A5 Otw Cetak 27 Mei 2019
A5 Otw Cetak 27 Mei 2019
SKRIPSI
Oleh:
SKRIPSI
Oleh:
i
“Pengaruh Suhu Kelembaban dan Temperature Humidity
Index (THI) Terhadap PBBH Kambing Peranakan Etawah Pra
Sapih di UPT PT-HMT Singosari Malang”.
ii
KATA PENGANTAR
iii
5. Dr. Ir. Agus Susilo, S.Pt., MP., IPM., selaku Ketua
Program Studi Ilmu Peternakan yang telah banyak
membina kelancaran proses studi.
6. Ir. Nur Cholis, M.Si., IPM selaku Ketua Minat
Produksi Ternak Fakultas Peternakan Universitas
Brawijaya.
7. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (DIKTI) yang
telah memberikan dukungan melalui pendanaan
Beasiswa Bidikmisi sehingga penulis dapat
menempuh dan menyelesaikan studi di Fakultas
Peternakan, Universitas Brawijaya, Malang.
8. Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada
segenap pegawai UPT PT dan HMT Singosari,
Malang yang telah membantu selama proses
penelitian.
9. Rekan penelitian kambing PE di UPT PT dan HMT
Singosari, Malang atas kerja sama dan bantuan
selama proses penelitian.
10. Semua pihak yang telah turut membantu sehingga
penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian ini.
Penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak. Akhir kata, semoga skripsi ini
dapat bermanfaat bagi pembaca serta dapat menambah
wawasan dan pengetahuan.
Penulis
iv
v
THE EFFECT OF TEMPERATURE, HUMIDITY
AND TEMPERATURE HUMIDITY INDEX (THI)
ON AVERAGE DAILY GAIN OF ETAWAH IN UPT
PT-HMT SINGOSARI MALANG
ABSTRACT
vi
temperature, humidity, and THI on ADG of Etawah
crossbreed in different places and commodities.
Keywords: ADG, humidity, temperature, THI
vii
PENGARUH SUHU KELEMBABAN DAN
TEMPERATURE HUMIDITY INDEX (THI)
TERHADAP PBBH KAMBING PERANAKAN
ETAWAH PRA SAPIH DI UPT PT-HMT
SINGOSARI MALANG
RINGKASAN
viii
Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
anak kambing PE periode pra sapih (0-3 bulan) sebanyak 194
ekor dengan jenis kelamin dan tipe kelahiran yang berbeda dan
indukan berjumlah 152 ekor. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) melalui
studi kasus. Pengambilan data secara purposive sampling
dengan menggunakan data data sekunder. Data yang
digunakan dianalisis mengguanakan analysis of variant
(ANOVA), apabila terdapat perbedaan nyata maka dilanjutkan
dengan uji duncan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu,
kelembaban, dan THI secara statistik berbeda tidak nyata
(P>0,05) terhadap PBBH anak kambing PE. Hal ini
dikarenakan manajemen pemeliharaan yang baik serta suhu,
kelembaban, dan THI yang tidak berbeda secara signifikan
selama rentan waktu 2 tahun terakhir. Rata-rata PBBH anak
kambing jantan lebih tinggi dibandingkan dengan anak
kambing betina yaitu masing-masing 0,10±0,02 kg dan 0,09±
0,02 kg. Rata-rata PBBH anak kambing PE berdasarkan tipe
kelahiran tunggal lebih tinggi dibandingkan dengan tipe
kelahiran kembar yaitu masing-masing 0,11±0,09 kg dan 0,09
±0,03 kg.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah suhu,
kelembaban, dan THI tidak berbeda nyata terhadap PBBH
anak kambing PE. Rata-rata PBBH anak kambing PE jantan
(0,10±0,02) lebih tinggi dibandingkan dengan PBBH anak
kambing PE betina (0,09±0,02). Rata-rata tipe kelahiran
tunggal (0,11±0,09) lebih tinggi dibandingkan dengan tipe
kelahiran kembar (0,09±0,03).
ix
DAFTAR ISI
Isi Halaman
RIWAYAT HIDUP
KATA PENGANTAR i
ABSTRACT
RINGKASANvii
DAFTAR ISI
DAFTAR TABELxi
DAFTAR GAMBARxii
DAFTAR LAMPIRANiii
DAFTAR SINGKATANiv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................................
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................
1.3 Tujuan Penelitian.....................................................................................
1.4 Manfaat Penelitian...................................................................................
1.5 Kerangka Pikir.........................................................................................
1.6 Hipotesis..................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................
LAMPIRAN....................................................................................................
xi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. 9
2. Rataan PBBH per ekor berdasarkan suhu yang
berbeda..................................................................................................................
3. Rataan PBBH per ekor berdasarkan kelembaban yang
berbeda 25
4. Rataan PBBH per ekor berdasarkan THI yang berbeda.........................................
5. Rataan PBBH per ekor berdasarkan jenis kelamin yang
berbeda.................................................................................................................
6. Rataan PBBH per ekor berdasarkan tipe kelahiran yang
berbeda.................................................................................................................
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. 5
2. 8
3. 22
4. 23
5. 25
6. 27
7. 29
8. 31
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. 39
2. 54
3. 66
4. 71
5. 81
6. 86
7. 95
8. 114
9. 127
10. Data suhu, kelembaban dan THI tahun 2017-2018136
11. Dokumentasi kegiatan penelitian.........................................................................
xiv
DAFTAR SINGKATAN
% : Persen
°C : Derajat Celcius
ANOVA : Analysis of Variant
UPT PT-HMT : Unit Pelaksana Teknis Pembibitan
Ternak dan Hijauan Makanan
..Ternak
cm : Centimeter
kg : Kilogram
SNI : Standar Nasional Indonesia
PBBH : Pertambahan Bobot Badan Harian
MDPL : Meter Di atas Permukaan Laut
PE : Peranakan Etawa
xv
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
1
Kambing PE merupakan hasil persilangan antara
kambing Etawah dengan kambing lokal, yaitu kambing
Kacang. Kambing jenis ini lebih dominan terlihat seperti
kambing Etawah karena memiliki corak warna hitam dan
putih, sebagian besar masyarakat menyebut jenis kambing
ini adalah kambing PE. Kambing PE memiliki ukuran
yang lebih besar dari kambing Kacang dan kemampuan
adaptasi yang lebih baik terhadap lingkungan setempat
dibandingkan dengan Kambing Etawah asli di kondisi
lingkungan Indonesia. Kambing PE dapat tumbuh secara
optimal apabila dipelihara dengan kondisi yang
mendukung. Pertumbuhan ternak sangat dipengaruhi oleh
dua faktor, yaitu faktor internal maupun eksternal. Faktor
internal berupa genetik, sedangkan faktor eksternal
berupa pakan, manajemen pemeliharaan serta kondisi
lingkungan yang meliputi suhu, kelembaban dan
Temperature Humidity Index (THI). Kondisi suhu yang
tinggi akan menyebabkan produktivitas ternak menurun,
sedangkan kondisi kelembaban udara yang rendah dapat
menyebabkan terjadinya iritasi pada kulit ternak dan
dehidrasi sehingga mengganggu keseimbangan panas
tubuh (Mc Dowell, 1970). Ternak yang dipelihara pada
kondisi lingkungan dengan nilai THI lebih tinggi dari
standar kebutuhan akan menyebabkan kebutuhan energi
untuk hidup pokok pada ternak meningkat sehingga
energi yang dapat dipakai untuk pertumbuhan menurun
(Nuriyasa, Dewi dan Budiarti 2012).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
suhu, kelembaban dan Temperature Humidity Index
(THI) terhadap PBBH kambing PE pra sapih di UPT PT-
HMT Singosari, Malang yang merupakan salah satu Unit
2
Pelaksana Teknis di Lingkup Dinas Peternakan Provinsi
Jawa Timur yang mempunyai tugas pokok dan fungsi
sebagai unit pembibitan dan budidaya ternak, khususnya
kambing dan hijauan makanan ternak sehingga nantinya
dapat diketahui kondisi yang baik untuk pemeliharaan
ternak kambing.
1.3 Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh suhu, kelembaban dan THI terhadap PBBH
kambing PE pra sapih di UPT PT-HMT Singosari,
Malang.
1.4 Manfaat
Acuan bagi masyarakat luas khususnya peternak
dalam menentukan kondisi lingkungan yang nyaman bagi
ternak untuk mendapatkan PBBH kambing PE yang
optimal.
3
ke dalam ternak dwiguna, yaitu ternak yang dapat
dimanfaatkan daging dan susunya. Pertumbuhan periode
pra sapih dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya,
yaitu faktor genotip, jenis kelamin, bobot lahir, litter size,
produksi susu induk serta faktor lingkungan. Faktor
lingkungan diantaranya meliputi suhu, kelembaban dan
THI. Ternak yang hidup di lingkungan berbeda seperti
kondisi suhu, kelembaban dan THI yang berbeda sangat
mempengaruhi pertumbuhan ternak khususnya PBBH.
Kambing PE yang dipelihara di dataran tinggi memiliki
ukuran tubuh yang lebih besar daripada kambing PE yang
dipelihara di dataran rendah. Hal ini karena efisiensi
reproduksi dan pertumbuhan ternak di dataran - berbeda
disebabkan oleh pengaruh kondisi lingkungan yang
berbeda pula (Tjatur dan Ihsan, 2011). Koluman dan
Daskiran (2011) juga menyatakan bahwa ternak dalam
kondisi nyaman berada pada THI 70 atau kurang dari 70,
THI 75-78 menyebabkan cekaman panas ringan, dan THI
lebih dari 78 akan menyebabkan cekaman panas berat.
Berdasarkan hal tersebut, maka perlu dilakukan evaluasi
lebih dalam terkait pengaruh suhu, kelembaban dan THI
pada PBBH kambing PE pra sapih. Kerangka pikir
selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 1.
4
Kambing Peranakan Etawah (PE)
Tipe Faktor
Jenis kelamin lingkungan
kelahiran
Suhu
Jantan Tunggal
Kelembaban
Betina Kembar
THI
Pakan
1.6 Hipotesis
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
7
bahwa kambing Peranakan Etawah memiliki telinga
menggantung ke bawah dengan panjang 18-19 cm,
tinggi badan antara 75-100 cm, bobot jantan sekitar
40 kg dan betina sekitar 35 kg. Kambing PE jantan
berambut di bagian atas dan bawah leher, rambut
pundak dan paha belakang lebih lebat dan panjang.
Kambing PE betina memiliki rambut panjang hanya
pada bagian paha belakang. Ciri khas dari kambing
Peranakan Etawah adalah pada bentuk mukanya
yang cembung, bertelinga panjang dan
menggelambir, serta postur tubuh tinggi.
8
Gambar 2. Kambing Peranakan Etawah
9
Tabel 1. Persyaratan kuantitatif bibit kambing Peranakan
Etawah (PE) umur 8-12 bulan.
