Anda di halaman 1dari 17

10 MUWASHOFAT (SIFAT SIFAT MUSLIM IDEAL) Berusaha meraih rasa manisnya iman;

Al-Quran dan Sunnah merupakan dua pusaka Rasulullah Saw Berusaha meraih rasa manisnya ibadah;
yang harus selalu dirujuk oleh setiap muslim dalam segala aspek
kehidupan. Satu dari sekian aspek kehidupan yang amat penting
adalah pembentukan dan pengembangan pribadi muslim. Pribadi Merasakan adanya para malaikat mulia yang mencatat
muslim yang dikehendaki oleh Al-Quran dan sunnah adalah amalnya;
pribadi yang shaleh, pribadi yang sikap, ucapan dan tindakannya
terwarnai oleh nilai-nilai yang datang dari Allah Swt. Merasakan adanya istighfar para malaikat dan doa
mereka.
Persepsi masyarakat tentang pribadi muslim memang berbeda-
beda, bahkan banyak yang pemahamannya sempit sehingga seolah- 2. Shahihul Ibadah (Right Devotion)
olah pribadi muslim itu tercermin pada orang yang hanya rajin Ibadah yang benar (shahihul ibadah) merupakan salah satu perintah
menjalankan Islam dari aspek ubudiyah, padahal itu hanyalah salah Rasul Saw yang penting, dalam satu haditsnya; beliau menyatakan:
satu aspek yang harus lekat pada pribadi seorang muslim. Oleh shalatlah kamu sebagaimana kamu melihat aku shalat. Dari
karena itu standar pribadi muslim yang berdasarkan Al-Quran dan ungkapan ini maka dapat disimpulkan bahwa dalam melaksanakan
sunnah merupakan sesuatu yang harus dirumuskan, sehingga setiap peribadatan haruslah merujuk kepada sunnah Rasul Saw
menjadi acuan bagi pembentukan pribadi muslim. yang berarti tidak boleh ada unsur penambahan atau pengurangan.
Beberapa aplikasi dalam kehidupan sehari-hari dari shahihul
Bila disederhanakan, sekurang-kurangnya ada sepuluh profil atau ibadah, yaitu:
ciri khas yang harus lekat pada pribadi muslim.
Khusyu dalam shalat;
1. Salimul Aqidah (Good Faith)
Aqidah yang bersih (salimul aqidah) merupakan sesuatu yang
harus ada pada setiap muslim. Dengan aqidah yang bersih, seorang Qiyamul-Lail minimal satu kali dalam sepekan;
muslim akan memiliki ikatan yang kuat kepada Allah Swt dan
dengan ikatan yang kuat itu dia tidak akan menyimpang dari jalan Bersedekah;
dan ketentuan- ketentuan-Nya. Dengan kebersihan dan kemantapan
aqidah, seorang muslim akan menyerahkan segala perbuatannya
kepada Allah sebagaimana firman-Nya yang artinya: Berpuasa sunnat minimal dua hari dalam satu bulan;
Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku, semua bagi
Allah Tuhan semesta alam (QS 6:162). Menjaga organ tubuh (dari dosa);
Karena memiliki aqidah yang salim merupakan sesuatu yang amat
penting, maka dalam dawahnya kepada para sahabat di Makkah, Haji jika mampu;
Rasulullah Saw mengutamakan pembinaan aqidah, iman atau
tauhid.
Beberapa contoh dari penerapan Salimul Aqidah, yaitu: Khusyu saat membaca Al Quran;

Tidak mengkafirkan seorang muslim; Sekali Khatam Al Quran setiap dua bulan;

Tidak mengedepankan makhluq atas Khaliq; Banyak dzikir kepada Allah swt sembari menghafalkan
bacaan ringan;
Mengingkari orang-orang yang memperolok-olokkan
ayat-ayat Allah swt dan tidak bergabung dalam majlis mereka; Banyak berdoa dengan memperhatikan syarat dan
adabnya;
Mengesakan Allah swt dalam Rububiah dan Uluhiah;
Banyak bertaubat;
Tidak menyekutukan Allah swt, dalam Asma-Nya, sifat-
Nya dan Afal-Nya; Selalu memperbaharui niat dan meluruskannya;

Tidak meminta berkah dengan mengusap-usap kuburan; Memerintahkan yang Maruf;

Mempelajari berbagai aliran yang membahas Asma dan Mencegah yang Munkar;
Sifat dan mengikuti madzhab salaf;
Ziarah kubur untuk mengambil Ibrah;
Mengetahui batasan-batasan wala dan bara;
Merutinkan shalat sunnah Rawatib;
Berteman dengan orang-orang shalih dan meneladaninya;
Senantiasa bertafakkur;
Meyakini terhapusnya dosa dengan taubat Nashuh;
Beritikaf satu malam pada setiap bulannya;
Memprediksikan datangnya kematian kapan saja;
3. Matinul Khuluq (Strong Character)
Meyakini bahwa masa depan ada di tangan Islam; Akhlak yang kokoh (matinul khuluq) atau akhlak yang mulia
merupakan sikap dan prilaku yang harus dimiliki oleh setkal
muslim, baik dalam hubungannya kepada Allah maupun dengan Kesehatan jasmani harus mendapat perhatian seorang muslim dan
makhluk-makhluk-Nya. Dengan akhlak yang mulia, manusia akan pencegahan dari penyakit jauh lebih utama daripada pengobatan.
bahagia dalam hidupnya, baik di dunia apalagi di akhirat. Karena Meskipun demikian, sakit tetap kita anggap sebagai sesuatu yang
begitu penting memiliki akhlak yang mulia bagi umat manusia, wajar bila hal itu kadang-kadang terjadi, dan jangan sampai
maka Rasulullah Saw diutus untuk memperbaiki akhlak dan beliau seorang muslim sakit-sakitan. Karena kekuatan jasmani juga
sendiri telah mencontohkan kepada kita akhlaknya yang agung termasuk yang penting, maka Rasulullah Saw bersabda yang
sehingga diabadikan oleh Allah di dalam Al- Quran, Allah artinya: Mumin yang kuat lebih aku cintai daripada mumin yang
berfirman yang artinya: Dan sesungguhnya kamu benar- benar lemah (HR. Muslim).
memiliki akhlak yang agung (QS 68:4). Aplikasi dari matinul khuluq yang dapat diperaktikkan dalam
Aplikasi dari matinul khuluq yang dapat diperaktikkan dalam kehidupan sehari-hari, antara lain:
kehidupan sehari-hari, antara lain: 1) Mengikuti petunjuk kesehatan dalam makanan dan minuman,
seperti:
Tidak inad (membangkang);
Membersihkan peralatan makan dan minum;
Tidak banyak mengobrol;
Menjauhi makanan yang diawetkan dan mengkonsumsi
Sedikit bercanda; minuman alami;

Tidak berbisik tentang sesuatu yang bathil; Mengatur waktu-waktu makan;

Tidak hiqd (menyimpan kemarahan); Mampu menyediakan makanan;

Tidak hasad; Tidak berlebihan dalam mengkonsumsi yang berlemak;

Memiliki rasa malu untuk berbuat kesalahan; Tidak berlebihan dalam mengkonsumsi garam;

Menjalin hubungan baik dengan tetangga; Tidak berlebihan dalam mengkomsumsi gula;

Tawadhu tanpa merendahkan diri; Selektif dalam memilih produk makanan

Berani; 2) Mengikuti petunjuk kesehatan tentang tidur dan bangun tidur,


seperti:

Halus;
Tidur 6 8 jam dan bangun sebelum fajar;

Menjenguk orang sakit;


Berlatih 10 15 menit setiap hari;

Komitmen dengan adab meminta idzin;


Berjalan 2 3 jam setiap pekan;

Berterimakasih kepada orang yang berbuat baik;


Mengobati diri sendiri;

Merendahkan suara;
Tidak mempergunakan obat tanpa meminta petunjuk

Menyambung persaudaraan (Shilatur-Rahim);


5. Mutsaqqoful Fikri (Thinking Brilliantly)
Intelek dalam berpikir (mutsaqqoful fikri) merupakan salah satu
Komitmen dengan adab mendengar; sisi pribadi muslim yang penting. Karena itu salah satu sifat Rasul
adalah fatonah (cerdas) dan Al-Quran banyak mengungkap ayat-
Komitmen dengan adab berbicara; ayat yang merangsang manusia antuk berpikir, misalnya firman
Allah yang artinya: Mereka bertanya kepadamu tentang, khamar
dan judi. Katakanlah: pada keduanya itu terdapat dosa besar dan
Memuliakan tamu; beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar
dari manfaatnya. Dan mereka bertanya kepadamu apa yang
Mengumbar senyum di depan orang lain; mereka nafkahkan. Katakanlah: Yang lebih dari keperluan.
Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya
Menjawab salam kamu berpikir (QS 2:219).
Di dalam Islam, tidak ada satupun perbuatan yang harus kita
lakukan, kecuali harus dimulai dengan aktivitas berpikir.
4. Qowiyyul Jismi (Physical Power) Karenanya seorang muslim harus memiliki wawasan keislaman
Kekuatan jasmani (qowiyyul jismi) merupakan salah satu sisi dan keilmuan yang luas. Bisa kita bayangkan, betapa bahayanya
pribadi muslim yang harus ada. Kekuatan jasmani berarti seorang suatu perbuatan tanpa mendapatka pertimbangan pemikiran secara
muslim memiliki daya tahan tubuh sehingga dapat melaksanakan matang terlebih dahulu.
ajaran Islam secara optimal dengan fisiknya yang kuat. Shalat, Allah mempertanyakan kepada kita tentang tingkatan
puasa, zakat dan haji merupakan amalan di dalam Islam yang harus intelektualitas seseorang sebagaimana firman-Nya yang artinya:
dilaksanakan dengan fisik yang sehat atau kuat, apalagi perang di Katakanlah:samakah orang yang mengetahui dengan orang yang
jalan Allah dan bentuk- bentuk perjuangan lainnya.
tidak mengetahui, sesungguhnya orang-orang yang berakallah yang Berpartisipasi dalam melontarkan dan memecahkan
dapat menerima pelajaran (QS 39:9). masalah
Aplikasi dari mutsaqqoful fikri yang dapat diperaktikkan dalam
kehidupan sehari-hari, antara lain: 6. Mujahadatun Linafsihi (Continence)
Berjuang melawan hawa nafsu (mujahadatun linafsihi) merupakan
Hafal juz 28 dan 29 dengan baik; salah satu kepribadian yang harus ada pada diri seorang muslim,
karena setiap manusia memiliki kecenderungan pada yang baik dan
Membaca tafsir Al Quran juz 28 dan 29; yang buruk. Melaksanakan kecenderungan pada yang baik dan
menghindari yang buruk amat menuntut adanya kesungguhan dan
kesungguhan itu akan ada manakala seseorang berjuang dalam
Mengaitkan antara Al Quran dengan realita; melawan hawa nafsu. Oleh karena itu hawa nafsu yang ada pada
setkal diri manusia harus diupayakan tunduk pada ajaran Islam,
Mengahafalkan seluruh hadits dari Arbain An Nawaiah; Rasulullah Saw bersabda yang artinya: Tidak beragmana seseorang
dari kamu sehingga ia menjadikan hawa nafsunya mengikuti apa
Menghafal 50 Riyadhush-Shalihin; yang aku bawa (ajaran islam) (HR. Hakim).
Aplikasi dari mujahadatun linafsihi yang dapat diperaktikkan
dalam kehidupan sehari-hari, antara lain:
Mengkaji marhalah Madaniah dan menguasai
karakteristiknya;
Memerangi dorongan-dorongan nafsu;

Mengenal sirah 20 syuhada dari kalangan sahabat ;


Tidak berlebihan dalam mengkonsumsi yang mubah;

Mengetahui hukum Zakat;


Selalu menyertakan niat jihad;

Mengetahui fiqih Haji;


Menjadikan dirinya bersama orang-orang baik;

Membaca tujuh jam setiap pekan di luar spesialisasinya;


Memakan apa yang disuguhkan dengan penuh keridhaan;

Mengetahui sisi-sisi Syumuliyatul Islam;


Menyumbangkan sebagian hartanya untuk amal Islami;

Mengetahui problematika kaum muslimin nasional dan


Sabar atas bencana;
internasional;

