Cara Pemeriksaan :
2.Zat pengetes yang digunakan adalah zat yang sudah dikenal klien
seperti kopi, teh, tembakau, atau cengkeh. Hindarkan zat yang dapat
mengiritasi hidung seperti mentol, amoniak, alkohol atau cuka.
4. Klien tutup mata, dan minta klien atau pemeriksa menutup salah
satu lubang hidung klien,kemudian klien disuruh mencium salah satu
zat pengetes dan ditanya apakah klien mencium bau sesuatu dan apa
yang diciumnya.
Saraf ini tidak diperiksa secara rutin, tetapi harus dikerjakan jika
terdapat riwayat tentang hilangnya rasa pengecapan dan
penciuman,kalau penderita mengalami cedera kepala sedang atau
berat,dan atau dicurigai adanya penyakit-penyakit yang mengenai
bagian basal lobus frontalis.
Cara pemeriksaan:
6.Jari tangan.Normal jari tangan bisa dilihat pada jarak 3 meter tetapi
bisa melihat pada jarak meter, maka perkiraan visusnya adalah
kurang lebih2/60
Cara pemeriksaan:
1.untuk klien dgn ketajaman penglihatan yg agk buruk atau tdk dapat
diperiksa dgn huruf snellen,dapat dipakai cara menghitung jari
sampai berapa jauh klien dpt menghitung jari pemeriksa.
Cara pemeriksaan:
Lakukan pemeriksaan ini dgn gerakan jari tangan dari semua jurusan
dan kedua mata diperiksa secara bergantian.
c. Refleks Pupil
Saraf aferen berasal dari saraf optikal sedangkan saraf aferennyadari
saraf occulomotorius.Ada dua macam refleks pupil.
Jika pada pupil yang satu disinari maka secara serentak pupil
lainnyamengecil dengan ukuran yang sama.d.Pemeriksaan fundus
occuli (fundus kopi)Digunakan alat oftalmoskop. Putar lensa ke arah
O dioptri makafokus dapat diarahkan kepada fundus, kekeruhan
lensa (katarak)dapat mengganggu pemeriksaan fundus. Bila retina
sudah terfokuscarilah terlebih dahulu diskus optikus. Caranya adalah
denganmengikuti perjalanan vena retinalis yang besar ke arah
diskus.Semua vena-vena ini keluar dari diskus optikus.
e. Tes warna
Merupakan nervus yang mempersarafi otot-otot bola mata ekstena, levator palpeora dan konstriktor
pupil.Pemeriksaan meliputi ;
Pada keadaan normal bila seseorang melihat ke depan maka batas kelopak mata atas akan memotong
iris pada titik yang sama secara bilateral. Ptosis dicurigai bila salah satu kelopak mata memotong iris
lebih rendah dari pada mata yang lain, atau bila pasien mendongakkan kepala
2. ke belakang / ke atas (untuk kompensasi) secara kronik atau mengangkat alis mata secara kronik
pula.
3.Pasien diminta untuk melihat dan mengikuti gerakan jari atau ballpoint ke arah medial, atas, dan
bawah, sekaligus ditanyakan adanya penglihatan ganda (diplopia) dan dilihat ada tidaknya nistagmus.
Sebelum pemeriksaan gerakan bola mata (pada keadaan diam) sudah dilihat adanya strabismus
(juling) dan deviasi conjugateke satu sisi.
4.Pupil
Bila seseorang melihat benda didekat mata (melihat hidungnyasendiri) kedua otot rektus medialis
akan berkontraksi.
Gerakan kedua bola mata ini disebut konvergensi. Bersamaan dengan gerakan bolamata tersebut maka
kedua pupil akan mengecil (otot siliarisberkontraksi) (Tejuwono) atau pasien disuruh memandang
jauh dandisuruh memfokuskan matanya pada suatu objek diletakkan pada jarak 15 cm didepan mata
pasien dalam keadaan normal terdapat konstriksi pada kedua pupil yang disebut reflek akomodasi.
Pemeriksaan meliputi Pergerakan bola mata ke bawah dalam, gerak mata ke lateral bawah, strabismus
konvergen, diplopia.
Cara pemeriksaan:
Pemeriksaan pupil dengan menggunakan penerangan senter kecil. Yang diperiksa adalah ukuran pupil
(miosis bila ukuran pupil < 2 mm, normal dengan ukuran 4-5 mm, pin point pupil bila ukuran pupil
sangat kecil dan midiriasis dengan ukuran >5 mm), bentuk pupil, kesamaan ukuran antara kedua pupil
(isikor / sama, aanisokor / tidak sama), dan reaksi pupil terhadap cahaya (positif bila tampak kontraksi
pupil, negative bila tidak ada kontraksi pupil. Dilihat juga apakah terdapat perdarahan pupil (diperiksa
dengan funduskopi).
Fungsi otot bola mata dinilai dengan keenam arah utama yaitu lateral. Lateral atas, medial atas,
medial bawah, lateral bawah, keatas dan kebawah. Pasien disuruh mengikuti arah pemeriksaan yang
dilakukan pemeriksa sesuai dengan keenam arah tersebut. Normal bila pasien dapat mengikuti arah
dengan baik. Terbatas bila pasien tidak dapat mengikuti dengan baik karena kelemahan otot mata,
ninstagmus bila gerakan bola mata pasien bolak balik involunter.
Cara pemeriksaan:
4. Inspeksi juga jika ada diplopia,tanyakan kepada pasien pada posisi mana(dari mata)yg timbul
diplopia.
5.Instruksikan klien untuk menutup sebelah mata,serta tanyakan posisi mana bayangan yang hilang.
Pemeriksaan saraf Hipoglosus dengan cara :Inspeksi lidah dalam keadaan diam didasar mulut,
tentukan adanya atrofi dan fasikulasi (kontraksi otot yang halus iregular dan tidak ritmik)
Cara pemeriksaan:
1. Inspeksi
Instruksikan klien membuka mulut dan perhatikan lidah dalam keadaan istirahat dan bergerak
A. Dalam keadaan istirahat perhatikan besarnya lidah,kesamaan bag kiri dan kanan,adanya
atrofi,apakah lidah berkerut,apakah sikap lidah tdk simetris.Bila lidah dijulurkan perhatikan apakah
tampak simetris.
Instruksikan klien untuk menjulurkan lidahnya lurus kemudian menarik dan menjulurkannya kembali
dgn cepat.
2. Palpasi
Cara pemeriksaan:
Instruksikan pada pasien untuk menggerakkan lidah ke kiri dan kanan dgn cepat,kemudian
menekankan pada pipi kiri dan kanan,pemeriksa mearsakan kekuatan lidah
Pengampu : Jamaludin,S.ST
Nama MHS :
TTD :
Jawaban
Mata Kuliah : Komunikasi
Pengampu : Jamaludin,S.ST
TTD : 20181360
Jawaban :
1.
Realisasi diri, penerimaan diri dan rasa hormat pada diri sendiri.
Identitas diri yang jelas dan integritas diri yang tinggi.
Kemampuan membina hubungan interpersonal yang intim, saling tergantung dan mencintai.
Peningkatan fungsi dan kemampuan yang memuaskan kebutuhan serta mencapai tujuan
personal yang realistis.
2.
Berhadapan. Maksud dari posisi ini adalah kita sudah siap melakukan sesuatu untuk klien.
Mempertahankan kontak mata. Kontak mata berarti menghargai klien dan menyatakan
keinginan untuk tetap berkomunikasi.
Membungkuk ke arah klien. Posisi ini menunjukkan keinginan untuk mengatakan atau
mendengar sesuatu.
Mempertahankan sikap terbuka, tidak melipat kaki atau tangan menunjukkan keterbukaan
untuk berkomunikasi, sebuah sikap menerima kehadiran orang lain dalam komunikasi.
Tetap rileks. Tetap dapat mengontrol keseimbangan antara ketegangan dan relaksasi dalam
memberi respon kepada klien.
3.
a. Berhadapan
Saya siap utk anda
b. Mempertahankan kontak mata
Kontak mata pd level sama: hargai klien, & nyatakan keinginan utk tetap
komunikasi
c. Membungkuk ke arah klien
Keinginan utk katakan dan mendengar
d. Mempertahankan sikap terbuka
Tdk melipat anggota badan
e. Tetap relaks
Dpt kontrol kesimbangan antara ketegangan & relaksasi