Al-Quran dan Sunnah merupakan dua pusaka Rasulullah Saw Berusaha meraih rasa manisnya ibadah;
yang harus selalu dirujuk oleh setiap muslim dalam segala aspek
kehidupan. Satu dari sekian aspek kehidupan yang amat penting
adalah pembentukan dan pengembangan pribadi muslim. Pribadi Merasakan adanya para malaikat mulia yang mencatat
muslim yang dikehendaki oleh Al-Quran dan sunnah adalah amalnya;
pribadi yang shaleh, pribadi yang sikap, ucapan dan tindakannya
terwarnai oleh nilai-nilai yang datang dari Allah Swt. Merasakan adanya istighfar para malaikat dan doa
mereka.
Persepsi masyarakat tentang pribadi muslim memang berbeda-
beda, bahkan banyak yang pemahamannya sempit sehingga seolah- 2. Shahihul Ibadah (Right Devotion)
olah pribadi muslim itu tercermin pada orang yang hanya rajin Ibadah yang benar (shahihul ibadah) merupakan salah satu perintah
menjalankan Islam dari aspek ubudiyah, padahal itu hanyalah salah Rasul Saw yang penting, dalam satu haditsnya; beliau menyatakan:
satu aspek yang harus lekat pada pribadi seorang muslim. Oleh shalatlah kamu sebagaimana kamu melihat aku shalat. Dari
karena itu standar pribadi muslim yang berdasarkan Al-Quran dan ungkapan ini maka dapat disimpulkan bahwa dalam melaksanakan
sunnah merupakan sesuatu yang harus dirumuskan, sehingga setiap peribadatan haruslah merujuk kepada sunnah Rasul Saw
menjadi acuan bagi pembentukan pribadi muslim. yang berarti tidak boleh ada unsur penambahan atau pengurangan.
Beberapa aplikasi dalam kehidupan sehari-hari dari shahihul
Bila disederhanakan, sekurang-kurangnya ada sepuluh profil atau ibadah, yaitu:
ciri khas yang harus lekat pada pribadi muslim.
Khusyu dalam shalat;
1. Salimul Aqidah (Good Faith)
Aqidah yang bersih (salimul aqidah) merupakan sesuatu yang
harus ada pada setiap muslim. Dengan aqidah yang bersih, seorang Qiyamul-Lail minimal satu kali dalam sepekan;
muslim akan memiliki ikatan yang kuat kepada Allah Swt dan
dengan ikatan yang kuat itu dia tidak akan menyimpang dari jalan Bersedekah;
dan ketentuan- ketentuan-Nya. Dengan kebersihan dan kemantapan
aqidah, seorang muslim akan menyerahkan segala perbuatannya
kepada Allah sebagaimana firman-Nya yang artinya: Berpuasa sunnat minimal dua hari dalam satu bulan;
Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku, semua bagi
Allah Tuhan semesta alam (QS 6:162). Menjaga organ tubuh (dari dosa);
Karena memiliki aqidah yang salim merupakan sesuatu yang amat
penting, maka dalam dawahnya kepada para sahabat di Makkah, Haji jika mampu;
Rasulullah Saw mengutamakan pembinaan aqidah, iman atau
tauhid.
Beberapa contoh dari penerapan Salimul Aqidah, yaitu: Khusyu saat membaca Al Quran;
Tidak mengkafirkan seorang muslim; Sekali Khatam Al Quran setiap dua bulan;
Tidak mengedepankan makhluq atas Khaliq; Banyak dzikir kepada Allah swt sembari menghafalkan
bacaan ringan;
Mengingkari orang-orang yang memperolok-olokkan
ayat-ayat Allah swt dan tidak bergabung dalam majlis mereka; Banyak berdoa dengan memperhatikan syarat dan
adabnya;
Mengesakan Allah swt dalam Rububiah dan Uluhiah;
Banyak bertaubat;
Tidak menyekutukan Allah swt, dalam Asma-Nya, sifat-
Nya dan Afal-Nya; Selalu memperbaharui niat dan meluruskannya;
Mempelajari berbagai aliran yang membahas Asma dan Mencegah yang Munkar;
Sifat dan mengikuti madzhab salaf;
Ziarah kubur untuk mengambil Ibrah;
Mengetahui batasan-batasan wala dan bara;
Merutinkan shalat sunnah Rawatib;
Berteman dengan orang-orang shalih dan meneladaninya;
Senantiasa bertafakkur;
Meyakini terhapusnya dosa dengan taubat Nashuh;
Beritikaf satu malam pada setiap bulannya;
Memprediksikan datangnya kematian kapan saja;
3. Matinul Khuluq (Strong Character)
Meyakini bahwa masa depan ada di tangan Islam; Akhlak yang kokoh (matinul khuluq) atau akhlak yang mulia
merupakan sikap dan prilaku yang harus dimiliki oleh setkal
muslim, baik dalam hubungannya kepada Allah maupun dengan Kesehatan jasmani harus mendapat perhatian seorang muslim dan
makhluk-makhluk-Nya. Dengan akhlak yang mulia, manusia akan pencegahan dari penyakit jauh lebih utama daripada pengobatan.
bahagia dalam hidupnya, baik di dunia apalagi di akhirat. Karena Meskipun demikian, sakit tetap kita anggap sebagai sesuatu yang
begitu penting memiliki akhlak yang mulia bagi umat manusia, wajar bila hal itu kadang-kadang terjadi, dan jangan sampai
maka Rasulullah Saw diutus untuk memperbaiki akhlak dan beliau seorang muslim sakit-sakitan. Karena kekuatan jasmani juga
sendiri telah mencontohkan kepada kita akhlaknya yang agung termasuk yang penting, maka Rasulullah Saw bersabda yang
sehingga diabadikan oleh Allah di dalam Al- Quran, Allah artinya: Mumin yang kuat lebih aku cintai daripada mumin yang
berfirman yang artinya: Dan sesungguhnya kamu benar- benar lemah (HR. Muslim).
memiliki akhlak yang agung (QS 68:4). Aplikasi dari matinul khuluq yang dapat diperaktikkan dalam
Aplikasi dari matinul khuluq yang dapat diperaktikkan dalam kehidupan sehari-hari, antara lain:
kehidupan sehari-hari, antara lain: 1) Mengikuti petunjuk kesehatan dalam makanan dan minuman,
seperti:
Tidak inad (membangkang);
Membersihkan peralatan makan dan minum;
Tidak banyak mengobrol;
Menjauhi makanan yang diawetkan dan mengkonsumsi
Sedikit bercanda; minuman alami;
Memiliki rasa malu untuk berbuat kesalahan; Tidak berlebihan dalam mengkonsumsi garam;
Menjalin hubungan baik dengan tetangga; Tidak berlebihan dalam mengkomsumsi gula;
Halus;
Tidur 6 8 jam dan bangun sebelum fajar;
Merendahkan suara;
Tidak mempergunakan obat tanpa meminta petunjuk
Mengetahui apa kerugian dunia akibat kemunduran kaum Menyesuaikan perbuatan dengan ucapannya;
muslimin;
Menerima dan memikul beban-beban dawah.
Mengetahui urgensi Khilafah dan kesatuan kaum
muslimin; 7. Harishun ala Waqtihi (Good time management)
Pandai menjaga waktu (harishun ala waqtihi) merupakan faktor
penting bagi manusia. Hal ini karena waktu itu sendiri mendapat
Mengetahui arus pemikiran Islam kontemporer;
perhatian yang begitu besar dari Allah dan Rasul-Nya. Allah Swt
banyak bersumpah di dalam Al-Quran dengan menyebut nama
Menghadiri orientasi dan seminar-seminar kita; waktu seperti wal fajri, wad dhuha, wal asri, wallaili dan
sebagainya. Allah Swt memberikan waktu kepada manusia dalam
Mengetahui dan mengulas tiga risalah ; jumlah yang sama setiap, Yakni 24 jam sehari semalam. Dari
waktu yang 24 jam itu, ada manusia yang beruntung dan tak sedikit
manusia yang rugi. Karena itu tepat sebuah semboyan yang
Mengetahui dan mengulas risalah Aqaid;
menyatakan: Lebih baik kehilangan jam daripada kehilangan
waktu.