Mengetahui apa kerugian dunia akibat kemunduran kaum Menyesuaikan perbuatan dengan ucapannya;
muslimin;
Menerima dan memikul beban-beban dawah.
Mengetahui urgensi Khilafah dan kesatuan kaum
muslimin; 7. Harishun ala Waqtihi (Good time management)
Pandai menjaga waktu (harishun ala waqtihi) merupakan faktor
penting bagi manusia. Hal ini karena waktu itu sendiri mendapat
Mengetahui arus pemikiran Islam kontemporer;
perhatian yang begitu besar dari Allah dan Rasul-Nya. Allah Swt
banyak bersumpah di dalam Al-Quran dengan menyebut nama
Menghadiri orientasi dan seminar-seminar kita; waktu seperti wal fajri, wad dhuha, wal asri, wallaili dan
sebagainya. Allah Swt memberikan waktu kepada manusia dalam
Mengetahui dan mengulas tiga risalah ; jumlah yang sama setiap, Yakni 24 jam sehari semalam. Dari
waktu yang 24 jam itu, ada manusia yang beruntung dan tak sedikit
manusia yang rugi. Karena itu tepat sebuah semboyan yang
Mengetahui dan mengulas risalah Aqaid;
menyatakan: Lebih baik kehilangan jam daripada kehilangan
waktu.
Memahami amal jamaI dan taat; Waktu merupakan sesuatu yang cepat berlalu dan tidak akan
pernah kembali lagi. Oleh karena itu setiap muslim amat dituntut
Membantah suara-suara miring yang dilontarkan kepada untuk memanaj waktunya dengan baik, sehingga waktu dapat
kita; berlalu dengan penggunaan yang efektif, tak ada yang sia-sia.
Maka diantara yang disinggung oleh Nabi Saw adalah
memanfaatkan momentum lima perkara sebelum datang lima
Mengetahui bagaimana proses berdirinya negara Israil: perkara, yakni waktu hidup sebelum mati, sehat sebelum sakit,
muda sebelum tua, senggang sebelum sibuk dan kaya sebelum
Mengetahui informasi baru dari problematika miskin.
kontemporer; Aplikasi dari harishun ala waqtihi yang dapat diperaktikkan dalam
kehidupan sehari-hari, antara lain:
Memiliki kemampuan mengulas apa yang ia baca;
Memperhatikan adab Islam dalam berkunjung dan
Menyebar luaskan apa saja yang diterbitkan oleh koran mempersingkat pemenuhan hajatnya;
dan terbitan-terbitan kita;
Memelihara janji umum dan khusus;
Mengisi waktunya dengan hal-hal yang berfaedah dan Tidak membelanjakan harta kepada non muslim;
bermanfaat.
Bersemangat untuk memperbaiki kualitas produk dengan
8. Munazhzhamun fi Syuunihi (Well Organized) harga sesuai
Teratur dalam suatu urusan (munzhzhamun fi syuunihi) termasuk
kepribadian seorang muslim yang ditekankan oleh Al-Quran 10. Naafiun Lighoirihi (Giving Contribution)
maupun sunnah. Oleh karena itu dalam hukum Islam, baik yang Bermanfaat bagi orang lain (nafiun lighoirihi) merupakan sebuah
terkait dengan masalah ubudiyah maupun muamalah harus tuntutan kepada setiap muslim. Manfaat yang dimaksud tentu saja
diselesaikan dan dilaksanakan dengan baik. Ketika suatu urusan manfaat yang baik sehingga dimanapun dia berada, orang
ditangani secara bersama-sama, maka diharuskan bekerjasama disekitarnya merasakan keberadaannya karena bermanfaat besar.
dengan baik sehingga Allah menjadi cinta kepadanya. Dengan kata Maka jangan sampai seorang muslim adanya tidak menggenapkan
lain, suatu udusn dikerjakan secara profesional, sehingga apapun dan tidak adanya tirk mengganjilkan. Ini berarti setiap muslim itu
yang dikerjakannya, profesionalisme selalu mendapat perhatian harus selalu berpikir, mempersiapkan dirinya dan berupaya
darinya. Bersungguh-sungguh, bersemangat dan berkorban, adanya semaksimal untuk bisa bermanfaat dalam hal-hal tertentu sehingga
kontinyuitas dan berbasih ilmu pengetahuan merupakan diantara jangan sampai seorang muslim itu tidak bisa mengambil peran
yang mendapat perhatian secara serius dalam menunaikan tugas- yang baik dalam masyarakatnya.
tugasnya. Rasulullah saw bersabda yang artinya: sebaik-baik manusia adalah
Aplikasi dari munzhzhamun fi syuunihi yang dapat diperaktikkan yang paling bermanfaat bagi orang lain (HR. Qudhy dari Jabir).
dalam kehidupan sehari-hari, antara lain: Aplikasi dari nafiun lighoirihi yang dapat diperaktikkan dalam
kehidupan sehari-hari, antara lain:1) Komitmen dengan adab Islam
Shalat sebagai penata waktunya; di dalam rumah;

Teratur di dalam rumah dan kerjanya; Melaksanakan hak-hak pasangannya (suami atau istri);

Merapikan ide-ide dan pikiran-pikirannya; Membantu istrinya;

Disiplin dalam bekerja; Melaksanakan hak-ahak anak;

Memberitahukan gurunya problematika yang muncul Memberi hadiah kepada tetangga;

9. Qodirun alal Kasbi (Independent) Memberikan pelayanan umum karena Allah swt;
Memiliki kemampuan usaha sendiri atau yang juga disebut dengan
mandiri (qodirun alal kasbi) merupakan ciri lain yang harus ada Memberikan sesuatu dari yang dimiliki;
pada seorang muslim. Ini merupakan sesuatu yang amat
diperlukan. Mempertahankan kebenaran dan berjuang
menegakkannya baru bisa dilaksanakan manakala seseorang Mendekati orang lain;
memiliki kemandirian, terutama dari segi ekonomi. Tak sedikit
seseorang mengorbankan prinsip yang telah dianutnya karena tidak Mendorong orang lain berbuat baik;
memiliki kemandirian dari segi ekonomi. Karena itu pribadi
muslim tidaklah mesti miskin, seorang muslim boleh saja kaya
Membantu yang membutuhkan;
raya bahkan memang harus kaya agar dia bisa menunaikan haji dan
umroh, zakat, infaq, shadaqah, dan mempersiapkan masa depan
yang baik. Oleh karena itu perintah mencari nafkah amat banyak di Membantu yang kesulitan;
dalam Al-Quran maupun hadits dan hal itu memilik keutamaan
yang sangat tinggi. Membantu yang terkena musibah;
Dalam kaitan menciptakan kemandirian inilah seorang muslim
amat dituntut memiliki keahlian apa saja yang baik, agar dengan
Menolong yang terzhalimi;
keahliannya itu menjadi sebab baginya mendapat rizki dari Allah
Swt, karena rizki yang telah Allah sediakan harus diambil dan
mengambilnya memerlukan skill atau ketrampilan. Berusaha memenuhi hajat orang lain
Aplikasi dari qodirun alal kasbi yang dapat diperaktikkan dalam
kehidupan sehari-hari, antara lain: Bersemangat mendawahi istrinya, anak-anaknya, dan
kerabatnya;
Bekerja dan berpenghasilan;
Memberi makan orang lain;
Tidak berambisi menjadi pegawai negeri;
Mendoakan yang bersin.
Mengutamakan spesialisasi langka yang penting dan
dinamis;

Berusaha memiliki spesialisasi;

Ekonomis dalam nafkah ;

Mengutamakan produk umat Islam;


Marifatul insan jin dan manusia, karena mereka tidak memanfaatkan potensi yang
I. Pendahuluan telah dianugerahkan Allah untuk hal-hal yang diperintahkan-Nya.
Memahami manusia melalui akal manusia saja akan menyebabkan Sehingga patutlah kita bersyukur kepada Allah dengan nikmat-
kesesatan. Hal ini disebabkan karena manusia mempunyai berbagai nikmat yang diberikan-Nya. (QS. Al Araaf (7) : 179)
keterbatasan dalam memahami dan mengenal dirinya dengan 2. Al Masuliyah (kepemimpinan)
benar. Selain itu, sifat sombong dan merasa dirinya hebat adalah Manusia dengan kelebihan dan potensi yang diterimanya perlu
sifat manusia yang menghalanginya untuk mencapai kebenaran bertanggung jawab dan menyadari tugas serta peranannya. Tugas
hakiki. Kesalahan yang terjadi pada berbagi teori tentang manusia tersebut adalah beribadah kepada Allah SWT. Namun demikian,
tidak diakui oleh para pencetusnya. Bahkan sebagian besar tidak semua manusia bersedia menerima tugas ini. Sebagian ada
pengikutnya tetap mendukung teori yang salah itu dengan yang menerima dan sebagian lagi menolaknya. (QS. Al Baqarah
menjadikannya sebagai landasan kehidupan, rujukan dan model (2) : 21, QS. Adz Dzaariyaat (51) : 56)
gaya hidup manusia untuk saat ini. Hal ini mengakibatkan 3. Al Amanah (Amanah)
munculnya kerusakan dimana-mana. Manusia telah ditawarkan oleh Allah sebuah amanat untuk menjadi
Manusia adalah makhluk Allah yang terdiri dari ruh dan tanah yang khalifah, yang kemudian diterima oleh manusia untuk memikul
dilengkapi dengan potensi hati, akal dan jasad. Potensi manusia amanat tersebut.
memiliki kelebihan dan keutamaan dibanding makhluk lainnya. Langit, bumi dan gunung-gunung menolak amanat tersebut, tetapi
Dengan hati manusia berniat, dengan akal manusia berilmu dan manusia menerimanya. Amanat merupakan beban dan sekaligus
dengan jasad manusia beramal. Kelebihan dan kemuliaan manusia suatu tanggung jawab bagi yang menerima amanat. Amanat yang
ini disediakan untuk menjalankan amanah beribadah dan diterima oleh manusia adalah amanat kekhalifahan. (QS. Al Ahzab
menjalankan fungsi khalifah di muka bumi. Peranan dan tugas (33) : 72, QS. An Nuur (24): 55, QS. Al Fath (48) : 29)
yang dilakukan ini akan mendapatkan balasan yang sesuai. IV. Bekal Hidup Manusia
Setelah mengenal Allah sebagai pencipta manusia, maka untuk Allah memberikan tiga bekal hidup manusia, yaitu:
memantapkan keyakinan kepada Allah diperlukan pengenalan 1. Potensi Jasmani
kepada manusia. Allah menciptakan jasad yang membutuhkan makanan dan
II. Proses Penciptaan Manusia minuman, agar jasad tersebut tumbuh dan berkembang
Hal-hal yang diperlukan dalam proses penciptaan manusia adalah sebagaimana ia juga membutuhkan pakaian dan tempat tinggal.
sebagai berikut: (QS. Al Mulk (67) : 15, QS. Ibrahim (14) ; 32-34, QS. Al Jaatsiyah
1. Manusia diciptakan oleh Allah dengan proses yang sangat (45) : 13).
menakjubkan. QS. Al Muminuun (23) :12-14 2. Potensi Akal
2. Selama hidupnya manusia mengalami beberapa masa. QS. Al Allah menciptakan akal yang membutuhkan ilmu pengetahuan dan
Hajj (22) : 5 teknologi agar manusia dapat memahami/memenuhi kebutuhan
3. Kemuliaan yang Allah berikan kepada manusia: hidupnya dan melaksanakan tugas dan kewajibannya berupa
a. Diangkat sebagai khalifah di muka bumi. QS. Al Baqarah (2) : memakmurkan bumi (sebagai khalifah). (QS. Al Baqarah (2) : 31,
30-32 QS. An Naml (16) : 78, QS. Al Israa (17): 12, QS. Al Alaq (96):1-
b. Diberikan bentuk yang terbaik. QS. At Tiin (95) : 4, QS. At 5)
Taghaabun (64): 3 3. Potensi Ruh
c. Dilengkapi dengan perangkat yang menunjang. QS. As Sajdah Allah menciptakan manusia yang membutuhkan petunjuk dan
(32) : 8-9, QS. Al Israa (17) : 70 hidayah agar kehidupan manusia menjadi lurus di dunia dan di
d. Diberikan kekuasaan untuk menundukkan alam. QS. Al akhirat. (QS. An Nahl (16) : 36)
Jaatsiyah (45) : 12-13, QS. Luqman (31) : 20
III. Potensi Manusia
Manusia sebagai khalifah dapat menggunakan potensinya untuk
memelihara alam. Khalifah adalah yang diamanahkan untuk
membangun dan memelihara alam, bukan sebagai pemilik
segalanya. Khalifah harus menjalankan tugasnya sesuai dengan apa
yang Allah kehendaki, bukan membuat jalan sendiri dan tidak
menentang peraturan-peraturan yang telah diperintahkan.
Potensi yang dimiliki manusia adalah sebagai berikut:
1. At Thoqoh (potensi)
Allah SWT memberikan kelebihan dan keutamaan kepada manusia
dengan pendengaran (As Samu), penglihatan ( Al Bashor) dan hati
(Al Fuad), QS. Al Mulk (67) : 23
Potensi ini kadang tidak disyukuri manusia. Bahkan ia sering
menggunakan matanya untuk melihat yang haram, serta hati yang
digunakan untuk membenci, dendam dan berprasangka buruk
kepada orang lain. Pernahkah kita membayangkan seandainya kita
tidak dapat melihat atau mendengar, hal ini tentu akan
menyusahkan kita.
Penglihatan, pendengaran dan hati diberikan oleh Allah SWT untuk Apa itu Tarbiyah Islamiyyah ?
mengantarkan manusia memahami apa yang Allah perintahkan dan
membawanya ke surga. Dengan tidak digunakan potensi yang telah Perubahan merupakan sesuatu yang penting dalam kehidupan
Allah berikan, maka mereka itu seperti binatang ternak, bahkan manusia di dunia, terutama dalam diri manusia yang mengakui
mereka lebih sesat lagi. Mereka menjadi orang-orang yang lalai.
Bahkan Allah telah jadikan neraka jahanam untuk kebanyakan dari bahwa dirinya adalah seorang muslim. Dari berbagai studi dan
Ustadz Abdurrahman Al-Bani dalam tulisannya "Madkhal Ilat-
teori yang telah dilaksanakan dipaparkan bahwasanya untuk
Tarbiyah" menegaskan bahwa kata "Tarbiyah" itu memiliki empat
mencapai perubahan yang baik tidak hanya diperlukan sarana dan unsur makna :
prasarana yang lengkap maupun manajemen yang mantap. Tapi
- Pertama, menjaga dan memelihara fitrah anak.
masyarakat di dunia ini sepakat bahwa perubahan yang paling
utama dan mendasar bagi setiap perubahan lainnya adalah - Kedua, mengembangkan potensi dan menyiapkannya.

perubahan dalam diri manusia itu sendiri.


- Ketiga, mengarahkan fitrah dan petensi tersebut secara baik dan
sempurna.
Firman Allah Subhaanahu Wa Ta'ala :
- Keempat, bertahap dalam menjalankannya sebagaimana yang
"Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya diisyaratkan oleh Imam Baidhawi di atas.
bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas
Dari dasar-dasar pengertian tarbiyah di atas dapat disimpulkan
perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan
bahwa :
sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada
1. Tarbiyah adalah sebuah amaliyah yang memiliki sasaran dan
diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan
tujuan
terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya;
dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia." (Ar- 2. Murabbi (pendidik) yang sebenarnya adalah Allah swt yang
telah menciptakan fitrah manusia dan menganugerahkan berbagai
Ra'du : 11) potensi kepada manusia. Dialah yang telah menggariskan konsep
dan tuntunan untuk mengembangkannya sebagaimana Ia telah
mensyari'atkan sebuah aturan untuk mengatur pelaksanaannya.
Sabda Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam :

3. Tarbiyah menuntut kita untuk membuat perencanaan yang


"Barangsiapa yang hari ini LEBIH BAIK dari kemarin adalah bersifat bertahap dan teratur sesuai dengan marhalah-marhalahnya.
orang yang BERUNTUNG, barangsiapa yang hari
ini SAMA dengan kemarin adalah orang yang MERUGI, dan 4. Tugas Murabbi harus mengikuti dan tunduk kepada aturan Allah
barangsiapa yang hari ini LEBIH BURUK dari hari kemarin dan tuntutan dien-Nya.
adalah orang yang CELAKA" (HR. Hakim)
Hubungan Antara Islam dan Tarbiyah
Apa itu Tarbiyah ?
Islam adalah syari'ah Allah untuk seluruh manusia agar dijadikan
Apabila kita merujuk kepada kamus bahasa Arab kita akan
pedoman dalam beribadah kepada-Nya termasuk di dalamnya
mendapatkan bahwa kata "Tarbiyah" sedikitnya memiliki tiga asal
membina dan mendidik generasi Islam agar menjadi hamba-
kata ; Pertama, robaa-yarbuu yang berarti bertambah dan
hamba-Nya yang berserah diri dan patuh kepada syari'ah-Nya.
berkembang. (ar-Rum : 39). Kedua, robiya-yarba yang berarti
Pembinaan dan pendidikan seperti inilah yang dimaksud dengan
tumbuh dan terbina. Dan ketiga,robba-yarubbu yang berarti
tarbiyah islamiyah.
mengishlah, mengurus dan memberi perhatian.
Syari'at Islam tidak mungkin dapat diwujudkan kecuali dengan
Kemudian para ulama mengembangkan pengertian lughowi ini
cara melakukan pembinaan jiwa, pembinaan generasi dan
menjadi pengertian istilahi dari tarbiyah. Imam Baidhawi (685 H)
masyarakat di atas landasan iman kepada Allah, muroqobah dan
mengatakan dalam tafsirnya "Anwarut-Tanzil Wa Asrarut-Ta'wil",
berserah diri serta tunduk dan patuh hanya kepada-Nya.

'Makna asal dari kata "Robb" adalah tarbiyah yaitu Dengan demikian tarbiyah islamiyah merupakan kewajiban atas
menghantarkan sesuatu secara bertahap sampai tingkat setiap orang tua dan pendidik dan amanat yang harus dipikul dari
kesempurnaan.' generasi ke generasi, dan celakalah bagi siapa saja yang
menghianatinya atau menyimpang dan keluar dari tujuannya.
Dalam kitab Mufradat, Ar-Raghib Al-Ashfahani mengatakan,
Tujuan tarbiyah islamiyah adalah membina dan mendidik manusia
agar bertahkim kepada syari'ah Allah dalam segala prilakunya
'Makna asal dari kata "Robb" adalah menumbuhkan mencetak dengan penuh kepasrahan dan tidak ada rasa sempit dan keberatan
sesuatu secara bertahap sampai batas kesempurnaan.' sedikitpun di dalam dadanya. (lihat : An-Nisa : 65)

Kemudian surat Al-'Ashr, sebagaimana dikatakan oleh DR.


Abdurrahman An-Nahlawi, juga mengisyaratkan bahwa agar
manusia selamat dari kerugian dan siksa Allah, harus dilakukan As-Sunnah berfungsi untuk menjelaskan ayat-ayat Al-Quran yang
tiga hal : bersifat global dan mejelaskan apa yang belum disebutkan di
dalam Al-Quran secara tegas.
- Tarbiyatul fardi (membina individu) di atas landasan iman
kepada Allah, istislam kepada syari'ah-Nya dan iman kepada yang Dalam kaitannya dengan tarbiyah, As-Sunnah telah memberikan
ghaib. penjelasan dan perincian konsep tarbiyah di dalam Al-Qur'an yang
masih mujmal, langsung dengan sabda-sabda dan tindakan-
- Tarbiyatun-nafs (membina jiwa) agar beramal shalih dan dan tindakan Rasulullah saw sendiri. Kemudian para sahabat
membiasakan hidup sehari-hari sesuai dengan manhaj Islam. menyimpulkan beberapa uslub (metode) tarbiyah langsung dari
kehidupan Rasulullah saw dan menerapkannya dalam mendidik
- Tarbiyatul mujtama' (membina masyarakat) agar senantiasa putra-putranya.
saling berwasiat untuk mengamalkan kebenaran dan sabar dalam
menghadapi cobaan dalam beribadah kepada Allah swt. Penutup

Asas dan Dasar Tarbiyah Islamiyah Sebagai penutup, penulis nasehatkan karena Allah kepada para
murabbi dan pendidik agar :
Tarbiyah Islamiyah adalah sesuatu yang mesti dilakukan, tidak
boleh tidak. Tujuannya, sebagaimana telah dijelaskan, adalah - Menjadikan konsep tarbiyah islamiyah dengan pengertiannya
merealisasikan Islam dalam wujud nyata sesuai dengan apa yang yang universal sebagai acuan dan contoh dalam membina dan
dikehendaki Allah swt. Ini berarti tarbiyah islamiyah harus mendidik putra-putranya.
berasaskan kepada asas yang semestinya yaitu Al-Qur'an dan As-
Sunnah. - Tidak mengadopsi atau meniru konsep-konsep kafir atau metode
yang dilarang oleh nash syar'i.
Tidak diragukan lagi bahwa Al-Qur'an telah meninggalkan
pengaruh yang kuat dalam diri Rasulullah saw dan para sahabatnya - Mengembangkan pola pendidikan secara modern dengan tetap
-ridhwanullah 'alaihim-. Hal itu telah ditegaskan oleh Ummul mengikat diri dengan ikatan-ikatan syar'i.
Mukminin Aisyah ra,
- Tidak silau dengan lahirnya metode-metode atau konsep-konsep
"Akhlak Rasulullah saw adalah Al-qur'an." pendidikan dari barat atau kaum sekular. Sebaliknya harus yakin
bahwa Islam adalah metode dan konsep yang paling sempurna,
Bahkan sebelumnya Allah swt telah menegaskan : tidak bisa ditandingi oleh konsep siapapun.

"Dan orang-orang kafir berkata, "Mengapa Al-Qur'an itu tidak - Merujuk kepada literarur Islam yang membahas tentang tarbiyah
diturunkan kepadanya sekaligus?" Demikianlah, agar Kami dan ta'lim, seperti kitab Tarbiyatul Aulad karya DR. Abdullah
memperteguh hatimu (Muhammad) dengannya dan Kami Nashih 'Ulwan.
membacakannya secara tartil." (Al-Furqan : 32)

Dalam ayat di atas terdapat dua isayart tarbawiyah : Pertama, Wudhu menurut bahasa artinya Bersih dan Indah. sedangkan
peneguhan hati dan penanaman keimanan. Dan kedua, ta'limul menurut istilah (syariah islam) artinya menggunakan air pada
Qur'an. Dan karena itu pula Allah swt turunkan wasiat tarbawiyah- anggota badan tertentu dengan cara tertentu yang dimulai dengan
Nya kepada Rasul-Nya saw dalam surat Al-Qiyamah : 17-19. niat guna menghilangkan hadast kecil. Wudhu merupakan salah
satu syarat sahnya sholat (orang yang akan sholat, diwajibkan
berwudhu lebih dulu, tanpa wudhu shalatnya tidak sah.
Begitu juga hal nya para sahabat. Mereka terdidik dengan Al-
Qur'an sehingga tumbuh menjadi generasi yang tangguh. Salah Syarat syarat wudhu ada 10, ilmu tentang syarat wudhu sangat
seorang dari mereka mengatakan, penting dan wajib bagi anda seorang muslim mengetahuinya. bagi
anda yang belum faham maka wajib bagi anda mempelajarinya. ini
dikarenakan tidak syah wudhu seseorang jika tidak memenuhi
'Kami di masa Rasulullah saw tidak pernah melewati satu surat semua syarat dibawah ini. sedangkan jika wudhu anda tidak syah,
dari Al-Qur'an sehingga kami mengamalkannya, kami maka sholat andapun tidak diterima oleh Allah SWT. karena salah
mempelajari ilmu sekaligus mengamalkannya.' satu syarat syah shalat yaitu bersih dari hadast kecil. sedangkan
berwudhu lah yang membersihkan kita dari hadast kecil.
Kemudian asas dan dasar keduanya adalah As-Sunnah. Sunnah Semua syarat syarat wudhu dibawah ini wajib anda penuhi agar
artinya adalah cara dan konsep. Pengertian ilmiahnya adalah wudhu anda syah dan diterima oleh Allah SWT. maka darimitu kali
kumpulan perkataan, perbuatan, dan taqrir Rasulullah saw, ini akan dibahas mengenai 10 syarat wudhu sesuai akidah
termasuk di dalamnya segala apa yang dicintai dan dibencinya. ahlussunnah waljamaah dan berdasarkan mazhab Imam Syafi'i. nah
bagi anda yang belum faham apa saja syarat syah wudhu maka
Ringkasnya adalah "Kehidupan Rasulullah saw". langsung saja simak ulasan beserta penjelasan lengkapnya dibawah
ini . . .
Syarat Syarat wudhu dan Penjelasannya :
5.Membasuh Kedua Belah Kaki Sampai Dengan Mata Kaki
1. Islam
Maka tidak syah wudhunya orang kafir atau orang murtad 6. Tertib ( berturut-turutan) , artinya mendahulukan mana yang
2. Tamiyiz harus dahulu, dan mengakhirkan mana yang harusnya di akhirkan,
Yang dimaksud dengan tamiyiz adalah seseorang yang memahami jadi anda tidak boleh memulai wudhu dengan salah urutannya
dari pada percakapan atau bisa makan sendiri, minum sendiri dan
membersihkan buang hajat sendiri atau bisa membedakan antara Setelah mengetahui Fardhu / Rukun Wudhunya selanjutnya kita
kanan dan kiri atau juga bisa membedakan antara kurma dan bara akan belajar bagainana tata chara wudhunya.
api.
3. Bersih dari haid dan nifas Tata Cara Berwudhu
Haid adalah darah yang keluar pada waktu tertentu bagi setiap
wanita yang sudah dewasa. sedangkan nifas adalah darah yang Apabila seorang muslim mau berwudhu maka hendaknya
keluar setelah melahirkan. ia berniat di dalam hatinya kemudian membaca
4. Tidak adanya sesuatupun yang mencegah sampainya air ke kulit "Bismillahirrahmanirrahim" sebab Rasulullah SAW bersabda
anggota wudhu "Tidak sah wudhu orang yg tidak menyebut nama Allah" . Dan
Yaitu bersihnya kulit anggota wudhu dari semisal cat atau kotoran apabila ia lupa maka tidaklah mengapa. Jika hanya mengucapkan
kotoran lain yang menempel di kulit sehingga air tidak bisa masuk. "Bismillah" saja maka dianggap cukup.
5. Tidak ada sesuatupun di anggota wudhu yang bisa merubah air
Yaitu bersihnya anggota tubuh yang bisa merubah air dan Kemudian disunnahkan mencuci kedua telapak tangannya
mencabut nama air tersebut. contohnya seperti tinta dan jakfaron sebanyak tiga kali sebelum memulai wudhu.
yang banyak. Kemudian berkumur-kumur.
6. Mengetahui kefardhuan/kewajiban dari pada wudhu Lalu menghirup air dgn hidung lalu mengeluarkannya.
Seorang yang wudhu harus mengetahui bahwasannya hukum dari
pada wudhu adalah fardhu. jia dia meyakini bahwa wudhu Disunnahkan ketika menghirup air di lakukan dgn kuat
hukumnya adalah sunnah maka tidak syah wudhunya. kecuali jika dalam keadaan berpuasa maka ia tidak
7. Tidak meyakini kefardhuan/kewajiban dari pada rukun rukun mengeraskannya krn dikhawatirkan air masuk ke dalam
wudhu adalah sunnah tenggorokan. Rasulullah bersabda "Keraskanlah di dalam
Seseorang yang wudhu tidak boleh meyakini rukun rukun wudhu menghirup air dgn hidung kecuali jika kamu sedang berpuasa."
memiliki hukum sunnah semisal dia meyakini bahwasannya Lalu mencuci muka. Batas muka adl dari batas tumbuhnya
membasuh kedua tangan sampai siku siku adalah sunnah. rambut kepala bagian atas sampai dagu dan mulai dari batas telinga
8. Memakai air yang suci dan mensucikan kanan hingga telinga kiri. Dan jika rambut yg ada pada muka tipis
Yaitu air yang digunakan adalah air yang bersih dari najis dan juga maka wajib dicuci hingga pada kulit dasarnya. Tetapi jika tebal
bukan air musta'mal. air musta'mal adalah air yang digunakan maka wajib mencuci bagian atasnya saja namun disunnahkan
pertama kali dalam bersuci (basuhan wajib). mencelah-celahi rambut yg tebal tersebut. Karena Rasulullah selalu
9. Masuknya waktu mencelah-celahi jenggotnya di saat berwudhu.
Seseorang yang terus menerus mengeluarkan najis (anyang
Kemudian mencuci kedua tangan sampai siku krn Allah
anyangan-beser) maka wudhunya harus masuk waktu sholat. diluar
waktu sholat tidak syah. berfirman "dan kedua tanganmu hingga siku."
10. Muwalah Kemudian mengusap kepala beserta kedua telinga satu
Yaitu tanpa adanya jeda waktu antara setiap basuhan wudhu dan kali dimulai dari bagian depan kepala lalu diusapkan ke belakang
sholat bagi yang selalu hadas. jadi setelah melaksanakan wudhu kepala lalu mengembalikannya ke depan kepala. Setelah itu
diharuskan langsung melaksanakan sholat. langsung mengusap kedua telinga dgn air yg tersisa pada
Catatan : syarat nomer 9 dan 10 berlaku bagi yang selalu tangannya.
mengeluarkan hadast secara terus menerus ( anyang-anyangan). Lalu mencuci kedua kaki sampai kedua mata kaki krn
Rukun wudhu / Fardhu Wudhu Allah berfirman "dan kedua kakimu hingga dua mata kaki." . Yang
Jika anda belum mengetahui tentang fadhu wudhu saya akan dimaksud mata kaki adl benjolan yg ada di sebelah bawah betis.
memberikan penjelasan untuk anda dengan keterangan dibawah ini Kedua mata kaki tersebut wajib dicuci berbarengan dgn kaki.
fadhunya wudhu ada enam perkara Orang yg tangan atau kakinya terpotong maka ia mencuci bagian
1. Niat ketika Membasuh Muka yg tersisa yg wajib dicuci. Dan apabila tangan atau kakinya itu
Lafazh Niat Wudhu adalah : terpotong semua maka cukup mencuci bagian ujungnya saja.



