Anda di halaman 1dari 7

3/22/2020 Propas Kalam Kajian Hadis: Manajemen Pelayanan Pesantren

Lainnya muhamadsad

Propas Kalam Kajian Hadis


Sebuah ruang berbagi kajian hadis

Beranda Ilmu Hadis Kajian Hadis Tokoh Hadis Kitab Hadis Pesantren About Us

SELASA, 14 FEBRUARI 2012 Feeds Berita


Rawat Nalar, IMM T
OKP Lain
Manajemen Pelayanan Pesantren 3 tahun yang lalu

Portal Kementeria
Indonesia
Oleh: M. Noor Khozin
Front Pembela Isl
Syahid]
PENDAHULUAN
Situs Resmi Nahd

Pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia. Lembaga ini telah Direktorat Pendid
Pesantren
berfungsi sebagai salah satu benteng pertahanan umat Islam, pusat dakwah dan pusat
pengembangan masyarakat muslim di Indonesia. Di luar Pulau Jawa lembaga pendidikan Berita Utama

ini disebut dengan nama lain, seperti surau di Sumatra Barat, dayah di Aceh, dan pondok Muhammadiyah
pada daerah lainnya.
Kekhususan pesantren dibanding dengan lembaga-lembaga pendidikan lainnya adalah
CARI BLOG INI
para santri atau murid tinggal bersama dengan kiai atau guru mereka dalam suatu
kompleks tertentu yang mandiri. Agar dapat melaksanakan tugas mendidik dengan baik,
biasanya sebuah pesantren memiliki sarana fisik yang minimal terdiri dari sarana dasar,
ENTRI POPULER
yaitu masjid atau langgar sebagai pusat kegiatan, rumah tinggal kiai dan keluarganya,
Menguca
pondok tempat tinggal para santri dan ruangan-ruangan belajar. Prof. Qu
Soal: Bo
Dalam perjalanan sejarah Indonesia pesantren telah memiliki peranan yang besar dalam dan atau
pemeluk
usaha memperkuat iman, meningkatkan ketakwaan, membina akhlak mulia dan antara lain diriwayat...
mengembangkan swadana masyarakat Indonesia dan ikut mencerdaskan kehidupan
bangsa melalui pendidikan informal, non formal, dan pendidikan formal. Merumu
Pesantre
Seiring dengan perkembangan zaman, sekarang telah banyak pendidikan yang Disusun
menawarkan model pendidikan dengan konsep yang bermacam-macam. Model-model Dosen P
Mubarok
pendidikan tersebut secara tidak langsung menjadi “saingan” bagi pesantren. Dengan merupakan salah satu
demikian pesantren perlu dikembangkan dan ditingkatkan dari berbagai aspek dan
Metode penelitian had
manajemen. Dalam kaitannya dengan peningkatan pesantren, pada makalah ini akan
Abu Dawud
dibahas tentang manajemen pelayanan pesantren yang diharapkan bisa meningkatkan I. PENDAHULUA
kualitas pesantren. Nabi Saw dari pemals
ulama semenjak masa

Menerap
Pesantre
Oleh: Ma
PENDAH
Manajemen Pelayanan Pesantren sejarah
tidak bisa dilepaskan d

A. Konsepsi Pelayanan
Manajemen, Gaya Ke
Dalam KBBI disebutkan bahwa pengertian pelayanan adalah perihal atau cara Pengambilan Keputus
melayani.[1] Yakni perbuatan untuk menyediakan segala yang diperlukan orang lain. Manajemen, Gaya Ke
Pengambilan Keputus
Sedangkan pelayanan menurut istilah adalah proses pemenuhan kebutuhan melalui PENDAHULUAN Pesa
aktifitas orang lain.[2] Setiap kegiatan atau manfaat yang ditawarkan suatu pihak lain

kaderulamakemenag.blogspot.com/2012/02/manajemen-pelayanan-pesantren.html 1/7
3/22/2020 Propas Kalam Kajian Hadis: Manajemen Pelayanan Pesantren

yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. ARSIP BLOG

Produksi layanan bisa berhubungan fisik ataupun tidak.[3] ► 2015 (3)

Menurut I.N.R. Pendit dan Tata Sudarta, pelayanan (service) adalah suatu ► 2013 (13)
perbuatan yang dilakukan untuk seseorang sebagai penerima pelayanan akan ▼ 2012 (144)
menikmati suatu manfaat atau merasa senang dan puas. [4] Pada perusahaan di bidang ► Desember (69)
jasa istilah service diuraikan sebagai berikut: ► September (4)
S : Smile for everyone ► Agustus (3)
E : Excellence in everything we do ► Mei (2)
R : Reaching out to every guest with hospitality ► April (2)
V : Viewing every guest as special
► Maret (7)
I : Inviting guest to return
▼ Februari (51)
C : Creating warm atmosphere
► Feb 22 (1)
E : Eye contact that shows we care
► Feb 20 (9)
Tujuan dari pelayanan adalah untuk membantu memenuhi kepentingan orang lain
▼ Feb 14 (18)
atau umum, karena seringkali untuk memenuhi kebutuhan tidak dapat dilakukan sendiri
‫ﻰ وﻣﻧﮭﺟﮫ ﻓﻲ ﺳﻧﻧﮫ‬
melainkan memerlukan bantuan berupa perbuatan orang lain. [5]
‫ﺟﮫ ﻓﻲ اﻟﻛﺗﺎب اﻟﺳﻧن‬
Salah satu unsur penting service adalah perilaku yang sopan dan beradab yang
dikenal dengan istilah courtesy (adab, sopan santun). Courtesy menyangkut cara ‫وﻣﻧﮭﺟﮫ ﻓﻲ ﺻﺣﯾﺣﮫ‬

penerimaan yang tulus, keramahtamahan dalam menerima/menyambut tamu, tutur ‫وﻣﻧﮭﺟﮫ ﻓﻰ ﺻﺣﯾﺣﮫ‬

kata/cara berbicara yang ramah dan tindakan lainnya yang dapat menyenangkan tamu, ‫ُو َد وﻣﻧﮭﺟﮫ ﻓﻲ ﺳﻧﻧﮫ‬
fasilitas yang kita miliki dan pelayanan yang kita berikan. Promosi Pesa
Terhada...
Courtesy hendaknya dilakukan pada setiap perusahaan yang langsung berhubungan
dengan konsumen, apalagi perusahaan yang produknya berupa jasa, seperti hotel, biro Model-model

perjalanan, bank dan perusahaan lainnya. Manajemen P

Perwujudan courtesy dalam pelayanan diartikan sebagai suatu perbuatan yang ReOrientasi d
Modern
dilakukan secara attentive (penuh perhatian), helpful (penuh pertolongan), considerate
Manajemen d
(tenggang rasa), polite (sopan) dan respectful (peduli) dalam perkataan dan perbuatan.
[6] Menerapkan A
Pesantren
1. Attentive
Manajemen K
Maksudnya memberikan konsentrasi penuh pada seseorang yang sedang anda
Budaya Organ
layani dan menunjukkan sikap bertindak cepat dalam melakukan pekerjaan.
Manajemen K
Memberikan konsentrasi penuh berarti mengkonsentrasikan pikiran dan gerak
Pesantren
badan anda kepada pelangggan.
Budaya Organ
Sikap bertindak cepat berarti melakukan sesuatu perbuatan dengan cepat tetapi
Manajemen P
tidak terlalu cepat sehingga memberikan gambaran kepada pelangan bahwa dia (Menciptak
tidak diinginkan kedatangannya. Manajemen, G
2. Helpful dan teknik
Maksudnya menyediakan bantuan tanpa diminta (sukarela) dalam bentuk Corak Pesant
kemudahan, informasi, juga bantuan fisik dan sebagainya yang bermanfaat bagi
► Feb 10 (1)
pelanggan.
► Feb 09 (7)
3. Considerate
► Feb 08 (1)
Maksudnya menunjukkan sikap empati terhadap kepuasan orang lain
► Feb 07 (1)
4. Polite
Maksudnya bertingkah laku secara baik dan menyenangkan, artinya menggunakan ► Feb 06 (1)

