan ekonomi.
Besaran ini diperoleh dengan cara membagi PDRB dengan jumlah penduduk
pertengahan tahun. Indikator tersebut digunakan untuk mengukur tingkat
kemakmuran penduduk suatu daerah. Dengan melihat pertumbuhan ekonomi dan
laju pertumbuhan penduduk dapat dilihat peningkatan dalam pendistribusian
PDRB per kapita maupun pendapatan regional per kapita. Salah satu cara untuk
meningkatkan kemakmuran dalam pencapaian pembangunan nasional dan
regional adalah meningkatkan pendapatan masyarakat yang ditandai dengan
melambatnya pertumbuhan penduduk dan meningkatnya daya beli masyarakat
yang disertai dengan pengurangan tingkat pengangguran dan tingkat kemiskinan
dengan cara meningkatkan mutu pendidikan dan juga perbaikan derajat kesehatan,
sehingga dapat tercapai kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. PDRB dan
pendapatan regional perkapita menjadi salah satu tolak ukur dalam pencapaian
tingkat kemakmuran walau keadaan ini belum dapat digunakan langsung sebagai
ukuran tingkat pemerataan pendapatan. DPRB perkapita kabupaten Natuna dapat
dilihat pada Tabel 4.8.

Tabel 4.8 PDRB Perkapita Kabupaten Natuna (Rupiah)


PDRB Perkapita
Tahun Atas dasar Atas dasar
Harga Berlaku Harga Konstan
2007 14.738.591 6.440.335
2008 14.716.994 6.272.015
2009 15.775.684 6.545.017
2010 15.607.371 6.246.384
2011 16.424.783 6.324.520
Sumber : Natuna Dalam Angka Tahun 2012

Tabel 4.8 menunjukkan bahwa PDRB perkapita atas dasar harga berlaku
selama kurun waktu 2007–2011 secara agregat mengalami kenaikan. Pada tahun
2010 mengalami penurunan sebesar 1,07 persen tetapi ditahun 2011 mengalami
peningkatan sebesar 5,24 persen atau dari Rp. 15.607.371 menjadi Rp.
16.424.783. Hal ini merupakan suatu peningkatan yang diciptakan oleh masing-
masing penduduk akibat adanya aktivitas produksi. Bila ditinjau atas dasar harga
konstan, PDRB per kapita tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar 1,25 persen
yaitu dari Rp. 6.246.384 tahun 2010 menjadi Rp. 6.324.520 tahun 2011.
Pendapatan regional perkapita penduduk Kabupaten Natuna atas dasar
harga berlaku dan atas dasar harga konstan meningkat. Adapun jumlah penduduk
pertengahan tahun 2011 adalah 72.521 jiwa, sehingga pendapatan perkapita atas
dasar harga berlaku sebesar Rp. 14.715.521 tahun 2010 meningkat menjadi Rp.
15.486.224 tahun 2011, sedangkan atas dasar harga konstan tahun 2010 sebesar
Rp. 5.889.448 meningkat menjadi Rp 5.963.119. Angka ini menggambarkan
69

besarnya pendapatan rata-rata penduduk di Kabupaten Natuna pertahunnya.


PDRB Regional kabupaten Natuna dapat dilihat pada Tabel 4.9.

Tabel 4.9 PDRB Regional Perkapita Kabupaten Natuna (Rupiah)


PDRB Perkapita
Tahun Atas dasar Atas dasar
Harga Berlaku Harga Konstan
2007 13.903.180 6.075.284
2008 13.882.808 5.916.505
2009 14.874.216 6.171.016
2010 14.715.521 5.889.448
2011 15.486.224 5.963.119
Sumber : Natuna Dalam Angka Tahun 2012

