Anda di halaman 1dari 11

SAP

( Satuan Acara Penyuluhan )

PROMOSI KESEHATAN

Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Promosi dan Pendidikan Kesehatan

Oleh :

Muhamad Opi Hafiizh ( 213119060 )

ILMU KEPERAWATAN ( S1 )

STIKES JENDERAL ACHMAD YANI

CIMAHI

2020
SAP
SATUAN ACARA PENYULUHAN

PokokBahasan : Pencegahan Astma

Sasaran : Masyarakat Rt. 03 Rw. 09

Hari/Tanggal : Selasa, 01 Juli 2020

Waktu : 35 Menit

Tempat : Kampus STIKES Jenderal Achmad Yani Cimahi

A. TujuanPembelajaran /Penyuluhan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan, pengunjung mampu memahami tentang Pencegahan
astma
2. TujuanKuhusus
a. Pengertian Astma
b. Penyebab Astma
c. Tanda dan Gejala Astma
d. Komplikasi Astma
e. Penanganan Astma, dan
f. Pencegahan Astma

B. Materi Pembelajaran /Penyuluhan


a. Pengertian Astma
b. Penyebab Astma
c. Tanda dan Gejala Astma
d. Komplikasi Astma
e. Penanganan Astma, dan
f. Pencegahan Astma
C. MetodePembelajaran /Penyuluhan
a. Ceramah
b. Tanya Jawab

D. Media &AlatPendukung
1. Media
a. Dengan menggunakan leaflet dan poster agar mudah dimengerti dan menarik, agar
para masyarakat dan remaja dapat menerapkannya.
b. Menggunakan alat bantunya Power Point agar dapat menjelaskan dengan cara
efektif dan masyarakat dapat menegtahui lebih banyak lagi dibandingkat leaflet dan
poster.
2. Alat Pendukung
a. Laptop agar mudah mengakses power point
b. Infocus agar mudah untuk menjelaskan kepada audiens melaui power point.

E. Proses Pembelajaran

No Kegiatan Bentuk Kegiatan Waktu


Fasilitator Klien/Audien
1. Pembukan - Mengucapkan salam - Menjawab salam 5
 Memperkenalkandiri - Memperkenalkan Diri - Mendengar dan menit
 Kontrak Waktu - Menjelaskan kontak waktu, memperhatikan
 Menjelaskantujuanpemb topik dan tujuan penyuluhan
elajaran - Menyebutkan materi yang akan
MelakukanAppersebsi disampaikan.
(Menggali pengetahuan
awal dr klien)
2. Pelaksanaan( menjelaskan Pelaksanaan : - Beberapa pengunjung berusaha 25
materi penyuluhan sesuai menjawab sesuai kemampuan menit
dengan metode
pembelajaran yg - Review pengetahuan tentang - Mendengarkan dan
direncanakan dan media depresi dan reinforcement positif memperhatikan penjelasan
pembelajaran untuk pada pengunjung.
membantu dalam - Menjelaskan tentang :
pemahaman klien terhadap 1) Pengertian astma
mater ipenyuluhan yang 2) Menjelaskan penyebab astma
diinformasikan ) 3) Menjelaskan tanda dan gejala
astma
4) Menjelaskan komplikasi
astma
5) Menjelaskan pencegahan dan
penanganan astma
3. Penutup Kesimpulan : - Menjawab pertanyaan 5
 Menyimpulkan materi Asma merupakan suatu masalah - Mendengarkan dan membahas menit
penyuluhan kesehatan terhadap system ucapan terimakasih
 Melakukan evaluasi pernapasan, dimana factor yang - Menjawab salam
sesuai rencana berhubungan dengan hal
 Melakukan tersebut, antara lain: lingkungan
reinforcement (misalnya merokok, menghirup
(penguatkanterhadapp asap rokok, dan infeksi),
esankesehatansesuai fisiologis (misalnya asma, alergi
dg temapenyuluhan) jalan napas), serta obstruksi jalan
napas (misalnya sekresi tertahan
ataupun spasme jalan napas).
Masalah yang sering muncul
pada klien yang mengalami
asmatikus ini biasanya yaitu
bersihan jalan napasnya yang
tidak efektif, adanya gangguan
pertukaran gas, dan terjadinya
kebutuhan akan nutrisi yang
kurang dari kebutuhan tubuh.
Evaluasi :
Menanyakan kepada mahasiswa
tentang materi yang
disampaikan.
Penutup :
Mengucapkan terima kasih atas
waktu yang diluangkan,
perhatian serta peran aktif
audiens.
Salam penutup
F. DenahKegiatan