kata-kata baik, seperti selamat pagi, silakan, terima kasih, saya minta maaf, maafkan ► Feb 03 (10)
saya dan sebagainya. ► Feb 01 (2)
5. Respectful
► Januari (6)
Maksudnya menggunakan panggilan hormat kepada seseorang secara betul dan
► 2011 (2)
sesuai dengan kedudukan.
Dalam konsep pelayanan, dikenal dengan konsep pelayanan prima.
Konsep pelayanan prima meliputi unsur-unsur kepribadian, penambilan, perilaku, LABEL
Artikel (25)

kaderulamakemenag.blogspot.com/2012/02/manajemen-pelayanan-pesantren.html 2/7
3/22/2020 Propas Kalam Kajian Hadis: Manajemen Pelayanan Pesantren

komunikasi, pengetahuan, dan penyampaian. Konsep layanan prima tersebut terdiri Bid'ah (3)
dari hal-hal berikut ini: Biografi Ulama (22)
a. Pribadi prima tampil ramah Catatan Kader (5)
b. Pribadi prima tampil sopan Hadis Maudhu' (1)
c. Pribadi prima tampil yakin Ilmu Hadis (17)
d. Pribadi prima tampil rapi Kabar (9)
e. Pribadi prima tampil ceria Kajian Hadis (13)
f. Pribadi prima senang memaafkan Kesehatan (1)
g. Pribadi prima senang bergaul Kitab Hadis (34)
h. Pribadi prima tampil belajar dari orang lain Pesantren (18)
i. Pribadi prima senang kepada kewajaran Sirah Nabawiyah (4)

j. Pribadi prima senang menyenangkan orang lain Tesis (8)


Tokoh Hadis (19)

B. Kinerja dan Kualitas Pelayanan Pesantren


Kinerja merupakan aspek penting dalam usaha pencapaian suatu tujuan. PENGIKUT

Pencapaian tujuan yang maksimal merupakan buah dari kinerja tim atau individu yang Pengikut (6)
baik, begitu pula merupakan akibat dari kinerja individu atau tim yang tidak optimal.
Cukup banyak batasan yang dikemukakan oleh para ahli terkait dengan kinerja. STATISTIK

Sebagaimana ditulis Mangkunegara dalam Evaluasi Kinerja SDM, Whitmore misalnya 92,8
secara sederhana mengemukakan bahwa kinerja adalah pelaksanaan fungsi-fungsi
yang dituntut dari seseorang. Dengan demikian, menurut Whitmore kinerja merupakan KONTRIBUTOR
suatu perbuatan, prestasi atau apa yang diperlihatkan seseorang melalui ketrampilan Abdul Hakim Wahid
yang nyata.
Fatihunnada Anis
Amstron dan Baron sebagaiama ditulis Wibowo dalam Manajemen Kinerja , kinerja
Shorih Kholid
merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis
WH.Mahardhika
organisasi, kepuasan konsumen dan memberikan kontribusi kepada ekonomi. Dengan
demikian kinerja berkaitan dengan melakukan pekerjaan dan mencapai hasil dari hasil andisaputra
pekerjaan tersebut. ben omar
Faktor kinerja untuk masing-masing orang mempunyai perbedaan sesuai jenis kaderulamakemen
pekerjaan, organisasi atau profesi. Faktor kinerja merujuk pada tujuan organisasi yang
dijabarkan ke dalam tugas-tugas fungsional. Faktor kinerja untuk karyawan akan
berbeda dengan faktor kinerja guru, seniman, atau pekerja lain, karena masing-masing
memiliki spesifikasi tugas atau pekerjaan yang berbeda.
Menurut A Dale Timple, faktor-faktor kinerja terdiri dari faktor internal dan ekternal.
Faktor internal yaitu faktor yang dihubungkan dengan sifat-sifat seseorang. Misalnya,
kinerja seseorang baik disebabkan karena mempunyai kemampuan tinggi dan ia tipe
pekerja keras, sedangkan seseorang mempunyai kinerja jelek disebabkan orang
tersebut mempunyai kemampuan rendah atau orang tersebut mempunyai kemampuan
rendah dan orang tersebut tidak memiliki upaya-upaya untuk memperbaiki
kemampuannya. Sedangkan faktor eksternal yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi
kinerja seseorang yang berasal dari lingkungan. Seperti perilaku, sikap dan tindakan-
tindakan rekan kerja, bawahan atau pimpinan, fasilitas kerja dan iklim organisasi.
Menurut Dale Furtwengler terdapat 9 faktor kinerja, yaitu
a. Kecepatan
b. Kualitas
c. Nilai
d. Ketrampilan interpersonal
e. Terbuka untuk berubah
f. Kreativitas
g. Ketrampilan berkomunikasi
h. Inisiatif
i. Perencanaan dan organisasi.

