Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH KEWIRAUSAHAAN KEPERAWATAN

STUDI KELAYAKAN DAN PELAKSAAN WIRAUSAHA

Disusun Oleh:

1. Ika Tyas Adi S. (1611021)


2. Iva Susanti (1611022)
3. Shella Elselina P. (1611030)
4. Via Arantika (1611031)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


PATRIA HUSADA BLITAR
TAHUN AKADEMIK 2019/2020

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah
ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
inpirasi terhadap pembaca.

Blitar, 14 November 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman awal .....................................................................................................................i

Kata pengantar .................................................................................................................ii

Daftar isi ...........................................................................................................................iii

BAB I. Pendahuluan

A. Latar belakang .........................................................................................................1


B. Rumusan masalah ...................................................................................................2
C. Tujuan .....................................................................................................................2

BAB II. Pembahasan

A. Pengertian Studi Kelayakan Usaha .........................................................................3


B. Tujuan Studi Kelayakan Usaha ...............................................................................4
C. Pihak-Pihak yang Berkepentingan ..........................................................................4
D. Aspek-Aspek Studi Kelayakan Usaha ....................................................................5

BAB III. Penutup

Kesimpulan .................................................................................................................12

Daftar Pustaka ................................................................................................................13

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembahasan mengenai studi kelayakan bisnis tidak terlepas dari pemahaman


manajemen ditambah dengan melihat beberapa aspek yang terkait disana seperti aspek
ekonomi, teknologi, politik-hukum dan sosial-budaya. Dimana kesemua aspek ini saling
memiliki keterkaitan satu sama lainnya untuk mendukung kelayakan suatu bisnis baik dilihat
dari segi mikro dan makro.

Aspek-aspek ini didalam manajemen dilihat sebagai bagian yang mampu


mempengaruhi keputusan bisnis, terutama sebagaimana dikatakan oleh Iman Soeharto (1999:
76) bahwa pengkajian yang bersifat menyeluruh dan mencoba menyoroti segala aspek
kelayakan proyek atau investasi dikenal sebagai studi kelayakan. Sedangkan Yakob Ibrahim
(1996: 92) mendefinisikan studi kelayakan bisnis merupakan gambaran kegiatan usaha yang
direncanakan, sesuai dengan kondisi, potensi, serta peluang yang tersedia dari berbagai aspek
dan tujuan.

Studi kelayakan usaha pada akhir-akhir ini telah dikenal luas oleh masyarakat,
terutama yang bergerak dalam bidang dunia usaha dan bisnis. Bermacam-macam peluang dan
kesempatan yang ada dalam kegiatan dunia usaha, menuntut perlu adanya penilaian tentang
seberapa besar kegiatan/kesempatan tersebut dapat memberikan manfaat (benefit) bila
diusahakan kepada calon pengusaha.

Studi kelayakan juga sering disebut dengan feasibility study yang merupakan bahan


pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan, apakah menerima suatu gagasan
usaha/proyek yang direncanakan atau menolaknya. Pengertian layak dalam penilaian sebagai
studi kelayakan maksudnya adalah kemungkinan dari gagasan usaha/proyek yang akan
dilaksanakan memberikan manfaat.

Studi kelayakan yang paling banyak dilakukan baru-baru kali ini adalah studi/analisis
terhadap usaha yang disebut dengan franchise, yang di Indonesia disebut dengan bisnis
waralaba. Bisnis waralaba di Indonesia telah menjadi trend dan berkembang luar biasa

1
pesatnya. Tidak aneh bila kemudian dengan sangat mudah dijumpai bisnis waralaba dimana-
mana, baik bisnis dibidang makanan maupun non makanandan minuman.

Oleh karena itu diperlukan suatu gerakan untuk memberikan sosialisasi tentang studi
kelayakan suatu usaha. Hal tersebut yang kemudian menjadikan penulis untuk membuat
makalah tentang studi kelayakan suatu usaha.

B. Rumusan masalah
a. Apa pengertian studi kelayakan usaha/bisnis?
b. Aspek apa saja yang ada dalam studi kelayakan usaha?
c. Apa yang dimaksud dengan aspek kemanfaatan?