Memahami amal jamaI dan taat; Waktu merupakan sesuatu yang cepat berlalu dan tidak akan
pernah kembali lagi. Oleh karena itu setiap muslim amat dituntut
Membantah suara-suara miring yang dilontarkan kepada untuk memanaj waktunya dengan baik, sehingga waktu dapat
kita; berlalu dengan penggunaan yang efektif, tak ada yang sia-sia.
Maka diantara yang disinggung oleh Nabi Saw adalah
memanfaatkan momentum lima perkara sebelum datang lima
Mengetahui bagaimana proses berdirinya negara Israil: perkara, yakni waktu hidup sebelum mati, sehat sebelum sakit,
muda sebelum tua, senggang sebelum sibuk dan kaya sebelum
Mengetahui informasi baru dari problematika miskin.
kontemporer; Aplikasi dari harishun ala waqtihi yang dapat diperaktikkan dalam
kehidupan sehari-hari, antara lain:
Memiliki kemampuan mengulas apa yang ia baca;
Memperhatikan adab Islam dalam berkunjung dan
Menyebar luaskan apa saja yang diterbitkan oleh koran mempersingkat pemenuhan hajatnya;
dan terbitan-terbitan kita;
Memelihara janji umum dan khusus;
Mengisi waktunya dengan hal-hal yang berfaedah dan Tidak membelanjakan harta kepada non muslim;
bermanfaat.
Bersemangat untuk memperbaiki kualitas produk dengan
8. Munazhzhamun fi Syuunihi (Well Organized) harga sesuai
Teratur dalam suatu urusan (munzhzhamun fi syuunihi) termasuk
kepribadian seorang muslim yang ditekankan oleh Al-Quran 10. Naafiun Lighoirihi (Giving Contribution)
maupun sunnah. Oleh karena itu dalam hukum Islam, baik yang Bermanfaat bagi orang lain (nafiun lighoirihi) merupakan sebuah
terkait dengan masalah ubudiyah maupun muamalah harus tuntutan kepada setiap muslim. Manfaat yang dimaksud tentu saja
diselesaikan dan dilaksanakan dengan baik. Ketika suatu urusan manfaat yang baik sehingga dimanapun dia berada, orang
ditangani secara bersama-sama, maka diharuskan bekerjasama disekitarnya merasakan keberadaannya karena bermanfaat besar.
dengan baik sehingga Allah menjadi cinta kepadanya. Dengan kata Maka jangan sampai seorang muslim adanya tidak menggenapkan
lain, suatu udusn dikerjakan secara profesional, sehingga apapun dan tidak adanya tirk mengganjilkan. Ini berarti setiap muslim itu
yang dikerjakannya, profesionalisme selalu mendapat perhatian harus selalu berpikir, mempersiapkan dirinya dan berupaya
darinya. Bersungguh-sungguh, bersemangat dan berkorban, adanya semaksimal untuk bisa bermanfaat dalam hal-hal tertentu sehingga
kontinyuitas dan berbasih ilmu pengetahuan merupakan diantara jangan sampai seorang muslim itu tidak bisa mengambil peran
yang mendapat perhatian secara serius dalam menunaikan tugas- yang baik dalam masyarakatnya.
tugasnya. Rasulullah saw bersabda yang artinya: sebaik-baik manusia adalah
Aplikasi dari munzhzhamun fi syuunihi yang dapat diperaktikkan yang paling bermanfaat bagi orang lain (HR. Qudhy dari Jabir).
dalam kehidupan sehari-hari, antara lain: Aplikasi dari nafiun lighoirihi yang dapat diperaktikkan dalam
kehidupan sehari-hari, antara lain:1) Komitmen dengan adab Islam
Shalat sebagai penata waktunya; di dalam rumah;
Teratur di dalam rumah dan kerjanya; Melaksanakan hak-hak pasangannya (suami atau istri);
9. Qodirun alal Kasbi (Independent) Memberikan pelayanan umum karena Allah swt;
Memiliki kemampuan usaha sendiri atau yang juga disebut dengan
mandiri (qodirun alal kasbi) merupakan ciri lain yang harus ada Memberikan sesuatu dari yang dimiliki;
pada seorang muslim. Ini merupakan sesuatu yang amat
diperlukan. Mempertahankan kebenaran dan berjuang
menegakkannya baru bisa dilaksanakan manakala seseorang Mendekati orang lain;
memiliki kemandirian, terutama dari segi ekonomi. Tak sedikit
seseorang mengorbankan prinsip yang telah dianutnya karena tidak Mendorong orang lain berbuat baik;
memiliki kemandirian dari segi ekonomi. Karena itu pribadi
muslim tidaklah mesti miskin, seorang muslim boleh saja kaya
Membantu yang membutuhkan;
raya bahkan memang harus kaya agar dia bisa menunaikan haji dan
umroh, zakat, infaq, shadaqah, dan mempersiapkan masa depan
yang baik. Oleh karena itu perintah mencari nafkah amat banyak di Membantu yang kesulitan;
dalam Al-Quran maupun hadits dan hal itu memilik keutamaan
yang sangat tinggi. Membantu yang terkena musibah;
Dalam kaitan menciptakan kemandirian inilah seorang muslim
amat dituntut memiliki keahlian apa saja yang baik, agar dengan
Menolong yang terzhalimi;
keahliannya itu menjadi sebab baginya mendapat rizki dari Allah
Swt, karena rizki yang telah Allah sediakan harus diambil dan
mengambilnya memerlukan skill atau ketrampilan. Berusaha memenuhi hajat orang lain
Aplikasi dari qodirun alal kasbi yang dapat diperaktikkan dalam
kehidupan sehari-hari, antara lain: Bersemangat mendawahi istrinya, anak-anaknya, dan
kerabatnya;
Bekerja dan berpenghasilan;
Memberi makan orang lain;
Tidak berambisi menjadi pegawai negeri;
Mendoakan yang bersin.
Mengutamakan spesialisasi langka yang penting dan
dinamis;
'Makna asal dari kata "Robb" adalah tarbiyah yaitu Dengan demikian tarbiyah islamiyah merupakan kewajiban atas
menghantarkan sesuatu secara bertahap sampai tingkat setiap orang tua dan pendidik dan amanat yang harus dipikul dari
kesempurnaan.' generasi ke generasi, dan celakalah bagi siapa saja yang
menghianatinya atau menyimpang dan keluar dari tujuannya.
Dalam kitab Mufradat, Ar-Raghib Al-Ashfahani mengatakan,
Tujuan tarbiyah islamiyah adalah membina dan mendidik manusia
agar bertahkim kepada syari'ah Allah dalam segala prilakunya
'Makna asal dari kata "Robb" adalah menumbuhkan mencetak dengan penuh kepasrahan dan tidak ada rasa sempit dan keberatan
sesuatu secara bertahap sampai batas kesempurnaan.' sedikitpun di dalam dadanya. (lihat : An-Nisa : 65)
Asas dan Dasar Tarbiyah Islamiyah Sebagai penutup, penulis nasehatkan karena Allah kepada para
murabbi dan pendidik agar :
Tarbiyah Islamiyah adalah sesuatu yang mesti dilakukan, tidak
boleh tidak. Tujuannya, sebagaimana telah dijelaskan, adalah - Menjadikan konsep tarbiyah islamiyah dengan pengertiannya
merealisasikan Islam dalam wujud nyata sesuai dengan apa yang yang universal sebagai acuan dan contoh dalam membina dan
dikehendaki Allah swt. Ini berarti tarbiyah islamiyah harus mendidik putra-putranya.
berasaskan kepada asas yang semestinya yaitu Al-Qur'an dan As-
Sunnah. - Tidak mengadopsi atau meniru konsep-konsep kafir atau metode
yang dilarang oleh nash syar'i.