kaderulamakemenag.blogspot.com/2012/02/manajemen-pelayanan-pesantren.html 3/7
3/22/2020 Propas Kalam Kajian Hadis: Manajemen Pelayanan Pesantren

Penilaian kinerja merupakan proses peneliaian yang dilakukan organisasi terhadap


para pegawai yang dapat memberikan umpan balik, sehingga organisasi dapat
mengidentifikasi secara tegas perbaikan atau penyesuaian yang diperlukan dalam
rangka perbaikan kinerja pegawai.
Untuk melakukan penilaian kinerja dilakukan dengan tiga langkah. Pertama,
mendefinisikan pekerjaan, yang artinya memastikan bahwa pimpinan dan bawahan
sepakat tentang tugas-tugasnya dan standar jabatan. Kedua, menilai kinerja, berarti
membandingkan kinerja actual bawahan dengan standar-standar yang telah ditetapkan.
Ketiga, umpan balik yaitu kinerja dan kemajuan bawahan dan rencana-rencana dibuat
untuk perkembangan apa saja yang dituntut.
Kualitas pelayanan merupakan faktor yang menjadi pertimbangan terpenting dalam
memberikan layanan kepada masyarakat. Karena kualitas pelayanan yang kurang
memuaskan akan membuat pelanggan dalam hal ini satuan kerja dan pihak ketiga akan
merasa terganggu dan merasa dirugikan dalam hal waktu dan pelayanan. Dalam
pemberian pelayanan terhadap masyarakat masih banyak kesalahan yaitu adanya
keluhan. Pengalaman kualitas pelayanan yang memuaskan dengan interasi yang
berulang-ulang akan memperkuat kepercayaan karena proses pemberian penciptaan
layanan penting dalam pembentukan kepercayaan.
Kualitas sebagai alat stategis mempunyai kemampuan kompetitif dalam
berparisipasi aktif dalam proses mengkonsumsi jasa tersebut. Untuk menghadapi
perubahan lingkungan, dilakukan usaha untuk memperbaiki proses implemntasi terus
menerus.
Kottler mendefinisikan kualitas sebagai keseluruhan ciri serta sifat dari suatu produk
atau pelayanan yang berpengaruh pada kemampuan memuaskan kebutuhan yang
dinyatakan atau tersirat. Sedangkan menurut Fanddy Tjiptono menyatakan bahwa
kualitas pelayanan atau jasa adalah upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan
pelanggan serta ketetapan penyampaiannya untuk mengimbangi harapan pelanggan.
Leonard L Berry dan Pasaruraman menyatakan pelayanan jasa yang baik pada
pelanggan memiliki lima kriteria penentu kualitas pelayanan yaitu:
a. Tangible (bukti langsung)
Meliputi kualitas pendukung, perlengkapan karyawan dan sarana komunikasi.
Berdasarkan kualitas pelayanan yang diberikan tersebut, pelanggang akan
memberikan tanggapan, selanjutnya mepersepsikan tolok ukur penilaian kepuasan
yang dirasakannya
b. Reliability (keandalan)
Yakni melakukan pelayanan sesuai yang dijanjikan dengan segera, akurat dan
memuaskan.
c. Responsibility (daya tanggap)
Yakni kemampuan untuk menolong pelanggan dan ketersediaannya untuk melayani
pelanggan dengan baik.
d. Empathy (empati)
Yakni rasa peduli untuk memberikan perhatian secara individual kepada pelanggan,
serta kemudahan untuk dihubungi.
e. Assurance (jaminan)
Yakni pengetahuan, kesopanan petugas serta sifatnya yang dapat dipercaya
sehingga pelangggan terbebas dari resiko.

