A. BEBAN BELAJAR
Beban belajar yang diatur SMA Negeri 1 Tambusai adalah dengan
menggunakan sistem paket yaitu sistem penyelenggaraan program pendidikan yang
peserta didiknya diwajibkan mengikuti seluruh program pembelajaran dan beban
belajar yang sudah ditetapkan untuk setiap kelas sesuai dengan struktur kurikulum
yang beralaku pada SMA Negeri 1 Tambusai.
Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan oleh
peserta didik untuk mengikuti program pembelajaran melalui sistem tatap muka.
Penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstrukktur, semua itu
dimaksudkan agar semua siswa dapat mencapai standar kompetensi lulusan dengan
memperhatikan tingkat perkembangan peserta didik.
Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses interaksi
antara peserta didik dengan pendidik. Beban belajar tatap muka di SMA Negeri 1
Tambusai adalah sebagai berikut:
1. Beban belajar dinyatakan dalam jam pembelajaran perminggu
2. Beban belajar Satu minggu kelas X adalah 42 Jam pelajaran
3. Beban belajar Satu minggu kelas XI adalah 44 Jam pelajaran
4. Baban belajar satu minggu Kelas XII adalah 44 Jam Pelajaran
5. Durasi setiap satu jam pembelajaran adalah 45 Menit
6. Beban belajar dikelas X,XI dan XII dalam satu semester paling sedikit 18
Minggu dan paling banyak 20 Minggu
7. Beban belajar dikelas XII pada semester genap paling sedikit 12 Minggu
dan paling banyak 16 Minggu
8. Beban belajar dalam satu tahun pelajaran paling sedikit 36 minggu dan
paling banyak 40 Minggu
9. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan sebagaimana
tertera dalam struktur kurikulum.
63
10. Alokasi waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak
terstruktur 30% dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang
bersangkutan.
11. Mata Pelajaran Lingkungan Hidup dibebankan kepada Wali Kelas sebanyak
1 (Satu) jam pelajaran (45 Menit) dalam 15 hari (Dua) Minggu. Mata
Pelajaran ini dilaknasakan pada hari kamis pada jam pelajaran pertama.
B. KETUNTASAN BELAJAR
Didalam menentukan ketuntasan belajar minimal, sekolah menentukan kriteria
ketuntasan minimal (KKM) dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan rata –
rata peserta didik ( intake siswa ), Kompleksitas kompetensi, serta kemampuan
sumber daya dukung dalam penyelenggaraan pembelajaran. KKM ditetapkan oleh
MGMP masing – masing mata pelajaran di bawah koordinator TPK sekolah. Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) permata pelajaran untuk setiap / kelas adalah sebagai
berikut :
Penilaian berdasarkan Acuan Kriteria: penilaian kemajuan peserta
didik dibandingkan dengan kriteria capaian kompetensi yang
ditetapkan.
KKM untuk pengetahuan & keterampilan ditentukan oleh satuan
pendidikan dengan mempertimbangkan batas standar minimal nilai
Ujian Nasional yang ditetapkan oleh Pemerintah
Sekolah dapat menentukan batas ketuntasan diatas standar dengan
mempertimbangkan aspek-aspek tertentu sesuai dengan karakteristik
dan potensi sekolah Ketuntasan kompetensi sikap dalam bentuk
PREDIKAT dan DESKRIPSI.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menentukan KKM adalah sebagai
berikut :
1. Hitunglah jumlah kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran setiap kelas
64
2. Tentukan kekuatan/nilai untuk setiap aspek/komponen,sesuaikan dengan
kemampuan masing-masing aspek .
a. Aspek kompleksitas : Semakin kompleks (sukar) KD maka nilainya
semakin rendah tetapi semakin mudah KD maka nilainya semakin
tinggi. Semakin baik penguasaan guru terhadap materi semakin
kecil tingkat kompleksitasnya.
