Anda di halaman 1dari 16

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri.


Dalam hidup, manusia selalu berinteraksi dengan sesama serta dengan
lingkungan. Manusia hidup berkelompok baik dalam kelompok besar maupun
dalam kelompok kecil.

Hidup dalam kelompok tentulah tidak mudah, karena untuk


menciptakan kondisi kehidupan yang harmonis tiap anggota kelompok
haruslah saling menghormati dan menghargai. Keteraturan hidup perlu dijaga,
karena hidup yang teratur adalah impian setiap insan, karena menciptakan dan
menjaga kehidupan yang harmonis adalah tugas manusia.

Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling tinggi dibandingkan


makhluk yang lainnya, manusia dianugerahkan kemapuan untuk berfikir,
kemampuan untuk memilah dan memilih mana yang baik dan mana yang
buruk. Dengan kelebihan itulah manusia seharusnya mampu mengelola
lingkungan dengan baik.

Tidak hanya dilingkungan yang perlu dikelola dengan baik,


kehidupan sosial manusiapun perlu dikelola dengan baik. Untuk itulah
dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya yang berjiwa
pemimpin, paling tidak untuk memimpin dirinya sendiri.

Di lingkungan masyarakat, dalam organisasi formal maupun


nonformal selalu ada seseorang yang dianggap lebih dari yang lain. Seseorang
yang memiliki kemampuan lebih tersebut kemudian diangkat atau ditunjuk
sebagai orang yang dipercayakan untuk mengatur orang lainnya. Biasanya
orang seperti itu disebut pemimpin atau manajer. Dari kata pemimpin itulah
kemudian muncul istilah kepemimpinan

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kepemimpinan?
2. Sebutkan jalur kepemimpinan?
3. faktor apa sajakah yang mempengaruhi kepemimpinan?
4. Bagaimana tifologi kepemimpinan?
5. Apa saja fungsi kepemimpinan?
6. Pendekatan apa saja yang dilakukan oleh pemimpin?
7. Sebutkan ciri ciri pemimpin yang efektif!

C. Tujuan
1. Untuk melengkapi tugas mata kuliah Prilaku Organisasi
2. Untuk mengetahui hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam
pembuatan rumusan masalah
3. Untuk mengetahui fungsi rumusan masalah

D. Manfaat
Manfaat pembuatan makalah ini adalah dapat digunakan sebagai bahan
pengajaran di bidang pendidikan maupun di bidang pelatihan-pelatihan

2
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah suatu kegiatan mempengaruhi orang lain agar


diarahkan untuk mewujudkan tujuan organisasi. Kepemimpinan juga merupakan
perilaku seseorang individu dalam memimpin kegiatan dalam sebuah organisasi
atau kelompok dalam mencapai tujuan bersama. Atau dapat dikatakan
bahwasanya kepemimpinan adalah sebuah kemampuan atau kekuatan dalam diri
seseorang untuk mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan yang
diinginkan.

Pada dasarnya kepemimpinan merupakan salah satu fungsi manajemen


yang strategis, karena kepemimpinan dapat menggerakan, memberdayakan dan
mengarahkan sumber daya secara efektif dan efisien kearah pencapaian tujuan.
Keberadaan kepemimpinan menjadi lebih penting untuk mengembangkan visi dan
misi organisasi masa depan.1Allah berfirman dalam surat Al-Qashash : 26 yang
berbunyi :




Artinya :“Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: "Ya bapakku ambillah ia
sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena Sesungguhnya orang yang paling
baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat
dipercaya".(QS. Al-Qashash : 26)

Berbagai pendapat para ahli juga mendefinisikan pengertian


kepemimpinan atau leadership dengan analisa dari sudut pandang yang berbeda,
antara lain

1) Ordway Tead

1
Soekarso-Agus Dosro-Iskandar Putong-Cecep Hidayat, Teori Kepemimpinan (Jakarta, Mitra
Wacana Media, 2010) hal.15

3
Dalam bukunya The Art Of Leadership menyertakan Kepemimpinan
adalah kegiatan mempengaruhui orang orang agar mereka mau bekerja
sama untuk mencapai tujuan yang diinginkan.2
2) George R. Terry
Dalam bukunya Principle Of Management berkata Kepemimpinan
adalah kegiatan mempengaruhi orang orang agar mereka suka berusaha
mencapai tujuan kelompok.3
3) Howard H. Hoyt