C. Pengawasan, Pengaduan, dan Penyelesaian Konflik di Pesantren


Pengawasan yang berasal dari kata awas berarti mengamat-amati dan menjaga
baik-baik. Pengawasan adalah sesgala sesuatu yang berkaitan dengan proses
penjagaan dan pengarahan yang dilakukan secara-sungguh-sungguh agar objek yang

kaderulamakemenag.blogspot.com/2012/02/manajemen-pelayanan-pesantren.html 4/7
3/22/2020 Propas Kalam Kajian Hadis: Manajemen Pelayanan Pesantren

diawasi dapat berjalan dengan semestinya. Pengawasan merupakan tugas untuk


mengawasi apakah objek pengawasan itu berjalan sesuai tugas, fungsi, dan aturan yang
mengaturnya.
Dasar dari pengawasan disebutkan dalam alquran:

ِ ‫ﻋﺎ ِﻟ ِم ْاﻟﻐَ ْﯾ‬


‫ب‬ َ ‫ﺳوﻟُﮫُ َو ْاﻟ ُﻣؤْ ِﻣﻧُونَ َو‬
َ ‫ﺳﺗ ُ َر ﱡدونَ إِﻟَﻰ‬ ُ ‫ﻋ َﻣﻠَ ُﻛ ْم َو َر‬
َ ُ ‫ﺳﯾَ َرى ﱠ‬ َ َ‫َوﻗُ ِل ا ْﻋ َﻣﻠُوا ﻓ‬
(105) َ‫ﺷ َﮭﺎ َد ِة ﻓَﯾُﻧَ ِﺑّﺋ ُ ُﻛ ْم ِﺑ َﻣﺎ ُﻛ ْﻧﺗ ُ ْم ﺗ َ ْﻌ َﻣﻠُون‬
‫َواﻟ ﱠ‬
Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang
mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah)
Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu
apa yang telah kamu kerjakan (QS at-Taubah 105)
Pengawasan pesantren sudah selayaknya menerapkan manajemen modern, yaitu
sistem manajemen pengawasan. Manajeman pengawasan adalah cara atau metode
yang sistematis yang mengatur bagaimana pengawasan dapat dilaksanakan secara
efektif, independen dan objektif serta sesuai dengan prinsip-prinsip pengawasan.
Manajemen dalam arti mengatur segala sesuatu agar dilakukan dengan baik, tepat
dan tuntas merupakan hal yang disyariatkan dalam ajaran Islam. Arah pekerjaan yang
jelas, landasan yang mantap, dan cara-cara mendapatkannya yang
transparan.merupakan amal perbuatan yang dicintai Allah.
Dalam ajaran Islam segala sesuatu harus dikerjakan secara rapi, benar, tertib, dan
teratur. Proses-prosesya harus diikuti dengan baik. Sesuatu tidak boleh dilakukan
secara asal-asalan. Hal ini merupakan prinsip utama dalam ajaranIslam. Sabda
Rasulullah saw

