Anda di halaman 1dari 17

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/339616949

RESUME metode penelitian

Preprint · March 2020


DOI: 10.13140/RG.2.2.32322.32964

CITATIONS READS

0 2,292

1 author:

Hajar Ahmad Santoso


Universitas Negeri Surabaya
37 PUBLICATIONS   4 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Taxonomy Bloom View project

Role of Mathematics View project

All content following this page was uploaded by Hajar Ahmad Santoso on 02 March 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


RESUME

Hajar Ahmad Santoso


190311767259
Presentasi 1.

Penelitian Kuantitatif Dan Penelitian Kualitatif

Penelitian adalah suatu proses yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis
informrmasi untuk memahami suatu masalah (Creswell, 2012). Adapun penelitian dalam
dunia pendidikan adalah langkah-langkah yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan dan
menganalisis informasi guna memahami suatu masalah dalam pendidikan. Pada dunia
pendidikan, metode penelitian yang sering digunakan adalah penelitian dengan metode
kuantitatif, metode kualitatif, dan metode campuran. Namun dalam makalah ini hanya
membahas penelitian dengan metode kuantitatif dan penelitian dengan metode kualitatif.
A. Penelitian Dengan Metode Kuantitatif

Penelitian kuantitatif terbagi menjadi dua jenis, yaitu penelitian eksperimental dan
menelitian non-eksperimental atau biasa dikenal dengan penelitian survey (Creswll, 2008).
 Penelitian eksperimental bertujuan untuk mengetahui apakah pemberian perlakuan
tertentu pada subjek dapat mempengaruhi hasil penelitian. Hal ini dilakukan dengan
cara memberi perlakuan khusus kepada suatu kelompok dan tidak memberikan
perlakuan khusus pada kelompok lainnya, kemudian diberikan tes dan
membandingkan hasil dari keduanya (Keppel, 1991).
 Penelitian non-eksperimental memberikan dekripsi mengenai data kuantitatif, sikap,
opini populasi dengan mempelajari populasi tersebut. Penelitian ini termasuk
penelitian cross-sectional dan studi longitudinal menggunakan kuisioner atau
wawancara terstruktur untuk pengumpulan data, dengan menggeneralisasi dari sampel
ke populasi (Babbie, 1990).
Variabel pada penelitian kuantitatif menurut (Creswell, 2007) antara lain:

 Variabel independen adalah variabel yang (mungkin) menyebabkan atau


memengaruhi hasil. Biasanya juga disebut variabel perlakuan, manipulasi, anteseden,
atau prediktor .
 Variabel dependen adalah variabel yang bergantung pada variabel independen,
variabel ini adalah hasil dari pengaruh variabel independen. Nama lain untuk variabel
ini adalah kriteria, hasil , dan variabel pengaruh .
 Variabel intervensi atau mediasi berada di antara variabel independen dan dependen,
dan mereka memediasi pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen. Sebagai contoh, jika siswa mengerjakan tes metode penelitian dengan baik
(variabel dependen), hasilnya mungkin karena (a) persiapan studi mereka (variabel
independen) dan / atau (b) pengorganisasian yang dilakukan dari mempelajari ide-ide
ke dalam suatu kerangka kerja (variable intervening) yang mempengaruhi kinerja
mereka pada uji. Variabel mediasi, organisasi studi, berdiri di antara independen dan
variabel dependen.
 Variabel moderasi adalah variabel baru yang dibangun oleh seorang peneliti dengan
mengambil satu variable dan mengalikannya dengan yang lain untuk menentukan
dampak bersama dari keduanya (misalnya, usia X terhadap sikap kualitas
hidup). Variabel-variabel ini biasanya ditemukan dalam percobaan.

i. Karateristik Penelitian Kuantitatif


Adapun karateristik utama dari penelitian kuantitatif (Cresswell,2012) adalah:
 Adanya masalah yang akan diteliti tentang hubungan antar variabel
 Adanya literatur guna mendukung dalam menentukan tujuan dan penelitian
pertanyaan penelitian maupun hipotesis.
 Membuat tujuan dari penelitian, pertanyaan penelitian, dan hipotesis yang
spesifik yang akan diteliti.
 Mengumpulkan data numerik dengan menggunakan instrumen yang telah
ditetapkan
 Membuat hasil penelitian menggunakan standar, struktur tetap, dan kriteria
evaluasi.

