PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Seiring dengan perkembangan zaman, pola penyakit yang diderita
masyarakat telah bergeser dari penyakit infeksi dan kekurangan gizi ke arah
penyakit degeneratif yang salah satunya adalah diabetes melitus (Suyono,
2011). Menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (KEMENKES RI)
tahun 2014 Estimasi terakhir International Diabetes Federation (IDF), terdapat
382 juta orang yang hidup dengan diabetes di dunia pada tahun 2013.
Diperkirakan dari 382 juta orang tersebut, 175 juta orang diantaranya belum
terdiagnosis, sehingga terancam berkembang progresif menjadi komplikasi
tanpa disadari dan tanpa pencegahan.
Berdasarkan laporan World Health Organizatin (WHO) yang dikutip
dari Perkumpulan Endrokinologi Indonesia (PERKENI) tahun 1998, bahwa
prevalensi Diabetes Melitus (DM) sebesar 1,5% - 2,3 dan akan menjadi 5,7%
pada penduduk usia lebih dari 15 tahun dan berdasarkan laju pertambahan
penduduk, pada tahun 2020 diperkirakan akan ada sejumlah 178 juta
penduduk yang menderita diabetes melitus. Indonesia merupakaan salah satu
dari 10 negara dengan jumlah penderita diabetes terbanyak. Indonesia
menempati peringkat ke-7 pada tahun 1995 dan diprediksi akan naik menjadi
peringkat ke-5 pada tahun 2025 dengan perkiraan jumlah penderita sebanyak
12,4 juta jiwa.
Diabetes melitus merupakan penyakit yang memiliki komplikasi atau
menyebabkan terjadinya penyakit lain yang paling banyak. Hiperglikemia
yang terjadi dari waktu ke waktu dapat menyebabkan kerusakan berbagai
sistem tubuh terutama syaraf dan pembuluh darah. Komplikasi diabetes
melitus yang sering terjadi antara lain: penyebab utama gagal ginjal, retinopati
diabeticum, neuropati (kerusakan syaraf) dikaki yang meningkatkan kejadian
ulkus kaki, infeksi dan bahkan kaharusan untuk amputasi kaki.meningkatnya
resiko penyakit jantung dan stroke, dan resiko kematian penderita diabetes
secara umum adalah dua kali lipat dibandingkan bukan penderita diabetes
melitus (KEMENKES RI, 2014).
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN Ny. A
DENGAN DIABETES MILLITUS
1. PENGKAJIAN
A. Identitas
a) Identitas klien
Nama : Ny. A
Umur : 48 Tahun
Pendidikan Terakhir : SMA
Tempat & Tgl Lahir : 30 januari 1972
Agama : Islam
Suku : Jawa
Status perkawinan : Kawin
Pekerjaan : IRT dan pedagang Gorengan
TB/BB : sebelum sakit 155 cm/105 kg
: selama sakit 155 cm/70kg
Gol Darah :A
Diagnosa Medis : Diabetes Millitus
Alamat : Semarang
X X X
Keterangan :
: Laki-laki
X : Meninggal
: Pasien
: Perempuan
: Keturunan
:Tinggal serumah
C. Riwayat lingkungan tempat tinggal
1. Tipe tempat tinggal :
2. Jumlah kamar : pasien mengatakan jumlah kamar di rumah
pasien ada 3 kamar, 1 kamar madi dan 1 ruang tamu
3. Jumlah penghuni : pasien mengatakan jumlah penghuni di rumah
pasien ada 2 orang yaitu pasien dan suami.
