Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN PENDAHULUAN

ANSIETAS
DI POLI JIWA RSU DR.SAIFUL ANWAR KOTA MALANG
Disusun untuk Memenuhi Tugas Keperawatan Jiwa

OLEH :

DWI YOGA ARDIANSAH

201920461011067

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2020
A. PENGERTIAN
Kecemasan adalahperasaan takut yang tidak jelas dan tidak di dukung oleh
situasi. Gangguan kecemasan adalah sekelompokkondisi yang member gambaran
penting tentangansietas yang berlebihanyang disertai respon perilaku, emosional
dan fisiologis individu yang mengalami gangguan ansietas.(Videback, 2008: 307).
Kecemasan adalah suatu perasaan tidak santai yang samar-samar karena
ketidaknyamanan atau rasa takut yang disertai respon (penyebab tidak spesifik
atau tidak diketahui oleh individu). Perasaan takut dan tidak menentu sebagai
sinyal yang menyadarkan bahwa peringatan tentang bahaya akan datang
memperkuat individu mengambil tindakan menghadapi ancaman. Kejadian dalam
hidup seperti menghadapi tuntutan, persaingan, serta bencana dapat membawa
dampak terhadap kesehatan fisik dan psikologis. Salah satu contoh dampak
psikologis adalah timbulnya kecemasan atau ansietas. (AH. Yusuf,2015:89)
B. ETIOLOGI
Memnurut (Zakiah Daradjat dan Kholi Lur Romchman, 2010: 167) mengemukakan
beberapa penyebab dari kecemasan yaitu :
a. Rasa cemas yang timbul akibat melihat adanya bahaya yang mengancam
dirinya. Kecemasan ini lebih dekat dengan rasa takut, karena sumbernya
terlihat jelas didaam pikiran.
b. Cemas karena merasa berdosa atau bersalah, karena melakukan hal-hal yang
berlawanan dengan keyakinan atau hati nurani.
c. Kecemasan yang berupa penyakit dan terlihat dalam beberapa bentuk.
Kecemasan ini disebabkan oleh hal yang tidak jelas dan tidak berhubungan
dengan apapun yang terkadang disertai dengan perasaan takut yang
mempengaruhi kesehatan kepribadian penderitanya.
Menurut (Savitri Ramaiah, 2003: 11) ada beberapa faktor ynag menunjukkan reaksi
kecemasan, diantaranya yaitu :

a. Lingkungan atau sekitar tempat tinngal mempengaruhi cara berpikir individu


tentang diri sendiri maupun orang lain. Hal ini di sebabkan karena adanya
pengalaman yang tidak menyenangkan pada individu dengan keluarga,
sahabat, ataupun rekan kerja. Sehingga individu tersebut merasa tidak aman
terhadap lingkungannya.

b. Emosi yang ditekan, kecemasan bisa terjadi jika individu tidak mampu
menemukan jalan keluar untuk perasaannya sendiri dalam hubungan personal
ini, terutama jika dirinya menekan rasa marah atau frustasi dalam jangka waktu
yang sangat lam.

c. Pikiran dan tubuh senantiasa saling berinteraksi dan dapat menyebabkan


timbulnya kecemasan
C. FAKTOR PREDISPOSISI
Strepredisposisi adala hsemua ketegangan dalam kehidupan yang dapat
menyebabkan timbulnya kecemasan. Ketegangan dalam kehidupan tersebut dapat
berupa:
1. Peristiwa trumatik yang dapat memicu terjadinya kecemasan berkaitan dengan
krisis yang di alami individu baik krisis perkembangan atau situasiona.
2. Konflik emosional yang dialami individu dan tidak terselesaikan dengan baik
3. Konsep diri tergangggu akan menimbulkanketidakmampuanindividu berpikir
secara realitas sehinga akan menimbulkan kecemasan
4. Frustasi akan menimbulkan rasa ketidakberdayaan untukmengambil keputusan
yang berdampak terhadap ego.
5. Gangguan fisik akan menimbulkankecemasan karenamerupakan ancaman
terhadap integritas fisik yang dapatmempengaruhi konsep diri individu.
6. Pola mekanisme keluarga atau pola keluarga menangani stress akan
mempengaruhi individu dalam berespon terhadap konflikyang di alami karena
polamekanisme koping individubbanyak di pelajaridalam keluarga.
7. Riwayat gangguan kecemasan dalam keluarga akan mempengaruhi respons
individu dalam berespons terhadap konflik dan mengatasi kecemasannya (Eko
prabowo, 2014: 123-124).
D. FAKTOR PRESIPITASI
Faktor prespitasi adalah semua ketgangan dalam kehidupan yang dapat
mencetuskan timbulnya kecemasan. Stressor prespitasi kecemasan di
kelompokkan menjadi du abagian, yaitu :
1. Ancaman terhadap integritas kulitketegangan yang mengancam integritas fisik
yang meliputi :

 Sumber internal meliputi kegagalan mekanisme fisisologis sistem imun,


regulasi suhu tubuh, perubhan biologis normal

 Sumber eksternal, meliputi paparan terhadap infeksi virus dan bakteri,


polusi lingkunag, kecelakaan, kekuranagan nutrisi, tidakadekuatnya tempat
tinggal
2. Anacaman terhadap harga diri meliputi sumber internal dan eksternal
 Sumber internal kesulitan dalam berhubungan interpersonal dirumah
tempat kerja, penyesuaian terhadap peran baru. Berbagai ancaman
terhadap integritas fisisk juga dapat mengancam harga diri.

 Sumber eksternalorang yang dicinta berperan, perubahan status pekerjaan


tekanan kelompok social (Eko prabowo, 2014: 124).
E. TANDA DAN GEJALA
Tanda dan gejala kecemasan yang di tunjukkan atau di temukan oleh seseorang
bervariasi tergantung dari beratnya atatu tingkatan yang dirasakan oleh individu
tersebut (Hawari, 2004). Keluhan yang sering dikemukakan oleh seseorang saat
mengalami kecemasan secara umum (Hawari, 2004), antara lain adaalh sebagai
berikut :
a. Cemas, kawatir, firasat buruk, takut akan pikirannyasendiri, mudah
tersinggung,
b. Merasa tegang, tidak tenang, gelisah, mudah terkejut.
c. Takutsendiriaan, takut pada keramaian, dan banyak orang.
d. Gangguan pola tidur, mimpi-mimpi yang menegangkan.
e. Gangguan kosentrasi daya ingat
f. Gejala somatikrasa sakit pada oto dan tulang, berdebar-debar, sesak nafas,
gangguan pencernaan, sakit kepala, gangguan perkemihan, tangan terasa
dngin dan lembab, dan lain sebagainya (Eko prabowo, 2014: 124-125).
F. KLASIFIKASI KECEMASAN
Kecemasan merupakan suatu perubahan suasana hati, perubahan didalam dirinya
sendiri yang timbul dari dalam tanpa adanya rangsanagan dari luar. Membagi
kecemasan menjadi tiga jenis kecemasan yaitu :
a. Kecemasan rasional merupakan suatu ketakuatan akiabat adanya objek yang
memang mengancam, misalnya ketika menunggu hasil ujian. Ketakuatan ini
dianggap sebagai suatu unsure poko normal dari mekanisme pertahanan dasar
kiat.
b. Kecemasan irrasional yang bebrati bahawa mereka mengalami emeosi ini
dibawah kedalam keadaan spesifik yang biasanya tidak dipandang mengancam.
c. Kecemasan fundamentalmmerupakan suatu pertanyaan tentang siapa dirinya,
untuk apa hidupnya, dan akan kemanakah kelak hidupnya berlanjut.
Kecemasan ini di sebut sebagi kecemasan eksistensial yang mempunyai peran
funda mental bagi kehidupan manusia (Mustamir Pedak, 2009:30).
G. POHON MASALAH

H. RENTAN RESPON
Rentang respon individu terhadap cemas berflutuasi antara respon adaptif dan
maladaptif. Rentang respon yang paling adaptif adalah antisispasi dimana individu
siap siaga untuk beradaptasi dengan cemas yang mungkin muncul. Sedangkan
rentang yang paling maladaptive adalah panic dimana individu sudah tidak mampu
lagi berespon terhadap cemas yang dihadapi sehingga mengalami gangguan fisisk,
perilaku maupun kognitif.
Respons adaptif Antisipasi – Ringan – Sedang – Berat - Panik
I. MEKANISME KOPING
Tingkat ansietas sedang dan berat menimbulkan dua jenis mekanisme koping yaitu
sebagai berikut :
a. Reaksi yang berorientasi pada tugas yaitu upaya yang disadari dan berorientasi
pada tindakan untuk memenuhi secara realistik tuntutan situasi stres, misalnya
perilaku menyerang untuk mengubah atau mengatasi hambatan pemnuhan
kebutuhan. Menarik diri untuk memindahkan darisumber stres. Kompromi
untuk mengganti tujuan atau mengorbankan kebutuhan personal.
b. Mekanisme pertahanan ego membantu mengatasi ansietas ringan dan sedang,
tetapi berlangsung tidak sadar, melibatkan penipuan diri, distorsi, dan bersifat
meladaptif. (AH.yusuf,2015:87-88)
J. PENATALAKSANAAN
Menurut Hawari (2008) penatalaksanaan asietas pada tahap pencegahan dan
terapi memrlukan suatu metode pendekatan yang bersifat holistik, yaitu
mencakup fisik (somatik), psikologik atau psikiatrik, psikososial dan psikoreligius.
Selengkapnya seperti pada uraian berikut :

a. Upaya meningkatkan kekebalan terhadap stress, dengancara :

1. Makan makan yang bergizi dan seimbang


2. Tidur yang cukup
3. Cukup olahraga
4. Tidak merokok
5. Tidak meminum minuman keras
b. Terapi psikolofarmaka

Terapi psikofarmaka merupakan pengobatan untuk cemas dengan memaki


obat obtan yang berhasiat memulihkan fungsi gangguan neuro-transmitter
(sinyal penghanatr saraf). Disusunan saraf pusat otak (limbic system). Terapi
psikofarmaka yang serig di pakai adalah obat anticemas (anxiolytic), yaitu
seperti diazepam, klobazam, bromazepam, lorazepam, buspirone HCL,
meprobramate dan alprazolam.

c. Terapi somatic
Gejala atau keluhan fisik (somatic) sering dijumpai sebagai gejala ikutan atau
akibat dari kecemasan yang berkepanjangan. Untuk menghilangkan
keluhankeluhan somatic (fisik) itu dapat diberikan obat-oabatn yang ditujukan
pada organ pada tubuh yang bersangkutan.

d. Psikoterapi

Psikoterapi diberikan tergantung dari kebutuhan individu, antar lain :

1. Psikoterapi suportif, untuk memberikan motivasi, semangat dan dorongan


agar pasien yang bersangkutan tidak merasa putus asa dan diberika
keyakinan serta percaya diri.

2. Psikoterapi reedukatif, memberikan pendidikan ulang dan koreksi diri bila


diulang bahwa ketdak mampuan mengatasi kecemasan.

3. Psikoterapi rekontruktif, untuk dimaksudkan memperbaiki kembali


(rekontruksi) kepribadian yang teah menglami goncangan akibat stresor.

