Anda di halaman 1dari 17

Mata Kuliah : KMB III

Pengampu : Jamaludin, A.Kep.,M.Kes


JAWABLAH SOAL DIBAWAH INI !
1. Jelaskan tentang proses dimana ginjal dapat mempengaruhi
Tekanan darah ?
jawaban : Kerusakan pada ginjal atau pembuluh arteri pada
ginjal yang menyempit dapat membatasi aliran darah ke ginjal.
Kondisi ini memicu peningkatan produksi hormon yang disebut
dengan renin.
Adapun kadar renin yang berlebih dapat merangsang produksi
senyawa tertentu, seperti molekul protein angiotensin II, yang
dapat meningkatkan tekanan darah.
Selain itu, penyakit ginjal juga menyebabkan ginjal kehilangan
kemampuan untuk membuang cairan berlebih di dalam tubuh.
Adapun cairan yang berlebih di dalam tubuh dapat
meningkatkan tekanan darah.

2. Jelaskan pemeriksaan pada saraf kranial? (minimal 6 saraf)


jawab :
1. Saraf Olfaktorius

Persepsi bau lebih penting daripada identifikasi bahan yang


benar.Penyakit pada hidung seperti sinusitis, alergi, ISPA merupakan
penyebab tersering hilangnya kemampuan menghidu. Tumor pada
sulkus olfaktorius merupakan penyebab neurologis hilangnya
penghiduan. Sumbatan hidung harus dihilangkan menggunakan
dekongestan nasal sebelum pemeriksaan.

Cara Pemeriksaan :

1.Periksa lubang hidung, apakah ada sumbatan atau adanya polip


atau sekret. Hal ini dapat mengurangi ketajaman penciuman
sehingga mempengaruhi hasil pemeriksaan. (bersihkan sekret
kemudian kalau perlu gunakan dekongestan hidung).

2.Zat pengetes yang digunakan adalah zat yang sudah dikenal klien
seperti kopi, teh, tembakau, atau cengkeh. Hindarkan zat yang dapat
mengiritasi hidung seperti mentol, amoniak, alkohol atau cuka.

3.Lakukan pemeriksaan terhadap hidung satu persatu.

4. Klien tutup mata, dan minta klien atau pemeriksa menutup salah
satu lubang hidung klien,kemudian klien disuruh mencium salah satu
zat pengetes dan ditanya apakah klien mencium bau sesuatu dan apa
yang diciumnya.

5.Ulangi untuk lubang hidung yang lainnya.

Penilaian : normosmi jika klien dapat mengenal semua zat pengetes


dengan baik, bila daya penciuman berkurang disebut hiposmi, jika
tidak dapat mencium sama sekali disebut anosmi.

Saraf ini tidak diperiksa secara rutin, tetapi harus dikerjakan jika
terdapat riwayat tentang hilangnya rasa pengecapan dan
penciuman,kalau penderita mengalami cedera kepala sedang atau
berat,dan atau dicurigai adanya penyakit-penyakit yang mengenai
bagian basal lobus frontalis.

2. Saraf Optikus (N. II)


a.Pemeriksaan penglihatan sentral (visual acuity)

Penglihatan sentral diperiksa dengan kartu snellen, jari tangan, dan


gerakan tangan.

Cara pemeriksaan:

1.Inspeksi dahulu mata klien terhadap kelainan seperti katarak,iritasi


konjungutiva,parut pada kornea,kornea yg kabur,dsb.lakukan
terhadap kedua mata secara terpisah.

2.klien dianjurkan duduk pada jarak 5 atau 6 meter menghadap table

3.mata kanan dan kiri diperiksa bergantian dgn menutup sebelah


mata dgn tangan klien tanpa menekan bola mata

4.Klien disuruh membaca huruf yg ditunjuk oleh pemeriksa pada


tabel snellen mulai dari atas kebawah

5.Bila klien dapat membaca sampai baris paling bawah,maka


ketajaman penglihatannya normal(6/6).Jika tidak maka visusnya tdk
normal,dan hal ini dinyatakan dengan mwnggunakan
pecahan,misalnya 6/20,ini berarti bahwa huruf yang seharusnya dpt
dibaca dari jarak 20 m,hanya dpt dibaca dari jarak 6 m.

