Anda di halaman 1dari 2

Urgensi Menjadi Murobbi dan Murobbi Ideal

By : Alya Assyifa Ramandhani

Murabbi adalah sebutan bagi seseorang yang melakukan proses


tarbiyah dengan membina mutarabbi dalam sebuah halaqoh. Murabbi
bertanggung jawab dalam terlaksananya proses tarbiyah. Murabbi
bertugas menyampaikan ilmu yang mereka punya kepada mutarabbi,
membimbing mereka agar minimal 10 Muwashofat Tarbiyah dapat
tercermin dalam diri mereka. Halaqoh sendiri secara bahasa halaqah
artinya lingkaran dan liqo` artinya pertemuan. Halaqoh adalah lingkaran
dimana orang menghimpun diri di dalamnya dengan dipandu oleh
seorang murabbi (pembimbing) untuk bersama-sama membina diri
mereka baik dari segi penambahan ilmu maupun pengalaman.
Bagaimana pentingnya seseorang untuk menjadi murobbi ? Menurut
saya, menjadi seorang murabbi tidaklah mudah, harus memiliki kriteria
tertentu yang dapat menunjang seseorang tersebut agar mumpuni dalam
mengelola sebuah halaqoh/liqo/mentoring dengan baik dan sesuai syari’at.
Tetapi bukanlah hal yang tidak mungkin pula seseorang dapat menjadi
murabbi, karena menjadi seorang murabbi adalah hal yang baik, selain
untuk bentuk pengamalan dari ilmu-ilmu yang telah dipelajari, menjadi
seorang murabbi juga sebagai bentuk penjagaan diri agar terus dapat
menyalurkan ilmu dan mengamalkannya, dan tentunya untuk beramal
jariyah.
Dengan menjadi seorang murabbi juga seseorang dapat mengamalkan
perintah Allah yakni berdakwah. Dalam QS Luqman ayat 18 “Hai anakku,
dirikanlah sholat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan
cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap
apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk
hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)”.
Murabbi yang ideal menurut saya, adalah seseorang yang dapat
dengan ikhlas membina, yang rela mengorbankan waktu, tenaga maupun
materi. Yang dapat memahami mutarabbi, tidak hanya sebagai penyampai
ilmu, seorang murabbi juga bertindak sebagai sahabat, orang tua, dan
juga pemimpin bagi mutarabbinya. Yang mampu menyampaikan dengan
hati, seseorang yang menyampaikan sesuatu dengan hati, maka akan
sampai ke hati juga. Yang mampu bersikap tegas, seorang murabbi harus
dapat memposisikan dirinya sesuai kondisi yang ada, ia harus tau
saat-saat dimana ia harus bersikap lembut kepada mutarabbinya dan
dimana harus berlaku keras. Yang mampu menjadi teladan, seseorang
akan lebih dapat menerima sebuah keteladanan daripada perkataan,
materi yang disampaikan hanya dengan perkataan tanpa keteladanan tidak
akan berdampak maksimal karena tidak ada contoh real yang dapat
dijadikan panutan oleh mutarabbi.

Anda mungkin juga menyukai