Dalam bukunya Aspect Of Modern Prblic Administration menyatakan


Kepemimpinan adalah seni untuk mempengaruhi tingkah laku manusia,
kemampuan untuk membimbing orang.4

Dari beberapa definisi di atas diketahui, bahwa pada kepemimpinan itu


terdapat unsur unsur :5
- Kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok.
- Kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan atau orang lain.
- Untukmencapai tujuan organisasi atau kelompok.

Dari aspek definisi tersebut, terdapat dua komponen penting dalam


kepemimpinan yaitu sebagai berikut :

a. Pengaruh
Kepemimpinan adalah pengaruh, dimana kepemimpinan terjadi karena
adanya proses pengaruh. Pemimpin mempengaruhi bawahan atau
pengikut kearah yang diinginkan.
b. Legitimasi

2
Utomo Warsito, Kepemimpinan Profesional (Yogyakarya, Gava Media, 2008) hal.12
3
Rivai Vethzal, Mulyadi deddy, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, PT Raja Grafindo Persada,
Jakarta, cetakan ke 9. hal. 57
4
Ibid.
5
Ibid. hal. 57,58

4
Kepemimpinan adalah legitimasi, dimana legitimasi merupakan
pengakuan / pengukuhan atau pengesahan kedudukan pemimpin, dan
legitimasi juga merupakan posisi formal dari kekuasaan / power dalam
organisasi. Pemimpin yang mempunyai legitimasi personal dapat
mempengaruhi atau memerintah bawahan / pengikut dan bawahan /
pengikut rela dipengaruhi dan diperintah oleh pemimpin yang memiliki
legitimasi. Bawahan / pengikut melaksanakan perintah dengan baik.

B. Jalur Kepemimpinan

Pada umumnya seseorang menjadi pemimpin melalui jalur


kepemimpinan antara lain sebagai berikut :

1. Tradisonal (warisan)
Seseorang menjadi pemimpin karena warisan (keturunan), misalnya raja
atau ratu Inggris dan Belanda.
2. Keperibadian
Seseorang menjadi pemimpin karena kekuatan pribadinya, baik karena
kecakapannya maupun kekuatan fisiknya.
3. Pengangkatan atasan
Seseorang menjadi pemimpin karena diangkat oleh pihak atasannya,
berdasarkan structural organisasi.
4. Kepercayaan kelompok
Seseorang menjadi pemimpin karena suatu kepercayaan dari anggota
kelompok/ organisasi.
5. Situasional.
Seseorang menjadi pemimpin karena suatu kesempatan atau dukungan
kondisi lingkungan.
6. Pemilihan

Seseorang menjadi pemimpin berdasarkan hasil pemilihan anggota. Hal ini


didasarkan pada konsep penerimaan atau acceptance theory ; “ anda

5
menjadi pemimpin dan kami akan mentaati intruksi dan pengarahan
anda.”6

C. Faktor yang Mempengaruhi Kepemimpinan


Seperti yang telah kita ketahui Kepemimpinan adalah kemampuan yang
sanggup meyakinkan orang lain supaya bekerjasama dibawah pimpinannya
sebagai suatu tim untuk mencapai tujuan tertentu. namun ada beberapa faktor-
faktor penting yang mempengaruhi kepemimpinan tersebut, diantaranya adalah :7