C. Tujuan
a. Mengetahui pengertian studi kelayakan usaha/bisnis
b. Mengetahui aspek apa saja yang ada dalam studi kelayakan usaha
c. Mengetahui apa yang dimaksud dengan aspek kemanfaatan

2
BAB II

PEMBAHASAN

A.  Pengertian Studi Kelayakan Usaha

Menurut Kasmir dan Jakfar (2003: 10) Studi kelayakan bisnis atau usaha adalah
kegiatan yang mempelajari secara mendalam atau bisnis yang akan dijalankan, dalam
rangka menentukan layak tidaknya usaha tersebut dijalankan.
Studi kelayakan usaha atau disebut juga analisis proyek bisnis adalah penelitian
tentang layak atau tidaknya suatu bisnis dilaksanakan dengan menguntungkan secara
terus-menerus. Studi ini pada dasarnya membahas berbagai konsep dasar yang berkaitan
dengan keputusan dan proses pemilihan proyek bisnis agar mampu memberikan manfaat
ekonomis dan sosial sepanjang waktu. Dalam studi ini, pertimbangan ekonomis dan
teknis sangat penting karena akan dijadikan dasar implementasi kegiatan usaha.
Studi kelayakan usaha juga merupakan penelitian terhadap rencana bisnis yang tidak
hanya menganalisis layak atau tidaknya bisnis dibangun, tetapi juga saat
dioperasionalkan secara rutin dalam rangka pencapaian keuntungan yang maksimal
untuk waktu yang tidak ditentukan, misalnya rencana peluncuran produk baru.
Hasil studi kelayakan usaha pada prinsipnya bisa digunakan antara lain untuk:
1. Merintis usaha baru, misalnya membuka toko, membangun pabrik, mendirikan
perusahaan jasa, membuka usaha dagang, dan lain sebagainya.
2. Mengembangkan usaha yang sudah ada, misalnya untuk menembah kapasitas
pabrik, memperluas skala usaha, mengganti peralatan/mesin, menambah mesin
baru, memperluas cakupn usaha, dan lain sebagainya.
3. Memilih jenis usaha atau investasi/proyek yang paling menguntungkan, misalnya
pilihan usaha dagang, pilihan usaha barang atau jasa, pabrikasi atau perakitan,
proyek A atau proyek B, dan lain sebagainya.

3
B.  Tujuan Studi Kelayakan Usaha

Ketika ingin mengetahui kelayakan usaha kita, tentunya kita harus mengetahui
tujuannya. Dalam hal ini Kasmir dan Jakfar, (2003: 20) mengatakan “paling tidak ada
lima tujuan mengapa sebelum suatu usaha atau proyek dijalankan perlu dilakukan studi
kelayakan”, yaitu:

1. Menghindari resiko kerugian. Untuk mengatasi resiko kerugian pada masa yang akan
datang harus ada semacam kondisi kepastian. Kondisi ini ada yang dapat diramalkan
akan terjadi atau terjadi tanpa dapat diramalkan. Fungsi studi kelayakan adalah
meminimalkan resiko yang tidak diinginkan, baik risiko yang dapat dikendalikan
maupun yang tidak dapat dikendalikan.
2. Memudahkan perencanaan. Apabila sudah dpat meramalkan yang akan terjadi pada
masa yang akan datang, kita dapat melakukan perencanaan dan hal-hal yang perlu
direncakan.
3. Memudahkan pelaksaan pekerjaan. Berbagai rencana yang sudah disusun akan
memudahkan pelaksaan usaha. Pedoman yang telah tersusun secara sistematis,
menyebabkan usaha yang dilaksanakan dapat tepat sasaran dan sesuai dengan rencana
yang sudah disusun.
4. Memudahkan pengawasan. Pelaksanaan usaha yang sesuai dengan rencana yang
sudah disusun, akan memudahkan kita untuk melakukan pengawasan terhadapa
jalanya usaha. Pengawasan ini perlu dilakukan agar tidak melenceng dari rencana
yang telah disusun.
5. Memudahkan pengendalian. Apabila dalam pelaksanaan telah dilakukan pengawasan,
jika terjadi penyimpangan akan mudah terdeteksi, sehingga dapat di lakukan
pengendalian atas penyimpangan tersebut. Tujuan pengendalian adalah
mengendalikan agar tidak melenceng dari rel yang sesungguhnya, sehingga tujuan
perusahaan akan tercapai.

