Anda di halaman 1dari 15

NILAI DASAR PERGERAKAN (NDP)

PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA

MUKADDIMAH
Berkat rahmat dan hidayah Allah SWT, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia
berusaha menggali sumber nilai dan potensi insan warga pergerakan untuk
dimodifikasi di dalam tatanan nilai baku yang kemudian menjadi citra diri yang
diberi nama Nilai Dasar Pergerakan (NDP) PMII. Hal ini dibutuhkan di dalam
memberikan kerangka, arti dan motivasi dan wawasan pergerakan dan sekaligus
memberikan dasar pembenar terhadap apa saja yang akan dan mesti dilakukan
untuk mencapai cita-cita perjuangan sesuai dengan maksud didirikannya
organisasi ini.
Insaf dan sadar bahwa semua itu adalah kejarusan bagi setiap fungsionaris
maupun anggota PMII untuk memahami dan menginternalisasikan nilai dasar
PMII itu, baik secara orang perorang maupun bersama-sama.

BAB I
ARTI, FUNGSI, DAN KEDUDUKAN
1. Arti :
Secara esensial Nilai Dasar Pergerakan ini adalah suatu sublimasi nilai ke-
Islaman dan ke-Indonesiaan dengan kerangka pemahaman keagamaan
Ahlussunnah wal jama’ah yang menjiwai berbagai aturan, memberi arah dan
mendorong serta penggerak kegiatan-kegiatan PMII. Sebagai pemberi
keyakinan dan pembenar mutlak, Islam mendasari dan menginspirasi Nilai
Dasar Pergerakan ini meliputi cakupan aqidah, syari’ah dan akhlak dalam
upaya kita memperoleh kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat. Dalam
upaya memahami, menghayati dan mengamalkan Islam tersebut, PMII
menjadikan Ahlussunnah wal jama’ah sebagai pemahaman keagamaan yang
paling benar.
2. Fungsi :
i. Landasan berpijak:
Bahwa NDP menjadi landasan setiap gerak langkah dan kebijakan yang
harus dilakukan.
ii. Landasan berpikir :
Bahwa NDP menjadi landasan pendapat yang dikemukakan terhadap
persoalan-persoalan yang dihadapi.
iii. Sumber motivasi :
Bahwa NDP menjadi pendorong kepada anggota untuk berbuat dan
bergerak sesuai dengan nilai yang terkandung di dalamnya.
3. Kedudukan :
i. Rumusan nilai-nilai yang seharusnya dimuat dan menjadi aspek ideal
dalam berbagai aturan dan kegiatan PMII.
ii. Landasan dan dasar pembenar dalam berpikir, bersikap, dan berprilaku.
BAB II
RUMUSAN NILAI DASAR PERGERAKAN
1. TAUHID:
Meng-Esakan Allah SWT, merupakan nilai paling asasi yang dalam sejarah
agama samawi telah terkandung sejak awal keberadaan manusia.
Allah adalah Esa dalam segala totalitas, dzat, sifat-sifat, dan perbutan-
perbuatan-Nya. Allah adalah dzat yang fungsional. Allah menciptakan, memberi
petunjuk, memerintah, dan memelihara alam semesta ini. Allah juga
menanamkan pengetahuan, membimbing dan menolong manusia. Allah Maha
Mengetahui, Maha Menolong, Maha Bijaksana, Hakim, Maha Adil, dan Maha
Tunggal. Allah Maha Mendahului dan Maha Menerima segala bentuk pujaan dan
penghambaan.
Keyakina seperti itu merupakan keyakinan terhadap sesuatu yang lebih tinggi
dari pada alam semesta, serta merupakan kesadaran dan keyakinan kepada yang
ghaib. Oleh karena itu, tauhid merupakan titik puncak, melandasi, memadu, dan
menjadi sasaran keimanan yang mencakup keyakinan dalam hati, penegasan
lewat lisan, dan perwujudan dalam perbuatan. Maka konsekuensinya Pergerakan
harus mampu melarutkan nilai-nilai Tauhid dalam berbagai kehidupan serta
terkomunikasikan dan merambah ke sekelilingnya. Dalam memahami dan
mewujudkan itu, Pergerakan telah memiliki Ahlussunnah wal jama'ah sebagai
metode pemahaman dan penghayatan keyakinan itu.
2. HUBUNGAN MANUSIA DENGAN ALLAH.
Allah adalah Pencipta segala sesuatu. Dia menciptakan manusia dalam bentuk
sebaik-baik kejadian dan menganugerahkan kedudukan terhormat kepada
manusia di hadapan ciptaan-Nya yang lain.
Kedudukan seperti itu ditandai dengan pemberian daya fikir, kemampuan
berkreasi dan kesadaran moral. Potensi itulah yang memungkinkan manusia
memerankan fungsi sebagai khalifah dan hamba Allah. Dalam kehidupan sebagai
khalifah, manusia memberanikan diri untuk mengemban amanat berat yang oleh
Allah ditawarkan kepada makhluk-Nya. Sebagai hamba Allah, manusia harus
melaksanakan ketentuan-ketentauan-Nya. Untuk itu, manusia dilengkapi dengan
kesadaran moral yang selalu harus dirawat, jika manusia tidak ingin terjatuh ke
dalam kedudukan yang rendah.
Dengan demikian, dalam kehidupan manusia sebagai ciptaan Allah, terdapat
dua pola hubungan manusia dengan Allah, yaitu pola yang didasarkan pada
kedudukan manusia sebagai khalifah Allah dan sebagai hamba Allah. Kedua pola
ini dijalani secara seimbang, lurus dan teguh, dengan tidak menjalani yang satu
sambil mengabaikan yang lain. Sebab memilih salah satu pola saja akan
membawa manusia kepada kedudukan dan fungsi kemanusiaan yang tidak
sempurna. Sebagai akibatnya manusia tidak akan dapat mengejawentahkan
prinsip tauhid secara maksimal.
Pola hubungan dengan Allah juga harus dijalani dengan ikhlas, artinya pola ini
dijalani dengan mengharapkan keridloan Allah. Sehingga pusat perhatian dalam
menjalani dua pola ini adalah ikhtiar yang sungguh-sungguh. Sedangkan hasil
optimal sepenuhnya kehendak Allah. Dengan demikian, berarti diberikan
penekanan menjadi insan yang mengembangkan dua pola hubungan dengan
Allah. Dengan menyadari arti niat dan ikhtiar, sehingga muncul manusia-manusia
yang berkesadaran tinggi, kreatif dan dinamik dalam berhubungan dengan Allah,
namun tetap taqwa dan tidak pongah Kepada Allah.
Dengan karunia akal, manusia berfikir, merenungkan dan berfikir tentang ke-
Maha-anNya, yakni ke-Mahaan yang tidak tertandingi oleh siapapun. Akan tetapi
manusia yang dilengkapi dengan potensi-potensi positif memungkinkan dirinyas
untuk menirukan fungsi ke-Maha-anNya itu, sebab dalam diri manusia terdapat
fitrah uluhiyah - fitrah suci yang selalu memproyeksikan tentang kebaikan dan
keindahan, sehingga tidak mustahil ketika manusia melakukan sujud dan dzikir
kepadaNya, Manusia berarti tengah menjalankan fungsi Al Quddus. Ketika
manusia berbelas kasih dan berbuat baik kepada tetangga dan sesamanya, maka
ia telah memerankan fungsi Arrahman dan Arrahim. Ketika manusia bekerja
dengan kesungguhan dan ketabahan untuk mendapatkan rizki, maka manusia
telah menjalankan fungsi Al Ghoniyyu. Demikian pula dengan peran ke-Maha- an
Allah yang lain, Assalam, Al Mukmin, dan lain sebagainya. Atau pendek kata,
manusia dengan anugrah akal dan seperangkat potensi yang dimilikinya yang
dikerjakan dengan niat yang sungguh-sungguh, akan memungkinkan manusia
menggapai dan memerankan fungsi-fungsi Asma'ul Husna.
Di dalam melakukan pekerjaannya itu, manusia diberi kemerdekaan untuk
memilih dan menentukan dengan cara yang paling disukai. 14) Dari semua pola
tingkah lakunya manusia akan mendapatkan balasan yang setimpal dan sesuai
yang diupayakan, karenanya manusia dituntut untuk selalu memfungsikan secara
maksimal kemerdekaan yang dimilikinya, baik secara perorangan maupun secara
bersama-sama dalam konteks kehidupan di tengah-tengah alam dan kerumunan
masyarakat, sebab perubahan dan perkembangan hanyalah milikNya, oleh dan
dari manusia itu sendiri.15)
Sekalipun di dalam diri manusia dikaruniai kemerdekaan sebagai esensi
kemanusiaan untuk menentukan dirinya, namun kemerdekaan itu selalu dipagari
oleh keterbatasan-keterbatasan, sebab perputaran itu semata-mata tetap
dikendalaikan oleh kepastian-kepastian yang Maha Adil lagi Maha Bijaksana,yang
semua alam ciptaanNya ini selalu tunduk pada sunnahNya, pada keharusan
universal atau takdir. 16 ) Jadi manusia bebas berbuat dan berusaha ( ikhtiar )
untuk menentukan nasibnya sendiri, apakah dia menjadi mukmin atau kafir,
pandai atau bodoh, kaya atau miskin, manusia harus berlomba-lomba mencari
kebaikan, tidak terlalu cepat puas dengan hasil karyanya. Tetapi harus sadar pula
dengan keterbatasan- keterbatasannya, karena semua itu terjadi sesuai
sunnatullah, hukum alam dan sebab akibat yang selamanya tidak berubah, maka
segala upaya harus diserrtai dengan tawakkal. Dari sini dapat dipahami bahwa
manusia dalam hidup dan kehidupannya harus selalu dinamis, penuh dengan
gerak dan semangat untuk berprestasi secara tidak fatalistis. Dan apabila usaha
itu belum berhasil, maka harus ditanggapi dengan lapang dada, qona'ah
(menerima) karena disitulah sunnatullah berlaku. Karenanya setiap usaha yang
dilakukan harus disertai dengan sikap tawakkal kepadaNya. 17 )
3. HUBUNGAN MANUSIA DENGAN MANUSIA
Kenyataan bahwa Allah meniupkan ruhNya kepada materi dasar manusia
menunjukan , bahwa manusia berkedudukaan mulia diantara ciptaan-ciptaan
Allah.
Memahami ketinggian eksistensi dan potensi yang dimiliki manusia, anak
manusia mempunyai kedudukan yang sama antara yang satu dengan yang
lainnya. Sebagai warga dunia manusia adalah satu dan sebagai warga negara
manusia adalah sebangsa , sebagai mukmin manusia adalah bersaudara. 18)
Tidak ada kelebihan antara yang satu dengan yang lainnya , kecuali karena
ketakwaannya. Setiap manusia memiliki kekurangan dan kelebihan, ada yang
menonjol pada diri seseorang tentang potensi kebaikannya , tetapi ada pula yang
terlalu menonjol potensi kelemahannya, agar antara satu dengan yang lainnya
saling mengenal, selalu memadu kelebihan masing-masing untuk saling kait
mengkait atau setidaknya manusia harus berlomba dalam mencari dan mencapai
kebaikan, oleh karena itu manusia dituntut untuk saling menghormati,
bekerjasama, tolong menolong, menasehati, dan saling mengajak kepada
kebenaran demi kebaikan bersama.
Manusia telah dan harus selalu mengembangkan tanggapannya terhadap
kehidupan. Tanggapan tersebut pada umumnya merupakan usaha
mengembangkan kehidupan berupa hasil cipta, rasa, dan karsa manusia. Dengan
demikian maka hasil itu merupakan budaya manusia, yang sebagian dilestarikan
sebagai tradisi, dan sebagian diubah. Pelestarian dan perubahan selalu mewarnai
kehidupan manusia. Inipun dilakukan dengan selalu memuat nilai-nilai yang telah
disebut di bagian awal, sehingga budaya yang bersesuaian bahkan yang
merupakan perwujudan dari nilai-nilai tersebut dilestarikan, sedang budaya yang
tidak bersesuaian diperbaharui.
Kerangka bersikap tersebut mengisyaratkan bergerak secara dinamik dan
kreatif dalam kehidupan manusia. Manusia dituntut untuk memanfaatkan
potensinya yang telah dianugerahkan oleh Allah SWT. Melalui pemanfaatan
potensi diri itu justru manusia menyadari asal mulanya, kejadian, dan makna
kehadirannya di dunia.
Dengan demikian pengembangan berbagai aspek budaya dan tradisi dalam
kehidupan manusia dilaksanakan sesuai dengan nilai dalam hubungan dengan
Allah, manusia dan alam selaras dengan perekembangan kehidupandan
mengingat perkembangan suasana. Memang manusia harus berusaha
menegakan iman, taqwa dan amal shaleh guna mewujudkan kehidupan yang
baik dan penuh rahmat di dunia. Di dalam kehidupan itu sesama manusia saling
menghormati harkat dan martabat masing-masing , berderajat, berlaku adil dan
mengusahakan kebahagiaan bersama. Untuk diperlukan kerjasama yang harus
didahului dengan sikap keterbukaan, komunikasi dan dialog antar sesama.
Semua usaha dan perjuangan ini harus terus -menerus dilakukan sepanjang
sejarah.
Melalui pandangan seperti ini pula kehidupan bermasyarakat,berbangsa dan
bernegara dikembangkan. Kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
merupakan kerelaan dan kesepakatan untuk bekerja sama serta berdampingan
setara dan saling pengertian. Bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
dimaksudkan untuk mewujudkan cita-cita bersama : hidup dalam kemajuan,
keadilan, kesejahteraan dan kemanusiaan. Tolok ukur bernegara adalah keadilan,
persamaan hukum dan perintah serta adanya permusyawaratan.
Sedangkan hubungan antara muslim dan non muslim dilakukan guna membina
kehidupan manusia dengan tanpa mengorbankan keyakinan terhadap
universalitas dan kebenaran Islam sebagai ajaran kehidupan paripurna. Dengan
tetap berpegang pada keyakinan ini, dibina hubungan dan kerja sama secara
damai dalam mencapai cita-cita kehidupan bersama ummat manusia.
Nilai -nilai yang dikembangkan dalam hubungan antar manusia tercakup dalam
persaudaraan antar insan pergerakan , persaudaraan sesama Islam ,
persaudaraan sesama warga bangsa dan persaudaraan sesama ummat manusia .
Perilaku persaudaraan ini , harus menempatkan insan pergerakan pada posisi
yang dapat memberikan kemanfaatan maksimal untuk diri dan lingkungan
persaudaraan.

4. HUBUNGAN MANUSIA DENGAN ALAM


Alam semesta adalah ciptaan Allah SWT. 19) Dia menentukan ukuran dan
hukum-hukumnya.20) Alam juga menunjukan tanda-tanda keberadaan, sifat dan
perbuatan Allah. 21) Berarti juga nilai tauhid melingkupi nilai hubungan manusia
dengan alam .
Sebagai ciptaan Allah, alam berkedudukan sederajat dengan manusia. Namun
Allah menundukan alam bagi manusia , 22) dan bukan sebaliknya . Jika
sebaliknya yang terjadi, maka manusia akan terjebak dalam penghambaan
terhadap alam , bukan penghambaan terhadap Allah. Karena itu sesungguhnya
berkedudukan sebagai khalifah di bumi untuk menjadikan bumi maupun alam
sebagai obyek dan wahana dalam bertauhid dan menegaskan dirinya. 23)
Perlakuan manusia terhadap alam tersebut dimaksudkan untuk memakmurkan
kehidupan di dunia dan diarahkan kepada kebaikan di akhirat, 24) di sini berlaku
upaya berkelanjutan untuk mentransendensikan segala aspek kehidupan
manusia. 25) Sebab akhirat adalah masa masa depan eskatologis yang tak
terelakan . 26) Kehidupan akhirat akan dicapai dengan sukses kalau kehidupan
manusia benar-benar fungsional dan beramal shaleh. 27)
Kearah semua itulah hubungan manusia dengan alam ditujukan . Dengan
sendirinya cara-cara memanfaatkan alam , memakmurkan bumi dan
menyelenggarakan kehidupan pada umumnya juga harus bersesuaian dengan
tujuan yang terdapat dalam hubungan antara manusia dengan alam tersebut.
Cara-cara tersebut dilakukan untuk mencukupi kebutuhan dasar dalam
kehidupan bersama. Melalui pandangan ini haruslah dijamin kebutuhan manusia
terhadap pekerjaan ,nafkah dan masa depan. Maka jelaslah hubungan manusia
dengan alam merupakan hubungan pemanfaatan alam untuk kemakmuran
bersama. Hidup bersama antar manusia berarti hidup dalam kerja sama , tolong
menolong dan tenggang rasa.
Salah satu hasil penting dari cipta, rasa, dan karsa manusia yaitu ilmu
pengetahuan dan teknologi (iptek). Manusia menciptakan itu untuk memudahkan
dalam rangka memanfaatkan alam dan kemakmuran bumi atau memudahkan
hubungan antar manusia . Dalam memanfaatkan alam diperlukan iptek, karena
alam memiliki ukuran, aturan, dan hukum tertentu; karena alam ciptaan Allah
bukanlah sepenuhnya siap pakai, melainkan memerlukan pemahaman terhadap
alam dan ikhtiar untuk mendayagunakannya.
Namun pada dasarnya ilmu pengetahuan bersumber dari Allah. Penguasaan
dan pengembangannya disandarkan pada pemahaman terhadap ayat-ayat Allah.
Ayat-ayat tersebut berupa wahyu dan seluruh ciptaanNya. Untuk memahami dan
mengembangkan pemahaman terhadap ayat-ayat Allah itulah manusia
mengerahkan kesadaran moral, potensi kreatif berupa akal dan aktifitas
intelektualnya. Di sini lalu diperlukan penalaran yang tinggi dan ijtihad yang utuh
dan sistimatis terhadap ayat-ayat Allah, mengembangkan pemahaman tersebut
menjadi iptek, menciptakan kebaruan iptek dalam koteks ke,manusiaan, maupun
menentukan simpul-simpul penyelesaian terhadap masalah-masalah yang
ditimbulkannya. Iptek merupakan perwujudan fisik dari ilmu pengetahuan yang
dimiliki manusia, terutama digunakan untuk memudahkan kehidupan praktis.
Penciptaan, pengembangan dan penguasaan atas iptek merupakan
keniscayaan yang sulit dihindari. Jika manusia menginginkan kemudahan hidup,
untuk kesejahteraan dan kemakmuran bersama bukan sebaliknya. Usaha untuk
memanfaatkan iptek tersebut menuntut pengembangan semangat kebenaran,
keadilan , kmanusiaan dan kedamaian. Semua hal tersebut dilaksanakan
sepanjang hayat, seiring perjalanan hidup manusia dan keluasan iptek. Sehingga,
berbarengan dengan keteguhan iman-tauhid, manusia dapat menempatkan diri
pada derajat yang tinggi

BAB III
PENUTUP
Itulah Nilai Dasar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia yang dipergunakan
sebagai landasan teologis normatif, etis dan motivatif dalam pola pikir, pola sikap
dan pola perilaku warga PMII, baik secara perorangan maupun bersama-sama
dan kelembagaan. Rumusan tersebut harus selalu dikaji dan dipahami secara
mendalam, dihayati secara utuh dan terpadu, dipegang secara teguh dan
dilaksanakan secara bijaksana.
Dengan Nilai Dasar Pergerakan tersebut dituju pribadi muslim yang berbudi
luhur , berilmu, bertaqwa, cakap dan bertanggung jawab dalam mengamalkan
ilmu pengetahuannya, yaitu sosok ulul albab Indonesia yang sadar akan
kedudukan dan peranannya sebagai khalifah Allah di bumi dalam jaman yang
selalu berubah dan berkembang , beradab, manusiwi, adil penuh rahmat dan
berketuhanan.

ANGGARAN DASAR
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM

[MUKADDIMAH]
Insyaf dan sadar bahwa Ketuhanan yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan
Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan, dan Keadilan Sosial bagi
Seluruh Rakyat Indonesia merupakan ideologi negara dan falsafah bangsa
Indonesia.
Sadar dan yakin bahwa Islam merupakan panduan bagi umat manusia yang
kehadirannya memberikan rahmat sekalian alam. Suatu keharusan bagi
umatnya mengejawantahkan nilai Islam dalam kehidupan pribadi,
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta dalam kehidupan masyarakat
dunia.
Bahwa keutuhan komitmen keislaman dan keindonesiaan merupakan
perwujudan kesadaran beragama dan berbangsa bagi setiap insan muslim
Indonesia, atas dasar itulah menjadi keharusan untuk mempertahankan bangsa
dan negara Indonesia dengan segala tekad dan kemampuan, baik secara
perseorangan maupun bersama-sama.
Mahasiswa Islam Indonesia sebagai salah satu eksponen pembaharu bangsa
dan pengemban komitmen keislaman dan keindonesiaan demi meningkatkan
harkat dan martabat umat manusia dan membebaskan bangsa Indonesia dari
kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan, baik spiritual maupun material
dalam segala bentuk.
Maka atas berkat Allah SWT, dibentuklah Pergerakan Mahasiswa Islam
Indonesia yang berhaluan ahlussunnh wal jama’ah dengan Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga sebagai berikut.
ANGGARAN DASAR PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA

BAB I
NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN
Pasal 1
1. Organisasi ini bernama Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia, yang
disingkat PMII.
2. PMII didirikan di Surabaya pada tanggal 21 Syawal 1379 H, bertepatan
dengan tanggal 17 April 1960 untuk jangka waktu tidak terbatas.
3. PMII berpusat di Ibukota Negara Republik Indonesia.
BAB II
ASAS
Pasal 2

PMII berasaskan Pancasila.

BAB III
SIFAT
Pasal 3

PMII bersifat keagamaan, kemahasiswaan, kekeluargaan, kemasyaratan dan


Independen.

BAB IV
TUJUAN DAN USAHA
Pasal 4
TUJUAN

Terbentuknya pribadi Muslim Indonesia yang bertaqwa kepada Allah SWT,


berbudi luhur, berilmu, cakap dan bertanggung jawab dalam
mengamalkan ilmunya dan komitmen memperjuangkan cita-cita
kemerdekaan Indonesia.
Pasal 5
USAHA
1. Menghimpun dan membina mahasiswa Islam sesuai dengan asas dan
tujuan PMII serta peraturan-peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam berbagai bidang sesuai dengan
asas dan tujuan PMII serta upaya perwujudan cita-cita kemerdekaan
Indonesia.
BAB V
PARADIGMA GERAKAN
Pasal 6

Paradigma gerakan adalah paradigma kritis transformatif.

BAB VI
KEANGGOTAAN
Pasal 7
Anggota PMII terdiri dari:
1. Anggota biasa.
2. Anggota istimewa.
BAB VII
STRUKTUR ORGANISASI
Pasal 8
Struktur organisasi PMII terdiri dari
1. Pengurus Besar (PB).
2. Pengurus Koordinator Cabang (PKC).
3. Cabang (PC).
4. Komisariat (PK).
5. Rayon (PR).
BAB VIII
PERMUSYAWARATAN
Pasal 10
Permusyawaratan dalam organisasi PMII terdiri dari:
1. Kongres
2. Musyawarah Pimpinan (Muspim)
3. Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas)
4. Konferensi Koordinator Cabang (Konkorcab)
5. Musyawarah Kerja Koordinator Cabang
6. Konferensi Cabang (Konfercab)
7. Rapat Kerja Cabang (Rakercab)
8. Rapat Tahunan Komisariat (RTK)
9. Rapat Tahunan Anggota Rayon (RTAR)
10. Kongres Luar Biasa (KLB)
11. Konferensi Korcab Luar Biasa (Konkorcab LB)
12. Konferensi Cabang Luar Biasa (Konfercab LB)
13. Rapat Tahunan Komisariat Luar Biasa (RTK LB)
14. Rapat Tahunan Anggota Rayon Luar Biasa (RTAR LB)
BAB IX
KEUANGAN
Pasal 11
Keuangan dan kekayaan organisasi PMII diperoleh dari:
1. Iuran Pangkal
2. Iuran Anggota
3. Hasil Usaha Organisasi
4. Bantuan yang legal, sah, ikhlas dan tidak mengikat
BAB X
PERUBAHAN DAN PERALIHAN
Pasal 12

Anggaran Dasar ini dapat dirubah oleh kongres dengan dukungan


sekurang-kurangnya 2/3 suara yang hadir.

Pasal 13
1. Apabila PMII terpaksa harus dibubarkan dengan keputusan Kongres
atau referendum yang khusus diadakan untuk itu, maka hak milik
dan kekayaan organisasi diserahkan kepada organisasi lain dengan
asas dan tujuannya tidak bertentangan.
2. Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaaran Dasar ini akan diatur
dalam Anggaran Rumah Tangga, serta peraturan pelaksanaan
organisasi lainnya.
3. Anggaran Dasar ini ditetapkan oleh kongres dan berlaku sejak waktu
dan tanggal ditetapkan.

ANGGARAN RUMAH TANGGA


PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA
BAB I
ATRIBUT
Pasal 1
1. Lambang PMII adalah sebagaimana terdapat dalam lampiran anggaran
Rumah Tangga ini.
2. Lambang seperti tersebut pada ayat satu (1) diatas dipergunakan pada
bendera, jaket, badge, vandel dan benda atau tempat-tempat dengan
tujuan untuk menunjukan identitas PMII.
3. Bendera PMII adalah seperti yang terdapat dalam lampiran ART ini.
4. Mars PMII adalah seperti yang terdapat dalam lampiran ART ini.
BAB II
USAHA
Pasal 2
1. Melakukan dan meningkatkan amar Ma’ruf nahi munkar.
2. Mempertinggi mutu ilmu pengetahuan Islam dan IPTEK.
3. Meningkatkan kualitas kehidupan umat manusia dan umat islam melalui
kotekstualisasi pemikiran, pemahaman dan pengamalan ajaran agama
Islam sesuai dengan perkembangan budaya masyarakat.
4. Meningkatkan usaha-usaha dan kerja sama untuk kesejahteraan umat
manusia, umat Islam dan mahasiswa serta usaha sosial kemasyarakatan.
5. Mempererat umat dengan Ulama’ dan Umara’ demi terciptanya Ukhuwah
Islamiah, Ukhuwah Wathoniah dan Ukhuwah Insaniah/Basyariyah.
6. Memupuk dan meningkatkan semangat nasionalisme melalui upaya
pemahaman, pengamalan dan pengamanan Pancasila secara kreatif,
dinamis dan bertanggung jawab.
7. Mempertinggi dan mengembangkan kebudayaan yang tidak bertentangan
dengan azas dan tujuan PMII.
BAB III
KEANGGOTAAN
BAGIAN I
ANGGOTA
Pasal 3
1. Anggota biasa adalah
a. Mahasiswa Islam yang tercatat sebagai mahasiswa pada suatu
Perguruan Tinggi dan atau yang sederajat.
b. Mahasiswa yang telah menyelesaikan program studi pada perguruan
tinggi dan atau yang sederajat atau telah mencapai gelar kesarjanaan
S1, S2, atau S3 tetapi belum malampaui jangkah waktu 3 (tiga)
tahun.
c. Anggota yang belum melampaui usia 33 (tiga puluh tiga) tahun.
2. Anggota Luar Biasa adalah anggota yang dianggap telah berjasa kepada
PMII yang ditetapkan oleh PB. PMII atau Konggres berdasarkan kriteria-
kriteria yang diatur kemudian dalam ketentuan tersendiri.

BAGIAN II
PENERIMAAN ANGGOTA
Pasal 4

Penerimaan anggota dilakukan dengan jalan :


1. Calon anggota mengajukan permintaan secara tertulis atau mengisi untuk
menjadi calon anggota PMII kepada pengurus cabang.
2. Seseorang baru sah jadi anggota PMII setelah mengikuti Masa Penerimaan
Anggota Baru (MAPABA) dan mengucapkan baiat persetujuan dalam suatu
upacara pelantikan yang diadakan oleh pengurus cabang.
3. Dalam hal-hal yang sangat diperlukan, pengurus cabang dapat mengambil
ke-bijaksanaan lain yang jiwanya tidak menyimpang dari ketentuan ayat
(1) dan ayat (2) tersebut diatas.
4. Apabila syarat-syarat yang tersebut pada ayat (1) dan ayat (2) diatas
dipenuhi maka kepada anggota tesebut diberikan tanda anggota oleh
Pengurus Cabang.

BAGIAN III
MASA KEANGGOTAAN
Pasal 5
1. Anggota Biasa berakhir masa keanggotaannya :
a. Meninggal dunia
b. Atas permintaan sendiri secara tertulis yang disampaikan kepada
Pengurus Cabang
c. Diberhentikan sebagai anggota biasa, baik secara terhormat maupun
secara tidak terhormat.
d. Telah habis masa keanggotaannya sebagai anggota biasa sebagaimana
diatur dalam pasal 3 ayat 1 ART ini.
2. Bentuk dan tatacara pemberhentian diatur dalam ketentuan tersendiri.
3. Anggota biasa yang telah habis masa keanggotaannya pada saat masih
menjabat sebagai pengurus dapat diperpanjang masa keanggotaannya
hingga berakhirnya masa kepengurusan.
4. Anggota biasa yang telah habis masa keanggotaannya disebut ALUMNI
PMII
5. hubungan PMII dan Alumni PMII adalah hubungan historis, kekeluargaan,
kesetaraan dan kualitatif.
BAGIAN IV
HAK DAN KEWAJIBAN ANGGOTA
Pasal 6
Hak Anggota :
1. Anggota biasa berhak memilih dan dipilih,
2. Anggota biasa berhak atas pendidikan, kebebasan berpendapat, perlindungan
dan pembelaan serta pengampunan (rehabilitasi).
3. Angota Biasa berhak mengeluarkan pendapat, mengajukan usul-usul dan
pertanyaan-pertanyaan baik secara lisan maupun tulisan.

Pasal 7
Kewajiban Anggota :
1. Anggota biasa berkewajiban membayar uang pangkal dan iuran
pada setiap bulan yang besarnya ditentukan oleh pengurus cabang.
2. Anggota berkewajiban memenuhi AD dan ART, peraturan-peraturan
lainnya serta mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh PMII
3. Anggota berkewajiban menjunjung tinggi dan mempertahankan
nama baik agama islam, bangsa dan organisasi.
BAGIAN V
PERANGKAPAN KEANGGOTAAN DAN JABATAN
Pasal 8

1. Anggota biasa PMII tidak dapat merangkap dengan keanggotaan organisasi


mahasiswa lain yang asaz, sifat dan tujuannya bertentangan dengan PMII.

2. Anggota biasa dan atau pengurus PMII tidak dapat merangkap sebagai
pengurus Partai Politik dan atau calon legislatif dari partai politik tertentu.

3. Perangkapan keanggotaan dan jabatan seperti dimaksud pada ayat 1 dan 2


diatas dikenakan sangsi pemberhentian keanggotaan.
BAGIAN VI
PENGHARGAAN DAN SANKSI ORGANISASI
Pasal 10
Penghargaan :
1. Penghargaan organisasi dapat diberikan kepada anggota yang berprestasi
dan atau mengangkat citra dan mengharumkan nama organisasi.
2. Bentuk dan tata cara penganugerahan dan penghargaan diatur dalam
ketentuan tersendiri.
Pasal 11
Sanksi Organisasi :
1. Sanksi organisasi dapat diberikan kepada anggota karena :
a. Melanggar ketentuan AD/ART serta peraturan-peraturan PMII
b. Mencemarkan nama baik organisasi
2. Sanksi organisasi yang diberikan kepada anggota berbentuk scorsing dan
pemberhentian keanggotaan.
3. Anggota yang diberi sanksi organisasi dapat mengajukan banding atau
pembelaan dalam suatu mekanisme organisasi yang ditentukan.

BAB VI
STRUKTUR ORGANISASI, SUSUNAN PENGURUS, TUGAS DAN
WEWENANG

BAGIAN I
Pasal 11
Susunan organisasi PMII adalah :
1. Pengurus Besar (PB)
2. Pengurus Koordinator Cabang (PKC)
3. Pengurus Cabang (PC)
4. Pengurus Komisariat (PK)
5. Pengurus Rayon (PR)
BAGIAN II
SUSUNAN PENGURUS, TUGAS DAN WEWENANG
Pasal 12
Susunan Pengurus dan wewenangnya terdiri dari:
PENGURUS BESAR
1. Pengurus Besar adalah badan eksekutif pengemban amanat
kongres dan pimpinan tertinggi PMII.
2. Masa jabatan Pengurus Besar adalah 2 (dua) tahun.
3. Pengurus besar terdiri dari :
a. Ketua Umum.
b. Ketua-Ketua sebanyak 7 (tujuh) orang
c. Sekretaris Jendral,
d. sekretaris-Sekretaris sebanyak 7 (tujuh) orang
e. Bendahara
f. Wakil Bendahara
g. Pengurus lembaga-lembaga
4. Ketua-ketua seperti yang dimaksud ayat 3 point b membidangi :
a. Pengkaderan dan pengembangan sumber daya manusia
b.Organisasi, Hubungan Organisasi Umum dan Kelembagaan Politik
c. Pengembangan Pemikiran Ke-islaman dan IPTEK
d. Pendayagunaan potensi Organisasi
e. Hubungan Luar Negeri dan Kerja sama Internasional
5. Ketua Umum dipilih oleh Kongres.
6. Ketua Umum pengurus besar tidak dapat dipilih kembali lebih dari 1
(satu) periode.
7. Pengurus Besar Mempunyai tugas dan wewenang :
a. Ketua umum memilih sekretaris Jenderal dan menyusun perangkat
kepengurusannya yang lengkap dibantu oleh 5 (lima) orang formatur
yang dipilih oleh kongres dalam waktu selambat-lambatannya 1 x 24
Jam.
b. Ketua Umum berkewajiban menjalankan segala ketentuan yang
ditetapkan konggres, AD dan ART, dan peraturan-peraturan
organisasi lainnya, serta memperhatikan nasehat, pertimbangan dan
saran MABINAS.
c. Pengurus Besar berkewajiban untuk memberikan pertanggungjawaban
pada kongres.
d. Pengurus Besar berkewajiban mengesahkan susunan Pengurus
Koordinator Cabang dan Pengurus Cabang.
PENGURUS KOORDINATOR CABANG
1. Pengurus Koordinator Cabang dapat dibentuk atas
kesepakatan 2/3 Cabang yang berada diwilayah koordinasinya.
2. Pengurus Koordinator Cabang berkedudukan di Ibu Kota
Propinsi.
3. Masa jabatan Pengurus Koordinator Cabang adalah 1 (satu)
tahun.
4. PKC terdiri dari : Ketua Umum, ketua sebanyak-banyaknya 5
(lima) orang, sekretaris umum, sekretaris sebanyak-banyaknya
5 (lima) orang, bendara dan wakil bendahara.
5. Ketua umum Pengurus Koordinator Cabang dipilih oleh
Konferensi Koordinator Cabang.
6. Ketua Umum memilih sekretaris umum dan menyusun pengurus
Koordinator Cabang selengkapnya dibantu oleh 6 (enam) orang
formatur yang dipilih oleh Konferensi Koordinator Cabang
dalam waktu selambat-lambatnya 1x24 jam.
7. Pengurus Koordinator Cabang baru sah setelah mendapat
pengesahan dari Pengurus Besar PMII
8. Ketua Umum Pengurus Koordinator Cabang tidak dapat dipilih
kembali lebih dari 1 (satu) periode
9. PKC memiliki tugas dan wewenang :
a. Pengurus Koordinator Cabang Melaksanakan dan
mengembangkan kebijaksanaan tentang berbagai masalah
organisasi di lingkungan koordinasinya.
b. Pengurus Koordinator Cabang berkewajiban melaksanakan
AD/ART, Keputusan Kongres, Keputusan Konferensi
Koordinator Cabang, peraturan-peraturan organisasi dan
memperhatikan nasehat dan saran majelis pembina daerah.
c. Pengurus Koordinator Cabang berkewajiban menyampaikan
laporan kegiatan pada Pengurus Besar dan PC. PMII.
PENGURUS CABANG
1. Cabang dapat dibentuk di tempat yang ada perguruan tinggi dengan
persetujuan dan rekomendasi dari Pengurus Koordinator Cabang.
2. Cabang dapat dibentuk apabila sekurang-kurangnya ada 2 (dua)
komisariat.
3. Dalam keadaan dimana ayat (2) diatas tidak dapat dilaksanakan,
Cabang dapat dibentuk apabila telah mencapai 50 (lima puluh) anggota.
4. Cabang dapat digugurkan statusnya cabang, apabila tidak dapat
memenuhi kualifikasi dan kriteria yang ditetapkan oleh Pengurus Besar
yang menyangkut standar progam minimum.
a. Sekurang-kurangnya dalam jangka waktu 1 (satu) tahun me-
nyelenggarakan MAPABA dan pelatihan kader formal.
b. Sekurang-kurangnya dalam jangka waktu 1½ (satu setengah)
tahun menyelenggarakan konferensi cabang.
5. Cabang dan Pengurus Cabang dapat dianggap sah apabila telah
mendapat pengesahan dari Pengurus Besar.
6. Pengurus Cabang terdiri dari ketua umum, ketua-ketua sebanyak-
banyaknya 4 (empat) orang, sekretaris umum, sekretaris sebanyak 4
(empat) orang, bendahara Umum, wakil bendahara, ditambah
dapartemen-departemen sesuai dengan kebutuhan.
7. Bila dipandang perlu Pengurus Cabang dapat membentuk kelompok
minat, profesi, hobi dan lain sebagainya.
8. Ketua Umum dipilih oleh konferensi cabang
9. Ketua umum memilih sekretaris umum dan menyusun Pengurus Cabang
selengkap-lengkapnya dibantu oleh 5 (lima) orang formatur yang dipilih
oleh konferensi cabang dalam waktu selambat-lambatnya 1 X 24 jam.
10. Masa jabatan Pengurus Cabang adalah 1 (satu) tahun
11. Ketua Umum Cabang tidak dapat dipilh kembali lebih dari 1 (satu)
periode.
12. Pengurus Cabang Memiliki tugas dan wewenang :
a. Pengurus Cabang Berkewajiban menjalankan ketentuan AD/ART,
keputusan-keputusan kongres, peraturan-peraturan organisasi,
keputusan konferensi cabang dan memperhatikan nasehat,
pertimbangan dan saran Majelis Pembina Cabang.
b. Pengurus Cabang berkewajiban menyampaikan laporan
kepengurusan dan kegitan organisasi kepada Pengurus Koordinator
Cabang dan Pengurus Besar.
PENGURUS KOMISARIAT
1. Komisariat dapat di bentuk disetiap perguruan tinggi.
2. Komisariat dapat dibentuk apabila sekurang-kurangnya telah ada
2 (dua) rayon.
3. Didalam keadaan dimana ayat 2 diatas tidak dapat dilaksanakan,
komusariat dapat dibentuk apabila mempunyai sekurang-
kurangnya 20 (dua puluh) orang anggota.
4. Komisariat dan Pengurus Komisariat dianggap sah setelah
mendapatkan pengesahan dari pengurus Pengurus Cabang.
5. Masa jabatan Pengurus Komisariat adalah 1 (satu) tahun.
6. Pengurus Komisariat terdiri dari ketua, wakil-wakil ketua
sebanyak-banyaknya 3 (tiga) orang, sekretaris, wakil-wakil
sekretaris sebanyak-banyaknya 3 (tiga) orang, bendahara.
7. Ketua Komisariat dipilih oleh Rapat Tahunan Komisariat.
8. Pengurus Komisariat memiliki tugas dan wewenang :
a. Pengurus Komisariat berkewajiban melaksanakan AD/ART,
keputusan Kongres, peraturan-peraturan organisasi dan
Keputusan Rapat Tahunan Komisariat.
b. Pengurus Komisariat berkewajiban menyampaikan laporan
kepada pengurus Cabang.
PENGURUS RAYON
1. Rayon dapat dibentuk di setiap fakultas, apabila telah mempunyai
sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) orang anggota.
2. Rayon juga dapat dibentuk di tempat dianggap perlu oleh
Pengurus Cabang apabila telah mempunyai sekurang-kurangnya
10 (sepuluh) orang anggota.
3. Rayon dan Pengurus Rayon dianggap sah apabila telah
mendapatkan pengesahan dari Pengurus Cabang.
4. Masa jabatan Pengurus Rayon adalah 1 (satu) tahun
5. Ketua Rayon di pilih dalam Rapat Tahunan Anggota Rayon.
6. Pengurus Rayon terdiri dari ketua, wakil ketua, sekretaris, wakil
sekretaris, bendahara, wakil bendahara dan beberapa depertemen
yang di sesuaikan dengan bidang studi, minat, hobby, profesi,
kesejahteraan, bakti kemasyarakatan dan keagamaan.
7. PR. Memiliki Tugas dan Wewenang :
a. Pengurus Rayon berkewajiban melaksanakan AD/ART, keputusan
Kongres, peraturan-peraturan organisasi dan Keputusan Rapat
Tahunan Anggota Rayon (RTAR).
b. PR berkewajiban menyampaikan laporan kepada PK.
LEMBAGA-LEMBAGA
1. Lembaga adalah badan khusus yang dibentuk dan hanya ada
ditingkat Pengurus Besar, berfungsi sebagai laboratorium dan pusat
pengembangan sesuai dengan bidangnya.
2. Lembaga-lembaga itu terdiri dari :
a. Lembaga kajian dan pengembangan kaderisasi.( LKPK).
b. Lembaga pengembangan sumber daya manusia (LPSDM).
c. Lembaga penelitian dan pengembangan (LITBANG).
d. Lembaga dakwah dan pengabdian masyarakat (LDPM).
e. Lembaga pengembangan dan dialog seni budaya (Lembang
Sedaya).
f. Lembaga bantuan dan pengembangan hukum.(LPBH).
g. Lembaga studi Islam dan kemasyarakatan (LSIK).
h. Lembaga pengembangan ekonomi dan kewiraswataan
(LPEK).
i. Lembaga kajian masalah internstional.(LKMI).
j. Lembaga kajian masalah wanita (LKMW).
k. Lembaga pers, penerbitan dan jurnalistik.(LP2J).
3. Lembaga berstatus semi otonom di bawah koordinasi dan
bertanggung-jawab kepada Pengurus Besar.
4. Lembaga tidak mempunyai struktur vertical ke bawah.
5. Lembaga sekurang-kurangnya terdiri dari Ketua, Sekretaris dan
Bendahara.
6. Kedudukan Bendahara ditentukan oleh Pengurus Cabang setelah
mendengar persetujuan Pengurus Cabang di tempat lembaga akan
didudukkan.
7. Pedoman dan tata kerja lembaga disusun oleh lembaga masing-
masing dengan persetujuan Pengurus Besar.

Pasal 10
Pengisian Lowongan jabatan antar waktu.
1. Apabila terjadi lowongan jabatan antar waktu, maka lowongan
tersebut diisi oleh anggota pengurus yang berada dalam urutan
langsung dibawahnya.
2. Untuk tingkat Pengurus Besar, Pengurus Koordinator Cabang dan
Pengurus Cabang apabila terjadi lowongan antar waktu atau tidak
berfungsi kepengurusan, ketua umum masing-masing tingkatan dapat
menunjuk personel anggota lainnya untuk menduduki jabatan
tersebut atau memfungsikan kepengurusan tersebut atas persetujuan
majelis pembina (MABINAS, MABINDA dan MABINCAB).
BAB VII
MAJELIS PEMBINA
Pasal 11
1. Majelis Pembina adalah badan yang terdapat ditingkat organisasi
pengurus besar, Koordinator Cabang dan Cabang.
2. Majelis Pembina ditingkat Pengurus Besar disebut Majelis Pembina
Nasional disingkat MABINAS.
3. Majelis Pembina ditingkat Pengurus Koordinator Cabang disebut
Majelis Pembina Daerah disingkat MABINDA.
4. Majelis Pembina ditingkat Pengurus Cabang disebut Majelis Pembina
Cabang disingkat MABINCAB.
Pasal 12
1. Tugas dan Fungsi Majelis Pembina
a. Memberikan nasehat, gagasan pengembangan dan saran pada
pengurus PMII baik diminta atau tidak.
b. Membina dan mengembangkan secara informal kader-kader PMII
senior dibidang intelektual dan profesi.
2. Susunan Majelis pembina terdiri dari 7 (tujuh) orang yaitu;
a. 1 (satu) orang ketua merangkap anggota
b. 1 (satu) orang sekretaris merangkap anggota
c. 5 (lima) orang anggota
3. Keanggotaan Majelis Pembina Cabang dipilih dan ditetapkan oleh
Pengurus ditingkat masing-masing.

BAB VIII
PERMUSYAWARATAN
Pasal 13
1. Musyawarah dalam organisasi PMII terdiri dari :
a. Kongres
b. Musyawarah Pimpinan
c. Musyawarah Kerja Nasional
d. Konferensi Koordinator Cabang
e. Rapat Kerja Koordinator Cabang
f. Konferensi Cabang
g. Rapat Kerja Cabang
h. Rapat Tahunan Komisariat
i. Rapat Tahunan Anggota Rayon
2. KONGRES
a. Kongres merupakan forum/instansi tertinggi dalam organisasi.
b. Kongres dihadiri oleh utusn-utusan cabang dan peninjau.
c. Kongres diadakan tiap 2 (dua) tahun sekali.
d. Kongres baru syah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3
dari jumlah cabang yang syah.
3. MUSYAWARAH PIMPINAN
a. Musyawarah Pimpinan adalah forum atau instansi tertinggi setelah
kongres.
b. Musyawarah Pmipinan dihadiri oleh semua Pengurus Besar dan
Ketua Umum Pengurus Koordinator Cabang dan Pengurus Cabang.
c. Musyawarah Pimipinan diadakan paling sedikit 1 (satu) kali dalam
satu periode kepengurusan Pengurus Besar.
d. Musyawarah Pimipinan menghasilkan ketetapan-ketetapan
organisasi dan peraturan-peraturan organisasi.
4. MUSYAWARAH KERJA NASIONAL
a. Menetapkan keputusan-keputusan kerja kecuali yang menjadi
wewenang kongres dan muspim.
b. Mengadakan penilaian terhadap pelaksanan program sebelumnya
dan menetapkan program-program selanjutnya.
c. Diadakan oleh Pengurus Besar ditengah-tengah masa
kepengurusannya.
5. KONFERENSI KOORDINATOR CABANG
a. Dihadiri oleh utusan-utusan Cabang.
b. Dapat berlangsung apabila dihadiri oleh 2/3 (dua per tiga) dari
jumlah cabang yang syah.
c. Diadakan setiap 2 (dua) tahun sekali.
d. Menyusun program kerja Koordinator Cabang dalam pelaksanaan
program umum dan kebijakan-kebijakan PMII.
e. Menilai laporan pertanggung-jawaban Pengurus Koordinator
Cabang.
f. Memilih Ketua Umum Koordinator Cabang, Formatur konfrensi
koorcab dan Pengurus Koordinator Cabang.
6. RAPAT KERJA KOORDINATOR CABANG
a. Mengadakan penilaian terhadap pelaksanaan kerja koordinator
Cabang sebelumnya dan menetapkan program selanjutnya.
b. Diadakan dalam periode kepengurusan Koordinator Cabang.
7. KONFERENSI CABANG
a. Konfrensi Cabang di hadiri oleh utusan dari rayon-rayon.
b. Apabila Cabang di bentuk berdasarkan ketentuan yang tercantum
dalam pasal 9 ayat (3) huruf c, maka konfrensi cabang dihadiri
utusan-utusan atas perhitungan 1 (satu) orang utusan mewakili 15
(lima belas) orang anggota.
c. Dapat berlangsung apabila di hadiri oleh 2/3 dari komisyariat yang
sah.
d. Diadakan 1 (satu) tahun sekali.
e. Menyusun program kerja cabang dalam rangka pelaksannan
program umum dan kebijakan PMII.
f. Menilai laporang pertanggung-jawaban Pengurus Cabang.
g. Memilih Ketua Umum Cabang dan formatur konfrensi cabang dan
kepengurusan cabang.
8. RAPAT KERJA CABANG
a. Mengadakan penilaian terhadap pelaksanaan program Cabang
sebelumnya dan menetapkan program selanjutnya.
b. Diadakan dalam periode kepengurusan cabang.
9. RAPAT TAHUNAN KOMISARIAT
a. Rapat Tahunan Komisariat di hadiri oleh utusan dari rayon-rayon.
b. Apabila komisariat di bentuk berdasarkan ketentuan yang
tercantum dalam pasal 9 ayat 4 huruf c, maka Rapat Tahunan
Komisariat di hadiri oleh utusan atas perhitungan 1 (satu) orang
utusan mewakili 5 (lima) orang anggota.
c. Rapat Tahunan Komisariat berlangsung apabila dihadiri oleh lebih
dari 2/3 rayon yang sah.
d. Rapat Tahunan Komisariat diadakan dalam 1 (satu) tahun sekali.
e. Menyusun program kerja Komisariat dalam rangka pelaksanan
program umum dan kebijakan PMII.
f. Menilai laporan pertanggung-jawaban Pengurus Komisariat .
g. Memilih Ketua Komisariat dan Pengurus Komisariat.
10. RAPAT TAHUNAN ANGGOTA RAYON
a. Rapat Tahunan Anggota Rayon di hadiri oleh Pengurus Rayon dan
Anggota PMII di lingkungannya.
b. Di adakan setiap 1 (satu) tahun sekali.
c. Dapat berlangsuung apabila dihadiri oleh 2/3 dari jumlah anggota.
d. Menyusun program kerja rayon dalam rangka penjabaran dan
pelaksanaan program umum dan kebijakan PMII.
e. Menilai laporan pertanggung-jawaban Pengurus Rayon.
f. Memilih Ketua dan Pengurus Rayon.
BAB IX
QUORUM DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pasal 14
1. Musyawarah, Konferensi, dan Rapat-rapat seperti tersebut
dalam pasal 9 Anggaran Rumah Tangga ini adalah sah apabila
dihadiri oleh lebih dari 2/3 dari jumlah suara yang sah.
2. Pengambilan keputusan selain mengenai ayat (1), pada
dasarnya diusahakan sejauh mungkin secara musyawarah untuk
mufakat, dan apabila hal ini tidak tercapai, maka keputusan
diambil berdasarkan suara terbanyak.
3. Keputusan mengenai pemilihan seseorang dilaksanakan secara
bebas dan rahasia.
4. Dalam hal pemilihan terdapat suara yang seimbang, maka
keputusan diserahkan pada pimpinan sidang dengan asas
musyawarah dan kekeluargaan.
BAB X
KEUANGAN
Pasal 15
1. Uang pangkal dibagi menurut ketentuan sebagai berikut :
a. Untuk Pengurus Besar 25 %.
b. Untuk Koordinator Cabang 75 %.
2. Uang iuran dibagi menurut ketentuan sebagi berikut :
a. Untuk Rayon 60 %.
b. Untuk Komisariat 20 %.
c. Untuk Cabang 20 %.
3. Besarnya uang pangkal dan iuran ditetapkan oleh Pengurus Besar.
BAB XI
PERUBAHAN
Pasal 16
4. Perubahan Anggaran Rumah Tangga hanya dapat dilakukan
oleh Kongres atau Referendum yang khusus diadakan untuk itu.
5. Keputusan perubahan Anggaran Rumah Tangga baru syah
apabila disetujui oleh lebih dari 2/3 jumlah cabang yang syah.
BAB XII
PERALIHAN
Pasal 17
6. Segala badan-badan dan peraturan-peraturan yang
ditetapkan oleh Anggaran Rumah Tangga ini belum terbentuk,
tetap berlaku sejauh tidak bertentangan dengan Anggaran
Rumah Tangga ini.
7. Untuk melaksanakan pembubaran organisasi harus dibentuk
panitia pembubaran guna menyelesaikan segala sesuatu di
seluruh jajaran organisasi.
8. Kekayaan PMII sesudah pembubaran diserahkan kepada
organisasi yang seasas dan setujuan.
BAB XIII
PENUTUP
Pasal 18

1. Hal-hal yang belum diatur dalam Anggran Rumah Tangga ini


akan ditetapkan oleh Pengurus Besar dalam Peraturan
Organisasi.

2. Anggaran Rumah Tangga ini ditetapkan oleh Kongres dan


berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Anda mungkin juga menyukai