Tidak diragukan lagi bahwa Al-Qur'an telah meninggalkan
pengaruh yang kuat dalam diri Rasulullah saw dan para sahabatnya - Mengembangkan pola pendidikan secara modern dengan tetap
-ridhwanullah 'alaihim-. Hal itu telah ditegaskan oleh Ummul mengikat diri dengan ikatan-ikatan syar'i.
Mukminin Aisyah ra,
- Tidak silau dengan lahirnya metode-metode atau konsep-konsep
"Akhlak Rasulullah saw adalah Al-qur'an." pendidikan dari barat atau kaum sekular. Sebaliknya harus yakin
bahwa Islam adalah metode dan konsep yang paling sempurna,
Bahkan sebelumnya Allah swt telah menegaskan : tidak bisa ditandingi oleh konsep siapapun.
"Dan orang-orang kafir berkata, "Mengapa Al-Qur'an itu tidak - Merujuk kepada literarur Islam yang membahas tentang tarbiyah
diturunkan kepadanya sekaligus?" Demikianlah, agar Kami dan ta'lim, seperti kitab Tarbiyatul Aulad karya DR. Abdullah
memperteguh hatimu (Muhammad) dengannya dan Kami Nashih 'Ulwan.
membacakannya secara tartil." (Al-Furqan : 32)
Dalam ayat di atas terdapat dua isayart tarbawiyah : Pertama, Wudhu menurut bahasa artinya Bersih dan Indah. sedangkan
peneguhan hati dan penanaman keimanan. Dan kedua, ta'limul menurut istilah (syariah islam) artinya menggunakan air pada
Qur'an. Dan karena itu pula Allah swt turunkan wasiat tarbawiyah- anggota badan tertentu dengan cara tertentu yang dimulai dengan
Nya kepada Rasul-Nya saw dalam surat Al-Qiyamah : 17-19. niat guna menghilangkan hadast kecil. Wudhu merupakan salah
satu syarat sahnya sholat (orang yang akan sholat, diwajibkan
berwudhu lebih dulu, tanpa wudhu shalatnya tidak sah.
Begitu juga hal nya para sahabat. Mereka terdidik dengan Al-
Qur'an sehingga tumbuh menjadi generasi yang tangguh. Salah Syarat syarat wudhu ada 10, ilmu tentang syarat wudhu sangat
seorang dari mereka mengatakan, penting dan wajib bagi anda seorang muslim mengetahuinya. bagi
anda yang belum faham maka wajib bagi anda mempelajarinya. ini
dikarenakan tidak syah wudhu seseorang jika tidak memenuhi
'Kami di masa Rasulullah saw tidak pernah melewati satu surat semua syarat dibawah ini. sedangkan jika wudhu anda tidak syah,
dari Al-Qur'an sehingga kami mengamalkannya, kami maka sholat andapun tidak diterima oleh Allah SWT. karena salah
mempelajari ilmu sekaligus mengamalkannya.' satu syarat syah shalat yaitu bersih dari hadast kecil. sedangkan
berwudhu lah yang membersihkan kita dari hadast kecil.
Kemudian asas dan dasar keduanya adalah As-Sunnah. Sunnah Semua syarat syarat wudhu dibawah ini wajib anda penuhi agar
artinya adalah cara dan konsep. Pengertian ilmiahnya adalah wudhu anda syah dan diterima oleh Allah SWT. maka darimitu kali
kumpulan perkataan, perbuatan, dan taqrir Rasulullah saw, ini akan dibahas mengenai 10 syarat wudhu sesuai akidah
termasuk di dalamnya segala apa yang dicintai dan dibencinya. ahlussunnah waljamaah dan berdasarkan mazhab Imam Syafi'i. nah
bagi anda yang belum faham apa saja syarat syah wudhu maka
Ringkasnya adalah "Kehidupan Rasulullah saw". langsung saja simak ulasan beserta penjelasan lengkapnya dibawah
ini . . .
Syarat Syarat wudhu dan Penjelasannya :
5.Membasuh Kedua Belah Kaki Sampai Dengan Mata Kaki
1. Islam
Maka tidak syah wudhunya orang kafir atau orang murtad 6. Tertib ( berturut-turutan) , artinya mendahulukan mana yang
2. Tamiyiz harus dahulu, dan mengakhirkan mana yang harusnya di akhirkan,
Yang dimaksud dengan tamiyiz adalah seseorang yang memahami jadi anda tidak boleh memulai wudhu dengan salah urutannya
dari pada percakapan atau bisa makan sendiri, minum sendiri dan
membersihkan buang hajat sendiri atau bisa membedakan antara Setelah mengetahui Fardhu / Rukun Wudhunya selanjutnya kita
kanan dan kiri atau juga bisa membedakan antara kurma dan bara akan belajar bagainana tata chara wudhunya.
api.
3. Bersih dari haid dan nifas Tata Cara Berwudhu
Haid adalah darah yang keluar pada waktu tertentu bagi setiap
wanita yang sudah dewasa. sedangkan nifas adalah darah yang Apabila seorang muslim mau berwudhu maka hendaknya
keluar setelah melahirkan. ia berniat di dalam hatinya kemudian membaca
4. Tidak adanya sesuatupun yang mencegah sampainya air ke kulit "Bismillahirrahmanirrahim" sebab Rasulullah SAW bersabda
anggota wudhu "Tidak sah wudhu orang yg tidak menyebut nama Allah" . Dan
Yaitu bersihnya kulit anggota wudhu dari semisal cat atau kotoran apabila ia lupa maka tidaklah mengapa. Jika hanya mengucapkan
kotoran lain yang menempel di kulit sehingga air tidak bisa masuk. "Bismillah" saja maka dianggap cukup.
5. Tidak ada sesuatupun di anggota wudhu yang bisa merubah air
Yaitu bersihnya anggota tubuh yang bisa merubah air dan Kemudian disunnahkan mencuci kedua telapak tangannya
mencabut nama air tersebut. contohnya seperti tinta dan jakfaron sebanyak tiga kali sebelum memulai wudhu.
yang banyak. Kemudian berkumur-kumur.
6. Mengetahui kefardhuan/kewajiban dari pada wudhu Lalu menghirup air dgn hidung lalu mengeluarkannya.
Seorang yang wudhu harus mengetahui bahwasannya hukum dari
pada wudhu adalah fardhu. jia dia meyakini bahwa wudhu Disunnahkan ketika menghirup air di lakukan dgn kuat
hukumnya adalah sunnah maka tidak syah wudhunya. kecuali jika dalam keadaan berpuasa maka ia tidak
7. Tidak meyakini kefardhuan/kewajiban dari pada rukun rukun mengeraskannya krn dikhawatirkan air masuk ke dalam
wudhu adalah sunnah tenggorokan. Rasulullah bersabda "Keraskanlah di dalam
Seseorang yang wudhu tidak boleh meyakini rukun rukun wudhu menghirup air dgn hidung kecuali jika kamu sedang berpuasa."
memiliki hukum sunnah semisal dia meyakini bahwasannya Lalu mencuci muka. Batas muka adl dari batas tumbuhnya
membasuh kedua tangan sampai siku siku adalah sunnah. rambut kepala bagian atas sampai dagu dan mulai dari batas telinga
8. Memakai air yang suci dan mensucikan kanan hingga telinga kiri. Dan jika rambut yg ada pada muka tipis
Yaitu air yang digunakan adalah air yang bersih dari najis dan juga maka wajib dicuci hingga pada kulit dasarnya. Tetapi jika tebal
bukan air musta'mal. air musta'mal adalah air yang digunakan maka wajib mencuci bagian atasnya saja namun disunnahkan
pertama kali dalam bersuci (basuhan wajib). mencelah-celahi rambut yg tebal tersebut. Karena Rasulullah selalu
9. Masuknya waktu mencelah-celahi jenggotnya di saat berwudhu.
Seseorang yang terus menerus mengeluarkan najis (anyang
Kemudian mencuci kedua tangan sampai siku krn Allah
anyangan-beser) maka wudhunya harus masuk waktu sholat. diluar
waktu sholat tidak syah. berfirman "dan kedua tanganmu hingga siku."