Untuk pendapatan perkapita tanpa migas atas dasar harga berlaku


kabupaten/kota di Propinsi Kepulauan Riau sepanjang tahun 2009-2011,
Kabupaten Natuna memiliki pendapatan perkapita yang cukup rendah
dibandingkan kabupaten/kota yang lain di wilayah Propinsi Kepulauan Riau.
Tingkat kesejahteraan penduduk dapat ditunjukkan dari PDRB perkapita,
meskipun angka ini tidak menjelaskan tingkat distribusi pendapatan penduduk.
Perkembangan PDRB perkapita Kabupaten Natuna tahun 2009-2011 berfluktuasi
dimana PDRB perkapita Kabupaten Natuna adalah sebesar 15,78 juta rupiah pada
tahun 2009 menurun menjadi 15,52 juta rupiah pada tahun 2010 kemudian
meningkat lagi menjadi 16,47 juta rupiah pada tahun 2011. PDRB perkapita
kabupaten/kota di Propinsi Kepulauan Riau menunjukkan ada perbedaan tingkat
kesejahteraan yang cukup besar antara kabupaten/kota yang ada di Propinsi
Kepulauan Riau. PDRB perkapita tanpa migas atas dasar harga berlaku
kabupaten/kota di Propinsi Kepulauan Riau tahun 2009-2011 dapat dilihat pada
Tabel 4.10.

Tabel 4.10 PDRB Perkapita Tanpa Migas Atas Dasar Harga Berlaku
Kabupaten/Kota di Propinsi Kepulauan Riau 2009-2011 (Juta
Rupiah)
Tahun
No Kabupaten/Kota
2009 2010 2011
1 Karimun 16,49 20,17 21,55
2 Bintan 31,79 31,10 32,59
3 Natuna 15,78 15,52 16,47
4 Lingga 10,10 11,85 12,53
5 Kepulauan Anambas 16,89 17,66 18,31
6 Batam 52,34 53,03 53,03
7 Tanjungpinang 24,32 27,63 29,25
Kepulauan Riau 36,75 39,60 42,50
Sumber : BPS Propinsi Kepulauan Riau
70

Penerimaan keuangan Kabupaten Natuna tahun anggaran 2011 berjumlah


1,15 trilyun rupiah, sedangkan realisasi pengeluaran pada tahun anggaran 2011
berjumlah 1,31 trilyun rupiah yang terdiri dari pengeluaran belanja tidak langsung
sebesar 719,43 milliar rupiah atau 55% dan pengeluaran belanja langsung sebesar
591,81 milliar rupiah atau 45%.
Peranan PAD terhadap pendapatan daerah baru mencapai 3,66 %.
Penerimaan dari pajak daerah tahun 2011 berjumlah 1,47 milyar rupiah. Lebih
jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.11 dan Tabel 4.12.

Tabel 4.11 Realisasi Penerimaan Keuangan Kabupaten Natuna (Rupiah)


No. JENIS PENERIMAAN JUMLAH
I. PENDAPATAN ASLI DAERAH 42.186.498.863
1.1 Pajak Daerah 1.470.265.474
1.2 Retribusi Daerah 2.562.551.206
1.3 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah 4.179.743.366
1.4 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 33.973.938.816
II. DANA PERIMBANGAN 1.043.134.708.918
2.1 Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak 943.996.271
2.2 Dana Alokasi Umum 71.909.237.000
2.3 Dana Alokasi Khusus 27.229.200.000
III.PENERIMAAN LAINNYA YANG SAH 66.921.229.447
3.1 Hibah 0
3.2 Dana Darurat 0
Dana Bagi Hasil Pajak dari Propinsi atau Pemda
3.3 23.508.736.848
Lainnya
3.4 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 17.588.332.600
Bantuan Keuangan dari Propinsi atau Pemda
3.5 25.824.159.999
Lainnya
Jumlah 1.152.242.437.228
Sumber : Natuna Dalam Angka Tahun 2012

Tabel 4.12 Realisasi Pengeluaran APBD Kabupaten Natuna (Rupiah)


No. JENIS PENGELUARAN JUMLAH
I. BELANJA LANGSUNG 719.443.370.736
1.1 Belanja Pegawai 75.894.623.929
1.2 Belanja Barang dan Jasa 372.327.677.764
1.3 Belanja Modal 271.221.069.043
II. BELANJA TIDAK LANGSUNG 591.816.816.317
2.1 Belanja Pegawai 211.100.057.378
2.2 Belanja Subsidi 64.638.193.000
2.3 Belanja Hibah 226.163.421.395
2.4 Belanja Bantuan Sosial 62.660.610.344
2.5 Belanja Bantuan Keuangan 27.254.534.200
71

