Skripsi
Disusun Oleh :
1
2
BAB 1
PENDAHULUAN
Menurut data WHO (2016) Penyakit demam berdarah dengue pertama kali
dilaporkan di Asia Tenggara pada tahun 1954 yaitu di Filipina, selanjutnya
menyebar keberbagai negara. Sebelum tahun 1970, hanya 9 negara yang
mengalami wabah DBD, namun sekarang DBD menjadi penyakit endemik
3
Selain kasus DBD pada anak demam typoid juga menjadi salah satu kasus
yang mengancam kesehatan anak. Tercatat menurut WHO (2017) Pada
tahun 2016 demam typoid diperkirakan 216.000-600.000 kematian.
Kematian tersebut, sebagian besarterjadi di Negara-negara berkembang dan
80% kematian terjadidi Asia. Kematian di rumah sakit berkisar antara 0-
13,9%. Prevalensi pada anak-anak kematian berkisar antara 0-14,8%.
(WHO, 2017). Pada tahun 2018 diperkirakan 21 juta kasus demam typoid
200.000 diantaranya meninggal dunia setiap tahun (WHO, 2017). Kasus
kejang demam juga merupakan kasus yang mengancam kesehatan anak.
Sekitar 2,2% hingga 5% anak pernah mengalami kejang demam sebelum
mereka mencapai usia 5 tahun.Pada jurnal Management of Pediatric Febrile
Seizures yang di tulis oleh Piazza L. Severi et.,al (2018) disebutkan bahwa
kejang demam adalah jenis kejang yang paling umum pada anak-
anak.Prevalensi mereka sekitar 3% -4% pada anak-anak kulit putih, 6% -9%
pada anak-anak Jepang, dan 5% -10% pada anak-anak India.
Penyakit berikutnya yang biasa dialami oleh anak adalah demam febris. Di
Indonesia, kasus ini tersebar secara merata di seluruh propinsi dengan
insidensi sekitar 1.100 kasus per 100.000 penduduk per tahunnya dengan
angka kematian 3,1- 10,4% . Sembilan puluh persen kasus demam febris di
Indonesia menyerang kelompok usia 1-12 tahun (Irawati & Hanriko, 2016).
Pada anak yang mengalami penyakit DBD, demam thypoid, kejang demam
dan demam febris akan mengalami fase awal yaitu peningkatan suhu tubuh
(hipertermi) akibat adanya proses infeksi (Hidayat, 2011 dalam Merda
2016).
Suhu dalam tubuh perlu dijaga keseimbangannya, yaitu antara jumlah panas
yang hilang dengan jumlah panas yang diproduksi. Pembuangan atau
pengeluaran panas dapat terjadi melalui berbagai proses diantaranya adalah
radiasi yaitu proses penyebaran panas melalui gelombang elektromagnet.
Suhu tubuh yang optimum sangat penting untuk kehidupan sel agar dapat
berfungsi secara efektif. Suhu tubuh yang normal adalah 35,8°C – 37,5°C.
6
Pada pagi hari suhu akan mendekati 35,5°C, sedangkan pada malam hari
mendekati 37,7°C (Sherwood, 2014).
Sebagian besar hipertermi pada anak merupakan akibat dari perubahan pada
pusat panas (termoregulasi) di hipotalamus.Penyakit – penyakit yang
ditandai dengan adanya demam dapat menyerang sistem tubuh.Selain itu
demam mungkin berperan dalam meningkatkan perkembangan imunitas
spesifik dan nonspesifik dalam membantu pemulihan atau pertahanan
terhadap infeksi (Sodikin, 2012).
Kompres adalah salah satu metode non farmakologi untuk menurunkan suhu
tubuh bila mengalami demam. Salah satu metode kompres yang sering
digunakan adalah menggunakan kompres bawang merah (Allium Cepa L)
(Cahyaningrum, 2014). Secara ilmiah kandungan sulfur dalam bawang
merah yang dikonsumsi secara teratur dapat menghilangkan gumpalan
darah, sedangkan kandungan flavon-glikosida berfungsi sebagai anti radang
dan pembunuh bakteri. Untuk penurunan demam menggunakan umbi
bawang merah yang mengandung minyak katsiri, metilaiin, dihidrolaiin, zat
pati, peptide, kuersetin, sapoin, fitohormon dan vitamin (Hendro, 2009).
