Anda di halaman 1dari 25

LABORATORIUM TEKNIK KIMIA 2

SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2020

Modul : Pengadukan dan Pencampuran

Pembimbing : Ronny Pasonang Sihombing, ST, Msc

Penyerahan : 21 Juli 2020

Oleh :

Kelompok : 6 (Enam)
Nama : 1. Aziz Alfiansyah (18141100)
2. Hilda Fania Agustin (18141100)
3. Raisa Sita Amalia (18141102)
4. Sismadinia (181411029)
Kelas : 2A

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

2020
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pengadukan (agitation) adalah pemberian gerakan tertentu sehingga
menimbulkanreduksigerakan pada bahan, biasanya terjadi pada suatu tempat
seperti bejana. Gerakan hasil reduksitersebut mempunyai pola sirkulasi.
Akibat yang ditimbulkan dari operasi pengadukan adalah terjadinya
pencampuran (mixing) dari satu atau lebih komponen yang teraduk. Ada
beberapa tujuan yang ingin diperoleh dari komponen yang dicampurkan, yaitu
membuat suspensi, blending, dispersi dan mendorong terjadinya transfer
panas dari bahan ke dinding tangki.

Pada industri kimia seperti proses katalitik dari hidrogenasi,


pengadukan mempunyai beberapa tujuan sekaligus. Pada bejana hidrogenasi
gas hidrogen disebarkan melewati fasa cair dimana partikel padat dari katalis
tersuspensi. Pengadukan juga dimaksudkan untuk menyebarkan panas dari
reaksi yang dipindahkan melalui cooling coil dan jaket.

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pengadukan dan


pencampuran diantaranya adalah perbandingan antara geometri tangki dengan
geometri pengaduk, bentuk dan jumlah pengaduk, posisi sumbu pengaduk,
kecepatan putaran pengaduk, penggunaan sekat dalam tangki dan juga
properti fisik fluida yang diaduk yaitu densitas dan viskositas. Oleh karena
itu, perlu tersedia seperangkat alat tangki berpengaduk yang bisa digunakan
untuk mempelajari operasi dari pengadukan dan pencampuran tersebut.

1.2. Tujuan
1. Memahami dan mengevaluasi kinerja peralatan pengadukan dan pencampuran
2. Memahami kondisi operasi yang mempengaruhi operasi pengadukan dan
pencampuran
3. Membuat grafik bilangan Reynolds terhadap waktu yang diperlukan
dalam pencampuran sampai homogen.
4. Menentukan waktu pencampuran dalam operasi pengadukan dan pencampuran
BAB II

LANDASAN TEORI

Pengadukan adalah pemberian gerakan tertentu sehingga


menimbulkan gerakan reduksi pada bahan, biasanya terdapat pada suatu
tempat atau wadah seperti bejana atau operasi yang menciptakan terjadinya
gerakan dari bahan yang diaduk seperti molekul- molekul, zat-zat yang
bergerak atau komponennya menyebar (terdispersi).
Pencampuran adalah operasi yang menyebabkan tersebarnya secara
acak suatu bahan ke bahan yang lain dimana bahan-bahan tersebut terpisah
dalam dua fasa atau lebih. Pemilihan pengaduk yang tepat menjadi salah satu
faktor penting dalam menghasilkan proses dan pencampuran yang efektif. Pengaduk
jenis baling-baling (propeller) dengan aliran aksial dan pengaduk jenis turbin dengan
aliran radial menjadi pilihan yang lazim dalam pengadukan dan pencampuran.
Alat-alat yang diperlukan dalam proses mixing adalah :

1.Wadah (Tangki/Bejana)
Biasanya berbentuk silinder dengan sumbu terpasang vertical. Bagian
atas tangki bisa terbuka maupun tertutup. Bagian bawah (bottom end) dibuat
melengkung (cembung) agar tidak terjadi stagnasi (penumpukan di sudut
bejana) dan agar tidak terdapat terlalu banyak daerah yang sulit ditembus arus
zat cair. Kedalaman zat cair biasanya hampir sama dengan diameter tangki (h
≈ d). Syarat tangki antara lain :

a. Bahan tangki tidak bereaksi dengan bahan yang digunakan

b. Ukuran tangki pengaduk

c. Harus bisa memuat volume bahan

d. Ketahanan bahan

e. Harus mempunyai ruang kosong yang tidak dipenuhi oleh fluida, hal ini
untuk mengatasi pergolakan fluida akibat adukan, khususnya untuk fluida
yang cenderung fuming (berbusa) bila diaduk. h = 2/3 ht atau h = 3/4 ht

f. Bahan bejana terbuat dari bahan inert dan cukup kuat.