2.6 Belanja Tidak Terduga 0


Jumlah 1.311.260.187.053
Sumber : Natuna Dalam Angka Tahun 2012

4.4 Kondisi Pariwisata dan Perhotelan


Kondisi pariwisata di Kabupaten Natuna sangat potensial, pulau-pulau yang ada di
kawasan Kabupaten Natuna sangat banyak dengan berbagai objek wisata yang
potensial, tetapi prasarana dan sarana yang diperlukan untuk memperkenalkan
pariwisata di daerah ini kepada para wisatawan belum cukup memadai. Letak
geografis yang cukup jauh juga merupakan salah satu faktor penyebab kurang
berkembangnya sektor pariwisata di Kabupaten Natuna. Karena itu upaya untuk
membenahi berbagai objek dan melengkapi fasilitas dengan mengembangkan
jaringan transportasi perlu terus ditingkatkan. Mengingat Natuna adalah sebuah
kabupaten yang memiliki banyak pantai yang menarik maka sebagian besar
pengunjung wisata adalah wisatawan bahari dan wisata alam. Pada tahun 2011
pengunjung yang mengunjungi lokasi wisata di Kabupaten Natuna mencapai
sekitar 176.960 orang yang sebagian besar masih merupakan
wisatawan/pengunjung lokal. Tahun 2011 terdapat 34 unit hotel/penginapan yang
tersebar di tujuh kecamatan, yaitu Kecamatan Midai, Bunguran Barat, Bunguran
Timur, Serasan, Bunguran Utara, Pulau Tiga dan Subi. Hotel-hotel tersebut
menyediakan 451 kamar dengan 544 tempat tidur. Sampai saat ini belum ada
peningkatan yang cukup berarti mengenai kuantitas hotel dan fasilitas yang
disediakan hotel-hotel yang ada dibandingkan tahun-tahun yang sebelumnya. Data
sarana hotel/penginapan di Kabupaten Natuna dan Data objek wisata di
Kabupaten Natuna dapat dilihat pada Tabel 4.13 dan Tabel 4.14.

Tabel 4.13 Sarana Hotel/Penginapan di Kabupaten Natuna


No Kecamatan Hotel Kamar Tempat Tidur Karyawan
1 Bunguran Timur 16 273 330 74
2 Bunguran Barat 8 95 105 19
3 Serasan 3 23 24 7
4 Subi 3 27 27 12
5 Bunguran Utara 2 14 21 5
6 Midai 1 11 21 3
7 Pulau Tiga 1 8 16 1
Jumlah 34 451 544 121
Sumber : Natuna Dalam Angka Tahun 2012
72

Tabel 4.14 Jumlah Objek Wisata Kabupaten Natuna


ObjekObjek Pantai Objek Objek
No Kecamatan Objek Pulau Objek Batu
Pantai Berbatu Sungai Gunung
1 Midai 1 5 - - 2 -
2 Bunguran Barat 6 1 - 7 6 -
3 Bungura Utara 13 9 - - - -
4 Pulau Laut 5 5 1 - - -
5 Pulau Tiga 12 2 2 - 1 -
6 Bunguran Timur 1 6 3 2 1 4
7 Bunguran Timur Laut 2 16 5 3 4 2
8 Bunguran Tengah - - - 1 - 1
9 Bunguran Selatan 4 20 1 2 1 1
10Serasan 7 10 2 1 3 9
11Subi 6 5 - 3 - -
12Serasan Timur 5 4 - 2 3 5
Jumlah 62 83 14 21 21 22
Sumber : Natuna Dalam Angka Tahun 2012

4.5 Program Pengembangan Pariwisata


Dalam menyusun program-program pengembangan pariwisata, Dinas
Pariwisata Kabupaten Natuna telah menetapkan visi dan misi pengembangan
pariwisata di Kabupaten Natuna yang tentunya mengacu serta selaras dengan visi
dan misi pembangunan Kabupaten Natuna yang tertuang dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah (RPJM). Beberapa kebijakan pemerintah serta
isu-isu strategis utama pembangunan Kabupaten Natuna menjadi landasan
pertimbangan dalam pengembangan pariwisata Kabupaten Natuna. Kebijakan dan
Isu-isu strategis utama pembangunan Kabupaten Natuna tersebut adalah:
1) Kualitas hidup masyarakat dan peningkatan kesejahteraan
2) Pemerataan pembangunan wilayah
3) Daya saing Kabupaten Natuna dalam wilayah Provinsi Kepulauan Riau
4) Penerapan pendekatan pembangunan yang berwawasan lingkungan.
5) Pemanfaatan cadangan sumber daya alam seperti minyak dan gas bumi di
Kabupaten Natuna.
6) Posisi geografis Kabupaten Natuna yang berada di wilayah Alur Laur
Kepulauan Indonesia (ALKI)
7) Rencana Pengelolaan Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD) Kabupaten
Natuna