Pemberian obat-obatan tradisional yang berasal dari tanaman obat yang tak
kalah ampuh sebagai penurun panasmemiliki kelebihan, yaitu toksitasnya
relatif lebih rendah dibanding obat-obatan kimia sehingga relatif lebih
aman, bahkan tidak ada efek samping bila penggunaannya benar.
Efek hangat dari bawang merah bekerja dengan cara penggunaan energi
panas melalui metode konduksi dan evaporasi, yaitu perpindahan panas dari
suatu objek lain dengan kontak langsung. Ketika kulit hangat menyentuh
yang hangat maka akan terjadi perpindahan panas melalui evaporasi,
sehingga perpindahan energi panas berubah menjadi gas (Cahyaningrum,
2014).
Tindakan non farmakologi lainnya yang sering digunakan para orang tua
yang tidak ingin kerepotan ketika anak mereka demam pada zaman sekarang
adalah menggunakan plester kompres. Para produsen obat telah membuat
sebuah alat kompres demam berbentuk seperti plester yang penggunaannya
dianggap sangat praktis, modern dan sudah beredar di masyarakat.Plester ini
dibuat dari bahan hydrogel yang mengandung hydrogel on polyacylate-basis
dengan kandungan paraben dan menthol yang dapat menurunkan suhu tubuh
melalui evaporasi (Sodikin, 2012).
Menurut Bardu (2014) pemberian sponging dan plester kompres pada anak
usia balita yang mengalami demam di puskesmas Salaman 1 Kabupaten
Magelang rata-rata mampu menurunkan suhu tubuh.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada bulan Juli 2019 di
puskesmas Maliku dengan cara observasi dan wawancara kepada orangtua
pasien yang mengalami hipertermi. Dari 10 orangtua, 4 (40%) orangtua
mengatakan mengobati anaknya dengan menggunakan plester kompres, 3
(30%) orangtua menggunakan kompres bawang merah dan 3 (30%)
orangtua yang menggunakan kompres hangat. Adapun hasil dari wawancara
kepada orangtua pasien, mereka mengatakan menggunakan kompres
sebelum membawa anak mereka berobat ke puskesmas ketika demam.
Teknik kompres yang digunakan adalah kompres dengan plester, kompres
tradisional dengan menggunakan bawang merah yg di beri minyak kayu
putih dan kompres dengan air hangat di bagian kepala dan badan. Dari hasil
studi pendahuluan juga di dapatkan jumlah kunjungan pasien anak dengan
hipertermi pada bulan Juli 2019 sebanyak 32 orang, bulan Agustus 2019
sebanyak 38 orang, dan bulan September 2019 sebanyak 41 orang. Sehingga
jika di rata-rata dari 3 bulan terakhir terdapat 37 orang setiap bulannya.
Berdasarkan fenomena ini peneliti tertarik untuk mengetahui perbedaan
evektifitas pemberian kompres bawang merah dengan plester kompres
dalam menurunkan suhu tubuh pada anak dengan hipertermi.
Anak usia prasekolah adalah anak usia 3-5 tahun saat dimana
sebagian besar sistem tubuh telah matur dan stabil serta dapat
menyesuaikan diri dengan stres dan perubahan yang moderat.
Selama periode ini sebagian besar anak sudah menjalani
toilet training (Wong, 2008).
Anak usia pra sekolah adalah anak yang berusia antara 3-6
tahun, dimana memiliki karakteristik tersendiri dalam segi
pertumbuhan dan perkembangannya (Maryunani, 2014).
16
17
panas dari tangan kita akan berpindah, atau juga saat kita
tanpa sengaja memegang benda panas.
Suhu tubuh anak yang normal (dalam keadaan sehat) adalah berkisar
36 - 37˚C. Suhu tubuh ini bervariasi dengan kisaran 0,5-1,0˚C
(Sodikin, 2012). Penting diingat bahwa suhu tubuh dapat meningkat
karena beberapa faktor, seperti aktivitas fisik, emosi, makan, dan
ovulasi. Faktor ekstrinsik sepertimemakai pakaian tebal, pajanan
terhadap suhu lingkungan yang tinggi, serta meningkatkan
kelembaban dapat juga meningkatkan suhu tubuh.
