Anda di halaman 1dari 6

Stroke atau cedera cerebrovaskular (CVA) adalah

Cerebrovascular Accident (CVA) kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh berhentinya suplai
STROKE darah ke bagian otak, bisa juga dikatakan sindrom klinis yang awal
timbulnya mendadak, progesi cepat, berupa defisit neurologis fokal
dan/ atau global, yang berlangsung 24 jam atau lebih atau
langsung menimbulkan kematian, dan semata–mata disebabkan
oleh gangguan peredaran darah otak non traumatik.

KLASIFIKASI STROKE

Klasifikasi stroke dibedakan menurut patologi dari serangan stroke


meliputi :

Stroke Hemoragik
Merupakan perdarahan serebri
dan mungkin perdarahan subarakhnoid.
Disebabkan oleh pecahnya pembuluh
darah otak pada daerah otak tertentu.
Biasanya kejadiannya saat melakukan
aktivitas atau saat aktif, namun bisa juga
terjadi saat istirahat. Kesadaran klien
umumnya menurun.
Stroke hemoragik adalah
disfungsi neurologis fokal yang akut dan disebabkan oleh
perdarahan primer substansi otak yang terjadi secara spontan
bukan oleh karena trauma kapitis, disebabkan oleh karena
pecahnya pembuluh arteri, vena, dan kapiler. Perdarahan otak
Rumah Sakit Umum Al-Rohmah dibagi dua, yaitu :
Jl. A. Yani No.37 Jajag Banyuwangi 1. Perdarahan Intraserebri (PIS)
(0333) 397267 Pecahnya pembuluh darah (mikroaneurisma) terutama
karena hipertensi mengakibatkan darah masuk ke dalam jaringan
otak, membentuk massa yang menekan jaringan otak dan
menimbulkan edema otak. Peningkatan TIK yang terjadi cepat,
dapat mengakibatkan kematian mendadak karena herniasi otak. 3) Stroke komplet. Gangguan neurologis yang timbul sudah
Perdarahan serebri yang disebabkan hipertensi sering dijumpai di menetap atau permanen. Sesuai dengan istilahnya stroke komplet
daerah putamen, talamus, pons, dan serebellum. dapat diawali oleh serangan TIA berulang.
2. Perdarahan Subarakhnoid (PSA)
Perdarahan ini beradal dari pecahnya aneurisma berry atau PENYEBAB STROKE
AVM. Aneurisma yang pecah ini berasal dari pembuluh darah
sirkulasi Willisi dan cabang-cabangnya yang terdapat di luar Stroke biasanya diakibatkan dari salah satu empat kejadian yaitu:
parenkim otak (Juwono, 1993). Pecahnya arteri dan kelurnya ke 1. Thrombosis yaitu bekuan darah di dalam pembuluh darah
ruang subarakhnoid menyebabkan TIK meningkat mendadak, otak atau leher.
meregangnya struktur peka nyeri, dan vasospasme pembuluh 2. Embolisme serebral yaitu bekuan darah atau material lain
darah serebri yang berakibat disfungsi otak global (nyeri kepala, yang di bawa ke otak dari bagian tubuh yang lain.
penurunan kesadaran) maupun fokal (hemiparese, gangguan 3. Iskemia yaitu penurunan aliran darah ke area otak
hemisensorik, afasia, dan lainnya). 4. Hemoragi serebral yaitu pecahnya pembuluh darah serebral
dengan perdarahan ke dalam jaringan otak atau ruang sekitar
Sroke Nonhemoragik
otak.
Dapat berupa iskemia atau
Akibat dari keempat kejadian diatas maka terjadi penghentian suplai
emboli dan trombosis serebri,
biasanya terjadi saat setelah lama
darah ke otak, yang menyebabkan kehilangan sementara atau
beristirahat, baru bangun tidur, permanen gerakan, berpikir, memori, bicara, atau sensasi.
atau di pagi hari. Tidak terjadi
perdarahan namun terjadi iskemia Ada beberapa faktor risiko stroke yang sering teridentifikasi,
yang menimbulkan hipoksia dan yaitu ;
selanjutnya dapat menimbulkan 1. Hipertensi, dapat disebabkan oleh aterosklerosis atau
edema sekunder. Kesadaran sebaliknya. Proses ini dapat menimbulkan pecahnya
umumnya baik. pembuluh darah atau timbulnya thrombus sehingga dapat
Klasifikasi stroke dibedakan mengganggu aliran darah cerebral.
