Anda di halaman 1dari 528

UL

SUI'{BER I IT'IU PENGETAH UAN


DAN PERADABAN

DR.YUTUFQAR"W
ffi)
SUNNAH

RASUT
IUI'IBER|ttlu PEllGETAHllAN
DATI PETADABAN

@
'2a@t4nt,
dortttoyi 1frDZ
E*ay-
UNNAH

SUT'IBER IIT'IU PENGEHH UAN


UL
DAT{ PERADABAil

DR;..YUSUF QARDHAWI

(P GEMA INSANI PRESS


Nffi
t:.,?Rglt
':,'.,;7 Jakarta 1998
Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam Terbitan (KDT)

QARDHA\M, Yusuf
Sunnah Rasul sumber ilmu pengetahuan dan peradaban / penulis, Yusuf
Qardhawi ; penerjemah, Abdul Hayyie Al-Kattanig & Abduh Zulfidar. - Cet. 1-
Jakarta : Gema Insani Press, 1998.
556 hlm. ;21 cm.

Judul asli : As-sunnatu Mashdaran lil


ma'rifati wal hadharati
ISBN 979-561-500-9

L. Hadits I. Judul II. Al-Kattanie. Abdul Hayyie

ivl 297.13

;:tEAb4tfl5.t5
Judul Asli
As-sunnatu Mashdaran lil
Ma'rifati wal Hadharati
Penulis
Dr. Yusuf Qardhawi
Penerbit
Darusy Syuruq, Kairo, Mesir
Cet. I, Th.-1,417 H -1997 M.

Penerjemah
Abdul Hayyie Al-Kattanie
Abduh Zulfidar
Penyunting
Dadi M.H. Basri
Perwajahan Isi & Penata Letak
S. Riyanto, Arifin & Rudy R
Ilustrasi & Desain Sampul
Edo Abdullah
Penerbit
GEMA INSANI PRESS
|1. Kalibata Utara tr No. 84 Jakarta L2740
Telp. (021 ) 7 9 8439I -7 984392-7 9 88593
Fax. (021) 79u388
http: //www. gemainsani.co.id
e-mail: gipnet@indosat.net. id
Anggota IKAPI
Cetakan Pertama, Dzulhijjah 141'8 H - Apfl 1998 M.
Cztakan Kedua,Rtmadhan L421' H - Desember 2M M.
DARI DUSTUR IIAIII

",L4;r4,t1bf\K
-ols6 \i
&*K{;t_uHv{i"s
"Sebagaimana (Kami telab menyempurnahan nikmat l(ami
kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu rasul di antara
kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepadamu dan
menyucikanmu dan mengajarkan kepadamu Alkitab dan al-
Hikmab (As-Sunnab), serta men5gajarkan kepadamu apayang
belum kamu ketabui. I{arena itu, ingatlah kamu kepada-I(u
nisc aya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlab kepada-
Ku, dan janganlab kamu mengingkari (nikmat)-ltu." (a1-
Baqarah: 151-152)
PEIVGANTAR PENERBIT

C ut" lagi buku karya Dr. Yusuf alQardhawi kami terbit-


L,l kan, sebagai upaya untuk mempersembahkan karya-
karya penulis seperti beliau atau penulis-penulis yang lain kepada
Anda.
Buku ini berisikan telaah terhadap Sunnah Rasulullah saw.
yang mana ia adalah sumber ilmu pengetahuan dan sumber per-
adaban.
Buku ini banyak memuat hal-hal yang selama ini belum
banyak terungkap, dan karenanya dapat dianggap sebagai se-
suatu yang baru, walaupun sebenamya telah diketahui oleh para
cendekiawan muslim pada masa lampau.Anda akanmenemu-
kan, Sunnah yang sementara ini disalahmengertikan dan dianggap
oleh sebagian umat Islam sebagai Sunnah hukum ternyata
hanyalah pendapat Rasulullah yang bersifat temporer dan se-
batas pengetahuan Rasulullah saja dalam masalah keduniaan,
seperti masalah penyerbukan bunga pohon korma dan peng-
gunaan obat. Juga Sunnah dalam praktik ibadah haji dan zakat.
Yang tak kalah menariknya, Anda pun akan menemukan
telaah Sunnah dalam kaitannya dengan ilmu pengetahuan, baik
ilmu pengetahuan yang bersifat tidak kasatmata (gaib) maupun
iimu pengetahuan modern. Juga telaah terhadap Sunnah dalam
kaitannya dengan peradaban dan akhlak.

Anda betr-rl-behrl akan terpukau sewaktu membaca buku ini"


Anda akan melihat secara nyata bahwa Islam adalah rahmat bagi
seluruh alam, agama untuk segenap bangsa dengan peradab*
arrrrya, dan agama yang semPurna yang mencakup semua
dimensi kehidupan manusia, yang tidak ada satu segi pun dalam
kehidupan manusia yang tidak dijangkau oleh kajiannya' Islam
adalah tirgg dan tidak ada yang melebihi ketinggiannya"
Buku ini kami persembahkan kepada Anda, dengan harapan,
semoga buku ini dapat memperkaya dan memperluas wawasan
Anda dalam kajian tentang Sunnah.
Wallnhu a' I amu bish- shaw ab.
B illahi t - t aufi q w aI -hiday ah.

Dzulhijjah 1418 H
Jakarta,
AptiI 1998M
ISI BAKA

DARI DUSTUR ILAHI 5


PENGANTAR PENERBIT 7
MUKADIMAH 15

Bagian Pertama: SEGI HUKUM DALAM SUNNAH


NABI SAW. 19
- Pendahultan 21
- Hadits yang Diletakkan Bukanpada Tempa|lrya 22
- Makna "Kamu Lebih Thhu tentang Perkara Duniamu" 24
- Sikap Ekstrem yang Mengingkari Dimensi Hukum
dalamSunnah 30
- Sunnah Berdimensi Hukum: Antara Kaum Ekstrem
dan Kaum yang Skeptis 33
- Masalah Besar yang Membutuhkan Kajian Mendalam 43
- Pendapat Imam lbnu Qutaibah tentang Sunnah 44
- Pendapat Imam al-Qarafi 50
- Pendapatlmamlbnul-Qayyim 56
Pembagian Substansi Sunnah oleh Waliyullah
ad-Datrlawi 60
Pendapat Rasyid Ridla tentang Masalah Mencontoh
Perilaku Nabi saw 65
Klasifikasi Sunnah oleh SyekhMahmud Syaltut: Antara
Sunrrah yang Mengandung Syariat dan yang Tidak 7L
Sr-rnnah Umum dan Khusus 22
Pendapat Thahir Bin'Asyvr 77
Untuk Didiskusikan dan Diteliti 83
Dua Fakta yang Sepatutnya Tidak Diperselisihkan B3
Antara Sikap Ekstrem dan Sikap Skeptis
terhadap Sr-rnnah 84
Pengertian SurLnah Menurut Sahabat dan Kaum Salaf 85
Beberapa Praktik Ibadah Haji yang Bukan Sunnah 89
Penafsiran tentang Perselisihan Antarbeberapa
KltabZakat 98
Seprrtar Nishab ZakatSapi 100
Seputar ZakatKuda 101
Tidak Perlu Terlalu Sering Mengklaim Adanya Naskh 103
Ijtihad Nabi saw 1.08
Sunnah Berdimensi Nasihat dengan Redaksional
Perintah dan Larangan 111,
Hadits-hadits yang Berkaitan dengan Kedokteran 113
Thkwil Ibnul-Qayyim tentang Beberapa Hadits
Kedokteran Nabi 116
Apa Pendapat Kita terhadap Hadits Shahih Irn? 1'22
Jika Kita Menerima Penshahihan al-Hakim dan al-Albani,
Lalu Apa Penafsiran Kita Atas Hadits-haditslbr? 1'23
Pendapat Ibnu Khaldun tentang Hadits-hadits
yang Berkaitan dengan Kedokteran 124
Tindakan Nabi saw. Didorong oleh Sifat
Kemanusiaarvrya L26
Beberapa Kabar Rasul saw. yang Bukan Berasal
dari Wahyu 131
- Kesimpulan 135
- Catatan Penting 140

Bagian Kedua: SUNNAH SEBAGAI SUMBER


ILMU PENGETAHUAN 143
- Ilmu Pengetahuan: Antara Indra, Rasio (Akal),
dan Wahyu 145
- Sunnah sebagai Sumber PengetahuanAgama 149
- SeputarAlamGaib 150
- Perselisihan Antara Dua Madrasah dan Sebabnya 152
- Apakah Zhan/Pnsangka Mencukupi untuk Menentukan
Konsep Akidah? 153
- Apakah Kabar Ahad Menghasilkan Ilmu yang Yakin 154
- Titik Perselisihan Pendapat 159
- Akidah-akidah Pokok yang Disusun Beidasarkan
Petunjuk Al-Qur'an 160
- Sisi Parsial Akidah dapat Ditentukan oleh Hadits
Shahih 161
- Mengapa Perselisihan Memuncak 163
- Ulama Mazhab Hambali danJumhur (Mayoritas) 1.65

STINNAH DAN PENGETAHUAN TENIANG


ALAM GAIB 165
- Macam-macam Kegaibanyang Diberitakan
oleh Sunnah 167
- Penjelasan tentang Hari Kiamat dan Kehidupan
Akhirat 187
- Tanda-tanda Kiamat danAkhir Zaman 211
- Berubahnya Nilai-nilai 212
- Konspirasi Internasional 2L4
- Hadits-hadits Pembawa Berita Gembira 216
- Kembalinya Islam ke Eropa dan Dibebaskannya
Roma 215
- Berkembangnya Dakwah Islam di Seluruh Pelosok
DLrnia 218
- Meluasnya Kekuasaan Islam di Timur danBarat 220
- Kemakmurary Kedamaian, dan MelimpahnyaHatta 227
- Kembalinya Khilafah Atas lvlanhaj Kenabian 223
- Kemenangan atas Yahudt 225
- Bertahannya Kelompokyang Menang 226
- Timbulnya Pembarupada Setiap Abad 229
- Tlmda-tanda Hari Kiarnat yang Besar 230
- Strrnah dan Pengetahuan Manusia 234
- SunnahdanPendidlkan 237
- Memperhatikan Perbedaan Individual Peserta Didik 239
- Pendidikan tentang Lingkungan 250
- PerhatianAlQur'an terhadap Lingkungan Hidup 250
- Perhatian Sunnah terhadap Lingkur,gan Hidup 253
- Surrnah dan Penjagaan Lingkungan Hidup 254
- Sunnah Menganjurkan Penghijauan dan Reboisasi 256
- Perhatian Sunnah terhadap Kekayaan tlewarn 257
- Islam Menjaga Jenis Makhluk Hidup dari Kepunahan 260

SLINNAH DAN ILMU KESEHAIAN 264


- Sehat itu Nikmat 264
- PemeliharaanKebersrhan 268
- Peringatan terhadap Hal-hal yang Membahayakan
Kesehatan Manusia atau Mengotori Lingkr.rngan
Mereka 273
- Dorongan untuk Giat, Cekatan, dan Olahraga 276
- Haramnya Barang-barang yang Memabukkan 284
- Haramnya Boros dan Pelit 285
- Larangan Membebani Badan Sekaiipun
dengan Berlbadah 287
- Disyariatkannya Kemudahan dan Keringanan 289
- Perhatian terhadap Kedokteran dan Pengobatan 29L
- Kesimpulan 1"36
- Penting
Catatan 140

Bagian Kedua: SUNNAH SEBAGAI SUMBER


ILMU PENGETAHUAN 143
- Ilmu Pengetahuan:Antara Indra, Rasio (Akal),
dan Wahyu 145
- Sunnah sebagai Sumber PengetahuanAgama 149
- SeputarAlamGaib 150
- Perselisihan Antara Dua Madrasah dan Sebabnya 152
- Apakah Zhan/Prasangka Mencukupi untuk Menentukan
Konsep Akidah? 153
- Apakah Kabar Ahad Menghasilkan ilmu yang Yakin 1"54
- Titik Perselisihan Pendapat 159
- Akidah-akidah Pokok yang Disusun Beidasarkan
PetunjukAl-Qw'an L60
- Sisi ParsialAkidah dapat Ditentukan oleh Hadits
Shahih 161
- Mengapa Perselisihan Memuncak 163
- Ulama Mazhab Hambali danJumhur (Mayoritas) 765

SLINNAH DAN PENGETAHUAN TENTANG


ALAM GAIB 1.66
- Macam-macam Kegaibanyang Diberitakan
oleh Sururah 167
- Penjelasan tentang Hari Kiamat dan Kehidupan
Akhirat 187
- Thnda-tandaKiamatdanAkhir Zaman 211
- Berubahnya Nilai-nilai 212
- Konspirasi lnternasional 214
- Hadits-hadits Pembawa Berita Gembira 216
- Kembalinya Islam ke Eropa dan Dibebaskannya
Roma 216
- Perhatian Rasul saw. terhadap Masalah Kedokteran
danPengobatan 293
- Prinsip-prinsip dan Arahan-arahan Nabi saw.
dalam Kedokteran dan Kesehatan 294
- Perhatian terhadap KesehatanJiwa 31'0

SLINNAH DAN EKONOMI 313


- Dorongan untuk Berproduksi, Meningkatkan Kualitas,
dan Menjaga Sumber-sumbernYa 318
- Petunjuk Pemakaian/Pemanfaatan Barang-barang
Produksi 322
- Dalam Lapangan Pemasaran 324
- DalamlapanganTimbalBalik 32,5

SLTNNAH DAN ILIV{U TERAPAN 327


- MempersiapkanKondisi Kejiwaan danPenalaran 328
- BagianKetiga: SUNNAH SEBAGAI SUMBER
PERADABAN 361 r,:
- Pengertian Pendaban 364

SLINNAF{ DAN FIKIH PERADABAN 371


- PemahamanAyat-ayat (Thnda-tanda) dan Hukum-hukum
Allah 372
- KeberadaanSunnah dan Keumumawrya 373
- Meluasnya Dekadensi MoralAkan Menghancurkan
IJmat 374
- Hukuman Mencakup Semua Otang 377
- Kemenangan adalah yang Baik Bagi Kebenaran
danPembelNrya 378
- Umat Tidak Akan Bersatu dalam Kesesatan 379
- Fikih (Pemahaman)Tentang Ilmu Pengetahuan 381
- Fikih (Pemahaman) Kehidupan 399
- Fikih (Pemahaman terhadap) Kenyatarr 4'1-2
- Fikih (Pemahaman tentang) Tn uan Utama Syariat 416
- Memelihara Kemaslahatan Umum 423
- Fikih (Pemahaman tentang) Keutamaan Syariat 428
- Dengan Apa Manusia Dilebihka n? 437
- Peringatan atas Tujuan-tuj'ian Tertinggi
dalam Kehidupan 433
- Diciptakan 438
Karena Ini Manr-rsia
- Siasat yang Menyebabkan Manusia Berhak Meniadi
KhaiifahAllahswT 440
- Perbedaan antara Kemuliaan Syariat, lbadah,
dan Memakmurkan Bumi M1-
- Ittiba'dalam UrusanAgama dan lbtida'dalam Llrusan
Duniawi 443
- Pembangunan yang Postttf 448
- Mantr.sia Dinilai dari Hatinya Bukan Penamptlawrya 455
- Iktrlas Disertai Kebenaran sebagai Prasyarat
Diterimanya Amal lbadah 458

SUNNAH DAN PERILAKU PERADABAN 46l


- Berhias Diri dengan Akhlak yang Mulia 469
- Lembut, Lapang Dada, danSabar 474
- Perilaku yang Terdidlk 482
- Perbuatan yangBak 487
- MematuhiAturandanEtikaUmum 505
- Kebersihan dan Keindahan 518
- Termasuk Keistimewaan Islarn 522
- Tenggang Rasa terhadap Orang yang Berbeda
Pendapat 525
- MenyayangiCiptaanAilah 531

KHATIMAH 551
MUKADIMAH

Q egala puji bagi Allah, yang dengan nikmat-Nya sem-


J pumalah segala amal saleh, dengan anugerah-Nya turun
semua kebaikan dan dengan taufik-Nya tercapai segala ke-
inginan. Puja-puji bagi-Nya seluas langifl bumi, dan seluas yang
dikehendaki Rabb kita.
Shalawat dan salam semoga selalu dilimpahkan kepada
pengajar dan pemberi petunjuk seluruh manusia, yang diutus
Allah sebagai rahmatbagi seluruh alam dan sebagai hujjahbagi
sekalian manusia, unfuk menyempumakan akhlak, mengeluar-
kan dunia dari kegelapan menuju cahaya terangbenderang, dan
menunjukkan mereka kepada jalan yang lurus. Juga keluarga,
sahabatnya, dan semua orang yang mengikuti mereka, hingga
hari kiamat.
Amma ba'du.

Sejak masa lalu umat Islam telah mengakui bahwa Sunnah


Rasul saw adalah sumber kedua syariat Islamiah setelah Al-
Qur'an. Hal itu tercatat dalam warisan ilmu pengetahuan mereka
dan dijelaskan oleh ilrnu ushul fikih dalam semua mazhab. Telah
banyak kitab yang ditulis untuk menjelaskan hal itu, baik pada

SlrNN.\ll R.\Strt- l3
I6 SUNNAH RASUL

masa lampau mauplln masa modem ini. kri merupakan masalah


yang tidak diperselisihkan oleh semua orang yangbertuhankan
Allah, beragamakan Islam, dan mengakui bahr'va Muhammad
saw. adalah Rasulullah.
Adapun topik yang kami kaiiiru-Sunnnh sebagai Sumber IImu
Pengetahuan dnn Peradaban-- adalah masalah yang masih baru
bagi khazanah intelektual muslim' Meskipun kajian ini mem-
punyai akar dalam turats-turats (warisan) kita, namun akar itu
demikian dalamnya sehingga perlu digali dan diungkapkan
secara jelas bagi khalayak ramai. Masalah itu merupakan salah
satu topik yang menjadi kepedulian teman-teman kami di mT
(Lrtemitional lnstitute of Islamic Thought) di Washington' Mereka
kemudian meminta kepada kami untuk melakukan kajian itu,
sehingga jadilah buku ini.
Allah SWT telah menyebutkan fungsi-fungsi "risalah
Muhammad" dalam empat ayat AlQur 'an. Dalam keempat ayat
tersebut terhrlis,
"... dan mengajarkan kepada mereka Alkitab (Al-Qur'an)
dan Al-Hikmab (As-Sunnab).. . . "(al-Baqatah:L29, Ali 'Imran:
164, dan al-Iumu'ah:2)

Dalam salah satu dari keempat ayat tersebut terdapat tam-


bahan,
". . . serta mengajarhan kepada kamu apa yang belum kamu
ketabui. " (al-Baqarah: L51)

Dengan demikiary jelaslah bahwa visi keilmuan dan pen-


didikan merupakan bagian dari fungsi kenabian.
Mengajarkan Al-Qur'an lebih khusus dari membaca ayat-
ayatnya. Karena hal itu berarti pensyarahan secara teoretis dan
1"L65-praktikal terhadap isi AlQur'an. Itulah tugas menjelaskan
yang diperintahkanAllah untuk dilakukan oleh Rasulullah saw',
"... Dan Kami turunkan kepadamu Al-Qur'an agar kamu
menerangkan kepada umat mdnLLsia apa yang telab diturunkan
kepada iereka dan tupaya mereka memikirkan "(an-Nahl: 44)
MUKADIMAH I7

Hikmah bisa berbentuk teoretis (mengetahui hakikat-hakikat


sebagaimana apa adanya) atau praktikal (meletakkan sesuatu
pada tempatnya yang cocok (pas)).
Allah juga mengutus Rasul-Nya yang mulia untuk mem-
bentuk umat yang Rabbaniyyah. Allah menamakannya sebagai
"umat yang adil dan pilihan" (al-Baqarah: L43) dan sebagai
"umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia" (Ali 'Imran:
1"L0), yaitu urnat "shiratal-mustaqim" (jalan lurus). Jalan itu ber-
keseimbangan dan dipenuhi unsur saling melengkapi antara
materi dan ruh, dunia dan akhirat, akal dan wahyu, idealitas dan
realitas, individual dan masyarakat, kebebasan dan pertang-
gungjawaban, serta antara kreasi material dengan tuntunan ke-
imanan. Dari nilai-nilai ini berdirilah peradaban dunia yang
cemerlang, yang menyatukan antara visi Rabbaniyyah dengan
visi kemanusiaan, ilmu dan imao dan antara ketinggian per-
adaban dan akhlak yang mulia. Itulah peradaban Islam yang
telah memimpin dunia selama beberapa abad. Ia secara eklektis
(memilih yang terbaik, ed.) mengadopsi peradaban bangsa-
bangsa terdahulu, kemudian memberikan sentuhah Islam dan
dijadikannya sebagai bagian dari peradaban Islam, sehingga
dapat dihasilkan suatu peradaban baru yang bermanfaat bagi
ilmu-ilmu agama sekaligus ilmu-ilmu duniawi.
Tidak heran jika peneliti yang menekuni Sunnah sebagai
sumber ilmu pengetahuan dan peradaban, akan mendapatkan
banyak bahan dari Sunnah tersebut, sehingga ia akan betul-betul
puas dan terus berusaha menggali lebih dalam lagi.
Kajian ini saya bagi menjadi tiga bagian pokok:
Bagian pertama:
Tentang segi hukum dalam Sunnah serta penjelasan tentang
bagian Sunnah untuk syariat dan Sunnah yang bukan untuk
syariat. ]uga tentang Sunnah unfuk syariat urnuln dan khusus.
Atau Sunnah untuk syariat yang tetap dan yang sementara. Di
sini saya berusaha untukbersikap moderat, tidak mengikuti ke-
cenderungan golongan yang ekstrem dan tidak pula mengikuti
kecenderungan kelompok yang liberal.
I8 SUNNAH RASUL

Bagian kedua:
Tentang Sunnah sebagai sumber ilmupengetahuan, apakah
pengetahuan keagamaan yang berkaitan dengan hal-hal yang
ghaib yangberasal dari satu sumber: wahyu, yaitu tentangAllah,
malaikat, kitab-kitab Allah, rasul-rasul-Nyu, akhirat, surga-
neraka, hari kiamat dan tanda-tandanya, dan kejadian-kejadian
pada akhir zaman, sambil memberi tekanan pada sisi yang
memberi berita gembira bagi umat Islam.
Juga termasuk pengetahuan yang berkaitan dengan visi
kemanusiaan. Di sini saya merasa cukup berbicara dalam tiga
segi saja, yaitu pendidikan, kesehatan, dan ekonomi. Saya juga
menjelaskeun hubungan antara Sunnah dengan ilmu empiris dan
bagaimana Supah memberikan tuntunanbagi ilmu tersebut.

Bagian ketiga:
Tentang Sunnah sebagai sumber peradaban, yang mencakup
dua bidang yang besaq, yaitu Sunnah dan fikih peradaban serta
Sunnah dan perilaku peradaban. Masing-masing bagian kajian
tgrsebut mempunyai pasal dan cabang-cabang kajiannya ter-
se.grdiri. Sedangkan pembicaraan tentang Sunnah dan pem-
bangunan peradaban, saya tangguhkan hingga saat mendatang,
karena kajian tersebut amat luas.
Dengan demikian buku ini dapat terselesaikan berkat taufik
Allah. Segala puji bagi Allah SWT.
Saya berharap semoga kajian ini dilanjutkan oleh pemikir-
pemikir yang lain, karena objek kajian ini amat luas dan masih
terbuka bagi para pemikir untuk turut memberikan andil pe-
mikirannya.
"Maka bagi Allablab segala puii, Rabb langit dan bumi,
Rabb semesta alam, Dan bagi-Nyalab keagungan di langit dan
di bumi, Dialah yang Mabaperkasa lagi Mahabijaksana." (al'
]atsiyah: 36-37)
Dr. Yusuf al-Qardhawi
Bugrt@m Pertqffin@:
5gGJ frI UKAJIMI
DA]AATW SUNAYAH
NABI SAW"
SEGI HUKUM
DAI}LM SANNAII NABI SAW.

Pendahuluan
Sunnah Nabi yang suci telah menghadapi gempuran dari
para hamba pemikiran Barat. Dengan sekuat tenaga dan upaya,
mereka berusaha membunuh dan mematikannya. Beragam cara
mereka lakukan, dan beragam jalan mereka tempuh untuk
mencapai tujuan itu.
Ada yang berusaha mengembangkan sikap skeptis (ragu-
ragu) terhadap Sunnah, yaitu dengan meragukan keabsahan
seluruh Sunnah atau Sunnah yang terucapkan saja --dan ini
adalah bentuk terbesar Sunnah- atau juga meragukan perar,r'i-
perawi yang masyhur, seperti Abu Hurairah r.a..

Ada yang berusaha meragukan keabsahan Sunnah sebagai


sumber hukum Islam dan pembentukan ajarannya. Mereka
berkata, "Kita cukup berpeging kepada Al-Qur'an saja!"
Ada pula yang berusaha menghancurkan Sunnah dengan
Sunnah sendiri, yaitu dengan mengambil sebagian hadits dan
diletakkan bukan pada tempatnya, kemudian dijadikan sebagai

SIJNN,\H R.{STIL 2I
22 STINNAH RASI.JL

dalil bagi apa yang tidak sesuai dengan kandungan Sunnah itu
sendiri.

Hadits yang Diletakkan Bukan pada Tempatnya


Di antara hadits-hadits yang diletakkan bukan pada tem-
patnya dan digunakan untuk tujuan yang buruk adalah hadits
masyhur yang diriwayatkan olehMuslim dalam masalahpem-
buahan pohon kurma. Dalam sebagian riwayat, hadib itu berbunyi,

o/ t 7. /
(eJ-.r-,ry {FFt ,r"U d"l i"'F
"I{alian lebih tahu tentang perkara dunia kalian. "(Hn
Muslim)1
Sebagian dari mereka ada yang berusaha mengingkari ada-
nya sistem politik dalam Islam secara total dengan berdasarkan
hanya satu hadits ini saja. Ini karena menurut mereka, masalah
politik, baik pokok maupun parsialnya, adalah urusum duniawi
kita, maka otomatis kita lebih tahu tentangnya.Wahyu tidak
mempunyai kompetensi untuk memberikan aturan dan pe-
tunjuk dalam masalah ini. Bagi mereka, Islam adalah agama
tanpa negara dan akidah tanpa syariat!
Sebagian yang lain berusaha mengingkari adanya sistem
ekonomi dalam Islam, juga dengan bersandarkan pada satu
hadits inil
t

Seorang sahabat pernah berdialog dengan saya pada se-


perempat abad yang lalu. Ia mengingkari bahwa Islam mem-
punyai teori ekonomi, baik secara hukum, afuran, dan praktik.
Salah satu landasannya yang paling kuat adalah hadits ini. Saya
telah merekam dialog tersebut, dan saya sebutkan dalildalil yang
ia pergunakan -lebih tepatnya alasan-alasan yang dibuat-buat-

lHa,lits irri dirirvavatkarr oleh Muslim dalam kitab sahihnya, dalam kitabal
Fttlltnil, clari rirvayat Thalhah, Rafi'bin Khudaij, 'Aisyah, dan Anas r.a' (hadits-
lradits rro. 2361-2363) dari Shahrh Mr'rslim, tai-rqiq Muhammad Fu'ad Abdul-Baqv
Akarr disebutkan rin'avahrva secara lengkap pada halaman selaniutnva.
I: SEGI HUKUM DALAI\4 SUNNAH NABI 23

kemudian saya bantah semua dalil itu pada salah satu buku saya.
Yang terpenting, ada sebagian orang yang ingin meng-
hancurkan seluruh hadits yang tercatat dalamkitab-kitab hadits,
yang mengatur masalah perdagangan, muamalah, hubungan
sosial, ekonomi, dan politik hanya dengan satu hadits ini saja.
Seakan-akan Rasulullah saw. menyabdakan hadits ini untuk me'
nasahlt *rr:renehapus seluruh sabda, perbuatan, dan persefujuan-
nya yang lain, yang tercatat sebagai hadits yang suci!

Sikap ekstremsebagian orang ini mendorong seorangulama


besa{, muhaddits Syeikh Ahmad Syakia memberikan komentar
atas hadits ini dalam Musnad ImamAhmad.2 Ia berkata, "Hadits
ini telah didengung-dengungkan oleh orang-orang ateis Mesir
dan orang-orang yang ter-Baratkan, seperti para budak orientalis
dan murid para missionaris, sebagai dalil untuk menyerang
ahlus-Sunnah dan orang-orang yang mendukung Sunnah serta
orang-orang yang bergelut dalambidang syariat Islam. Mereka
berusaha menghapus seluruh Sunnah dan mengingkari syariat
Islam dalam mengafur muamalah, tatanan'bosial, dan sebagai-
nya. Mereka berpendapat bahwa semua itu adalah urusan dunia,
dengan berdasarkan pada hadits yang diriwayatkan oleh Anas,
{li't: l\.'ei -"iy'fatian lebih tahu tentang uiusan dunia Ka-
lian.'Allah SWT lebih tahu bahwa mereka tidak memercayai
pokok agarna, ketuhanan, risalah kenabian, serta Al-Qur'an.
Walaupun dari mereka itu ada yang beriman, maka ia beriman
di ujung lidahnya saja, sedangkan hatinya mengimani yang se-
baliknya. Mereka tidak beriman dengan sepenuh keyakinan,
tetapi semata karena taklid dan takut saja. Maka jika ada suatu
kandungan syariat Islam, Al-Qur'an, dan Sunnah yang berten-
tangan dengan apa yang mereka pelajari di Mesir atau di Eropa,
mereka tanpa ragu-ragu mengagungkan dan memihak kepada

2lihat komentar atas hadits nomor 1395 dari kitab Musrnd Ahmad, dengNr
tahqiq Ahmad Muhammad Syakiq, cet. Daarul-Ma'arif.
24 SUNNAH RASUL

apa yang ada di Eropa. Mereka segera memilih apa yang mereka
pelajari dari guru-guru mereka dan apa yang disenangi oleh hati
merekalKemudian setelah itu mereka menisbahkan diri mereka,
atau orang menisbahkan mereka, kepada Islam!
Hadits tersebut amat jelas, tidak bertentangan dengan Al-
Qur'an, dan tidak menjadi landasan untuk mengingkari Sunnah
sebagai sumber hukum dalam segala urusan. In-i karena hadits
tersebut datang dalam masalah pembuahan kurma, ketika pada
suatu saat Rasulullah saw. bersabda, {qt a!']ii'JJr-1b 'Aku
piki1, perbuatan itu tidak akan menghasilkan apa-apa.' Sabda
Rasulullah saw. tersebut tidak bermuatan larangan atau perintah,
dan tidak sedang menyampaikan pesan dari Allah S\A{,i serta
beliau tidak menjadikannya sebagai Sunnah, sehingga maknanya
terus meluas dan menjadi landasan un-iuk merobohkan pokok
syariat Islam."

.\

td *, r.t n--et irF"Kamu


/. z.] r' , !' t

Makna Lebih Tahu tentang Perkara


Duniamu"
Makna hadits {;t63 ;rref e''F u-utletas, yaitu agama
tidak turut campur dalam urusan-urusan manusia yang di-
dorong oleh irsting dan kebutuhan duniawinya, kecuali jika telah
terjadi sikap berlebihan, berkurangan, atau penyelewangan.
Agama akan turut campur tangan untuk mengaitkan seluruh
gerak manusia -yang bersifat insting atau biasa- dengan tujuan-
tujuan Rabbaniah yang luhur serta akhlak yang mulia, kemudian
memberikan tuntunan etika kemanusian yang luhur dalam me-
laksanan semua tugas tersebut, sehingga membedakan manusia
dari hewan.
Kami akan memberikan beberapa contoh tentang perkara
keduniaan serta sikap Islam terhadapnya.

1. Perang
Islam daiang menentukan tujuan-tujuan berperang serta me-
merintahkan manusia untuk bersiap menghadapi peperangan.
l: SEGI HLJKLIN'| DALAN4 SUNNAH NABI 25

Bersikap waspacla terhadap musuh serta menyiapkan segala ke-


kuatan untuk itu. FirmanAllah SWT,
"Hai orang-orang yang beriman, bersiap-siagalab kamu,
dan malulab ( ke medan pertempuran) berkelompok-kelompok,
atau majulab bersama-.sama!" (an-Nisaa': 7L)
"Dan siapkanlab untuk menghadapi mereka kekuatan apa
saja yang kamtt sanggLtpi dan dari kuda-kuda yang ditambat
untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu meng-
gentarkan musuh Allab, musubmu.,. . " (al-Anfaal: 60)
"... Orang-orang kafir ingin supayd kamu lengab terhadap
se;iiatamu dan harta bendamu, lalu mereka menyerbu. kamu
dengan sekaligus... . " (an-Nisaa'z L02)
Sabda Rasulullah saw.,

,/, o?r,'-to - -ir


(gJ-.rr,; {;)' ;tJl ",)!
!1F
"IGtabuilab, kekuatan adalab dalam memanab (menom-
b ak, m enem bak) . " (HR Muslim)3

t. 'a!, oa,, 7z

v 1€j' r* AF
C u \

({ill, gUl-, :;l; yi oly.;;


" B arangsiap a telab bel aj ar rn em an ab ( n'tenom b ak, m e ne m b ak)

kemud.ian ia melupakannya, berarti ia telab ku"fur nikmat."


(HR Abu Dawud dan Nasa'i)a

3Hadits ini diriwayatkan oleh Muslim dari hadits'Uqbah bin'Amir, dalam


kitab al-Intarah dengan nomor: 1917.
aHadits ini diriwayatka-r-r oleh Daud, an-Nasa'i, dan Hakim, menshahihkan-
nya, serta disehrjui oleh adz-Dzahabi. Seperti tertulis dalam a I-Mustadrak,2/95 dai,
hadits 'Uqbah bir-r 'Amir i iratlah buku kaml al-Muntaqa min at-Targhib wat-Tarhib,
juz t hal. 367-62.
26 SUNNAFI R.TSUL

g.-\
'-, l*

,t\
(al'.}',) (+ '
"Barangsiapa yang berperang untuk mening{kan kalimat
Allab, maki ia-beiadi diialan Attalr. "(HR Muttafaq'Alaih)s
Islam juga memberikan landasan etika yang harus diikuti
dalamberperang,
''Dan perangilab di jalan Allab oranS-orang yang me-
merangi kamu, (tetapi) janganlab kamu melampaui batas,
karena sesungubnya Allab tidak menyukai orang-orangyang
melampaui batas. " (al-Baqarah: 190)

Juga di dalam hadits,

t:r-{) f1'; \3 , f*; \'r , b')# Vi , rfi Vy


(gL- 'rrr; 4( Lt
'Janganlab kalian bersikap tidak jujur (dalam ma'salab
gb anim ab), j angan pula berkb ianat, dan i angan mengb ancur-
kan mayat, serta jnngan pula membunub anak kecil' " (HR
Muslim)6
Sedangkan masalah macam senjata yang digunakan dalam
berperang, cara membuatnya, bagaimana memPergunakannya,
dan lainnya, semua ifu bukan urusan agama, tetapi menjadi urus-
an dan tanggung jawab menteri pertahanan serta pemimpin
angkatan bersenjata.

sHadits Muttafaq 'Alaih. Lihat al-Lu'Iu' wal-Marjan fima ittafaqa Syaikhan,


Muhammad Fu'ad Abdul-Baqi1243,7244,yaitu dari had-its Abi Musa.
6Hadits diriwayatkan oleh Muslim dari hadits Buraidah d alamkttab al-lihad,
no. 1331.
l: SEGI HUKUM DALAM STJNNAH NABI 27

Pada suatu masa, seniata yang digunakan adalah pedang,


tombak, dan panah. Pada masa selanjutnya, manjanik (alat pe-
lontar batu dan bara apl p enj . ). Kemudian berkembang menj adi
senjata api dan mortir. Sedankan pada masaberikutnya meng-
gunakan bom dan peluru kendali.
Pada suafu masa, tentara menggunakan kuda. Pada waktu
lain menggunakan gajah. Sedangkan pada masa berikutnya
menggunakan tank, kapal udara, atau kendaraan luar angkasa.
Tuntunan agama bagi peperangan pada era kuda, sama
dengan tuntunannya bagi peperangan luar angkasa.
Tujuannya sama, yaitu untuk meninggikan kalimat Allah.
Adabnya sama, yaitu:

{ r*-J,t, , fr'r:* V; F
" ... dan janganlab halian berbianat serta jangan pula
mengh ancurkan mayat. . . . "

E . . ..r"#t ;r"" ) .lt jJ ['.,3


,'o"'l
Y, F
"... dan janganlab kalian berlebihan, p)r"no ellah tidak
menyukai orang yang bersikap berlebiban... ."
Persiapan kekuatan semampu mungkin, bersikap waspada
terhadap musuh, serta melatih umat, juga sama. Alat-alat dan
perangkat dapat berubah, sedangkan ajaran dan tujuannya
adalah tetap.

2. Fertanion
Islam mendorong untuk memperhatikan profesi pertanian,
dan mmjanjikan kepada para petani ganjaran yang pa-lingbaik
di sisi Allah SWT.
,o ,. o /
tt.Zl , I o. t I ? ,ra/t /o/
./
vts (tl
L)
D \-9
a c \ut J9 L)),r ,-t) ' J
ql
*L'6F
2A SUNNAH RASLJL

{&/_e_t'a d-r C-J


tl
j\5
. t

\,1
$

, a&:. ii
.

5u-;t
g /
")i "* 4
z -o

(d--r,Jrb"!l ollr;
"Setiap muslim yang menanarn suatu tanaman atau suatu
tumbuban, kemudian tanamannya itu dimakan oleh burung,
manttsia, atau bewan, maka itu akan menjadi sadekah bagi-
nya."(HR Bukhari dan Muslim)7
Akan tetapi, agama tidak turut campur untuk mengajarkan
manusia bagaimana menanam, apayang ditanam, kapan me-
nanam, dengan apa menamarn, dan dengan apa mengairi tanam-
annya itu? Apakah dengan timba, atau dengan alat mekanik?
Dengan pengairan tradisional, dengan sPray, atau dengan cara
lainnya?
Agama tidak turut campur dalam masalah ini, dan bukan
bidangnya. Ini adalah urusan kementrian pertanian dan instansi
yang berkaitan!
Alat pertanian telah berkembang dengan pesat. Dimulai dari
alat pertanian yang ditarik kerbau hingga mesin mekanik. Cara
dan alat pengairan pun telah berubah, dari ember-ember yang
berputar hingga alat-alat mekanik modern, dari pengairan de-
ngan cara dialirkan hingga penyemProtan dengan spray. Akan
tetapi, itu semua tidak merubah sikap dan ajaran agama yang
telah tetap.

3. Pengofiaton
Sejak zaman dulu manusia memahami penyakit sebagai
suatu takdir yang diberikanAllah SWT kepada manusia; dan apa
yang telah ditakdirkan oleh Allah pasti akan terjadi. Dengan
demikian, apa manfaat berobat?

THadits ini diriwayatkan oleh al-Bukhari dalam kitab al-Mumra'ah, dan oleh
Muslim dalam kitab al-Masaqah, dari hadits Anas. Lihat al-Lu'Iu'wal-Marianfima
Ittat'aqa Alaihi asy-Syaikhan, Muhammad Fu'ad Abdul Baqi,iuz 2 no. 1001.
I: SEGI HIJKUM DALA]\4 STJNNAH NABI 29

Nabi saw memperhatikan hal ini dan menjelaskan kepada


manusia bahwa penyakit adalah dari Allah, dan obat juga dari
Allah SWT.

'^'',lt
J -'' lri
"^5 ! - r i[ , l'.'.liJ : dJJ I ;L-e U&
l_ t_ "n
O/
t.., l7
lll//;

$,?'lt : r>0 sti .o.-9c cl9; aJ

({U,-, .tL- oi: i;Jl "4r--ir -r,+f o!;r;

" W'ab ai b amba Allab , berobatlah , karena Allab tidak h anya


rnenurunkan penyakit, tetapi iuga menurunkan obat, kecuali
bagi satu penyakit, yaitu tua." (HR Ahmad)8

,ttit; }, r 71i r;1}


{;ritur d J}i
(4-U d/lJ cS;l-Jl ol-1r;
"Allah tidah b anya menurunkan penyakit, namun j uga me-
nurunkan obat." (HR Bukhari)e

7 olci,,G.,.o. o./.,.. ot,o,


R 5v ?rv d'*i J**: il 1,, ir.F
(c9.,1l'Jl olJr)
"Allab tidak menjadikan kesembuban kalianpado" barang
yang dib aramkan atasmu."(HR Bukhari)10

sHadits diriwayatkan oleh Ahmad dan penulis kitab sunan yang lail, serta
Ibnu Hibban dan Hakim dari Usamah bil Syarik. Seperti terdapat dalam kitab al-
I ami' Shagir ua Ziadatuhu, no. 9734.
eHadits ini diriwayatkar oleh Bukhari dan Ibnu Majah dari Ibnu Mas'ud,
seperti tertulis dalam kitab al-lami' ash-Shaglr, no.5558.
l%Iadits ini diriwayatkan oleh al-Bukhari dari Ibnu Mas'ud secara mauquf
dan mu'allaq, dalam ath-Thibb. Kemudian Ibnu Syaibah menyambungnya, dan
sanadlrya shaldh.
30 SUNNAH RASIIL

Rasulullah saw. pernah ditanya tentang berobat, "Apakah


berobat akan merubah qadar yang telah ditentukan? " Rasulullah
saw. menjawab, {+ , )u n.*}'Ia
juga termasuk qadar Allah."1]
Dengan demikian, segera dapat dipahami bahwa Rasulullah
saw. menganjurkan untuk memelihara fi sik dan menjaganya dari
seluruhpenyakit, karena fisik adalahbekal orang mukmin untuk
beqihad dan untuk menunaikan kewajibannya kepada Rabb-
nya, dirinya, keluarga, dan masyarakat seluruhnya.
Sedangkan masalah obat, apa obat itu, bagaimana mem-
buatnya, dari bahan apa, berapa ukurannya, dan seterusnya,
semua itu bukan urusan agama, namun urusan dan tanggung
jawab kementrian kesehatan serta instansi yang berkaitan.

Akan tetapi, anjuran agama untuk berobat dan tidak berobat


dengan barang yang haram, terus berlaku; dan perintah untuk
memelihara badan juga terus berjalan, tidak terhapus atau
tergantikan ro'-.ot .i '1c,c'..\
Inilah pengertian dari hadits, {d U' ."! 'L r,,lF "Kalian
lebih tahu tentang urusan kalian." Hadits ini tidak bermaksud
mengucilkan agama dari kehidupan duniawi.

Silcap Ekstrem yang Mengingkari Dimensi Hukum


dalam Sunnah
Dr. Syaikh Abdul-Mun'im Namr telah menerbitkan sebuah
kajian tentang Sunnah dan pembentukan hukum Islam. Ia
membangun pemikirannya dengan bertolak dari pendapat yang
dihrlis oleh Qarafi, Datrlawy, dan Syaltutdalammasalah tersebut,

llHadits ini diriwayatkan oleh Tirmidzi dalam bab-bab af h-Thib no.2066, cet.
Himsha, ia berkata, "Hadits ini hasan." Juga ia tulis dalam bab al-Qadnr,no.2749.
Oleh Ibnu Majah dalam a th-Thibb no.3437. Ahmad daJam al-Mttsrud 3/ 421, serta
al-Hakim dalam al-Mnstadrak 4/199 dan402, dan ia menshahihkannya. Dan albani
rnenshahihkan hadits ini dalam mentakhrijkan buku Musykilat al-Faqr wa Kaifa
' Alaj aha al-Islam, no. 77.
l: Sh,Gl FttlKtll\l D,\LAi\t St]NNAH NAtsl 3l

dan menolak pemikiran orang yang mempunyai pemikiran yang


terlalu ekstrem. Ia berkata, "Seluruh hadits yang tertulis dalam
kitab-kitab Sunnah adalah sumber hukum Islam." Dalamhal ini
ia mempunyai pemikiran dan analisis yang baik. Walaupun
demikian, ia terlalu berlebihan dalam beberapa hal, ia hampir
mengeluarkan seluruh masalah muamalah dan afuran-aturan
sosial dari cakupan Sunnah yang suci,12 sehingga ia meng-
haramkan apa yang sebenarnya telah dihalalkan oleh Sunnah
Nabi dan apa yang telah menjadi ijmak umat Islam -dari seluruh
aliran dan mazhab Fikih-- akan kehalalannya, yaitu tentang
" bai' us-salam". Nabi saw. telah memberikan kemudahan kepada
manusia dengan membolehkannya, setelah memberikan batas-
an-batasan dan aturan yang mencegah terjadinya penipuan dan
pertengkaran" Ada yang menamakannya dengan perdagangan
salf.Tentanghal itu ada sebuah hadits yang menjustifikasikannya,
dan telah dijalankan oleh umat Islam selama empat belas abad.
Jamaah telah meriwayatkan dari Ibnu 'Abbas r.a., ia berkata,
"Nabi saw. datang ke Madinah, dan saat itu penduduk Madinah
melakukan salf pada buah-buahan mereka selama setahun
hingga dua tahun. Maka Rasulullah saw. bersabda,
tt / g
O tO . O ' / tO / t1r/
c eqlr-o
\J
tJicc
JJJ c \JeJ-*t Q'I.5 Crl
.)
1144

" Barangsiapa rnelakukan perdagangan dengan metode salf

(yaitu perdagangan dengan rnernbayar se.tuatu barang yang

12Dr. Namr mendasarkan pendapatnya pada realita bahwa banyak perintah

darr larangan Rasulullah saw. dalam mua'malat yang bersumber dari ijtihad
pribadi beliau, bukan lvahyu. Akan tetapi, pemikiran seperti itu tidak dapat
diterirna, karerra suatu ijtihad beliau, jika telah diakui (oleh Allah SWT, dengatr
tidak rnenegumya, pcn7.) maka ia sederajat dengan wahyu, kareua Rasr-rlullah sau'
tidak akan membiarkan sesuatu yang salah,.eperti ditetapkan dalam ilmu ushul
fiqh. Oleh karena itu, para r,rlarna menamakan Stunah model ini: lt'ah1'u bathin.
:J2 SIJNNAH R,{,STIL

telab dirinci.spe,sifikasinya, namun belum ada di tenxPat saat


terjadipembayaran barganya, penj ) maka hendakqta dilaktt-
kan dengan takaran terlentu, timbangan tertentu, dan bin;4ga
jika jangka waktu tertentu." 13

Lebih jauh Ibnu'Abbas berkata, "Ak., be.sJsi: perdagangan


salf yangtelah dijamin hingga masanya, telah dihalalkan Allah
SWT dalam kitab-Nya, dan diizinkan untuk melakukanrrya."
Kemudian ia membaca ayat,
"Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu ber-
muamalab tidak secara tunai untuk uaktu yang ditentukan,
bendaktab kamu menuliskannya." 11
Dan kata "aku bersaksi" bermakna sumpah. Ini adalah
pendapat ahli tafsir Al-Qur'an pertama ini.
Akan tetapi, Syaikh Namr berkata tentang perdagangan
salant, "Itu adalah jual beli barang yang belum ada di hadapan
pembeli, namun telah diberikan perincian sifat-sifatnya. Hal ini
telah banyak dilakukan di desa-desa. Dengan'memeras' dan
r.emanfaatkan kebutuhan para petani secara buruk, sehingga
kita lebih condong untuk mengharamkannya."ls
Yang lebih tepat dilakukan oieh syeikh ini adalah meng-
hararnkan kezaliman dan pemerasan saja. Akan tetapi, tidak
perlu mengharamkan pokok perdagangannya yang telah diakui
oleh Sunnah dan ijmak.
Sikap ekstrem ini, atau menggunakan hadits sahih,
{ts[t ]L,t"i ii5 "kuli* lebih tahu tentang unr.san durria kalian,"
bukan pada tempatnya, dan menempatkannya bukan pada apa
yang diinginkan darinya, tidak seharusnya membuat kita mem-
berikan reaksi balik yang juga keras, yaitu menghapus kandung-

l3lihat Nai/r11- AuthL;r, iuz 5, hal. 342,313, Daml-Jail.


lllbid.
l5lilrat as-Srrrr nrth rca Tasvri', Dr Abdul Mtur'im an-Namr, 1-ral. 42-43, Darul-
Krrtub al-lslarniah.
l: SEGI HUKt-JiVt DALAN4 SUNNAH NABI 33

an hadits tersebut dan mengingkari bahwa dalam Sunnah ada


yang dilontarkan bukan untuk tujuan pembentukan hukum.
Akan tetapi, sayangnya, sikap terakhir inilah yang justru
tampak pada beberapa karya tulis pemikir-pemikir yang ber-
semangat, seperti buk t as-Sunnah Tasyri' Lazim wa Daim16 karya
Dr. Fathi Abdul-Karim, dalam menepis artikel as-Sunnah at-
Tasyri'iyyah Ttra Gairut-Tasyri'iyyahl7 yang ditulis oleh Dr.
Muhammad Salim al-'Awwa. Juga seperti artikel Dr. Musa
Lasyin dan artikel Dr. Ali al-Qurra Daghi, ketika menepis pe-
mikiran Dr. Abdul Mun'im an-Namr pada edisi kedua majalah
Marknz B uhutus- Sunnah utas- Sir ah, Univ ersitas Qathar.
Dalam menghadapi masalah ini, seharusnya kita bersikap
moderat dan seimbang, kemudian menelitinya secara men-
dalam, tekun, dan jujur, dengan menggunakan nash-nash yang
kuat dalam Al-Qur'an dan Sunnah, serta mempertimbangkan
tujuan syariat dan kaidah-kaidahnya di bawah naungan Pe-
tuniuk dan pemahaman kaum salaf, karena merekalah yang
paling memahami Islam.
Irrilah yang menjadi bahan pemikiran saya selama bertahun-
tahun. Semogabuku ini menjadi pelita penunjuk jalan.

Sunnah Berdimensi Hukum: Antara Kaum Ekstrem (Berlebihan)


dan Kaum yang Skeptis (Kurang Percaya)
Oleh karena itu, sisi yang harus dikaji di sini adalah men-
jelaskan bagian Sunnah berdimensi hukum yang harus diikuti
dan dipraktikkan manusia, serta Sunnah yang tidak berdimensi
hukum.
Juga, Sunnah yang berdimensi hukum secara umum dan
tetap bagi manusia dan harus diikuti hingga hari kiamat, serta
Sunnah vang berdimensi hukum secara khusus bagi situasi dan
kondisi tertentu.

l6Diterbitkan oleh Maktabah Wahbah, Cairo.


lTDipublikasikan dalam edisi pembukaan jurnal al-Muslim Mu'ashir.
34 SUNNAH RASUL

Dalam realita umat Islam saat ini, dapat ditemukan dua


varian kecenderungan yang konhadiktif.
Pertama: Varian yang ingin menjadikan seluruh Sunnah yang
diriwayatkan sebagai hukum yang harus diikuti oleh manusia
di seluruh masa, tempat, dan kondisi, meskipun dari Sunnah itu
ada yang timbul dari tindakanpribadi semata, dari adatistiadat,
dari pengalannan, atau yang timbul karena persetujuan saja, tidak
dengan tujuan tertentu, terutama perbuatan biasa yang di-
lakukan Rasulullah saw. Oleh karena itu, para pakar ilmu ushul
fikih mengatakan bahwa model Sunnah yang terakhir itu hanya
menunjukkan atas kebolehan atau kesunahan saja, kecuali jika
ada tujuan untuk ber-taqarrub kepada Allah SWT.
Pada zaman ini, ada orang yang belpendapat bahwa mimbar
harus terdiri atas tiga anak tangga, dan jika lebih dari itu di-
anggap bertentangan dengan Sunnatg dan harus dicela! Sedang-
kan mimbar Nabi saw. adalah sebagai perubahan dari batang
pohon kurma, yang sebelumnya digunakan sebagai tempat
khutbah oleh beliau. Dan tidak ada dalil yang melarang untuk
menambah atau mengurangi tingkat mimbar tersebut.
Demikian juga ada orang yang menganggap bahwa me-
megang tongkat ketika khutbah adalah Sunnah, meskipun tidak
ada fungsi dari tongkat tersebut, juga bukan adat istiadat kaum-
nya. Maka ia tetap memegangnya dengan dibuat-buat, tidak
untuk bersandat tidak untuk menghalau hewan gembala-nya,
dan tidak ada tujuan lain sama sekali!
Kita temukan sebagian orang yang agamis mengkritik khatib
yang menaiki mimbar dan berkhutbah tanpa membawa tongkat,
serta menganggapnya sebagai pelanggaran terhadap Sunnah!
Ada orang yang mengecam saya karena tidak membawa
tongkat ketika berkhutbah. Maka saya katakan kepadanya, "Jika
saya tidak pernah membawa tongkat selama hidup saya18, lalu

lsAkarr tetapi, Allah SWT berkehendak menjadikan saya membawa tongkat


pada saat ini, karena saya merasakan ngilu pada lutut. Semoga Allah SWT me-
rrvembuhkarr sakit saya i,rri.
l: SEGI HLiKLIl\'{ D,\l-AN't SLJNNAH NABI 35

mengapa saya hams membawa tongkat ketika khutbah saja!"


Saya juga teringat dengan Pedang kayu yang menjadi
perangkat wajib bagi khutbah jumat di beberapa negara Islam,
hingga pada masa-masa beberapa tahun yang lalule, namun
kemudian mereka meninggalkannya. Yang sangat ironis, jika
seluruh orang bersenjatakan pedang dari besi, sedangkan sang
khatib sendirian membawa pedang dari kayu!
Kedua: Varian yang ingin memutuskan hubungan Sunnah
dengan selumh urusan keduniaan! Dalampandangan mereka,
adat istiadat, muamalah, kegiatan ekonomi, politik, administrasi,
perang, dan sebagainya harus diserahkan kepada manusia secara
mutlak, dan Sunnah tidak mempunyai kompetensi sedikit pun
untuk mengaturnya.
Dalil mereka adalah hadits yang mereka pahami bukan
sebagaimana mestinya, serta qaalrcjlaian apa hadits tersebut
disabdakan, yaitu hadits, 4:3fl &i !J'r)"engUu lebih tahu
lL
tentang urusan duniamu."

Padahal hadits yang diriwayatkan oleh Muslim dalam


sahihnya itu adalah dalam masalah pembuahan pohon kurma.
Oleh karena itu, sebaiknya kita sebutkan riwayat-riwayat hadits
tersebut, sehingga kita dapat memahaminya dengan jelas.
Dalam hadits Thalhah, ia berkata, "Aku berialan bersama
Rasulullah saw. melewati orang yang sedang berada di atas
pohon kurma. Rasulullah sarv. bertanya, 41Vr g.*- ;! 'APo
yang sedang dilakukan oleh mereka?' Mereka menjawab,
'sedang menyerbukkannya, yaitu dengan meletakkan kembang
jantan di atas kembang betina, sehingga terjadi penyerbukkan.'
Rasulullah saw bersabdu{ui e U; r.Li ;U at" pikir tindakan
itu tidak akan menghasilkan apa-apa.'Kemudian mereka diberi-

19Akal tetapi, di beberapa negara, para khatib rnasih rnembarva pedarrg dari
kayu itr-t, hingga saat ini, seperti saya saksikal dengan r-nata kepala sa,va sendiri.
36 STINNAH RASTJL

tahukan tentang sabda Rasulullah saw. itu, dan mereka pun me-
ninggalkan pekerjaan mereka itu. Berita itu kemudian sampai
kepada Rasulullah saw.. Maka Rasulullah saw. bersabda,
t o// -A t o. ,.rt. / zo
t t o c.l|.,
|* L;!
=ip c i-J:*o-)e
.1.
$t'*{4 Jr-f blF
/ t to, 2 tt.t, t t a,
o /:.1.
/t, ,., o .o
.-J f---\:J'> l)l ,*j
:
c JJaJU G,)+19 ).;.,L.D
/ o / / 9 / tt /
"i
J-1,
| )s LiSi jJ gF t * fy\;-b 0/
\-d, djj I

^ //r,/ /
(eL- 't-r; RFI
Jika perbuatan itu mengbasilkan manfaat bagi mereka,
maka lakukanlab. Aku banya berpraduga saja. Maka jangan-
lab ambilpradugaku itu. Akan tetapi, jika aku menyampaikan
sesuatu kepada kalian dari Allah SIV'T, maka ambillab, karena
aku tidak akan berdusta kepada Allab SIVT. '" (HR Muslim)2o

Dalam hadits Rafi'bin Khudaij, ia berkata, "Ketika Rasulullah


saw. tiba di Madinah, penduduk Madinah mempunyai tradisi
melakukan penyerbukan pohon kurma. Tentang perbuatan itu,
mereka berkata, 'Kami sedang melakukan pembuahan.'Rasu-
lullah saw. bertanya, $o\1I r;p 'Apa yang sedang kalian laku-
kan?' Mereka menjawab,'Karni sedang melakukan (penyerbuk-
kan pohon kurma).' Mendengar jawaban mereka itu, Rasulullah
saw.. bersabda, $f;-i\s :& i i
Frli}'Barangkali, jika kalian
tidak melakukannya akan lebih baik.'Maka mereka pun tidak
me-lakukannya. Kemudian (ketika masa panen tiba) hasil kebun
kurma mereka menjadiberkurang. Hal itukemudian disampai-
kan kepada Rasullah saw. Mendengar laporan itu, beliau ber-
sabda,

20Hadits ini diriwavatkan oleh Muslim dalam kitab a/-Fadlail, no.2361


l: SEGI Hl.lKtrI\,I DALAN,I SUNNAH NAIII 37

ta
',2-t -i,, \r
"
6Ju l-:l{p
\ -,,ol -,//
2 ., o
, ,' /c .
/:

if. r*r"'
Jika aku memerintabkan sesuatu kepada kalian tentang
AgAmlrnu, maka ambillab; dan jika aku perintahkan kalian
tentang sesuatu dari pendapatku sendiri, maka aku hanyalab
seorang manusia.'" (HR Muslim)Zl

Dalam hadits 'Aisyah dan Anas diriwayatkan bahwa


Rasulullah saw berjalan melewati sekelompok orang yang
sedang melakukan penyerbukkan kurma. Kemudian Rasulullah
saw. bersabda (ir:; fr).;^
t r'|Jlta mereka tidak melakukannya,
kurma itu tetap akan menghasilkan buah yang bagus." Ke-
mudian (pada saat datang panen kurma) pohon-pohon itu meng-
hasilkan buah yang buruk dan sedikit. Saat Rasulullah saro; kem-
bali melewati daerah itu, dan menanyakan tentang hasil kurma
mereka,
{;<Fr- f }'Apa yang terjadi dengan hasil kurma kalian?"
Mereka menjawab, "Karena sebelumnya baginda bersabda demi-
kian dan demikian (maka hasil kurma kami menjadi ber-
kurang)." Maka Rasulullah saw. bersabda, {:?*l /L,'*}i }i,
"Kalian lebih tahu tentang urusan dunia kaIian."7z Hadits ter-
sebut, dengan seluruh riwayat-riwayatnya, menunjukkan bahwa
Rasulullah saw. telah mengajukan kepada mereka suatu pen-
dapat yang bersifat praduga dalam salah satu masalah sumber
penghasilan manusia. Tentang itu, Rasulullah saw tidak mem-
punyai keahlian, karena baginda adalah salah seorang penduduk
Makkah, yang tidak menggeluti bidang pertanian dan seni
bercocok tanam, karena mereka tinggal di sebuah lembah

2lFladits ini diriwayatkan oleh Muslim, no.2362.


22Hadits ini diriwayatkan oleh Mr-rslim, no.2363.
3A SUNNAH RASUL

yang tidak ditumbuhi tanaman. Kemudian, ketika beliau


mengungkapkan suatu pendapat tentang masalah bercocok-
tanam, para sahabat menganggaPnya sebagai sebuah ajaran
agama yang harus diikuti, sehingga terjadilah hasil panen yang
berkurang itu. Kemudian Rasulullah saw. menjelaskan kepada
mereka bahwa apa yang beliau sabdakan kepada mereka itu
hanyalah sebuah praduga dalam satu masalah nonagama dan
semata masalah teknis. Dan dalam masalah teknis bercocok
tanam, tentu mereka lebih mengerti dan lebih ahli. Oleh karena
jib'Kuuunlebih
itu, Rasulullah saw. bersabda, {tsf3 }t.'*f
tahu tentang masalah dunia kalian."
Jika ada hadits-hadits yang berbicara tentang masalah-
masalah duniawi seperti ini, yang banyak ditentukan oleh ke-
ahlian dan pengalaman biasa, seperti tentang pertaniary industri,
kedokteran, dan lain-lainnya yang berhubungan dengan teknis,
maka ia bukanlah hadits hukum yang harus diikuti.

Oleh karena itu, Imam Nawawi meletakkan hadits ini dalam


Shahih Muslini, di bawah sub judul "Bab kewajiban mengikuti
dan menjalankan hadits yang disabdakan oleh Rasulullah saw.
secara syar'i, selain hadits yang disabdakan oleh beliau dalam
masalah sumber penghasilan manusia, dengan semata pendapat
pribadi".
Sedangkan jika hadits ini dijadikan sandaran untuk me-
ngeluarkan Sunrtah, atau mengeluarkan Islam secara total dari
dunia, serta memutuskannya dari urusan masyarakat, dengan
alasan bahwa Islam hanyalah ajaran rohani, maka itu semua
ditolak oleh Sunnah, Al-Qur'an, dan Islam.
Islam datang --dengan Al-Qur'an dan Sunnah- sebagai
sistemhidup yang universal. Menyatukan antara sisi rohani dan
materi, antara akhirat dan dunia, dan mengatur seluruh ke-
hiclupan dunia dengan syariatAilah SWT.
Ol"hkute.ta itu, seluruh syariat dan tr.rntunannya mencakup
seluruh segi kehiduPan manusia, seperti makan, minum, ber-
I: SEGI HLIKUN,I DALAM SUNNAH NABI 39

pakaian, berhias, membeli, meniual, mengambil, memberi,


kawin, talak, berwasiat, warisan, melakukan kebaikan kepada
keluarga dan kerabat, adab dan aktrlak, kriminalitas dan hukum-
an, perdamaian dan peperangan, kepemimpinan dan kekuasaan,
dan sisi-sisi lain yang telah diatur dalam kitab-kitab hadits, tafsiq,
hukum, dan adab. Patut diingat di sini, ayat Al-Qur'an yang
paling panjang adalah ayat yang diturunkan untuk mengatur
salah satu masalah duniawi, yaitu mencatat hutang-piutang.
Masalah ini merupakan salah satu masalah yang banyak
disalahpahami dan dicampuradukkan oleh sebagian orang, yaitu
dengan tidak membedakan mana Sunnah yang ditujukan se-
bagai petunjuk hukum --yaitu jumlah terbesar Sunnah- dengan
Sunnah yang tidak ditujukan sebagai petunjuk hukum, dan
antara Sunnah yang ditujukan sebagai hukum yang universal
dan Sunnah y*g ditujukan bagi masalah khusus saja. Dalam
menanggapi masalah ini --seperti biasa-- kita mendapati banyak
orang yang terbagi atas dua kecenderungan: kecenderungan
ekstrem dan skeptis.
Perdebatan kedua kecenderungan itu dapat kita temukan
secara jelas pada masalah Sunnah makan dan adabnya.

Satu kelompok menolak makan di atas meja makan sambil


menggunakan sendok dan garpu. Merekahanya mau makan di
atas tanah dengan menggunakan tangan, dan membersihkan
tangan itu dengan mulut setelah makan. hri dilakukan karena
mengikuti periiaku Nabi saw., dan mereka menuduh orang-
orang yang tidak melakukan itu telah melanggar Sunnah.
Sementara kelompok lain menganggaP bahwa masalah
makan dan minum adalah masalah duniawi yang selalu ber-
kembang, berubah, dan berbeda sesuai dengan perbedaan
tempat dan zamarr; danagama Islam datang bukan untuk meng-
ajarkan manusia bagaimana makan dan minum. Sehingga tidak
penting apakah mereka makan dengan tangan mereka ata r
menggunakan alat, seperti sendok. Juga tidak penting apakah
mereka makan dengan tangan kanan atau tangan kiri'
40 SUNNAH RASUL

Jika kita memperhatikan kedua kelompok itu, kita menemu-


kan kelompok yang pertama mengambil sikap dengan bertolak
dari keinginan yang amat kuat untuk mencontoh perilaku Nabi
saw. dalam setiap perilaku dan perbuatannya, yang mencermin-
kan kesederhanaan, ketawadlu'an, merasa berkecukupary ber-
sikap zuhud terhadap perhiasan duniawi, dan tidak mencontoh
orang yang berlebih-lebihan dan sombong. Mereka -tentunya-
amat terpuji dan mendapat ganjaran atas niat dan semangat
mereka untuk mencontoh secara utuh perilaku Rasulullah saw.,
sebagaimana yang dilakukan oleh Ibnu 'lJmar dan sahabat-
sahabat lainnya.

Akan tetapi, mereka terjerumus dalam kekeliruan ketika


bersikap ekstrem dengan menganggap seluruh perilaku Rasu-
lullah saw sebagai Sunnah yang harus diikuti dan sebagai bagian
dari agama. Mereka mengecuun orang yang tidak mencontohnya,
tanpa melihat situasi dan kondisi, dan mengecam orang-orang
yang tidak sepatutrya dikecam. Padahal banyak hal yang mereka
anggap sebagai Sunnah, sebenamya hanyalah bagian dari adat-
istiadat bangsa Arab, yang sesuai dengan lingkungan dan
zamannya; dan Rasulullah saw. melakukannya karena memper-
hatikan tradisi bangsaArab itu.
Sedangkan kelompok yang lain telah mencampurkan antara
apa yang menjadi kajian agama dan apa yang tidak menjadi
kajian agama. Meskipun Islam tidak mempersoalkan apakah
manusia makan di atas tanah atau di atas meja makan, dan apa-
kah ia makan dengan tangan atau menggunakan sendok dan
garpu, namun Islam memerintahkan untuk menggunakan
tangan kanary bukan dengan tangan kiri; dan minum dengan
tangan kanan, bukan dengan tangan kiri.
Hal itu bukan semata-mara karena Rasululiah saw menye-
nangi penggunaan sisi kanan dalam segala sesuatu, narnun juga
karena petunjuk Rasulullah saw. dalam masalah menggunakan
sisi kanan itu amat jelas, dengan redaksi perintah dan larangan.
Rasulullah saw. bersabda,
l: SEGI HIJKI-JM DALAM SUNNAH NABI 4l

'k', ,?u
"sebutlalt narna Allah, makanlab dengan tangan kanan-
'rF
mu, dan makanlab makananyang dekat denganmu. "(Hadits
Muttafaq Alaih dari Umar bin Abi Salamah)23
Rasulullah saw. bersabda,

FUiri Lirr 3? rri'u YF


{tt.:.,It, )A!
(ff- 'trr,
'Janganlab kalian maka dengan tangan hiri, karena setan
makan dengan tangan kiri." {Hadits diriwayatkan oleh Mus-
lim dari labirlza
Rasulullah saw. bersabda,

'q.h;B a i 61, yU|fW'€Li.iri'1lF


t / o. // .7o a a '
FU
lt- O/
L).J-J*i" c c AJ\^-.lJ dU+ "'.ll .JF , dr;a^r

(y'-"trr;{l,qt
'Jika salab seorang dari kalian makan, maka rfi&anlab
dengan tangan kanan; dan jika minum, maka minumlah de-
ngan tanga.n kanan. Ini karena setan makan dan minum de-
nga.n tangan kirinya. " (Hadits diriwayatkan oleh Muslim
dari Ibnu Umar)E

BlJhatal-Lu'lu' wal-MarjanfmalttafaqaAlaihi Syaikhan,Mathba'ahal-Ashriah,


Kuwait, hadits no. 1313.
24Hadits ini diriwayatkan oleh Muslim dalam kitab al-Asyribah, hadits no.
2079.
2sHadits ini diriwayatkandalam shahih Muslim pula, no. 2020.
42 SUNNAH RASIJL

Dalam satu riwayat, Rasulullah saw. bersabda,

"* \47;,"\j
, t\.,-;4"fLii.,lrU lF
(sr-,rr,, {Q lrrr-'J 1.4 kUirl:iit
'Janganlab kalian makan dengan tGngan kiri daniangan
pula minum dengannya, karena setan makan dengan tangan
kiri dan minum dengannya " (HR. Muslim) 26
Dari Salmah bin Akwa', "seorang laki-laki makan bersama
Rasulullah saw. dengan menggunakan tangan kirinya. Maka
Rasulullah saw bersab da, {i!ara.;if}'tvtata.ttah dengan tangan
kananmu!' Laki-laki itu menjawab,'Aku tidak bisa.' Rasulullah
saw. bersabda, {'{jr vf '^;t u l'c;hlt \b 'Tidak, engkau pasti
bisa! Yang menahan kamu (menggunakan tangan kananmu)
adalah kesombonganmu.' Maka ia tidak mengangkat tangannya
itu ke mulutnya." Hadits ini diriwayatkan oleh Muslim.27
Hadits-hadits yang berisi perintah dan larangan ini me-
nunjukkan bahwa makan dengan tangan kanan adalah perintah'
Ia adalah salah satu adab yang menjadi ciri khas seorang muslim
dan masyarakat muslim. Umat yang orisinal akan berusaha
menjaga ciri khas dan independensinya, meskipun hal itu dalam
*urulih-tt kehidupln biasa.
asalah
Prof. Muhammad Asad, dalam bukunya Islam in the Cross
Road, telah melakukan analisis yang tajam dan bagus tentang
adab dan etika yangdiajarkan-oleh Sunnah yang berhubungan
dengan masalah-masalah kehidupan dan kebiasaan manusia
serta pengaruhnya dalam menciptakan ciri khusus pribadi

26Hadits nri adalah riwayat Ibnu Umar, seperti telah disebut sebelumnya.
27 Hadits no.2021.
I: SEGI HUKUM DALAM SUNNAH NABI 43

muslim. Buku tersebut penting untuk dibaca dan dipelajari.2s


Menyikapi dua kecendefl,mgan yang konkadiktif tadi, maka
sikap yang paling tepat adalah sikap moderat dan adil, yang
membedakan antara Sunnah berdimensi syariat yang harus
diikuti dan Sunnah tidak berdimensi syariat yang tidak harus
diikuti. Juga antara Sunnah yang universal dan general dan
Sunnah yang tidak mempunyai sifat ini. Untuk melakukan itu
semua dibuhrhkan suatu kemampuan intelektual dan pengeta-
huan yang cukup tentang Sunnah danAl-Qur'an.

Masalah Besar yang Membutuhlcan Kajian Mendalam


Masalah besar yang terus menjadi bahan kajian pada masa
'ini, dan terus membutuhkan kajian yang lebih serius dah men-
dalam, yaitu masalah klasifikasi Sunnah, antara Sunnah ber-
dimensihukum dengan Sunnah tidak berdimdhsi hukum, dan
pedoman klasifikasi ini serta pengaruhnya dalam dataran apli-
kasi. Kajian ini akan lebihbanyak membutuhkan ilmu ushul fikih
dibandingkan dengan ilmu ushul hadits. Dan masing-masing
ilmu tersebut akan saling melengkapi.
Orang yang pertama mengungkdpkan masalah ini dengan
redaksi dan judul yang jelas, yaitu pembagian Sunnah menjadi
yang berdimensi hukum dan yang tidak berdimensi hukum,
serta Sunnah yang berdimensi hukum secara universal dan yang
tidak, menurut saya adalah syeikh Mahmud Syaltut, mantan
syeikh al-Azhaq, yaitu seperti diungkapkan dalam btkt:nya, Fiqh
Al-Qur'an rna Sunnah: al-Qishnsh. Buku ini berasal dari materi
kuliah yang ia sampaikan kepada mahasiswa pascasarjana fakultas
hukum di Kairo pada tahun tiga puluhan. Kemudian buku im
dimasukkan dalam bukunya yang terkenal, al-Islam: Aqidah wa
Syari'ah.
Kemudian, dari pemikiran Syeikh Syaltut itu banyak pemikir
kontemporer mengambil konsep tersebut dalam tulisan mereka

2slihatedisibahasaArabal-Islamala Muftariqath-Thuruq,tetl.Dr.UmarFarukh
dan Dr. Mushthafa al-Khalidi, cet. Beirut, pada dua pasal yang terakhir.
44 SUNNAH FL{SUL

tentang Sunnah,ze yaitu tentang pembagian Sunnah menjadi


Sunnah berdirnensi hukum dengan Sunnah tidak berdimensi
hukum. Yang saya maksudkan adalah, mereka mengambil judul
dan istilahnya saija, sedangkan substansi kajian tersebut telah
dibicarakan sebelumnya oleh S-veikh Rasyid Ridla dalam iafsir
al-Mnnar. Sebeiumnya juga -pada abad ke12 Hijriyah- telah dising-
gung oleh seorang uiama Islam di India: Ahmad binAbdurrahim,
yang terkenal dengan Syah Waliyuilah ad-Dahiaury (w 776H).
Juga tentang dimensi hukum khusus dari Sunnalu telah
disebutkan dan dijelaskan oleh Imam Abul Abbas Syihabuddin
alQarafi (w. ffiH).Ini akan kami sebutkan seluruhnya nanti.
Kemudian, ulama salaf dan khalaf serta para ahli fikih dan
ushul fikih telah menyebutrrya dalam banyak kesempatan yang
terpisah-pisah serta dalarrr judul yang berbeda-beda. Bahkan hal
ini telah diperhatikan semenjak masa sahabat. Ini akan disebut-
kan nanti.

Pendapat Imam Ibnu Qutaibah tentan*:Sunnah


Menurut saya, ulama terdahulu yang pertama memberikan
perhatian terhadap pembagian-pembagian substansi Sunnah
adalah ImamAbu Muhammad Ibnu Qutaibah (w.276 H), se-
orang ulama ensiklopedis yang besar dan seorang pembela
Ahlus-Sunnah yang tegar. Bagi Ahlus-Sunnah, ia seperti Jahizh
bagi Mu'tazilah. Ia telah menyebut masalah ini dalam bukunya,
Ta'wil Makhtalaful-Hadits. Meskipun ia tidak membahasnya de-
ngan tuntas. Ini terutama karena sifat keilmuannya yang ensi-
klopedik sering tampak menguasainya, dibandingkan ia sebagai
seorang spesialis. Oleh karena itu, masyarakat menamainya
sebagai seorang faqih yang sastrawan dan sastrawan yang faqih!