Ruang
pengaman
Ruang hampa udara
Pipa kapiler
Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut dengan discus yang
berbentukseperti cakram , tipis, dan pendek sebagai melekatnya akar
dan mata tunas, diatasdiscus terdapat batang semu yang tersusun dari
pelepah-pelepah daun dan batangsemua yang berbeda didalam tanah
berubah bentuk dan fungsi menjadi umbi lapis(Sudirja, 2007).
untuk menurunkan suhu 10C adalah 129 detik dengan kisaran waktu
diantara 120-140 detik, dan untuk sampel bawang merah dengan
massa 20 gram untuk menurunkan suhu 10C dibutuhkan waktu rata-
rata sebesar 98 detik sedangkan untuk sampel dengan massa 25 gram
waktu yang dibutuhkan adalah 89 detik.Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan kompres selama 15 menit atau 900 detik dengan
menggunakan 25 gram bawang merah (3 siung).
Demam
Penatalaksanaan Demam
- Paracetamol
- Ibuprofen Kompres Plester
- Salisilat bawang merah Kompres
Dibalurkandi ubun
– ubun kepala Kandungan paraben
dan mentol
Evaporasi
Sensasi dingin
Hipotalamus
menstimulasi impuls Penyerapan panas tubuh
melalui reseptor kulit
Ditransferke molekul air
Penurunan suhu
tubuh Vasodilatasi bagian tepi
pada kulit
Evaporasi
Variabel Variabel
Independen Dependen
Pemberian terapi Responden yang Suhu pre dan post
plester kompres mengalami demam diberikan terapi
plester kompres
2.8 Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:”Ada Perbedaan Terapi Kompres
Bawang Merah Dan Terapi Plester Kompres Pada Anak Usia Prasekolah (3 –
5 Tahun) Yang Mengalami Hipertermi Di Puskesmas Maliku Kabupaten
Pulang Pisau Provinsi Kalimantan Tengah”.
BAB 3
METODE PENELITIAN
Tabel 3.1
Definisi Operasional Variable Penelitian
No Variabel Definisi Parameter Alat Ukur Skala Hasil Ukur
Operasional
Variabel Bebas (Independent Variable)
1 Kompres Kompres Dilakukan Observasi - -
bawang penurunan suhu pengompresan
merah tubuh dengan dengan
menggunakan menggunakan
tumbukan bawang tumbukan bawang
merah pada daerah merah pada daerah
aksilla (ketiak) aksilla (ketiak)
kanan atau kiri kanan atau kiri anak
anak selama 15 selama 15 menit.
menit.
50
51
2. Suhu tubuh Nilai suhu tubuh Nilai suhu tubuh0C Thermomete Interval -
yang menyatakan r digital
panas dinginnya
tubuh pada anak
sebelum dan
sesudah
diberikan
tindakan
kompres bawang
merah dan
plester kompres.
3 Efektifitas bawang merah dalam Seluruh anak usia 1-5 tahun yang 56 orang
penurunan suhu tubuh pada anak mengalami demam di Posyandu
febris usia 1 – 5 tahun di Boegenvile 1 Dusun Tertek Desa
Posyandu Boegenvile 1 Dusun Tertek Kecamatan Pare
Tertek Desa Tertek Kecamatan
Pare
4 Perbandingan Efektifitas Kompres Semua bayi usia 0-1 tahun yang 134 bayi
Hangat dan Plester Kompres dalam mengalami demam
Menurunkan Suhu
Tubuh pada Bayi Usia 0-1 Tahun
yang Mengalami Demam
5 Perbedaan Efektifitas Pemberian Anak Usia 0-1 Tahun Yang 36 Orang
Kompres Hangat Dan Kompres Mengalami Demam Pasca Imunisasi
Bawang Merah Terhadap Dpt Di Desa Semboro
Penurunan Suhu Tubuh Anak
Usia 0-1 Tahun Yang Mengalami
Demam Pasca Imunisasi Dpt Di
Desa Semboro
6 Perbedaan Efektivitas Antara Seluruh Anak Batita Yang 67 Orang
Pemberian Tepid Sponge Bath Mengalami Demam Di Ruang Anak
Dan Kompres Plester Terhadap RSUD
Perubahan Suhu Tubuh Anak Dr. R. Soedjono Selong Lombok
Batita Yang Mengalami Demam Timur
Di Ruang Anak RSUD
Dr. R. Soedjono Selong Lombok
Timur
7 Efektivitas Kompres Air Suhu Semua Anak Demam Usia Pra- 48 Orang
Hangat Dengan Kompres Plester Sekolah Di Ruang Anak RS
Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Bethesda
