Anda di halaman 1dari 11

NAMA : AINUL LATIFAH

NIM : 061930400075

KELOMPOK : 02

KELAS : 2KA

MAKUL : Praktikum Teknik Pengolahan Limbah

HARI/TANGGAL: SENEN,20 JULI 2020

INSTRUKTUR :Ir. SITI CHODIJAH, M.T

EMISI UDARA
Gas buang atau emisi didefinisikan sebagai hasil pembakaran bahan
bakar fosil seperti batubara, gas alam dan minyak yang didispersikan ke
udara, tergantung pada komposisi bahan bakar serta jenis dan ukuran boiler.

Emisi merupakan salah satu penyumbang pencemaran udara yang


dapat berdampak pada kesehatan manusia dan lingkungan sekitar.Untuk
menentukan apakah status emisi sebuah PLTU berbahaya atau tidak bagi
kesehatan, perlu dilakukan pengkajian. Pengkajian dilakukan sebagai upaya
pertama dalam tindakan pencegahan dampak emisi terhadap lingkungan
sekitar dan manusia, serta seberapa jauh sebaran konsentrasi emisi dari titik
penyebab.

Parameter gas emisi yang disimulasikan dalam kajian tersebut adalah


parameter yang wajib dipantau sesuai Peraturan Menteri Lingkungan Hidup
no 21 tahun 2008 tentang baku mutu Emisi Sumber tidak bergerak bagi
usaha dan/atau kegiatan pembangkit tenaga listrik termal yaitu SO2, NOx2,
total partikulat, dan opasitas.
Berdasarkan RUPTL PT. PLN (Persero) Tahun 2019-2028, Direktur
Teknik dan Lingkungan Ketenagalistrikan Ir. Wanhar memaparkan,
kebijakan pengembangan ketenagalistrikan di Indonesia sangat
memperhatikan kebijakan penurunan emisi dan Gas Rumah Kaca (GRK)
Nasional.

Oleh karena itu, pengelolaan emisi PLTU Batubara dilakukan dengan


ketat, dan menggunakan teknologi rendah karbon dengan tingkat efisiensi
tinggi atau High Efficiency and Low Emmission (HELE), seperti Clean
Coal Technology (Super Critical dan Ultra Super Critical).

"Dengan diterapkannya teknologi efisiensi tinggi dan rendah emisi


pada pembangkit listrik tersebut, maka konsumsi bahan bakar fosil akan
berkurang, sehingga berdampak mengurangi efek gas rumah kaca,gas
buang dan pencemaran lingkungan hidup," ujarnya melalui siaran pers yang
diterima
Berdasarkan simulasi perkiraan sebaran konsentrasi emisi yang
dilakukan Pusat Penelitian dan Pengembangan PLN, pembangkit listrik
yang ada di Jakarta dan sekitarnya terbukti tidak memberikan kontribusi
besar bagi buruknya kondisi udara Jakarta.

Hal ini terjadi karena sebagian besar pembangkit listrik yang


digunakan di Jakarta adalah gas alam, yang kandungan pencemarnya
rendah. Sementara untuk PLTU (berbahan bakar batubara) yang ada, telah
dilengkapi dengan continuous emission monitoring system (CEMS) yang
berfungsi untuk memonitor emisi secara kontinyu.

Ia pun meminta masyarakat mengubah kebiasaan penggunaan energi


dari pembakaran individual ke jaringan listrik untuk mengurangi
pencemaran udara.
Pengertian Pencemaran Udara

Pencemaran udara adalah suatu kondisi dimana kehadiran satu atau


lebih substansi kimia, fisik atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang
membahayakan. Berbahaya kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan,
mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti. Polusi udara
merupakan salah satu jenis dari pencemaran lingkungan hidup selain
pencemaran tanah, pencemaran air, pencemaran suara.

Pencemaran udara adalah perusakan terhadap kualitas udara.