4. Kondisi tempat tinggal : pasien mengatan kalau pasien tinggal di
perkotaan
D. Pengkajian sistem tubuh
Keadaan umum :
Tingkat kesadaran : komposmentis
Glascow coma scale : E: 4 M: 6 V: 5
TTV
Tekanan Darah : 110/60 mmHg
Nadi : 90 x/menit
Suhu : 36,5˚C
Pernafasan : 20 x/menit
1. Sistem pernafasan
Data subyektif:
a. Dispnea ( ) ya ( √ ) tidak
b. Pemajanan : -
c. Perokok ( ) ya ( √ ) tidak
d. Penggunaan alat bantu : pasien tidak terpasang alat bantu
pernafasan
e. Pengetahuan batuk efektif : pasien kurang memahami
f. Hasil temuan lain : tidak ada
Data obyektif
a. Kedalaman pernafasan: nafas panjang Irama: reguler
Kesimetrisan: pengembangan dada simetris
b. Penggunaan otot bantu pernafasan: ( ) ya (√ ) tidak
c. Pernafasan cuping hidung: ( ) ya ( √ ) tidak
d. Patensi nares/hidung : jalan nafas paten
e. Batuk: tidak batuk, Spuntum: ada secret
Karakteristik: kental
f. Taktil fremitus:
Perkusi paru: resonan/sonor, hipersonor,dullness/redup
Letak:…
Bunyi nafas: ronchi basah
g. Sianosis: tidak ada sianosis
h. Fungsi mental/gelisah: pasien tampak gelisah
i. Hasil temuan lain: tidak ada
2. System kardiovaskuler
Data subyektif :
a. Riwayat hipertensi/masalah jantung : tidak ada riwayat HT atau
jantung
b. Riwayat edema ( ) batuk berdarah ( ) perawatannya:
c. Kesemutan: sering kesemutan baal/kebas: baal di kedua kaki
d. Palpitasi; tidak terkaji
e. Hasil temuan lain: tidak ada
Data obyektif :
1. Tekanan darah berbaring: 110/ 60 mmHg
Duduk : 110 / 60 mmHg
2. Bunyi jantung 1 dan 2
Murmur
3. Ekstremitas : suhu : 36,5˚ warna: pucat
Pengisian kapiler/capillary refile (CRT) : 2-3 detik
Varises : tidak ada plebitis : tidak ada
Abnormalitas kuku (clubbing finger) : tidak ada
Membrane mukosa : bibir : pucat konjungtiva : pucat
4. Hasil temuan lain : tidak ada
3. System persarafan dan musculoskeletal
Data subyektif :
a. Riwayat kecelakaan : tidak ada
Fraktur : tidak ada kapan:…
Kondisi :…. Pengobatan:….
Sembuh :….
b. Riwayat cidera kepala dan medulla spinalis : tidak ada
Kapan :….. kondisi :….
Pengobatan :….. sembuh :….
c. Riwayat penyakit cidera serebrovaskuler : tidak ada
Kapan :…… kondisi :…..
Pengobatan :….. sembuh :….
d. Penurunan sensori : ada
Kesemutan/kebas/kelemahan : kesemutan lokasi : kaki
e. Diplopia: tidak ada amnesia : tida ada
Data obyektif :
a. Paralisis : tidak ada, Facial drop : tidak ada
b. Letargi : tidak ada, bahasa : normal
c. Orientasi terhadap waktu/tempat/orang : orientasi bagus
d. Fungsi saraf cranial/nervus cranial (NC) :
NC 1 : pasien mengatan mampu mencium bau dengan benar,
karena saat pasien di suruh memejamkan mata dan mencium untuk
membedakan bau, pasien mampu membedakan bau.nya.
NC II : pasien mengatakan mampu melihat dengan jelas, namun
kadang pandangan kabur. Saat dikaji lapang pandang mata pasien
tidak bisa melihat dengan jelas.
NC III : pasien tampak bisa mengangkat kelopak mata keatas,
konstriksi pupil, karena saat pasien di suruh menggerakan
kongjutiva pasien masih mampu serta saat tes putaran bola mata
pasien mampu mengangkat kelopak mata ke atas.
NC IV : pasien tampak bias menggerakkan mata kebawah dan
kedalam, karena saat pasien di tes dengan putaran bola mata untuk
ke bawah dan kedalam pasien masih mampu melakukannya.
NC V : pasien tampak mampu mengunya dan masih ada reflek
kedip karena saat dilakukan pemeriksaan dengan pasien
memejamkan mata lalu disentuh dengan kapas pada dahi atau pipi,
menyentuh permukaan kornea dengan kapas pasien tampak masih
ada refleknya serta pasien mampu menggerakan rahangnya ke
semua sisi.
NC VI : pasien saat dilakukan pemeriksaan dengan menguji reflek
pupil dan inspeksi kelopak mata , mata pasien tampak mampu
menggeserkan matanya atau peka dengan reflek tersebut.
NC VII : pasien tampak mampu menunjukkan ekspresi wajahnya
dengan cara pasien mampu menutup kelopak mata dengan tahanan,
mengangkat alis mata dan mampu menjulurkan lidah untuk
membedakan gula dan garam.