menurut perjalanan penyakit atau stadiumnya : 2. Aneurisma pembuluh darah cerebral : Adanya kelainan
1) TIA. Gangguan neurologis lokal yang terjadi selama beberapa pembuluh darah yakni berupa penebalan pada satu tempat
menit sampai beberapa jam saja. Gejala yang timbul akan hilang yang diikuti oleh penipisan di tempat lain. Pada daerah
dengan spontan dan sempurna dalam waktu kurang dari 24 jam. penipisan dengan maneuver tertentu dapat menimbulkan
2) Stroke involusi. Stroke yang terjadi masih terus berkembang, perdarahan.
gangguan neurologis terlihat semakin berat dan bertambah buruk.
Proses dapat berjalan 24 jam atau beberapa hari.
3. Kelainan jantung / penyakit jantung : Paling banyak Faktor resiko terjadinya stroke adalah:
dijumpai pada pasien post MCI, atrial fibrilasi dan  Yang tidak dapat diubah: usia, jenis kelamin, ras, riwayat
endokarditis. Kerusakan kerja jantung akan menurunkan keluarga, riwayat stroke, penyakit jantung koroner, dan
kardiak output dan menurunkan aliran darah ke otak. fibrilasi atrium.
Disamping itu dapat terjadi proses embolisasi yang  Yang dapat diubah: hipertensi, diabetes mellitus, merokok,
bersumber pada kelainan jantung dan pembuluh darah. penyalahgunaan alkohol dan obat, kontrasepsi oral, dan
4. Diabetes mellitus (DM) : Penderita DM berpotensi hematokrit meningkat.
mengalami stroke karena 2 alasan, yaitu terjadinya
peningkatan viskositas darah sehingga memperlambat aliran PENATALAKSANAAN MEDIS STROKE HEMORAGIK
darah khususnya serebral dan adanya kelainan microvaskuler
sehingga berdampak juga terhadap kelainan yang terjadi Penatalaksanaan untuk stroke hemoragik, antara lain:
pada pembuluh darah serebral. 1. Menurunkan kerusakan iskemik cerebral
5. Usia lanjut : Pada usia lanjut terjadi proses kalsifikasi Infark cerebral terdapat kehilangan secara mantap inti
pembuluh darah, termasuk pembuluh darah otak. central jaringan otak, sekitar daerah itu mungkin ada
6. Policitemia : Pada policitemia viskositas darah meningkat jaringan yang masih bisa diselematkan, tindakan awal
dan aliran darah menjadi lambat sehingga perfusi otak difokuskan untuk menyelematkan sebanyak mungkin area
menurun. iskemik dengan memberikan O2, glukosa dan aliran darah
7. Peningkatan kolesterol (lipid total) : Kolesterol tubuh yang yang adekuat dengan mengontrol / memperbaiki disritmia
tinggi dapat menyebabkan aterosklerosis dan terbentuknya (irama dan frekuensi) serta tekanan darah.
2. Mengendalikan hipertensi dan menurunkan TIK
embolus dari lemak.
Dengan meninggikan kepala 15-30 menghindari flexi dan
8. Obesitas : Pada obesitas dapat terjadi hipertensi dan
rotasi kepala yang berlebihan, pemberian dexamethason.
peningkatan kadar kolesterol sehingga dapat mengakibatkan
3. Pengobatan
gangguan pada pembuluh darah, salah satunya pembuluh
 Anti koagulan: Heparin untuk menurunkan
drah otak.
kecederungan perdarahan pada fase akut.
9. Perokok : Pada perokok akan timbul plaque pada pembuluh
 Obat anti trombotik: Pemberian ini diharapkan
darah oleh nikotin sehingga terjadi aterosklerosis. mencegah peristiwa trombolitik/emobolik.
10. Kurang aktivitas fisik : Kurang aktivitas fisik dapat juga
 Diuretika : untuk menurunkan edema serebral
mengurangi kelenturan fisik termasuk kelenturan pembuluh 4. Penatalaksanaan Pembedahan
darah (embuluh darah menjadi kaku), salah satunya Endarterektomi karotis dilakukan untuk memeperbaiki
pembuluh darah otak. peredaran darahotak. Penderita yang menjalani tindakan ini
seringkali juga menderita beberapa penyulit seperti
hipertensi, diabetes dan penyakit kardiovaskular yang luas. hanya boleh diberikan pada stroke iskemik dengan waktu onset < 3