Kerusakan kualitas ini disebabkan oleh berbagai sumber, baik sumber
biologis maupun non biologis. Polusi udara dapat bersumber dari be rbagai
macam, antara lain: asap kendaraan bermotor, asap pabrik, limbah indutri,
limbah rumah tangga dan lain-lain. Beberapa sumber ini juga menjadi
sumber pencemaran tanah.

Penyebab Pencemaran Udara

Penyebab pencemaran udara di Indonesia sekitar lebih dari 70%


merupakan hasil emisi kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor
mengeluarkan zat-zat berbahaya yang dapat menimbulkan dampak negatif,
baik terhadap kesehatan manusia maupun terhadap lingkungan. Zat
berbahaya tersebut seperti timbal/timah hitam (Pb), suspended particulate
matter (SPM), oksida nitrogen (NOx), hidrokarbon (HC), karbon monoksida
(CO), dan oksida fotokimia (Ox).

Kendaraan bermotor menyumbang hampir 100 persen timbal, 13 -


44% suspended particulate matter (SPM), 71-89% hidrokarbon, 34-73%
NOx, dan hampir seluruh karbon monoksida (CO) ke udara. Sumber utama
debu berasal dari pembakaran sampah rumah tangga mencakup 41% dari
sumber debu Jakarta. Sektor industri juga merupakan sumber utama dari
sulfur dioksida. Di tempat-tempat padat di Jakarta konsentrasi timbal bisa
100 kali dari ambang batas.
Tingkat pencemaran udara di dunia sungguh mengkhawatirkan.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sekitar 98 persen kota
berpenduduk di atas 100.000 orang yang ada di negara penghasilan rendah
dan menengah tidak memenuhi standar kualitas udara WHO. Sedangkan
bagi negara berpenghasilan tinggi, jumlahnya menurun menjadi 52 persen.
Tingkat pencemaran udara untuk setiap wilayah, menurut Badan Kesehatan
Dunia (WHO)

Sumber Pencemaran Udara

Sumber pencemaran udara terdiri dari dua sumber, yaitu:

Sumber pencemaran udara alamiah, misalnya akibat letusan gunung


berapi. Bisa juga berupa kebakaran hutan, nitrifikasi dan
denitrifikasi biologi.
Sumber pencemaran udara berasal dari manusia. Sumber pencemaran
jenis ini misalnya dari transportasi, emisi pabrik. Zat penyebab
pencemaran udara yang bersumber dari kegiatan manusia antara lain
Karbon Monoksida (CO), Oksida Sulfur (SOx), Oksida Nitrogen
(NOx), Partikulat, Hidrokarbon (HC), dan Oksida fotokimia,
termasuk ozon.

Macam macam Pencemaran Udara

Terdapat dua macam pencemaran udara yaitu:

Pencemaran udara primer yaitu substansi pencemar ditimbulkan


langsung dari sumber pencemaran. Karbon monoksida adalah salah
satu contoh pencemar udara primer karena ia merupakan hasil dari
pembakaran.
Pencemaran udara sekunder yaitu substansi pencemar terbentuk dari
reaksi pencemar-pencemar primer di atmosfer. Pembentukan ozon
dalam proses fotokimia adalah contoh pencemaran sekunder.
Atmosfer merupakan sebuah sistem yang kompleks, dinamik, d an
rapuh. Belakangan ini, perhatian pada efek emisi polusi udara
terhadap perubahan iklim global dan penipisan lapisan ozon semakin
meningkat.

Dampak Pencemaran Udara

Dampak pencemaran udara menyerang berbagai sektor kehidupan


manusia dan makhluk hidup di bumi. Berikut ini adalah dampak
pencemaran udara terhadap kehidupan manusia dan lingkungan.

