NPM : 2017310040
Tugas : Sistem Pengendalian Manajemen
Latar Belakang
Dengan adanya persaingan global, perusahaan dihadapkan pada
penentuan strategi dalam pengelolaan usahanya. Penentuan strategi akan
dijadikan sebagai landasan dan kerangka kerja untuk mewujudkan sasaran-
sasaran kerja yang telah ditentukan oleh manajemen. Oleh karena ini
dibutuhkan suatu alat untuk mengukur kinerja sehingga dapat diketahui sejauh
mana strategi dan sasarn yang telah ditentukan dapat tercapai. Penilaian kinerja
memegang peranan penting dalam dunia usaha, dikarenakan dengan
dilakukannya penilaian kinerja dapat diketahui efektivitas dari penetapan suatu
strategi dan penerapannya dalam kurun waktu tertentu. Penilaian kinerja dapat
mendeteksi kelemahan atau kekurangan yang masih terdapat dalam perusahaan,
untuk selanjutnya dilakukan perbaikan dimasa mendatang.
Balanced Scorecard menggambarkan adanya keseimbangan antara
tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang, antara ukuran keuangan dan
nonkeuangan, antara indicator leading. Balanced Scorecard cukup
komprehensif untuk memotivasi eksekutif dalam mewujudkan kinerja dalam
keempat perspektif tersebut, agar keberhasilan keuangan yang dihasilkan
bersifat berkesinambungan.
Konsep Dasar Balanced Scorecard
Konsep balanced scorecard (BSC) dikembangkan dan diperkenalkan
oleh Robert Kaplan dan David Norton pada tahun 1992 untuk membantu
akuntan manajemen memberikan lebih banyak informasi tentang keberhasilan
perusahaan dalam menerapkan strategi. Dengan menerapkan balanced
scorecard, akuntan manajemen dapat melakukan lebih dari memprediksi
keuntungan (sebagai bagian dari anggaran) atau memberikan informasi untuk
keputusan tentang harga produk atau membeli peralatan baru. BSC juga
memberikan informasi untuk membantu manajer dan investor menilai seberapa
dekat perusahaan bergerak mencapai berbagai tujuan dan sasarannya. Balanced
scorecard merupakan sistem manajemen strategis yang menterjemahkan visi
dan strategi organisasi ke dalam tujuan dan ukuran operasional.
Mula-mula BSC digunakan untuk memperbaiki sistem pengukuran kinerja
eksekutif. Awal penggunaannya kinerja eksekutif diukur hanya dari segi
keuangan. Kemudian berkembang menjadi luas yaitu empat prespektif, yang
kemudian digunakan untuk mengukur kinerja organisasi secara utuh. Empat
perspektif tersebut yaitu keuangan, pelanggan, proses bisnis internal serta
pembelajaran dan pertumbuhan.
BSC adalah suatu mekanisme sistem manajemen yang mampu menerjemahkan
visi dan strategi organisasi ke dalam tindakan nyata di lapangan. BSC adalah
salah satu alat manajemen yang terbukti telah membantu banyak perusahaan
dalam mengimplementasikan strategi bisnisnnya. (Widilestari, 2011, hal. 86-
87)
Balanced scorecard terdiri dari dua kata: (1) kartu skor (scorecard) dan (2)
berimbang (balanced). Kartu skor adalah kartu yang digunakan untuk mencatat
skor hasil kinerja perusahaan. Kartu skor juga dapat digunakan untuk
merencanakan skor yang hendak diwujudkan di masa depan. Melalui kartu ini
skor yang hendak diwujudkan perusahaan di masa depan dibandingkan dengan
hasil kinerja sesungguhnya. Hasil perbandingan ini digunakan untuk melakukan
evaluasi atas kinerja perusahaan diukur serta berimbang dari dua aspek
keuangan dan non keuangan, jangka pendek dan jangka panjang, maupun
internal dan eksternal.
Keseimbangan (balanced) disini menunjuk pada adanya kesetimbangan pada
perspektif-perpektif yang akan diukur, yaitu antara perpektif keuangan dan
perspektif nonkeuangan sebagai berikut:
1. Perspektif pelanggan, yaitu untuk menjawab pertanyaan bagaiman
customer memandang perusahaan.
2. Perspektif internal, untuk memjawab pertanyaan pada bidang apa
perusahaan memiliki keahlian.
3. Perspektif inovasi dan pembelajaran, untuk menjawab pertanyaan
apakah perusahaan mampu berkelanjutan dan menciptakan value.
4. Perspektif keuangan, untuk menjawab pertanyaan bagaimana
perusahaan memandang pemegang saham. (Hayati, 2011, hal. 63)
https://16aksyaclompat.blogspot.com/2018/03/makalah-balanced-scorecard.html