Anda di halaman 1dari 4

Nama: Mariza Mauliyanti

Npm: 1714201110023
Matkul:Gadar1

Apendisitis adalah peradangan pada apendiks vermiformis dan merupakan penyebab


abdomen akut yang paling sering. Penyakit ini mengenai semua umur baik laki-laki
maupun perempuan, tetapi lebih sering menyerang laki-laki berusia 10 sampai 30
tahun.

A. Tanda gejala

Gejala utama pada appendisitis adalah nyeri perut. Rasa saki ini disebebkan oleh
penyumbatan appendiks, karena itu sifatnya sama seperti pada obstruksi usus.
Pada mulanya nyeri perut ini hilang timbul seperti kolik (mulas mendadak dan
hebat) dan terasa di epigastrium atau regio umbilikus.

Bila proses radang telah menjalar ke peritonium pariental setempat, maka akan
timbul nyeri lokal pada perut kanan bawah di daerah Mc Burney seperti nyeri
tekan, nyeri lepas, defens muskuler dan timbul nyeri ransangan peritonium tidak
langsung, yaitu nyeri tekan bawah pada tekanan kiri (rovsing). Nyeri perut kanan
bawah bila ditekan di sebelah kiri dilepaskan (Blumberg).

1. Nyeri kuadran kanan bawah dan biasanya disertai dengan demam derajat
rendah, mual, dan seringkali muntah
2. Pada titik Mc Burney terdapat nyeri tekan setempat karena tekanan dan sedikit
kaku dari bagian bawah otot rektus kanan
3. Nyeri alih mungkin saja ada; letak apendiks mengakibatkan sejumlah nueri
tekan, spasme otot, dan konstipasi serta diare kambuhan
4. Tanda Rovsing (dapat diketahui dengan mempalpasi kuadran kanan bawah ,
yang menyebabkan nyeri kuadran kiri bawah)
5. Jika terjadi ruptur apendiks, maka nyeri akan menjadi lebih menyebar; terjadi
distensi abdomen akibat ileus paralitik dan kondisi memburuk.

1
B. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang biasa dilakukan pada pasien yang
diduga appendicitis akut adalah pemeriksaan darah lengkap dan test protein
reaktive (CRP). Pada pemeriksaan darah lengkap sebagian besar pasien
biasanya ditemukan jumlah leukosit di atas 10.000 dan neutrofil diatas 75 %.
Sedangkan pada pemeriksaan CRP ditemukan jumlah serum yang mulai
meningkat pada 6-12 jam setelah inflamasi jaringan.
2. Pemeriksaan urine
Untuk melihat adanya eritrosit, leukosit dan bakteri di dalam urin.
pemeriksaan ini sangat membantu dalam menyingkirkan diagnosis banding
seperti infeksi saluran kemih atau batu ginjal yang mempunyai gejala klinis
yang hampir sama dengan appendisitis.
3. Pemeriksaan radiologi
Pemeriksaan radiologi yang biasa dilakukan pada pasien yang diduga
appendicitis akut antara lain adalah Ultrasonografi, CT-scan. Pada
pemeriksaan ultrasonogarafi ditemukan bagian memanjang pada tempat yang
terjadi inflamasi pada appendiks. Sedang pada pemeriksaan CT-scan
ditemukan bagian yang menyilang dengan apendicalith serta perluasan dari
appendiks yang mengalami inflamasi serta adanya pelebaran dari saekum.
4. Pemeriksaan USG
Bila hasil pemeriksaan fisik meragukan, dapat dilakukan pemeriksaan
USG, terutama pada wanita, juga bila dicurigai adanya abses. Dengan USG
dapat dipakai untuk menyingkirkan diagnosis banding seperti kehamilan
ektopik, adnecitis dan sebagainya.
5. Abdominal X-Ray
Digunakan untuk melihat adanya fecalith sebagai penyebab
appendisitis. pemeriksaan ini dilakukan terutama pada anak-anak.

2
D. Intervensi

NO DIAGNOSA TUJUAN & KRITERIA HASIL INTERVENSI

KEPERAWATAN

1. Defisit volume cairan NOC : NIC : Manajemen


b.d kehilangan volume Cairan
Setelah dilakukan tindakan
cairan secara aktif,
keperawatan manajemen cairan 1.Pertahankan intake &
kegagalan mekanisme
selama 3x24 jam, diharapkan output yang adekuat
pengaturan
keseimbangan cairan pada adekuat
2.Monitor status hidrasi
Kriteria hasil:
3.Monitor status
1.Keseimbang intake & outpu hemodinamik
dalam batas normal
4.Monitor intake output
2.Elektrolit serum dalam batas yang akurat
normal
5.Monitor berat badan
3.Tidak ada hipertensi ortostatik

4. ada mata cekung

5.Tekanan darah normal

2. Mual b.d nyeri NOC : NIC :

1.Comfort level 1.Fluid Manajemen

2.Hidrasi 2.Monitor status nutrisi

3.Nutritional status 3.Catat intake dan


output secara akurat
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 1x24 jam, 4.Anjurkan untuk
diharapkan nurtisi kurang teratasi makan pelan – pelan
dengan indikator :
5.Batasi minum 1 jam

3
1.Albumin serum sebelum, 1 jam
sesudah dan selama
2.Pre albumin serum
makan
3.Hematokrit
6.Instruksi untuk
4.Hemoglobin menghindari bau
makanan yang
5.Total iron bindin capacity
menyengat
6Jumlah limfosit
7.Kolaborasi
pemebrian
antiemetik

Referensi

Wilkinson, Judith M dan Ahern, Nancy R. 2011. Buku Saku Diagnosis


Keperawatan: Diagnosis NANDA, Intervensi NIC, Kriteria Hasil Noc.
Jakarta: EGC.

Ardiansyah, Muhammad.2017. Medikal Bedah Untuk Mahasiswa. Yogyakarta : Diva


Press.

Anda mungkin juga menyukai