SUGENG SURYANTO
18.19.01.000.34
PENDAHULUAN
Menurut Who Health Organization (WHO) proporsi kematian bayi baru lahir di
dunia sangat tinggi dengan estimasi sebesar 4 juta kematian bayi baru lahir
pertahun dan 1,4 juta kematian pada bayi baru lahir pada bulan pertama di Asia
tenggara. Hanya sedikit negara di Asia Tenggara yang mempunyai sistem
registrasi kelahiran yang baik sehingga tidak diperoleh data yang akurat tentang
jumlah kematian bayi baru lahir atau pun kematian pada bulan pertama. Dalam
Kenyataannya, penurunan angka kematian bayi baru lahir di setiap negara di Asia
Tenggara masih sangat lambat. Perkiraan kematian yang terjadi karena tetanus
adalah sekitar 550.000 lebih dari 50 % kematian yang terjadi di Afrika dan Asia
Tenggara disebabkan karena Infeksi pada tali pusat pada umumnya menjadi
tempat masuk utama bakteri, terutama apabila diberikan sesuatu yang tidak steril
(Sarwono, 2008).
Merawat tali pusat juga penting untuk mencegah tetanus neonatorum, yang dapat
menyebabkan kematian. Tubuh bayi yang baru lahir belum cukup kuat menangkal
kuman infeksi. Karena itu, tali pusat harus dalam keadaan bersih dan tetap kering
sampai tali pusat mengering, menyusut, dan lepas dari pusat bayi (Iis Sinsin,
2008).
Tetanus pada bayi yang baru lahir disebabkan kuman Clostridium tetani. Biasanya
terjadi pada bayi berusia kurang satu bulan akibat pemotongan tali pusat tidak
bersih. Selain itu, tetanus dapat disebabkan tali pusat yang diberi macam-macam
ramuan. Ibu yang tidak mendapat suntikan tetanus toksoid lengkap sewaktu hamil
akan membuat ibu dan bayi berisiko terserang kuman tetanus (Iis Sinsin, 2008).
Sehingga penulis menyusun makalah satuan acara penyuluhan (SAP) dengan tema
Perawatan Tali Pusat Pada Bayi Baru Lahir (BBL).
SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)
G. EVALUASI
Metode Evaluasi : Diskusi dan Tanya Jawab
Jumlah soal : 4 soal
Jenis pertanyaan :
1. Apa yang di maksud dengan perawatan tali pusat ?
2. Apa Tujuan dari perawatan tali pusat ?
3. Apa yang akan terjadi jika perawtan tali pusat kurang baik ?
4. Bagaimana Cara Perawatan Tali Pusat yang benar ?
PERAWATAN TALI PUSAT
Tali pusat adalah jaringan unik yang terdiri dari dua arteri dan satu vena yang
tertutup oleh jaringan pengikat mukoid yang dikenal sebagai Wharton’s jelly,
yang ditutup oleh satu lapisan tipis membrane mukosa (kelanjutan dari
amnion). Selama hamil, plasenta menyediakan semua nutrient untuk
pertumbuhan dan menghilangkan produk sisa secara terus-menerus melalui
tali pusat. Setelah lahir, tali pusat mengering dengan cepat, mengeras dan
berubah warnanya menjadi hitam (suatu proses yang disebut gangren kering).
Proses ini dibantu oleh paparan udara. Pembuluh umbilical tetap berfungsi
selama beberapa hari, setelah resiko infeksi masih tetap tinggi sampai tali
pusat terpisah (Trotter, 2010)
Perawatan tali pusat adalah upaya untuk mencegah infeksi tali pusat dengan
tindakan sederhana yakni tali pusat dan daerah sekitar tali pusat selalu bersih
dan kering, selalu mencuci tangan dengan air bersih dan menggunakan sabun,
dan tidak membubuhkan apapun pada sekitar daerah tali pusat (Sodikin,2012)
F. Hal-hal yang akan terjadi jika perawatan tali pusat kurang baik
Menurut Sodikin (2012), Perawatan tali pusat tidak steril akan mengakibatkan
beberapa gangguan kesehatan pada bayi, diantaranya tetanus neonatorum dan
omfalitis. Untuk mencegah hal tersebut ibu di tekankan untuk mengetahui
tanda dan gejala adanya infeksi tali pusat bayi mereka yang dapat disebabkan
karena spora Clostridium tetani dan bakteri stapilokokus, streptokokus, atau
bakteri gram negatife. tanda dan gejala infeksi tali pusat pada bayi yaitu bayi
tiba-tiba panas dan tidak mau menetek atau tidak dapat menyusu karena
trismus (sebelumnya bayi menyusu seperti biasa), adanya mulut yang
mencucu seperti mulut ikan (karpermond), mudah dan sering kejang disertai
sianosis, suhu meningkat, kuduk kaku, sampai opistotonus.
Kurangnya perawatan tali pusat pada bayi baru lahir dapat menyebabkan
tetanus bayi, yang ditandai dengan :
1. Tali pusat berwarna merah, basah, dan kotor, yang kemungkinan tapi
pusat bernanah.
2. Kesulitan menyusui
3. Mulut tidak bisa dibuka
4. Kejang-kejang bila disentuh, kena sinar atau mendengar suara keras
5. Kadang demam (Iis Sinsin, 2008).
Kesimpulannya Menurut saya, perawatan tali pusat yang baik yaitu tali pusat
harus tetap bersih dan kering ditutup dengan kasa steril tanpa dibubuhi
apapun, dan juga perlu diperhatikan adanya tanda-tanda infeksi seperti
kemerahan tali pusat, berbau dan bernanah, serta suhu tubuh bayi meningkat.
DAFTAR PUSTAKA
Gant, Norman F&F, Gary Cunningham. 2011. Dasar – dasar Ginekologi dan
Obstetri. Jakarta : EGC
Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. 1985. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan
Anak. Jakarta : FKUI
Yulifah, Rita & Tri Johan Agus Yuswanto. 2009. Komunikasi dan Konseling
dalam Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika.