Anda di halaman 1dari 6

MESIN ATWOOD (PULLEY)

Kevin Ardena Edeny H (17010045), Teknik Tekstil, Politeknik STT Tekstil Bandung
E-Mail:edeny.kevin53@gmail.com
Phone: 081294960982

Abstrak
Salah satu topik tentang mekanika klasik yang sering digunakan dalam dunia teknik dan sains adalah
mesin atwood. Mesin atwood adalah suatu sistem mekanis paling sederhana yang digunakan dalam
berbagai bidang. Penggunaan mesin atwood salah satunya terdapat di berbagai mesin tekstil yaitu
untuk menggerakan motor mesin. Pada eksperimen mesin atwood ini akan digunakan persamaan
Hukum Newton untuk memperlihatkan persamaan gerak yang dapat ditentukan dari nilai hasil
percepatan baik secara teori maupun secara eksperimen. Teori ralat juga digunakan dalam eksperimen
ini. Praktikan diminta untuk melakukan pengukuran tunggal ataupun berulang.
PENDAHULUAN Pada mulanya orang berpendapat
bahwa sifat alamiah benda adalah diam, dan
Mekanika Newton atau sering disebut baru bergerak apabila diberi gaya dari luar,
sebagai mekanika klasik, karena perintis baik berupa tarikan atau dorongan secara terus
berbagai prinsip dasar dalam mempelajari menerus. Namun setelah Galileo melakukan
mekanika, khusunya dinamika, kinematika percobaan, pendapat ini baru berubah dan
hingga prinsip usaha, energi, dan momentum terkenallah prinsip yang dikenal dengan
kesemuanya menggunakan prinsip Hukum Hukum Newton Pertama.
Newton. (Vidia, 2011)
“Sebuah benda akan berada dalam
Mekanika Newton atau klasik adalah
keadaan diam atau bergerak lurus
teori tentang gerak yang didasarkan pada
konsep massa dan gaya dan hukum-hukum
beraturan apabila resultan gaya yang
yang menghubungkan konsep-konsep fisis ini bekerja pada benda sama dengan nol”.
dengan besaran kinematika dan dinamika.
Semua gejala dalam mekanika klasik dapat Secara matematis, Hukum I
digambarkan secara sederhana dengan Newton dinyatakan dengan persamaan:
menerapkan Hukum Newton tentang gerak.
Mekanika klasik menghasilkan hasil yang ∑F = 0 ... (1)
sangat akurat dalam kehidupan sehari-hari.
Pada percobaan ini akan diperlihatkan bahwa Hukum di atas menyatakan bahwa
konsep mekanika Newton dapat digunakan jika suatu benda mula-mula diam maka
untuk menentukan percepatan suatu sistem dan
benda selamanya akan diam. Benda hanya
persamaan geraknya dengan menggunakan
mesin atwood.
akan bergerak jika pada suatu benda itu
diberi gaya luar. Sebaliknya, jika benda
TUJUAN sedang bergerak maka benda selamanya
akan bergerak, kecuali bila ada gaya yang
1. Mampu menggunakan teori ralat dalam
melakukan eksperimen.
menghentikannya.
2. Mengerti cara penulisan ilmiah. Konsep Gaya dan Massa yang dijelaskan
3. Mampu menggunakan percobaan mesin oleh Hukum Newton yaitu Hukum I
atwood untuk menentukan percepatan Newton mengungkap tentang sifat benda
sistem. yang cenderung mempertahankan
keadaannya atau dengan kata lain sifat
kemalasan benda untuk mengubah
DASAR TEORI keadaannya. Sifat ini kita ini kita sebut
Hukum-hukum Newton Tentang Gerak kelembaman atau inersia. Oleh karena itu,
Hukum I Newton disebut juga Hukum 2. berlawanan arah
Kelembaman. 3. bekerja pada satu garis kerja gaya yang