Tindakan ini dilakukan dengan anestesi umum sehingga jam dan hasil CT Scan normal. Obat ini sangat mahal dan hanya
saluran pernafasan dan kontrol ventilasi yang baik dapat dapat dilakukan di rumah sakit dengan fasilitas yang lengkap.
dipertahankan. Mencegah perburukan neurologis yang behubungan
dengan stroke yang masih berkembang (‘jendela terapi’ sampai
PEMERIKSAAN PENUNJANG STROKE HEMORAGIK dengan 72 jam).
1. Angiografi cerebral Progresivitas stroke terjadi pada 20-40 % pasien stroke
Membantu menentukan penyebab dari stroke secara iskemik yang dirawat, dengan risiko terbesar dalam 24 jam pertama
spesifik seperti perdarahan arteriovena atau adanya ruptur sejak onset gejala. Perburukan klinis dapat disebabkan oleh salah
dan untuk mencari sumber perdarahan seperti aneurism satu mekanisme berikut ini:
atau malformasi vaskular. 1. Edema yang progresif dan pembengkakan akibat infark :
2. Lumbal pungsi Masalah ini umumnya terjadi pada infark luas. Edema otak
Tekanan yang meningkat dan disertai bercak darah pada umumnya mencapai puncaknya pada hari ke-3 sampai hari
cairan lumbal menunjukkan adanya hemoragi pada
ke-5 setelah onset stroke dan jarang menimbulkan masalah
subarakhnoid atau perdarahan pada intrakranial.
dalam 24 jam pertama. Terapi dengan manitol bermanfaat,
3. CT scan
Penindaian ini memperlihatkan secara spesifik letak edema, hindari cairan hipotonik. Steroid tidak efektif.
posisi hematoma, adanya jaringan otak yang infark atau 2. Ekstensi teritori infark :
iskemia dan posisinya secara pasti. Ini dapat disebabkan oleh trombosis yang progresif dalam
4. MRI (Magnetic Imaging Resonance) sebuah pembuluh darah yang tersumbat (misalnya infark
Menggunakan gelombang megnetik untuk menentukan batang otak yang progresif pada seorang pasien dengan
posisi dan bsar terjadinya perdarahan otak. Hasil yang
trombosis arteri basilaris) atau kegagalan difusi distal yang
didapatkan area yang mengalami lesi dan infark akibat dari
hemoragik. berhubungan dengan stenosis atau oklusi yang lebih
5. EEG proksimal (misalnya : perluasan infark zona perbatasan
Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat masalah yang internal pada seorang pasien dengan oklusi arteri karotis
timbul dan dampak dari jaringan yang infrak sehingga interna). Heparin dapat mencegah trombosis yang progresif
menurunnya impuls listrik dalam jaringan otak. dan optimalisasi status volume dan tekanan darah yang
PRINSIP PENATALAKSANAAN STROKE ISKEMIK dapat menyerupai kegagalan perfusi.
3. Konversi hemoragis :
Membatasi atau memulihkan iskemia akut yang sedang
berlangsung (3-6 jam pertama) menggunakan trombolisis dengan Masalah ini diketahui dari hasil radiologis tetapi jarang
rt-PA (recombinant tissue-plasminogen activator). Pengobatan ini menimbulkan gejala klinis. Tiga faktor risiko utama adalah
usia lanjut, ukuran infark yang besar, dan hipertensi akut. akibat tekanan perfusi otak yang meningkat ‘bermanfaat bagi
Jangan memberikan antikoagulan pada pasien dengan daerah otak yang mendapat perfusi marginal (Penumbra iskemik).
risiko tinggi selama 48-72 jam pertama setelah onset stroke. Tetapi tekanan darah yang terlalu tinggi, dapat menimbulkan
infark hemoragik dan memperhebat edema serebri. Oleh sebab itu,
Bila ada hipertensi berat obati pasien dengan obat
pedoman untuk penatalaksanaan hipertensi pada stroke iskemik
antihipertensi. akut adalah bila terdapat salah satu hal berikut ;
4. Mencegah stroke berulang dini (dalam 30 hari sejak onset
gejala stroke) : Hipertensi diobati jika terdapat kegawatdaruratan hipertensi non
Sekitar 5 % pasien yang dirawat dengan stroke iskemik neurologis :