 Dampak Kesehatan

Dampak pencemaran debu bisa menyebabkan penyakit paru-


paru (bronchitis) serta penyakit saluran pernapasan lainnya.
Sedangkan dampak pencemaran oleh zat kimia seperti Karbon
Monoksida dapat menyebabkan gangguan kesehatan pada
hemoglobin . Hemoglobin adalah metaloprotein pengangkut oksigen
yang mengandung besi dalam sel darah merah.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), setiap tahun


terdapat sekitar 3,2 juta kasus kematian disebabkan oleh pencemaran
udara di dunia. pencemaran udara berakibat pada kematian jumlah
kematian penduduk dunia akibat polusi udara. (Sumber: WHO)

Dalamnya penetrasi polutan polusi udara ke dalam tubuh


bergantung kepada jenis zat pencemar. Partikulat berukuran besar
dapat tertahan di saluran pernapasan bagian atas. Sedangkan
partikulat berukuran kecil dan gas dapat mencapai paru-paru. Dari
paru-paru, zat pencemar diserap oleh sistem peredaran darah.
Kemudian menyebar ke seluruh tubuh.

Di Indonesia, kendaraan bermotor merupakan sumber utama


pencemaran udara di perkotaan. Menurut World Bank, dalam kurun
waktu 6 tahun sejak 1995 hingga 2001, terdapat pertumbuhan jumlah
kendaraan bermotor di Indonesia sebesar hampir 100%. Sebagia n
besar kendaraan bermotor itu menghasilkan emisi gas buang yang
buruk. Hal ini akibat perawatan kurang memadai ataupun dari
penggunaan bahan bakar kualitas buruk, misalnya kadar timbal/Pb
yang tinggi.

World Bank menempatkan Jakarta menjadi salah satu kota


dengan kadar polutan tertinggi setelah Beijing, New Delhi, Mexico.
Pencemaran yang terjadi sangat menggangu kesehatan. Menurut
perhitungan kasar dari World Bank tahun 1994, dengan mengambil
contoh kasus kota Jakarta. Jika konsentrasi partikulat (PM)
diturunkan sesuai standar WHO, maka akan terjadi berbagai
penurunan kasus kesehatan. Penurunan kasus tersebut yaitu:

- Penurunan 1400 kasus kematian bayi prematur.


- Penurunan 2000 kasus rawat inap di Rumah Sakit.
- Penurunan sebesar 49.000 kasus kunjungan ke gawat darurat.
- Penurunan 600.000 serangan asma.
- Penurunan 124.000 kasus bronchitis pada anak.
- Penurunan 31 juta gejala penyakit saluran pernapasan.
- Peningkatan efisiensi 7.6 juta hari kerja yang hilang akibat penyakit
saluran pernapasan.
 Dampak ekonomi

Hasil kajian Bank Dunia menemukan bahwa dampak ekonomi akibat


pencemaran udara di Indonesia sebesar Rp 1,8 trilyun. Jumlah ini
akan meningkat mencapai 4,3 trilyun pada tahun 2015.

 Dampak sosial

Akibat pecemaran udara, orang-orang tidak dapat menikmati udara


sehat. Setiap hari harus melihat dan menghirup asap. Akibatnya,
aktifitas sosial menjadi terhambat.
 Dampak dari segi pendidikan,

Dampak pencemaran udara dapat mempengaruhi tingkat belajar para


siswa. Mereka terhambat dalam hal berfikir. Terhambat pula dalam
menyelesaikan suatu permasalahan.

 Dampak terhadap pertanian

Pencemaran udara sangat berpengaruh pada sektor pertanian.


Kurangnya lahan hijau tempat pohon melakukan fotosintesis karena
dapat mengganggu pertumbuhan pohon. Tanaman juga akan rawan
penyakit. Penyakit tersebut antara lain klorosis, nekrosis. Ini
menyebabkan sirkulasi udara sehat berkurang. Udara menjadi kotor
sehingga tidak baik untuk dihirup.