6.Jari tangan.Normal jari tangan bisa dilihat pada jarak 3 meter tetapi
bisa melihat pada jarak meter, maka perkiraan visusnya adalah
kurang lebih2/60

Cara pemeriksaan:
1.untuk klien dgn ketajaman penglihatan yg agk buruk atau tdk dapat
diperiksa dgn huruf snellen,dapat dipakai cara menghitung jari
sampai berapa jauh klien dpt menghitung jari pemeriksa.

2.Gerakan tangan Normal gerakan tangan bisa dilihat pada jarak 2


meter tetapi bisa melihat pada jarak 1 meter berarti visusnya kurang
lebih 1/310.

3.untuk ketajaman penglihatan yg lbh buruk lagi dpt diperiksa dgn


melihat gerakan tangan dan penilaiannya adalah …/300.misalnya
klien hanya dapat melihat gerakan tgn pemeriksa pd jarak 3m,maka
klien tsb memiliki ketajaman penglihatannya adlah 3/300.

b. Pemeriksaan Penglihatan Perifer(visual field).

Pemeriksaan penglihatan perifer dikenal dgn pemeriksan lapang


pandang,dapat menghasilkan informasi tentang saraf optikus dan
lintasan penglihatan mulai dari mata hingga korteks
oksipitalis.Penglihatan perifer diperiksa dengan tes konfrontasi atau
dengan perimetri / kompimetri. Tes Konfrontasi Jarak antara
pemeriksa – pasien : 60 – 100 cm Objek yang digerakkan harus
berada tepat di tengah-tengah jarak tersebut.Objek yang digunakan
(2 jari pemeriksa / ballpoint) di gerakan mulai dari lapang pandang
kanan dan kiri (lateral dan medial), atas dan bawah dimana mata lain
dalam keadaan tertutup dan mata yangdiperiksa harus menatap
lurur kedepan dan tidak boleh melirikkearah objek tersebut.Syarat
pemeriksaan lapang pandang pemeriksa harus normal.

Cara pemeriksaan:

1. klien disuruh duduk atau berdiri berhadapan dgn pemeriksa pd


jarak 60-100 cm.jelaskan prosedur pemeriksaan

2. jika mata kanan yg akn diperiksa,maka mata kiri klien hrs


ditutup,misalnya dgn tangan klien atau kertas,sementara pemeriksa
harus menutup mata kanannya.Kemudian klien disuruh melihat
terus(memfiksasi matanya)pd mata kiri pemeriksa dan pemeriksa hrs
selalu melihat ke mata kanan klien.

3. kemudian pemeriksa menggerakkan jari tangannya di bidang


pertengahan antara pemeriksa dgn klien.Gerakan dilakukandari arah
luar kedalam

4. Jika klien melihat jari pemeriksa klien akn memberitahu


pemeriksa,dan akn dibandingkan apakah pemeriksa jg melihatya.Bila
ada gangguan penglihatan maka pemeriksa akan melihat terlebih
dahulu.

Lakukan pemeriksaan ini dgn gerakan jari tangan dari semua jurusan
dan kedua mata diperiksa secara bergantian.

c. Refleks Pupil
Saraf aferen berasal dari saraf optikal sedangkan saraf aferennyadari
saraf occulomotorius.Ada dua macam refleks pupil.

Respon cahaya langsung

Pakailah senter kecil, arahkan sinar dari samping (sehingga


pasientidak memfokus pada cahaya dan tidak berakomodasi) ke arah
salahsatu pupil untuk melihat reaksinya terhadap cahaya. Inspeksi
keduapupil dan ulangi prosedur ini pada sisi lainnya. Pada keadaan
normalpupil yang disinari akan mengecil.