1. Faktor Kemampuan Personal


Pengertian kemampuan personal adalah kombinasi antara potensi sejak
pemimpin dilahirkan ke dunia sebagai manusia dan faktor pendidikan
yang ia dapatkan. Jika seseorang lahir dengan kemampuan dasar
kepemimpinan, ia akan lebih hebat jika mendapatkan perlakuan edukatif
dari lingkungan, jika tidak, ia hanya akan menjadi pemimpin yang biasa
dan standar. Sebaliknya jika manusia lahir tidak dengan potensi
kepemimpinan namun mendapatkan perlakuan edukatif dari lingkunganya
akan menjadi pemimpin dengan kemampuan yang standar pula. Dengan
demikian antara potensi bawaan dan perlakuan edukatif lingkungan adalah
dua hal tidak terpisahkan yang sangat menentukan hebatnya seorang
pemimpin.
2. Faktor Jabatan
Pengertian jabatan adalah struktur kekuasaan yang pemimpin duduki.
Jabatan tidak dapat dihindari terlebih dalam kehidupan modern saat ini,
semuanya seakan terstrukturifikasi. Dua orang mempunyai kemampuan
kepemimpinan yang sama tetapi satu mempunyai jabatan dan yang lain
tidak maka akan kalah pengaruh. sama-sama mempunyai jabatan tetapi
tingkatannya tidak sama maka akan mempunya pengarauh yang berbeda.

6
Kepemimpinan Profesional. Ibid. hal 20
7
https://dayensobarna.wordpress.com/2015/06/01/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-
kepemimpinan/ (22 februari 2020)

6
3. Faktor Situasi dan Kondisi
Pengertian situasi adalah kondisi yang melingkupi perilaku
kepemimpinan. Disaat situasi tidak menentu dan kacau akan lebih efektif
jika hadir seorang pemimpin yang karismatik. Jika kebutuhan organisasi
adalah sulit untuk maju karena anggota organisasi yang tidak
berkepribadian progresif maka perlu pemimpin transformasional. Jika
identitas yang akan dicitrakan oragnisasi adalah religiutas maka kehadiran
pemimpin yang mempunyai kemampuan kepemimpinan spritual adalah
hal yang sangat signifikan. Begitulah situasi berbicara, ia juga memilah
dan memilih kemampuan para pemimpin, apakah ia hadir disaat yang tepat
atau tidak.

Selain faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang menjadi pemimpin,


ada juga faktor-faktor keberhasil seseorang menjadi pemimpin yang baik, dan
factor-faktor tersebut diantaranya ;

1. Moril
moril adalah keadaan jiwa dan emosi seseorang yang mempengaruhi
kemauan untuk melaksanakan tugas dan akan mempengaruhi hasil
pelaksanaan tugas perorangan maupun organisasi.
2. Disiplin
disiplin adalah ketaatan tanpa ragu-ragu dan tulus ikhlas terhadap perintah
atau petunjuk atasan serta peraturan yang berlaku. Disiplin yang terbaik
adalah disiplin yang didasarkan oleh disiplin pribadi.
3. Jiwa korsa
jiwa korsa adalah loyalitas, kebanggan dan antusiasme yang tertanam pada
anggota termasuk pimpinannya terhadap organisasinya. Dalam suatu
organisasi yang mempunyai jiwa korsa yang tinggi, rasa ketidakpuasan
bawahan dapat dipadamkan oleh semangat organisasi.
4. Kecakapan

7
kecakapan adalah kepandaian melaksanakan tugas dengan hasil yang baik
dalam waktu yang singkat dengan menggunakan tenaga dan sarana yang
seefisien mungkin serta berlangsung dengan tertib. Pengetahuan dan
kecakapan yang dimiliki pimpinan dapat diperoleh dari pendidikan,
pelatihan, inisiatif dan pengembangan pribadi serta pengalaman tugas. jadi
menjadi seorang pemimpin yang baik sebenarnya dapat kita kembangkan
sendiri lewat pengembangan diri dan pergaulan yang positif.

D. Fungsi Kepemimpinan

Fungsi utama kepemimpinan adalah sebagai berikut :


1. Pemimpin membantu terciptanya suasana persaudaraan, kerasama dengan
penuh rasa kebebasan.
2. Pemimin membantu kelompok untuk mengorgansir diri, yaitu ikut serta
dalam memberikan rangsangan dan bantuan kepada kelompok dalam
menetapkan dan menjelaskan tujuan.
3. Pemimin membantu kelompok dalam menetapkan prosedur kerja, yaitu
membantu kelompok dalam menganalisis situasi untuk kemudian
menetapkan prosedur mana yang paling praktis dan efektif.
4. Pemimpin bertanggung jawab dalam mengambil keputusan bersama
dengan kelompok. Pemimpin memberi kesempatan pada kelompok untuk
belajar dari pengalaman. Pemimpin mempunyai tanggung jawab untuk
melatih kelompok meyadari proses dan isi pekerjaan yang dilakukan dan
berani menilai hasilnya secara jujur dan obektif.