Ketujuh isu utama ini merupakan isu yang saling terkait dan harus
dipecahkan bersama. Kualitas dan kesejahteraan masyarakat tidak cukup terjadi
di beberapa tempat saja, namun harus merata di seluruh wilayah Kabupaten
Natuna. Peningkatan kualitas dalam segala aspek secara merata diharapkan akan
meningkatkan juga produktivitas dan kualitas masyarakat Kabupaten Natuna
dalam mengembangkan dan mengelola sumber daya yang ada. Dengan jumlah
dan kualitas produksi yang tinggi diharapkan daya saing Kabupaten Natuna-pun
73

semakin meningkat hingga ke tingkat yang paling tinggi. Kesejahteraan yang


merata diharapkan dapat berlangsung secara terus menerus dan berkelanjutan.
Untuk itu, penerapan pendekatan pembangunan yang berwawasan lingkungan dan
berkelanjutan harus dilakukan secara disiplin dan dengan penuh kesadaran.

4.5.1 Visi Pengembangan Pariwisata Kabupaten Natuna


Pengembangan pariwisata Kabupaten Natuna diharapkan memberi
kontribusi dalam pencapaian visi pembangunan Kabupaten Natuna secara umum.
Oleh karena itu, rumusan visi pengembangan pariwisata Kabupaten Natuna adalah
sebagai berikut:
“Menjadikan Kabupaten Natuna Sebagai Pintu Gerbang Pariwisata di Ujung Utara
Indonesia yang dapat mengangkat harkat dan martabat, serta meningkatkan
kesejahteraan sosial budaya dan ekonomi masyarakat dalam lingkungan yang
berkelanjutan”.

4.5.2 Misi Pengembangan Pariwisata Kabupaten Natuna


Misi merupakan turunan, penerjemahan atau perincian secara lebih
terfokus dari visi yang ada. Dengan demikian misi harus berhubungan dan tidak
bias keluar dari lingkup atau pernyataan visi. Dalam proses perumusan misi ada
beberapa langkah yang dilakukan untuk merealisasikan visi antara lain adalah :

1) Spesifikasi wilayah yang potensial dan strategis untuk pengembangan


pariwisata.
2) Spesifikasi stakeholder yang terkait dengan pengembangan pariwisata.
3) Spesifikasi potensial atraksi, amenitas dan aksesibilitas sebagai bagian dari
produk pariwisata yang akan dikembangkan.
4) Spesifikasi kelembagaan, SDM dan jaringan atau para pihak yang terlibat
dalam pengembangan pariwisata.
5) Spesifikasi kondisi perekonomian Kabupaten Natuna.
6) Spesifikasi komponen pasar pariwisata.

Dari penetapan dan perumusan visi maka dijabarkan menjadi misi


pengembangan pariwisata Kabupaten Natuna sebagai berikut :
1) Menyebarluaskan penerapan pendekatan pengembangan dan pengelolaan
pariwisata yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.
2) Meningkatkan daya saing pariwisata Kabupaten Natuna di tingkat provinsi,
nasional dan internasional melalui pengelolaan daya tarik wisata dan
pelayanan wisata yang berkualitas tinggi, serta pemasaran pariwisata yang
tepat sasaran.
3) Mengurangi ketimpangan pembangunan melalui penyebaran kegiatan
pariwisata yang mencakup daerah-daerah yang belum maju.
4) Menjalin kelembagaan kepariwisataan yang berasaskan kerjasama yang
saling menguntungkan antara sektor pemerintah, swasta, dan masyarakat.
5) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Kabupaten Natuna
dalam rangka meningkatkan partisipasi masyarakat Kabupaten Natuna dalam
pengembangan kegiatan pariwisata.
6) Meningkatkan usaha masyarakat di bidang pendukung pariwisata untuk
memperbaiki kesejahteraan masyarakat.
74

7) Meningkatkan kualitas lingkungan hidup Kabupaten Natuna dengan


memperhatikan daya dukung lingkungan.
8) Meningkatkan upaya konservasi, preservasi dan rehabilitasi sumber daya
alam dan budaya.