Kambing PE
No. Uraian
Betina Jantan
1 Tinggi pundak 56 60 o
(cm)
2 Panjang badan 51 54 o
(cm)
3 Lingkar dada 52 60 o
(cm)
4 Panjang telinga 22 22 o
(cm)
5 Bobot badan (kg) 19 20 o
6 Lingkar scrotum - 20 o
(cm)
10
ternak berbanding lurus dengan tingkat konsumsi
terhadap pakan (Kartadisastra, dalam Jaelani,
Rostini, Zakir dan Jonathan, 2014). PBBH pada
umumnya dapat diketahui dengan melakukan
pengukuran melalui penimbangan yang dilakukan
secara berulang-ulang dan dinyatakan sebagai
pertumbuhan badan tiap hari, tiap minggu atau tiap
waktu lainnya. Rumus untuk menghitung PBBH,
yaitu bobot sapih dikurangi bobot lahir kemudian
dibagi 90 hari. Besar kecilnya bobot lahir (birth
weight) anak kambing sangat dipengaruhi oleh
kondisi induknya pada saat masa kebuntingan.
Faktor utama yang menentukan bobot lahir cempe
adalah pakan yang berkaitan dengan jumlah dan
mutu pakan yang dikonsumsi oleh induk kambing
pada saat bunting. Menurut Devendra dan Marca
(1994) keragaman dari bobot lahir disebabkan oleh
faktor genetik dan lingkungan, sedangkan
keragaman dari bobot hidup antara lain perbedaan
bangsa, jumlah anak sekelahiran, pakan, persilangan
dan interaksi fenotip-genotipnya. Faktor genetik
merupakan kemampuan yang dimiliki oleh ternak,
sedangkan faktor lingkungan merupakan kondisi
yang diperoleh ternak pada tempat yang berbeda-
beda.
11
hari setelah kelahiran. Induk kambing yang
melahirkan anak dengan rata-rata bobot sapih tinggi,
diprediksikan dapat menghasilkan keturunan dengan
bobot sapih yang tinggi pula (Hardjosubroto, dalam
Hakim, Suyadi, Surgiartiningsih, Nuryadi dan
Setiawati, 2007). Semakin tinggi bobot sapih cempe
yang dilahirkan induk kambing menunjukkan bahwa
semakin baik pula potensi genetik yang dimiliki oleh
induk kambing tersebut karena bobot sapih
mempunyai korelasi positif dengan pertumbuhan
ternak pasca sapih.
12
2.3 Suhu
13
pada wilayah basah cenderung lebih mudah mati
karena infeksi parasit atau oleh penyakit. Faktor
iklim lainnya yang penting diperhatikan pada ternak
adalah kecepatan angin dan radiasi sinar matahari.
Kambing yang dipelihara pada ketinggian tempat
300 meter di atas permukaan laut dengan kisaran
suhu 15,7oC sampai 35,1oC menghasilkan kecepatan
tumbuh sebesar 40 gram/hari sedangkan pada
ketinggian 700 meter di atas permukaan laut dengan
kisaran suhu 22,4oC sampai 28,4oC kecepatan
tumbuh ternak 50 gram/hari.
2.4 Kelembaban
14
kehilangan panas terbatas dan dengan demikian
mempengaruhi keseimbangan termal ternak
(Chantalakhana dan Skunmun dalam Sientje, 2003).
15
ternak membutuhkan temperatur nyaman 13-18oC
Chantalakhana dan Skunmun, dalam Sientje (2003).
Setiap hewan mempunyai kisaran temperatur
lingkungan yang paling sesuai yang disebut Comfort
Zone.
Temperature Humidity Index (THI) dapat
digunakan sebagai parameter penduga kondisi
fisiologis ternak kambing, melihat nilai THI tersebut
maka ternak kambing tersebut berada dalam kondisi
cekaman panas ringan karena suhu dan kelembaban
udara cukup tinggi sehingga suhu tubuh, respirasi
dan denyut jantung akan meningkat, serta konsumsi
pakan menurun, akhirnya menyebabkan
produktivitas ternak rendah. Hal ini sesuai dengan
pendapat BQA dalam Kocu, Salundik, Priyanto dan
Prihantoro (2017) yang menyatakan bahwa ternak
pada kisaran THI antara 75-78 diduga mengalami
stres ringan. Cara untuk mengatasi cekaman panas
terhadap respon termoregulasi pada ternak yaitu
salah satunya dengan memberikan naungan pada
pemeliharaan kambing. Hal ini sesuai pendapat
Qisthon dan Suharyati (2007) menyatakan bahwa
penggunaaan naungan menghasilkan kondisi iklim
yang lebih nyaman pada ternak kambing jika
dibandingkan tanpa naungan.
16
BAB III
MATERI DAN METODE PENELITIAN
17
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah timbangan ternak untuk menimbang bobot
lahir dan bobot sapih ternak.
18
3.4 Variabel Penelitian
X ¿ ∑ Xi
i=1
n
Keterangan:
X : Rata-rata
20
n : Jumlah pengamatan
b) Simpangan baku
Simpangan baku digunakan untuk
menghitung data penyimpangan nilai dari
variabel yang diamati dengan menggunakan
rumus:
n
S=
√∑
i−n
❑ ¿ ¿ ¿¿
Keterangan:
S : Simpangan baku
n : Jumlah pengamatan
X : Rata-rata
Kv : Koefisien variasi
21
c) FK = ¿¿
t r
2
d) JK Total . = (∑ ∑ yi ¿−FK ¿
i=1 j=1
t
e) JK Perlakuan = ∑ ¿¿ ¿
i=1
KT Perlakuan
i) F hitung =
KT Galat
22
3.6 Batasan Istilah
23
24
25
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
26
pada ketinggian 800–1000 m di atas permukaan laut,
dengan rataan suhu 18-22oC dan kelembaban 60-90% serta
curah hujan 2,233 mm/tahun. UPT PT dan HMT
Singosari, Malang merupakan cabang dari Dinas
Peternakan Provinsi Jawa Timur yang dikhususkan untuk
mengembangkan ternak kambing lokal guna menjaga
sumberdaya genetik ternak agar tidak mengalami
kepunahan. Produk-produk olahan ternak juga diproduksi
oleh UPT PT dan HMT seperti susu segar, susu
pasteurisasi, yoghurt, masker kefir dan susu kambing
beku. Lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.
27
Gambar 3. Lokasi penelitian di UPT PT dan HMT Singosari,
Malang.
28
PBBH dapat diketahui dengan cara mengurangi
bobot sapih kambing PE pra sapih dengan bobot lahir,
kemudian dibagi 90 hari. Suhu diamati selama 2 tahun
pada tahun 2017 hingga 2018 dan didapatkan data dari
BMKG. Data PBBH kambing PE pada suhu yang berbeda
dapat dilihat pada Tabel 2. dan grafik pada Gambar 4.
0.1
0.1
0.09 0.1
0.09 0.09
0.08 0.09 0.09
PBBH
25oC
29
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa
suhu tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap PBBH
kambing PE. Hal ini karena suhu di UPT tidak berbeda
secara signifikan selama rentan waktu 2 tahun terakhir serta
suhu di UPT PT dan HMT Singosari, Malang masih
tergolong suhu yang nyaman untuk ternak kambing. Hal ini
diperkuat oleh pendapat Smith dan Mangkoewidjojo (1988)
yang menyatakan bahwa suhu ideal dalam pemeliharaan
kambing PE di Indonesia berkisar antara 18oC sampai
30oC.
30
Berdasarkan data pada Tabel 2. menunjukkan bahwa
total rata-rata PBBH anak kambing PE berdasarkan suhu,
yaitu 0,092±0,025 kg rata-rata PBBH ini lebih tinggi
apabila dibandingkan dengan penelitian Nasution,
Mahmilia dan Doloksalibu (2010) yang menyatakan bahwa
pada awal musim kemarau PBBH anak kambing PE
sebesar 0,005±0,013 kg. Hal ini diperkuat oleh pendapat
Tomaszewska dalam Setianah (2004) bahwa pada musim
kemarau dengan temperatur suhu yang tinggi apabila
dihadapkan pada cekaman panas, prioritas tingkah laku
kambing akan berubah dari kegiatan merumput dan
mengkonsumsi pakan, hal ini dilakukan untuk menghindari
kondisi yang tidak menyenangkan. Konsekuensi yang cepat
untuk menghindari hal ini adalah dengan mengurangi
konsumsi pakan dan energi metabolis yang tersedia.
Gangguan lain terhadap keseimbangan energi berasal dari
perubahan fisiologis, endokrin dan pencernaan yang
selanjutnya menurunkan energi yang tersedia, dan sebagai
konsekuensinya menurunkan produksi ternak.
31
lahir, kemudian dibagi 90 hari. Kelembaban diamati
selama 2 tahun pada tahun 2017 hingga 2018 dan
didapatkan data dari BMKG. Data PBBH kambing
PE pada kelembaban yang berbeda dapat dilihat pada
Tabel 3. dan grafik pada Gambar 5.
0.09 0.09
0.09
75% 80% 85%
PBBH
32
Gambar 5. Grafik rataan PBBH pada kelembaban yang
berbeda.
33
kelembaban dibawah 75%
34
Tabel 4. Rataan PBBH per ekor berdasarkan THI yang
berbeda.
74 0,094 ± 0,002
75 0,101 ± 0,002
Rata-rata 0,095 ± 0,002
0.11
0.1
0.1
0.09 0.1
0.1 0.09
0.09 0.09
0.08
72 73 74 75
PBBH
35
kambing PE, hal ini diduga karena THI di UPT tidak
berbeda secara signifikan selama rentan waktu 2 tahun
terakhir dan THI di tempat penelitian masih masuk ke
dalam zona nyaman ternak sehingga ternak tidak terkena
cekaman panas berat. Hal ini diperkuat oleh pendapat
Wierema (1990) yang menyatakan bahwa THI digunakan
sebagai indikator tingkat tekanan iklim pada hewan
dimana THI 72 dan dibawahnya dianggap bahwa hewan
tersebut tidak mengalami stres, THI 73-77 dianggap
bahwa hewan mengalami stres ringan, THI 78-79
dianggap sebagai stres menengah, dan THI diatas 90
dianggap sebagai stres berat.
36
PBBH kambing PE pra sapih dapat dilihat pada Tabel 5.
dan grafik pada Gambar 7.
0.1
0.1
0.1
0.1
0.09
0.09
0.09
0.09
0.09
0.08
Jantan Betina
37
Gambar 7. Grafik rataan PBBH berdasarkan jenis
38
kelamin yang berbeda
39
PBBH menjadi lebih tinggi daripada kambing betina
dikarenakan hormon testosteron dan androgen yang
dihasilkan testis pada kambing jantan dapat memacu
pertumbuhan pada anak kambing jantan menjadi lebih
cepat. Hal ini diperkuat oleh penelitian Setiyono, Andri
dan Rusman (2017) yang menyatakan bahwa hormon
testosteron atau androgen yang dihasilkan oleh testis pada
alat kelamin jantan mengakibatkan pertumbuhan ternak
menjadi lebih cepat.
4.6 Pengaruh Tipe Kelahiran Terhadap PBBH Kambing
PE
0.06
0.04
40
0.02
Tunggal Kembar
Gambar 8. Grafik rataan PBBH berdasarkan tipe kelahiran
yang berbeda.
41
nutrisinya. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian
Anggara, Nasich, Nugroho dan Kuswati (2010) yang
menyatakan bahwa rata-rata produktivitas ternak yang
dipelihara dengan sistem semi intensif dan intensif lebih
tinggi daripada ternak yang dipelihara dengan sistem
ekstensif.
42
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
43
DAFTAR PUSTAKA
44
Curtis, S. E. 1983. Environmental Management in Animal
Agriculture. Iowa State University press, Iowa.