b. Aspek sumber daya dukung : semakin tinggi sumber daya
pendukung maka nilainya semakin tinggi
c. Aspek Intake : semakin tinggi kemampuan awal siswa (intake)
maka nilainya semakin tinggi
3. Jumlahkan nilai setiap komponen selanjutnya dibagi 3 untuk
menentukan KKM setiap KD
4. Jumlahkan seluruh KKM,KD selanjutnya dibagi dengan jumlah KD
untuk menentukan KKM mata pelajaran
5. KKM setiap mata pelajaran pada setiap kelas tidak semua tergantung
pada Kompleksitas KD,daya dukung dan potensi (intakes) siswa
Penilaian kurikulum 2013 harus mencakup aspek pengetahuan, ketrampilan
secara utuh dan proposional, sesuai dengan kompetensi yang telah ditentukan,
penilaian aspek pengetahuan dapat dilaksanakan dengan ujian tulis, lisan dan daftar
isian pertanyaan. SMA Negeri I Tambusai menetapkan Pencapaian KKM sesuai
dengan acuan kurikulum 2013 sebagai berikut :
N PREDIKAT
KELAS
O D
KKM C B A
65
Sekolah menargetkan agar angka ketuntasan belajar minimal semakin
meningkat secara bertahap dan terus menerus untuk mencapai kriteria ketuntasan
minimal ideal yaitu 100.
66
d. Pemanfaatan tutor sebaya. Tutor sebaya adalah teman sekelas atau kakak
kelas yang memiliki kecepatan belajar lebih. Mereka perlu dimanfaatkan untuk
memberikan tutorial kepada rekan atau adik kelas yang mengalami kesulitan belajar.
Melalui tutor sebaya diharapkan peserta didik yang mengalami kesulitan belajar akan
lebih terbuka dan akrab.
b. belajar mandiri, yaitu secara mandiri peserta didik belajar mengenai sesuatu
yang diminati. dan
3. Hasil Penilaian
a. Nilai remedial yang diperoleh diolah menjadi nilai akhir.
c. Nilai akhir setelah remedial untuk aspek keterampilan diambil dari nilai
optimal KD.
68
6. Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut, berupa program
remedial bagi peserta didik dengan pencapaian kompetensi di bawah
ketuntasan dan program pengayaan bagi peserta didik yang telah memenuhi
ketuntasan. Hasil penilaian juga digunakan sebagai umpan balik bagi pendidik
untuk memperbaiki proses pembelajaran.
1. Prinsip-Prinsip Penilaian
Penilaian hasil belajar peserta didik memperhatikan prinsip-prinsip penilaian
sebagai berikut:
1. sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan
yang diukur.
2. objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak
dipengaruhi subjektivitas penilai.
3. adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena
berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat
istiadat, status sosial ekonomi, dan gender.
69
2. Penilaian oleh Pendidik
Penilaian hasil belajar oleh pendidik adalah proses pengumpulan informasi/data
tentang capaian pembelajaran peserta didik dalam aspek sikap, aspek
pengetahuan, dan aspek keterampilan yang dilakukan secara terencana dan
sistematis, untuk memantau proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar
melalui penugasan dan evaluasi hasil belajar.
Penilaian hasil belajar oleh pendidik di SMA berfungsi untuk memantau
kemajuan belajar, memantau hasil belajar, dan mendeteksi kebutuhan perbaikan
hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan. Penilaian hasil belajar oleh
pendidik dilaksanakan untuk memenuhi fungsi formatif dan sumatif dalam
penilaian, dan bertujuan untuk:
1. mengetahui tingkat penguasaan kompetensi.
2. menetapkan ketuntasan penguasaan kompetensi.
3. menetapkan program perbaikan atau pengayaan berdasarkan tingkat
penguasaan kompetensi. dan
4. memperbaiki proses pembelajaran.
Pelaksanaan Penilaian
a. Penilaian Sikap Spritual
Pelaksanaan penilaian sikap spiritual dilakukan setiap hari selama pembelajaran
satu semester. Penilaian dilakukan oleh wali kelas, guru BK, dan guru mata
pelajaran serta peserta didik. Penilaian sikap spiritual di dalam kelas dilakukan
70
oleh guru mata pelajaran. Sikap peserta didik di luar jam pelajaran
diamati/dicatat wali kelas dan guru BK. Guru mata pelajaran, guru BK, dan wali
kelas mencatat perilaku peserta didik yang sangat baik atau kurang baik dalam
jurnal segera setelah perilaku tersebut teramati atau menerima laporan tentang
perilaku tersebut.
b. Penilaian Sikap Sosial
Pelaksanaan penilaian sikap sosial dilakukan setiap hari selama pembelajaran
satu semester. Penilaian terutama dilakukan oleh wali kelas, guru BK, dan guru
mata pelajaran, sedangkan penilaian diri dan penilaian antarpeserta didik
dilakukan sebagai penunjang. Penilaian sikap sosial dilakukan secara terus-
menerus selama satu semester.