Hukum newton ini menunjukan bahwa sama
benda mempunyai sifat inersia, namun tidak 4. tidak saling meniadakan
terdefinisi secara kuantitatif. Berdasarkan 5. bekerja pada benda yang berbeda
eksperimen dan dorongan intuitif dan Hukum
Newton pertama, telah dirumuskan Hukum II Gerak Rotasi
Newton; Gerak melingkar atau gerak rotasi
merupakan gerak melingkar suatu benda
“Setiap benda yang dikenai gaya pada porosnya pada suatu lintasan
maka akan mengalami percepatanyang melingkar. Bila sebuah benda mengalami
besarnya berbanding lurus dengan gerak rotasi melalui porosnya, ternyata
besarnya gaya dan berbanding tebalik pada gerak ini akan berlaku persamaan
dengan besarnya massa benda.” gerak yang ekivalen dengan persamaan
gerak linier.
Hukum ini mendefinisikan massa Momen inersia merupakan
secara kuantitatif, serta memperlihatkan
representasi dari tingkat kelembaman
hubungan benda gaya secara kuantitatif pula.
benda yang bergerak rotasi. Semakin besar
Dengan salah satu kesimpulan bahwa arah
momen inersia suatu benda, semakin malas
percepatan benda sama dengan arah gaya
dia berputar dari keadaan diam, dan
yang bekerja pada benda tersebut.
semakin malas pula ia untuk mengubah
Besarnya percepatan sebanding dengan
kecepatan sudutnya ketika sedang
gayanya. Jadi bila gayanya konstan, maka
berputar. Sebagai contoh, dalam ukuran
percepatan yang timbul juga akan konstan
yang sama sebuah silinder yang terbuat
Bila pada benda bekerja gaya, maka benda
dari sebuah besi memiliki momen inersia
akan mengalami percepatan, sebaliknya
yang lebih besar daripada silinder kayu.
bila kenyataan dari pengamatan benda
Hal ini bisa diperkirakan karena terasa
mengalami percepatan maka tentu akan
lebih berat lagi bagi kita untuk memutar
ada gaya yang menyebabkannya.
silinder besi dibandingkan dengan
Jika diperlihatkan, ternyata gaya
memutar silinder kayu.
merupakan interaksi antara dua buah benda Momen inersia pada gerak rotasi
dan mempunyai sifat – sifat tertentu. Sifat ini bisa dianalogikan dengan massa pada
pertama kali dikemukakan oleh Newton dalam gerak translasi. Sedangkan gaya pada
Hukum Newton III sebagai gaya aksi reaksi. gerak translasi dapat dianalogikan dengan
Hukum III Newton menyatakan bahwa; momen gaya pada gerak translasi. Jika
gaya menyebabkan timbulnya percepatan
“Apabila benda pertama pada gerak translasi maka momen gaya
mengerjakan gaya pada benda kedua itulah yang menyebabkan timbulnya
(disebut aksi) maka benda kedua akan percepatan sudut pada gerak rotasi. Saat
mengerjakan gaya pada benda pertama kita memutar sebuah roda atau membuka
sama besar dan berlawanan arah daun pintu, saat itu kita sedang
dengan gaya pada benda pertama memberikan momen gaya pada benda-
(reaksi).” benda tersebut.
Secara matematis dinyatakan Mesin Atwood
dengan persamaan: Mesin atwood adalah suatu system
Faksi = -Freaksi ... (2) mekanis paling sederhana yang dapat
Suatu pasangan gaya disebut aksi-reaksi digunakan dalam berbagai bidang.
apabila memenuhi syarat
sebagai berikut: Ditinjau pergerakan pada massa m dan M1
1. sama besar
∑ F=( m+ M 1 ) a=Ma… ( 2 ) 2. Massa beban
3. Stopwatch
Mg−T 1=Ma …(3) 4. Alat tulis

