Anda di halaman 1dari 6

MODUL BELAJAR KBM ONLINE GAMBAR TEKNIK OTOMOTIF

SMK MAARIF NU 1 CILONGOK


TAHUN AJARAN 2019/2020

Kompetensi Dasar
3.5 Menerapkan sketsa gambar benda 3D sesuai aturan proyeksi piktorial
3.6 Menerapkan sketsa gambar benda 2D sesuai aturan proyeksi ortogonal
4.5 Menyajikan sketsa gambar benda 3D sesuai aturan proyeksi piktorial
4.6 Menyajikan sketsa gambar benda 2D sesuai aturan proyeksi ortogonal

A. Pengenalan jenis gambar proyeksi


Agar kalian bisa membaca gambar proyeksi dengan benar, maka yang pertama kalian harus
tahu adalah “Mengenal Proyeksi’. Untuk bisa membaca gambar, maka terlebih dahulu anda harus
memahami informasi yang terdapat pada gambar tersebut.
Untuk bisa memahami informasi dari sebuah gambar, antara designer (perancang gambar),
drafter (juru gambar) dan operator (pengguna gambar) harus mempunyai konsep yang sama sehingga
informasi gambar yang dimaksudkan tidak terjadi salah pengertian di antara ketiga orang tersebut.
Untuk itu designer, drafter dan operator harus memahami, simbol, ukuran dan skala gambar
yang telah distandarkan. Cara yang lain dapat dilakukan untuk bisa membaca gambar adalah dengan
memahami jenis proyeksi dari gambar tersebut.
Proyeksi adalah gambar dari benda nyata atau khayalan, yang dilukiskan menurut garis-garis
pandangan pengamat pada suatu bidang datar/ bidang gambar. Proyeksi juga berfungsi untuk
menyatakan wujud benda dalam bentuk gambar yang diperlukan.
Proyeksi dikelompokkan atas 2 klasifikasi yaitu proyeksi piktorial dan proyeksi ortogonal.

Gambar 1. Jenis-jenis proyeksi

1. Proyeksi Perspektif
Proyeksi perspektif merupakan proyeksi piktorial yang terbaik kesan visualnya, tetapi cara
penggambarannya sangat sulit dan rumit, apalagi untuk menggambar bagian-bagian yang rumit dan
kecil. Pada proyeksi perspektif garis-garis pandangan (garis proyeksi) di pusatkan pada satu atau
beberapa titik. Titik tersebut dianggap sebagai mata pengamat. Bayangan yang terbentuk pada
bidang proyeksi disebut dengan gambar perspektif.
Gambar 2. Proyeksi perspektif

2. Proyeksi Piktorial
Proyeksi piktorial adalah cara menampilkan gambar benda yang mendekati bentuk
dan ukuran sebenarnya secara tiga dimensi, dengan pandangan tunggal. Gambar piktorial
disebut juga gambar ilustrasi, tetapi tidak semua gambar ilustrasi termasuk gambar
piktorial.
Dari contoh berikut dapat dibedakan gambar ilustrasi teknik jenis piktorial dan
yang bukan piktorial.
Gambar 3. Proyeksi piktorial

Gambar 4. Proyeksi non piktorial

3. Proyeksi ortogonal
Proyeksi ortogonal adalah gambar proyeksi yang bidang proyeksinya mempunyai
sudut tegak lurus atau sejajar terhadap proyektornya. Proyektor adalah garis-garis yang
memproyeksikan benda terhadap bidang proyeksi.
Sedikit menyinggung tentang proyeksi piktprial, pada dasarnya garis proyeksinya
tetap sejajar dan tegak lurus dengan proyeksinya. Namun, perbedaannya adalah ketika
permukaan benda diangkat dan diputar.

Gambar 5. Proyeksi ortogonal

B. Penyajian gambar proyeksi piktorial


Proyeksi piktorial terbagi lagi menjadi tiga, yaitu :
1. Proyeksi Piktorial Isometri
Proyeksi Piktorial Isometri merupakan proyeksi piktorial yang paling sederhana.
Bidang proyeksi yang digambar memiliki sudut kemiringan 30° pada masing-masing
sumbu bidang dan skala yang digunakan terhadap ketiga sumbu sama, yaitu 1 : 1 : 1.
Proyeksi isometri menyajikan benda dengan tepat, karena panjang garis pada sumbu-
sumbunya menggambarkan panjang sebenarnya. Cara menggambarnya sangat sederhana
karena tidak ada ukuran-ukuran benda yang mengalami skala perpendekan.
Gambar menampilkan kedudukan sumbu-sumbu isometri, yang dapat dipilih sesuai
dengan tujuan dan hasil yang akan memberikan kesan gambar paling jelas.

Gambar 6. Posisi Sumbu X, Y, dan Z; serta posisi Sudut alfa (α) dan beta (β)

Gambar 7. Proyeksi piktorial isometrik


2. Proyeksi Piktorial Dimetrik
Proyeksi piktorial dimetrik memiliki skala perpendekan pada salah satu sumbunya,
yaitu pada sumbu “Y”. Dengan demikian, syarat dari proyeksi piktorial dimetrik adalah
kedua sumbu yang digunakan sama dan sudut kemiringan adalah sudut alfa (α) 7° dan
sudut beta (β) 40°. Proyeksi piktorial dimetrik merupakan penyempurnaan dari gambar
isometri, dimana garis-garis yang tumpang-tindih yang terdapat pada gambar isometri,
pada gambar dimetrik tidak kelihatan lagi.

Gambar 8. Proyeksi piktorial dimetrik


3. Proyeksi Piktorial Miring (Oblique)
Proyeksi piktorial miring merupakan merupakan perpaduan antara proyeksi
piktorial dengan proyeksi ortogonal yang membuat proyeksi miring ini terlihat tiga
dimensi. Pada proyeksi miring, kemiringan sudut alfa (α) 0° dan sudut beta (β) 45°, dimana
garis-garis proyeksi tidak tegak lurus bidang proyeksi, tetapi membentuk sudut sembarang
(miring). Permukaan depan dari benda pada proyeksi ditempatkan dengan bidang kerja
proyeksi sehingga bentuk permukaan depan tergambar seperti sebenarnya.

Gambar 9. Proyeksi piktorial miring (oblique)


Lihat tabel berikut ini.
Proyeksi Sudut Sumbu Panjang Sumbu
piktorial alfa (α) beta (β) X Y Z
Isometrik 30° 30° 1 1 1
Dimetrik 7° 40° 1 ½ 1
Miring 0° 45° 1 ½ 1
Tabel 1. Perbandingan sudut kemiringan sumbu dan panjang sumbu

Anda mungkin juga menyukai