Penilaian sikap sosial di dalam kelas dilakukan oleh guru mata pelajaran. Sikap
peserta didik di luar jam pelajaran diamati/dicatat wali kelas dan guru BK. Guru
mata pelajaran, guru BK, dan wali kelas mencatat perilaku peserta didik yang
sangat baik atau kurang baik dalam jurnal segera setelah perilaku tersebut
teramati atau menerima laporan tentang perilaku tersebut.
c. Penilaian Pengetahuan
Pelaksanaan penilaian pengetahuan dilakukan untuk menilai proses dan hasil
belajar peserta didik. Penilaian proses dilakukan dalam bentuk penilaian harian
melalui tes tertulis, tes lisan, maupun penugasan. Cakupan penilaian harian
meliputi seluruh indikator dari satu kompetensi dasar atau lebih sedangkan
cakupan penugasan disesuaikan dengan karakteristik kompetensi dasar.
d. Penilaian Keterampilan
Pelaksanaan penilaian keterampilan dilakukan untuk menilai proses dan hasil
belajar peserta didik. Penilaian proses dilakukan melalui penilaian praktik selama
proses pembelajaran. Sedangkan penilaian hasil dilakukan melalui penilaian
produk, penilaian proyek, dan penilaian portofolio yang diberikan setelah
pembelajaran. Penilaian keterampilan dapat juga dilakukan melalui penilaian
harian sesuai karakteristik kompetensi dasar.
(1) Penilaian kinerja
71
Pelaksanaan penilaian kinerja ditentukan pendidik berdasarkan tuntutan KD
dan dapat dilakukan untuk satu atau beberapa KD. Beberapa langkah dalam
melaksanakan penilaian kinerja meliputi:
(a) menjelaskan rubrik penilaian kepada peserta didik sebelum pelaksanaan
penilaian.
(c) memberikan pemahaman yang sama kepada peserta didik tentang tugas
yang harus dikerjakan.
(e) memonitor pengerjaan proyek peserta didik dan memberikan umpan balik
pada setiap tahapan pengerjaan proyek.
72
(g) memetakan kemampuan peserta didik terhadap pencapaian kompetensi
minimal.
(h) memberikan umpan balik terhadap laporan yang disusun peserta didik. dan
(c) peserta didik mencatat hasil penilaian portofolionya untuk bahan refleksi
diri.
(g) memberi kesempatan peserta didik untuk memperbaiki karya yang dinilai
belum memuaskan dan perlu perbaikan..
(h) membuat “kontrak” atau perjanjian jangka waktu perbaikan dan penyerah
an karya hasil perbaikan kepada pendidik.
73
(i) memamerkan dokumentasi kinerja dan atau hasil karya terbaik portofolio
dengan cara menempel di kelas.
Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dilakukan untuk menilai pencapaian
kompetensi peserta didik pada semua mata pelajaran sebagai capaian
pembelajaran.
1. Mekanisme penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan sebagai berikut.
a. Menyusun perencanaan penilaian tingkat Satuan Pendidikan meliputi:
penilaian akhir semester, penilaian akhir tahun, dan ujian sekolah.
c. Penilaian akhir tahun adalah kegiatan yang dilakukan oleh satuan pendidikan
pada akhir semester genap untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta
didik pada akhir semester genap pada satuan pendidikan yang menggunakan
sistem paket. Cakupan penilaian meliputi seluruh indikator yang
merepresentasikan KD pada semester ganjil dan genap.
74
atas prestasi belajar dan merupakan salah satu persyaratan kelulusan dari
satuan pendidikan. Mata pelajaran yang diujikan adalah seluruh mata
pelajaran berdasarkan struktur kurikulum kelas XII pada aspek pengetahuan
dan keterampilan yang akan diatur dalam POS Ujian Sekolah.
h. Menentukan nilai akhir sikap spiritual dan sosial sebagai bahan pertimbangan
kelulusan melalui rapat dewan pendidik dengan mempertimbangkan hasil
penilaian oleh guru mata pelajaran, wali kelas, dan guru BK.
i. Melaporkan hasil penilaian semua mata pelajaran pada setiap akhir semester
kepada orang tua/wali peserta didik dalam bentuk buku laporan pendidikan
(Rapor).
j. Melaporkan pencapaian hasil belajar tingkat satuan pendidikan kepada dinas
provinsi/kabupaten/kota.
k. Menentukan kriteria kelulusan ujian sekolah dan kriteria kelulusan dari satuan
pendidikan melalui rapat dewan pendidik.
l. Menentukan kelulusan peserta didik dari ujian sekolah sesuai dengan kriteria
yang telah ditetapkan.