10. Muwalah Kemudian mengusap kepala beserta kedua telinga satu
Yaitu tanpa adanya jeda waktu antara setiap basuhan wudhu dan kali dimulai dari bagian depan kepala lalu diusapkan ke belakang
sholat bagi yang selalu hadas. jadi setelah melaksanakan wudhu kepala lalu mengembalikannya ke depan kepala. Setelah itu
diharuskan langsung melaksanakan sholat. langsung mengusap kedua telinga dgn air yg tersisa pada
Catatan : syarat nomer 9 dan 10 berlaku bagi yang selalu tangannya.
mengeluarkan hadast secara terus menerus ( anyang-anyangan). Lalu mencuci kedua kaki sampai kedua mata kaki krn
Rukun wudhu / Fardhu Wudhu Allah berfirman "dan kedua kakimu hingga dua mata kaki." . Yang
Jika anda belum mengetahui tentang fadhu wudhu saya akan dimaksud mata kaki adl benjolan yg ada di sebelah bawah betis.
memberikan penjelasan untuk anda dengan keterangan dibawah ini Kedua mata kaki tersebut wajib dicuci berbarengan dgn kaki.
fadhunya wudhu ada enam perkara Orang yg tangan atau kakinya terpotong maka ia mencuci bagian
1. Niat ketika Membasuh Muka yg tersisa yg wajib dicuci. Dan apabila tangan atau kakinya itu
Lafazh Niat Wudhu adalah : terpotong semua maka cukup mencuci bagian ujungnya saja.
Ketika berwudhu wajib mencuci anggota-anggota
wudhunya secara berurutan tidak menunda pencucian salah
Nawaitul Wudhuua Lirafil-hadatsil-ashghari fardhal lillaahi satunya hingga yg sebelumnya kering. Hal ini berdasar hadits yg
taaalaa diriwayatkan Ibn Umar Zaid bin Sabit dan Abu Hurairah bahwa
Nabi senantiasa berwudu secara berurutan kemudian beliau
Artinya : bersabda "Inilah cara berwudu di mana Allah tidak akan menerima
shalat seseorang kecuali dgn wudu seperti ini."
Aku niat berwudhu untuk mengilangkan hadats kecil, fardhu Boleh mengelap anggota-anggota wudhu seusai
karena Allah berwudhu.
Do'a Sesudah Wudhu :
2. Membasuh seluruh muka ( mulailah dari tempat tumbuhnya
rambut kepala hingga bawa dagu, dan kedua telinga kanan dan
kiri )
3. Membasuh Kedua tangan sampai siku-siku tangan
"Aku bersaksi tiada Tuhan melainkan Allah yang Tunggal, tiada
sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah
4. Mengusap Sebagian Rambut Kepala
hamba-Nya dan utusan-Nya. Ya Allah jadikanlah aku orang yang
ahli taubat, dan jadikanlah aku orang yang suci dan jadikanlah aku
dari golongan hamba-hamba-Mu yang shaleh." 13. Membaca doa setelah selesai wudhu. Doanya:
Sunah Wudhu
1. Memakai siwak atau mengosok gigi sebeulm berwudhu.
Rasulallah saw mengajarkan umatnya dengan sabdanya:
Seandainya aku tidak khawatir akan memberatkan umatku,
niscaya aku perintahkan mereka bersiwak setiap kali akan shalat. Saya bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa dan
(HR Bukhari Muslim). tiada sekutu bagiNya. Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah
Sunah ini dilakukan kapan waktu ingin berwudhu kecuali di bulan hamba dan utusanNya.Ya Allah, jadikanlah aku termasuk orang-
puasa hukumnya makruh menggunakan siwak setelah waktu orang yang bertobat dan jadikanlah aku termasuk orang-orang yang
dhuhur. bersuci. Maha Suci Engkau ya Allah, aku memuji kepadaMu. Aku
Rasulallah saw bersabda: Bau mulut orang yang berpuasa bagi bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Engkau, aku minta ampun dan
Allah lebih wangi dari pada wangi misik (HR Bukhari Muslim) bertobat kepadaMu
2. Membaca bismillah, dimulai dari pertama mencuci kedua
telapak tangan. Rasulallah saw bersabda barang siapa berwudhu lalu berkata:
Sesuai dengan sabda Rasulallah saw: berwudhulah kamu dengan
bismillah dengan nama Allah. (HR al-Baihaqi dengan isnad
jayyid)
3. Mencuci kedua telapak tangan. Saya bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa dan
Ustman dan Ali ra menyipatkan wudhu Rasulallah saw bahwa tiada sekutu bagiNya. Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah
beliau mencuci tangan tiga kali (HR Bukhari Muslim) hamba dan utusanNya,
4. Berkumur tiga kali
5. Memasukan air ke hidung dan mengeluarkanya. dibukakan baginya delapan pintu pintu surga dan masuk ke dalam
Sesuai dengan sabda Rasulallah saw Tidaklah seorang diantara pintu yang ia sukai (HR Muslim).
kalian mendekati air wudhunya, lalu dia berkumur, memasukkan
air kedalam hidung dan membuangnya, kecuali keluar dosa- Begitu pula dalam hadist yang lain Barang siapa bewudhu dan
dosanya dari rongga hidungnya bersama sama air (HR Muslim) setelah selesai dari wudhunya ia berkata:
6- Mengusap seluruh kepala dari depan ke belakang
Sesuai dengan wudhu Rasulallah saw yang disipatkan oleh
Abdullah bin Zeid ra maka beliau mengusap kepalanya dengan
kedua tanganya dari depan ke belakang dan dari belakan ke depan
(HR Bukhari Muslim) saya bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa dan
7. Mengusap kedua telinga luar dan dalamnya dengan air baru. tiada sekutu bagiNya. Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah
Sesuai dengan wudhu Rasulallah saw: sesungguhnya beliau hamba dan utusanNya.Ya Allah, jadikanlah aku termasuk orang-
mengusap kepalanya dan kedua telinganya luar dan dalam lalu orang yang bertobat dan jadikanlah aku termasuk orang-orang yang
memasukan kedua jari telunjuknya kedalam lubang lubang bersuci,
telinganya (HR Abu Dawud dan an-Nasai hadist hasan)
8. Membasuh jenggot yang tebal atau memasukan air wudhu ke dibukakan baginya pintu pintu surga dan masuk ke dalam pintu
dalam selah-selah jenggot dengan jari jari tangan. yang ia sukai (HR at-Tirmidzi, al-Bazzar dan at-Thabrani)
Hal ini sesuai dengan yang dilakukan Rasulallah saw ketika
berwudhu, beliau membasuh jenggotnya (dengan jari jari tangan) Dalam hadist lainnya Rasulallah saw bersabda: Barangsiapa
(HR at-Tirmidzi) berwudu lalu berdoa:
9. Mecuci selah-selah tangan dan kaki.
Pernah Rasulallah saw bersabda kepada al-Qaith bin Shabrah:
Sempurnahkanlah wudhu dan cucilah selah-selah jari-jari (HR
Abu Dawud dan at-Tirmidzi dengan isnad shahih) Maha suci Engkau Ya Allah, segala pujian untuk-Mu, tidak ada
10. Mendahulukan yang kanan sebelum yang kiri. sesembahan yang berhak disembah selain Engkau, aku senantiasa
Ada sebuah hadist yang diriwayatkan dari Aisyah ra, ia berkata: memohon ampun dan bertaubat pada-Mu,
Sesungguhnya Rasulallah saw menyukai yang kanan dalam segala
urusanya, dalam berwudhu, dalam berjalan dan dalam memakai maka akan dicatat baginya di kertas dan dicetak sehingga tidak
sandalnya (HR Bukhari Muslim) akan rusak hingga hari kiamat. (HR an-Nasai, al-Hakim dalam
11. Membasuh dan mengusap semua anggota wudhu tiga kali-tiga al-Mustadrak)
kali
Sesuai dengan hadist yang diriwayatkan dari Ustman bin Affan ra, Yang Membatalkan Wudhu
ia berkata: sesungguhnya Rasulallah saw berwudhu tiga kali-tiga
kali. (HR Muslim) 1. Keluarnya sesuatu dari aurat depan dan belakang
12. Melebihi pengusapan kepala, begitu pula kedua tangan sampai
ke atas siku dan kaki sampai di atas mata kaki. Firman Allah: dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau
Rasulallah saw berwasiat kepada umatnya dengan sabdanya: kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan,
Akan datang umatku mereka memiliki cahaya putih di muka, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan
cahaya putih di tangan dan cahaya putih di kaki pada hari kiamat tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan
karena penyempurnaan wudhu. Maka barang siapa di antara kalian tanah itu al-Maidah, 6.
yang mampu, hendaklah ia memanjangkan cahaya putih tersebut
(HR Bukhari Muslim) Rasulallah saw bersabda Tidaklah batal wudhu seseorang kecuali
keluar suara atau bau (dari aurat belakan) (HR at-Tirmidzi). berbicara (HR at-Tirmidzi, al-Hakim, ad-Dar quthni)
Rasulallah saw bersabda: tentang mazi, hendaknya ia membasuh 3. Menyentuh Al-Quran atau membawanya, karena ia adalah kitab
kemaluannya lalu berwudhu (HR Bukhari dan Muslim). Sedang suci, maka tidak boleh disentuh atau dibawa kecuali dalam keadaan
keluar mani hukumnya tidak membatalkan wudhu karena suci
mempunyai kewajiban yang lebih besar yaitu mandi junub.
Allah berfirman: tidak menyentuhnya kecuali hamba-hamba yang
2. Hilangnya akal karena mabuk, gila, pingsan dan tidur. disucikan (alWaqiah:77)
Dari Aisyah ra ia berkata: sesungguhnya Nabi saw pernah pingsan Dibolehkan membawa atau menyentuh al-Quran tanpa wudhu
lalu sadar, maka beliau mandi (HR Bukhari Muslim). berupa barang atau tafsir/terjemahan yang kalimatnya lebih banyak
dari isi al-Quran.
Tidur berat jika dilakukan dengan berbaring membatalkan wudhu.
Rasulullah saw. bersabda, Mata adalah tali dubur, maka barang Barang siapa yang ragu apakah ia masih menyimpan wudhu atau
siapa yang tidur hendaknya berwudu. (HR Abu Dawud dan Ibnu tidak maka hendaknya ia bepegang kepada keyakinnya, sesuai
Majah). dengan hadist Rasulallah saw dari Abu Hurairah ra. ia berkata:
Telah bersabda Rasulullah saw., Apabila seseorang dari kalian
Sedangkan tidur sambil duduk (dengan mantap) kemudian bangun, merasa sesuatu di dalam perutnya, yaitu ragu-ragu apakah keluar
boleh mengerjakan shalat tanpa berwudhu lagi. Menurut Anas bin darinya sesuatu atau tidak, maka janganlah ia keluar dari masjid
Mlik, sahabat-sahabat Nabi pun terkadang tidur sambil duduk (untuk berwudhu) hingga ia dengar suara atau ia merasakan angin
sampai kepala mereka tertunduk untuk menanti datangnya shalat (bau). (HR Muslim)
Isya. Kemudian mereka mengerjakan shalat tanpa berwudhu lagi.
(Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Muslim, Abu Daud, dan at-
Tirmidzi)
1. Shalat
2. Thawaf
Adapun syarat-syaratnya ada sembilan: 1. Islam, 2. Berakal, 3. Hadats ada dua: hadats akbar (hadats besar) seperti janabat dan
Tamyiz (dapat membedakan antara yang baik dan yang buruk), 4. haidh, dihilangkan dengan mandi (yakni mandi janabah), dan
Menghilangkan hadats, 5. Menghilangkan najis, 6. Menutup aurat, hadats ashghar (hadats kecil) dihilangkan dengan wudhu`, sesuai
7. Masuknya waktu, 8. Menghadap kiblat, 9. Niat. sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam,
Secara bahasa, syuruuth (syarat-syarat) adalah bentuk jamak dari "Allah tidak akan menerima shalat tanpa bersuci." (HR. Muslim
kata syarth yang berarti alamat. dan selainnya)
Sedangkan menurut istilah adalah apa-apa yang ketiadaannya Dan sabda Rasul shallallahu 'alaihi wa sallam, "Allah tidak akan
menyebabkan ketidakadaan (tidak sah), tetapi adanya tidak menerima shalat orang yang berhadats hingga dia berwudlu`."
mengharuskan (sesuatu itu) ada (sah). Contohnya, jika tidak ada (Muttafaqun 'alaih)
thaharah (kesucian) maka shalat tidak ada (yakni tidak sah), tetapi 5. Menghilangkan Najis
adanya thaharah tidak berarti adanya shalat (belum memastikan
sahnya shalat, karena masih harus memenuhi syarat-syarat yang Menghilangkan najis dari tiga hal: badan, pakaian dan tanah (lantai
lainnya, rukun-rukunnya, hal-hal yang wajibnya dan menghindari tempat shalat), dalilnya firman Allah 'azza wa jalla, "Dan
hal-hal yang membatalkannya, pent.). Adapun yang dimaksud pakaianmu, maka sucikanlah." (Al-Muddatstsir:4)
dengan syarat-syarat shalat di sini ialah syarat-syarat sahnya shalat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
tersebut.
.
Penjelasan Sembilan Syarat Sahnya Shalat "Bersucilah dari kencing, sebab kebanyakan adzab kubur
1. Islam disebabkan olehnya."
6. Menutup Aurat
Lawannya adalah kafir. Orang kafir amalannya tertolak walaupun
dia banyak mengamalkan apa saja, dalilnya firman Allah 'azza wa Menutupnya dengan apa yang tidak menampakkan kulit (dan
jalla, "Tidaklah pantas bagi orang-orang musyrik untuk bentuk tubuh), berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
memakmurkan masjid-masjid Allah padahal mereka menyaksikan sallam, "Allah tidak akan menerima shalat wanita yang telah haidh
atas diri mereka kekafiran. Mereka itu, amal-amalnya telah runtuh (yakni yang telah baligh) kecuali dengan khimar (pakaian yang
dan di dalam nerakalah mereka akan kekal." (At-Taubah:17) menutup seluruh tubuh, seperti mukenah)." (HR. Abu Dawud)
Dan firman Allah 'azza wa jalla, "Dan Kami hadapi segala amal Para ulama sepakat atas batalnya orang yang shalat dalam keadaan
yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu terbuka auratnya padahal dia mampu mendapatkan penutup aurat.
yang berterbangan." (Al-Furqan:23) Batas aurat laki-laki dan budak wanita ialah dari pusar hingga ke
Shalat tidak akan diterima selain dari seorang muslim, dalilnya lutut, sedangkan wanita merdeka maka seluruh tubuhnya aurat
firman Allah 'azza wa jalla, "Barangsiapa mencari agama selain selain wajahnya selama tidak ada ajnaby (orang yang bukan
agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) mahramnya) yang melihatnya, namun jika ada ajnaby maka sudah
daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi." tentu wajib atasnya menutup wajah juga.