C.  Pihak-pihak yang Berkepentingan

Adapun pihak yang memerlukan dan berkepentingan dengan studi kelayakan usaha di
antaranya:

1. Pihak Wirausaha (Pemilik Perusahaan)

4
Memulai bisnis atau mengembangkan bisnis yang sudah ada sudah barang tentu
memerlukan pengorbanan yang cukup besar dan selalu dihadapkan pada ketidakpastian.
Dalam kewirausahaan, studi kelayakan usaha sangat penting dilakukan agar kegiatan
usaha tidak mengalami kegagalan dan memberi keuntungan sepanjang waktu. Studi
kelayakan berfungsi sebagai laporan, pedoman, dan bahan pertimbangan untuk merintis
dan mengembangkan usaha atau melakukan investasi baru, sehingga bisnis yang akan
dilakukan meyakinkan wirausaha itu sendiri maupun pihak-pihak lain yang
berkepentingan.

2. Investor dan Penyandang Dana

Bagi investor dan penyandang dana, studi kelayakan usaha sangat penting untuk memilih
jenis investasi yang paling menguntungkan dan sebagai jaminan atas modal yang
ditanamkan atau dipinjamkan, apakah investasi yang dilakukannya memberikan jaminan
pengembalian investasi yang memadai atau tidak. Oleh investor, studi kelayakan sering
digunakan sebagai bahan pertimbangan layak atau tidaknya investasi dilakukan.

3. Masyarakat dan Pemerintah

Bagi masyarakat, studi kelayakan sangat diperlukan terutama sebagai bahan kajian
apakah usaha yang didirikan atau dikembangkan bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya
atau sebaliknya justru merugikan, seperti bagaimana dampak lingkungan, apakah positif
atau negatif. Bagi pemerintah, studi kelayakan sangat penting untuk mempertimbangkan
izin usaha atau penyediaan fasilitas lainnya.

D.  Aspek-aspek Studi Kelayakan Usaha

Secara umum suatu pengerjaan proyek/ usaha yang akan dilakukan


dianggap feasible (layak) adalah apabila memenuhi kriteria dibawah ini:

1. Proyek/usaha yang dikerjakan tersebut mampu memberikan manfaat yang berarti


kepada publik (masyarakat).
2. Proyek/usaha yang dikerjakan tersebut adalah dianggap mampu
berkembang (expand) dan yang terpenting memiliki kondisi kontinuitas usaha yang
tinggi.

5
3. Proyek/usaha yang akan dikerjakan itu nantinya diperkirakan akan mampu tahan
terhadap berbagai goncangan ekonomi (economic fluctuation) baik karena faktor
domestik maupun global.
4. Proyek/usaha yang dikerjakan tahan terhadap berbagai masalah termasuk jika
timbulnya krisis kepercayaan.
5. Proyek/usaha tersebut diharapkan akan bisa menampung lapangan pekerjaan atau
secara tidak langsung telah mencoba mengurangi angka
pengangguran (unemployment).
6. Proyek/usaha yang akan dilaksanakan tersebut diharapkan mampu memberikan suatu
keuntungan yang wajar dengan juga mampu untuk mengembalikan cicilan bunga
beserta pokoknya secara tepat waktu.
7. Proyek/ usaha yang sedang dilaksanakan adalah searah dengan konsep rencana
pembangunan pemerintah baik pemda dan pusat.
8. Manajer yang membawahi pengerjaan proyek/usaha tersebut adalah orang yang
memiliki pengalaman dan pendidikan yang cukup.
9. Manajer dan karyawan yang mengerjakan proyek/usaha tersebut adalah
memiliki performance yang dapat dipertanggungjawabkan secara konsep manajemen
modern, seperti kedisiplinan, loyalitas, kejujuran dan keinginan untuk terus
memperbaiki kesalahan.
10. Diharapkan proyek/usaha tersebut berkeinginan dalam jangka panjanguntuk
menerapkan penggunaan teknologi modern guna mengantisipasi perkembangan
teknologi yang dinamis juga untuk mengantisipasi akan munculnya para pesaing.