45
Herni, S., M. H. Natsir., V. M. A. Nurgiyatiningsih. 2019.
Statistika dan Rancangan Percobaan Penerapan dalam
Bidang Peternakan. UB Press: Malang.
46
Hormones of Lambs. Journal Tropical Animal Health
Production 43 (1): 1123-1127.
47
Narbuko, C. dan H. A. Achmadi. 2007. Metodologi Penelitian.
Jakarta: Bumi Aksara.
48
Nurmi, 2016. Respon Fisiologis Domba Lokal dengan
Perbedaan Waktu Pemberian Pakan dan Panjang
Pemotongan Bulu. 1 (2): 58-68.
49
Setiyono, A. H. A. Kusuma dan Rusman. 2017. Pengaruh
Bangsa, Umur, Jenis Kelamin Terhadap Kualitas
Daging Sapi Potong di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Buletin Peternakan. 41 (2): 176-186.
50
Wierema. 1990. Feeding Strategies to Combat Heat Stress.
Ontario Ministry of Agriculture and Food. Ontario.ca.
Francais.
51
Lampiran 1. Tabel recording data anak kambing Peranakan Etawa di UPT PT dan HMT
Singosari, Malang.
No. Tetua Jenis BOBOT BADAN
Tgl Lahir
No. Telinga Kelami Lahir 90hr PBBH
betina jantan anak PARITAS
anak n (kg) (kg) (kg)
1 13 184 Gondo 1/2/2017 jantan 3 15 4 0.13
2 100 176 I 1/3/2017 betina 3 13.2 4 0.11
3 309 306 I 1/3/2017 jantan 2.8 13.3 5 0.12
4 310 306 I 1/3/2017 betina 2.4 12.9 5 0.12
5 89 196 I 1/10/2017 jantan 2.8 11.8 4 0.10
6 90 196 I 1/10/2017 betina 2.2 12.1 4 0.11
7 313 28 Gondo 1/13/2017 betina 2.8 10.6 3 0.09
8 98 204 I 1/14/2017 jantan 2.8 12.4 3 0.11
9 99 204 I 1/14/2017 jantan 3 13.2 3 0.11
10 86 171 Gondo 1/15/2017 betina 3.2 11.6 3 0.09
52
11 87 171 Gondo 1/15/2017 jantan 3 11.7 3 0.10
12 82 205 Gondo 1/16/2017 jantan 2.4 13.5 1 0.12
Lanjutan
No. Tetua Jenis BOBOT BADAN
Tgl Lahir
No. Telinga Kelami Lahir 90hr PBBH
betina jantan anak PARITAS
anak n (kg) (kg) (kg)
13 83 205 Gondo 1/16/2017 betina 2.5 13.4 1 0.12
14 84 167 Gondo 1/16/2017 betina 2.4 12.6 4 0.11
15 96 96 I 1/16/2017 betina 3.2 13.1 2 0.11
16 77 207 C 1/18/2017 betina 3 13.8 4 0.12
17 97 168 Gondo 1/19/2017 betina 2.8 13.3 3 0.12
18 88 71 C 1/26/2017 betina 2.8 11.8 2 0.10
19 311 281 Gondo 2/13/2017 betina 3.3 11.6 5 0.09
20 3 285 Gondo 2/15/2017 betina 3.6 10.2 1 0.07
21 2 40 J 3/1/2017 betina 2.8 10.6 2 0.09
22 1 14 J 4/1/2017 jantan 3.2 10.4 1 0.08
23 3 119 I 4/5/2017 jantan 3.8 10.1 5 0.07
24 5 245 Gondo 4/5/2017 betina 3.2 12.2 4 0.10
53
25 6 147 I 4/9/2017 betina 3.4 10.3 1 0.08
Lanjutan
No. Tetua Jenis BOBOT BADAN
Tgl Lahir
No. Telinga Kelami Lahir 90hr PBBH
betina jantan anak PARITAS
anak n (kg) (kg) (kg)
26 7 099 I 4/9/2017 betina 3 10.5 4 0.08
27 8 241 I 4/10/2017 jantan 2.6 13.1 4 0.12
28 79 30 C 4/11/2017 jantan 3 9.3 4 0.07
29 9 165 200 4/12/2017 betina 3.4 12.1 2 0.10
30 10 0828 200 4/12/2017 jantan 3.4 10.6 4 0.08
31 11 81 Gondo 4/12/2017 jantan 3 11.7 3 0.10
32 12 84 Gondo 4/12/2017 betina 3 13.5 3 0.12
33 14 93 8 4/22/2017 jantan 3 14.2 1 0.12
34 16 0887 8 4/22/2017 jantan 3.2 10.4 5 0.08
35 17 0887 8 4/22/2017 jantan 3 10.4 5 0.08
36 18 114 8 4/23/2017 jantan 3.4 10.4 2 0.08
37 19 114 8 4/23/2017 betina 3.8 10 2 0.07
38 20 115 8 4/25/2017 betina 3 9 4 0.07
54
Lanjutan
No. Tetua Jenis BOBOT BADAN
Tgl Lahir
No. Telinga Kelami Lahir 90hr PBBH
betina jantan anak PARITAS
anak n (kg) (kg) (kg)
39 21 120 8 4/28/2017 jantan 3.4 9.1 1 0.06
40 22 120 8 4/28/2017 jantan 3.2 13.4 1 0.11
41 23 227 8 4/28/2017 jantan 3.6 10.8 5 0.08
42 24 125 8 4/28/2017 jantan 4.2 11.4 2 0.08
43 25 202 8 4/28/2017 jantan 3.6 14.7 4 0.12
44 15 288 J 6/5/2017 jantan 3 13.2 5 0.11
45 308 27 8 7/3/2017 jantan 2.2 12.4 4 0.11
46 320 27 8 7/3/2017 jantan 3 14.7 4 0.13
47 84/50 97 J 7/5/2017 jantan 2.8 10.3 4 0.08
48 83/43 97 J 7/5/2017 betina 2.4 10.8 4 0.09
49 96/41 121 J 7/7/2017 jantan 3.2 12 2 0.10
50 94/40 121 J 7/7/2017 betina 3 11.1 2 0.09
51 68/45 31 J 7/8/2017 betina 2.6 16.4 4 0.15
Lanjutan
55
No. Tetua Jenis BOBOT BADAN
Tgl Lahir
No. Telinga Kelami Lahir 90hr PBBH
betina jantan anak PARITAS
anak n (kg) (kg) (kg)
52 69/46 31 J 7/8/2017 betina 3.2 10.1 4 0.08
53 70/44 32 J 7/8/2017 betina 3 8.1 4 0.06
54 71/6 32 J 7/8/2017 jantan 3.8 12.5 4 0.10
55 93/2 19 C 7/8/2017 jantan 4.2 12.6 4 0.09
56 306 105 C 7/10/2017 betina 3.4 11.5 2 0.09
57 82/3 28 C 7/10/2017 jantan 4.3 11 2 0.07
58 89 38 C 7/10/2017 betina 2.2 9.4 2 0.08
59 72/7 243 J 7/11/2017 betina 4.6 17.5 5 0.14
60 78 21 C 7/11/2017 betina 3.6 10.2 4 0.07
61 90/1 37 J 7/12/2017 jantan 3.4 15.4 4 0.13
62 100/31 73 200 7/12/2017 jantan 2.8 12.2 1 0.10
63 99/30 73 200 7/12/2017 jantan 3.2 11.6 1 0.09
64 51/19 41 J 7/12/2017 jantan 3.8 10.1 4 0.07
Lanjutan
No. No. Tetua Tgl Lahir Jenis BOBOT BADAN
56
Telinga Kelami Lahir 90hr PBBH
betina jantan anak PARITAS
anak n (kg) (kg) (kg)
65 52/17 138 J 7/13/2017 jantan 3.8 11.6 5 0.09
66 11/57 167 J 7/14/2017 jantan 4.2 15.9 3 0.13
67 58/8 167 J 7/14/2017 betina 3 7.5 3 0.05
68 62/18 186 A 7/14/2017 jantan 3.7 13.2 4 0.11
69 63/21 184 A 7/14/2017 jantan 3.7 11.6 6 0.09
70 64/39 34 A 7/14/2017 betina 3.2 12.2 2 0.10
71 53/10 183 J 7/15/2017 jantan 2.8 7.6 5 0.05
72 59/16 284 J 7/15/2017 betina 3.6 9.6 3 0.07
73 56/14 173 J 7/16/2017 betina 3.8 8.6 3 0.05
74 55/9 143 J 7/17/2017 jantan 2.8 7.6 2 0.05
75 15/60 143 J 7/17/2017 jantan 2.8 15.1 2 0.14
76 61/20 175 A 7/18/2017 jantan 3.6 7.8 5 0.05
77 70/44 29 Gondo 7/18/2017 betina 3 8.1 4 0.06
78 73/12 185 J 7/20/2017 jantan 3.6 14.7 5 0.12
Lanjutan
No. No. Tetua Tgl Lahir Jenis BOBOT BADAN
57
Telinga Kelami Lahir 90hr PBBH
betina jantan anak PARITAS
anak n (kg) (kg) (kg)
79 74/13 185 J 7/20/2017 betina 3.4 9.4 5 0.07
80 56 Un13 J 7/26/2017 betina 2.6 11.6 4 0.10
81 55 Un13 J 7/26/2017 betina 2.4 9.6 4 0.08
82 42 75 Gondo 8/2/2017 betina 3.2 14.6 2 0.13
83 38 231 C 8/7/2017 betina 3 12 5 0.10
84 407 307 C 8/14/2017 betina 3.7 13.2 1 0.11
85 78 194 I 9/14/2017 betina 2.4 12.6 1 0.11
86 79 194 I 9/14/2017 betina 3 13.2 1 0.11
87 9 191 J 9/17/2017 jantan 3.4 10.6 1 0.08
88 51 248 C 10/14/2017 jantan 2.8 11.8 6 0.10
89 52 248 C 10/14/2017 betina 2.2 10.6 6 0.09
90 66 67 162 10/21/2017 jantan 3 11.7 2 0.10
91 53 215 Gondo 10/24/2017 jantan 3 13.2 5 0.11
Lanjutan
No. Tetua Tgl Lahir Jenis BOBOT BADAN
No.
Telinga betina jantan anak Kelami Lahir 90hr PARITAS PBBH
58
(kg) (kg) (kg)
anak n
92 55 40 J 10/27/2017 betina 3.6 12.6 3 0.10
93 75 85 I 10/29/2017 jantan 3 9.9 3 0.08
94 61 68 I 10/29/2017 jantan 3.2 12.2 2 0.10
95 61 71 200 10/29/2017 jantan 2.2 10.9 3 0.10
96 62 71 200 10/29/2017 jantan 2.2 10.6 3 0.09
97 63 190 J 10/30/2017 jantan 3.2 8.6 3 0.06
98 67 190 J 10/30/2017 betina 3.2 10.4 3 0.08
99 330 126 I 11/1/2017 jantan 3.5 12 4 0.09
100 332 508 C 11/2/2017 betina 3.5 11.8 1 0.09
101 327 30 I 11/4/2017 jantan 3.4 11.2 4 0.09
102 331 304 I 11/11/2017 jantan 3 10.5 1 0.08
103 392 506 162 11/17/2017 jantan 3 12.9 1 0.11
104 390 323 162 11/23/2017 betina 2.8 7.6 5 0.05
Lanjutan
No. Tetua Jenis BOBOT BADAN
Tgl Lahir
No. Telinga Kelami Lahir 90hr PBBH
betina jantan anak PARITAS
anak n (kg) (kg) (kg)
59
105 391 323 162 11/23/2017 betina 2.4 7.8 5 0.06
106 394 324 162 11/23/2017 jantan 2 9.8 1 0.09
107 393 78 162 11/23/2017 jantan 2.4 12 3 0.11
108 399 507 162 11/30/2017 jantan 2.8 9.1 1 0.07
109 394 N65 Gondo 12/3/2017 betina 2.4 8.7 1 0.07
110 405 54 41 12/15/2017 jantan 2.4 13.2 1 0.12
111 406 305 C 12/16/2017 betina 2.8 12.4 5 0.11
112 447 271 162 12/19/2017 jantan 3.3 12.8 6 0.11
113 402 128 J 12/23/2017 betina 3.8 14.9 3 0.12
114 445 94 C 12/25/2017 betina 2.2 9.1 5 0.08
115 444 94 C 12/25/2017 betina 2 8 5 0.07
116 411 356 J 1/10/2018 jantan 3 8.1 1 0.06
117 410 311 J 1/10/2018 betina 2.8 13 1 0.11
Lanjutan
No. Tetua Jenis BOBOT BADAN
Tgl Lahir
No. Telinga Kelami Lahir 90hr PBBH
betina jantan anak PARITAS
anak n (kg) (kg) (kg)
118 412 285 G25 1/11/2018 jantan 2.8 14.8 2 0.13
60
119 413 258 G25 1/10/2018 betina 3 10.8 2 0.09
120 414 230 G25 1/10/2018 betina 3 11.1 1 0.09
121 419 147 C 2/25/2018 betina 3.2 10.4 2 0.08
122 421 413 L 2/10/2018 betina 3 12 2 0.10
123 422 105 C 2/26/2018 jantan 3.2 12.8 3 0.11
124 423 105 C 2/26/2018 jantan 3 12.6 3 0.11
125 425 162 C 2/27/2018 jantan 5 15.5 3 0.12
126 424 110 C 2/27/2018 betina 3.4 8.5 2 0.06
127 NN 153 L 3/3/2018 betina 1.4 7.4 5 0.07
128 428 317 L 3/3/2018 betina 3.4 13 1 0.11
129 429 415 L 3/5/2018 betina 2 11.6 2 0.11
130 435 301 200 3/7/2018 betina 3.3 13 8 0.11
Lanjutan
No. Tetua Jenis BOBOT BADAN
Tgl Lahir
No. Telinga Kelami Lahir 90hr PBBH
betina jantan anak PARITAS
anak n (kg) (kg) (kg)
131 439 125 200 3/9/2018 betina 3.4 10.3 3 0.08
132 440 120 200 3/9/2018 betina 3.2 10.7 2 0.08
61
133 455 12 200 3/9/2018 betina 3.6 9.3 3 0.06
134 65 318 200 3/10/2018 jantan 4 16.3 1 0.14
135 57 124 200 3/11/2018 betina 4 12.7 2 0.10
136 64 407 200 3/11/2018 betina 2.8 10.6 2 0.09
137 58 412 200 3/12/2018 jantan 4.2 11.7 2 0.08
138 70 11 200 3/12/2018 betina 3.2 11.3 2 0.09
139 71 114 200 3/12/2018 betina 2 7.7 3 0.06
140 67 406 L 3/13/2018 jantan 4.6 13 1 0.09
141 55 N13 L 3/16/2018 jantan 3 13.2 5 0.11
142 61 N13 L 3/16/2018 jantan 3.4 10.3 5 0.08
143 471 N5 J 3/29/2018 betina 3.2 10.1 1 0.08
Lanjutan
No. Tetua Jenis BOBOT BADAN
Tgl Lahir
No. Telinga Kelami Lahir 90hr PBBH
betina jantan anak PARITAS
anak n (kg) (kg) (kg)
144 472 N5 J 3/29/2018 betina 3 10.5 1 0.08
145 473 308 J 3/29/2018 jantan 3.4 13 1 0.11
146 422 436 J 3/26/2018 jantan 3.2 13.1 1 0.11
62
147 425 162 J 3/27/2018 jantan 5 17 1 0.13
148 424 110 J 3/27/2018 betina 3.4 13.3 2 0.11
149 426 93 8 3/4/2018 betina 3.4 11.8 2 0.09
150 NN 104 8 3/5/2018 jantan 3 11.4 2 0.09
151 432 96 8 3/6/2018 jantan 2.8 10.9 4 0.09
152 433 96 8 3/6/2018 jantan 2.4 12 4 0.11
153 436 107 8 3/7/2018 jantan 4.2 14.4 1 0.11
154 437 307 8 3/7/2018 betina 3.4 11.5 2 0.09
155 438 B003 8 3/7/2018 betina 3.2 12.8 1 0.11
156 62 16 8 3/9/2018 betina 2.8 7.9 3 0.06
Lanjutan
No. Tetua Jenis BOBOT BADAN
Tgl Lahir
No. Telinga Kelami Lahir 90hr PBBH
betina jantan anak PARITAS
anak n (kg) (kg) (kg)
157 NN 16 8 3/9/2018 betina 3 9.6 3 0.07
158 477 329 C 4/2/2018 betina 3 10.5 1 0.08
159 478 329 C 4/2/2018 jantan 3.2 13.1 1 0.11
160 479 402 C 4/2/2018 jantan 3.2 12.8 2 0.11
63
161 NN N10 C 4/5/2018 betina 4.2 12.9 3 0.10
162 73 191 200 4/29/2018 betina 2.6 10.7 2 0.09
163 72 191 200 4/29/2018 jantan 3.2 10.7 2 0.08
164 77 80 200 4/29/2018 jantan 3.6 9.6 3 0.07
165 64 80 200 4/29/2018 betina 3.5 12.4 3 0.10
166 56 165 200 4/30/2018 jantan 4.2 15.3 3 0.12
167 63 L 4/30/2018 jantan 4 13.3 3 0.10
178 0474 B002 L 4/29/2018 jantan 4 12.7 3 0.10
169 0743 B002 L 4/29/2018 jantan 3.8 8.9 3 0.06
Lanjutan
No. Tetua Jenis BOBOT BADAN
Tgl Lahir
No. Telinga Kelami Lahir 90hr PBBH
betina jantan anak PARITAS
anak n (kg) (kg) (kg)
170 713 G10 L 4/30/2018 betina 3.1 12 1 0.10
171 474 425 J 4/2/2018 betina 4.2 13.2 1 0.10
172 480 N7 J 4/5/2018 betina 3 10.8 1 0.09
173 481 N4 J 4/5/2018 jantan 2.4 9 2 0.07
174 482 N4 J 4/5/2018 betina 2 7.1 2 0.06
64
175 489 194 C 4/22/2018 betina 3 13.2 2 0.11
176 488 194 C 4/22/2018 jantan 3.2 13.1 2 0.11
177 724 208 C 4/26/2018 jantan 3.2 12.8 4 0.11
178 723 208 C 4/26/2018 betina 2.9 6 4 0.03
179 497 428 C 4/26/2018 jantan 3 11.1 4 0.09
180 498 428 C 4/26/2018 betina 2.9 12 4 0.10
181 499 423 C 4/26/2018 jantan 2.8 10.9 1 0.09
182 500 169 G25 4/28/2018 betina 2.1 7.6 1 0.06
Lanjutan
No. Tetua Jenis BOBOT BADAN
Tgl Lahir
No. Telinga Kelami Lahir 90hr PBBH
betina jantan anak PARITAS
anak n (kg) (kg) (kg)
183 503 169 G25 4/28/2018 jantan 3.1 13.6 3 0.12
184 504 199 G25 4/28/2018 betina 3.1 12.6 3 0.11
185 52 199 G25 4/28/2018 jantan 3.2 15.6 3 0.14
186 506 204 G25 5/1/2018 jantan 3.8 13.1 4 0.10
187 507 204 G25 5/1/2018 betina 3.6 10.5 4 0.08
188 508 205 200 5/1/2018 betina 3.9 11.8 3 0.09
65
189 509 203 200 5/1/2018 betina 4 9.7 3 0.06
190 510 419 200 5/1/2018 betina 3.1 7.8 2 0.05
191 511 438 200 5/1/2018 jantan 4 16 1 0.13
192 512 206 200 5/2/2018 jantan 5 15.5 5 0.12
193 513 F1 200 5/2/2018 jantan 3.2 13.1 2 0.11
194 514 B001 200 5/2/2018 betina 3.2 7.7 1 0.05
66
Lampiran 2. Data pengaruh suhu terhadap PBBH (kg/ekor/hari).
67
Lanjutan
22oC 23oC 24oC 25oC
Jantan Betina Jantan Betina Jantan Betina Jantan Betina
No Tunggal Tunggal Tunggal Tunggal Tunggal Tunggal Tunggal Tunggal
13 0.07 0.10 0.07 0.09 0.08 0.10
14 0.13 0.07 0.07 0.08 0.10 0.10
15 0.07 0.05 0.05 0.08 0.07 0.09
16 0.09 0.06 0.10 0.11 0.11 0.10
17 0.11 0.13 0.06 0.09 0.12
18 0.09 0.10 0.14 0.07 0.10
19 0.05 0.11 0.08 0.11 0.09
20 0.04 0.09 0.11 0.10
21 0.11 0.11 0.11
22 0.11 0.08 0.08
23 0.13 0.08 0.10
24 0.09 0.06
25 0.11 0.10
68
Lanjutan
22oC 23oC 24oC 25oC
Jantan Betina Jantan Betina Jantan Betina Jantan Betina
No Tunggal Tunggal Tunggal Tunggal Tunggal Tunggal Tunggal Tunggal
26 0.13 0.09
27 0.12 0.06
28 0.11 0.11
29 0.13 0.09
30 0.10 0.09
31 0.08 0.11
32 0.07 0.09
33 0.12 0.06
34 0.07 0.05
35 0.08 0.05
36 0.10 0.11
37 0.12 0.09
38 0.08 0.09
69
Lanjutan
22oC 23oC 24oC 25oC
Jantan Betina Jantan Betina Jantan Betina Jantan Betina
No Tunggal Tunggal Tunggal Tunggal Tunggal Tunggal Tunggal Tunggal
39 0.08 0.11
40 0.12 0.11
41 0.09 0.12
42 0.09 0.12
43 0.08 0.10
44 0.11 0.09
45 0.09 0.07
46 0.11 0.09
47 0.07 0.10
48 0.09 0.08
49 0.09 0.08
50 0.08 0.10
51 0.11 0.12
70
Lanjutan
22oC 23oC 24oC 25oC
Jantan Betina Jantan Betina Jantan Betina Jantan Betina
No Tunggal Tunggal Tunggal Tunggal Tunggal Tunggal Tunggal Tunggal
52 0.09 0.07
53 0.11 0.09
54 0.07 0.07
55 0.12 0.12
56 0.11
Jumlah 1.66 1.71 0.51 0.69 5.39 5.05 2.34 1.63
Rataan 0.08 0.09 0.10 0.08 0.10 0.09 0.10 0.10
71
Data PBBH berdasarkan Suhu
72
Suhu Suhu
No Suhu 22oC Suhu 24oC
23oC 25oC
25 0,05 0,11 0,11
26 0,07 0,13 0,13
27 0,1 0,12 0,08
28 0,08 0,11 0,14
29 0,09 0,13 0,04
30 0,08 0,1 0,13
31 0,14 0,08 0,08
32 0,07 0,07 0,14
33 0,1 0,12 0,11
34 0,07 0,07 0,1
35 0,05 0,08 0,1
36 0,06 0,1 0,1
37 0,13 0,12 0,1
38 0,1 0,08 0,09
39 0,11 0,08 0,1
40 0,12
41 0,09
42 0,09
43 0,08
44 0,11
45 0,09
46 0,11
Lanjutan
Suhu Suhu
No Suhu 22oC Suhu 24oC
23oC 25oC
73
47 0,07
48 0,09
49 0,09
50 0,08
51 0,11
52 0,09
53 0,11
54 0,07
55 0,12
56 0,11
57 0,1
58 0,09
59 0,07
60 0,08
61 0,09
62 0,14
63 0,12
64 0,14
65 0,08
66 0,06
67 0,07
68 0,12
Lanjutan
Suhu Suhu
No Suhu 22oC Suhu 24oC
23oC 25oC
69 0,09
70 0,08
74
71 0,08
72 0,11
73 0,09
74 0,07
75 0,11
76 0,11
77 0,11
78 0,08
79 0,08
80 0,06
81 0,1
82 0,09
83 0,06
84 0,11
85 0,09
86 0,09
87 0,11
88 0,09
89 0,06
90 0,05
Lanjutan
Suhu Suhu
No Suhu 22oC Suhu 24oC
23oC 25oC
91 0,05
92 0,11
93 0,09
94 0,09
75
95 0,11
96 0,11
97 0,12
98 0,12
99 0,1
100 0,09
101 0,07
102 0,09
103 0,1
104 0,08
105 0,08
106 0,1
107 0,12
108 0,07
109 0,09
110 0,07
111 0,12
Total 3,36 1,2 10,43 4
Rataan 0,09 0,09 0,09 0,10
Pembobotan (weighting) dilakukan dengan rumus
berikut:
a. PBBH Jantan kembar dikonversi menjadi
jantan tunggal
X́ JT
JT = × PBBH JK
X́ JK
76
b. BL Betina kembar dikonversi menjadi
betina tunggal
X́ BT
BT = × PBBH BK
X́ BK
Jantan =
X́ Jantam
× PBBH Betina
X́ ❑ Betina
e. Standar Deviasi
n
SD =
√∑
i=1
¿¿¿¿¿
a. SD1 = 0,036
b. SD2 = 0,021
77
c. SD3 = 0,021
d. SD4 = 0,023
78
Lampiran 3. Analisis Statitik pengaruh suhu terhadap PBBH.
Rataan
Ulangan Jumlah
Suhu ± SD
Rancangan Acak
1 Lengkap
2 3 (RAL)
4 ... 14 39 77 111
0,09 ±
22oC 0,09 0,1 0,06 0,08 ... 0,13 0,11 3,36
0,04
0,09 ±
23oC 0,1 0,1 0,12 0,11 ... 0,06 1,2
0,02
0,1 0,09 ±
24oC 0,12 0,1 0,07 0,08 ... 0,07 0,08 0,11 10,43
2 0,02
0,10 ±
25oC 0,12 0,09 0,08 0,11 ... 0,1 0,1 4
0,02
0,1
Jumlah 0,43 0,39 0,33 0,38 ... 0,36 0,29 0,11 18,99
2
a. Faktor Koreksi
FK = ¿¿
=¿ ¿
360,6201
=
203
79
= 1,78
= 1,88 – 1,78
= 0,10
80
= (0,29 + 0,103 + 0,98 + 0,41) – 1,78
= 1,79 - 1,78
= 0,01
0,01
=
3
= 0,002
81
JK Galat
b. KT Galat =
db Galat
0,10
=
200
= 0,0005
F Hitung
KT Perlakuan
a. F hitung =
KT Galat
0,00201
=
0,0005
= 4,15
82
Tabel ANOVA (Analisis Ragam)
F F
SK db JK KT F hitung
0,05 0,01
Perlakua
3 0,01 0,002 4,15 8,54 8,88
n
Galat 200 0,10 0,0005
Total 203 0,10
Keterangan : F hitung lebih kecil dibandingkan dengan F
tabel 5% artinya perlakuan tidak menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0,05)
terhadap PBBH
83
Lampiran 4. Data pengaruh kelembaban terhadap PBBH (kg/ekor/hari).
87
Data PBBH berdasarkan Kelembaban
(kg/ekor/hari).
88
Kelembaban Kelembaban Kelembaban
No
75% 80% 85%
25 0,11 0,11 0,11
26 0,11 0,09 0,09
27 0,11 0,05 0,09
28 0,07 0,05 0,11
29 0,10 0,12 0,11
30 0,10 0,11 0,12
31 0,10 0,11 0,12
32 0,09 0,07 0,10
33 0,09 0,09 0,09
34 0,06 0,10 0,09
35 0,05 0,08 0,09
36 0,05 0,08 0,13
37 0,13 0,08 0,12
38 0,10 0,06 0,13
39 0,11 0,11 0,06
40 0,10 0,11 0,06
41 0,09 0,13
42 0,10 0,08
43 0,11 0,10
44 0,06 0,09
45 0,12 0,10
46 0,04 0,09
Lanjutan
Kelembaban Kelembaban Kelembaban
No
75% 80% 85%
89
47 0,11 0,13
48 0,07 0,05
49 0,11 0,13
50 0,08 0,12
51 0,10 0,07
52 0,09 0,11
53 0,11
54 0,11
55 0,08
56 0,08
57 0,06
58 0,10
59 0,09
60 0,09
61 0,06
62 0,11
63 0,09
64 0,09
65 0,07
66 0,10
67 0,08
68 0,08
Lanjutan
Kelembaban Kelembaban Kelembaban
No
75% 80% 85%
69 0,10
70 0,12
90
71 0,07
72 0,09
73 0,08
74 0,14
75 0,07
76 0,10
77 0,07
78 0,05
79 0,06
80 0,07
81 0,12
82 0,08
83 0,09
84 0,06
85 0,08
86 0,07
87 0,10
88 0,10
89 0,16
90 0,08
Lanjutan
Kelembaban Kelembaban Kelembaban
No
75% 80% 85%
91 0,05
92 0,07
93 0,11
94 0,09
91
95 0,11
96 0,08
97 0,07
98 0,07
Total 5,13 8,97 3,86
Rataa
n
0,099 0,092 0,097
X́ JT
JT = × PBBH JK
X́ JK
X́ BT
BT = × PBBH BK
X́ BK
Jantan =
X́ Jantam
× PBBH Betina
X́ ❑ Betina
92
Rata-rata Bobot Lahir dan Standar Deviasi
dihitung dengan rumus berikut :
i. Rata-rata
x1 + x 2 + x3 + …+ x n
X́ =
n
e. X́ 1 = 0,099
f. X́ 2 = 0,092
g. X́ 3 = 0,097
j. Standar Deviasi
n
SD =
√∑
i=1
¿¿¿¿¿
e. SD1 = 0,023
f. SD2 = 0,023
g. SD3 = 0,019
93
Lampiran 5. Analisis Statistik pengaruh kelembaban terhadap PBBH.
94
=¿ ¿
322,56
=
190
= 1,70
= 1,88 – 1,70
= 0,10
95
(5,13)2 (8,97)2 (3,86)2
= + + - FK
52 98 40
0,002
=
3
96
= 0,001
JK Galat
d. KT Galat =
db Galat
0,09
=
188
= 0,0005
F Hitung
KT Perlakuan
b. F hitung =
KT Galat
0,001
=
0,0005
= 1,94
97
Tabel ANOVA (Analisis Ragam)
F F
SK db JK KT 0,01
hitung 0,05
Perlakuan 3 0,01 0,001 1,94 3,04 3,89
Galat 188 0,098 0,0005
Total 190 0,10
Keterangan : F hitung lebih kecil dibandingkan dengan F tabel 5% artinya perlakuan
tidak menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0,05) terhadap PBBH
98
Lampiran 6. Data pengaruh THI terhadap PBBH (kg/ekor/hari).
72 73 74 75
Jantan Betina Jantan Betina Jantan Betina Jantan Betina
No Tunggal Tunggal Tunggal Tunggal Tunggal Tunggal Tunggal Tunggal
1 0,11 0,09 0,14 0,07 0,06 0,11 0,13 0,11
2 0,09 0,08 0,08 0,11 0,12 0,09 0,10 0,09
3 0,07 0,14 0,09 0,11 0,11 0,08 0,09 0,09
4 0,13 0,07 0,11 0,11 0,12 0,10 0,09 0,11
5 0,07 0,10 0,11 0,08 0,10 0,06 0,08 0,11
6 0,09 0,07 0,13 0,08 0,09 0,10 0,11 0,12
7 0,11 0,05 0,09 0,06 0,08 0,06 0,09 0,12
8 0,09 0,06 0,11 0,10 0,07 0,07 0,11 0,10
9 0,05 0,13 0,13 0,09 0,12 0,11 0,07 0,09
10 0,05 0,10 0,12 0,06 0,07 0,11 0,10 0,13
11 0,08 0,11 0,11 0,11 0,08 0,10 0,09 0,13
12 0,09 0,09 0,13 0,09 0,10 0,08 0,09 0,14
13 0,11 0,09 0,09 0,09 0,12 0,08 0,10 0,06
14 0,07 0,15 0,10 0,11 0,08 0,10 0,11 0,07
15 0,08 0,07 0,12 0,09 0,08 0,12
16 0,08 0,05 0,12 0,06 0,12 0,07
99
Lanjutan
72 73 74 75
Jantan Betina Jantan Betina Jantan Betina Jantan Betina
No Tunggal Tunggal Tunggal Tunggal Tunggal Tunggal Tunggal Tunggal
17 0,08 0,06 0,05 0,10 0,10
18 0,08 0,10 0,05 0,11 0,07
19 0,11 0,08 0,09 0,08 0,12
20 0,04 0,11 0,07 0,10 0,10
21 0,11 0,11 0,09 0,12 0,09
22 0,10 0,09 0,11 0,10
23 0,10 0,14 0,11
24 0,06 0,11 0,06
25 0,08 0,11 0,13
26 0,09 0,11 0,04
27 0,09 0,11
28 0,07 0,07
29 0,10 0,12
30 0,06 0,08
31 0,08 0,10
0,11 0,09
Lanjutan
100
72 73 74 75
Jantan Betina Jantan Betina Jantan Betina Jantan Betina
No Tunggal Tunggal Tunggal Tunggal Tunggal Tunggal Tunggal Tunggal
33 0,11 0,12
34 0,09 0,08
35 0,12 0,07
36 0,14 0,07
37 0,08
38 0,08
39 0,08
40 0,07
41 0,12
42 0,10
43 0,10
44 0,10
45 0,06
101
Data PBBH berdasarkan THI (kg/ekor/hari)
102
No THI 72 THI 73 THI 74 THI 75
26 0,07 0,06 0,11 0,14
27 0,10 0,11 0,09 0,06
28 0,07 0,09 0,07 0,07
29 0,05 0,09 0,10
30 0,06 0,11 0,06
31 0,13 0,09 0,08
32 0,10 0,06 0,11
33 0,11 0,05 0,11
34 0,09 0,05 0,09
35 0,09 0,09 0,12
36 0,15 0,07 0,14
37 0,07 0,09 0,08
38 0,05 0,09 0,08
39 0,06 0,10 0,08
40 0,10 0,06 0,07
41 0,08 0,08 0,12
42 0,11 0,09 0,10
43 0,11 0,10
44 0,10
45 0,06
46 0,11
47 0,09
48 0,08
49 0,10
Lanjutan
103
No THI 72 THI 73 THI 74 THI 75
50 0,06
51 0,10
52 0,06
53 0,07
54 0,11
55 0,11
56 0,10
57 0,08
58 0,08
59 0,10
60 0,12
61 0,07
62 0,10
63 0,07
64 0,12
65 0,10
66 0,09
67 0,10
68 0,11
69 0,06
70 0,13
71 0,04
72 0,11
Lanjutan
104
No THI 72 THI 73 THI 74 THI 75
73 0,07
74 0,12
75 0,08
76 0,10
77 0,09
78 0,12
79 0,08
80 0,07
81 0,07
Total 3,79 3,98 7,61 2,82
Rataa 0,10
n
0,09 0,09 0,09
105
Pembobotan (weighting) dilakukan dengan rumus
berikut:
k. PBBH Jantan kembar dikonversi menjadi
jantan tunggal
X́ JT
JT = × PBBH JK
X́ JK
X́ BT
BT = × PBBH BK
X́ BK
Jantan =
X́ Jantam
× PBBH Betina
X́ ❑ Betina
106
o. Standar Deviasi
n
SD =
√∑
i=1
¿¿¿¿¿
h. SD1 = 0,03
i. SD2 = 0,02
j. SD3 = 0,02
k. SD4 = 0,02
107
Lampiran 7. Analisis statistik pengaruh THI terhadap PBBH.
Rataa
Jumla
Ulangan n±
THI h
SD
1 2 3 4 … 29 43 70 81
0,1 0,0 0,0 0,1 0,0 0,1 0,088
72 … 3,80
1 9 7 3 5 1 ± 0,03
0,1 0,0 0,0 0,1 0,0 0,095
73 … 3,97
4 8 9 1 9 ± 0,02
0,0 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,0 0,094
74 … 7,64
6 2 1 2 0 0 3 7 ± 0,02
0,1 0,1 0,0 0,0 0,101
75 … 2,83
3 0 9 9 ± 0,02
Jumla 0,4 0,3 0,3 0,4 0,2 0,2 0,1 0,0
… 18,24
h 4 9 6 5 4 1 3 7
Rancangan Acak Lengkap (RAL)
i. Faktor Koreksi
FK = ¿¿
=¿ ¿
108
223,26
=
194
= 1,71
= 1,81 – 1,71
= 0,10
109
(3,80)2 (3,97)2 (7,64)2 (2,83)2
= + + + - FK
43 42 81 28
= 1,74 - 1,71
= 0,03
110
0,003
=
3
= 0,001
JK Galat
f. KT Galat =
db Galat
0,094
=
191
= 0,0005
F Hitung
KT Perlakuan
c. F hitung =
KT Galat
111
0,001
=
0,0005
= 1,89
F F
SK Db JK KT 0,01
hitung 0,05
Perlakuan 3 0,003 0,001 1,89 3,04 3,88
Galat 191 0,094 0,0005
Total 194 0,10
Keterangan : F hitung lebih kecil dibandingkan dengan F
tabel 5% artinya perlakuan tidak menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0,05)
terhadap PB
112
113
Data PBBH terhadap jenis kelamin.
114
Lanjutan
15 0,08 0,10 -0,0200 0,0004
16 0,08 0,08 0 0
17 0,08 0,08 0 0
18 0,06 0,10 -0,0400 0,0016
19 0,11 0,12 -0,0100 0,0001
20 0,08 0,07 0,0100 0,0001
21 0,08 0,07 0,0100 0,0001
22 0,12 0,09 0,0300 0,0009
23 0,11 0,09 0,0200 0,0004
24 0,11 0,15 -0,0400 0,0016
25 0,13 0,08 0,0500 0,0025
26 0,08 0,06 0,0200 0,0004
27 0,10 0,09 0,0100 0,0001
28 0,10 0,08 0,0200 0,0004
29 0,07 0,14 -0,0700 0,0049
30 0,13 0,07 0,0600 0,0036
115
Lanjutan
31 0,10 0,05 0,0500 0,0025
32 0,09 0,10 -0,0100 0,0001
33 0,07 0,07 0 0
34 0,09 0,05 0,0400 0,0016
35 0,13 0,06 0,0700 0,0049
36 0,11 0,07 0,0400 0,0016
37 0,09 0,10 -0,0100 0,0001
38 0,05 0,08 -0,0300 0,0009
39 0,05 0,13 -0, 0800 0,0064
40 0,14 0,10 0,0400 0,0016
41 0,05 0,11 -0,0600 0,0036
42 0,12 0,11 0,0100 0,0001
43 0,08 0,11 -0,0300 0,0009
44 0,10 0,09 0,0100 0,0001
45 0,10 0,10 0 0
46 0,11 0,08 0,0300 0,0009
116
Lanjutan
No. Xa Xb (Xa-Xb) Xa-Xb)2
47 0,08 0,09 -0,0100 0,0001
48 0,10 0,05 0,0500 0,0025
49 0,10 0,06 0,0400 0,0016
50 0,09 0,07 0,0200 0,0004
51 0,06 0,11 -0,0500 0,0025
52 0,09 0,12 -0,0300 0,0009
53 0,09 0,08 0,0100 0,0001
54 0,08 0,07 0,0100 0,0001
55 0,11 0,11 0 0
56 0,09 0,09 0 0
57 0,11 0,09 0,0200 0,0004
58 0,07 0,08 -0,0100 0,0001
59 0,12 0,10 0,0200 0,0004
60 0,11 0,06 0,0500 0,0025
61 0,09 0,07 0,0200 0,0004
117
Lanjutan
62 0,06 0,11 -0,0500 0,0025
63 0,13 0,11 0,0200 0,0004
64 0,11 0,11 0 0
65 0,11 0,08 0,0300 0,0009
66 0,12 0,08 0,0400 0,0016
67 0,14 0,06 0,0800 0,0064
68 0,08 0,10 -0,0200 0,0004
69 0,09 0,09 0 0
70 0,11 0,09 0,0200 0,0004
71 0,08 0,06 0,0200 0,0004
72 0,11 0,08 0,0300 0,0009
73 0,11 0,08 0,0300 0,0009
74 0,13 0,11 0,0200 0,0004
75 0,09 0,09 0 0
76 0,09 0,09 0 0
77 0,11 0,11 0 0
118
Lanjutan
No. Xa Xb (Xa-Xb) Xa-Xb)2
78 0,11 0,06 0,0500 0,0025
79 0,11 0,07 0,0400 0,0016
80 0,11 0,08 0,0300 0,0009
81 0,08 0,10 -0,0200 0,0004
82 0,07 0,09 -0,0200 0,0004
83 0,12 0,10 0,0200 0,0004
84 0,10 0,10 0 0
85 0,10 0,10 0 0
86 0,06 0,09 -0,0300 0,0009
87 0,07 0,06 0,0100 0,0001
88 0,11 0,11 0 0
89 0,11 0,03 0,0800 0,0064
90 0,09 0,10 -0,0100 0,0001
91 0,09 0,06 0,0300 0,0009
92 0,12 0,11 0,0100 0,0001
119
Lanjutan
No. Xa Xb (Xa-Xb) Xa-Xb)2
93 0,14 0,08 0,0600 0,0036
94 0,10 0,09 0,0100 0,0001
95 0,13 0,06 0,0700 0,0049
96 0,12 0,05 0,0700 0,0049
97 0,11 0,05 0,0600 0,0036
Total 9,54 8,62 0,92 0,11
120
H0 = X́ A - X́ B = 0
H1 = X́ A - X́ B ≠ 0
XA - XB = D
n
∑ Di = 0,92
i=1
D́ =
∑ Di = 0,92 = 0,009
i=1
97
n
n
∑ Di2 = 0,11
i=1
n
2
S2 = ∑ D i −¿ ¿ ¿ ¿
i=1
(0,92)2
0,11−
= 97 = 0,001
97−1
S = 0,03
D́ 0,009 0,009
thitung = = = =3
s /√ n 0,03/√ 97 0,003
121
H1 diterima
122
Data PBBH terhadap tipe kelahiran.
No. Xa No. Xb
1 0.11 1 0.12
2 0.09 2 0.11
3 0.08 3 0.12
4 0.10 4 0.07
5 0.06 5 0.09
6 0.67 6 0.09
7 0.11 7 0.15
8 0.11 8 0.08
9 0.11 9 0.06
10 0.08 10 0.05
11 0.83 11 0.07
12 0.06 12 0.10
13 0.10 13 0.08
14 0.09 14 0.11
15 0.09 15 0.11
16 0.06 16 0.09
17 0.11 17 0.08
18 0.09 18 0.05
19 0.09 19 0.06
20 0.11 20 0.11
21 0.10 21 0.08
22 0.10 22 0.07
23 0.01 23 0.07
24 0.09 24 0.12
25 0.09 25 0.10
Lanjutan
123
No. Xa No. Xb
26 0.06 26 0.11
27 0.05 27 0.11
28 0.05 28 0.12
29 0.06 29 0.08
30 0.12 30 0.08
31 0.14 31 0.08
32 0.08 32 0.06
33 0.09 33 0.11
34 0.11 34 0.11
35 0.11 35 0.13
36 0.13 36 0.08
37 0.09 37 0.10
38 0.11 38 0.10
39 0.11 39 0.10
40 0.12 40 0.09
41 0.10 41 0.13
42 0.09 42 0.05
43 0.13 43 0.14
44 0.12 44 0.12
45 0.11 45 0.10
46 0.11 46 0.10
47 0.09 47 0.09
48 0.09 48 0.06
49 0.11 49 0.09
50 0.11 50 0.08
Lanjutan
No. Xa No. Xb
124
51 0.12 51 0.08
52 0.12 52 0.06
53 0.10 53 0.07
54 0.09 54 0.08
55 0.07 55 0.09
56 0.09 56 0.10
57 0.10 57 0.06
58 0.08 58 0.11
59 0.08 59 0.03
60 0.10 60 0.10
61 0.12 61 0.06
62 0.07 62 0.11
63 0.09 63 0.08
64 0.08 64 0.13
65 0.14 65 0.11
66 0.07 66 0.11
67 0.10 67 0.11
68 0.07 68 0.08
69 0.05 69 0.09
70 0.06 70 0.11
71 0.13 71 0.11
72 0.10 72 0.08
73 0.11 73 0.07
74 0.10 74 0.10
75 0.09 75 0.06
Lanjutan
No. Xa No. Xb
76 0.07 76 0.07
125
77 0.12 77 0.11
78 0.13 78 0.11
80 0.08 80 0.12
81 0.07 81 0.14
82 0.12
83 0.07
84 0.08
85 0.10
86 0.12
87 0.08
88 0.08
89 0.12
90 0.11
91 0.09
92 0.07
93 0.13
94 0.07
95 0.09
96 0.11
97 0.09
98 0.05
99 0.05
100 0.08
101 0.10
Lanjutan
No. Xa No. Xb
102 0.11
103 0.08
126
104 0.10
105 0.09
106 0.09
107 0.08
108 0.11
109 0.09
110 0.11
111 0.07
112 0.12
113 0.11
Total 11.88 7.59
H0 = X́ A = X́ B
H1 = X́ A ≠ X́ B
n
∑ X A = 11,88
i=1
n
X́ A = (∑ X i)/n = 11,88/113 = 0,105
i=1
n
SA =
√∑
i=1
¿ ¿ ¿ ¿ = 1,11
S2A = 1,23
127
n
∑ X B = 7,59
i=1
n
X́ B = (∑ X i)/n = 7,59/81 = 0,094
i=1
n
SB =
√ ∑ ¿ ¿ ¿ ¿ = 0,84
i=1
S2B = 0,71
2
( n A −1 ) S 2A + ( nB −1 ) S2B
S =
( n A −1 ) +(n B−1)
( 113−1 ) 1,23+ ( 81−1 ) 0,71
= = 1,01
( 113−1 )+(81−1)
| X́ A − X́ B| |0,105−0,094|
thitung = = = 0,08
√{ ( S
2 1 1
+
n A nB )} √{ (
1,01
1
+
1
113 81 )}
t0,05/2 (db 192) = 1,97
H1 ditolak
128
Kesimpulan : Tipe kelahiran tidak berbeda nyata
terhadap PBBH kambing PE pra sapih di
UPT .PT dan .HMT Singosari, Malang.