4. Psikoterapi kognitif, untuk memulihkan fungsi kognitif pasien, yaitu


kemampuan untuk berfikir secara rasonal, konsentrasi dan daya ingkat.

5. Psikoterapi psikodinamik, untuk menganalisa dan menguraikan proses


dinamika kejiwaan yang dapat menjelaskan mengapa seseorang tidak
mampu menghadapi stresor psikososial sehingga mengalami kecemasan.

6. Psikoterapi keluarga, untuk memperbaiki hubungan kekeluargaan, agar


faktor keluarga tidak lagi menjadi faktor penyebab dan faktor krluarga
dapat dijadikan sebagai faktor pendukung.

e. Terapi psikoreligius

Untuk meningkatkan keimanan seseorang yang erat hubunganya dengan


kekebalan dan daya tahan dalam menghadapi berbagai problem kehidupan
yang merupakan stresor psikososial.

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP) dengan MASALAH


KECEMASAN

Pertemuan pertama

1. Proses Keperawatan
a. Kondisi Pasien
1) Pasien melamun,
2) Pasien sering mondar-mandir,
3) menanyakan hal-hal yang tidak pentig,
4) Pasien merasa curiga
b. Diagnosa Keperawatan Resiko halusinasi, perilaku kekerasan, mencederai diri,
orang lain dan lingkungan berhubungan dengan ansietas sedang.
c. Tujuan Khusus TUK2 : Klien mampu mengenal ansietasnya TUK4 : klien dapat
menggunakan mekanisne koping yang adaptif TUK5 : Klien dapat menggunakan
teknik relaksasi
d. Tindakan Keperawatan
1) Pasien dapat membina hubungan saling percaya Tindakan
keperawatan:
a. Sapa pasien dengan nama baik verbal dan non verbal
b. Perkenalkan diri dengan sopan
c. Tanya nama lengkap pasien dan nama panggilan yang disukai
d. Jelaskan tujuan pertemuan
e. Jujur dan menepati janji
f. Tunjukkan sikap empati dan menerima keadaan
g. Berikan perhatian kepada pasien dan perhatikan kebutuhan dasar.
2) Pasien dapat menyebutkan minimal satu penyebab ketidakkooperatifan
dalam meminum obat Tindakan keperawatan :
a. Tanyakan pada pasien tentang
-Orang yang tinggal serumah/teman sekamar pasien
-Orang terdekat pasien dirumah/diruang perawatan
b. Diskusikan dengan keluarga tentang :
-Cara merawat pasien dirumah
-Tindakan tindak lanjut dan pengobatan yang teratur
-Lingkungan yang tepat untuk pasien
-Obat pasien (nama obat, dosis, frekuensi, efek samping, akibat
penghentian obat)
-Kondisi pasien yang memerlukan konsultasi segera.
2. Strategi Komunikasi Pelaksaanaan Tindakan Keperawatan
a. Orientasi
1. Salam Terapiutik
“Hallo,pak. Perkenalkan saya perawat S, saya perawat yang dinas pada pagi
ini mulai pukul 07.00-14.00. Ini dengan bapak siapa? Lebih senang dipanggil
siapa pak?”
2. Evaluasi
“Apa yang bapak rasakan saait ini? “
“Bagaimana keadaan bapak saat ini?”
3. Kontrak
a) Topik : Membahas tentang perihal yang membuat klien cemas
b) Tempat : Ruang tengah di depan televise
c) Waktu : pukul 09.00-09.20 (20 menit)
b. Kerja
“bapak mengatakan kalau merasa khawatir dengan penyakit bapak, sudah
beberapa hari mengalami gelisah, dan sulit tidur. Coba bapak ceritakan lebih
lanjut tentang perasaan bapak, kenapa bapak meraskan hal tersebut, apa yang
bapak pikirkan? Oh, jadi bapak takut kalau penyakit bapak tak kunjung
sembuh? Bagaimana kalau kita coba megatasi kecemasan bapak dengan
relaksasi dengan cara tarik napas dalam. Ini merupakan salah satu cara untuk
mengurangi kecemasan yang bapak rasakan.”
“Bagaimana kalau kita latihan sekarang. Saya akan lakukan, dan bapak
memperhatikan saya, lalu mengkuti yang sudah saya ajarkan. Kita mulai ya
pak? Pertama-tama bapak tarik napas dalam perlahan-lahan, setelah itu tahan
napas. Dalam hitungan ketiga setelah itu baoak hempaskan udara melalui
mulut dengan meniup udara secara perlahan-lahan. Sekarang coba bapak
praktikan.”
c. Terminasi
a) Evaluasi Subyektif
“Nah, sekarang bagaimana perasaan bapak? Apakah perasaan cemasnya
sudah berkurang pak? Apakah sudah merasa lebih baik sekarang?”
b) Evaluasi Objektif “Sekarang coba bapak lakukan lagi tahapan-tahapan
melakukan relakasasi yang seperti saya contohkan tadi ya?”
c) Kontrak
“Baiklah. Bagaimana kalau kita lanjutkan percakapan kita besok pagi lagi pukul
9 pagi seperti saat ini di serambi depan?
d) Rencana Tindakan Lanjutan
“Selanjutnya bapak harus mengingat-ingat apa yang sudah saya ajarkan ya?”

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)

Pertemuan ke 2

1. Proses Keperawatan
a. Kondisi Pasien
1) Pasien melamun,
2) Pasien sering mondar-mandir,
3) menanyakan hal-hal yang tidak pentig,
4) Pasien merasa curiga
b. Diagnosa Keperawatan
Resiko halusinasi, perilaku kekerasan, mencederai diri, orang lain dan
lingkungan berhubungan dengan ansietas sedang.
c. Tujuan Khusus
TUK2 : Klien mampu mengenal ansietasnya
TUK4 : klien dapat menggunakan mekanisne koping yang adaptif
TUK5 : Klien dapat menggunakan teknik relaksasi
d. Tindakan Keperawatan
1) Pasien dapat membina hubungan saling percaya Tindakan keperawatan :
a) Sapa pasien dengan nama baik verbal dan non verbal
b) Perkenalkan diri dengan sopan
c) Tanya nama lengkap pasien dan nama panggilan yang disukai
d) Jelaskan tujuan pertemuan
e) Jujur dan menepati janji
f) Tunjukkan sikap empati dan menerima keadaan
g) Berikan perhatian kepada pasien dan perhatikan kebutuhan dasar
2) Pasien dapat menyebutkan minimal satu penyebab ketidakkooperatifan
dalam meminum obat Tindakan keperawatan :
a. Tanyakan pada pasien tentang
-Orang yang tinggal serumah/teman sekamar pasien
-Orang terdekat pasien dirumah/diruang perawatan
b. Diskusikan dengan keluarga tentang :
-Cara merawat pasien dirumah
-Tindakan tindak lanjut dan pengobatan yang teratur
-Lingkungan yang tepat untuk pasien
-Obat pasien (nama obat, dosis, frekuensi, efek samping, akibat
penghentian obat)
-Kondisi pasien yang memerlukan konsultasi segera.
2. Strategi Komunikasi Pelaksaanaan Tindakan Keperawatan
a. Orientasi
1. Salam Terapiutik
“Hallo,pak. Perkenalkan saya perawat S, saya perawat yang dinas pada pagi
ini mulai pukul 07.00-14.00. Ini dengan bapak siapa? Lebih senang dipanggil
siapa pak?”
2. Evaluasi
“Apa yang bapak rasakan saait ini? “ “Bagaimana keadaan bapak saat ini?”
3. Kontrak
a) Topik : Membahas tentang perihal yang membuat klien cemas
b) Tempat : Di Serambi Depan
c) Waktu : pukul 09.00-09.20 (20 menit)
b. Kerja
“Bapak kemarin mengatakan kalau merasa khawatir dengan penyakit bapak,
sudah beberapa hari mengalami gelisah dan sulit tidur. Apkah bapak masih
merasa gelisah saat ini? Baiklah kalau bapak masih merasa gelisah. Kemarin
kita sudah mempelajari teknik napas dalam, apakah bapak sudah melakukanya
lagi? Kalau begitu kali ini kita akan mempelajari teknik relaksasi otot. Ikuti
instruksi saya ya pak.
1) Kepalkan dengan kencang sesaat telapak tangan anda seolah-olah hendak
meninju untuk mengencangkan otot bisep dan lengan bawah, dan rileks.
2) Kerutkan semua otot-otot diwajah anda, mulai dari dahi, mata,
hidung,mulut, sampai leher dan bahu sekitar 4 hitungan dan rasakan
ketegangan itu lalu tarik nafas panjang dan perlahan-lahan hepaskan nafas
anda dan sambil kedurkan mulai dari dahi, mata, hidung, mulut. Leher,
hidung.
3) Luruskan kaki anda lalu tegangkan rasakan tegang mulai dari jari kaki, lutut,
betis, paha, pantat, rasakan ketegangan beberapa saat, lalu kembali tarik
napas dalam sambil menghempaskan nafas secara perlahan.
c. Terminasi
1) Evaluasi Subyektif
“Nah, sekarang bagaimana perasaan bapak? Apakah perasaan cemasnya
sudah berkurang pak? Apakah sudah merasa lebih baik sekarang?”
2) Evaluasi Objektif
“Sekarang coba bapak lakukan lagi tahapan-tahapan melakukan relakasasi
yang seperti saya contohkan tadi ya?”
3) Kontrak
“Baiklah. Bagaimana kalau kita lanjutkan percakapan kita besok pagi lagi
pukul 9 pagi seperti saat ini di ruang dwpan televisi?
4) Rencana Tindak Lanjut
Anjurkan klien untuk mengidentifikasi dan menguraikan perasaannya

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)