75
2. Prosedur Penilaian Akhir dan Ujian Sekolah:
a. Penilaian akhir semester, penilaian akhir tahun, dan ujian sekolah dilakukan
dengan langkah-langkah:
(1) menyusun kisi-kisi penilaian/ujian.
c. Instrumen penilaian yang digunakan oleh satuan pendidikan dapat dibuat oleh
tim pendidik (MGMP) dalam bentuk penilaian akhir dan/atau ujian sekolah
yang memenuhi persyaratan substansi, konstruksi, dan bahasa serta memiliki
bukti
validitas empirik.
b. Wali kelas, guru mata pelajaran, dan guru BK membuat rumusan deskripsi
singkat sikap spiritual dan sikap sosial sesuai dengan catatan-catatan jurnal
untuk setiap peserta didik yang ditulis dengan kalimat positif. Deskripsi
tersebut menyebutkan sikap/perilaku yang sangat baik dan/atau kurang baik dan
yang perlu bimbingan.
76
c. Wali kelas mengumpulkan deskripsi singkat (rekap) sikap dari guru mata
pelajaran dan guru BK. Wali kelas menyimpulkan (merumuskan deskripsi)
capaian sikap spiritual dan sosial setiap peserta didik berdasarkan deskripsi
singkat sikap spiritual dan sosial dari guru mata pelajaran, guru BK, dan wali
kelas yang bersangkutan.
d. Deskripsi yang ditulis pada sikap spiritual dan sikap sosial adalah perilaku yang
menonjol, sedangkan sikap spiritual dan sikap sosial yang belum mencapai
kriteria (indikator) dideskripsikan sebagai perilaku yang perlu pembimbingan.
e. Dalam hal peserta didik tidak ada catatan apapun dalam jurnal, sikap peserta
didik tersebut diasumsikan berperilaku sesuai indikator kompetensi.
f. Rekap hasil observasi sikap spritual dan sikap sosial yang dilakukan oleh wali
kelas sebagai deskripsi untuk mengisi buku rapor pada kolom hasil belajar
sikap.
77
2) Deskripsi sikap terdiri atas keberhasilan dan/atau ketercapaian sikap yang
diinginkan dan belum tercapai yang memerlukan pembinaan dan
pembimbingan.
78
Kriteria Kenaikan Kelas
Pada Sistem Paket peserta didik dinyatakan naik kelas apabila memenuhi
persyaratan sebagai berikut.
1. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran dalam dua semester pada
tahun pelajaran yang diikuti.
2. Predikat sikap sekurang-kurangnya minimal BAIK yaitu memenuhi
indikator kompetensi sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh satuan
pendidikan.
3. Nilai kegiatan ekstrakurikuler pendidikan kepramukaan minimal BAIK
sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh satuan pendidikan.
4. Tidak memiliki lebih dari 2 (dua) mata pelajaran yang masing-masing nilai
pengetahuan dan/atau keterampilan di bawah KKM. Apabila ada mata
pelajaran yang tidak mencapai ketuntasan belajar pada semester ganjil
dan/atau semester genap, nilai akhir diambil dari rerata semester ganjil dan
genap pada mata pelajaran yang sama pada tahun pelajaran tersebut.
5. Satuan pendidikan dapat menambahkan kriteria lain sesuai dengan
kebutuhan masing-masing.