ii. Teknik Pengumpulan Data


Dalam buku Fraenkel (1932), proses pengambilan data pada penelitian kualitatif
adalah sebagai berikut:
1. Hipotersis
2. Sampel dan Sampling
3. Ruang Sampel dan Populasi

iii. Kekurangan dan Kelebihan Penelitian Kuantitatif

Penempatan Kelebihan Kekurangan


Dalam Pendahuluan pendekatan yang sering Kesulitan bagi pembaca
ditemukan dalam artikel jurnal untuk memisahkanteori
adalah pendekatan secara deduktif dasar dari kompeben lain
pada penelitian
dalam tinjauan teori yang diditemukan dalam Sulit bagi pembaca untuk
literatur dalam tinjauan literatur adalah melihat teori dalam isolasi
perpanjangan logis atau bagian keilmuan literatur
dari literatur.
setelah hipotesis dan diskusi teori adalah perluasa logis Seorang penulis dapat
pertanyaan dari hipotesis atau penelitian secara rasional membuat
penelitian karena menjelaskan bagaimana hipotesis dan pertanyaan
dan mengapa variabel terkait. tentang asal usul
penggunaan teori
B. Penelitian dengan Metode Kualitatif

Penelitian kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan
pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia (Frankel,
2012). Pada penelitian kualitatif, peneliti merupakan instrumen kunci oleh karena itu peneliti
harus mempunyai wawasan yang luas dalam merumuskan pertanyaan guna memperoleh
informasi yang diinginkan dari subjek penelitian.
i. Jenis Pendekatan Penelitian dengan Metode Kualitatif
Dalam penelitian kualitatif, jumlah dan jenis pendekatan menjadi semakin lebih jelas
selama tahun 1990-an dan ke abad ke-21, yaitu :
1. Etnografi
2. Teori grounded
3. Studi Kasus
4. Penelitian Fenomologis
5. Penelitian Naratif
ii. Karateristik Penelitian Kualitatif
Adapun karateristik utama dari penelitian kuantitatif (Cresswell,2012) adalah:

1. Memahami dan mengembangkan pemahaman pada suatu fenomena dengan rinci


2. Memiliki tinjauan pustaka untuk melandasi masalahnya
3. Menyatakan tujuan dan pertanyaan penelitian
4. Mengumpulkan hasil dari pernyataan individu sehingga peneliti memperoleh
informasi
5. Menganalisis data untuk deskripsi menggunakan analisis dan interpretasi teks
maksa temuan yang lebih besar
6. Menulis hasil dengan struktur yang fleksibel dan kriteria evaluatif, dan termasuk
refleksivitas dan subyektif para peneliti
iii. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data kualitatif(Cresswell, 2009) meliputi:


1. Pengamatan
2. Wawancara
3. Dokumen
4. Bahan Audio Visual
iv. Kekurangan dan Kelebihan Penelitian Kualitatif
Adapun kekurangan dan kelebihan penelitian kualitatif (Creswell, 2009) disajikan
dalam tabel dibawah ini:
Tipe
Pengummpulan Opsi Dalam Jenis Keunggulan Jenis Keterbatasan Jenis
Data
Observasi  Penelitian partisipan  Peneliti memiliki  Peneliti dapat
yang lengkap pengalaman dianggap sebagai
menyembunyikan langsung dengan pengganggu
peran peserta  Informasi pribadi
 Pengamatan sebagai  Peneliti dapat dapat diamati bahwa
partisipan peran mencatat saat itu peneliti tidak dapat
penelitian diketahui terjadi melaporkan
 Peserta sebagai  Aspek yang tidak  Peneliti mungkin
pengamat peran bisa dapat tidak memiliki
pengamatan diperhatikan selama keterampilan
sekunder untuk observasi mengamati dan
peran peserta  Berguna untuk mengamati yang baik
 Pengamatan mengeksplorasi  Peserta tertentu dapat
lengkap, topik yang mungkin mimbulkan masalah
pengamatan tanpa tidak nyaman bagi khusus dalam
berpartisipasi peserta untuk memperoleh
didiskusikan hubungan baik
Wawancara  Tatap muka  Berguna ketika  Menyediakan
wawancara satu peserta tidakdapat informasi tidak
lawan satu diamati secara langsung disering
 Wawancara peneliti langsung. melalui pandangan
telepon melalui  Peserta dapat orang yang
telepon memberikan diwawancarai
 Peserta wawancara informasi historis  Memberikan
peneliti kelompok  Memungkinkan informasi yang tepat
fokus dalam peneliti mengontrol untuk dirancang
kelompok pertanyaan  Kehadiran penelita
 Wawancara internet bias tanggapan
melalui email  Tidak semua orang
lancar berbicara
Dokumen  Dokumen publik  Memungkinkan  Tidak semua orang
seperti berita acara, seorang peneliti sama
rapat, atau surat untuk mendapatkan mengartikulasikan
kabar bahasa dan kata-kata presepsi.
 Dokumen pribadi peserta  Memungkinkan
seperti buku harian  Dapat diakses pada informasi yang
jurnal atau surat. waktu yang tepat dilindungi tidak
untuk meneliti tersedia untuk pribadi.
sumber informasi  Mengharuskan
yang tidak cocok penelita untuk
 Merupakan data mencari informasi di
yang perlu tempat yang sulit
diperhatikan karena ditemukan
para peserta  Membutuhkan
memiliki keluhan transkrip optical
 Sebagai bukti untuk entri komputer
tertulis, peneliti  Bahan mungkin tidak
harus mempunyai lengkap
transkrip  Dokumen mungkin
pertanyaan.. tidak outentik atau
akurat.
Bahan Audio  Foto  Pengumpulan data  Sulit untuk dimengerti
visual  Rekaman video tidak menggangu  Mungkin tidak dapat
 Perangkat lunak proses penelitian diakses secara pablik
komputer  Memberikan atau pribadi
 film kesempatan bagi  Pengambilan gambar
peserta untuk secara pada saat penelitian
langsung berbagi sangat meganggu
kehidupan responden.
 Siswa kreatif itu
menarik perhatian
visual.