‫ إن ﷲ ﯾﺣب إذا ﻋﻣل أﺣدﻛم ﻋﻣﻼ أن‬: ‫ أن اﻟﻧﺑﻲ ﺻﻠﻰ ﷲ ﻋﻠﯾﮫ و ﺳﻠم ﻗﺎل‬: ‫ﻋن ﻋﺎﺋﺷﺔ‬
[7](‫ﯾﺗﻘﻧﮫ )أﺧرﺟﮫ اﻟطﺑراﻧﻲ‬
Dari A’isyah, sesungguhnya Nabi saw berkata; sesungguhnya Allah menyukai seseorang
yang mengerjakan pekerjaan dengan sebaik-baiknya (HR. At-Thabrani)
Manajemn dan pengawasan memiliki hubungan erat. Manajemen akan dapat
berjalan efektif apabila ditopang oleh fungsi pengawasan yang efektif dan pengawasan
akan dapat berjalan secara efektif apabila dikendalikan oleh sistem manajemen yang
baik.
Pengawasan terhadap pesantren akan efektif jika memenuhi prinsip-prinip
pengawasan yaitu:
a. Objektif. Pengawsan terhadap pesantren harus dilakukan secara objektif berdasarkan
bukti-bukti otentik dan rasonal, mengungkap fakta-fakta yang relevan dengan
pelaksanaan pekerjaan, terhindar dari prasangka subjektif atau memihak tanpa bukti
dan data-data yang valid
b. Independen. Pengawasan pesantren harus bersifat independen, artinya dalam
prosese dan praktik pengawasan tidak boleh terjadi pemihakan atau pengaruh lain
yang disebabkan adanya hubungan saudara, kerabat, teman kerabat,status jabatan
dan lain-lain.
c. Sistem. Kegiatan pengawasan pesantren harus menerapkan system manajeman,
yakni adanya perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan.
d. Korektif. Pengawasan terhadap pesantren harus dapat memberikan manfaat kepada
pesantren tersebut, menjamin adanya tindakan korektif dalam menjalankan tugas dan
fungsi manajemen, di samping kelancaran aspek pendukung lainnya.

Dalam menghadapi kompali diperlukan ketrampilan khusus untuk menghadapi


berbagai karakter individu yang berbeda-beda. Karakter-karakter tersebut antara lain
sebagai berikut:
1. Pusatkan perhatian kepada pelanggan

kaderulamakemenag.blogspot.com/2012/02/manajemen-pelayanan-pesantren.html 5/7
3/22/2020 Propas Kalam Kajian Hadis: Manajemen Pelayanan Pesantren

2. Berikan pelayanan yang efisien


3. Naikkan harga diri tamu
4. Bina hubungan baik dan harmonis dengan tamu
5. Berikan penjelasan dan informasi sebaik mungkin.
6. Ketahuilah apa yang diinginkan tamu.
7. Jelaskan pelayanan apa saja yang diberikan oleh perusahaan
8. Alihkan tugas pada yang lebih mampu apabila tidak sanggup melayani.

Menurut Pramono, konflik adalah suatu proses sosial di mana orang perorangan
atau kelompok manusia untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak
lawan yang disertai ancaman dan atau kekerasan.[8] Lebih lanjut ia menyatakan,
bahwa sebab timbulnya konflik antara lain adanya persaingan dan prasangka sosial
yang terlalu mendalam antara orang atau kelompok. Timbulnya konflik dapat bersumber
pula dari adanya perbedaan antara individu-individu atau kelompok dalam kebudayaan,
kepentingan-kepentingan-kepentingan, ideologi, perubahan sosial dan sebagainya.
Dengan demikian, adanya pergaulan dalam berbagai lingkungan termasuk lingkungan
peantren, tidak akan terlepas dari konflik.
Terdapat beberapa pendekatan yang dapat digunakan dalam me-manage konflik
organisasi sebagaimana yang dikemukakan oleh Wexley berikut ini:
1. Menetapkan peraturan-peraturan dan prosedur standar untuk mengatur perilaku
agresif, menekankan pekerjaan yang jujur terhadap pegawai, serta meredakan
permusuhan yang dapat diramalkan.
2. Mengubah peraturan arus kerja, disain pekerjaan, batas-batas bidang kerja serta
aspek-aspek lain dari hubungan kerja antar pribadi dan antar kelompok yang dengan
cara ini dapat meningkatkan atau mengurangi kemungkinan konflik.
3. Mengubah sistem ganjaran untuk mendorong persaingan atau kerja sama.