Ketika berwudhu wajib mencuci anggota-anggota
wudhunya secara berurutan tidak menunda pencucian salah
Nawaitul Wudhuua Lirafil-hadatsil-ashghari fardhal lillaahi satunya hingga yg sebelumnya kering. Hal ini berdasar hadits yg
taaalaa diriwayatkan Ibn Umar Zaid bin Sabit dan Abu Hurairah bahwa
Nabi senantiasa berwudu secara berurutan kemudian beliau
Artinya : bersabda "Inilah cara berwudu di mana Allah tidak akan menerima
shalat seseorang kecuali dgn wudu seperti ini."
Aku niat berwudhu untuk mengilangkan hadats kecil, fardhu Boleh mengelap anggota-anggota wudhu seusai
karena Allah berwudhu.
Do'a Sesudah Wudhu :
2. Membasuh seluruh muka ( mulailah dari tempat tumbuhnya
rambut kepala hingga bawa dagu, dan kedua telinga kanan dan

kiri )



3. Membasuh Kedua tangan sampai siku-siku tangan
"Aku bersaksi tiada Tuhan melainkan Allah yang Tunggal, tiada
sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah
4. Mengusap Sebagian Rambut Kepala
hamba-Nya dan utusan-Nya. Ya Allah jadikanlah aku orang yang
ahli taubat, dan jadikanlah aku orang yang suci dan jadikanlah aku
dari golongan hamba-hamba-Mu yang shaleh." 13. Membaca doa setelah selesai wudhu. Doanya:

Sunah Wudhu


1. Memakai siwak atau mengosok gigi sebeulm berwudhu.

Rasulallah saw mengajarkan umatnya dengan sabdanya:
Seandainya aku tidak khawatir akan memberatkan umatku,
niscaya aku perintahkan mereka bersiwak setiap kali akan shalat. Saya bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa dan
(HR Bukhari Muslim). tiada sekutu bagiNya. Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah
Sunah ini dilakukan kapan waktu ingin berwudhu kecuali di bulan hamba dan utusanNya.Ya Allah, jadikanlah aku termasuk orang-
puasa hukumnya makruh menggunakan siwak setelah waktu orang yang bertobat dan jadikanlah aku termasuk orang-orang yang
dhuhur. bersuci. Maha Suci Engkau ya Allah, aku memuji kepadaMu. Aku
Rasulallah saw bersabda: Bau mulut orang yang berpuasa bagi bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Engkau, aku minta ampun dan
Allah lebih wangi dari pada wangi misik (HR Bukhari Muslim) bertobat kepadaMu
2. Membaca bismillah, dimulai dari pertama mencuci kedua
telapak tangan. Rasulallah saw bersabda barang siapa berwudhu lalu berkata:
Sesuai dengan sabda Rasulallah saw: berwudhulah kamu dengan
bismillah dengan nama Allah. (HR al-Baihaqi dengan isnad


jayyid)
3. Mencuci kedua telapak tangan. Saya bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa dan
Ustman dan Ali ra menyipatkan wudhu Rasulallah saw bahwa tiada sekutu bagiNya. Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah
beliau mencuci tangan tiga kali (HR Bukhari Muslim) hamba dan utusanNya,
4. Berkumur tiga kali
5. Memasukan air ke hidung dan mengeluarkanya. dibukakan baginya delapan pintu pintu surga dan masuk ke dalam
Sesuai dengan sabda Rasulallah saw Tidaklah seorang diantara pintu yang ia sukai (HR Muslim).
kalian mendekati air wudhunya, lalu dia berkumur, memasukkan
air kedalam hidung dan membuangnya, kecuali keluar dosa- Begitu pula dalam hadist yang lain Barang siapa bewudhu dan
dosanya dari rongga hidungnya bersama sama air (HR Muslim) setelah selesai dari wudhunya ia berkata:
6- Mengusap seluruh kepala dari depan ke belakang
Sesuai dengan wudhu Rasulallah saw yang disipatkan oleh


Abdullah bin Zeid ra maka beliau mengusap kepalanya dengan

kedua tanganya dari depan ke belakang dan dari belakan ke depan
(HR Bukhari Muslim) saya bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa dan
7. Mengusap kedua telinga luar dan dalamnya dengan air baru. tiada sekutu bagiNya. Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah
Sesuai dengan wudhu Rasulallah saw: sesungguhnya beliau hamba dan utusanNya.Ya Allah, jadikanlah aku termasuk orang-
mengusap kepalanya dan kedua telinganya luar dan dalam lalu orang yang bertobat dan jadikanlah aku termasuk orang-orang yang
memasukan kedua jari telunjuknya kedalam lubang lubang bersuci,
telinganya (HR Abu Dawud dan an-Nasai hadist hasan)
8. Membasuh jenggot yang tebal atau memasukan air wudhu ke dibukakan baginya pintu pintu surga dan masuk ke dalam pintu
dalam selah-selah jenggot dengan jari jari tangan. yang ia sukai (HR at-Tirmidzi, al-Bazzar dan at-Thabrani)
Hal ini sesuai dengan yang dilakukan Rasulallah saw ketika
berwudhu, beliau membasuh jenggotnya (dengan jari jari tangan) Dalam hadist lainnya Rasulallah saw bersabda: Barangsiapa
(HR at-Tirmidzi) berwudu lalu berdoa:
9. Mecuci selah-selah tangan dan kaki.
Pernah Rasulallah saw bersabda kepada al-Qaith bin Shabrah:

Sempurnahkanlah wudhu dan cucilah selah-selah jari-jari (HR
Abu Dawud dan at-Tirmidzi dengan isnad shahih) Maha suci Engkau Ya Allah, segala pujian untuk-Mu, tidak ada
10. Mendahulukan yang kanan sebelum yang kiri. sesembahan yang berhak disembah selain Engkau, aku senantiasa
Ada sebuah hadist yang diriwayatkan dari Aisyah ra, ia berkata: memohon ampun dan bertaubat pada-Mu,
Sesungguhnya Rasulallah saw menyukai yang kanan dalam segala
urusanya, dalam berwudhu, dalam berjalan dan dalam memakai maka akan dicatat baginya di kertas dan dicetak sehingga tidak
sandalnya (HR Bukhari Muslim) akan rusak hingga hari kiamat. (HR an-Nasai, al-Hakim dalam
11. Membasuh dan mengusap semua anggota wudhu tiga kali-tiga al-Mustadrak)
kali
Sesuai dengan hadist yang diriwayatkan dari Ustman bin Affan ra, Yang Membatalkan Wudhu
ia berkata: sesungguhnya Rasulallah saw berwudhu tiga kali-tiga
kali. (HR Muslim) 1. Keluarnya sesuatu dari aurat depan dan belakang
12. Melebihi pengusapan kepala, begitu pula kedua tangan sampai
ke atas siku dan kaki sampai di atas mata kaki. Firman Allah: dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau
Rasulallah saw berwasiat kepada umatnya dengan sabdanya: kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan,
Akan datang umatku mereka memiliki cahaya putih di muka, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan
cahaya putih di tangan dan cahaya putih di kaki pada hari kiamat tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan
karena penyempurnaan wudhu. Maka barang siapa di antara kalian tanah itu al-Maidah, 6.
yang mampu, hendaklah ia memanjangkan cahaya putih tersebut
(HR Bukhari Muslim) Rasulallah saw bersabda Tidaklah batal wudhu seseorang kecuali
keluar suara atau bau (dari aurat belakan) (HR at-Tirmidzi). berbicara (HR at-Tirmidzi, al-Hakim, ad-Dar quthni)

Rasulallah saw bersabda: tentang mazi, hendaknya ia membasuh 3. Menyentuh Al-Quran atau membawanya, karena ia adalah kitab
kemaluannya lalu berwudhu (HR Bukhari dan Muslim). Sedang suci, maka tidak boleh disentuh atau dibawa kecuali dalam keadaan
keluar mani hukumnya tidak membatalkan wudhu karena suci
mempunyai kewajiban yang lebih besar yaitu mandi junub.
Allah berfirman: tidak menyentuhnya kecuali hamba-hamba yang
2. Hilangnya akal karena mabuk, gila, pingsan dan tidur. disucikan (alWaqiah:77)

Dari Aisyah ra ia berkata: sesungguhnya Nabi saw pernah pingsan Dibolehkan membawa atau menyentuh al-Quran tanpa wudhu
lalu sadar, maka beliau mandi (HR Bukhari Muslim). berupa barang atau tafsir/terjemahan yang kalimatnya lebih banyak
dari isi al-Quran.
Tidur berat jika dilakukan dengan berbaring membatalkan wudhu.
Rasulullah saw. bersabda, Mata adalah tali dubur, maka barang Barang siapa yang ragu apakah ia masih menyimpan wudhu atau
siapa yang tidur hendaknya berwudu. (HR Abu Dawud dan Ibnu tidak maka hendaknya ia bepegang kepada keyakinnya, sesuai
Majah). dengan hadist Rasulallah saw dari Abu Hurairah ra. ia berkata:
Telah bersabda Rasulullah saw., Apabila seseorang dari kalian
Sedangkan tidur sambil duduk (dengan mantap) kemudian bangun, merasa sesuatu di dalam perutnya, yaitu ragu-ragu apakah keluar
boleh mengerjakan shalat tanpa berwudhu lagi. Menurut Anas bin darinya sesuatu atau tidak, maka janganlah ia keluar dari masjid
Mlik, sahabat-sahabat Nabi pun terkadang tidur sambil duduk (untuk berwudhu) hingga ia dengar suara atau ia merasakan angin
sampai kepala mereka tertunduk untuk menanti datangnya shalat (bau). (HR Muslim)
Isya. Kemudian mereka mengerjakan shalat tanpa berwudhu lagi.
(Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Muslim, Abu Daud, dan at-
Tirmidzi)

3. Bersentuhan kulit laki laki dan perempuan dewasa yang bukan


mahram tanpa pembalut hukumnya batal wudhu penyetuh dan
yang disentuh karena keduanya merasakan kelezatat sentuhan

Allah berfirman: atau menyentuh perempuan (al-Maidah: 6)

Bersentuhan dengan mahram atau anak kecil hukumnya tidak


membatalkan wudhu, begitu pula menyentuh rambut, gigi dan
kuku karena tidak merasakan kelezatan sentuhan

4. Menyentuh aurat (kemaluan) dan dubur belakang dengan telapak


tangan.