C. Perbedaan Penelitian Kuantitatif Dan Penelitian Kualitatif

Adapun perbedaan dari penelitian dengan metode kuantitatif dan penelitian dengan
metode kuantitatif(Frankel, 2012) dijabarkan dalam tabel dibawah ini:

Metode Penelitian Kuantitatif Metode Penelitian Kualitatif


Preferensi untuk hipotesis tepat yang Preferensi untuk hipotesis yang muncul saat
dinyatakan di awal. penelitian berkembang.
Preferensi untuk definisi yang tepat Preferensi untuk definisi dalam konteks atau
yang dinyatakan di awal ketika studi berlangsung.
Data direduksi menjadi skor numerik. Preferensi untuk deskripsi naratif.
Banyak perhatian untuk menilai dan Preferensi untuk mengasumsikan bahwa
meningkatkan keadaan dalan skor yang keandalan kesimpulan adalah memadai.
diperoleh dari instrumen.
Penilaian validitas melalui berbagai Penilaian validitas melalui sumber cross-
prosedur dengan mengandalkan indeks checking dari informasi (triangulasi).
statistik.
Preferensi untuk teknik acak untuk Preferensi untuk sampel informan ahli
mendapatkan bermakna sampel. (purposive).
Preferensi untuk menggambarkan Preferensi untuk deskripsi prosedur naratif /
prosedur dengan tepat. sastra.
Preferensi untuk desain atau kontrol Preferensi untuk analisis logis dalam
statistik asing variabel. pengendalian atau akuntansi untuk variabel asing.
Preferensi untuk kontrol desain spesifik Ketergantungan utama pada peneliti untuk
untuk bias prosedural. berurusan dengan prosedural bias.
Preferensi untuk ringkasan hasil statistik Preferensi untuk ringkasan hasil naratif.
Preferensi untuk memecah fenomena Preferensi untuk deskripsi holistik dari fenomena
kompleks menjadi bagian spesifik untuk kompleks.
analisis.
Kesediaan untuk memanipulasi aspek, Tidak mau mengutak-atik kejadian alami
situasi, atau kondisi dalam mempelajari fenomena.
fenomena kompleks.

Presentasi 2.

Proses Penelitian Menggunakan Pendekatan Penelitian Kuantitatif Dan Penelitian


Kualitatif

Penelitian adalah proses langkah-langkah yang digunakan untuk mengumpulkan dan


menganalisis informasi untuk meningkatkan pemahaman kita tentang suatu topik atau
masalah. Secara garis besar, penelitian terdiri dari tiga langkah: (1) mengajukan pertanyaan.
(2) Mengumpulkan data untuk menjawab pertanyaan, (3) Menyiapkan jawaban untuk
pertanyaan tersebut. Ini harus menjadi proses yang saling berkaitan (Creswell, 2012).
Penelitian ini sangat penting untuk dilakukan karena adanya tiga alasan yang mendasar,
diantaranya:
1. Penelitian untuk Menambah Pengetahuan
2. Penelitian untuk Meningkatkan Praktik
3. Informasi Penelitian Debat Kebijakan

Ketika seorang peneliti melakukan penelitian, ada 6 tahap dalam proses penelitian, yaitu :
1. Mengidentifikasi masalah penelitian
2. Meninjau literatur
3. Menentukan tujuan untuk penelitian
4. Mengumpulkan data
5. Menganalisa dan menafsirkan data
6. Melaporkan dan mengevaluasi penelitian