4. Mendirikan posisi-posisi khusus yang bertanggung jawab untuk mediasi (campur


tangan pihak ketiga) arbritasi atau juru damai pihak ketiga agar dapat
mempermudah penyelesaian jenis-jenis konflik yang diramalkan
5. Memberikan kesempatan kepada pihak-pihak yang mempunyai orientasi tujuan yang
berlainan terwakili dalam kelompok peembuat kebijaksanaan agar dapat mendorong
konfrontasi yang konstruktif serta menurunkan kebutuhan masing-masing pihak
mempercayakan pada taktik-taktik paksaan yang merusak.
6. Melatih pejabat-pejabat kunci mengenai penggunaan yang tepat tentang taktik-taktik
untuk mengatasi konflik.

DAFTAR PUSTAKA

Kotler, Philip, Manajemen Pemasaran Analisis, Perencanaan dan Pengendalian, Edisi ke-7
Jasawasana Jakarta 2002
Mangkunegara, AA Anwar Prabu, Evaluasi Kinerja SDM, Refika Aditama Bandung: 2005
Timpe A Dale (2002), The Art Science of Business Management Performance, edisi
terjemahan. Jakarta: Alex Media Komputindo

kaderulamakemenag.blogspot.com/2012/02/manajemen-pelayanan-pesantren.html 6/7
3/22/2020 Propas Kalam Kajian Hadis: Manajemen Pelayanan Pesantren

Wibowo, Manajemen Kinerja, Jakarta: PT Rajagrafindo Persada


Tim Penyusun, Kamus besar bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1998) cet I
Moenir, Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia (Jakarta: Bumi Aksara, 2002)
Bilson, Memenangkan Pasar dengan Pemasaran Efektif dan Profitable (Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama, 2001)
INR Pendit dan Tata Sudarta, Psychology of Service, Sebuah Pengantar dalam
memberikan Pelayanan secara paripurna, (Yogyakarta: Graha Ilmu 2004) cet I
Moenir, Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia (Jakarta: Bumi Aksara, 2002)
Wahyu Pramono, Bentuk-bentuk Penyesuaian Konflik antara Penduduk Asli dan
Pendatang, Kasus Daerah Transmigrasi Situng (Padang: Pusat Penelitian Universitas
Andasas, 1991)

[1] Tim Penyusun, Kamus besar bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1998) cet I h. 504
[2] Moenir, Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia (Jakarta: Bumi Aksara, 2002) h. 17
[3] Bilson, Memmenangkan Pasar dengan Pemasaran Efektif dan Profitable (Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, 2001) h. 172,
[4]INR Pendit dan Tata Sudarta, Psychology of Service, sebuah Pengantar dalam memberikan Pelayanan
Secara paripurna, (Yogyakarta: Graha Ilmu 2004) cet I h. 33
[5] Moenir, Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia (Jakarta: Bumi Aksara, 2002) h. 26
[6] NR Pendit dan Tata Sudarta, Psychology of Service, Sebuah Pengantar dalam Memberikan Pelayanan
Secara Paripurna, (Yogyakarta: Graha Ilmu 2004) cet I h. 34
[7] Sahih al-Jami’ al-shaghir 2/144 no. 1876
[8] Wahyu Pramono, Bentu-bentuk penyesuaian konflik antara penduduk asli dan pendatang, kasus daerah
transmigrasi situng (Padang: Pusat Penelitian Universitas Andasas,) 1991) h. 3

Diposting oleh Shorih Kholid di 18.20

Label: Pesantren

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Masukkan komentar Anda...

Beri komentar sebagai: Muhamad Sada Logout

Publikasikan Pratinjau Beri tahu saya

Posting Lebih Baru Beranda Posting Lama

Langganan: Posting Komentar (Atom)

Tema Jendela Gambar. Gambar tema oleh dem10. Diberdayakan oleh Blogger.

kaderulamakemenag.blogspot.com/2012/02/manajemen-pelayanan-pesantren.html 7/7

Anda mungkin juga menyukai