Anda di halaman 1dari 2

Karakteristik dan Keistimewaan Tarbiyah

Imam Al Banna berkata tentang tarbiyah Bahwa dakwah Al-Ikhwan memiliki


keistimewaan khusus dengan karakteristik yang berbeda dari banyak dakwah
lainnya; baik yang satu masa dengannya atau pada masa lainnya, dan di antara
karakteristiknya adalah: Perhatiannya terhadap pembentukan dan memiliki
tahapan dalam setiap langkah-langkahnya. Dan pembentukan dan tarbiyah yang
kukuh menurut Al-Ikhwan memiliki ciri dan keistimewaan khas yang tidak boleh
diingkari oleh para murabbi, yaitu diantaranya:
1. At-Tarbiyah Ar-Rabbaniyah (Tarbiyah Rabbaniyah): Bahwa kita memiliki
dakwah rabbaniyah yang setia kepadanya, dan diantara ciri khas dakwah
rabbaniyah ini adalah:
a. Al-masdar ar-rabbani (Sumber yang rabbani), dengan arti bahwa dakwah ini
menerima segala perintahnya dari Allah, berjalan sesuai dengan kehendak
Allah, dan sesuai dengan apa yang telah diwajibkan-Nya atas kita
b. Al-Ittijah ar-rabbani (Arah yang rabbani), dengan arti bahwa kami hanya
berharap segala usaha dan kerja kami hanya karena Allah dan mencari ridho
-Nya, dan dari sini kami semua bebas dari berbagai tuduhan (seperti tujuan
menghalalkan segala cara); karena kami berusaha menjadikan arah Rabbani
sebagai manhaj kami
c. Al-wasilah ar-rabbaniyah (Sarana yang rabbani); yaitu bahwa kami tidak
berjalan dalam melakukan perubahan menggunakan sarana lain yang ditolak
oleh syariat, sehingga mampu mewujudkan tujuan yang rabbani.
2. At-Tarbiyah As-Syumuliyah (Tarbiyah Yang Menyeluruh): yaitu tarbiyah yabg
mencakup berbagai potensi jiwa manusia (akal, perasaan dan perilaku),
sehingga memberikan pembentukan pada segala potensi tersebut haknya dalam
melakukan perubahan dan sempurna dalam melakukan proses perubahan
tarbiyah, jika tidak maka perubahan yang kita lakukan merupakan perubahan
yang sia-sia dan hampa, dan hanya menghasilkan individu yang hampa pula.
3. At-Tarbiyah Al-Wastiyah (Tarbiyah Yang Moderat): yaitu tidak ada ifrat
(pengurangan) dan tafrith (berlebihan) di dalamnya, tidak cenderung pada satu
sisi terhadap kepentingan sisi tertentu, tidak berlebihan pada satu perkara dan
mengindahkan perkara lainnya, namun menggunakan segala perkara dengan
moderat, adil dan seimbang.
4. At-Tarbiyah Al-Insaniyah (Tarbiyah Yang Manusiawi): yaitu terbiyah yang
membuka interaksi dengan jiwa manusia bukan benda mati; yang dalam
perjalanannya menggunakan sunnah ilahiyah dalam berinteraksi dengan jiwa
manusia, dan menyedari bahwa setiap jiwa memiliki prinsip-prinsip, sendi-sendi,
karaktor, perasaan dan indra yang harus selalu diperhatikan.
5. At-Tarbiyah Al-Manhajiyah (Tarbiyah Yang Bertahap): yaitu tarbiyah yang
selalu bertahap dalam langkah-langkah dan fasa pembentukannya sesuai
dengan prinsip bertahap, dan sesuai dengan konsep yang tersusun rapi,
tergambar dan jelas karakternya, tidak terburu-buru, tidak mendahului realiti
dan tidak melampaui tingkatan tangga tarbiyah yang diidam-idamkan, karena

barangsiapa yang tergesa-gesa sebelum tiba waktunya maka akan mengalami


penyesalan.
6. At-Tarbiyah Al-Mustamirrah (Tarbiyah Yang Berkesinambungan): Yaitu
tarbiyah yang diawali dari semenjak kelahiran hakiki jiwa manusia; dengan
konsep komitmen terhadap dakwah dan tarbiyah, bahkan mungkin dimulai pada
umur balihg, kemudian dilanjutkan sesuai dengan perjalanan hidupnya secara
sistemik hingga akhir hayatnya; yaitu kerja tarbiyah yang tidak pernah berhenti
Dan Beribadahlah kepada Tuhanmu hingga datang kematian (Al-Hijr: 99),
karena itu seseorang tidak boleh menuduh bahwa dirinya memiliki tingkat paling
atas (senioriti) dalam kerja tarbiyah bagaimanapun posisinya.
7. At-Tarbiyah Al-Ijabiyah (Tarbiyah Yang Positif): Yaitu dakwah menuju cita-cita
yang waqii dan efektiviti dalam kerja, terfokus pada pembahasan tentang jiwa
yang positif, yang dimulai dari dalam diri, terfokus padanya dan berusaha
meningkatkan potensi yang ada di dalamnya, menggelorakan jiwa yang positif
dan konstruktif, efektif dan produktif, menyebarkan jiwa optimis dalam diri serta
selalu memandang seperti gelas yang berisi air hampir penuh bukan kosong
melompong.
8. At-Tarbiyah Al-Waqiiyah (Tarbiyah Yang Realistis): yaitu tarbiyah yang diawali
dari jiwa seadanya, berkomunikasi sesuai dengan keadaan dan realiti yang
melingkupinya.
9. At-Tarbiyah Al-Murunah (Tarbiyah Yang Anjal): yaitu tarbiyah yang sejalan
dengan keadaan amal dakwah; individu dan masyarakat yang melingkupinya.
10.
At-Tarbiyah Al-Harakiyah (Tarbiyah Yang selalu dinamik dalam Bergerak):
yaitu tarbiyah yang dibangun atas dasar pembinaan medan yang realistik, bukan
sekadar ideologi atau teori belaka.
11.
At-Tarbiyah Ad-Daqiqah Wal Amiqoh (Tarbiyah Yang Kukuh dan
Mendalam): yaitu tarbiyah yang bukan hanya tampak pada permukaan, namun
merasuk ke dalam lubuk hati manusia daalam berbagai ajaran, sarana dan
bentuk-bentuknya.

Anda mungkin juga menyukai