5. Pemimpin bertanggung jawab dalam mengembangkan dan


mempertahankan eksistansi organisasi.8

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat dipahami bahwa fungsi


pemimpin sebagai penjalin kerjasa sama antar anggota, pengorganisasi
kelompok dalam mentetapkan tujuan, membantu kelompok dalam menetapkan

8
Dadang Suhardan, dkk, Manajemen Pendidikan, (Jakarta; Alfabeta, 2014), h. 125

8
prosedur kerja, sebagai penanggung jawab dalam mengambil keputusan
bersama dalam mengembangkan dan mempertahankan eksistensi organisasi.

E. Tifologi Kepemimpinan

Berasarkan konsep sifat, sikap dan cara-cara pemimpin tersebut


melakukan dan mengembangkan kegiatan kepemiminan dalam lingkungan
kerja yang dipimpinnya, maka kepemimpinan dapat di klasifikasikan menjadi
6 tipe, yaitu;

1. Tipe Otoriter
Adalah tipe pemimpin yang melakukan kegiatan dan penetapan keputusan
ditentukan semata-mata oleh pemimpin itu sendiri. (tidak memberi
kesempatan pada bawahan.
2. Tipe Demokratis
Adalah tipe pemimpinan yang melakukan berbagai kegiatan dan penetapan
keputusan ditentukan bersama antara pemimpin dengan bawahan
(memberi kesempatan partisipasi pada bawahan).
3. Tipe Liberal
Adalah tipe pemimpin yang berbagai kegiatan dan penetapan keputusan
lebih banyak diserahkan pada bawahan (memberi kebebasan pada
bawahan).
4. Tipe Populasi
Adalah tipe pemimpin yang mampu membangun rasa solidaritas pada
bawahan atau pengikutnya.
5. Tipe Kharismatik
Adalah tipe kepemimpinan yang memiliki nilai ciri khas keperibadian
yang istimewa atau wibawa yang tinggi sehingga sangat dikagumi dan
mempunyai pengaruh yang besar terhadap bawahan atau pengikutnya.
6. Tipe Kooperatif

9
Dimaksud sebagai kepemimpinan ciri khas Indonesia, yaitu kepemimpinan
yang memiliki jiwa pancasila, yang memiliki wibawa dan daya untuk
membawa serta dan memimpin masyarakat lingkungannya kedalam
kesadaran kehidupan kemasyarakatan dan kenegaraan berdasarkan
Undang-Undang Dasar 1945.9

F. Pendekatan-Pendekatan dalam Kepemimpinan

Karena individu-individu dalam organisasi itu kenyataannya demikian


kompleks, agaknya komunikasi yang bermuatan psikologi sangat menentukan
dalam menjabarkan berbagai program melalui pendekatan-pendekatan yang
persuasive, terpadu, dan komprehensif. Pendekatan - pendekatan tersebut dapat
dikelompokan menjadi beberapa bagian, yaitu;

1. Pendekatan Individual

Dalam proses kepemimpinan yang dinamis akan selalu ditemui


interaksi antara yang memimpin dan juga dengan yang dipimpin atau antara
atasan dan juga bawahan. Interaksi itu akan melahirkan berbagai pengaruh,
baik positif ataupun negative. Agar interaksi itu terhindar dari dampak
negative dan kepemimpinan dapat berjalan dengan sukses, maka interaksi itu
harus diarahkan untuk membentuk sikap dan tingkah laku serta keperibadian
yang positif melalui pesan – pesan moral dan spiritual kepada setiap individu.
Pesan – pesan itu dapat disampaikan melalui pertemuan – pertemuan umum
dalam rangka memperkenalkan visi dan misi, kemudian dilanjutkan dengan
kontak langsung secara perorangan guna mendapatkan feed back yang
diperlukan. Diharapkan melalui cara demikian dapat membuat mereka
mengerti tentang apa yang mungkin perlu dilakukan dan apa yang tidak perlu
dikerjakan serta apa yang baik dan benar.

