Anda di halaman 1dari 4

BAB II

PEMBAHASAN

A. Standar Kompetensi
Mengidentifikasi pengaruh metode experential learning terhadap
pemeriksaan palpasi menggunakan tehnik leopold
B. Komponen Dasar
Mengidentifikasi proses pemeriksaan palpasi dengan tehnik leopold
menggunakan metode experential learning.
C. Materi Pokok
1. Pengertian experensial learning
2. Karasteristik Experential Learning
3. Keunggulan dan kelemahan metode experintial learning
4. Tahapan- tahapan Experintial learning
5. Definisi pemeriksaan palpasi dengan tehnik leopold
6. Manfaat pemeriksaan palpasi dengan tehnik leopold
7. Intrumen pemeriksaan
8. Prosedur pelaksanaan
D. Uraian Materi
a. Definisi experintial learning
Experintial Learning merupakan suatau metode pembelajaran yang
prosesnya menekankan perlunya pengalaman yakni belajar dari
pengalaman atau belajar melalui pengalaman. Kunci utama dari
pendekatan ini bahwa pembelajar akan mendapatkan hikmah yang lebih
mendalam dari suatu pembelajaran apabila mengalami sendiri.
Penghayatan terhadap pengalaman menjadi hal yang penting dalam
model pendekatan ni, karena dari sinilah pembelajar dapat merefleksikan
apa yang dialami dan dihayatinya. Selanjutnya dengan menggunakan
kemampuan analitiknya dapat menarik hikmah dan menemukan prinsip
baru yang kemudian dapat diterapkan dalam kehidupan. Fokus penting
dalam pendekan ini adalah bagaimana meningkatkan minat dan
keterlibatan pembelajar. Makin banyakkontribusi dari pembelajar, makin
besar kemungkinan “ Transfer of learning” tercapai maksimal.
b. Karasteristik Experential Learning
1. Belajar terbaik dipahami sebagai suatau proses, tidak dalam kaitannya
dengan hasil yang dicapai
2. Belajar adalah suatu proses kontinu yang didasarkan pada pengalaman
3. Belajar adalah proses yang holistik
4. Belajar melibatkan hubungan antara seseorang dan lingkungan
5. Belajar adalah proses tentang menciptakan pengetahuan yang
merupakan hasil dari hubungan antara pengetahuan sosial dan
pengetahuan pribadi.
c. Keunggulan dan kelemahan metode Experintial Learning
Keunggulan :
1. Meningkatkan kesadaran akan rasa percaya diri.
2. Meningkatkan kemampuan berkomunikasi, perencanaan dan
pemecahan masalah
3. Menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan untuk menghadapi
situasi yang buruk
4. Menumbuhkan dan meningkatkan komitmen dan tanggung jawab
5. Mengembangkan ketangkasan, kemampuan fisik dan koordinasi
Kerugian :
1. Mengembangkan dan meningkatkan rasa saling ketergantungan
sesama anggota kelompok
2. Meningkatkan keterlibatan dalam pemecahan masalah dan
pengambilan keputusan
3. Mengidentifikasi dan memanfaatkan bakat tersembunyi dan
kepemimpinan
4. Meningkatkan empatidan pemahaman antara sesama anggota
kelompok
d. Tahapan- tahapan Experintial learning
Model experential learning sebagai pembelajaran dapat dilihat
sebagai siklus yang terdiri dari dua rangkain yang berbeda, memiliki
daya tangkap dalam pemahaman dan memiliki tujuan yang berkelanjutan.
Bagaimanapun kesemua itu harus diintegrasikandengan urutan untuk
mempelajari apa yang terjadi. Daya tangkap dalam memahami sesuatu
sangat dipengaruhi oleh pengamatan yang dialami lewat pengalaman,
sementara tujuan yang berkelanjutan berhubungan dengan perubahan dari
pengalaman. Komponen- komponen tersebut harus berhubungan untuk
memperoleh pengetahuan.
Pengalaman yang dilakukan tidak cukup dijadikan pembelajaran,
harus dilakukan secara terperinci dan perubahan yang dilakukan sendiri
tidak dapat mewakili yang dibutuhkan pembelajaran, untuk itu
diperlukan perubahan yang dibutuhkan dalam pembelajaran. Model
experential learning mencoba menjelaskan mengapa pembelajaran lewat
pendekatan pengalaman belajar berbeda dan mampu mencapai tujuan. hal
yang dibutuhkan oleh berkembangnya kecakapan yang cukup baik yang
dimiliki oleh beberapa individu setelah dibandingkan dengan individu
lain.
Adapun langka – langka dalam proses pembelajaran tersebut yaitu :
Kemampuan Uraian Pengutamaan
1. Concrete MahaSiswa melibatkan Feeling
experience diri sepenuhnya dalam ( Perasaan)
pengalaman
2. Reflection Mahasiswa Wathcing
Observation mengobservasi dan ( Mengamati)
merefleksikan atau
memikiran pengalaman
dari berbagai segi
3. Abstract Mahasiswa menciptakan Thinking
Conceptuallzation konsep-konsep yang (Berpikir)
mengintegrasikann
observasinya menjadi
teori yang sehat
4. Experimentation Mahasiswa Doing
menggunakan teori (Berbuat)
untuk memecahkan
masalah- masalah dan
mengambil keputusan

Anda mungkin juga menyukai