1. Cempe Jantan
No No. Telinga xa xa-x (xa-x)2
1 13 0,13 0,03 0,00111
2 309 0,12 0,02 0,00028
3 89 0,10 0,00 0,00000
4 98 0,11 0,01 0,00004
5 99 0,11 0,01 0,00018
6 87 0,10 0,00 0,00001
7 82 0,12 0,02 0,00054
8 1 0,08 -0,02 0,00040
9 3 0,07 -0,03 0,00090
10 8 0,12 0,02 0,00028
11 79 0,07 -0,03 0,00090
12 10 0,08 -0,02 0,00040
13 11 0,10 0,00 0,00001
14 14 0,12 0,02 0,00060
15 16 0,08 -0,02 0,00040
16 17 0,08 -0,02 0,00032
129
17 18 0,08 -0,02 0,00049
18 21 0,06 -0,04 0,00134
19 22 0,11 0,01 0,00018
20 23 0,08 -0,02 0,00040
21 24 0,08 -0,02 0,00040
22 25 0,12 0,02 0,00054
Lanjutan
No No. Telinga xa xa-x (xa-x)2
23 15 0,11 0,01 0,00018
24 308 0,11 0,01 0,00018
25 320 0,13 0,03 0,00090
26 84/50 0,08 -0,02 0,00028
27 96/41 0,10 0,00 0,00000
28 71/6 0,10 0,00 0,00001
29 82/3 0,07 -0,03 0,00065
30 90/1 0,13 0,03 0,00111
31 100/31 0,10 0,00 0,00002
32 99/30 0,09 -0,01 0,00004
33 51/19 0,07 -0,03 0,00090
34 52/17 0,09 -0,01 0,00018
35 11/57 0,13 0,03 0,00090
36 62/18 0,11 0,01 0,00003
37 63/21 0,09 -0,01 0,00015
38 53/10 0,05 -0,05 0,00218
39 55/9 0,05 -0,05 0,00218
40 15/60 0,14 0,04 0,00134
41 61/20 0,05 -0,05 0,00284
42 73/12 0,12 0,02 0,00054
130
43 9 0,08 -0,02 0,00040
44 51 0,10 0,00 0,00000
45 66 0,10 0,00 0,00001
46 53 0,11 0,01 0,00018
47 75 0,08 -0,02 0,00054
Lanjutan
No No. Telinga xa xa-x (xa-x)2
48 61 0,10 0,00 0,00000
49 61 0,10 0,00 0,00001
50 62 0,09 -0,01 0,00004
51 63 0,06 -0,04 0,00160
52 330 0,09 -0,01 0,00003
53 327 0,09 -0,01 0,00018
54 331 0,08 -0,02 0,00028
55 392 0,11 0,01 0,00010
56 394 0,09 -0,01 0,00018
57 393 0,11 0,01 0,00004
58 399 0,07 -0,03 0,00090
59 405 0,12 0,02 0,00040
60 447 0,11 0,01 0,00003
61 93/2 0,09 -0,01 0,00004
62 411 0,06 -0,04 0,00188
63 412 0,13 0,03 0,00111
64 422 0,11 0,01 0,00004
65 423 0,11 0,01 0,00004
66 425 0,12 0,02 0,00028
67 65 0,14 0,04 0,00134
68 58 0,08 -0,02 0,00028
131
69 67 0,09 -0,01 0,00004
70 55 0,11 0,01 0,00018
71 61 0,08 -0,02 0,00054
72 473 0,11 0,01 0,00004
Lanjutan
No No. Telinga xa xa-x (xa-x)2
73 422 0,11 0,01 0,00010
74 425 0,13 0,03 0,00111
75 NN 0,09 -0,01 0,00004
76 432 0,09 -0,01 0,00010
77 433 0,11 0,01 0,00004
78 436 0,11 0,01 0,00018
79 478 0,11 0,01 0,00010
80 479 0,11 0,01 0,00004
81 72 0,08 -0,02 0,00028
82 77 0,07 -0,03 0,00111
83 56 0,12 0,02 0,00054
84 63 0,10 0,00 0,00001
85 0474 0,10 0,00 0,00001
86 0743 0,06 -0,04 0,00188
87 481 0,07 -0,03 0,00071
88 488 0,11 0,01 0,00010
89 724 0,11 0,01 0,00004
90 497 0,09 -0,01 0,00010
91 499 0,09 -0,01 0,00010
92 503 0,12 0,02 0,00028
93 52 0,14 0,04 0,00143
94 506 0,10 0,00 0,00001
95 511 0,13 0,03 0,00111
96 512 0,12 0,02 0,00028
132
97 513 0,11 0,01 0,00010
Total 9,55 0,04
Rata-rata 0,10
Standar Deviasi 0,02
a. Rata-rata
n
∑ Xi = 9,55 = 0,10
X́ = i =1 97
n
b. Standar Deviasi
0,04
SD=√ ¿ ¿ ¿ =
97−1√ = √ 0,0004 = 0,02Cempe
133
2. Cempe Betina
134
Lanjutan
No No. Telinga Xa xa-x (xa-x)2
15 5 0,10 0,01 0,00010
16 6 0,08 -0,01 0,00018
17 7 0,08 -0,01 0,00004
18 9 0,10 0,01 0,00004
19 12 0,12 0,03 0,00071
20 19 0,07 -0,02 0,00045
21 20 0,07 -0,02 0,00054
22 83/43 0,09 0,00 0,00001
23 94/40 0,09 0,00 0,00000
24 68/45 0,15 0,06 0,00401
25 69/46 0,08 -0,01 0,00018
26 70/44 0,06 -0,03 0,00111
27 306 0,09 0,00 0,00000
28 89 0,08 -0,01 0,00010
29 72/7 0,14 0,05 0,00284
135
Lanjutan
No No. Telinga Xa xa-x (xa-x)2
30 78 0,07 -0,02 0,00028
31 58/8 0,05 -0,04 0,00160
32 64/39 0,10 0,01 0,00010
33 59/16 0,07 -0,02 0,00054
34 56/14 0,05 -0,04 0,00134
35 70/44 0,06 -0,03 0,00111
36 74/13 0,07 -0,02 0,00054
37 56 0,10 0,01 0,00010
38 55 0,08 -0,01 0,00010
39 42 0,13 0,04 0,00134
40 38 0,10 0,01 0,00010
41 407 0,11 0,02 0,00024
42 78 0,11 0,02 0,00054
43 79 0,11 0,02 0,00054
44 52 0,09 0,00 0,00001
136
Lanjutan
No No. Telinga Xa xa-x (xa-x)2
45 55 0,10 0,01 0,00010
46 67 0,08 -0,01 0,00010
47 332 0,09 0,00 0,00000
48 390 0,05 -0,04 0,00134
49 391 0,06 -0,03 0,00090
50 394 0,07 -0,02 0,00040
51 406 0,11 0,02 0,00028
52 402 0,12 0,03 0,00111
53 445 0,08 -0,01 0,00018
54 444 0,07 -0,02 0,00054
55 410 0,11 0,02 0,00054
56 413 0,09 0,00 0,00001
57 414 0,09 0,00 0,00000
58 419 0,08 -0,01 0,00010
59 421 0,10 0,01 0,00010
137
Lanjutan
No No. Telinga Xa xa-x (xa-x)2
60 424 0,06 -0,03 0,00111
61 NN 0,07 -0,02 0,00054
62 428 0,11 0,02 0,00028
63 429 0,11 0,02 0,00028
64 435 0,11 0,02 0,00032
65 439 0,08 -0,01 0,00018
66 440 0,08 -0,01 0,00004
67 455 0,06 -0,03 0,00071
68 57 0,10 0,01 0,00004
69 64 0,09 0,00 0,00001
70 70 0,09 0,00 0,00000
71 71 0,06 -0,03 0,00071
72 471 0,08 -0,01 0,00018
73 472 0,08 -0,01 0,00004
74 424 0,11 0,02 0,00040
138
Lanjutan
No No. Telinga Xa xa-x (xa-x)2
75 426 0,09 0,00 0,00001
76 437 0,09 0,00 0,00000
77 438 0,11 0,02 0,00028
78 62 0,06 -0,03 0,00111
79 NN 0,07 -0,02 0,00028
80 477 0,08 -0,01 0,00004
81 NN 0,10 0,01 0,00004
82 73 0,09 0,00 0,00000
83 64 0,10 0,01 0,00008
84 713 0,10 0,01 0,00008
85 474 0,10 0,01 0,00010
86 480 0,09 0,00 0,00001
87 482 0,06 -0,03 0,00111
88 489 0,11 0,02 0,00054
89 723 0,03 -0,06 0,00309
139
Lanjutan
No No. Telinga Xa xa-x (xa-x)2
90 498 0,10 0,01 0,00012
91 500 0,06 -0,03 0,00083
92 504 0,11 0,02 0,00024
93 507 0,08 -0,01 0,00018
94 508 0,09 0,00 0,00000
95 509 0,06 -0,03 0,00071
96 510 0,05 -0,04 0,00143
97 514 0,05 -0,04 0,00160
Total 8,59 0,05
Rata-rata 0,09
Standar Deviasi 0,02
140
a. Rata-rata
n
∑ Xi = 8,59 = 0,09
X́ = i =1 97
n
b. Standar Deviasi
0,05
SD=√ ¿ ¿ ¿ =
√97−1
= √ 0,0005 = 0,02
141
Lampiran 9. Perhitungan data PBBH terhadap tipe
kelahiran.