4.5.3 Tujuan dan Sasaran Pengembangan Pariwisata Kabupaten Natuna.


Tujuan Pengembangan Pariwisata Kabupaten Natuna adalah sebagai
berikut :
1) Menciptakan destinasi pariwisata baru di Kabupaten Natuna yang berdaya
saing.
2) Memunculkan identitas dan unsur-unsur budaya Kabupaten Natuna yang
terkait.
3) Meningkatkan kualitas dan kandungan pengetahuan dalam produk-produk
pariwisata Kabupaten Natuna
4) Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam kegiatan pariwisata antara lain
dengan menyediakan lapangan pekerjaan, menyediakan kesempatan investasi
bagi masyarakat umum, dan sebagainya.
5) Meningkatkan keterlibatan komunitas lokal dalam penyediaan prasarana dan
sarana pariwisata.
6) Meningkatkan efisiensi dan akuntabilitas koordinasi antara instansi dan
sektor-sektor Pariwisata
7) Meningkatkan arus perjalanan wisata di dalam Kabupaten Natuna dan ke
dalam Kabupaten Natuna baik dari wilayah-wilayah sekitar Provinsi Kepri,
nasional, maupun internasional.
8) Meningkatkan penyediaan data dan informasi bagi wisatawan serta
pemasaran dan promosi pariwisata Kabupaten Natuna ke segmen pasar
wisatawan yang tepat dan terarah.
9) Mempertimbangkan daya dukung lingkungan hidup dalam pengelolaan
sumber daya alam dan budaya untuk pariwisata dalam rangka menciptakan
pengembangan pariwisata yang berkelanjutan.
10) Mewujudkan iklim investasi yang harmonis dan menguntungkan bagi
masyarakat Kabupaten Natuna.

Sasaran Pengembangan Pariwisata Kabupaten Natuna adalah sebagai


berikut :
1) Teridentifikasinya sumber daya alam, seni, budaya, dan tradisi sebagai ciri
khas dan keunikan Kabupaten Natuna yang memiliki nilai tinggi secara
regional, nasional, dan internasional, serta mengembangkan dan
mengelolanya secara berkelanjutan.
2) Terbentuknya skala pengembangan pariwisata yang jelas baik bagi perencana,
pengembang, maupun pengelola pariwisata.
3) Terbukanya peluang keterlibatan (investasi, lapangan pekerjaan) masyarakat
Kabupaten Natuna dalam kegiatan pariwisata yang meningkatkan kualitas
kehidupannya.
4) Terjalinnya kerjasama kelembagaan yang baik antara sektor-sektor
pemerintahan, swasta, dan masyarakat.
5) Terbentuknya kawasan wisata unggulan yang berfungsi sebagai gerbang
pariwisata Kabupaten Natuna
75

6) Tercapainya pariwisata Kabupaten Natuna yang berkualitas tinggi yang


menjadi salah satu terbaik di Indonesia.
7) Tercapainya kesadaran berwisata masyarakat Kabupaten Natuna yang
meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan.
8) Meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan, lama tinggal, dan pembelanjaan
wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara di Kabupaten Natuna.
9) Terciptanya koordinasi yang seimbang antara sektor publik dan swasta yang
terkait dalam pengembangan pariwisata, serta dengan masyarakat lokal,
lembaga swadaya masyarakat dan akademisi.
10) Terjaganya kelestarian sumber daya alam dan budaya yang menjadi daya
tarik pengembangan pariwisata Kabupaten Natuna.
11) Terwujudnya basis data dan informasi akurat, selalu terbaharui, dan dapat
diakses baik oleh pengembangan pariwisata maupun wisatawan.
12) Tersedianya fasilitas, sarana, dan prasarana pariwisata unggul yang
memenuhi standar terkait, yang meningkatkan kenyamanan, keamanan, dan
pengetahuan wisatawan akan alam dan budaya Kabupaten Natuna.
13) Meningkatnya kualitas SDM masyarakat Kabupaten Natuna yang dapat
diandalkan untuk pengembangan pariwisata Kabupaten Natuna yang
berkualitas tertinggi.
14) Meningkatkan kualitas pemasaran dan promosi sehingga terarah dan tepat
sasaran.
15) Terciptanya apresiasi wisatawan terhadap alam dan budaya Kabupaten
Natuna.