mengalami serangan stroke kedua dalam 30 hari pertama. Iskemia miokard akut
Resiko ini paling tinggi (lebih besar dari 10%) pada pasien Edema paru kardiogenik
Hipertensi maligna (retinopati)
dengan stenosis karotis yang berat dan kardioemboli serta
Neuropati hipertensif
paling rendah (1 %) pada pasien dengan infark lakuner. Diseksi aorta
Terapi dini dengan heparin dapat mengurangi risiko stroke Hipertensi diobati jika tekanan darah sangat tinggi pada 3 kali
berulang dini pada pasien dengan kardioemboli. pengukuran selang 15 menit :
Sistolik > 220 mmHg
PRINSIP PENATALAKSANAAN STROKE ISKEMIK Distolik > 120 mmHg
Tekanan arteri rata-rata > 140 mmHg
Pertimbangan rt-PA intravena 0,9 mg/kgBB intravena
(dosis maksimum 90 mg). 10% diberikan bolus intravena dan Pasien adalah kandidat trombolisis intravena dengan rt-
sisanya diberikan per drips dalam waktu 1 jam jika onset gejala PA dimana tekanan darah sistolik > 180 mmHg dan diastolik > 110
stroke dapat dipastikan kurang dari 3 jam dan hasil CT Scan otak mmHg.
tidak memperlihatkan infark dini yang luas. Dengan obat-obat antihipertensi golongan penyekat alfa
Pertimbangkan pemantauan irama jantung untuk pasien beta (labetolol), penghambat ACE (kaptopril atau sejenisnya) atau
dengan aritmia jantung atau iskemia miokard. Bila terdapat fibrilasi antagonis kalsium yang bekerja perifer (nifedipin atau sejenisnya)
atrium respons cepat maka dapat diberikan digoksin 0,125-0,5 mg penurunan tekanan darah pada stroke iskemik akut hanya boleh
intravena atau verapamil 5-10 mg intravena atau amiodaron 200 maksimal 20 % dari tekanan darah sebelumnya. Nifedipin
mg drips dalam 12 jam. sublingual harus diberikan dengan hati-hati dan dengan
Tekanan darah yang tinggi pada stroke iskemik tidak pemantauan tekanan darah ketat setiap 15 menit atau dengan alat
boleh terlalu cepat diturunkan.Akibat penurunan tekanan darah monitor kontinus sebab dapat terjadi penurunan tekanan darah
yang terlalu agresif pada stroke iskemik akut dapat memperluas secara drastis. Oleh sebab itu, sebaiknya dimulai dengan dosis 5 mg
infark dan perburukan neurologis. Aliran darah yang meningkat
sublingual dan dapat dinaikkan menjadi 10 mg tergantung respons
sebelumnya.
Pada tekanan darah yang sulit diturunkan dengan obat
diatas atau bila diastolik > 140 mmHg secara persisten maka harus
diberikan natrium nitroprusid intravena, 50 mg/250 ml dekstrosa
5% dalam air (200 mg/ml) dengan kecepatan 3 ml/jam (10
mg/menit) dan dititrasi sampai tekanan darah yang diinginkan.
Alternatif lain dapat diberikan nitrogliserin drips 10-20 ug/menit.
Tekanan darah yang rendah pada stroke akut adalah tidak
lazim. Bila dijumpai maka tekanan darah harus dinaikkan dengan
dopamine atau dobutamin drips serta mengobati penyebab yang
mendasarinya.
Pertimbangan observasi di unit rawat intensif pada pasien
dengan tanda klinis atau radiologis adanya infark hemisfer atau
serebellum yang massif, kesadaran menurun, gangguan pernafasan,
atau stroke dalam evaluasi.
Pertimbangkan konsul bedah saraf untuk dekompresi pada
pasien dengan infark serebellum yang luas.
Pertimbangkan MRI (Magnetic Resonance Imaging) pada
pasien dengan stroke vertebrobasiler atau sirkulasi posterior atau
infark yang tidak nyata pada CT Scan.
Pertimbangkan pemberian heparin intravena dimulai dosis 800
unit/jam, 20.000 unit dalam 500 ml salin normal dengan kecepatan
20 ml/jam, sampai masa tromboplastin parsial mendekati 1,5 kontrol
pada kondisi berikut ini :
 Kemungkinan besar stroke kardioemboli
 Iskemia otak sepintas (TIA) atau infark karena stenosis arteri
karotis
 Stroke dalam evolusi
 Diseksi arteri
 Trombosis sinus dura

Anda mungkin juga menyukai