Beberapa aspek yang tidak bisa dihilangkan dalam kajian kelayakan yaitu:

1. Aspek Sumber Daya Manusia (SDM)

Dalam hal membangun proyek bisnis, ketersediaan SDM-nya, yaitu manajer proyek dan
staf proyek hendaknya dikaji secara cermat. Kesuksesan suatu perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan sebuah proyek bisnis sangat tergantung pada SDM yang solid,
yaitu manajer dan timnya. Membangun sebuat tim yang efektif merupakan suatu
kombinasi antara seni dan ilmu pengetahuan. Dalam membangun sebuah tim yang efektif,
pertimbangan harus diadakan bukan hanya pada keahlian teknis para manajer atau
anggota tim semata, tetapi juga pada peranan penting mereka dan keselarasan mereka
dalam bekerja.

6
2. Aspek Teknis

Evaluasi aspek teknis mempelajari kebutuhan teknis proyek, sperti penentuan kapasitas
produk, jenis teknologi yang digunakan, penggunaan peralatan, dan mesin serta lokasi
usaha yang paling menguntungkan.

Setiap gagasan kewirausahaan- baik produksi barang maupun penyediaan jasa-


mempunyai aspek teknis yang hatus dianalisis seblum usaha implementasi gagasan
dilaksanakan. Ada dua langkah penting dalam proses ini, yaitu:

a. Identifikasi spesifikasi teknis penting

Evaluasi gagasan ventura baru hendaknya dimulai dengan identifikasi persyaratan teknis
yang kritis terhadapa pasar sehingga mampu memenuhi harapan dari pelanggan potensial.
Persyaratan teknis yang paling penting adalah:

1) Desain fungsional produk dan daya tarik penampilannya


2) Fleksibilitas, memungkinkan adanya modifikasi cirri luar dari produk untuk
memenuhi permintaan konsumen atau perubahan teknologi dan persaingan.
3) Daya tahan bahan baku produk dapat diandalkan, kinerja produk seperti yang
diharapkan pada kondisi operasi normal
4) Keamanan produk, tidak menimbulkan bahaya pada kondisi operasional daya guna
yang bisa diterima
5) Kemudahan dan biaya pemeliharaan yang rendah
6) Standariasasi melalui dihilangkannya suku cadang yang tidak perlu
7) Kemudahan untuk diproduksi dan diproses dan kemudian untuk ditangani

b.    Pengembangan dan uji coba produk

Pengembangan dan uji coba produk termasuk juga studi rekayasa, uji laboratorium,
evaluasi bahan baku alternative, serta fabrikasi model dan prototype untuk uji lapangan.
Untuk setiap tahap pengujian, hasil negative dan positif harus ditimbang dan dilakukan
penyesuaian yang perlu.

3. Aspek Pemasaran

Untuk menganalisis aspek pemasaran, seorang wirausaha terlebih dahulu harus


melakukan penelitian pemasaran dengan menggunakan sistem informasi pemasaran yang