NC VIII : saat dilakukan test webber dan rinne pada pasien yang di
letakkan di atas kepala agar bunyinya seimbang , pasien mampu
mendengarkan suara webber dan rinne itu dari telinga sebelah kiri
dan telinga sebelah kanan.
NC XI : pasien mengatakan mampu membedakan sesansi rasa
yaitu pasien mampu membedakan rasa manis dan rasa asam.
NC X : pasien mengatakan mampu menelan dengan cara pasien di
suruh menelan air ludah dan di suruh mengucap ah..
NC XI : pasien mengatakan mampu menggerakan bahu karena saat
pasien di suruh untuk menggerakan bahu dan dilakukan tahanan
sambil pasien melawan tahanan tersebut pasien mampu.
NC XII : pasien mengatakan mampu mmenggerakan lidahnya
karena saat pasien di suruh untuk menjulurkan lidah dan
menggerakan dari sisi ke sisi pasien mampu melakukannya.
e. Fungsi motorik :
Inspeksi sikap, bentuk dan ukuran tubuh gerakan abnormal : fungsi
motorik bagus
Kemampuan berjalan : pasien mampu berjalan
Kemampuan koordinasi : kemampuan koordinasi bagus
Tremor : psien tidak tremor
Kemampuan pergerakan sendi : kemampuan pergerakan sendi
bagus
Tonus otot : kekuatan tonus otot bagus
Kekuatan otot : kekuatan otot 5/5/5/4
Kemampuan mobilisasi : pasien mampu mobilisasi madiri
Deformitas ;….
Sendi bengkak : tidak ada bengkak pada sendi
Piting edema : tidak ada piting edema
f. Pemeriksaan reflek :
Reflek tendon bisep ;…. Trisep ;…. Patella ;….
Reflek patologis ;….
g. Hasil temuan lain : tidak ada
4. Sistem integument
Data subjektif :
a. Riwayat gangguan kulit : tidak ada
b. Keluhan klien : tidak ada
c. Gatal : tidak ada Panas : tidak ada
d. Hasil temuan lain : tidak ada
Data objektif :
a. Adanya lesi/luka/eritema : ada
b. Lokasi lesi/luka/eritema : kaki kanan
c. Jumlah lesi/luka/eritema: 5˚ bagian kaki kanan
Pengkajian luka
a. Stadium luka : stage II
b. Warna dasar luka : kehijauan
c. Ukuran luka :
Kaki kanan : 4 x 4 x 1 cm,
Kaki kiri :-
d. Tanda-tanda infeksi :
Osteomyelitis pedis kanan, Emfisema subkutis.
Grade 3 (Eritema> 2 cm disertai salah satu dari pembengkakan, nyeri,
hangat, pus, infeksimembentukabses, osteomielitis).
5. Sistem Perkemihan
Data subjektif :
a. Riwayat gangguan ginjal/saluran kemih : tidak ada gangguan
b. Riwayat penggunaan obat diuretic : tidak ada
c. Rasa nyeri dan terbakar saat kencing : tidak merasa terbakar atau
nyeri saat kencing
d. Kesulitan BAK : tidak merasa kesulitan untuk kencing
e. Pola BAK : sering pipis
f. Hasil temuan lain : tidak ada
Data objektif :
a. Retensi urin : tidak ada, inkontinensia urin: tidak ada
Distensi…
b. Karakteristik urin
Jumlah : -/+ 3000 ml/g Bau : khas
Warna : kuning
Hasil temuan lain : tidak ada
7. System pengindraan
Data subjek :
a. Riwayat infeksi mata/ telinga : tidak ada riwayat infeksi mata
ataupun telinga
b. Riwayat trauma mata atau telinga : tidak ada riwayat trauma mata
atau telinga
c. Riwayat katarak : tidak ada riwayat katarak
d. Riwayat glaucoma : ada riwayat glaucoma
e. Riwayat penyakit mata lain : pasien mengatakan tidak ada riwayat
penyakit mata
f. Gangguan penglihatan :
Diplopia : tidak ada gangguan penglihatan diplopia
Penurunan penglihatan : pasien mengalami gangguan penurunan
penglihatan kadang buram akibat glucoma
Fotopobia : tidak ada gangguan fotopobia
g. Kemampuan pendenganran : kemampuan pendengaran bagus tidak
ada gangguan
h. Nyeri hidung atau telinga :tidak ada nyeri hidung atau telinga
i. Telinga berdengung / tinnitus : tidak ada gangguan telinga
berdengung / tinnitus
j. Hasil temuan lain : tidak ada hasil temuan lain
Data objek :
Pemeriksaan mata
a. Pemeriksaan visus / ketajaman penglihatan : hasil pemeriksaan
pandangan pasien kadang kabur
b. Lapang pandang : lapang pandang luas