Di dalam tangki dipasang impeller pada ujung poros menggantung,


artinya poros itu ditumpu dari atas. Poros itu digerakkan oleh motor. Tangki
itu biasanya diperlengkapi pula dengan lubang masuk dan lubang keluar, dan
sumur untuk menempatkan thermometer.

dimana :
C  = tinggi pengaduk dari dasar tangki
D  = diameter pengaduk
Dt = diameter tangki
H  = tinggi fluida dalam tangki
J  = lebar baffle
W = lebar pengaduk

2.Pengaduk (Agitator)
Agitator terdiri dari 3 komponen, yaitu :
a. Motor, berkaitan dengan kebutuhan daya untuk mendorong
impeller, yang berfungsi sebagai penggerak poros
b. Sumbu (shaft). karena fungsinya untuk menahan momen daya,
maka sumbu harus kuat dan bahannya harus inert.
c. Impeler (sudu), jenis impeler bermacam-macam

Jenis-jenis Pengaduk
Secara umum, terdapat tiga jenis pengaduk yang biasa digunakan
secara umum, yaitu pengaduk baling – baling, pengaduk turbin, dan pengaduk
dayung.
 Pengaduk jenis baling-baling (propeller)
Ada beberapa jenis pengaduk yang biasa digunakan. Salah satunya
adalah baling-baling berdaun tiga.

Baling-baling ini digunakan pada kecepatan berkisar antara 400


hingga 1750 rpm (revolutions per minute) dan digunakan untuk cairan dengan
viskositas rendah.

 Pengaduk Dayung (Paddle)


Berbagai jenis pengaduk dayung biasanya digunakan pada kesepatan
rendah diantaranya 20 hingga 200 rpm. Dayung datar berdaun dua atau empat
biasa digunakan dalam sebuah proses pengadukan. Panjang total dari
pengadukan dayung biasanya 60 - 80% dari diameter tangki dan lebar dari
daunnya 1/6 - 1/10 dari panjangnya.

Pengaduk dayung menjadi tidak efektif untuk suspensi padatan,


karena aliran radial bisa terbentuk namun aliran aksial dan vertikal menjadi
kecil. Sebuah dayung jangkar atau pagar, yang terlihat pada gambar 6 biasa
digunakan dalam pengadukan. Jenis ini menyapu dan mengeruk dinding
tangki dan kadang-kadang bagian bawah

tangki. Jenis ini digunakan pada cairan kental dimana endapan pada dinding
dapat terbentuk dan juga digunakan untuk meningkatkan transfer panas dari
dan ke dinding tangki. Bagaimanapun jenis ini adalah pencampuran yang
buruk. Pengaduk dayung sering digunakan untuk proses pembuatan pasn
kanji, cat, bahan perekat dan kosmetik.

 Pengaduk Turbin
Pengaduk turbin adalah pengaduk dayung yang memiliki banyak daun
pengaduk dan berukuran lebih pendek, digunakan pada kecepatan tinggi
untuk cairan dengan rentang kekentalan yang sangat luas. Diameter dari
sebuah turbin biasanya antara 30 - 50% dari diamter tangki. Turbin biasanya
memiliki empat atau enam daun pengaduk. Turbin dengan daun yang datar
memberikan aliran yang radial. Jenis ini juga berguna untuk dispersi gas yang
baik, gas akan dialirkan dari bagian bawah pengadukdan akan menuju ke
bagian daun pengaduk lalu tepotong-potong menjadi gelembung gas.