Dseperti yang ditulis oleh Dr. Muhammad Salim al-'Awwa dalam edisi per.
dana majatah al-Muslim al-Mu'4sftt'l tentang SunnahbnilimensiHukum dan Sunnah
tidnk Berdimensi Hukum, ivga *paayang dihrlis oleh Dr. Abdul Mun'im an-Namr
telntang Sunnnh ilan Pemfuntukan Syarrief, serta penulis yang lain.
l: SEGI HLJKUX4 DAL,\N'I SLJNNAH NAIII 45

Abu Muhammad (Ibnu Qutaibah) berkata, "Menurut kami,


Sunnah terbagi tiga, yaitu sebagai berikut.
Pertama: Strnnah yang dibawa olehJibril a.s. dari Allah SWT.
Seperti sabda Rasulullah saw.,

(4' r-) {qrwt\A# }t:r} pX


'Janganlab engkau kawinkan seorang wanita dengan di-
madu bersama bibinya, baik bibi daripihak ayabnya atarL d.ari
pibak ibunya.'' (Muttafaq'Alaih)30
,,1 . a, . t-to / . . / tto zz\
(+p) t:"Jl U (fru lw)t A (p-)f ",

mengb aramkan perkawinan seperti keb aram-


"Persusuan
an (perkawinan) dengan ikatan nasab.'' (Muttafaq 'Alaih)at
r,'< .i. :.,. la .i, tt.
49u;' !; i-^lt lFlF 17,'

(i*JJ .=,L.-"iJ fL-J -r+i olyr;


"Satu-dua kali susuan tidak menyebabkan kebaraman
(per-katuinan dengannya).'' (HR Ahmad)32

(i-Jl ..,I--ri; or;sJi .,rr>


{i!d | }e {fu',F
"Diyat barus dibayar oleb keluarga sangpelaku keiabat:an
pem-bunuban (yang tidak sengaja) "(HR Bukhari Muslim)33

39Fladits Muttafaq'Alaih dari Abi Hurairah, seperti terhrlis dalam, al-Lu'lu'


ual-Marjan, no.890.
3lHadits N{uttafaq'Alaih dari Ibnu Abas, al-Ltilu'wnL-Marjan, no. 919.
32Hadits
ini diriwayatkan oleh Ahmad, Muslim, dal para penulis kitab
sunnan dari 'Aisvah, serta an-Nasa'i dan Ibnu Hibban dari Zubair. Lthal Slnhih
I ani' Shaghir, no. 7241.
33Bukhari dan Muslim dan para penulis kitab sunnan meriwayatkan dari Abi
Hurairah r.a. bahrva Nabi saw. memuLuskan unfuk membayar diyat bagi pelar'tr
yarrg berakal waras pikiramry a.LthatIruta al-Ghalil, al-Alba:ni, no. 2205, al-Maktab
al-lslami, Beirut.
46 STINNAH RASTjL

Sunnah-sunnah semacam ini berasal dari wahyu (Maksud-


nya, menurut Ibnu Qutaibah, Sunnah semacam ini bersumber
dari wahyu).
Kedua: Sunnah yang diperbolehkan Allah SWT untuk di-
sunnahkan. Allah SWT memerintahkan Rasulullah saw. untuk
menggunakan pendapatnya dalam masalah itu, serta beliau
boleh memberikan keringanan bagi orang yang beliau ke-
hendaki, sesuai dengan sebab dan halangan yang ada. Irri seperti
beliau mengharamkan memakai sutra bagi kaum pria, dan
mengizinkannya bagi Abdurrahman bin Auf karena alasan sakit
kulit. Juga seperti sabda Rasulullah saw. tentang Makkah, "Tidak
boleh ditebangi pohon-pohonnya. " Lalu Ibnu Abbas berk ata,'Y a
Rasulullatu kecuali al-idzkhaq, karena kami sering memperguna-
kannya untuk mengharumkan rumah kami.'Rasulullah saw.
bersabda, Vly tarrutur tidak termasuk.'s
{-i),
Seandainya Allah SWT mengharamkan menebangi seluruh
pohon di Mekkah, niscaya Rasulullah saw tidak akan mengikuti
keinginan Ibnu Abbas untuk tidak memasukan pohon idzkhar
dalam kelompok pohon yang dilarang untuk dipotong. Akan
tetapi, Allah SWT memberikan wewenang kepada Rasulullah
saw. untuk tidak memasukkan pohon yang sering dimanfaatkan
manusia, maka beliau tidak memasukkan pohon idzkhar dalam
kelompok itu.
Rasulullah saw. bersabda tentang lJmrah,
t ]i0 1.. ) o.o'o O O/
0 c. o t t/- o , ,\
i--U^) c J-.rJ:*,I L-o
+-t', ,'r-. C-Ji*,t
-t
t-)z.J/ Jdo
,-",,
(rL,t:,) K:fO

3rHadits Muttafaq'Alaih, dari hadits Ibnu Abbas dan laimrya. AI-Lu'lti zual-
Mnrjan, no. 859. ldzkh.ar adalah snatu macam tanaman yang berbau hamm dan
barryak tumbuh di Nlakkah.
l: SEGI HLiKUi\l IIAL-A\l 5i r:'\'i"r.,\;{ :\.'\iit t[ t

'Jika aku telah memulai mengerjalean sesuatu, uirti litiak


akan meninggalkan pekerjaan itu, Oleb karena ittt. nku akan
segera bersiap untuk melakukan Umrab. " (Mutta{aq 'Alaih)3s
o o / ,t
;v2r 9:t--o #r-z glr-*J
z
-l t// | o to
-#t 'f :*i"ji
vj). i "tM
5/

(*--, q-,HJi ''rr, {a.;Jl t-i,l


"Ifulaulab tidak karena kbawatir akan memberatharL ttmtttkn,
niscaya akan aku jadikan waktu shalat ini pada saat (Jam
seperti ) ini."(HR Bukhari dan Muslim)36

Beliau juga melarang memakan daging kurban setelah lewat


tiga hari, berziarah ke kubur, dan meminum perasarl anggur
yang telah disimpan.
Kemudian beliau bersabda,

'*7\b\i
c?>V
/,ot 'o ..
G"Jt
/tAd-t
ip rt;'>t {"&;lf
J J'/e*---i>c-l f
'J
C
o

@
t o/ / o
o7-e73-,/Lil jl C lr+ d
i . t . a .

o to , , ,9./t cl./ ,r-. ;


) . r.JJ_;' \-. 1e5..*.1
J / J
q ,.lJSj
J
r/.
. ;'"+-r'.ft-
r '
Jp
- --it *- r'
r +o2Jl
JJ.
I :'--J
lJ
,

-rr,
-o I J - t.
*sP\ e, ^ ^ J l-tt
lAt
"-)/
O J
r-:
arl

1-L+i-|.rr"rr s l* as) {,'ri:; f;'r:, !y .. l.rr.:G

3sHadits Muttafaq 'Aiailr dari


Jabir.Lihat al-Lt(lut it,alMarjnn. no. 753.
36Hadits ini diriwayatkan oleh Bukhari dari IbnuAbbas dan lr.,luslim dari lbntr
Umar darr'Aisyah. Seperti tertulis dalam Slahih I ami' Slughir, rro. 531 4.
48 SL]NNAH }{{SUL

"Aku pernab melarang kalian untuk menyimpan daging-


daging kurban lebih dari tiga hari, kemudian aku mendapati
orang-orang (di Madinab) ingin menyimpan daging itu bagi
tamu yang akan datang, dan mereka juga ingin menyiapkan
(jamuan untuk keluarga) yang sedangpergi. Oleb karena itu,
makan dan simpanlah sesuai keinginan kalian, Aku jugaper-
nab melarang kalian untuk berziarab ke pehuburan, maka
(semenjak saat ini) berziarablab (boleb). Dan janganlab kalian
katakan, 'Aku tidah akan berziarab lagi', karena aku dapati
dengan ziarab itu akan melunakkan bati, Aku jugapernab me-
larang meminum perasan buab anggur yang disimpan, maka
minumlab, tapi jangan kalian meminum minumanyang me'
mabukkan " (HR Muslim, Al-Hakim dan Ahmad)37
Abu Muhammad berkata bahwa ini semua menunjukkan
bahwa Allah SWT memberikan wewenang kepada Rasululiah
saw. untuk melarang dan memberikan keringanan setelah ada-
nya larangan tersebut, kepada siapa yang beliau kehendaki.
Seandainya hal itu tidak boleh bagSnya, niscaya beliau tidak
akan melakukannya. kri seperti ketika beliau didatangi seorang
wanita yang memprotes suaminya yang telah men-zihnr-nya.
Maka dalam kesempatan itu Rasulullah saw. tidak memberikan
kata putus, dan bersabda,

{.uj eb':'Fkt d}
(a*u a/lJ \F,t-jJlJ g.,l*Jl: r,+[ oirr;
" semoga Allab SIYT mem berikan keputusan dalam masalab

itu." (HRAhmad, Bukhari, dan Nasa'i)38

3THadits diriwayatkan oleh Muslim dalam b ab a!-lana'iz dauj hadits Buraidah,


no. 977 , dengan tahqiq Muhammad Fu'ad Abdui Baqi. Juga diriwayatkan oleh
Hakim dan Ahmad dari Anas, seperti tertulis dalam kitab Sahih lami' Slaghir, no.
4584, dengan beberapa perbedaan redaksional.
3sHadits ini diriwayatkan oleh Ahmad dan Bukhari secara mu'allaq. fuga oleh
an-Nasa'i, Ibnu Majah, Ibnu Abi Hatim, dan lbnu Jarir dengan redaksi sebagian
l: SHGI HLJKIJI\,I DALAN,I SUNNAH NABI 49

Pada kesernpatan lain, seorang badui datang menemui


beliau. Ia mengg;unakan pakaian dari woll, dan darinya tercium
bau wangi. Ia meminta fatwa kepada beliau, tetapi saat itu beliau
tidak langsung memberikan fatwa, hingga beliau tertidur dan
mendengkut kemudian bangun dan memberikan fatwa ke-
padanya.3e

Ketiga: Sunnah yang berdimensi pengajaran saja. Jika kita


melakukannya maka kita mendapatkankeutamaan, dan jika kita
meninggalkannya maka kita tidak mendapatkan dosa, insya
Allah. Ini seperti perintah beliau untuk menggunakan sorban
dengan memutarnya di bawah, melarang memakan daging
hewan jallalah,a0 dan memakan uang hasil membekam."ai a2
Ibnu Qutaibah menganggap perintah dan larangan yang
terdapat pada Sunnah jenis terakhir ini (seperti dinamakan oleh
para pakar ushul fikih) sebagaiirsyad (tuntunan) saja.

mereka panjalg dan yang lairurya ringkas. Ini seperti di tlllis dalam taJsir Ibnu
Katsir pada awal tafsir surah al-Mujadalah.
3%Iadits ir-ri diriwayatkan oleh Muslim daiam kilab al-Hajj dalamkttab Sahih-
nya, hadits no. 1180.
oHadits tentang ini diriwayatkan oleh Daud, Trmizi,Ibnu Majah, dan Hakim
dari Ibnu Umar, yaitu dengan redaksi q+.rj''l ilir t't-t rkt'" Jl "Beliau melarang
memakandaginghewan jallalah danmeminumsusunya". Ini seperti terh:lis dalam
kitab Sahih /nm i' Shagir, no.6855. Jalialah adalah hewan yang memakan kotoran,
sehingga makanan itu mempengaruhi dagrng dan susunya. Ibnu Qutaibah melihat
larangan di sini sebagai karahiah tanzih --makruh karena tidak layak untuk di-
lakukan, atau sebagai petunjuk saja. Tidak bersifat haram.
4lHadits tenta-ng larangan ini diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari Abi Mas'ud,
n. 2165. Darr penahkiknya dari al-Bushiri dalam kitab Zawaid mengatakan bahwa
sarrad hadits ini sahih dan orang-orang yang meriwayatkannyatsiqat (tepercaya),
dengan syarat Bukhari. Larangan itu tampak di sini sebagai larangan karahiah Ii
tanzih atau petunjuk juga. Dal dalam hadits vang sahih diriwayatkan bahwa Rasu-
lutlah Saw telah memberikan bayaran kepada orang yang membekam --
mengeluarkan darah kotor dari tubuh- beliau. Hadits itu diriwayatkan oleli
Bukhari dalam kitab Buyu' dan Muslim dalamal-Masaqat, dat lairu'iya.
a2lihat kttab Ta'wil mukhtalaf hadits, hal" 196-198.
50 SLJNNAH RASUL

Pendapat Imam al-Qarafi


Pada abad ketujuh kita menemukan seorang ulama madzhab
Maliki, lmam Syihabuddin alQarafi al-Mishry, melakukan kajian
tentang ucapan dan perbuatan Rasulullah saw. beserta perbeda-
an kondisinya, yaitu antarabeliau sebagai pemimpin, hakim, dan
pemberi fatwa atau penyampai ajaran dari Allah SWT, serta
pengaruh hal itu dalam keumuman hukum dan kekhususannya,
serta generalitasnya atau temporernya. Semua itu ia jelaskan
dengan penjelasan yang mengagumkan dalam dua buah kitab-
nya yang orisinal, yaitu kitab al-Furuq dan kitab al-lhkam f
Tamyizil-F at aw a min al-Ahkam.

Sebagai contotr, marilah kita baca tulisannya dalam kitabnya


al-Furuq;baeian "Farq 36" (perbedaan ke-36), y aitu al-Farqu baina
qaidah tasharrufihi saw. bil qadla wa qaidah tasharrifhi bil-fatwa -wa
hiatlablig- wa qaidah tasharrufihi bil- imamah (Perbedaan antara
kewenangan Rasulullah saw. dalam pemutusan hukum, ke-
wenangan beliau dalarn berfatwa -yaitu dalam rangka me-
nyampaikan ajaran agama-- dan kewenangan Rasul saw. saat
sebagai pemimpin). Ia berkata, "Ketahuilah, Rasulullah saw. ada-
lah imam yang paling agung, hakim yang paling adil, pemberi
fatwa yang paling handai. Nabi saw. adalah imam semua pe-
mimpin, hakim agung semua hakim, dan pucuk semua ulama.
Seluruh kedudukan keagamaan telah Allah SWT berikan kepada
beliau dalam menyampaikan risalahnya. Maka beliau adalah
orang yang berada paling tinggi pada seluruh kedudukan ke-
agamaan sampai hari kiamat. Semua kedudukan agama, pada
pucuk yang paling tinggi di pegang oleh beliau. Mayoritas per-
buatan Rasulullah saw. adalah tabligh (menyampaikan), karena
fungsi sebagai penyampai risalah, tampak paling kuat dalam
kedudukan beliau. Kemudian dari perbuatan-perbuatan beliau
ada yang termasuk dalam kategori tabligh dan fatwa menurut
ijmak umat, ada yang disepakati oleh umat sebagai qadha
(pemutusan hukum dalam kapasitas sebagai hakim), ada yang
disepakati oleh umat sebagai keputusan dan kebijaksanaan
l: SEGI HTJKUI\I DALAN,I SUNNAFI N.\Ul 5l

kepemimpinan, dan ada bagian yang diperselisihkan oleh ulama,


karena dapat masuk dalam dua kategori atau lebih. Sebagian
ulama ada yang melihat sisi ini lebih kuat, sedangkan yang
lainnya melihat sisi yang lain lebih kuat".
Kemudian, perbuatan-perbuatan Rasulullah sartr dengan
kategori-kategori seperti itu akan menghasilkan penganih vang
berbed-a-beda dalam syariat.
Apa yang beliau sabdakan dan perbuat dalam kapasrtas
sebagai penyampai risalah dariAllah SWT maka akan menjadi
hukum yang universal hingga hari kiamat. iika diperintahkan
untuk melakukannya, maka semua individu harus melaku-
kannya. Demikian juga halnya dengan apa yang mubah/di-
bolehkan. Setiap apa yang dilarang, maka kewajiban setiap orang
untuk menghindarkan diri darinya.
Apa yang beliau lakukan dalam kapasitas beliau sebagai
pemimpin, maka hidak ada orang yang boleh melakukannva
kecuali dengan seizin imam (pemimpinnya), sesuai dengan
perbuatan Rasulullah saw.. Ini karena perbuatan dan perilaku
beliau sebagai pemimpin, menuntut beliau untuk melakukan-
nya, bukan dengan maksud mengajarkan atau menyampaikan
perintah dari Allah SWT.
Apa yang beliau lakukan dalam kapasitas beliau sebagai
hakim, maka tidak ada seorang pun yang boleh melakukannya
kecuali dengan perintah dari hakim, sesuai dengan perbuatan
Rasulullah saw.. Ini karena kapasitas beliau sebagai hakim
menuntut beliau untuk melakukannya.
Inilah perbedaan-perbedaan antara masing-masing kaidah
yang tiga tersebut. Semua itu terjadi dalam empat masalah, vaitu
sebagai berikut.

Masalah Pertama:
Pengiriman tentara untuk memerangi orang kafir, orang
yang keluar dari Islam, dan orang yang wajib diperangi; menva-
lurkan hartabaitul-mal menurut ketenfuannya dan mengumpul-
kannya dari sumber-sumbernya; memegang kektiasaan ke-
52 SIjNNAH I],{STjL

hakiman dan kekuasaan umum serta membagi rampasan perang;


dan mengadakan perjanjian dengan musuh, baik damai maupun
perjanjian saling menghormati. Ini semua adalah tindakan
khalifah dan imam al-a'zham (penguasa tertinggi). Maka pada
saat Rasulullah saw. melakukan salah satu tugas ini, kita tahu
bahwa apa yang dilakukan oleh Rasulullah saw. tersebut adalah
dalam kerangka kebijaksanaan kepemimpinan, bukan lainnya.
Ketika beliau sedang memutuskan perselisihan antara dua
orang yang berselisih atas harta, kriminalitas, dan sejenisnya,
dengan mengajukan bukti, bersumpatr, dan sebagainya, maka
kita segera mengetahui bahwa saat itu beliau sedang melakukan
pengadilan, bukan sebagai pemimpin umum atau sebagainya.
Karena demikianlah seharusnya pengadilan berjalan. Apa yang
beliau lakukan dalam masalah ibadah, dengan perkataan,
perbuatan, dan jawaban atas pertanyaan tentang masalah agama,
maka semua itu adalah fatwa dan tabligh (penyampaian ajaran
dari Allah SWT). Semua ini dapat kita ketahui dengan jelas.
Sedangkan hal-hal yang belum jelas dapat kita temukan pada
bentuk-bentuk lain.
I\4asalah Kedua:
Sabda Rasulullah saw., {l ,*"-J e'ri t;i -r} 'Burungsiapa
menghidupkan (menggarap) tanah yang mati (tidak bertuan),
maka tanah itu menjadi miliknya.'43

l3Hadits ini diriwayatkal oleh Abu Daud daiam Sunan-nya, no. 3073. Trmidzi
berkata, "Hadits ini hasan-gharib", rro. 1378. Juga Ahmad serta Adh-Dhia dalam
kitab al-Mttkhtaraft, seperti tertulis dalam kitab lanti' Shaghir. karva as-Suyuthi. Juga
oleh an-Nisai, dan telah disilggung oleh al- Manawi dalam kitab Faidhrl-Qadir.
Senrtra itrr dari hadits Sa'id bin Zaid.Tirmizi rneriwayatkamrya dari hadits Jabu,
ra berkata, "Hadits ini hasan-sahih", dengan nomor: 1379. Terdapatdd,amMusnad
Ahrnad, juz. 3 hal. 363 dan 381. Bukhari rneriu'ayatkannya dalarn shahiLurya pada
bab nl-L'Itizura'nlr secara mar.rquf atas Umar derrgan lafazh ini. Dau ia meriwayat-
kanrrva dalam kitab al-Untri dan Ltr-RuLTba dari 'Aisyah, dengarr redaksj,
,.-! ', . a"), *"-:.-
i-.:-i _-r, "Barangsiapa menggarap tarrah vaug lidak bertuan,
maka ia bcrhak rnenjadi pemilik tanali itr-r."
l: SEGI HUKI-JM DALAM SUNNAH NABI 53

Ulama berselisih pendapat dalam memahami sabda ini,


apakah ia berlaku sebagai fatwa, sehingga semua orang dapat
melakukan penghidupan/penggarapan tanah yang tidak ber-
tuary dengan persetujuan pemerintah atau tidak? Ini menurut
pendapat mazhab Maliki dan Syafi'i. Atau barangkali perilaku
beliau tersebut adalah dalam kerangka kebijaksanaan kepemim-
pinan? Sehingga tidak boleh seorang pun menggunakan lahan
yang belum dimiliki kecuali setelah mendapatkan izin dari imam
(penguasa). Ini menurut pendapat mazhab Abu Hanifah.

Sedangkan pembedaan yang dilakukan oleh Imam Malik


yaitu, tanah yang dekat dengan perkampungan tidak boleh
digarap kecuali setelah mendapat izin dari imam (penguasa), dan
tanah yang jauh dari perkampungan boleh digarap tanpa
meminta izin dari imam, tidak termasuk dalam masalah yang
sedang kita bicarakan ini. Akan tetapi, hal itu masuk dalam
kaidah yang lain. Karena tanah yang dekat perkampungan akan
dapat mendorong terjadinya pertengkaran dan perselisihan serta
hal-hal negatif lainnya, maka untuk menggarapnya harus ter-
lebih dahulu meminta persetujuan dari imam. Sedangkan tanah
yang jauh, karena perselisihan dan pengaruh negatif lainnya
tidak akan terjadi, maka boleh menggarapnya (tanpa meminta
persetujuan dari imam).
Mazhab Maliki dan Syafi'i, dalam masalah penggarapan
tanah,a lebih kuat/rajih, karena sebagian besar dari perilaku
yang dilakukan Rasulullah saw. adalah fatwa dan tabligh.
Sedangkan kaidah mengatakan, apa yang berada dalam kategori

sAkan tetapi, menurutku, pendapat Abu Hanifah lebih kuat, karena ke-
rnaslahatan umum menulrtut adanya aturan khusus pemerintah dalam masalah
kepemilikan tanah yang tidak bertuan serta bagaimana mempergunakannya
dengan baik. Seperti misalnya wilayah militer dan semi militer dan tempat-tempat
bersejarah, yang tidak diperbolehkan oleh pernerintah untuk digarap dan diman
faatkan oleh pribadi-pribadi. Dan dapat pula pemeriniah menetapkan ketentr"ran
dan syarat'syarat tertentu turfuk menggarapnva ...dan setemsnya.
54 St]NN,\I{ R.,\STIL

yang'biasanya' dan yang'jatang' ,maka lebih tepat dimasukkan


dalam kategori 'yang biasanya'.
Masalah Ketiga: c.
iaw. kepada Flindun,tltrj gi{
Sabcla Rasulullah
Ambillah sesuai kebutuhan kamu dan anakmu.'
" +l-F
Sabda Rasulullah saw. kepada Hindun binti'Utbah, isteri
Abu Sufyan, ketika ia mengeluh kepada Rasulullah saw,'Abu
Sufyan adalah lelaki yang amat pelit. Ia tidak memberikan @iaya
hidup) yang mencukupi kepadaku dan anakku.' Rasulullah saw.
bersabda kepadanya , ,{*'ir,sr. >t+9-- \t )lT: ) gJ.F 'Ambil-
lah (dari hartanya) bagimu dan bagi anakmu sesuai kebutuh-
anmu/ dengan baik.'as
[-Ilama berselisih pendapat dalam masalah ini, apakah sabda
Rasulullah saw tersebut adalah fatwa, sehingga semua orang
yang mempunyai hak bersama atau sejenisnya boleh mengambil
haknya tanpa sepengetahuan pasangannya?
Menurut pendapat yang masyhur dari Imam Malik serta
madzhab Syaf i, sabda itu diucapkanbukan dalamrangka fatwa.
Ataukah sabda beliau tersebut diberikan sebagai keputusan
seorang qadli/hakim? Al-Khithabi menuturkan dua pendapat
ulama dalam memahami hadits ini.
Landasan ulama yang mengatakan bahwa sabda tersebut
diberikan dalam kapasitas beliau sebagai hakim adalah, karena
tuntutan Hindun terhadap harta adalah terhadap orang tertentu,
sehingga hal itu hanya terjadi dengan keputusan hakim. Sedang-
kan fatwa mempunyai jangkauan yang umum/semua orang.
Sedangkan landasan ulama yang mengatakan bahwa sabda
tersebut sebagai fatwa, karena diriwayatkan bahwa Abu Sufyan
saat itu sedang berada di Madinah, sedangkan keputusan hakim
atas orang yang sedang berada dalam kota, dengan tanpa mem-

4sHadits Muttafaq'Alaih dari hadits'Aisyah. Lihatal-Lu'lu' zual- Marjanfima


Ittafaqa Alaihi Syaikhan. hadits no. 1115
I: SEGI HUKUM DALAM SUNNAH NABI 55

beritahukannya, dan meminta penjelasan terlebih dahulu dari-


nya, tidak boleh. Dengan demikiaru dapat disimpulkan bahwa
sabda tersebut adalah fatwa, sesuai dengan zhahir hadits.

Masalah Keempah
Sabda Rasulullah su*., {& '& >4 -1,i ;;}'Siapa yang mem-
bunuh seorangmusuh (dalampeperangan) maka iabehak atas saiab
(harta yang berada pada musuhnya saat ia terbunuh, penj. ) nya.'6
Ulama berselisih pendapat dalam memahami hadits ini,
apakah sabda beliau tersebut dalam kapasitas beliau sebagai
pemimpin, sehingga tidak ada seorang pun yang berhak atas
salab musuh yang dibunuhnya, kecuali setelah pemimpin
memperbolehkannya? kri adalah pendapat Malik. Pendapakrya
ini berseberangan dengan kaidahnya sendiri dalam masalah
penggarapan tanah yang tidak bertuary yaitu bahwa sebagian
besar perilaku Rasulullah saw. adalah fatwa, maka sabda tersebut
dimasukkan dalam kelompok fatwa, sesuai dengan kebiasan
perilaku beliau.
Yang mendorong Imam Malik meninggalkan kaidahnya
adalah karena beberapa hal, yaitu:
Karena ghanimah/harta rampasan perang rnenurut hukum
asalnya adalah hak bagi orang yang memenangkan peperangan.
Ini berdasarkan firmanAllah SWI,
"Ketahuilab, sesungguhnya apa saja yang dapat kamuper-
oleb sebagai rampasanperang, maka sesunggubnya seperhma
untuh Allab .... " (al-Anfaal: 41)
Dan mengeluarkartsalab dariklasifikasi ayat tersebut jelas amat
menyalahi ketentuan.

46Hadits ini diriwayatkan oleh Bukhari dalam kitab Sahitnya pada beberapa
tempat. Oleh Muslim dalam kitab a/-/ihad,no.1571, Abu Dawudno.2717, Tirmizi
no. 1562., Malikdalamal-Muzoathahal.44, Ahmad pada juz 5 /295,306. Semualye

meriwayatkan dari Abi Qatadah. Dan kelengkapan hadits itu pada semua rau'i
adalah: 4 '& fi # x >':; '"r' ';f . Lihat kitab dl -Lu'lu' wal-Marjan fma lttafaqa Alaihi
Sy aik'han, hadits no. l.l.tl4.
56 STiNI .\AH RASUL

Karena hal itu dapat merusak keikhlasan para mujahidin,


sehingga mereka berperang untuk mendapatkan salnb, bukan
untuk membela agama Islam.
Juga, karena mujahidin akan memilih musuh yang mem-
punyai salab yangbanyak, dan membiarkan musuh yang tidak
mempunyai salab, sehingga dapat menimbulkan kekalahan
pasukan Islam. Oleh karena itu, Imam Malik meninggalkan
kaidah sebelumnya dalam masalah ini.
Dengan ketentuan dan perbedaan-perbedaan ini, kita daPat
mengklasifikasikan Sunnah-sunnah Rasulullah saw.; dan ia
adalah salah satu surnber hukum."az

Pendapat Imam Ibnul-Qayyim


Imam IbnulQayyim membahas masalah ini dalam kitabnya,
Zadul Ma'ad, ketika berbicara tentang fikih perang Hunain. Ia
berkata "Dalam perang itu Rasulullah saw bersabda,
$.'lt {t { r,U|e';b
'Barangsiapa membunuh musuh
(dalam perang) dan ia mempunyai bukti, maka ia berhak atas
salabnya.'a8 Dan beliau juga bersabda yang sama dalam Perang
lainnya. Kemudian para ulama berselisih pendapat, apakah ke-
berhakkan s alabirrtdengan hukum atau dengan syarat?Ada dua
pendapat dalam masalah ini, yaitu dua riwayat dari Imam
Ahmad, sebagai berikut.
Pertama: Ia berhak atas salab itu secara hukum, dengan
disyarafkan oleh imam atau tidak. Ini adalah pendapat Syaf i"
Kedua: Ia tidak berhak kecuali jika ada syarat dari imam. Ini
menurut pendapat Abu Hanifah.
Sedangkan Imam Malik berpendapat bahwa ia tidak berhak
kecuali setelah disyaratkan oleh imam setelah terjadinya pe-

4Tlihat kitab a/ -Furuq, juz.1 hal. 105-208, Darul Makrifah, diambil dari cetakan
at-Halaby, Cairo, Jr,rga lihatal-IhkamfiTamyizi al Fatawaminal-AhkamwaTasharrufat
al-Qadli wat-Imam.Dutal-Qarafi, as-Su'al al-Kamiszoa al-'lsyrire, hal. 86-1@, cet. A1-
Ashil, Halab, tahqiq: Abdul Fatah Abu Ghadah.
a8Hadits ini muttafaq'alaih, seperti telah disebut sebelumnya.
l: SEGI HUKLJM DALAM SUNNAH NABI 57

perangan. Sedangkan jika ia syaratkan sebelum PePerangan, maka


tidak boleh. Malik berkata bahwa ia tidak mendapatkan riwayat
bahwa Rastrlullah saw. menyabdakan hal itu, kecuali hanya pada
ae
perang Hunain. Dan itu pun setelah PePerangan selesai.
Sumber perselisihan pendapat ulama adalah, karena Rasu-
lullah saw adalah seorang imam/pemimpin dan hakim juga
pemberi fatwa, dan beliau adalah seorang rasul, maka beliau
dapat menetapkan hukum sebagai penyampaian risalah Islam,
sehingga sabda tersebut menjadi syariat bagi seluruh umat
hingga hari kiamat. lni seperti sabda beliau,
tl. .t'to . ' , o i o .\.
4A rii'
o1

43','rb r-1 u r\ e &J>l v/..**


(cSll*Jl otrr;
'Barangsiapa membuat suatu bal baru dalam agama ini
yang tid.ak bersumber dari agama ini, maka ia tertolak' (HR
Bukhari)so
. .ri, oilo .:, ol oi z zz o zz\.

e4 -4ft)L fr ?e.,?
l/
!l
G Ltt a)F
t-,-
/t -.. l1' to o't,. /
(a*U JIJ ,)lt,,l) -t+l olyr; dS
\t 4:.0-a.r djct6;Lr)l
"Barangsiapa yang rnenanarn di tanab orang lain tanpa
mendapatkan izin darinya, maka ia tidak mempunyai bak
apa-apa dari tanaman itu, dan ia boleb mengambil modal'
nya." (HR Ahmad)s1

a9Maksudnya, beliau bersabda seperti itu adalah untuk menimbulkan se'


mangatbagipara tmtara, setelah selesainyaperang, seakan-akanbeliau menjadi-
kan s4l4, itu sebagai hadiah bagi para tentara yang memerangi kaum musyrik pada
saat ihr.
sHadits ini diriwayatkan oleh al-Bukhari (lihat F athul-Qadir, 5 / 221), Mus-
lim (no. 1718) (18), dari hadits 'Aisyah.
slHadits diriwayatkar-r oleh Ahma d (3 / 415 dan 4./141). Abu Daud (3403), dan
Ibnu Majah (2:66) dari hadits Rafi'bin Khudaij. Dalam sanad hadits ini terdapat
Syarik, dan ia adalah orang yang buruk hafalannya.
58 SUNNAH RASTJL

Juga seperti penetapan hukum yang dilakukan beliau


dengan saksi dan sumpah,sZ serta menetapkan syuf'ah (kadar
kepemilikan bersama) terhadap suatu barang yang tidak dapat
dibagi.s3
Beliau juga dapat bersabda dalam kapasitas pemberi fatwa,
seperti sabda beliau kepada Hindun binti Utbah, isteri Abi Sufyan
-ketika ia mengadukanpelitrya sang suami, dania tidakmem-
berikannya nafkah yang mencukupinya-- )lT: + '.s+-F
{*ir^lt e[i( u'Arnbillah ( sebagian dari hartanya) sesuai ke-
butuhanmudan anakmu denganbaik.'Y Maka sabda seperti ini
adalah fatwa, bukan ketetapan hukum secara urnum. Ini karena
saat itu beliau tidak memanggil Abu Sufyan, dan tidak me-
mintanya untur-kmenjawab pengaduan isterinya, serta tidak me-
minta kepada sang isteri untuk mengajukanbukti.
Beliau juga dapatbersabda dalam kapasitas sebagai imam/
pemimpin. Maka sabda beliau yang diucapkan dengan karak-
teristik seperti ini, harus dijalankan oleh para imam (pemimpin)
setelah beliau sesuai dengan maslahat yang diinginkan oleh
Rasulullah saw., berdasarkan zarrtarr, tempaf dan kondisi.

Dari probabilitas tadi, para ulama sering berbeda pendapat


dalam menyimpulkan hukum dari beberapa hadits yang diri-
wayatkan dari Rasulullah saw., seperti sabda beliau,
(rc'* lf|e,r|'Bat.',gsiapa membunuh musuh (dalam pe'
perangan) maka ia berhak atas hartanya.'Apakah hadits ini
disabdakan dalam kapasitas beliau sebagai imam/pemimPin,
sehingga pelaksanaan hukumnya berkaitan dengan kebijaksana-

s2Diriwayatkan oleh Muslim (no. 1712) dalam al-Aqdliyah. Bab al-Qadla bil-
Yamin.Dan tentang persaksian dari hadits Ibnu Abbas.
s3Diriwayatkan oleh al-Bukhari (lihat kitab Fa thul-Qadir, jtrz.4/339) dan Abu
Daud, hadits no. 3514, dari hadits Jabir bin Abdullah.
sDiriwayatkan oleh Bukhari dalaman-Nafaqaf, dan Muslim hadits no. 1714,
bagian alAqdliah.
l: SEGI HUKLJN,I DALAM SUNNAH NABI 59

an para pemimpin (setelah beliau), atau disabdakan dalam


kapasitas beliau sebagai penyampai risalah dan sebagai nabi,
sehingga menjadi syariat yutrg n*l*1 ,_
Demikian juga sabda beliau, {l
d, *
w'.,i t!-f ;-:}Barang-
siapa yang menggarap tanah yang tak bertuan maka tanah itu
mergadi miliknya."t Apakah sabda itu adalah syariat secara umum
bagi semua orang, tanpa memerlukan izindari penguasa; atau
sebaliknya, ia tergantung padaizin pemerintah, sehingga orang
yang menggarap tanah itu hanya dapat memilikinya setelah
mendapat izin dari pemerintah? Dalam hal ini, ulama menjadi
dua kubu pendapat, yaitu sebagai berikut.

Pertama: Pendapat Imam Syaf i dan Ahmad dalam pen-


dapat yang zhahir (kuat) dari keduanya.
Kedua: Pendapat ImamAbu Hanifah.
Sedangkan Imam Malik membedakan antara tanah yang luas
serta tidak dipercbutkan oleh manusia dan tanah yang menjadi
perebutan manusia. Beliau mensyaratkan adanya izin dari
pemerintah hanya bagi tanah model kedua, bukan bagi yang
pertama."s
Dalam pembagian ini, Ibnul-Qayyim sejalan dengan al-
Qarafi. Akan tetapi, keduanya tidak berbicara tentang sabda-
sabda yang tidak berkaitan dengan hukum sama sekali, yaitu
yang berkaitan dengan sikap spontan manusiawi, kebiasaan,
atau pengalaman yang didapat dari lingkungan, serta tidak
berkaitan dengan wahyu atau syariat yang harus diikuti. Walau-
pun demikian,IbnulQayyim menyinggung juga hal itu dalam
beberapa kesempatan pada sebagian kitab-kitabnya. Kami akan
kutipkan nanti sebagian yang ia tulis dalam kitabnya, Miftahu
Darus-sa'adah.

ssTakhrij hadits ini telah disebut sebelumnya.


s67-nadul-Ma' ad, juz. 3, hal. 489, Muassasah Risalah
6T) S{JNNAH RASUL

Pembagian Substansi Sunnah oleh Waliyullah ad-Dahlawi


ulama yang pertama kali mengangkat masalah ini seluruh-
nya secara jelas dan lengkap, serta mengklasifikasikannya de-
nganbaik, yang kemudian diikuti oleh orang-orang setelahnya,
adalah ulama India Syekh Ahmad bin Abdurrahim, yang ter-
kenal dengan nama Syah Waliyullah ad-Dahwali(w.1176 H). Ia
telah menjelaskan tentang Sunnah yang berdimensi hukum dan
tidak, atau dalam ungkapannya, "Sunnah yang disabdakan
dalam kapasitas Nabi saw. sebagai penyampai risalah dan yang
disabdakan bukan sebagai penyampai risalah" dalam bukunya
yang monumental: Huj j atullah al-B alighnh.

1. Sunnoh gong Disobdahan sebagai Risalah


Ia berkata bahwa Sunnah yang diriwayatkan dari Nabi saw.
dan tercatat dalam kitab-kitab hadits, terbagi menjadi dua bagian:
Pertama: Yang disampaikan sebagai risalah. Dalam hal ini
Allah SWT berfirman,
c
,i,6A;i"{#t6b3-t33i:;r$:r:a
"... Apa saja yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalab
dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkan-
lab. " (al-Hasyr: 7)
Hal itu antara lain ilmu tentang hari akhirat dan keajaiban
alam malakut. Semua itu adalah bagian dari wahyu.sT
Juga ajaran serta aturan ibadah dan muamalah. Irri semua,
sebagiannya berlandaskan wahyu dan sebagiannya lagi ber-
dasarkan ijtihad. Dan ijtihad Rasul saw. sama dengan wahyu. kri

sTArtinya tidak dapat dilakukan dengan ijtihad. Dan itu semua adalah masa-
lah-masalah ghaib. Oleh karena itu, para ulama menamakannya aqidah sam'iyal
(dogmatis), karena memang sumbemya adalah semata penuturan wahyu, tidak
lebih.
l: SEGI HIJKUM DALAM SUNNAH NABI 6l

karena Allah SWT telah meniaga beliau dari kesalahan dalam


berijtihad. Ijtihad beliau tidak harus dihasilkan dari substansi A1-
Qui'an, seperti disangka banyak orang, tetapi kebanyakan
adalah berdasarkan ilmu yang Allah swT ajarkan kepada beliau
tentang tujuan syariat, metodologi penetapan hukurn, dan men-
cari penentuutt huku- yang memPermudah, kemudian beliau
menerjemahkan apa yang diterimanya melalui wahyu dengan
perantaraan metodologi itu.

Di antaranya adalahss hukum-hukum yang mursalah dan


kemaslahatan yang mutlak, yang tidak ditentukan batas ber-
lakunya dan cakupannya, seperti akhlakyang mulia dan lawan-
,,yu. Iiiututtya,landasan itu semua adalah ijtihad.se Artinya,
Allah SWT mengajarkan kepada beliau hukum-hukum, dan
beliau menarik kesimpulan hukum darinya, dan menjadikarfrya
kulliyah/ genercl.
juga imal-amal yangbaik sertabagaimana sebaiknya da]am
bekerji. Saya berpendapat, sebagiannya itu berdasarkan wahyu
dan sebagiannya lagi berdasarkan ijtihad. Tentang aturan-aturan
itu telah a4eUstaniebelumnya (maksudnya: dalam bukunya)'
Bagian terakhir inilah yang akan dijelaskan pengertiannya
lebih lanjut.

2. Sunnah gang Disabdokan Bukan dalam Kopasitas Nabi


sebagoi Pmgompai Risolah
Kedua: Hadits yang diucapkan bukan dalam kapasitas Nabi
sebagai penyamPai risalah' Tentang hal ini, Rasulullah saw'
bersabda,

ssMaksudnya, Sunnah yang disampaika' untuk tujuan me.yampaikan


risalah dan ajaran Islam.
seMaksudnya, tidak semuanya seperti itu, karena sebagiannyabersumberkan
pada wahyu.
62 SLJNNAH RASTJL

llz,
,c . , 0 / o r o ,
tt
o ,/ o ze
I
r
c-U--9 F>*!-),-
\
v.
t)/
-
e,.,:4 -5J
vlJ
*l lil 'H.v'l
t'
'i t / tt
&-i
t/,t,
\/
,
ui t^;ri
' Gt) U eLf. N
?. o
/_0
*t
,.,/0 /.
l)l q ca.r
o /l

,' \ J 9J

(*- "l:;)
"Aku banyalah seorang manusia. Maka jika aku meme-
rintabkan sesuatu kepada kalian tentang agama kalian, maka
ambillah itu. Sedangkan jika aku memerintablean sesuatu ke-
pada kalian berdasarkan pendapatku, maka aku banyalalt
seorang manu.sia. " (HR Muslim)60

i'srytf Yj.'ul; & u,l "rtr F


ra o.
t .6.-o/ztr.
,;JJL+
. , . tt /
oroo-
t -d!-, c +:. |iJ.>J ,e bt * 3:,-i 'ot"r<,
li i, t ."-i
(sJ-.trr, R+ I ,-Jt .:95 t

"Aku banyalab berpraduga. Maka janganlab ambil duga-


anku itu. Akan tetapi, jika aku menlampaikan suatu ajaran
kepada kalian dari Allah, maka ambiltab itu, karena aku tidak
akan berbohong kepada Allab. " (HR Muslim)61
Dalam hal ini, antara lain: kedokteran (ini menunjukkan
bahwa Syekh Dahlawi berpendapat bahwa nasihat-nasihat
kesehatan dalam hadits bukanlah termasuk dalam "risalah yang
harus disampaikan", atatt dengan kata lain, bukanlah Sunnah
yang bernilai syariat (hukum), karena ia bersumber dari per-
cobaan dan pengalaman).

60Hadits furi dirirvayatkan oleh


Muslim, s€perti telah d,i.,rakhrilsebelumrrya.
, 6lHadits ini diriwayatkan oleh Musiirn dalam
sahiturya, dan telah di-takhril
sebelumnya.
I: SEGI HUKUM DALAM SUNNAH NABI 63

Juga seperti sabda Rasulullah saw., dC;lit'!!t, ,(J.i,F


"Hendaklah kalian memilih kuda yang hitam kelam dan sedikit
putih pada muk drrya."62 Sumbernya adalah pengalaman hidup.53
Juga di antaranya adalah, apayang dilakukan oleh Rasu-
lullah saw. berdasarkan kebiasaan, bukan karena tujuanibadah,
dan karena kebetulan, bukan karena kesengajaan.s

Juga di antaranya adalah, yang disabdakan dalam pem-


bicaraan biasa kepada orang-orang dekat beliau. Seperti hadits
lJmmu zar' dan hadits kharrafah, yaitu perkataan Zaid bin Tsabit
kepada sekelompok orang yang mendatangi beliau. Mereka
meminta kepadanya, "Riwayatkanlah kepada kami hadits-hadits
Rasulullah saw.." Ia berkata, "Aku adalah tetangga Rasulullah
saw.. Jika turun wahyu kepada beliau, maka beliau memanggilku
untuk mencatatnya. Jika kami menyebut dunia, maka beliau pun
menyebutnya bersama kami, dan jika kami menyebut akhirat
maka beliau menyebutnya bersama kami. Juga jika kami

64{adits ini diriwayatkan oleh Ahmad dalam Musnnd-nya d;ui Abi Qatadah
(5/300), Trrmizi dalam kitab al-lihad dalam sunannya dengan no. 1696 danl697.
Ia berkata, "Gharib shahih". Ibnu Majah hadits no. 2789.Semua riwayat mereka
itu dengan lafa zn, {r)\i ;;\",'s+y " Hendaklah kalian memilih kuda yang hitam kelam
dan s edikit putih pada mukany a. " Dalam Musnad Ahmad (4 /345) dan Abu Daud no.
2543 serta an-Nasa'i da-lam al-Khail, danad-Darimi dalam al-lihad, denganlafazh:
,LJ -!i lf J,;: jt ;-S
'"k 'gX; "llgndaklah kalian memilih kuda yang belang merah dan
dimuknnya adawarnaputih...atauhitamkelam tanpawarnaputlh." Riwayat ini adalah
dari hadits Abi Wahb al-Jasymi.
63Misalr:rya adalah hadits ';.j' l;.-fi. ,;'yi 3;3r c ;; " pating baik celak mata
"
adalah al-itsmid (suatu model sipat mata), karena in memperjelas penglihatan." Hadits
diriwayatkan oleh Tirmizi no. 2049 dari hadits Ibnu Abbas. Ia berkata, "Hadits ini
hnsan gharib." Dan ia meriwayatkannya dengan redaksi, i' kil . ':\u 'i3r."Ber-
celakmatalahdenganal-itsmid,karenaiaakanmemperjernihpenglihatanmnta." Dengan
no.6757.
6€eperti perilaku Nabi saw. dalam berpakaian. Beliau berpakaial seadanya
tanpa dibuat-buat. Seperti disebutkan oleh lbnul-Qayyim dalam petunjuk
Rasulullah saw. dalam berpakaian, dalam kitab Zadul Ma'ad.
64 STJNNAH RASUL

menyebut makanan maka beliau pun menyebutnya bersama


kami. Apakah semua sabda Rasulullah saw. itu harus aku
riwayatkan kepada kalian?"6s
Juga di antaranya adalah, kebijaksanaanyang diambil untuk
suatu kemaslahatan temporer pada saat itu, dan tidak menjadi
tuntunan yang harus diikuti oleh semua umat Islam, seperti
pembentukan tentara secara khusus dan penenfuan logo serta
tanda-tanda spesifik tentara itu.6 hri seperti perkataan Umar r.a.,
"Mengapa kita harus terus melakukan lari kecil ketika me-
nunaikan ibadah haji? Karena dahulu kita sengaja melakukan itu
untuk mendnjukkan kekuatan umat Islam6T kepada musuh yang
sekareing ini telah dibinasakan Allah Sl,VT." Akan tetapi, ke-
mudian ia takut jika lari-lari kecil pada saat thawaf itu mem-
punyai sebab-sebab lain.

Ada banyak hukum yan g dapat dirnasukkan dalam jenis ini,


seperti sabda Rasulullah saw, -tt >ti'; 'p Ub "Orang yang
{{l-
membunuhmusuh (di medanperang) maka iaberhak atas saiab-
nya."8
Di antaranya juga adalah, penentuan hukum dan kebijak-
sanaan yang khusus diberikan bagi suatu kasus. Ketentuan
seperti itu harus didukung oleh bukti dan sumpah. fuperti sabda
Rasulullah saw kepadaAli r.a., {;e t;\ v u';- +a,h"Saksi

6sMaksudnya, aku tidak dapat menceritakan semua ifu. Dan pertanyaannya


itu adalah pertanyaan dalambentuk negatif. Hadits itu disebutkan oleh al-Hatsami
dalam kitab i,4dima' Znuaid.Iaberkata, "Driwayatkan oleh Thabrani dan sanadnya
adalah hasan." (9 /ln.
66Yaitu tanda yang dapat membedakan antara dua pasukan saling berperang,
sehingga masing-masi-ng pasukan dapat mengenali musulurya.
6TArtinya, kita sengaja melakukan itu untuk menunjukkan kepada orang-
orang musyrik bahwa umat Islam adalah kuat, bukan slratu umat yang lemah,
seperti persargkaan mereka.
6sHadits ir.ri diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, dan takhrij-nya lelah
dilakukan sebelumnya.
l: SEGI HUKLJI\{ DALAM SUNNAH NABI 65

70
melihat apa yang tidak disaksikan oleh orang yang tidak hadir."6e
Perkataan syekh Dahlawi ini dapat dikatakan se.bagai sebuah
pemikiran pertama yang tuntas tentang pembagian Sunnah
menjadi Sunnah yang mengandung hukum dan Sunnah yang
sama sekali tidak mengandung hukum. Atau dalam kata-
katanya, " Apayangdisampaikan dalam kapasitas beliau (Nabi
saw.) sebagai penyampai risalah dan yang bukan."

Pendapat Rasyid Ridla tentang Masalah Mencontoh Perilaku


Nabi saw.
Sayyid Muhammad Rasyid Ridla turut melontarkan pen-
dapat dalam masalah ini, ketika ia mengkaji masalah mengikuti
perilaku Nabi saw. dan kesalahpahaman yang terjadi d)921;^2-
nya, yaitu ketika ia menafsirkan ayat, ii*l;{u;'i;r'
"... dan ikutilah dia, supaya kamu mendapat petunjuk." (al-
A'raaf: ts8)'Ia berkata, "Firman mr {;l+r}"ikutilah dia" lebih
umum daripada firman Allah SWT dalam ayat sebelumnya:
:'
{; .lri qlt'r'-)t tr;rt\"dan mereka mengikuti cahaya yang di-
turunkan kepadanya (Al-Qur'an)," karena perintah'dalam ayat
itu hanya untuk mengikuti Al-Qur'an saja, sedangkan perintah
dalam ayat ini mencakup hal mengikuti Nabi saw. dan men-
jalankan hukum-hukum yang beliau putuskan sendin. IrLi karena
Allah SWT telah memberikan hak dan igin kepada beliau untuk
melakukan itu, dan memerintahkan kepada umat untuk

6eHadits ini diriwayatkan oleh Ahmad dalam musnad Ali (628), dan Syeikh
Ahmad Syakir mendlaifkan hadits itu karena ia munqathi'. Abu Nu'aim me-
riwayatkannya dalam kitab Hllyah,4rnlia.B',*-hari dalamkitab Tarlkh,Ibnu Mundah
dala-m kitab Ma'nfut Shahabah dengan sanad muttashil dan jayyid.Haditstni mem-
punyai penguat pula dari hadits Anas yang diriwayatkan oleh al- Qudla'i dalam
kitab ash-Syihab. Oleh karena itu, al-Albani menvebutkamya dalam kitabnya
Silsilah Ahadits Sahihah, no. 1904.
Tolihatlah buku Hujjatullah Balighah, jttz.1hal.128-129, Daar Turats, Cairo.
I'6 STjNNAH RASLIL

mengikuti beliau dalam ijtihad dan keputusan yang beliau ambil,


jika itu memang ditujukan untuk menjadi hukum. Maka peng-
haraman yang dilakukan oleh Nabi saw. dalam masalah
mengawini seorang wanita dan bibinya sekaligus, adalah sama
keharamannya dengan mengawini seorang wanita dan saudara
wanitanya sekandung, yang telah ditetapkan oleh Al-Qur'an.

Tidak masuk dalam kewajiban mengikuti beliau dalam masa-


lah adat kebiasaary seperti hadits, ".J
+ , *,1y2\\U-|;t 4ry
{lrttr "Konsumsi-lah minyak, dan gosoklah tubuhmu dengan-
nya, karena ia baik dan diberkahi." Hadits ini diriwayatkan oleh
Ahmad dan Ibnu Majah dari Abi Hurairah, dan Hakim men-
sahihkanhya, dan perawi yang lain meriwayatkannya dengan
lafadz yang lain dan sanad-sanadnya dha'if.7l Serta hadits
{ ,^ri! Ctl lttF "Makanlah kurma basah (setengah matang)
de^fu.rtrrt*a kering...." Hadits ini diriwayatkan oleh an-Nasa'i,
Ibnu Majah, dan Hakim dari'Aisyatu dan mereka semua men-
sahihkanny a.7 2 Ini semua adalah masalah-masalah kebiasaan

TlYaitu dalam sunan Ibnu Majah dengan no.3 320, dalLmn Majma' Zawaid d.a7am
sanadnya terdapatAbdullah bin Sa'id al-Maqbiri, dan ia adalah matruk. AI-Hakim
men-shahih-kannya, namun Dzahabi menolaknya, serta mengatakan bahwa
Abdu-tlah adalah lemah. Al-'Iraqi juga men-dha'if-katnya da-lam kitabFardhtl-Qadir
(5/43). Tirmizi meriwayatkannya dari 'Umar. Ia beserta Ahmad dan Hakim
meriwayatkan dari Abi Asid, *r,u i;, lr, , u ,'ir_. .-;r, "Konsumsilah minyak,
'yi;
dan gosoklah tubuhmu dengannya, karena ia adalah pohon yang diberkahi". Al-
Hakim berkata, "Hadits ini sahih", dan Dzahabi menyetujuinya. IbnuAbdil-Barr
berkata, "Dalam sanadnya, dari dua jalan, adaidhthirab." (Faidlul-Qadir5 /43)Dan
Albarri menvebutkannya dalam Sahihlami' ash-Shagir, no. t1498.
TzHadits ini dirir,'"'ayatkan oleh Nasa'i, Ibnu Majah, dan al-Hakim dari'Aisyah,
darr sepengetahuanku. tidak ada seorang purl yarg mensahihkannya. Al-Manara'i
dalam Frifftui-Qadirberkata bahwa hadits ini, dari berbagai jalanperiwayataillya,
bertemu pada Abu Zukair Ibnu Hibban berkata, "Ia tidak dapat dijadikan hujjah,
ia rneriwayatkal hadits ini, namun tidak ada sumbemya." Ai-'Uqaili berkala, "Ia
ridak dapat dijadikal sumber, dan hadits ih: hanya diketahui melalui dia." Dalam
I: SEGI HIJKUM DALAM SUNNAH NABI 67

yang tidak mengandung ibadah dan tidak berkaitan dengan hak


dan kewajiban yang menuntut aturan hukum.
Berbedadenganhadits, 4\'r;, uruz\i ili JrF "Makan-
lah daging-daging kurban, dan simpanlah (sisanya). " Hadits ini
diriwayatkan oleh Ahmad dan Hakim dari Abi Sa'id dan
Qatadah bin Nu'man, sanadnya sahih.73 Berkurb an adalah ib a-
dah, dan makan dagingnya adalah sunnah. Perintah berkurban
adalah sunnah, sedangkan menyimpan dagrngnya adalah boleh.
Maka jika tidak ada perintah tersebut, niscaya orang akan men-
duga bahwa daging itu haram atau makruh dimakan, karena ber-
kurban mempunyai kaitan dengan 'Id (hari raya), dan 'Id adalah
hari perjamuan yangAllah SWT siapkan bagr orang-orang yang
beriman.

Syariat yang ditetapkan dapat berupa ibadah yang harus


dilakukan oleh kita sebagai alat untuk mendekatkan diri kepada
Allah SWL Hukumnya bisa wajib atau Sunnah, dan dapat pula
sebuah ke-mafsadat-an (bahaya) yang harus ditinggalkan dan
dijauhi olehkita, karena takut akan merusak akidah kita, seperti
meminta kepada selain Allah SWT dalam hal-hal yang bukan
merupakan masalah yang dapat dilakukan bersama manusia.
Juga makan binatang yang disembelih bukan karena Allah, dan

al-Mimn dtkatakan, "Hadits ini munkar." Dan al-Hakim meriwayatkan hadits iru,
namun ia tidak menghukumkan keshahihannya, meskipun metode yang ia
gunakan untuk mensahihkan suatu hadits agak longgar. OIeh karena itu, Ibnu Jauzi
memasukkan hadits ini dalam kelompok hadits maudhu' (maudhu'at). Lihat kitab
Faidlul-Qadir,5/44. Al-Albani dalam buku Dha'if al-lami' Shagir menghukumkan
bahwa hadits ini maudhu', (pada no. 4204). Dan Salyid Rasyid Ridla melakukan
kecerobohan ini karena terpengaruh oleh sikapnya yang terlalu mempercayai
rumus yang diletakkan dalam kitab al-lami' Shagir karya as-Suyuthi. Padahal
rumus-rumus itu banyak yang tidak tepat.
T3sayyid Rasyid Ridla datam mmtakhriihadits inibelpegang p adakitab lami'
shagir kNya as-suyuthi. Dalam kitab itu terdapat banyak kekurangan. Hadits ini
telah diriwayatkan oleh Muslim dari Abi Sa'i, Jabia dan'Aisyah. Sedangkan al-
Bukhari meriwayatkannya darisalmahbinAkwa" seperti tertr-rlis dalam kitab|ami'
Shagir,no.4503.
(JA SI INNAH RASI'L

mengagungkan selain Allah dengan carayang seharusnya di-


gunakan untuk mengagungkan Allah SWI seperti menyem-
belih hewan dan bersumpah. Atau karena mengandung bahaya
bagi akal, tubuh, harta, kehormatan diri, dan kemaslahatan
umum. Dapat berbentuk material juga immaterial yang harus
kita tunaikan kepada orang yang berhak, seperti harta warisan,
nafkah hidup dan biaya rumah tangga, atau harus kita patuhi
agar terjamin hubungan muamalah yang baik antara manusia,
seperti memenuhi kesepakatan bersama. Dengan adanya hukum
"Sunnah" dan "karahah tanzih" dalam syariat, maka syariat
mempunyai penilaian yang demikian beragam atas tradisi dan
kebiasaan yang telah berlangsung di tengah masyarakat,seperti
kita akan bahas nanti.
Hadits yang tidak berkaitan dengan hak Allah SWT atau hak
hamba, juga tidakmengandung manfaat serta tidakpula meng-
hindar dari kemudaratan, tidak termasuk dalam syariat yang
harus ditr-rnaikan atau ditinggalkan, seperti tradisi, teknik, per-
tanian, pengetahuan, dan keterampilan yang dihasilkan dari
pengalaman dan belajar. Jika hadits semacam itu berisi perintah
atau larangan, ulama menamakannya sebagai irsyad (petunjuk)
bukan syariaf kecuali jika larangan itu juga mengandung ancam-
an, seperti larangan memakai pakaian sutra bagi kaum pria.

Para sahabat juga mempertanyakan kepada beliau tentang


apa yang masih mereka ragukan, apakah sesuatu kebijaksanaan
yang diambil Rasul saw. adalah semata hasil pemikiran dan
ijtihad duniawi Rasul saw., atau merupakan perintahAllah SWT.
Jika bukan dari perintah Allah SWT maka berarti bukan sebuah
keputusan syariat yang harus diikuti secara verbal. Ini seperti
pertanyaan mereka tentang tempat yang dipilih Rasul saw dalam
perang Badar. Habbab bin Munzhir r.a. bertanya, "Apakah
pilihan tempat ini merupakan perirLtahAllah SWI, sehingga kita
tidak dapat memilih tempat lain? Ataukah ia hanya sebuah
strategi perang?" Ketika Rasul saw. menjawab bahwa pemilihan
tempat itu hanya berdasarkan slrategi perang, Habbab segera
l: SIIGI HL-,K[,nM DALAM SUNNAH NABI 69

mengusulkan temPat lairu dan Risul saw. men)rutujui usul


Habbab tersebut.Ta
jika sebagian sahabat Nabi saw. sendiri merasa tidak jelas
tentang beberapa hal yang Nabi saw. perintahkan, maka orang-
orang setelah mereka tentu lebdr banyak berpeluang untuk
merasa tidak ielas pada banyak rnasatrah. Saat itu, Nabi satr'.
segera menjelaskan apa yang rnasih mereka ragukan. Maka,
setelah Nabi saw., siapa yang akart menjelaskannya?

Jika saja orang-orang setelah beliau tidak menjadikan ijtihad


beliau sebagai agarna yang harwdiikutl niscaya masalah ini
akan menjadi mudah. Akart tetapi, karena mereka telah men-
jadikannya sebagai agama, maka Lanyaklah beban hukum yang
harus mereka tanggung, dan orang-orang merasakan kesulitan
yang besar dalam zatr:LaT:. yang orang-orangnya amat sedikit
mengikuti petuniuk Rasulullah saw, sehingga mereka mening-
galkan apa yang mereka anggaP berat. Hal itu mendorong
mereka untukmeninggalkanpula aPa-aPa yang memang telah
disyariatkan secara pasti, yang sebetulnya tidak mengandung
kesulitan dan keberatan. Pada kasus lain malah mendorong
sebagian orang untuk meninggalkan agama Islam secara total,
dan ia berusaha mengajak orang lain untuk mengikutinya!
Orang-orang yang secara statis mengikuti suatu madzhab fikih
dan secara keras mengharuskan manusia untuk berpegang
kepada hasil iitihad ahli-ahli fikih, mereka tidak merryadari akibat
yang buruk ini. Mereka fuga tidak mengacuhkannya, meskipun
para pembaharu memperingatkan mereka!
Sayyid Rasyid Ridla berkata, "Contoh kekakuan itu adalah
mengecat uban dengan warna hitam. Hal itu merupakan masa-
lah biasa yang berkaitan dengan berhias diri yang dibolehkan;
karena ia tidak mengandung ibadah, juga tidak nrengandr-mg hak
bagi Allah SWT dan manusia, kecuali jika ada unsur-unsur
seperti pakaian yang jika dikerjakan atau ditinggalkan maka

74tattril naaits ini akan dilakukan pada halaman selaniutnya.


70 SUNNAH RASUL

menjadi ciri khas orang kafiq, dan jika orang mukmin memakai-
nya maka akan menyamai mereka atau seakan menjadi kelom-
pok mereka. Pada yang terakhir itu akan menghasilkan imbas
yang buruk bagi kepentingan moral dan politik umat, seperti
dikatakan oleh para sosiolog. Irri karena orang yang menyamai
dirinya dengan suatu kelompok masyarakat, berarti ia meng-
hormati kelompok tersebut, dan lemah ikatannya dengan masya-
rakat muslim dan agamanya.
Tentang mengecat uban dengan warna hitam terdapat
beberapa hadits dan atsaryang sebagiannya menunjukkan akan
kesunnahannya --secara tradisi bukan ibadah- meskipun
denganwama hitam. Sebagian ulama ada yang menganggaPnya
Sunnah berdasarkan syariat. Sebagian lagi ada yang meng-
anggap makruh mengecatnya dengan warna hitam. Sebagiannya
lagi malah mengharamkannya, sehingga orang-orang yang
mengikuti pendapat mereka mencela orang-orang yang me-
ngecat uban mereka, dan menganggaPnya sebagai sebuah
kemaksiatan. Dalam hal ini mereka telah meninggalkan petunjuk
kaum salafush-shalih, yaitu suatu kaidah umum agar tidak
mencela masalah-masalah ijtihadiyah yang masih menjadi
perdebatan."

Rasyid Ridla berbicara panjang lebar tentang mengecat


rambut dan yang berkaitan dengannya. Ia berkata, "Dalam
riwayat yang sahih dikatakan bahwa Rasulullah saw telah
memperingatkan umat Islam bahwa sebagian perbuatan Nabi
saw. dalam melaksanakan ibadah bukanlah suatu syariat yang
harus diikuti umat, seperti berhentinya beliau di Arafah dan
Muzdalifatu sehingga mereka tidak mengganggaP hal itu suatu
bagian dari ibadah. Jika tidak, maka berarti mereka telah men-
syariatkan bagi agama Islam sesuatu yang tidak diperintahkan
Allah SWT.
Sedangkan orang yang berusaha meneladani Rasulullah saw.
dalam segala hal, karena didorong oleh kecintaannya kepada
beliau, untuk mengingat kembali perjalanan hidup beliau, tanpa
I: SEGI HUKUM DALAM SUNNAH NABI 7I

menganggaPnya sebagai bagian dari agama dan tidak membuat


manusia menyangka hal itu sebagai bagian dari agama, tidak
membebani orang-orang dengan suatu kesulitan yang tidak
diperintahkan oleh syariat, serta tidak mencari ketenaran, maka
usahanya itu dapat menambah kesempurnaan imannya. Ini
karena ketika ia melakukan hal itu, ingatan dan cintanya kepada
Rasulullah saw. semakin bertambah.
Ini seperti yang dilakukan oleh Ibnu 'Umar r.a. yang berusaha
secara utuh mengikuti perbuatan Nabi saw. dalam seluruh
perbuatan, kebiasaan, dan arah perjalanannya, terutama pada
saat beliau melakukan ibadah haji wada', ia berusaha mencontoh
seluruh perbuatan yang dilakukan oleh Rasulullah saw. saat itu.
Sementara itu, sahabat-sahabat yang lain tidak melakukannya,
agar manusia tidak menyangka hal itu sebagaibagian dari ibadah
sehingga menyalahi agama Islam. Jika demikian, maka seakan-
akan ada yang belum sempurna dari agama Islam. Hal itu tentu
bertentangan secara diametral dengan firman Alla'\ SWI,
". . . Pada bari ini telah l(usempurnakan untukmu agarna'
n1.Lt. . . ." (al-Maidah: 3)7s

Klasifikasi Sunnah oleh Syekh Mahmud Syaltut Antara Sunnah


yang Mengiandung Syariat dan yang Ttdalc
Di antara ulama kontemporer yang memberikan perhatian
terhadap masalah ini, serta memberikan judul seperti di atas,
adalah Syekh Matlmud Syaltut. iitelah menyerap pendapat-
pendapat ad-Dahiawi, Rasyid Ridla, alQarafi, dan ulama lain-
nya. Kemudian ia melakukan klasifikasi Sunnah denganbaik din
apik, seperti yang akan kami nukilkan nanti.
Ia berkata, "Patut diperhatikaru sabda perbuatan, dan per-
setujuan yang diriwayatkan dari Rasulullah saw. dan ditulis
dalam kitab-kitab hadits terbagi menjadi beberapa bagian:

Tsl-ihat Tlrfiir a l-Mnnar, iuz 9,hal. 317, dan seterusnya.


72 SUNNAH RASUL

Pertama: Sunnah yang berkaitan dengan kebutuhan rulnu-


siawi, seperti makan, minum, tidu1, berjalan, bertetangga, me-
nyelesaikan perselisihan di antara dua orang dengan cara yang
biasa dipergunakan manusia, memberi pertolongan, dan me-
lakukan kansaksi dalam jual beli.
Kedua: Sunnah yang berkaitan dengan pengalaman dan
kebiasaan individual atau masyarakat, seperfi dalam bercocok
tanam, pengobatan, dan panjang-pendeknya pakaian.
Ketiga: Sunnah yang berkaitan dengan strategi manusiawi
yangberkaitan dengan suatu situasi dankondisi tertentu, seperti
pembagian tentara dalam medan peperangan, mengatur barisan
dalam satu tempat, bersembunyi, berlari, mundur, memilih
tempat singgah, dan hal-hal lainny ayang ditentukan oleh situasi
dan kondisi tertentu.
Seluruh Sunnah yang berkaitan dengan tiga macam ini tidak
termasuk syariat yang harus dikerjakan atau ditinggalkan.l
Karena hal itu hanyalah sebuah perbuatan manusia yang tidak
harus disyariatkan serta dijadikan landasan syariat.

Sunnah Umum dan Ktrusus


Keempat: Sunnah yang mengandung syariat. Ini terbagi
menjadi beberapa bagian:
1. Sunnah yang disampaikan oleh Rasulullah saw. dalam
kapasitas beliau sebagai penyampai risalah, seperti men-
jelaskan yang masih general dalamAl-Qur'an, mengkhusus-
kan yang umum, mengikat yang mutiak, menjelaskan safu
segi ibadah atau tentang halal dan haram, tentang akidah,
akhlak, atau suatu hal yang berkaitan dengan hal-hal tadi.
Sunnah semacam ini adalah syariat yang berlaku secara
umum hingga hari kiamat; dan jika ada sesuatu yang di-
larang, maka semua orang agar menjauhinya, semenjak ia
mengetahui hukumnya dan mendapatkannya.
2. Yang disampaikan oleh Rasulullah saw. dalam kapasitas
beliau sebagai pemimpin umum bagi masyarakat Islam,
seperti mengirim tentara untuk berperang, membelanjakan
I: SEGI HUKUN,I DALAM SUNNAH NABI 73

harta baituil-mal sesuai fungsinya dan mengumpulkannya


dari sumber-sumbemya, melakukan pengadilary membagi
rampasan perang, mengikat perjanjian dan hal-hal lain yang
menjadi urusan pemimpin, dan strategi pencapaian ke-
maslahatan masyarakat.
Sunnah semacam ini bukanlah syariat yang berlaku
secara urnrn. Maka ia tidak boleh dilakukan kecuali dengan
izin pemimpin. Juga, seseorang tidak boleh melakukan se-
suatu dariperbuatan itu dengan spontanitas dari dirinya saja
dengan alasan karena Nabi saw telah melakukannya atau
memerintahkannya.
3. Yang disampaikan oleh Rasulullah saw. dalam kapasitas
beliau sebagai hakim/qadli. Karena di samping sebagai rasul
penyampai risalah dari Rabbnya, serta pemimpin tertinggi
umat Islam yang mengatur kehidupan dan strategi politik
mereka, beliau juga berperan sebagai seorang hakim yang
memberikan kata putus dalam perkara-perkara dengan
mengajukan bukti, sumpah, atau pengingkaran.

Hukum Sunnah seperti ini sama seperti hukum Sunnah


sebelumnya, yaitu bukanlah sebuah aturan syariat yang umum.
Maka siapa pun tidak boleh melakukan tindakan tersebut
dengan inisiatif pribadi setelah melihat keputusan hukum yang
diberikan Rasulullah terhadap orang yang mempunyai perkara
saat itu. Akan tetapi, ia harus meminta keputusan dari peng-
adilan. Ini karena saat itu, Rasulullah saw. berperan sebagai se-
orang hakim. Maka saat ini, jika seseorang menemukan masalah
yang sama, ia juga harus meminta keputusan dari hakim/
pengadilan. Jika seseorang mempunyai hak pada orang lain,
denganbukti-bukti yang lengkap, kemudian orang lain itu me-
nolak untuk mengembalikan haknya kepadanya, maka ia hanya
boleh mengambil kembali haknya itu dengan keputusan peng-
adilan, tidak dengan merebutnya sendiri. Karena seperti inilah
proses pemutusan perkara perebutan hak atau harta pada masa
Rasulullah saw. dilakukan.
74 SIJNNAH RASUL

Oleh karena itu, penting sekaii diketahui, dalam kondisi apa


suatu perbuatan dilakukan oleh Rasulullah saw.. Sayangnya,
banyak sekali Sunnah yang diriwayatkan dari Rasulullah saw.
tidak diketahui dalam kondisi apa dilakukan. Yang banyak
disorot adalah sekadar mengenai Rasulullah saw. telah me-
nyabdakannya, melakukannya, atau menyetujuinya. Dari sini
kita mendapati banyak Sunnah yang diriwayatkan dari Rasu-
lullah saw. dianggap sebagai suatu syariat atau Sunnah yang
harus diikuti, meskipun (sebenarnya) disampaikan bukan untuk
menetapkan suatu ketentuan syariat. Hal seperti itu juga banyak
terjadi dalam Surmah tentang perbuatan-perbuatan yang beliau
lakukan sebagai seorang manusia, karena tradisi/kebiasaan, atau
pengalaman.

Kita juga mendapati hadits-hadits yang disampaikan dalam


kapasitas beiiau sebagai imam/pemimpin atau hakim, sering
dipahami sebagai sebuah ketentuan syariat secara umum. Dari
situ terjadilah kekacauan dalam penyimpulan hukum.
Untuk mengetahui situasi dan kondisi penyampaian hadits,
pada beberapa hadits dapat diketahui dari hadits itu sendiri,
sehingga dengan mudah dapat diketahui dan dapat ditentukan
pula substansi masing-masing hadits sesuai dengan situasi dan
kondisi disabdakannya. Sedang pada bagian lain, ulama-ulama
yang menekuni hadits menemukan ketidakjelasan dalam me-
nentukan situasi dan kondisi disampaikannnya beberapa hadits,
sehingga terjadilah ikhtilaf/perselisihan antara ulama dalam
menentukan nilai hukum hadits-hadits tersebut, sesuai dengan
perselisihan mereka dalam menentukan situasi dan kondisi
penyarnpaian hadits itu."
Ini adaah tulisan Syeikh Syaltut dalam kitabnya, Fiqh Al-
Qur' an zu a As- S unr nh : aI - Qishas'h. Ia mengumpulkan beberapa
bahan kuliah yang ia sampaikan sebelumnya bagi mahasiswa
pascasarjana di Universitas Fuad I (kemudian menjadi Cairo
University), selanjutnya ia masukkan ke dalam bukunya, al-Islam
'Aqidahzua Syari'ah.
I: SEGI HUKUM DALAM SUNNAH NABI 75

Pada kesempatan ini, saya memberikan komentar atas


beberapa pendapat Syeikh Syaltut, terutama yang berkaitan de-
ngan bagian pertama, yang menuruhrya tidak berkaitan dengan
syariat sama sekali.
Menurut saya, tidak semua Sunnah yang berkaitan dengan
makan, minum.tidur, berjalan, duduk, be*etlt ggu, dan seba[ai-
nya, termasuk dalam kategori perilaku sehari-hari manusia biasa.
Akan tetapi, harus dilakukan pembedaan antara Sunnah yang
diriwayatkan dilakukan oleh beliau dengan Sunnah yang di-
sabdakan oleh beliau.
Apa yang dilakukan beliau, seperti telah saya singgung se-
belurnnya, tidak menunjukkan akan kewajiban atau kesunnah-
annya secara spontan, seperti makan dengan tangan dan sebagai-
nya, selama perbuatan itu tidak ditujukan untuk beribadah.

Akan tetapi, orang yang berusaha melakukan perbuatan itu


untuk mencontoh Rasulullah saw, serta sebagai ungkapan cinta
kepada beliau, berarti ia telah melakukan kebaikan dan ia berhak
mendapatkan pahala, seperti telah saya singgung sebelumnya,
dan seperti dikatakan oleh Rasyid Ridla dalam tulisannya. Selain
itu, menunjukkan akan hubungan yang kuat antara orang yang
melakukan itu dengan Rasulullah saw., seperti diiakukan oleh
Ibnu'IJmar r.a..
Sedangkan sabda beliau dalam masalah ini, dapat mengan-
dung irsyad/petunjuk, seperti dikatakan oleh Rasyid Ridla,
pengarang tafst aI Manar dan ulama ushul fiqh. Sabda itu dapat
pula mengandung pengertian disunnahkannya suatu perbuatary
atau makruh jika berisi larangan. Dapat juga berarti wajib atau
haramnya sesuatu jika bersifat larangan, sesuai dengan petunjuk
yang menyertainya. Seperti adanya redaksional yang berisi
penguat dalam perintah, atau adanya ancaman ketika melarang.
Seperti dalam masalah makan dengan tangan kiri, memakar
pakaian sutera bagi pria, makan dan minum dengan tempat dari
emas dan perak, serta lainnya, yang bentuk redaksionalnya
menunjukkan akan keharamannya.
76 SUNNAH RASUL

Demikian ju ga halnya dengan sabda yang bekenaan dengan


masalah yang berhubungan dengan pengaiaman dan kebiasaan.
Seperti hadits yang berkaitan dengan kedokteran dan panjang-
pendeknya pakaian. Sebagian hadits yang' diriwayatkan dalam
masalah kedokteran, tentu didasari oleh pengalaman Nabi saw.
Oleh karena itu, tidak harus dijadikan landasan umum bagi
semua orang dalam semua keadaan. IbnulQayyim telah banyak
menyinggung hal itu dalam kitabnya, Zaadul Ma'ad. Pada
halamanberikutnya, hal itu akan dikaji.
Sebagian hadits itu mengandung substansi taslm' (pengajar-
an syariat) dan pemberian petunluk. Seperti sabda beliau,
: t-t'1 ct1>'; , ifr;'u \l;tt
e,'t ! ll r 'if- , f eirtt:, ,!, r ;r-; u;y
L5-
{|li "Wanai hamba Allah, berobatlah, karena di samping me-
nurunkan penyakit, Allah SWT juga menurunkan obah:rya, ke-
cuali hanya satu (penyakityangtidak ada obatrya): penuaan'"76
4l;.st'tti'l't ri:tnb "Berobatlah, tetapi j*ga. berobat dengan
sesuatu yan gharatrt."T Juga hadits-hadits lain yang memberikan
landasan fundamental dan penting bagi kesehatan dan ke-
dokteran.T8

Seperti masalah berpakaian, Rasulullah saw. melarang kaum


pria memakai pakaian dan perhiasan dari sutera dan emas.
Demikian juga terdapat ancaman yang keras dalam beberapa
hadits unttik tidak memanjangkan baju. Sebagian hadits itu -
yaitu sebagian besarnya-- berkaitan dengan menjaga diri dari
bersikap sombong. Sedangkan sebagian hadits lainnya, bersifat
larangan mutlak. Hadits yang mutlak harus digabungkan de-

T6Hadits ini diriwayatkan oleh Ahrnad dan paia penulis kitab Sunan, Ibntr
Hibbarr serta al-Hakim dari Usamah bin Syarik. Seperti terhrlis dalarnkrtab Sahih
I ami' Shnghir, no. 2934.
zHadits ini adalah potongan dari hadits yang diriwayatkan oleh Abu Daud
dalam ath-Thibb dari Abu Datda, no. 3874.
78Baca sub judul Sunnah dan llmu Kesehntan dalam bagian kedua buku ir-ri.
l: SEGI HTJKUM DALAM SUNNAH 1r-ABl 77

ngan hadits yang mempunyai ikatan atau kaitan. Dengan catatan,


orang yang memendekkan pakaiannya, karena ingin mengikuti
Nabi saw., maka ia akan mendapat ganjaran. Seperti teiah saya
singgung sebelumnya.
Islam memberikan tuntunan etika dalamberpakaian. Demi-
kian juga dalam makan dan minum. Yaitu etika yang spesifik dan
mempunyai fujuan-tujuan duniawi, moral, sosial, ekonomi, dan
politik yang tidak dapat kita remehkan. Barangkali pada ke-
sempatan lain, masalah ini dapat kita kaji lebih lanjut.

Pendapat Thahir bin Asyur


Salah seorang ulama kontemporer yang memberikan per-
hatian terhadap masalah ini, serta memberikan penjelasan yang
cukup terperinci, adaiah Allamah Muhammad Thahir bin Asyur,
seorang ulama kenamaan dari Tunis, dalam bukuny a, Maq ashid
Sy ari' ah Islamiyy ah. Ia menukil secara singkat pendapat al-Qarafi
dalam kitabnya, al-Furuq, kemudian berkomentar,
"Rasulullah saw mempunyai perilaku dan sifat yang dapat
menjadi pendorong sabda dan tindakan yang beliau lakukan.
Dalam hal ini, kita harus banyak mencurahkan perhatian untuk
menangkap dan mencerna secara utuh sabda dan tindakan
beliau. Para sahabat beliau telah membedakan antara sabda-
sabda yang beliau ucapkan dalam kapasitas beliau sebagai tasyi'
(pemberi tuntunan hukum) dan sabda-sabda yang beliau
ucapkan bukan dalam kapasitas itu. ]ika mereka menemukan ke-
sulitan unfuk membedakannnya, mereka segera bertanya ke-
pada Rasulullah saw..
Dalam hadits shahih diriwayatkan bahwa ketika Barirah
dibebaskan oleh keluarganya, ia masih berstatus sebagai isteri
Mughits yang masih berstatus hamba sahaya. Dengan kebebas-
annya itu, Barirah mempunyai kekuasaan atas dirinya, dan ia
mentalak dirinya sendiri. Sedangkan Mughits masih amat men-
cintainya, sementara Barirah sendiri amat membenci Mughits.
Mughits kemudian menceritakan hal itu kepada Rasulullah saw-..
Rasulullah saw. kemudian berbicara kepada Barirah agar ia
7A SUNNAH RASUL

kembali kepada mantan suaminya. Mendengar itu, Barirah


kembali bertanya, "Apakah f.agulu-lla! saw. memerintahkan
saya?" Beliau menjawab, {C*i , l} 'Tidak. Aku hanya
rnembantu (menyampaikan keinginan"ti Mughits)." Maka Barirah
tidak menurutinya, dan dengan sikapnya itu ia tidakmendapat
celaan dari Rasululiah saw. dan kaum muslimin.
Dalam hadits shahih Bukhari, dari Jabir bin Abdullah diri-
wayatkan bahwa ayah kandungJabir, Abdullah bin 'Amru bin
Haram, meninggal dunia, dan ia mempunyai hutang. Kemudian
]abir berbicara kepada Rasulullah saw. agar meminta kepada
orang-orang yang menghutangi ayahnya agar membebaskannya
dari hutang-hutang itu. Rasulullah saw. kemudian meminta
kepada mereka untuk menuruti keinginan Jabir tersebut, namun
mereka ternyata menolak untuk membebaskan hutang-hutang
itu. Jabir berkata, "Ketika Rasulullah saw. berbicara kepada
mereka tentang hal itu, seakan-akan mereka merasa ditipu oleh
saya." Kaum muslimin juga tidak mencela mereka yang menolak
permintaan Rasulullah saw. itu. Contoh-contoh sejenis akan
banyak kita temukan nanti.

Para ulama ushul Fiqh telah mengkaji masalah Sunnah Nabi


ini, bahwa Sunnah yang berkaitan dengan perbuatan Nabi saw.
secara spontan dari dorongan pribadi beliau, tidak termasuk
dalam syariat. Juga perbuatan-perbuatan Rasulullah saw. yang
bersumber clari sifat pribadi beliau, tidak termasuk dalam sy anat
dan petunjuk agama. Kemudian mereka merasa ragu dalam
masalah-masalah yang mungkin dikerjakan karena dorongan
spontanitas, serta dapat pula karena memang untuk memberikan
petunjuk hukum, seperti melakukan haji dengan naik unta.
Dalam hal ini, sebagian ulama melakukan kesalahan dalam
melihat perilaku Rasulullah saw., kemudian mengambil analogi
darinya sebelum mengetahui secara pasti sebab diucapkan dan
dilakukannya suatu Sunnah. "
Syeikh Thahir berkata,
l: SUGI HUKUM DALAM SUNNAH NABI 79

"Saya telah menghitung kondisi terjadinya Perbuatan dan


ucapan Rasulullah saw. itu ada dua belas macam. Sebagian telah
disebutkan oleh al-Qarafi, dan sebagian lagi belum disebut-
kannya, yaltu tasyri' (petunjuk hukum), f.atwa, putusan Peng-
adilan, perintah (sebagai kepala pemerintahan), petunjuk, men-
damaikan, memberi saran kepada orang yang meminta saran,
memberi nasihat, menyempumakan jiwa, mengajarkan hakikat-
hakikat yang tinggi, mendidik, dan perbuatan yang tidak
mengandung percontohan. "
Syeikh Thahir telah berbicara tentang bagian-bagian tersebut,
dan memberikan contoh kepada masing-masing jenis tersebut.
Akan tetapi, dari penjelasannya, ada sebagian yang saya setujui
dan ada sebagian pula yang tidak saya setujui. Ia cukup banyak
berbicara tentang itu. Maka bagi yang ingin lebih jelas me-
ngetahuinya, silakan membaca kitabnya.

Maksudnya, ia sependapat dengan pendapat para ulama


yang telah saya sebutkan sebelumnya bahwa ada sebagian
Sunnah yang tidak mengandung tuntunan hukum yang umurn
dan universal, dan ada pula yang tidak masuk dalam kategori
syariat sama sekali.
Di sini, cukuplah saya menyebutkan bagian akhir yang ia
sebutkan, yaitu Sunnah yang tidak mengandung petunjuk dan
tuntunan sama sekali. Ia berkata,
"Adapun Sunnah yang tidak mengandung tuntunan, yaitu
-berliaitan
Sunnah yang tidak dengan penentuan hukum,
tuntunan beragama, membersihkan jiwa, dan mengatur masya-
rakat, tetapi semata-mata perbuatanyang didorong oleh sponta-
nitas dan gerak sebagai makhluk hidup. Irri karena Rasulullah
saw banyak melakukan perbuatan dalam kehidupannya dan
dalam memenuhi kebutuhan hiduPnY a, dengan perbuatan yang
tidak ditujukan sebagai hukum, dan beliau tidak meminta untuk
dicontoh dalam masalah itu. Dalam ushul fiqh ditegaskan, apa
yang dilakukan oleh Rasulullah saw. secara spontanitas sebagai
manusia, maka umat Islam tidak dituntut untuk mengikuti,
8c) SUNN'AH RASI.JL

tetapi diberi kebebasan untuk berbuat sesuai dengan keingin-


annya dan situasi tempat ia hidup, seperti apayang dimakan,
pakaian, tempat tidur, berjalan, berkendaraan, dan lainnya.
Termasuk di sini, perbuatan yang memang tidak berkaitan
dengan syariat, sepertiberjalan di jalan danberkendaraan ketika
berjalan jauh; dan perbuatan yang masuk dalam pelaksanaan
ibadah, seperti berkendaraan unta ketika menunaikan ibadah
haji. Juga seperti menurunkan dua tangan terlebih dahulu dari
dua kaki ketika bersujud, menurut orang yang melihat bahwa
Rasulullah saw. menurunkan dua tangannya terlebih dahulu
sebelum dua kakinya, ketika beliau sudah mulai tua dan gemuk.
Ini pendapat Abu Hanifah.
Demikian juga apa yang diriwayatkan bahwa Rasulullah
saw berhenti pada haji Wada' di Muhassab,yaltuwilayah Bani
Kinanah. Di sini beliau melakukan shalat Zhuhur, Ashar,
Maghrib, dan Isya, kemudian beliau beristirahat sebentar, dan
berangkat bersama rombongan menuju Makkah untuk
melakukan thawaf Wada'. Ibnu'IJmar r.a. mengharuskan dirinya
untuk untuk berhenti di tempat yang sama dan menggang-
gapnya sebagai Sunnah, dan ia berusaha melakukan aPayar.g
dilakukan oleh Rasulullah saw..

Dalam sahih Bukhari dari 'Aisyah r.a., ia berkata, 'Tinggal di


Muhassab itu bukanlah bagian dari ibadah. Ia hanyalah suatu
tempat yang Rasulullah saw. singgahi agar beliau lebih segar
ketika kembali ke Madinah.' Maksudnya, tempat itu diperguna-
kan karena ia cukup luas untuk menampung banyak orang. Ibnu
Abbas dan Malik bin Anas berpendapat yang sama.
Demikian juga hadits tentang tidumya beliau dengan mir-
ing ke kanan setelah selesai shalat Subuh.
Oleh karena itu, para faqih harus mengklasifikan situasi dan
kondisi terjadinva suatu Sunnah, dan mencari ciri-ciri yang
mendukung perbuatan itu memang dilakukan dalam rangka
beliau sebagai nabi atau bukan. Di antara ciri-ciri yang dapat
membedakan apakah ia termasuk hukum atau tidak adalah
l: SEGI HUKUN'I DALAM SUNNAH NABI 8l

antusiasme Nabi saw. untuk menyampaikannya kepada semua


orang, berusaha mengerjakannya, menjelaskan hikmahnya, dan
menjelaskannya secara terperinci. Seperti sabda Rasulullah saw.,
4* t'; +i \ l$ 'X"tunnilah, ahli waris tidak berhak mendapat
wasiat (atas harta) .'Jugasabda beliau, 4&-i t
ivir t.;1y 6u,u-
huilah,wala (hak mewariskan harta milik mantan hamba sahaya
yang telah mendapatkan kemerdekaannya, penj.) adalah hak
orang yang memerdekakan.'
Di antara tanda-tanda perbuatan yang tidak dimaksudkan
untuk petunjuk hukum, adalah tidak adanya keinginan kuat dari
beliau untuk melakukannya. Seperti sabda beliau ketika dalam
sakityang membawa kematiannya, fU jt:r5 r< l-iri;;iy
{i--- 'B"tikanlah saya (alat tulis ). Saya akan menulis sebuah
wasiat yang membuat kalian tidak akan sesat selamanya.'
Ibnu Abbas berkata bahwa terjadilah peselisihan di antara
sahabat. Sebagian sahabat berkata, 'Kita sudah memiliki Kitab
Allah (AlQur' an).' Sebagian lain berkata,'Turutilah permintaan
beliau. Tidak pantas kita bertengkar di hadapan Nabi saw..'
Ketika beliau melihat perselisihan mereka, maka beliau bersabda,
/r.' 'a .'r r r-\
U- +" ur t.i ;.-;r)F 'Sudahlah. Apa yang telah saya tinggalkan
itu sudah cukup.'

Patut diketahui, yang paling penting dari fungsi Rasulullah


saw. adalah fungsi beliau sebagai pembawa risalah dan pemberi
tuntunan syariat. Karena untuk fungsi inilah t"l"ul utama
diutusnya beliau, hingga Allah SWT berfirman, !;',\1',;v',
'Muhammad hanyatah seorang rasul. . ..'D OIeh karena itui segala
perbuatan dan sabda yang disampaikan oleh Rasulullah saw" -
terutama yang berkaitan dengan umat Islam- adalah bagian dari

TeeS Ali 'Imral: 144


A2 SUNNAH RASUL

syariat, kecuali jika ada tanda-tanda yang menunjukkanbahwa


itu dilakukan bukan untuk tujuan penentuan syariat.
Para ulama sepakat untuk mengambil hadits yang diriwayat-
kan oleh Sa'ad bin Abi Waqqas, ketika ia bertanya kepada Nabi
saw., mengenai boleh-tidaknya ia memberi wasiat terhadap
hartanya. Rasulullah saw. bersab aa, {';/ -tir, .ity'sepertiga
saja, karena sepertiga sudah cukup banyak.' Dengan melihat
hadits ini, para ulama mengatakan bahwa wasiat yang melebihi
sepertiga dari harta tidak diperbolehkan, kecuali jika para ahli
waris memperbolehkannya. Mereka tidak memasukkan hadits
ini ke dalam bagian dari nasihat atau petunjuk kepada seseorang
secara pribadi, meskipun ada petunjuk yang menguatkan bahwa
hadi ts itu a dalah untuk p ri.b a di Sa' ad binWa qqas,.y altu d:"9:"
sabda Rasulullah saw., a-JG 'fi;1i'Jl .r?;Vi'li)') t A biJJD
$],ar igJki- ']ika engkau meninggalkan ahli warismu dalam
keadaan kaya adalah lebih baik daripada mereka dalam keadaan
miskin dan menyandarkan diri kepada orang lain.'Rasulullah
saw. menyabdakan hadits itu karena melihat kondisi pribadi Sa'ad
dan ahli warisnya yang amat miskin. Hadits itu iuga hanya terjadi
antara Rasulullah saw. dan Sa'ad. Rasulullah saw. tidak melaku-
kannya, dan fidak ada orang lain selain Sa'ad yang meriwayat-
kannya. Oleh karena itu, seorang faqih dapat membolehkan
wasiat yang melebihi dari sepertiga jika para ahli waris adalah
orang-orang kaya. Akan tetapi, tidak ada seorang ulama pun
yang mengatakan itu, atau boleh bagi orang yang tidak mem-
punyai ahli waris, seperti dikatakan oleh sebagian ulama, se-
bagaimana dikutip oleh Ibnu Hazam dalam l4tab aI-MuhaIIa dati
Ibnu Mas'ud, Ubaidah as-Salmani, dan sekelompok ulama. Akan
tetapi, itu adalah pendapat yangsyaz."8o

s0lihat btrku Maqashid Syari'ah al-Islamiah, hal. 30-39, Syirkah Tunisiah liF
Tauzl'.
l: SEGI HIJKUN,I DALAM SUNNAH NABI 83

Untulc Didiskusilcan dan Diteliti


Setelah kita membaca pendapat para ulama tersebut, se-
karang marilah kitaberusaha mengkaji secara cermat salah satu
masalah pokok yang penting ini. Kita membaca ulang pendapat-
pendapat ulama, kemudian berusaha mencari suatu pemikiran
yang paling baik, dengan berpedomankan kepada nash-nash,
kaidah-kaidah, dan tujuan-tujuan syariat yang pokok; sambil
berdoa kepada Allah SWT agar memberikan ilham kebenaran
kepada kita, memberikan kita pahala, serta membebaskan diri
kita dari sikap fanatik, taklid, dan mengikuti keinginan nafsu
serta berburuk sangka kepada orang lain.

Dua Fakta yang Seharusnya fidah Diperselisihlen


Untuk mencari suatu kesimpulan bagi topik kita ini, saya
harus mengungkapkan dua fakta, yang menurut saya tidak ada
yang memperdebatkannya, atau yang memang tidak seharusnya
diperdebatkan. Dua fakta itu adalah:
Pertama: Bagian terbesar dari Sunnah -yang berbentuk
ucapan, perbuatan, atau persefujuan- adalah untuk menunjuk-
kan hukum, dan umat Islarn dituntut untuk mengikuti Rasu-
lullah saw. dalam masalah ini. Seperti telah disinyalir oleh Al-
Qur'an,
,z,z )4 ,. 4

1r o,,t :j1,'!1;'i'fi &;Ag


"... dan ikutilab dia, supaya kamu mendapat pnruniiru."
(al-Araaf: 158)

Kedua: Ada sebagian dari Sunnah yang tidak berisi substansr


yang menunjukkan syariat, dan tidak harus diikuti, yaitu Sunnah
yang berkaitan dengan perkara duniawi gu--,?-tu, seperti
diungkapkan oleh hadits shahih, {fr"r1 ;! "Kalian
"Ei iih
lebih tahu tentang urusan dunia kalian," mengenai pembuahan
pohon kurma, seperti telah dijelaskan sebelumnya.
Jika dua fakta ini telah disepakatibersama, makaperselisihan
84 SUNNAH RASUL

yang te4adi hanya pada aplikasi konsep ini pada sebagian hadits
atau pada sebagian bid*g. Seperti hadits yang berkaitan dengan
makan, minum, berpakaian, berhias diri, memakai celak mata,
memakai wewangian, dan lainnya. Apakah hal ini termasuk
dalam "dunia kita" yang dipersilakan kepada kita untuk me-
ngatumya sendiri, dan kita lebih tahu tentangnya, karena wahyu
tidak turun untuk memberi perintah atau larangan mengenai hal
itu. Atau sebaliknya, ia termasuk dalam bagian "agamakita"
yang harus kita terima tr,rntunannya dariwahyu, dan kita harus
mengikutinya?
Demikian juga halnya dengan beberapa aturan-aturan
syariat yang diberikan oleh Rasulullah saw./ yang tidak mem-
punyai sifat general dan universal, namun semata-mata untuk
menuntaskan suatu masalah tertentu dan dalam suatu kondisi
saja. Hal itu dapat dipahami sebagai suatu Sunnah yang di-
lakukan beliau dalam kapasitas sebagai imam, pemimpin negara,
atauhakim. Pokok konsep ini telah disepakatibersama, namun
kemudian terjadi perselisihan dalam mengaplikasikannya dalam
sisi yang parsial.

Antara Sikap Ekstrem dan Silcap Skeptis terhadap Sunnah


Seperti sikap kita dalam menghadapi problem-problem
kontemporer --terutama dalam masalah pemikiran-- maka saat
ini kita mengambil sikap di tengah, antara sikap yang ekstrem
dan sikap yang skeptis dalam masalah yang besar ini.
Ada sebagian dari kita yang ingin melepaskan Sunnah dari
furngsinya sebagai salah satu sumber syariat dalam masalah-
masalah tersebut dan masalah-masalah muamalah duniawi,
dengan berdalil pada haditr, {fUl
i\ &i..',} "tculiun lebih
mengetahui tentang urusan dunia kalian."
Sebagian lain dari kita mengingkari jika ada sebagian dari
Sunnah bukan untuk tuntunan syariat. Mereka berdalil: Karena
kita diperintahkan r.rntuk mengikuti Sunnah Nabi saw., dan itu
telah diungkapkan, baik oleh nash maupun ijma', maka ke-
mudian, mengapa ada Sunnah yang tidak harus diikuti?
l: SEGI HUKtJlvl DALAN4 SUNNAH NAII1 85

Pengertian Sunnah lttenurut Sahabat dan Kaum Salaf


Saya ingin mengingatkan bahwa ulama terdahulu dari
generasi sahabat dan yang mengikuti mereka dengan baik, tidak
melalaikan masalah ini. Mereka juga telah mengkajinya, tetapi
bukan dalam tema "Sunnah yang berdimensi hukum" dan
"Sunnah yang tidak berdimensi hukum".
Akan tetapi, kajian mereka tentang hal ini dilakukan dalam
tema lain, yaitu:Apakah perbuatan ini -yang menurut riwayat
shahih telah dilakukan Rasulullah saw.- merupakan bagian dari
Sunnah atau bukan? Masalah ini berimplikasi pada dua hal yang
amatpenting:
Pertama: Jika termasuk Sunnah, maka harus diikuti.
Kedua: Sebagian perbuatan yang telah dilakukan oleh
Rasulullah saw. adalahbukan Sunnah. Atau seperti diungkapkan
oleh orang-orang kontemporer sebagai Sunnah yang tidak ber-
dimensi hukum.

hi terjadi karena, Sunnah, seperti yang dipahami oleh ilmu


Islam, secara terminologis --yaitu perkataan, perbuatan, dan
persetujuan yang diriwayatkan telah dilakukan oleh Nabi saw--
lebih umum daripada makna etimologisnya, seperti yang di-
pahami oleh para sahabat ketika mendengar terma (istilah) ini.
Mereka memahaminya sebagai apa yang diriwayatkan dari
Rasulullah saw. tentang perkara-perkara amaliah yang harus
diikuti oleh umat Islam.
Sebabnya adalah karena terma "Sunnah" secara etimologis
:yaitu pengertian asalnya-- bermakna'jalan yang diikuti'. Oieh
karena itu, Sunnahberarti perbuatan Rasulullah saw. yangharus
diikuti dan dijadikan landasan syariat.
Ketika makna Sunnah bergeser menjadi 'perkataan, per-
buatan, persetujuan, sifat, atau perjalanan hidup', seperti di-
ungkapkan oleh para ulama kontemporer --dan tidak masuk
dalam pengertian terminologis-- maka masuklah ke daiam
Sunnah apa yang berdimensi hukum; dan ini mempakan bagian
terbesarnya dari apa yang tidak berdimensi hukum, dan ini
86 SUNNAH R.\SUL

sedikit, namun tetap ada.


Salah satu masalah yang paling berbahaya dalam bidang
akademis dan ini sering menyesatkan para peneliti adalah de-
ngan menggunakan terminologi Sunnah yang dipahami oleh
orang terdahulu bagi terminologi Sunnuh y*g telah berubah
pada masa kontemporer ini.
Ulama-ulama terdahulu, rnisalnya --menyebut terma
"nasakh-- tidak sama dengan apayangdipahami oleh orang-
orang sekarang. Demikian juga halnya dengan terma "Sunnah".
Saya kembali mengatakanbahwa para sahabat dahulu telah
mengkaji topik yang sedang kita bicarakan ini, yaitu dalam tema:
apakah ini Sunnah atau bukan? Tidak dengan tema: Sunnah
berdimensi syariat atau bukan?

Hal ini dapatkita tangkap dengan jelas dalamriwayatyang


disampaikan dan dituturkan oleh Imam Ahmad dalam kitab al-
Musnad.Ia berkata bahwa Suraij dan Yunus meriwayatkan hadits
kepadanya. Keduanya berkata bahwa Hammad --maksudnya
Ibnu Salamah-- meriwayatkan kepada mereka, dari Ibnu 'Ashim
al Ghanawi dari Abi Thufail, ia berkata bahwa dirinya (Abi
Thufail) bertanya kepada Ibnu Abbas, "Kaummu berpendapat
bahwa Rasulullah saw. telah melakukan lari-lari kecil ketika
thawaf, dan mereka melihat perbuatan itu sebagai Sunnah?" Ibnu
Abbas menjawab, "Mereka berkata benar, tetapi mereka juga
berkata salah." Abi Thufail bertanya, "Apa maksudmu: mereka
berkata bena1, tetapi mereka juga berkata salah?" Ia menjawab,
"Mereka benar ketika mengatakan bahwa Rasulullah saw.
melakukan lari-lari kecil ketika thawai namun mereka berkata
salah ketika mengatakan itu adalah Sunnatg padahal bukan. Hal
itu dilakukan semata karena kaum Quraisy pada masa pe4unjia.
Hudaibiyah berkata,'Biarkan Muhammad dan sahabat-sahabat-
nya hingga mereka mafi membusuk,'ketika mereka mengada-
kan perjanjian damai dengan beliau dan berjanji untuk meng-
izinkan beliau untuk balik ke tanah suci pada tahun yang akan
datang, dan beliau tinggal sementara di Makkah selama tiga hari'
I: SEGI HUKUM DALAM SUNNAH NABI 87

Kemudian Rasulullah saw. datang dengan terus diawasi oleh


kaum musyrikin. Menyadari hal itu, Rasulullah saw. bersabda
kepada sahabat-sahabatnya --untuk menunjukkan kekuatan
kepada musuh-: 4*; t, 'ix 9Ju, t*'r,b 'Berlari-lari kecil-
lah di sekitar Ka'bah sebanyak tiga kali, (tetapi harus diingat,
perbuatan) itu bukan Sunnah."'
Abu Thufail berkata kepada Ibnu Abbas r.a., "Kaurunu
bependapatbahwa Rasulullah saw. telah melakukan sa'i antara
Shafa dan Marwah dengan mengendarai unta, dan mereka
melihat perbuatan itu (menaiki unta) sebagai Sunnah?" Ibnu
Abbas menjawab, "Mereka berkata benat namun juga berkata
salah." Abu Thufail bertanya, "Apa maksudmu, mereka berkata
benar, tapi juga berkata salah?" Ibnu Abbas menjawab, "Mereka
benar ketika mengatakan bahwa Rasulullah saw. telah melaku-
kan sa'i antara Shafa dan Marwah dengan mengendarai unta,
dan mereka berkata salah ketika mengatakan itu (sa'i dengan
mengendarai unta) sebagai Sunnah. Hal itu semata-mata di-
lakukan beliau karena saat Rasulullah saw. melakukan sa'i,
orang-orang tidak diberikan jarak dengan beliau, sehingga
beliau sengaja menaiki unta agar mendengar pengaduan mereka,
dan tidak terjamah oleh tangan-tangan mereka."

Abu Thufail bertanya, "Kaummu berpendapat bahwa


Rasulullah saw. telah melakukan sa'i antara Shafa dan Marwah,
dan mereka juga berpendapat perbuatan itu merupakan Sunnah
Rasul saw.?" Ibnu Abbas menjawab, "Mereka berkata benar.
Karena ketika Ibrahim diperintahkan Allah SWT untuk me-
lakukan manasik haji, tiba-dba berusaha dicegah oleh setan,
namun Ibrahim dapat mengalahkannya. Setelah itu,Ibrahim
berangkat bersama ]ibril ke Jumrah 'Aqabah, dan kembali
dicegah oleh setan. Maka Ibrahimmelemparinya dengan tujuh
buah kerikil hingga setan pergi. Kembali setan mengganggunya
pada jumrah al-Wustha. Maka Ibrahim kembali melemparinya
dengan tujuh buah kerikil. Ia berkata, 'Maka ia membuat setan
A8 SUNNAH RASI.]L

itu jatuh tersungkur.' Yunus berkata, 'Ia membuat setan jahrh


tersungkur.' Saat itu, Ismail yang mengenakan gamis putih,
berkata kepada lbrahim,'Wahai ayahku, saya tidak mempunyai
baju selain ini sebagai kain kafan saya nanti. Maka bukalah baju
saya ini hingga dapat digunakan sebagai kain kafan.' Maka
Ibrahim segera mendekat untuk membuka gamis itu, tetapi tiba-
tiba ia ditegur dari belakang t11,,*';' J (.{I' . . Wahai Ibrahim,
;G)
engkau sudah menjalankan (perintah dilam; mimpi itu.,..'81
Maka Ibrahim segera berpaling, dan ia mendapatkan seekor
domba putih...."82

Dari sini, Ibnu Abbas r.a., sang ulama agung umat Islam,
berpendapat bahwa sebagian perbuatan Nabi saw. pada saat haji,
ada yang Sunnah dan harus diikuti dan ditunaikan, serta ada
yang bukan Sunnah, meskipun perbuatan itu jelas dilaksanakan
oleh beliau.

81QS ash-Shaffat: 104-105.


s2Hadits ini dalam Musnad dengan no. 2707 . Syeikh Syakir berkata bahwa
sanadnya sahih. Abu Ashim al- Ghanawi tsiqah, telah dihukumkan fsiqah oleh Ibnu
Mu'in. Biografi tentang dia dihrlis oleh Bukhari dalarnkitabal-Kunapadano.527.
Dan ia menunjuk kepada hadits ini, seperti kebiasaannya, dengan cermat: Abu
'Ashim bin Abbas berkata, ia berkata: adz-Dzabih. Hajjaj bin Minhal dari
Hammadah bin Salamah berkatabahwa hadits ini dinukilkan oleh al-Hafizh ibnu
Katsir dalam faf strnya(7 /149), dan terakhimya adalah tentang topik ini, awalnya
adalah redaksi, "Ketika Ibrahim diperintahkan untuk melakukan manasik haji".
Demikian juga al-Haitsami dalarnY,rtab Mnjna' Z.awaid (3/359,I/20A,201) darlawal
perkataarurya, "Aku berkata kepada Ibnu Abbas, 'Kaummu berkata bahwa
Rasulullah saw. telah melakukan sa'i antara Shafa dan Marwah."' Ia berkata pada
topik yangpertama, "Diriwayatkan olehAhmad dan Thabrani dalamV,tlab al-Knbir,
dan para perawinya adalah tsiqat." Dan pada yang kedua ia berkata, "Hadits ini
diriwayatkan oleh Ahmad dan para perawinya adalah sahih, selain Abu 'Ashim
al-Ghanawi, ia adalah tsiqah.Demlktam juga as-Suyuthi, menyebutkan sebagian
hadits itu dalam kitab Durrul Mantsur (5 / 280), dan ia juga menisbahkan kepada
Ibnu Jariq, Ibnu Abi Hatim, Ibnu Marduweih dan al-Baihaqi dalNn Syu'abul hnan.
Lihat Musnad Ahmad2029,2077,2688,2783.1uga lihat hadits no. 1264 dalam kitab
S ahih Muslim, b ab aI -Haj j i.
I: SEGI HUKUM DALAM SUNNAH NABI 89

Beberapa Praktik Ibadah Haji yang Bukan Sunnah


Seperti diketahui, perbuatan-perbudtan dalam ibadah haji
lebih banyak mengandung nilai ibadah. Akan tetapi, kita iuga
mendapati sebagian perbuatan Nabi saw. dalam ibadah haji yang
diperselisihkan oleh para sahabat: Apakah ia termasuk Sunnah
serta manasik haji ataubukan?
Yang diperselisihkan itu antara lain, berdiam di sebuah
lapangan luas antara Mina dan Mekkah, atau dikenal dengan
Muhnshshab.
Nafi meriwayatkan dari Ibnu'Umar bahwa ia berpendapat,
tahshib (tinggal di lapangan luas antara Mina dan Mekkah) ada-
lah Sunnah. Demikian juga'lJmar r.a. melakukan itu. Diriwayat-
kan oleh Bukhari dan Muslim.
Dalilnya adalah, karena Rasulullah saw telah berdiam di
Muhashshab (tempat luas yang terletak antara Mina dan
Mekkah) itu, kemudian beliau shalat Zruhur,'Ashat Maghrib,
dan'Isya.

Akan tetapi, 'Aisyah dan Ibnu 'Abbas berpendapat lain.


Bukhari meriwayatkan dari Ibnu Abbas, ia berkata, "Tahshib
bukanlah suatu Sunnah yang harus diikuti. Ia hanyalah suatu
tempat yang pemah beliau diami."
Dari 'Aisyah diriwayatkary ia berkata, "Itu hanyalah suatu
tempat yang telah didiami oleh Nabi saw., agar beliau merasa
segar ketika kembali (ke Madinah)." Muslim meriwayatkan
darinya, "Tinggal di situ bukanlah Sunnah."
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad, 'Aisyah
menjelaskan sebab perbuatan Rasulullah saw. tersebut, "Beliau
berdiam di tempat itu semata-mata karena saya (agar saya segar
kembali untuk melanjutkan perjalanan pulang ke Madinah)."
Hafizh Ibnu Hajar menyebutkannya dalam kitab Fathul Bari.83
Ibnul-Qalyim berkata dalam kitabnya, Zaadul-Ma' ad,

83F athul Baari, juz. 3/591, as-Salafiah.


90 SUNNAH RASUL

"Kaum salaf telah berselisih tentang masalah tahshib, apakah


ia Sunnah atau sekadar tempat istirahat? Ada dua pendapat
dalam hal ini. Satu kelompok berpendapat bahwa hal itu bagian
dari Sunnah ibadah haji. Dalam Bukhari dan Muslim diri-
wayatkan dari Abi Hurairah bahwa Rasulullah saw. bersabda
ketika akanberangkat dari Mina, €;. ,8" iu r ;u:, ';:ytT o'i;u ,k$
t '.2i. ,. t t . .'-1 '.
tp(r .sG lj; tu d;"- i\rf 'Insya Allah, besok kita akan berhenti
di wilayah Bani Kinanah, di tempat mereka menetapkan janji
dalamkekafiran.'e Masudnya, di tempat luas antara Mina dan
Madinah itu, bangsa Quraisy dan Bani Kinanah telah mengikat
janji untuk tidak mengadakan hubungan persaudaraan dan
perkawinan dengan Bani Hasyim serta Bani Abdul-Muthaliib,
sampai mereka menyerahkan Rasulullah saw. kepada mereka di
tempat itu. Maka Rasulullah saw. sengaja menampilkan syi'ar-
syi'ar Islam untuk mengalahkan syi'ar-syi'ar kekafiran itu dan
permusuhan kepada Allah SWT serta Rasul-Nya. L:ri adalah salah
satu kebiasaan Rasulullah saw., yaitu menonjolkan syi'ar-syi'ar
tauhid di tempat kekafiran dan kemusyrikan. Hal ini sebagai-
mana Nabi saw. memerintahkan untuk membangun masjid Thaif
di tempatberhala Latta dan Uzza.

Mereka berkata, 'Dalam Sahih Muslim, dari Ibnu lJmar,


diriwayatkan bahwa Rasulullah saw beserta Abu Bakar r.a' dan
Umar r.a. berdiam di tempat itu. Dalam salah satu riwayat Mus-
lim, darifbnu lJmar, ia berpendapat bahwa berdiam di tempat
itu adalah Sunnah.'s
Bukhari berkata dari Ibnu'IJmar bahwa Ibnu'Umar me-
lakukan shalat Zltrthu4Ashaq, Maghrib, dan Isya serta melaku-

eDiriwayatkan oleh al-Bukhari,3 /36'l', dalamal-Haiii,bab: Tinggalnya Nabi


saw. di Makkah. Serta olehMuslim, no. 1374, dalarn al-Hal, bab: Disunnahkannya
tinggal di muhashshab.
ssHadits diriwayatkan oleh Muslim, no. 1310,337, dan 338.
l: SEGI HLiKIJM DALAM SUNNAH NABI 9l

kan istirahat di sana. Ia berkata bahwa Rasulullah saw. melaku-


kan hal itu.85
Sahabat yang lain berpendapat, di antara Ibnu Abbas dan
'Aisyah, bahwa perbuatan itu bukan Sunnah. Ia hanyalah suatu
tempat untuk istirahat. Dalam kitab Bukhari-Muslim, dari Ibnu
Abbas, ia berkata,'Tinggal di tempat itu bukanlah Sunnah. Ia
hanyalah sebuah tempat yang Rasulullah saw. tempati agar
beliau kembali segar ketika berjalan prlang."'87
Dalam sahih Muslim, dari Abi Kafi', "Rasulullah saw. tidak
memerintahkan kepadaku beserta rombongan untukberdiam di
tempat itu, tetapi akulah yang membuat tempat berteduh
Rasulullah saw.. Kemudian ketika beliatr datang, beliau tinggal
di tempat itu,s sesuai dengan kehendak Allah SWT, serta untuk
membenarkan sabda Rasulullah saw., l, r ;': ',:1tt dj;u\
t " ',
t;ru5 .st >-n:+ 'Besok kita akan beristirahat di daerah Bani
Kinanah.' Serta untuk mewujudkan apa yang telah beliau ren-
canakan."89
Demikian juga halnya dengan berlari-lari kecil ketika
melakukan thawaf, yaitu berjalan cepat pada saat thawaf qudum
dan pada putaran ketiga yang pertama.
Jumhur melihat hal itu sebagai Sunnah, karena Rasulullah
saw. melakukannya dan memerintahkan untuk melakukan itu.
Ibnu Abbas berkata --seperti kami nukilkan dari Musnad
Ahmad, sebelumnya--, "labukanlah Sunnah. lv{aka barangsiapa
yang mau, silakan melakukannya; dan jika tidak mau, maka tidak
usan. -"

s6Hadits diriwaya&an oleh al-Bukhari (3/472) dalam al-Hajj,bab: Tlnggai di


DziThayy sebelum masuk ke Makkah.
8THadits diriwayatkan oleh Bukhan1@ / 471) dalamal-Hajj,bab: al-Muhassab,
dan Muslim no. 13L2.
ssHadits diriwayatkan oleh Muslim, no. 1313.
ssD ai Z,tadul-Ma' ad, jtn 3 / 29 L295, muassasah Risalah, dargan tahqiq Syua'ib
dan Abdul Qadir al-Amauth.
eoAl-Fath,
iuz 3 / 471.
S2 SUNNAH RASL}L

IbnuAbbas menjelaskan, sesuai riwayat Bukhari, penyebab


yang mendorong Rasulullah saw.'memerintahkan unfuk
melakukan lari-lari kecil itu. Ia berkata, "Rasuluilah saw. beserta
sahabat-sahabatnya datang ke Mekah. Melihat itu, orang-orang
musyrik berkomental,'Kita kedatangan serombongan orang-
orang yang telah digerogoti penyakit dari Yatsrib.' Mendengar
celoteh mereka itu, Rasulullah saw. memerintahkan para sahabat
untuk berlari-lari kecil saat thawaf pada tiga putaran yang
pertama, dan agarberjalan di antara dua rukun (rukunYamani
dan rukun Hajar al-Aswad ), dan beliau tidak memerintahkan
untuk berlari kecil pada seluruh putaran agar perbuatan itu tidak
terus dilakukan (menjadi Sunnah)."rr
IJmar r.a. pemah ingin meninggalkan lari-lari kecil itu, tetapi
kemudian ia mengurungkan niatnya.

Dalam Bukhari diriwayatkan bahwa Umar r.a. berkata


kepada pojok Hajar al-Aswad, "Demi Allah, aku tahu engkau
adalah batu yang tidak dapat memberi madharat dan manfaat.
jika aku tidak melihat Rasulullah saw. mengecuPmu, niscaya aku
tidak akan melakukannya." Maka ia pun mengecuPnya. Ke-
mudian ia berkata, "Mengapa kita harus melakukan lari-lari kecil
itu? (Dahulu kita lakukan) semata karena di belakang kita ada
orang-orang musyrik yang sedang memperhatikary dan
sekarang mereka telah dibinasakanAllah SWT!" Ia menambah-
kan, "(Tetapi) itu adalah perbuatan yang Pernah dilakukan
Rasulullah saw., dan kita tidak ingin meninggakannya."n
Kesimpulan hadits ini -seperti disebutkan dalam kJtab Fathul
Bai- adalah, Umar telah berniat untuk tidak melakukan lari-lari
kecil ketika melaksanakan thawaf, karena ia mengetahui sebab
dilakukannya perbuatan itu pada masa Rasulullah saw.. Karena
penyebab itu sudah tidak ada, maka ia inginmeninggalkannya.

elHadits diriwayatkal dalam Sahih Bukhari no. 1602, bersama Fathul Bari,
Darul Fikr.
e2Hadits ini dalam Shahih Bukhari dengan no. 1605.
l: SEGI HUK[JI\,{ DALAM SUNNAH NAtsl 93

Kemudian ia mengurungkan niatnya itu karena melihat ke-


mungkinan ada hikmah lain di balik perbuatan itu, yang tidak
ia ketahui. Ia juga melihat bahwa mengikuti perbuatan Rasu-
lullah saw itu lebih utama. Juga orang yang melakukan itu, ketika
ia mengingat sebab yang mendorong diperintahkannya lari-lari
itu, maka ia akan mengingat pula nikmat Allah SWT atas umat
Islam Yang telah mengangkat dan memenangkan mereka atas
musuh-musuhnya.
Apa yang ingin dilakukan'Umar itu didukung oleh kenyata-
an bahwa mereka hanya berlari-lari kecil untuk pamer kekuatan
kepada kaum musyrikin yang berada di antara dua mkun Syam,
karena saat itu kaummusyrikin sedangberada pada tempat itu.
Sedangkan jika mereka melewati dua rukum Yamani, mereka
hanya berjalan biasa, seperti dijelaskan dalam hadits Ibnu
Abbas.e3

Kami mendapati para sahabat r.a.,yang meskipun mereka


amat patuh dan taat kepada Rasulullah saw. serta mengikuti
Sr:nnahnya, pada beberapa kesempatan mereka melanggar
perintah beliau atau melakukan apa yang dilarangnya, jika
mereka mendapati beberapa indikasi yang menunjukkan bahwa
perintah atau larangan itu tidak bersifat pasti dan mengikat. Atau
mereka mendapati bahwa itu adalah sekadar pendapat atau
ijtihad Rasulullah saw dalam salah satu kebijaksanaan duniawi
yang dapat mereka kaji lebih dalam atau dapat mereka tinggal-
kan. Atau yang beliau sabdakan dalam kapasitas beliau sebagai
pemimpin umat dan negara, sehingga tidak mempunyai sifai
tasyri' secara umum dan universal bagi umat hingga hari kiamat.
Seperti larangan beliau untuk melakukan puasa zuls hnl (yain:
puasa secara terus menerus tanpat putus, penj.), namun mereka
(para sahabat) tetap melakukan puasa itu, karena menyangka -
-seperti telah dikatakan olehRasyid Ridla-hal itu diperintahkan
Rasul saw. hanya karena dorongan kasih sayang kepada mereka.

e3F athul Bari, juz 3 / 472


94 ST]NNAH RASI.JL

Pada kesempatan lain, meieka salah mengambil kesimpulan,


seperti sebagian mereka yang terus melakukan shaum dalam
keadaan musafi1, meskipun mengalami kesulitan. Mendapati hal
itu, Rasulullah saw. bersabda, {iair arV "Mereka telah me-
langgar perintah!"e4
Mereka juga telah melanggar beliau -ketika beliau ingin
mengikat perdamaian dengan suku Ghathfan dengan konsesi
sepertiga penghasilan kebun Madinah, dengan syarat mereka
menarik pasukan dan tidak mengepung mereka- yaitu Sya'dani
yang menolak itu.es

Rasulullah saw juga telah memerintahkan sahabat untuk


mengecat uban mereka, agar berlainan dengan Yahudi dan
Nashrani,e6 namun dalam riwa y at y ang shahih kita mendapati
banyak sahabat yang tidak mengecat uban mereka.
Dalam masa hidup Rasulullah saw., mereka juga menanya-
kan pada beliau: mana yang termasuk wahyu dari Sunnah beliau
dan mana yang bukan, mana yang harus dikerjakan dan dituruti
secara harfiah dan mana yang tidak.
Seperti yang terjadi dalamperang Badar, serta sikap Habbab
bin Mundzir, ketika melontarkan pertanyaan kepada beliau,
"Apakah pernilihan tempat ini sesuai dengan perintah A[ah
SWT ataukah sekadar hasil pendapat dan strategi perang?"e7

eaHadits ini diriwayatkan oleh Muslim dalam bab ash-Shiam, no. 1114.
eslihat Zaadul-Ma' ad,
i.i.z 3 / 27 3, ar-Risalah.
eoyaitu hadits, qi;"t.* i''"-. \ s'rr-)(, ,'.lt '"1_b" sestmgguhnya orang yahudi

danNasrani tidakmengecat rambut mereka, maka lakttl,,an tindakanberbedn denganmereka


(yaitu dengan mengecat rambut kaliaut, penj.)." Diriwayatkan oleh Br"rkhari dan
MusLim dalam Wtab al-Libas,Abu Daud dalam at-Tarajjul,an-Nasa'idalamaz-Zinah,
serta Ibnu Majah dalam al-Libas, sepertr disebu&an dalam kitab Faidl al-Qadir.
eTHadits it i diriwaya&an dalam kitab Sirahibntr Hisyantirz2hal.272 dari Ibnu
Ishaq. Ia berkata, "Ia meriwayatkan hadits dari beberapa orang sr,rku Bani Salamah,
bahn'a mereka menyebutkan bahr,va Habbab...." Al-Albani berkata dalam meu-
taffirthadits-haditsdalambukuFiqhSirahSyeikhGhazali, "Sanadn'rdla'if,karena
ketidakjelasan orang yang menghubrurgkan antara ibnu Ishaq dengan beberapa
I: SEGI HUKUM DALAM SUNNAH NABI 95

Juga seperti sikap Barirahbin Mughits, seperti telah disebut


sebelumnya.
Kita mendapati ulama dan Penafsir ulung Al-Qur'an,
Abdullah bin 'Abbas r.a., dalam memahami larangan Rasulullah
saw. untuk mernakan keledai iinak pada saat perang Khaibar
sebagai perintah yang dilakukan untuk kepentingan tertentu
pada saatitu, yaitu menjaga agar keledai tidakhabis jika mereka
lerus menyembelih dan menkonsumsinya, sedangkan mereka
amat membutuhkannya sebagi sarana angkutan. Dengan demi-
kian, larangan itu tidak bersifat umum, dan bukanlah hukum yang
abadi. Inilah yang diungkapkan oleh para ulama dan peneliti
pada masa selanjubrya dengan kata-kata mereka, "Itu disabda-
kan oleh Rasulullah saw. dalam kapasitas beliau sebagai pemim-
pin, bukan sebagai mufti dan penyampai aj aran dari Allah SWT. "

Bukhari meriwayatkan dari Ibnu Abbas, ia berkata, "Aku


tidak tahu, apakah Rasulullah saw. melarang itu karena hewan
itu adalah alat angkut yang penting, sehingga fungsi itu tidak
terganggu? Ataukah memang beliau mengharamkan (untuk
seterusnya, penj.) dagrng keledai jinak, pada perang Khaibar?e8

orang dari suku Bani salamah (jugamerekaitu tidak jelas, siapa; dan tidak diketahui,
apakah mereka sezaman dengan Habbab atau tidak)." Al-Hakim menyambungkan
khabar irri dalam al- Mustadrakiuz 3 / 427 . Akan tetapi, ia tidak men-shahih-kanny a
.

Adz-Dzahabi menghukumkannya munkar. Akan tetapi, Ibnu Hajar menyam-


bungnya dalam kttab al-Ishabah (juzl / a2\ danialan periwayatan Ibnu Ishaq dalam
i<itaU iirah. Ia berkata, "Yazidbtn Ruman meriwayatkan hadits kepadaku dari
'Urwah dan daribeberapa orang dalam kisahperang Bada', kemudian iamenyebut
Habbab.... Sarrad ini hingga'Urwah adalah shahih.Habbab meninggal pada masa
,Umar. Sedangkan'Urwah lahir pada akhir kekhilafahan itu, se-
kekhalifahan
hingga ia tidak sempat bertemu dengan Habbab, sehingga hadits ini mursal.
Menurutku: haditsini diperkuatoleh populemya kisah antara sahabatyang sempat
,urwah, dar1 mereka berjumlah besar, yaitu mereka yang mencerita-
ditemui oleh
kan tentang berita peperangar-r-peperangan kepada anak-anak mereka. Hadits ini
jugamempunyatsanaddta'if d;rilbnusyahin,sepertiditulis dalamal-Ishnbahpula.
bin kitab-kitab sirah telah menukilkan khabar dari Habbab itu, dan mereka telah
menerimanya."
esFnthul Bari, juzT / 482,hadits no. 4227.
96 SUNNAH RASI.JL

Yang memperkuat kemungkinan pertama adalah hadits


yang diriwayatkan Bukhari dari Anas bin Malik, "Seseorang
datang kepada Rasulullah saw., dan berkata, '(Dagrng) keledai
dimakan (oleh pasukan Islam)!" Akan tetapi, beliau hanya ter-
diam saja. Kemudian datang orang kedua dan berkata, "Keledai
dimakan (oleh pasukan Islam) !" Beliau juga tetap diam. Setelah
itu datang orang ketiga, dan berkata, "Keledai hampir habis
(karena disembelih dan dikonsumsi pasukan Islam)." Men-
dengar itu, Rasulullah saw. memerintahkan agar diberitahukan
kepada semua orang, "Allah SWT dan rasul-Nya melarang
kalian untuk memakan daging keledai jinak." Mendengar itu,
maka bejana-bejana yang penuh daging kekedai yang sedang
dimasak segera ditumpahkan.e

Bukhari meriwayatkan dengan sanadnya pula bahwa 'Amru


bin Dinar berkata kepada Jabir bin Zaid bin Ab iSya' sya, "Mereka
berkata bahwa Rasulullah saw. telah melarang memakan keledai
jinak!" Jabir menjawab, "Al-Hakam bin Amru al-Ghiffari juga
mengatakan itu kepada kami di Bashrah, tetapi perkataan itu
ditentang oleh Ibnu Abbas, dan ia membaca ayat,
'Katakanlah, 'Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang di-
wahyukan kepadaku, sesuatu yang diharamkan bagi orang yang
hendak memakannya, kecuali kalau makanan itu bangkai, atau
darah yang mengalil, atau dug-g babi --karena sesungguhnya
semua itu kotor--, atau binatang yang disembelih atas nama
selain Allah. . .." " (al-Arr'am: L45)
Penolakan IbnuAbbas itubukanlah atas laranganyang telah
jelas; dania mengakuibahwa larangan ituberasal dari Nabi saw.,
tetapi ia tidak mengakui bahwa larangan itu dilakukan dalam
kapasitas Nabi saw. sebagai penyampai risalah, yang berarti
berlaku secara general dan abadi.
Ia melihatbahwa perintah itu hanyalah suatu perintah atau

eeFathul Bari,
iuz 9 / 654, hadits no. 5529.
1: SEGI HL]KUM DALAI\{ SUNNAH NABI gZ

keputusan yang diambil dalam kapasitas beliau sebagai pe-


mimpin yang berkaitan dengan pengejawantahan suatu ke-
maslahatan bagi manusia, atau mencegah suatu keburukan atas
mereka pada suatu masa tertentu. Yaitu, jika manusia terus
dibiarkan menyembelih dan menkonsumsi keledai mereka pada
saat itu, maka mereka akan kehilangan alat transportasi mereka
yang amat vital.
Kita dapat saja menyetujui atau menolak pendapat Ibnu
Abbas dalam masalah larangan memakan keledai jinak itu. Para
fuqaha juga berselisih pendapat dalam masalah ini, dan mayo-
ritas fuqaha berseberangan pendapat dengan Ibnu Abbas' Akan
tetapi, yang menjadi fokus perhatian kita pada saat ini adalah
sikap Ibnu Abbas yang melihat bahwa sebagian larangan tidak
bersifat general dan tidak juga abadi, nalnun semata-mata sebuah
keputusan dan kebijaksanaan pemimpin yang didorong oleh
suatu tujuan kemaslahatan pada saat itu.

Dalam kitab saya, Fiqhuz-Zaknt, saya telah menyinggung di


banyak tempat tentang aPa yang diriwayatkan dari Nabi saw
dalam kapasitas beliau sebagai pemimpin, bukan dalam ka-
pasitas beliau sebagai pemberi fatwa, tabligh, atau sebagai nabi.
Dengan itu, sayamenemukan solusi dalam memecahkan masa-
lah riwayat-riwayat yang berkaitan tentang zakat, nishab dan
ukurarrrya, serta tentang beberapa macam harta yang dapat lolos
dari zakat.
Bagian yang paling banyak mendapat sentuhan adalah
masalah zakat kekayaan binatang ternak, karena itu adalah ke-
kayaan terbesar bangsa Arab pada masa hidup Rasulullah saw..
Darinya, kemudian disimpulkan banyak kaidah dan hukum-
hukum yang berkaitan dengan zakat.
Baiklah, saya akan sedikit mengutip dari aPayangsaya tulis
dalam kitab itu tentang tiga topik dari hadits-hadits zakat. Saya
berpendapat, untuk memecahkan masalah yang tampak pada
hadits-hadits itu adalah dengan melihat bahwa perintah dan
larangan yang ada pada hadits itu diberikan Rasulullah saw.
98 SUNNAH RASUL

dalam kapasitas beliau sebagai pemimpin, tidak lebih dari itu.


Topik pertama: Penafsiran tentang perselisihan antar-
beberapa kitab zakat.
Topik kedua: Seputar nishab sapi.
Topik ketiga: Seputar zakat kuda.

Penafsiran tentang Perselisihan Antarbeberapa Kitab Zalcat


Kita perlu merenung lebih dalam untuk memahami riwayat-
riwayat dari Rasulullah saw. dan khulafaur-rasyidin tentang
zakat y arrg tertulis dalam beberapa kitab. Kita menemukan ada
sedikit kesimpangsiuran pada riwayat-riwayat itu.
Yang kami maksud dengan riwayat di sini adalah yang
diriwayatkan dengan sanad yang dapat diterima (sedangkan
sanad yang dha'if dan mardud, karrti tidak perlu mengacuh-
kannya). Seperti yang terhrlis dalam kitab Ali r.a., " Jika pembayar
zakat membayar zakat (unta)nya dengan hewan yang lebih tua
satu tahun dari yang diwajibkan, maka kepadanya dikembalikan
sepuluh dirham."
Yang tertulis dalam kitab Abu Bakar dalam masalah kewajib-
an zakat yang telah diwajibkan oleh Rasulullah saw. yaitu, beliau
memerintahkan untuk mengembalikan dua ekor domba atau
dua puluh dirham, seperti terdapat dalam hadits Anas.
Demikian juga yang tertulis dalam kitab Ali dari beberapa
perbedaan dengan kitab Abu Bakar dan Umar. Behrl, kitab Ali
tidak mutlak marfu'u kepada Rasulullah saw.. Yang tepat adalah,
kitab itu mnuquf . Akan tetapi, bagaimana mungkin Ali r.a. berani
berlainan pendapat dengan ketetapan Rasulullah saw..
Apakah kita harus meragukan kitab Abu Bakar dan lJmar,
padahal kedua kitab itu telah jelas ke-shahih-annya?
Ataukah kita berkata, " Ali mengetahui bahwa kitab-kitab
yang lain telah di-nasakh, dan yang berada padanya adalah peng-
ganti dari kitab yang teiah di-irasakhiht." Akan tetapi, mengapa
tidak tampak pada masa Abu Bakar dan Umar?
Akan tetapi, semua kemungkinan-kemungkinan itu tidak
dapat diterima.
l: SEGI HUKUM DALAM S(JNNAH NABI 99

Menurut saya, Penentuan ukuran-ukuran zakat yang dilaku-


kan Nabi saw. ihr adalah dalam kapasitas beliau sebagai pe-
mimpin umat Islam, bukan sebagai nabi' Keputusan yang di-
ambil dalam kapasitas beliau sebagai pemimPin, akan lebih me-
nitikberatkan pida sisi yang paling bermanfaat bagi masyarakat
pada suatu wikt t, tempat, dan kondisi tertentu. Kebijaksanaan
yang ditempuh pada saat itu, dapat berubah seiring dengan
terubahny i rutnan, tempat, atau kondisi, atau seluruh sisi itu'
Berbeda d"t g* aturanyang diberikan dalamkapasitas kenabi-
an, ia akan mlnjadi syariatyangberlakubagi seluruh umatpada
seluruh zaman dan temPat.

Termasuk di sini -menurut saya- penenfuan perbedaan usia


unta dengan harga dua ekor domba atau dengan harga dua
puluh dirham. Padahal perbedaan seperti ini tidak dapat ditetap-
Lanpada suatuharga tertentu, karena perpautanantara unta dan
domba --meskipun terus stabil dan sama-- dengan menghargai
dua ekor seharga dua puluh dirham tidak terus demikian. Pada
suatu saat, harga domba naik atau daya beli dirham menurun/
dan dapat puli te4adi sebaliknya, seperti sering kita saksikan
pad,a iamin sekarang. Maka ketika Nabi saw. menghargai
domba dengan dua puluh dirham, itu dilakukan dalam kapasitas
beliau sebagai pemimpin, dengan melihat harga pada-saat itu'
Maka dengin demikian, kita boleh menentukan harga lain dari
harga itu, Jesuai dengan perkembangan nilai dan harga saat ini.
3esuai pedoman ini, ImamAli menentr-rkan perbedaan usia
hewan dengan dua ekor domba atau sepuluh dirham' I1i me-
nunjukkan bahwa harga domba menurun pada masanya, dan itu
tidak menyalahi perintah Nabi saw..
Pemahaman seperti ini terhadap perbedaan dalam kitab-
kitab itu --dalam melakukan perincian tertentu-- lebih baik
daripada menolaknya sama sekali, dengan mengkitiksanad dan
keabsahannya, seperti yang dilakukan oleh Imam Yahya bin
t'Tidak ada hadits yang sahih dalam masalah
Mu'in. Ia beikata,
penentuan ukuran shadaqah'" Yang ia maksud dengan ukuran
IOO SUNNAH RASUL

itu adalah ukuran dan ketentuan usia unta dan bilangannya,


nishab sapi dan lainnya, sehingga Ibnu Hazm amat keras me-
nolak pendapat ini, dan mengltakan bahwa perkataan ini tidak
dapat diterima karena tidak 4nempunyai landasan sama sekali.
Keraguan terhadap hadits-hadits yang berkaitan dengan zakat
ini kemudian dimanfaatkan oleh orientalis semacam Schact
untuk membuat umat Islam ragu. Juga hadits-hadits zakat yang
sahih yang jelas disabdakan Rasulullah saw..1m

Seputar Nishab Zakat Sapi


Sedangkan topik kedua, yaitu yang berkaitan dengan nishab
sapi: apakah tiga puluh ekor (seperti pendapat yang masyhur)
atau sepuluh? Atau malah lima (seperti pendapat sebagian salaf)?
Saya kemudian memberi komentar masalah ini.
"Menurut saya, Rasulullah saw sengaja membiarkan be-
berapa masalah nishab zakat dan ukurannya, dan tidak mem-
berikan ukuran yang pasti, dengan tujuan untuk memberikan
keluasan bagi para pemimpin umat untuk menentukan ukuran
yang paling tepat bagi umat, sesuai dengan tempat, zaman, dan
kondisinya.
Ini karena dapat terjadi, seorang pemimpin pada suatu
wilayah dan pada suatu masa mendapati harga sapi lebih mahal
dibandingkan unta, serta lebih bermanfaat, dan lebih meng-
hasilkan susu dan anak. Sepertibeberapa jenis sapi yangterkenal
saat ini. Dalam keadaan seperti ini, pemimpin dapat menentukan
nishab-nya dengan lima ekor dan wajib membayar satu ekor
domba. Dalam sepuluh ekor sapi membayar dua ekor domba,
dan dalam dua puluh ekor sapi membayar empat ekor domba.
Selanjutnya dapat terus dilakukan penentuan zakat sesuai
dengan hadits Mu'adz. Pendapat ini makin kuat jika pemilik
sapi-sapi semacam ini adalah orang-orang kaya. Juga dapat pula
mengambil pendapat Syahr bin Hausyab dengan menentukan

tNFiqhuz- Zafutt, juz 1/139, 19t. Cet. 16, Ar-Risalah


I : SEGI HUKUI\,I DALAM SUNNAH NABI IO I

nishab sapi sebanyak sepuluh ekor.


Adapun jika sapi di suatu tempat lebih murah dan kurang
manfaatnya, sehingga orang yang memiliki lima atau sepuluh
ekor sapi tidak dinilai sebagai orang kaya, maka nishab yang logis
pada kondisi seperti ini adalah tiga puluh ekor sapi. Ini sesuai
dengan pendapatyang masyhur. Ini dapat memperjelas perkata-
an az-Zrthri tentang ukuran nishab sapi dengan tiga puluh eko4
yaitu sebagai peringanan terhadap penduduk Yaman.
Jika benar apa yang dikatakan Zuhri, maka itu bukan sebuah
naskh *pefityang dipahami pada saat ini, namun suatu tindakan
Nabi saw. dalam kapasitas beliau sebagai imam/pemimpin
kaum Muslimin, yang mengatur hukumnya kepada mereka
sesuai dengan maslahat tertentu yang dapat berubah, sehingga
hukumnya pun turut berubah. Apa yang disabdakan atau di-
lakukan oleh Rasulullah saw. dalam kondisi sebagai pemimptru
tidak sama derajatnya dalam hukum dengan apa yang beliau
lakukan dan ucapkan dalam kondisi beliau sebagai pembawa
risalah kenabian (penyampai risalah dari Allah). Antara ke-
duanya terdapat perbedaan yang jauh.101

Seputar Zakat Kuda


Kemudian saya kembali menyentuh masalah ini pada akhir
pembahasan tentang zakat kuda, serta perselisihan yang terjadi
antara imam-imam fikih -seputar wajib atau tidaknya, dan
setelah Rasulullah saw. menyabdakan hadits, '& c';;ib
'gt- ,f "Aku telah membebaskan kalian dari zakat kuda." Aku
berkata,
"Aku kembali memperkuat pendapat yang telah akukatakan
. sebelumnya, ketika memberi komentar atas perselisihan yang
terjadi dalam kitab-kitab zakat. ]uga dalam masalah penentuan
nishab sapi serta perselisihan yang terjadi padanya. Saya

tot P ;r7*-7o1o4 juz 1 / fi3


IO2 STJNNAH RASUL

menguatkan kembali bahwa hal itu sengaja ditinggalkan oleh


Rasululiah saw. sebagai keluasanbagi umatnya serta pemimpin
mereka. Beliau menyabdakan itu dalam kapasitas beiiau sebagai
pemimpin yang memberikan perintah dan larangan, memberi-
kan tugas serta menghilangkan bebary sesuai dengan tuntutan
maslahat umat dan agama Islam pada saat itu. kri karena kondisi
saat itu menunfut untuk mernbebaskan masyarakat dari zakat
kuda.
Akan tetapi kemudiary bagaimana cara membedakan antara
apa yang disabdakan beliau sebagai nabi dan sebagai pemimpin?
Pembedaan itu dapat dilakukan dengan memperhatikan
kondisi disabdakannya suatu hadits, dan dengan melihat topik
hadits itu acialah masalah kemaslahatan yang berkaitan dengan
kepentingan politik negara, ekonorni, militer, administrasi, dan
sebagainya.

Yang menunjukkan sabda itu diucapkan dalam kapasitas


Nabi saw. sebagai pemimpin, yaitu adanya nash lain yang ber-
seberangan dengan nash itu, karena berbedanya tempat, waktu,
dan kondisi dengan nash lainnya. Dengan dernikian dapat di-
lihat, di situ ada upaya untuk mencapai suatu kemaslahatan
parsial dan temporal yang tertentu, dan tidak ditujukan untuk
suatu syariat yang abadi dan general.
Kemudian saya menyitir pendapat Imam al-Qarafi dan ad-
Dahlawi (seperti telah kami kutip sebelumnya pada buku ini)'
Setelah itu aku berkata,
"Menurutku: Pembebasan Nabi saw. akan zakat kuda -jika
riwayat itu shahih-- masuk dalam bagian ini. Beliau bertujuan
untuk mencapai suatu kemaslahatan tertenfu saat ifu, yaitu
mendorong untuk mengembangbiakkan kuda dan memper-
gunakannya dalam berlihad. Pengertian ini didukung redaksi
vang diucapkan beliau, {F ilr; 'rr F 'Aku telah bebaskan
bagi kalian.'Jika harta itu tidak termasuk dalam bagian yang
terkena zakat, niscaya beliau akan bersabda dengan redaksi,
I: SEGI HUKI-JI\4 DALAN4 SUNNAH NABI I 03

,,',,2irc-..r-1
q(q- !a 3rr't F , karena PengamPunan dan Pembebasan
hanya dapat dilakukan terhadap sesuatu yang memang se-
harusnya diminta dan dituntut. Ini juga secara implisit me-
nunjukkan bahwa masalah ini diserahkan kepada beliau -seperti
dikatakan oleh sebagian ulama-jdan para pemimpin yang adil
setelah beliau, untuk melihat masalah zakat kuda, sesuai dengan
funtutan maslahat umum.
Jika di suatu negeri, kuda dikembangbiakkan denganpesat
serta dijadikan sebagai sumber penghasilan, dan menghasilkan
pendapatan yang besar kepada pemiliknya t yang lebih besar
daripada unta, maka dalam kondisi seperti itu zakat kuda wajib
dikeluarkan" Dengan demikian, tidak ada pembedaan antara
orang-orang kaya, dengan menarik zakat dari sebagian mereka
sementara membiarkan yang lain. Inilah latar belakang yang
dapat diterima ketika Umar mengutip zakat atas binatang itu, jika
benar Nabi saw. mengampuninya. Wallahu a'1am."102

Tidak Perlu Terlalu Sering Mengklaim Adanya Naskh


Kajian terhadap Sunnah seperti ini --dengan dibantu oleh
syarah para ulama-- akan membantu kita untuk tidak terlalu
sering mengklaim adanya naskh -seperti dilakukan oleh banyak
ulama-- sebagai upaya untuk keluar dari adanya kontradiksi
antara dalil-dalil yang ada.
Akan tetapi, naskh tidak dapat dikatakan hanya praduga,
namun harus dengan mengetahui mana yang terdahulu dan
yang terkemudian di antara dua nash, sehingga satu nash itu
dapat menghukumkart pe-nnsaklt-an nash yang lain.
Pada kenyataannya, apa yang dikatakan naskh, sebetulnya
tidaklah mansukh, tetapi masing-masing naskh mencerminkan
suatu politik syariat Nabi dalam menghadapi suatu realitas ter-
tentu dan dengan dorongan serta kondisi tertentu pula. Sehingga
ketika sebab yang mendorong kewajibannya berubah, berubah
pula hukumitu.
rozF iqhuz-Zakat,
iuz 7 / 230, 233
IO4 SUNNAH RASUL

Inilah yang dikatakan oleh para ulama dalam masalah


pelarangan menyimpan daging kurban, dan kemudian hal itu
dibolehkan, bahwa itu bukan naskh -penghapusan hukum. Hal
ini telah saya jelaskan dalambuku yang saya tulis, Syari'ahlslam,
bahwa Nabi saw. melarang manusia menyimpan dagrng kurban
setelah tiga hari dari hari kurban. Ini dilakukan Nabi karena
melihat orang-orang kelaparan dan amat membutuhkan daging,
serta telah datang pula kepada beliau dua utusan dari orang-
orang yang membutuhkan bahan makanan. Maka Nabi saw.
mengeluarkan perintah untuk melarang menyimpan daging
kurban. Ini dilakukan dalam kapasitas beliau sebagai pernimpin
umat Islam dan pemimpin negara.
Bukhari meriwayatkan dari Salmah bin Akwa', ia berkata
bahwa Nabi saw. bersabda, 1W ;'";;;- r" ,'€, ;"*;b
/t; , tt

{;l ^, {."ue u,'+s t!' "Barangsiapa yang berkurban dari kalian,


maka hendaklah tidak menyimpan daging itu hin gga ttgahai."
Pada tahun berikutnya, mereka bertanya, "Apakah kami harus
melakukan seperti tahun sebelumnya?" Beliau bersabda,
-our
19*'oi L\rG:\*- r,r-lr., ,uir euj ,::LV , ttlift f;ruft fyy
{G fufuUttah, bagikanlah, dan simpanlah (sisanya), sedang-
kan pada tahun lalu (aku melarangnya, karena) ada kelaparan
di tengah manusia, sehingga dengan dug-g kurban itu kalian
dapat membantu mereka." Dalam sebagian hadits, Rasulullah
saw.bersabd.a, {ii jr irrlr.pi '-'6+ rjrb 'Akrmelarang
kalian semata-mata karena ada tamu yang datang dari luar
Madinah." Dari hadits ini dan hadits sebelumnya, jelaslah pe-
nyebab dilarangnya menyimpan daging kurban, yaitu untuk
kepentingan suatu kondisi tertentu. Maka jika motif itu sudah
tidak ada, hilang pula hukumnya. Telah datang hadits yang
menyatakan kebolehannya dengan jelas, {}s ,t-l;t .f 'r<+Y
gt,';\(, t-J*rvi, ri4 , "Aku telah melarang kalian me-
-{;li
nyirnpan dagrng kurban, maka (semenjak saat ini) makanlah,
l: SH,GI HLlKtrl\4 DALAM STJNNAH NABI I 05

bagikanlah, dan simpanlah (sisanya). "


Banyak fuqaha yang menyangka bahwa pembolehan yang
dilakukan oleh Rasulullah saw. itu adalah nasakh terhadap
larangan sebelumnya. Akan tetapi, sebenamya tidak seperti itu.
Jika diperhatikan, itu tidak termasuk dalam naskh. Seperti
dijelaskan oleh imam al-Qurthubi dalam tafsirnya. Ia berkata:
"Itu adalah hukum yang hilang, karena menyebab yang
mendorong timbulnya hukum itu telah hilang, bukan karena ia
di-nasakh. Antara hukum yang hilang karena di-nasakh dan
hukum yang hilang karena illat-nya hilang, tentu berbeda.
Hukum yang hilang karena di-nasakh, tidak dapat dipergunakan
lagi selama-lamanya. Sedangkan hukum yang hilang karen a illat-
nya hilang, maka ia akan kembali timbul jlka illat-nya timbul
pula. Jika ada satu utusan dari suatu daerah pada hari kurban,
dan pada saat itu daerah yang menerima kedatangan mereka
tidak banyak mempunyai persediaan pangan untuk menjamu
mereka, dan hanya dug*g kurban yang dapat menjamu tamu-
tamu itu, maka pada saat itu hukum yang pemah ditetapkan oleh
Nabi saw. kembali berlaku, yaitu tidak boleh menyimpan daging
kurban lebih dari tiga hari.1o3

Demikian pula Imam Syafi'i telah memperingatkan dalam


kitabnya, Risalah, pada akhir "bab 'ilAI", ketika imam berbicara
tentang hubungan antara larangan menyimpan daging kurban
dengan kedatangan tamu dari daerah,lM meskipun imam tidak
berkata dengan pasti.
Yang lebih menguatkan pendapat itu adalah saat Imam Ali
r.a. melakukan shalat'Id bersama orang-orang. Kemudian imam
berkhutbah dan melarang orang-orang menyimpan daging
kurban mereka lebih dari tiga hari, dengan mengingatkan akan
larangan dari Nabi saw. Mendengar perintah Imam Ali r.a. itu,

r03Tafsir al-Qur thubi, juz 12 / 47, 48.


lBAr-Risalah,Imam Svafi'i, tahqiq Ahmad Muhammad Syakir, hal. 239
106 SL]NNAH RASTJL

ada orang yang mengatakan larangan itu telahdt-rnsakh.Orang


lain mengatakan, "Barangkali imam tidak mengetahui nasakh
itu." Akan tetapi, imam Ahmad menyampaikan riwayatyang
secara implisit menunjukkan Imam Ali r.a telah mengetahui
adanya pembolehan untuk tidak menyimpan itu. Maka yang
tampak kuat adalatr, ImamAli r.a. mengatakan itu ketika orang-
orang sedang membutuhkan daging. Pendapat inilah yang
didukung oleh Ibnu Hazm, seperti dihrlis dalam kLtab Fathul Bari.
Al-Hafizh lbnu Hajar berkata, "Penetapan selama tiga hari
itu berkaitan dengan kondisi pada saat itu saja. Maka jika ke-
butuhan saat itu tidak dapat dipenuhi kecuali dengan meng-
gunakan semua dagrng kurban pada hari pertama, maka pada
saat itu daging kurban tidak boleh disimpan sedikit pun, walau-
pun hanya untuk satu malam."16

Imam Raf i meriwayatkan dari beberapa ulama mazhab


Syah'i, "Pengharaman itu dilakukan karena adanya illat. Maka
ketika hilang illat itu, hilang pula hukumnya. Akan tetapi, tidak
harus dengan adanya illat kemudian hukum itu kembali'
Pendapat ini banyak ditentang oleh ulama. Meskipun didukung
oleh Hafizh Ibnu Hajar dalam kitab Fathul Bai."1M
Jika I4ereka melihat larangan Nabi saw. dalam melakukan
penyimpanan itu sebagai kebijaksanaan pemimpin yang
bertanggung jawab bagi rakyatrrya serta karena dorongan politik
syariat, yang memrntut seperti itu, niscaya mereka akan lebih
puas lagi dengan pendapat ini. Yaitu, perilaku beliau itu tidak
lebih dari penyempitan terhadap sesuatu yang boleh, serta
melakukan pewajiban untuk membantu dalarrr suatu kondisi
yang memang menuntut untuk melakukan itu. Maka segala puji
bagi Allah, dalam topik ini tidak ada masalah lagi.toz

l0slihat Fafhrrl Bari,iuz 12 hal. 120, 125, al-Halaby.


t06lbid.
1071i5u1 buku kami: Syari'atul-Islam,ha1.749, cet. 150, al-Maktab al-Islami,
Beirut dan Dar Shahwah, Kairo.
l: SEGI HtJKtJl\{ DALAI\4 STJNNAH NABI lO7

Dalam kaitan ini, saya menemukan pendapat syekh Ahmad


Syakia ketika ia memberikankomentar atas apayang disebutkan
oleh Imarn Syaf i dalam ldtabRisalahdanIkhtilaf al-Hadits,pada
seputar pembolehan menyimpan daging kurban setelah adanya
pelarangan itu. Ia berkata, "Thmpaknya Imam Syaf i ragu-ragu
dalam masalah ini. Pada suatu saat ia mengatakan ada naskh,
pada saat lain ia mengatakan bahwa larangan itu adalah ikhtiar
bukan pewajiban, dan pada saat lain pula ia berkata bahwa
larangan itu karena adanya suatu tujuan, jika ada maka ada pula
larangan itu. Menurutku, yang kuat adalah perintah Nabi saw
agar tidak menyimpan daging kurban lebih dari tiga hari itu
adalah karena adanya tamu yang harus dilayani; dan kebijaksaan
beliau itu adalah kebijaksanaan seorang pemimpin yang ber-
kuasa, sesuai dengan tunfutan kemaslahatan, tidak unfuk pene-
tapan hukum secara general. Akan tetapi, yang dapat dipahami
adalah, seorang pemimpin agar juga mengambil kebijaksanaan
yang sama jika menemukan kondisi seperti itu, dan perintahnya
saat itu harus ditaati, tidak boleh ditentang oleh siapa pun.
Dalilnya adalatr, ketika Nabi saw. diberitahukan akan kesulitan
mereka dengan melakukan itu (yaitu untuk tidak menyimpan
daging kurban lebih dari tiga hari) maka Rasulullah saw.
bertanya,' {tlu Ul}'-engupa demikian?" Maka ketika mereka
mengingatkan beliau akan larangan yang pemah dilontarkan
oleh Rasulullah saw. sebelumnya, beliau pun segera menjelaskan
illat dan sebab pengharaman itu. Jika ini adalah suatu syariat
yang umurn niscaya beliau akan menjelaskan, memang sebelum-
nya telah disyariatkan tapi kemudian di-nasakh. Maka ketika
beliau menjelaskan illat pelarangan itu, semata-mata beliau
tujukan untukmengajari merekabahwa larangan itu dilakukan
mengingat adanya maslahat menurut kebijaksanaan pemimpin,
dan menaati perintah imam adalah wajib. Dari sini kita
mengetahui bahwa perintah itu adalah wajib, bukan ikhtiar
(pilihan). Ia adalah suatu kewajiban yang berhubungan dengan
suatu waktu tertentu atau dengan suatu tujuan khusus, dan
dilakukan tidak lebih dari usaha untuk mencapai kemaslahatan
I ()8 SLJNNAH RASTJL

seperti yang dilihat oleh imam.108


kLi adalah suatu pengertian yang dalam, yang membutuhkan
perenungan dan pandangan yang jauh, serta keluasan membaca
Al-Qur'an dan Sunnah serta makna-maknanya. Cukup sulit
mengaplikasikannya dalam banyak masalah, kecuali bagi orang
yang mendapat petunjukAliah SWT.

Ijtihad Nabi saw.


Ulama Islam, baik ahli ushul fiqih maupun ahli ilmu kalam,
berselisih pendapat seputar ijtihad Nabi saw.. Sebagian ulama
ada yang mengingkari adanya ijtihad Nabi saw. dalam masalah
hukum. Ini karena, beliau dapat menerima petunjuk tentang
syariat atau hukum itu melalui wahyu, sehingga tidak pantas
menggunakan hukum yang lebih rendah, sementara yang lebih
utama tersedia. Atau menggunakan praduga sementara ada
yang yaqin. Mereka berdaiil dengan firman Allah SWT dalam
surah an-Najm,
"Dan tiadalab yang diucapkannlta itu (Al-Qur'an) me'
nurut kemauan haua nafsunya. Ucapannya itu tiada lain banya-
lah wabyu yang diwabyukan (kepadanya). " (an-Najm: 3-4)
Dalam ayat ini Allah SWT menegaskan bahwa Rasulullah
saw. berbicara hanya dengan substansi wahyu.Dengan demi-
kian, hukumyang timbul dari ijtihadbeliau tidak masuk dalam
wahyu, sehingga ia termasuk dalam penolakan itu.
Kelompok ulama lainnya menolak pendapat itu dengan
bersandarkan pada dalil dari AlQur' an dan Sunnah serta rasio.
Mereka berkata bahwa ayat yang dipergunakan itu tidak dapat
dipakai untuk mendukung pendapat mereka, karena ayat itu
berbicara tentang A1- Qur'an. Seperti disebutkan oleh Qatadah,
maknanya adalah: Ia tidak mmyampaikan AlQur'an dari nafsu
pribadinya, tetapi semata-mata dari Allah SWT. Ini seperti

tosAr-Risalah, tahqiq Muhammad Syakia hasyiah, hal. 241-242.


l: SEGI HTJKUM DALAM SUNNAH NABI l()9

disebutkan oleh al-Qurthubi dalam tafsirnya.lD


Syaukani menyangkal pendapat ulama yang berdalil dengan
aya, cAtgt'H-Y, (yxrgdimaksudkan dalam ayat itu adalah Al-
Qur'an)-karena mereka berkata, *- r-rly "s"rnt gguhnya
4*.
Al-Qur'an itu diajarkan oleh seorang manusia kepadanya
(Muhammad)."tto (QS an-Nahl: 103) Kendatipun pendapat
mereka itu diterima, maka tidakharus menafikan adanya ijtihad
Rasulullah saw.; karena Nabi saw. jika beribadah dengan
tuntunan wahyu dan ijtihadnya, maka beliau tidak berbicara
dengan dorongan nafsunya, tapi semata dari wahl'u.111
Mereka menangkis pendapat ulama yang menafikan adanya
iitihad beliau dengan berdalil pada ijtihad yang telah dilakukan
oleh Rasulullah saw.. Seperti sabda beLiau, |!ti eb\t 'j U-f)tb
{t;;'Apa pendapatmu jika ayahmu memPunyai ritang (se-
dangkan ia sudah rneninggal, apakah engkau wajib mengganti-
nya)?" Juga sabda beliau kepada LJmar dalam masalah orang
yang mencium istrinya sedangkan ia sedang menjalankan ibadah
puasa, 4t:.';:;i 'j lrri\ "Apa pendapatmu jika kamu ber-
kumur-kumur dengan air saatberwudlu (apakah membatalkan
puasa)? " Serta sabda beliau kepada Abbas, {-;y' Y jF "Kecuali
idzlchar."jugasabdabeliau, {iJ " &('ti'ti'rAtu; i; }}
'Jika aku mendengar syair ini sebelum aku (memutuskan hukum
untuk) membunuhnya, niscaya aku tidak akan membunuhnya."
Dari sini, mayoritas ulama berpendapat boleh adanTa ijtihad
Nabi saw., serta ijtihad beliau telah benar-benar terjadi dalarn
banyak kasus. Beliau juga pemah berijtihad dan kernudian salah
dalam berijtihad, hingga datang wahyu dan meluruskannya,
serta menunjukkan yang benar. Dengan demilian, beliau tidak

LwTafsir al-Qurthubi, juz|T lnal. U, Darul-Kutub al-Ishriah.


ttogs an-Nalrl: 103.
trrlrsyad al-Fuhul,hal.238, as-Sa'adah, tahun 1327 H, Mesir.
I IO SUNNAH RASUL

pernah melakukan suatu kesalahan dalam membuat keputusan


(karena jika salah langsung mendapat koreksi dari Allah). Inilah
kelebihan beiiau dibandingkan sekalian para mujtahid.
Oleh karena ifu, para ulama ushul menamakan hukum-
hukum yang datang dengan cara ijtihad seperti ini dengan
"wahyu bathin". Ia sejenis wahyu, meskipun bukan wuhyo y*g
sebenamya.
Akan tetapi, perselisihan antara dua pendapat ulama ini
lenyap dalam masalah adanya ijtihad beliau dalam perkara-per-
kara duniawi. Dalam I<tab Knsyful-Asrar, setelah menyebutkan
perselisihan ulama tentang ijtihad Rasulullah saw, disebutkan,
"Semua ulama sepakat bahwa Rasuluilah saw. dapat mengguna-
kan rasio beliau dalam mengatur strategi perang dan masalah
duniawi. Para ulama juga sepakat, jika Rasuluilah saw. boleh
menggunakan rasio dan berijtihad dalam masalah-maslah
perang dan selainnya, maka boleh pula kita bersimpang pen-
dapat dengan Nabi saw. dalam masalah ini, sepern as-Sa' danyarrg
menolak memberikan sepertiga hasil pertanian Madinah kepada
bani GathJan dalam perang Khandaq, seperti al-Habbab ibnul-
Mundzir bersilang pendapat dengan beliau dalam pemilihan
tempat saat perang Badar"112

Demikian juga Barirah. Setelah ia mendapatkan kemerdeka-


annya, ia menolak permintaan Rasulullah saw. untuk kembali
kepada Mugits, suaminya yang masihberstatus hamba sahaya,
yang amat mencintai istrinya itu, sedangkan Barirah amat
membenci mugits, sang suami. Ketika Rasulullah saw. menjadi
perantaraMugits agar Barirah maukembali kepada Mugits, dan
mengatakan bahwa beliau hanya sekadar membantu dan
menjadi perantara untuk menyampaikan keinginan sahabat itu,
maka Barirah menjawab, "Saya tidak menginginkan Mugits."
Riwayat ini tertulis dalamkitab shahih.

rt2Liftat Knsyful-Asrar, AbdttlAziz al-Bukhari ala Ushul lmam al-Bazdawi, jttz


2, hal. 626, Istambul, 1307 H.
l: Sh,Gl HLlKL-rNl DALAM SLJNNAH NABI I I I

Sunnah Berdimensi Nasihat dengan Redaksional Perintah


dan Lara4lan
Yang terpenting di sini, kita mengetahui bahwa sebagian
yang diriwayatkan dari Rasulullah saw adalah tidak termasuk
dalam aturan agarna yang harus dikerjakan atau ditinggalkan,
untuk mencari pahala dari Allah SWT serta mendapatkan ridla-
Nya. juga termasuk di sini adalah sabda yang menggunakan
redaksi perintah atau larangan.
Illama ushul fiqh menamakannya: perintah dan larangan
yang bermuatan nasihat. Mereka memberi contoh tentang
perintah yang berdimensi nasihat itu dengan ayat Al-Qur'an,
,1X-GCyi;1,-rtt "... Dan persaksikanlah iika kalian berjual
beli...." (QS al-Baqarah: 282) Juga memberi contoh larangan
berdimensi nasihat adalah firman Allah SWT, ;i+1.4:i ij6{
,:t#:F "janganlah kamu menanyakan (kepada Nabimu) hal-
hal yang jika diterangkan kepadamu, niscaya menyusah-
kanmu...." (QS al-Maidah: 101) Sebaiknya, mereka memberi
contoh dengan beberapa hadits, sehingga lebih jelas. Sedangkan
sebagian dari redaksi-redaksi perintah dalam AlQur'an dapat
dipahami sebagai suatu yang disunnahkan atau nasihat untuk
melaksanakannya. Dan di antara larangan-larangan dalam Al-
Qur'an dapat dipahami sebagai dimakruhkan atau nasihat untuk
tidak mengerjakannya.
Kemudian mereka membedakan antara perintah untuk
mensunnahkan dengan perintah yang bertujuan menasihatkan.
Mereka berkata bahwa perbedaan antara nasihat dan Sunnah
adalah: Sunnah untuk tujuan mendapatkan pahala akhirat,
sedangkan nasihat untuk kepentingan duniawi. Dengan demi-
kian, tidak berkurang pahaia ukhrawi jika tidak menarnpilkan
saksi dalam melakukan utang piutang, serta tidak bertambah
pula pahala itu jika menghadirkan saksi.113

ll3Knsyfrl-Asrar,juz7hal.10Z dan disebutkan oleh asy-Sya,,tkanidalanlrsyad


al-Fuhttl, hal. 91, dengan mengutip dari ar-Razy dalam kitab al-Mahshul.Jttga aL-
I I2 STINNAH RASI.JL

Inilah yang lebih menjelaskan kepada kita, mengapa para


sahabat r.a. meninggalkan sebagian perbuatan yang diperintah-
kan Nabi saw. ketika mereka menemukan bahwa perintah itu
tidak bertujuan unfuk mewajibkan atau mensunnahkan, namun
sekadar memberi nasihaf yaitu untuk kebaikan duniawi mereka,
yang mereka dapat memikirkannya sendiri dan mencari
pendapat yang lain.
Misalnya, perintah Nabi saw. untuk mengecat uban di ke-
pala. Sabda beliau, {..;4*
"';;;. \ sr(i{r:jjr 31} "Ormtg-
orangYahudi dan Nasrani tidak mengecat rambut m6reka.lvlaka
catlah rarnbut kalian sehingga kalian berbeda dengan mereka."11a

Kemudian kita dapati acia sebagian sahabat yang tidak


mengecat rambutnya, seperti disebutkan oleh al-Hafizh lbnu
i{ajar ciaiam kitab Fathul Bari. Mereka antara lain: Ali bin Abi
Thalib, Ubuy bin Ka'ab, Salamah ibnul-Akwa', Anas bin Malik,
dan sekelompok sahabat.lls
Al-Hafizh Ibnu Hajar menyebutkan perselisihan kaum salaf
dalam masalah mengecat rambut atau tidak. Kemudian iaber-
kata, "Akan tetapi, mengecat rambut secara mutlak adalah lebih
utama, karena berarti telah melakukan perintah untuk'tampil
beda' dari Ahli Kitab. Juga dengan melakukannya akan menjaga
rambut dari debu dan sebagainya. Kecuali jika tradisi suatu
wilayah adalah tidak mengecat rambut, dan orang yang me-
lakukannya sendiri akan menjadi bahan pembicaraan, maka
dalam kondisi seperti ini yang lebih utama adalah tidak mengecat
rambut."116

Mahstil dengan tahqiq D. Thaha Jabir al-Ulwani, bagian kedua juz t hal. 85, al-
Farazdaq, Riyadl.Serta al-Il*nmfi Ushul al-Ahknm, aJ-Amidy,fn2hal.2O7,Darul'
Kutub al-llmiyah, Beimt.
rlrHadits diriwayatkan oleh al-Bukhari dalam kitab al-Libas, dari Abi
Htrrairah, no. 5899, as-Salafiah dan Fatlnil Bari, yuz 70/354. Muslim juga meri-
wayatkanrrya. Lthat al -Lt i hi zu al - Marj an: 7 362.
llsF athul B ari,
it'tz 1 0/ 355.
lt6lLtid.
I: SEGI HUKUM DAI-AM SUNNAH NABI I I3

Al-Hafizh ibnu Hajar telah bersikaP luwes, dengan mem-


pertimbangkan masalah-masalah seperti ini kepada tradisi suatu
daerah, berbeda dengan sikap orang-orang yang terlalu kaku
dalammenerapkan Sunnah, seperti terjadi pada zamankif ini
Contoh lainnya adalah hadits, , \,t-;-\'J\-ut'J-w i*.J rF
{r;iu l;'Cui'gr "Janganlah kalian memberi nana anak kaliax
"r (uttt tng) dan "yasat" (kiri / mudah). Juga j an gan't " afIah"
ab ah"
(paling beruntung) serta " rrafi"' (yang bermanfa at).|'ttz lNalapun
demikian, semenjak masa sahabat, kita mendapati umat Islam
telah menggunakan narna-nalna itu unfuk anak-anak mereka.
]ika ini adalah tercela dalam agarna niscaya mereka tidak akan
mempergunakan nama-nama itu.