Anak Demam Usia Pra-Sekolah Gmim Tomohon
Di Ruang Anak RS Bethesda
Gmim Tomohon
8 Perbedaan Kompres Hangat Dan Semua anak yang mengalami demam 34 orang
Kompres Bawang Merah di wilayah kerja Puskesmas
Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Kembaran I Purwokerto
Anak Dengan Demam periode bulan Desember 2013-
Januari
2014
Tabel 3.2
Sampel dan Tehnik Pengambilan Sampel dari Jurnal
No Judul Jurnal Jumlah Sampel Tehnik Pengambilan
Sampel
1 Comparative Effectiveness of Compress 150 anak Accidental sampling
shallot and Antipyretic Drug Versus Only
Antipyretic Drug in the Management of
Fever Among Children
2 The Influence of Compress 41 orang Accidental sampling
Plaster on Children Body
Temperature which Fever
3 Efektifitas bawang merah dalam 56 orang Accidental sampling
penurunan suhu tubuh pada anak febris
usia 1 – 5 tahun di Posyandu Boegenvile
1 Dusun Tertek Desa Tertek Kecamatan
Pare
4 Perbandingan Efektifitas Kompres Hangat 30 orang Accidental sampling
dan Plester Kompres dalam Menurunkan
Suhu
Tubuh pada Bayi Usia 0-1 Tahun yang
Mengalami Demam
5 Perbedaan Efektifitas Pemberian 28 orang Quota Sampling
Kompres Hangat Dan Kompres Bawang
Merah Terhadap Penurunan Suhu Tubuh
Anak Usia 0-1 Tahun Yang Mengalami
Demam Pasca Imunisasi Dpt Di Desa
Semboro
6 Perbedaan Efektivitas Antara Pemberian 22 orang Accidental sampling
Tepid Sponge Bath Dan Kompres Plester
Terhadap Perubahan Suhu Tubuh Anak
Batita Yang Mengalami Demam Di
Ruang Anak RSUD
Dr. R. Soedjono Selong Lombok Timur
7 Efektivitas Kompres Air Suhu Hangat 34 orang Accidental sampling
Dengan Kompres Plester Terhadap
Penurunan Suhu Tubuh Anak Demam
Usia Pra-Sekolah Di Ruang Anak RS
Bethesda Gmim Tomohon
8 Perbedaan Kompres Hangat Dan 34 orang Purposive Sampling
Kompres Bawang Merah
Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Anak
Dengan Demam
54
3.6.4 Justice
Penelitian ini dilakukan secara hati-hati, jujur, profesional,
berperkemanusiaan dan ketepatan sesuai dengan prosedur yang telah
ditentukan. Penelitian ini juga memperhatikan kesamaan hak subyek. Setiap
subyek memiliki perlakuan yang sama baik, sebelum, selama, maupun
sesudah berpartisipasi dalam penelitian ini tanpa melihat gender ataupun
latarbelakang sosial subyek.
57
BAB IV
PEMBAHASAN
1 Comparative 150 anak 2010 Randomized The reduction of body temperature in the
Effectiveness of controlled trial compress shallot and antipyretic drug
Compress shallot and group was significantly faster than only
Antipyretic Drug Versus antipyretic group; however, by the end
Only Antipyretic Drug of 2 hours both groups had reached the
in the Management of same degree of temperature. The
Fever Among Children children in compress shallot and
antipyretic drug had significantly higher
discomfort than only antipyretic group,
but the discomfort was mostly mild.
2 The 41 orang 2019 Quasi The result was a significant difference in
Influence of Experimental the average body temperature before
Compress with pre-test and after the compress (p-value=0.000)
Plaster on and posttest and compress plaster (p-value=0.000) in
Children design both the first and second measurements.
Body Comparison of temperature reduction
Temperature which before and after the compress and
Fever compress plaster results were significant
at first measurement (p-value=0.002)
but not significant in the second
measurement (p-value=0.0388). It is
expected that nurses on duty in the
children’s room can increase the
participation of families in handling
health in children, especially children
with fever.
