Anda di halaman 1dari 14

INAYATU SHOLEHAH

A. Pengertian Murabbi
Istilah murabbi merupakan bentuk (sighah) al-ism al fail yang berakar dari tiga kata.
Pertama, berasal dari kata raba,yarbu yang artinya zad dan nama ( bertambah dan
tumbuh ). Contoh kalimat dapat di kemukakan, artinya, saya menumbuhkannya. Kedua,
berasal dari kata rabiya, yarba yang mempunyai makna tumbuh (nasya) dan menjadi besar
( tarara). Ketiga, berasal dari kata rabba , yarubbu yang artinya, memperbaiki, menguasai,
memimpin, menjaga, dan memelihara. Kata kerja rabba semenjak masa Rasulullah sudah di
kenal dalam ayat al-Quran dan Hadist nabi.
1 | Be a Powerful Murobbi

Firman Allah SWT :

Artinya: Dan ucapkanlah,Wahai Tuhanku, sayangilah mereka berdua, sebagaimana ia telah


menyayangiku semenjak kecil. (Q.S. al-Isra : 24)
Dalam bentuk kata benda, kata rabba digunakan untuk Tuhan, hal tersebut karena
tuhan juga besifat mendidik, mengasuh, memelihara, dan bahkan menciptakan.

Firman

Allah SWT:

Artinya: Segala puji bagi Allah, Tuhan sekalian alam. ( Q.S. al-Fatihah:2).
Oleh karena itu istilah murabbi sebagai pendidik mengandung makna yang luas,yaitu:
1. Mendidik peserta didik agar kemampuannya terus meningkat.
2. Memberikan bantuan terhadap peserta didik untuk mengembangkan potesnsinya.
3. Meningkatkan kemampuan pesrta didik dari keadaan yang kurang dewasa menjadi
dewasa dalam pola pikir, wawasan, dan sebagainya.
4. Menghimpun semua komponen-komponen pendidikan yang dapat mengsukseskan
5.
6.
7.
8.

pendidikan.
Memobilisasi pertumbuhan dan perkembangan anak.
Bertanggung jawab terhadap proses pendidikan anak.
Memperbaiki sikap dan tingkah laku anak dari yang tidak baik menjadi yang lebih baik.
Rasa kasih sayang mengasuh peserta didik, sebagaimana orang tua mengasuh anak-

anak kandungnya.
9. Pendidik memiliki wewenang, kehormatan, kekuasaaan, terhadap pengembangan
kepribadian anak.
10.
Pendidik merupakan orang tua kedua setelah orang tuanya di rumah yang
berhak atas petumbuhan dan perkembangan si anak.

2 | Be a Powerful Murobbi

Satria Hadi Lubis dalam bukunya Menjadi Murobbi Sukses mendefinisikan murobbi
sebagai seorang dai yang membina madu dalam halaqah. Ia bertindak sebagai qiyadah
(pemimpin), ustadz (guru), walid (orang tua), dan shohabah (sahabat) bagi madunya. Peran
yang multifungsi itu meneybabkan seorang murobbi perlu memiliki berbagai keterampilan,
antara lain keterampilan memimpin, mengajar, membimbing, dan bergaul. Biasanya,
keterampilan tersebut akan berkembang sesuai dengan bertambahnya pengetahuan dan
pengalaman seseorang sebagai murobbi.
Dalam skala makro, keberadaan murobbi sanagt penting bagi keberlangsungan
perjuanga islam. Dari tangan murobbilah lahir kader-kader dakwah yang tangguh dan handal
memperjuangkan Islam. Jika dari tangan mubaligh lahir orang-orang yang melek terhadap
pentingnya Islam dalam kehidupan, maka murobbi melanjutkan kiondisi melek tersebut
menjadi kondisi terlibat dan tereikat dalam perjuangan Islam. Urgensi murobbi dalam
perjuangan Islam bukan hanya retorika belaka, tapi sudah dibuuktikan dalam sejarah
panjang umat Islam. Dimulai dari Nabi Muhammad saw sendiri ketika belia menjadi murobbi
bagi para sahabatnya. Kemudian dilanjutkan dengan para ulama salaf (terdahulu) dan khalaf
(terbelakang), sampai akhirnya dipraktekkan oleh berbagai harakah (gerakan) Islam di
seluruh belahan dunia hingga saaat ini. Tongkat estafet perjuangan Islam tersebut dilakukan
oleh para murobbi yang sukses membina kader-kader dakwah yang tangguh.