Pada turbin dengan daun yang dibuat miring sebesar 45 o, seperti yang
terlihat pada gambar 8, beberapa aliran aksial akan terbentuk sehingga sebuah
kombinasi dari aliran aksial dan radial akan terbentuk. Jenis ini berguna
dalam suspensi padatan kerena aliran langsung ke bawah dan akan menyapu
padatan ke atas. Terkadang sebuah turbin dengan hanya empat daun miring
digunakan dalam suspensi padat. Pengaduk dengan aliran aksial
menghasilkan pergerakan fluida yang lebih besar dan pencampuran per satuan
daya dan sangat berguna dalam suspensi padatan.

Tangki Jenis ini digunakan pada cairan kental dimana endapan pada
dinding dapat terbentuk dan juga digunakan untuk meningkatkan transfer
panas dari dan ke dinding tangki. Bagaimanapun jenis ini adalah
pencampuran yang buruk. Pengaduk dayung sering digunakan untuk proses
pembuatan pasn kanji, cat, bahan perekat dan kosmetik

Kecepatan Pengaduk

Salah satu variasi dasar dalam proses pengadukan dan pencampuran


adalah kecepatan putaran pengaduk yang digunakan. Variasi kecepatan
putaran pengaduk bisa memberikan gambaran mengenai pola aliran yang
dihasilkan dan daya listrik yang dibutuhkan dalam proses pengadukan dan
pencampuran. Secara umum klasifikasi kecepatan putaran pengaduk dibagi
tiga, yaitu : kecepatan putaran rendah, sedang dan tinggi.

Kecepatan putaran rendah

Kecepatan rendan yang digunakan berkisar pada kecepatan 400 rpm.


Pengadukan dengan kecepatan ini umumnya digunakan untuk minyak kental,
lumpur dimana terdapat serat atau pada cairan yang dapat
menimbulkan busa. Jenis pengaduk ini meghasilkan pergerakan batch
yang empurna dengan sebuah permukaan fluida yang datar untuk menjaga
temperatur atau mencampur larutan dengan viskositas dan gravitasi spesifik
yang sama.

Kecepatan putaran sedang

Kecepatan sedang yang digunakan berkisar pada kecepatan 1150 rpm.


Pengaduk dengan kecepatan ini umumnya digunakan untuk larutan sirup
kental dan minyak pernis. Jenis ini paling sering digunakan untuk meriakkan
permukaan pada viskositas yang rendah, mengurangi waktu pencampuan,
mencampuran larutan dengan viskositas yang berbeda dan bertujuan untuk
memanaskan atau mendinginkan.

Kecepatan putaran tinggi

Kecepatan tinggi yang digunakan berkisar pada kecepatan 1750 rpm.


Pengaduk dengan kecepatan ini umumnya digunakan untuk fluida dengan
viskositas rendah misalnya air. Tingkat pengadukan ini menghasilkan
permukaan yang cekung pada viskositas yang rendah dan dibutuhkan ketika
waktu pencampuran sangat lama atau perbedaan viskositas sangat besar.

2. Alat Bantu lain (Bufflet atau sirip)


Bufflet digunakan supaya dalam tangki terjadi pengadukan yang intensif juga
menghilangkan stagnasi.

Kebutuhan Daya Pengaduk


Bilangan Reynold
Bilangan tak berdimensi yang menyatakan perbandingan antara gaya inersia
dan gaya viskos yang terjadi pada fluida. Sistem pengadukan yang terjadi bisa
diketahui bilangan Reynold-nya dengan menggunakan persamaan 3.

dimana :
Re = Bilangan reynold

ρ = densitas fluida
µ= viskositas fluida
Dalam sistem pengadukan terdapat 3 jenis bentuk aliran yaitu laminer,
transisi dan turbulen. Bentuk aliran laminer terjadi pada bilangan Reynold
hingga 10, sedangkan turbulen terjadi pada bilangan Reynold 10 hingga 10 4
dan transisi berada diantara keduanya

Bilangan Fraude

Bilangan tak berdimensi ini menunjukkan perbandingan antara gaya inersia


dengan gaya gravitasi. Bilangan Fraude dapat dihitung dengan persamaan
berikut :

dimana :

Fr = Bilangan Fraude

N = kecepatan putaran pengaduk

D = diameter pengaduk g = percepatan grafitasi

Bilangan Fraude bukan merupakan variabel yang signifikan. Bilangan ini


hanya diperhitungkan pada sistem pengadukan dalam tangki tidak bersekat.
Pada sistem ini permukaan cairan dalam tangki akan dipengaruhi gravitasi,
sehingga membentuk pusaran (vortex). Vorteks menunjukkan keseimbangan
antara gaya gravitasi dengan gaya inersia.