Respon cahaya konsensual

Jika pada pupil yang satu disinari maka secara serentak pupil
lainnyamengecil dengan ukuran yang sama.d.Pemeriksaan fundus
occuli (fundus kopi)Digunakan alat oftalmoskop. Putar lensa ke arah
O dioptri makafokus dapat diarahkan kepada fundus, kekeruhan
lensa (katarak)dapat mengganggu pemeriksaan fundus. Bila retina
sudah terfokuscarilah terlebih dahulu diskus optikus. Caranya adalah
denganmengikuti perjalanan vena retinalis yang besar ke arah
diskus.Semua vena-vena ini keluar dari diskus optikus.

d. Pemeriksaan fundus occuli(funduskopi)

Digunakan alat oftalmoskop. Putar lensa ke arah O dioptri maka


fokus dapat diarahkan kepada fundus, kekeruhan lensa (katarak)
dapat mengganggu pemeriksaan fundus. Bila retina sudah terfokus
carilah terlebih dahulu diskus optikus. Caranya adalah dengan
mengikuti perjalanan vena retinalis yang besar ke arah diskus. Semua
vena-vena ini keluar dari diskus optikus.

e. Tes warna

Untuk mengetahui adanya polineuropati pada n.optikus.

3. Saraf Okulomotoris ( N.III )

Merupakan nervus yang mempersarafi otot-otot bola mata ekstena, levator palpeora dan konstriktor
pupil.Pemeriksaan meliputi ;

1. Ptosis, Gerakan bola mata dan Pupila

Pada keadaan normal bila seseorang melihat ke depan maka batas kelopak mata atas akan memotong
iris pada titik yang sama secara bilateral. Ptosis dicurigai bila salah satu kelopak mata memotong iris
lebih rendah dari pada mata yang lain, atau bila pasien mendongakkan kepala

2. ke belakang / ke atas (untuk kompensasi) secara kronik atau mengangkat alis mata secara kronik
pula.

Gerakan bola mata

3.Pasien diminta untuk melihat dan mengikuti gerakan jari atau ballpoint ke arah medial, atas, dan
bawah, sekaligus ditanyakan adanya penglihatan ganda (diplopia) dan dilihat ada tidaknya nistagmus.
Sebelum pemeriksaan gerakan bola mata (pada keadaan diam) sudah dilihat adanya strabismus
(juling) dan deviasi conjugateke satu sisi.

4.Pupil

5. Pemeriksaan pupil meliputi :

• Bentuk dan ukuran pupil;

• Perbandingan pupil kanan dan kiri.

Perbedaan : pupil sebesar 1mm masih dianggap normal

1. Refleks pupil Meliputi pemeriksaan :


2. Refleks cahaya langsung (bersama N. II)

3. Refleks cahaya tidak alngsung (bersama N. II)

4. Refleks pupil akomodatif atau konvergens

Bila seseorang melihat benda didekat mata (melihat hidungnyasendiri) kedua otot rektus medialis
akan berkontraksi.

Gerakan kedua bola mata ini disebut konvergensi. Bersamaan dengan gerakan bolamata tersebut maka
kedua pupil akan mengecil (otot siliarisberkontraksi) (Tejuwono) atau pasien disuruh memandang
jauh dandisuruh memfokuskan matanya pada suatu objek diletakkan pada jarak 15 cm didepan mata
pasien dalam keadaan normal terdapat konstriksi pada kedua pupil yang disebut reflek akomodasi.

d. Saraf Troklearis (N. IV)

Pemeriksaan meliputi Pergerakan bola mata ke bawah dalam, gerak mata ke lateral bawah, strabismus
konvergen, diplopia.