B. Mengapa Menjadi Murobbi


Ada berbagai pengalaman bagaimana seseorang menjadi murabbi. Ada yang terpaksa,
ada yang melanjutkan kelompok taklim, ada yang memang ingin menjadi murabbi, ada yang
menjadi murabbi karena tradisi angkatan, ada pula yang menjadi murabbi karena merasa
butuh penerus, dan bahkan ada pula yang memutuskan untuk menjadi murabbikarena
merasa ini adalah panggilan dakwah. Apapun alasannya, itu tidak masalah. Itu urusan antara
kita dan Allah. Untuk menjadi murabbi, kita tidak dituntut memiliki alasan ideal untuk
memulainya. Alasan itu bisa kita perbaiki seiring dengan berjalannya waktu.
Secara umum, status murabbi dapat diuraikan menjadi lima point berikut.
1. Menyambung Mata Rantai Dakwah
Proses kaderisasi merupakan titik penting dan vital yang menjamin ketersediaan para
pelaku dakwah di setiap waktu dan adanya keberlanjutan pewarisan nilai. Pembinaan yang

3 | Be a Powerful Murobbi

intens dengan mewariskan nilai, melakukan rekrutmen sekaligus memperhatikan aspek


kualitas kadernya dengan penjagaan yang baik merupakan bagian dari proses untuk
menyambung

rantai

dakwah

ini. Apabila

kita

tidak

tidak

mau

jadi murabbi,

maka

rantai tarbiyah itu akan terputus pada kita. Tidakkah kita merasa bersalah? Maka jangan
tersinggung jika dikatakan bahwa kitalah yang telah memutus mata rantai itu.
2. Kontribusi Dakwah
Dakwah adalah pekerjaan besar dengan cita-cita yang sangat tinggi, tujuan yang
sangat mulia, dan perjalanan yang sangat panjang. Adapepatah mengatakan, Sebesar
apapun yang Anda sumbangkan untuk dakwah Islam maka itu kecil nilainya bagi dakwah
yang sangat luas ini. Akan tetapi, sekecil apapun yang Anda sumbangkan bagi dakwah maka
sangat besar nilainya bagi Anda sendiri. Jadi sesungguhnya kitalah yang membutuhkan
dakwah ini, untuk berkontribusi, sebagai ladang amal yang telah Allah sediakan bagi kita.

Tidaklah sama antara mukmin yang duduk (yang tidak ikut berperang) yang tidak
mempunyai 'uzur dengan orang-orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta mereka dan
jiwanya. Allah melebihkan orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orangorang yang duduksatu derajat. Kepada masing-masing mereka Allah menjanjikan pahala
yang baik (surga) dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang yang duduk
dengan pahala yang besar, (yaitu) beberapa derajat dari pada-Nya, ampunan serta rahmat.
Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. An Nisaa : 95-96)
Jangan berpikir bahwa masih ada kok orang lain yang bisa menjadi murabbi, jadi aku
tidak usah saja menjadi murabbi. Tunggu dulu! Ketika semua orang berpikiran sama seperti
4 | Be a Powerful Murobbi

itu, akan jadi apa dakwah ini? Di saat semakin banyak orang yang membutuhkan banyak
sentuhan dakwah, justru tidak ada yang membina. Hal ini akan berakibat besar pada
dakwah.
3. Tidak Ada Outsourcing
Menjadi murabbi hanya bisa dilakukan oleh orang yang telah mengikuti tarbiyah,
karena tugas murabbi adalah mencetak kader-kader tarbiyah dalam kerangka manhaj kita.

C. Menghalau Keraguan
1. Merasa Belum Siap
Obat dari keraguan karena merasa tidak siap adalah, jalani! Cobalah saja dulu. Adapun
persiapan itu bisa sambil jalan.
2. Merasa Belum Pantas
Kita tak perlu menunggu menjadi sempurna untuk menjadi murabbi. Toh pada
kenyataannya tidak akan ada manusia sempurna kan? Kalau kita terus menunda-nunda,
bagaimana

nasib

para madu yang

menunggu

untuk

di-tarbiyah-i

dan

didakwahi?

Berangkatlah berdakwah dengan apa yang ada, tak perlu menunggu semuanya sempurna.
Dan langkah kesempurnaan itu akan berjalan seiring pekerjaan dan waktu.
3. Merasa Tidak Cocok
Merasa dirinya tidak ahli. Masa iya? Jangan menyimpulkan tidak ahli atau tidak cocok
sebelum dicoba. Kalau gagal, coba lagi. Gagal lagi, coba lagi, dan seterusnya. Dari kegagalan
akan ada evaluasi dimana letak kegagalannya. Itu akan menjadi pelajaran yang berharga
untuk perbaikan ke depannya.
4. Belum Mendapat Kelompok Binaan
Belum mendapat kelompok? Mintalah kepada murabbi. Insya Allah kita tidak akan
kehabisan obyek yang siap didakwahi, karena ada begitu banyak orang yang memang
membutuhkan sentuhan dakwah kita.
5. Sibuk

5 | Be a Powerful Murobbi

Sesibuk apapun kita, selama kita menganggap menjadi murabbi itu penting, maka
bagaimanapun caranya kita pasti akan berusaha meluangkan waktu dan memprioritaskan
itu. Sebenarnya ada kelebihan yang dimiliki orang-orang sibuk. Orang-orang sibuk akan
berusaha

mencari

celah

untuk

menyisipkan

aktivitas

yang

diinginkan

di

sela-sela

kesibukannya yang lain.


6. Trauma Pengalaman
Jangan biarkan trauma selamanya menghalangi kita untuk menjadi murabbi. Salah itu
biasa, gagal itu biasa. Maka cobalah kembali sambil terus memperbaiki diri, dengan berkaca
pada pengalaman-pengalaman yang pernah dialami.

D. Keutamaan Menjadi Murobbi


Selain dengan iman dan taqwa, untuk mengatasi berbagai kendala itu kita juga perlu
menyadari

beberapa

keutamaan

menjadi

murobbi,

diantaranya

1. Melaksanakan kewajiban syari.


Menuntut ilmu wajib hukumnya dalam Islam. Apalagi jika yang dituntut itu ilmu
Islam.
seperti

Cara
yang

pelaksanaan
untuk

yang

paling

efektif

dicontohkan
kewajiban

diadakan.

Nabi

menuntut

Muhammad

membutuhkan

Logikanya,

jika

ilmu

sarana,

menuntut

Islam

saw.

Menurut

maka

ilmu

adalah

Islam

sarana
itu

dengan
kaidah

itu

wajib

halaqah,

fiqih,

menjadi
dan

cara

jika
wajib
yang

paling efektif menuntut ilmu Islam adalah halaqah, maka halaqah menjadi wajib untuk
diadakan.
Halaqah

tidak

akan

berjalan

efektif

tanpa

adanya

dua

pihak,

pembina

(murobbi) dan peserta (madu). Karena itu, menjadi murobbi dan madu menjadi
wajib juga. Allah berfirman :

6 | Be a Powerful Murobbi

..Hendaklah
karena

kamu

kamu

selalu

menjadi

mengajarkan

Al

orang-orang

Kitab

dan

disebabkan

robbani,
kamu

tetap

mempelajarinya (QS. Ali Imran :79).


Pada ayat tersebut, Allah menyuruh setiap muslim menjadi murobbi (mengajarkan Al
Kitab)
Kitab).

dan
Tidak

murobbi.

Jadi

menjadi

boleh

hanya

mau

kesimpulannya,

madu
menjadi

setiap

madu

muslim

(mempelajari
saja,

wajib

tapi

tidak

mengupayakan

Al

mau

menjadi

dirinya

untuk

menjadi murobbi.

2. Menjalankan sunnah rasul.


Rasulullah
halaqah.

telah

Rasulullah

(contohnya
Masjid

saw
di

Darul

Nabawi).

membina

sahabat-sahabatnya

membina

halaqah

selama

Arqom)

maupun

di

Jadi,

menjadi

murobbi

dalam

hidupnya,

Madinah
berarti

baik

(contohnya

majelis
ketika
majelis

melaksanakan

zikir
di

atau
Mekah

talim

sunnah

di

rasul

(kebiasaan Rasulullah saw).

Sebagaimana (Kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu) Kami telah


mengutus kepadamu Rasul di antara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu
dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al Kitab dan hikmah (Sunnah Rasul),
serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui (QS. Al Baqarah : 151).

7 | Be a Powerful Murobbi

3. Mendapatkan pahala yang berlipat ganda.


Barangsiapa

yang

mengajarkan

mendapatkan

pahala.

Semakin

ganda

pahala

yang akan

untuk

mengajar

Islam.

Islam

efektif

didapatkan.

Karena

itu,

kepada

sarana

orang

maka

pengajarannya,

Halaqah adalah
menjadi

lain

murobbi

sarana
akan

ia

semakin

akan
berlipat

yang paling

efektif

mendapatkan

pahala

yang berlipat ganda.

4. Mencetak pribadi-pribadi unggul


Nabi

Muhammad

saw

adalah

murobbi

yang

telah

berhasil

mencetak

generasi

terbaik sepanjang masa. Oleh sebab itu, menjadi murobbi berarti turut membina
pribadi-pribadi

unggul

muslim

mau

tidak

harapan

menjadi

umat

dan

murobbi

bangsa.

padahal

ia

Sangat

sebenarnya

aneh

jika

sedang

seorang

melakukan

tugas yang besar dan penting bagi masa depan umat dan bangsa.

5. Belajar berbagai keterampilan


Dengan membina, seorang murobbi akan belajar tentang berbagai hal. Misalnya,
ia

akan

belajar

komunikasi,

bergaul,

merencanakan
sesuatu,
Padahal

menilai

pendapat

Pembelajaran

manfaatnya

bagaimana

mengemukakan

sesuatu,

mendengar

sebagainya.

tentang

orang

besar,

meningkatkan

pendapat,

orang

tersebut

begitu

cara
lain,
lain,

belum
bukan

mempengaruhi

mengatur

mempercayai
tentu

kepercayaan

waktu,
orang

didapatkan

hanya

akan

di

orang

8 | Be a Powerful Murobbi

lain,

mengkreasikan
lain,

dan

sekolah

meningkatkan

pembinaan selanjutnya, tapi juga bermanfaat untuk kesuksesan hidup seseorang.

6. Meningkatkan iman dan taqwa.

diri,

lain

formal.
kualitas

Dengan

menjadi

taqwanya
lain

kepada

akan

meningkatkan
orang

lain.

murobbi,

Allah

merasa
iman

seseorang

SWT.

seperti

Secara

akan

psikologis,

menasehati

dan

taqwanya

Dampaknya,

hidupnya

dapat
orang

dirinya

kepada

Allah

akan

menjadi

meningkatkan
yang

mengajarkan

sendiri.

seperti

Ia

yang

tenang

iman

akan
ia

dan
orang

berupaya

ajarkan

kepada

dekat

dengan

karena

Allah dan terhindar dari kemaksiatan.


7. Merasakan manisnya ukhuwah
Untuk mencapai sasaran-sasaran halaqah, murobbi dituntut mampu bekerjasama
dengan

peserta

ukhuwah
yang

halaqah.

Islamiyah

tidak

di

dapat

murobbi,

seorang

Dengan

mengetahui

Kerjasama

antara

murobbi

merasakan

muslim

akan

berbagai

tersebut
dan

manisnya

akan

madu.

Betapa

ukhuwah.

berpeluang

untuk

keutamaan

murobbi

berbuah

pada

banyak

Namun

merasakan
tersebut,

orang

dengan
manisnya
tak

manisnya
Islam

menjadi
ukhuwah.

alasan

lagi

bagi kita untuk mengelak menjadi murobbi. Kita harus berupaya sekuat tenaga untuk
menjadikan diri kita sebagai murobbi yang sukses membina madu. Inilah pekerjaan
besar yang masih banyak lowongannya. Inilah tugas besar yang menanti kita untuk
meresponnya.

E. Tugas dan Hak Murobbi

Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka,
yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan
mereka Kitab dan Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar
dalam kesesatan yang nyata. (QS Al Jumuah : 2)
Layaknya peran Nabi Muhammad saw sebagai rasul Allah, murabbi pun memiliki peran yang
tak jauh berbeda, yakni :
1. Membacakan ayat-ayat Allah swt

9 | Be a Powerful Murobbi

Membiasakan

binaan

untuk

senantiasa

berinteraksi

dengan

Al

Quran

dalam

kesehariannya, menjadikannya sebagai pedoman hidup, adalah tugas murabbi. Interaksi


dengan Al Quran itu meliputi
(a) tilawah harian secara baik dan benar,
(b) hafalan, serta
(c) pemahaman dan pengamalan ayat-ayatnya.
Seorang ulama menjelaskan, siapakah dari umat Islam yang masuk kategori meninggalkan
Al Quran : Barangsiapa yang tidak membaca Al Quran maka ia telah meninggalkannya.
Barangsiapa yang membaca Al Quran namun tidak mempelajari isinya maka ia telah
meninggalkannya. Barangsiapa yang membaca Al Quran, mempelajari isinya, namun tidak
mengamalkannya maka ia telah meninggalkannya.
2. Menyucikan dari kemusyrikan dan kemaksiatan
a) Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya.
Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya
merugilah orang yang mengotorinya. (QS. Asy Syams:8-10)
Manusia

memiliki

dua

kecenderungan, fujur dan

takwa.

Dengan

begitu,

seorang murabbi adalah pengawal proses pemupukan dan penjagaan ketakwaan para
binaan, melalui monitoring amal ibadah yaumiyah juga penanaman akhlakul karimah.
b) Di sisi lain, manusia mempunyai dua potensi : positif dan negatif. Murabbi bertugas
membantu mengembangkan potensi positif dan mereduksi potensi negatif. Potensipotensi itu meliputi keahlian, studi khusus, keterampilan dan kemampuan, wawasan,
bakat, minat, dll.
3. Mengajarkan isi kandungan Al Quran dan Al Hadits
a) Yaitu memahamkan binaan tentang Islam sebagai way of life,dengan mempertajam
pemahaman

mereka

tentang syahadatain, marifatullah, marifaturrasul,

Islam

yang kaffah, serta memahami posisi dan kewajiban sebagai makhluk.


b) Juga

dengan

membiasakan

binaan

dengan

amal

ibadah yaumiyah,

menghidupkan sunnah, mewarnai ruh, fikroh, tampilan fisik, perilaku, selera, dan

10 | B e a P o w e r f u l M u r o b b i

setiap unsur diri dengan nilai-nilai Islam demi membentuk pribadi-pribadi yang
senantiasa

mengaplikasikan

nilai-nilai

Islam

dalam

kehidupannya

(syakhshiyah

islamiyah).
c) Menumbuhkan kepedulian binaan terhadap persoalan dunia Islam, kondisi umat Islam,
serta berperan dalam memperjuangkan umat Islam demi membentuk pribadi-pribadi
dai yang menyeru umat kepada Islam (syakhshiyah daiyah).
Sebagai pemimpin dalam halaqah, murobbi perlu memahami tugas-tugasnya. Tugas murobbi
adalah:
1. Memimpin pertemuan.
2. Mengambil keputusan dalam syuro halaqah.
3. Menasehati dan mengupayakan pemecahan masalah madu.
4. Mempertimbangkan berbagai usulan dan kritik madu.
5. Mengawasi dan mengkoordinir penghimpunan dan penyaluran infaq.
6. Menghidupkan suasana ruhiyah, fikriyah dan dawiyah dalam halaqah.
7. Membangun kinerja halaqah yang solid, sehat, dinamis, produktif dan penuh ukhuwah.
8. Memahami dan menguasai kondisi madu serta meningkatkan potensi mereka.
9. Meneruskan dan mensosialisasi informasi dan kebijakan jamaah.
10.
Mengupayakan terealisasinya berbagai program halaqah dan jamaah dalam
lingkup halaqah.
Untuk melaksanakan tugas tersebut, murobbi mempunyai hak untuk:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Didengar dan ditaati.


Diminta pendapat.
Dihargai dan dihormati.
Mengajukan permintaan bantuan untuk melaksanakan tugas.
Memutuskna kebijakan.
Membentuk kepengurusan halaqah.

F. Tujuan dan Sasaran Halaqah


Semua tugas dan hak murobbi tersebut diarahkan untuk mencapai tujuan halaqah,
yakni membentuk proibadi Islami dan daiyah (Syakhsiyah Islamiyah wad daiyah).
Tujuan tersebut dapat dijabarkan dalam empat sasaran halaqah, yaitu:
1. Tercapainya 10 muwashofat (sifat-sifat) tarbiyah
a. Aqidah yang bersih (salimul aqidah)
b. Ibadah yang benar (shohihul ibadah)
c. Akhlaq yang kokoh (matinul khuluq)
d. Penghasilan yang baik dan cukup (qadirul alal kasbi)
e. Pikiran yang berwawasan (mutsafaqul fikr)
11 | B e a P o w e r f u l M u r o b b i

f. Tubuh yang kuat (qowiyul jism)


g. Mampu memerangi hawa nafsu (mujahidu linafsihi)
h. Mampu mengatur segala urusan (munazham fi syuunihi)
i. Mampu memelihara waktu (haritsun ala waqtihi)
j. Bermanfaat bagi orang lain (nafiun lighoirihi)
2. Tercapainya ukhuwah islamiyah
3. Tercpainya produktifitas dakwah (berupa tumbuhnya dai dan murabbi baru)
4. Tercapainya penegmbangan potensi madu

G. Kiat Menjadi Powerfull Murobbi


1. Luruskan niat

Kecuali orang-orang Yang bertaubat (dari perbuatan munafik itu) dan memperbaiki
amalan mereka (yang salah), dan mereka pula berpegang teguh kepada (agama)
Allah, serta mengerjakan ugama mereka Dengan ikhlas kerana Allah, maka mereka
Yang demikian itu ditempatkan bersama-sama orang-orang Yang beriman (di Dalam
Syurga); dan Allah akan memberikan orang-orang Yang beriman itu pahala Yang
amat besar. (Q.S An Nisa:146)
2. Siapkan bahan
Dai harus memiliki argumen yang kuat untuk mendokong makna penyampaian
yang ingin diutarakan dan harus memperhatikan kesesuaian argumen dengan
makna tersebut. Ia memiliki keluasan dalam memilih argumen sebab ayat-ayat
Quran, hadith-hadith Rasul, sirah nabawiyyah yang harum dan sejarah Islam adalah
argumen yang kuat yang daat digunakan untuk menguatkan perbicaraan. (Mustafa
Mahsyur)
3. Buat catatan apa yang ingin di sampaikan
Dan hendaklah ia rapi dalam segala urusannya (Mustafa Mahsyur)
4. Tingkatkan kepercayaan diri

12 | B e a P o w e r f u l M u r o b b i

Janganlah kamu bersikap lemah dan janganlah kamu bersedih hati, padahal
kamulah orang yang paling tinggi (darjatnya), jika kamu orang-orang yang
beriman (Q.S Ali Imran :139)
5. Siapkan jasmani, ruhani
Sesungguhnya badanmu memiliki hak ke atas dirimu (Hadith riwayat Bukhari dan
Muslim)
6. Siapkan bahan cadangan

Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka dengan kekuatan apa sahaja yang
kamu mampu (Q.S Al Anfal :60)
7. Simpan bahan sebagai stok berharga
Begitulah hendaknya seorang akh, ia selalu rapi dalam semua urusannya, di
rumah, di tempat kerja dan pejabatnya serta semua urusannya (Mustafa Mahsyur)
8. Hafal ayat Al Quran dan hadis
Kerananya, al-akh dai harus selalu bersemangat membekalkan diri dengan
ilmunya, menghafal ayat-ayat Quran dan hadith Rasul semampunya, selalu
menelaah sirah dan sejarah Islam. Di situ ia akan mendapatkan bekalan untuk
membantu dakwahnya
(Mustafa Mahsyur)
9. Beri penghargaan pada mutarobbi
Hendaklah kalian saling memberi hadiah, pasti kalian akan saling mencintai
(hadith riwayat al-Baihaqi)
10. Jangan malu untuk mengatakan tidak tahu
Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh(Q.S Al Ahzab:72)
11. Yakin akan Berjaya, sukses membina mutarobbi.

DAFTAR PUSTAKA
Menjadi Murobbi Sukses, Satria Hadi Lubis
Menjadi Murobbi Itu Mudah, Muhammad Rosyidi

13 | B e a P o w e r f u l M u r o b b i

14 | B e a P o w e r f u l M u r o b b i

Anda mungkin juga menyukai