Laju dan Waktu Pencampuran


Waktu pencampuran (mixing time) adalah waktu yang dibutuhkan sehingga
diperoleh keadaan yang homogen untuk menghasilkan campuran atau produk
dengan kualitas yang telah ditentukan. Sedangkan laju pencampuran (rate of
mixing) adalah laju dimana proses pencampuran berlangsung hingga
mencapai kondisi akhir.
Pada operasi pencampuran dalam tangki berpengaduk, waktu pencampuran
ini dipengaruhi oleh beberapa hal :
1. Yang berkaitan dengan alat, seperti :
 Ada tidaknya baffle atau cruciform vaffle
 Bentuk atau jenis pengaduk (turbin, propele, padel)
 Ukuran pengaduk (diameter, tinggi)
 Laju putaran pengaduk
 Kedudukan pengaduk pada tangki, seperti :
a. Jarak pengaduk terhadap dasar tangki
b. Pola pemasangan :
- Center, vertikal
- Off center, vertical
- Miring (inclined) dari atas
- Horisontal
 Jumlah daun pengaduk
 Jumlah pengaduk yang terpasang pada poros pengaduk
2. Yang berhubungan dengan cairan yang diaduk :
 Perbandingan kerapatan atau densitas cairan yang diaduk
 Perbandingan viskositas cairan yang diaduk
 Jumlah kedua cairan yang diaduk
 Jenis cairan yang diaduk (miscible, immiscible)
Faktor-faktor tersebut dapat dijadikan variabel yang dapat dimanipulasi untuk
mengamati pengaruh setiap faktor terhadap karakteristik pengadukan,
terutama tehadap waktu pencampuran.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan

Tabel 3.1.1 Alat, Spesifikasi dan Jumlah yang akan digunakan


Alat Spesifikasi Jumlah
Piknometer - 1 buah
Viscometer - 1 buah
Tachometer - 1 buah
Termometer - 1 buah
Gelas kimia 250 mL 1 buah
Gelas kimia 1000 mL 1 buah
Gelas ukur 50 1 buah
Stopwatch - 1 buah

Tabel 3.1.2 Bahan dan Jumlah yang akan digunakan


Bahan Jumlah
Tepung kanji 500 gram
Aquades -
NaOH 2 M 30 mL
H2SO4 2 M 30 mL
Phenolphtalin (indikator PP) -
Cengkeh/Kacang Hijau Secukupnya
3.2 Prosedur Percobaan
3.2.1 Kalibrasi Kecepatan Putar Pengadukan

Memasukkan ±15 liter air ke dalam bejana/tangki

Nyalakan pengaduk dengan kecepatan putar pada variasi skala 1

Catat skala yang tercantum

Ukuran kecepatan putar dengan Tachometer

Mengulangi langkah ke tiga dan empat untuk kecepatan putaran lain sebanyak 5
variasi

3.2.2 Pola Aliran Dari Pengadukan

Memasukkan ±15 liter air ke dalam bejana/tangki

Memasukkan cengkeh/kacang hijau secukupnya (sedikit) dalam tangki

Menyalakan pengaduk dengan kecepatan putar pada skala 1

Menggambar pola aliran yang terjadi dalam tangki

Mengulangi langkah ke tiga dan empat untuk kecepatan putaran lain sebanyak 7
variasi

3.2.3 Waktu Pengadukan untuk larutan encer

Memasukkan ±15 liter air ke dalam bejana/tangki +

Tambahkan indicator PP , tentukan harga µ , suhu (T) dan massa jenis

Menyalakan pengaduk dengan kecepatan putar pada skala 1

Mengulangi langkah ke tiga dan empat untuk kecepatan putaran lain sebanyak 5
variasi
3.2.4 Waktu Pengadukan untuk larutan pekat
3.3.Data Pengamatan
- Jenis Reaktor Pengaduk : Turbin
- Diameter reaktor (Dt): 15cm
- Tinggi reaktor (H) : 30 cm
- Diameter pengaduk (Da) : 5 cm
- Berat Jenis liquid : 1000 kg/m3
- Viskositas liquid (µ): 0.00899 kg/m.s
Data dari sebuah simulasi adalah sebagai berikut:

Waktu
Data ke- kecepatan Pencampuran
(rpm) (min)
1 60 0.13
2 70 0.12
3 80 0.11
4 90 0.1
5 100 0.09
6 110 0.08

3.3 Pengolahan Data


 Menghitung bilangan Reynold ( N ℜ) pengaduk

( D¿¿ pengaduk )2 × n × ρliquid


N ℜ= ¿
μliquid
 Untuk kecepatan putaran 60 rpm

kg
(5× 10−2 m)2 ×60 rpm× 1000
m2
N ℜ= =16685.20578
kg
0. 00899
m. s
 Untuk kecepatan putaran 70 rpm

kg
(5× 10−2 m)2 ×7 0 rpm× 1000
m2
N ℜ= =19466.07341
kg
0.00899
m. s

 Untuk kecepatan putaran 80 rpm

kg
(5× 10−2 m)2 ×8 0 rpm× 1000
m2
N ℜ= =22246.94105
kg
0.00899
m. s

 Untuk kecepatan putaran 90 rpm


kg
(5× 10−2 m)2 ×90 rpm ×1000
m2
N ℜ= =25027.80868
kg
0.00899
m. s

 Untuk kecepatan putaran 100 rpm

kg
(5× 10−2 m)2 ×100 rpm× 1000
m2
N ℜ= =27808.67631
kg
0.00899
m. s
 Untuk kecepatan putaran 110 rpm

kg
(5× 10−2 m)2 ×110 rpm ×1000
m2
N ℜ= =30589.54394
kg
0.00899
m.s

 Menghitung mixing time factor (n t T ) dengan menggunakan grafik


 Untuk kecepatan putaran 60 rpm (Nre =16685.20578)

n t T =10 1.6=39.8

 Untuk kecepatan putaran 70 rpm (Nre =19466.0734)


n t T =10 1.6=39.8

 Untuk kecepatan putaran 80 rpm (Nre =22246.94105)

n t T =10 1.6=39.8

 Untuk kecepatan putaran 90 rpm (Nre =25027.80868)


n t T =10 1.6=39.8

 Untuk kecepatan putaran 100 rpm (Nre =27808.67631 ¿

n t T =10 1.6=39.8

 Untuk kecepatan putaran 110 rpm (Nre =30589.54394 )


n t T =10 1.6=39.8

 Menghitung waktu pencampuran (blending time)

3 1 1
Da Dt g
f t=n t T
[ ][ ][ ]
Dt
2

H
2
2
n Da
6

 Untuk kecepatan putaran 60 rpm

1
m

[ ]
6
3 1 9.8 2
0. 05 m 0. 15 m s 6.6
f t=39.8 [ 0. 15 m ][
2
0. 3 m ] 2
2
( 60 rpm ) 0.05 m
=¿

 Untuk kecepatan putaran 70 rpm

1
m

[ ]
6
3 1 9.8 2
0.05 m 0.15 m s 6.43
f t=39.8 [
0.15 m ][
2
0.3 m ] 2
2
( 7 0 rpm ) 0.05 m
=¿

 Untuk kecepatan putaran 80 rpm

1
m

[ ]
6
3 1 9.8 2
0.05 m 0.15 m s 6.29
f t=39.8 [
0.15 m ][
2
0.3 m ] 2
2
( 8 0 rpm ) 0.05 m
=¿

 Untuk kecepatan putaran 90 rpm

1
m

[ ]
6
3 1 9.8 2
0.05 m 0.15 m s 6.166
f t=39.8 [ 0.15 m ][
2
0.3 m ] 2
2
( 9 0 rpm ) 0.05 m
=¿
 Untuk kecepatan putaran 100 rpm