3 Efektifitas bawang 56 orang 2012 "Pre- Dari hasil penelitian menunjukkan
merah dalam penurunan experimental", bahwa suhu tubuh sebelum pemberian
suhu tubuh pada anak One-Group- suhu tubuh sebelum bawang
febris usia 1 – 5 tahun Post-Pre- diperlakukan pada 37,9˚C setelah
di Posyandu Boegenvile Design Test perlakuan 37,5˚C, dan rata-rata hasil
1 Dusun Tertek Desa penyelesaian sebesar 0,4. Suhu tubuh
Tertek Kecamatan Pare rata-rata dan mode perawatan adalah
38˚C dan suhu tubuh setelah perawatan
adalah 37,6ºC
4 Perbandingan 30 orang 2015 non equivalent Hasil penelitian menunjukkan ada
Efektifitas Kompres contrl group perbedaan yang signifikan suhu tubuh
Hangat dan Plester design bayi sebelum dan
59
B. Pembahasan
Penelitian Thomas S (2010) yang berjudul “Comparative Effectiveness of
Compress shallot and Antipyretic Drug Versus Only Antipyretic Drug in the
Management of Fever Among Children” dengan jumlah sampel 150 anak
dengan metode penelitian Randomized controlled trial. Didapatkan hasil
bahwa “The reduction of body temperature in the compress shallot and
antipyretic drug group was significantly faster than only antipyretic group;
however, by the end of 2 hours both groups had reached the same degree of
temperature. The children in compress shallot and antipyretic drug had
significantly higher discomfort than only antipyretic group, but the
discomfort was mostly mild.”. Penelitian tersebut bertujuan untuk
membandingkan efektivitas kompres bawang merah dan obat antipiretik
versus hanya obat antipiretik di antara anak-anak yang demam. Terdapat
perbedaan pada variable bebas variable bebas peneliti yaitu kompres bawang
merah dan terapi plester, sedangkan variable bebas penelitian Thomas S
(2010) yaitu kompres bawang merah kombinasi obat antipiretik dan hanya
61
obat antipiretik . untuk variable terikat sama yaitu suhu tubuh. Hipotesis
dalam penelitian ini adalah ”Ada Perbedaan Terapi Kompres Bawang Merah
Dan Terapi Plester Kompres Pada Anak Usia Prasekolah (3 – 5 Tahun) Yang
Mengalami Hipertermi. Untuk hipotesis antara kedua penelitian ini terdapat
hubungan karena semua metode dengan kompres bawang merah, terapi
plester, kompres bawang merah kombinasi obat antipiretik dan hanya obat
antipiretik semua efektif menurunkan suhu tubuh, namun untuk kompres
bawang merah kombinasi obat antipiretik lebih efektif dibandingkan hanya
obat antipiretik untuk menurunkan suhu tubuh hal ini dibuktikan dari hasil
penelitian Thomas S (2010) .
variable bebas variable bebas peneliti yaitu kompres bawang merah dan terapi
plester, sedangkan variable bebas penelitian Harianah (2015) yaitu kompres
hangat dan kompres bawang merah. untuk variable terikat sama yaitu suhu
tubuh. Untuk hipotesis antara kedua penelitian ini terdapat hubungan namun
terdapat hasil berbeda pada penelitian Harianah (2015) bahwa tidak ada
perbedaan yang signifikan antara kompres hangat dan kompres bawang
merah terhadap penurunan suhu tubuh anak yang mengalami demam. Semua
metode terapi non farmakologi dengan kompres bawang merah, kompres
hangat dan plester kompres semua efektif menurunkan suhu tubuh, Harianah
(2015) menyebutkan dalam hasil penelitiannya bahwa pemberian kompres
bawang merah lebih cepat mencapai suhu tubuh normal dibanding dengan
pemberian kompres hangat.
rata 0,9˚C suhu tubuh sedangkan plester kompres rata-rata hanya mampu
menurunkan 0,5˚C suhu tubuh.
Dari 8 jurnal yang telah di review dapat disimpulkan bahwa semua jurnal
tersebut memiliki kesamaan pada variable bebas yaitu suhu tubuh sedangkan
pada variable terikat sebagian terdapat persamaan namun ada juga yang
berbeda. Kompres bawang merah dan plester kompres semua efektif
menurunkan suhu tubuh. Metode terbaik dalam manajemen demam kemudian
penting untuk mengoptimalkan hasil dalam menurunkan demam. Namun
metode keperawatan terbaik untuk manajemen demam sebagian besar
diabaikan dalam literatur klinis dan penelitian, yang dapat mempersulit
pencapaian praktik terbaik. Peneliti mengamati pada jurnal-jurnal yang telah
di review bahwa pemberian kompres cuka menghasilkan penurunan suhu
yang cepat dibandingkan dengan metode yang lain. Namun belum ada
penelitian lain yang mendukung atau membandingkan antara semua metode
non farmakologi untuk menurunkan demam.