Cara pemeriksaan:

Pemeriksaan pupil dengan menggunakan penerangan senter kecil. Yang diperiksa adalah ukuran pupil
(miosis bila ukuran pupil < 2 mm, normal dengan ukuran 4-5 mm, pin point pupil bila ukuran pupil
sangat kecil dan midiriasis dengan ukuran >5 mm), bentuk pupil, kesamaan ukuran antara kedua pupil
(isikor / sama, aanisokor / tidak sama), dan reaksi pupil terhadap cahaya (positif bila tampak kontraksi
pupil, negative bila tidak ada kontraksi pupil. Dilihat juga apakah terdapat perdarahan pupil (diperiksa
dengan funduskopi).

e. Saraf Abdusens (N. VI)

Fungsi otot bola mata dinilai dengan keenam arah utama yaitu lateral. Lateral atas, medial atas,
medial bawah, lateral bawah, keatas dan kebawah. Pasien disuruh mengikuti arah pemeriksaan yang
dilakukan pemeriksa sesuai dengan keenam arah tersebut. Normal bila pasien dapat mengikuti arah
dengan baik. Terbatas bila pasien tidak dapat mengikuti dengan baik karena kelemahan otot mata,
ninstagmus bila gerakan bola mata pasien bolak balik involunter.

Cara pemeriksaan:

1. Posisi klien duduk atau berdiri

2. Klien di intruksikan untuk mengikuti jari-jari pemeriksa yg di gerakkan kearah lateral,medial


atas,medial bawah,dan kearah yg miring yaitu atas lateral,bawah medial atas-medial dan bawah
lateral.
3. Inspeksi apakah mata klien dapat mengikutinya,dan bagaimana gerakan bola mata,apakah lancra
dan mulus atau kaku.

4. Inspeksi juga jika ada diplopia,tanyakan kepada pasien pada posisi mana(dari mata)yg timbul
diplopia.

5.Instruksikan klien untuk menutup sebelah mata,serta tanyakan posisi mana bayangan yang hilang.

f. Saraf Hiplogosus (N.XII)

Pemeriksaan saraf Hipoglosus dengan cara :Inspeksi lidah dalam keadaan diam didasar mulut,
tentukan adanya atrofi dan fasikulasi (kontraksi otot yang halus iregular dan tidak ritmik)

Cara pemeriksaan:

1. Inspeksi

Instruksikan klien membuka mulut dan perhatikan lidah dalam keadaan istirahat dan bergerak

A. Dalam keadaan istirahat perhatikan besarnya lidah,kesamaan bag kiri dan kanan,adanya
atrofi,apakah lidah berkerut,apakah sikap lidah tdk simetris.Bila lidah dijulurkan perhatikan apakah
tampak simetris.

B.Ukur kekuatan lidah,dgn cara:

Instruksikan klien untuk menjulurkan lidahnya lurus kemudian menarik dan menjulurkannya kembali
dgn cepat.

C. Perhatikan kekuatan gerakannya.

2. Palpasi

Cara pemeriksaan:

Instruksikan pada pasien untuk menggerakkan lidah ke kiri dan kanan dgn cepat,kemudian
menekankan pada pipi kiri dan kanan,pemeriksa mearsakan kekuatan lidah

3. Jelaskan perbedaan stroke hemoragik dan non hemoragik?


Gejala stroke yang umum terjadi adalah kondisi tungkai yang mati
rasa, sulit berbicara sehingga menyebabkan bicara menjadi kacau
dan biasanya pengidap stroke mengalami kondisi wajah yang lebih
menurun. Tidak hanya itu, gejala lain dapat terjadi dan disesuaikan
dengan jenis stroke yang dialami pengidapnya.
Stroke hemoragik menimbulkan gejala seperti kejang-kejang pada
pengidapnya. Perawatan pada stroke hemoragik juga lebih
menekankan pengendalian perdarahan yang terjadi. Kondisi stroke
hemoragik dapat meningkatkan risiko kematian yang cukup besar
pada pengidapnya.