Tinjau pergerakan massa M2 Skema Percobaan

∑ F=M 2 a … ( 4 ) 1. Dihitung percepatan grafitasi


2. Ditentukan ketinggian awal ho sebelum
T 2−M 2 g=M 2 a … ( 5 ) diberikan massa m
3. Ditentukan massa waktu dengan
Tinjau pergerakan massa katrol dengan jejari r stopwatch saat ketinggia h (pengukuran
= R dan massa Mkatrol = (66,5 ± 0,05) gram tunggal)
dengan massa M1 dan M2 masing-masing 4. Untuk pengukuran menggunakan metode
adalah (68,4 ± 0,5) gram grafik, maka ditentukan ketinggian awal
ho sebelum diberikan massa m
Ia 5. Ditentukan waktu dengan stopwatch saat
∑ r= r … (6 )
ketinggian h dan ketinggian divariasi dan
ditentukan waktu
Ia 6. Diplot grafik ketinggian terhadap waktu t
T 2−T 2 = … (7)
r2 7. Diukur massa m, Mkatrol dan juga M1,
M2
Substitusi persamaan (6), (4) ke persamaan (2) 8. Dicobakan untuk jenis batang lain
maka didapatkan bahwa
HASIL DAN PEMBAHASAN TEORI
m
a=
Ia Diketahui :
M =¿1 +m+ M 2+ g … (8 )¿
r2 M katrol =( 66,50 ± 0,50 ) gram … .(13)
Untuk menentukan momen inersia silinder
M 1=( 68,40 ± 0,50 ) gram.............(14)
pejal, maka dapat digunakanrumusan berikut M 2=( 68,40 ± 0,50 ) gram ...............(15)
m=( 0,43 ± 0,50¿ gram )...............(16)
1
I= ∫ r 2 dm= ∬ r 2 r dr dθ= mr 2 … ( 9 )
2 Pada perhitungan tunggal didapatkan
bahwa panjang tali dan ralatnya adalah:
Untuk menentukan percepatan secara
eksperimen dapat digunakan persamaan gerak l tali ± ∆l tali = ( 0,14± 0,05 ) cm
jatuh bebas yaitu
1 = ( 0,140 ± 0,0005 ) m.......(17)
h= at 2 … ( 10 )
2
Pada perhitungan berulang didapatkan
2h bahwa rata-rata periode dan ralatnya
a= … ( 11 ) adalah:
t2
Dengan ralat percepatan adalah
T T2
∆a= |∂a∂h ∆h|+|∂a∂t ∆t|= |2t ∆h|+ |4t ∆t|… ( 12)
2 3
0,750
0,758
0,5625
0,5745
∑ T = 1,508 ∑ T 2= 1,137
METODE EKSPERIMEN
Alat dan Bahan T=
∑ T = 1,508 =0,75 s .......(18)
n 2
1. Seperangkat mesin atwood
1 M 2 ± ∆ M 2=( 68,40 ± 0,50 ) gram … .(26)
∆T= √n ¿ ¿ ¿
n
2
1 2(1,14)−(1,50) .......(19) m ± ∆ m=( 7,40± 0,50 ) gram...(27)
¿
2 √ 2−1
h ± ∆ h=( 0,25 ±0,0005 ) m.....(28)
1
¿ √ 2,28−2,25 t ± ∆ t=( 1,60 ± 0,05 ) s .....(29)
2
1 1 Hasil percepatan secara eksperimen
¿ √ 0,03= =0,09 s
2 2 adalah
T ± ∆ T =( 0,75 ± 0,09 ) s .......(20)
2h
a=
Kemudian didapatkan bahwa percepatan t2
grafitasi adalah:

l 2. 0,25
g= 2
¿ 2
=0,19 m/s 2 .....(30)
T 1,60
( )

2 4h

¿
11,8
2
=869,9
m 2
… … . ( 21 )
∆ a=
| || |
t 2
∆h + 3 ∆t
t
0,7 s
( ) 6,3 ¿
| 2
||
2
0,0005 +
4.0,25
0,05
|
1,60 1,603
Dengan ralat tunggal adalah:
¿ 0,00039+0,012=0,01239
∂g ∂g m2
∆ g=
∂l | ||
∆l +
∂T
∆T | ¿ 0,012 .......(31)
s

1 2 ( a ± ∆ a ) eksperimen = ( 0,19± 0,012 ) m/s 2 .......(32)


¿
|( ) |
T | 2
∆ l + l (2 π )
2

T3
∆T | Hasil percepatan secara teori adalah

m
1 2 a teori= g
=
( |
0,7
6,3
)
2
||
0,0005 + 0,1(6,3)2 3 0,004
0,7 |
¿
7,40
r
I
M 1+ m+ M 2 + 2