7
memadai berdasarkan analisis dan prediksi apakah bisnis yang akan dirintis atau
dikembangkan memiliki peluang pasar yang memadai atau tidak. Dalam analisis pasar,
biasanya terdapat beberapa komponen yang harus dianalisis dan dicermati, di antaranya:

a. Kebutuhan dan keinginan konsumen, jika kebutuhan dan keinginan konsumen


terpenuhi, berarti peluang pasar bisnis kita terbuka dan layak bila dilihat dari
kebutuhan/keinginan konsumen.
b. Segmentasi pasar, pelanggan dikelompokkan dan diidentifikasi, misalnya
berdasarkan geografi, demografi, dan sosial budaya.
c. Target, terget pasar menyangkut banyaknya konsumen yan g dapat diraih.
d. Nilai tambah, wirausaha harus mengetahui nilai tambah produk dan jasa pada
setiap rantai pemasaran, mulai dari pemasok, agen, hingga konsumen akhir.
e. Masa hidup produk, harus dianalisis apakah masa hidup produk dan jasa bertahan
lama atau tidak.
f. Struktur pasar, harus dianalisis apakah barang dan jasa yang akan dipasarkan
termasuk pasar persaingan tidak sempurna atau sempurna.
g. Persaingan dan strategi pesaing, harus dianalisis apakah tingkat persaingan tinggi
atau rendah, jika persaingan tinggi berarti peluang pasar rendah.
h. Ukuran pasar, ukuran pasar dapat dianalisis dari volume penjualan.
i. Pertumbuhan pasar, pertumbuhan pasar dapat dianalisis dari pertumbuhan volume
penjualan.
j. Laba kotor, apakah perkiraan margin laba kotor tinggi atau rendah.
k. Pangsa pasar, pangsa pasar bisa dianalisis dari selisih jumlah barang dan jasa yang
diminta dengan jumlah barang dan jasa ditawarkan.

4. Aspek Produksi

Beberapa unsur dari aspek produksi/operasi yang harus dianalisis adalah:

a. Lokasi operasi, untuk bisnis hendaknya dipilih lokasi yang paling strategis dan
efisien, baik bagi perusahaan itu sendiri maupun bagi pelanggannya.
b. Volume operasi, volume operasi harus relevan dengan potensi pasar dan prediksi
permintaan, sehingga tidak terjadi kelebihan dan kekurangan kapasitas.

8
c. Mesin dan peralatan, mesin dan peralatan harus sesuai dengan perkembangan
teknologi masa kini dan yang akan datang.
d. Bahan baku dan bahan penolong, bahan baku dan bahan penolong yang
diperlukan harus cukup tersedia.
e. Tenaga kerja, jumlah dan kualifikasi karyawan harus disesuaikan dengan
keperluan jam kerja dan kualifikasi pekerjaan untuk menyelesaikannya.
f. Tata letak, tata ruang atau tata letak berbagai fasilitas operasi harus tepat dan
prosesnya  praktis sehingga dapat mendukung proses produksi.

5. Aspek Manajemen

Dalam menganalisis aspek-aspek manajemen, terdapat beberapa unsur yang harus


dianalisis, seperti:

a. Kepemilikan, bentuk kepemilikan perusahaan hendaknya dipilih yang tidak


berisiko terlalu tinggi dan menguntungkan.
b. Organisasi, bentuk organisasi perusahaan harus tepat dan efisien.
c. Tim manajemen, bila bisnis merupakan skala besar, maka sebaiknya dibentuk tim
manajemen yang solid.
d. Karyawan, karyawan harus disesuaikan dengan jumlah dan kualifikasi yang
diperlukan.

6. Aspek Keuangan

Analisis aspek keuangan meliputi komponen-komponen sebagai berikut:

a. Kebutuhan dana, yaitu kebutuhan dana untuk operasional perusahaan.


b. Sumber dana, yaitu sumber dana internal dan modal eksternal.
c. Proyeksi neraca, sangat penting untuk mengetahui kekayaan perusahaan.
d. Proyeksi laba rugi, proyeksi laba rugi dari tahun ke tahun menggambarkan
perkiraan laba atua rugi di masa yang akan datang.
e. Proyeksi arus kas, dari arus kas dapat dilihat kemampuan perusahaan untuk
membayar kewajiban-kewajiban keuangannya.

9
7. Aspek Kemanfaatan

Aspek kemanfaatan yang dimaksud disini adalah bahwa proyek/usaha yang


dikerjakan tersebut nantinya diharapkan akan bermanfaat bagi masyarakat dan juga
telah turut membantu menyukseskan program pemerintah dalam pembangunan.
Aspek ini dimaksudkan untuk meyakini apakah secara yuridis rencana bisnis dapat
dinyatakan layak atau tidak. Jika suatu rencana bisnis yang tidak layak tetap
direalisasikan, bisnis berisiko besar akan dihentikan oleh pihak yang berwajib atau
oleh masyarakat. Dalam aspek ini menyangkut siapa pelaksana bisnis, bisnis apa yang
dilaksanakan, waktu pelaksanaan bisnis, dimana bisnis dilaksanakan dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

8. Aspek Kesempatan Kerja

Disini diharapkan bahwa proyek/usaha yang dikerjakan tersebut adalah mampu untuk
membuka lapangan pekerjaan baru kepada masyarakat yang otomatis itu adalah
membantu pemerintah untuk mengurangi jumlah angka pengangguran. Misalnya pada
usaha yang sifatnya padat karya, jelas untuk usaha seperti ini penyerapan jumlah
tenaga kerja akan terasa sangat signifikan terjadi.

9. Aspek Lingkungan

Aspek lingkungan menyangkut berbagai hal yang berhubungan dengan lingkungan


dan dampak yang ditimbulkan oleh keberadaan suatu perusahaan seperti pencemaran
dan kerusakan lingkungan yang ditimbulkannya. Keseimbangan ekosistem
lingkungan harus selalu dijaga pada saat kerusakan lingkungan sudah terjadi maka
mengembalikan kembali kepada keseimbangan semula adalah sangat sulit karena
proses stabilitas lingkungan itu adalah memakan waktu yang sangat lama.

10. Aspek Ekonomi, Sosial dan Politik

a.       Aspek Ekonomi, meliputi :

1.      Rencana Pembangunan Nasional

2.      Distribusi Nilai Tambah

3.      Keuntungan Ekonomi Nasional

10
4.      Hambatan di bidang ekonomi, dan

5.      Dukungan Pemerintah

b.      Aspek Sosial, meliputi:

1.      Perusahaan sebagai lembaga sosial

2.      Perubahan kondisi sosial yang kompleks

3.      Perusahaan dalam masyarakat yang pluralistik

c. Aspek Politik, diutamakan pada good news dan bad news dari situasi poitik


bagi suasana bisnis, khususnya terhadap nilai kurs.

11
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Studi kelayakan usaha merupakan cara untuk mengetahui hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam memulai suatu bisnis atau usaha. Dalam memulai usaha banyak yang
harus diperhatikan, mulai dari lokasi, barang yang akan di gunakan untuk usaha, sasaran atau
objek yang akan menerima barang, dana yang yang dibutuhkan untuk menjalankan usaha
tersebut. Sehingga perlunya studi kelayakan usaha.

Didalam melakukan usaha atau bisnis harus diperhatikan hal-hal yang yang penting,
antara lain: tujuan kelayakan usaha, pihak yang berkepentingan seperti pemilik perusahaan,
invester atau pemberi dana, masyarakat dan pemerintah, serta perlunya mengetahui aspek-
aspek mengenai kelayakan usaha, yaitu : Aspek Sumber daya manusia, produksi, pemasaran,
teknis, keuangan, kemanfaatan barang, kesempatan kerja, manajamen, lingkungan, social,
ekonomi, dan politik. Agar nantinya dalam berwirausaha berjalan lancer dan sesuai dengan
target atau tujuan yang kita inginkan sehingga menjadi wirausaha yang sukses.

12
DAFTAR PUSTAKA

Rusdiana, A. 2014. KEWIRAUSAHAAN Teori dan Praktik. Bandung: CV Pustaka Setia.

Suryana. 2006. Kewirausahaan. Jakarta: Salemba Empat.

Umar, Husein. 2007. Studi Kelayakan Bisnis Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Fahmi, Irham. Dkk. 2010. Studi Kelayakan Bisnis Teori Dan Aplikasi. Cet-2.Bandung:


Alfabeta.

13

Anda mungkin juga menyukai