Sedangkan pengobatan untuk stroke iskemik dilakukan dengan


menangani dan menghilangkan gumpalan darah yang terjadi akibat
pembekuan darah. Penggunaan obat seperti aspirin bisa dilakukan
dalam keadaan darurat. Pemberian aspirin juga dapat dilakukan
setelah memastikan bahwa pasien mengidap stroke iskemik.

Sebaiknya segera periksakan kesehatan jika mengalami beberapa


gejala dari penyakit stroke yang semakin parah pada rumah sakit
terdekat. Jangan remehkan kondisi mati rasa dan perdarahan yang
dialami. Sebaiknya segera periksakan kesehatan agar kondisi ini
dapat segera ditangani.
4. Jelaskan etiologi GGA (pre intra dan renal )?

5. Jelaskan mengapa insiden ISK pada wanita dominan lebih


banyak dibanding pria?
Jawaban :
1. Anatomi pada tubuh perempuan
Wanita memiliki uretra (saluran terakhir yang membuang urin
ke luar tubuh) yang lebih pendek daripada pria, hal ini
membuat bakteri lebih mudah mencapai kandung kemih
wanita. Selain itu, uretra wanita juga berada lebih dekat ke
anus. Oleh karena itu, wanita disarankan untuk membilas dari
depan ke belakang setelah buang air kecil atau buang air besar.
Hal ini dilakukan untuk mencegah perpindahan bakteri dari
anus ke uretra. Bakteri dari usus besar, seperti bakteri E. coli,
bisa saja berpindah ke uretra ketika Anda membilas dari
belakang ke depan. Bakteri ini kemudian bisa masuk ke
kandung kemih dan menyebabkan infeksi. Jika infeksi tidak
segera diobati, infeksi bisa menyebar ke daerah ginjal.
2. Aktivitas seksual
Wanita yang aktif secara seksual memiliki risiko lebih tinggi
terhadap infeksi saluran kencing daripada wanita yang tidak
aktif secara seksual. Mempunyai pasangan seksual baru juga
meningkatkan risiko seorang wanita terkena infeksi saluran
kencing. Melakukan aktivitas seksual juga dapat memicu
perpindahan bakteri dari vagina ke uretra, sehingga bisa
menyebabkan infeksi pada saluran kemih.
3. Jenis alat kontrasepsi tertentu

Wanita yang menggunakan alat KB diafragma dan spermisida


(krim yang dapat membunuh sperma) memiliki risiko terkena
infeksi saluran kencing lebih tinggi. Diafragma dapat menekan
uretra dan memperlambat pengosongan kandung kemih. Urin
yang menetap di kandung kemih memungkinkan bakteri untuk
tumbuh dan menyebabkan infeksi. Sedangkan, spermisida
dapat menyebabkan perubahan pada bakteri di vagina. Selain
itu, spermisida tertentu dapat mengiritasi kulit, sehingga dapat
meningkatkan risiko bakteri menyerang jaringan di sekitarnya.
4. Menopause
Setelah menopause, kadar hormon estrogen pada wanita lebih
rendah, sehingga terjadi perubahan pada saluran kemih wanita.
Hal ini membuat wanita lebih rentan terkena infeksi saluran
kencing.
6. Sebutkan tanda gejala trauma capitis Berat?
Jawaban :
1.Kehilangan kesadaran. Kondisi pingsan bisa terjadi dengan
singkat (beberapa menit) maupun lama (beberapa jam).
2. Gegar otak. Gejala ini bisa ditandai oleh kehilangan fungsi
mental secara tiba-tiba dalam jangka waktu pendek setelah
mengalami benturan pada kepala.
3. Kejang-kejang.
4.Masalah dengan panca indera, seperti gangguan
pendengaran atau penglihatan ganda.
5.Gangguan pada kemampuan berbicara, contohnya mendadak
cadel.
6.Tidak bisa bangun dari tidur.
7. Sakit kepala yang tidak kunjung sembuh atau semakin
memburuk.
8.Muntah atau mual yang terjadi berulang kali.
9.Darah atau cairan bening yang keluar dari telinga atau
hidung.
10.Kehilangan memori (amnesia).
11.Bengkak atau memar di sekitar mata maupun belakang
telinga.
12.Pupil yang membesar pada salah satu atau kedua mata.
13.Kelemahan atau mati rasa pada jari tangan atau jari kaki.
14.Kesulitan berjalan atau gangguan koordinasi.
15.Gejala kognitif atau mental lainnya, seperti linglung,
kegelisahan, hingga koma.
7. Sebutkan diagnose keperawatan pada pasien stroke
Mata Kuliah : KDM II