(Aali 'Imraan:85) Di antara yang menunjukkan tentang mentutup aurat ialah hadits
2. Berakal Salamah bin Al-Akwa` radhiyallahu 'anhu, "Kancinglah ia (baju)
Lawannya adalah gila. Orang gila terangkat darinya pena (tidak walau dengan duri."
dihisab amalannya) hingga dia sadar, dalilnya sabda Rasulullah, Dan firman Allah 'azza wa jalla, "Wahai anak cucu Adam, pakailah
pakaian kalian yang indah di setiap (memasuki) masjid." (Al-
). : A'raaf:31) Yakni tatkala shalat.
(
7. Masuk Waktu
"Diangkat pena dari tiga orang: 1. Orang tidur hingga dia bangun,
2. Orang gila hingga dia sadar, 3. Anak-anak sampai ia baligh." Dalil dari As-Sunnah ialah hadits Jibril 'alaihis salam bahwa dia
(HR. Ahmad, Abu Dawud, An-Nasa-i, dan Ibnu Majah). mengimami Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam di awal waktu dan di
3. Tamyiz akhir waktu (esok harinya), lalu dia berkata: "Wahai Muhammad,
shalat itu antara dua waktu ini."
Yaitu anak-anak yang sudah dapat membedakan antara yang baik Dan firman Allah 'azza wa jalla, "Sesungguhnya shalat itu adalah
dan yang buruk, dimulai dari umur sekitar tujuh tahun. Jika sudah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang
berumur tujuh tahun maka mereka diperintahkan untuk beriman." (An-Nisa`:103)
melaksanakan shalat, berdasarkan sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa Artinya diwajibkan dalam waktu-waktu yang telah tertentu. Dalil
sallam, tentang waktu-waktu itu adalah firman Allah 'azza wa jalla,
"Dirikanlah shalat dari sesudah tergelincirnya matahari sampai
). gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) Shubuh. Sesungguhnya
(
shalat Shubuh itu disaksikan (oleh malaikat)." (Al-Israa`:78)
"Perintahkanlah anak-anak kalian shalat ketika berumur tujuh 8. Menghadap Kiblat
Dalilnya firman Allah, "Sungguh Kami melihat wajahmu sering Dalil rukun-rukun ini adalah hadits musii` (orang yang salah
menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan shalatnya),
kamu ke Kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah wajahmu ke arah "Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, ia berkata: "Rasulullah
Masjidil-Haram, dan di mana saja kalian berada maka palingkanlah shallallahu 'alaihi wa sallam masuk mesjid, lalu seseorang masuk
wajah kalian ke arahnya." (Al-Baqarah:144) dan melakukan shalat lalu ia datang memberi salam kepada
9. Niat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Rasulullah shallallahu
Tempat niat ialah di dalam hati, sedangkan melafazhkannya adalah 'alaihi wa sallam menjawab salamnya dan bersabda: 'Kembali!
bid'ah (karena tidak ada dalilnya). Dalil wajibnya niat adalah hadits Ulangi shalatmu! Karena kamu belum shalat (dengan benar)!, ...
yang masyhur, "Sesungguhnya amal-amal itu didasari oleh niat dan Orang itu melakukan lagi seperti shalatnya yang tadi, lalu ia datang
sesungguhnya setiap orang akan diberi (balasan) sesuai niatnya." memberi salam kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.
(Muttafaqun 'alaih dari 'Umar Ibnul Khaththab) Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab salamnya dan
bersabda: 'Kembali! Ulangi shalatmu!t Karena kamu belum shalat
Rukun-Rukun Shalat (dengan benar)!, ... sampai ia melakukannya tiga kali, lalu ia
berkata: 'Demi Dzat yang telah mengutusmu dengan kebenaran
Rukun-rukun shalat ada empat belas: 1. Berdiri bagi yang mampu,
sebagai Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, saya tidak sanggup
2. Takbiiratul-Ihraam, 3. Membaca Al-Fatihah, 4. Ruku', 5. I'tidal
melakukan yang lebih baik dari ini maka ajarilah saya!' Maka Nabi
setelah ruku', 6. Sujud dengan anggota tubuh yang tujuh, 7.
shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepadanya: 'Jika kamu
Bangkit darinya, 8. Duduk di antara dua sujud, 9. Thuma'ninah
berdiri hendak melakukan shalat, takbirlah, baca apa yang mudah
(Tenang) dalam semua amalan, 10. Tertib rukun-rukunnya, 11.
(yang kamu hafal) dari Al-Qur`an, kemudian ruku'lah hingga kamu
Tasyahhud Akhir, 12. Duduk untuk Tahiyyat Akhir, 13. Shalawat
tenang dalam ruku', lalu bangkit hingga kamu tegak berdiri,
untuk Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, 14. Salam dua kali.
sujudlah hingga kamu tenang dalam sujud, bangkitlah hingga kamu
tenang dalam duduk, lalu lakukanlah hal itu pada semua shalatmu."
Penjelasan Empat Belas Rukun Shalat
(HR. Abu Dawud dan dishahihkan Al-Hakim)
1. Berdiri tegak pada shalat fardhu bagi yang mampu
11. Tasyahhud Akhir
Dalilnya firman Allah 'azza wa jalla, "Jagalah shalat-shalat dan
Tasyahhud akhir termasuk rukun shalat sesuai hadits dari Ibnu
shalat wustha (shalat 'Ashar), serta berdirilah untuk Allah 'azza wa
Mas'ud radhiyallahu 'anhu, ia berkata, "Tadinya, sebelum
jalla dengan khusyu'." (Al-Baqarah:238)
diwajibkan tasyahhud atas kami, kami mengucapkan: 'Assalaamu
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Shalatlah
'alallaahi min 'ibaadih, assalaamu 'alaa Jibriil wa Miikaa`iil
dengan berdiri..." (HR. Al-Bukhary)
(Keselamatan atas Allah 'azza wa jalla dari para hamba-Nya dan
2. Takbiiratul-ihraam, yaitu ucapan: 'Allahu Akbar', tidak boleh
keselamatan atas Jibril 'alaihis salam dan Mikail 'alaihis salam)',
dengan ucapan lain
maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
Dalilnya hadits, "Pembukaan (dimulainya) shalat dengan takbir
"Jangan kalian mengatakan, 'Assalaamu 'alallaahi min 'ibaadih
dan penutupnya dengan salam." (HR. Abu Dawud dan dishahihkan
(Keselamatan atas Allah 'azza wa jalla dari para hamba-Nya)',
Al-Hakim)
sebab sesungguhnya Allah 'azza wa jalla Dialah As-Salam (Dzat
Juga hadits tentang orang yang salah shalatnya, "Jika kamu telah
Yang Memberi Keselamatan) akan tetapi katakanlah, 'Segala
berdiri untuk shalat maka bertakbirlah." (Idem)
penghormatan bagi Allah, shalawat, dan kebaikan', ..." Lalu beliau
3. Membaca Al-Fatihah
shallallahu 'alaihi wa sallam menyebutkan hadits keseluruhannya.
Membaca Al-Fatihah adalah rukun pada tiap raka'at, sebagaimana Lafazh tasyahhud bisa dilihat dalam kitab-kitab yang membahas
dalam hadits, tentang shalat seperti kitab Shifatu Shalaatin Nabiy, karya Asy-
.
Syaikh Al-Albaniy dan kitab yang lainnya.