9
Kepemimpinan Profesional. Ibid. hal 24

10
Meskipun akan terjadi reaksi tiap individu mungkin tidak sama,
karena hal itu tergantung pada keperibadiannya masing – masing, namun
pendekatan seperti itu diharapkan dapat membentuk sikap dan prilaku yang
sama dalam memandang hal – hal yang normatif dalam kepemimpinan.
Melalui pendekatan individual yang bermuatan pesan-pesan moral dan
spiritual sangat dimungkinkan kepemimpinan akan berhasil menjalankan
misinya, karena pendekatan individual disamping rohani yang sangat kuat,
walaupun tidak mustahil masih dipengaruhi faktor – faktor emosional.

2. Pendekatan Kelompok

Kepemimpinan tentu akan lebih bergengsi apabila peraturan


didalamnya dapat berlangsung dalam dinamika kompetensi yang sehat dan
teratur. Situasi demikian tidaklah mudah menciptakannya, karena
kepemimpinan dalam suatu organisasi disamping ada yang berjalan harmonis
dalam suasana sejuk penuh kegembiraan, tetapi ada juga yang diliputi oleh
berbagai konflik yang kadang kala menyesakkan napas dan membuiat pikiran
menjadi suntuk.Dalam kondisi yang demikian, kepemimpinan seseorang
ditantang agar mampu melaksanakan pendekatan yang proaktif terhadap
kelompok-kelompok yang merupakan integral dari organisasi yang
dipimpinnya.
Pendekatan kelompok sesungguhnya merupakan proses lanjut dari
pendekatan individual. Jika pada pendekatan individual penekanannya adalah
kontak pribadi dengan perantara mengenal sifat dan watak perorangan dari
anggota organisasi, khususnya staf yang setiap harinya mambantu
pemimpin.Sedangkan dalam pendekatan kelompok sifatnya lebih kolektif dan
menyeluruh.Pimpinan tidak saja perlu dikenal atau memperkenalkan diri
secara makro, melainkan juga dituntut harus mampu menempatkan diri
sebagai bagian dari anggota kelompok
3. Pendekatan Tradisional

11
Pendekatan ini mengisyaratkan bahwa memotivasi bawahan
diperlukan insentif guna meningkatkan produktivitas. Pendekatan ini
berasumsi bahwa;
a. Pada dasarnya bekerja itu tidak disukai banyak orang
b. Hal yang mereka kerjakan adalah kurang penting dibandingkan dengan
apa yang mereka peroleh dari kegiatan tersebut.
c. Jarang tau sedikit orang yang mau menangani pekerjaan yang
memerlukan kreativitas, disiplin diri atau pengendalian diri.

Dengan berpedoman pada asumsi-asumsi diatas, maka kebijakan


pemimpin adalah sebagai berikut ;

a. Bawahan perlu diawasi dan dikendalikan aktivitasnya.


b. Bawahan harus diberi tugas-tugas yang rinci, bersifat pengulangan,
operasional dan mudah dipahami.

c. Prosedur kerja bawahan harus diberikan secara jelas dan dijalankan


dengan adil tetapi kuat.10
4. Pendekatan Interaksional

Pendekatan ini memandang bahwa kontak-kontak social sebagai


suatu unsur penting, serta factor kebosanan dan tugas-tugas yang bersifat
pengulangan merupakan pengurangan dari motivasi. Asumsi-asumsi
pendekatan ini antara lain adalah sebagai berikut ;

a. Seseorang ingin dipandang sebagai orang berguna.


b. Orang ingin memiliki dan diakui sebagai individu.
c. Adanya tuntutan pengakuan dipandang lebih penting daripada uang
yang digunakan untuk memotivasi orang agar bekerja.

Berpijak pada asumsi-asumsi tersebut maka kebijakan pemimpin


adalah menyangkut :

10
Ibid, hal. 164

12
a. Mengusahakan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan soasial bawahan agar
merasa penting dan berguna dengan berbagai kebebasan untuk
membuat keputusan sendiri atas pekerjaannya.
b. Kesediaan memberikan informasi kepada bawahan serta bersedia
mendengarkan keberatan-keberatan bawahan atas rencana-rencananya.
c. Pemberian kebebasan diri bagi bawahan untuk mendisiplinkan diri
maupun mengendalikan diri atas aktivitas rutinnya.11

5. Pendekatan Sumber Daya Manusia

Asumsi pendekatan ini adalah :

a. Bahwa bekerja itu pada dasarnya sesuatu yang menyenangkan, dan


orang ingin pada suatu tujuan yang dianggapnya bermanfaat.
b. Ada beberapa orang dapat bekerja dengan kreatif dan dapat
mengendalikan diri maupun mendisiplinkan diri.

Didasarkan pada asumsi diatas maka pemimpin dapat mengambil


kebijakan-kebijakan sebagai berikut ;

a. Menciptakan suatu lingkungan yang menyeluruh agar anggota


organisasi dapat menyumbangkan kemampuan mereka.
b. Pemberian partisipasi penuh dalam rangka peringatan pengendalian
diri.12

G. Ciri-Ciri Pemimpin yang Efektif

Sejumlah ciri dapat dikemukakan sebagai cirri umum yang dimiliki


oleh kebanyakan diantara mereka. Cirri-ciri tersebut adalah kelancaran
berbicara, kemampuan untuk memecahkan masalah, kesadaran akan
kebutuhan, keluwesan, kecerdasan, kesediaan untuk menerima tanggung
jawab, keterampilan social, serta kesadaran akan diri dan lingkungan.

11
Loc Cit.hal. 164
12
Loc.Cit, hal. 164

13
Demikian pula seperti yang diterapkan oleh sekelompok ilmuan
sosial dan pendidikan yang bertemu di sacramento di akhir tahun 1979 yang
berusaha merumuskan suatu profil devinitive mengenai sifat kepemimpinan.
Dari pertemuan itu, mereka berhasil mengidentifikasi beberapa ciri potensi
kepemimpinan yang tinggi, yaitu :13

1. Dihormati oleh teman sejawat, gagasannya dicari orang


2. Berani mengambil resiko, mandiri
3. Giat, penuh semangat dan tekun.
4. Tahu apa yang terjadi
5. Mempengaruhi, dapat mendominasi, menyukai kekuasaan.
6. Percaya diri
7. Bertanggung jawab
8. Mempunyai banyak gagasan dan pandangan ke dalam
9. Tegas
10. Diplomatis dalam hubungannya dengan teman se jawat dan kelompok
11. Sangat tersusun dan terorganisasi
12. Bersikap luwes.

13
Manajemen Pendidikan. Ibid. hal. 176

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
- Kepemimpinan merupakan salah satu fungsi manajemen yang strategis, karena
kepemimpinan dapat menggerakan, memberdayakan dan mengarahkan
sumber daya secara efektif dan efisien kearah pencapaian tujuan. Keberadaan
kepemimpinan menjadi lebih penting untuk mengembangkan visi dan misi
organisasi masa depan.
- Terdapat berbagai macam jalur untuk menjadi seorang pemimpin diantaranya:

1. Warisan 2. Kepercayaan kelompok


3. Kepribadian 4. Situasional
5. Pengangkatan atasan 6. Pemilihan
- Adapun faktor yang mempengaruhi kepemimpinan adalah sebagai berikut :
1. Factor Kemampuan Personal
2. Faktor Jabatan
3. Faktor Situasi dan Kondisi
- Kepemimpinan memiliki fungsi yang sangat penting didalam suatu organisasi
dll, karena dengan adanya kepemimpinan dapat mencakup segala sesuatu yang
dapat membantu kelompok atau organisasi berjalan lebih baik dan efektif.

15
DAFTAR PUSTAKA

- Dadang Suhardan, dkk, Manajemen Pendidikan, Jakarta; Alfabeta, 2014

- https://dayensobarna.wordpress.com/2015/06/01/faktor-faktor-yang-

mempengaruhi-kepemimpinan/

- Rivai Vethzal, Mulyadi deddy, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, PT

Raja Grafindo Persada, Jakarta, cetakan ke 9

- Soekarso-Agus Dosro-Iskandar Putong-Cecep Hidayat, Teori Kepemimpinan

Jakarta, Mitra Wacana Media, 2010

- Utomo Warsito, Kepemimpinan Profesional Yogyakarya, Gava Media, 2008

16

Anda mungkin juga menyukai