Pengampu : Jamaludin,S.ST

Nama MHS :

TTD :

Jawablah soal dibawah ini!


1. A. Jelaskan prosedur injeksi Intra kutan?
B. Jelaskan tentang 6 benar dalam pemberian obat ?
2. A. Jelaskan persiapan alat injeksi SC dan tempat yang dapat diinjeksi Secara SC ?
B. Jelaskan prosedur prosedur injeksi subcutan?
3. A. Sebutkan tempat injeksi IM?
B. Sebutkan obat yang bisa diberikan secara IM ?
4. advis PPC 3 x 150.000 iU, berapa cc obat yang harus dinjeksikan pada setiap kali injeksi?

Jawaban
Mata Kuliah : Komunikasi

Pengampu : Jamaludin,S.ST

Nama MHS : Ainun mufidah

TTD : 20181360

Jawablah soal dibawah ini !

1. Jelaskan Tujuan dari komunikasi terapiutik


2. Sebutkan dan jelaskan sikap tehnik komunikasi terapiutik menurut EGAN?
3. Jelaskan 6 tehnik komunikasi terapiutik beserta contoh komunikasinya ?

Jawaban :

1.

 Membantu pasien memperjelas dan mengurangi beban perasaan serta pikiran.


 Membantu mengambil tindakan yang efektif untuk pasien.
 Membantu mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik dan diri sendiri.

Menurut Stuart, tujuan terapeutik diarahkan pada pertumbuhan klien :

 Realisasi diri, penerimaan diri dan rasa hormat pada diri sendiri.
 Identitas diri yang jelas dan integritas diri yang tinggi.
 Kemampuan membina hubungan interpersonal yang intim, saling tergantung dan mencintai.
 Peningkatan fungsi dan kemampuan yang memuaskan kebutuhan serta mencapai tujuan
personal yang realistis.

2.

 Berhadapan. Maksud dari posisi ini adalah kita sudah siap melakukan sesuatu untuk klien.
 Mempertahankan kontak mata. Kontak mata berarti menghargai klien dan menyatakan
keinginan untuk tetap berkomunikasi.
 Membungkuk ke arah klien. Posisi ini menunjukkan keinginan untuk mengatakan atau
mendengar sesuatu.
 Mempertahankan sikap terbuka, tidak melipat kaki atau tangan menunjukkan keterbukaan
untuk berkomunikasi, sebuah sikap menerima kehadiran orang lain dalam komunikasi.
 Tetap rileks. Tetap dapat mengontrol keseimbangan antara ketegangan dan relaksasi dalam
memberi respon kepada klien.

3.