8,6
68,40+7,40+68,40
¿ 0,04+ 0,09=0,13 … ...(22)
63,64
2 ¿ =0,4 m/ s2 .......(33)
( g ± ∆ g )eksperimen =( 869,9 ± 0,13 ) m … ( 23 ) 144,2
s
7,40
∆ ateori = ∆g
Pada perhitungan tunggal didapatkan 68,40+7,40+68,40
bahwa percepatan sistem adalah:
7,40
M katrol ± ∆M katrol = ( 66,50 ± 0,50 ) gram .....(24) ¿ 8,6
68,40+7,40+68,40 +35,00

M 1 ± ∆ M 1=( 68,40 ± 0,50 ) gram . … … (25 )


¿ 0,36 m/s 2.......(34)
¿...(35)

Percobaan dengan menggunakan metode


grafik dapat dilakukan sebagai berikut

1
h= at 2 .....(36) Hasil grafik adalah
2
2
t 2= h → t 2 =M gradien .....(37)
h
a

Dapat diperlihatkan pada Tabel-1

Tabel-1 Data percobaan

No Ketinggian Waktu Waktu


h (meter) t t 2 (sekon 2)
(sekon)
1. 0,05 0,31 0,10
2. 0,10 0,62 0,38
3. 0,15 0,87 0,75
4. 0,20 1,16 1,34
5. 0,25 1,28 1,63
6. 0,30 1,56 2,43
7. 0,35 1,69 2,85
8. 0,40 1,97 3,88
9. 0,45 2 4
10. 0,50 2,47 6,10
∑t= ∑t 2=19,46
13,93

Untuk menentukan nilai percepatan sistem


t=
∑ t = 13,93 =1,393 s .....( 38) dapat dilakukan
n 10
2
=M gradien
1 a
∆ t= √n ¿ ¿ ¿
n
t 2akhir −t 2awal
1 10(19,46)−(13,93)
2
M gradien =
¿
10 √ 10−1
h akhir −hawal
6,10−0,10 6
1 194,60−194,04 M gradien = = =13.33 .......
¿
10 √ 9 (41)
0,50−0,05 0,45

1 4−0,38
¿ √ 0,06=0,02 s.......(39) M gradien 1= =8,04 .......(42)
10 0,45
t ± ∆ t=( 1,39 ± 0,02 ) s .......(40) 3,88−0,75
M gradien 2= =6,95.......(43)
0,45
Sehingga nilai
2 [3] Kanginan, Martehen, Fisika Jilid IA,
a eksperimen = Erlangga, Jakarta, 1995.
M gradien
2
¿ =0,15 m/s2 .......(44 )
13,33
2
∆ a= ∆ M gradien
M gradien2

2 |m1−m|+|m2−m|
∆ a=
M gradien
2 ( 2 )
2 |8,04−13,33|+|6,95−13,33|
¿
13,33 2 ( 2 )
5,29+6,38
¿ 0,006 ( 2 )
=0,03498 =0,035..( 45)

( a±∆ a ) eksperimen =(0,15 ± 0,035) m/s2 .....(46)

KESIMPULAN
Telah dilakukan eksperimen menggunakan
ralat secara pengukuran tunggal dan metode
grafik untuk menghitung percepatan sistem
mesin atwood. Hasil eksperimen dan teori
adalah sebagai berikut
Untuk pengukuran tunggal

( a ± ∆ a )eksperimen =( 0,16 ± 0,023 ) m/s 2 .....(47)


Hasil teori adalah
¿
Pengukuran menggunakan metode grafik

( a±∆ a ) eksperimen =(0,10 ± 0,0005) m/s 2 .....(49)


Hasil eksperimen dan literatur memperlihatkan
hasil yang tidak jauh berbeda.
SARAN
Dapat dilakukan metode grafik dengan jumlah
data yang lebih banyak.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Galih Valentinus, Pengantar Eksperimen
Fisika (untuk SMA/S1), 2011.
[2] Foster Bob, Terpadu FISIKA SMA,
Erlangga, Jakarta, 2004.

Anda mungkin juga menyukai