"Tidak ada shalat bagi orang yang tidak membaca Al-Fatihah." 12. Duduk Tasyahhud Akhir
(Muttafaqun 'alaih) Sesuai sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, "Jika
4. Ruku' seseorang dari kalian duduk dalam shalat maka hendaklah ia
mengucapkan At-Tahiyyat." (Muttafaqun 'alaih)
5. I'tidal (Berdiri tegak) setelah ruku' 13. Shalawat atas Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam
Sebagaimana dalam sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam,
6. Sujud dengan tujuh anggota tubuh
"Jika seseorang dari kalian shalat... (hingga ucapannya beliau
7. Bangkit darinya shallallahu 'alaihi wa sallam) lalu hendaklah ia bershalawat atas
Nabi."
8. Duduk di antara dua sujud
Pada lafazh yang lain, "Hendaklah ia bershalawat atas Nabi lalu
Dalil dari rukun-rukun ini adalah firman Allah 'azza wa jalla, berdoa." (HR. Ahmad dan Abu Dawud)
"Wahai orang-orang yang beriman ruku'lah dan sujudlah." (Al- 14. Dua Kali Salam
Hajj:77) Sesuai sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, "... dan
Sabda Rasul shallallahu 'alaihi wa sallam, "Saya telah penutupnya (shalat) ialah salam."
diperintahkan untuk sujud dengan tujuh sendi." (Muttafaqun Inilah penjelasan tentang syarat-syarat dan rukun-rukun shalat
'alaih) yang harus diperhatikan dan dipenuhi dalam setiap melakukan
9. Thuma'ninah dalam semua amalan shalat karena kalau meninggalkan salah satu rukun shalat baik
dengan sengaja atau pun lupa maka shalatnya batal, harus diulang
10. Tertib antara tiap rukun dari awal. Wallaahu A'lam.
2. Meletakkan (telapak) tangan kanan di atas (punggung) tangan
Wajib-wajib Shalat kiri pada dada tatkala berdiri sebelum ruku
3. Mengangkat kedua tangan dengan jari-jari rapat yang tebuka
1. Semua takbir, kecuali Takbiiratul Ihraam
(tidak terkepal) setinggi bahu atau telinga tatkala takbir pertama,
Sesuai ucapan Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu, "Saya melihat ruku, bangkit dari ruku, dan ketika berdiri dari tasyahhud awal
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bertakbir di setiap naik dan menuju rakaat ketiga
turunnya, berdiri dan duduknya." (HR. Ahmad, An-Nasa`iy dan 4. Tambahan dari sekali tasbih dalam tasbih ruku dan sujud
At-Tirmidziy menshahihkannya) 5. Tambahan dari ucapan Rabbanaa walakal hamdu setelah bangkit
Demikian pula sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa dari ruku
6. Tambahan dari satu permohonan akan maghfirah (yaitu bacaan
sallam, "Jika imam bertakbir maka bertakbirlah." Rabbighfirlii) Diantara dua sujud
Ini adalah perintah, sedangkan perintah menunjukkan wajib. 7. Meratakan kepala dengan punggung dalam ruku
2. Mengucapkan Subhaana rabbiyal 'azhiim saat ruku' 8. Berjauhan antara kedua lengan atas dengan kedua sisi, antara
Sesuai dengan hadits Hudzaifah radhiyallahu 'anhu yang perut dengan kedua paha dan antara kedua paha dengan kedua betis
menggambarkan shalat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bahwa pada waktu sujud
9. Mengangkat kedua siku dari lantai ketika sujud
beliau dalam ruku'nya mengucapkan, "Subhaana rabbiyal
10. Duduk iftiraasy (duduk di atas kaki kiri sebagai alas dan
'azhiim" (Maha Suci Rabbku Yang Maha Agung) dan pada menegakkan kaki kanan) pada tasyahhud awal dan Diantara dua
sujudnya mengucapkan, "Subhaana rabbiyal a'laa" (Maha Suci sujud.
Rabbku Yang Maha Tinggi) 11. Duduk tawarruk (duduk pada lantai dan meletakkan kaki kiri di
3. Mengucapkan Sami'allaahu liman hamidah bagi imam dan bawah kaki kanan yang tegak) pada tasyahhud akhir dalam shalat
yang shalat sendiri tiga atau empat rakaat
12. Mengisyaratkan dengan telunjuk pada tasyahhud awal dan
Berdasarkan ucapan Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu yang
tasyahhud akhir sejak mulai duduk sampai selesai tasyahhud
mensifati shalat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bahwasannya 13. Mendoakan shalawat dan berkah untuk Nabi Muhammad
beliau mengucapkan Sami'allaahu liman hamidah (Allah shallallahu alaihi wa sallam dan keluarga beliau serta untuk Nabi
mendengar orang yang memuji-Nya) tatkala mengangkat Ibrahim alaihis salam dan keluarga beliau pada tasyahhud awal
punggungnya dari ruku'. (Muttafaqun 'alaih) 14. Berdoa pada tasyahhud akhir
4. Mengucapkan Rabbanaa walakal hamdu bagi semua (imam, 15. Mengeraskan (jahr) bacaan pada shalat Fajar (Shubuh), Jumat,
Dua Hari Raya, Istisqaa` (minta hujan), dan pada dua rakaat
makmum dan yang shalat sendiri)
pertama shalat Maghrib dan Isya`
Sesuai kelanjutan ucapan Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu pada 16. Merendahkan (sirr) bacaan pada shalat Zhuhur, Ashar, pada
hadits yang lalu, "Lalu beliau shallallahu 'alaihi wa sallam dalam rakaat ketiga shalat Maghrib dan dua rakaat terakhir shalat Isya`
keadaan berdiri mengucapkan Rabbanaa walakal hamdu." 17. Membaca lebih dari surat Al-Fatihah.
5. Mengucapkan Subhaana rabbiyal a'laa saat sujud Demikian juga kita harus memperhatikan apa-apa yang tersebut
Sesuai hadits Hudzaifah radhiyallahu 'anhu yang lalu. dalam riwayat tentang sunnah-sunnah selain yang telah kami
sebutkan. Misalnya, tambahan dari ucapan Rabbanaa walakal
6. Mengucapkan Rabbighfirlii antara dua sujud hamdu setelah bangkit dari ruku untuk imam, makmum, dan yang
Sebagaimana dalam hadits Hudzaifah radhiyallahu 'anhu bahwa shalat sendiri, karena hal itu termasuk sunnah. Meletakkan kedua
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengucapkan antara dua tangan dengan jari-jari terbuka (tidak rapat) pada dua lulut ketika
sujud Rabbighfirlii. (HR. An-Nasa`iy dan Ibnu Majah) ruku juga termasuk sunnah.