 Menjadi pendengar aktif


Membuat kontak mata dengan pasien dan berusaha menatap wajah pasien ketika pasien
berbicara
Jangan melalukan gerakan yang tidak diperlukan, tapi lakukanlah gerakan ketika kamu
merasa pasien butuh dipegang. Seperti misalnya dengan mengusap tangan, mengusap wajah
atau menggenggam tangan pasien.
Berikan jawaban setiap pasien bertanya, misalnya dengan langsung berbicara atau hanya
sekedar menggerakkan kepala pertanda kamu mendengarkan pasien.
Hadapkan atau arahkan tubuh kepada pasien, dan usahakan untuk tidak membelakangi
pasien ketika berbicara
 Menerima informasi
Ketika pasien bertanya, maka jawablah pertanyaan pasien tersebut sesuai dengan
pengetahuan kamu. Pada saat kamu menjawab pertanyaan pasien, maka disitu kamu sudah
melakukan klarifikasi apakah kamu mengerti dengan pertanyaannya atau tidak. Jika
mengerti, maka cobalah untuk menjawab pertanyaannya.
Usahakan untuk tetap fokus pada topik yang dimulai oleh pasien, dan kembalikan
pembicaraan ketika kamu merasa bahwa pasien sudah tidak membahas topik yang utama
tadi.
Lakukanlah observasi terhadap pasien, misalnya dengan mengamati tingkah laku, gerak
gerik, ekspresi wajah hingga cobalah untuk memahami perasaan pasien.
 Menawarkan informasi
Kamu akan mencari tahu jawaban atas pertanyaannya
Kamu akan memfasilitasi komunikasi dengan dokter
Atau ketika ada informasi yang harus kamu tutupi, maka cobalah untuk memberikan
informasi yang dapat menenangkan diri pasien
 Diam
Ketika pasien sedang berbicara, maka usahakanlah untuk tidak berbicara dengan orang lain,
atau bahkan diamlah sesaat dan dengarkan seluruh informasi yang diberikan oleh pasien.
Ketika kamu diam pada saat pasien berbicara, maka pasien akan merasa bahwa kamu mau
menunggu dirinya selesai berbicara dan dia akan merasa dihormati. Tapi, diam juga tidak
boleh kamu lakukan terlalu lama karena akan membuat pasien menjadi khawatir kepada
kamu. Bisa jadi, pasien akan merasa kamu menutup-nutupi sesuatu dari dirinya sehingga Ia
menjadi cemas.
 Meyakinkan
Meyakinkan merupakan sebuah cara ataupun kemampuan perawat untuk memberikan
keyakinan kepada seorang pasien, baik melalui ekspresi wajah, perkataan, hingga
pandangan mata. Dengan mempelajari teknik terapeutik yang satu ini, maka seorang
perawat akan mampu untuk menenangkan dan membuat pasien nyaman meskipun
sebenarnya perawat sedang menutup-nutupi sesuatu tentang diri atau kondisi pasien.
 Menyimpulkan
Ketika berkomunikasi dengan pasien, maka perawat juga harus mampu untuk
menyimpulkan informasi yang disampaikan oleh pasien. Selain itu, perawat harus mampu
untuk mengambil point penting dari percakapan tersebut dan mengklarifikasinya kepada
pasien dengan kesimpulan yang telah dibuat. Perawat yang mampu menyimpulkan setiap
informasi dari pasien dengan baik, maka akan memberikan sebuah Cara Berkomunikasi
dengan Baik dan efektif.
Egan (dikutip dari Keliat, 1992, h. 16-17) mengidentifikasi 5 sikap komunikasi terapeutik:

a. Berhadapan
 Saya siap utk anda
b. Mempertahankan kontak mata
 Kontak mata pd level sama: hargai klien, & nyatakan keinginan utk tetap
komunikasi
c. Membungkuk ke arah klien
 Keinginan utk katakan dan mendengar
d. Mempertahankan sikap terbuka
 Tdk melipat anggota badan
e. Tetap relaks
 Dpt kontrol kesimbangan antara ketegangan & relaksasi

Tujuan terapeutik tercapai bila:

 Kesadaran diri terhadap nilai yg dianutnya


 Kemampuan utk analisa perasaan diri
 Kemampuan mjd contoh peran
 Altruistik
 Rasa tgjwb etik dan moral
 Tanggung jawab
 Empati

Anda mungkin juga menyukai