*Dokter Intenship
Otitis Eksterna
dr. Thomas Gredio Saputra*
INTENSHIP
BAGIAN ILMU PENYAKIT THT-KL RS HERMINA
KABUPATEN SUKABUMI
PROVINSI JAWA BARAT
2020
HALAMAN PENGESAHAN
DISUSUN OLEH
PEMBIMBING
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan Case
Report Session ini dengan judul “Otitis Eksterna”. Laporan ini merupakan bagian
dari tugas Intenship di Bagian Ilmu Penyakit THT-KL RS Hermina Sukabumi.
Terwujudnya laporan ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan dan
dorongan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan
terima kasih kepada dr. Marcellia Andhita selaku pembimbing yang telah
memberikan arahan sehingga laporan Case Report Session ini dapat terselesaikan
dengan baik dan kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian
laporan Case Report Session ini.
Penulis menyadari laporan ini masih banyak kekurangannya, untuk itu
saran dan kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan oleh penulis.
Sebagai penutup semoga kiranya laporan Case Report Session ini dapat
bermanfaat bagi kita khususnya dan bagi dunia kesehatan pada umumnya.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
DAFTAR ISI ..........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
BAB II STATUS PASIEN.......................................................................................2
BAB III TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................17
BAB IV ANALISIS KASUS.................................................................................45
BAB V KESIMPULAN.............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Otitis eksterna merupakan suatu peradangan atau infeksi pada kanalis auditorius
eksternal dan atau daun telinga. Kondisi ini merupakan salah satu kondisi medis
yang paling umum yang biasanya mempengaruhi atlet air. Individu dengan
kondisi alergi, seperti eczema, rhinitis alergi, atau asma, memiliki risiko lebih
tinggi untuk terkena otitis eksterna. Otitis eksterna diperkirakan mengenai 10%
orang pada tahap tertentu dan dapat terjadi akut, kronik atau bentuk nekrosis.1,2
Otitis eksterna akut adalah peradangan pada kanalis auditorius eksternal
yang disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur dan virus. Kondisi ini ditandai dengan
nyeri, nyeri tekan, kemerahan, dan pembengkakan pada saluran telinga eksternal
dan terkadang ada eksudat purulen. Otitis eksterna akut dikaitkan dengan paparan
air (kegiatan rekreasi air, mandi, dan berkeringat berlebihan), trauma lokal,
keadaan yang hangat dan lingkungan lembab.3,4
Hasil analisis menunjukkan pada tahun 2007, diperkirakan 2,4 juta
pelayanan kesehatan di AS (8,1 kunjungan per 1.000 penduduk) didiagnosis otitis
eksterna akut. Data tahunan rawat jalan untuk pasien otitis eksterna akut selama
tahun 2003-2007 adalah anak usia 5-9 tahun (18,6) dan 10-14 tahun (15,8), namun
53% terjadi pada orang dewasa berusia ≥ 20 tahun (5,3). Insiden memuncak
selama musim panas dan pada terbanyak di daerah selatan. 3 Di Amerika Serikat
sekitar 98% disebabkan oleh bakteri, pathogen yang paling umum Pseudomonas
aeruginosa (20%-60%) and Staphylococcus aureus (10%-70%).3,4,7
BAB II
LAPORAN KASUS
- Nama : Tn.I
- Umur : 29tahun
- Jenis kelamin : Laki-laki
- Alamat : Sukaaja
- Agama : Islam
- Pendidikan : D3
- Pekerjaan ayah/ibu : Wiraswasta
- Pendidikan ayah/ibu : SMA
2.2 Anamnesis
Keluhan Utama
Pasien. datang dengan keluhan nyeri pada liang telinga kiri sejak 2 hari
SMRS
Pasien datang ke poli THT RSUD Raden Mattaher Jambi dengan keluhan
nyeri pada telinga kiri 2 hari SMRS. Pasien juga mengeluhkan telinga kiri
terasa penuh dan rahang kiri terasa nyeri apabila dibuka. Pasien
mengeluhkan sebelumnya nyeri pada telinga kanan tetapi hilang 1 hari
SMRS, sebelumnya pasien mengeluhkan demam.
Riwayat Pengobatan
Status Generalisata
Anotia/mikrotia/makrotia - -
Keloid - -
Perikondritis - -
Kista - -
Fistel - -
Ott hematoma - -
Atresia - -
Serumen prop + +
Epidermis prop - -
Korpus alineum - -
Jaringan granulasi - -
Exositosis - -
Osteoma - -
Furunkel - +
Hiperemis - -
Retraksi - -
Bulging - -
Atropi - -
Perforasi - -
Bula - -
Sekret - -
Fistel - -
Kista - -
Abses - -
Fistel - -
Kista - -
Abses - -
b) Hidung
Rinoskopi Anterior Kanan Kiri
Vestibulum nasi Sekret (+), Hiperemis (-), Sekret (+), Hiperemis (-),
bisul(-), krusta (-), polip (-), bisul (-), krusta (-), polip (-),
edema (-) edema (-)
Kavum nasi Sekret (+), pucat (+), edema Sekret (+), pucat (+), edema
mukosa (-) mukosa (-)
Konka inferior Hipertrofi (-), pucat (-), Hipertrofi (-), pucat (-)
edema (-) edema (-)
Konka media Edema (-), pucat (-), Edema (-), pucat (-),
hipertropi (-) hipertropi (-)
Polip - -
Korpus alineum - -
Massa tumor - -
c) Mulut
Hasil
Bibir Sianosis (-) raghade (-), sudut bibir (N), gerakan bibir (N)
d) Faring
Hasil
Uvula Bentuk normal, terletak ditengah, permukaan rata. Edema (-), hiperemis
(-)
Tonsil Dekstra : tonsil T1, hiperemis (-), permukaan rata, kripta melebar (-),
detritus (-)
Mobilitas normal
Sinistra : tonsil T1, hiperemis (-), permukaan rata, kripta melebar (-),
detritus (-)
Mobilitas normal
e) Laringoskopi indirect
Hasil
I. PEMERIKSAAN AUDIOLOGI
Tes Pendengaran Kanan Kiri
II. DIAGNOSIS
1. Otitis Eksterna Sirkumskripta Sinistra
III. DIAGNOSIS BANDING
1) Otitis Eksterna Difusa
IV. PENATALAKSANAAN
Diagnostik
Biakan
Terapi
Aspirasi steril
V. MONITORING
- Follow up keluhan
VI. KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi)
- Menjelaskan kepada pasien mengenai tujuan dan manfaat pengobatan
yang diberikan
- Memberitahu pasien pentingnya follow up dan terapi yang adekuat
- Memberitahukan pasien tidak membersihkan telinga dengan alat yang
tidak sesuai karena dapat menimbulkan trauma
- Memberitahukan pasien untuk menghindari kontak dengan air sementara
ini
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Anatomi dan Fisiologi Telinga
Telinga luar terdiri dari daun telinga dan liang telinga sampai membran
timpani. Daun telinga terdiri dari tulang rawan elastin dan kulit. Liang telinga
berbentuk huruf S, dengan rangka tulang rawan pada sepertiga bagian luar,
sedangkan dua pertiga bagian dalam rangkanya terdiri dari tulang. Panjangnya
kira-kira 2,5-3 cm. Pada sepertiga bagian luar kulit liang telinga terdapat banyak
kelenjar serumen (kelenjar keringat) dan rambut. Kelenjar keringat terdapat pada
seluruh kulit liang telinga. Pada duapertiga kulit bagian dalam hanya sedikit
djumpai kelenjar serumen.5
Membran Timpani berbentuk bundar dan cekung bila dilihat dari arah
liang telinga dan terlihat oblik terhadap sumbu liang telinga. Bagian atas disebut
pars flaksida sedangkan bagian bawah disebut pars tensa. Pars Flaksida hanya
terdiri dari dua lapisan, yaitu bagian luar ialah lanjutan epitel kulit liang telinga
dan bagian dalam dilapisi oleh sel kubus bersilia, seperti epitel mukosa saluran
nafas. Pars tensa mempunyai satu lapis lagi di tengah, yaitu lapisan yang terdiri
dari serat kolagen dan sedikit serat elastin yang berjalan secara radier di bagian
luar dan sirkuler bagian dalam.5
Pada pars flaksida terdapat daerah disebut atik. Di tempat ini terdapat
aditus ad antrum, yaitu lubang yang menghubungkan telinga tengah dengan
antrum mastoid. Tuba eustachius termasuk dalam telinga tengah yang
menghubungkan nasofaring dan telinga tengah.5
Telinga dalam terdiri dari koklea yang berupa dua setengah lingkaran dan
vestibuler yang terdiri dari 3 buah kanakis semisirkularis. Ujung atau puncakn
koklea disebut helikotrema menghubungkan perilimfa skala timpani dengan skala
vestibuli.5
Pada skala media terdapat bagian berbentuk lidah yang disebut membran
tektoria, dan pada membran basal melekat sel rambut yang terdiri dari sel rambut
dalam, sel rambutb luar dan kanalis korti.
3.3.1 Definisi
Gejalanya adalah nyeri tekan tragus, liang telinga sangat sempit, kadang
kelenjar getah bening regional membesar dan nyeri tekan, terdapat sekret yang
berbau. Sekret ini tidak mengandung lendir (musin). Seperti sekret yang ke luar
dari kavum timpani pada otitis media. 1,3,5
3.3.2 Etiologi
3.3.3 Patogenesis
Pada kasus dini, dapat terlihat pembengkakan dan kemerahan difus didaerah liang
telinga bagian tulang rawan, biasanya posterior atau superior. Pembengkakan itu
dapat menyumbat liang telinga. Setelah terjadi lokalisasi dapat timbul pustula.
Pada keadaan ini terdapat rasa nyeri yang hebat sehingga pemeriksaan sukar
dilakukan. Biasanya tidak terdapat sekret sampai absesnya pecah. Toksisitas dan
adenopati muncul lebih dini karena sifat organisme penyebab infeksi.4,5,6
Nyeri hebat yang diikuti otore purulen, meatus nyeri tekan, tampak
pembengkakan
Nyeri tekan pada tragus dan pada tarikan daun telinga
Gangguan pendengaran bila furunkel besar dan menyumbat liang
telinga.5,7
3.3.6 Diagnosis
1. Anamnesa
Dari anamnesa dapat ditanyakan gejala dan tanda yang dirasakan penderita.
2. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan liang telinga, pada inspeksi tampak liang telinga kemerahan, edema.
Rasa nyeri juga dijumpai terutama saat menggerakkan rahang (mengunyah),
menekan tragus dan menggerakkan daun telinga.
Adanya inflamasi, hiperemis, edema yang terlihat pada liang telinga luar
dan jaringan lunak periaurikuler.
Nyeri yang hebat, yang ditandai adanya kekakuan pada jaringan lunak
pada ramus mandibula dan mastoid.
Membran timpani biasanya intak.
Demam tidak umum terjadi.1,3
3. Pemeriksaan penunjang
Pada otitis eksterna difusa, biasanya mengenai kulit liang telinga
duapertiga dalam. Tampak kulit liang telinga hiperemis dan edema yang tidak
jelas batasnya. Kuman penyebab biasanya golongan Pseudomonas. Keluhan
utama pasien biasanya berupa gatal, keluhan nyeri biasanya jarang dialami
pasien.5
Otomikosis
Infeksi jamur di liang telinga dipermudah oleh kelembaban yang tinggi di daerah
tersebut. Yang tersering ialah pityrosporum, Aspergilus. Kadang-kadang
ditemukan juga kandida albikans atau jamur lain. Pityrosporum menyebabkan
terbentuka sisik yang menyerupai ketombe dan merupakan predipossisi otitis
eksterna bakterialis. Gejala biasanya berupa rasa gatal dan rasa penuh ditelinga,
tetapi sering pula tanpa keluhan.5
Otitis eksterna sirkumskripta harus diterapi sejak dini untuk mengurangi edema
yang menutupi lumen kanal dengan cara memasukkan kapas yang berisi obat.
Tampon berukuran kecil yang baik digunakan, karena ujung tampon tidak
mendesak dan menekan lumen kanal. Tampon dimasukkan secara perlahan yang
sebelumnya dibasahi obat. Pasien diinstruksikan untuk mengaplikasikan obat cair
menggunakan kapas sekali atau dua kali sehari. Selama 48 jam tampon diletakkan
di kanal untuk melebarkan ukuran lumen. Kemudian obat dapat diaplikasikan
langsung ke dalam kanal.1,2,9
Pengobatan ditujukan untuk menjaga agar linga telinga tetap bersih dan
kering dan melindunginya dari trauma. Kotoran harus dibersihkan dengan dari
liang telinga dengan irigasi secara lembut. Antibiotika topikal yang
dikombinasikan dengan kortikosteroid dalam bentuk tetes telinga sangat penting.
Berikan antibiotika sistemik (biasanya penisilin) dalam dosis penuh dalam 10 hari
jika terdapat tanda-tanda penyebaran infeksi di luar kulit liang telinga (demam,
adenopati, atau selulitis daun telinga). Kalau dinding furunkel tebal dapat
dilakukan insisi, kemudian dipasang salir (drain) untuk mengalirkan nanahnya.
Selama fase akut, hindari berenang bila memungkinkan. 5
3.3.9 Pencegahan
Edukasi juga penting dalam mencegah otitis eksterna difus di masa depan.
Hal ini bertujuan untuk meminimalkan trauma kanal telinga dan menghindari
paparan air. Hindari membersihkan liang telinga terlalu sering maupun
menggunakan alat pembersih yang tidak sesuai karena dapat menyebabkan
trauma.8
3.3.10 Prognosis
Otitis eksterna sirkumskripta adalah suatu kondisi yang dapat diobati biasanya
sembuh dengan cepat dengan pengobatan yang tepat. Otitis eksterna kronis yang
mungkin memerlukan perawatan lebih intensif. Otitis eksterna biasanya tidak
memiliki komplikasi jangka panjang atau serius. 9
BAB IV
ANALISA KASUS
Pasien datang ke poli THT RSUD Raden Mattaher Jambi dengan keluhan
nyeri pada telinga kiri 2 hari SMRS. Pasien juga mengeluhkan telinga kiri terasa
penuh dan rahang kiri terasa nyeri apabila dibuka. Pasien mengeluhkan
sebelumnya nyeri pada telinga kanan tetapi hilang 1 hari SMRS, sebelumnya
pasien mengeluhkan demam. Dari pemeriksaan fisik ditemukan nyeri tekan pada
helix dan tragus serta dari pemeriksaan otoskopi ditemukan udem atau furunkel
pada liang telinga berwarna kemerahan hampir menutupi liang telinga.
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
1. Garry, Joseph P. Otitis Externa. [online]. 28 Februari 2010. [cited: 3
Desember 2017, 14.15 pm]. Available at :
http://emedicine.medscape.com/article/84923-overview
2. Hajioff, Daniel. Mackeith, Samuel. 2007. Otitis Externa. BMJ Publishing
Group. 510; 1-22
3. Piercefield, Emily W. Collier, Sarah A. Hlavsa, Michele C. Beach,
Michael J. Estimated Burden of Acute Otitis Externa — United States,
2003–2007. [online]. 27 Juni 2011. [cited: 3 Desember 2017, 14.55 pm]
Available at:
http://www.medscape.com/viewarticle/743429