c. Gerakan mata : normal
d. Pemeriksaan fisik mata : mata , tidak ada pembengkakan tidak ada
luka tidak ada gumpalan darah
e. Kelenjar laksimar : tidak ada kelaianan, konjungtifa annemis
f. Sklera :jernih, kornea : coklat, iris : tidak ada kemerahan
g. Pupil : bentuk normal ukuran : 2cm
h. Kesimetrisan : mata simetris, reaksi terhadap cahaya : plus
i. Hasil temuan lain : tidak ada
Pemeriksaan hidung
a. Inpeksi hidung : kesimetrisan : hidung simetris, bentuk hidung
normal tidak ada lesi, tidak ada masa, tidak ada pembesaran polip,
rongga hidung bersih tidak keluar cairan, tidak mengalami
perdarahan
b. Palpasi : tidak ada perubahan bentuk hidung, tidak ada nyeti tekan
area hidung
c. Sinus frontalis : tidak ada sinusitis
d. Patensi aliran udara dalam nares: patensi udara tidak paten
e. Temuan lain pasien terpasang oksigen 4 lpm dengan nasal kanul
Pemeriksaan telinga
a. Inspeksi telinga luar : telinga bentuk normal simetris antara kanan
dan kiri
b. Inspeksi telinga dalam : kebersihan telinga bersih, tidak ada lesi,
tidak ada masa, serumen kering didalam
c. Palpasi daun telinga : Nyeri: tidak ada nyeri pada palpasi telinga,
tidak ada massa
d. Pemeriksaan rinne:... , weber :... , swabach : ...
e. Hasil temuan lain tidak ada
8. System endokrin
Data subjek
a. Riwayat gangguan pertumbuhan dan perkembangan : tidak ada,
bentuk tubuh : obesitas, proporsi tubuh normal
b. Riwayat DM : iya, polidipsi: iya, poliuria: iya, polifagia: iya
c. Inspeksi kesimetrisan leher: bentuk leher simetris
d. Hiperpigmentasi/ hipopigentasi kulit: tidak ada
e. Penumpukan massa otot pada bagian leher belakang (bufflow
neck) : tidak ada
f. Perubahan tanda sex sekunder: ada perubahan tanda sex skundare
g. Pertumbuhan rambut berlebihan pada dada dan wajah : tidak ada
h. Pembesaran payudara pada laki-laki : tidak ada
i. Bentuk abdomen cembung akibat pwnumpukan lemak: iya
j. Tremor : pasien tidak tremor
k. Pembesaran klenjar tiroid : tidak ada pembesaran klenjar tiroid
l. Hasil penemuan lain tidak ada:
E. Data Tambahan
1. Pola aktifitas, istirahat dan tidur
Data subjektif :
a. Aktifitas yang biasa dilakukan : melakukan pekerjaan rumah
b. Perasaan bosan / tidak puas : pasien bosan jika lama-lama berdiam
diri
c. Keterbatasan karena kondisi : pasien tidak bisa mengerjakan
pekerjaan rumah dan tidak bisa berjualan gorengan karena luka
pada kakikanan semakin parah
d. Lama waktu tidur : malam 4-5 jam , siang : 1-2 jam tidur siang
e. Hasil temuan lain : tidak ada
Data objektif
a. Respon terhadap aktifitas yang teramati : ketika pasien berjalan
Kardiovaskular : pasien tampak lelah
Pernafasan : pasien tampak terengah-engah menahan nyeri pada
kaki
b. Status mental : (terlihat mengantuk , (menarik diri), letarghi )
c. Mata merah : mata tidak kemerahan
d. Kelopak mata berwarna gelap : kelopak mata tampak gelap
e. Terlihat menguap : pasien tidak tampak menguap
f. Hasil temuan lain : pasien tampak cemas, dan gelisah
4. Ketidaknyamanan
Data subjektif :
a. Perasaan nyeri : pasien mengatakan nyeri
Intensitas : pasien mengatakan nyerinya seperti ditusuk-tusuk
Frekuensi : pasien mengatakan nyeri di kaki kanan
Durasi : pasien mengatakan nyerinya hilang timbul dalam waktu
kurang lebih satu menit
Kualitas : pasien mengatakan nyerinya di skala 5
Penjalaran : nyeri menjalar hingga paha
b. Factor pencetus : diit yang tidak terkontrol
c. Factor pemberat : adanya tanda-tanda infeksi pada kaki kanan,
adanya pembengkakan, adanya nanah dan warna yang kehijauan
serta bau yang tidak sedap yang menambah nyeri pada kaki kanan
d. Cara menghilangkan : istirahat dan minum obat
Keberhasilan : kurang berhasil nyeri masih ada dan luka tidak
kunjung sembuh.