Sesuai dengan sabda Rasulallah saw: Jika seseorang menyentuh


kemaluannya (dengan telapak tangan) maka hendaknya ia
berwudhu, dalam riwayat lain: barang siapa menyentuh
kemaluannya maka hendaknya ia berwudhu (HR. Malik, Syafie,
Abu Daud dengan isnad shahih).

Hadisth lainya Jika seseorang menyentuh kemaluanya (dengan


telapak tangan) tanpa hijab dan pembalut maka wajib baginya
wudhu (HR Ibnu Hibban, al-Hakim, al-Baihaqi dan at-Thabrani)

Larangan Bagi Yang Tidak Berwudhu

Dilarang bagi yang tidak ada wudhu melakukan tiga perkara:

1. Shalat

Semua yang dinamakan shalat tidak boleh dilakukan tanpa wudhu


walaupun sujud tilawah atau shalat janazah, sesuai dengan sabda
Rasulallah saw Allah tidak menerima shalat tanpa bersuci (HR
Muslim)

2. Thawaf

Sesuai dengan sabda Rasulallah saw Thawaf di Baitullah itu sama


dengan shalat hanya saja Allah membolehkan dalam thawaf
Syarat-Syarat Shalat tahun, dan pukullah mereka ketika berumur sepuluh tahun (jika
mereka enggan untuk shalat) dan pisahkanlah mereka di tempat-
Shalat tidak akan sah kecuali jika memenuhi syarat-syarat, rukun-
tempat tidur mereka masing-masing." (HR. Al-Hakim, Al-Imam
rukun dan hal-hal yang wajib ada padanya serta menghindari hal-
Ahmad dan Abu Dawud)
hal yang akan membatalkannya.
4. Menghilangkan Hadats (Thaharah)

Adapun syarat-syaratnya ada sembilan: 1. Islam, 2. Berakal, 3. Hadats ada dua: hadats akbar (hadats besar) seperti janabat dan
Tamyiz (dapat membedakan antara yang baik dan yang buruk), 4. haidh, dihilangkan dengan mandi (yakni mandi janabah), dan
Menghilangkan hadats, 5. Menghilangkan najis, 6. Menutup aurat, hadats ashghar (hadats kecil) dihilangkan dengan wudhu`, sesuai
7. Masuknya waktu, 8. Menghadap kiblat, 9. Niat. sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam,
Secara bahasa, syuruuth (syarat-syarat) adalah bentuk jamak dari "Allah tidak akan menerima shalat tanpa bersuci." (HR. Muslim
kata syarth yang berarti alamat. dan selainnya)
Sedangkan menurut istilah adalah apa-apa yang ketiadaannya Dan sabda Rasul shallallahu 'alaihi wa sallam, "Allah tidak akan
menyebabkan ketidakadaan (tidak sah), tetapi adanya tidak menerima shalat orang yang berhadats hingga dia berwudlu`."
mengharuskan (sesuatu itu) ada (sah). Contohnya, jika tidak ada (Muttafaqun 'alaih)
thaharah (kesucian) maka shalat tidak ada (yakni tidak sah), tetapi 5. Menghilangkan Najis
adanya thaharah tidak berarti adanya shalat (belum memastikan
sahnya shalat, karena masih harus memenuhi syarat-syarat yang Menghilangkan najis dari tiga hal: badan, pakaian dan tanah (lantai
lainnya, rukun-rukunnya, hal-hal yang wajibnya dan menghindari tempat shalat), dalilnya firman Allah 'azza wa jalla, "Dan
hal-hal yang membatalkannya, pent.). Adapun yang dimaksud pakaianmu, maka sucikanlah." (Al-Muddatstsir:4)
dengan syarat-syarat shalat di sini ialah syarat-syarat sahnya shalat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
tersebut.
.
Penjelasan Sembilan Syarat Sahnya Shalat "Bersucilah dari kencing, sebab kebanyakan adzab kubur
1. Islam disebabkan olehnya."
6. Menutup Aurat
Lawannya adalah kafir. Orang kafir amalannya tertolak walaupun
dia banyak mengamalkan apa saja, dalilnya firman Allah 'azza wa Menutupnya dengan apa yang tidak menampakkan kulit (dan
jalla, "Tidaklah pantas bagi orang-orang musyrik untuk bentuk tubuh), berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
memakmurkan masjid-masjid Allah padahal mereka menyaksikan sallam, "Allah tidak akan menerima shalat wanita yang telah haidh
atas diri mereka kekafiran. Mereka itu, amal-amalnya telah runtuh (yakni yang telah baligh) kecuali dengan khimar (pakaian yang
dan di dalam nerakalah mereka akan kekal." (At-Taubah:17) menutup seluruh tubuh, seperti mukenah)." (HR. Abu Dawud)
Dan firman Allah 'azza wa jalla, "Dan Kami hadapi segala amal Para ulama sepakat atas batalnya orang yang shalat dalam keadaan
yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu terbuka auratnya padahal dia mampu mendapatkan penutup aurat.
yang berterbangan." (Al-Furqan:23) Batas aurat laki-laki dan budak wanita ialah dari pusar hingga ke
Shalat tidak akan diterima selain dari seorang muslim, dalilnya lutut, sedangkan wanita merdeka maka seluruh tubuhnya aurat
firman Allah 'azza wa jalla, "Barangsiapa mencari agama selain selain wajahnya selama tidak ada ajnaby (orang yang bukan
agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) mahramnya) yang melihatnya, namun jika ada ajnaby maka sudah
daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi." tentu wajib atasnya menutup wajah juga.
(Aali 'Imraan:85) Di antara yang menunjukkan tentang mentutup aurat ialah hadits
2. Berakal Salamah bin Al-Akwa` radhiyallahu 'anhu, "Kancinglah ia (baju)
Lawannya adalah gila. Orang gila terangkat darinya pena (tidak walau dengan duri."
dihisab amalannya) hingga dia sadar, dalilnya sabda Rasulullah, Dan firman Allah 'azza wa jalla, "Wahai anak cucu Adam, pakailah
pakaian kalian yang indah di setiap (memasuki) masjid." (Al-
). : A'raaf:31) Yakni tatkala shalat.
(

7. Masuk Waktu
"Diangkat pena dari tiga orang: 1. Orang tidur hingga dia bangun,
2. Orang gila hingga dia sadar, 3. Anak-anak sampai ia baligh." Dalil dari As-Sunnah ialah hadits Jibril 'alaihis salam bahwa dia
(HR. Ahmad, Abu Dawud, An-Nasa-i, dan Ibnu Majah). mengimami Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam di awal waktu dan di
3. Tamyiz akhir waktu (esok harinya), lalu dia berkata: "Wahai Muhammad,
shalat itu antara dua waktu ini."
Yaitu anak-anak yang sudah dapat membedakan antara yang baik Dan firman Allah 'azza wa jalla, "Sesungguhnya shalat itu adalah
dan yang buruk, dimulai dari umur sekitar tujuh tahun. Jika sudah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang
berumur tujuh tahun maka mereka diperintahkan untuk beriman." (An-Nisa`:103)
melaksanakan shalat, berdasarkan sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa Artinya diwajibkan dalam waktu-waktu yang telah tertentu. Dalil
sallam, tentang waktu-waktu itu adalah firman Allah 'azza wa jalla,
"Dirikanlah shalat dari sesudah tergelincirnya matahari sampai
). gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) Shubuh. Sesungguhnya

(
shalat Shubuh itu disaksikan (oleh malaikat)." (Al-Israa`:78)
"Perintahkanlah anak-anak kalian shalat ketika berumur tujuh 8. Menghadap Kiblat
Dalilnya firman Allah, "Sungguh Kami melihat wajahmu sering Dalil rukun-rukun ini adalah hadits musii` (orang yang salah
menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan shalatnya),
kamu ke Kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah wajahmu ke arah "Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, ia berkata: "Rasulullah
Masjidil-Haram, dan di mana saja kalian berada maka palingkanlah shallallahu 'alaihi wa sallam masuk mesjid, lalu seseorang masuk
wajah kalian ke arahnya." (Al-Baqarah:144) dan melakukan shalat lalu ia datang memberi salam kepada
9. Niat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Rasulullah shallallahu
Tempat niat ialah di dalam hati, sedangkan melafazhkannya adalah 'alaihi wa sallam menjawab salamnya dan bersabda: 'Kembali!
bid'ah (karena tidak ada dalilnya). Dalil wajibnya niat adalah hadits Ulangi shalatmu! Karena kamu belum shalat (dengan benar)!, ...
yang masyhur, "Sesungguhnya amal-amal itu didasari oleh niat dan Orang itu melakukan lagi seperti shalatnya yang tadi, lalu ia datang
sesungguhnya setiap orang akan diberi (balasan) sesuai niatnya." memberi salam kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.
(Muttafaqun 'alaih dari 'Umar Ibnul Khaththab) Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab salamnya dan
bersabda: 'Kembali! Ulangi shalatmu!t Karena kamu belum shalat
Rukun-Rukun Shalat (dengan benar)!, ... sampai ia melakukannya tiga kali, lalu ia
berkata: 'Demi Dzat yang telah mengutusmu dengan kebenaran
Rukun-rukun shalat ada empat belas: 1. Berdiri bagi yang mampu,
sebagai Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, saya tidak sanggup
2. Takbiiratul-Ihraam, 3. Membaca Al-Fatihah, 4. Ruku', 5. I'tidal
melakukan yang lebih baik dari ini maka ajarilah saya!' Maka Nabi
setelah ruku', 6. Sujud dengan anggota tubuh yang tujuh, 7.
shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepadanya: 'Jika kamu
Bangkit darinya, 8. Duduk di antara dua sujud, 9. Thuma'ninah
berdiri hendak melakukan shalat, takbirlah, baca apa yang mudah
(Tenang) dalam semua amalan, 10. Tertib rukun-rukunnya, 11.
(yang kamu hafal) dari Al-Qur`an, kemudian ruku'lah hingga kamu
Tasyahhud Akhir, 12. Duduk untuk Tahiyyat Akhir, 13. Shalawat
tenang dalam ruku', lalu bangkit hingga kamu tegak berdiri,
untuk Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, 14. Salam dua kali.
sujudlah hingga kamu tenang dalam sujud, bangkitlah hingga kamu
tenang dalam duduk, lalu lakukanlah hal itu pada semua shalatmu."
Penjelasan Empat Belas Rukun Shalat
(HR. Abu Dawud dan dishahihkan Al-Hakim)
1. Berdiri tegak pada shalat fardhu bagi yang mampu
11. Tasyahhud Akhir
Dalilnya firman Allah 'azza wa jalla, "Jagalah shalat-shalat dan
Tasyahhud akhir termasuk rukun shalat sesuai hadits dari Ibnu
shalat wustha (shalat 'Ashar), serta berdirilah untuk Allah 'azza wa
Mas'ud radhiyallahu 'anhu, ia berkata, "Tadinya, sebelum
jalla dengan khusyu'." (Al-Baqarah:238)
diwajibkan tasyahhud atas kami, kami mengucapkan: 'Assalaamu
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Shalatlah
'alallaahi min 'ibaadih, assalaamu 'alaa Jibriil wa Miikaa`iil
dengan berdiri..." (HR. Al-Bukhary)
(Keselamatan atas Allah 'azza wa jalla dari para hamba-Nya dan
2. Takbiiratul-ihraam, yaitu ucapan: 'Allahu Akbar', tidak boleh
keselamatan atas Jibril 'alaihis salam dan Mikail 'alaihis salam)',
dengan ucapan lain
maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
Dalilnya hadits, "Pembukaan (dimulainya) shalat dengan takbir
"Jangan kalian mengatakan, 'Assalaamu 'alallaahi min 'ibaadih
dan penutupnya dengan salam." (HR. Abu Dawud dan dishahihkan
(Keselamatan atas Allah 'azza wa jalla dari para hamba-Nya)',
Al-Hakim)
sebab sesungguhnya Allah 'azza wa jalla Dialah As-Salam (Dzat
Juga hadits tentang orang yang salah shalatnya, "Jika kamu telah
Yang Memberi Keselamatan) akan tetapi katakanlah, 'Segala
berdiri untuk shalat maka bertakbirlah." (Idem)
penghormatan bagi Allah, shalawat, dan kebaikan', ..." Lalu beliau
3. Membaca Al-Fatihah
shallallahu 'alaihi wa sallam menyebutkan hadits keseluruhannya.
Membaca Al-Fatihah adalah rukun pada tiap raka'at, sebagaimana Lafazh tasyahhud bisa dilihat dalam kitab-kitab yang membahas
dalam hadits, tentang shalat seperti kitab Shifatu Shalaatin Nabiy, karya Asy-

.
Syaikh Al-Albaniy dan kitab yang lainnya.
"Tidak ada shalat bagi orang yang tidak membaca Al-Fatihah." 12. Duduk Tasyahhud Akhir
(Muttafaqun 'alaih) Sesuai sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, "Jika
4. Ruku' seseorang dari kalian duduk dalam shalat maka hendaklah ia
mengucapkan At-Tahiyyat." (Muttafaqun 'alaih)
5. I'tidal (Berdiri tegak) setelah ruku' 13. Shalawat atas Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam
Sebagaimana dalam sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam,
6. Sujud dengan tujuh anggota tubuh
"Jika seseorang dari kalian shalat... (hingga ucapannya beliau
7. Bangkit darinya shallallahu 'alaihi wa sallam) lalu hendaklah ia bershalawat atas
Nabi."
8. Duduk di antara dua sujud
Pada lafazh yang lain, "Hendaklah ia bershalawat atas Nabi lalu
Dalil dari rukun-rukun ini adalah firman Allah 'azza wa jalla, berdoa." (HR. Ahmad dan Abu Dawud)
"Wahai orang-orang yang beriman ruku'lah dan sujudlah." (Al- 14. Dua Kali Salam
Hajj:77) Sesuai sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, "... dan
Sabda Rasul shallallahu 'alaihi wa sallam, "Saya telah penutupnya (shalat) ialah salam."
diperintahkan untuk sujud dengan tujuh sendi." (Muttafaqun Inilah penjelasan tentang syarat-syarat dan rukun-rukun shalat
'alaih) yang harus diperhatikan dan dipenuhi dalam setiap melakukan
9. Thuma'ninah dalam semua amalan shalat karena kalau meninggalkan salah satu rukun shalat baik
dengan sengaja atau pun lupa maka shalatnya batal, harus diulang
10. Tertib antara tiap rukun dari awal. Wallaahu A'lam.
2. Meletakkan (telapak) tangan kanan di atas (punggung) tangan
Wajib-wajib Shalat kiri pada dada tatkala berdiri sebelum ruku
3. Mengangkat kedua tangan dengan jari-jari rapat yang tebuka
1. Semua takbir, kecuali Takbiiratul Ihraam
(tidak terkepal) setinggi bahu atau telinga tatkala takbir pertama,
Sesuai ucapan Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu, "Saya melihat ruku, bangkit dari ruku, dan ketika berdiri dari tasyahhud awal
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bertakbir di setiap naik dan menuju rakaat ketiga
turunnya, berdiri dan duduknya." (HR. Ahmad, An-Nasa`iy dan 4. Tambahan dari sekali tasbih dalam tasbih ruku dan sujud
At-Tirmidziy menshahihkannya) 5. Tambahan dari ucapan Rabbanaa walakal hamdu setelah bangkit
Demikian pula sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa dari ruku
6. Tambahan dari satu permohonan akan maghfirah (yaitu bacaan
sallam, "Jika imam bertakbir maka bertakbirlah." Rabbighfirlii) Diantara dua sujud
Ini adalah perintah, sedangkan perintah menunjukkan wajib. 7. Meratakan kepala dengan punggung dalam ruku
2. Mengucapkan Subhaana rabbiyal 'azhiim saat ruku' 8. Berjauhan antara kedua lengan atas dengan kedua sisi, antara
Sesuai dengan hadits Hudzaifah radhiyallahu 'anhu yang perut dengan kedua paha dan antara kedua paha dengan kedua betis
menggambarkan shalat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bahwa pada waktu sujud
9. Mengangkat kedua siku dari lantai ketika sujud
beliau dalam ruku'nya mengucapkan, "Subhaana rabbiyal
10. Duduk iftiraasy (duduk di atas kaki kiri sebagai alas dan
'azhiim" (Maha Suci Rabbku Yang Maha Agung) dan pada menegakkan kaki kanan) pada tasyahhud awal dan Diantara dua
sujudnya mengucapkan, "Subhaana rabbiyal a'laa" (Maha Suci sujud.
Rabbku Yang Maha Tinggi) 11. Duduk tawarruk (duduk pada lantai dan meletakkan kaki kiri di
3. Mengucapkan Sami'allaahu liman hamidah bagi imam dan bawah kaki kanan yang tegak) pada tasyahhud akhir dalam shalat
yang shalat sendiri tiga atau empat rakaat
12. Mengisyaratkan dengan telunjuk pada tasyahhud awal dan
Berdasarkan ucapan Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu yang
tasyahhud akhir sejak mulai duduk sampai selesai tasyahhud
mensifati shalat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bahwasannya 13. Mendoakan shalawat dan berkah untuk Nabi Muhammad
beliau mengucapkan Sami'allaahu liman hamidah (Allah shallallahu alaihi wa sallam dan keluarga beliau serta untuk Nabi
mendengar orang yang memuji-Nya) tatkala mengangkat Ibrahim alaihis salam dan keluarga beliau pada tasyahhud awal
punggungnya dari ruku'. (Muttafaqun 'alaih) 14. Berdoa pada tasyahhud akhir
4. Mengucapkan Rabbanaa walakal hamdu bagi semua (imam, 15. Mengeraskan (jahr) bacaan pada shalat Fajar (Shubuh), Jumat,
Dua Hari Raya, Istisqaa` (minta hujan), dan pada dua rakaat
makmum dan yang shalat sendiri)
pertama shalat Maghrib dan Isya`
Sesuai kelanjutan ucapan Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu pada 16. Merendahkan (sirr) bacaan pada shalat Zhuhur, Ashar, pada
hadits yang lalu, "Lalu beliau shallallahu 'alaihi wa sallam dalam rakaat ketiga shalat Maghrib dan dua rakaat terakhir shalat Isya`
keadaan berdiri mengucapkan Rabbanaa walakal hamdu." 17. Membaca lebih dari surat Al-Fatihah.
5. Mengucapkan Subhaana rabbiyal a'laa saat sujud Demikian juga kita harus memperhatikan apa-apa yang tersebut
Sesuai hadits Hudzaifah radhiyallahu 'anhu yang lalu. dalam riwayat tentang sunnah-sunnah selain yang telah kami
sebutkan. Misalnya, tambahan dari ucapan Rabbanaa walakal
6. Mengucapkan Rabbighfirlii antara dua sujud hamdu setelah bangkit dari ruku untuk imam, makmum, dan yang
Sebagaimana dalam hadits Hudzaifah radhiyallahu 'anhu bahwa shalat sendiri, karena hal itu termasuk sunnah. Meletakkan kedua
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengucapkan antara dua tangan dengan jari-jari terbuka (tidak rapat) pada dua lulut ketika
sujud Rabbighfirlii. (HR. An-Nasa`iy dan Ibnu Majah) ruku juga termasuk sunnah.
7. Membaca Tasyahhud awal, dan
Penjelasan Sunnah-sunnah Shalat
8. Duduk untuk tasyahhud awal
Ketahuilah bahwa sunnah-sunnah shalat itu ada dua macam:
Sebagaimana hadits, "Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam membaca 1. Sunnah-sunnah perkataan
pada tiap dua rakaat At-Tahiyyaat.", dan pada hadits yang lain, 2. Sunnah-sunnah perbuatan
"Jika kalian telah duduk pada tiap dua rakaat maka ucapkanlah At-
Sunnah-sunnah ini tidak wajib dilakukan oleh orang yang shalat,
Tahiyyaat." (HR. Al-Imam Ahmad dan An-Nasa`iy)
tetapi jika ia melakukan semuanya atau sebagiannya maka ia akan
Untuk lebih lengkapnya bisa meruju' kepada kitab Syuruuthush
mendapatkan pahala, sedangkan orang yang meninggalkan
Shalaati wa Arkaanuhaa, karya Syaikhul Islam Muhammad bin
semuanya atau sebagiannya maka tidak ada dosa baginya,
'Abdul Wahhab, kitab Al-'Uddah Syarh Al-'Umdah hal.13-17, dan sebagaimana pembicaraan tentang sunnah-sunnah yang lain (selain
kitab Manaarus Sabiil hal.70-87 sunnah shalat). Namun seharusnya bagi seorang mukmin untuk
Itulah penjelasan singkat tentang 8 (delapan) hal yang wajib melakukannya sambil mengingat sabda Al-Mushthafa shallallahu
dilakukan pada setiap shalat. alaihi wa sallam,
Perbedaan antara rukun-rukun shalat dengan wajib-wajib shalat Wajib atas kalian berpegang teguh dengan sunnahku dan sunnah
adalah kalau meninggalkan rukun-rukun shalat baik dengan Al-Khulafaa` Ar-Raasyidiin yang mendapat petunjuk. Gigitlah
sengaja ataupun lupa maka akan membatalkan shalat, sedangkan sunnah itu dengan gigi geraham kalian. (HR. At-Tirmidziy dari
meninggalkan wajib-wajib shalat, jika ditinggalkan secara sengaja Al-Irbadh bin Sariyah radhiyallahu anhu)
maka shalatnya batal, namun jika ditinggalkan karena lupa maka
dia melakukan sujud sahwi (sujud karena lupa, sebagai gantinya)
Sunnah-sunnah dalam Shalat itu sebagai berikut:

Sunnah-sunnah dalam shalat : 1. Doa Istiftaah

Dinamakan doa Istiftaah karena shalat dibuka dengannya.


Diantara sunnah-sunnah shalat adalah Diantara doa istiftaah:
1. Doa Istiftaah

Berdasarkan hadits riwayat Abu Dawud yang menjelaskan bahwa
Maha Suci Engkau Ya Allah dan Maha Terpuji, Maha Berkah Nabi shallallahu alaihi wa sallam mengangkat kedua tangannya
Nama-Mu, Maha Tinggi Kemuliaan-Mu, dan tiada Ilah yang dengan jari-jari yang rapat terbuka /tidak terkepal (dan tentunya
berhak diibadahi selain Engkau. menghadap ke kiblat).
Makna Subhaanakallaahumma, Saya mensucikan-Mu dengan Juga berdasarkan hadits Abu Humaid radhiyallahu anhu, Beliau
pensucian yang layak bagi Kemuliaan-Mu, Ya Allah. shallallahu alaihi wa sallam mengangkat kedua tangan setinggi
Wabihamdika, ada yang mengatakan maknanya, Saya kedua bahunya. (HR. Abu Dawud)
mengumpulkan tasbih dan pujian bagi-Mu. Dan hadits Malik bin Huwairits, Beliau shallallahu alaihi wa
Watabaarakasmuka, maknanya, Berkah dapat tercapai dengan sallam mengangkat kedua tangannya hingga setinggi ujung kedua
menyebut-Mu. telinganya. (Muttafaqun alaih)
Wataaalaa jadduka, maknanya, Maha Mulia Keagungan-Mu. Mengangkat kedua tangan adalah isyarat membuka hijab antara
Wa laa ilaaha ghairuka, maknanya, Tidak ada sesembahan (yang seorang hamba dengan Rabbnya, sebagaimana telunjuk
berhak diibadahi) di bumi maupun di langit selain-Mu. mengisyaratkan ke-Esaan Allah azza wa jalla.
Boleh membaca doa istiftaah dengan doa yang mana saja yang Pada Hadits Ali bin Abi Thalib radhiyallahu anhu dari Rasulullah
diriwayatkan dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Mustahab shallallahu alaihi wa sallam, jika beliau berdiri untuk shalat wajib
(termasuk sunnah) jika seorang muslim melakukan doa istiftaah maka beliau bertakbir dan mengangkat kedua tangan beliau
kadang dengan doa yang ini, kadang dengan doa yang itu, agar setinggi kedua bahunya. Beliau shallallahu alaihi wa sallam
dia tergolong orang yang melakukan sunnah keseluruhannya melakukan seperti itu apabila telah selesai dari bacaannya dan
(dalam masalah ini). hendak ruku, demikian pula setelah mengangkat kepala dari ruku.
Diantara doa-doa istiftaah yang tersebut dalam riwayat adalah Beliau shallallahu alaihi wa sallam tidak mengangkat tangannya
sama sekali ketika duduk di dalam shalat. Apabila telah berdiri
selesai melakukan dua sujud (maksudnya adalah dua rakaat),