Masalah-masalah Etis Penting dalam melakukan penelitian


Menghormati audiensi dan penggunaan bahasa yang tidak diskriminatif adalah
masalah etika yang harus diperhatikan. Semua peneliti pendidikan perlu menyadari dan
mengantisipasi masalah etika dalam penelitian mereka. dikembangkan pedoman federal
untuk melakukan penelitian sebagaimana diumumkan dalam Komisi Nasional 1978 untuk
Perlindungan Subjek Manusia tentang Penelitian Biomedis dan Perilaku dan Laporan
Belmont-nya (Departemen Kesehatan, Pendidikan, dan Kesejahteraan, 1978). Tiga prinsip
dasar dari Laporan ini melibatkan manfaat perawatan peserta (memaksimalkan hasil yang
baik dan meminimalkan risiko), menghormati peserta (melindungi otonomi dan memastikan
informasi yang baik, partisipasi sukarela), dan keadilan (distribusi risiko dan manfaat yang
adil). Untuk mendukung tiga prinsip dasar terebut dibentuklah Dewan Peninjau Institusi dan
Asosiasi Profesional. Selain itu, dalam semua langkah proses penelitian, peneliti perlu terlibat
dalam praktik etis. Berlatih etika adalah masalah kompleks yang melibatkan lebih dari
sekadar mengikuti serangkaian pedoman statis seperti dari asosiasi profesional atau sesuai
dengan pedoman dari dewan peninjau kelembagaan kampus.

Keterampilan yang diperlukan untuk merancang penelitian


Keterampilan yang diperlukan dalam suatu penelitian antara lain :
1. Memecahkan teka-teki.
2. Mempertajam perhatian.
3. Penggunaan literature.
4. Menulis.
5. Mengedit.

Presentasi 3.

Masalah Penelitian Dan Tinjauan Pustaka


Sebelum melakukan penelitian, hal penting yang dilakukan oleh seorang peneliti
adalah mengidentifikasi masalah yang penting atau yang menarik bagi peneliti. Biasanya,
peneliti mengungkap suatu masalah penelitian pada bagian awal dari artikel atau jurnal yang
telah dibuat. Hal tersebut berdampak pada orang lain yang membaca hasil penelitian itu,
seperti pembaca dapat dengan mudah mengerti latar belakang dari penelitian yang dilakukan,
pentingnya penelitian ini dilakukan, atau keperluan apa yang mereka cari dari jurnal atau
artikel ini.

A. Masalah penelitian

Salah satu aspek yang yang menantang dalam melakukan suatu penelitian adalah
mengidentifikasi masalah yang dibutuhkan untuk melakukan penelitian. Beberapa penelti
biasanya tidak memberi penjelasan yang cukup mengapa mereka melakukan suatu penelitian.
Akan tetapi, tidak semua peneliti melakukan hal demikian, biasanya peneliti hanya terfokus
pada masalah yang terjadi disekitar mereka secara spontan. Masalah penelitian itu sendiri di
definisikan sebagai suatu masalah yang terjadi disekitar kita, hal tersebut dapat berupa
masalah pendidikan, kekerasan yang dilakukan oleh siswa di dalam kelas, atau masalah yang
mengarahkan pada kebutuhan untuk dilakukan penelitian, seperti penelitian tindakan kelas.

Dalam membuat dan memahami suatu masalah penelitian, sebaiknya mempertimbangkan


hal – hal sebagai berikut :

1. Apa masalah atau kejadian yang ingin diteliti oleh peneliti ?


2. Apa saja masalah yang mengarahkan pada kebutuhan untuk dilakukan penelitian ?
3. Apa latar belakang terjadinya penelitian ini ?
4. Apakah ada kalimat yang menyatakan keterkaitan penelitian yang akan dilakukan
dengan penelitian sebelumnya ?

Masalah Penelitian dan Bagian Lain dari Penelitian

Untuk memahami masalah penelitian, ada beberapa perbedaan dari bagian lain dalam
penelitian, seperti masalah penelitian berbeda dengan topik penelitian, tujuan atau maksud
dari penelitian, dan pertanyaan penelitian. Hal tersebut dijelaskan sebagai berikut :

 Topik penelitian adalah inti dari materi yang dibahas oleh dalam penelitian.
 masalah penelitian adalah masalah pendidikan secara umum, kepentingan terhadap
suatu topik, atau suatu perdebatan yang dibahas dalam penelitian.
 Tujuan adalah maksud utama atau sasaran penelitian yang digunakan untuk mengatasi
masalah tersebut.
 Pertanyaan penelitian mengarahkan tujuan menjadi pertanyaan spesifik dimana
peneliti ingin menjawab atau membahas penelitian ini.
General

Topic Pembelajaran jarak


jauh
Masalah Minimnya siswa yang mengikuti
Penelitian pembelajaran jarak jauh

Pernyataan Untuk mempelajari mengapa siswa tidak mengikuti


Tujuan pembelajaran jarak jauh pada komunitas kampus

Pertanyaan Apakah penggunaan website dalam pembelajaran


Penelitian menentukan jumlah siswa yang mngikuti pembelajaran
jarak jauh ?”

Bagan 1. Spesifikasi suatu masalah


Spesifik
Proses ini mempersempit suatu topik menjadi hal yang lebih spesifik. Dalam melakukan
hal ini, masalah penelitian memiliki langkah tersendiri untuk diidentifikasi sehingga dapat
membantu pembaca dalam memahami permasalahan yang ada.

Topik : Analisis Kesalahan Siswa


Masalah Tujuan Pertanyaan Penelitian
1. Mengetahui kesalahan yang
dilakukan siswa dalam
1. Bagaimana kesalahan yang
menyelesaikan soal cerita.
dilakukan siswa dalam
2. Mengetahui penyebab kesalahan
menyelesaikan soal cerita ?
– kesalahan siswa dalam
2. Apa penyebab kesalahan –
1. Kesulitan yang dihadapi memecahkan masalah open-
kesalahan siswa dalam
siswa dalam ended.
memecahkan masalah open-ended ?
menyelesaikan soal 3. Mengetahui kesalahan yang
3. Bagaimana kesalahan yang
cerita. dilakukan siswa dalam
dilakukan siswa dalam
2. Kesalahan yang memecahkan masalah open
memecahkan masalah open ended ?
dilakukan siswa dalam ended.
4. Apa penyebab kesalahan –
memecahkan masalah 4. Mengetahui penyebab kesalahan
kesalahan siswa dalam
open-ended. – kesalahan siswa dalam
memecahkan masalah open-ended ?
3. Kesalahan yang memecahkan masalah open-
5. Bagaimana kesalahan yang
dilakukan oleh siswa ended.
dilakukan siswa dalam
dalam memecahkan 5. Mengetahui kesalahan yang
memecahkan masalah matematika
masalah matematika dilakukan siswa dalam
HOTS ?
HOTS. memecahkan masalah matematika
6. Apa penyebab kesalahan –
HOTS.
kesalahan siswa dalam
6. Mengetahui penyebab kesalahan
memecahkan masalah matematika
– kesalahan siswa dalam
HOTS ?
memecahkan masalah matematika
HOTS.

Teori yang mendukung


Analisis kesalahan siswa dalam jurnal yang berjudul ““Slow Learner Errors Analysis in
Solving Fractions Problems in Inclusive Junior High School Class” oleh Novitasari.”

“In this research, those errors will be analyzed by Newman's Error Analysis (NEA).
Newman identified five errors types in solving written mathematical tasks. They are
reading, comprehension, transformation, process skills, and encoding errors [11]. While,
regarding the types of errors, Soedjadi [12] associated errors with mathematical object
and classified them as fact, concept, principle, and operation errors. However, Mercer
and Mercer [8] divide the types of errors into four categories, namely wrong operation,
obvious computational error,defective algorithm, and random response. From the two
opinions above, the types of errors used in this research are concept, principle, algorithm,
counting, and random response errors. The findings of this research can be used as
reference for mathematics teachers, especially who teach in inclusion classes to find
alternative solutions to improve teaching and learning activities..”

HOTS dalam jurnal yang berjudul “Analisis Hots (High Order Thinking Skills) Pada Soal
Objektif Tes Dalam Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (Ips)” oleh Yuniar
Menurut Presseisen (dalam Devi, 2011) menyatakan bahwa “HOTS (High Order
Thinking Skills) atau keterampilan berpikir tingkat tinggi dibagi menjadi empat
kelompok, yaitu pemecahan masalah, membuat keputusan, berpikir kritis dan berpikir
kreatif”. Yang lebih ditekankan di sini yaitu dalam kelompok berpikir kritis.
Open Ended problem dalam jurnal yang berjudul “Peningkatkan Kemampuan Pemecahan
Masalah Dan Berpikir Kritis Matematis Siswa Melalui Pendekatan Metakognitif” oleh Fasha.

Branca (1980) dan Demirciog˘lu, Argu¨n, dan Bulut (2010) menjelaskan bahwa
kemampuan pemecahan masalah merupakan tujuan umum pembelajaran matematika,
bahkan sebagai jantungnya matematika. Pemecahan masalah dalam matematika pada
hakekatnya merupakan proses berpikir tingkat tinggi. Pemecahan masalah dalam
pengajaran matematika adalah penyelesaian terhadap soal-soal non rutin dengan
menggunakan berbagai konsep, prinsip dan keterampilan (Lisa, 2012). Soal nonrutin
yaitu bentuk soal yang penyelesaiannya memerlukan tahapan berpikir lebih lanjut karena
tidak memiliki prosedur yang jelas. Soal non rutin ini disajikan kedalam situasi baru
yang jarang dijumpai siswa sebelumnya sehingga diharapkan dapat menggunakan
konsep-konsep yang telah dipelajari sebelumnya untuk memecahkan masalah sehari-hari.
Polya (1973) dan Motter (2010) mengemukakan empat langkah pemecahan masalah,
yaitu memahami masalah, membuat atau menyusun rencana penyelesaian, melakukan
perhitungan, dan memeriksa kembali hasil perhitungan yang telah diperoleh sebelumnya.

Topik : Slow Learner


Masalah Tujuan Pertanyaan Penelitian
1. Rendahnya pemahaman
matematika siswa slow
learner dalam
1. Mengetahui cara siswa slow 1. Bagaimana cara siswa slow learner
menyelesaikan soal
learner dalam menyelesaikan dalam menyelesaikan soal
matematika.
soal matematika ? matematika ?
2. Kesulitan siswa slow
2. Mengetahui cara siswa slow 2. Bagaimana cara siswa slow learner
learner dalam
learner dalam memodelkan dalam memodelkan permasalahan
memodelkan
permasalahan matematika ? matematika ?
permasalahan
3. Mengetahui cara siswa slow 3. Bagaimana cara siswa slow learner
matematika.
learner dalam mengerjakan soal dalam mengerjakan soal dengan
3. Kesulitan yang dihadapi
dengan soal tipe HOTS ? soal tipe HOTS ?
siswa slow learner
dalam beradaptasi
dengan soal tipe HOTS.

Teori yang mendukung

Definisi slow learner dalam jurnal yang berjudul “Slow Learner Errors Analysis in Solving
Fractions Problems in Inclusive Junior High School Class” oleh Novitasari.

“Slow learners are student who has the ability to think below average of their age
peers. It does not mean they can not develop the potential that exists within them. It is
just slow learner needs more efforts to understand a concept that had been mastered by
the majority of class. That is accordance with Ruhela's opinion [10] which reveals that
the slow learner has below average cognitive abilities of their age mates and who
struggle to cope with the traditional academic demands of the regular classroom. The
slow learner intelligence level is between 71 and 89 [3]. However, Chauhan [4] argues
that the slow learner has an IQ of between 76 and 89, while Malik [7] describes slow
learner IQ being between 70 and 90. From some of the above expert opinions it can be
concluded that the slow learner has a level of intelligence between 71 and 89. Their level
of intelligence is too high to be considered a child with mental retardation and is too low
to be considered a their age mates. In general, a slow learner is a child who has
intellectual potential below average but not included as mental retardation. Therefore, a
slow learner is a child labeled as borderline mentally retarded, and they are slower to
grasp whatever is being taught if it involves abstract or conceptual symbols in the subject
matter that should be within easy reach of most children their age [7]. Thus, these slow
learning characteristics are the unique characteristics of the slow learner, so they take
longer to learn than their peers.”
HOTS dalam jurnal yang berjudul “Analisis Hots (High Order Thinking Skills) Pada Soal
Objektif Tes Dalam Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (Ips)” oleh Yuniar

Menurut Presseisen (dalam Devi, 2011) menyatakan bahwa “HOTS (High Order
Thinking Skills) atau keterampilan berpikir tingkat tinggi dibagi menjadi empat
kelompok, yaitu pemecahan masalah, membuat keputusan, berpikir kritis dan berpikir
kreatif”. Yang lebih ditekankan di sini yaitu dalam kelompok berpikir kritis.
Pemecahan masalah dalam jurnal yang berjudul “Peningkatkan Kemampuan Pemecahan
Masalah Dan Berpikir Kritis Matematis Siswa Melalui Pendekatan Metakognitif” oleh Fasha.

Branca (1980) dan Demirciog˘lu, Argu¨n, dan Bulut (2010) menjelaskan bahwa
kemampuan pemecahan masalah merupakan tujuan umum pembelajaran matematika,
bahkan sebagai jantungnya matematika. Pemecahan masalah dalam matematika pada
hakekatnya merupakan proses berpikir tingkat tinggi. Pemecahan masalah dalam
pengajaran matematika adalah penyelesaian terhadap soal-soal non rutin dengan
menggunakan berbagai konsep, prinsip dan keterampilan (Lisa, 2012). Soal nonrutin
yaitu bentuk soal yang penyelesaiannya memerlukan tahapan berpikir lebih lanjut karena
tidak memiliki prosedur yang jelas. Soal non rutin ini disajikan kedalam situasi baru
yang jarang dijumpai siswa sebelumnya sehingga diharapkan dapat menggunakan
konsep-konsep yang telah dipelajari sebelumnya untuk memecahkan masalah sehari-hari.
Polya (1973) dan Motter (2010) mengemukakan empat langkah pemecahan masalah,
yaitu memahami masalah, membuat atau menyusun rencana penyelesaian, melakukan
perhitungan, dan memeriksa kembali hasil perhitungan yang telah diperoleh sebelumnya.

HPM (history and pedagogy of mathematics)

Masalah Tujuan Pertanyaan Penelitian


1. Buku matematika 1. Menunjukan buku yang 1. Apa saja buku yang digunakan
sekolah yang digunakan digunakan dalam pembelajaran di dalam pembelajaran di sekolah ?
belum menunjang sekolah. 2. Bagaimana peran buku matematika
adanya peran sejarah 2. Mengetahui peran buku berbasis sejarah dalam
matematika. matematika berbasis sejarah pembelajaran ?
2. Konten sejarah dalam pembelajaran. 3. Bagaimana peran sejarah
matematika belum 3. Mengetahui peran sejarah matematika bagi siswa dalam
tersampaikan kepada matematika bagi siswa dalam menyelesaikan soal matematika ?
siswa saat pembelajaran. menyelesaikan soal matematika. 4. Bagaimana cara mengenalkan
3. Peran sejarah 4. Menunjukan cara mengenalkan sejarah matematika kepada siswa
matematika belum sejarah matematika kepada siswa melalui pembelajaran ?
tampak pada saat siswa melalui pembelajaran. 5. Bagaimana cara membuat buku
menyelesaikan soal 5. Mengetahui cara membuat buku berbasis sejarah matematika untuk
matematika. berbasis sejarah matematika siswa ?
4. Siswa belum mengenal untuk siswa.
secara jelas asal mula
dari suatu rumus yang
didapat pada saat
pembelajaran.

Teori yang mendukung

Kegunaan HPM dalam jurnal yang berjudul “Historical Aspect Of Mathematics On


Indonesian Mathematics Textbook” oleh Shofan Fiangga

“Guided reinvention on the mathematical concept has become important perspective


in the mathematics education in the recent curriculum. The recent developments on the
History and Pedagogical in Mathematics (HPM) research field support the use of the
perspective of history in mathematics and its integration in the classroom practice
[1][2][3][4]. Some forms of certain history of mathematics in the classroom may be
implemented as motivational resources, conceptual development activities resource, or
just as alternative fun game resources. In Indonesia, the use of historical perspective has
been occurred in the mathematics textbook. However, the researches on how the trends
on using historical perspective in Indonesian mathematics textbook have not done
thoroughly. The recent curriculum in Indonesia is Kurikulum 2013 which is relying on
the use of scientific approach [5]. The major change in the curriculum is the
implementation of the Kurikulum 2013 textbook as the main resource in teaching
mathematics. The Kurikulum 2013 textbooks consist of students and teachers books by
which the teacher could use in initializing the activities, motivating the students, inviting
scientific activities, and assessing the students [6]. This opportunity is used for
integrating historical perspective of mathematics in the Kurikulum 2013 textbook in
various forms.”.

Dapat atau haruskah suatu masalah itu diteliti ?

Hanya karena suatu masalah itu ada dan peneliti mampu dengan jelas mengidentifikasi
permasalahan, hal itu tidak berarti bahwa seorang peneliti dapat atau harus menyelidiki hal
itu. Seorang peneliti harus meneliti suatu masalah jika penelitian tersebut berpotensi dalam
berkontribusi pada dunia pendidikan atau menambah wawasan mengenai efektifitas suatu
kegiatan. Hal ini akan dibagi menjadi dua, yakni :
1. Dapatkah seorang peneliti memiliki akses dalam melakukan penelitian ?

Untuk melakukan suatu penelitian, seorang peneliti membutuhkan izin untuk memasuki
lokasi yang dijadikan tempat penelitian dan izin untuk melibatkan orang – orang yang
menjadi subjek penelitian. Hal ini biasanya membutuhkan tingkat pendekatan yang
berbeda pada tiap sekolah, seperti pihak tata usaha, kepala sekolah, guru, siswa, dan
orang tua. Disamping itu, akses lain yang lebih penting, yaitu :
1. Waktu.
2. sumber daya.
3. Kemampuan peneliti dalam melakukan penelitian.

2. Harus kah suatu masalah tersebut diteliti ?

Ada 5 cara untuk menilai apakah seorang peneliti harus meneliti suatu masalah:

i. Lakukanlah penelitian jika penelitianmu akan mengisi kesenjangan atau membatalkan


literatur yang ada.
ii. Lakukanlah penelitian jika penelitianmu mengulangi penelitian sebelumnya tetapi
berbeda subjek dan lokasi penelitian.
iii. Lakukanlah penelitian jika penelitianmu memperluas penelitian sebelumya atau
menguji suatu topik lebih teliti.
iv. Lakukanlah penelitian jika penelitianmu mendukung orang – orang yang diam, tidak
didengar, atau orang – orang yang ditolak keberadaannya.
v. Lakukanlah penelitian jika penelitianmu memberikan informasi tentang suatu
pengalaman.

Perbedaan masalah penelitian pada penelitian kuantitatif dan kualitatif.

Faktor yang mempengaruhi dalam suatu penelitian


Lebih mengarah pada penelitian kualitatif Lebih mengarah pada penelitian kuantitatif
Mengukur variable Mempelajari tentang pandangan seseorang
Menilai dampak dari variable yang Menilai suatu proses dari waktu ke waktu
dihasilkan
Menguji suatu teori Menghasilkan suatu teori berdasarkan sudut
pandang subjek penelitian.
Menerapkan hasil penelitian pada orang – Mendapatkan informasi yang detail terkait
orang dengan jumlah besar. sekelompok orang atau lokasi penelitian

Bagaimana cara menulis bagian “pernyataan dari suatu masalah” ?

Dalam menuliskan pernyataan sebuah masalah pada bagian pendahuluan, memuat 5


aspek penting yang harus diperhatikan, yaitu :
1. Topik
2. Masalah Penelitian
3. Pembenaran terhadap pentingnya suatu masalah yang ditemukan dalam penelitian
sebelumnya dan yang sedang dilakukan.
4. Kekurangan pada pengetahuan yang sudah ada tentang masalah yang sedang dibahas.
5. Para pembaca yang akan mendapatkan manfaat dari penelitian yang dilakukan.

Strategi penulisan pernyataan suatu masalah.

Salah satu strategi yang bisa digunakan untuk menulis bagian pernyataan dari suatu
masalah adalah dengan membayangkan pernyataan tersebut kedalam 5 paragraf, dengan
setiap paragraf mengandung satu dari kelima aspek penting dalam menulis pernyataan suatu
masalah. Untuk memulainya, pada paragraf pertama mengandung topik yang akan dibahas,
lalu paragraf kedua mengenai masalah penelitian, dan dilanjutkan pembenaran terhadap
pentingnya suatu masalah yang ditemukan dalam penelitian sebelumnya dan yang sedang
dilakukan, dan seterusnya. Perhatikan bagan dibawah ini.

Topic Wilayah materi yang Examples Peran orang tua dalam akses promosi
akan dibahas PTN untuk siswa yang belum
mendapatkan info
Masalah Masalah yang dibahas Kebutuhan yang diperlukan untukakses
Penelitian yang lebih baik bagi siswa

Pembenaran Keterangan/bukti dari Literatur sebelumnya memiliki


Alur ide untuk masalah literatur atau pengalaman catatan yang buruk
penelitian peneliti

Kekurangan dari Bukti yang hilang Perlu diadakan evaluasi tentang


pernyataan/bukti bagaimana orang tua mendapatkan akses
sebelumnya promosi

Menghubungkan Orang – orang yang  Orangtua lebih baik dalam menilai


topik diskusi memiliki kepentingan dari peran mereka kepada anaknya
kepada pembaca penelitian yang diadakan  Konselor memiliki hubungan yang
lebih baik pada orang tua
Bagan 3. Alur Ide  Kampus dapat bekerja sama dengan
baik dengan orang tua

B. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka adalah ringkasan tertulis dari artikel jurnal, buku, dan dokumen yang
menggambarkan keadaan informasi di masa lalu dan saat ini mengenai topik suatu penelitian.
Tinjauan pustaka tidak hanya membantu para peneliti dalam mengumpulkan ide-ide orang
lain yang menarik pada pertanyaan penelitian, tetapi juga memungkinkan peneliti untuk
membaca tentang hasil-hasil penelitian yang sudah ada. Tinjauan pustaka juga memberikan
gagasan tentang bidang penelitian lebih lanjut yang perlu dilakukan.

Perbedaan tinjuan pustaka dalam penelitian kuantitatif dan kualitataif


Perbedaan Tinjauan Pustaka dalam Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif
Perbedaan Penelitian Kuantitatif Penelitian Kualitatif
Jumlah literatur
yang dikutip pada Besar Minimal
awal penelitian

Membenarkan atau
Membenarkan atau mendokumentasikan
Penggunaan mendokumentasikan
kebutuhan untuk penelitian.
literatur pada awal kebutuhan untuk
Memberikan alasan untuk arah penelitian
penelitian penelitian
(mis., Pernyataan tujuan dan pertanyaan
penelitian atau hipotesis)

Mendukung atau
Penggunaan Mengkonfirmasi prediksi sebelumnya dari
memodifikasi temuan
literatur pada akhir literatur
yang ada dalam
penelitian
literatur

Langkah – Langkah dalam membuat tinjauan pustaka


Ada lima langkah yang dapat dilakukan dalam menyusun tinjauan pustaka, yaitu :
1. Identifikasi kata kunci yang akan digunakan dalam pencarian literatur.
2. Cari literatur yang berhubungan dengan topik pada jurnal – jurnal atau artikel yang
terpublikasi, buku, dan seminar yang diadakan.
3. Setelah itu, evaluasilah secara kritis dan pilih kajian yang tepat untuk tinjauan
pustaka.
4. Atur literatur yang telah dipilih secara abstrak atau dengan cara membuat catatan pada
bagian yang dipilih, lalu kembangkan dengan diagram atau bagan untuk memperjelas
tinjauan.
5. Tulis kajian yang termasuk dalam ringkasan literatur untuk dimasukkan pada laporan
penelitian.

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai