Nama : Dzakiyah Falihaini Harahap

Nim : 181501021

Tugas Bioteknologi Farmasi

Desain Biosensor Genetik untuk Produk Alami Biosintesis dalam Mikroorganisme

Hasil rendah dan titer rendah dari produk alami adalah masalah umum dalam produk alami biosintesis
melalui pabrik sel mikroba. Salah satu cara efektif untuk menyelesaikannya bottlenecks adalah untuk
merancang biosensor genetik untuk memantau dan mengatur biosintesis tesis target produk alami.
Dalam jurnal ini, bertujuan mengevaluasi yang terbaru kemajuan dalam desain biosensor genetik
untuk biosintesis produk alami dalam mikroorganisme. Secara khusus, menguji strategi untuk
pemilihan genetik bagian dan prinsip konstruksi untuk desain dan evaluasi genetik biosensor. Peneliti
juga meninjau aplikasi terbaru faktor transkripsi- dan biosensor genetik berbasis riboswitch dalam
biosintesis produk alami. Akhirnya, penelitii membahas tantangan dan solusi dalam merancang
biosensor genetik untuk biosintesis produk alami dalam mikroorganisme.

Strategi-strategi berikut dapat digunakan untuk memfasilitasi perancangan dan penerapan biogenesis
genetik. sors. Pertama, kekayaan bioinformatika baru-baru ini memberikan kesempatan untuk lebih
lanjut dan memperluas kemampuan kita memahami jaringan pengaturan dan jalur metabolisme dan
untuk mempercepat penemuan bagian genetik asli dari alam serta desain rasional bagian genetik
buatan. Ini akan membantu dalam mempersingkat proses pemilihan bagian genetik dan konstruksi
biosensor. Kedua, kombinasi TF dan riboswitch yang dapat saling melengkapi telah muncul. Ini adalah
dicontohkan oleh Wang dan rekannya yang melaporkan pengontrol hibrida yang terdiri dari sebuah
detektor berbasis riboswitch dan regulator protein untuk mengkompensasi kisaran dinamis rendah
sebuah riboswitch . Ketiga, penggunaan kontrol umpan balik menawarkan solusi untuk mengendalikan
populasi sel, mengurangi beban metabolisme, dan mengendalikan ekspresi beberapa gen
menggunakan satu sinyal input. Ceroni dan rekan melaporkan sistem pengaturan umpan balik berbasis
dCas9 di mana promotor secara otomatis menyesuaikan ekspresi gen hilir dalam menanggapi beban .
Untuk mengendalikan ekspresi multigene oleh satu sinyal kimia, Cunningham-Bryant dan rekan
melaporkan pengendali genetik yang terdiri dari Cas9 tidak aktif katalitik dan Protein pengikat RNA
menyatu dengan TF yang diinduksi secara kimiawi . Selanjutnya, kombinasi biosensor genetik dengan
otomatisasi berbasis biofoundry dan analitik throughput bisa menjadi strategi utama untuk
mempercepat proses penjelasan sistematis dan penyaringan sistem biologis . Ini dicontohkan oleh
RiboFACSeq, yang biosensor berbasis riboswitch dengan FACS dan NGS . HTS dikombinasikan dengan
kultivasi bersama Bacillus subtilis dan sel-sel sensor E. coli di dalam reaktor nanoliter juga dilaporkan
untuk produksi vitamin B2 . Selain itu, penggunaan sistem bebas sel dapat mempercepat penjelasan
dan sistematis penyaringan sistem biologis . Selain itu, pembelajaran mendalam dan integrasi data
omics adalah penting untuk mempercepat proses desain biosensor genetik melalui biofoundries .
Dengan upaya berkelanjutan ini, merancang dan menerapkan biosensor genetik untuk aplikasi industri
akan segera menjadi strategi utama untuk meningkatkan biosintesis produk alami di Indonesia inang
mikroba yang direkayasa .

Desain dan aplikasi biosensor genetik untuk biosintesis produk alami miliki membuat kemajuan
signifikan dalam beberapa dekade terakhir. Biosensor genetik menawarkan alat yang menjanjikan
untuk menyaring enzim dan jalur metabolisme, yang dapat mempercepat proses rekayasa
mikroorganisme. Ada beberapa tantangan yang mendasari desain dan aplikasi genetik biosensor.
Upaya berkelanjutan sangat penting untuk meningkatkan dan memperluas pendekatan untuk cepat
merancang biosensor genetik, merancang biosensor genetik dengan fungsi yang diinginkan, misalnya,
rentang dinamis, sensitivitas dan spesifisitas substrat, dan kembangkan genetika pengontrol multigene
biosensor.

Biosensor Design for Natural Product Biosynthesis in Microorganisms Gazi Sakir Hossain, Mukesh Saini,
Ryoma Miyake, Hua Ling, and Matthew Wook Chang