Contohnya terjadi efek global warning seperti :

1. Hujan asam

Tingkat keasaman (pH) normal air hujan adalah 5,6. Polusi


udara akibat SO2 dan NO2 yang bereaksi dengan air hujan akan
membentuk asam dan menurunkan pH air hujan. Dampak dari hujan
asam ini mempengaruhi kualitas air permukaan. Hujan asam juga
melarutkan logam-logam berat yang terdapat dalam tanah sehingga
mempengaruhi kualitas air tanah dan air permukaan.

2. Efek rumah kaca

Efek rumah kaca disebabkan oleh keberadaan CO2, CFC,


metana, ozon, dan N2O di lapisan troposfer. Keseluruhan gas ini
menyerap radiasi panas matahari yang dipantulkan oleh permukaan
bumi. Akibatnya, panas terperangkap dalam lapisan troposfer
sehingga menimbulkan fenomena pemanasan global. Dampak dari
pemanasan global tersebut antara lain pencairan es di kutub, naiknya
permukaan air laut, perubahan iklim, perubahan siklus hidup flora
fauna.
3. Kerusakan lapisan ozon

Lapisan ozon yang berada di stratosfer (ketinggian 20-35 km)


merupakan pelindung alami bumi. Lapisan ini berfungsi memfilter
radiasi ultraviolet B dari matahari. Pembentukan dan penguraian
molekul-molekul ozon (O3) terjadi secara alami di stratosfer. Emisi
CFC yang mencapai stratosfer dan bersifat sangat stabil
menyebabkan laju penguraian molekul-molekul ozon lebih cepat dari
pembentukannya. Hal ini menyebabkan terbentuknya lubang-lubang
pada lapisan ozon. Kerusakan lapisan ozon menyebabkan sinar UV-B
matahari tidak terfilter. Akhirnya, dapat mengakibatkan kanker kulit
serta penyakit pada tanaman.

4. Zat Pencemaran Udara (Polutan)

Pencemaran udara disebabkan oleh beberapa zat pencemar


atau polutan. Amerika Serikat, misalnya, memiliki daftar 187
polutan berbahaya (hazardous list pollutants) bagi kualitas udara.
Jenis polutan ini ditetapkan dan dipantau oleh Environmental
Protection Agency. Tiap jenis polutan memiliki bahaya yang dapat
berujung pada kematian. Bahaya dari masing-masing zat pencemaran
udara adalah:

5. Karbon Monoksida

Asap kendaraan merupakan sumber utama karbon monoksida


di perkotaan. Data mengungkapkan bahwa 60% polusi udara di
Jakarta disebabkan karena benda bergerak atau transportasi berbahan
bakar solar. Terutama berasal dari Angkutan Umum. Formasi CO
merupakan fungsi dari rasio kebutuhan udara dan bahan bakar dalam
proses pembakaran di dalam ruang bakar mesin diesel. Percampuran
yang baik antara udara dan bahan bakar terutama terjadi pada mesin
yang menggunakan Turbocharge. Ini merupakan salah satu strategi
meminimalkan emisi CO.
Karbon monoksida yang meningkat di berbagai perkotaan
dapat mengakibatkan turunnya berat janin. Berpotensi meningkatkan
jumlah kematian bayi serta kerusakan otak. Karena itu, strategi
penurunan kadar karbon monoksida akan tergantung pada
pengendalian. Pengendalian emisi seperti penggunaan bahan katalis
yang mengubah bahan CO menjadi karbon dioksida. Penggunaan
bahan bakar terbarukan rendah polusi juga dapat menjadi solusi
mengatasi masalah pencemaran udara.

Karbon monoksida adalah gas yang bersifat membunuh


makhluk hidup, termasuk manusia. Gas CO akan mengganggu
pengikatan oksigen (O2) pada darah karena CO lebih mudah terikat
oleh darah dibandingkan oksigen. Darah yang tercemar oleh CO pada
kadar 70% hingga 80% dapat menyebabkan kematian.