1. Kelahiran Tunggal
No No. Telinga Xa xa-x (xa-x)2
1 410 0,1133 0,00 0,0000
3 1
2 414 0,09 -0,02 0,0004
0
3 419 0,08 -0,03 0,0009
0
4 421 0,1 -0,01 0,0001
0
5 424 0,0566 -0,05 0,0028
7 4
6 NN 0,6666 0,56 0,3098
7 8
7 428 0,1066 0,00 0,0000
7 1
8 429 0,1066 0,00 0,0000
7 1
9 435 0,1077 0,00 0,0000
8 0
10 439 0,0766 -0,03 0,0011
7 1
11 440 0,8333 0,72 0,5232
3 1
12 455 0,0633 -0,05 0,0021
3 8
13 57 0,0966 -0,01 0,0001
7 8
142
14 64 0,0866 -0,02 0,0005
7 4
15 70 0,09 -0,02 0,0004
0
16 71 0,0633 -0,05 0,0021
3 8
17 424 0,11 0,00 0,0000
0
18 426 0,0933 -0,02 0,0002
3 8
19 437 0,09 -0,02 0,0004
0
20 438 0,1066 0,00 0,0000
7 1
21 NN 0,0966 -0,01 0,0001
7 8
22 713 0,0988 -0,01 0,0001
9 2
Lanjutan
No No. Telinga Xa xa-x (xa-x)2
23 474 0,01 -0,10 0,0100
0
24 480 0,0866 -0,02 0,0005
7 4
25 508 0,0877 -0,02 0,0004
8 9
26 509 0,0633 -0,05 0,0021
3 8
27 510 0,0522 -0,06 0,0033
2 4
28 514 0,05 -0,06 0,0036
0
143
29 411 0,0566 -0,05 0,0028
7 4
30 425 0,1166 0,01 0,0000
7 4
31 65 0,1366 0,03 0,0007
7 1
32 58 0,0833 -0,03 0,0007
3 1
33 67 0,0933 -0,02 0,0002
3 8
34 473 0,1066 0,00 0,0000
7 1
35 422 0,11 0,00 0,0000
0
36 425 0,1333 0,02 0,0005
3 4
37 NN 0,0933 -0,02 0,0002
3 8
38 436 0,1133 0,00 0,0000
3 1
39 479 0,1066 0,00 0,0000
7 1
40 56 0,1233 0,01 0,0001
3 8
41 63 0,1033 -0,01 0,0000
3 4
42 499 0,09 -0,02 0,0004
0
43 511 0,1333 0,02 0,0005
3 4
44 512 0,1166 0,01 0,0000
7 4
144
45 513 0,11 0,00 0,0000
0
46 100 0,1133 0,00 0,0000
3 1
47 313 0,0866 -0,02 0,0005
7 4
Lanjutan
No No. Telinga Xa xa-x (xa-x)2
48 86 0,0933 -0,02 0,0002
3 8
49 84 0,1133 0,00 0,0000
3 1
50 96 0,11 0,00 0,0000
0
51 77 0,12 0,01 0,0001
0
52 97 0,1166 0,01 0,0000
7 4
53 88 0,1 -0,01 0,0001
0
54 311 0,0922 -0,02 0,0003
2 2
55 3 0,0733 -0,04 0,0013
3 4
56 2 0,0866 -0,02 0,0005
7 4
57 5 0,1 -0,01 0,0001
0
58 6 0,0766 -0,03 0,0011
7 1
59 7 0,0833 -0,03 0,0007
3 1
145
60 9 0,0966 -0,01 0,0001
7 8
61 12 0,1166 0,01 0,0000
7 4
62 20 0,0666 -0,04 0,0018
7 8
63 306 0,09 -0,02 0,0004
0
64 89 0,08 -0,03 0,0009
0
65 72/7 0,1433 0,03 0,0011
3 1
66 78 0,0733 -0,04 0,0013
3 4
67 64/39 0,1 -0,01 0,0001
0
68 59/16 0,0666 -0,04 0,0018
7 8
69 56/14 0,0533 -0,06 0,0032
3 1
70 70/44 0,0566 -0,05 0,0028
7 4
71 42 0,1266 0,02 0,0002
7 8
72 38 0,1 -0,01 0,0001
0
Lanjutan
No No. Telinga Xa xa-x (xa-x)2
73 407 0,1055 0,00 0,0000
6 2
74 55 0,1 -0,01 0,0001
0
146
75 332 0,0922 -0,02 0,0003
2 2
76 394 0,07 -0,04 0,0016
0
77 402 0,1233 0,01 0,0001
3 8
78 13 0,1333 0,02 0,0005
3 4
79 87 0,0966 -0,01 0,0001
7 8
80 1 0,08 -0,03 0,0009
0
81 3 0,07 -0,04 0,0016
0
82 8 0,1166 0,01 0,0000
7 4
83 79 0,07 -0,04 0,0016
0
84 10 0,08 -0,03 0,0009
0
85 11 0,0966 -0,01 0,0001
7 8
86 14 0,1244 0,01 0,0002
4 1
87 23 0,08 -0,03 0,0009
0
88 24 0,08 -0,03 0,0009
0
89 25 0,1233 0,01 0,0001
3 8
90 15 0,1133 0,00 0,0000
3 1
147
91 93/2 0,0933 -0,02 0,0002
3 8
92 82/3 0,0744 -0,04 0,0012
4 6
93 90/1 0,1333 0,02 0,0005
3 4
94 51/19 0,07 -0,04 0,0016
0
95 52/17 0,0866 -0,02 0,0005
7 4
96 62/18 0,1055 0,00 0,0000
6 2
97 63/21 0,0877 -0,02 0,0004
8 9
98 53/10 0,0533 -0,06 0,0032
3 1
99 61/20 0,0466 -0,06 0,0040
7 1
100 9 0,08 -0,03 0,0009
0
101 66 0,0966 -0,01 0,0001
7 8
102 53 0,1133 0,00 0,0000
3 1
103 75 0,0766 -0,03 0,0011
7 1
104 61 0,1 -0,01 0,0001
0
105 330 0,0944 -0,02 0,0002
4 4
106 327 0,0866 -0,02 0,0005
7 4
148
107 331 0,0833 -0,03 0,0007
3 1
108 392 0,11 0,00 0,0000
0
109 394 0,0866 -0,02 0,0005
7 4
110 393 0,1066 0,00 0,0000
7 1
111 399 0,07 -0,04 0,0016
0
112 405 0,12 0,01 0,0001
0
113 447 0,1055 0,00 0,0000
6 2
Total 11,88 0,92
Rata-rata 0,11
Standar Deviasi 0,09
a. Rata-rata
n
∑ Xi = 11,88 = 0,11
X́ = i =1 113
n
b. Standar Deviasi
0,92
SD=√ ¿ ¿ ¿ =
√113−1
= √ 0,008 = 0,09
149
2. Kelahiran Ganda
No No. Telinga xa xa-x (xa-x)2
1 310 0,11667 0,03 0,00071
2 90 0,11 0,02 0,00040
3 83 0,12111 0,03 0,00097
4 19 0,06889 -0,02 0,00045
5 83/43 0,09333 0,00 0,00001
6 94/40 0,09 0,00 0,00000
7 68/45 0,15333 0,06 0,00401
8 69/46 0,07667 -0,01 0,00018
9 70/44 0,05667 -0,03 0,00111
10 58/8 0,05 -0,04 0,00160
11 74/13 0,06667 -0,02 0,00054
12 56 0,1 0,01 0,00010
13 55 0,08 -0,01 0,00010
14 78 0,11333 0,02 0,00054
15 79 0,11333 0,02 0,00054
16 52 0,09333 0,00 0,00001
17 67 0,08 -0,01 0,00010
18 390 0,05333 -0,04 0,00134
19 391 0,06 -0,03 0,00090
20 406 0,10667 0,02 0,00028
21 445 0,07667 -0,01 0,00018
22 444 0,06667 -0,02 0,00054
23 444 0,06667 -0,02 0,00054
24 309 0,11667 0,03 0,00071
25 89 0,1 0,01 0,00010
Lanjutan
150
No No. Telinga xa xa-x (xa-x)2
26 98 0,10667 0,02 0,00028
27 99 0,11333 0,02 0,00054
28 82 0,12333 0,03 0,00111
29 16 0,08 -0,01 0,00010
30 17 0,08222 -0,01 0,00006
31 18 0,07778 -0,01 0,00015
32 21 0,06333 -0,03 0,00071
33 22 0,11333 0,02 0,00054
34 308 0,11333 0,02 0,00054
35 320 0,13 0,04 0,00160
36 84/50 0,08333 -0,01 0,00004
37 96/41 0,09778 0,01 0,00006
40 99/30 0,09444 0,00 0,00002
41 11/57 0,13 0,04 0,00160
42 55/9 0,05333 -0,04 0,00134
43 15/60 0,13667 0,05 0,00218
44 73/12 0,12333 0,03 0,00111
45 51 0,1 0,01 0,00010
46 61 0,09667 0,01 0,00004
47 62 0,09333 0,00 0,00001
48 63 0,06 -0,03 0,00090
49 413 0,08667 0,00 0,00001
50 471 0,07667 -0,01 0,00018
51 472 0,08333 -0,01 0,00004
52 62 0,05667 -0,03 0,00111
Lanjutan
No No. Telinga xa xa-x (xa-x)2
151
53 NN 0,07333 -0,02 0,00028
54 477 0,08333 -0,01 0,00004
55 73 0,09 0,00 0,00000
56 64 0,09889 0,01 0,00008
57 482 0,05667 -0,03 0,00111
58 489 0,11333 0,02 0,00054
59 723 0,03444 -0,06 0,00309
60 498 0,10111 0,01 0,00012
61 500 0,06111 -0,03 0,00083
62 504 0,10556 0,02 0,00024
63 507 0,07667 -0,01 0,00018
64 412 0,13333 0,04 0,00188
65 422 0,10667 0,02 0,00028
66 423 0,10667 0,02 0,00028
67 55 0,11333 0,02 0,00054
68 61 0,07667 -0,01 0,00018
69 432 0,09 0,00 0,00000
70 433 0,10667 0,02 0,00028
71 478 0,11 0,02 0,00040
72 72 0,08333 -0,01 0,00004
73 77 0,06667 -0,02 0,00054
74 0474 0,09667 0,01 0,00004
75 0743 0,05667 -0,03 0,00111
76 481 0,07333 -0,02 0,00028
77 488 0,11 0,02 0,00040
Lanjutan
No No. Telinga xa xa-x (xa-x)2
78 724 0,10667 0,02 0,00028
152
79 497 0,09 0,00 0,00000
80 503 0,11667 0,03 0,00071
81 52 0,13778 0,05 0,00228
82 506 0,10333 0,01 0,00018
Total 7,59 0,05
Rata-rata 0,09
Standar Deviasi 0,03
a. Rata-rata
n
∑ Xi = 7,59 = 0,09
X́ = i =1 82
n
b. Standar Deviasi
0,05
SD=√ ¿ ¿ ¿ =
√
82−1
= √ 0,0006 = 0,03
153
Lampiran 10. Data suhu, kelembaban dan THI tahun 2017-2018.
2017 2018
Waktu Pengamatan Suhu Kelembaba THI Suhu Kelembaban THI
n
Januari 23,6 86 75 23,6 85 74
Februari 23,9 82 73 23,4 84 74
Maret 23,7 83 73 23,7 81 73
April 24 82 74 24,5 76 74
Mei 23,8 76 73 23,8 74 73
Juni 23,1 79 72 22,8 78 72
Juli 22,3 78 72 21,6 74 72
Agustus 22,4 75 72 21,9 68 72
September 23,4 72 72 23,5 70 72
Oktober 24,5 77 74 24,7 68 73
November 24,1 83 75 24,7 78 74
Desember 24 82 74 24,7 85 75
Rata-rata 23,57 79,58 73,25 23,58 76,75 73,17
154
Lampiran 11. Dokumentasi Penelitian.
2. Pemberian pakan.
155