D. KELULUSAN
a. Kriteria kelulusan berdasarkan PP Nomor 19 Tahun 2005
Sekolah menetapkan kriteria kelulusan sesuai dengan ketentuan Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 pasal 72 ayat 1 Peserta didik dinyatakan
lulus dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah setelah :
i. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran
ii. Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh
mata pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia,
kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajran
jasmani, olah raga, dan kesehatan
iii. Lulus ujian sekolah / madrasah untuk kelompok mata pelajaran ilmu
pengetahuan dan teknologi: dan
iv. Lulus Ujian Nasional
Kriteria peserta didik yang dinyatakan lulus dalam ujian nasional secara
rinci mengacu pada ketentuan mengenai penilaian akhir dan ujian sekolah
79
yang diatur lebih lanjut dengan peraturan menteri dan prosedur
Operasional Standar (POS) tentang ujian nasional yang dikeluarkan oleh
BSNP tahun pelajaran 2018/2019.
b. Uraian tentang Pelaksanaan Ujian Nasional dan Sekolah
Pelaksanaan ujian Nasional disesuaikan dengan ketentuan PP nomor 19
tahun 2005 pasal 70 ayat 5 menjelaskan bahwa ujian nasional tingkat
SMA/MA terdiri dari mata pelajaran :
i. Program IPA
1. Bahasa Indonesia
2. Bahasa Inggris
3. Matematika
4. Fisika
5. Biologi
6. Kimia
ii. Program IPS
1. Bahasa Indonesia
2. Bahasa Inggris
3. Matematika
4. Ekonomi
5. Sosiologi
6. Geografi
Mata pelajaran yang menjadi Ujian Sekolah terdiri dari :
1) Pendidikan Agama
2) Pendidikan Kewarganegaraan
3) Sejarah
4) Pendidikan Seni
5) Teknologi Informasi dan Komunikasi
6) PenJasOrKes
7) Bahasa Asing
8) Muatan Lokal
c. Target Kelulusan
SMA Negeri 1 Tambusai menargetkan bahwa kelusan peserta didik yang
akan mengikuti Ujian Nasional dan Ujian Sekolah Tahun Pelajaran
80
2018/2019 adalah 100% lulus dengan target rata-rata semua mata pelajaran
yang di UN-kan adalah >70.
d. Program Menghadapi Ujian Nasional
Untuk mempersiapkan siswa dalam menghadapi Ujian Nasional sekolah
mempersiapkan langkah – langkah antara lain :
i. Bimbingan belajar pada mata pelajaran yang di Ujian Nasional kan
ii. Menambah jam mata pelajaran yang akan di UNkan dalam bentuk
kegiatan terobosan yang dilaksanakan diluar jam efektif
iii. Mengadakan Try Out minimal 3 kali sebelum Ujian Nasional
iv. Bekerja sama dengan lembaga Bimbingan Belajar seperti pelaksanaan
Uji coba UN dan lainnya.
e. Program Pasca Ujian Nasional
Setelah pelaksanaan Ujian Nasional sekolah menyiapkan program yang
ditujukan untuk peserta didik yang dinyatakan tidak lulus dalam ujian
nasional yaitu dengan memberikan bimbingan tambahan kepada peserta
didik sebelum mengikuti Ujian Nasional Ulangan (Jika ada) atau
mengarahkan Peserta didik untuk mengikuti program Paket C.
81
khas jurusan ilmu alam (matematika, fisika, kimia dan biologi)
mencapai kategori tuntas.
ii. Peserta didik dinyatakan masuk jurusan Ilmu
Pengetahuan Sosial, apabila yang bersangkutan berminat
kejurusan Ilmu Pengetahuan Sosial dan nilai mata pelajaran yang
menjadi cri khas jurusan ilmu sosial (ekonomi, geografi, sejarah dan
sosiologi) mencapai kategori tuntas.
b. Minat Peserta Didik
Untuk mengetahui minat peserta didik melalui tes IQ, angket atau
kuesioner dan wawancara yang dilakukan oleh guru BP/BK dan wali
kelas.
c. Batas waktu untuk pindah program studi paling lambat 1 (satu) bulan
pada semester ganjil dengan memperhatikan point a dan point b diatas.
Lintas Minat
Penentuan jumlah siswa yang mengambil mata pelajaran peminatan dan lintas
minat mengacu hasi analisis kondisi riil sekolah, terutama pendidik dan tenaga
kependidikan serta sarana prasarana yang tersedia, dengan mempertimbangkan
potensi dan minat peserta didik dengan memperhatikan nilai rapor atau
rekomendasi sekolah asal.
82
sekolah kami berada. Pendidikan berbasis budaya melayu dianggap amat penting
untuk ditanamkan kepada peserta didik sejak dini karena mereka hidup dalam
lingkungan masyarakat yang sangat kental dengan budaya melayu.