7. Membaca Tasyahhud awal, dan
Penjelasan Sunnah-sunnah Shalat
8. Duduk untuk tasyahhud awal
Ketahuilah bahwa sunnah-sunnah shalat itu ada dua macam:
Sebagaimana hadits, "Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam membaca 1. Sunnah-sunnah perkataan
pada tiap dua rakaat At-Tahiyyaat.", dan pada hadits yang lain, 2. Sunnah-sunnah perbuatan
"Jika kalian telah duduk pada tiap dua rakaat maka ucapkanlah At-
Sunnah-sunnah ini tidak wajib dilakukan oleh orang yang shalat,
Tahiyyaat." (HR. Al-Imam Ahmad dan An-Nasa`iy)
tetapi jika ia melakukan semuanya atau sebagiannya maka ia akan
Untuk lebih lengkapnya bisa meruju' kepada kitab Syuruuthush
mendapatkan pahala, sedangkan orang yang meninggalkan
Shalaati wa Arkaanuhaa, karya Syaikhul Islam Muhammad bin
semuanya atau sebagiannya maka tidak ada dosa baginya,
'Abdul Wahhab, kitab Al-'Uddah Syarh Al-'Umdah hal.13-17, dan sebagaimana pembicaraan tentang sunnah-sunnah yang lain (selain
kitab Manaarus Sabiil hal.70-87 sunnah shalat). Namun seharusnya bagi seorang mukmin untuk
Itulah penjelasan singkat tentang 8 (delapan) hal yang wajib melakukannya sambil mengingat sabda Al-Mushthafa shallallahu
dilakukan pada setiap shalat. alaihi wa sallam,
Perbedaan antara rukun-rukun shalat dengan wajib-wajib shalat Wajib atas kalian berpegang teguh dengan sunnahku dan sunnah
adalah kalau meninggalkan rukun-rukun shalat baik dengan Al-Khulafaa` Ar-Raasyidiin yang mendapat petunjuk. Gigitlah
sengaja ataupun lupa maka akan membatalkan shalat, sedangkan sunnah itu dengan gigi geraham kalian. (HR. At-Tirmidziy dari
meninggalkan wajib-wajib shalat, jika ditinggalkan secara sengaja Al-Irbadh bin Sariyah radhiyallahu anhu)
maka shalatnya batal, namun jika ditinggalkan karena lupa maka
dia melakukan sujud sahwi (sujud karena lupa, sebagai gantinya)
Sunnah-sunnah dalam Shalat itu sebagai berikut:
Asy Syaukani rahimahullah (kemudian diikuti oleh Shiddiq Hasan Asy Syaukani rahimahullah berkata: Mengenai batalnya shalat
Khan rahimahullah) berkata: Tidak ada perselisihan di antara dengan sebab menyibukkan diri dengan perbuatan yang bukan
ulama, bahwa orang yang berbicara secara sengaja dan dia bagian dari shalat, hal itu dengan syarat jika perbuatan itu
mengetahui (hukumnya), maka orang ini shalatnya batal. Yang menyebabkan orang yang shalat keluar dari keadaan shalat. Seperti
menjadi perselisihan, hanyalah tentang berbicaranya orang yang orang yang menyibukkan dengan menjahit, melakukan pekerjaan
lupa dan orang yang tidak mengetahui bahwa itu larangan. tukang kayu, berjalan banyak, menoleh lama, atau
Mengenai orang yang tidak tahu, maka dia tidak mengulangi shalat semacamnya.[5]
(dengan kata lain shalatnya sah, Red) (berdasarkan) zhahir hadits
Muawiyah bin Al Hakam As Sulami yang sah dalam kitab shahih Penulis kitab Manarus Sabil, Syaikh Ibrahim bin Muhammad bin
Sedangkan orang yang lalai dan orang yang lupa, maka Ahmad bin Dhauyan rahimahullah, ketika menjelaskan perkara-
zhahirnya tidak ada perbedaan antara dia dengan orang yang perkara yang membatalkan shalat, (di antaranya) beliau
sengaja dan tahu dalam hal batalnya shalat. [1] menyatakan: Berbuat (bergerak) banyak menurut kebiasaan,
bukan perbuatan yang termasuk jenis (perbuatan) shalat, tanpa
5. Tertawa dengan bersuara. darurat. Seperti berjalan, garuk-garuk, istirahat. Jika perbuatan itu
Ibnul Mundzir menukilkan ijma ulama tentang batalnya shalat banyak, berturut-turut, (maka) hal itu, menurut Ijma membatalkan
yang disebabkan oleh tertawa. (Al Ijma, 40). Abu Malik Kamal shalat. Itu dikatakan di dalam kitab Al Kafi. Dia juga mengatakan:
bin As Sayyid Salim berkata: ...... karena tertawa lebih buruk dari Jika perbuatan itu sedikit, tidak membatalkannya. [6].
berbicara, karena hal itu disertai dengan meremehkan dan
mempermainkan shalat. Dan telah datang beberapa riwayat dari Syaikh Abdurrahman As Sadi rahimahullah, ketika menjelaskan
para sahabat yang menunjukkan batalnya shalat yang disebabkan perkara-perkara yang membatalkan shalat, antara lain beliau
oleh tertawa. [2] menyebutkan: Dan dengan gerakan yang banyak secara berturut-
turut tanpa darurat. [7]
6. Lewatnya wanita dewasa, keledai, atau anjing hitam, di hadapan
orang yang shalat pada tempat sujudnya. Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz rahimahullah
menjelaskan perkara-perkara yang membatalkan shalat, antara lain
beliau menyebutkan: (Perbuatan) sia-sia yang banyak, yang
berturut-turut di dalam shalat. [8]
Imam Shidiq Hasan Khan rahimahullah berkata: Mereka (ulama)
bersepakat bahwa perbuatan (gerakan) yang sedikit tidak
membatalkan shalat. [9]
Dari Abu Dzarr, dia berkata: Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda: Jika seseorang di antara kamu berdiri shalat, jika Tetapi, dalam masalah ini, para ulama berbeda pendapat tentang
di hadapannya ada semisal kayu sandaran pada pelana unta, [3] ukuran perbuatan (gerakan) yang bisa membatalkan shalat.
maka itu akan menutupinya. Jika di hadapannya tidak ada semisal
kayu sandaran pada pelana unta, maka sesungguhnya shalatnya Imam Shidiq Hasan Khan rahimahullah menjelaskan masalah ini
akan dibatalkan oleh (lewatnya) keledai, wanita dewasa, atau dengan mengatakan: Yang saya pandang sebagai jalan untuk
anjing hitam. Aku (Abdullah bin Ash Shamit, perawi sebelum mengetahui perbuatan itu banyak (yang membatalkan shalat),
Abu Dzarr) bertanya: Wahai, Abu Dzarr, apa masalahnya anjing hendaklah orang yang berbicara tentang hal ini memperhatikan
hitam dari anjing merah dan anjing kuning? Abu Dzarr menjawab: perbuatan-perbuatan yang dilakukan oleh Nabi Shallallahu 'alaihi
Wahai, anak saudaraku. Aku telah bertanya kepada Rasulullah wa sallam (di dalam shalat), seperti menggendong Umamah binti
Shallallahu 'alaihi wa sallam sebagaimana engkau bertanya Abil Ash (cucu Nabi, Red), naik-turun Beliau pada mimbar dalam
kepadaku, lalu Beliau menjawab anjing hitam adalah syetan. shalat, dan semacamnya yang terjadi pada Nabi Shallallahu 'alaihi
[HR Muslim, no. 510; Nasai (1/2/63); Tirmidzi, no. 337; Abu wa sallam bukan untuk membenahi shalat. Kemudian orang yang
Dawud, no. 688]. memperhatikan ini (hendaklah, Red) menghukuminya sebagai
perbuatan yang tidak banyak. Demikian juga apa yang terjadi
Dalam masalah ini, sesungguhnya terjadi perselisihan. Sebagaian untuk membenahi shalat. Misalnya, seperti Beliau melepaskan
ulama berpendapat batal shalatnya, sebagian lainnya berpendapat sandalnya, ijin Beliau untuk membunuh ular dan semacamnya,
berkurang nilai shalatnya, sebagian lainnya berpendapat hadits ini lebih pantas dihukumi sebagai perbuatan yang tidak banyak. [10]
telah mansukh (dihapuskan hukumnya), sebagaimana dijelaskan
oleh An Nawawi di dalam syarah (penjelasan) hadits ini. Adapun yang Antum sebutkan, yaitu minum teh manis setelah
wudhu, maka itu tidak termasuk perkara yang membatalkan
Namun yang paling kuat, ialah pendapat pertama, berdasarkan wudhu. Tetapi jika seseorang sedang melakukan shalat lalu dia
zhahir hadits ini. Yaitu pendapat Syaikh Al Albani sebagaimana di minum teh atau minuman lainnya, tentu hal itu membatalkan
shalat.