1
m

[ ]
6
3 1 9.8 2
0.05 m 0.15 m s 6.059
f t=39.8[0.15 m ][
2
0.3 m ] 2
2
( 10 0 rpm) 0.05 m
=¿

 Untuk kecepatan putaran 110 rpm

1
m

[ ]
6
3 1 9.8 2
0.05 m 0.15 m s 5.96
f t=39.8[0.15 m ][
2
0.3 m ] 2
2
( 11 0 rpm ) 0.05 m
=¿

DAFTAR PUSTAKA

Djauhari, A., 2002,”Peralatan Kontak dan Pemisah Antar Fasa “, Diktat Kuliah, hal 55-59,
Teknik Kimia Politeknik Negeri Bandung.
Jobsheet Praktikum Satuan Operasi modul agitasi dan mixing. Politeknik Negeri Bandung:
Bandung. 2003.
Kurniawan, Rahmat. 2013. Pengadukan dan Pencampuran.
http://tekimku.blogspot.com/2011/08/pengadukan-dan-pencampuran.html.
Diunduh pada 10 Mei 2015.
McCabe, Warren L dkk. 1999. Operasi Tenik Kimia Jilid 1. Erlangga: Jakarta.
LAMPIRAN
No Gambar Keterangan

Percobaan untuk
1. menentukan pola aliran dari
pengadukan

Larutan kanji dimasukkan


2.
ke dalam bejana

Penambahan larutan NaOH


ke dalam larutan kanji
3.
menyebabkan perubahan
warna

Penambahan larutan H2SO4


ke dalam larutan kanji
4. menyebabkan perubahan
warna pada larutan kembali
seperti semula
5. Motor Pengaduk
Perhitungan
1. Menghitung bilangan Reynold
 t 1 (t NaOH)dan t2 (t H2SO4)
 kecepatan putaran 80 rpm
D 2 Nρ
Nre=
μ kg
(0.11 m)2 (1,33 rps)(1072 )
3
m
¿ kg
0,15
m. s
¿ 115,01
 kecepatan putaran 100 rpm
D 2 Nρ
Nre=
μ kg
(0.11 m)2 ( 1,67 rps )(1076 )
3
m
¿ kg
0,17
m.s
¿ 127,89
 kecepatan putaran 120 rpm
D 2 Nρ
Nre=
μ kg
(0.11 m)2 (2 rps)(1080,8 )
3
m
¿ kg
0,18
m. s
¿ 145,31
 kecepatan putaran 140 rpm
D2 Nρ
Nre=
μ kg
(0.11 m)2 (2,33 rps )( 1082,8 )
3
m
¿ kg
0,19
m. s
¿ 160,67
 kecepatan putaran 160 rpm

Nre=
D2

μ

kg
(0.11 m)2 ( 2,67 rps )(1087,2 )
3
m
¿
kg
0,2 m. s
¿ 175,62
2. Menghitung Blending time factor

t 1 (t NaOH)dan t2 (t H2SO4)

 kecepatan putaran 80 rpm

3 1 1
0,11 0,3 9,8 6
ft = 580
[ ][
0,3
2 2
0,9 802 ][ ]
= 580 x 0,22 x 0,57 x 0,49
= 35,64

 kecepatanputaran 100 rpm

3 1 1
= 560 0,11 0,3 9,8
ft
[ ][ 0,3
2
0,9
1002 ][
2 6
]
= 560 x 0,22 x 0,57 x 0,46
= 32,30
 kecepatanputaran 120 rpm

3 1 1
= 500 0,11 0,3 9,8
ft
[ ][ 0,3
2
0,9 ][
2

1202
6
]
= 500 x 0,22 x 0,57 x 0,43

= 26,96

 kecepatanputaran 140 rpm


3 1 1
= 430 0,11 0,3 9,8
ft
[ ][ 0,3
2
0,9 ][
2

1402 0,11
6

]
= 430 x 0,22 x 0,57 x 0,41

= 22,11

 kecepatanputaran 160 rpm

ft = 410 0,11 3 2 0,3 21 9,8


6
1

[ ][ 0,3
][
0,9 1602 0,11
= 410 x 0,22 x 0,57 x 0,39
]
= 20,05

Anda mungkin juga menyukai