Apa lagi Visi dan Misi Pemerintah Provinsi Riau pada tahun 2020 bahwa
provinsi Riau merupakan pusat kebudayaan Melayu di Asia Tenggara. Pendidikan
Budaya Melayu sebagai pilihan pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global
tiada lain adalah untuk menyongsong Visi Riau 2020 sebagai tempat dan pusat
budaya melayu di kawasan Asia Tenggara dan atau bahkan dunia.
Untuk memasuki era Visi Riau 2020 SMA Negeri 1 Tambusai telah
memasukkan Budaya Melayu kedalam Kurikulum Muatan Lokal untuk diajarkan
baik dari segi penerapan konsep budayanya sampai kepada implementasi pembinaan
nilai-nilai, sikap, prilaku, norma dan moral serta kepribadian yang menjiwai nuansa
ke melayuan yang ada akhirnya dapat memelayukan semua aspek kehidupan di
Provinsi Riau.
2. Penyelenggaraan Pendidikan IT dan Budaya Melayu
Pendidikan keunggulan lokal berbasis IT dalam konsep kurikulum SMA
Negeri 1 Tambusai dimasukkan ke dalam mata pelajaran TIK dengan sasaran kognitif
dan Psykomotoriknya. Pengembangan konsep kognitif IT dimaksudkan agar peserta
didik memiliki wawasan keilmuan sehingga mereka mampu memahami secara baik
dan benar kenapa IT dibutuhkan oleh manusia terutama di era globalisasi dan pasar
bebas. Sedangkan konsep Psykomotoriknya adalah pemanfaatan dan pemakaian
kemajuan IT secara nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Pendidikan Budaya Melayu dalam konsep kurikulum SMA Negeri 1 Tambusai
dimasukkan kedalam pendidikan muatan lokal, yang diajarkan melalui konsep
kognitif dan juga psikomotor. Konsep kognitif dimaksudkan untuk memberi
pengetahuan kepada peserta didik secara terbuka tentang sejarah perkembangan
budaya melayu dan lahirnya melayu bersama budayanya di Provinsi Riau. Konsep
Psikomotor adalah konsep penerapan budaya melayu dalam kehidupan sehari-hari,
sehingga nilai-nilai budaya melayu terbiasakan dalam kehidupan bermasyarakat.
83
G. PPDB dan Mutasi Peserta Didik
1. Penerimaan Peserta Didik Baru
Dalam penerimaan peserta didik baru (PPDB) sekolah berpedoman pada SK
Bupati Kabupaten Rokan Hulu tentang penerimaan peserta didik baru. Dari
ketentuan yang ada dimana sistem yang gunakan dalam penerimaan peserta
didik baru (PPDB) tahun pelajaran 2018/2019 adalah dengan sistem
pendaftaran langsung, dan semua siswa yang diterima berpedoman pada
kouta yang tersedia pada tahun pelajaran 2018/2019 dimana kouta pada
tahun ini kami menerima siswa baru sebanyak 6 kelas dengan jumlah
masing – masing kelas rata – rata 32 orang.
2. Mutasi
SMA Negeri 1 Tambusai menentukan persayaratan pindah/mutasi siswa
sesuai dengan prinsip manajemen berbasis sekolah, melalui suatu
mekanisme yang obyektif dan transparan antara lain mencakup hal – hal
sebagai berikut :
a. Memenuhi persyaratan yang telah ditentukan :
1) Memiliki KKM lebih besar atau sama dengan SMA Negeri 1
Tambusai
2) Memiliki Nomor Induk Siswa Nasional (NISN)
b. Surat permohonan pindah dari orang tua atau wali
c. Memiliki Laboran Hasil Belajar (Rapor) dengan nilai lengkap dari
sekolah asal, dan nilai permata pelajaran minimal sama dengan nilai
KKM mata pelajaran SMA Negeri 1 Tambusai.
d. Memiliki Ijazah sekolah menengah pertama/Sederajat
e. Memiliki surat pindah dari sekolah asal yang diketahui oleh Dinas
Pendidikan Provinsi atau Dinas Pendidikan Kabupaten Rokan Hulu.
f. Menyesuaikan bentuk laporan hasil belajar (LHB) dari sekolah asal
sesuai dengan bentuk rapor yang ada disekolah kami.
g. Mutasi siswa kelas X dilaksanakan setelah menerima laporan Semester
Ganjil
84
85