6. Gas Karbon Dioksida

Karbon dioksida adalah gas sumber pencemaran udara yang


mampu meningkatkan suhu pada suatu lingkungan sekitar. Fenomena
ini dikenal sebagai efek rumah kaca. Temperatur udara di daerah
yang tercemar CO2 akan naik. Dengan demikian, suhunya menjadi
semakin panas dari waktu ke waktu seperti dialami DKI Jakarta.

Hal ini disebabkan karena CO2 akan berkonsentrasi dengan jasad


renik, debu, dan titik-titik air. Percampuran ini membentuk awan
yang dapat ditembus cahaya matahari namun tidak dapat dilepaskan
kembali melewati awan tersebut. Keadaan seperti itu mirip dengan
kondisi rumah kaca tanpa fentilasi udara.

7. Gas NO dan NO2

Hingga tahun 1999, NOx yang berasal dari alat transportasi


laut di Jepang menyumbangkan 38% dari total emisi NOx (25.000
ton/tahun). NOx terbentuk atas tiga fungsi yaitu Suhu (T), Waktu
Reaksi (t), dan konsentrasi Oksigen (O2) atau NOx = f (T, t, O2).
Secara teoritis terdapat 3 teori yang mengemukakan terbentuknya NOx,
yaitu:

 Thermal NOx (Extended Zeldovich Mechanism). Proses ini


disebabkan gas nitrogen beroksidasi pada suhu tinggi pada ruang
bakar (>1800 K). Thermal NOx ini didominasi oleh emisi NO (NOx
= NO + NO2).
 Prompt NOx. Formasi NOx ini akan terbentuk cepat pada zona
pembakaran.
 Fuel NOx. Formasi NOx ini terbentuk karena kandungan N dalam
bahan bakar. Kira-kira 90 persen emisi NOx disebabkan oleh proses
thermal NOx. Tercatat pula bahwa penggunaan HFO (Heavy Fuel
Oil) – bahan bakar kapal – menyumbangkan emisi NOx sebesar 20-
30%. Nitrogen oksida yang ada di udara dan kemudian dihirup
manusia akan menyebabkan kerusakan paru-paru. Setelah bereaksi
dengan atmosfir, gas ini membentuk partikel-partikel nitrat yang
amat halus sehingga dapat menembus bagian terdalam paru -paru.
Gas-gas di atas akan dapat menimbulkan gangguan pada saluran
pernapasan, dari ringan hingga berat.

Penanggulangan Pecemaran Udara

Penanggulangan pencemaran udara dapat dilakukan dengan beberapa


cara. Solusi tersebut yaitu:

a. Gunakan moda angkutan umum. Mendorong diri sendiri dan


masyarakat untuk menggunakan moda angkutan umum akan
menurunkan tingkat polusi udara.
b. Hemat energi. Matikan kipas angina, lampu, penyejuk udara saat
anda bepergian keluar. Sejumlah besar bahan bakar fosil dibakar
untuk menghasilkan listrik. Dengan mengurangi pemakaian listrik,
berarti kita turut mengurangi penggunaaan bahan bakar fosil dan
menyelamatkan udara.
c. Pahami dan praktek konsep Reduce, Reuse dan Recycle. Jangan
membuang barang-barang yang tidak berguna bagi anda. Anda
mungkin saja dapat menggunakan barang-barang tersebut untuk hal
lain, misalnya menghasilkan kerajinan. Bahkan, anda bisa
menghasilkan uang dari sampah didaur ulang.
d. Gunakan sumber energi terbarukan dan ramah lingkungan. Teknologi
energi terbarukan ramah lingkungan seperti matahari, angin dan
panas bumi semakin mutakhir. Pemerintah berbagai negara telah
memberikan hibah kepada konsumen yang tertarik untuk memasang
panel surya untuk rumah mereka.
e. Gunakan perangkat teknologi atau listrik hemat energi

Anda mungkin juga menyukai