Pemateri

Audiens

G. RencanaEvaluasi
a. Evaluasi Pendidkan
1. Apakah waktu yang digunakan optimal ?
2. Apakah alat peraga lengkap ?
3. Apakah tempat sesuai rencana ?
b. Evaluasi hasil kegiatan
1) Bentuk Evaluasi
a. Test
2) Jenis Evaluasi
a. Lisan
H. BukuSumber

https://www.academia.edu/33140407/SAP_ASMA

I. Lampiran
1. Soal
a. Apa yang dimaksud dengan astma ?
b. Sebutkan penyebab astma ?
c. Sebutkan tanda dan gejala astma ?
d. Bagaimana cara penanganan astma ?
2. Kunci jawaban
a. Asma adalah suatu inflamasi kronis saluran nafas yang melibatkan sel eosinofil,
sel mast, sel netrofil, limfosit dan makrofag yang ditandai dengan wheezing,
sesak nafas kumat-kumatan, batuk, dada terasa tertekan dapat pulih kembali
dengan atau tanpa pengobatan. (Cris Sinclair, 1990 : 94).
b. Diantarannya adalah :
- Alergen utama debu rumah
- Perubahan cuaca yang ekstrim
- Lingkungan kerja mempunyai hubungan langsung dengan sebab terjadinya
serangan asma
c. Tanda dan gejalannya yaitu :
- Dispnea (sesak nafas)
- Batuk
- Mengi (bengek)
d. Pencegahannya yaitu :
- Menghindari faktor pencetus atau allergen.
- Tidak beraktivitas terlalu berat
- Minum air hangat untuk melancarkan dahak atau mucus
- Latihan napsa dalam
- Kurangi konsumsi makanan berminyak yang dapat merangsang dahak
- Hindari stress berlebihan
- Menghindari makanan yang diketahui menjadi penyebab serangan (bersifat
individual).
- Menghindari minum es atau makanan yang dicampur dengan es.
- Berhenti merokok dan penggunaan narkoba atau napza.
- Berusaha menghindari polusi udara (memakai masker, udara dingin dan
lembab).
- Segera berobat bila sakit panas (infeksi), apabila disertai dengan batuk dan
pilek.
- Fisioterapi dapat digunakan untuk mempermudah pengeluaran mukus atau
dahak.
3. Materi Penyuluhan
A. Pengertian

Asma adalah suatu inflamasi kronis saluran nafas yang melibatkan sel
eosinofil, sel mast, sel netrofil, limfosit dan makrofag yang ditandai dengan
wheezing, sesak nafas kumat-kumatan, batuk, dada terasa tertekan dapat pulih
kembali dengan atau tanpa pengobatan. (Cris Sinclair, 1990 : 94)

Asma Bronchial adalah suatu gangguan pada saluran bronchial dengan


ciri bronkospasme periodik (kontraksi spasme pada saluran nafas). Asma
merupakan penyakit kompleks yang diakibatkan oleh faktor biokimia, endokrin,
infeksi, otonomik dan psikologi. (Irman Somantri, 2008 : 43)
Kesimpulan dari beberapa pengertian diatas yaitu Asma Bronchial adalah
gangguan atau kerusakan pada saluran bronkus yang merupakan inflamasi kronis
saluran nafas dengan ciri bronkospasme periodik yang reversible (dapat
kembali), adanya wheezing, sesak nafas dan batuk dengan atau tanpa adanya
sekret.
B. Penyebab Astma

Sampai saat ini etiologi asma belum diketahui dengan pasti, suatu hal
yang menonjol pada semua penderita asma adalah fenomena hiperaktivitas
bronkus. Bronkus penderita asma sangat peka terhadap rangsangan imunologi
maupun non imunologi. Karena sifat inilah maka serangan asma mudah terjadi
akibat berbagai rangsangan baik fisis, metabolik, kimia, alergen, infeksi.
a. Faktor Ekstrinsik (asma imunologik / asma alergi)
- Reaksi antigen-antibodi
- Inhalasi alergen (debu, serbuk-serbuk, bulu-bulu binatang)
b. Faktor Intrinsik (asma non imunologi / asma non alergi)
- Infeksi : parainfluenza virus, pneumonia, mycoplasmal
- Fisik : cuaca dingin, perubahan temperatur
- Iritan : kimia
- Polusi udara : CO, asap rokok, parfum
- Emosional : takut, cemas dan tegang
- Aktivitas yang berlebihan juga dapat menjadi faktor pencetus.
Rangsangan atau pencetus yang sering menimbulkan asma perlu
diketahui dan sedapat mungkin dihindarkan. Faktor-faktor tersebut adalah:
a. Alergen utama debu rumah, spora jamur dan tepung sari rerumputan.
Karena tubuh sangat responsive terhadap allergen ini sehingga terjadi
pembengkakkan pada membran yang melapisi bronkus yang
menyebabkan sesak nafas. Sama halnya dengan iritan seperti asap, bau-
bauan, polutan yang mengiritasi membran bronkus sehingga terjadi
produksi sekret yang berlebih oleh reaksi imunitas yang memfagosit
bakteri-bakteri atau virus yang masuk kedalam saluran pernafasan (Cris
Sinclair, 1990 : 94)
b. Perubahan cuaca yang ekstrim seperti udara yang dingin, emosi dan
olahraga yang berlebihan memicu terlepasnya histamine dan leukotrien
sehingga terjadi kontraksi otot polos yang menyebabkan penyempitan
saluran udara.
c. Lingkungan kerja mempunyai hubungan langsung dengan sebab
terjadinya serangan asma. Hal ini berkaitan dengan dimana dia bekerja.
Misalnya orang yang bekerja dilaboratorium hewan, industri tekstil,
pabrik asbes, polisi lalu lintas karena bulu binatang, serat kain, serbuk dan
debu jalanan merupakan faktor pencetus serangan asma.
C. Tanda dan Gejala Astma

a. Dispnea (sesak nafas), terjadi karena pelepasan histamine dan leukotrien


yang menyebabkan kontraksi otot polos sehingga saluran nafas menjadi
sempit.
b. Batuk, adalah reaksi tubuh untuk mengeluarkan hasil dari inflamasi atau
benda asing yang masuk ke saluran nafas.
c. Mengi (bengek), suara nafas tambahan yang terjadi akibat penyempitan
bronkus.
Gambaran klinis pasien yang menderita asma :
1. Gambaran objektif.
a. Sesak nafas parah dengan ekspirasi memanjang disertai wheezing.
b. Dapat disertai dengan sputum kental dan sulit dikeluarkan.
c. Bernafas dengan menggunakan otot-otot nafas tambahan.
d. Sianosis, takikardia, gelisah dan pulsus paradoksus.
e. Fase ekspirasi memanjang dengan disertai wheezing (di afek dan hilus)
2. Gambaran subjektif
Gambaran psikososial adalah cemas, takut, mudah tersinggung dan kurang
pengetahuan pasien terhadap situasi penyakitnya.
D. Komplikasi Astma
Komplikasi yang dapat terjadi pada klien dengan asma adalah
pneumotoraks, atelektasis, gagal nafas, bronkhitis dan fraktur iga.
F. Penanganan Astma
Pengobatan asma secara garis besar dibagi dalam pengobatan non
farmakologik dan pengobatan farmakologik.
 Pengobatan non farmakologik
a. Penyuluhan
Penyuluhan ini ditujukan pada peningkatan pengetahuan klien
tentang penyakit asma sehinggan klien secara sadar menghindari
faktor-faktor pencetus, serta menggunakan obat secara benar dan
berkonsultasi pada tim kesehatan.
b. Menghindari faktor pencetus
Klien perlu dibantu mengidentifikasi pencetus serangan asma yang
ada pada lingkungannya, serta diajarkan cara menghindari dan
mengurangi faktor pencetus, termasuk pemasukan cairan yang cukup
bagi klien.
c. Fisioterapi
Fisioterapi dapat digunakan untuk mempermudah pengeluaran
mukus. Ini dapat dilakukan dengan drainage postural, perkusi dan
fibrasi dada.
 Pengobatan farmakologik
a. Agonis beta
Bentuk aerosol bekerja sangat cepat diberikan 3-4 kali semprot
dan jarak antara semprotan pertama dan kedua adalan 10 menit. Yang
termasuk obat ini adalah metaproterenol ( Alupent, metrapel ).
b. Metil Xantin
Golongan metil xantin adalan aminophilin dan teopilin, obat ini
diberikan bila golongan beta agonis tidak memberikan hasil yang
memuaskan. Pada orang dewasa diberikan 4 x 125-200 mg sehari.
c. Kortikosteroid
Jika agonis beta dan metil xantin tidak memberikan respon yang
baik, harus diberikan kortikosteroid. Steroid dalam bentuk aerosol (
beclometason dipropinate ) dengan dosis 4 x 800 mg semprot tiap hari.
Karena pemberian steroid yang lama mempunyai efek samping maka
yang mendapat steroid jangka lama harus diawasi dengan ketat.
d. Kromolin
Kromolin merupakan obat pencegah asma, khususnya anak-
anak . Dosisnya berkisar 4 x 1-2 kapsul sehari.
e. Ketotifen
Efek kerja sama dengan kromolin dengan dosis 2 x 1 mg perhari.
Keuntungannya dapat diberikan secara oral.
f. Iprutropioum bromide (Atroven)
Atroven adalah antikolenergik, diberikan dalam bentuk aerosol
dan bersifat bronkodilator. (Evelin dan joyce L. kee, 1994 ; Karnen
baratawijaja, 1994 ).
G. Pencegahan Astma
a. Menghindari faktor pencetus atau allergen.
b. Tidak beraktivitas terlalu berat
c. Minum air hangat untuk melancarkan dahak atau mucus
d. Latihan napsa dalam
e. Kurangi konsumsi makanan berminyak yang dapat merangsang dahak
f. Hindari stress berlebihan
g. Menghindari makanan yang diketahui menjadi penyebab serangan
(bersifat individual).
h. Menghindari minum es atau makanan yang dicampur dengan es.
i. Berhenti merokok dan penggunaan narkoba atau napza.
j. Berusaha menghindari polusi udara (memakai masker, udara dingin dan
lembab).
k. Segera berobat bila sakit panas (infeksi), apabila disertai dengan batuk
dan pilek.
l. Fisioterapi dapat digunakan untuk mempermudah pengeluaran mukus
atau dahak.

Anda mungkin juga menyukai