4.5.4 Strategi dan Kebijakan Pengembangan Pariwisata Kabupaten Natuna


Strategi dan kebijakan pengembangan pariwisata Kabupaten Natuna
didasarkan pada pertimbangan :
 Potensi dan permasalahan kepariwisataan Kabupaten Natuna dari berbagai
aspek khususnya produk wisata dan pasar wisatawan, SDM dan kelembagaan.
 Kebijaksanaan dan isu-isu strategis pembangunan wilayah Kabupaten Natuna
terkait dengan pengembangan pariwisata daerah.
 Konsep pengembangan, visi, misi, tujuan dan sasaran pengembangan
pariwisata Kabupaten Natuna.
Pengembangan pariwisata mencakup rencana pengembangan
perwilayahan, pengembangan produk wisata, pengembangan pasar dan
pemasaran, pengembangan SDM dan kelembagaan untuk lingkup Kabupaten
Natuna.

1) Strategi Pengembangan Produk Wisata


Pengertian dari produk wisata disini adalah segala fasilitas/kegiatan yang
dapat dinikmati oleh wisatawan selama melakukan perjalanan wisatanya. Produk
wisata tersebut, antara lain meliputi objek dan daya tarik wisata, akomodasi,
restoran/rumah makan, transportasi, cinderamata.
Strategi pengembangan produk wisata, meliputi :
1. Menata dan mengembangkan produk wisata secara teratur sesuai dengan pasar
wisatawan, terutama wisatawan nusantara yang berasal dari Sumatera,
Kalimantan, Jakarta, dan daerah-daerah lainnya.
76

2. Mengoptimalkan produk wisata yang mempunyai selling point secara khusus,


untuk pasar wisatawan mancanegara terutama berasal dari negara-negara
seperti ASEAN, Jepang, Eropa Barat, dan lainnya.
3. Menata event-event pariwisata secara teratur untuk ditingkatkan menjadi event
regional dan nasional.
4. Menata dan mengembangkan produk wisata yang berwawasan lingkungan.
5. Menjaga kelokalan dan keaslian, mengatur dan menetapkan agar setiap objek
wisata mempunyai kekhasan sendiri.
6. Menggabungkan objek wisata menjadi satu kesatuan kawasan dan
menyatukan kawasan menjadi satu kesatuan daerah tujuan.
77

2) Strategi Pemasaran dan Promosi


Strategi pemasaran dan promosi pariwisata, meliputi:
1. Meningkatkan dan mengembangkan sistem informasi dan kualitas promosi
yang efektif dan kemudahan wisatawan untuk memperoleh tentang semua
produk wisata yang ada dan siap jual.
2. Meningkatkan citra produk wisata Kabupaten Natuna agar mampu bersaing
dengan daerah-daerah wisata lainnya yang sudah berkembang di Kepulauan
Riau.
3. Meningkatkan peran serta biro perjalanan di Pontianak dan Batam untuk
menjual produk wisata daerah Kabupaten Natuna.
4. Meningkatkan “sadar wisata” dan sapta pesona dikalangan para pejabat,
pengusaha dan masyarakat, agar tumbuh kegiatan wisata yang berwawasan
lingkungan.

3) Strategi Pengembangan Aksesibilitas


Aksesibilitas didefinisikan sebagai kemudahan daya jangkau menuju objek dan
daya tarik wisata. Adapun strategi pengembangan aksesibilitas, meliputi:
1. Meningkatkan akses antara daerah-daerah yang memiliki potensi wisatawan,
khususnya jalur Malaysia-Singapura-Batam-Natuna-Pontianak.
2. Menata sistem penunjuk jalan/rambu-rambu lalu lintas yang mempermudah
para wisatawan untuk mencapai objek dan daya tarik wisata yang terdapat di
Kabupaten Natuna.
3. Terintegrasi dengan sektor yang lain.

4) Strategi Pengembangan Prasarana


Strategi pengembangan prasarana untuk menunjang kegiatan pariwisata,
meliputi:
1. Perencanaan kebutuhan prasarana pariwisata yang meliputi: jalan, jembatan,
air bersih, listrik, telepon disesuaikan dengan arah perkembangan objek dan
daya tarik wisata.
2. Pemenuhan kebutuhan prasarana pariwisata secara bertahap diusahakan pada
objek-objek dan daya tarik wisata unggulan atau yang sudah berkembang yang
seterusnya menyebar ke setiap objek dan daya tarik wisata lainnya.
3. Penetapan legalitas kewenangan dan pungutan.

5) Strategi Pengembangan Usaha


Strategi pengembangan usaha, meliputi:
1. Mewujudkan iklim yang menguntungkan bagi dunia usaha kepariwisataan dan
memberikan kemudahan-kemudahan bagi pengusaha yang akan menanamkan
modalnya dalam bidang pariwisata.
2. Membina pengusaha pariwisata menengah dan kecil dalam upaya peningkatan
kualitas jasa usaha pariwisata.
3. Menumbuhkan dan mengembangkan profesionalisme.
4. Bertahap dan konsisten (tahap eksplorasi, tahap pengembangan, tahap
konsolidasi)
5. Pola pariwisata inti rakyat dan kemitraan.
78

4.5.5 Program Pengembangan Pariwisata Kabupaten Natuna


Pengembangan kepariwisataan tidak hanya tergantung pada potensi dari
obyek dan daya tarik saja, tetapi menyangkut pasar wisata dari pengembangan
usaha pariwisata tersebut. Minat pasar wisatawan bagi Kabupaten Natuna sampai
saat ini masih sangat tergantung pada wisata budaya seperti ziarah. Sementara
minat pasar terhadap potensi alami kepariwisataan tidak terlalu besar, atau dengan
kata lain obyek wisata alami di Kabupaten Natuna belum menjadi tujuan utama
kunjungan wisatawan nusantara juga internasional. Tantangan terbesar dalam
pengembangan pariwisata di Kabupaten Natuna adalah bagaimana menciptakan
ketertarikan pasar terhadap obyek wisata yang ada. Hal tersebut perlu dilakukan
mengingat potensi alami Kabupaten Natuna yang cukup besar dalam
pengembangan pariwisata.
Prioritas penanganan dalam pengembangan pariwisata di Kabupaten
Natuna adalah lebih pada pengoptimalan potensi obyek dan daya tarik wisata yang
ada di Kabupaten Natuna. Prioritas pertama yang perlu segera dilakukan adalah
berupa kajian holistik (menyeluruh) dari obyek dan daya tarik wisata. Secara
makro kajian tersebut ditujukan bagi penciptaan keterkaitan obyek dan daya tarik
wisata lokal dengan kawasan lainnya. Secara mikro kajian ini ditujukan lebih pada
perumusan rencana teknis pengembangan dari setiap obyek wisata yang ada
dengan memperhatikan aspek kelestarian lingkungan hidup.
Prioritas pertama lainnya adalah dalam hal sistem promosi yang mendukung rencana
pengembangan wisata Kabupaten Natuna. Promosi ini dapat dilakukan melaluii
penciptaan sistem informasi kepariwisataan Kabupaten Natuna dengan sasaran
pasarnya tidak terbatas pada pasar lokal saja, tetapi pasar regional dan
internasional. Upaya pengembangan sistem promosi ini perlu pula didukung oleh
pembangunan sarana prasarana yang menunjang kegiatan kepariwisataan di
Kabupaten Natuna. Secara skematis, prioritas program pengembangan wisata di
Kabupaten Natuna dapat dilihat pada Gambar 4.2.

PRIORITAS
PERTAMA

KAJIAN HOLISTIK
Rencana Pengembangan

Sistem Promosi

Pembangunan Sarana
& Prasarana

PRIORITAS
KEDUA

Peningkatan SDM Pembinaan Kelembagaan

Gambar 4.2 Prioritas Penanganan Program Pengembangan Wisata


Kabupaten Natuna

Anda mungkin juga menyukai