maka beliau shallallahu alaihi wa sallam kembali mengangkat
Ya Allah, jauhkanlah antara aku dengan kesalahan-kesalahanku kedua tangannya sambil bertakbir. (HR. Ahmad, Abu Dawud dan
sebagaimana Engkau telah menjauhkan antara timur dengan barat. At-Tirmidziy menshahihkannya).
Ya Allah, bersihkanlah aku dari kesalahan-kesalahanku
sebagaimana baju yang putih dibersihkan dari kotoran. Ya Allah, 4. Tambahan dari sekali dalam tasbih ruku dan sujud
cucilah kesalahan-kesalahanku dengan air, es dan embun. Sesuai hadits Hudzaifah radhiyallahu anhu bahwa ia
mendengarkan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam
2. Meletakkan (telapak) tangan kanan di atas (punggung) tangan mengucapkan tatkala ruku, Subhaana rabbiyal azhiim, sedangkan
kiri pada dada saat berdiri sebelum ruku tatkala sujud, Subhaana rabbiyal alaa. (HR. Abu Dawud)
Sebagaimana diterangkan dalam hadits Wa`il bin Hujr radhiyallahu Boleh juga ditambah dengan wabihamdih. (HR. Ahmad dan Abu
anhu, Dawud)
Lalu Beliau shallallahu alaihi wa sallam meletakkan tangan yang
kanan di atas tangan yang kiri. (HR. Al-Imam Ahmad dan Yang wajib adalah satu kali, sedangkan batas minimal
Muslim) kesempurnaan adalah tiga kali dan maksimalnya sepuluh kali (bagi
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam juga bersabda, imam). Sebagaimana dikatakan oleh para ulama, Bagi imam,

batas minimal kesempurnaan adalah tiga kali dan maksimalnya

sepuluh kali.
Sesungguhnya kami, kalangan para Nabi, telah diperintahkan Boleh juga doa yang lain seperti dalam hadits Abu Hurairah,
untuk menyegerakan buka puasa kami, mengakhirkan sahur kami, bahwa di dalam sujudnya Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam
serta agar kami meletakkan tangan kanan kami di atas tangan kiri mengucapkan,
dalam shalat. (HR. Abu Dawud dengan sanad yang hasan dari


Thawus secara mursal)
Ya Allah, ampunilah bagiku dosaku semuanya, yang kecil maupun
Dan masih ada lagi selain cara di atas sebagaimana di terangkan yang besar, yang awal maupun yang akhir, serta yang terang-
dalam berbagai riwayat. Namun dalam hal ini, pendapat yang terangan maupun yang tersembunyi. (HR. Muslim)
terpilih dan rajih adalah meletakkan tangan di atas dada (yaitu tepat Atau memilih doa yang lain, lihat Shifatu Shalaatin Nabiy
di dada, bukan di atas dada mendekati leher), atau yang mendekati shallallahu alaihi wa sallam karya Asy-Syaikh Al-Albaniy.
dada yaitu di sekitar hati, wallaahu alam. Jika mau maka boleh berdoa (dengan bahasa Arab) ketika sujud,
Asy-Syaikh Al-Albaniy menjelaskan bahwa meletakkan kedua Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
tangan di dada inilah yang shahih di dalam sunnah, adapun selain Adapun ketika sujud, maka perbanyaklah doa padanya, sebab
itu riwayatnya dhaif atau laa ashla lahu (tidak ada asalnya), lihat sangat pantas dikabulkan bagi kalian (dengan keadaan seperti itu).
kitab beliau Shifatu Shalaatin Nabiy shallallahu alaihi wa sallam. (HR. Muslim)
(bersambung insya Allah). Wallaahu Alam. Ketahuilah bahwa tidak boleh membaca ayat atau surat Al-Qur`an
saat ruku dan sujud karena Nabi shallallahu alaihi wa sallam
Pada edisi yang lalu telah dijelaskan doa istiftaah dan meletakkan melarangnya!! (HR. Muslim)
telapak tangan kanan di atas punggung tangan kiri pada dada saat
berdiri sebelum ruku, sekarang akan dilanjutkan dengan sunnah- 5. Tambahan dari ucapan Rabbanaa walakal hamdu setelah bangkit
sunnah yang lainnya, yaitu: dari ruku

3. Mengangkat kedua tangan dengan jari-jarinya yang rapat Seperti menambahkan,


terbuka (tidak terkepal) setinggi bahu atau telinga tatkala takbir
pertama, ruku, bangkit dari ruku dan ketika berdiri dari tasyahhud
awal menuju rakaat ketiga

thumaninahlah, rapatkan ke lantai paha kirimu lalu bertasyahhud.
Sepenuh langit dan sepenuh bumi dan sepenuh semua yang (HR. Abu Dawud no.860)
Engkau kehendaki selain itu. (HR. Muslim)
Jika mau maka boleh menambahkan lagi, 12. Mengisyaratkan dengan telunjuk pada tasyahhud awal dan
tasyahhud akhir sejak mulai duduk sampai selesai tasyahhud
13. Mendoakan shalawat dan berkah untuk Nabi Muhammad
shallallahu alaihi wa sallam dan keluarga beliau serta untuk Nabi
Ibrahim alaihis sallam dan keluarga beliau pada tasyahhud awal
Pemilik pujian dan kemuliaan yang paling pantas untuk dikatakan
oleh seorang hamba, semua kami hamba-Mu, Ya Allah, tidak ada 14. Berdoa pada tasyahhud akhir
penghalang terhadap apa yang Engkau berikan, tidak ada pemberi Berdasarkan hadits, Lalu hendaklah ia memilih doa yang dia
terhadap apa yang Engkau tahan, dan tidak dapat memberi manfaat suka.
selain daripada-Mu. (HR. Muslim, Abu Dawud dan Abu Banyak doa-doa setelah tasyahhud yang terdapat dalam berbagai
Awanah) riwayat, silahkan meruju kitab Shifatu Shalaatin Nabiy shallallahu
Boleh juga tanpa wawu Rabbanaa lakal hamdu. (Muttafaqun alaihi wa sallam.
alaih) 15. Menjahrkan (mengeraskan) bacaan pada shalat Fajr, Jumat,
Boleh mengucapkan doa yang lain yang disebutkan dalam Dua Hari Raya, Istisqaa` (minta hujan) dan pada dua rakaat
berbagai riwayat, lihat Shifatu Shalaatin Nabiy shallallahu alaihi pertama shalat Maghrib dan Isya`
wa sallam.
16. Merendahkan (sirr) bacaan pada shalat Zhuhur, Ashar, pada
6. Tambahan dari satu permohonan akan maghfirah di antara dua rakaat ketiga shalat Maghrib dan dua rakaat terakhir shalat Isya`
sujud Al-Imam Ibnu Qudamah berkata, Telah disepakati akan
Yang wajib adalah satu kali sesuai riwayat Hudzaifah bahwa Nabi mustahab-nya menjahrkan bacaan pada tempat-tempat jahr dan
shallallahu alaihi wa sallam mengucapkan di antara dua sujud, mensirrkan pada tempat-tempat sirr, serta kaum muslimin tidak
Rabbighfirlii (Rabbku ampunkanlah aku!). (HR. An Nasa`iy dan berselisih pendapat tentang tempat-tempatnya. Atas dasar
Ibnu Majah) perbuatan Nabi shallallahu alaihi wa sallam yang jelas pada
7. Meratakan kepala dengan punggung dalam ruku penukilan ulama khalaf dari ulama salaf.
Berdasarkan hadits A`isyah, Jika ruku, maka beliau shallallahu 17. Membaca lebih dari Al-Fatihah
alaihi wa sallam tidak meninggikan kepalanya dan tidak pula Al-Imam Ibnu Qudamah berkata, Membaca surat setelah Al-
menurunkannya, akan tetapi di antara itu. (HR. Muslim) Fatihah adalah disunnahkan pada dua rakaat (awal) dari semua
8. Berjauhan antara kedua lengan atas dengan kedua sisi, antara shalat, kita tidak mengetahui adanya perbedaan pendapat dalam
perut dengan kedua paha dan antara kedua paha dengan kedua betis masalah ini.
pada waktu sujud Sunnah-sunnah yang lain dalam Shalat
9. Mengangkat kedua siku dari lantai ketika sujud Termasuk sunnah, yaitu imam menjahrkan takbirnya dan pada saat
Berdasarkan hadits tentang sifat shalat Nabi shallallahu alaihi wa mengucapkan tasmii (samiallaahu liman hamidah), sesuai dengan
sallam bahwa beliau shallallahu alaihi wa sallam tidak merapatkan sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, Jika imam takbir
kedua siku ke lantai. (HR. Al Bukhariy dan Abu Dawud) maka bertakbirlah kalian.
Beliau shallallahu alaihi wa sallam mengangkat kedua sikunya Juga sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, Jika imam
dari lantai dan menjauhkannya dari dua sisinya sehingga tampak mengucapkan Samiallaahu liman hamidah, maka ucapkanlah:
putih ketiaknya dari belakang. (Muttafaqun alaih) Rabbanaa walakal hamdu. (Muttafaqun alaih)
10. Duduk Iftiraasy (duduk di atas kaki kiri sebagai alas dan Adapun makmum dan orang yang shalat sendiri, maka mereka
menegakkan kaki kanan) pada tasyahhud awal dan di antara dua mensirrkan kedua ucapan tersebut.
sujud Disunnahkan mengucapkan taawwudz secara sirr, dengan
Berdasarkan hadits riwayat A`isyah bahwa Nabi shallallahu mengucapkan Auudzu billaahi minasy syaithaanir rajiim, atau
alaihi wa sallam menjadikan alas kaki kirinya dan menegakkan Auudzu billaahi minasy syaithaanir rajiim min hamzihi
kaki kanannya. (HR. Muslim) wanafkhihi wanaftsih (aku berlindung kepada Allah dari godaan
Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab berkata, Lalu duduk syaithan yang terkutuk, dari semburannya, kesombongannya dan
iftirasy untuk bertasyahhud, meletakkan kedua tangan di atas paha hembusannya). Lalu membaca basmalah dengan sirr (pelan),
dengan jari-jari tangan kiri dibentangkan dan rapat menghadap basmalah tidak termasuk Al-Fatihah, tidak pula surat-surat lainnya
Kiblat, sedangkan pada tangan kanannya maka anak jari dan jari (kecuali pada surat An-Naml ayat 30, pent), namun basmalah
manis dikepal, serta jari tengah dilingkarkan dengan ibu jari, lalu merupakan satu ayat tersendiri yang berada di awal tiap surat
bertasyahhud dengan sirr, sementara telunjuk memberi isyarat kecuali At-Taubah.
tauhid. Disunnahkan menulis basmalah di awal tiap kitab sebagaimana
11. Duduk tawarruk (duduk dengan pantat menyentuh lantai dan yang telah dilakukan oleh Nabi Sulaiman dan Rasulullah
meletakkan kaki kiri di bawah kaki kanan yang tegak) pada shallallahu alaihi wa sallam, serta hendaklah diucapkan di tiap
tasyahhud akhir dalam shalat tiga atau empat rakaat permulaan suatu pekerjaan, sebab ia dapat mengusir syaithan.
Abu Humaid As-Saidiy berkata, Jika beliau shallallahu alaihi wa Ketika membaca Al-Fatihah disunnahkan untuk berhenti pada tiap
sallam duduk pada rakaat terakhir maka beliau memajukan kaki ayat sebagaimana cara Nabi shallallahu alaihi wa sallam
kirinya dan menegakkan yang lain (kanan) serta duduk dengan membacanya, lalu mengucapkan aamiin (Ya Allah, kabulkanlah!)
pantat menyentuh lantai. (HR. Al-Bukhariy 2/828) setelah diam sejenak agar diketahui bahwa kata aamiin bukan dari
Dan dalam hadits Rifaah bin Rafi dijelaskan, Lalu jika kamu Al-Qur`an. Tidak boleh mengucapkan Rabighfirlii sebelum aamiin,
telah duduk di pertengahan (akan selesainya) shalat maka karena tidak ada dalilnya. Imam dan makmum menjahrkan aamiin
secara bersamaan pada shalat jahr, setelah itu disunnahkan bagi Hal-hal yang membatalkan shalat adalah:
imam untuk diam sejenak pada shalat jahr berdasarkan hadits 1. Yakin telah berhadats (batal wudhu). Dalilnya :
Samurah.


Disunnahkan membaca satu surat secara utuh setelah Al-Fatihah
(dari awal sampai akhir ayat dalam satu surat) walaupun boleh
hanya membaca satu ayat, yang menurut Al-Imam Ahmad
mustahab (sunnah/disukai) satu ayat tersebut panjang. Adapun di Dari Abbad bin Tamim, dari pamannya, bahwa seorang laki-laki
luar shalat, maka membaca basmalah boleh dengan jahr atau sirr. mengadu kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bahwa
Hendaklah surat yang dibaca pada shalat Fajr (Shubuh), surat yang dia mendapati sesuatu di dalam shalat. Maka Beliau menjawab:
termasuk dalam Thiwaal Al-Mufashshal (surat-surat panjang dari Janganlah dia berpaling sehingga mendengar suara atau
mufashshal), berdasarkan ucapan Aus, Saya telah menanyakan mendapati bau. [HR Bukhari, no. 137; Muslim, no. 361; dan lain-
kepada para shahabat Muhammad shallallahu alaihi wa sallam, lain].
bagaimana kalian membagi Al-Qur`an? Maka masing-masing
mereka berkata, Tiga bagian, lima, tujuh, sembilan, sebelas dan 2. Meninggalkan sutu rukun dari rukun-rukun shalat (seperti:
tiga belas, ditambah satu bagian Al-Mufashshal (yang dimulai dari ruku, sujud, tumaninah, dan lain-lain) atau satu syarat dari syarat-
surat Qaaf hingga An-Naas). syarat shalat (seperti: wudhu, menutup aurat, menghadap kiblat,
Kemudian pada shalat Maghrib membaca Qishaar Al-Mufashshal dan lainnya) dengan sengaja tanpa udzur (halangan/alasan).
(surat-surat pendek dari mufashshal). Adapun pada shalat-shalat
yang lain, maka membaca Ausath Al-Mufashshal (yang sedang dari Batalnya shalat yang disebabkan karena meninggalkan rukun
mufashshal) jika tidak ada udzur/halangan, namun jika ada shalat, ini berdasarkan perintah Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam
halangan maka membaca yang pendek saja. kepada seseorang yang melakukan shalat dengan buruk agar
mengulangi shalatnya.
Tidak mengapa bagi wanita membaca dengan jahr pada shalat jahr,
selama tidak ada laki-laki ajnabiy (yang bukan mahram) yang
mendengarkannya.

Adapun orang yang melakukan shalat sunnah di malam hari, maka
hendaklah ia memperhatikan maslahat, jika di dekatnya ada orang
Dari Abu Hurairah, bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam
yang merasa terganggu hendaklah ia sirrkan, adapun jika orang di
masuk masjid, lalu seorang laki-laki masuk masjid kemudian dia
dekatnya justru memperhatikan bacaannya maka hendaklah ia
melakukan shalat. Lalu dia datang, kemudian mengucapkan salam
jahrkan. Tidak terlalu keras dan tidak terlalu pelan sebagaimana
kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam. Maka Nabi Shallallahu
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam memerintahkan Abu Bakr
'alaihi wa sallam menjawab salamnya, kemudian bersabda:
radhiyallahu anhu ketika shalat malam agar meninggikan sedikit
Kembalilah, lalu shalatlah, sesungguhnya engkau belum shalat!
suaranya dan memerintahkan Umar radhiyallahu anhu agar
[HR Bukhari, no. 793; Muslim, no. 397; dan lain-lain]
menurunkan sedikit suaranya.
Hendaklah menjahrkan bacaan pada tempat jahr dan
Dalil batalnya shalat yang disebabkan karena meninggalkan syarat
mensirrkannya pada tempat sirr, walaupun tetap sah shalatnya
shalat, yaitu hadits:
kalau ia melakukan kebalikannya, akan tetapi sunnah lebih berhak
untuk diikuti. Adapun tertib ayat, maka wajib diperhatikan karena

tertib ayat harus berdasarkan nash.



Termasuk sunnah, berpaling ke kanan dan kiri saat salam, dan
hendaklah berpaling ke kiri lebih dalam hingga pipi terlihat. Imam
menjahrkan pada salam pertama saja, adapun selain imam maka Dari Khalid, dari sebagian sahabat Nabi Shallallahu 'alaihi wa
hendaklah mensirrkan kedua salam itu. Disunnahkan untuk tidak sallam, bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam melihat seorang
memanjangkan suara saat memberi salam serta berniat dengannya laki-laki sedang melakukan shalat, sedangkan pada luar telapak
untuk keluar dari (mengakhiri) shalat dan memberi salam kepada kakinya terdapat bagian kering seukuran uang dirham yang tidak
malaikat penjaga dan orang-orang yang hadir. terkena air (wudhu), maka Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam
memerintahkannya untuk mengulangi wudhu dan shalatnya. [HR
Termasuk sunnah, setelah shalat imam (berbalik) condong ke Abu Dawud, no. 175; Ibnu Majah, no. 399; dishahihkan oleh
makmum baik pada sisi kanan atau kirinya, imam tidak lama Syaikh Al Albani].
duduk menghadap Kiblat setelah salam, dan makmum tidak pergi
sebelum imam. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, 3. Makan atau minum dengan sengaja.



Ibnul Mundzir t berkata: Ulama (telah) sepakat, barangsiapa
Sesungguhnya aku adalah imam kalian, maka janganlah
makan atau minum di dalam shalat fardhu (wajib) dengan sengaja,
mendahuluiku dalam ruku, sujud dan pergi.
dia wajib mengulangi (shalat). (Al Ijma, 40). Demikian juga di
Jika ada jamaah wanita yang ikut shalat, maka hendaklah jamaah dalam shalat tathawwu (sunah) menurut mayoritas ulama, karena
wanita itu keluar terlebih dahulu, sedangkan jamaah laki-laki tetap yang membatalkan (shalat) fardhu juga membatalkan (shalat)
pada tempatnya untuk berdzikir agar tidak berpapasan dengan tathawwu.
wanita.
Wallaahu Alam. 4. Sengaja berbicara bukan karena mashlahat shalat.

Hal-Hal Yang Membatalkan Shalat



( )

dalam Sifat Shalat Nabi, hlm. 85, catatan kaki, no. 1 [Penerbit
Dari Zaid bin Arqam, dia berkata: Dahulu kami berbicara di Maktabah Al Maarif]
dalam shalat. Seseorang berbicara kepada kawannya yang ada di
sampingnya di dalam shalat, sehingga turun (ayat, Red): Inilah enam perkara yang membatalkan shalat sebagaimana
Berdirilah untuk Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu' (Al disebutkan Syaikh Abdul Azhim bin Badawi [4].
Baqarah:238, Red). (Kemudian kami diperintahkan diam dan
dilarang berbicara). [HR Bukhari, no. 1.200; Nasai (3/18); Selain itu, adalagi perkara lain yang disebutkan oleh sebagian
tambahan dalam kurung riwayat Muslim, no. 539; Tirmidzi, no. ulama yang termasuk membatalkan shalat, yaitu menyibukkan diri
4003; Abu Dawud, no. 936]. dengan perbuatan yang bukan termasuk shalat.

Asy Syaukani rahimahullah (kemudian diikuti oleh Shiddiq Hasan Asy Syaukani rahimahullah berkata: Mengenai batalnya shalat
Khan rahimahullah) berkata: Tidak ada perselisihan di antara dengan sebab menyibukkan diri dengan perbuatan yang bukan
ulama, bahwa orang yang berbicara secara sengaja dan dia bagian dari shalat, hal itu dengan syarat jika perbuatan itu
mengetahui (hukumnya), maka orang ini shalatnya batal. Yang menyebabkan orang yang shalat keluar dari keadaan shalat. Seperti
menjadi perselisihan, hanyalah tentang berbicaranya orang yang orang yang menyibukkan dengan menjahit, melakukan pekerjaan
lupa dan orang yang tidak mengetahui bahwa itu larangan. tukang kayu, berjalan banyak, menoleh lama, atau
Mengenai orang yang tidak tahu, maka dia tidak mengulangi shalat semacamnya.[5]
(dengan kata lain shalatnya sah, Red) (berdasarkan) zhahir hadits
Muawiyah bin Al Hakam As Sulami yang sah dalam kitab shahih Penulis kitab Manarus Sabil, Syaikh Ibrahim bin Muhammad bin
Sedangkan orang yang lalai dan orang yang lupa, maka Ahmad bin Dhauyan rahimahullah, ketika menjelaskan perkara-
zhahirnya tidak ada perbedaan antara dia dengan orang yang perkara yang membatalkan shalat, (di antaranya) beliau
sengaja dan tahu dalam hal batalnya shalat. [1] menyatakan: Berbuat (bergerak) banyak menurut kebiasaan,
bukan perbuatan yang termasuk jenis (perbuatan) shalat, tanpa
5. Tertawa dengan bersuara. darurat. Seperti berjalan, garuk-garuk, istirahat. Jika perbuatan itu
Ibnul Mundzir menukilkan ijma ulama tentang batalnya shalat banyak, berturut-turut, (maka) hal itu, menurut Ijma membatalkan
yang disebabkan oleh tertawa. (Al Ijma, 40). Abu Malik Kamal shalat. Itu dikatakan di dalam kitab Al Kafi. Dia juga mengatakan:
bin As Sayyid Salim berkata: ...... karena tertawa lebih buruk dari Jika perbuatan itu sedikit, tidak membatalkannya. [6].
berbicara, karena hal itu disertai dengan meremehkan dan
mempermainkan shalat. Dan telah datang beberapa riwayat dari Syaikh Abdurrahman As Sadi rahimahullah, ketika menjelaskan
para sahabat yang menunjukkan batalnya shalat yang disebabkan perkara-perkara yang membatalkan shalat, antara lain beliau
oleh tertawa. [2] menyebutkan: Dan dengan gerakan yang banyak secara berturut-
turut tanpa darurat. [7]
6. Lewatnya wanita dewasa, keledai, atau anjing hitam, di hadapan
orang yang shalat pada tempat sujudnya. Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz rahimahullah
menjelaskan perkara-perkara yang membatalkan shalat, antara lain
beliau menyebutkan: (Perbuatan) sia-sia yang banyak, yang
berturut-turut di dalam shalat. [8]

Imam Shidiq Hasan Khan rahimahullah berkata: Mereka (ulama)

bersepakat bahwa perbuatan (gerakan) yang sedikit tidak
membatalkan shalat. [9]
Dari Abu Dzarr, dia berkata: Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda: Jika seseorang di antara kamu berdiri shalat, jika Tetapi, dalam masalah ini, para ulama berbeda pendapat tentang
di hadapannya ada semisal kayu sandaran pada pelana unta, [3] ukuran perbuatan (gerakan) yang bisa membatalkan shalat.
maka itu akan menutupinya. Jika di hadapannya tidak ada semisal
kayu sandaran pada pelana unta, maka sesungguhnya shalatnya Imam Shidiq Hasan Khan rahimahullah menjelaskan masalah ini
akan dibatalkan oleh (lewatnya) keledai, wanita dewasa, atau dengan mengatakan: Yang saya pandang sebagai jalan untuk
anjing hitam. Aku (Abdullah bin Ash Shamit, perawi sebelum mengetahui perbuatan itu banyak (yang membatalkan shalat),
Abu Dzarr) bertanya: Wahai, Abu Dzarr, apa masalahnya anjing hendaklah orang yang berbicara tentang hal ini memperhatikan
hitam dari anjing merah dan anjing kuning? Abu Dzarr menjawab: perbuatan-perbuatan yang dilakukan oleh Nabi Shallallahu 'alaihi
Wahai, anak saudaraku. Aku telah bertanya kepada Rasulullah wa sallam (di dalam shalat), seperti menggendong Umamah binti
Shallallahu 'alaihi wa sallam sebagaimana engkau bertanya Abil Ash (cucu Nabi, Red), naik-turun Beliau pada mimbar dalam
kepadaku, lalu Beliau menjawab anjing hitam adalah syetan. shalat, dan semacamnya yang terjadi pada Nabi Shallallahu 'alaihi
[HR Muslim, no. 510; Nasai (1/2/63); Tirmidzi, no. 337; Abu wa sallam bukan untuk membenahi shalat. Kemudian orang yang
Dawud, no. 688]. memperhatikan ini (hendaklah, Red) menghukuminya sebagai
perbuatan yang tidak banyak. Demikian juga apa yang terjadi
Dalam masalah ini, sesungguhnya terjadi perselisihan. Sebagaian untuk membenahi shalat. Misalnya, seperti Beliau melepaskan
ulama berpendapat batal shalatnya, sebagian lainnya berpendapat sandalnya, ijin Beliau untuk membunuh ular dan semacamnya,
berkurang nilai shalatnya, sebagian lainnya berpendapat hadits ini lebih pantas dihukumi sebagai perbuatan yang tidak banyak. [10]
telah mansukh (dihapuskan hukumnya), sebagaimana dijelaskan
oleh An Nawawi di dalam syarah (penjelasan) hadits ini. Adapun yang Antum sebutkan, yaitu minum teh manis setelah
wudhu, maka itu tidak termasuk perkara yang membatalkan
Namun yang paling kuat, ialah pendapat pertama, berdasarkan wudhu. Tetapi jika seseorang sedang melakukan shalat lalu dia
zhahir hadits ini. Yaitu pendapat Syaikh Al Albani sebagaimana di minum teh atau minuman lainnya, tentu hal itu membatalkan
shalat.

Anda mungkin juga menyukai