Pertemuan ke 3

1. Proses Keperawatan
a. Kondisi Pasien
1) Pasien melamun,
2) Pasien sering mondar-mandir,
3) menanyakan hal-hal yang tidak pentig,
4) Pasien merasa curiga
b. Diagnosa Keperawatan Resiko halusinasi, perilaku kekerasan, mencederai diri,
orang lain dan lingkungan berhubungan dengan ansietas sedang.
c. Tujuan Khusus
TUK2 : Klien mampu mengenal ansietasnya
TUK4 : klien dapat menggunakan mekanisne koping yang adaptif
TUK5 : Klien dapat menggunakan teknik relaksasi
d. Tindakan Keperawatan
1) Pasien dapat membina hubungan saling percaya Tindakan keperawatan :
a) Sapa pasien dengan nama baik verbal dan non verbal
b) Perkenalkan diri dengan sopan
c) Tanya nama lengkap pasien dan nama panggilan yang disukai
d) Jelaskan tujuan pertemuan
e) Jujur dan menepati janji
f) Tunjukkan sikap empati dan menerima keadaan
g) Berikan perhatian kepada pasien dan perhatikan kebutuhan dasar
2) Pasien dapat menyebutkan minimal satu penyebab ketidakkooperatifan
dalam meminum obat Tindakan keperawatan :
a) Tanyakan pada pasien tentang
1) Orang yang tinggal serumah/teman sekamar pasien
2) Orang terdekat pasien dirumah/diruang perawatan
b) Diskusikan dengan keluarga tentang :
1) Cara merawat pasien dirumah
2) Tindakan tindak lanjut dan pengobatan yang teratur
3) Lingkungan yang tepat untuk pasien
4) Obat pasien (nama obat, dosis, frekuensi, efek samping, akibat
penghentian obat)
5) Kondisi pasien yang memerlukan konsultasi segera.
2. Strategi Komunikasi Pelaksaanaan Tindakan Keperawatan
a. Orientasi
1. Salam Terapiutik
“Hallo,pak. Perkenalkan saya perawat S, saya perawat yang dinas pada pagi
ini mulai pukul 07.00-14.00. Ini dengan bapak siapa? Lebih senang dipanggil
siapa pak?”
2. Evaluasi
“Apa yang bapak rasakan saait ini? “ “Bagaimana keadaan bapak saat ini?”
3. Kontrak
a. Topik : Membahas tentang perihal yang membuat klien cemas
b. Tempat : Di Ruang di depan televise
c. Waktu : pukul 09.00-09.20 (20 menit)
b. Kerja
“Bapak kemarin mengatakan kalau merasa khawatir dengan penyakit bapak,
sudah beberapa hari mengalami gelisah, dan sulit tidur. Apakah bapak masih
merasa gelisah hari ini? Baiklah kalau masih merasa gelisah. Kemarin kita sudah
mempelajari teknik napas dalam dan relaksasi otot, apakah bapak sudah
melakukanya lagi? Kali ini kita akan memelajari teknik hipnotis 5 jari. Pejamkan
mata bapak, tarik napas lalu buang perlahan . lakukan selama 3 kali. Tautkan
ibu jari bapak kepada jari tulunjuk, bayangkan ketika tubuh bapak begitu sehat.
Tautkan ibu jari bapak pada jari tengah, bayangkan ketika bapak mendapatkan
hadiah atau barang yang anda sukai. Tautkan ibu jari pada kepada jari manis,
bayangkan ketika bapak berada ditempat yang paling nyaman, tempat yang
sangat bahagia. Tautkan ibu jari bapak kepada jari kelingking, bayangkanketika
bapak mendapatkansuatu penghargaan. Tarik napas, buang perlahan, lakukan
selama 3kali lalu buka mata kembali.”
c. Terminal
1) Evaluasi Subyektif
“Nah, sekarang bagaimana perasaan bapak? Apakah perasaan cemasnya
sudah berkurang pak? Apakah sudah merasa lebih baik sekarang?”
2) Evaluasi Objektif
“Sekarang coba bapak lakukan lagi tahapan-tahapan melakukan relakasasi
yang seperti saya contohkan tadi ya?”
3) Kontrak
“Baiklah. Bagaimana kalau kita lanjutkan percakapan kita besok pagi lagi
pukul 9 pagi seperti saat ini di ruang dwpan televisi?
4) Rencana Tindak Lanjut
Anjurkan klien untuk mengidentifikasi dan menguraikan perasaannya
K. DAFTAR PUSTAKA
Prabowo Eko. (2014). Asuhan Keperawatan Jiwa. Jogjakarta: Nuha Medika.
Mustamir Pedak. (2009). Metode Supernol Menaklukan Stress. Jakarta: Himah
Publishing House.
Kholil Lur Rochman. (2010). Kesehatan Mental. Purworkerto: Fajar Medika.
AH.Yusuf (2015). Buku Ajaran Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta Selatan:
Jagakarsa.

LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA
Pada Tn.W dengan Ansietas Adanya Pandemi Covid 19

Disusun untuk Memenuhi Tugas Keperawatan Jiwa


OLEH :

DWI YOGA ARDIANSAH

201920461011067

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2020
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

I. IDENTITAS KLIEN
Nama : Tn. W Tanggal Dirawat : tidak terkaji
Umur : 17 Tahun Tanggal Pengkajian : 05-07-2020
Pendidikan: SMA Ruang Rawat : tidak terkaji
Agama : Islam Sumber Informasi : klien
Status : Belum Menikah
Alamat : Celaket Malang
Pekerjaan : pelajar
Jenis Kel. : laki-laki
No RM : tidak terkaji

II. ALASAN MASUK


Data Primer : pasien cemas dan stress karena tidak boleh kemana-mana
Data Sekunder :
III. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG dan FAKTOR PRESIPITASI
klien mengatakan bahwa tidak berdaya karena hanya dirumah saja dan merasa bosan
sekolah dirumah, nonton tv, rebahan dan main handphoe, melihat TV berita tentang
covid 19 terus menerus, pengen jalan sama teman teman tetapi ada pandemi corona
sampai bingung harus apa yang harus dilakukan kalau diam dirumah saja.

IV. FAKTOR PREDISPOSISI


 RIWAYAT PENYAKIT LALU
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ?
 Ya
 √ Tidak
Jika Ya, Jelaskan:

2. Pengobatan sebelumnya : tidak ada pengobatan sebelumnya


 Berhasil
 Kurang berhasil
 Tidak
berhasil

3. Pernah mengalami Penyakit Fisik (termasuk gangguan tumbuh kembang)


 Ya
 √ Tidak
Bila Ya, jelaskan :

 RIWAYAT TRAUMA
No Trauma Usia Pelaku Korban Saksi
1 Aniaya fisik ........... ........... ........... .........
.
2 Aniaya seksual ........... ........... ........... .........
.
3 Penolakan ……… ………. …….
.
4 Kekerasan dalam rumah tangga ........... ........... ........... .........
.
5 Tindakan criminal ........... ........... ........... .........
.
Jelaskan
………………………………………………………………………………………
……………
………………………………………………………………………………………
……………
4. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan (Bio,Psiko,Sosio,
Kultural dan Spiritual)
Tidak ada dikarenakan dia masih berusia remaja

 RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA


1. Anggota keluarga yang gangguan jiwa ?
 Ada
 √ Tidak
Kalau ada :
Hubungan keluarga :
Gejala :
…………………………………………………………………..….
Riwayat pengobatan :
……………………………………………………………………...
1. PEMERIKSAAAN
FISIK Tanggal :
Terakhir Periksa akhir
maret
2. Keadaan umum :
Baik
3. Tanda vital:
TD : 110/80 mmHg
N : 20x/menit
S : 37 ˚C
P....................x/menit tidak terkaji
4. Ukur: BB 32 kg TB 165 cm : tetap (tidak mengalami naik-turun
 Turun
 Naik
5. Keluhan fisik:
 √ Tidak
 Ya,
6. Pemeriksaan Fisik : (head to toe)
tidak terkaji
V. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL (Sebelum dan sesudah sakit)
1. Genogram:

Keterangan :

: Laki-laki : Anak perempuan

: Wanita
: Laki-laki

: Serumah

Jelaskan:

Tn.W merupakan anak kedua, tinggal hanya dengan orang tua dan satu orang adik
perempuan. Dan keseharian hanya dirumah bersama adik untuk belajar bersama
dikarenakan ayahnya habis kena PHK karena dampak covid sehingga memutar otak untuk
kebutuhan sehari-hari. Tn.W sehari-hari bermain dengan tetangga sekitar

2. Konsep Diri
a. Citra tubuh : Tn. W menyukai bagian tubuh mata, karena terlihat indah

b. Identitas : Tn. Wmerupakan pelajar SMA

c. Peran : Belum berkerja, disekolahan sebagai pelajar, dirumah sebagai anak

d. Ideal diri : Tn. W berharap ingin segera berakhir pandemi ini, supaya bisa
bertemu dengan teman-temannya disekolah

e. Harga diri : Klien merasa bosan dan tidak tau harus ngapain selain belaar online
yang hanya dirumah saja karna adanya pandemi covid-19 klien
mengaku kadang kurang puas dengan sistem online.

Diagnosa Keperawatan: kecemasan () dan koping tidak efektif (0096)


3. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti/terdekat:
Keluarga dekat dan juga Teman dekat

b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat:


Selama pandemi covid-19 tidak mengikuti kegiatan atau masuk dalam kelompok
masyakatan yang ada di desanya selama pandemi covid-19
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain:
Tidak ada hambatan, klien mudah bergaul dengan orang disekitar

4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Agama :islam
b. Kegiatan ibadah
Pada sebelum dan sesudah pandemi ini klien Sholat menjalankan sholat wajib

VI. STATUS MENTAL


1. Penampilan
 Tidak rapi
 Penggunaan pakaian tidak sesuai
 Cara berpakaian tidak seperti biasanya
 √ Rapi

2. Kesadaran
 Menurun:
 √ Compos mentis
 Sopor
 Apatis/sedasi
 Subkoma
 Somnolensia
 Koma
 Meninggi
 Hipnosa
 Gangguan Tidur: ……………
 Disosiasi: ……………….
 Berubah
 Gangguan perhatian

3. Orientasi
 √ Waktu
 √ Tempat
 √ Orang

4. Pembicaraan
 Cepat
 Keras
 Gagap
 Apatis
 Lambat
 Membisu
 Tidak mampu memulai pembicaraan
 √ Lain-lain (baik)
Jelaskan:

Nn. An berbicara dengan baik dan tenang, dan mampu menjelaskan tentang keadaan
yang dialaminya sekarang.

5. Aktifitas
motorik/Psikomotor
Kelambatan :
 Hipokinesia,hipoaktifitas
 Katalepsi
 Sub stupor katatonik
 Fleksibilitas serea
tidak terkaji
Peningkatan :
 Hiperkinesia,hiperaktifitas
 Gagap
 Stereotipi
 Gaduh Gelisah Katatonik
 Mannarism
 Katapleksi
 Tik
 Ekhopraxia
 Command automatism
 Grimace
 Otomatisma
 Negativisme
 Reaksi konversi
 Tremor
 Verbigerasi
 Berjalan kaku/rigid
 Kompulsif : sebutkan
 tidak terkaji
6. Afek dan Emosi
 Adekuat
 Tumpul
 Merasa Kesepian √
 Apatis
 Marah
 Dangkal/datar
 Inadekuat
 Labil
 Anhedonia
 Eforia
 Ambivalensi
 Depresi/sedih

Jelaskan : bosan hanya dirumah saja menonton TV, rebahan dan main handphone.
Klien merasa tidak berdaya karena pantemi covid-19 yang membatasi interaksi
dengan teman temannya.

Diagnosa Keperawatan : kecemasan ()

7. Persepsi –
Sensorik
Halusinasi
 Pendengaran
 Penglihatan
 Perabaan
 Pengecapan
 Penciuman
 √ Tidak ada
Ilusi
 Ada
 √ Tidak ada
Depersonalisasi
 Ada
 √ Tidak ada
Derealisasi
 Ada
 √ Tidak ada
Gangguan somatosensorik pada reaksi konversi

 Ada
 √ Tidak ada
8. Proses Pikir
a. Arus Pikir
 √ Koheren
 Inkoheren
 Sirkumstansial
 Neologisme
 Tangensial
 Logorea
 Kehilangan asosiasi
 Bicara lambat
 Flight of idea
 Bicara cepat
 Irrelevansi
 Main kata-kata
 Blocking
 Pengulangan Pembicaraan/perseverasi
 Afasia
 Asosiasi bunyi
 Lain-lain (tidak ada)

b. Isi Pikir
 Obsesif
 Ekstasi
 Fantasi
 Alienasi
 Pikiran Bunuh Diri
 Preokupasi
 Pikiran Isolasi sosial
 Ide yang terkait
 Pikiran Rendah diri
 Pesimisme
 Pikiran magis
 Pikiran curiga
 Fobia,sebutkan…………..
 Waham:
 Agama
 Somatik/hipokondria
 Kebesaran
 Kejar / curiga
 Nihilistik
 Dosa
 Sisip pikir
 Siar piker
 Kontrol pikir
tidak terkaji

c. Bentuk Pikir
√Realistik
 Non Realistik
 Dereistik
 Otistik

9. Interaksi selama wawancara


 Bermusuhan
 Tidak kooperatif
 Mudah tersinggung
 Kontak mata kurang
 Defensif
 Curiga

10. Memori
 Gangguan daya ingat jangka panjang ( > 1 bulan)
 Gangguan daya ingat jangka pendek ( 1 hari – 1 bulan)
 Gangguan daya ingat saat ini ( < 24 jam)
 Amnesia
 Paramnesia:
 Konfabulasi
 Dejavu
 Jamaisvu
 Fause reconnaissance
 Hiperamnesia
tidak terkaji

11. Tingkat konsentrasi dan berhitung : mampu berhitung dan mudah konsentrasi
(tidak ada gangguan)
 Mudah beralih
 Tidak mampu berkonsentrasi
 Tidak mampu berhitung sederhana

12. Kemampuan penilaian : tidak ada gangguan


 Gangguan ringan
 Gangguan bermakna

13. Daya tilik diri : tidak ada gangguan


 Mengingkari penyakit yang diderita
 Menyalahkan hal-hal diluar dirinya

VII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG


1. Makan
 Bantuan Minimal
 Bantuan total
tidak terkaji
2. BAB/BAK
 Bantuan minimal
 Bantuan total
tidak terkaji

3. Mandi
 Bantuan minimal
 Bantuan total
tidak terkaji

4. Berpakaian/berha
s
 Bantuan
Minimal
 Bantuan total
tidak terkaji
5. Istirahat dan tidur
 Tidur Siang, Lama : tidak menentu
 Tidur Malam, Lama: 21.30 s/d 05.30 WIB
 Aktifitas sebelum/sesudah tidur :
Jelaskan: main handphone rebahan, sesudah : cuci muka nonton TV
6. Penggunaan obat
 Bantuan Minimal
 Bantuan total
tidak terkaji

7. Pemeliharaan kesehatan
Ya Tidak
Perawatan Lanjutan  √
Sistem pendukung  √

8. Aktifitas dalam rumah


Ya Tidak
Mempersiapkan makanan √ 
Menjaga kerapihan rumah √ 
Mencuci Pakaian √ 
Pengaturan keuangan  

9. Aktifitas di luar rumah


Ya Tidak
Belanja  √
Transportasi √ 
Lain-lain  

Jelaskan :
…………………………………………………………………………………………
……
…………………………………………………………………………………………
……
…………………………………………………………………………………………
……
VIII. MEKANISME KOPING
Adaptif Maladapti
f
 Bicara dengan orang lain  Minum alkhohol
 Mampu menyelesaikan masalah  Reaksi lambat/berlebihan
 Teknik relaksasi  Bekerja berlebihan
√ Aktifitas konstruktif  Menghindar
 Olah raga  Menciderai diri
 Lain-lain  √ Tidak melalukan aktifitas

Jelaskan : Tn. W mengatakan bosan dan bingung harus melakukan kegiatan apa
terhadap pandemi ini sehingga merasa tidak berdaya dengan sosial distancing yang apa
apa harus ada batasannya.

Diagnosa Keperawatan : ketidakberdayaan (0092)

IX. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN


a. Masalah dengan dukungan kelompok, spesifiknya pasien tidak pernah ikut kegiatan
kelompok seperti senam, karang taruna, hanya focus pada pekerjaan sendiri
b. Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifiknya hubungan dengan lingkungan
sekitar terhambat karena pasien takut keluar
c. Masalah dengan pendidikan, spesifiknya Tidak ada, Pendidikan pasien mahasiswa
d. Masalah dengan pekerjaan, spesifiknya tidak ada,
X. PENGETAHUAN KURANG TENTANG
Apakah klien mempunyai masalah yang berkaitan dengan pengetahuan yang kurang
tentang suatu hal?
 Penyakit/gangguan jiwa
 Sistem pendukung
 Faktor presipitasi
 Mekanisme koping
 Penyakit fisik
 Obat-obatan
 Lain-lain, jelaskan
XI. ASPEK MEDIS
Diagnosis medik: tidak terkaji

Terapi medik: tidak terkaji

XII. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Ketidakberdayaan (D.0092)
2. Koping Tidak Efektif (D.0096)
XIII. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. ketidakberdayaan (D.0092)
2. Koping Tidak Efektif (D.0096)
XIV. POHON MASALAH

ketidakberdayaan
Effect

koping tidak efektif Core Problem

Faktor Predipitasi: pandemi covid- Faktor Presipitasi: sekolah


19

Malang, 15 Juli 2020

Perawat yang mengkaji

(Dwi Yoga Ardiansah)


NIM: 201920461011067
ANALISA DATA

No DATA MASALAH

1. DS: Ketidakberdayaan (0092)


- terkadang klien merasa tidak puas jika
harus belajar secara online
- klien mengandalkan tetangga sekitar dan
google

DO:
- klien merasa bingung
- klien tampak bosan
- saat tidak mengerti pelajaran klien
mengandalkan google dan tetangga
terdekatnya (mbak mbak tentangga)
2. DS: Koping Tidak Efektif
(D.0096)
- klien mengatakan terkadang tidak puas
jika harus sosial distancing dan
pembelajaran online
DO:
- mekanisme koping maladaptif (tidak
melakukan aktifitas apapun).
- Tidak mampu memenuhi peran yang
diharapkan (klien tidak mendapatkan
pemahaman yang puas dari sistem
pembelajaran online )
- Nenek kurangnya pengetahuan saat
ditanya sang cucu tentang pelajaran
Prioritas diagnosa keperawatan :

1. Ketidakberdayaan

2. Koping Tidak Efektif


STRATEGI PELAKSANAAN KEPERAWATAN/

INTERVENSI KEPERAWATAN

No SDKI SLKI SIKI

1. Ketidakberday Setelah dilakukan Promosi harapan (1.09307)


aan (0092) tindakan keperawatan
Observasi:
keberdayaan (L.09071)
menurun Kriteria hasil :
1. Identifikasi harapa pasien dan
1. Pernyataan mampu keluarga dalam pencapaian
melakukan aktivitas hidup
meningkat (5)
Terapeutik:
2. Ketergantungan pada
orang lain cukup 1. Mempasilitasi klien untuk
menurun (cukup sumber internet
menurun (4) 2. Memotivasi klien
3. Kembangkan hobbi dan bat
klien
4.

Edukasi

1. Anjurkan mengungkapkan
perasaan terhadap kondisi
dengan realistis
2. Anjurkan mempertahankan
hubungan (videocall orangtua
dan orang orang yang dicintai)

2. Koping Tidak Setelah dilakukan Promosi koping (1.09312)


Efektif tindakan keperawatan
Observasi:
(D.0096) Status
Koping( L.09086) 1. Identifikasi kemampuan yang
membaik dengan kriteria dimiliki
hasil : 2. Identifikasi dampak situasi
terhadaap peran dan hubungan
1. Kemampu 3. Identifikasi metode penyelesaian
an memenuhu masalah
peransesuai usia 4. Identifikasi kebutuhan dan
cukup meningkat(4) keinginan terhadap dukungan
2. Verbalisas sosial
i kemampuan Terapeutik:
mengatasi masalah
meningkat (5) 1. Diskusikan perubahan peran
yang dialami
2. Gunakan pendekatan yang
tenang dan menyakinkan
3. Motivasi untuk menentukan
harapan yangrealistis
4. Motivasi mengidentifikasi sistem
pendukung yang tersedia
Edukasi:
1. Anjurkan menggunakan sumber
spiritual, jika perlu
2. Anjurkan mengungkapkan
perasaan dan persepsi
3. Anjurkan keluarga terlibat
4. Latih ketrampilan sosial
5. Latih mengembangkan penelian
objektif
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KETIDAKBERDAYAAN

KEPERAWATAN JIWA

Pasien : Nn. An

No. Dx Tgl/jam Implementasi Evaluasi

Observasi: S:
1 15/07/2020
 klien mengatakan rasa
 Mengidentifikasi
16.00 Identifikasi harapa pasien bosannya sedikit hilang
dan keluarga dalam dengan menggambar dan
pencapaian hidup hobbi barunya latian
memasak
Terapeutik:
O:
 Sadarkan bahwa kondiri
 klien kooperatif saat
yang
diajak berinteraksi
Edukasi:  klien tampak
mendengarkan dan
 Menganjurkan klien memperhatikan
penjelasan dari perawat
mengungkapkan perasaan
A:
terhadap kondisi dengan
realistis Kognitif :
 menganjurkan klien
 klien mampu
mempertahankan
menyebutkan ulang
hubungan (videocall
tentang apa yang
orangtua dan orang orang
disampaikan perawat
yang dicintai)
Afek :
Klien tampak tegang
Klien kooperatif
Kontak mata klien ada
Klien mau mendengarkan
saran
Psikomotor :
 Klien dapat menerima
masukan yang diberikan
P:
 Menganjurkan klien
untuk melakukan
kegiatan yang positif dan
mengembangkan hobi
dan selalu menjaga
kesehatan
IMPLEMENTAI DAN EVALUASI KOPING TIDAK EFEKTIF

KEPERAWATAN JIWA

Pasien : Tn.W

No. Tgl/jam Implementasi Evaluasi


Dx
1 15/07/2 Observasi: S:
0  Medentifikasi kemampuan
yang dimiliki  klien mengatakan
16.00  Medentifikasi dampak kalau dirumah tidak
situasi terhadaap peran
dan hubungan melakukan aktifitas
 medentifikasi metode
penyelesaian masalah apa-apa dan
 Medentifikasi kebutuhan
dan keinginan terhadap keterbatasan
dukungan sosial intformasi dikarenaka
tinggal bersama nenek
Terapeutik:
O:
 Memotivasi untuk
menentukan harapan
 klien kooperatif saat
yangrealistis
 Memotivasi diajak berinteraksi
mengidentifikasi sistem  klien tampak
pendukung yang tersedia mendengarkan dan
memperhatikan
penjelasan dari
Edukasi:
perawat
 Mengnjurkan
mengungkapkan perasaan
dan persepsi
Kognitif :
 Menjurkan keluarga terlibat
 Meatih ketrampilan sosial  klien mampu
 Melatih mengembangkan
penelian objektif menyebutkan ulang
tentang apa yang
disampaikan perawat
Afek :
 Klien tampak tegang
 Klien kooperatif
- Kontak mata klien ada
- Klien mau mendengarkan
saran
Psikomotor :
- Klien dapat menerima
masukan yang diberikan
P:
- Menganjurkan klien untuk
melakukan kegiatan yang
positif menyalurkan hobi

Anda mungkin juga menyukai