e. Hasil temuan lain : tidak ada
Data objektif :
a. Mengerutkan muka : pasien tampak kesakitan
Menjaga area nyeri : pasien tampak melindungi area nyeri
b. Respon emosional : pasien tampak gelisah
Penyempitan fokus : pasien mengalami penurunan tingkat
konsentrasi
c. Hasil temuan lain : tidak ada
5. Pembelajaran
Data subjektif
a. Bahasa dominan : bahasa jawa
Buta huruf : pasien tidak mengalami buta huruf
b. Keterbatasan kognitif : pasien tidak mengalami keterbatasan
kognitif
c. Keyakinan kesehatan yang dilakukan : pasien menyakini sehat dan
sakit itu takdir Allah
d. Orientasi terhadap perawatan kesehatan berhubungan dengan kultur
budaya / agama yang dianut : pasien mengatakan tenaga medis
sebagai perantara kesembuhan dirinya.
e. Harapan terhadap tim kesehatan : pasien berharap tim kesehatan
membantu pasien hingga sembuh
f. Cara yang biasa dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan :
biasa pergi ke fasyankes atau dokter keluarga
Keberhasilan: pengobatan berhasil namun tidak rutin melakukan
pemeriksaan ke fasyankes
g. Pengetahuan klien dan keluarga tentang kondisi klien saat ini dan
perawatan yang diperlukan : pasien baru mengatahui jika dirinya
mempunyai penyakit kencing manis setelah berobat karena ada luka
pada kakinya
h. Hasil temuan lain : tidak ada
Data objektif
a. Klien dan atau keluarga tampak bingung : ya / ( tidak )
b. Sering bertanya kepada tim kesehatan : ( ya )/ tidak
Hal yang sering ditanyakan : apakah kaki Ny. A bisa segera pulih ?
F. Data penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium
Hasil Pemeriksaan Gula Darah dan pemberian RI
Hasil Laboratorium :
G. Analisa data
NO
DATA FOKUS ETIOLOGI PROBLEM
.
DO:
Pasien meringis
kesakitan ketika
nyeri muncul
Pasien tampak
melindungi area
nyeri
BAB III
PEMBAHASAN
A. Analisa kasus
Ny. A datang ke RS, dengan luka pada kali kanan dengan kondisi luka
grade II, dimana Ny. A direncanakan untuk amputasi namun menolak, Ny.
A lebih memilih lukanya dibersihkan saja. Dengan demikian dari hasil
pengkajian didapatkan rencana keperawatan untuk mengendalikan gula
darah Ny. A yang tinggi dan untuk mengatasi luka pada Ny. A sehingga
tidak terjadi infeksi yang lebih parah lagi. Adapun masalah yang muncul
dalam kasus ny. A nyeri b/d agen cidera fisik adanya ulkus DM sehingga
Ny. A akan diberikan perencanaan manajement nyeri. Masalah kerusakan
integritas kulit direncanakan untuk pembersihan luka sehingga luka Ny. A
bisa kering dan bersih. Masalah resiko ketidak stabilan gula darah di
rencanakan kolaborasi dengan ahli gizi dan dokter untuk mengendalikan
gula darah dengan Diit atau pun terapi insulin atau ( novorapit ). Resiko
infeksi dengan rencana keperawatan untuk mengendalikan infeksi pada
ulkus DM dilaksanakan perawatan luka sesuai standar oprasional
prosedur sehingga luka Ny. A lekas kering dan bersib dari pus/ nanah.
ANALISA INTERVENSI