Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Profesi pilot, pramugari atau pramugara saat ini menjadi salah satu profesi
yang banyak diminati, hal ini disebabkan karena pekerjaan ini memiliki masa
depan yang menjanjikan. Di Indonesia saat ini telah banyak dibuka sekolah
khusus penerbangan, hal ini bertujuan untuk memberikan pendidikan dan
pelatihan khusus bagi siswa yang berminat masuk kesekolah penerbangan,
sehingga dapat menghasilkan tenaga kerja yang profesional dan kompeten
dibidang penerbangan.Tingginya tingkat kesulitan dan tuntutan kerja pada
profesi ini, mengharuskan siswa untuk memiliki pengetahuan yang lebih
tinggi. Hal ini menyebabkan beban belajar siswa semakin tinggi jika tidak
dapat ditangani dengan baik, maka dapat mengurangi efektivitas dan efesiensi
siswa dalam belajar, hal ini akan terlihat dengan adanya penurunan prestasi
siswa dan yang lebih parah lagi jika dibiarkan berlangsung lama dapat
mempengaruhi kondisi fisik & psikologis siswa. Gangguan fisik dapat berupa
diare, tegang pada leher dan bahu, gangguan pencernaan, sedangkan
gangguan kondisi psikologis dapat berupa timbulnya gejala-gejala stress
seperti insomnia, mudah marah, lambat dalam mengambil keputusan dan
sebagainya.
Stres salah satu respon keseimbangan tubuh dan pikiran terhadap
perubahan. Salah satu kelompok umur yang rentan terkena stress adalah
golongan remaja. Hal ini karena remaja mengalami masa transisi dari anak-
anak menuju dewasa yang ditandai dengan adanya perubahan psikologis,
biologis, dan perubahan sosial. Adanya perubahan-perubahan yang harus
dihadapi dan tuntutan adaptasi, serta penyesuaian yang pesat menyebabkan
stress lebih mudah terjadi. Secara umum, masalah akademik merupakan
sumber utama stress bagi siswa.
1
2

Stres yang berkelanjutan akan berdampak negative pada kesehatan,


termasuk kesehatan mental, penyakit-penyakit terkait, dan perubahan status
gizi. Efek negative dari stress, yaitu mengganggu fungsi kognitif,
mempengaruhi keefektifan performa individu serta gangguan psikologis dan
fisik yang kemudian akan berdampak pada penurunan prestasi siswa. Selain
itu, stress yang berkelanjutan dapat berdampak pada penurunan imunitas
sehingga lebih mudah sakit. Lebih lanjut lagi, penyakit-penyakit seperti
pernyakit kardiovaskular, kanker diabetes, dan obesitas berkaitan dengan
stress yang berkelanjutan yang mempengaruhi pola makan berlebih.
Stres yang dialami akan mempengaruhi perubahan dalam pemilihan
maupun asupan makanan pada siswa, termasuk jumlah dan jenis makanan
yang dipilih. Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan, ketika stress
seseorang akan cenderung memilih makanan yang manis dan terjadi
peningkatan asupan lemak, yang nantinya akan mempengaruhi indeks massa
tubuh (IMT). IMT berdasarkan hasil perhitungan dari perbandingan BB
(Berat Badan) dan TB (Tinggi Badan) melalui rumus BB/TB (kg/m 2), Indeks
massa tubuh membantu menentukan apakah seseorang beresiko terkena
penyakit yang berhubungan dengan berat badan, IMT dapat digunakan untuk
menentukan seberapa besar seseorang dapat terkena berat badannya.
Berdasarkan laporan gizi global atau Global Nutrition Report (2014),
Indonesia termasuk kedalam 17 negara yang memiliki 3 permasalahan gizi
sekaligus yaitu, stunting (pendek), wasting (kurus), dan juga overweight
(obesitas). Data hasil Riskesdas secara nasional menunjukkan angka status
gizi pada anak usia 6-12 tahun terdiri dari, 4,6% sangat kurus, 7,6% kurus,
78,6% normal dan 19,2% gemuk. Sedangkan pada anak umur 5-12 tahun
terdiri dari 4,0% sangat kurus, 7,2% kurus dan 70% normal. Selain itu
masalah yang harus diperhatikan yakni masalah kegemukan. Di Indonesia
masalah kegemukan pada anak umur 5-12 tahun masih tinggi yaitu terdiri dari
gemuk 10,8% dan sangat gemuk (obesitas) 8,8% (Riskesdas, 2013).
3

Sejalan dengan pendapat Widiantini dan Tafal (2014), selain jenis


kelamin, usia, pengetahuan gizi, pendidikan terakhir, sikap tentang obesitas,
konsumsi zat gizi yang meliputi konsumsi energi, karbohidrat, lemak, dan
protein, aktivitas fisik, stres juga meningkatkan risiko obesitas. Hal ini
menunjukkan bahwa tingkat stres memiliki hubungan erat dengan Indeks
Masssa Tubuh (IMT). Hasil penelitian Ahmed (2017) menemukan bahwa
stres akibat konflik sekolah/rekreasi memiliki risiko empat kali lebih tinggi
untuk mendapatkan berat badan dan menjadi kelebihan berat badan dan
obesitas. Didukung hasil penelitian Purwanti et al. (2017) bahwa terdapat
hubungan yang bermakna antara tingkat stres dengan indeks massa tubuh.
Hasil beberapa penelitian di tersebut menunjukkan bahwa stres dan IMT
memiliki keterkaitan satu sama lain. Semakin tinggi tingkat stres maka
kemungkinan IMT semakin tinggi. Sebaliknya, semakin rendah tingkat stres
maka kemungkinan IMT semakin rendah.
SMK Penerbangan SPN Dirgantara Batam berlokasi di Jl.Ahmad Yani,
Taman Baloi, Batam Kota. Saat ini SMK Penerbangan SPN Dirgantara
Batam termasuk salah satu sekolah penerbangan yang paling diminati di kota
Batam. Berdasarkan survey pendahuluan diketahui siswa SMK Penerbangan
SPN Dirgantara Batam memiliki jadwal yang padat hampir setiap harinya,
sehingga dapat menyebabkan siswa tersebut mengalami stress. Adanya stress
yang dialami oleh seorang siswa dapat mengakibatkan kurangnya aktivitas
dan efisiensi belajar bahkan bias mengalami gangguan kesehatan yang salah
satunya dapat berpengaruh terhadap indeks massa tubuh.
Berdasarkan permasalahan diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang hubungan stress dengan indek massa tubuh pada siswa Di
SMK SPN Dirgantara Batam.
4

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka perumusan masalah yang diajukan dalam
penelitian ini adalah apakah ada hubungan tingkat stres dengan indeks massa
tubuh pada siswa SMK Penerbangan SPN Dirgantara Batam.

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan stress dengan indeks massa tubuh sisswa SMK
Penerbangan SPN Dirgantara Batam.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui gambaran stress siswa SMK Penerbangan SPN Dirgantara
Batam.
b. Mengetahui indeks massa tubuh siswa SMK Penerbangan SPN Dirgantara
Batam.

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan penulis tentang hubungan
stress dengan indeks massa tubuh pada siswa SMK Penerbangan, serta
menjadi pengalaman penulis dalam melakukan penelitian.

Anda mungkin juga menyukai