Hadits-hadits yang Ber&aitan den$an Kedokteran


Menurut saya, rnayoritas hadits-hadits yang berkaitan
dengan kedokteran, seperti hadits yang mendorong untuk
menggunakan suatu jenis celak mata, makanan dengan warna
tertentu, pakaian, dan sebagainya, adalah termasuk dalam
bagian ini -yaitu bagian hadits yang berdimensi saran--/ yang
tidak akan mengurangi pahala jika ditinggalkan dan tidak pula
menambah pahala jika dikerjakan.
]ika Rasulullah saw. memberitahukan orang yang terkena
sakit pegal linu untuk menggun **t 4*r; ,\t 4V "ekor kam-
bing arab"118 seperti tertulis dalam hadits, maka itu tidak ter-
masuk dalam masalah agama yang akan mendapat pahaia
dengan mengerjakannya, atau dicela jika meninggalkannya,
tetapi hanyalah saran untuk kepentingan duniawi dengan
landasan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari. Bagi umat

1l7Hadits ini diriwaya&an oleh Muslim dari Samrah, no.2l%.


118gu6i1r ;t'ti 4*wayatkan oleh Ibnu Majah dal am ath-Thibb, no. 3463, dan al-
Bushiri meruhahihkarurya. Tentang ini akan dibicarakan dalam pembicaraan lbnui-
Qayyim, nanti.
I 14 SUNNAHRASUL

Islam saat ini, bisa tidak mengikuti anjuran ih1 dan mengadukan
sakihrya kepada dokter spesialis, danmengikuti anjuran dokter
itu. Dalam hal ini ia tidak merryalahi Sunnah.
Demikian juga hadits Rasulullah saw.,
o- o t a z a o o o t ,
,--
\+-) f
*aa)t Ji=r 4iF ,
/ t o .

lll rg #)! eJrF


- o ./t./ \

1a-t ;rl "fr-r; {jfut


"Hendaklab kalian mengenakan celak mata dari itsmid
ketiha akan tidur, karena ia akan menjernibkan mata dan
menurnbubkan rambut. "{HR Ibnu Maiah)l1e
Itsmid adalah suatu jenis celakmata yang sudah dikenalbangsa
Arab.
juga sabdabeliau,

, 4:3-+"ij, pl:,; -d1, ji)L t'5F


l.,,lrn(lt "trr;

"Hendaklab kalian mengenakan celak itsmid, karena ia


44iu'
asiat rn enum bub k an r am but, m e ngh ilangkan s akit m at a,
b erk b
dan menj ernib kan penglib atan. " (HR Thabrani)l20
Serta hadits-hadits lairurya yang memerintahkan untuk
bercelak dengan itsmid. Semua hadits itu berdimensi anjuran dan
saran, sehingga seorang muslim tidak berdosa iika tidak bercelak

ll%Iadits diriwayatkan oleh Ibnu Maiah dari |abir dan Ibnu 'Umar, serta al-
Hakim dari lbnu Umar, Abu Nu'aim dalam kitab Hilyatul-Atah.a dari Ibnu Abbas,
dengarr tanpa menyebf inda naumsaat tidur. Hadits ini terdapat dalam kitab
shahih /arri' Scgir dengan no. 4054 dan 456.
l4ladib daiwaya&an oleh Thabrani dan Abu Nu' alr^n dalam Hilyatul-Atnlia,
dari Ali, dan dishahihkan dalam kitab shahih lami' Shagir,no.4O55.
I: SEGI HUKUI\I DALAM SUNNAH NAt3l I l5

dengan itsmid dalam hidupnya, atau tidak Pemah mendengar


tentangnya, dan tidak berdosa pula jika dalam masalah ke-
sehatan mata ia mengikuti saran dokter-dokter spesialis mata.
Jika seorang dokter ahli berkata kepadanya bahwa celak itsmid
tidak cocok dan tidak bermanfaat baginya, maka ia harus me-
ninggalkan menggunakan celak itu. Dengan perbuatannya itu ia
tidak berarti menyalahi Sunnah, tetapi justru mengikuti petunjuk
Islam dalam hal menanyakan segala sesuatu kepada ahlinya,
dengan mengikuti sabda Rasulullah saw., '|rtr \')'|P \Y
-Tidak terkena bahaya dan tidak membuat bahaf a."1zt kri karena
Rasulullah saw. tidak diutus sebagai dokter tubuh manusia --
untuk itu sudah ada atrlinya-, tetapi diutus untuk menjadi dokter
hati, rasio, dan jiwa.
Jika kita memperhatikan hadits yang memerintahkan untuk
menekan lalat yang jatuh ke dalam gelas minum, dengan pan-
dangan seperti di atas, niscaya kita akan menemukan penye-
lesaiannya, tanpa perlu berpolemik dan berdebat panjang lebar.

Hadits ituhanyalahberisi saran dan anjuran dalammasalah


duniawi, di tengah milieu (lingkungan) tertentu yang terbatas
pemasukannya serta sedikit sumber-sumber pangannya. Maka
di tengah lingkungan seperti itu, tidak sepatutnya membuang
seluruh makanan atau minuman yang dijatuhi lalat. Terutama di
tengah masyarakat yang sedang dipersiapkan untuk hidup
sederhana, menjauhi kesenangan duniawi, dan selalu menyiap-
kan diri untuk berjihad.
Sedangkan hadits yang mengandung pemberitahuan bahwa
pada salah satu sayapnya terdapat penyakit, sedangkan pada

121gu4i1r diriwayatkan oleh Ahmad dan Ibnu Majah dari Ibnu Abbas, dan
Ibnu Majah dari LJbadah, dal hadits ini shahih dari semua jalan periwayatafllya.
Disebut dalam shahih al-Jami', no.751,7, dan makeranya telah qath'i, dengar.t
dukur-rgan hukum-hukum dan nash-nash parsial yang amat banyak, dalam Al-
Qur'an dan Sumrah. Dengan demikian, per.rgerhial literalnya menjadi qaidah
syariat yang qath'i, secara ittifaq.
I 16 SIJNNAH RASUL

sayap lainnya terdapat obatnya, maka itu adalah sesuatu yang


melampaui pengalaman pribadi dan kebiasaan bangsa Arab.
Dan sebaiknya, kita tidak lantas menolak atau membohong-
kannya, karena semata-mata amat jauhnya terjadi hal itu.
Meskipun kita bangga dengan apa yang dinamakan oleh
para ulama dengankedokteranNabl, tetapi Nabi saw. tidakpemah
mengakui bahwa beliau mengetahui kedokteran, dan tidak
diutus untuk tujuan itu.
Tidak ada ulama yang mumpuni --sepengetahuan saya-
yang mengatakan bahwa hadits-hadits yang bercerita tentang
kedokteran --meskipun hadits itu shahih- dapat diambil secara
umum dan mutlaknya. Akan tetapi, -meskipun datang dengan
redaksi umum pada sebagian tempat - ia terbatas bagi tempat,
zarnart, dan kondisi saat hadits itu disabdakan.

Thh^'il Ibnul-Qafryim tentang Beberapa Hadits Kedokteran Nabi


Ibnul-Qayyim --meskipun ia memPunyai perhatian yang
besar terhadap apa yang dikenal deng mthibb nabawi (kedokteran
Nabi saw.), serta usaha yang dilakukannya untuk menjelas-
karmya sesuai dengan ilmunya dan ilmu yang berkembang pada
masanya-- rnemberikan perhatian terhadap hal ini, yaitu dalam
kitabnya: Zaadul-Ma'ad fi Hadyi Klniril-Ibad Ia memberi catatan
bahwa banyak dari perintah-perintah dan petunjuk Nabi saw.
dalam masalah ini tidak berdimensi umum bagi semua orang/
di semua tempat dan kondisi. Akan tetapi, ia hanya dikhususkan
bagi lingkungan yang sejenis dengan lingkungan tempat sabda
itr-r diucapkan.
Misalnya hadits Nabi saw tentang mengobati pegal linu pada
pinggang. Ibnul-Qalyim berkata bahwa Ibnu Majah dalam
Sunannya meriwayatkan dari hadits Muhammadbin Sirin dari
Anas bin Malik, ia berkata, "Aku mendengar Rasulullah saw.
bersabda,

fF ;, -i'r; *r;,i tc 4i rJr u"elr;iy


l: SEGI HLIKIJNI DALAM SUNNAH NABI I 17

K'F ';'"F u')\ Jt i , ,rv.i u*


)( ato t

1a-L ;rl
' o1;r; '';n
"Obatpenyakit pegat linu adalab ekor kambing arab yang
dicairkai, kemudian. dibagi menjadi tiga bagian, dan di-
minum sebelum sarapanpagi setiap bari satu bagian itu."(HR
Ibnu Majah)122

IbnulQayyim berkata, "Penyakit pegal linu itu adalah suatu


perasaan nyeri yang timbul dari persendian paha dan turun
menuju paha, mungkin hingga telapak kaki. Makin lama Perasa-
an nyeri itu, akan makin jauh furunnya, dan ia akan menyebab-
kan lemas pada kaki dan paha. Hadits ini mengandung makna
bahasa danmakna kedokteran. Maknabahasa merupakan dalil
atas bolehnya menamakan sakit ini dengan "lrqu nnsa' . Berbeda
dengan orang yang melarang menamakannya dengan itu. Ia
berkata bahwa rnsa adalah'irqulttt sendiri, maka peletakannya
di situ merupakan penyambungan sesuatu kepada dirinya
sendiri, dan itu tidak dapat diterima.
Perkataan itu dapat dijawab dengan dua bentuk. Pertama:
?rqu lebih umum dari nnsa.Itu adalah penisbahan sesuatu kepada
yang lebih khusus.
Kedua: Nasa adalah penyakit bercokol di pinggul. Maka
penisbahan kepadanya merupakan penisbahan sesuatu kepada
tempat dan letaknya. Dinamakan seperti itu karena Perasaan
sakitnya menyebabkan lupa akan selainnya. Penyakit ini berasal
dari persendian paha dan berakhir hingga ujung kaki di beluk*g
mata kaki, di antara tulang betis.
Sedangkan rnakna kesehatan telah disebutkanbahwa sabda
Rasulullah saw. terdiri atas dua jenis"

lzHadits ini diriwayatkan oleh Ibnu Majah, no. 3463, dalamath-Thibb,bab


Dawa'Irqu Nasa, dan para perawinya tsiqat. Al-Bushiri berkata dalam kitab az-
7-awaid (7/216), sanadnya shahih.
I I8 SUNNAH RASLJL

Pertama: Jenis yang umum karena pengaruh zaman, tempat,


individu, dan kondisi.
Kedua: Khusus berdasarkan masalah-masalah seperti ini
atau sebagiannya. Ini adalah bagian dari kelompok ini, karena
redaksional ini ditujukan bagi bangsa Arab, penduduk Hijaz, dan
orang-orangyang bertetangga dengan mereka, terutama pen-
duduk baduwi Arab. Pengobatan dengan metode seperti ini amat
cocok bagi mereka. Penyakit ini terjadi karena faktor kekeringan,
dan dapat puia karena suatu materi yang keras dan lengket. Oleh
karena itu, pengobatannya adalah dengan buang-buang air besar.
Ekor kambing mempunyai dua khasiat, yaitu mematangkan dan
melembutkan. Maka setelah matang, dapat keluar penyakitnya.
Untuk mengobati penyakit itu dibutuhkan dua hal ini; dan
domba arab disebut secara khusus di situ, mengingat ia sedikit
mengeluarkan kotoran, badannya kecil, dan dagingnya lembut.
Terutama bahan makanannya, domba Arab memakan rerumput-
an daratan yang paruls, seperti syaih (suatu tumbuhan Arab yang
panas dan pedas), qaishum, dan lainnya. Jika hrmbuh-tumbuhan
ini dimakan oleh hewan, maka di dalam dagingnya akan me-
ngandung unsur tumbuhan itu, dan membuat dagingnya lebih
lembut, terutama daerah pantat dan ekornya. Pengaruh tumbuh-
an itu iebih kuat tampak dalam susu hewan itu, dibandingkan
dalam dagingnya. Akan tetapi, keutamaanyangberada di ekor,
yaitu sifat mematangkan dan melembutkan, tidak ada dalam
susu. Oleh karena itu, --seperti telah dituturkan sebelumnya--
kebanyakan obat-obatan bangsa-bangsa pedalaman @aduwi)
adalah obatan-obatan khusus mereka, seperti dikatakan oleh ahli-
ahli pengobatan India.

Sedangkan bangsa Romawi dan Yunani membuat obat-


obatannya dengan membuat suatu ramuan. Mereka sepakat
bahwa seorang tabib dapat diketahui keahliannya dengan
mengobati menggunakan makanan. Jika tidak sembuh, baru ia
menggunakan suatu oba! dan jika tidak sembuh pula, maka ia
akan memberikan suatu ramuan yang sederhana.
l: SEGI HTJKUM DALAN,I SUNNAH NABI I t I

Telah disebutkan sebelumnya bahwa kebanyakan penyakit


yang melanda bangsa Arab dan penduduk pedalaman adalah
penyakit-penyakit yang ringan. Oleh karena itu, obat yang di-
gunakan pun sederhana pula. Ini terj adi, biasanya karena makan-
an yang mereka konsumsi amat sederhana. Sedangkan penyakit-
penyakit yang cukup berat terjadi karena makanan yang di-
konsumsi amat beragam, sehingga dibutuhkan suatu ramuan
yang lebih kompleks. Wallahu Ta'ala Nlarn."123
Ibnul-Qayyim juga menggunakan logika yang sama ketika
ia berbicara tentang "korma Madfirah", sesuai riwayat hadits
dalam shahihain (Bukhari da.h Muslim) dari Sa'ad bin Abi
Waqqas, ia berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda,

"Ae 4.6t;H"(;rr#
tet/oi 0-\
.'-c43

(d--r grl.*Jr .'rr>


/no
(b ?"Al
i,,. i.
'l': ?
.e.a
u;
"Barangsiapa yang rrtenyantap tujub buah kurma aliyab
(kurma Madinah , penj .) pada pagi h ari, niscaya pada h ari itu
ia akan tidak terkena (dan jika terkena akan kebal, penj )
racun dan sibir. " (HR Bukhari dan Muslim)
Pada riwayat lain adalah dengan redaksi,
- o .t z o . o.
'
,.c'.1 ,
E <il"; ) a# Q ?'*'&'lri:;F
//. ot !. J6t.o1
-- (€}^Jl ol-9-2; (.* ef f-
I
"b-
"Barangsiapa makan tujub butir kurma (Madinah) pada
pagi hari, niscaya ia akan akan kebal dari racun (jika terkena
racun itu) bingga sore hari."(HR Bukhari)124

1z3znadul-Mn' ad, juz 4haI71-73, ar-Risalah, Beirut.


12agu411r diriwayatkan oleh Bukhari
1uz 9 / 493 dalam al-Ath'imah, bab al-
'Ajwah. Serta diriwayatkan pula oleh Muslim (no.2047) dalarn al-Asyribah,bab
F adllu tamar al-Madinah. Lthat aI-Lu' Iu' wal-Marjan (no. 1327).
I20 SI.JNNAH RASUL

Setelah ia berbicara tentang kurma dan faedahnya --sesuai


dengan ilmu pengetahuan yang ia miliki dan yang telah di-
ketahui pada masa itu-- terutama bagi penduduk Madinah,
karena ia adalah bahan pangan mereka yang paling penting, ia
berkata, "Hadits ini adalah sebuah hadits yang diucapkan untuk
tujuan yang khusus, seperti bagi penduduk Madinah dan
sekitamya. Tidak diragukan lagi bahwa tempat-tempat (wilayah
tertentu) mempunyai kekhasan tersendiri, yaitu dengan ber-
fungsinya suatu obat padanya dan tidak pada tempat lainnya.
Maka obat yang tumbuh pada tempat itu akan dapat menyem-
buhkan penyakit, tetapi tidak berfungsi jika tumbuh ditempat
lain. Hal itu terjadi karena pengaruh tanah dan udara tempat
pohon itu tumbuh. Sedangkan tanah mempunyai kekhasan dan
perbedaan masing-masing, seperti perbedaan antarmanusia.
Banyak tumbuhan yang dijadikan bahan Pangan di suatu
wilayah, sedangkan di tempat lain ia menjadi racun yang me-
matikan. Ada bahan obat-obatan yang menjadi bahan Pangan
bagi penduduk yang lain; dan ada pula obat yang digunakan
untuk suatu penyakit pada kaum tertentu, dijadikan obat untuk
penyakit lainnya oleh kaum di wilayah yang berbeda' Obat yang
digunakan oleh suatu negeri (mungkin) tidak sesuai dan tidak
bermanfaat bagi penduduk yang lain.

Kurma yang disebutkan dalam hadits memang dapat meng-


hilangkan sebagian jenis racun, maka hadits itu termasukhadits
yang general, namun khusus. Dapat pula kurma itu bermanfaat
--karena kekhasan tempat dan kandungan tanah daerah itu--
untuk menanggulangi semua jenis racun. Akan tetapi, masalah
ini perlu dijelaskan, yaitu salah satu syarat untuk menggunakan
itr-r bagi obat adalah adanya keyakinan orang yang sakit akan
kemanfaatan obat itu, sehingga dengan yakin ia menggunakan-
nya. Dengan demikian, akan mernbantu menghilangkan pe-
nyakitnya. Banyak kita dapati, pengobatan dilakukan dengan
diawali oleh adanya keyakinan, serta penerimaan sepenuh hati
akan suatu obat. Dalam masalah ini, manusia banyak menemu-
l: SEGI HLJKIJSI DALAl\l STJNNAH NABI l2l

kan keajaiban. Ini terjadi karena dengan Penerimaan dan ke-


yakinannya itu, maka dirinya menemukan penerimaan pula dari
alam, dan kekuatan dalam dirinya tergerakkan, sementara ke-
kuatan alam juga terpengaruh, maka terbangkitkanlah instink
dalam diri, dan membantu menghilangkan penyakit' Sebaliknya,
ada obat yang sebenarnya dapat menghilangkan penyakit,
namun orang yang mengkonsumsinya tidak memPercayainya,
maka sikapnya itu pun mendapatkan penerimaan dari alam
dengan sikap yang sama, sehingga ia tidak mendapatkan ke-
sembuhan sedikit pur1."t25
Di sini, Ibnul-Qayyim menekankan sisi psikologis dan
pentingnya dalam pengobatan, sehingga mempercePat peng-
obatan. Pada zaman sekarang,hal ini dikenal dengansugesti, dan
diakui dengan pasti oleh ilmu pengetahuan modem.
Yang patut diperhatikan dari perkataan Ibnul-Qayyim, dan
beberapa kali ia ulang dalam kitab Zaadul-Mn'ad adalah,banyak
dari hadits-hadits yang berkenaan dengan pengobatan dan
sejenisnya yang tidak dapat diambil secara umum mauPun
khusus. Banyak di antara hadits-hadits itu disabdakan dalam
suatu kondisi tertentu, atau tempat tertentu, atau keadaan ter-
tentu, sehingga tidak dapat diambil pengertiannya untuk kon-
disi, tempat, dan keadaan lainnya. Bahkan dapat saja itu merupa-
kan hasil pemikiran dan pengalaman pribadi Rasulullah saw.
semata. Seperti ia sebutkan dalam k'ttab MiftahDar as-Sa'adah'
Lihatlah, misalnya, hadits,
Az t / C/ /
4l )ru,EFF
o

+p \1u=.-\,i03 u?p ,
/t.z .,.o.r lg.' ,t'ot l,
(rl, kr:; rli , V-CS iet,;w
"Hendaklab kalian mengkonsumsi susu sapi, karena ia me-
ngandung obat, lemaknya mengandung kesembuhan. Akan

Lzsznadul Ma'ad, juz 4/98-10L, ar-Risalah.


122 STJNNAH RASTJL

tetapi, bati-batilab dengan dagingnya, karena ia mengandung


penyakit.'\26

Serta hadits yang diriwayatkan dari Shuhaib,

, i33 \#-J , ir; ;, AV , ,;trt ilq L#F


,/sz .lo 7,
l,a+-'-i1
{cl>
"Hendalelab kalian meminum susu sapi, karenaia rnemgan-
dung hesembuban, dan lemahnya rnengandung obat, semen-
tara dagingnya rrt engandung peny ahit.' 727

Juga hadits,

(;ri 6:p'i,i\!\&t , ir;-1,;jr 36'rp


"Susu sapi adalab pembauta kesembuban, lernaknya rne-
ngandung o bat, d an dagingny a m engandung peny abi|, " t28 12e

Apa Pendapat Kita terhadap Hadits Shahih Ini?


Kita dapat menolak penshahihan hadits ini karena ia
bertentangan dengan AlQur'an, Sunnah yang telah tetap, serta
realitas ada.lm Terutama, karena al-Hakim terkenal dengan sikap

125Hadits ini diriwayatkan oleh Hakim, Ibnu Sunni, dan Abu Nu'aim dari
Ibnu Mas'ud, serta dishahihkan oleh Hakim, serta disetujui oleh Dzahabi. al-
Albani menyebutkannya dalam kitab Sluhih lami' Shaghir.
127Haditsini diriwayatkan oleh Ibnu Sr:mi danAbu Nu'aim, serta dishahih-
kan oleh Albani pula.
128gu4i1r ini diriwayatkan oleh Thabrani dalam al-Knbir dari Mnlikah binti
' Amru. Dan ia dalam Shnhih
lanrl' demikian juga bentuknya.
12e1;5u1. Hadits-hadits (4060,4061,,1233) dari ktab Shahih
lami' Shagir wa
Ziadatuhu,karya Syeikh Muhammad Nashir al Albani, A1 lvlaktab al Islami, Beirut.
Li}rat:Faitllul Qadir, Syarhlami' Shagir, jttzq/843. t^
13046uo*l kontradiksi hadits ini dengan Al-Qur'an adalah, Allah SWT
berfirma., ;,c!i i;;d:,9i9 "... Dihalalkal bagi kalian hewan temak...." (a1-
l: SEGI HUKTJM DALAM SUNNAHNABI 123

mempermudah dalam menshahihkan hadits. Sedangkan al-


Albani hanya menshahihkan dengan banyaknya jalur, tanpa
melihat matan hadits, meskipun matan itu bertentangan dengan
akal, nash yang jelas, serta ushul yang telah tetap. Serta sanad-
sanadnya juga tidak selamat dari kritik.

Jika Kita Menerima Penshahihan al-Hakim dan al-Albani Itu,


Lalu Apa Penafsiran Kita Atas Hadits-hadits ltu?
Apakah hadits-hadits seperti ini termasuk dalam kategori
hadits berdimensi hukum dan termasuk dalam ajaran agarr.a,
mengandungberita yang tidak timbul dari hawa nafsu, tentang
daging sapi, bahwa ia adalah penyakit? Dan apakah kabar ini
berkesesuaian dengan realita?
Jika hadits ini termasuk ajaran agama, maka substansi yang
dibawanya harus berkesesuaian dengan realita dari seluruh
dimensi. Dankabar seperti itu akanmenuntutuntuk diundang-
kan dan harus dikerjakan oleh umat Islam. Dengan demikian, jika
dagrng sapi adalah penyakit, maka mengkonsumsinya adalah
haram --atau setidaknya makruh-- untuk menghindari bahaya
yang ia kandung; karena dalam aturan Islam dilarang membuat
bahaya,juga diperintahkan untuk menghindari bahaya. Dan
dalam hadits riwayat Ibnu Mas'ud yang telah disebutkan tadi,

Maidah: 1) Demikian juga banyak ayat-ayat yang di dalamnya Allah SWT


menegaskan penghalalarurya dan menladikan hewan itu sebagai nikmat bagi
manusia. Allah SWT berfirman, { -, A,., }t.r,Yi zi}o "dan sepasang dari unta
dua ekor dan sepasang dari s api.. !'(al-An'am: 144) Sedangkan kontradiksi hadits
itu dengan Suru-rah yang telah tetap dan telah diketahui umum adalah, Rasulullah
saw telah berkurban dengan seekor sapi, dan beliau telah mensyariatkan sapi
sebagai salah satu hewan untuk berkurban dan membayar dam, dan beliau
menjadikan sapi urtuk tujuh orang. Sedangkan kontradiksinya dengan realitas
adalah karena manusia saat ini mengkonsumsi sapi --kaum muslimin atau non
muslimin- dan mereka tidak menernr"rkan penyakit dalam dagingnva. Kecuali
pada saat terakhir ini, yang terkenal dengan sapig!.a(mad cow), yang terjadi karena
manusia merubah fithrah yang Allah SWT telah ciptakan bagi sapi itu, yaitu
memberikan makan sapi yang seharusnya memakan rerumputan ifu denganbaharl
makanan yang tidak cocok der"rgannya.
124 SI]NNAH RASUL

Rasulullah saw. dengan jelas melarang untuk mengkonsumsi


daging sapi itu, "Janganlah kalian makan dagingnya."
Akan tetapi, dalam kenyataannya, kita menemukan bahwa
daging sapi dikonsumsi di seluruh penjuru dunia, termasuk di
dunia Islam. Umat Islam telah mengkonsumsinya semenjak ber-
abad-abad yang silam, dan temyata mereka tidak menemukan
penyakit di situ, serta tidak menemukan kesukaran apa pun, dan
tidak menganggap berdosa ketika memakannya. Bahkan dalam
hadits shahih diriwayatkan bahwa Rasulullah saw. telah ber-
korban untuk keluarga beliau dengan seekor sapi. Beliau juga
mensyariatkan untuk menjadikan sapi sebagai hewan binatang
penebus kekuran$an dan kesalahan dalam melaksanakan ibadah
haji (dam) serta sebagai hewan kurban; dan menjadikan sapi
untuk kurbanbagi tujuh orang.
Lalu apa penafsiran kita terhadap hadits ini, jika kita tidak
menggunakan penafsiran IbnulQayyim dalam kitab ny a, Zadul
Ma' ad atau Miftahu Daris-Sa' adah? Maksudnya, Rasulullah saw
berbicara tentangsuatu jenis tertentu dari sapi dandalamkondisi
tertentu pula. Tidak untuk sernua sapi. Jika tidak, maka hadits
itu akan bertentangan dengan pernyataan Al-Qur'an yang
menghalalkan daging sapi dalam surah al-Baqarah, al-An'am,
dan surah lainnya dalamAl-Qur'an.

Pendapat Ibnu Khaldun Tentang Hadits-hadits yang Berkaitan


dengan Kedokteran
Menurut saya, Ibnu Khaldun tidak berpendapat dengan
benar ketikaberkata bahwa petunjuk kesehatan dan kedokteran
yang diriwayatkan dari Rasulullah saw., dalam kelompok ini
(yaitu Sunnah yang tidak berdimensi penyampaian risalah,
seperti dalam peristilahan Ad-Dahlawi) semata timbul dari
pengalaman h'adisi dan kebiasaan pribadi saja. Ia berkata dalam
kitabnya yang terkenal: Muqaddimnh, " Orang-orang pedalaman,
dari bangsa yang telah beradab, mempunyai tradisi pengobatan
yang biasanya dihasilkan dari pengalaman terbatas atas beberapa
orang, diwariskan secara turun temurun dari para leluhur
mereka. Sebagian praktik pengobatan itu telah mencapai suatu
teknik yang benal namun itu tidak dilakukan dengan mengikuti
hukum alam, juga tidak terhadap kecenderungan manusia.
Bangsa Arab banyak mempunyai pengetahuan tentang pe-
ngobatan semacam ini. Di antara ahii pengobatan bangsa Arab
yang terkenal adalah Harits bin Kaladah dan lainnya."

Pengobatan yang diriwayatkan dari Rasulullah saw. tidaklah


termasuk dalam bagian wahyu sama sekali, namun hanya suatu
tradisi bangsa Arab. Telah diriwayatkan kepada kita beberapa
sikap, perbuatan, dan sabda Rasulullah saw. yang bersumber dari
tradisi dan naluri pribadi, tidak untuk suatu tuntr-rnan syariat. Lri
karena Rasulullah saw. diutus untuk mengajarkan syariat kepada
kita, tidak diutus untuk mengajarkan kedokteran dan hal-hal lain
yang bersumber dari pengalaman dan tradisi. Ini seperti sikap
beliau tentang usaha penyerbukan pohon kurma, dan ketidak-
tepatan sikap tersebut, sehingga kemudian Rasulullah saw.
{FFi ;;Lr'ef
p'9 "ranun lebih tahu tentang urusan dunia
kalian." Oleh karena itu, hadits-hadits shahih yang berisikan
pengobatan tidak seharusnya dimasukkan dalam bagian Sunnah
yang mutlak hams diikuti, karena tidak ada dalil yang menunjuk-
kan ke arah itu, kecuali jika tujuannya adalah tabarruk--mencari
keberkahan dengan mengikuti segaia perbuatan Rasulullah saw.,
dan menunjukkan kekuatan keimanan akan aiaran Rasulullah
saw. Tentu saja niat seperti itu akan mendapatkan ganj aran yang
besar dari Allah SWT. Akan tetapi, itu bukan bagian dari
kedokteran, dilakukan hanya karena dorongan keimanan, seperti
mengobati sakit perut dengan madu. Allah Yang Menunjukkan
kepada kebenaran. Tidak ada Rabb selain-Nya. 131

l3lLihat Muqaddimah Ibnu Khaldun, tahqiq Dr. Ali Abdul Wahid Wafi, juz 3
hal 7243,7244,Lajnat al-Bayan al-Arabi, Il.
I26 SLJNNAH RASUL

Tindakan Nabi saw. Didorong Oleh Sifat Kemanusiaannya


Yang tidak dapat diingkari semua orang, Nabi saw adalah
manusia biasa, bukan malaikat. Risalah yang dibawanya tidak
menghapus sifat kemanusiaannya; dan sebagian dari sabda dan
perbuatan beliau adalah semata-mata dari dorongan kemanusia-
an beliau, dan tidak mengandung dimensi syariat, seperti ke-
senangan beliau akan daging kambing bagian paha depan serta
labu manis. Itu adalah perkara yang timbul dari kecenderungan
pribadi yang didorong oleh karakter pribadi beliau. Maka jika
ada seorang muslim yang tidak senang dengan daging kambing
bagian paha depan, dan dia menyenangi daging bagian pung-
gung atau paha belakang, rnaka itu tidak terlarang baginya.
Demikian juga orang yang tidak menyenangi labu manis, dan
hanya senang sayur-sayuran jenis lainnya.
Demikian juga dengan dorongan kemanusiaan beliau, Rasu-
lullah saw dapat marah dan senang. Ada beberapa sabda atau
doa beliau yang keluar pada saatbeliau marah kepada sebagian
manusia. Oleh karena itu, para ulama harus memperhatikan
kondisi ini, dan tidak melebihkannya hingga memasukkamya
ke dalambagian syariat dan penyimpulan hukum.

Dengan dasar inilah, sebagian ulama menafsirkan hadits


yang diriwayatkan oleh Muslim dan Ahmad serta lainnya dari
Ibnu Abbas r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda terttang
Mu'awiyah , ';6 A r ;!i y "semoga Allah tidak mengenyangkan
perutnya!"
Tentang hadits ini, seperti diriwayatkan oleh Muslim dari
Ibnu Abbas, Ibnu Abbas berkata, "Aku sedang bermain dengan
anak-anak, kemudian Rasulullah saw. datang, maka aku ber-
sembunyi di balik pintu. Kemudian beliau menepuk pundakku
dengan dengan keras dan bersabda, t-:6 ,1.'r 1r1 : ;;r 'Panggil-
lah Mu'awiyah kemari.' Kemudian akumendatangi Mu'awiyah
dan kembali kepada Rasululiah sa\,v. seraya n-rengadu, 'Dia
sedang makan.'Beliau kembali bersabda, ,r( !r1 : ;!r
e';
I: SEGI HUKL]M DALAM SUNNAH NABI I27

'Panggillah (kembali) Mu'awiyah.' Aku segera mendatangi


Mu'awiyah dan kembali melapor kepada Rasulullah saw.,'Dia
(masih) sedang makan.' (Mendengar laporan itu) beliau ber-
sabda, Jy, ?r,|ii V 'semoga Allah tidak mengenyangkan pe-
trr|lrya!"'732
Ada sebagian ulama yang berkata bahwa doa Rasulullah
saw. ini tidak serius, tapi terjadi karena pengaruh kebiasaan
bangsa Arab dalam mengungkapkan kata-kata mereka. Seperti
sabda Rasulullah saw kepada sebagian isteri beliau , & (b
"Mudah-mudahan engkau bersuara tekak." Juga sabda beliau
kepada Mu'adz, meskipun beliau amat menyayanginya,
rir: U ?li'a:K "Matilah ibumu, wahai Mrladz!" Serta sabda
beliau, | '!(\;- U; u-'tlt ;,t4'ps ! 'Pilihlah wanita yang ber-
agama, niscaya'miskin'lah engkau! " Dan hadits-hadits sejenis-
nya.
Ada penafsiran lain terhadap hadits ini, seperti disebutkan
oleh Syeikh Nashiruddin al-Albani,133 ia berkata bahwa hal itu
mungkin terjadi karena dorongan sifat kemanusiaan beliau,
seperti diungkapkan sendiri oleh beliau dalam banyak hadits
yang mutawatir. Antara lain hadits'Aisyah r. a., ia berka ta, " Dua
orang masuk ke ruangan Rasulullah saw., kemudian keduanya
berbicara kepada beliau dengan pembicaraan yang tidak aku
ketahui apa isinya, dan kedua orang itu membuat marah beliau,
sehingga beliau mencerca dan mencaci-makinya. Ketika
keduanya keluaq, aku bertanya kepada beliau,'\Nahai Rasulultah,
(alangkah malangnya kedua orang itu) Bisakah kedua orang itu
mendapatkan kebaikan kembali?' Beliau bertanya, {t'lr1 Ur}

l32Hadits ini terdapat dalan Shahih Muslim, no.2604.


133Dalam Sllslla h Ahadits ash-Shahihah, juzT hal. 121 dan seterusnya. Komentar

atas hadits no. 82, 4t:a; , G i pi :b " Semoga Allah tidak mengenyangkan pe-
ruhrya (maksudnya: Mu'awiyah). "
I2A SL]NNAH RASUL

'Mengapa begifu Aku berkata,'Ba ginda mencerca dan mencaci-


?'

maki kedua orang itu.' Beliau bertanya,

'"&Ji: Lj r ,:.: :* /O
6,' j
.*tL,
, z z z
U -
o l'^
G
-.1&
^ix

/o/tzJoz j oOz d
J, t,/o a c t
4J 4l--U u*' Jl a::a) (s, lil L-r ,- I

/ ./ o t.
.,
.\/ dbl '>l Jco k')
"Apakab engkau tabu apayang aku minta kepada Rabb-ku?
Aku berkata, 'Ya Allah, aku hanyalab seorang manusia. Maka
barangsiapa dari kaunt muslimin yang aku kutuk atau aku
c aci-m aki, j adikanlah itu se bagai zakat dan p ab ala baginy a. "

Muslim meriwayatkan bersama hadits yang sebelulrlnya


dalam satu bab, yaitu "Bab orang yang dicaci orang Nabi saw.,
atau mencercany a,atau mendoakan keburukan baginya, sed*g-
kan orang itu tidak pantas mendapatkan itu: Hal itu menjadi
zakat, pahala dan rahmatbaginya".
Kemudian ia meriwayatkan hadits Anas bin Malik, ia berkata
bahwa Ummu Sulaim -yaitu ibu Anas bin Maiikls * mempunyai
seorang hamba sahaya wanita. Pada suafu saat, Rasulullah saw.
melihatwanita itu, danbersabda, 4r+'is'l ,r',3 iiJ t g +''F
"Siapa ini? Engkau sudah besar, dan tidak akan bertambah
umurmu." Mendengaritu, sanghamba sahaya segera mengadu
kepada Ummu Sulaim sambil menangis. Ummu Sulaim ber-
tanya, " Apayangterjadi dengan kamu, anakku?" Sang hamba
sahaya menjawab, "Nabi mendoakan keburukan atasku, yaifu
agar aku tidak bertambah usiaku selama-lamanya." Maka
Ummu Sulaim segera berjalan sambil memakai kerudungnya
dan menemui Rasulullah saw.. Rasulullah saw. bersabda

13{Maksr-rdnya: Ummu Sulaim adalah ibu Anas bin Malik r.a


l: SEGI HUKUM DALAM SUNNAH NABI 129

t olt tl
kepadanva
L J , 4.'L ;l.t'- ttJ f,h "Ada aPa, wahai Ummu Sulaim?"
\,'

Ia menjawab, "Hamba sahayaku berkata bahwa baginda Rasu-


lullah saw. telah mendoakan atasnya agar ia tidak bertambah
usianya, atau tidak bertambah dewasa." Mendengar itu,
Rasulullah saw tertawa, dan bersabda,

;i e;r*
9e
o I o /. / o l0_ r 'c
15.
4) ..-.^-f-r
-D -,t L) -/
e
t--ol
6t '
I
+tif $
/O
K ,*"ti , ";l.ui L";l : c-l;,i ;j de
t/r
t*;;l
| , 0.,

di,.jr t
s-:n- l-5
/
o
r /
/
-
t
,
/
O2
or
*ail . c *XJl _f J
]z z'
O
/ ol

ti, ,FaA';.J z?a.ei"c


o
{'o'rtL(
,o ,, , . .t.tt'-tl.o!. 1, i,. ,o, ti , .i.o .
(H + 4. yf_ o-.-p) oL) jJ t)J-#b L-#'-"trr-
r\f t..or,,r&UtAt
JJt \/

"Apakab engkau tidak tabu, wahai (Jmmu Sulairn, janiiku


kepada Rabbku? Aku berjanji kepada Rabbku babua aku adalab
manusia belaka, dapat merasa senanS seperti manusia biasa
dan dapatpula marab seperti manusia biasa. Maka siapapun
dari umatkuyang aku doakan dengan keburukan, sernentara
ia tidakpantas untuh menerima itu, aku mobon hepada Allab
SIVT agar menj adikanny a sebagai penyuci, zahat, dan pab ala
yang mendekatkannya hepadanya pada bari kiamat. " (HR
Muslim)
Imam Muslim kemudian menyambung hadits itu dengan
13s
hadits Mu'awiyah; dan dengan hadits itu ia menutup bab itu.
Imam Muslim melakukan itu untuk mengisyaratkan bahwa

135gu4i1r-1-ru4its
itu terdapa t dalam Shahih Muslim dari no. 2600 hrngga 2604,
al-Halaby, dengan tahqiq dan nomor oleh Muhammad Fuad Abdul Baqi.
I30 STJNNAH RASUL

hadits-hadits itu berada dalam satu bab dan makna yang sama.
Maka sebagaimana hamba sahaya itu tidak celaka oleh doa buruk
dari Rasutullah saw. -malah kemudian menjadi zakat dan pahala
baginya- demikian pula halnya dengan Mu'awiyah.
Imam Nawawi berkata dalam syarahnya terhadap Shahih
Muslim,
"sedangkan doa keburukan yang dilakukan oleh Rasulullah
saw. atas Mu'awiyatr, dapat dijawab dengan dua jawaban:
Pertama: Hal itu terjadi tanpa dikehendaki.
Kedua: Hal itu merupakan hukuman atas keterlambatan-
nya-"
Dari hadits ini, imam Muslim memahami bahwa Mu'awiyah
tidak layak untuk menerima doa yang buruk. Oleh karena itu,
ia memasukkannya ke dalam bab ini. Penulis lain memasuk-
kannya dalam Manaqib Mu'awiynh (biografi); karena pada
hakikatnya, doa itu menjadi kebaikanbaginya.
Adz-Dzahabi telah menyuinggung masalah kedua ini. Ia
berkata dalam kitabnya, Siar A'lam Nubala ( 9 / 171 / 2) bahwa
dapat dikatakan, hadits itu menjadi kebaikan tersendiri bagi
Mu'awiyah, berdasarkan hadits Rasulullah saw.,
t'.7 o ,
;\-{)l 'U) wt)o'n . o/ t
Jl a;;'l dr- f<JlF
"
,tf,h
1,3t-"
t1, , .,
K*;J
Allab, ordng yang telah aku laknat atau kecam Jadihan'
"Ya .

lab kecaman dan laknatku itu sebagai zakat dan rabmat baginya."
Ketahuilah bahwa sabda Rasulullah saw. dalam hadits,
{ ;l' &\,;t ,.r'ri , ;:.ii ayy "sayahanyalah seorang ma-
nusia, dapat merasa senang seperti manusiabiasa ....," hanyalah
penjelasan lebih terperinci atas firmanAllah SWT,

('";";'e"rx;i'il lry
l: SEGI HTJKUM DALANI SUNNAH NABI l3 I

"Ifutakanlab, 'sesunggubry)a aku ini banya seorang manusia


seperti kamu, yang diwabyukan kepadaku.. . . "'(al-Kahfi: 1'10)

Sebagian orang yang memPunyai keinginan tertentu atau


bersifat sentimentil, secara tergesa-gesa mengingkari hadits
seperti ini; dengan alasan bahwa Nabi saw. tidak mungkin ber-
bicara danbersikap seperti itu! Pengingkaran seperti ini seharus-
nya tidak terjadi, karena hadits itu shahih -bahkan mutawatir--
diriwayatkan oleh Muslim dari'Aisyah dan Ummu Salamah,
seperti telah kami sebutkan sebelumnya. Juga dariAbi Hurairah
dan Jabir r.a., serta diriwayatkan pula dari Salman, Anas,
Samurah, Abu Thufail, Abu Sa'id, dan lainnya' Lihatlah Knnzul-
Ummaal,2/124.
Penghormatan Nabi saw. secara benar adalah dengan meng-
imani apa yangbeliaubawa secara pasti dan shahih; dan meng-
imani beliau sebagai hamba Allah dan rasul-Nya, tanpa bersikap
ekstrem, karena beliau juga seorang rumusia, dengan pengakuan
AlQur'an dan Sunnah. Akan tetapi, beliau adalah pemimpin
semua manusia dan manusia yang paling mulia, berdasarkan
hadits-hadits yang shahih. Juga berdasarkan sejarah hidup
beliau, akhlak beliau yang mulia, serta perangai yang terpuji,
yang tidak pemah terkumpul pada orang lain, selain beliau'
Maha benar Allah dengan firman-Nya,
"Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti
yang agung " (al-Qalam:4)
Ini maksudnya, sebagian hadits yang diriwayatkan dari
beliau bukanlah wahyu dari Allah SWT yang diturunkan kepada
beliau, serta tidak dimaksudkan untuk menyamPaikan ajaran
dari Allah SWI, tetapi semata-mata diucapkan atau dilakukan
dalam kapasitas beliau sebagai manusia, tidak berhubungan
dengan wahyu.

Beberapa Kabar Rasulullah saw. yang Bulcan Berasal dari Wahyu


Penjelajahan kita tidak berkisar seputar perintah dan
larangan saja, yaitu bagian yangberhubungan dengan hukum-
I:]2 SIINN,\H I-IASIJL

hukum, tetapi juga menyentuh perihal kabar-kabar.


Rasulullah saw. dapat mengabarkan sesuatu berdasarkan
pendapat, ilmu, dan pengalaman manusiawi beliau, tidak
melalui petunjuk wahy'u. Kemudian kabar yang disampaikan
oleh Rasulullah saw. tersebut tidak tepat, seperti masalah pe-
nyerbukan pohon kurma, beliau berpendapat bahwa hal itu tidak
perlu dilakukan, dan pada kesempatan lain beliau menjelaskan
bahwa sabdabeliau itu muncul dari pikiranbeliau sendiri,bukan
dari Allah SWT.

Demikian juga kabar beliar,r tentang penyakit menulat ketika


beliau bersabda, q; e-o ! &,'Tidak ada penyakit menular. " Sabda-
nya pula, 4J;: -s;i .;!, "Maka siapa yang pertama kali me-
nularkan."l35Sementara pada kesempatan lain, beliau mem-
benarkan adanya penyakit menular, seperti sabda beliau,
t ,i', ,'.',1
tll, v !-,G 6ir*^Jr n"tb "L;irilah dari orang yang terkena
penyakit*.usta sepeiti engkau lari dari singa."137 Serta sabda
beliau, 4U .- -a.,* i;.,'|!p "Hendaklah unta yang terkena
penyakit kudis tidak didekatkan kepada unta orang lain yang
sgfta1.//i38 Danbeliau melarang untuk masuk suatu negeri yang
sedang terjangkiti pen,vakit menular.l3e Semua atau salah sa.tu
dari hadits itu aclalah shahih.
Sejak zaman dahulu para ulama telah banyak menempuh
jalan untuk mencari titik temu antara hadits-hadits yang ber-

136Hadits, "Tidak ada penyakit menuiar," adalah muttafaq 'alaih, diriwavat-


kan dari Anas dan Abi Hurairah. Sedangkan hadits, "Siapa valg pertama kali
menularkan?" adalah muttafaq 'alaih, juga dari Abi Hurairah. Lihat al-Lu'lu' ual-
NIar jntt: rro. 1435, 1436.
i37l iadits ini dirirvayatkan oleh Bukhari dari hadits Abu llurairah..
l3sFladils muttrfaq'alaih dari hadits Abu Hr.rrairal-r. Lthat al-!.u'll ilal-Mirjlilr
.l436.
fi ir4n Ilt,t.fnLp'AlLtihi Syaiklwn, no.
1
-1eH.'rdits nrrrttafaq'alaih dari hadits lbnu Arrf . Lfi at al- Lrl lLr it a ! - Mar i an, nn
1,134.
' l: SEGI HLIKUM DALAM SUNNAH NABI 133

tentangan ini. Sebagian ulama ada yang berkata bahwa hadits-


hadits yang menyebutkan adanya penyakit menular adalah me-
nasakhhadits-hadi ts yang menafi kan adanya penyakit menular'
Lri karenahadits itu datangpada masa setelahnya; danapa yang
datang lebih belakang dapat me-nasskh yang datang lebih
dahulu.
Sementara itu, hadits-hadits yang disebutkan sebeiumnya
adalah termasuk kabar berita; dan kabar tidak dapat di-nasakh,
karena ia hanya mempunyai dua kemungkinan: benar atau salah.
Ibnul-Qayyim menyebut dalam bukunya, Miftah Darus-
Sa'adah,beberapa upaya yang ditempuh ulama untuk mencari
soiusi kontradiksi makna zahir dari hadits-hadits itu.
Yang penting untuk diperhatikan dari pendapatnya adalah'
perkataannya, "sebagian ulama ada yang menempuh upaya lain,
pendapatnya adalah sebagai berikut. Apa yang diriwayatkan
dari Rasulullah saw adalah dua macam:

Pertarna: Apa yang datang dari wahyu. Kabar semacam ini


akan selalu berkesesuaian dengan substansi kabar itu dari segi
mana pun ia ditinjau. Ini adalah kabar yang ma'shurn.
Kedua: Apa yang datang dari pendapat beliau tentang
masalah-masalah duniawi, yang orang lain lebih tahu dari beiiau'
Jenis ini tidak sederajat dengan jenis pertama, dan tidak dapat
tetap hukurnnya.
Rasulullah saw. pernahberkata kepada orang-orang dengan
dorongan pendapatnya, yaitu ketika beliau mendengar bahwa
orang-orang melakukan penyerbukan terhadap pohon kurma,
makabeliaubertanya, {tti^ u} " Apayangkalianlakukan?"
Mereka memberitahukan bahwa mereka sedang menyerbukkan
bunga pohon kurma. Mendengar itu Rasulullah saw bersabda,
4* !h; f;:{'i'} *'r( cy"Menurutku, jika hal itu tidak dilaku-
kan, niscaya tidak mengapa." Maka mereka pun meninggalkan
pekerjaan itu. Akan tetapi, pada saat panen kurmatrba, mereka
mendapatkan pohon kurma mereka tidak menghasitrkan buah
I34 SUNNAH I],{SUL

yangbaik. Mengetahui hal itu, Rasulullah saw. bersabda,


g tt / o-5 e t
/
,o . a
tt/ .
o
4z

f L*: ,"!
O ,

c
f-l.e! f-' c up
tf\
#att t t).''c
\'

"Yang aku katakan itu adalab basil pendapatku saja, se-


dangkan kalian lebib mengetabui urL4sAn dnnia kalian; dan
aku tidak sedang nxenyampaikan ajaran dari Allab SVT."
Hadits tersebut shahih dan masyhur, dan itu menjadi bukti
dan tanda kenabian beliau. Ini karena beliau adalah orang yang
tidak mengetahui suatu perkara dunia yang remeh seperti itu.
Beliau datang membawa ilmu yang tidak dapat diketahui oleh
rnanusia kecuali dengan perantaraan wahyu dari Allah SWT
semata, yaitu apa yang telah dan akan terjadi, dan apa yang
sedang terj adi, dari semenjak penciptaan alam hingga ma suknya
penghuni surga ke dalamsurga danpenghuni neraka ke daiam
neraka. Juga tentang kegaiban langit dan bumi, dan f-aktor-faktor
yang kecil dan besar, yang mengantarkan kepada kebahagian
dunia dan akhirat. Serta faktqr-faktor yang kecil maupun besar
yang akan mengantarkan manusia kepada kesengsaraan di
dunia dan Akhirat. Juga tentang kemaslahatan dunia dan akhirat
serta faktor-faktor yang mengantarkan ke arah itu. Sementara itu,
manusia lebih tahu tentang dunia dan urusan mereka sendiri,
serta bagaimana mencapai kepentingan itu dengan lebih baik
dengan pengetahuannya. Mereka juga lebih tahu tentang ber-
hitung, teknik, perinduskiary pembangunan, dan tulis-menulis.
Kalaulah apa yangbeliaubawa itu dapat diperoleh dengan
belajar, berpikir, berkonternplasi, dan cara-cara lain yang di-
tempuh manusia, niscaya mereka akan dapat mencapai apa yang
lebih baik dari apa yang beliau bawa, kalena kemampuan ber-
piki1, menulis, berhitung, berkonternpiasi, dan perindustrian juga
mereka miliki. ir-Li adalah tanda dan bukti yang paling kuat atas
kenabian dan kebenaran beliau; dan menunjukkan bahwa apa
I : Sh,Gl HUKLJI\'I DALAN4 SUNNAH NABI 135

yang beliau bawa itu bukanlah hasil dari kreativitas manusia/


serta bukan pula sesuatu yang dihasilkan dari usaha, beryikia
dan berkontemplasi.
"Ucapannya itu tiada lain banyalab wabyu yang diwabltu-
kan (kepadanya), yang diaiarkan kepadanya oleh Qibril) yang
.\angat kuat. " (an-Najm: 4-5)

Yang mengetahui apa yang tersembunyi di langit danbumi,


yang diturunkan oleh Yang Mahagaib, dan dapat mencapai
kegaiban-Nya hanyalah rasui-rasul yang terpilih.
Mereka berkata, "Demikian juga berita yang disampaikan
beliau tentang tidak adanya penyakit menular, adalah berita yang
beliau sampaikan sebagai hasii dari praduga beliau semata. Sama
halnya dengan berita yang beliau sampaikan tentang tidak
adanya manfaat melakukan penyerbukan bagi pohon kurma. Irri
terutama karena dua hal ifu bersubstansikan sama, yaitu proses
pertemuan antara jantan dan betina; dan hasil dari pertemuan ifa,
sama seperti sesuatu yang menularkan dengan apa yang di-
tularkan. Keduanya jelas merupakan perkara dunia yang tidak
berkaitan dengan syariat. Maka kabar yang beliau sampaikan
tentang hal itu tidak sama dengan kabar yang beliau sampaikan
tentang Allah SWI sifat-sifat-Nya, nama-nama-Nya, dan
hukum-hukum-Nya."
Mereka berkata, "Ketika Rasulullah saw. mendapati hukum
Allah yang tertanam dalam durria ini, yaitu dalam bentuk kore-
lasi suatu sebab dengan sebab yang lain, sertapengaruhpenyer-
bukan pohon kurma dalam menghasilkan buah yang bagus, dan
bahaya mencampurkan antara orang yang sakit dengan yang
sehat, maka beliau segera menerima hal itu dan membenarkan
tindakan mereka untuk menyerbukkan pohon kurma, dan me-
larang mereka untuk mencampurkan binatangyang sakit de-
ngan yang sehat."
Mereka berkata, "Jika ini dinamakan nasakh (penghapusan)
dengan pertimbangan tadi, maka penamaan itu tidak tepat' Oleh
karena itu, Abu Salmah bin Abdurrahman (sang perawi hadits)
I36 STjNNAH RAST-jL

berkata,'Aku tidak tahu apakahAbu Hurairah terlupa ataukah


salah satu sabda itu ter-nasakft oleh yang lain?" Di sini Abu
Salamah menerima kemungkinan adanya nasnkh, meskrpun
hadits itu adalah kabar belaka. Dan kabar adalah tidak dapat di-
nasakh, seperti telah kami sebutkan sebelumnya. "
Ibnul-Qayyim berkata, "Metode seperti ini bagus."1a0

Kesimpulan
Daripenjelasan tadi, kita menemukan, sebagian dari Sunnah
Nabi saw. yang diriwayatkan kepada kita ada yang tidak
termasuk dalam bagian syariat. Dan hanya berkaitan dengan
perkara duniawi kita semata yang kita diberi\an kebebasan
untuk mengatuq, menyusun dan mengolahnya dengan akal dan
upaya kita sendiri, dan dalam hal ini kita lebih tahu dari beliau.
Dan di antara Sunnah itu pula, ada yang tidak mengandung
syariat secara general, mutlak dan universal, yang berlaku bagi
seluruh manusia di seluruh zaman dan tempat, sebaliknya
Sunnah itu hanya diperuntukkanbagi suatu tujuan tertentu dan
dalam kondisi tertenlu pula. Sunnah seperti itu adalah apa yang
disabdakan dan dilakukan oleh Rasulullah saw. dalam kapasitas
beliau sebagai imam dan pemimpin negara, karena beliau adalah
imam dan pemimpin negara umat Islam, yang mengatur skategi
politik mereka, dan pemegang kekuasaan eksekutif negara itu.
Atau dapat pula itu beliau lakukan dalam kapasitas beliau
sebagai qadli dan hakim, yang juga beliau pegang.
Melihat Sunnah dengan pandangan seperti ini akan menye-
lesaikan banyak masalah yang terdapat dalam warisan fikih kita
yang demikian luas.
Misalnya, diriwayatkan bahwa Rasulullah saw. membagi
tanah Khaibar kepada tentara yang turut membebaskan tanah
itu, sedangkan Umar r.a. tidak melakukan itu ketika membebas-
kan Iraq. IrLi dilakukan oleh Umar untuk kemaslahatan generasi

t+o Mi|teh
Daarus-Sa' adah, Ibnr-rl-Qayyiny juz 2 / 267, 268
l: SUGI HIJKUM DALAM SUNNAH NABI 137

Islam selanjutnya. Karena dengan kharrajdari tanah-tanah itu,


dapat digunakan untuk membiayai para mujahidin, pegawai
negara, danpembangunannegara Islam. Oleh karena itu, Umar
berkata, "Aku melakukan suatu kebijaksanaan yang dapat
memberikan manfaatbagi umat Islam saat ini dan seterusnya."
Ir:ri adalah kebijaksanaan yang diusulkan oleh Mu'adzr.a..141

Kebijaksaan ini tidak dapat dianggap menyalahi sabda Nabi


saw., katena yang dilakukan oleh Rasulullah saw. adalah sesuatu
yang memang sesuai dengan kemaslahatan pada masa beliau itu.
Sedangkan apa yang dilakukan oleh Umar adalah juga yang
sesuai dengan kemaslahatan pada masanya. lnilah yang katakan
oleh Imam Ibnu Qudamah dalam kitab al-Mughniketika ia men-
jelaskan pendapat yang mengatakan, "Sesungguhnya tanah yang
dibebaskan secara militer segera menjadi wakaf saat dibebaskan,
sesuai dengan kesepakatan sahabat atasnya." Ia berkata,
"sedangkan pembagian tanah yang dilakukan Nabi saw. pada
saat membebasan Khaibar adalah dilakukan pada awal perjalan-
an dan pertumbuhan Islam, serta sesuai dengan kepentingan
yang mendesak untuk itu. Maka maslahat saat itu adalah dengan
melakukan pembagian itu. Sedangkan maslahat pada masa
selanjutnya adalah dehgan menjadikan tanah itu sebagai wakaf,
maka itu menjad i w ajib."laz
Juga seperti hadits yang diriwayatkan oieh Ahmad, Abu
Daud, Tirmizi, dan Nasa'i, dari Mu'az bin Jabal r'a., bahwa Nabi
'sa'w. memerintahkannya, ketika mengutusnya ke Yamary untuk

memungut jizyah dari setiap.orang yang telah baligh sebanyak


saLu dinar atau senilainya d alam bentuk baiu ma'afir '143

l4ll-ihat kitab kami,Fiqhuz-Zaknt,ln7hahA7410, cet. 16, Muassasah ar-Risalah.


r4zAi-Mughni,Ibnu Qudamah, jtz 2hal 598, Mathba'ah Nasyr Tsaqafah
Islamiyah, Mesir.
ia3Hadits ini diriwayatkan oleh Abr-i Dar.rd dalam al-Kharaj wal-lntarah (no
3038), dan Tirmidzi menshahihkanrtya dalamaz-Zakat (no.623).la menyebutkan
bahwa sebagian mereka meriwayatkannya secara mursal. Dan mursal lebih shahih.
Serta oleh Ibnu Majah dalamaz-Zakaf (no. i803).
I38 SUNNAI] IL{SUL

Sementara kita dapati pada masanya,lJmar menentukkan


jizyah dengan ukuran yang lain. Ia teiah membagi orang yang
harus memb ayar juyah,berdasarkan ukuran kekayaannya, men-
jadi tiga bagian: Orang yang kaya diharuskan membayar se-
banyak 48 dirham dalam satu tahun, kalangan menengah
membayar 24 dirharn, sedangkan orang yang mempunyai pe-
masukan terbatas hanya dikenakan 12 dirham. Seperti diriwayat-
kan olehAbu LIbaid dan Baihaqi.le
hri tidakiah bertentangan dengan Surmah Rasulullah saw.,
tetapi dilakukan karena memperhatikan kondisi pada masa itu.
Kondisi orang-orang Syam dan Iraq tidak sama dengan kondisi
orang-orang Yaman. Masing-masing mereka berbeda. Maka dari
perbedaan tingkat kehidupan itu kemudian dihasilkan suatu
kebijaksanaan hukum yang sesuai dengannya.

Oleh karena itu, Bukhari meriwayatkan dari Ibnu Abi Nujaih,


ia berkata kepada Mujahid, "Mengapa orang-orang Syam harus
membayar empat dinar sedangkan orang-orang Yaman hanya
diharuskan membayar satu dinar?" Mujahid menjawab, "Itu
ditentukan disesuaikan dengan ukuran kaya dan miskinnya
mereka."las
lmam asy-Syaukani berkata, "Barangkali penambah an jizyah
lebih dari satu dinar yang terjadi pada masa LJmar dan sahabat
lainnya, dilakukan oleh mereka karena mereka memahami
bahn'a kadar yang ditentukan Nabi itu bukanlah suatu ukuran
yang mutlak, atau hadits Mu'adz sebelumnya itu tidak general
(sehingga tidak harus dijadikan landasan hukum bagi yang lain),
dan jizyah adalah semacam shulh (perdamaian)."146
Dapat pula dikatakan bahwa itu aclalah semacam kebrjak-
sanaan politik yang dilakukan Rasulullah saw. sesuai dengan

lal.ihat Nailul-Awthnr, Syaukani, juz 8 hal. 277 dan seterusnva, Darui-Jail,


Beirut.
145lbid.
ue16i4.
l: SEGI HUKUN4 DALAM SUNNAH NABI 139

kedudukan beliau sebagai imam dan pemimpin umat serta


tuntutan kemaslahatan umum pada masa itu. Maka dalam
kondisi seperti ini, para pemimpin setelah beliau dapat membuat
keputusan atau kebijaksanaan sesuai dengan kemaslahatan pada
masanya. Kebijaksanaan itu tidak dapat dianggaP men)nmPang
dari petunjuk Rasulullah saw.. Malah sebaliknya, mengambil
petunjuk dan tauladan dari tindakan beliau dalam menjaga
kemaslahatan, sesuai dengan zarrrr; tempat, dan kondisinya'
Senada dengan hal itu u444 sikap.mazhab Hanafi dalam
memahami hadits, (r,c U-1': iV'* Eur'$tb "Orang yang
berzinah, antara gadis dan perjaka, maka hukumnya adalah
seratus cambuk dan diasingkan selama satu tahun."Y7 Mereka
tidak menyatukan antara hukum cambuk -yang secara jelas telah
disebutkan oleh Al-Qur'an-- dengan pengasingan. Dengan
landasan pemikiran bahwa pengasingan yang dilakukan pada
masa Razulullah saw. adalah ditujukan untuk ta'zir danke-
pentingan politik, yang kebijaksanaan itu dapatberubah se^suai
b"ngui petbeduut *ikt.t, iempat, pribadi, dan kondisi. Sang
pemimpin dapat melakukan kebij aksanaan itu bagi pezina atau
bagi pelaku kejahatan lainnya. Seperti kebijaksanaan yang
dilikukan oleh Umar r.a. untuk mengasingkan Nashr bin Hajjaj
dari Madinah, ketika mendengar banyak wanita yang tergoda
olehny4, terutama didukung oleh pendapat Ali k.w., maka ia
berpendapat, "Karena ia telah membuat orang terfitnah (terpikat)
maku ia liarus diasingkan!" Sementara pada kesempatan lain,
Umar pernah mengasingkan seseorang ke Khaibar karena ia
sering mabuk-mabukkan. Kemudian di Khaibar,lelaki itu masuk
Kristen dan menjadi pengikut Hercules. Mendapati kenyataan
itu, Umar berkata, "Demi Allah, aku tidak akan mengasingkan
seorang muslim lagi!"148
1a7gu4i1r ini diriwaya&an oleh Ahmad dan Muslim serta Ibnu Majah dari
Ubadah birr Shamir. Lihat Shahih lami' Shagir wa Ziadatuhu, no. 3215'
!4sLthatFathul-Qadir,Ibntal-Hamam, juz 4hal. 135, 135, Bulaq.SertaHasyiah
I bnu Ab id in, 1uz 3 hal I47 .
I40 SUNNAH RASUL

Catatan Penting
Satu catatan yang amat penting dan harus kita perhatikan
pada penutup kajian ini adalah pentingnya bersikap teliti dan
cermat dalam melihat Sunnah Rasulullah saw antara mana yang
datang unhrk memberi pehrnjuk syariat dengan apa yang datang
tidak untuk memberikan tuntunan syariat. Dan antara yang
memberi funtunan syariat secara general dan mutlaq dan dengan
yang tidak sperti itu. Serta apa yang disampaikan dalam kapa-
sitas beliau sebagai imam dan pemimpin dengan apa yang tidak
seperti itu.
Setelah melakukan pembagian seperti itu -seperti telah
disebutkan oleh para ulama zamanlampau dan kontemporer-
yang kami telah kutip pendapat mereka dalam kajian ini, maka
dapat dicapai suatu interaksi Sr:nnah yang lurus, sehingga tidak
terjadi kesalahan dalam melakukan interaksi itu, baik yang ber-
sikap ekstrem nuupun yang sebaliknya kecuali orang yang men-
dapatkan anugerah bashirah (mata hati) dari Allah SWI, mem-
pnnyai pemahaman yang dalam terhad ap nwqashid syariat, serta
dapat menggabungkan antara sisi yang general dengan sisi yang
parsial. Irri dilakukan setelah membebaskan diri dari dorongan
hawa nafsu, atau pengaruh orang lain, serta mencurahkan se-
genap daya upaya dalam mengkaji dan menelaah nash-nash, dan
membedakan antara yang shahih dengan yang tidak, dengan
tujuan untuk mencapai kebenaran.

/ o9.1, ..to'.'.l,zo' 1 , ) o ..\


(+t" -r;!) t;jr:t at 14i4 l--F * al | ; , ..^ ,&
aoronsri)p"Yrr,qio',ns"wr'riu',rro,o'rr,rurr-uiorir'",
maka Maka Allah SIY'T ahan menakdirkannga tabu akan urus-
an agalnanya. "(HR Muttafaq 'Alaift;tar
Ya Allah, anugerahilah kami cahaya yang menerangi kami
dalam kegelapan. Berikanlah kami kemampuan untuk mem-

laeHadits muttafaq'Alaih, dari hadits Mu'awiyah.


l: SEGI HUKUI\4 DALAM SUNNAH NABI l4l

bedakan antara hal-hal yang tersamar. Berikanlah karni taufiq


untuk mendapat dua ganjaran: ganjaran ijtihad dan ganjaran
mendapatkan kebenaran. Ampunilah kesalahan berpikir dan
tulisan kami. Dan janganlah Engkau biarkan kami berjalan
sendirian tanpa dukungan-Mu. Amiin. 6
Mgrt@m Kedwq:
SUNNAH
SEtsACAT SUNflBER
ILMU PENGBTAHUAN
SANNAII SEBAGAI SUMBER
IIMU PENGETAHUAN

Ilmu Pengetahuan: Antara Indra, Rasio (Akal), dan Wahyu


Bagi kaum materialis, sumber-sumber pencapaian ilmu
pengetahuan hanya terbatas pada materi-materi yang dapat di-
capai oleh indra atau pemikiran yang dapat dijangkau oleh rasio,
dan menolak untuk menerima pengetahuan yang didapat dari
selain dua sumber itu.
Kita --kaum muslimin-- juga memercayai dua sumber ilmu
pengetahuan itu. Kita meletakkan indra dan rasio sebagai sarelna
yang amat penting serta nikmat yang amat besar yang dianu-
gerahkan Allah kepada manusia untuk mengetahui dirinya
sendiri dan alam di sekitamya. Dengan itu, manusia dapat me-
nangkap ketentuan dan rahasia-rahasia yang tersimpan di alam
raya ini, yang dapat menjadi bukti yang paling valid atas ke-
beradaan Allah SWT, yang telah menciptakan seluruh semesta
alam ini dengan sebaik-baiknya.
Allah SWT berfirman,
"Dan Allab mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam
keadaan tidak mengetabui sesuatu pun, dan Dia membert

SI.jNNAH RASI.JL I45


146 SUNNAH RASUL

kamu pendengaran, penglihatan, dan bati, agar kamu ber-


sltukur. " (an-Nahl: 78)

?.ttah SWT berfirman,


"Dan janganlab kamu mengikuti apa yang kamu tidak
mempunyai pengetabuan tentangnya. Sesunggubnya pen-
dengaran, penglibatan, dan hati, semuanya itu akan dimintai
pertanggungi au abannya. " (al-Israa': 35)
Ia juga merupakan sarana yang paling besar untuk membantu
manusia membangun dunia serta menjalankan fungsinya se-
bagai khalifah di muka bumi sesuai dengan yang diridlai Allah
SWT.
Oleh karena itu, keutamaan ilmu pengetahuan yang dimiliki
olehAdam --nenek moyang semua manusia-- adalah salah satu
kelebihan manusia yang paling besar atas semua malaikat, dan
membuaktya layak untuk memegang tampuk kekhalifahan di
muka bumi. Allah SWT telah mengajarkannya nama-nama yang
tidak diketahui oleh para malaikat. Ini adalah satu bentuk
hikmah yang besar yang ingin Allah SWT tunjukkan. Sesuai
dengan firman-Nya,
Sesungguhnya Aku mengetabtt'i apa yang tidak kamu
ketahui. " (al-Baqarah: 30)
Akan tetapi, kita --kaum muslimin-- di samping memPer-
cayai dua sumber ilmupengetahuan tadi, kita juga memercayai
ada sumber lain ilmu pengetahuan itu, yang lebih tinggi dari dua
sumber tadi, yang dapat meluruskan kesalahan dua sumber tadi
jika salah atau menyimPang. Sumber terakhir itu adalahwahyr
nahi.
Allah SWT telah menganugerahkan kepada manusia se-
jumlah perangkat kognitif --sebagian perangkat itu ada yang
lebih baik dari yang lain- yang akan menuntunnya untuk me-
ngetahui dirinya sendiri, alam di sekitarnya, serta mengetahui
asal, kembali, dan misi yang diembannya' Allah SWT meng-
anugerahkan beberapa indra; yang paling utama adalah indra
2: SIJNN,\H SEBAGAI SIJI,{BER ILN,IIJ PE,NGI]1..{HI.I,\N 147

pendengaran dan penglihatan, agar dengannya manusia dapat


berinteraksi dengan semesta tempat ia hidup, apa yang ada di
dalamnya, serta makhluk-makhluk yang hidup di sana. Kemu-
dian manusia menggunakan semua ifu untuk mencapai tujuan
yang ditetapkan oleh Allah SWT dalam penciptaan manusia.
Akan tetapi, indra manusia mempunyai keterbatasan ter-
sendiri, dan ia juga dapat keliru. Ini terjadi pada semua indra,
hingga indra yang paling kuat sekalipun, yaitu mata. Misalnya,
mata melihat suatu bayangan sebagai sesuatu yang diam, pada-
hal ia bergerak. Melihat fatamorgana dan menyangkanya sebagai
ai1, namunketika didekati temyatabukan. Demikian juga ketika
ia melihat sesuatu yang sebenamya besar tapi tampak kecil
karena letaknya yang jauh, seperti bintang di langit.

Oleh karena itu, Allah SWT menganugerahkan perangkat


yang lebih ti^ggt, yaitu akal, yang dapat meluruskan kesalahan
indra. Dengan rasio itu manusia dapat memahami segala yang
dapat dipahaminya, seperti perhitungan matematis, pokok-
pokok pemikiran, dan segala hal selain bentuk-bentuk parsial
yang dapat diindra.
Akal pula yang dapat membedakan manusia dari semua
hewan. Dengan akal, manusia dapat mengenal dirinya, dunia-
nya, Rabbnya, dan ia pula -seperti yang dikatakan oleh para ahli
ushul fiqh- pokok pertimbangan dibebankannya (taklifl hukum
kepada manusia.
Akan tetapi, akal --meskipun mempunyai urgensi yang besar
dalam menangkap pengetahuan dan mengklasifikasikannya
serta menghasilkan pengetahuan yang baru. Kemudian juga
kemampuannya untuk membedakan mana yang hakiki dan
mana yang ilusi, serta antara yang yakin dengan praduga- ia juga
tidak dapat terjaga dari kesalahan dalam memahami dan rneng-
hasilkan sesuatu. Ia dapat dipengaruhi oleh keter-gesa-gesaan,
kesombongan, hawa nafsu, lingkungan sekitarnya,',viiris.1n
keagamaan dan peradaban yang berkembang, baik pengaruh itr-r
positif atau negarif. Akan tetapi, itu semua sering mernl.r-rat akal
I48 SLJNN.AH TTASUL

tidak dapat menangkap kebenaran dan menyalahi jalan yang


lurus, dan ia menyangka apa yangia lakukan adalahbaik, tetapi
pada hakikakrya adalah buruk.
-Anehnya, yang mengetahui kekurangan akal ini adalah akal
jrgu.
Akal murni adalah akal yang mengetahui -setelah ber-
kontemplasi dan menerangi pengalaman yang telah ia lewati-
bahwa ia tidak dapat terjaga dari kesalahan. Banyak hal yang
pada hari ini dia anggap sebagai hakikat, ietapi pada hari ke-
mudian menjadi sekadar anekdot. Apa yang kemarin ia per-
juangkan mati-matian, pada hari ini ia mendapati kenyataan
sebaliknya.Iuga sebagian yang dianggap pokok-pokok ilmu
pengetahuan oleh para tokoh filsafat pada masa lalu, pada hari
ini semua itu tampak kesalahannya.

Akal juga menyadari, medan yang dapat ia masuki terbatas.


Ia hanya dapat memahami sedikit dari sisisisi alam ini -bahkan
ia tidak mengetahui dirinya sendiri, bagaimana bekerja dan
bagaimana menangkap ilmu pengetahuan--, dan ia juga hanya
mengetahui aspek luar dari sesuatu; sedangkan hakikatnya ia
tidak mengetahuinya. Ia hanya mengetahui banyak segi tentang
materi ataubendakeras, tapi tidak dapatmemahami manusia itu
sendiri, sehingga ada seorang ahli (Alexis Carel) memberi judul
bukunya: The Llnknown Man (Manusia yang Penuh Misteri)'
Sedangkan sisi supranatural atau metafisika, jika akal juga
ingin masuk ke dalamnya, maka ia akan menjadi tamubagi se-
buah rumah yang tidak ia miliki, serta menelusuri jalan yang ia
ketahui awalnya, tetapi tidak mengetahui akhirnya.
Akal mengetahui bahwa dunia ini mempunyai Tuhan Yang
ir4enciptakannya. Di dalam manusia ada roh. Roh ini akan abadi,
dan akan ada kehidupan setelah kehidupan ini. Akan tetapi,
ketika akal ingin mencoba masuk ke dalam sisi parsial dari pe-
ngetahuannya itu, maka di sini akal akanteqgelincir danmenemu-
kan jalan buntu. Sehingga ia mencampuradukkan antara hakikat
dan legenda, dan memenuhi ilmu pengetahuan dengan kebodohan.
2: SL]NNAH SEBAGAI STJMBER ILMU PENGETAHUAN I49

Oleh karena itu, akal --seperti dikatakan oleh Imam


Muhammad Abduhl-- membutuhkan teman yang daPat me-
nuntunnya melewati persimpangan jalan ini, sehingga ia tidak
tergelincir. Pada wilayah yang terlarang untuk dimasuki akal,
maka penolong ini akan memberitahukan aPa yang tidak ia
ketahui, dan menyelamatkannya dari kebingungan, serta mem-
berikan ketenangan dan pembenaran atas apa yang telah di-
ketahui oleh akal. Sehingga baginya, ia menjadi cahaya di atas
cahaya.
Teman yang membantu ini adalah wahyu Ilahi, yang diberi-
kan Allah SWT melalui rasul-rasul-Nya, yang terangkum dalam
risalah penutup: Al-Qur'an al-Karim, yang merupakan akhir
kalimat-kalimat Allah SWT bagr petunjuk manusia, serta Sunnah
Nabi saw., yang menjadi penjelas bagi Al-Qur'an ini.

Sunnah sebagai Sumber Pengetahuan Aglama


Sunnah --setelahAl-Qur'an al-Karim- adalah sumber fikih
dan syariat. Ia juga adalah sumber dakwah dan tuntunan hidup.
Demikan juga, ia adalah sumber pengetahuan bagi umat Islam
(pengetahuan agama, kemanusiaary dan sosial) yang dibutuhkan
oleh manusia, sebagai petunjuk jalan bagi mereka, atau
melumskan langkah mereka. Atau juga unhrk menyempumakan
ilmu yang telah mereka miliki.
Dalam Sunnah -demikian juga dalam Al-Qur'an-- terdapat
banyakberita yangberkaitan dengan alam gaib, alamyang tidak
terlihat oleh kita, dan tidak dapat ditangkap oleh indra kita, yang
hanya dapat diketahui melalui wahyu Ilahi.
Dalam Sunnah pula terdapat berita-berita tentang masa lalu,
tentang awal penciptaan manusia, tentang rasul-rasul dan nabi-
nabi, yang tidak tercatat dalam sejarah biasa, dan hanya dapat
diketahui melalui wahyu.

llihat sub judul Hajat al-Basyar ila Risalah, dalam bukunya Risalah Tauhid,
Muhammad Abduh, dengan komentar Rasyid Ridla.
I50 STJNNAH RASUL

Dalam Sunnah juga terdapat berita-berita tentang kejadian-


kejadian yang berkaitan dengan masa mendatang, yang akan
terjadi sebelum hari kiamat,yang dikenal oleh kaum muslimin
sebagai tanda-tanda hari kiamat. Juga apa yang akan terjadi
setelah hari kiamat, seperti pembangkitan kembali dan
pengumpulan manusia, kekalutan pada saat itu, syafaat yang
dijanjikan, mizan (neraca), penghitungan, serta surga danneraka.
Sernua itu disebutkan oieh Al-Qur'an dan dijelaskan oleh
Sunnah.

Seputar Alam Gaib


Alam gaib berada di sekitar kita, namun kita tidak me-
ngetahui sama sekali tentang alam itu dengan perangkat pe-
ngetahuan kita yang terbatas ini: indra dan akal. Akan tetapi,
ketidaktahuan kita akan alam itu tidak berarti tidak adanya alam
gaib itu. Ketidaktahuan kita tidak berarti adanya pengetahuan
tentang ketiadaan, seperti perkataan ulama-ulama sejak zaman
lampau.
Banyak sekali hal yang kita temukan dan sebelumnya tidak
kita ketahui sama sekali, baik yang berada di sekitar kita atau
yang berada dalam diri kita sendiri! Siapa pada zaman dahulu
yang mengetahui dalam air mani manusia terdapat jutaan benih
manusia, dan dalam setetes darah terdapat jutaan sel hidup?!
Di antara alam gaib itu adalah malaikat, jin , atsy,kutsi,Iauh,
dan sebagainya. Yang disebutkan dalam Al-Qur'an, biasanya
secara general, dan pada suatu kesempatan secara terperinci; dan
Sunnah, biasanya berbicara secara lebih terperinci lagi tentang
itu.
Kaum muslimin sepakat bahwa Sunnah adalah sumber
pengetahuan tentang hal-hal yang berkaitan dengan perkara-
perkara yang gaib. Mereka telah menemukan dari dalil-dalil yang
pasti bahwa Muhammad saw adalah utusan Allah SWT dan
mendapatkan wahyu. Beliau tidak berbicara dengan dorongan
hawa nafsu, hanya berkata yang benar, tidak berkata tentang
ilmu Allah apa yang beliau tidak ketahui, dan beliau tidak
2: SLiNNAH SEIsAGAI SLJN4tsEtt ILN'IU PENGETAHUAN l5l

mengetahui yang gaib kecuali sekadar aPa yang dibukakanbagi


beliau olehAllah SWT.
Yang menjadi perdebatan kemudian adalah tentang cara
dalam menentukan keabsahan kabar dari Nabi saw, yang pasti
dan yang harus diyakini isinya. Apakah cukup dilihat dari ke-
shahihan substansi hadits, meskipun hadits itu adalah hadits
ahad? Ataukah harus diriwayatkan oleh sekelompok perawi ke-
pada sekelompok perawi yang lain, yang mustahil mereka itu
bersepakat untuk berbohong, yaitu hadits yang dikenal dengan
hadits mutawatiq, yang memberikan informasi secara qath'i dan
yaqin?
Dengan redaksi lain: Apakah hadits ahad, yang --meskipun
hadits itu shahih-- hanya memberikan pengetahu an y ang zhnn
rajih (praduga yang kuat), dapat menetapkan pokok-pokok
akidah? Ataukah hadits mutawatir saja yang dapat melalukan
itu, karena hadits itu memberikan pengetahuan yang pasti dan
meyakinkan.

Pengetahuan pokok yang kita dapatkan dari Sunnah bukan-


lah pengetahuan yang berkaitan dengan kehidupan yang terus
berkembang ini, yang dapat diteliti dan dilakukan percobaan
atasnya. Tentang hal ini dapat dicapai manusia dengan percoba-
an dan kekeliruan (trial and error) secara terus- menerus.
Tentangkonsep itu, telah kita dapatipula dariSunnah, yartu
tentang urusan-urusan teknis duniawi kita, kita harus meng-
andalkan -setelah berdoa dan meminta kepada Allah - kemam-
puan dan usaha kita, serta upaya akal kita. Tidak semestinva kita
meminta agar wahyu mengajarkan bagaimana menanam, ber-
industri, berobat, menyiapkan senjata, dan sebagainlra. 1'yu6t.t
tidak mengajarkan teknik dan prosedur, namun ia mengajarkan
konsep-konsep dasaq, nilai, dan aturan-aturan yang harus di-
patuhi.
Sedangkan selain itu, yang berkaitan dengan urusan duniawi
yang terus berubah, itu semua diberikan wewenang kepada kita
untuk mengaturnya.
152 SUNNAH RASI]L

Jika sebagian orang ada yang memasukkan hadits-hadits


shahih dalam syariat, walaupun sebenarnya ia bukan bagian
syariat, demikian juga ada orang yang melakukan hal yang sama
dalam masalah ilmu pengetahuary seperti hadits-hadits yang
berkaitan dengan kedokteran.
Yang tidak diperdebatkan di sini adalah Surrrah rnutawatir,
atau dengan redaksi iain: hadits yang rnutawatir dapat mem-
berikan tuntunan akidah menurut seluruh ahli kalam dan ahli
ushul fi qh, terutama dalam kalangan ahlu Sunnah. Sama halnya,
apakah akidah itu berkaitan dengan ketuhanan, kenabian, atau
tentang dogma dan masalah-masalah akhirat?
Yang menjadi perselisihan kemudian adalah dalam hadits
ahad --rnaksudnya yang shahih: y*g digunakan oleh semua
kalangan dalam masalah-masalah ibadah, muamalah, serta
hukum-hukum halal dan haram. Mereka juga menyanggah
semua orang yang menentang penggunaan atau tidak mem-
perhatikan hadits-hadits semacam itu. Tentang hal itu, telah kami
jelaskan sebelumnya.

Perselisihan Antara Dua Madrasah dan Sebabnya


Terjadi perselisihan antara dua madrasah atau kelompok
pendapat:
Pertama; Madrasah kaum mutakallimin, seperti kaum
Asy'ariah, Maturidiah, serta mayoritas ahli ushul fiqh dari
mazhab F{anafi, Maliki, Syafl'i, dan sebagian pengikut mazhab
Hanbali.
Kedua: Madrasah kaum ahli hadits, di bawah pimpinan
Imam Ahmad bin Hanbal, pada sebagian pendapat yang diri-
wayatkan darinya.
Kelompok pertama mengatakan bahwa hadits-hadits ahad
tidak dapat menentukan konsep-konsep akidah secara mutlak
--sendirian tanpa dukungan sumber-sumber yang lain.
Sedangkan kelompok yang kedua berpendapat bahwa
hadits-hadits itu berfungsi sama seperti Al-Qur'an dan hadits-
hadits mutautatir dalam menyusun konsep akidah.
2: STJNNAH SEBAGAI SLJN4BER ILMIJ PENGETAHUAN 153

Jika kita perhatikan lebih mendalam, Perselisihan ini timbul


dari dua hal, yaitu: Pertama: Apakah zhnn (ptasangka yang kuat)
mencukupi dalam menentukan konsep akidah, ataukah harus
dengan keyakinan dan kepastian?
Kedua; Apakah hadits -hadlts ahndyang shahih dapat meng-
hasilkan ilmu secara yakin, ataukah hanya menghasilkanzhnn
rajih (percsangka yang kuat) saja?

Apakah ZhanlPrasangka Mencukupi Untuk Menentukan


Konsep Akidah?
Pertama: Menurut pehgertian literal ftahasa), dari ayat-ayat
Al-Qur'an yang berulang-ulang, tampak Allah SWT mencela
orang-orang yang mengikuti zhan dalam masalah-masalah
akidah. Allah SWT berfirman tentdng kaum musyrikin,

'-3,5""L)r::,V:"JeiSpj,t-"1*u-r|,tir
g({}"9
"Dan mereka tidak rnempunyai sesuatu pengetabuan pun
tentang itu. Mereka tidak lain banyalab mengikutipersangka'
an, tedongkan sesunggubnya persangkaan itu tiada berfaedab
sedikit pun terbadap kebenaran " (an-Najm:
-28)

'6do,$5;j:i"'W$\Ki&g
"Dan kebany-akan mereka tid'ak mengikuti kecuali pers-
angkaan aj a. S e s unggub ny a p ers angk a an it u tid' ak s e dikit p un
.s

berguna untuk mencapai kebenaran... " (Yunus: 36)


Allah SWT berfirman kepada kaum musyrikin,
b
$i J 9j*'i6 &p * ; e'^+jl ji
&s;*ts$yfior;
I54 SIJNNAH RASUL

"... Katakanlab, 'Adakab kamu lnernpunyai sesuatu pe-


ngetahuan sebingga kamu dapat mengemukakannya kepada
Kami?' Kamu tidah mengikuti kecuali persangkaan belaka, dan
kamu tidak lain banyalab berdusta. " (al-An'am: 1.48)
Dalam surat lain Allah herfirmary

$s;3;it'i;*eaLit{(,
"... dan mereka sekali-kali tidak mempunyaipengetahuan
tentang itu, mereka tidak lain hanyalab menduga-duga." (al-
Jatsiyah:24)
Juga firman Allah SWT tentang orang-orang kristen dan
keyakinan mereka akan disalibnya Isa,

"pi'U:SI-*c-*&(
"... Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapayang
dibunub itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka.. " " " (an-
Nisaa':157)
Allah SWT tidak akan mencela orang-orang musyrikin dan
Ahli Kitab karena mereka mengikuti zhan mereka dalam masa-
lah-masalah ya4g seharusnya dibangun dari sesuatu yang pasti
dan yakin, sementara membiarkan kaum muslimin untuk
mengikuti zhanyang lercela itu.

Apakah Kabar Ahad Minghasilkan Ilmu yang Yaqin


Sedangkan masalah yang kedua adalah: Apakahkabar ahad
dapat menghasilkan ilmu yang yaqin atau tidak? Yang dimaksud
dengan ilmu di sini adalah ilmu yang qath'i dan yaqin. Ilmu
itulah yang dimaksud jika disebut terma (istilah) ilmu secara
mutlak.
Dalam hal ini ada tiga pendapat ulama:
Pertama: Ia tidak dapat menghasilkan ilmu yang yaqin secara
2: SUNNAH SEBAGAI SUMBER tLMt, PENGETAHUAN 155

mutlak, dengan qarinnh (petunjuk) atau tidak.


Kedua: Ia menghasilkan ilmu secara mutlak.
Ketiga: Ia menghasilkan ilmu jika diiringi dengan qarinnh-
q ar inah (petunj uk-petunj uk) .

Yangpertama adalahpendapatmayoritas atrli ushul fiqh dan


mtrtakallimin. Ia juga rnaz}.ab imam yang tiga, yaitu imam Abu
Hanifah, Malik, dan Syaf i. Mereka berkata bahwa hadits ahad
tidak dapat menghasilkan ilmu, tetapi hanya memberikan
pengertian akan wajibnya suatu amal ibadah. Mereka menolak
orang yang mengatakan bahwa kabar ahad dapat menghasilkan
ilmu dan keyakinan. Menurut mereka, pendapat seperti itu
adalah salah, tanpa diragukan lagi. Hal itu karena sesuatu yang
pasti akan menolaknya, karena kabar ahad mengandung ke-
mungkinan-kemungkinan dan praduga, sedangkan keyakinan
tidak dapat dibangun di atas kemrmgkinan. Maka barangsiapa
yang mengingkari ini, berarti ia telah membodohi dirinya sendiri
dan menyesatkan akalnya.2Inilah pendapat Fakhrul Islam al-
Bazdawi dari ulama hanafiah.

Imam Ghazali berkata, "Kabar ahad tidak dapat menghasil-


kan ilmu. Dan ketidakmampuannya untuk menghasilkan iimu
itu telah diketahui secara jelas. Sedangkan menurut pendapat
kaum ahli hadits, ia dapat menghasilkan ilmu. Barangkali yang
mereka maksudkan adalah menghasilkan ilmu akan wajibnya
beramal, karenanya zhan di sini dinamakan ilmu. Oleh karena
itu, sebagian mereka ada yang berkata bahwa kabar ahad dapat
menghasilkan ilmu yang zahir, sedangkan ilmu tidak mem-
punyai zahir danbathin, namun sebetulnya itu adalah zhan."3
Pensyarah lcrtab Musallamut s -Tsub ut rnernberikan komentar
atas pendapat Imam Ahmad yang mengatakan bahwa kabar

2Lrhat Fawatill Rahamut syarh Musallarn Tsubttt, tercetak bersama kitab al


Mustashfa, juz2/272I.
3Lihat al- Mu st ashfa, 1 / 1, 45.
I56 SUNNAH RASUL

ahad dapat menghasilkan ilmu yang yakru "Pendapat seperti ini


seharusnya tidak keluar dari tokoh besar semacafilnya, karena
itu jelas-jelas tidak tepat."
Al-Asnawi berkata, "Dan tentang Sunnah, kelompok Sr-rnnah
yang ahad hanya dapat menghasilkartzhart."
Al-Bazdawi berkata, sebagai penjelasan lebih lanjut bahwa
kabar ahad tidak dapat menghasilkan iLmu, "Kabar ahad -karena
ia tidak dapat menghasilkan ilmu-- maka tidak dapat menjadi
hujjah untuk bangunan akidah, karena akidah dilandasi oleh
keyakinan, dan kabar itu hanya menjadi hujjah untuk suatu
aturan amal."

Al-Asnawi berkata, "Riwayat ahad hanya dapat menghasil-


kan zhan, dan Allah SWT hanya membolehkan zhan dalam
masalah-masalah amal perbuatan --cabang, bukan pokok-
bukan ilmu seperti kaidah-kaidah tentang pokok-pokok ag ama."A
Pendapat kedua mengatakan, "Ia dapat menghasilkan ilmu
secara mutlak, meskipun tanpa qarinah."
Ini adalah pendapat Imam Ahmad --meskipun dalam
masalah ini ada perdebatan, seperti yang akan kami jelaskan
nanti--, Daud Zhahiri, al-Haris al-Muhasiby, al-Karabisy, dan
mayoritas muhadditsin. Dinisbahkan kepada kaum salaf, dan ini
adalah mazhab Ibnu Flazm, pendapat yang mengatakan bahwa
hadits shahih dapat menghasilkan ilmu secara qath'i, apakah
hadits ituterdapat dalam dua kitab shahih atau pada kitab
lainnya. Ia berkata dalam U'ttab al-Ihknm, "Kabar ahad yang adil
dari orang semacamnya hingga Rasulullah saw., mewajibkan
amal dan ilmu sekaligus." Kemudian ia menyodorkan banyak
dalil yang mendukung pendapatnya itu dan menolak orang-
orang yang berseberangan pendapat dengannya.s

aLlhalal-Islam'Aqidahwa Syari'ah,Syei!,hMeitrmud Syaltut, hal.5&61, Daruss-


Syuruq.
sLthat al-Ihkam Ushulil- Ahkam, IbnuHazm, iuz 1 / 779 -737, tahqiq Muhammad
fi
Syakir.
2: SUNNAH SEI3AGAI SUI\IEIER ILMTJ PENGETAHUAN I57

Lri adalah mazhab yang didukung oleh ulama-ulama hadits


era kontemporer ini, seperti SyekhAhmad Syakir, yang meng-
adopsi pendapat itu dalam kitabnya, al-Ba'its al-Hatsits Syarh
Ikhtishnr Ulum Hadits, sebuah syarah terhadap karya Ibnu Katsir.
Ia berkata, "Yang dikuatkan oleh dalil-dalil yang shahih adalah,
ilmu yakin itu adalah ilmu teoretis yanghanya dapat ditangkap
oleh seorang alimyang ahli dalam ilmu hadits, serta mengetahui
tentang kondisi perawi dan penyakit-penyakit (hadits). "6
Demikian juga Syeikh Nashiruddin al-Aibani dan mayoritas
pengikut mazhab Hanbali pada era kontemporer ini.

Pendapat ketiga mengatakan, "Ia menghasilkan ilmu dengan


qarinah-qarinah (petunjuk-petunjuk) yang menyertainy a." lni
adalah pendapat sekelompok ahli ushul fiqh, kaum mutakal-
lirnin, dan ahli hadits. Ini juga merupakan pendapat Ibnu Shalah
dan orang-orang yang sama pend apatnya, dari kalangan ulama
terdahulu dan mutaakhirin, yaitu mereka yang secara pasti
menerirna seluruh hadits yang terdapat dalam kitab Bukhari dan
Muslim, karena penerimaan umat atas kedua kitab ifu adalah
petunjuk yang jelas akan keabsahannya.
Dalam kitabnya, Muqaddimah,Ibnu Shalah yang terkenal
dalam ilmu hadits, menyebutkan macam-macam hadits shahih
dan peringkatnya. Yang paling tinggi adalah hadits yang di-
sepakati oleh lmam Bukhari dan Muslim. Ia berkata, "Bagian ini
secara pasti dapat dijamin keshahihannya, dan ilmu nazhaiyang
yakin dapat disusun dari hadits-hadits bagian ini, berbeda de-
ngan orang yang menyangkal hal itu, dengan dalih bahwa pada
dasamya ia hanya memberikan ilmu yang zhan saja. Sedangkan
umat menerimanya dengan penuh karena mereka harus men-
jalankan perintah-perintah yang terdapat dalam hadits itu, dan
amal perbuatan wajib dilakukan walaupun dengan perintah
yang zhanni, dan zhan dapat salah."

6AI-Ba'itsttl-Hafsifs, Syeikh Syakir, hal. 35-37, Darul-Kutub Ilmiyah, Beimt


I5A SUNNAH RASUL

Ia berkata, "sayacenderung untuk menerima pendapat ini,


karena menurut dugaan saya, pendapat ini kuat. Akan tetapi,
kemudian aku temukan pendapat yang saya pilih sebelumnya
adalah pendapat yang shahih; karena zhan orang yang teriaga
dari kesalahan tidak akan salah, dan umat Islam jika telah ber-
ijma' terhadap sesuatu maka ijma'nya itu terjaga dari kesalahan.
Oleh karena itu, ijma'yang didasarkan pada suatu ijtihad dapat
dijadikan landasan hukum secara pasti. Dan mayoritas ijma'
ulama adalah seperti itu."
Dikecualikan dari hal itu adalah beberapa hadits yang telah
dikritik oleh ulama-ulama hadist, seperti Daruquthni dan se-
bagainya. Tentang hal itu telah diketahui secara luas oleh para
ulama hadits.T
Berseberangan dengan Ibnu Shalah dalam masatah ini adalah
Imam Nawawi yang mengikhtishar Muqaddimahlbnu Shalah itu
dalam kitabnya: at-Taqrib.Ia berkata, "Para ulama yang ahli
dalam masalah itu, serta mayoritas ulama lainnya, berselisih
pendapat dengannya dalam masalah itu. Mereka berkata bahwa
hadits semacam itu memberikan pengertian yang zhan selama
hadits itu belum mencapai derajat mutawatit"

Imam Nawawi berkata dalam syarah shahihMuslim, "Kalena


hadits ahad memang seperti itu, maka tidak ada perbedaan
dalam hal ini antara dua imam itu dengan yang lainnya' ft-
dangkan realita umat menerima hadits dalam kitab Bukhari-
Muslim itu secara penuh, adalah karena keharusan untuk meng-
amalkan isinya semata, tanpa perlu menelitinya kembali. Ber-
beda dengan kitab-kitab lainnya, umat harus menelitinya dahulu
sebelum beramal dengan hadits-hadits yang berada di dalamnya
serta mendapatkan syarat-syarat keshahihan di dalamnya. Akan
tetapi, ijma' atau kesepakatan umat untuk beramal dengan

7Ltrtat Muqaddimah Ibnu Shalah dan Mahasin al-Ishtilah, tahqiq th' 'Aisyah
Abdurrahman (Bintu syathi), hal 100, 101, al-Hai'ah Mishdahal-'Arnmahlil-Kitab.
2: STJNNAH SEBAGAI ST]MBER ILMU PE,NGETAHIJAN I59

hadits-hadits yang berada dalam kitab itu, tidak berarti me-


nunjukkan secara pasti bahwa hadits itu adalah sabda Rasulullah
saw." Ia berkata, "Ibnu Burhan amat mengingkari orang yang
sependapat dengan Ibnu Shalah, dan amat menyalahkannya."
Demikian juga Ibnu Abdis-Salam menyalahkan pendapat
Ibnu Shalah itu.
Imam al-Bulqini menyebuikan dalam kttab Mahasin aI'
Ishthilah pendapat-pendapat yang disampaikan oleh sekelompok
hafizh mutaakhirin dari sekelompok ulama Svafi'iyah' seperti
pengikut imarrr Isfaraini, yaitu Abu Ishaq dan Abi Hamid, serta
Quati Abi Thaib dan Abi Ishaq Svairazy. Juga dari Syeikh
Syarkhasi dari mazhab Hanafi. Qadli Abdul Wahhab dari maz-
naU Vtatitcl. Abi Ya'la, Abi I{ritab, serta Ibnu Zaghuni dari mazhab
Hanbali. Serta dari mayoritas ularna kalam dari kelompok
Asy'ari, di antaranya adalah Ibnu Furak serta mazhab kaum salaf
secara umum, mereka semua menerima secarapastihadits yang
telah diterima dengan penuh oleh umat.8
Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata untuk membela Ibnu Shalah,
serta mengomentari pendapat an-Nawawi yang mengatakan,
"Pendapatnya itu ditolak oleh para ahli dan mayoritas ulama'"
Apa yang disebutkan oleh Nawawi itu memang diterima oleh
mayoritas ulama, sedangkan para ahli tidak seperti itu, karena
para ahli ternyata sependapat dengan Ibnu Shalah.
Ia berkata dalam Syarah kltab Nukhbahbahwa kabar yang
diikuti oleh qarinah-qarinah menghasilkan ilmu yang pasti,
berbeda dengan pendapat orang-orang yang menolak itu. Ia
berkata, "Mereka ada beberapa golongan."

Titik Perselisihan Pendapat


Setelah mengkaji dan meneliti masalah itu, menurut saya,
titik perselisihan antara dua kelompok belum diindentifikasi
secara tepat. Seandainya titik perselisihan itu dilihat kembali

8lbtd" hal. 101.


160 SIJNNAH R\SUL

secara baik, niscaya kedua kelompok pendapat itu akan mene-


mukan kesamaan pendapat, kecuali orang yang bersikap som-
bong dan tidak jujw terutama jika kita telah menlarjihkeharusan
adanya sumber yang meyakinkan dalam membangun konsep
akidah, sedangkan hadits ahad tanpa disertai petunjuk/qarinah
tidak memberikan pengertian yang meyakinkan.

Alidah-aHdah Pokok yang Disusun Berdasarkan Petunjuk


AI-Qur'an
Apa yang dimaksud dengan terma aqidahkettka kita berkata,
"Apakah hadits-hadits ahad dapat membangun konsep akidah
atau tidak?"
Jika yang dimaksud dengan terma itu adalah pokok-pokok
akidah dan rukun-rukunnya, seperti wujud Allah, bahwa Dia
adalah Esa, Tempat meminta, tidak beranak dan tidak diperanak-
an, tidak ada sekutubagi-Nya, Yang Pertama tanpa permulaan,
Yang Akhir tanpa pengakhirary Maha Thhu tentang segala se-
suatu, Maha Kuasa atas segala sesuafu, mempunyai seluruh sifat
kesempumaary dan Suci dari segala kekurangan, dan Dia adalah,

F"'-tt-uy'{;4
"... Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan
Dia-lab Yang Maba Mendengar lagi Maba Melibat. " (asY-
Syura:11F

Juga seperbi akidah bahwa Muhammad adalah utusan Ailah,


penutup sekalian nabi, yang diturunkan kepadanya AlQur'an
sebagai petunjuk dan mu'jizat yang kekal, serta Al-Qur'an ini
tidak mengandung kebatilan dan diturunkan dari sisi Allah SWT.
Serta keimanan tentang pembangkitan kembali. Allah SWT
akan membangkitkan seluruh orang yang telah mati dan me-
ngumpulkannya pada hari kiamat nanti, menimbang seluruh
amal perbuatan mereka, serta membalasnya dengan kebaikan
atau siksaan, dan ada surga yang telah dipersiapkan bagi orang
2: SUNNAH SEBAGAI SIJMBER ILMU PENGETAHUAN I6I

yang bertalanra, bagi mereka disediakan kenikmatan material dan


rohani, serta bagi orang-orang kafir dipersiapkan neraka sebagai
siksaan materi dan maknawi.
Juga bahwa Allah SWT mempunyai malaikat yang tidak
melanggar apa yang dilarang kepada mereka serta melakukan
apa yang diperintahkan, Allah SWT mengirimkan rasul-rasul
sebagai pemberi kabar gembira dan ancaman bagi manusia, ada
yang diceritakan oleh Al-Qur'an kepada kita dan ada yang tidak
diceritakan, kepada mereka diturunkan kitab-kitab yang se-
bagian disebutkan dalam Al-Qur'an.
Akidah-akidah yang pokok ini diterima oleh umat Islam,
karena semuanya telah disebutkan dalamAlQur'an secara jelas
dan qaht'i. Umat telah sepakat atas itu, sehingga menjadi pe-
ngetahuan yang wajib bagi semua kaum muslimin. Untuk
meyakinkannya tidak perlu dalil-dalil dari Sunnah. Adapun jika
disebut pula tentang hal itu dalam Sunnah, maka itu hanya se-
bagai penguat atau penjelas yang telah disebutkan dalam Al-
Qur'an.

Sisi Persial Akidah dapat Ditentukan oleh Hadits Shahih


Sedangkan jika yang dimaksud dengan terma akidah dalam
pembicaraan kita ini adaiah cabang-cabang yang berkaitan de-
ngan akidah itu. Seperti pertanyaan dua malaikat dalam kubur,
azab dan kenikmatan dalam kubut melihat Allah SWT pada hari
kiamat, adanya syafaatbagi orang-orang yang melakukan dosa
besar pada hari kiamat, keluamya orang-orang yang melakukan
maksiat namun masih tetap beriman dari neraka setelah merasa-
kan siksanya dalam jangka waktu tertentu, sebagai siksaanbagi
mereka atau kemaksiatan rnereka yang belum mereka mintakan
tobat atasnya. Juga mas aJah sirath(titian) atau penimbangan amal
perbuatary dan lain sebagainya ,yangtidak disebutkan oleh Al-
Qur'an, narnun kernudian disebut oleh hadits-hadits yang
shahih. Atau Al-Qur'an menyebuhrya, tetapi dengan redaksi
yang mengandung ta'wil secara dekat atau jauh.
Tentang hal ini tidak diperselisihkan oleh ulama-ulama ahli
162 SI.jNNAH RASTJL

Sunnah akan keotentikannya serta kewajiban beriman den gan-


nya, melalui berita hadits Nabi saw., jika hadits itu memang
shahih dan jelas substansinya. Akan tetapi, menurut mereka,
harus mencukupi safu syarat ini, yaitu selama masih berada
dalam lingkup yang dapat diterima oleh rasio, atau bukan se-
suatu yang mustahil terjadi menurut rasio.
Imamul-Haramain Abul-Ma'ali al-Juwaini berkata dalam
risalahnya, Luma' al-Adillah di Qazna'id Ahli Sunnah wal-lama'ah,
"Semua yang diperbolehkan akal dan telah disebutkan oleh
syariat, maka harus diterima keberadaannya.

Di antara yang telah disebutkan oleh syariat adalah tentang


azab kubur, pertanyaan malaikat munkar dan nakiq, dan dikem-
balikannya roh kepada orang yang telah mati di kubumya. Juga
tenlmrg sirafft (titian), mimn (timbangan), haud (telaga), dan pern-
berian syafaat bagi orang-orang yang melakukan dosa. Semua
ifu adalah benar adarry a."e
Hal itu dipertegas oleh Imam al-Ghazali dalam kitabny a, aI-
Iqtishnd fiI-l'tiqad, serta dalam Qazaa'idul-'Aqaid darikltab Ihya
Ulumuddin.
Metode ini dijalankan oleh seluruh pengarang kitab-kitab
akidah dari mazhab al-Asy'ari dan Maturidi. Mereka menolak
pemikiran kaum Mu't azllah yangmengingkari apa yang secara
jelas disebutkan dalamhadits, seperti tentang alambarzakh dan
hari akhirat. Juga secara keras mereka menolak pernikiran seperti
itu, seperti kita temukan dalam kitab-kitab mereka.
Penetapan konsep-konsep akidah melalui hadits-hadits yang
shahih, secara konseptual, telah disepakati bersama oleh dua
kelompok yang saling berselisih pendapat pada masa sekarang
ini, yaitu madrasah atau kelompok Asy'ariah-Maturidiah, yang
diwakili oleh universitas-universitas besar seperti al-Azhar,
Zaituniah, Qurawiyin, Debond, dan lainnya; dan kelompok

eLuma' al-Adillnft, tahqiq Fauqiah Husain Mahmud, hal. I12,173,Dar Qaumiah,


Mesir.
2: SUNNAH SEBAGAI SUMBER ILMU PENCETAHUAN I 63

mazhab Hanbali yang diwakili oleh ulama-ulama dari kerajaan


Saudi-Arabia serta orangyang sejalan dengan mereka danmen-
jadi murid-murid mereka.

Mengapa Perselisihan ltlemuncak


Mengapa ada perselisihan yang cukup tajam dan sengit di
antara dua kecenderungan itu?
Saya tidak menemukan makna dan alasan adanya perselisih-
an itu, kecuali jika ada dua faktor ini yang kemudian turut men-
jadi bahan perselisihan, yaitu:
Pertama: jika yang dimaksud dengan akidah adalah "yung
dihukum|<an kafir jika orang yang mengingkarinya" , rrlaka
orang ya/rg mengingkari akidah yang telah ditetapkan oleh
hadits shahih wajib dihukumkan kafir dan keluar dari agama
Islam, seperti dilakukan oleh sebagian pemuda yang ber-
semangat dari madrasah atau kelompok hadits, danbarangkali
juga didukung oleh sebagian ulama besar.
Ini jelas suatu kekeliruan, karena kaum Ahlus-sunnah
dengan seluruh bagiannya, yaifu Asy'ariah, Maturidiah, Hanba-
liah, kaum mutakallimin, pengikut atsaq, fuqaha, dan kaum sufi,
tidak mengkafirkan kelompok-kelompok pembuat bid'ah --
menurut mereka-- seperti al-Khawarij, Mu'tazilah, dan lainnya.
Mereka tidak mengeluarkan kelompok-kelompok itu dari Islam.
Mereka hanya mengatakan bahwa kelompok-kelompok itu
adalah pembuat bid'ah, tidak lebih. Meskipun kelompok-ke-
lompok itu telah mengingkari beberapa hadits yang amat jelas,
bahkan sebagian hadits itu ada yang mencapai derajat mutawatir.
Mereka melakukan itu karena kekafirannya yang disebabkan
pengingkaran atas hadits mutawatir itu belum disepakati ber-
sama. Yang menjadi kesepakatan bersama adalah: orang menjadi
kafir jika mengingkari konsep Islam yang diketahui tentang
agama dengan darurat (pokok-pokok agama Islam yang pasti).
Hal ini tentunya lebih dari sekadar masalah mutawatir atau
adanl'a ijma'.
Misalnya mengingkari hadits-hadits yang berkaitan dengan
164 STJNNAH R.{SUL

tanda-tanda hari kiamat, seperti keluarnya Dajjal serta fitnah


yang terjadi, turunnya al-Masih Isa bin Maryam serta ia akan
membunuh Dajjal. Hadits ini telah mencapai derajat mutawatil
seperti dikatakan oleh para ahli hadits.1o
Maka orang yang mengingkarinya tidak dihukumkan kafir,
karena hal itu tidak termasuk bagian dari apa yang diketahui
tentang agama dengan darurat (pokok-pokok agama Islam telah
pasti). Meskipun pendapat seperti itu tentunya adalah suatu
bid'ah dan telah melenceng dari manhaj salaf dan kaum ahlus-
Sunnah.
Selain itu adalah hadits-hadits tentang ai-Mahdi, yang hadits-
haditsnya lebih rendah derajatnya dari hadits-hadits sebelum-
nya. Serta dalam kitab Bukhari-Muslim tidak terdapat hadits
yang mengungkapkan tentang dia secara shanh (jelas). Meskipun
ada rrlama yang mengatakan hadits itu telah mencapai derajat
mutawatiq, pendapat itu tentu dengan mudah dapat dipertanyakan.

Kedua: Jika masuk dalam perselisihan itu tentang hadits-


hadits yang berkaitan dengan sifat-sifat (Allah SWT). Seperti
kradits tentang turunnya Allah SWT ke langit dunia pada se-
oertiga malam yang terakhir, tentang betis, telapak kaki , dua jai,
jari tangan, dan sebagainya, yang telah menjadi perselisihan
antara kaum salaf dan khalaf, atau antara kaumyang menerima
apa adanya dengan kaum yang berusaha melakukan ta'wil (men-
cari makna metafomya).
Orang yang memperhatikan perselisihan seputar rnasalah itu
akan mengetahui, sikap kaum khalaf itu tidak menyentuh
masalah keberadaan hadits, jika telah shahih sanadnva serta tidak
mengingkariryu. Kaum khalaf hanya berusaha melakukan ta'wil

10Di antaranya adalah Ktab at-Thshrih bi mn tawataraf.Nuzul al-Masih,katya


muhaddits India Syeikh A.nwar al-Kasymiri, tahqiq dan komentar oieh Abdul Fatah
Abu Ghadah. Hadits-hadits shahih dan hasan yang berbicara tentang nasalah ini
mencapai 40 buah hadits. lni akan bertambah banyak jika ciitambahi hadits-hadits
yalg berada di bawah derajat shahih dan hasan.
2: Sl-jNNAIl StrtlAGAl StJNlt3Eti lLXlLl l'trNCiElAHl-JAN 165

hadits dengan menggunakan metode retorika bahasa Arab,


seperti nrajaz,kinayah, isti'arah, dan tamtsii. Usaha itu tepat atau
tidak, narnun ifu tidak bersentuhan dengan masalah penetapan
akidah dengan hadits. Para ulama kelompok ini berkata, "Aku
m-engakui keabsahan hadits ini serta substansinya, namun
rkranya menurutku adalah demikian d an demiki ar....." 71
rr..

Ulama Mazhab Hanbali dan Jumhur (Mayoritas)


Dalam masalah ini, pengikut mazhab Hanbali salingberbeda
pendapat, sesuai dengan perbedaan riwayat pendapat imam
Ahmad dalam masalah ini. Saya menemukan mayoritas ahli
ushul fiqh yang cakap dalam mazhab Hanrbali cenderung
kepada pendapat yang mengatakan bahwa kabar ahad -kabar
dari satu perawi-- tidak menghasilkan ilmu yang meyakinkan.
Atau dengan redaksi yang larn, tidak menghasilkan ilmu. Hal ini
disebutkan oleh Qadli Abu Ya'la dalam l4tabny a, alr Uddnh dalam
ushul fiqh, Abu Khaththab dalam kitab at-Tamhid,Ibnu Qudamah
dalam l<tab ar-Raudlah, dan at-Thimiah dalam kitab al-Musaw-
ruadah. Para ulama itu berkata, "Kabat dari safu perawi tidak
menghasilkan ilmu pengetahuan." ImamAhmad berkata dalam
riwayat al-Atsram, "Jika datang hadits dari Nabi saw. dengan
sanad yang shahih, yang mengandung hukum dan kewajiban,
niscaya aku akan menjalankan isinya dan aku beribadah kepada
Allah SWT dengan isi hadits itu, tapi aku tidak langsung meng-
atakan dengan pasti bahwa Rasulullah saw. menyabdakan hadits
itu." Di sini, Imam Ahmad dengan jelas mengatakan bahwa ia
menjalankan apa yang ada dalam hadits ahad, namun ia tidak
mengatakan bahwa itu adalah pasti sabda Rasulullah. Dengan
demikian, pendapatnya sama dengan pendapat jumhur ulama.12g

lllihat buktr saya, al-Marja'iyyah al-Ulya fil-Islam: lil-Qur'an wc Sunrnh,hal.


11 6-125, Wahba h, Ka iro.
l2l-ihat masalah ini dalam al-Mu'tanud, Abu Husain al-Bashri (2/556), aI-
'Uddah karya Abu Ya'ia (3 / 898), al-Burhan karya hnam al-Haramain (7 / 599), al-
Ihkant karya al-Amidy (2/32), ar-Rntdlah karya Ibnu Qudamah (99), Faroatih
Rahttmut (2 / 121) , al-Musautzoadalt (240) , dan al-lhkam karya Ibnu Hazam (1 / 107)
SUNNAH DAN PENGETAHUAN
TENTANG ALAM GAIB

(
unnah adalah sumber kedua -setelahAlQur'an-- untuk
t J
mengetahui masalah-masalah yartggalb, yaitu sisi yang
tidak dapat dicapai dengan penelitian dan percobaan, atau de-
ngan mengkaji dan merenung.
Masalah ini, sumbernya hanyalah wahyu Ilahi saja, yang
Allah SWT berikan hanya kepada rasul-rasul-Nya. Ilmu-ilmu ini
Allah SWT berikan kepada mereka sesuai dengan kadar yang
dikehendaki Allah. Di antara kegaiban itu ada bagian yang hanya
diketahui Allah SWT dan tidak diketahui oleh seluruh makhluk,
baik itu malaikat atau para rasul.
Rasul saw. pada hakikatnya tidak mengetahui yang gaib,
namun beliau mendapat pengajaran tentang yang gaib itu dari
Allah SWT. Allah SWT berfirman,
"(Dia adalab Tuhan) Yang Mengetabui yang gaib, maka
Dia lidak memperlibatkan laepada seorangpun tentang))ang gaib
ittt. IGcuali kepada rasul yang diridbai-Nya. . . ." (al-lin:25-27)
Ayat ini tidak bertentangan dengan ayat lainnya. Dalam itu
Allah SWT berfirman kepada Rasulullah saw,

I (;(; sr '\\.\H R.\sl. l.


2: SUNNAH SEBAGAI SUMBER ILMIJ PENGETAHLJAN 1{d7

"I(atahanlah, 'Aku tidak berhuasa tnenarik kemanfaatan


bagi diriku dan tidak (pula) menolak kemudharatan kecuali
yang
-gai6, dikehendaki
Allab. Dan sekiranya aku mengetabui yang
rcntulab aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya
dan aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan, dan pem-
bawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman "'( al-
A'raf:188)
Ayat ini menunjukkan bahwa pada hakikatnya Rasul saw.
tidak mengetahui yang gaib dengan sendirinya atau dengan
bakatrya yang tertentu. Sedangkan ayatyang lain menunjukkan
bahwa beliau hanya mengetahui hal yang gaib sekadar yang
diberikan pengetahuan tentangnya oieh Allah SWT.
Barangsiapa yang meragukan hal itu berarti juga meragukan
hakikat wahyu itu sendiri, karena wahyu adalah bagiax Cari yang
gaib dan hubungan rohairi antara Rasui saw. (manusia) dengan
malaikat, pada penyampaian wahyu yang jelas. Atau penvam-
paian ilham dan pemasukkannya ke dalam batin dengan be-
berapa ilmu yang diyakinkanbahwa itu adalah dariAllah SWT,
pada kondisi wahyu yang samar.

Macam-macam Kegaiban yang Diberitakan oleh Sunnah


Kegaiban yang dibawa oleh Sunnah yang suci ada beb€rclpa
macam. Meskipun pada pokoknya semuanya terdapat dalam A I -
Qur'anul-Karim.

1. AIIah SWT: Sifot-sifat dan Afol-Nga


Kegaiban yang paling besar yang dibawa oleh Sunnah adal ah
apa yang berkaitan dengan Allah SWT: nama-nama-Nya, sif a t-
sifat-Nya, af'al-Nya pada makhluk-Nya, dan hubungan Allah
SWT dengan hamba-hamba-Nya.

l3Hadits ini diriwayatkan oleh Muslirn datr Tirrlizi ,l,rri lL'rrtr \l,r: tr'l
Thabrani dari Abi Umamah. Dar al-Hakirn dari lbnr.r Urnar Sepcrti tt'r.l.rl.,r t ,l,r Jarrr
Shahih Jarni' (1741).
I68 SUNNAH RASIJL

Hadits-hadits semacam itu adalah:

(:*|,s-L*, ,\
.trrr;
{,lr1oif ; W JLlt ,fr I Jl&
"Allab SI'W adalah Indah dan menyukai keindahan. "tHn
Muslim)13
"sesunggubnya Allab SWT itu Indab dan menyukai ke-
indnban, dan senang melibat tanda nikmatNyapada hamba-
,Yya, serta 'mem.benci kesusaban dan orang yang rnenarn'
pakkan kesusab an." (HR Baihaqi)ia
"sesunggubnya Allab SWT adalah Pernurah dan menyukai
orang yangpemurab, menyukai akblak yang mulia, serta mern-
benci akblak yang hina."(HR Baihaqi)1s

&:*'6,gAt*\5 ju;?, r 3rN


6
7
O/
lto
(4-t/ irrl .l-rr) (e# \rF cf ,.Jl : 4*A;
-t
"sesunggubnya Allab SW'T ketika menciptakan makbluk
menetapkan bagi diri-Nya, 'Rabmat (Kasib saltang)-Ku ftreng'
atasi kemarah an-Ku.'"(HR Ibnu Majah)r5

*\. 3l.F
,. ol
LA\-4--l
"Allab SWT mempunyai 99 nama. Barangsiapa yang /ne-
nyebut-nyebutnya akan masuk surga."(HR Muttafaq'Alaih)17

laHadits diriwayatkan oleh Baihaqi dalam asy-Sya'b, dariAbi Sa'id,Ibid (no.


174D.
lsHadits diriwayatka,n oleh Baihaqi dari Thalhah. Serta oleh Abu Nu'aim
dalam kitab Hilyah Awlia dari Ibnu Abbas (no. 1744)
l6Hadits diriwayatkan oieh Ibnu Majah dan Abu Hurairah (no. 1803).
lTHadits muttafaq 'alaih dari Abi Hurairah, (ro. 2166).
2: StTNNAH SEBAG^I SIJI\4BER ILNlLi PE,NGE-IAHI)AN 169

'i:-.r, z;') ri-:


J';i , *, iV Jw i,- bl.F
-,ot.; : '
o
JP\-^r- u<* . ft':4(: g.4{: -*)lJ
'o1t;.
o o, : ? '. o,

\1-\,';i: . L-^-:!;i *'-;;'jt fi; Q':


dz

t r o o
,r . , 1 zo z .N, z J z gz 0 /
#a,tAr ;'; att^e w f J- c a*_>; Jp,)
\- \J'
-/ --

"Attab S\VT mempunyai scrAiLt.s rabmab (kasih sayang),


dan menurunkan satu rabmat (dari seratus rabmat) h'epada
1in, manusia, binatang, dan beu'un melata. Dengan rabmat itt'r
mereka saling berbelas-kasib dan berkasib-sayang, dan de-
ngannya pula bin.atanS-binatang buas mery)aYangi anak-
anaknya. Dan (Allab SWT) menangguhkan 99 bagian rabmat
itu seiagai kasib sayang-l,lya pada bari kiamat nanti.'a8

2. AIom Gaib
Di antaranya adalah kegaiban yang berkaitan dengan alam
gaib yang berada di sekitar kita maupun di atas kita.
Yang tidak disangsikan lagi adalah: kita tidak berada
sendirian di dunia ini. Ada makhluk-maktrluk lain yang berada
bersama kita di dunia alam yang luas ini. Di antaranya adalah
mahluk yang berpikir.
AlQur'an menyebutkan di antara makhluk-maktrluk itu dua
macam, dan Sunnah menjelaskan lebih jauh dari aPa yang
disebutkan Al-Qur'an itu. '.

3. Malaikot
Macam pertama dari makhluk-makhluk yang berpikir
adalah malaikat. Mereka adalah makhluk rohani dan cahaya
yang tidak terindra dan tidak berwujud, meskipun Allah SWT

rsHadits diriwayatkan oleh Muslim dari Abi Hurairah (no.2772).


I7() SI-INNAH RASUL

memberikan kemampuan kepada mereka untuk berwujud,


seperti yang terjadi pada malaikat yang menjadi tamu nabi
Ibrahim a.s..
Makhluk yang immateri ini tidak makan dan tidak minum,
tidak berkeluarga dan tidak berketurunan, serta mereka tidak
berjenis pria atau wanita. Mereka difithrahkan untuk taatkepada
Allah SWT. selaiu mengucapkan tasbih, zikir dan ibadah, seperh
manusia bemafas. Dan mereka tidak mendapatkan cobaan beban
seperti yang ditanggung oleh manusia.
Mereka adalah pasukan yang dipersiapkan untuk menjalan-
kan perintah-perintah Allah SWT di alam semesta ini, baik di
dunia maupun akhirat.
".. jang tidak mendurhakai Allab terbadap apa yang di-
perintabkan-Nya kepada mereka, dan selalu mengerjakan apa
yang diperintabhan. " (at-Tahrim: 5)
"Mereka itu tidak mendabului-lVya denganperkataan dan
e ngerj ak a n p e rint ab -p erint ah l,ly a. " (al-Anb i y a: 27)
m er e le a m

Al-Qur'an dan Sunnah mewajibkan untuk beriman akan


adanya malaikat, dan dimasukkan sebagai salah satu rukun
akidah Islam. Dalam Al-Qur'an difirmankan,
"Rasul telab beriman kepada Al-Qur'an yang diturunkan ke-
p ad anyadari Tuh annya, demikian pula orang-orang yang ber-
iman. Semuanya beriman kepada Allab, n'talaikat-malaikat-
a, d an r asul-r as ul - IIy a.. ., " (al-B aqarah: 285)
Ny a, kit a b-kit a b- N))

". .. Akan tetapi, sesnngguhnya kebajikan itu ialab beriman


kepada Allab, h ari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab,
dan nabi-nabi,.. " (al-Baqarah: 7771
", . . Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-mct'
laikat-Nya, kitab -kitab-htya, rasul-rasul-),{ya, dan bari kemu-
clian. maka se.sLtnggltbnya orang itu telah sesat sejauh-jauh'
nla.' (an-Nisaa': 1-35)
Apa yang diungkapkan oleh Al-Qur'an itu diperkuat oleh
hadits yang terkenal dengan hadits Jibril, yaitu ketika malaikat
2: SLJNNAH SEBAGAI SUMBER ILMU PENGETAHUAN 17I

Jibril menanyai nabi saw. tentang iman. Rasulullah saw. bersabda,


.tt

#'r,:4}$ry,t +t 'on'; bi I'J)rF


1-r+i; sL- .'rrl {,,r"J } ;\t i$u,':
"Iman adalah engkau beriman kepada Allah SVT, ma-
laikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, h ari
kiamat, dan qadar " (HR Muslim)

Kita menemukan ungkapan Sunnah tentang malaikat,


t0 lz / o t
q ( JJr cr t ., a(s>\-.Jl diltb
ldA, o. g '
r ,U 'r.'-Jl
('JL)zL)
' |
VLr--
z J
'
)/ !
t/
t ,
./ .l:r) R
ot.1 . , : 6 t.
1-t+t;
"L-
€J'r*3V?l'-r.V3')u'u
"Malaikat diciptakan dari cabaya, jin diciptakan dari api,
dan Adam diciptakan dari apa yang disebutkan (Al-Qur'an)
kepada kalian (yakni dari tanab) "(HR Muslim)1e
Al-Qur'an telah menyebutkan bahwa manusia diciptakan
dari tanah, jindari api, dan tidak menyebutkan dari apa malaikat
diciptakan. Kemudian Sunnah datang menjelaskan dari apa
malaikat diciptakan. kri menunjukkan bahwa Iblis bukan bagian
dari malaikat, karena dalam Al-Qur'ary Iblis bercerita tentang
dirinya kepada Allah SWT dalam masalah pemuliaan,
",.. Engkau ciptakan saya dari api, sedangkan dia Engkau
ciptakan dari tanab. " (al-A' rafz L2\
Sunnah telah berbicara tentang banyaknya malaikat di alam
" atas" . Seperti disebutkan dalam hadits ini,

leFladits ini diriwayatkan oleh Muslim dan Ahmad dari 'Aisyah, seperti ter-
dapat dalam Sluhih lami' Shagir (no.3238).
172 SI.]NNAH RASUL

t o'o o, 'o{
_-i f1Jl j .
:..
-b-i il Q-1t ,9.:.'.. t,.,
sL^*Jt +blp
?al

,)t1 r* *': lr/a,., b'; r* c I g*. ):;)


/ c. 1 t t. t ..
({-J::, J\
R:F; a,U t g+*,_ ,
',J_t) F-
"Langit tertutup, d.an memang ,nportosnya ia tertutup.
Demi Zat Yang Menguasai diri Mubammad.tTidak ada suatu
tempat selebar satu jenpgkalpun, kecuali di sana ada laeningma-
laikat yang sedang bersujud dan bertasbib kepada Allab de-
ngan segala puja-pujiaz. "(HR Ibnu Marduweih)2o
Tentang sebagian tugas malaikat dan hubungan mereka
dengan manusia, kita membaca,

')QL' L*fi'),
o2o..oti,.'.1
J.U., ^<.;X : ^\-9-/ J J'q*g\.*id$
-,/
\'
'"; , .O

;^t t^f*'r , ,--'.ft t\t 6+ J'r,,t;_')


t1o/ -t, o tl/o .' c tt6
,/o .o .z z o.t. / o t to/
ftt: rdt+
o

c
^il I iL ';JJl rJ q> ,g
' r-<, \''.t'l)'zJJ-
o t- "gt-S-,:,
ol, ^.-.
J'l]# | q)+ {',:',-h5
J': 1

lz a ,z t at/ ot'o'/, ,^9 r, ,


(4t,i;-) tdJI"^,- g3l gsL*lf cJ j-a.:
"Malaikat akan saling bergiliran memperbatihan kalian.
Ada malaikat yang bertugaspada malam hari dan ada malai'
kat yang bertugas pada siang bari, Mereka (kedua kelompok
malaikat itu) berkumpul pada sbalat Fajar dan sbalat Asbar.
IGmudian malaikat lang telah bertugas rnengauasi kalian

20Fladits irri dlriwayatkan oleh Ibnu Marduweih dari Anas. Hadits ini shahih
seperti terdapat dalam kitab Shahih lami' Shagir (no.1020)
2: STJNNAH ST]BAGAI SLJMBER ILMLJ PENGETAHUAN 173

akan naik ke langit, dan Allab SWT menanyakan laporan


mereka, dan Allab SIX.T tebih tahu d.aripada mereka tentang itu,
'Bagaimana keadaan bamba-hamba-I(u saat kalian mening-
galdan mereka?' Mereka menj auab,'Kami meninggalkan mereka
"saat
sedang sbalat, dan kami datangpada saat mereka sedang
shalat juga'" (HR Muttafaq 'Alaih)21

4. Jin
Jenis kedua dari makhluk yang berakal yang tidak dapat kita
lihat adalah jin.
Dinamatan jin karena ia tertutup dari penglihatan kita'
Karena materi .r .-r 5 dalam bahasa Arab menuniukkan makna
tutupan.
DalamAlQur'an disebutkan, jin diciptakan dari api atau api
yang menyala. Allah SWT berfirman,
"Dia menciptakan manusia dari tanab kering seper-ti tem-
bikar, d.an Dia-menciptakan jin dari nyala api'" (at-Rahman:
14-1s)

Al-Qur'an juga menjelaskan bahwa mereka ditakdirkan


untuk mendapatkan beban seperti kita. Allah SWT berfirman,
"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan
supa! a merek a menyem b ab -Ku. " (adz-D zariat: 55)
Di antara mereka ada yang beriman dan ada yang kafir, yang
taat dan maksiat. Sekelompok jin pernah mendengarkan Nabi
saw. saat membaca AlQuran, maka mereka segera beriman, dan
ketika mereka kembali kepada kaum mereka, maka mereka
menjadi pengajak kepada keimanan dan masuk ke dalam agama
yang baru ini. Allah SWT menurunkan surat yang dinamakan
dengan nama mereka (surah jin) yang dimulai dengan,
"Katakanlab (hai Mubammad), 'Telab diwabyukan ke'
pad.aku bab was any a sekumpul an i in telab mendengarkan (Al-

2lHadits muttafaq'a.laih, dari Abi Hurairah' Lihat aI-Lu'Iu'wal-Marjan (no


367).
174 ST]NNAH RASTJL

Qur'an), lalu mereka berkata, 'sesunggubnya kami telab men-


dengarkan Al-Qur'an yang menakjubkan, (yang) rnemberi
petunjuk kepada jalan yang benar, lalu kami beriman kepada-
nya. Dan kami sekali-kali tidak akan mempersekutukan se-
orangpun dengan Tuhan kami."" [in:7-2)
Dalarn ayat ini Allah SWT berfirman melalui lidah mereka
0i.r),
"Dan se.sunggubnya di antara kami ada orang-orangJ)ang
saleh dan di antara kami ada (pula) yang tidak demikian bal-
nya. Adalah kami menempub jalan yang berbeda-beda." (al-
Jin: 11)
"Dan sesunggubnya di antara kami ada orang-orangyang
taat dan ada (pula) orang-orang yang menyimpang dari ke-
benaran. Barangsiapa yang taat, maka mereka itu benar-benar
telah memilih jalan yang lurus. Adapun orang-orang yang me-
nyimpang dari kebenaran, maka mereka menjadi kayu api
bagi neraka jabanam. " (al-Jin: L4-75)
Al-Qur'an juga menyebutkan bahwa Allah SWT telah me-
nundukkan sebagian jin bagr Nabi Sulaiman untuk menjalankan
perintah rya sesuai dengan izinAllah SWI,
"Para jin itu membuat untuk Sulaiman apa yang dihe-
bendol:tnya dari gedung-gedung yang tinggi dan patung-
patung {an piring-piring yang (besarnya) seperti kolam dan
periuk yang tetap (berada di atas tungku)... . " (Saba': 13)

Jin juga
merupakan bagian dari tentara Nabi Sulaiman untlrk
melayaninya:
"Dan dibirnpunkan untuk Sulaiman tentaran?a dari jin,
manusia, dan burung, lalu mereka itu diatur dengan tertib
(dalam barisan). " (an-Naml: L7)
Sedangkan jin yang kafir dan membangkang adalah yang
dinamakan setan, dan pemimpin mereka adalah Iblis la'natullah.
Dia juga bagian dari jin, seperti diungkapkan dalam firmanAllah
SWI,
2: SI.JNNAH SERAGAI SUMBER ILMU PENGETAHUAN I75

"Dan (inEattab) ketika l(ami berfirman kepada para


malaikat, 'suiudlab kamu kepada Adam," maka mereka sujud
kecuali iblis. Dia adalab dari golongan jin, maka ia men-
durhakai perintab Tuhanqta. Patutkah kamu mengambil dia
d.an turunan-turunannya sebagai pemimpin selain Aku, se'
dangkan mereka adalab musubmu? Amat buruklab iblis itu se-
bagii pengganti (Allah) bagi orang-orang yang zalim " (al-
Kahfi: 50)

Ada banyak hadits yang berbicara tentang jin. Semua hadits


itu memperkuat apa yang telah diungkapkan dalamAl-Qur'an
bahwa mereka diciptakan tidak kasat mata' Oleh karena itu,
bangsa Arab menamakannya: jin (tertutup). Mereka mendapat
beban seperti manusia. Di antara mereka ada yang saleh dan ada
kafir'
- bejat, serta yang beriman dan yangdalam
yang
menggambarkan
SeUugiut orang ada yang berlebihan
jin dan kemampuannya melakukan sesuatu di luar kemampuan
manusia. Jin itu memPunyai kemampuan ufituk merasuki.
manusia, rnenguasainya, serta berbicara melalui lidahnya,
sementara si manusia itu tidak memPunyai daya aPa-aPa.
Sementara --antithesis dari kecenderungan itu- ada yang
berlebihan dalam mengingkari adanya jin, sehingga menolak
keberadaan jin sama sekali.
Akhirnya, banyak kebenaran yang tercecer antara sikap
berlebihan dan sikap mengingkari, antara kelompok yang
berlebihan dalam mengakui keberadaan jin hingga menerima
bermacam khurafat, dan kelompok yang berlebihan dalam
mengingkari hingga menolak hakikat yang sudah jelas.

5.Arsg, Kursi, Lauhul-Mahfinh, don Qalam


Di antara alamyangtakkasatmata adalah apayang disebut-
kan dalam AlQur'an dan Sunnah tentang makhluk-makhluk
yang disebutkan oleh Allah SWT dan rasul-Nya dengan besar
dan luas, yaltu Arsy darrKursi.
Juga Lauhul-Mahfuzh,yang padanya dituliskan nasib semua
makhluk. Dalam Al-Qur'an, Iauhul- Mahfuzh disebut seba gai
17(j SUNNAH RASUL

Ummul-Kitab. Seperti firman Allah SWI,


"Dan sesunggubnya Al-Qur'an itu dalam induh Al-Kitab
(Laubul- Mabfuzb) di sisi Kami, adalab benar-benar tinggi
(nilainya) dan amat banyak mengandung bikmab." {,az-
Zukhruf:4)
Al-Qur'an menyebut tiga hal ini, terutama al-Arsy, yang
disebutkan dengan besa4
"Katakanlab, 'siapakab Yang Empunya langit yang tujub
dan Yang Empunya 'Arsy yang besar. " (al-Mu'minun: 86)
Allah SWT menyebutistiwa-Nya di Arsy dalam tujuh ayat
dalamAlQur'an.
Ailah SWT menyebutb ahwa Arsy dttanggung oleh malaikat,
"(Malaikat-malaikat) yang memikul 'Arsy dan malaikat
yang berada di sekelilingnya bertasbib memuji Tubannya dan
mereka beriman kepada-Nya serta memintakan ampun bagi
orang-orang yang beriman... . " (Ghafin 7)
"... Danpada bari itu delapan orang malaihat menjunjung
'Arsy Tubanmu di atas (hepala) mereka."(al-Haaqqah: L7)
Sedangkan Kursi hanya disebutkan dalam satu ayaf yaitu
yang terkenal dengan ayat Kursi. Dalam hadits sahih disabda-
kan, "Ayat itu adalah pemimpin ayat-ayatAlQur'an karena di
dalamnya terdapat pujian terhadap Allah SWT." Dalam ayat itu
Allah SWT menutupnya dengan,
"... Kursi Allab meliputi langit dan burni. Dan Allab tidak
mercr^tA beratmemelibara keduanya, dan Allab Mabatinggi lagi
Mababesar. (al-Baqarah: 255)
"

O"*g yang berakal seharusnya tidak mengingkari adanya


alam gaib: malaika! jin, Atsy, dan Kursi, semata-mata karena ia
tidak melihatnya dengan mata kepala sendiri. Berapa banyak
makhluk yang sebelumnya tidakpemah dapatdilihat olehma-
nusia selama ribuan atau malah jutaan tahun, kemudian saat ini
mereka dapat melihatnya dengan alat pembesar/mikroskop,
2: STJNNAH SEIIAGAI Sl.ll\'ttsL,R ll-l\'lLj PENGETAHLIAN 177

seperti kuman, bakteri, virus, dan sejenisnya. Pada bidang seluas


satu titik saja terdapat jutaan makhluk hidup yang amat kecil ini.
Manusia juga dapat melihat banyak bintang-gemintang dan
planet yang berjarak jutaan tahun cahaya dengan bantuan
teleskop.
Menurut para ahli, saat ini kita hanya dapat melihat tiga per
seratus saja dari dunia material tempat kita hidup ini. Sedangkan,
sembilan puluh tujuh per seratus bagian yang lain tidak dapat kita
lihat, karena tidak mempunyai alat untuk melihatnya. Bagian ini
dinamakan black hole. Al-Qur'an telah berbicara tentang hal ini.
"Maka Aku bersumpab dengan apa lang kamu libat, dan
dengan apa yang tidak kamu libat. Se.sunggubnya Al-Qur'an
itu adalab benar-benar wabyu (Allab yang diturunkan kepada)
rasul yang mulia. " (al- Haaqqah: 38-40)
Maka sebaiknya, apa yang tidak dapat kita lihat, tidak kita
remehkan atau sia-siakan, karena ia lebih besar dari apa yang
dapat kita lihat.
Jika alam material seperti ini, lalu bagaimana dengan alam
immaterial?

6. Kehidupan Barzokh
Kita membaca tentang kehidupan barzakh -kehidupan
setelah mati dan sebelum datang hari kiamat-- dalam banyak
hadits yang menielaskan tentang masalah itu, di sana dijelaskan
bahwa kematian bukanlah akhir perjalanan manusia, namun ia
adalah awal dari perjalanan yang lain, yang tidak kita ketahui
hakikatnya. Di dalamnya terdapat kebahagiaan dan siksaan,
yang hanya Allah Yang mengetahui hakikat dua hal itu.
Di antara hadits-hadits itu adalah hadits yang diriwayatkan
oleh Bukhari-Muslim dari Ibnu'Uma1, bahwa Rasulullah saw.
bersabda,

/a
,f

;ILJL- EJ r-,-t f-a tiy


6t-i'"t1
178 SLJNNAH RASUL

do t)
.o c o Y,o
. a;Jl J^l ;*, c i.;rJl ,o I o ,.,.2 0,, -
i-ol jr. i5 JI {. .,;tJlJ
/tt'

l-L-6 : J \L- . dt ,yl'; o ., ,'7 o. ,.


, ,rit 1ei a/ JD JIJ
"J
fiy.,
z z,1l ,

;;" il?u r'o*"_ .,> J-\-r-e-.


-z

\J'-

"sesungubnyaseorang dari kamu, jika ia mati maka akan


diperlibatkan tempatn)/a nanti di akbiratpada setiappagi dan
sore. Jika ia terma-suk dalam pengbuni sLtrga maka ia akan
termasuk dalam penghuni surga. Dan jika termasuk dalam
penghuni neraka maka ia akan masuk neraka. Dikatakan
kepadanya, 'Inilab tempat tinggalmu bing4a Allah membang-
kitkanmu pada bari kiamat."'22
Iluslim meriwayatkan dari Sa'id al-Khudri dari Zaidbin
lsabit. Abu Sa'id berkata, "Aku tidak mendengamya langsung
dari Nabi saw., tetapi aku diberitakan olehZaid bin Tsabit, ia
berkata, 'Ketika Nabi saw. sampai di batas wilayah Bani Najjar,
sambil duduk di atas kuda, dankamiberadabersamabeliau, tiba-
tiba kuda beliau menjadi gelisah dan hampir membuat beliau
jatuh, ternyata di situ ada beberapa kuburan: enam,lima, atau
empat (Ia berkata, 'seperti inilah al-Jurairy berkata.'). Kemudian
Rasulullah saw. bertanya, r ji,"i e;- qe*i'-;- yang
-b'Siapa
mengeta\ui, kuburan siapa saja ini?'Seorang lelaki menjawab,
'Saya.'Beliau bertanya, t\t G;b 'semenjak kapan
{t:lF
mereka menin ggal?'Dia menjawab, 'Mereka mati dalam keadaan
musyrik.' Beliau bersabda,

fr-,tt: !f vI; e J i\,i e,,* 3tF


^-;#
nAI-Ltilu' wal-Marjan, hadits no. 1822.
2: S[iNNAH SEBAGAI SUI\4BER ILN{[i PENGETAHUAN t'Zg

A .g /
lci-Jt
Y. J'3t -rtjj'.-. bi 3 | o'rJr)

eLre-.i
\
"Mereka ini disiksa dalam kubur mereka. Kalaulab kalian
nanti tid.ak dikubur (juga) niscaya aku akan berdoa kepada
Allab svT agar kalian dapat mendengar azab kubur itu seperti
yang aku dengar.'IGmudian beliau mengbadaplean uajabnya
kepada kami d.an bersabd'a, {-"r' ,-,';',r irt.ttlib'Meminta
perlindunganlab kepada Allah dari azab kubur.'Mereka ber-
doa, 'I(ami berlindung kepadg Allab dari azab kwbur-' Rasu-
tuttah .saw. melanjutian, {"4 u'r 6.',& c , s4' .r i,tv.";'r-\
'M emint a p erlindunganl ab kep ada Allah dari fitnah'fitnab,
yang tampak rnaupun tersembunyi.'Mereka berdoa, 'IGmi beil-
indung kepada Allab darifitnab-fitnab, yang tampah maupun
))ang tersenxbunyi.' Beliau bersabd.a, (16'l' f ,r bU iir}
'Berlindunglab hep ada Allab dari fitnah Daij al.' M ereka serem -
pak berdoa, 'Kami berlindung kepada Allah dari fitnah Daj-
jal."" zt

Dari Abi Ayyub, ia berkata, "Rasulullah saw. keluar pada saat


matahari telah tenggelam, kemudian beliau mendengar suara.
Makabeliaubersabda, {olF e'.t; !ri-} '(Suara itu adalah)
Seorang Yahudi yang sedang disiksa dikubumya."'24
Muslim meriwayatkan dari Barra bir.'Azib, dari Nabi saw.,
beliau membaca firmanAllah SWT,
"Allab menegubkan (iman) oranS-orang yang beriman
dengan ucapan )lang tegub... . " (Ibrahim:27)

23Hadits ini diriwayatkan oleh Muslim dalam al-lann"ah Washfu Na' imiha (no.
2867).
2aHadits muttaf aq' alath, al-Lu' hr' wal- Mar j an ( no. 1823).
I80 SUNNAH RASUL

Kemudian beliau bersabda, "Ayat ini diturunkan tentang


azab kubur. Akan ditanyakan kepadanya,'Siapa Rabb-mu?' Ia
akan menjawab,'Rabb-ku adalah Allah, dan nabiku adalah
Muhammad saw.. Demikian itu adalah firman Allah SWI
"Allab menegubkan (iman) orang-orangyang beriman de-
ngan ucapan yang tegub dalam kehidupan di dunia d.an di
akbirat... ." 75
Dari Abi Hurairah, beliau berkata, "Jika roh seorang mukmin
keluar maka akan segera disarnbut oleh dua malaikat yang mem-
bawanya ke atas."
Hammad berkata, "Maka disebut akan wanginya yang
semerbak, dan disebut harum rnisik."
Ia berkata bahwa para panghuni langit akan berkata, "Irri
adalah roh yang baik yang datang dari bumi. Allah bershalawat
atas engkau dan atas jasad yang engkau pergunakan. Maka roh
itu menemui Allah SWT. Kemudian Allah SWT berfirman,
'Berjalanlah bersamanya hingga ajal yang penghabisan25."'
Ia berkata, "Dan orang kafia jika rohnya keluar -Hammad
menyebutkan akan busuk dan laknatnya- maka para penghuni
langit akan berkata, 'kd adalah roh yang buruk yang baru datang
dari bumi."' Ia berkata, "Maka dikatakan baginya,'Teruslah
berjalan hingga ajal yang penghabisan2T."'
Abu Hurairah berkata, "Maka Rasulullah saw. meletakkan
syal28 yang beliau gunakan untuk menutup hidung beliau.
.'. tt)A
>epern lru. --
Dalam Bukhari-Muslim, dari Anas bin Malik diriwayatkan
bahwa Rasulullah saw. meninggalkan korban-korban Perang
Badar selama tiga hari. Setelah itu, beliau mendatanginya kem-
bali dan memanggil mereka,

2sHadits diriwayatkan oleh Muslim dalam al-fannah no. 2871.


26Maksudnya hingga Sidratul-Muntaha.
?TMaksudnya hingga sampai masuk neraka.
28Rasulullah saw. menutup hidung dikarer-rakan busuknya bau orang kafir.
2eHadits ini diriwayatkan oleh Muslim.
2: SUNN.A.H SEBAGAI STJMBER ILMU PENGIITAHUAN l8 I

* ,J; r-: \3i I


\; | o,r/ r cu+ J. ,W ftUF
At.t
t u;1-|3:;r'G1
\' 'r J
r";L': b,!i t&tal
\ t ,
t'
(u-
,/,u-, tz o.zz.
,5.r",5,*'J \1 tL'J & GV
'

"Wabai AbiJabal bin Hisyamll'Yabai umayyab bin l{hataf!


Iilahai 'Utbah bin Rabi'abl Wabai Syaibab bin Rabi'ah! Bukan-
kab kalian telab mendapatkan apa yang telab dijanjikan oleb
Rab kalian? Sedangkan aku telab mendapatkan apa yang telah
di1 anjikan oleb Rablau dengan se be nar- benarnya,. "

Kemudian'lJmar mendengar sabda Rasulullah saw. itu dan


bertanya, "Wahai Rasulullah bagaimana mungkin mereka dapat
mendengar? Bagaimana mungkin mereka dapat menjawab
sedangkan mereka telah menjadi bangkai dan hancur luluh."
Rasulullah saw. bersabda,
o lz / to/ o/ a ,
, "fr4 Jii u'j'd*'L.
ei t; I g*.'s:"') ++llJF
o e /

(!I" ,-i;-)
//o'le
&1",L.; bi 'J"r',l; '
jo/,oI
! :;<J-t
- JJ' - w / J
\r.- \

"Demi Zat Yang menguasai diriku! Kalian tidak lebib men'


dengar dari merekdj, tetapi mereka tidak dapat meniawab "
(HR Muttafaq'Alaih)31
sAl-Maziri berkata, "sebagian ulama berkata bahwa mayit dapat mendengar
perkataan oranghidup, sesuai denganhaditsini." Kemudianal-Maziri membantah
pendapat mereka dan mengatakan bahwa itu hanya khusus bagi mereka itu. Qadli
'Iyadl kemudian membantahnya, dan berkata, "Mereka mungkin dapat men-
dengar, seperti disebutkan dalam hadits-hadits yang bercerita tentang azab kubur
dan fitnaturya, yaitu dengan menghidupkan mereka kembali, atau menghidupkan
sebagian tubtrh mereka, untuk kemudian dengan sebagian tubuh itu mereka dapat
mendengar dan berpikir, pada waktu yang dikehendaki Allah SWT." Ini adalah
perkataan al-Qadli 'Iyadl, dan pendapat inilah yang kuat sesuai dengan hadits yarrg
memerintahkan untuk mengucapkan salam kepada para penghurri kubur.
3lHadits muttafaq 'alaih, al Lu'lu' zoal-Marjan (no. 1825).
IA2 SIJNNAH RASUL

Irri menunjukkan bahwa adanya sebagian orang yang meng-


klaim dapat menghadirkan nyawa orang yang telah mati, dan
dapat mengajak roh berbicat a, adalah klaim yang tidak benar. kri
karena mereka tidak dapat menjawab'Rasulullah saw., dan
mereka tentu lebih tidak mampu menjawab orang lain.32
Hadits-hadits sahih dalam rnasalah pertanyaan dalam kubur
dan azabnya yang berkaitan dengan kehidupan dalam alam bar-
zalch, amat memberatkan orang-orang materialis yang meng-
ingkari bahwa manusia mempunyai roh dan semesta ifu mem-
punyai Tuhan. Mereka juga mengingkari adanya kehidupan se-
telah mati bagi manusia, serta tidak menyadari bahwa kekuasaan
Allah SWT tidak dapat dibatasi oleh apa pun dan kehendak-Nya
tidak diikat oleh sesuatu pun. Allah SWT berfirman kepada
mereka,
"Mengapa karnu kafir kepada Allab, padabal karnu tadinya
mati, lalu Allab menghidupkan kamu, kemudian kamu dimati-
kan dan dibidupkan-Nya kembali, kemudian kepada-Nyalab
kamu dihem balikan? " (al-Baqarah: 28)
Kehidupan dalam kubur adalah bagian dari kegaiban yang
kita imani, narnun kita tidak mencari tahu bagaimana bentuk
kehidupan itu, karena alat pencapaian pengetahuan kita tidak
lnampu mencapai pengetahuan tentang hal itu. Manusia --
meskipun telah mencanai kemajuan dalam dunia ilmu
pengetahuan-- tetap tidak mengetahui banyak dari rahasia-
rahasia semesta yang material tempat ia hidup. Setiap kali
bertambah luas pengetahuarurya, ia makin mengetahui bahwa
apa yang tidak diketahuinya adalah lebih banyak. Allah SWT
berfirman,
"... dan tidaklab kamu diberi pengetabuan melainkan
sedikit. " (al-Isra': 85)

32lihat fatwa kami dalam masalah "menghadirkan nyawa" dalam juz per-
tama dari kitab kami: Fatawa Mu'ashirah (Fatwa-fatwa Kontemporer).
2: SUNNAH SEBAGAI STJMBER ILMIJ PENGETAHIJAN 183

Dalil-dalil dari nash menuniukkan bahwa roh manusia


mempunyai wujud, dan ia akan mendapatkan nikm at atau azab
setelah mati. Syaikh Islam Ibnu Taimiyah telah membantah
pendapat sebagian ahli ilmu kalam yang mengingkari bahwa roh
manusia mempunyai wujud setelah mati, dan tidak ada balasan
serta siksaan baginya.
Allah SWT telah menyebut daiam surah al-Waaqi'ah tentang
kiamat besar dan kiamat kecil --tentang kiamat yang kedua ini
adalah seperti dikatakan orang bahwa barangsiapa mati maka
telah datang kiamatnya. Allah SWT menyebut kiamat kubra
(besar) pada awal surat itu, dan manusia saat itu menjadi tiga
pasangan. Firman Allah SWI,
"Apabita terjadi bari kiamat, terjadinya kiamat itu tidak
dapat didustakan (disangkal). (IGjadian itu) merendablaan
(satu golongan) dan meninggikan (golongan yang lain), apa-
bila bumi digoncangkan sedahsyat-dabsyatnya, dan Sunung'
gunung dibancur lulubkan sebancur-hancurnya, maka jadi-
lab dia debu yang beterbangan, dan kamu menjadi tiga
golongan. " (al-Waqi'ah: L-7)

Kemudian, Allah SWT menyebut pada akhir surat itu ten-


tang kiamat sugra dengan kematian, dan manusia terbagi men-
jadi tiga bagian setelah mati. Allah SWT befirman,
"Maka ketika nyawa sampai di kerongkongan, padabal
kamu ketika itu melibat, d.an l(ami lebib dekat kepadanya dari-
pada kamu. Tetapi kamu tidak melihat, maka mengapa jika
kamu tidak dikua-sai (oleh Allab)? Itumu tidak mengembalikan
nyaua itu (kepada tempatnya) jika kamu adalab orang-orang
yang benar? Adapun jika dia (orang yang mati) termasule orang
yang didekatkan (kepada Allab), maka dia memperoleh keten-
teraman dan rezeki serta surga leenikmatan. Dan adapun iika
clia termasuk golongan kanan, rnaka keselamatan bagimu
karena kamu dari golongan kanan. Dan adapun jika dia ter-
rnasuk golongan orang yang mendustakan lagi sesat, maka dia
mendapat bidangan air yang mendidih. " (al-Waqi'ah: 83-94)
184 STJNNAH RASIJL

Ini juga termasuk bahwa roh akan mencapai tenggorokan,


dan mereka tidak akan dapat mengembalikan roh itu. Juga
menjelaskan tentang keadaan kaum muqarrabin, ashhnbul-yamin,
serta para pendusta yang sesat.
Azab hari kiamat serta alam barzakh disebut secara ber-
samaan dalambeberapa surat dalamAl-Qur'an. Antara lain di-
sebut dalam kisah keluarga Fir'aun. Allah SWT berfirman,
dan Fir'aun berserta kaumnya dikepung oleb azab yang
". . .

amat buruk. I{epada mereka dinampakkan neraka pada pagi


danpetang, danpada bari terjadinya Kiamat. (Dikatakan ke-
pada malaikat) "Masukkanlab Fir'aun dan kaumnya he dalam
azab yang sangat keras. " (Ghafir: 45-451
Daiam kisah kaum Nuh,
"Disebabkan kesalab an-kesalab an mereka, mereka diteng-
gelamkan lalu dimasukkan ke neraka, rnaka mereka tidak men-
dap at penolong-penolong bagi mereka selain dari Allab . " (Nuh:
2s)

Disambungnya pemasukam ke api neraka dengan Peneng-


gelaman dengan rnenggunakanhurupp yangberarti ada tertib
dan urutan tanpa jeda menunjukkan bahwa itu terjadi dalam
kubur. Nuh mengabarkan kepada mereka tentang hari kiamat,
"Dan Allab menumbubLan kamu dari tanab d.engan se-
baik-baiknya, kemudian Dia mengembalidan kamu ke dalarn
tanab dan mengeluarkan kamu (dari padanya pada bari
kiamat) dengan sebenar-benarnya. " (Nuh: L7'Tg)
Allah SWT berfirman tentang orang-orang munufik dalam
surat at-Taubah: 101,
"Nanti mereka akan l(ami sihsa dua kali, kemudian mereka
akan dikembalikan kepada azab yang besar."
Beberapa orang ulama berkata, "Pertama kali di bumi dan
yang kedua di alam barzakh, kemudian dimasukkan ke dalam
azab y angpedih di akhirat. "
2:SUNNAH SEBAGAI SIJN{UbR lLN4Ll PENGETAHUAN Ia5

Allah SWT berfirman dalam surat al-An'ami93-94,


"... Atangkah dah.syatnya sekiranya kamu melihat pada
uaktu orang-orang yang zalim (berada) dalam tekanan-tekan-
an sakaratul maut, sedangkanpara malaikat memukul dengan
tangannJ)a, (sambil berkata),'IGluarkanlab nyauamu.' Pada
bari ini kamu dibalas dengan .siksaan yang sangat menS'
binakan, karena kamu selalu mengatakan terbadap Allab
(perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu me-
nyom bo ngkan diri terh adap ay at-ayat-l{ya. Dan sesunggub ny a
kamu datang kepada Kami sendiri-sendiri sebagaimana kamu
I(ami ciptakan pada mulanya, dan kamu tinggctlkan d'i
belakangrnu (di dunia) apa yang telab l{ami karuniakan ke-
padamu... ."
Sifat ini adalah keadaan orang yang mati. Firman Allah SWT
4{*\;lb "Keluarkanlah nyawamu" menunjukkan atas ada-
nya roh yang dikeluarkan dari badan manusia. Firman Allah
SWT, {;rij t :-,t * i'sF 1!i}'eaaa hari ini kamu dibalas dengan
siksaan yang sangat menghinakan" mentrnjukkan atas terjadinya
balasan setelah mati.
Allah SWT berfirman dalam surat al-Anfal: 50-51,
"I{alau kamu melibat ketika para malaikat mencabut jiua
orang-orang yang kafir seraya memukul muka dan belakang
mereka (dan berkata), 'Rasakanlab olebmu siksa neraka yang
membakar (tentulah kamu akan merasa takut).'Demikian itu
disebabkan oleh perbuatdn tanganmu sendiri. Sesunggubnlta
Allah sekali-kali ti dak m engani aya b am ba-l,ly a. "
Irri mereka rasakan setelah mati.
Allah SWT berfirman dalam surat an-Naki.:28-29,
"(Yaitu) orang-orang yang Cimatikan oleb para malaikat
dalam keadaan berbuat zalim kepada diri mereka sendiri, lalu
mereka menyerab diri (sambil berkata), 'I{ami sekali-kali tidak
mengerjakan sesuatu kejabatan pun.' (Malaikat menlauab),
'Ada, Sesunggubnya Allab Maba Mengetahui apa yang telah
kamu kerjakan.' Maka masukilrrlt pintu-pinttt neralaa jaban-
I86 SUNNAH RASUL

nam. Karnu kekal di dalamnya. Maka amat buruhlab tempat


orang-orang yang menyombongkan diri. "

Perkataan kepada malaikat, 4;; a V & tF "Kami se-


kali-kali tidak mengerjakan sesuatu kejahatan pun" diungkapkan
oleh roh.
Allah SWT berfirman dalam surat an-Natrl: 32,
"Orang-orang yang dimatikan oleb para malaikat dalgm
keadaan berbuat baik oleb para malaikat dengan mengatakan
(kepada mereka), "Salam sejabtera atas kalian, masuhlah he
surga sebagai balasan atas amal perbuatan kalian."'

Dan dalam surat Fushshilal 30-31, Allah SWT berfirman,


"sesungguhnya orang-orang yang menS1atahan,'Tuh an
kami ialab Allah,' kemudian mereka menegubkan pendirian
mereka, maka malaihat akan turun kepada mereka (dengan
mengatahan), Janganlah kamu merasa takut danianganlah
kamu rnerasa sedib; dan bergembiralab kamu dengan (mem-
peroleb) surga. yang telah dijanjikan AIIab kepadamu.' {ami
-
P e I i n d ung-p e lin dungm u d al arrt ke b i d up an duni a d an akh ir a t;
di datamnya kamu memperoleb apa yang kamu inginkan dan
memperoleb (pula) di d.alamnya. apa yang kamu minta."
Mereka mengatakan bahwa turunnya malaikat ini adalah
ketika mereka mati.
Firman Allah SWT dalam surat Ali 'Imtan: 169-171,'
"janganlab kamu mengira babua oranS-orang yang gugur
di jatanAtUn itu mati; babhan mereka itu bidup di sisi Tubgn-
nya dengan mendapat rezeki, mereka dalam keadaan gembtra
iisebabdan karunia Allab yang diberikan-Nya kepada mereka,
dan mereka bergirang bati terbadap oranS-orang yang masih
ringgal di belakingltang belum menyusul mereka, babwa ildak
adi'kekhauatiran terhadap mereka dan tidak'(pula ) mereka
bersed.ib bati. Mereka bergirang hati dertgan nikmat dan
karunia yang besar dari Allab, dan babua ellab tidak menyia'
nyialaan pabala orang-orang yang beriman."
2: SLJNNAH SEUAGAI SUMBER lLl\,ltj PENGETAHUAN 187

Allah SWT berfirman dalam surat al-Baqarah:154,


"Dan janganlab kamu mengatakan terbadap orang-orang
lang gugur di jalan Allab, (babwa mereka itu ) mati; bahkan
(sebenarnya) ntereka itu bidup, tetapi kamu tidak menya-
darinya."33

Penjelasan tentang llari Kiamat dan Kehidupan Alchirat


Kita juga membaca dalam Sunnah tentang kehidupan akhirat
secara terperinci, serta deskripsi dan kejadian yang bermacam-
macam di dalamnya, yang diterangkan dalamAl-Qur'an secara
global, sekadar disebut, atau tidak disinggung sama sekali.
Misalnya hadits yang bercerita tentang syafaat Rasulullah
saw vang Allah SWT anugerahkan kepada beliau. Maksudnya
adalah syafaat terbesar untuk membebaskan manusia dari
lamanya penantian di padang mahsyaq, yaitu ketika manusia
menghadap Rab semesta alam, serta menunggu kepufusan atas
mereka: para penghuni surga akan masuk surga dan penghuni
neraka akan masuk neraka.
Int adalah maqam mahmud yang disebutkan dalam Al-Qur'an
secara global. Allah SWT menyebutnya dalam surat al-Isra': 79
sebagai anugerah bagi rasul-Nya dengan keutamaan ini. Allah
SWT berfirman,
"Dan pada sebabagian malam hari, .sbalat tabajudlah
kamu sebagai suatu ibadab tambahan bagimu; mudalsmu-
daban Tubanmu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji."
Hadits tentang syafaat itu antara lainhadits yang diriwayat-
kan oleh Abu Hurairah r.a., ia berkata,
"Aku adalab pemimpin umat manu.sia pada bari kiamat
nanti. Apakab kalian tabu mengapa demikian? Nanti, Allab
SIV'T akan mengumpulkan seluruh manusia, dari generasi
terdabulu bingga generasi terakbir, dalam satu tempat. Mereka
akan dibuat melibat dan mendengar, serta matahari berada

33lihat kitab Majmu'Fatawa, Syeikh Islam Ibnu Taimiah, juz l hal.262-270


I88 STJNNAH RASUL

dekat dengan mereka. Karena itu, manu.sia merasakan ke.sulit-


an dan kere.sahan yang tidak dapat ditanggung lagi. Maka se-
bagian manu.sia berkata, 'Apakab kalian ticlak menyadari ke,
sulitan yang sedang kalian rasakan ini? Mengapa kalian tidak
berusaba memcari orang yang dapat meminta syafaat kepada
Rabb kalian?' Sebagian manusia ada yang berkata, '(Mintalah
kepada) nemek ffioyang kalian, Adam.'fuIaka manusia men-
datanginya dan berkata kepadanya, 'lVabai Adam, engkau
adalah nenek moyang seluruh manusia. Engkau telab dijadi-
iaan oleb Allah dengan tangan-l{ya, meniupkan kepadamu se-
bagian dari rabb-Nya, memerintabkan malaikat untuk ber-
sujud kepadamu, dan menempatkan engkau dalam surga.
Maka mintalab keringanan kepada Allah bagi kami? Apakau
englaau tidak melibat penderitaan kami ini?' Ia menjawab,
'Rabbkupada bari ini sedang amat marab, tidakpernah seperti
i.ni sebelumnya, dan tidak akan marab seperti ini pula nanti-
nya. Dia telab melarang aku untuk menikmati pobon itu,
namun aku melanggarnya. Ob diriku, diriku, diriku!Minta
tolonglab kepada nabi yang lain. Pergilab kepada Nuh.'

Manusia mendatangi l{ub, dan berkata, 'Wahai Nub! Engkau


adalab ra,sul pertanxa yang diutus kepada manusia di bumi.
Allab telab menamakan engkau sebagai bamba yang pandai
bersyukur. Apakab engkau tidak melibat penderitaan kami ini?
Apakab engkau tidak melibat kesulitan kami ini? Maka mobon-
iah laeringanan untuk kami kepada Rabmu.'Nuh menjauab,
'Rabku pada b ari ini sedang anxat marab , tidak pernab seperti
ini sebelumnya, dan tidak akan marab seperti ini pula nanti-
nya. Aku telab diberikan kesempatan untuk berdoa yang di-
makbulkan, namun telab aku gunakan untuk mendoahan ke-
burukan kepada kaumku. Ob diriku, ob diriku, ob diriku! Pergi-
lab kepada rasul yang lain. Pergilab kepada Ibrahim.'
Manusia mendatangai lbrahim. Mereka berhata, 'Engkau ada-
lah bamba dan khalil Allab dari sekalianpengbuni bumi. Maka
mobonlab keringanan bagi kami kepada Rabbmu. Apakab
engkau tidak melibat penderitaan kami ini?' Ibrabim rnen-
jawab, 'Rabbkupad.a bari ini sedang arnat marab, tidakpernab
seperti ini sebelumnya, dan tidak akan marab seperti ini pula
2: STJNNAH SbBAGAI STJMBER ILN4U PITNGETAHUAN Iag

nantinia. Dan karena aku iuga telab berbobong sebanyak tiga


kati. (Eemudian ia menyebutkannya dan berkata) Ob diriku,
ob diriku, oh dirikul Pergilab kepada rasul yang lain. Pergilab
keltada Mu.sa.'
Manusia mendatangi Musa, dan berkata, \Vabai Musa! Eng-
kau adalab utusan Allah. Dia telah rnenganugerabimu dengan
memberikan risalah dan berbicara kepada-l'{ya dari sekalian
manusia. Maka mintalah keringanan bagi kami kepada Allab
Rabbmu.. Apakah engkau tidqk memperbatikan penderitaan
kami ini?'Musa menjauab, 'Rabbkupada bari ini sedang amat
marab, tidak pernah seperti ini sebelumnya, dan tidak akan
marah sePerti ini pula nantinya, Aku pernab membunub se'
teorong yarg tidak diperintabkan kepadaku untuk membunub-
nya. Ob diriku, diriku, dirikul Pergilah kepada rasul yang lain
.

Temuilab Isa.'

fuIanusia mendatangi Isa, dan berkata, 'Wabai Isa, engkau


adalab utusan Allab dan kalimat Allab yang diberikan kepada
Maryam, serta sebagian dari rabb-Nya. Engkau telab berbicara
kepada manusia saat berada dalam buaian. Maka mintalah
keringanan bagi kami kepada Rabbmu. Apakah engkau tidak
memperb atilean penderitaan kami ini?' Isa menj awab,'Rabbktt
pada bari ini sedang amat marab, tidak pernab seperti ini
sebelumnlta, dan tidak akan marab 'seperti ini pula nantinya
(Ia tidak menyebut suatu dosa, kemudian bekata) Ob diriku,
diriku, dirikul Pergilah kepada Rasul Yang lain' Temuilalt
Muhammad saw..'
Maka manusia mendatangiku, dan berkata, 'Wabai Mubam-
mad satu., engkau adalab utusan Allab dan penutuP sekalian
Nabi-nabi. Allab SVT telah mengampuni selurub dosamu, yang
terdahulu dan yang terkemudian. Motka mintalab keringanan
bagi kami kepada Rabbmu. Apakab engkau tidak melibat
penderitaan
'dan) kami ini?' Maka (aku penubi permintaan mereka
aku datangi bawab 'Arsy, serta bersujud kepada Rabbku
IGmudian Attab SWT membukakan kepadaku pujian dan
sanjungan terbadap Allab ]ang belum pernah dibukakan
kepada orang sebelumku lGmudian dikatakan kepadaku,
'IVahai Mubammad! Angkatlah kepalamu, mintalab niscaya
I90 SUNNAH RASUL

akan Aku berikan. Berikanlab syafaat niscaya akan Aku pe-


nubi.'Maka aku mengangkat kepalaku, dan aku berkata,
'(Ampunilab) umatku, wabai Rabbku. Umatku, wabai Rabbkut'
I@mudian dikatahan kepadaku, 'Wabat Mubamrnad, masuh-
lab dari umatrnu orang-orang yang tidak perlu dibisab dari
pintu hanan surga. Mereka juga berbah masuk leuat pintu
surga yang lain."' Kemudian beliau bersabda, "Demi Zat Yang
mengusai diriku, sesunggub nya le bar pintu-pintu surga adalah
selebar antara Mekab dan Hajr, atau seperti antara Mehab dan
Busbra."Y
Di antaranya juga hadits yang berbicara tentang menakut-
kannya }rrari hasyr itu, dan kondisi manusia saat berada di
hadapan pengadilan Allah SWT.
Dari Ibnu Abbas r.a., ia berkata, "Rasulullah saw. memberi-
kan wejangan kepada kami, dan bersabda,

="t;6e 4, - -r"))"F &tt *a,qf'r-F


. a ,,
"r:";v k"t* tur,i,;, *'i; *i v?
4 'i'; , c/

, .-k- u!a, l":r'U, yi 1r . t : rL;yr;


ut, !i , iy:JtW -.,'t;\
- )ur.;t+
l,-, J-, !";G, J[3r t; "ft.';"j5 "di
,'!:JJ:. f;Li J qrlJy 3J-l ,'i"rr|"e*i
v 6W" r-y'-Kr" , U.rr -uijr J"r;i rs J'-,r:u

aHadits muttafaq'alaih, seperti terdapat dalam kitabal-Lu'lu'wal-Marjan,no.


120. Maknanya shahih dalam hadits Huzaifah maupunAbu Hurairah, Abu Bakar
ash-Shiddiq, Salman, Anas, dan lainnya.
2: SIJNNAH SEBAGAI SLlN"tBh'R ILMU PENGETAHLJAN l9l

a. o )
'$\3.
try fr.1it < I\ \ \ V: i-rr;LJr)"y:(
^- o 9" 6. / ./

ey,"Q.J4 \';"|\ a\ d.\;p


& g ;r,
/a ..lo
'lo t -.,. t :, , o9'at ol.,'
(cI" J"-) Rf-#ll;t
o oc
)s'.rt;-; l-Jl j !
-1.:r
F#rrtl ul)-JJJ-
"Wabai manusial lhlian akan dikumpulkan di badapan
Altab SIYT dalam keadaan tidak bersepatu, telanjang bulat,
dan tidak berkbitan (kemudian beliau membaca ayat) '... Se-
bagaimana Kami telab memulai penciptdan pertanxa begitulab
Kami akan mengulanginya. Itulab suatu janji yangpasti l(ami
tepati; sesunggubnya Kamilab yang akan melaksanakannya '
( al-An biy a : 1 O 4) Ket a h uil ab, m anusi a p e r t am a J) ang dip ak ai -
kan baju adalab Ibrahim a..s.. Kemudian akan didatangkan
sebagian dari umatku dan diletakkan di bagian kiri. Maka aku
berkata, 'Wabai Rabku, mereka adalab umatku.'3s 'qllab SWT
menjawab, 'Engkau tidak mengetahui apa yanq mereka per-
buat setelab (kematian) engkau.' Aku aku berkata seperti per-
kataan hamba yang saleb, '... dan adalah aku menjadi saksi
terhadap mereka, selama aku berada di antara mereka. Maka
setelab Engkau wafatkan (angkat) aku, Engkattlab yang me-
ngawasi mereka, Dan Enghau adalab Maba Menyaksikan atas
segala sesuatu.' (al-Maaidab: 117) Belrau bersabda, 'Dikatakan
kepadaku, 'mereka kembali kepada perilaku jabiliab mereka
.setelah engkau tinggalkan mereka. " "36

35kata "umat" di sini adalah terjemah dari kata "ashhabi" dalam hadits ter-
sebut, karerra dari redaksi hadits ini memalg firenunjukkan demikian. jadi, bukarr
sahabat beiiau, seperti yang dikenal secara istilah. Tentang hal ini akan dijelaskal
lebih lanjut dalam hadits tentang masalah telaga Rasulullah saw..
36Hadits muttafaq 'ala\h, al-Lu'lu' wal-Marjan, no. 1818.
I92 SUNNAH RASL]L

Dalam satu riwayat ditambahkan, f' : , JLi , J'riG"Muku


aku katakan,'Brengsek, brengsek mereka itu."'
Dari 'Aisyah r.a., ia berkata bahwa ia mendengar Rasulullah
saw. bersab da, ir; i* iqt ;;- ur-tt ';l- "Manusia akan di-
"l's
kumpulkan pada hari kiamat dalam keadaan bertelanjarrg kaki
dan badan serta tidak berkhitan." 'Aisyah berkata, "Aku bertanya
kepada Rasulullah saw., 'Laki dan wanita akan saling lihat
melihat?' Beliau bersabda, e-Ji "f+* ';:i , it ?!r Muruluh yang
mereka sedang hadapi membuat mereka tidak sempat me"
mikirkan ittJ."'37 : , ,, ,. .: ,. , . ,
Dalam safu riwayat disabdakan, ,t-t C\,na;a pa it ;"
"(Masalah yang mereka hadapi membuat mereka tidak
sempat) rnemperhatikan keadaan satu sama lain."
Dari Ummu Salamah r.a., ia berkita bahwa ia mendengar
Rasulullah saw. bersab da, iul 3r1 ';c;:t r',y- .rdt 'SJ- "Man:usia
akan dikumpulkan pada hari kiamat dalam keadaan bertelanjang
badan dan kaki." Ummu Salamah bertanya, "Wahai Rasulullah
saw.! Bagaimana dengan aurat mereka! Apakah mereka akan
saling melihat?" Rasulullah saw. menjawab,'tJt ip3 "Manusia
tidak akan sempat memikirkannya. " lJmmu Salamah bertanya,
"Apa yang membuat mereka tidak memikirkannya?" Rasulullah
saw. menluwab, )'>"r.Jt Ser:''1 ,'rit'i;U 4a r"1C;t'i; "Karena
pada hari itu diperlihatkan catatan seluruh perbuatan mereka. Di
dalamnya tercatat segala sesuatu hingga yang hanya seberatbiji
sawi dan atom."38
Dari Sahl bin Sa'd r.a. ia berkata bahwa Rasulullah saw
bersabda,

3THadits muttafaq 'alalh, al-Lu'lu' zoal-Marjan, no. 7877.


38Al-Mundziriberkata dalam kilab at-TarghibwaTarhib,"Haditsini diri-wayat-
kan oleh Thabrani'dalam al-Awsath dengansanad shairih." (Ehat al-Muntaqa,no
2242). Al-Hraitsami berkata, "Para perarvinya shahih. Selain Muhamad bin Abbas,
ia tsiqah." (10/333)
2: SUNNAH SEBAGAI SUMBER ILMIJ PENGETAHUAN I93

;Le;\:b4. ,-e'-,f * g't ?'; 16' ';*:$


{*-i. *W'A, et*1r
"Manusia akan dikumpulkan pada hari kiamat di atas
tanah putib seperti sepotong roti yang putib bersib, tidak ada
tanda bagi seorang pun."
Dalam riwayat lain dikatakan bahwa Sahl atau orang lain
berkata, "Tidak ada tanda bagi seseordrrg-"3e
Dari Anas r.a. bahwa seorang lakilaki berkata, "Wahai
Rasulullah saw.! Allah SWT berfirman,
" Orang-orang yang dib impunkan ke neraka Jab anam de -

ngan diseret atas muka-muka mereka, mereka itulab orang


ying pating buruk tempatnya dan paling sesat jalannya," (al-
Furqan:34)
Maka apakah orang kafir akan dikumpulkan berjalan di atas
muka mereka?" Rasulullah saw. menjawab,

):v i;l' e j)r') gY.t-rt)-


4,.
t / oc 6 ,. - o^<\
IJ
)c1- J-e oLLl , r <Jl Jl&
//^ o / :. t/ o J o /

tYX-*) ,lr.d---il
"Bukankab Zat Yang membuatnya berjalan dengan dua
kaki di dunia dapatpula membuatnya berjalan di atas muka-
nya?" Ketika mendengar sabda Rasulullab saw. itu Qatadah
berkata, "Demi Allab, betul itu!" Diriwayatkan oleb Bukbari
dan Muslim.4o
DariAbi Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda,

3%Iadits muttafaq' ala1h, al-Lu' lu' wal-Marjan, no. 1777.


QAI-Lu' Iu' wal-Marjan, no. 1789.
I94 SUNNAH RASI.JL

,r'r(!i q:'?-'+ -tt Y[;ilt ?7 .rur bF"F


/t ez . t
,1,. o, o.r!..
& .r
o !A ,l ,...o
{!jr1t
-tor
r'€'*4
1z
4'Itcvt-DWf+-f
(&; tSrb'Jl ollr;
"Manusia akan berkeringat pada bari kiamat binga ke-
ringat itu mengalir sejaub tujub pulub basta, kemudian terus
membanjiri mereka bingga sampai telinga mereka." (HR
Bukhari dan Muslim)a1
Seorang yang berakal tidak sepantasnya mengingkari se-
suatu pun yang diberitakan oleh Rasulullah saw. tentang perkara
akhirat dan kengerian yang ada di sana, karena hari kiamat
adalah alam yang mempunyai hukum tersendiri. Segala sesuatu
yang mustahil secara rasio maka ia masuk dalam kudrat Allah
SWT.
Termasuk dalam kelompok ini adalah hadits-hadits tentang
hisab dan pertanyaan malaikat
Dari Mu'adz bin Jabalr.a., ia berkata bahwa Rasulullah saw.
bersabda,
/oi o
f tt'J Ur; J"r'; ij&
v/

t'.o/
co)Arl
,
L"!
o

y6,f's,
o,, t.ii,.o-
iui 4y*ot re:
o,
JV /t
I

;j u lt?-)
(.rlroEjl-: rr;Jr "rrry (f J"t t;U

alHadits diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, al-Lu'lu' wal-Marian,no.


1821.
2: SIJNNAH SEBAGAI SUMBER ILMU PENGETAHUAN I95

"Pada bari kiamat seorang bamba akan ditanya tentang


empat perkara: Tentang usianya, dipergunakan untuk apa;
tentang masa mudanya, dengan apa diisi; tentang bartanya,
dari mana ia dapatkan dan ke mana ia infakkan; dan tentang
ilmunya, apa yirg ia perbuat dengannya. "(HR Thabrani)42
Dari Aisyah r.a., ia berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda,
,-t.r--?.",.
{i-6 iqt t;-;'; ir}"Barangsiapa diperhitungkan (kebaik-
an dan dosanya) denganberbelit-belit pada hari kiamat, niscaya
ia akan disiksa." Aisyah berkata, "Bukankah Allah SWT telah
berfirmary
"Maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaa.n yang
mudab .'{a1-Insyiqaaq: 8)

Beliaubersabda,

L;! Lu-^Jt 3t; ,-frgF


4
.c
, -ol o -
o
, .
e-/ Y 'r-f'-ll 3r3 c,
"i\
t .t
. /o / t o

t4";*> { c7J-c -/r/'lt


4-cL--ojl e
\J-
o-r
? L,-Jt
'"Itu bukan bisab, tetapi banya sehadar ditampilkan.
Barangsiap a dip ert anyahanb isa bny a dengan ber belit - belit
pada bari kiamat niscaya ia akan disiksa."€R Muttafaq
'Alaih)+:

+2Al-Munziriberkata bahwa hadits ini diriwayatkan oleh al-Bazzar dan Thabrani


dengan sanad shahih. Al-Haitsami berkata bahwa hadits ini diriwayatkan oleh
Thabrani danBazzal sama seperti itu. Dan para perawi Thabrani adalah shahih,
selain Shamit bin Mu'adz serta 'Adi bin 'Adi al-Kindy, keduanya tsiqat (10 / 346) .
43Haditsmuttafaq'alaih, seperti terdapat dalam kitab4l-Lu'Iu'wal-Marjanno.
1827. Dan redaksinya adalah seperti dalam salihMuslim dalam Shifat al-lannahno.
2876. Makna dipertanyakan hisabnya adalah seluruh amal perbuatannya di-
timbang secara teliti. Al-Qadli berkata, "Sabda Rasulullah saw.: "uzziba' mem-
pruryai dua makna. Pertama: pertanyaan dan ditampilkannya seluruh dosa se-
seorang. Itu sudah merupakan siksaan tersendiri, kareia dengan itu ia sudah
merasakan kehinaan dan kesusahan. Kedua: itu akan membawa kepada azab
neraka. lni diperkuat oleh sabda beliau pada riwayat yang lain: "halaka" 'binasa'
I96 SUNNAH RASUL

Dari Anas r.a. ia berkata, "Aku bersama Rasulullah saw..


Kemudian beliau tertawa dan bersabda, {t3t+i L l'::.,} .J;b
'Apakah kalian tahu mengapa aku tertawa?'Kami menjawab,
'Allah dan rasul-Nya yang mengetahui.'Beliau bersabda,

"€ilJ
l, t'-t u- , J"-# , t:, ,r.it *\*)-F
?'Ar Vi t cL, : J';; r 6L : J"_*-,'&, e
'*,u-{: g/
lro
Jrl
)
-',d \\ l+L:,,4 t r o
O/
,-
c
&
.t, '-1
( tao
t
l) et-;
t. -.;Kir ,r 'f,Jty 1.,..->
'^ - . ,o7' -o.?
JJJ.9 e Jl
dL--ae l)-'- \ - \J'

: ,!,t-r!- J*-s
!1o t-..
,*oc#,
"uibit
t3-i. : J"r;3, J': q. -r;:; , t*L.
31-Kjr
(d- "r:.,) [br;, *'"f,:i I ti*') 6J
"Ada orang yang berbicara kepada Rabbnya (pada bari
pengbitungan), ia berkata, 'Ya Rabbku! Bukankab Engkau
tidak akan membiarkan aku terzalimi?'Allab SWT menjawab,
'Ya!' Ia berkata, 'Hari ini aku ingin diriku sendiri yang menjadi
saksi bagiku.'Allah SVT menjauab, 'Ya, cukuplab bagimu
dirimu sendiri sebagai saksi, sedangkan malaikat pencatat se-
bagai pengauasnya." Beliau berkata, 'Maka mulut orang itu
ditutup. Kem udi an All ab SIVT berfirm an kep ada angota tu bub

sebagai ganti'disiksa'. Ini adalal'r pendapat Qadli'Iyadl. Yang kedua ini adalah
sahih. Maknanya, sifat kurang adalah sifat yang dimiliki oleh semua manusia.
Maka siapa yang amal perbuatannya ditimbang selumhnya, tanpa mendapat
keringanan, niscaya ia akan disiksa dan binasa. Akan tetapi, Allah SWT Maha
Pengampun terhadap dosa-dosa manusia kepada siapa pun yang Da kehendaki,
selain syirik
2: SLINNAH SEBAGAI SUN,IBER lLl\lLI PENGETAHTJAN 197

orang itu, 'Bicaralab.'Maka setiap anggota tubuh itu meng-


adukan perbuatannya masing-masing. IGmudian Allab SIY/T
mengembalikan kembali hemampuannya berbicara. Serta
merta orang itu berbicara kepada anggota bad.annya, 'Bereng-
sek benar kalian! Padahal aku tengab berjuang untuk ke'
pentingan kalian. "' (HR Muslim)s
Hal ini sama halnya dengan hadits-hadits yang berisikan
tentang telaga, mizan, dan sirat.
Seperti hadits Abduliah bin Amru bin 'Ash r.a., ia berkata
bahwa Rasulullah saw. bersabda,
j| o z t a( tt.. !-" .o.0.\r
4.*-r.JJr.
'1. -
( IJ.'JJl ,y -Al ojV )P c
O/
oP rfrY
lr;i,g;ir 'u&i
I

;i,,r-1Jr {4?
(4e,p)flr:,J; Wi v q-,
"Telagaku seluasperjalanan satu bulan. Airnya lebib putih
dari swsu, baunya lebib barum dari misik, gelasnya .seperti
bintang di langit, dan barangsiapa minum darin1,,a maka ia
tidak akan merdsa baus selama-lamanya "(HR Muttafaq
'Alaih)s
Dalam satu riwayat dikatakan,

/ t t
-o/ -tt . O/ / O O /
,-t'-e) ojV
-.O \

4y:j, c

'F
Or-/--J*A --b .->- &
VtJ I

sHadits diriwayatkan oleh Muslim, dalamb ab az-Ztthdwa Raqaiqno.2969.


asHadits muttafaq'alaih. Seperti terdapat dalam kitab dl-Lu'lu'
zoal-Marjanrto.
1478. Dan hadits-hadits telaga Nabi saw yang dianugerahkan kepada beliau pada
hari kiamat, menurut para ulama yang kompeten, telah rnencapai derajat muta-
watir, maka kita mengimaninya sesuai dengan isi hadits-hadits itu, dan tidak ada
keanehan bagi nikmat Allah SWT.
I9A SUNNAH RASUL

"Telagaku seluas perjalanan sant' bulan, dan sekelilingnya


sanxa seperti itu, dan airnya iebib putih dari perak."
DariAbi Umamah r.a. bahwa Rasulullah saw bersabda,
, o o,
'.r.rsr
a'.'
o t! o
'J a'-Jt
, u.
L>-t-.1
-;7+bi"eG't -Ie iri$
4"=4
"sesungguhnya Allah SWT telab menjanjikan kepadaku
i'ii
untuk memasukkan ke dalam surga sebanyak 7O ribu orang
dari umatku tanpa melalui bisab."
Yazid bin Akhnas berkata, "Demi Allah! Jumlah mereka
seperti itu dari sekianumatmuhanyalah seperti lalatmerah dari
srkalian lalat (maksudnya sedikit, penj.).
Rasulullah saw. bersabda,

,,Ji,:b7, ? \i y y r;:i'p "e_


.nj $b
{rF tN 'ett)i
"Attab SWT tetah menjanjikan kepadaku sebanyak 7O ribu
orang, dan bersama setiap seribu orang ada tujub pulub ribu
orong lagi, dan menambahkan tiga kali lipat lagi."+s
Ia bertanya, "Berapa luas telaga baginda, wahai nabi Allah?"
Beliau menjawab,

)G'; KF
dbo-L.r
\-- ''
a6Dan tiga kali lipat itu adalah anuger;rir dari Zat YaIg Maha Pemurah. Tidak
ada yang n'rengetahuai jumlah yang pasL kecuali Allah SWT.
2: SUNNAH SEBAGAI SUMBE,IT ILMU PENGETAHUAN I99

"seluas antara kota Aden dan Amman, namun iauh lebib


Iu.as lagi (sambil memberikan tanda d.engan tangannya)."
Kemudian beliau bersabda lagi,
-(.c... ,1 o .,,,:, o.\
WA-aS/Jq ,,q-A)."/o
tJ/ Ljt"r:o 4*9qp
\z
"Di dalamnya ada dua saluran dari emas dan perak."
Ia bertanya, " Apd air telaga baginda, wahai nabi Allah?"
Beliau bersabda,

.?i, 5l

&f: At c v\; iiiF


o

'', {lt c
J-;JI ,y ,
"'\-M""/ !, I o0 z . o / ,3 .
..:^ 4.)+ Y +f st c r!-,^)llr ;-r' 4->t.l I r

,r.z.i .tto . 1,o - o 7, 2.1


tt+t +)
./ / O/
)_f_ !e , l4t Ln-t*t

"Lebib putib dari susu, lebib manis dari madu, lebih barum
dari misih. Barangsiapa yang minum darinya (walau banya)
satu kali minLtrn, maka ia tidak akan baus selama-lamanya
dan tidak akan mengbitam mukanya selama-lamdnya."
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, dan para perawinya di-
jadikan pegangan dalam kitab sahih,aT serta Ibnu Hibban dalam
sahihnya.as Lafaznya adalah, ia berkata, "Dari Abi Umamah
bahwa Yazinbin Akhnas r.a. berkata, 'Wahai Rasulullah saw.,
berapa luas telaga baginda?'

aTAl-Haitsami berkata, "setelah mengingatkan bahwa yang terdapat dalam


sahihTirmizi dan Ibnu Majah, sebagiannya diriwayatkan juga oleh Ahmad dan
Thabrani. Sedangkan sebagian perawi Ahmad dan sebagian perawi Thabrani ada-
lah sahih." Dan dalam riwayat Thabrani,ja berkata,''Maka bagaimana rasa mi-
numarl itu?" Beliau menjawab, ,F i 'x'J
"Fi-: l,
t'F.i lJt; "Lebih putih
dari strsu dan lebih manis dari madu." (70/362,'363)
48Yaitu dalam al-Ihsan , no. 6457.
2OO SUNNAH RASIJL

Beliau menjawab,
/O
/.OO///o a . n, 7 o. , 6, -\
\--A) ',-A '*-tJ-o a-S ,SI,S , iL-t Jl ,.-,-t" dr,., UF
/,,
//6
SZ-)zs/Jt
\r
"Seluas antara kota Aden dan Amman, dan di dalamnya
terdapat dua saluran dari emas dan perak."
Ia kembali bertanya, 'Kemudian, apa air telaga baginda,
wahai nabi Allah?'
"8.1ia,, menjawab,

l-b,t:, , )-btr -u ,E.i-, , ;trsr c w6k'lF

,r.2./tto z 4,o.o7. .2.4.-.o-


tt+t V) )_f_ dS ,l-irl LAr!
"Lebib putih dari susu, lebib manis ra^sanya dari madu,
lebih uangi dari misik. Barangsiapa yang minum darinya
maka ia ti.dak akan baus selama-lamanya, dan wajahnya tidah
akan mengb itam selam a-lama.nya. "
Dan dari Tsauban r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda:
o-t
i-*i, J;t J"U - -*Ul )fl
6 al

P i ;b
t/ o o ?-t

LlbF

"sesunggubnya ahu dengan sumber telagaku lebib pe'


murab daripenduduk Yaman. Akupukul air itu dengan tong-
kathu bingga mengenai mereka."
Kemudian beliau ditanya tentang lebarnya, maka beliau
.. : '
menjawab jL' Jl €w,::' Dari tempatku ini hingga ke Amman. "
2: SUNNAH SEUAGAI Sl.iNlUER ILMU PENGETAHUAN 20l

Kemudian beliau ditanya tentang aimya, maka beliau menjawab,


ttg
/ t .-1.;x
d,joi C; c f-*rjl L)/
.,"
.vl}'pl ... Li"L"
r)z
l.il& /
o t o /tt. /
'-.a -i: .itr-
\J'.
(-J)
)r Jc 6 r',, ;^ L*n-Ul c
ib.Jl r: JLI,.-

&
\(-/,3/,,',
"Lebib putih dari susu, lebib manis dari madu, di d.alamnya
ada pancuran dari surga. Sal.ab satunya terbuat dari emas,
dan .satunya lagi terbuat dari perak."ae
Dari Ibnu Umar r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda,

.,
?o,. 'e:';.\,
t. o/
J\:L
t.
J,r)n :i \S|f";y
1 o.,0,.'-o oz\

elJt
. ;.1*!t 0. \-i:)',=.+fj , )*At a &i'ri
? .: . o 7 t o , : . z . o', o t ! t,o tt.o-/
L^lt -\'J'4--:, ,t--) 'so cLuJl ,-"->,i ii/ tul 5l
, o...t,<'t ,,o,
t,o,. .tott
3U_L-/ lt:t:
o1

_."\:Jl Jjl
.l
r. I I ,;.tl L-6-1.!
-lt tlz o ,li.
&',,
\v*r
*Ll-J!
"Telagaku seluas jarak antara Aden dan Arnman, lebih
sejuk dari salju, lebib manis dari madu, lebib wangi dari
minyak misik, dan gelasnya seperti bintang-bintang langit.
Barangsiapa minum darinya niscaya ia tidak akan merasakan
baus selama-lamanya, yang pertama mendatangi telaga itu
adalah tokoh -tokob Muhalirin. "

agHadits ini diriwayatkan oleh Muslirn


2O2 SUNNAH RASUL

Salah seorang bertanya, "Siapa mereka wahai Rasulullah


saw.? " Beliau bersabda,
t J.o t'o
,'d,' o tto t j a ,' t o 1., G ,'^.
)y
o
a*jJl c g--{+F J 4l c
f ' z:';)ty
,t,. ,/ O

cOLgr;Jl iJ
e , tz tt. o

r'5/Jl JS rlr-!
6 . . 7, z 6

,/o l1
1-r-.e-i "tyr; ftr+)
"Yaitu orang yang rambutnya tidak sempat dirapikan,
mukanya husut, bajunya kumal, mereka tidak dibukakan
pintu, tidak sempat menikab dengan uanita-wanita cantik,
yang memberikan selurub yang diuajibkan, dan tidak rnenS-
ambil selurub hak mereka. "(HR Ahmad)s0
Hadits ini diriwayatkan olehAhmad dengan sanad Flasan.s1
Dari Aisyah r.a. ia berkata bahwa dia mendengar Rasulullah
saw. bersabda, saat beliau sedang berada bersama sahabat-
sahabatnya,

t qty,'& *!;';'*,i ub'_Fl }L;W


sHadits iniberbicara tentang model manusiayang sibuk menunaikan risalah-
nya sehingga melupakan kepentingarurya sendiri. Mereka tidak sempat mem-
perhatikan rambut mereka yang berantakal, muka yang kusut, danbaju mereka
yang tidak bersih, karena mereka sedang memikirkan apa yang lebih penting dan
Iebih besar, yaitu memberikan bagian seluruh orang yang berhak. Ini secara diame-
tral kontradiksi dengar"r peradaban modem ini, yarrg padanya manusia hanya
bemsaha untukkepentingannya masing-masingdan nafsunya sendiri. SetiaP orang
berkata, "Apa vang aku dapatkan?" Dan sedikit sekali ia berpikir, "Apa yang harus
sava lakukal?"
5lYaitu hadits no.6162 dalarn Musnad Ahmad. Syeikh Syakir berkata bahrva
sanadnya sairih. Kemudian ia berpanjang-panjang dalam men-takhrij-nya (juz 9/
23-25). Juga lihat kitab Majna' Zauaid juz70/365,366.
2: STJNNAH SEBAGAI SUMBER ILN4U PENGETAHUAN 243

I i', .:( , J;5u , J';


,/O/

,ti tt
",-r .ot
. -J c)
O.J
-
t.t
Q
--l
',-r-b-a)

flt: L-i ,'!:S f;Li J ,Sru ) 3Q: JJ"*


o
,.o
)z

{*ei t/
)e J c-r-|
IJJJ.
..ot o/
,.1

"Aku berada di atas telaga sambil melihat siapayang men-


datanginya dari kalian. Demi Allah.t Ada dari uma.tku yang
tidak mendatangi telaga itu. Maka aku segera rnernobon kepada
Allab, 'Wabai Rabku, nxereka. adalah umatku.'s2 Kemudian
Allah SWT menjawab, 'Engkau tidak mengetahui perbuatan
mereka setelab kematianmu. Mereka kembali kepada keper-
cayaan lama mereka. "'53
Hadits dengan makna sejenis ini banyak.
Dari Anas r.a. ia berkata, "Aku bertanya kepada Rasulullah
saw. agar memberikan syafaat kepadaku pada hari kiamat, maka
beliau bersabda, )u t ;v bL.Jtu ui'Aku akan lakukan, insyaAllah.'
Aku kembali bertanya, 'Di mana nanti aku dapat menjumpai
baginda?' Beliau bersabda, yrlat J''*JUt C J\i 'Pertama, dapat
engkau mencari aku di sirat.' Aku kembali bertanya, 'Jika aku

s,IGta*ata "umatku" atau 'ji ;., """bullirn dari umatku"menuljukkan


bahwa mereka yang kemudian murtar{ adalah sekelompok dari umat Islam dalam
rrasa-masa yang berbeda. Dan bukalr' lh mereka dari sahabat yang teiah mendapat
pr"rjian Ailah SWT dan rasul-Nya. I-,i diperkuat oleh hadits sebeiumlya, yaitu
1.radits, "Wahai nabi Allah, apakah baginda akan mengenal kami (Maksudnya
pengikutbeliau) meskipun jumlalurya nanti akarr demikianbanyak dari waktu ke
waktu?" Rasulullah saw. menjawab bahwa beliau akan mengenal mereka dengan
tanda dan ciri tertentu yang dihasilkan oleh wudhu. Sabda beliau, "Mereka adalah
sebagian dari sahabatku (maksudnya adalah pengikut agama beliau), karena itu
adalah suhbah maknawi." Dal untuk menakwilkan ini kita harus menyatukan
banirak dalil yang ada. Akan tetapi, tidak juga tertutup kemungkinan bahwa yang
dimaksud itu adalah orang-orang yalg murtad setelah wafat Rasuluilah saw..
s3Hadits ini diriwayatkan oleh Muslim dalam al-Fadlail no. 2294.
2O4 SUNNAH RASTJL

tidak menemukan
t..
baginda di sirat?' Beliau bersabda,
tjr;Jr ;ituuf
-ra "Carilah aku di mizln." Aku kembali ber-
tanya, 'Jika aku tidak menemukan baginda dimizan?'Beliau
menjawab, 4*,; u>Jst ,;^;.*i't dl ,o'4 lr
"+rj}
'Carilah aku di telaga, karena aku akan berada di sekitar tiga
tempat ifr:.."'v Hadits ini diriwayatkan oleh Tirmizi.Ia berkata,
"Hadits ini hasan garifi."ss ]uga didiriwayatkan oleh Baihaqi
dalam kitab aI- Ba'tsu dan lainnya.
Dari Umm Mubasysyir al-Anshariah r.a. bahwa ia men-
dengar Rasulullah saw bersabda kepada Hafshah,

: t-'3t -l-ti "c - h r ;* - ,urr :iU yF


bt
&\.-Lr f ,j;s .:it , Li
\"J-.1)-/
"Tidak ada seorang pun dari ahli pobon --insya Allab--
yang masuk neraka, yaitu merekayang membai'atku di bawab-
nyA."
Ia berkata, "Bena4, wahai Rasulullah!" Kemudian beliau me-
marahinya, dan Hafshah membaca ayat,

'srv*:Kt .
"Dan tidak ada seorang pun darimu melainkan men-
datangi neraka itu.... " (Maryam: 71)
Nabi saw. bersabda, " A .lah SWT telah berfirman,

&u-Q- \3i'j:6ir.ti,#7
54Menumt kaidah bahasa Arab adatah :prJj ij)jJi atau setidaknya adalah.
-r'rtt :1'; Dan yang aku dapatkal dalam riwayat Tirmizl adalah dengan ,ily'l r)t.11
SsDalam Shifat al-Qiyamah, no. 2435
2: SL,INNAH SEBAGAI SUMBER ILMU PENGETAHUAN 2O5

"Kemudian l(ami akan nxenyelamatkan orang-orang yang


bertakua dan membiarkan orang-orangyangzalim di dalam
neraka dalam keadaan berlutut." (Maryam;72)56
Dari Huzaifah dan Abi Hurairah r.a., keduanya berkata
bahwa Rasulullah saw. bersabda,

..o l,'-,:,.r,.,!?:. !', i, tti. -i,l ". ..ot o.rl,


it9+ 3:l jyF . a;all fd -;l; G^> JJ::i^)l
Joz /
o // t ot..
-\>
\-JUJ
>l LAq l J"r;+ ,'^Lit a ..t*,t r dUt ri :

,3l) ?7ti4i*5I ,(i1i U-\I4t c


.lz

r+ftl J'r);t JG . e, I JJ- -.t-tt €.\ A rPrr


t\': V )*1. i--S L;! ., .),: ygrA i*) :

, t}Kirr r l-:,-ii ql\,/".; A f:&t, it t's


,o t,"., .,,,1 I o i ,r"'*.1 , "l ,.r!i,'.
lr--,o:l c eU.; y7\--2r. gJ : )3uc rf y Jy\:
..ill; . o^tro t-.i or. .,'z
\,, ! -4-a$ , o i,
: ffi u4 JJr+ c 9il) cJJ
se Gi
Jro t-,1 itv ,t t. ; ..ot?,1 ,.,t'. t o i
J--+ c ffi lJ*-..' J,.l+ c JJJ.: 'r-7L.a'. c-J
/O t i t lo tl
0 //
uuvi :F'i, a) O>.jo
)-)>
lJ"ro i";O c

s6Diriwayatkan oleh Muslim dalam Fadlail Shahabat, no.2496


206 SUNNAH RASIjL

:Js c o';Ls'€J")it;} \qi*"yrk,


'li, 1s "';
s"pr
ie Uf ji, 11, t
r "e.
,

;,r p"p "e


|'i" k g";t JL fr; ""5
,;,fu^!i n *r; Ju-.'Sttt;'r, fi:t';s
,";*"r- I .,, , J'* yrAr Jt;t" 6*',
e
','t, t d,. ,o d O//,
, . t, Ir, / g + ?t t
)\- Jt-it;"6;- c )l*dl LJL^.el f ?
/tC
yr-J;t ee
"e's , Ju.lj'-j)i tod ,
Jl Li-
to,'o

^-Id,*,
.

o;-i F +'- i;rJ ,lik LJ-lf


t c - t o a /c
CdJ
t o'
/^-e.) qrr) ,L;Jl
JLtr- i ,t o ta.z.,
. ," cJ\,o
l)JJ-t,'t'J
qc z-
7
.' ,t o to
U ,;' c-Jt-*.,e.;
/A/ ,oi c., |
gtLc, '. g to/ | ?/ .. !.0.t o i
"> dJt-*J f+- .J LJI ! o-t.l
,/c)-J\f. 6 .r .a -rl

"Allab SWT akan nxengumpulkan manusia. Maka kaum


mukminin semLta berdiri bingga melihat surg6. Kemud.ian
mereka mendatangi Adam d tn berkata, 'Wabai bapak kami!
Mintalab agar dibukakan p'rttlt surga itu bagi kami.' Beliau
menjawab, 'Bukankab yang men)/ebabkcin kalian keluar dari
surga adalab kesalahan bapak halian (ini)? Aku tidak mern-
punyai we?Denang untuk memintanya. Aku hanyalah kekasib
Allah yang jauh. Mintalab kepada Musa yang telab diajak
bicara oleh Allah SW'.'l[aka manusia mendatangi Musa, dan
Mttsa berkata, 'Aku tidak mempunyai wewenang untuk itu.
Temuilab Isa, kalimat ellab dan rabh,Nya.'IGmudian Isa a.s.
merlawab, 'Aku tidak mempunyai wewenang urztuk melaku-
2: SLJNNAH SEBAGAI SUMBER ILN'IU PIINGETAHTJAN 2O7

kan itu,' Maka mereka mendatangi Muhammad saw., dan


beliau langsung berdiri dan diberikan izin (oleb Allab SW'T).
IGrnudian amanab dan silaturabmi dikirim dan berdiri di
kedua sisi sirat, pada sisi kanan dan kiri. IGmudian orangya'ng
pertdma dari kalian akan meleuati sirat itu seperti kilat. Ia
berkata, "Demi bapak dan ibuku, apa yang akan leuat seperti
kilat?" Beliau bersabda, "Bukankah kalian telab melibat kilat,
bagaimana ia pergi dan kembali dalam sekejap mata?" IG'
lo mp ok e l anj ut ny a m e lew atiny a s ec ep at burung, d an ke c ep at -
.s

anperjalanan manusia di sini sesuai dengan amalperbuatan


mereka. Dan nabi kalian akan berdiri di atas siratdan berdoa,
" R a b b k u, s a mp ai k an I ab, s amp aik anl a b, ( t e r u^; b e r I anj ut s amp ai

orang-orang yang lemab amal ibadabnya, hingS4a ad'a orang


yang banya dapat berjalan dengan meranghak)." Beliau ber-
sabd.a (melanjutkan), "Di ujung sirat itu ada peniepit yang ter-
gantung. Diperintabkan untuk rnenjepit siapa yang telab di-
tentukan. Maka orangyang tidak terkenapeniepit akan selamat,
sedangkan orang yang terkena penjepit maka akan masuk
neraka. Demi Zat Yang menguasai diri Abu Hurairab, sesunS-
gu.hnya dasar neraka adalab sejaub tujub puluFT kbarxf."ss

Termasuk dalam hadits ini adalah hadits yang menceritakan


surga dan kenikmatannya.
Dari Abi Hurairah r.a. berkata bahwa Rasulullah saw
bersabda,

'lJ'6-St3t eQ,tYr}i , b':'"?rr JGF


)t J.'rb- \'r .|**7 iif l; ,'-ii p
'& e( \, r;: l, )", "& 31 fri'1\, p.
sTDalam riwayat aslinya adalah "lasab'ina" , dan pembetulannya adalah
dalam Shahih Muslim, kitab al-Iman, hadits. No. 326.
ssHadits ini diriwayatkan oleh Muslim.
2O8 SL]NNAH RASTJL

/ -t_o tci
(4'e:') Ki""' 9f ,l
"Atlab StilT berfirman, 'Aku siapkan bagi bamba-barnba'
Ku yang saleb apa y ang tidak pernab dilib at rnata, tidak pernah
didengar oleh telinga, dan tidak pernab terbetik dalam bati
manusia. Bacalab, 'seorangpun tidak mengetabui apayang di-
sembunyikan untuk mereka yaitu (bermacaln -fttacarn nikmat)
yang rnenyedapkan pandangan mata.. . . "" (as-Saidah:17)se
Dari Sahl bin Sa'd as-Sa'idi r.a., ia berkata bahwa dia me-
nyaksikan bersama Rasulullah saw. sebuah majlis yang men-
ceritakan tentang surga hingga tuntas, kemudian pada akhir
cerita tersebut Rasulullah saw. bersabda, , -i, "; !U, q+F
'P \'1 ,|-2- ll;f l1 'o' dalamnya ada (nikmat)
{;d J t'
yahg troax pemah dilihat mata, tidak pemah didengar telinga,
dan tidak pemah terbetik dalam hati manusia." Kemudian beliau
membaca dua ayat ini,
"Lambung mereka jaub dari ternpat tidurnya, sedang
mereka ber"doa kepada Tubanrrya dengan rasa takut dan harap,
dan mereka menafkahhan sebabagian dari rezeki yang Kami
berikan kepada mereka. Seorang pun tidak mengetabui apa
yang disembunyikan untuk mereka yaitu (berrnacarn-macanT
nikmat) yang menyedapkanpandangan mata sebagai balasan
terbadap apa yag telab mereka kerjakan " (as-SajdahzT6'17\!0
DariAnas r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda,
z
/ olt . n
L-J UJI Ja
/ 4o
F a->
/ 6 z
j)
6.
)t
.i
t lt '
4r Itd.9
U-.
i;utF
Cr/
, it a. oi,r,i .'_i. ,zo.
-".i,
a-a)r
d{su";\i'€+i r"f"'-t+6') '&
seHadits muttafaq'alaih. Lihat nl -Lu' lu' zual- Mar j an, no. 77 98
60Hadits diriwayatkan oleh Muslim.
2: StINNAH SEBAGAI SIJI.{BER IL]\,IU PENGETAHTJAN 2Og

l- ot
d/o1. /o
J-ri et-'., ;itt
/ t . / {6
ot JS c k-9 \-. q UJI lJ/
'-" -;
)'

ot . zzdeo
I

tirjl ,JEL;Y ;rli ;;'i JI">JL,\Al


1 - '+'rr^.J'j , \-1)_1 \4;. t;L>^))j , W
,1r.o. ,..
WV-9
\ !-/ J
,,o1.1,, ,to'
t-o q \*r-lJl 're -;
- t)/ )- - \^)q
(qL:JIl ,I*1 s1\^)\ ollr1

"Berpagi atau bersore dalam perang fi sabilillab itu lebib


utarna dari dunia dan seisinya. Busur panabmu atau ternpat
pecutrnu di surga lebih utama dari dunia dan seisinya. Jika
seorang wanita pengbuni surga datang kepada penduduk bumi
niscaya akan bersinar selurub dunia dan seisinya. Di dalam-
nya akan dipenubi uewangian; dan kerudungnya lebib utama
dari dunia dan seisinya. " (HR Bukhari dan Muslim)61
Makna hadits ini adalah, ukuran tempatpan:,h saiah seorang
kita adalah lebih utama dari dunia dan seisinya.
Dari IbnuAbbas r.a.,iaberkata, "Apayangberada di surga
tidak ada di bumi, kecuali sekadar kesamaan \arna."62 Maksud-
nya/ namanya sama, namun substansinya berlainan.
Dari Abi Sa'id al Khudri dan Abi Hurairah r.a. dari Nabi saw.,
beliau bersabda,
/Ac
ii i<i b1 ",.:U ;,--Jl
: :L-;
l/
' ' .o to '- z o / o t.i
4 i
)ui tr"3; Jl \'*5J Jlrt q c l-r-,1
6lHadits diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim serta Tirmizi. Dan Tilnizi men-
shahihkarrrya. Redaksi ini adalah redaksi Tirmizi. Lihat kitab aL-MtLntaqa no. 2339.
62Hadits diriwayatkan oleh Bailraqi secara mauquf dengar-r sanad baik. Seperti
dikatakan oleh al-Mund ziri, al - Mun t a q a- : 2357.
2IO SUNNAH RASUL

t.- .zi.otto".'.o1.' o/otz7 1. .2./.oJ,t'


Ulj lJ.,ty: )e l-n-ii Jl g5.J ,sI) c l-tJl li4
6 lJrl

"*
,'. ) , r, o 7, .., '
,tt J"-*'d*J,t , t:r"j
.ot/o''.j
lf U )U
ot("o/o'..1
lJ .'i Jl f-\J
.
o "r , , z. t'ir,)i;:Al
pr-* trJ \-bJ,Ajl, bi rr!"gr,,,
-"F.s
Fir
,/u- o l. o'
(5bits d-.1-u) &"tJ J^-i
'Jika pengbuni surga masuk surga maka seorang penyeru
ahan memanggil, 'Kalian akan sebat terus dan tidak akan sakit
selama-lamanya, dan kalian ahan hidup terus serta tidak akan
mati selama-lamanya. Kalian akan muda dan tidak akan me-
nua selama-lamanya. I(alian ahan merasakan kenikmatan
serta tidak akan merasakan kesukaran selama-lamanya.' Se-
suai.firman Allab SWT, 'Dan diserukan kepada mereka, 'Itulab
surga yang diuariskan kepadamu, disebabkan apa yang
dabulu kamu kerjakan." (HR Muslim)53
Dari ]abir bin Abdullah, ia berkata bahwa Rasulullah saw.
bersabda,

!1 ,'dp:;A \'), b'i. -*-'s W Ft il^f trUF


;\-;,3'lti'*,*t!i) .3';; \'3, ;p1+^;
\3 , J*.=J\ 'i'&):_
,o t.?, ,
;)-"""),e'f
o

//t '.',, :" t'il


s,\v ,--LJl J.,.^<l
"Pemgbuni surga akan malean dan minwm, narnun mereka
tidak akan buang air besar, tidak beringus, dan tidak kencing.

63Hadits diriwayatkan oieh Muslim dan Tirmizi, ai-Muntaqa, no.2452.


2: SLINNAH SEIIAGAI SUMBER ILMU I'ENGETAHUAN 2l I

Makanan mereka akan tidala memenuhi lambung mereka


(tidak akan merasa kembung, penj ) Mereka diberikan ilham
untuk bertasbib dan bertabmid, seperti mereka d'iilhamkan
untuk bernafas."
Dari Abi Hurairah r.a. dari Nabi saw., beliau bersabda,

l .t,.1 t ;ro' l,J o. o .1


:,. irl ,, l---).,
l'1 .Q '-.dS
)fc'o-l?e/+)c..*\9 ,-+zAt Q //
/t''".
(rL'1-r-,) KqW e'
"Barangsiapa masuk surga maka ia terus merasakan ke
a, ti d ak p e r -
s e n a ng a n si rt a- ti d ak p e r n a h m er as ak a n k e s uk ar arf

nab rusak bajunya dan tidak pernab bilang kemudaannla'"


( HR Muslim)6s

Thnda-tanda Kiamat dan Akhir Zamat


Kita membaca tentang tanda-tanda hari kiamat yang meng-
isyaratkan adanya perubahan zaman, hilangnya nilai dan moral,
merebaknya kemungkaran, serta merajalelanya kerusakan'-Ini
dinamakan oleh para ulama sebagai tanda-tanda kecil dari
datangnya hari kiimat. Tentang hal ini terdapar r'anyak hadits,
yu.rg ilfi.,ya adalah'berita tentang aPayang akan datang'lun
isir,,ia adafah peringatan dan pengingkaran terhadap perub,ahan
yang demikiin ber6ahaya ini, serta.peringatan.bagi umat Islam
akan akibat dari perubahan itu.

Setiap Umat MemPungai GilironnYa


. Bukhari meriwayatkan dari Abi Hurairah r.a. bahwa seorang
.laki-laki datang.bertanya kepada Rasulullah saw. t€ntang hari
kiamat. Maka Rasulullah saw. bersabda,

*O"f"^.iwayat lai' dengan redaksi qiii rr:"$ $ r',='ri'5 l,tr$ , diriwayatkan


oleh Muslim dan Abu Daud, al-Mrmtaqa: 2333'
6sHadits diriwayatkan oleh Muslim, al-Muntaqa: 2337
212 SUl*!NAH RASIJI-

(r"tur .Wv iirii


"Jika amanab telab disia-siakan maka tunggulab bari
kiamat. " Ia berkata, "Bagaimana penyia-nyiaan amanat itu? "
Rasulullab saw. bersabda,
{;,;u-rr Fu *f
r;ly
"Jika kepemimpinan diberikan kepada bukan ahlinya, maka
f ji;lii;
tunggulab bari kiamat itu."65
Sayyrd Rasyid Ridhaberkatabahwa ada kiamatyang men-
cakup seluruh manusia dan ada pula kiamat yang hanya me-
nimpa suatu umat. Maka jika suatu amanat telah disia-siakan
dalam suatu umat, serta kepemimpinan telah diberikan kepada'
bukan ahiinya,berarti telah dekat kiamatumatitu, yaitu dengan
hilangnya kehormatan dan kepemimpinannya.

Berubahnya Nilai-nilai
Musiim meriwayatkan dari Umar r.a. dalamhadits ]ibrii yang
terkenal, bahwa ia menanyai Nabi saw tentang hari kiamat.
-;/
Rasulullah saw. menjawab, {Jfut l'\.4; J':"iat 6} "Yang
ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya.'* Kemudian ia
bertanya tentang tanda-tandanya. Rasuiullah saw. menjawab,
,'j'r*. ;.r;)t,G : tjr;.lr ;r f r iu-;t ;'ii .(i'r':1'4', ;i'i .q';iF
.s'

{:#' ; .
"Jika hamba sahaya rnelahirkan tuannya, dan engkau
mendapatkan orang-orang yang sebelumnya bertelanjang kaki,
tidak belpakaian (dengan baik), serta menyandarkan hidupnya
kepada orang lain dan penggembala-pengembala ternak, telah
berlomba-lomba membangun bangunan y ang lrnggl" 57
Maksud hadits ini adalah adanya pergeseran nilai-nilai

66Hadits diriwayatkan oleh Buk-hari dalarn kitab al-Intan.


6THadits diriwayatkan oleh Muslim dalam kitab nl-lnun,no.8. Dan Bukhan
Muslim dariAbu Hurairah, seperti terciapat da-lamal-Lu'lu'ioal-Marjan,no^5.
2: SUNNAH SEBAGAI STJMBER ILN'lLr PbNGETAHUAn" 213

masyarakat, sehingga Para wanita tidak melahirkan anak-anak


yang kemudian berlaku baik kepadanya, namun anak-anak itu
menjadi "taja" yang menguasainya serta bersikap tinggi ter-
hadapnya. Serta terjadinya pergeseran dalam nilai-nila ekonomi,
sehingga orang-orang dusun yang bertelanjang kaki dan tidak
berpakaian dengan baik, telah menjadi pemilik istana-istana
megah, akibat adanya kekayaan yang tiba-tlba, yang datang
tanpa usaha keras, seperti terjadi pada banyak wilayah atau
negara penghasil minyak.
Dalam dua kitab shahjh pula, dari Huzaifah r.a., Nabi saw.
bersabda kepadanya tentang anlanat, bagaimana amanat itu
amat mendapat perhatian dalam hati manusia, serta makin
menguat penjagaan amanah itu setelah mereka memeluk Islam,
sesuai dengan ajaran Al-Qur'an dan As-Sunnah. Kemudian
Rasulullahiu*. -"r,.eritakan kepada mereka akan hilangnya
amanah dalam diri manusia, dengan sabda beliau,

., ilr;ii q\l"r-;i I( \, i"-,;rtr-rulr -;F


/A zJ
'N1r' -)
,l\.--c..t . r'
o.A/
U/l )L>J jyj l).'j r.J
6 ,,
i! : JUi Lf
't ".

-:.>
* 3. ,t, '*1
& r l\-r:, ;* r-', )t*i u
t
t./
t
uo"
L'.bi G t b'-t,
a

"!{anti akan teriadi suatu masa, manusia saling berjual-


beli, namun tidale ada seorang pun yang ingin menunaikan
amanab. Hingga dikatakan misalnya; Dt kawm pulan ada se'
orangyang amat memegang amanah, dan dikatakan; Alang-
kab cerd.iknya dan alangkah cerdasnya ia! Akan tetapi, tidak-
lah di dalam hatinya tqrdapat iman rualaupun banya sebesar
biji sau,i "68 . o ,
6sHadits muttafaq 'alaih. Lihat a/ -Lul lu' rual-Mar jan, no 7
2I4 SLJNNAH RASUL

Maksudnya, ukuran manusia dalam melihat pribadi telah


berubah. Mereka tidak lagi meletakkan ajaran Islam sebagai
ukurary baik keimanan, makna-makna Rabbani, dan keutamaan
akhlak, dari ukuran-ukuran lain.
Sedangkan kecerdikan dan kecerdasan bukanlah ukuran
pribadi muslim, karena kemampuan ini dapat dimiliki oleh orang
yang baik maupun yang jahat, orang mukmin maupun orang
kafir.

Konspirasi Internasional
ImamAhmad dan Abu Daud meriwayatkan dari Tsauban r.a.
bahwa Rasulullah saw. bersabda,

\-k , .Ji "'lt "r


l\i ! .:"
/
&G
/ t//
bi
/
Lr3;F
(\i#
o

JI ;.lfll
/1, ,o
,;tu
"Hampir saja bangsa-bangsa akan *"*inr"butkan kalian
dari selurub penjuru, seperti orang memperebutkan makanan."
Para sahabat bertanya, "Apakah kita saat itu sedikit, wahai
Rasulullah saw.?"
Beliau menjawab,

,
"!*;r
,Jk ia; 2o,.i-
\//
^5-:\J
o
c t'g,e el'oio,-\
q

")rF
.so'- . /o/e

o 2o 1.,..?,r t-rt, o.t t o \,t. o,i.


, f-\-t 4+s..Jr f. f* )t& at' d, f .HS

{r}r &'rii e_.cQ's


"Babkan kalian saat itu berjumlab banyak, namun kalian
seperti buib di atas air, dan Allab SVT mencabut rasa takut
terbadap kalian dalam dada mu-sub-musub kalian, sementara
Dia akan meletakkan kelemahan dalam hati kalian."
2: SI.TNNAH SEIIAGAI SIJMIIER ILMLJ PENGETAHTJAN 215

Para sahab at kembali bertanya, "Ap akah kelemahan itu, wahai


Rasulullah saw.?" Beliau menjawa6, {:F' jr,l|': ilrl '*:F
"Cinta dunia dan takut mati."6e
Hadits ini mengisyaratkan adanya konspirasi internasional
terhadap umat Islam. Mereka saling berlomba-lomba untuk me-
rebut umat Islam; dan umat Islam menjadi bahan makanan yang
empuk bagi seluruh bangsa-bangsa yang sedang lapar dan rakus
itu. Ini telah dibuktikan oleh realita sekarang ini. Bangsa Barat
dan Timur telah bersatu padu, golongan kanan dan kiri, ahli kitab
dan kaum ateis, seperti disinyalir Al-Qur'an, 4*; ;A'ri'tj/;,ilb
70 "sebagian
mereka menjadi penolong sebagian yang lain." Itu
dilakukan untuk memperebutkan umat Islam.

Usaha mereka untuk memperebutkan umat Islam itu bukan


karena sedikitnya jumlah umat Islam, namun karena banyaknya
jumlah mereka. Saat ini umat Islam telah berjumlah lebih dari
satu milyar. Akan tetapi, jumlah itu tidak membuat mereka
tangguh dan tidak pula memberi manfaat banyak bagi ke-
wibawaan umat ini. Redaksi yang paling tepat adalah: umat Is-
lam seperti "bvih" . Buih adalah kumpulan timbunan dari kayu,
kertas, barang bekas, dan sejenisnya, yang karena ringannya
dapat mengambang di atas air; dan karena ia tidakbersatu-padu
maka ia terus mengalir mengikuti aliran air tanpa tujuan. lnilah
yang membuatnya sebagai jumlah yang besar, namun tidak
mempunyai wibawa. Lebih jauh, hadits tersebut menunjukkan
sumber kondisi yang berbahaya itu, faktor yang membuat umat
menjadi seperti buih itu, yaitu faktor kejiwaan dan moral. Bukan
karena faktor materi atau ekonomi, namun ia adalah penyakit
dari segala penyakit, yaitu penyakit inferioritas yang masuk
dalam jiwa dan membah jiwa itu menjadi kerdil serta merusak-
nya. Para sahabat telah menanyakan rahasia dan sebab kelemah-

6elihat Sluhih
lani' ash-shagir wa Ziadatuhu, no. 81E3
ToqS al-Maidah: 51, al-Anfal: 73, aI-latsiyah:79.
2I6 SIJNN.\H RASUL

an ini, dan mereka tidak menanvakan makna etimologisnya,


karena itu sudah diketahui luas. Maka Rasulullah saw men-
jelaskannya secara ringkas, namun padat{.rrjt
^e\'-/'s
dl lj}
"Cinta dan dunia danbenci mati."
Dari sini, kita harus mulai mengajarkan manusia agar mereka
bemurah dengan dunia mereka bagi kepentingan agama mereka.
Serta bagaimana agar mereka cinta mati, sehingga mereka di-
berikan kehidupan, seperti dilakukan oleh kaum salaf umat ini.

Hadits-hadits Pembawa Berita Gembira


Jika terdapat hadits-hadits bervisi futuristik (masa depan)
yang mengandung substansi peringatan akan bahaya yang akan
mengancam umat Islam dan manusia di seluruh dunia, yaitu
dengan terjadinya kerusakan di muka bumi dan lautan diakibat-
kan oleh ulah manusia. Di sana juga terdapat hadits-hadits bervisi
futuristik yang mengandung substansi membawa janji dan kabar
gembira akan masa depan yang cerah bagi umat Islam, serta bagi
Islam dan manusia seluruhnya.

Kembalinya Islam ke Eropa dan Dibebaskannya Roma


Di antara berita-berita gembira ini adalah hadits yang
diriwayatkan oleh Imam Al'Lmad dari Abdullah bin'Amru, Nabi
saw. ditanya, "Kota mana yang akan dibebaskan oleh Islam
terlebih dahulu: Constantinople atau Roma?" Rasulullah saw.
menjawab,
/at o t /-
t .- ta'
1-r*-i orrr; {!1i ^J$ U),
L
L9 -A 4;.l-L"qS

"I{ota HerakliusTl (Constantinople)lah yang akan dibebas-

TlHerakiius adalah raja yang memimpin kerajaan Romawi Byzantium pada


masa diutusnya Nabi sarv.. Dialah yalg mendapat surat dari Rasuluilah saw. untuk
diajak beserta barlgsanya mastrk lslarn. Dia pula yalg menghadirkan Abu Sufyan,
sebelum ia masuk Islam, ke hadapamrya dal rnenanyakannya tentarg Nabi dan
dakwah yar-rg ia bawa dengan Pertanyaan-Pertanyaan yang terperinci, yalg
2: STJNNAH SEBAGAI SUMBER ILMU PENGETAHUAN 2I7

kan terlebib dabulul" (HR Ahmad)z


Romawi adalah kota Roma, ibukota Italia sekarang ini'
Sedangkan Konstantinopel adalah Istambul sekarang ini. Dari
pertanyaan tersebut dapat dipahami bahwa para sahabat telah
mengetahui kedua kota tersebut akan dibebaskan oleh umat
Islam, danpara penduduknya akan memeluk Islam. Akan tetapi,
mereka ingin mengetahui, mana di antara keduanya yang akan
lebih dahulu dibebaskan. Maka Rasulullah saw. menjawab
bahwa kota Herakliuslah -yaitu kota Konstantinopel- yang akan
dibebaskan lebih dahulu.
Nubuwrvah tersebut dapat diwujudkan di bar,r'ah komando
seorang pemuda Utsmani yang ambisius, yaitu Muhammad bin
Murad, seorang pemuda berusia 23 tahun, dan dalam sejarah
dikenal sebagai Muhammad al-Fatih. Kota Heraklius dapat
dibebaskan pada abad ke-9 Hijriyah, bertepatan dengan abad ke-
15 Masehi. Tepatnya pada hari selasa, 20 Jumadil'[Ila 857 H atau
29Mei1.453M.73 Atau setelah dua abad penyerangan Baghdad
oleh pasukan Thr Tar pada tahun 656 H, yang sebagian orang ada
yang menyangka bahwa kejadian itu merupakan akhir keme-
ftanga".l trslam dan dimulainya era kelemahan Islam.

menunjukkan akan kecerdasannya. Dan dari jawaban-jawaban yang ia dengar ia


dapatmenangkap kebenaran ajaran Nabi saw.. Akan tetapi, ketika ia menanyakan
pendapat para penasihatnya, mereka menolaknya, sehingga ia memilih untuk
mempertahankan kerajaan dan kekuasaarurya dari mengikuti kebenaran, ia
merrjual agama dengan dunia. Kemudian ketika Syria direbut oleh'Umar r.a., ia
segera meni'rggalkan negeri itu sambil berkata, "Selamat tinggal Syria, kita tidak
akan berjumpalagi."' '
TzHadis diriwayatkanbleh Imam Ahmad dalam Musnadnya, hadits no. 6645.
Syeikh Syakir berkata bahwa sanadlya shahih. Al-Haitsami menulisnya dalam
k:ttab Majma'Zawaid (6/279).Ia berkata, "Hadits diriwayatkan oleh Ahmad, dan
para perawinya adalah shahih, seiain Abu Uqail, ia tsiqah." Al-Albani menyebut-
nya dalam Silsilah Shahihah,no.4.
T3leman-teman kita di partai Refah di Turki menyelenggarakan peringatan
peristiwa ini -pembebasan Konstantinopel- semenjak beberapa tahun lalu, yaitu
pada tanggal 29 mei setiap tahumya. Untuk membangkitkan kembali semangat
dan makna yang besar, yang bemsaha ditutup-tutupi oleh kaum sekuler.
218 SUNNAH Ti{SI.JL

Saat ini kita masih menunggu nubuwwah kedua, yaitu


dibebaskan Roma. Pada saat itu Islam akan kembali masuk ke
Eropa untuk kedua kalinya, setelah dua kali terusir. Pertama dari
Andalusia, kedua dari Balkan.
Menurut dugaanku, kemenangan kali ini akan terjadi dengan
pena dan lidah, tidak dengan pedang. Dunia dengan antusias
akan menerima Islam setelah mereka dikecewakan oleh teori-
teori filsafat materiaiis, sehingga mereka menengadahkan
pandangan mereka ke langit, memohon bantuan dan petunjuk
Allah S\A[I) dan mereka akan mendapatkan Islam sebagai perahu
penyeiamat mereka.

Berkembangnya Dakr,r'ah Islam di Seluruh Pelosok Dunia


Di antara berita-berita gembira itu adalah hadits yang
diriwayatkan oleh Thmim ad-Dari, ia berkata, "Aku mendengar
Rasulullah saw.. bersabda,

hr !i,t r, )W, r,p, i \t';\i t$'"&b


';1r, ,.,-:.;lt lii ht 'l-:i'lL, j.': \ s ri',i.
,l

iuli
6t \.il' I ,o,1 9,t. o': o,
})J C \ aJJl oS.t_ t-f , lJ: ,lJ.r" Jcl cJ'J
U-/ /
u '.9
, t/

1-r.+i orr-,; {r"<' r ii r 3+J


"Islam akan mencapai wilayah yang dicapai siang dan
malam. Altab tidak akan membiarkan rumah yang mewab
maupun rumab yang sederbana kecuali akan memasukkan
agama ini ke dalamnya. Dengan memuliakan orang yang
mulia atau dengan menghinakan orang yang bina. Mulia
learena dimuliakan Allab disebabkan keislamannya dan hina
k ar e na dils inakan All ab dise ba bkan kekafirannya.
"Ta

TaHadits diriwayatkan oleh Ahmad dalam Musnadnya (4/103), dan Al


Haitsami menyebutnya dalam Majma Zawaid. Ia berkata: Hadits ini diriwayatkan
2: SUNNAH SEBAGAI SUMBER ILMU PENGT]TAHLJAN 219

Makna sampainya Islam ke daerah yang disenhrh siang dan


malam, yaitu tersebarnya Islam di seluruh pemukaan bumi,
sebagaimana siang dan malam menutupinya, dan masuknya
agama ini ke daerah perkotaan maupun pedesaan.
Dengan demikiaru akan terlaksana janji Allah dalam kitab-
Nyu,
"Dialab yang mengutus rasul-Nya dengan (membawa)
petunjuk (Al-Qur'an) dan agamagang benar untuk dimenang-
kannya di atas segala agarna... . " (at-Taubah: 33, al-Fath: 28,
ash-Shaff: 9)7s
Pengertian tentang kemunculannya atas seluruh agama ada-
lah kemenangannya atas semua agarrur. Pada abad-abad pertama
kemunculan Islam, ia mengalahkan Yahudi, Nashrani, paga-
nisme Arab, Majusi Persia, dan sebagian agama-agama Asia dan
Afrika. Akan tetapi, Islam belum menang atas semua agama,
rnaka kita masih menunggu-nunggu berita gembira ini, dan
Allah tidak pemah mengingkari janji-Nya.
Berita gembira tersebut diperkuat oleh hadits yang diri-
wayatkan oleh Miqdad binAswad, ia berkata, "Aku mendengar
Rasulull;rh sal,v. bersabda,
6z

\L , r.: \ s ,{',*i. u>rll /-+E ,* YF


o -b
; ,or: rr1.. o( o,g ,'F-'r -, .,, 1 i ti'o(
q.....-iJf
\ .l-t-,"/rel c t ) /'. c i)*,)l dJ al>:l
7-- i-/
({tlt-, oL- .,rl-: -ra-i otrr;
'il,oUt-r
"Tidak ada rumab yang meuab maupun sederhana di
muka bumi iniyang tidah dimasuki Islam. Dengan rnemulia-

oleh Ahmad dan Thabrani. Dan para perawi Ahmad adalah shahih (6 / 14). Di
dalamnya terdapat kesalahar-r cetak.
TsAyat ini terulang dalam tiga ayat dalam Al-Qur'ar-r, yaitu at-Thubah:33, al-
Fath: 28, dan ash-Shaff: 9.
22O STJNNAH RASTIL

kan orangyang mulia atau dengan mengbinakan orangyang


hina.'" (HR Ahmad)76

Meluasnya Kekuasaan Islam di Timur dan Barat


Di antaraberita gembira ini adalahhadits yang diriwayatkan
oleh Muslim dan lainnya dari Tsauban, ia berkata bahwa
Rasulullah saw.. bersabda,

\<.rt-; U-i;,'ub')\i ;. c, hl'bl}


(w G. 6t Y rls& t"t oeta! oLs ,Wtv)
o
ol a

( t.^i,1. l.o'
W..., c+\t, *--!t , u-6ti+L:6
(^-l- 311 SL;J'1-l- rl:_,,)

"Allab memperlibatkan bumi kepadaku sehingga aku dapat


melibat bumi dari bagian timur bingga bagian barat. Kekuasa-
an umatku akan mencapai semua uilayah yang aku libat itu.
Dan aku diberikan dua perbendabaraan: merab dan putib."
(HR Muslim) 77

Makna {.rrv,'J. s : : }rdalah memegangnya dan menyatu-


kannya untuk diperlihatkan kepada Nabi saw. sehingga telihat
menjadi satu kesatuan.
Hadits ini memberikan berita gembira akan meluasnya
kekuasaan Islam, sehingga mencakup Timur dan Barat, atau

T6Hadits diriwayatkar oleh Ahmad (6/4), Thabrarn Q0 /601),Ibnu Hibban


(6699 ,6707), a!-Hakim (4/430), dan ia menshahihkannya atas syarat Bukhari Mus-
1im, dan itu disetujui oleh adz-Dzahabi. Al-Haitsami menulisnya dalam Majma'
Zai.oaul (6 /14). Thmpaknya dalam redaksi itu acia sesuatu yalg hilang, karena ia
berkata bahwa para perawi Thabrani adaiah shahih, yang berarti ia sebelumnya
telah berkata bahrvahadits ini diriwayatkan oleh Ahmad dan Thabrali.
zt{adits irri dirirvayatkal oleh Muslim dalam al-Fita1waAsy"rat Saah, denga.
no. 2889, Tirmizi (2203) serta Ibnu Majah (3952).
2: SUNNAH SET]AGAI SUMBER ILML] PENGETAHUAN 221

semua penjuru dunia. ]ika hadits Tamim ad-Dari danhadits al-


Miqdad -yang telah disebut sebelumnya-- memberikan berita
tentang akan tersebarnya dakwah Islam dan tingginya kalimat
Islam, maka hadits ini memberikanberita gembira tentang akan
kuat dan meluasnya kekuasaan Islam, mencakup timur dan
barat, seperti dilihat oleh Rasulullah saw..

Kemakmuran, Kedamaian, dan Melimpahnya Harta


Di antara berita gembira tersebut adalah hadits yang diri-
wayatkan oleh Abu Hurairah dari Rasulullah saw., beliau ber-
sabda,

\->, otr,"
tt - -?. t
?Pl f
ol .o
-;l )t; t' .P", z,o3r i;r yF
A/
n t t'

(l.,k'll
'

"Tidak akan terjadi bari kiamat bingatanah Arab kembali


ramai dan bersungai-sungai. "

Dalam riwayat Imam Ahmad hadits tersebut bertambah.

(-,.b +- ""> ('l--Fl J;6


'.. . dan bing4a seorang yang berkendara)n antoro trok
danMekab tidah mengkbauatirkan apapun kecuali tersesat di
jalan."78

Hadits lainnya adalah hadits yang diriwayatkan oleh Abu


Hurairah, Rasulullah saw. bersabda,

TsHadie ini diriwayatkan oleh Muslim dalam kttab az-Z*at dengan no.
1012,
6O serta Ahm ad, 2 / 370, 371.
222

,
SUNNAH RASIJL

:h++ Jt-:.jr &'iJ- --'ur-tr ip ]F


I
o.. t'i.., to .o..o . .1..
.t1 ,,-i,t ".
tt'J c a-isJ-'a I dt- .Jt^Jl ?S fr- .-
"W- : t | - '
&-,
lo
\Y-
r .
).J'ri ! 4; ;L;; q,{t J"#'^2F_
' '

(4'E-)
"Hari kiamat tidak akan terjadi bingga barta urnai Isiam
de m e limp ab dan berl e bih an, b ingga orang y 6ng rn ern -
miki an
punyai harta kesulitan l.nencari orang yang mau menerima
sedekabnya, dan jika ia ingin memberikan hartanya kepada
seseorang, orang yang akan diberikan barta tersebut berkata,
'Aku tidak ingin. '"(HR Muttafaq'Alaih)7e
Hal ini diperkuat oleh hadits mafu'dari Abi Musa,

a;.,^*.Ju * l--it J"_Mbtl3 u"\it Je'";.Vy


(4.,"-) {L 6;U tLi )-;\ I +i, ,
"Akan datang masa di mana seseorang berkeliling dengan
membaua sedekab dari emas, nAmun ia tidak menemukan se'
orang pun jang menerimanya." (HR Muttafaq 'A1aih)80
B"grt-u juga hadits marfu' dari Haritsah bin Wahb,
t,
F")
t t,
64*,"
a/
" rF:*b
o
01
"u':
t)-t-> j: ir")' U^)" AjeJ"a.)

TeHadits muttafaq' alalh, aI-Lu' lu' wal-Marjan: 594


mHadits muttafaq' ala:trrt, aI-Lu' Iu' wal-Marjan: 593.
2: SIINNAH SEBAGAI SLIMBER ILMU PENGETAHUAN 223

,(r. 1,1,0:, ,d(: ,,ti'-i


*L{r
\ o'\l-
,J,1-,.
a-l..> ),\-.i
- a+Jl
\J'
L,.Li c \-dij .1,!i \i.

(V.r":r)
"Bersedekablab kalian, karena akan datang masa di rnana
seseorang membawa sedekahnya namun tidak menemukan
orang lang mau menerimanya. Orang yang akan diberi ber-
kata, 'seandainya engkau datang kemarin niscaya aku mau
menerimanya, sedangkan sekarang aku sud'ah tidak butuh
tagi. "' (HR Muttafaq'Alaih)81

,'o "'
,'-...
/s';W
o ,i.
t:-t] f*3
"
fyl e?' $i'bi";'rb
{er\i-r,rJt;
\_
'Jikalau penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa,
pastilab l(ami akan melimpabkan kepada mereka berkab dari
langit dan bumi."

Kembaiinya Khilafah Atas Manhaj Kenabian


Di antara berita gembira tersebut adalah hadits yang
diriwayatkan oleh Huzaifah bin Yaman dari Rasulullah saw..
Beliau bersabda,

, .tlo,r! ..rt7'" \, ... .. ,20. t-ant,,.r.r2,r,


U<*r; 3, c jr.SJ jli 4! I el; \-. ,# ;jJl ir.-tp
t. t .

aW J -;yi 3l-* : , t*;';"ji;L: r;l


,1, , ..tjo... : .." 2: ".i \ , ., .. ,. ,."2'1 -rr',',
l:! La3.!; 3- c ..l;'l; il a.u lr.\-, \-. iJ-\; ,t-#l

slHadits mtrttafaq' alaih, al-Lti Iu' wal-Marjan: 592.


224 SUNNAH RASUL

,t-.- to 2': "7it t, 2' t !. ,.


lbV ,t-\L
.:,. c.i .,..
JJ.\3 .-t_+Si i c \4i
c
" Jl eLi
,t
dl cii tlwf"j
\gi1 o/,, i
t. t/ ot

t' c , b"6i bi ij, | ;\:,


,t t / to
Jzz
/ z 4o t t
j
?.to/
c Jcs.j bi ii, | ;\^x Y ,JJS..i ,?
\*
.. ,/tt t,o
t\]-" Jixl /_

\J

/ I -. t/ . t

_-c 4-;)t i-.-xi


. Ic

-C
\-e;i"; ci i* r;1
r - tlc '
Ws
/. ',.. ' t ' 't o

1-r.e-r or-r;
{c^1 t't"}l CW
"Masa kenabian akan berlangsung lsada kalian d'alam
beberapa tabun, kernudian Allab mengangkatnya. Setelab itu
datang rnAsa kekbilafaban atas manbaj kenabian selama
beberapa masa bingga Allab mengangkatnya, kemud.ian da-
tang masa kerajaan 'adbudb/zalim selama beberapa masa,
selanjutnya datang masa kerajaan diktator dan totaliter dalam
beberapa masa bingga waktu yang ditentukan Allab. Setelab
itu akan (terulang kembali) kekhilafaban atas manbaj ke-
n a bi an. " Kemudian Rasulullab sau. berdiarn." (Hl(Ahmad)8z

Kerajaan (kekuasaan) ' adh -dalarnriwayat lain: ' adhudh- ada-


lah kerajaanyang di dalamnya terjadi kelaliman dan kezalirnan
atas manusia, seakan-akan keraiaan tersebut mempunyai taring
yang dapat menggigit. Sedangkan kerajaan jabariyah adalah
kerajaan yang berdiri atas sikap represif dan kediktatoran, sama
dengan kekuasaan militer yang totaliter pada masa sekarang ini-
Maka hadits ini memberikan berita gembira akan lenyapnya
belenggu pemerasan, kezaliman dan kelaliman, diikuti oleh
kembalinya khilafah rasyidah yang mengikuti manhaj kenabian

s2Hadits diriwayatkan oleh Ahmad (4 / 273),al-Haitsami mer"ryebuhrya dalam


Majma'zatuaid(S/189). Ahmad meriwayatkaruryadNral-Bazzarlebihsernptmadan
rir,vayahrya. Serta Thabranimeriwayatkannya sebagian dalamal-Arosath.Iltilal-nya
tsiqat.
2: SLJNNAH SEI]AGAI SUMBE,R ILMU PENGT]TAHUAN 225

dalam menjalankan keadilan dan syura, untuk menjaga hudud


Allah dan hak-hak manusia.

Kemenanfian atas Yahudi


Berita gembira yang lain adalah hadits yang diriwayatkan
oleh Ibn'LJmar r.a..Ia berkata bahwa ia mendengar Rasulullah
saw. bersabda,

t - - L t,o t.- t ! o o1. . , ! l- t'


'i'-bJii , .a t.? ,3Hu;F
:'rAt J"A d iJ; '"j{r
.: 'rx

Itit1,: o I ot..'.. s,o j


..
(cI' J.i:,) K*It t , C_ .l s ) €) S+_
l-IA
f+.*. tJ

"Kalian akan memerangi Yabudi bingga kalian mampu


memukul rnundur mereka, kemudian batu akan berkata,
'Walzai orang Islam, ini ada Yabudi di belakangku, bunuhlah
dia. "' (HR Muttaf aq'Alaih) se
Demikian juga hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah
secara marfu',

,t s-?,,.c.N1
o t1,,, '-t o. t. t':.,
6 .to
b )r-+Jr JJl.*f*Jl Jq P arLJl iF )F

/tit"-,: i,.': o -o,' i


ot..'.. -0. ,.
ftaxtLi JLr:; ' , jF 4)X4 i-r-o i1r I r""
\v:
Ll

(d* "l-:r)
"Tidak akan terjadi bari kiamat bingga kaum mu.slimin
memerangi Yabudi. Umat Islam memerangi Yahudi bingga
226 SUNNAH RASUL

Yabudi tersebut bersembunyi di belakang batu dan pobon,


maka batu dan pohon berkata, 'Wabai orang Islam, wahai
bambaAllah, ini ada orang Yabudi di belakangktt', kemarilab,
bunuhlab ia. "' (HR Muslim)e
Apakah batu dan pepohon akan berbicara dengan mengeluar-
kan suara --sebagai tanda dari tanda-tanda kekuasaanAilah, dan
hal tersebut tidaklah sulitbagiAllah-- atau ia mengucapkannya
dengan bahasa isyarat? Artinya, segala sesuatu akan menunjuk-
kan letak orang Yahudi, dan membongkar keberadaan mereka.
Apa pun maksudnya, pengertian yang dapat dipetik adalah,
segala sesuatu akanberada di pihak kaum muslimin dan menjadi
musuh bagi musuh mereka: Yahudi. Juga kemenangan tanpa
diragukan lagi akan datang. Juga legenda yang digembar-gem-
borkanYahudibahwa mereka adalah bangsa yang memPrmyai
kekuatantak terkalahkan akan segeralenyap. Serta Yahudi akan
kembali berada cialam kondisi yang telah ditetapkan Allah SWT
bagi merek 4t-;1 c ,i i'st
'* U?b "Ditimpakan kehinaan
",
atas mereka di mana pun mereka ber ada." Jwgapengecualian yang

diberikan oleh SWT dalam firman-Nya, ' .f't +' F.otb t


t--u' ;.r "Kecuali jika mereka berPegang pada tali (agama) Allah
dan tali (perjanjian) dengan manusia"8s telah diangkat dari
mereka, sebagai balasan atas kerusakan dan kesombongan mereka
di muka bumi.

Bertahannya Kelompok yang Menang


Di antara berita-berita gembira tersebut adalah hadits yang
diriwayatkan oleh beberapa orang shahabat r.a., seperti hadits
yang diriwayatkan oleh Mu'awiyah dari Nabi saw.. Beliau ber-
sabda,

eHadits diriwayatkan oleh Muslim, seperti tertulis dalam kitab Shahih lami'
Shagir (ro.7427).
8sAli Lnran: 112
2: SLINNAH SEUAGAI SUMBER ILMIJ PENGETAHIJAN 227

'r3t;1! , oi i.,1 o alo :'..,i


L-, ryG .#l V *3.v Jt j \u
tr,,1
,+If /
;" o* /
o. o t,.i, , ,.;
o
O/
c aJJ I'
/JO/- -ol
iL e '@c.\.J &O U
t.
,/ 1. .o.t : oj.
(d--r, rt*Jr "\;r> {rfL:J! .,ie Oltyv g:
tenr menjalankan perintab Allab.
"Sekelompok umatku akan
Mereka tidah memperdulikan orangyang memusubi dan ber-
latnan dengan mereka, bingga datang perkara Allab, dan
mereka menang atas manusia (yang lain)."(HR Bukhari dan
Muslim)86

Hadits ini shahih dari riwayat tJmar, Mughirah, Tsauban,


Abu Hurairah, Qurrah bin lyas, Jabir, 'IJmtan bin Hushain,
'Uqbah bin'Amir,87 Jabir bin samrah,88 dan Abi Umamah, yang
berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda,

, ;er2\J J.,-trl
; '." , ;)L'Ji ; u\b J',; l"F
t .*"J;";"J'-U-y.'.r/u "e'/,JJ.
of .'

.'trk f:r, e,, | ;i eV,f ,(r\i', "&wi


,-/Fl ,>!; :;lu tr^ *?, , Ai l'-r(: rlu
{r+i' * *s?:
86Hadits diriwayatkan oleh Bukhari-Muslim, seperti terdap at dalam Shnhih
lnnti' Shagir no. 7290.
sTlihat hadits-hadits mereka dalamsluhih
lami' Shagir dari no. 7287 hingga
7296.
ssshnhih
lami' Shagir no.7704
224 SUNNAH RASUL

"Sekelompok umatku akan terus lnenang atas agarnayang


lain, mengalabkan musub mereka, mereka tidak merasakan ke-
sulitan oleh orang yang berlainan dengan mereka, kecuali se-
dikit cobaan yang menimpa mereka bingga datang perkara
Allab, dan mereka terus seperti itu." Para sababat bertanya,
"Wabai Rasulullab, di manakab mereka berada?" Rasulullah
saw. menjauab, "Mereka berada di Baitul-Maqdis dan di sekitar
Baitul-Maqdis , "8e

Makna dari semua hadits tersebut adalah, kebaikan akan


terus tersebar dalam umat ini, tidak akan kosong dari orang yang
menjadi hujah bagr Allah SWf, yang memperjuangkan kebenar-
an dan berpegang dengan kebenaran tersebut, hingga datang
hari kiamat. Kelompok y*g dimenangkan ini akan terus ber-
tahan hingga datang perkara Allah (hari kiamat), meskipun
m.ereka mengalami cobaan dan penganiayaan"
Pengertian ini diperkuat oleh hadits yang diriwayatkan oleh
Malik al-Asy'ari. Ia berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda,

,\
?U'ti: J* #:,y €)\tih JlF r

,yJt pi';k.t?, , ti; rJ\r.Fe p\*,


Jz z. t'r.
o/t-
,o /to

1:;r.: y[ ur,, $!'fu ;; t;;;'l?, , ,^, ti


"Allab menghindarkan kalian dari tiga perkara: nabi
kalian tidak mendoakan kebancuran atas kalian sebingga
kalian tidak binasa seluruhnya, abli kebatilan tidak akan me-
ngaiabkan abli kebenaran, dan kalian tidak akan berkumpul
di atas kesesatan."(HR Abu Dawud)e0

8eA1-Musnad ( 5 / 269), di dalamttya Abdullah berkata, "Aku mendapaikan de-


ngarr tulisan tangan ayahku ... al-hadits." Al-Haitsami menulisnya dan menyebui
itr-r bersumber dari Musnad Ahmad dar-rThabrani.Iaberkatabahlva rijal-nya tsiqat
(7 /288).
e0Hadits diriwayatkar-r oleh Abu Dawud dalam al-Fitan, no' 4253.
2: SUNNAH SEBAGAI SUMBER ILMU PENGETAHUAN 229

Timbulnya Pembaru pada Setiap Abad


Di antara berita gembira tersebut adalah hadits yang diri-
wayatkan oleh Abu Hurairah dari Rasulullah saw.. Beliau ber-
sabda,

"E'FV F /i, ;, {,ti :t4.


.y' ,'o ,7 tt. t
1>yl: ,,i o1;r;
tk"; l-6J -:-txr-

"Sesungubnya Allab mengutus bagi umat ini pada awal


setiap seratLLt tabun orangJ)ang akan memperbaharui agama-
nya." {HR Ibnu Dawud)e1
Terma ;. dalam hadits di atas mencak up '{; 'seorang pri-
badi'. Seperti dinisbahkan banyak ulama kepada Umar bin
Abdul 'Aziz, asy-Syaff i, dan al-Ghazali. Terma tersebut juga
mencakup kelompok oran& seperti dikatakan oleh banyak pen-
syarah hadits, dan pendapat ini pula yang kami dukung. Maka
bisa saja pembaru adalah sekelompok dai, pengajar, atau ke-
lompok jihad. Di sini, yang dapat ditanyakan oleh seorang pri-
badi musiim adalah: apa peranku dalam ger akantajdid ihr? Kalau
hanya menunggu sosok pembaru ihq maka dalam pe-nantiannya
itu dia tidak dapat berbuat apa-apa.ez
Dalam hadits juga terdapat berita gembira lainnya. Seperti
akan turunnya Isa al-Masih a.s. untuk mengatur manusia dengan
syariat Islam. Serta akan datangnya pemimpin muslim yang akan
memenuhi dunia ini dengan keadilan, setelah dip'enuhi oleh
kezaiiman dan kebejatan, yaitu yang dikenal dengan ai-Mahdi.e3

elHadits diriwayatkan oleh Abu Daud dalam al-Malahim (no.4291),


serta oleh
al-hakim. Dan dia menshahihkalnya.
e2lihat kajian kami tentang "tajdirt dinfi dtlu'i sunrah"
dafam buku kami: Mirz
Ajli Shahwah Rasyidah,Maktab al-Islami, Beirut, serta Daru_l-Basyit Thantha, Mesir.
e3lihat buku k ami, al-Mubasyirat bi Intihsar al-Islam, d,alam
seri Rasail 'Iarsyid
Shahv;ah Maktabah Wahbah, Kairo.
23O SUNNAH RASUL

Thnda-tanda Hari Kiamat Besar


Di antara berita gaib yang akan terjadi pada masa mendatang
yang dibawa Sunnah adalah apayang dikenal dengan tanda-
tanda hari kiamat, atau tanda-tandanya yangbesaq, yaitu tanda-
tanda yang menunjukkan semakin dekatnya akhir alam semesta
tempat kita hidup ini.
Berita-berita itu antara lain adalah tentang datangnyaMasih
ad-Dajjal yang mengaku sebagai tuhan, serta menyeru manusia
untuk menyembahnya, walaupun ia adalah manusia. Bahkan
kemanusiaannya pun mempunyai kekurangan,yaittt ia hanya
mempunyai safu mata.
Dajjal yang terbesar datang setelah datangnya dajjal-dajjal
yang lain. Akan tetapi, dajjal-dajjal sebelumnya tidak menyerupai
keberaniannya, mereka tidak menuhankan diri mereka, narnun
mereka mengaku sebagai nabi.
Dalam hadits disabdakan,
, to i
l-.r
.-J ,g c
,. o t,". --- - o I a -' zo,
cJ +-rl-l) OJJla: r>t .- . )a
"-_'urJtrp vF
t_>

,r \ tro t , ta'+ t, o, o ,lt- , o.'.7 o

(4"t'J-":,)
t$ | J_f , Ct
f;l 9.65 , Gy ,t
"Tidak terjadi bari kiamat binga datang dajjal-dajjalpem'
buat kebobongan, sekitar tigapuluh orang, dan semuanya me-
ngaku sebagai utusan Allab."(HR Muttafaq'Alaih)ea
Dalam hadits Anas disabdakan,

o'o. o,o 1,. ..oi . oiotTl- 6 r r.rf


a-)^9 lJ-.1).
'-o Jl
-rJ
n c ,6t\J
rJ .lJ ," -J
!"\;
Jlj c lgl
(!L,;,-) {jK , qt*
eaHadits Muttafaq 'alaih, dari Abu Hurairah, al-Lu'l{ wal-Marjanno.1850
2: SL]NNAH SEBAGAI SIJI\4BER ll-MU PENGETAHUAN 231

"Setiap nabi yang diutus kepada suatu kaum, pasti ia mern-


peringatkan unxatnya akan babaya si'mata satupembuat ke'
bobongan'. IGtabuilab, dia itu picek, sedangkan Rabb kalian
tidak picek. Dan di antara leedua rnatanya tertulis, 'oranq
kafir' "(HR Muttafaq'Alaih)es
Dalam hadits Huzaif ah disabdakan,

J(, 6167c - nri r;1 - Jt1fur !i',;$


'Jt |3 , ii;i -,,ui .' 3)J.;J Li uJt 6'1-
!'\1
4zd

U"ii f6, "rGe( 6;qr$ e_)* *'r;


/at
(4, a4 {3;t
'Sesungubnya Dajjal, -1,ifua ia keluar--ia membaua air
dan api. Yang dilibat oleb manusia sebagai api, sebenarnya
*delah air yang sejwk. Sedangkan apa jang dilibat oleb ma-
nusi.a sebag.ai air sejuk, sebenarnya adalab api yang ?nern,
bakar. Barengsiapa dari kalian yang rnenemuinya, maka
rnasu.klab ke dalam bagian yang terlibat sebagai api, karena
ia sebenarnya adalab air yang sejuh. " (HR Muttafaq 'Alaih;rs

Dalamhadits Mughirah, iaberkatabahwa tidak ada seorang


pun yang bertanya tentang Dajjal seperti yang ia tanyakan. Rasu-
lullah saw. bersabda kepada Mughirah, f v " Apa yang
^t'!ti-
membuahnu gelisah tentang dia?" Mughirah berkata, "Karena
mereka berkata, 'Bersamanya ada gunung roti dan sungai air!"'
Rasulullahbersabda {ruj,r } | k i'yi'rL\"Ialebihhina, dalam

esHadits muttafaq 'alaih, dari An as, al-Lu'lu' wal-Marjan: 1855.


e6Hadits muttafaq 'alaih, dari Huza1;alt,
al-Lu'Iu' wal-Marjan: 1856.
232 SUNNAHIRASUL

pandangan Allah, dari yang demikian iht""e7 Hadits ini me-


nunjukkan bahwa apa yang ia tampakkan hanyalah tipu mus-
lihat saja, bukan hakikat yang sebenarnya.
Banyak hadits yang memperingatkan akan bahaya Dajjal.
Hadits-hadits itu memrnjukkan bahwa ia adalah seorang yang
digunakanAllah SWT untuk menguji hamba-hamba-Nya pada
masa-masa fitnah, untuk mengetahui siapa yang benar-benar
mengikuti Rasul saw. dan siapa yang kemudian berbalik dari
mengikutinya.
Hadits-hadits itu juga menunjukkan bahwa orang yang akan
membebaskan manusia dari kejahatan Dajjal adalah al-Masih Isa
bin Maryam. Menurut hadits-hadits yang shahih, ia akan turun
dari langit untuk membunuh DajjaI dan menghukum dengan
syariat Islam. Kalimat tauhid akan berkembang dan menyebar
pada masanya, hingga ke seluruh penjuru dunia.
Menurut ulama yang ahli,es hadits-hadits ini telah mencapai
derajat mutawatir, dan di dalamnya tidak terdapat sesuatu yang
mustahil secara rasio. Oleh karena itu, kita harus mengimaninya.
Di antara tanda-tanda kiamatyangbesar adalah munculnya
hewan yang dapat berbicara kepada manusia. Di sini, Sunnah
memperkuat apa yang telah disinyalir olehAlQur'an,
"Dan apabilaperkataan telah jatub atas mereka, I(ami ke-
luarkan sejenis binatang melata dari bumi yang akan mens'
atakan kepada mereka babua sesunggubnya manusia dahulu
tidak yakin kepada a?at-ayat Kami. " (an-Naml: 82)

Di antara tanda-tanda kiamat yang lain adalah terbitnya


matahari dari barat. Ini menunjukkan akan terjadinya perubahan
dalam sistem tata surya. Pada saat itu Pintu tobat akan tertutup,

eTHadits muttafaq 'alaih, dari al-Mughiah, al-Lu'lu' wal-Marjan: 1859 .


g8tlama
India, Syeikh Anwar al-Kasymiri, telah mengarang sebuah buku
yang ia beri judul at-Tashrih bi ma Tauatara fi Nuzttl al-Masih. Di dalamnya ia
menyebut empat puluh hadits shahih dan hasan yang bercerita tmtang turunnya
al-Masih itu. Hadits itu bertambah banyak jika ditambah dengan hadits dha'if.
Buku itu telah di-tahqiq dan di-takhrij oleh Syeikh Abdul Fatah Abu Ghadah'
2: SUNNAH SEBAGAT SIJMBE,R ILMIJ PENGIITAHUAN 233

sehingga tidak diterima pengakuan keislaman orang kafir, dan


tidak juga tobat orang yang berlaku dosa. Dalam hadits di-
sabdakan,
a
to o.
,. ot.
, t\a)t
d
e. 4)^-A t) a:J
'u/ . :.>
J - l_> -$r, i:i- Lx-"1j, r 31p
j-. t o--
, ;kJ! o\ -b--a7
-o,
_:,>
,/./t o , )o z
N o C , 2,,
(sL-.rrr; {klr .r u*dJl itlrJ
"Allah SVT mengembangkan'tangan-Nya' pada malam
bari untuk memberi tobat kepada orang yang berbuat dosa
pada siang bari. Dan rnengembangkan 'tangan-Nya'pada rnalam
bari untuk memberikan tobat kepada ora.ngyang berbuat dosa
pada malam hari. (Demikian seterusnya, dan berakbir) hinga
mata bari terbit dari ternpat tenggelamnya. " (HR Muslim)
Tentang hal ini, AlQur'an telah memberi peringatan,
". . . Pada hari datangnya sebagian tanda-tanda Tubanmu
tidaklab berrnanfaat lagi iman seseorang bagi dirinya sendiri
yang belum beriman sebelum itu, atau dia (belum) mengusaba-
kan kebaikan dalam masa imannya.... " (al-An'am: 158)

Jika pintu keimanan dan tobat telah ditutup, maka dunia ini
segera akan hancur; dan manusia akan menghadapi kehidupan
yang lain. Di sana semua manusia membawa amal ibadah yang
dikerjakannya di dunia.
Maka tidak tepat tepat jika hadits tentang "terbitnya matahari
dari tempat tenggelam" nyu ini ditakwilkan dengan akan ber-
kembang dan menyebarnya Islam di Barat, seperti dilakukan
oleh sebagian ikhwan kita, karena ayat ini berbicara tentang akhir
kehidupan dunia, bukan tentang berkernbangnya dakwah.
Bagaimana mungkin dakwah tersebar sementara pintu keirnan-
an dan tobat teiah tertutup, sehingga tidak bermanfaat keimanan
orang yang kafir dan tobat orang yang melakukan dosa.
234 SUNNAH RASUL

Sunnah dan Pengetahuan Manusia


Sepanjang masa, umat Islam selalu memberikan perhatian
terhadap Sunnah Nabi saw., mengingat kedudukannya sebagai
sumber syariat dan hukum yang kedua setelah Al-Qur'an. Ten-
tang ini tidak perlu diragukan serta diperselisihkan lagi. Kami
telah menjaskan kedudukan Sunnah dalam pembentukan syariat.
Telah kami jelaskan mana Sunnah yangberdimensi syariat dan
mana yang tidak berdimensi syariat. Serta mana yang berdimensi
syariat secara umum serta universal dan mana yang tidak seperti
itu.
Meskipun demikian, masih ada sisi lain dari Sunnah yang
harus dijelaskan lebih lanjut. Karena selama ini, sisi itu belum
mendapatkan perhatian yang selayaknya dari para pengkaji serta
para penulis, yaitu tentang Sunnah sebagai surnber ilmu
pengetahuan, di samping fungsinya sebagai sumber syariat.
Pokok pemikirannya adalah: Sunnah --terutama Sunnah
berbentuk verbal (ucapan)- mengandung kabar d.aiinsya (pe-
rintah serta larangan), sama hahrya seperti AlQur'an. Seluruh
ucapan --seperti diungkapkan oleh ahli balaghah dan mnnthiq-
adalah ada yang berbentuk kabar dan ada pula yang berbentuk
insya.
Insya adalah ucapan yang berisi perintah dan larangan serta
sejenisnya. Darinya timbul hukum-hukum yang di atasnya fikih
serta syariat berdiri. Dengan tuntunan fikih dan syariat itu di-
ialankanibadah, muamalah, dan perilaku.
Sedangkan kabar adalah sisi yang lebih luas bagi ilmu
pengetahuan, terutama Sunnah yang tidak bersentuhan dengan
indra dan akal, seperti hakikat wujud, alam gaib, keadaan akhirat,
berita umat yang telah berlalu, tanda-tanda kiamat dan berita-
berita yang akan datang.
Akan tetapi, ini tidakberarfi perintah-perintah dan larangan-
larangan serta tuntunan dan petunjuk Nabi tidak mengandung
ilmu pengetahuan. Tidak begitu. Malah ia dapat menunjukkan
dan mengandung banyak ilmu pengetahuan, kondisi psikologi,
sosial, pendidikan, ekonorni, dan kemanusiaan yang amat pen-
2: SUNNAH SEBAGAI SUI\.{BER ILMU PENGETAHUAN 235

ting. Darinyapanpakar dan spesialis dapatmenemukan per-


bendaharaan ilmu pengetahuan yang hanl'a dapat dinilai oleh
para ahlinya.
Kami hanya berkata, "Kabar adalah pokok pertama dalam
memberikan substansi ilmu pengetahuan, sedangkan pada
bentuk insya, ilmu pengetahuan datang pada sisi sekunder.

Di antara tujuan kami menulis "ensiklopedia hadits" yang


dibantu oleh beberapa organisasi dan yayasan, adalah untuk
mempermudah orang-orang spesialis non-syariat unfuk meng-
ambil kekayaan ilmu pengetahuan yang besar ini, sehingga
mereka dapat menimba ilmu pengetahuan dari sana dan me-
nemukan apa yang sedang mereka cari. Semua orang dapat
menggunakan ensiklopedia itu sesuai dengan spesialisasi dan
kepentingannya. Salah satu fakta psikologis yang telah diakui,
perhatian setiap orang terhadap sesuatu atau makna tertenfu
adalahberbeda. Maka orang yang mempunyai perhatian tertentu
atau seorang spesialis dapat mengkaji bidangnya dengan cermat
dan masuk pada inti yang dalam, yang tidak dapat dilakukan
oleh orang lain.
Contohnya adalah sebagai berikut.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Tirmizi dan
perawi yang lain dari Ibnu'IJmar r.a., di dalamnya Rasulullah
saw. bersabda,

q+';U+v"u:o-, .
/f - | .,, , , 6 o
o.l
!';;t [F
(sLl\ 'ttt1
"Wabai Ibnu 'Umar!.... ambillab dari sebatmu untuk.sahit-
rnu."(ath-Tirmidzi)e

ryHadits ini diriwayatkan oleh Tirmidzi secara marful (no. 2334), dan diri-
wayatkan oleh Bukhari secara mauquf pada Ibnu Umar.
236 SIJNNAH RASUL

Orang-orang biasanya hanya dapat memahami hadits itu


dengan mengisi waktu sehat sebanyak mungkin dengan amal
ibadah, sehingga ia tidak khawafir bila suatu hari ia diserang
penyakit sedangkan ia belum sempat melakukan kebaikan, se-
hingga ia merasakan penyesalan yang besa4 sedangkan penye-
salan saat itu tidak berguna lagi. Pengertian seperti ini, tanpa
diragukan lagi, tentu saja benar.
Akan tetapi, seorang ahli kedokteranlm menangkap makna
lain dari hadits itu, kemudian ia memfokuskan perhatiannya
pada sisi itu. Yaitu, seharusnya dalam diri setiap orang yang
sehat memiliki persiapan tertentu dalam kesehatanny a y ang ia
bangun dan jaga sepanjangwaktu, sehingga ia dapatmengguna-
kannya ketika mendapati penyakit, yang semua orang pasti akan
mengalaminya.

Maka, sebagaimana halnya manusia menyimpan bahan


makanan untuk dipergunakan ketika dibutuhkan, dernikian pula
dengan kesehatan. Hendaknya ia mempersiapkan kesehatan
untuk menghadapi penyakit yang mungkin akan menimpanya.
Persiapan kesehatan adalah dengan menjaga fisik, yaitu
dengan membiasakan diri hidup sehat, berolah raga, melakukan
gerak, tidak telat tidur malam, tidak terlalu lama menahan lapar,
serta tidak bekerja terlalu keras; dan ia membiasakan hidup
teratur dan seimbang daiam hal makan, minum, serta meng-
konsumsi yang diperbolehkan. Juga menjauhi semua yang
haram serta semua yang membahayakan dan merusak"
Ini adalah persiapan kesehatan yang dapat dipergunakan
oleh seorang muslim ketika ia membutuhkannya. Karena ia
mempersiapkan tubuhnya untuk menghadapi sakit yang akan
menimpanya, maka tubuh itu akan memberikan hasil kepada-
nya. Karena ia menjaganya, maka ia terjaga. Sedangkan jika ia
menyia-nyiakannya, tentu ia akan tersia-siakan.

lmYaitu Prof. Dr. Haitsam Khayyath, seperti disampaikan dalam ceramalurya


diAmman.
u: SL.JNNAH SITBAGAI Stll'lLbR ILMLi PENGETAHTJAN 237

Sebenamya, orang yang memPunyai Perhatian terhadap


kesehatan dan kedokteran, akan merasakan kegembiraan yang
besar ketika mendapati banyak hadits yang memberikan banyak
informasi daiam bidang yang amat penting ini.
Yang saya maksudkan dengan hadits-hadits kesehatan itu
bukanlah hadits-hadits yang memberikan "resep" obat atau
makanan tertenhr, yang biasanya d.iberikan oleh Rasulullah saw.
dari hasil pengalaman pribadi beliau atau kadisi masyarakat saat
ifu, karena biasanya hanya cocok bagi zanr:ratr, tempat dan ma-
nusia pada saat itu, seperti telah saya jelaskan sebelumnya.

Akan tetapi, yang saya maksudkan adalah hadits-hadits yang


memberikan tuntunan kepada manusia untuk menjaga fisik dan
kesehatannya, serta menjaga fisiknya dari sebab-sebab yang
dapat membuatnya sakit- Juga memberikanhak fisiknya untuk
beristirahat jika lelah, agar berobat jika saki! dan agar makan jika
merasa lapar. Dalam bidang ini Sunnah --setelah AlQur'an--
mempunyai banyak tunfunan.
Pembicaraan dalama bidang ini akan paniang.Akan tetapi,
di sini, saya akan membatasi dengan mengkaji Sunnah sebagai
sumber ilmu pengetahun dalam tiga bidang, yaitu:
1. Sunnah dan pendidikan'
2. Sunnah dan kesehatan; serta
3. Sunnah dan ekonomi.

Sunnah dan Pendidikan


Tentang topik ilmu, belajar dan mengajar dalam Sunnah yang
suci, atau berdasarkan hadits-hadits yang shahih ataupun hasan,
yang berbicara tentang ihr, telah saya kaji dalam bukuar-Rnsul
waI-IJmu. Saya mendapati bagaimana Rasulullah saw. y ang ummi
'tidak dapat membaca dan ntenulis' memberikan perhatian yang
besar terhadap ilmu pengetahuan. Serta bagaimana beliau
memuji para ahli ilmupengetahuandan memberikan tuntunan
nonna-nonna yang harus diikuti oleh para ulama dan mengem-
ban amanah ilmiah mereka. Juga bagaimana Sunnah telah
234 SI-INNAH RASUL

memberikan kaidah-kaidah dan nilai-nilai pendidikan, yang


banyak orang menduga:hingga umat Islam sendiri-- bahwa
kaidah itu adalah hasil dari pemikiran zaman modern serta ilmu
yang hanya diketahui oleh orang Barat.
Bacalah judul-judul di bawah ini, niscaya Anda akan mem-
benarkan apa yang saya katakan:
- Belajar dan Etikanya
- Apu yang harus Dipelajari oleh setiap Muslirn
- Meluruskan Niat dalamMencari Ilmu Pengetahuan
- Belajar secara Terus Menerus
- Sabar dalam Menanggung Beratnya Belajar
- Penghormatan Murid terhadap Guru adalah dengan Melon-
tarkan Pertanyaan yang Baik
- Perhatian Masyarakat terhadap Pengajar dan Penghargaan
Mereka terhadapnya
- Masyarakat Bekerja Sama dalam Mengajarkan Anak-anak
Mereka
- Menyambut Murid dan Bermuka Manis Dengannya
- Bersikap Iembut dan Sayang Kepada Murid
- Balasan Orang yang Berbuat Baik dan PujianAtasnya
- 'Bersikap Lembut terhadap Orang yang Salah
- Mengajar secara Berangsur-angsur dan Memberikan
Kemudahan, tidak Mencari Kesulitan
- Memperhatikan Perbedaan Individual Murid
- Bersikap Moderat dan tidak Membuat Bosan
- MenggunakanKesempatandalamBekerja untukMemberi-
kan Tuntunan Pendidikan dan Akhlak
- MenggunakanAlat-alatTertentu
- MemilihCaraTerbaik (seperti memberi persarnaan, perum-
pamaan, dan menggunakan cerita)
- Menarik Perhatian dengan Melontarkan Pertanyaan dan
Berdialog.

Di bawah setiap judul tersebut terdapat tuntunan Nabi, pe-


tunjuk pendidikan, dan unsur-unsur pengajaran. Lri tenl'ujud-
2: SLJNNAH SEUAGAI StJN{[}ER lLlvttl PENGETAHIJ.{N 239

kan dalam hadits-hadits verbal, Sunnah praktikal, dan pengaku-


an yang memberikan deskripsi yang jelas akan sikap dan kaidah
Nabi saw. dalam bidang pendidikan.l0l
Telahbanyak dilakukan kajian yang lebih khusus serta lebih
luas untuk menjelaskan sisi pendidikan dalam Sunnah Muham-
mad saw..1oz
Maka siapa yang mengkhususkan diri untuk meneliti Sun-
nah-sunnah itu niscaya ia akan mendapatkan perbendaharaan
yang tak ternilai dalambidang ini.

Memperhatikan Perbedaan Individual Peserta Didik


Dalamhal ini, kami akan membatasi diri dengan memberi-
kan keterangan tentang salah satu dasar atau konsep dari dasar-
dasar pendidikan, serta nilai orisinalitas ajaran yang dibawa oleh
Sunnah Nabi saw., yaitu tentang memperhatikan perbedaan antara
manusia,baik dari segi individu4l, iingkungan, maupun jenis.
Tidak semua yang cocok bagi seseorang, cocok juga bagi yang
lain; tidak semua yang cocok bagi suatu lingkungan, cocok juga
bagi lingkungan yang lain; dan tidak semua yang cocok bagi
suatu kelompok masyarakat, cocok juga bagi kelompok atau jenis
masyarakat yang lain. juga tidak semua yang cocok bagi suatii
rrtasa, cocok puta bagi masa yang lain.
Pendidik yang berhasil adalah yang memberikan ilmu yang
cocok dan berguna bagi setiap manusia, baik pribadi maupun
kelompok masyarakat, dengan kadar yang dibutuhkan dan
cocok baginya, serta dalam zamanyang membutuhkannya.
Pengajar manusia yang pertama --Rasuhrllah saw.-- sangat
memperhatikan segi ini, secara teoretis maupun praktikal.
Di antara dalildalil yang menunjukkan perhatian beliau atas
perbedaan-perbedaan individual itu, serta tindakan beliau secara
langsung dengan melihat perbedaan itu, ada beberapa macam.

l0rl-ihat buku kami: ar-Rasui wal-Ilmu,hal.85-154, ar-Risalal-r, Beimt dan Dar


Shahwah, Kairo.
l02Seperti buku an-Nahju Nabawi Tarbiyah, Darul Wafa, Mesir.
fi
24O STJNNAH RASIJL

1. Perbedaan pesan dan nasihat beliau bagi setiap orang sesuai


dengan perbedaan orang yang meminta pesan atau nasihat
itu.
2. Perbedaan jawaban dan fatwa beliau terhadap pertanyaan
yang sama yang dilontarkan oleh orang yangberbeda.
3. Perbedaan persetujuan dan perlakuan beliau sesuai dengan
perbedaan individu yang beliau hadapi.
4. Penerimaan dan persetujuan beliau akan suatu sikap dan
perilaku dari beberapa oran& sementara sikap dan perilaku
yang sama tidak beliau setujui dari orang yang lain,
mengingat perbedaan situasi dan kondisi.

1. Perbedaan Pesan dan Nasihot Nabisau. Sesusi dmgan Orang


yang Meminto Nasihat
Pada bagian pertama ini kita mendapati banyak orang yang
berbeda yang meminta wasiat dan nasihat kepada Rasululiah
saw.. Adayang secara mutlak dan adayangseczra terikat yaitu
apa yang dapat mendekatkan mereka ke surga dan menjauhkan
mereka dari neraka. Atau redaksi-redaksi yang umum seperti itu.
Kemudian Rasulullah saw. menasihati dan mewasiati mereka
dengan nasihat yang berbeda-beda.
Untuk sebagian mereka, Rasulullah saw. menasihati,

eit ,;tbt et , r& y,!f v; ll' .ri;F


{C")tV'r 'ak'1r
"Sembablab Allah dan jangan sekutukan Dia dengan apa
pun. Dirikanlab shalat, keluarkan zakat, dan sambunglab tali
silaturabmi."
Untuk sebagian yang lain, Rasulullah saw. menasihati,
2: St,ririrr*AH SL'BAGAI Sl-ji'lBIiR tL[4tJ PENGETAHIJAN 241

4** ../lrJl ,i.V'J


"Tahutlab ke1>ada Allab di manapun engkau berada' Ikuti-
lab kesalaban oleh kebaikan, nLscaya ia akan mengbapus ke-
salaban itu, dan pergaulilab manusia dengan akblah yang
baik."
Bagi yang lain, Rasulullah saw. menasihati,

{1g-,' .t+u.-r3;p
"Katakanlab, 'Aku beriman kepada Allah,'kemudian isti-
qarnablab."
Bagi yang lairu Rasulullah saw. menasihat {;:;: l}'langan-
lah engkau marah." Beliau tidak menambah nasihatnya.
Demikianlah, Rasulullah saw. memperhatikan kondisi orang
yang meminta nasihat dan memberikan nasihat yang paling
dibutuhkan oleh masing-masing orang itu- Sikap Rasulullah saw.
terhadap orang-orang yang bertanya adalah seperti sikap
seor.rng dokter kepada pasiennya dan memberikan obat yang
sesuai dengannya.

2. PertedaonJouoban Nobi saw. atns Perfunyaon gang Samo


Padabagian kedua, kita mendapati Rasulullah saw. ditanya,
"Apa amal perbuatan yang paling afdhal?" Atau "Islam yang
bafaimana yang palingutarna?" Maka kita mendapati beliau
meniawab pertanyaan seseorang dengan jawaban yang berbeda
dengan jawaban kepada orang lain.
Dari AHullah bin Mas'ud, ia bertanya kepada Rasulullah
saw., "Amal perbuatan apa yang paling disenangi Allah SWT?"
pada waktu-
Rasulullah saw. menjawab {(+i *i; i>i!$"Snalat
nya." Iakembali bertanya, "Kemudian apa? " Beliau menjawab,
-Berbakti kepada dua orang tua." Kembali ia ber-
4i-illS,;b
242 SIJNNAH RASI;L

tanya, "Kemudian apa?" Beliau menjawab, d"i,rr. 9- 9-,3C^jr& ;


"Jihad di jalan Allah./io3
Seorang laki{aki dari Khats'amberkata bahwa ia menjumpai
Rasulullah saw. saat beliau sedang bersama beberapa orang
sahabat beliau. Dia bertanya, "Apakah engkau yang mengaku
sebagai utusanAllahswT?- Beliaumenjawab, q-;p "Va." Oia
kembali bertanya, "Wahai Rasulullah saw., amal perbuatan
apakah yang paling disenangi Allah SWT?" Beliau menjawab,
,{ll, u 3+) h "Beriman kepada Allah SWT." Dia kembali ber-
tanya, "Tun-utRasulullah saw., kemudian apa?" Beliau men-
jawab, tr-l' dr-F "Menyambung silaturahmi." Dia kembali
t"Wuhui
bertanya, Rasulullah saw., kemudian apa?" Beliau
menjawab, {5,:i, .' ,:Ct s :'i,.*:u ';! AF "Kemudian amar
ma'ruf (mengalak kepada kebaikan) dan nahi munkar (mencegah
kemungkaran)."tou

Perbedaan jawaban Rasulullah saw. atas pertanyaan yang


serupa menunjukkan bahwa Rasulullah saw. dalam menjawab
pertanyaan selalu memperhatikan keadaan orang yang bertanya.
Jawaban beliau disesuaikan dengan masing-masing individu
yang mempunyai kecenderungan berbeda.
Ketika seorang wanita bertanya kepada Rasulullah saw
tg, 'lOi "Sy
tentang jihad bagi wanita, beliau menjawab, ,
r{)";; i; "Kuliun mempunyai medan jihad vang paling utama,
yaiiu haji yang mabrur.'105
Dalam shahih Bukhari dari Abi Musa, mereka bertanya,
"Wahai Rasulullah saw., Islam yang bagaimanakah yang paling

' l03gu6i1r diriwayatkarr oleh al-Bukhari dan Muslim, seperti terdapat dalam
nt'Ttrghib un Tariiib, hadits no. 3582.
Itullu4iir dirin'ayatkan oleh Bukhari.
lo5Hadits ini diriwavatkan oleh Bukhari dalam Kitab a!/nun dari kitab Shahih
[Jukharinva.
2: ST]NNAH SEBAGAI SLJI\4T]T'R ILI\ttj PE,NGETAHII.\N 243

utama?" Beliau meniawab, {:*-': r{s.L, d- :;F "Yaitu


!*r,
orang yang tidak melukai kaum muslimin dengan lidah dan
tangannya."
Dalam sahih Bukhari pula, dari Abdullah bin'IJmar, seorang
laki-laki bertanya kepada Nabi saw., "Islam yang bagaimanakah
yang paling balk?" Beliau menjawab, ,
i>U-lr 'f;t', , i';u, ',iy
\/
mengucapkan salam kepada orang yang engkau kenal dan yang
tidak engkau kenal."1o6

Pertanyaan pertanyaan itu sama dengan pertanyaan yang


pertama, meskipun dengan redaksiberbeda. Akan tetapi, jawab-
an dari pertanyaan-pertanyaan itu tidak sama. Hal itu, seperti
telah saya katakan, karena Rasulullah saw. memPerhatikan
perbedaan kondisi orang yang bertanya atau yang mendengar.
Maka jawaban dari pertanyaan yang pertama ditujukan kepada
orang yang dikhawatirkan darinya sikap melukai orang lain
dengan tangan dan lidahnya. Baginya disarankan untuk tidak
melukai orang lain. Sedangkan pada yang kedua, diharapkan
darinya memberikan manfaat kepada orang banyak, baik dengan
perbuatan maupun perkataannya. Maka beliau menyarankan
kepadanya untuk rr.elikukan dua hal itu (memberi makan orang
dan mengucapkan salam). Dua hal itu khusus disebut baginya
mengingat adanya kebutuhan yang mendesak terhadap dua hal
itu pada masa itu, karena masyarakat sedang berada dalam
kesulitan dan kemiskinary dan juga untuk mempererat ikatan
batin di antara mereka.loT
Yang lebih jelas dari contoh tersebut adalah perbedaan jawab-
an Rasulullah saw. terhadap pertanyaan dan masalah yang sama,
di tempat yang sama pula. ImamAhmad meriwayatkan dalam

lffiHadits ini dirirvayatkan oleh Bukhari dalam Kitab al-Iman


wFathul Bari, juz t hal. 62
244 SL]NNAH RAST]L

l<tab Musnad-nya dari hadits Abdullah bin 'Amru bin'Aslu ia


berkata bahwa ketika ia bersama Nabi saw., datang seorang
pemuda dan berkata, "Wahai Rasulullah saw., bolehkah saya
mencium (istri saya) dalam keadaan puasa?" Beliau menjawab,
I 'ndak boleh." Kemudian datang seorang tua dan bertanya,
"Wahai Rasulullah saw., bolehkah saya mencium (istri saya) dan
saya dalam keadaan puasa?" Beliau menjawab, ," "Boleh."
Maka kedua orangyangbertanyaitu (pemuda dansitua) saling
pandang satu sama lain (dengan heran). Melihat itu, Rasuiullah
saw. menjelaskary

{i*.iitL '*,trr'r: Fi v''F


"Aku memab ami mengapa kalian saling pandang-rnem an'
dang. Karena orang yang sudab tua dapat rnenguasai nafsu-
nya."108

Ini adalah salah satu dalil-dalil syariat yang ditetapkan oleh


para ulama, yaitu berubahnya fatwa karena perubahan kondisi.

3. Perbedaan Sihap don Perilohu


Pada bagian ketiga, kita mendapati Rasulullah saw mem-
perlakukan orang-orang Arab yang datang dari dusun tidak sama
dengan perlakuan beliau terhadap sahabat-sahabat beliau yang
dididik oleh Rasulullah saw. di Madinah. Beliau memaafkan
beberapa tindakan tertentu kepada mereka itu, tetapi tidak beliau
lakukan kepa-da mereka yang berada di Madinah. Beliau iuga
berusaha berbaik-baik terhadap orang-orang yang masuk Islam,
karena daerhhnya dikalahkan oleh pasukan Islam, dan kepada
kepala-kepala suku (dengan memberikan sebagian zakat kepada

l0sHadits 7054, juz 12. SyeikhAhmad Syakir berkata bahwa sanadnya shahih,
rneskipun dalam sanad itr,r terdapat Ibnu l,ahi'ah. Syeikh Syakir menghukumkarr
ke-fsiqaf-annya, dan ia memberikan penguat dengan hadits Abi Hurairah yang
terdapat dalam sturan Abi Darvud, dengan makera yang sama.
2: SLjNNAH SEBAGAI StJl\'lLhR ILI\'I(J PENGII-|AHIJAN 245

mereka). Sedangkan hal itu tidak beliau lakukan kepada sahabat


Muhajirin dan Anshar. Beliau juga memperlakukan sahabat-
beliau sesuai dengan kedudukan dan perangai masing-
sal"rabat
masing. Misalnya, beliau menutup kedua paha atau betis dan 1e-
rapikJnbalubeliau ketika Utsman datang. Akan tetapr, itu tidak
bilau lakukan terhadap Abu Bakar dan'IJmar. Hal itu beliau
lakukan karena menjaga perasaan malu Utsman. Beliau bersabda,
{"<ti L n.'- r',t J- :ri} "Apakah aku tidak merasa
"4i
malu terhadup orur,g yurrg terhadapnya malaikat merasa malu?"
Menyaksikan hal itu, 'Aisyah bertanya, "Wahai Rasulullah saw',
mengapa baginda tidak terkeiut (dengan merapikan baju beliau)
ketiki menerima Abu Bakar, seperti baginda bersikap bersama
lJtsman?" Beliau bersabda,
/O/ ,c
l t ) o. , J o t 9. t,t z . .ot ,.\
dJ taJ)l
--l
,-ti C-";> ?IJ.t.
.
r> [.>,.;LJe
, (>- t ..ll&
'o- l) '/
J ..t o
',*,&
o :
(rL"r-:.,) 4*G e \:'-Jl Lil*,'' )i :JGJI
"(Jtsrnan adalah orang yang arnat pemdlu, dan aku takut
jika aku izinkan dia untuk masuk hepadaku dalam keadaan
'seperti
itu (tidak rapi), maka ia tidak^jadi menyampaikan mak-
too
tidry a kep ad aku. " (HR Muslim)
Jika beliau mendapat tamu seorang seorang tokoh suatu
suku, maka beliau akan inenghormatinya' Jika beliau
men gha dap i orang yang bodoh atau jahat, maka beliau berusaha
"berbaik-baik" kepad any a, dengan senyuman atau berbicara
yang baik -tanpa berdusta atau memuji tanpa kebenaran-- untuk
menarik hatinya, dan menghindarkan diri dari kejahatannya'
Beliau memberitahukan kepada Mu'adz beberapa kabar
gembira tentang orang yang mati dalam keadaan bertauhid.

i@Hadits diriwayatkan oleh Muslim dari Sa'id bin Ash bahwa 'Aisyah dal
{.Itsman meriwayatkan hadits kepadanya...., hadits. No. 2402.
2+(J SI.'NNAH H,\SI. IL

Akan tetapi, itu tidak beliau lakukan kepada seluruh manusia,


karena takut mereka akan malas beramal.llo

4, Perbedoon Perintah dan Ifugos


Bagian keempat, kita mendapati Rasulullah saw. mem-
berikan tugas kepada setiap manusia sesuai dengan kemamPuan
dan kondisinya.
Dalam peristiwa seperti hijrah ke Madinah dan ketika ber-
sembunyi di gua Hira, kita mendapati Nabi saw. menugaskan
beberapa orang dengan beberapa tugas yang berbeda. Semuanya
mengerjakan tugas yang sesuai dengan kemampuan masing-
rnasing. Abu Bakar r.a. ditugaskan untuk menemani beliau
setelah sebelumnya ditugaskan untuk menyiapkan kendaraan.
Ali r.a. ditugaskan untuk berdiam di rumah Nabi saw., untuk
menjaga jika ada suatu bahaya. Asma binti Abu Bakar ditugaskan
sesuai dengan kemampuannya, yailt menyiapkan makanan
serta membawa berita ke gua. Abdullah bin Abu Bakar serta Amir
bin Fahirah, keduanya mendapat tugas tersendiri. Demikian juga
kita dapati Nabi saw. menugaskan Khalid bin Walid dan Amru
bin'Ash unhrk memimpin beberapa pasukan dalam peperangan.
Sedangkan Hassan bin Tsabit ditugaskan untuk menangkis dan
membela beliau dari serangan syair-syair penyair Quraisy de-
ngan senjata syairnya, YmB menjadi senjata yang lebih taiam
menembus musuh daripada senjata lainnya. Sedangkan Abu
Dzar tidak diizinkan untuk melakukannya karena beliau menge-
tahui perangai Abu Dzar yang tegas dan keras.

5. Beliau Menerimo Sikap dari Sebagian Orong, Tetapi


Tidak Menerima Sikap Itu dori Orang Lain
Pada bagian kelima, kita mendapati Rasulullah saw. menerima
pengurangan beban dari beberapa suku Arab, sehingga dari
*ereka ada yang berkata, "Demi Allah, aku tidak akan menambah

uOsahih Blrkhari, bab "Man Khassha bil-Ilmi Qauman", Iihat: Fathul Bnri 1uz
I hal.226.
2: SUNNAH Sb,tsAGAI SIJN,IBE,R lLl\,Itl PENGE-TAHIJAN 247

dari ini serta tidak menguranginya." Mendengar itu Rasulullah


saw. bersabda, *{j-r2 bt C-i&'tu akan selamat jika benar-benar
memegang perkataannya itu." Dalam safu hadits beliau bersabda,

) o e- a o J 6

Jl ,h it ;r iF
a t. .t. . t, ro f o ,t .
**. i-:all
-
-["! .rl J*;
#t-1"
\
Jt
L>.
"Barang.siap(t yang senang untuk melibat .salah seorang
pengbuni surga, maka libatlab dia ini."

Akan tetapi, beliau tidak mengatakan itu kepada orang lain,


dari sahabat-sahabat muhajirin maupun anshar.
Ini adalah sikap pendidik yangbenar dan guru yang mum-
puni, yaitu memperhatikan situasi mereka, kemampuan umum
dan khusus mereka, serta kondisi masing-masing kelompok atau
bahkan individu, untuk kemudian memberikan tuntunan dan
pengajaran yang tepat bagi masing-masing. Maka beliau tidak
berbicara kepada anak kecil seperti beliau berbicara kepada or-
ang dewasa. Juga tidak berbicara kepada gadis seperti beliau
berbicara kepada seorang pemuda. Tidak memberikan ilmu
kepada orang awarn yang seharusnya diberikan kepada orang
khusus. Tidak memberikan tugas kepada orang yang pintar
seperti tugas bagi orang yang bodoh. Dan tidak memerintahkan
suatu perintah kepada orang dusun seperti perintah kepada or-
ang kota. Bahkan beliau memberikan pengajaran kepada semua
orang yang belajar sesuai dengan potensi dan kemampuannya.
Suatu kelemahan -bahkan dosa- jika seorang pengajar mem-
berikan semua yang ia tahu kepada setiap orang yang ia temui,
tanpa membedakan antara orang yang paham dan orang yang
tidak memahaminya dan antara orang yang dapat memanfaat-
kan apa yang ia dengar dan orang yang justru menjadi makin me-
nyimpang dengan ilmunya itu.
Rasulullah saw. bersabda,
248 SI.JNNAH R,\STJL

{ii,;
(d-
'Jt" t:,^l-'ti t ;r J rtu,rF
"l-';)
"Cuhuplab bagi seseorang untuh berbobong dengan me'
ngatakan semua apa yang ia dengar. "(HR Muslim)111
Inilah yang diperingatkan oleh para ulama sahabat r.a-'
A1i r.a. berkata,

\.,'.oztol., t ,o t; t o-., . .t,. iz.x


itt i ,-r-t5." Jl ,J raTil c jf A L"l ,-*LJl li'r-f
tlot "
(t'';l*J! ol1,y a)3-'_21

"Berbicaralab kepada manusia sesuai dengan apa J;anq


mereka hetabui Maka apakab engkau ingin manusia mem'
bohongi Allah dan rasul-Nya?"(HR Bukhari)112
Ibnu Mas'ud berkata,
t t I .lJz z I
-:-:le/ ,-\
It ' r*i)ts i-$ V S+- i"t" -y
=:tJ^+
bt{
'Jika engkau berbicara kepada suatu kaum akan pembi'
caraan ycaTg tidak dapat mereka pabami, niscaya akan men'
jadifitnab 6agi sebagian mereka "(HR Muslim)113

rllHadits diriwayatkan oleh Muslim dari Abi Hurairah, Shahih lanti' Slugir,
no.4482.
il2Hadits di.i*'ayatkan oleh al-Bukhari dalan Shahihlya secaramauqtrf,kilab
al-Ihntt bab "Man Khassha bil-Ilmi Qaurnan Dtura Qaurnin Karahata aila
Yafl-ramu".
i r3Hadits d irirvayatkan oleh N'luslim, F athul B nr i, itrz 1 : 225.
2: SI.JNNAH Sb,BAGAI STJN{Bb,R ILMU PH,NGETAHUAN 249

Ini bukanlah bagian dari menyembunyikan ilmu pengeta-


huan, tetapi strategi dalam memberikan ilmu pengbtahuan
kepada orang yang tepat dan pantas. Setiap pembicaraan ada
tempatnya, dan setiap ilmu pengetahuan ada ahlinya. Di antara
hikmah adalah,'Janganlah engkau memberikan hikmah kepada
bukan atrlinya, niscaya engkau menzalimi hikmah itu, dan jangar,
pula engkau menahan hjkmah itu kepada ahlinya, karena niscaya
kalian menzalimi mereka.

Al-Ghazali berkata dalam kitabnya, Ihya Ulumuddin,bahw, a


di antara tugas pendidik adalah memberikan ilmu kepada murid-
nya sesuai dengan kadar pemahamannya.Juga tidak memberi-
kan kepadanya apa yang tidak dapat dicapai oleh akalnya se-
hingga tidak membuatnya lari, atau membuat kecewa akalnya.
Irri sesuai dengansuri teladan Rasulullah saw., yaitubeliau tidak
mengungkapkan suatu hakikat kepada seseorang kecuali jika
beliau mengetahui bahwa orang itu dapat memahaminya. Ali r.a.
berkata --sambil menunjuk ke dadanya--, "Di dalamnya terdapat
banyak ilmu. Oh, seandainya aku menemukan orang yang dapat
memahaminya!" Maka hendaknya seorang yang berilmu tidak
membeberkan semua yang ia tahu kepada semua orang. Jika
murid memahaminya, namun ia tidak memanfaatkannya,lalu
bagaimana jika muridnya itu tidak memahaminya sama sekali?
Oleh karena itu, dikatakan, "IJkurlah bagr semua orang sesuai
dengan ukuran akalnya, dan timbanglah sesuai dengan pema-
hamannya, hingga engkau dapat menyampaikan ilmu kepada-
nya, dan ia dapat mengambil manfaat dari kalian. Jika tidak,
maka akan terjadi pengingkaran, karena berbedanya ukuran."
Allah SWT berfirman, l$i:it;t&i\3"r,ij "Dan jangantah
kamu serahkan kepada orang-orang yang belum sempuma akal-
nya, harta (mereka yang ada dalam kekuasaanmu)...." (an-Nisa':
5) Ayat ini sebagai peringatan bahwa menyirnpan ilmu yang
dapat merusak dan membahayakan bagi orang yang diberi ada-
lah lebih utama. Kezaliman memberikan sesuatu kepada orang
25O SIJNNAH RAST.;L

yang tidak berhak dengan kezaliman menahannya kepada orang


yang berhak adalah sama.
Al-Ghazali berkata, "Seorang murid yang kurang daya tang-
kapnya hendaklah diberikan penjelasan yang sesuai dengan ke-
mampuannya. Jtga hendaknya tidak disebutkan kepadanya
bahwa di samping apayangia tahu itu ada pengetahuan yang
lebih dalam dan sang guru menyimpannya darinya. Hal itu akan
membuairya tidak bersemangat dalam mencari yang lebih
dalam, danmenggelisahkanhatinya, serta menuduh sang guru
pelit terhad apnya, karena semua orang menyangka bahwa diri-
nya sanggup untuk memaharni semua ilmu yang pelik. Bahkan
sebaiknya, sang guru tidak berbicara kepada orang awam ten-
iang hakikat-hakikat ilmu yang pelik-pelik. Cukup baginya di-
ajarkan tentang ibadah dan tentang kesungguhan daiam mengerja-
kan tugasnya sehari-hari. Serta mengisi hatinya dengan ke-
inginan yang kuat untuk masuk surga dan ketakutan akan siksa
neraka, seperti dijelaskan oleh Ai-Qur'an. Juga hendaklah tidak
ditimbulkan keraguan kepada mereka, karena jika keraguan
telah melekat di dada, maka akan sulit menghilangkannya, se'
hingga ia menderita dan binasa."11a

Pendidikan tentang Lingkungan


Di antara jenis pendidikan yang paling baru dan amat penting
adalah pendidikan tentang lingkungan hidup, atau pendidikan
yang berkaitan dengan pengetahuan tentang lingkungan hidup
yang berada di sekitar manusia, serta menjaganya dari apa yang
dapat menghancurkan, mencemarkan, atau merusaknya.

Perhatian Al-Qur'an terhadap Linglcun$an Hidup


Al-Qur'an dan Sunnah memberikan perhatian yang besar
terhadap lingkungan hiduP.
Ketika Al-Qur'an berbicara dalam surah al-Ghasyiy ah: 17,
.Se+)tJftl$.1l;l "Maka apakah mereka tidak memper-
tlalhya LJlumuddin, jtrz 1 / 57, fi , Darul-Ma'rifah, Beintt
2: STJNNAH SIIBAGAI SIjMBER lLivlu PT]NGETAHUAN 251

hatikan bagaimana unta diciptakan," disebutkan unta, bukan


hewan lainnya. Ini ditujukan untuk menarik perhatian akan
hewan yang unik ini, untuk dipikirkan pembentukan, susunan/
keunikan, dan manfaakrya karena hewan ini adalah hewan yang
paling dekat dan akrab dengan bangsa Arab, tempat Al-Qur'an
itu diturunkan.
Pembicaraan AlQur'an yang bemlang-ulang tentang hewan
unta, sapi, dan domba, bukan hewan lainnya yang terdapat di
tempat lain, ditujukan untuk menarikan perhatian orang yang
mendengar AlQur'an akan unsur hewani dalam lingkungan
hidup, agar merekarnemanfaatkannya dan bersyrkur kepada
Allah SWT atas nikrtat-Nya. Dari hewan itu mereka dapat me-
minurnsusunya.
"... stLsuyang bersib antara tabi dan darab, yang mudah
ditelan bagi orang-orang yang meminumnya. " (an-Nahl: 66)
Juga dapat menikmati ketika memandangnya pulang dan
per81.

Dan hamu memperolab pandanganyang indah padanya,


"
ketiba kamu membawanya kembali ke kandang dan ketiha
kamu rtelepaskannya ke ternpat peng{4embalaan. " (an-Nahl: 5)
Demikian juga pembicaraanAlQur'an tentang lebah: sarang-
nya, jenisnya, serta manfaatnya sebagai sumber protein yang
besar dan sebagai obat yang mujarab dalam sebuah surat yang
dinamai sama dengan namanya (nn-N ahl'lebah').
Juga pembicaraan tentang kurma, angguf, dan tanaman yang
berageLm rasanya, serta zaitun dan delima, baik yang sama mau-
pun yang berbeda bentuknya. Di sini, Al-Qur'an mehunjukkan
akan dua hal penting.
1. Menikmati keindahan yang terdapat di dalamnya.

,V_r:;Tqur#Jyi;F:i
"... Perbatikanlab buabnya di uaktupobonnya berbuab,
252 SI.INNAH RASUL

dan (perbatikan pulalab) kematangannya.. .." (al-An'am:


ee)
2. Memanfaatkan unsur materialnya sambil menunaikan hak
Allah SWT yang terdapat di dalamnya.
'b t-/. '/// o)}
/n/ ttl. i2l////'.</'
t 2'5a-\;f" 4
, tu-p>-
-t S .--31 | :\z9t -3 ;alj'
ao-t
) 1.
l;';o,,:J\1
"... Makanlab dari buabnya (yang bermacam-macam
itu) bila clia berbuab, dan tunaikanlah haknya di hari me-
metik basilnya (dengan dikeluarkan zakatnya); dan jangan-
lab kamu berlebib-lebihan.... " (al-An'am: 141)
Di dalamAl-Qur'an telah diulang-ulang tentang kerusakan
di muka bumi setelah Allah SWT menjadikannya siap dimanfaat-
kan oleh manusia yang mengemban amanah kekhalifahan di
mtika bumi. Allah SWT menegaskan bahwa Dia tidak menyukai
kerusakan dan orang yangmelakukan kerusakan. Perusakan itu
termasuk perusakan lingkungan, pencemaran, serta memper-
lakukan alam dengan tidak semestinya. Itu semua merupakan
perilaku yang menunjukkan kekufuran atas nikmatAllah, yang
akan mengundang balasan dari Allah SWT. Allah SWT telah me-
ngancam para pelakunya dengan menurunkan azab yang pedih,
seperti yang telah menimpa bangsa 'Aad dan Tsamud, serta
bangsa-bangsa setelah mereka.
"Yang berbuat sewenang-uenang dalam negeri, lalu
mereka berbuat banyak kerusakan dalam negeri itu. Karena
itu, Tuban-mu menimpakan kepada mereka cemeti azab. Sesung-
gub ny a Tub a n m u be n ar - b e n ar m e ngau a.sl. " (al-Fa j r : 1'L-14)

Di antara azab itu adalah hukuman yang diturunkan kepada


bangsa Saba', yaitu suatu bangsa yang tidakmenunaikankebaikan
yang semestinya terhad ap nikmat yang Allah SWT anugerahkan
kepada mereka, yaitu dengan memberikan mereka tanah yang
2: STJNNAH Sh,tl.{GAl Stl[,lB[aR lLN,ltJ PHNGETAHUAN 253

subur, afu yang tawar, serta kebun-kebun yang lebat berbuah.


Akan tetapi, mereka kemudian melupakan sumber semua kenik-
matan itu. Allah SWT befirman,
"Sesunggubnya bagi kaum Saba' ada tanda (kekudsaan
Tuban) di tempat kediaman mereka, yaitu dua buab kebun di
sebelah kanan dan di sebelab kiri. (Ikpada mereka dikatakan)
'M a k anl a b o le b m u d ari reze ki y ang ( dian uge r ah le an) Tub anm u

dan bersyukurlab kamu kepada-Nya (Negerimu) adalab negeri


yang baik, dan (Tu.hanmu) adalab Tuhan Yang Maba Feng-
ampun.'Akan tetapi, mereka berpaling. Maka ltumi datangkan
kepada mereka banjir yang besar dan l(ami ganti kedua kebun
mereka dengan dua kebun yang ditumbubi (pobon-pobon)
yang berbuab pabit, pobon Atsl, dan sedikit dari pobon Sidr.
Demikianlab lfumi memberi balasan kepada mereka karena
kekafiran mereka. Dan l(ami tidak menjatubkan azab (yang
demikian itu) melainkan banya kepada orang-orang yang
sangat kafir " (Saba': 75-17)

Perhatian Sunnah terhadap Lingkungan Hidup


Perhatian Surnah terhadap lingkungan dan unsur-unsurnya
lebih luas dan lebih terperinci lagi, karenaAl-Qur'an hanya me-
letakkan dasar-dasar dan kaidah-kaidah pokok. Kemudian Sun-
nah berperan sebagai penjelas dari semua itu, dengan memberikan
ketentuan hukum dan tuntunan parsial yang lebih detail.
Dalam pembicaraan tentang sisi kesehatan kita mendapatkan
banyak hadits yang berkaitan dengan lingkungan hidup, seperti
larangan kencing di air yang diam tak bergerak, buang air besar
di jalan yang dilewati manusia atau di tempat orang berteduh
dan di tempat sumber air, yang semua ini dapat menurunkan
laknatAllah S\4{l) malaikat, dan kaum shalihin.
Di antara ajaran yang diberikan Al-Qur'an serta diperkuat
oleh SurLnah adalah sewaktu umat Islam yang telah mengenakan
kain ihram dalam berhaji atau berumrah agar menghormati
hewan dan tumbuhan di sekitamya. Antara lain, ia tidak boleh
membunuh binatang buruan di sekitar tanah haram serta tidak
boleh memotong tumbuhannva. Allah SWT berfirman,
254 SI.]NN.\H RASI.JL

"Hai orang-orang yang beriman, janganiab kamn mem-


bunub binatang bu.ruan ketika kamu sedang, ibram. ..' (al-
Maidah:95)
Allah SWT menjadikan tanah haram di Mekah sebagai ling-
kungan yang terjaga,yaitu tidak boleh bertindak semena-mena
terhadap hewan-hewan di sana, demikian juga tetumbuhannya,
kecuali dalam keadaan terpaksa.

Sunnah dan Fenjagaan Lingkungan Hidup


Ahli lingkungan hidup dan orang-orang yang memPunyai
perhatian terhadap pemeliharaan lingkungan hidup akan men-
dapatkan banyak hadits-hadits yang berkaitan dengan bidang
itu. Hadits-hadits itu dapat membantunya untuk menyukseskan
nrisinya, ketika ia berbicara tentang masalah ini dengan "bahasa"
agama, sambil memperkuat teori danpenjelasan yang iaberikan
dengan hadits Nabi saw..
Lihatlah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Daud dalam
ittt *'t- ;r", '#
.o, t l' ^- t. i', '::.'
strnannya,{' ,'-1, 11. Li', r}"Barangsiapa memo-
tong pohon iidrahruscaya Allah SWT akan menenggelamkan ke-
palanya di neraka."ils
Yang dimaksud dengan sidrah adalah pohonbidara yang ter-
kenal itu, yaitu pepohonan yang tumbuh di padang pasir, karena
ia mampu hidup dengan sedikit air serta bertahan terhadap panas.
N{anusia dapat memanfaatkannya sebagai tempat berteduh dan
memakan buahnya, ketika mereka melewatinya saat berada
daiam perjalanan, atau sedang mencari padang untuk beternak,
atau unbuk tujuan lainnya.
Ancaman untuk memasukkan ke dalam neraka terhadap
orang yang memotong pohon sidrah menunjukkan pentingnya
menjaga unsur-unsur lingkungan hidup. Karena dengan itu akan

lisHadits diriwavatkan olehAbu Da'"vud alam l<.ttab al-Adab dari kitab Stu-.an-
nva, bab Qath'u Sidt, (5239), juga diriu'ayatka:r oleh Baihaqi dalam Suran-nya, serta
di tr-rlis dalam Sahih lami' Shagir.
2: StTNNAI-I Sh,uAGAl S[JN4Bb,R ILI\,ttl PENGETAI-il.iAN 255

terjaga keseimbangan antara maktrluk hidup satu dengan vang


lainnya. Ancaman itu juga mencakup seluruh tindakan yang
akan merusak keseimbangan itu atau menghilangkan salah satu
unsur penting bagi kelangsungan hidup manusia.
Dengan demikian, Sunnah Nabi saw. telah mendahului ke-
sadaran organisasi dan partai-partai pada zaman sekarang ini di
seluruh dunia, yang mengkampanyekan penjagaan kelestarian
hijaunya bumi, yaitu dengan memelihara hutan dan lainnya.
Serta mereka mengecam tindakan penebangan pohon dan pem-
bunuhan hewan-hewan yang dapat mengancam lestarinya ke-
hidupan di dunia ini, disebabkan kebodohan dan kerakusan
manusia.
"... Sesunggubnya manusia itu amat zalim dan amat
bodob." (al-Ahzab:73)

Aku menemukan banyak ahli hadits yang menakwilkan


pengertian hadits Nabi saw. yang telah jelas ini. Kemudian mereka
menakwilkan kalimat "Barangsiapa menrotong pohon Sidrah"
adalah hanya pohon sidrah di sekitar tanah haram. Seakan-akan
mereka menganggap berlebihan jika Nabi saw. mengancam de-
ngan api neraka bagi orang yang memotong sidrah, sehingga
mereka melakukan penakwilan yang tidak bersumber ini. Padahal
semestinya, suatu nash harus diambil pengertian zhahir dan gene-
ralitasnya, kecuali jrxa memang ada dalil yang menunjukkanbahwa
nash itu ditujukan untuk suatu tujuan tertentu yang terbatas.
Akan tetapi, Imam Abu Dawud, yang meriwayatkan hadits
ini dalam sunnannya, mempunyai pemikiran yang berbeda de-
ngan mereka yang melakukan penakwilan itu. Ia memilih
pengertian hadits yang lebih lurus. Ketika ditanya tentang hadits
ini, ia menjawab, "Hadits ini berbentuk singkat. Pengertiannya
adalah barangsiapa memotong pohon sidrah di padang pasir
yang dipergunakan oleh para musafir untuk berteduh serta
hewan-hewan secara sia-sia dan zalim tanpa alasan yang kuat,
maka tindakannya itu akan mendapatkan balasan dengan di-
tenggelamkan kepalanya di api neraka oleh Allah SVVT."
256 ST,iNN,{H RASTIL

Sunnah Menganjurkan Penghijauan dan Reboisasi


Secara pasti dapat dikatakan bahwa Sunnah memberikan
perhatian terhadap reboisasi dan penghij auan dengan amat besar
dan tidak ada bandingnya. Banyak hadits Nabi saw. yang men-
jadikan pekerjaan menanam tanaman sebagai salah satu amal
ialeh yang palingbesar dan salah satu cara taqarrub yangPa-
ling afdhal kepada Allah SWT. Karena dengan upayanya itu,
trut tinyu pohon itu dapat dimanfaatkan oleh manusia, burung,
atau hewan. Ia adalah sedekah j ariah yang terus mengalir baginya
(selama pohon itu masih hiduP)'
Musiim meriwayatkan dari Jabir r.a. bahwa Rasulullah saw
bersabda,
t i t o .,-l / ',, t o
a-t'^-. 5\ v its- '!! , w"f
,.
,-*
' lo
&'c r.\-
uF
1,, o. . i .tt,.., .i.,. c :Tita ,o i, ,' ,.. c :i',.
,i a:.^
:-, a)
)) -t---'oj)-;.\S Jf '-t AiJ.a
(d-"-:;) 4*rg, Jti;* d r'-r
;;
"Seorang muslim yang menanam 'suatu tanaman, maka
jika hasil diri tanaminnya itu dimakan manusia, maka akan
'menjadi hasilnya dicuri orang, juga akan
sedekah baginya;jika
*niiodi sedekab baginya; dan jika dicabut seseoranS, maka-itu
iedekab baginya hingga bari kiamal " (HR
iugi akan menjadi
Muslim)116

enmaa meriwayatkan dari Abu Darda r.a' bahwa seorang


laki-laki lewat di depannya, saat ia sedang menanam Pepohonan
di Damaskus. Kemudian orang itu bertanya, "Apakah engkatt
melakukan ini juga, padahai engkau adalah seorang sahabat
Rasulullah saw.?" Abu Darda r'a' menjawab, "Jangan cepat
menilai saya. Ini aku lakukan karena Rasulullah saw. bersabda,

llbHadits ini diriwayatkan oleh N{uslim.


2: SI.TNNAH SEIIAGAI Stll\,tBER lLN4tl I'b,NGETAHIJAN 257

i.,. f
crr
'Fj . r-t-> \Srt't'.- ^YJ5U!
t' o,t-o
)
,z r'.
LUu.l \)Jt9'c&
t-) l
,/:i, . .ri z 6 \ g/

R+e-t",
4J 4J JK!J,4tJI".
'Barangsiapayang menanam suatu tanaman, jika kemu-
dian tanaman (buab tanaman) itu dimanfaatkan oleb anak
Adam (manusia) atausuatu makhluk Allab, maka itu menjadi
sedekal: baginya."117

Kitabisa menangkap pemahaman orang-orang yang meng-


kritik sahabatAbu Darda yang zuhud itu. Merekaberpendapat
bahwa menanam pohon adalah salah satu bentuk cinta dunia dan
senang menikmati dunia itu. Maka, bagaimana mungkin Abu
Darda, sahabat Nabi saw., yang belajar langsung kepada Rasu-
lullah saw. dan mengetahui kehinaan dunia serta selalu bersikap
zuhud di dunia, melakukan itu?
, Sahabat yang mulia ini segera menjelaskan bahwa ia belajar
dari ajaran Rasulullah saw. dalam memperhatikan masalah me-
nanam pohon cian tetumbuhan, serta berusaha untuk merubah
tanah yang tandus dan gersang menjadi kebun yang hijau. De-
ngan perbuatan ini maka orang yang melakukannya akan men-
dapatkan ganjaran dari Allah SWT. Serta berusaha untuk mem-
bangun bumi adalah salah satu bentuk ibadah kepada Allah SWT.

Perhatian Sunnah terhadap Kekayaan Hewani


Ahmad, Nasa'i, Darimi, dan Hakim meriwayatkan sambil
menshahihkannya,lls .lari hadits Abdullah bin Amru r.a.. Rasu-
lullah saw. bersabda,

1 1 7Disebr-rtkan oleh hatizh


al-Mturdziri dalarn kttab a t -Tar ghib i u a Ta rl ib. I a b er -
kata, "Sanad hadits ini hasan, seperti telah disebut sebelumnva." N,laksudnya, ne-
numhrva, hadits-hadits lairl yang diriwavatkan-rrya dalam bab ini rnenduku-rg mak-na
hadits ini, maka hadits i-rri mertjadihasan li gairihi, seperbi dikatakan oleh para uiarna
hadits. Lihat lradits no. 1578, dalam kitab kami: nl-Mwttttqa nin Targhib zun Tarlilt.
118lni disepakati oleh adz-Dzahabi (4:233). Sveikh Ahmad Svakir menshahih-
258 STJNN,\H RASI.,IL

ro ,' c

r-l .'-a el
' / L;F
\'

.o AJz
i
&\4-e
'\evr) b q 'c dJ I ',to
4Jl*, \t
"Siapa lang menxbunub burung dan binatang sejenisnya
d.engan tanpa tujuan yang benar, maka ia akan dimintaiper-
tanggungl awabanny a oleb Allah S\X|T. "

Kemudian ada yangbertanya, "Wahai Rasulullah saw., aPa


tujuan yang benar itu?"
Beliau meniawab,

tk
,/ - o 6,,
..=f-* s
-.2-
Wtt bk \'. , uk'c r;;; ii&
L_ - -) ! - v . -
/
"Yaitu ia menyembelibnya untuh dimakan, serta tidak di'
Dotong kepalanya kemudian dibuangnya kepala itu."

Imam Ahmad dan Nasa'i serta Ibnu Hibban meriwayatkan


dari Syuraid r.a., ia berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda,
-,-l o .1
F,Yf
qJ"-&
.l z t

,*z;j:^
\
"Barang.siapa membunub seekor burung dengan sia-sia,
niscaya burung itu akan mengadu kepada Allah SIVTpada bari
kiamat, dan burung itu akan berkata, 'Wahai Rabku, sifulan telah
membunub taya dbrgan sia-sia, tidak untuh dimanfaatkon "ll'e

kalnya ketika n1en-/akhrl/ sanad hadits ini. Hadits 6551, dan lihat komentar kami
atas l-radits no. 856, dalam kitab kami: n/- Muntaqa min ut-Targhib ua Tarhib,lt'tz 1.
302,303.
lielihat di-
luga komentar kami atas hadits no. 857, dari sumber yang telah
sebutkan tadi.
2: Sl,.rNNAH SEu,\cAl SUN{UL,R TLMLJ PENGETAHIJAN 25!)

Seorang faqih akan mengambil kesimpulan dari hadits itu


bahwa haram membunuh hewan jika tidak untuk dimakan.
Demikian pula Imam al-Mundziri memasukkan dua hadits ini
dalam kitabnya, at-Thrghib rua Thrhib pada bab ancaman untuk
tidak melakukan penganiayaan terhadap hewan serta tidak
membunuhnya untuk kesia-siaan.
Kelompok penyayang binatang dapat mengambil kesim-
pulan dari hadits itu akan keharusan menghargai makhluk-
makhluk hidup, menjaga kelangsungan hidupnya, serta tidak
membunuhnya kecuali jika dalam keadaan membutuhkannya.
Ahli lingkungan hidup dapat mengambil kesimpulan dari
hadits itu akan keharusan menjaga unsur-unsur lingkungan
hidup, larangan untuk mengganggunya, atau mengakibatkan
unsur itu punah, bukan karena adanya kebutuhan mendesak.

Ahli ekonomi melihat dalam hadits itu terdapat peringatan


yang jelas akan kewajiban menjaga sumber-sumber kekayaan
denga4 seluruh sisinya, dan tidak menghambur-hamburkannya
dengan sia-sia --bukan untuk tujuan ekonomis. Ini karena, jika
hewan yang Capat dimakan disembelih kemudian tidak di-
makan, berarti tindakan ittl merupakan penyia-nyiaan salah satu
bagian --walaupun sedikit- dari kekayaan bangsa.
Ahli etika dan moral akan menemukan di sana keuniversalan
akhlak Islam serta keluasaan jangkauan tuntunan aktrlak itu. Il:li
karena akhlak Islam tidak hanya menyentuh manusia saja,
namun juga mencangkup seluruh makNuk hidup, yaitu hewan
dan lainnya. Bahkan pada hadits-hadits yang lain, aktrlak itu juga
mencakup benda-benda mati.
Demikian juga ahli ilmu pendidikan akan mendapati pen-
didikan dalam Islam mencakup lingkup yang lebih luas serta
lebih mendalam. Ia bukan sekadar pendidikan agama, yang me-
nurut pemahaman sebagian orang hanya sebatas menanamkan
akidah serta mengajarkan ketentuan-ketentuan hukum, tetapi ia
adalah pendidikan yang berkaitan dengan selumh sisi kehidup-
an yang dilakukan oleh manusia dalam kehidupannya ini, dalam
260 SUNNAH RASL]L

segi rohani, materi, agama, duniawi, individu, sosial, teori, dan


praktik.

Islam Menjaga Jenis Makhlulc Hidup dari Kepunahan


Saya pemahberbicara dengan salah seorang ahli lingkungan
hidup. Kemudian saya menceritakan kepadanya perhatian Islam
terhadap lingkungan hidup dan usaha membuatnya serasi serta
menjagi kelestarianny a. Sayamenyebutkan kepadanya bahwa
semua itu didukung oleh dalil-dalil. Penjelasan saya itu mem-
buatnyaa tercengang dan tertarik. Kemudian ia bertanya kepada
saya, " Apakah mungkin kita menemukan dalam nash-nash
suatu hukum apa pun yang menegaskan akan pemikiran meme-
lihara lingkungan hidup atas beberapa jenis hewan, burung, dan
sejenisnya, serta menjaganya dari kepunahan."
Saya menjawab, "Ya, kita temukan itu secara jelas dalam
hadits Rasulullah saw,

,, eL7aL";\- -li '* Ji iy$r 'ri yl}


z O )lo z

{'**lt i-rl k# ItiG


- o

\l

(4*l- ,JlJ gUl-, €blls:;b yiolll;


"Itulaulah anjing bukan bagian dari makhluk bidup ni's-
caya ak*akan memeriniahkan untuk membunnbnya. Aka-n
tniolrt, bunublab anjing yang bitam kelam. '"(HR Ibnu Dawud)120

120Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Dawud no. 2845, Tirmizi ( 1489), al-
Nasa'i (4285), Ibnu Majah (3204) , semua riwayat mereka terletak dalam bab ash-
shaid.Ttrmizrberkata bahwa hadits ini hasan. Al Albani men)'ebutkannya dalam
sluhih lami' shnglr. Thabrani meriwayatkamrva dalam kitab a l-Atusath dari' Aisyah,
di dalanr sanadnya terdapat ibnu Abi Sulairn, ta tsiqah llarnlll1 iamudallis, sepetti
dikatakarr oleh al-Haitsami. Dan Thabrani juga meriwayatkam-rya dalama!-Kabir
dan nl-Atttsath, serta Abu Ya'la sama dengan riwayahrya dari Iblru Abbas. A1-
Haitsami berkata bahwa sanadnya hasan. Maima' Zazoaid: 4: 43
2: SLINNAH SEBAGAI S[J]\4BER ILI\{U PENGL'TAHIJAN 261

Hadits Nabi saw. ini menuniukkan akan hakikat kosmologis


yang ditetapkanAl-Qur'an,yaitu kelompok hidup yang lain -
yang tidak berpikir- yang mempunyai bentuk habitat sendiri,
yang membedakannya dari kelompok lainnya. Serta mereka
saling berhubungan sebagai suatu ekosistem. Dalam redaksi Al-
Qur'an dikatakan,
"Dan tiadalab binatang-binatang yang ada di bumi dan
burung-buru.ng yang terbang dengan kedua sayapnya, melain-
kan umat-umat (juga) seperti kamu, Tiadalah l(ami alpakan
sesuatu pun di dalam al-Kitab, kemudian kepada Tubanlah
mereka dib impunkan. " (al- An'am: 38)
Kesamaan yang disebutkan dalam Al-Qur'an tidak berarti
kesamaan dalam segala sesuatu. "Yang sama" tidak harus persis
sama dengan "yang disamakan" dalam semua segi, namun cukup
pada segi tertentu saja. Segi itu adalah adanya kesamaan jenis.
Semuanya mempunyai bangsa tersendiri yang harus dihormati.
lri adalah hikmah Allah SWT Yang menciptakan semua itu dan
membedakannya dari semua bangsa dan kelompok lainnya.
Bangsa semut bukan bangsa tawon, dan bukan pula bangsa
labalaba.
Selama ia adalah bagian dari suatu kelompok makhluk hidup,
maka kita tidak boleh membuatnya punah, karena ini bertentang-
an dengan hikmah Allah SWT dalam menciptakannya.
Tidak aneh jika hadits Nabi saw. ini berbicara dalam masalah
anjing, meskipun sebagian manusia ada yang merasa terganggu
oleh anjing itu, atau setidaknya olehbeberapa jenis anjing. Karena
barangkali, ada orang yang mempunyai keinginan untuk me-
lancarkan perang total terhadap anjing untuk memusnahkannya,
sehingga tidak tersisa satupun dari anjing itu. Maka hadits Nabi
saw. memberikan peringatan akan niat itu, dan menolak pemikir-
an seperti itu dengan berlandaskan pada alasan yang disebutkan
dalam hadits itu, yang barangkali tidak terbersit dalam pikiran
manusia pada masa itu, karena memang, hadits ini disabdakan
oleh Nabi saw. yang tidak berbicara dengan dorongan nafsu.
262 SI,NN.\H RASI't.

riLurilli,y "Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang di-


wahyukan (kepadanya)." (an-Najm: 4)
Imam Abu Sulaiman al-Khathabi dalam mensyarahkan
hadits ini dalam kitabnya, Ma'alim Sunan, berkata, "Maknanya
adalah, beliau membenci adanya usaha untuk melenyapkan
suatu jenis makhluk dan memusnahkan seluruh generasinya,
hingga tidak tersisa satu pun, karena pada setiap makhluk yang
diciptakan olehAllah SWT terdapat hikmah penciptaannya serta
kemaslahatan tertentu. Beliau memberikan jalan keluar lain, yaitu
jika memang makhluk ini (a.,jing) telah banyak melakukan gang-
guan, namun hal itu tidak seharusnya menjadi alasan untuk me-
musnahkannya, tetapi bunuhlah anjing yang jahat-jahat saja,
yaitu anjing yang hitam legam. Kemudian tinggalkan yang lain,
untuk digunakan sebagai penjaga. hri karena, anjing hitam adalah
jenis anjing yang jahat dan ganas."121

Saya mengutip perkata4 seperti itu untuk ditujukan kepada


ahli lingkungan hidup yang sedang bertanya kepadaku. Setelah
mendengar keterangan ifu, ia berkata, "Menakjubkan sekali jika
kita mempunyai perbendaharaan yang berharga seperti itu, se-
mentara kita tidak memperhatikan atau malah tidak mengeta-
huinya."
"Kita mempunyai amat banyak per-
Saya berkata kepadanya,
bendaharaan seperti ini dalam segala bidang. Akan tetapi, per-

121lihat kitab Ma' alim Sun anbersama Mukht asar Surunt, karya al-Mudziri dan
Tahdzib-r-ryaoleh Ibnu Qayim, dengan tahqiq Ahmad Muhammad Syakir dan
Muhammad Hamid al-Faqi juz 4/132, 133, al- Maktabah al-Atsariah, Pakistan,
diambil dari cetakan as-Sunnah al-Muhammadiyah, Mesir. Para fuqaha telahber-
selisih pendapat dalam masalah hukum membunuh anjing. Yang berrar adalah
tidak boleh membunulu-rya, kecuali ika telah mengg;urggu dan membuat kentsak-
f

an. Nash-nash telah membolehkan unhrk menggunakan anjing sebagai alat ber-
buru dan menjaga ladang. Darinya kemudial dikias seluruh manfaat-manfaat yang
diakui oleh syariat, seperti menjaga rumah dan sejenisnya. hri seperti dikatakan
oleh ibnu Abdil Barr dan laimya. Lrhat Mukhtnsar Strnrnn yang telah disebutkan
tadi.
2: SLINNAH Sb,BAGAI StJl\4BHR ILN'!l.J PENGETAHUAN 263

bendaharaan yang terpendam biasanya membutuhkan orang


yang dapat menggalinya dari sumbemya, serta membersihkan-
nya dari debu dan bebatuan yang menutupinya. Seperti para
arkeolog yang bekerja mencari peninggalan purbakala di dalam
bumi, hingga ia menemukannva terPendam di bawah tanah, atau
di antara tanah dan batu. Maka barangsiapa yang berusaha de-
ngan sungguh-sungguh, maka ia akan mendapatkannya; dan
setiap mujtahid mendapatkan ganjarannya. 5
ST]NNAH DAN IIMU KESEHATAN

erhatian Sunnah nabawiyah --setelah Al-Qur'anul-


karim-- terhadap kesehatan manusia berikut kekuatan
badan serta jiwanya, sangatlah mengagumkan. Kemudian
setelah itu muncul berbagai macam faham dan pengetahuan
dalam masalah ini yang dianggap sebagai kekayaan berharga
bagi setiap orang yang menilai manusia sebagaimana mesthya.
Kami akan berusaha menyebutkan prinsip-prinsip dan
faham-faham yang paling penting dalam masalah ini yang
terdapat dalam Al-Qur'an dan diperinci oleh Surrrah dalam hal-
hal yang berkaitan dengan kesehatan manusia, keselamatannya
dari berbagai penyakit, kemampuannya untuk menangani dan
melayani, serta kemampuannya dalam melawan penyakit
menular dan wabah yang mengancam kesehatan manusia.

Sehat Itu Nikmat


Yang pertama-tama dari prinsip-prinsip, nilai-nilai, atau
faham-faham yang diperhatikan oieh Sunnah adalah, meng-
anggap kekuatan dan kesehatan itu termasuk nikmat Allah SWT
yang paling besat yang wajib diimbangi oleh rasa syukur yang
dapat menyebabkan bertambahnya nikmat.

264 SUNN,{H RASI.JL


2: SIJNNAH SEBAGAI SUN4UER ILMU PUNGETAHLIAN 265

Allah berfirman,
"Sungyqub, jika kalian bersyukur, maka akan Aku tambah
(nikmarkD pada kalian. Dan jika kalian ingkar (akan nikmat-
Ku), sesungt4uhnya siksa-Ku' amatlab pedib '" (lbrahim: 7)
Adapun cara mensyukuri nikmat ini adalah dengan menjaga
kelangsungan nikmat itu, sesuai dengan Sunnah dan ketentuan
Allah di dalam sebab dan musab ab,iuga dengan mengikuti pe-
tunjuk Nabi dalam masalah itu, karena dia adalah petunjuk y*g
paling baik dan sempurna.
Imam Ibnul-Qayyim berkata, "BarangsiaPa yang merenung-
kan petunjuk Nabi saw., maka ia akan mendapatkannya sebagai
sebaik-baik petunjuk yang memungkinkan untuk memelihara
kesehatan dengannya. Memelihara kesehatan itu dengan cara
mengetahui pengafuran tempat makan, minum, pakaian, tinggal,
udarl, tidur, bangun, bergerak, tenang, nikah, senggang, dan
tempat beristirahat dengan baik. Maka apabila hal-hal ini berhasil
dipenuhi dengan cara yang tepat, sesuai, dan cocok untuk bacian,
negeri, usia, serta kebiasaan,pasti akanlebih mendekati kehidup-
an yang sehat yang berkesinambungan.
Manakala kesehatan serta kekuatan merupakan nikmat Al-
lah atas hamba-Nya yang termasuk palingbesar, pemberian-Nya
yang terbanyak, dan anugerah-Nya yang melimpah-limpah,
maka sangatlah pantas bagi orang yang diberi rezeki itu untuk
menjaganya, memelihara, dan melindunginya dari hal-hal yang
membahayakannya. Bahkan kekuatan yang prima merupakan
nikmat Allah yang paling besar secara mutlak.
Imam Bukhari meriwayatkan dalam Shahih-nya dari hadits
Ibnu Abbas. Ia berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda,
Jz.t'
'.-o
z---Jt : .,*[ '.11
do
E L^4-i r-* dL^r.dr

,*r*.,, "rrr, $1f n|f,


266 SUNNAH RASUL

"Ada dua nikmat yang di dalam keduanya banyak orang


tertipu; .sehat dan waktu senggang. " (HR tsukhari)122
Dalam riwayat Tirmidzi dan yang lain dari hadits Llbaidullah
bin Muhshan al-Anshari, ia berkata bahwa Rasulullah saw. ber-
sabda,

J.o o,
.,', o. l,.t,.o i, -x
oJ:2 ; F f C Vt L or*^ C_. CA e:et dF
{*1,r'
'i Jb dzz
,. .1,/.
z

L..il>9 - - -
/ t o!.
of 6
4'a et
//J*

(*V UIj 6*rJl ol1t1

" B arangsi ap a y ang p a da p agi b ari t u b ub ny a d al am kon disi


sebat, dadanya dalam keadaan tenterAm, dan dia mempunyai
makanan pada b ari itu . . . maka seakan-akan dunia ini diper-
untukkan untuknya." (HR Tirmidzi)122
Masih dalam riwayat Tirmidzi juga, dari hadits Abu
Hurairah, dari Nabi saw., bahwasanya beliau bersabda,

ri ' r;)t JJ gqt ?'i +,st ;t J\:^; t^ J:rV

:d' :rt lipj ,'.).^*- i'V


., 'l

l, ,
" Jrt 0

(gi,-ill .'rr> {! ltQI

122HR Tirmid zi (2347),lbnu Majah (4141), keduanya dalam az-Zuhd. Dan


Bukhari dalam al-Adab al-Mtfi'ad (300), Humaidi dalam N4usnadnya nomor 439,
tetapi dalam sanadnya ada yang tidak dikenal. Namun dia mernpunyai saksi
(lraditspengnat,penj.) daihaditsAbu Darda'pada lbnu Hibban (2503). Di sampi-ng
itu ada hadits lain dari Ibnu 'Umar pada Abu ad-Dturia (barangkali yang dimaksud
adalah Ibntr Abi ad-Du'ria, penj .), maka kedua hadits ini saling mengr-ratka,n.
2: STJNNAH SEBAGAT StJ]\'IBER ILN'lL.r PENGE'rAHtrAN 267

"Perkara yang pertanxa kali ditanyakan kepada seorang


hamba pada bari kiamat adalab tentang nikmat Dia akan di-
t6nya, 'Bukankah l{ami telah m.emberikan kesebatan pada
badanmu dan menyegarhanmu dengan air dingin?'" (HR
I rrmtclzt/"'
Dari sinilah maka ada ulama salaf yang mengatakanbahwa
yang dimaksud dengan nikmat pada firman Allah S\Af[,
tli*i;i'|iinJX "Kemudian sungguh kalian akan ditanvai
pada hari itu tentang kenikmatan." (at-Takaatsur: 8) adalah ke-
sehatan.l2a
Di dalamMusnad Ahmad,juga dalam kitab hadits yang lain
dari Abu Bakar ash-Shiddiq, ia berkata, "Aku mendengar Rasu-
lullah saw. bersabda,
t /
;Jt G 1;T ',j"il \i , ;utlliri ,6lr li, r r/"y
o.2 .o.,t./,

1-r*iorrr; {*;i' ,yl?


"Mintalah (kalian) kqtakinan dan ke'sehatan kepada Allab.
I(arena tidate ada (nikmat) yang diberikan oleb Allab kepada
seseorang yang lebih baik dari kesehatan setelah keyakinan."
(HR Ahmad)l2s

Maka Nabi saw. mengunPulkan dua macam kesehatary yaitu


kesehatan agama dan kesehatan dunia, dalamhadits ini. Karena

123H9 1ttrrl4zi (3555) dalam at-Tafsir, Bab "Wa Min Surati al-Hakunut-
Takntsur" . Dan saladnya shahih, serta di-shahih-kan oleh Ibnu Hibban (2585).
l2ayang dimaksud olehpenr.rlis de'gan ulama salaf di sini adalah Ibnu Mas'ud
darr Ibntr'Abbas. LthatTafsir lbnu Katsir dalam ayat di atas. Imam Malik iuga me-
ngatakan bahwa yang dimaksud dengan nikmat pada ayat tersebut adalah kese-
hatan. Lilrat Tafsir Ahkanntl-Qur'an Ibnui-'Arabi pada a1'ai di atas. (Penl.)
125HR Ahmad dalam Musnad Abu Bakar nomor 5 dan 6. Syekh Ahmad S,vakir

berkata balrrva sanadnya sftahlh. Ibnu Nlajah (3849) dan Bukharidial-Adnb al-MtLfrLtd
(727), luga Hakim, seraya men-shahih-kannya (1 / 589), dau lmam Dzahabi
menl'epakatinya.
268 SUNNAH RASUL

tidak sempuma kebaikan seorang hamba di dua rumah (dunia


dan akhirat) kecuali dengan keyakinan dan kesehatan. Dengan
keyakinan, dia akan selamat dari hukuman-hukuman akhiraf dan
dengan kesehatan, dia dapat mempertahankan diri dari berbagai
penyakit dunia di dalamhati danbadrurya"ne
Nasa'i juga meriwayatkan dari hadits Abu Bakar,

"Gi;'Ji L^;., ;aArrry[^la;jr hr trtF


(;Gt-i u (r- J4; J*;
V-,!,.t o ,to' o-//.
(3-u-,lr .irr,
l"
"Mintalab kalian kepada Allah; ampunan, kesebatan, dam
keselamatan. I(arena tidak ad.4.(pemberian) yang lebih baih
yang diberikan Allab kepada sesedmng setelab keyakinan dari-
pada keselAmAttn."127
Tiga hal ini128 --sebagaimana kata lbnul-Qayyrm- dijamin
dapat menghilangkan kejelekan-kejelekan masa lalu dengan
eunpunan, kejelekan-kejelekan masa sekarang dengan kesehatan,
dan kejelekan-kejelekan masa yang akan datang dengan per-
lindungan dari segala penyakit. Sesungguhnya tiga hal itu men-
jamin kesinambungan dan kelangsungan pada kesehatan.

Pemeliharaan Kebersihan
Salah satu sarana dari berbagai sarana yang dianjurkan oleh
Islam dalam memelihara kesehatan yaitu dengan menjaga keber-
sihan. Memang kenyataannya, sikap Islam terhadap kebersihan
adalah sikap yang tidak ada bandingnya dengan agama mana
pun, karena di dalam kebersihan terdapat ibadah dan taqarrub
(mendekatkan diri kepada Allah). Bahkan mempakan suatu ke-
wajiban dari berbagai kewajiban yang ada.

l26zadul-Ma'ad (4/ 214- 216), cetakan ar-Risalah.


1279115uru'i 6 alun'Anul al-Yaumiwal-Iailaft (881 dan 882), dengandii,ahqiq
(dikoreksi) oieh Dr. Faruq Hamadah.
i28Yakni, ampr.inan, kesehatan, dan periindungan dari segala penyakit. (Penl.)
2: SLJNNAH SEIIAG,{I SUMBER lLMt,r PENGTITAHUAN 265

Sesungguhnya kitab-kitab syariat Islam selalu diawali oleh


satu bab yang berjudul" ath-Thahnrah" ,yattu an-nazhnfah (keber-
sihan). Irlilah yang pertama dipelajari oleh seorang muslim dan
muslimah dari fikih Islam.
Hal itu tak lain karena thnhnrahmerupakan kunci ibadah se-
hari-hari (shalat), sebagaimana juga shalat adalah kunci surga.
Sebab tidak sah shalat seorang muslim selama dia tidak bersih
dari hadats kecil dengan berwudhu dan dari hadats besar dengan
mandi. Adapun wudhu diulang beberaPa kali dalam sehari. Di
dalam wudhu, dibersihkan bagian-bagian anggota tubuh yang
sering terkena kotoran, keringa! dan debu, seperti wajah -ter-
masuk mulut dan hidung--, kedua tangary kedua kaki, kepala,
dan kedua telinga. Allah Ta'ala berfirman,
"Hai orang-orang yang beriman, apabila kalian hendak
mengerjakan.;balat, maka basublah muka dan tanganmu
sampai siku. Lalu usaplab kepala dan (basub) kakimu sampai
dengan mata hahi. Dan jika kalian junub, maka mandilah. '. ."
(al-Maa'idah:5)

Rasulullah saw. bersabda, 4;# ;'itt


iu' vy -euun ,*
tidak menerima shalat yang tanpa bersuci."12e
Termasuk syarat sahnya shalat yaitu kebersihan pakaian, badan,
dan tempat dari segala macam kotoran. Allah SWT berfirman,
(al-Muddatstsir: 4)
"

"F "itj "Dan pakaianmtt, bersihkanlah."


Juga termasuk syarat sahnya shalat yaitu kebersihan tempat ke-
luamya airkecil dan airbesar denganistinia'atau membasuh de-
ngan air kalau memungkinkan. Sekiranya tidak memungkinkan,
maka cukup dengan mengusaP meskipun dengan beberapa batu
dan yang sejenisnya di padang past (istijmar).130

12%IR Muslim, Ibnu Majah, dari Ibnu 'Umar. Dan Ibnu Majah dari Anas dan
dari Abu Bakrah. ju ga Abu Dawud, Nasa', dan lbnu Majah dari Walid Abul Malih'
Sebagaimana di dalam Shnhih allami' ash-Shaghir nornor 7746.
l3llstinja' yaratmernbersihkan najis dari hadae bcsar dan hadats kecil dengan
air ataubatu. sed an$mistijmar yaitumembersihkanhadatsbesardanhadats kecil
derrgan batu (saja). Istilah istinja' lebih umum daripada istiirnar. (Penj.)
27O SUNNAH RASUL

Di atas itu semua,Al-Qur'an dan Sunnah menyanjung ke-


bersihan dan orang-orang yang bersih. Firman Allah,
(:;iAU;44ie4-6i1ol.i"...SesungguhnyaAllahmenyukai
orang-orang yang bertobat dan menyukai orang-orang yang me-
nyucikan diri." (al-Baq alah: 222) Dia juga memuji jamaah masjid
Quba', dalam firman-Nya,
... Di dalamnya terdapat orang-orang yang ingin me-
nyucikan diri, Dan Allah mencintai orang-orangyang bersib."
(at-Taubah: 108)131

Nabi saw. bersabda, {';q}; '+t "t'ib,Y"Kebersihan adalah


sebagian dari iman."t:z (Yakni separuhnya. Ini adalah hadits
shahih.)
Oleh karena itu, hikmah ini tersebar luas di kalangan kaum
muslimin, yang sering diucapkan oleh orang-orang berilmu dan
awarn (kebanyakan) yang tidak diketahui bandingannya pada
selain mereka. Kata hikmah itu ialah, {iuiVi o7 a;tUt} "Keber-
sihan itu bagian dari irnan."

l3lKebanyakan riwayat yang ada mengatakan bahwa yang dimaksud oleh


Allah SWT dengan masjid yangpertamakali dibangunatas dasar takwa sejakhari
pertama adalah masjid Quba'.Irripula yang dimaksudkan olehpenulis (Dr. Yusuf
a1-Qardhawi). Memang itu makna zhahir dari ayat 108 surat at-Thubah ini. Akan
tetapi, banyak juga riwayat yang mengatakan bahwa masjid yang dimaksud oleh
ayat ini adalah masjid Nabawi. Seperti hadits yang diriwayatkan oleh Imam
Ahmad, Muslim, Tirmidzi, Nasa'i, Ibnu Hibban, Hakim, dan Baihaqi dari Abu Sa'id
al-Khudri r.a., bahwasanya dia berselisih pendapat dengan seseorang dari Bani
Amru binAuf tentang masjid yang dibangun atas dasar takwa sejakhari pertama.
Maka al-Khudri berkata, "Dia adalah masjidnya Rasulullah saw " Sedangkan orang
.

dari Bani Amru berkata, "Dia adalah masjid Quba." Lalu mereka berdua men-
datangi Rasulullah saw. untuk menanyakan tentang hal itu. Beliau berkata, "Dia
ituadalahmasjidini, masjid Rasulullahsaw.." Lihatas-Sirahan-Nabawiyahf Dluw'i
al-Kitab wa As-sunrwh, o\ehDr. Abdul Muhdi Abdul Qadiq, 3/98 -99. AIIahu a'lam
(Penj.)
132HR Muslim dari Abu Malik al-Asy'ari dt ath-Thnharah, hal. 223.
2: SUNNAH SEBAGAI SUMIItr'R ILMLJ PENGUTAHTJAN 27 |

Di samping itu, Nabi saw. juga sangat memperhatikan keber-


sihan. Beliau menganjurkan umahrya untuk mandi, terutama pada
hari Jumat. Beliau bersabda, 4f^. ! *;r, i;*sr'5tP
"Mandi pada hari Jum'at adalah wajib bagi setiap orang yang
sudah bermimpi."133 Orang yang sudah bermimpi yaitu orang
yang sudah baligh. Beliau saw. juga bersabda,

G;"?*,$t#tredl-k*FF
/ . t, //r, - ?. c^

eL",i;t') (oJ*--J ul-t I


"Wajib atas setiap muslim pada tiap tujub bari, ada bari
yang di dalamnya ia bersihkan kepala dan badannya."(HR
Mutafaq 'alaih)134
Beliau juga memperhatikan kesehatan mulut, terutama gigi.
ItLllah makanya beliau benar-benar menganjurkan kita untuk
menggosok gtg_ (i',).iu';, ei;E'tt:r-lp "Bersiwak (sikat
gigi) itu membersil &an mulut dan menyenangkan Allah. "13s Juga
perintah untuk berkumur-kumur dan memasukkan air ke hidung
dalam berwudhu'. Sehingga m azhab Hambali menganggap dua
hal ini termasuk dalam kewajiban-kewajiban wudhu'.136

133HR. Malik, Ahmad, Abu Dawud, Nasa'i, dan Ibnu Majah dariAbu Sa'id
al-Khudri (Shahih al-lami' ash-Shaghir, hal. 4155).
rsMuttafaq'Alaih dari Abu Hurairah (al-Lu' lu' ual- Marj an: 492).
13sHR Ahmad dari Abu Bakar, Sy#i'i dt Musnad-nya,
Ahmad juga, Nasa'i,
Ibnr.r Hibban, Hakim, dan Baihaqi dari 'Aisyah. Dal Ibnu Majah dari Abu Urnamah
al-Bahilli ... Dan selain mereka (Shnhih al-lami':3695). Dan Bukhari mengomen-
tarinya dengan bentuk pasti.
l36Menurut mazhab Hambali, berkumur-kumur dan memasr*kan air ke hidurg
termasuk dalam kewajiban-kewaiiban wudhu' (dan mandi). Karena membersih-
kal muka itu wajib dalam wudhhu' dan mandi, sedangkan mulut dan hidung
adalah alggota muka. Dalam riwayat Daruqutluri dikatakan, bahwasanya Nabi
saw memerintahkan untuk berkumur-kumur dan memasukkan air ke hidung dalam
berwudlru'. Lrhal al-Fiqhu al-lslamy wa Adillattthu,I /245, cet. Darr-rl-Fikr. (Peni.)
272 SUNNAH RASTJL

Rasulullah saw. memerintahkan untuk membersihkan rambut,

lto ?i1 $a z .ti ,.,'7 o ,1


*S4,.
\J
}.-Ie jt4) 4J JL) ,',^€o
v)/
"Barangsiapa yang mernpunyai rambut, maka bendaklab
ia memuliakannya.'137
Juga menghilangkan bulu ketiak, rambut kemaluan, dan me-
motong kuku. Serta menganggap yang demikian itu termasuk
Sunnah fithrah.138
Juga memperhatikan kebersihan rumah serta halamannya.
Dalam hadits dikatakan,
. 4 ,, t" .t," { ,,,. - ?, ! t,r,o . 1 t\
c r--JaJl q-..-.r . .h c Jt^-ajl att I ,j!F
t9 //
.o t4 '
l_"+:iJ ro .t. . --,I*f
I qt)a:s ,^;t{lt'"-:-
t o,
YJ .-rJ)
(,5j'rl ''rr> {;:+JU,
" S esunggub ny a Allah itu indab dan menyukai keindah an,

baik dan menyukai kebaikan, dan bersib serta. menyukai keber-


siban. Oleb karena itu, bersibhanlab balaman rumah kalian,
dan jangan kalian rnenyerupai yahudi."(HR Tirmidzi)l3e
Beliau juga memperhatikan kebersihan jalan dan mengancarn
setiap orang yang membuang kotoran atau tahi di situ. Sabda
Rasul,

1379p 46, Dawud dari Abu Hurairah (4163).


138lnlam Bukhari dan MusLim meriwayatkan dariAbu Hurairah dalam hadits
marfu', "Adalimamacamt'ithrah:khitan,mencuhrbubrkemahnn,menggrmtingkumis,
memotong laku, dan mencabut bttlu kttiak."
I39HRllrmidzi (2800), dan dia menyebutkan bahwadi dalamr-rya adaperawi
yarrgdiarrggap dha'if llemah) Tapi perkataaruryu,4a:. i<;1i r;U$ mempunyai
jalrrr yang lain dari Sa'ad derrgarr sanad yang bagus. Sebagaimalla kata al-Albani
dalam takhrij kitab al-Halal u,al-Harnm, hadits (i13).
2: SLJNNAH SE,BAGAI SLJI\'{BER lL.N'tLl I)b,NGL'TAHIJAN 273

t-- z .J
//a ,l or Ot/ o // / c -Jr
Rr-# lrts '>5 ) (eP G-,

"Barangsiapayang rnen88an88u kaum muslimin di jalan'


jalan mereta,layak mendaiat laknat mereka '440

Peringatan terhadap Hal-hal yang Membahayakan Kesehatan


Manusia atau Men$otori Linglrun$an Merelca
Rasulullah saw memberi peringatan keras terhadap per-
buatan-perbuatan yang terkadang dilakukan oleh sebagian
orang-orang yang tidak mempertimbangkan apa akiblqyu' Pada-
hai perbuatan itutermasuk sumber penyakit yang berbahaya dan
dapat menimbulkan polusi lingkungan. Lebih-lebih kalau per-
buatan itu tidak bisa ditoleransi oleh Perasaan yang sehat dan
perbuatan itu jauh dari ciri-ciri manusia yang beradab tinggi'
Termasuk perbuatan-perbuatan ini adalah kencing di air -
terutama air tergenang- dan kencing dibak mandi, berak di tempat
teduh atau di jilan atau di sumber-sumber mata air. Rasulullah
saw menamakan perkara ini dengar{.r>til , it'il',b" tiga tempat
yang dilalcrat",l4l karena buang kotoran di tiga tempat itu menye-
babkan pelakunya dilaknat oleh Allah, malaikat-malaikat-Nya,
dan orang-orangyang shalih. Dalam Shnhih Musllm diriwayatkan,

.L)b
O1

d,H'qlr:,,.g>Ur
' ; ;,tlt IFIF
, ;, l,
1r1r;y'r3 &: -,'*i .'rrl {l<J} e_,'S ,ydl

140HI( Thabarani dari Hudzaifah bin Usaid, dan dia meng-hasan-kannya di


dalan Shnhih al-fami' ash-Shnghir.
l4lsebagaimana dalam hadits, "Hati-hatilah kalian terhadap tiga temPat yang
dilaknat: Uerat ai sumber aia di tengah ialan, dan di tempat berteduh " HR' Abu
Dawud, Ibnu Majah, Hakim, Baihaqi, dari Mu'adz' Dia meng-hasan-kannya di
shahih al-lami' ash-shaghir (7I2), dan yang sepertinya dari Ibnu 'Abbas, diriwayat-
kan oleh Ahmad (113).
274 SUNNAH RASUL

'Jaubilab dua kutukan atau dua macam orang yang di-


kutuk, yaitu orangyang membuang kotoran di jalan orang-
orang dan di tempat bertedub mereka." (HR Ahmad)142
Dalamhaditsini, buang kotoran diartikan denganbuang air
kecil dan buang air besar. Adapun hukumnya yaitu makruh yang
mendekati kepada haram (karahatu tahrim), sebagaimana pen-
dapat Imam Nawawi. Bahkan Imam Dzahabi mengatakan bahwa
hal itu adalah dosa besar. 143
Selain itu, Rasulullah saw. juga melarang mandi di air yang
tergenang, sebab diperkirakan di situ terdapat penyakit, karena
dia tidak mengalir dan tidak berganti. Di dalam hadits shahih
dikata-kan bahwasanya Rasu-lullah saw. bersabda,
)/J

{F
t,
z j. 6
f-:1-rut ruJt ;
3
"t,;i l;rF
(d-'l-,-,)
'Janganlab salab seorang dari kalian mandi di airyang ter-
genang, padahal dia dalam keadaan junub". (}trI(Mustrim)1e
Adapunyang dimaksud dengan air yang tergenang, yaitu air
yang berhenti, tidak mengaliq, dan tidak bergerak.
Yang seperti itu ialah larangan mencelupkan tangan ke dalam
bejana sehabis tidu{, karena dikhawatirkan telah menyentuh
pantat dan yang semacarrrnya sewaktu tidur. Terutama jika ber-
keringat dan tidak mengenakan celana panjang. Di dalam hadits
shahih dikatakan,

e ir-- #- )Lj c y"-y,t "{Li


o J z
t/ / t . '
!- o.1.,ul 1)l&
.)r
lzz/94 :"
C//01
- -l u
\gJ .'tsJ
I
l
€t\v ijF , Li>[-l ti.L,r.tF cU!l

la2HRAhmad, Muslim, dan Abu Dawud dari Abu Hurairah (110)


ta3Llhat Faidhul-Qadir Syarhu al-lami' ash-Shaghir (1 / 736).
tsHR Muslim diath-Thaharah dari Abu Hurailah (283).
2: SUNNAH SEBAGAI SL-r[4I3ER ILMU PENGETAHTJAN 275

tl J.t .
(d-'l-t-,,) dboJ.r

"Apabila salah seora.ng dari kalian bangun dari tidurnya,


nxaka janganlab ia mencelupkan tangannyake dalam bejana,
sampai ia membasuhnya tiga kali. I(arena sesungguhnya ia
tidak tahu di mana tangannya bermalam."(HR Muslim)t+s
Dalam riwayat lain dikatakary

/
tgut
r",,'#tf,!,f y#kx;z#'::&T::;'[{):f,:;w::'":;:i
Termasuk yang dibawa olek Sunnah yaitu, rnemperhatikan
sebab-sebab (berusaha, penj.) unhfubeqaga-jaga dari segala hal
yang mengakibatkan penyakit atau mencelakakan jiwa dan tubuh
sebagaimana yang disyariatkan. Bahkanhal ini merupakan suatu
perintah. Nabi bersabda,
/ o t oa ! 4 / c !.
, .:r,.-,.1t tJiJi(, iU^Jt t-f":i: iulr ',-J""F
\'r ( i\;; W v irlr-: ilt l)!i , et-,Jr ,-&?,
/O
t.
1r+! ;o-u ..*i: r,- ",rry {iu1 :";.:" \'s , ?r:,at 13.;.

"Tutuplab bejana (jika di dalamnya ada makanan), ikatlah


mulut tempat air, tutuplab pintu-pintu, dan padamkanlah
lampu (.pada malam bari sebelum tidur). I(arena sesunggrLhnya
setan itu tidak membuka tutup tempat ntinum, tidak membuka

lasHR Muslim dari Abu Hurairah juga (278).


276 SUNNAH RASUL

pintu (yang tertutup), juga tidak membuka bejana makanan "


(HR Muslim)146

Dorongan Untuk Giat, Cekatan, dan Olahra$a


Nabi Muhammad saw mendorong kita untuk.beke4a,b9r-
"6'r'ig 3lt
aktivitas, cekatan, dan bangun pada pagi hari, iJ-'F
t"ztt,:

{tr,< e|"\ "Ya Allah, berkahilah umatku pada awai pagi han-
rrfa'."747 Selain itu beliau juga menasihati umatnya agar rnenjauhi
kebiasaan mengulur-ulur waktu, bermalas-malasan, dan me-
nunda-nunda peke4aan. Nabi sendiri berlindung pada Allah dari
la8 dan beliau menjadikan bangun
ketidakberdayaan dan kemalasan
subuh dengan jiwa bersih serta bersemangat sebagai salah satu
sifat seorang mukmin yan gmultazim (konsekuen dengan ajaran-
ajaran agama). Sedangkanbangr.rn subuh dengan jiwa kotor dan
bermalai-malasan adllah sifat selain orang mukrnin!1ae Beliau
juga mendorong untuk berolahrag a latr, melempa4, naik kuda,
dj-, yang semacamnya dari berbagai olahraga ketangkasan- Beliau
jugamemberi semangat pada orang tua untuk men-tarbiyak (men-
dilik/mengajari) anak mereka dengan mempraktikkan olahraga
tersebut. Lalu beliau syariatkan persaingan dan perlombaan se-
bagai dorongan danbujukan untuk itu. Nabi saw' sendiri pernah
mengadakai lomba balap kuda, di mana beliau memberi hadiah
kepia pemenangnya. Hal ini sebagaimana beliau men- sunnah-
kan gulit, permainan tombak dan pedang, berlari, dan yang se-
macarTrnya.

146HR M"sltt"" Ibnu Majah, dan Ahmad dari Jabir, sebagaiman a dalam Shahih
all anri' ash-Shaghir (4160)
1a7gg 41.,rlru4 , Ashhab as-sunan dan Ibnu Hibban dalam shahih-nya dari
shakhr al-Ghamidi. Ibnu Maiah dari Ibnu 'umar, dan Thabarani dari
seiumlah
sahabat. Sebagaimana di Shahih al-lami' ash-Shagiir (7300)
1a'j',uttafaq 'alaih dari hadits Anas, al-Lu'lu' zoal-Marjan (1732)
1+eSebagaimana hal ihr tampak ielas dari hadits, "Setan mengikat pada tengkuk
. .." HR Bukhari dari
salah seoran"g dari ralian sebanyak tiga ikatan iika dia tidur.
Abtr Htrrairah, dalam krlab at-TahajjLtd (3/ 24)'
2: STJNNAH SulfAGAl SUMUER ll-i\l[] I>ENGETAHTJAN 277

Cukup kiranya karri sebutkan di sini apa yang disebut oleh


al-'Allamah IbnuTaimiyah (al-Jad'Abdussalam) daiam kitabnya
yang terken al (Muntaqa al-Akhbar min Ahadits Sayyid al-Akhy-ar)
dalam kitab "al-Jihad" dari bab "Hadits-hadits dalam masalah
perlombaan di atas kaki (berlari), gulat, permainan dengan tom-
tak, dan seb againya" .Beliau juga menyebutkan sejumlah hadits
tentang hal itu.
Daii 'Aisyah, ia berkata, "Rasulullah saw. mengajakku ber-
lomba lari, lalu aku mengalahkannya. Kemudian setelah beberapa
lama saat aku bertambah gemuk, beliau mengajakku berlomba
lari lagi, dan kali ini beliau mengalahkan aku. Lalu kata beliau,
'kri balasan yangitu."' (HR Ahmad dan Abu Dawud)
Dari Salamah bin al-Akwa', ia berkata, "Pada saat kami sedang
dalam oerjalanan, ada seorang laki-laki dari Anshar tidak ber-
gegas-gegas perg. Lalu ia berkata, 'Apakah ada yang mau ber*
lomba cepat-cepatan sampai Madinah? Apakah ada yang mau
berlomba?'Maka aku pun berkata, 'Apakah kau tidak meng-
hormati orang yang terhormat dan tidak segan pada oran 8 y ang
mulia?'Iaberkata,'Tidak, kecuali kalau dia itu Rasulullah saw..'
Aku berkata,'Wahai Rasulullah, demi ayah ibuku, biarkan aku
untuk berlomba dengan orang ifir.' Beliau meniawab,'Kalau kau
mau.'Maka aku pun mendahuluinya sampai Madinah." (Ring-
kasan dari Ahmad dan Muslim)
Dari Muharnmad bin 'Ali bin i{ukanah, bahwasanya
Rukanah menantang Nabi saw. untuk bergulat, maka Nabi saw.
pun me-ngalahkannva. (HR Abu Dawud)
Dari Abu Hurairah, ia berkata, "Manakaia erang-orang
Habsyah bermain di hadapan Nabi saw dengan tombak mereka,
'Umar masuk dan segera mengambil kerikii laiu meiempari mereka.
Maka Rasuiullah saw. Berkata, 'Biarkan mereka, hai 'Umar!"' (Mut-
tafaq'alaih),dan dalam riwayatBr:khari ," .. . didalam masjid. ...'450

Wakni, merekabermain di dalam masjid. (penj.)


278 SUNNAH R,{SUL

Dari Anas bin Malik, "Ketika Rasulullah saw. datang ke


Madinah, orang-orang Habsyah menyambut kedatangan beliau
dengan memain-mainkan tombak mereka, dikarenakan gembira
melihat l2l iLt./rrs1 (Muttafaq' alaih)
Imam Syaukani berkata dalam mensyarahkan hadits ini,
"Hadits Aisyah, dikeluarkan juga oleh Imam syaf i, Nasa'i,Ibnu
Majah,Ibnu Flibban, dan tsaihaqi dari hadits Hisyambin'IJrwah,
dari bapaknya, dari Aisyah. Akan tetapi, Hisyam dipermasalah-
kan di dalamnya.
Adapun dalam hadits Muhammad bin 'Ali bin Rukanah ter-
dapat Abul Hasan al-'Asqalani dari Abu Ja'far Muhammad bin
Rukanah, dan ia berk ata, " Ghnrib (tidak diketahui) dan sanadnya
tidak bisa dipegang."

Dan Abu Dawud meriwayatkan dalam l<ttab al-Marasil dan


Sa'id bin Iubair, ia berkata, "Sewaktu Rasulullah saw. berada di
Bathha' {,;i;r} , datmrgYazid bin Rukanah atau Rukanah
bin Yazid dengan membawa beberapa ekor kambing. Ia menantang
Rasulullah,'Hai Muhammad! Apakah kau mau bergulat dengan-
ku?'Nabi bertanya, 'Dengan apa kau meqantangku?'Rukanah
menjawab, 'Seekor kambing dari temakku.'1s2 Maka Nabi saw.
pun melawannya bergulat dan mengalahkannya. Lalu beliau
mengambil seekor kambi.g yu. Rukanah bertanya lagi, 'Apa kau
mau lagi?' Maka ia pun melakukannya berulang kali. Kemudian
ia berkata,'Hai Muhammad! DemiAllah, tak ada seorang pun
yang sanggup menjatuhkanlambungku ke tanah. Danbukankau
yang mengalahkanku!/ls3 Maka Rukanah pun masuk Islam, dan
t:ambingnya dikembalikan oleh Nabi saw.." Hafizhlbnu Hajar
lslMaksudnya, gembira melihat Rasulullah saw. datang dengan selamat.
is2sekiranya dalam perkataan Rukanah tidak ada yang hilang, maka makna-
nya, "hri seekor kambing dari hewan temakku, aku berikan padamu jika kau bisa
mengalahkanku."
ls3Maksud Rukanah: Pasti ada kekuatan lain yang membantu Nabi Muhammad
saw. sehingga beliau dapat mengalahkannya. Tentu saja kekuatan yang membantu
beliau adalah Allah SWT. (Petti.)
2: SUNNAH SEI]AGAI SUMBER ILIVIU PENGE,TAHUAN 279

berkata, "sanadnya shahih sampai kepada Sa'id bin Jubair, hanya


saja Sa'id tidak bertemu dengan Rukanah. " Baihaqi berkat4 "Hadits
ini juga diriwayatkan dengan sanad yang bersambung."lv
Dalam kitab as-Sibqukarangan Abu asy-Syaikh dari riwayat
Ubaidullah bin Yazid al-Mishri dari Hammad dari Amru bin
Dinar dari Sa'id bin jubair dari Ibnu Abbas dalam hadits yang
panjang. Abu Nu'aim juga meriwayhtkannya dalarn Ma' rifatush-
Shahabahdari hadits Abu Umamah yang panjang, namun sanad-
nya lemah. Abdurrazaq meriwayatkan dari Ma'mar dari Yazid
brn Abu Zayyad, yang menurut saya dari'Abdullah bin al-Harits,
ia berkata, -Nabi saw. pernah bergulat dengan Abu Rukanah
pada masa jahiliah, padalah ia (Abu Rukanah) adalah orangyffirg
besar dan kuat. Abu Rukanahberkata,'Kambing dengan kam-
bi.g.'Maka Nabi saw. pun membantingnya. Ia berkata, 'Lawan
aku sekali lagi.' [^alu Nabi saw. kembali mengalahkannya untuk
yang ketiga kalinya. Abu Rukanah berkata, 'Apa yang akan aku
katakan pada keluargaku? Satu kambing dimakan serigala, satu
kambinghilang, terus apa yang mesti aku katakan tentang kam-
bing yang ketiga?'Nabi saw. berkata,'Aku tidak mau menyusah-
kanmu dengan mengalahkarunu lalu mengambil hartamu. hti,
ambillah_ kambingmu.' Demikian, tertera di dalamnya Abu
Rukanah. Adapun yang benar yaitu, Rukanah."

Syaukani berkata, "Dua hadits ini -hadits'Aisyah dan hadits


Salamah- merupakan dalil atas disyariatkannya perlombaan iari
antara laki-laki dan laki-laki, serta antara laki-laki danPeremPuan
mahramnya. Hal seperti itu tidak mengurangi kewibawaan, ke-

lsAl-Marasil, Abu Dawud


-koreksi dan komentar Snr'aib Ama'uth, cetakan
ar-Risalah, hal. 235. (Dalam hadits Rukanah ini terdapat satu dalil yang tidak di-
sebutkan oleh penulis, yaitu bolehnya meminta imbalan --atau menanyakan imbalan
apa akan diberikan pada kita- pada orang yang menantang kita jika kita bisa meng-
alahkannya.Akan tetapi,ini diucapkan sebelumduel dimulai. fubab jikameminta-
nya setelahpertarungan selesai, kita tidakbolehmeminta apapun, karena memang
tidak ada perjanjian sebelumnya. Bahkan jika kita tetap meminta, itu namanya pe-
merasan. Penf.)
28O SUNNAH RASUL

muliaan, keilmuan, kelebihan, dan kedewasaan. Ini karena se-


sungguhnya Nabi saw. menikah dengan'Aisyah setelah Nabi
saw. berumur lebih dari lima puluh tahun. juga tidak ada
bedanya berlomba di tempat sepi ataupunberlomba di hadapan
orang banyak, sebagaimana terdapat pada hadits Salamah.
Lalu hadits Rukanah adalah dalil atas dibolehkan bergulatrya
orang muslim melawan orang kafir.lss Demikian pula antara se-
sama kaum muslirnin. Lebih-lebih jika ia dalam posisi ditantang,
bukan yang menantang. Irri karena, dengan mengalahkan orang
tersebut diharapkan akan mendatangkan manfaat yang baik, se-
perti mematahkan jiwa kesombongannya orang sombong, atau
menjatuhkan orang yang suka meninggikan dirinya.
Adapun hadits Abu Hurairah dan Anas merupakan da IiI atas
diperbolehkannya bermain tombak dan yang sejenisnya di dalam
masjid, karena permainan dengan tombak bukan sekadar per-
mainan saja, tetapi di dalamnya terdapat latihan keberanian meng-
hadapi peperangan dan persiapan unfuk melawan 1nsssfi.//155

Muhallab berkata, "Masjid adalah tempat untuk keperluan


iamaah kaum muslimin. Jadi, kegiatan apa pun yang di dalamnya
terdapat manfaat bagi agama Islam dan pemeluknya, boleh di-
lakukan di dalam masjid. Di dalam hadits ini juga menunjukkan
1s7
b olehnya menyaksikan permain an yang diperbolehkarr.t'

Selain itu, ada juga hadits-hadits lain yang disebutkan oleh


Ibnu Thimiyah dalambab "al-Hatstsu 'alar-Ramy" , di antaranya,
Dari Salamah ibnul-Akwa', ia berkata, "Rasulullah saw. me-

lssMeskipun yang disebut di sfuri cuma gulat, namur tidak menutup kemurg-
kinal jika dikiaskan pada olahraga yang sejenis, seperti sila! karate, judo, panco,
tinjr-r, dan lain-lain. Ini karena memang olafuaga pertarungal duei badan lawarr
badan yalg terkenal saat itu adalah gutat. (Peirl.)
ls€ekita,rya pennainar tombakboleh dilak'rkan di dalarn rnasjid.berarti per-
mauran yang sejenis, seperti iongkat, double stick, pedarg, golok, trisula, pisar-r
lempal, dan sebaganrya, boleh juga dilakukan di dalam masjid.Wallahu a'lam. (Penj.)
lsTl-ihat Nailul-Atttlur, I0/I8 - 19, cetakan Maktabah al-Kulliy,vat al-Azha-
riyyah, dengal sedikit perubahan.
2: SLINNAH SUBAGAI SUMBER ILN'ttJ PENGETAHTJAN 2a I

lewati sekelompok orang Islam yang sedang berlomba memanah


di pasar. Beliau berkata, 'Panahlah, hai Bani Isma'il! Karena se-
sungguhnya ayah (nenek moyan& yaitu Nabi Isma'il a's.,penj')
kalian adalah seorang pemanah. Panahlah, aku bersama Bani
Fulan.' Lalu beliau memegang salah satu dari dua kelompok yang
sedang bertanding dengan tangannya. Kemudian Rasulullah saw.
bertanya, 'Mengapa kalian tidak mernanah?' Mereka menjawab,
'Bagaimana karni mau memanah, sedangkan engkau bersama
mereka?'Maka beliau berkata, 'Memanahlah kalian. Aku ber-
sama kalian semua."'(HR Ahmad dan Bukhari)
Syaukani berkata, "Dalam hadits di atas terdapat anjuran
untuk mengikuti dan meniru kebiasaan nenek moyang yang baik
dan terpuji ." Juga dalam hadits itu digambarkan betapa santun-
nya adab para sahabat terhadap Nabi saw., kebaikan akhlak
beliau, dan pujian akan keutamaan memanah.
Dari'Uqbahbin'Amit ia berkata,

Vi 1'r. : Ju;;!r; {1Z*|rWtu &f:+f:b


i:r^, tt vi , ?1)t ,p, 'ii vi , ?"),i*tt'";:y
) o1'
(d-l -'r+i ol;-'; ';')'
"Aku mendengar Ra^sulullab saw. berkata, " Dan persiapkan-
lah untuk mengbadapi mereka dengan kekuatan apa saiayang
kalian sanggupi. .' (al-Anfal: 6O) Ketabuilab, sesungguhnya
kekuatan itu adalab memanab. Ketabuilab, sesunggubnya ke'
kuatan itu adalab memanah. Ketabuilab, sesunggubnya kekuat-
an itu adalab memanab. " (HR Ahmad)
Dan dari 'Uqbah dari Nabi saw., beliau bersabda,

(rL-r -r.+i olr-r;


{q -} ,1s'; i;'; &";Y
2A2 SUNNAH RAST'L

"Barangsiapa yang pernab diaj ari merttanah hernudian me-


ninS4galkannya, maka ia bukan dari golongan kami." (Dua
h.adits ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Muslim)

Syaukani berkata bahwa Qurthubi berkata, "sesungguhnya


Nabi saw. menafsirkan kekuatan dengan memanah -meskipun
kekuatan waktu itu dapat juga diperoleh dengan mempersiapkan
alat-alat perang selain panah- dikalenakan memanah itu lebih
dapat mengalahkan musuh dan lebih mudah mempergunakan-
nya. Sebab jika seorang pemimpinbatalyon terkena panah, maka
semua yang berada di belakangnya mer{adi kalah. Nabi meng-
rl*gt ucapannya itu unfuk mendorong agar kaum muslimin
mempelajarinya dan mempersiapkan peralatannya."ls
Di dalamhadits ini terdapat dalil atas disyariatkannya me
luangkan waktu untuk mempelajari peralatan-peralatan iihad
dan melatih diri dalam penggunaannya. Dengan demikiart kita
akan menguasai pemakaiannya, terlatih dengan alat itu saatber-
jihad, dan terbiasa dengan penggunaan alat tersebuf di samping
ia berguna juga untuk melenturkan anggota tubuh.
Dan dari 'Amru bin 'Ambasah, ia berkata, "Aku mendengar
Rasulullah saw. bersab da, {lF
JV ;rt t
e f+..,.;, b,b
E
'Baranpiapa yang melempar anak panah diialanAllalL maka dia
sama dengan orang yang membebaskan budak."' (HR Imam
yang lima dan dishahihkan oleh Tirmidzi).
Adapun lafazh Abu Dawud"

l'rf i:4, { -;rt,F e*\:atg;p


ls8Menurut kami, Rasulullah saw lebih menekankan kekuatan pada
me-
manah dikarenakan jangkauan panah itu lebih jauh dibanding dengan peralatan-
peralatanperang yang lain, sesuai dengankondisiwaktuihr. Dan jika kita renung-
kan, sabda Nabi ini terbukti pada masa sesudah beliau sampai sekarang. Tengoklah
senjata-s€niata masa kini, seperti pistof senapan laras panjang rudal, hingga nuklir,
semuanya adalahhasil lontaran -cuma jauh lebih modem-, sama denganpanah.
Terlebih lagr jika melihat kalimat yang dipakai oleh Nabi saw., yaitu "ar-rsmyu",
yarrg secara bahasa berarti 'melempar'. (Penj.)
2: SUNNAH SEBAGAI StIMBL,R ILI\4LJ PENGETAHTJAN 2a3

F..i, 'z ti ..,r< '.1,.


RIP.I ;+
-'. 4r JD - -*
"Barangsiapayang melesatkan anakpanab sampai ke arab
musuh di ialan Allab --sampai ke rnusub atau tidak sampai--
maka baginya adalab paba'a seperti membebaskan budak'"
Syaukani berkata, "SebetuJr:rya banyak sekali hadits yang ber-
isi dorongan untukbelajar memanah selain yang disebutkan oleh
penulis rahimahullah.Di antaranya, hadits yang dikeluarkan oleh
Baihaqi dari Jabir,

'Pasti mendapatkan cintaku: orang yang berjalan di antara


dua sasaran."'159
Thabarani mengeluarkan hadits dari Abu Dzar, ia berkata, "Rasu-
lullah saw. bersabda, ,,t--'Jk l it-{ c 9=a';)t ; ,A ;Y
'Barangsiapa yang berjalan di antara dua sasaran, maka bagnya
adalah kebaikan di setiap langkah."'
Baihaqi meriwayatkan dari hadits Abu Rafi',

a;Arr ;V4 *. : bi,tr ;r,* ll r 3;F


,lz o 6, ,

trJrr
"H ak seorang anak atas ayab nya adalab mengaj arinya me'
nulis, benenang, dan rnemanah".
Akan tetapi, sanad hadits ini dha'if.
Maksud dari perkataan Nabi saw., ( ,".i J^:'i ) yaituter-
bebas dari pedihnya siksaan yang dijatuhkan atas musuh-musuh

isgMaksudnya, yaitu orang yang belajar memanah dan menekuninya, karena


anak panah itu dilepaskan dari dua ujung busur. Dua sasaran yaitu dua ujung
busur yang berada di antara keduanya,yaitu anak panah. (Penl.)
284 SUNNAH FTASUL

agama Islam, atau sama dengan pahala orang yang membebaskan


(memerdekakan) budak. Perkataan Nabi, ( 'ri'rilt l*"-
C! il C
rupakan datl bahwasanya pahala akan diperoleh orang yang me-
lesatkan anak panah di jalan Allah walaupun dengan sekadar me-
lesatkan, baik anak panah itu mengenai sasaran atau tidak, baik
sampai ke arah musuh atau tidak, sebagai kemurahan dariAllah
'falla
lalaluhr; terhadap hamba,hamba-Nya, karena hal itu meru-
pakan pendekatan diri kepada Allah yang utama dan besar man-
faatnya, yang bagi dasar agama Islam merupakan fondasi dan
bangunan terbesar.l6o

Haramnya Barang-barang yang Memabukkan


Termasuk perhatian Islam terhadap kesehatan tubuh yaitu
haramnya barang-barang yang memabukkan dan menenangkan,
meskipun namanya bermacam-macam. Selain itu,Islam juga
sangat menekankan agar umatnya menjauhi barang-barang ter-
sebut dan menjatuhkan hukuman syar'i bagi yang memakainya.
Orang-orang yang turut serta di dalamnya juga turutberdosa -
sekalipun kecil perannya. Bahkan dalam perkara khamr (mi-
numan keras),Allah melaknat sepuluh maciln orang yang terlibat.
Selain itu, Islam juga mengharamkan para pemeluknya untuk
mempergunakan setiap barang yang membahayakan dan me-
nyakitinya, baik bahaya itu datangnya saat itu juga ataupun ke-
mudian, di badannya atau kejiwaannya. Entah itu barang-barang
yang dimakan, diminum, dicium, diisap, atau barang yang lain
cara penggunaannya, seperti melalui suntikan danyang semacam-
nya. Irri katena, seorang muslim haram hukumnya menyia-nyia-
kan tubuh dan kekuatannya, sebab itu merupakan titipan/
amanat dari Allah SWT padanya. Maka dari itu, setiap perbuatan
yang membahayakan --seperti merokok-- dilarang oleh agama
Islam.

t60N ailul-Authar; 70 / 10, 11, dan 12.


2: SUNNAH SEIIAGAI SUMBER ILN4U PENGETAHUAN 245

Haramnya Boros dan Pelit


Salah satu perhatian Islam terhadap tubuh adalah sikapnya
yang tidak membenarkan orang yang mengharamkan apa yang
dihalalkan oleh Allah dari hal-hal yang baik dengan mengatas-
namakan agarna, atau karena kekikirary
"Katakanlah, siapahab yang mengb aramkan perbiasan
Attab dan rezeki-rezeki yang baik yang telah Dia keluarlaan
untuk b am ba-h amba-Nya. . . ? " (al- L' raf: 321
.

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian rnenS-


haramkan apa-apayang baikyangtelab Allab balalkan untuk
kalian, dan janganlab kalian melampaui batas... . " (al-Maa-
idah:87)
Dalam hadits dikatakan,

{r# .b ,tb,'ii "'rbi;li., r ir}


"sesungguhnya Allab senang melibat bekas nihmat yang Ia
berikan kepada b am ba-Nya. " 161
Dalam mengimbangi hal di atas, Allah melarang sikap boros
fterlebihJebihan) dalam hal makan dan minum, sebab dikha-
watirkan akan menimbulkan bahaya terhadap badan, di samping
masih ada bahaya-bahaya lain.
"...Dan makan-minumlah kalian, tetapi jangan berlebih'
lebiban. Sesunggubnya Dia (Allab) tidak menyukai orang-
orang yang baros (berlebihJebihan)." (al-A'raf: 31-)
Rasulullah saw. bersabda,

"Makan dan minumlah kalian, ber.sedekablah danpakai'


lab pakaian, tetapi jangan boros d.an sombong.'tt67

161HR Tirmidzi dan Hakim dari 'Abdullah bin 'Amru. Imam Suyuthi meng-
hasan-karnya dt Shahih al-l ami' ash-Shaghir, ha1.L887.
162HR Ahmad, Nasa'i, Ibnu Majah dan Hakim dari Ibnu Amru, dan dia
(Albarn) men-sftalzih-kannya di Shahih al-lami' ash-Shaghir (4505).
286 SUNNAH RASI,JL

Rasulullah saw. bersabda,


..1 or g . i .
,.-rt
a)l
\
.*rl La:a.-..r
9' .. ( A_rb) "./o
'a)/
|,a tV 1 u^>l {Lo
rt
uoq&
/
l

Gs- t*(
o., I t .1 t z o -.t ,, ,.o'-
cJLg
o.l) c
4-).a '|a-al - r)l-c-.rj ltul c'
$ tt i llz
.
llLl
lil
c qa.lig c a:r; I ig
(oL- rtl-l gUlJ z-v O;IJ qt )ls-r,+iolr-r; *t"i,
"Tidak ada tempat J/ang lebib jelek dari perut seseorang
yang. dipenubi oleb makanan.l63 Cukuplab bagi anak Ad.am
(manusia) beberapa makanan (dan dalam suatu riwayat:
beberapa suap) untuk menegakkan tulangpunggungnya. Dan
sekiranya harus demikian, maka sEtertiga untuk makanannya,
sepertiga untuk minumannya, dan sepertiga untuk bernafas."
(HR Ahmad)le

Rasulullah saw. bersabda,

d FU';60 gts & ,;-.kU -|


'-. or:-\
re) .J ill&!
(cr',p) 4#
"Orang mukmin itu makan di satu us*s, sedangkan orang
kafir makan di tujub usus." (HR Muttafaq 'Alaih)l5s

163lni kata kiasan yangindah dari Nabi saw Banyak tempat yang bisa kita
penuhi, tapi kalau tempat itu adalah perut, dan kita penuhi dengan makanan dan
n'rirruman, maka itu adalah tempat yang paling jelek. (Penj.)
l6rHR Ahmad (1 / 732), Tirmidzi, dal ia berkata, " Hasan shahih." (2380),Ibntr
Majair (3349), Nasa'i dialKubra, Ibnu Hibban di Shahilurya(5236), darr Hakim, ia
men-slu/rih-kannya. Dan disetujui oleh Dzahabi (4/ 121,331 dan 332). Semuanya
dari Miqdam bin Ma'ad bin Yakrub.
l6sMuttafaq'alaih dari Ibnu Umar dan Abu Hurairah, al-Lu-lu' ual-Marjan,
hal.1334, 1335)
2: SIiNNAH SEUAGAI SUMBER ILMU PENGETAHUAN 247

Hal itu dikarenakan seorang mukmin itu memPunyai tujuan-


tujuan yang tinggi dan keinginan-keinginan yang beraneka
*u.u-, b.rkan hanya memikirkan perutnya saja. Ketika makan
dia terikat oleh adab syara' ,sehingga dia bisa menjaga dan tidak
berlebihan. Sedangkan Islamitu agama yang mengajarkan untuk
bersikap adil dan tidak memihak dalam segala hal.

larangan Membebani Badan Sekalipun den$an Beribadah


Islam juga mengharamkan membebani badan dengan pekerja-
ary begadang, dan menahan rasa 1apa4, sekalipun hal itu dilakukan
dalam rar,gla beribadah kepada Allah SWT. Nabi saw' benar-
benar melaiang tindakanbeberapa orang sahabatyang salah se-
orang dari mereka ingin bangun malam terus dan tidak tidur,
oru.t[ y*g kedua ingin berpuasa selamanya dan tidak berbuka,
sedangkan orang yang ketiga ingin menjauhi perempuan-PerefiI-
puan dan tidak mau beristri. Lalu Nabi saw. berkata kepada mereka,

, rJ?rtrf ,#r,d €tu\+ u 6:ri f''F


'*'t"J-^3,lil;Jt
- ., o .l -, . " t a. ii, t rif. to t (.
f ctlt) L +g) (_f')
t zz d
// . or. t
(*,-r;-) tqtl e t*
"Aku ini adalab orang yang paling tabu siapa Allab dan
'tidur. takut kepada-Nya, tetapi aku ini bangun
paling malarn dan,
Aku juga berpuasa dan berbuka. Dan aku kauin dengan
sejumlab perernpuan. Maka barangsiapa yang tidak suka de-
ngan Sunnabku, berarti dia bukan dari golonganku, " (HR
Muttafaq 'Alaih;toe
Beliau juga mengingkari perbuatan Utsman bin Mazh'un,
Abdullah bin Amru, dan selain mereka berdua yang berlebih-

r6Muttafaq 'alaih dari Anas, aI-Lu'Iu' zoal-Marjan, hal. 885.


2AA SUNNAH RASUL

lebihan dalam beribadah. Beliau mengingatkan bahwa badan


mereka, keluarga, dan masyarakat mempunyai hak terhadap
mereka. Beliau berkata kepada Ibnu 'Amru,
j

,&':LIt ltAs tv
oz
o ., 0- ot.l, o, \

e.
/9
( arg
€'F\Jff
/ | ot/ .,r to (, G .. ..,oi. ..1 az1 tr,.
c f--i-- e-Ie -l-Ff . ol,: , t
l-0>
-'
eqit Jiil. JI)
a
.., ol. /.t a z l. ,z
(c1' .i;:.)
/,"-.
(U- dc ! -,:)1 OIS

"Puasalab dan berbuka, bangunlab dan tidur, karena ses-


unggubnya badanmu itu menxpunyai hak atas dirimu (yakni
untuk beristirahat), matamu juga mempunyai hak atas dirimu
(yakni untuk tidur), keluargamu (yakni istrimu) juga mem-
punyai hak atas dirimu (yakni untuk bersenang-senang dan
beramab tamab), dan tamumu (yakni orang-orangyang suka
mengunjungimu) juga mernpunyai bah atas dirimu (yakni
untuk dimuliakan dan bekerja sama). "(HR Muttafaq 'Alaih)157
Diriwayatkan dari Anas bahwasanya Rasulullah saw. melihat
seorang yang sudah lanjut usia dituntun oleh dua orang anaknya
(yakni berjaian di antara keduanya dengan bersandar pada mereka
berdua). Beliau berk ata, " A da apa dengan or altg iri? " Para sahabat
berkata, "Dia bernadzar akan berjalan (yuh pergi haji dengan
berjalan)." Beiiau berkata, "SesungguhnyaAllah tidak membuhrh-
kan peny{ksaan orang ini terhadap dirinya." Lalu beliau menyu-
ruhnya agar naik kendaraan.168
Tidak benar jika ada hadits Nabi saw. yang menjelaskan ke-
utamaan lapar saja, kecuali jika lapar itu karena puasa. Bahkan
jelas-jelas ada hadits shahih yang menceritakan bahwa Nabi saw.
berlindung kepada Allah dari rasa lapar,

l6TMuttafaq 'Alaih dari 'Abdullah bin 'Amnt, al-Lu'Iu' zoal-Marjan, hal. 715.
l68Muftafaq' Alath, al-Lu'lu' wal-Marjan, hal. 7064.
2: SUNNAFI SEBAGAI SUMBbR ILIvll-J PENGETAHTJAN zag

. o.:
o t-AiG o r l, , f o ti
q
, ,..e/ \
(-) ""J) . c
c *-,-11 :4 Jr. )-asl
(!_/
,:l
Y\/ 6+JlB
, lJo 6
(-V U\J gul-,:yi: yi .'rrl (iPl
"Ya Allab, sesunggubnya aku berlindung kepadamu dari
kelaparan, karena dia itu adalab teman tidur yang paling
j etek. " (HR Ibnu Daud)16e

Disyariatkannya Kemudahan dan Keringanan


Di antaraperhatian Suimahnabawiyah terhadap hak tubuh
adalah disyariatkannya rukhshah (kemudahan) dalam melaksana-
kan kewajiban-kewajiban sekiranya tubuh menjadi sakit jika ke-
wajiban itu dilaksanakan sebagaimana mestinya, seperti menye-
babkan sakit, atau memperparah penyakitnya yang pertama,
atau memperlambat sembuh, atau malah menimbulkan penyakit
baru. Dalam keadaan seperti ini, seorang muslim boleh mengganti
wudhu' dengan tayammum, shalat yang berdiri bisa dilakukan
dengan duduk atau berbaring, dan ia juga boleh berbuka pada
bulan Ramadhan jika sedang bepergian atau sakit.
"... dan barangsiapa dalam keadaan sakit atau sedang be-
ltergian, maka (ia mengganti) sejumlab bari itupada bari-hari
yang lain... . " (al-Baqarah: 185)
Rukhshah untuk orang sakit dan orang yang bepergian ini
sudah banyak dikenal orang. D sarnping itu ada juga keringanan
nntuk untuk keadaan-keadaan lain selain salr:rt dan safar (beper-
gian), baik yang ada penggantinya atau tidak. Sehingga sudah
menjadi semacam kesepakatan di kalangan kaum muslimin
bahwa kesehatan badan lebih didahulukan daripada kesehatan
agama. Dalam hadits dikatakan,

;:;
zJ/9
5 e t t/ /-/-
)l o-5, LJ
.
L
J, ' l
A-.a;) Jt il
"-;
'ol o I t . n
I
u
il&
r

"1
"/
16eFIR
Abu Dawud, Nasa'i, dan Ibnu Majah dari Abu Hurairah' Di-/rasan-ka-n
oleh Ssyslili di Shahih al-lami' ash-Shaghir,ha1.7283
29O SI.JNNAH RASLJL

, ./tta o,
(g-#l:oL-;1-r -r'+i o1'r;
t+:'ar.,o
" S e sunggub ny a All ab s e n ang j ik a kering anan - keringanan -

Nya dikerjalean, sebagaimana Dia juga tidah senang jika mak-


siat kepada-Nya dikerjakan." (HR Ahmad)170

Terkadang men geq akan r ukhshah menj a di wajib hukumnya,


seperti jika sakitnya parah atau bepergian yang banyak menguras
tenaga, sementara ifu badannya lemah dikarenakan sudah tua
atau yang semacarnnya. Maka untuk orang seperti ini diharamkan
berpuasa, karena ia akan mendapatkan kesulitan yang berat dalam
pelaksanaarurya. Hal ini seperti orangyang dilihatolehNabi saw.
dalam suatu perjalanan. Orang itu dipayungi oleh sahabat-
sahabatrrya sambil tubuhnya disirami air dikarenakan ia sudah
sangat kepayahan. Manakala beliau menanyakan hal itu, para
sahabat berkata, "Sesungguhnya dia sedang berpuasa." Segera
Rasulullah saw bersabda,

(* O,r-) {,;' €, ?Qri'-),,_, ;^ !F


"Tidak termasuk dari kebaikan; puasa dalamperjalanan."
(Muttafaq 'Alaih)
Yakni, pada perjalanan semacam ini, di mana sampai mem-
beratkan orang yang bersangkutan hingga batas sedemikian rupa. 171
Dengan pasti Allah menutup ayat puasa Ramadhan dengan
firman-Nya,
"... Allab mengbendaki keringanan bagi kalian d.an Dia
tidak mengbendaki bagi kalian kesulitan... . "(al-Baqarah: 185)

170911 4h*u4, Ibnu Hibbal, dan Baihaqi di asy-Syu'ab dari Ibnu 'Urnar. Se-
ba gaimana di ghir, haLI886.
Sl uhih aI- J anti' asE Sha
l71lihat buku k arri:Taysir al-814ft "Fiqhu ash-Shiyam", kapan berbuka puasa
dalam perjalanan afdhal dilakukan?
2: SI..ITr'NAH SEtsAGAI STJN'IT]ER ILN'II.J PENGETAHI.JAN 29I

Termasuk dalam hal ini adalah apa yang disyariatkan oleh


Al-Qur'an dan Sunnah terhadap hukum darurat, di mana pada
saat itu dibolehkan apa yang dilarang. Termasuk ke dalam keadaan
darurat itu misalnya memelihara tubuh dan keselamatannya, se-
hingga dibolehkanbagi seorang mushm untuk memakanbangkai,
darah, dugg babi, dan binatang yang disembelih untuk selain
Allah. Allahberfirman,
" Tetapi barangstapa dalam keadaan terpaksa (memakan-
nya) padahal dia tidak menginginkan dan tidakpula melebihi
batai, maka ia tid.ak berdosa. Sesunglubnya Allab Maba Peng-
anxpun lagi Maba Penyayang. " (al-Baqarah: 173)

Juga ayatyang seperti ini diulang di dalam suratal-Maa'idah,


al-An'am, dan an-Nahl

Perhatian terhadap Kedokteran dan Pengobatan


Sebagaimana memperhatikan masalah kesehatan, Islam juga
memperhatikan masalah kedokteran, baik kedokteran dalam
bentuk pengobatan atauPun Pemeliharaan kesehatan, meskipun
perhatiin terhadap pemeliharaan lebih banyak. Seperti yang kita
ketahui bahwa satu dirham pemeliharaan itu lebih baik daripada
setumpuk harta pengobatan.
Yang termasuk pemeliharaan kesehatan yang paling utama
yaitu meninggalkan israf (berlebih-lebihan) dan menjaga agar
tidak makan terlalu banyak. Allah SWT berfirman,
"...makan dan minumlab lealian, dan janganlab berlebil:-
tebiban. Sesunggubnya Dia (Allab) itu tidak menyukai oranS-
ordng ))ang berlebib-lebiban. " (al-A'raf: 31)

Barusajahadits 4 )'e:.'-r';7e , iil:Jr iu tF danhadits


"lr1'n';i;bkita lewati. Pada dua hadits tersebut ada isyarat ke-
rakusan dan ketamakan manusia, serta tidak ada hal lain yang
menyibukkannya selain syahwat perutnya.
Sekiranya pada masa kini telah diketahui bahwa air susu itu
dapat mencegah sebagian penyakit --khususnya pada waktu
292 SUNNAH RASI.JL

bayi- seperti penyakit lumpuh, cacar, demam, dan sebagainya,


maka sesungguhnya teori fikih menuntut adanya pendapat yang
mewajibkan meminum susu ini. Juga wajib atas orang tua dan
wali anak-anakitu untuk memberikan suntikankepada mereka
sebagai perlindungan mereka dari berbagai penyakit yang me-
matikan atau membahayakan, sesuai dengan SunnahAllah SWT.
Amru bin Ash radhiyallahu'anhu pernah tidak mau mandi
junub pada suatu malam yang sangat dingln. Kemudian ia shalat
mengimami para sahabatnya dengan bertayammum terlebih
dahulu, sehingga mereka mengadukannyapada Nabi sar,u. Tat-
kala Nabi saw. menanyakannya, Afirru menjawab, "Saya teringat
pada firman Allah Ta' ala,
"...Dan janganlab kalian membunub diri kalian; sesLtng-
gubnya Allab itu sangat sayang pada kalian. " (an-Nisa': 29)
Nabi pun tersenyum mendengar j awabanAmru.172 Ini berarti
pengakuan beliau terhadap'Amru dan ijtihadnya.
Kebalikan dari ini, ada seorang laki{aki yang luka, lalu ia ber-
mimpi junub. Sahabat-sahabatnya pun memlatwakan padanya
agar mandi meskipun sedang menderita luka-luka. Akhimya dia
meninggal dikarenakan air (yang dingrn) itu membuat luka-luka-
nya semakinbertambahparah. Tatkala kabar ini sampai kepada
Nabi saw., beliau marah dan menyalahkan orang-orangyang
memberikan fatwa wajibnya mandi kepadanya. Lalu beliau ber-
sabda,

cV re rr-:l:i--rtl f$ y^ r k,#frry
^
.,, t,,

* '*x-'ji #s;,rrf wl ,JG),;lt;W


172Yang merirvayatkan hadits ini dari 'Amru adaiah Ahmad, Abu Dawud, dan
Danrqutlrni. Sedar.rgkan Bukhari meriwayatkannya dalam bentuk ta'liq.Ibntr
Hibban dan Hakim juga meriwayatkan hadits ini. Lihat Nailul-Authar (1/324),
cetakan Dar al-Jail.
2: SUNNAH SEISAGA| SUMBER tLN,{tl PENGE'IAHtJ,{N 293

()-r),,i "tD4&':y'r
"Mereka telab membunuhnya, maka Allab akan membunub
mereka/ Apakab mereka tidak bertanya kalau tidak tabu?l
I(arena sesungguhnya obat dari tidak tabu itu adalab bertanya.
Dan sebetulnya cukup baginya untuk rnembalut lukanya lalu
bertay ammum. " (HR Ibnu Dawud) u3

Di dalam hadits ini Nabi melukiskan mereka sebagai pem-


bunuh, yakni disebabkan merekalah orang itu meninggal. Beliau
mendoakan mereka dengan "... maka Allah akan membunuh
mereka.. .." dikarenakan sikap gegabah dan keteledoran mereka
dengan fatwa dalam masalah yang tidak mereka ketahui.

Perhatian Rasul saw. terhadap Kedolcteran dan Pengobatan


Adapun perhatian Rasulullah saw. terhadap kedokteran dan
pengobatan, memang ada dan tidak mengapa. Di dalam kitab-
kitab hadits yang terkenal yang disusun berdasarkan bab-bab
dan judul-judul, Anda akan mendapatkan kltab ath-Thib (ke-
dokteran) atau bab-bab kedokteran yang terbagi-bagi dan saling
berkaitan.
Di samping itu, dalam kitab-kitab atau bab-bab lain seperti
al-l ann' iz, aI- Adzknr, ad.-Da' awat,dan lain seb agany ajuga terdapat
masalah-masalah yang berkaitan dengan kedokteran dan peng-
obatan.
Ada sejumlah hadits dari Nabi saw. yang menyebutkan be-
berapa macam jenis obat-obatan untuk beberapa macam penyakit.
Sehingga ada sebagian ulama yang sangat memperhatikannya,
dan mereka menyangka bahwa semua itu adalah sebagian dari
agama dan wahyu llahi. Akan tetapi kenyataannya, ada sebagian
dari hal itu yang hanya merupakan keahlian suatu kaum tertentu
dan hasil-hasil yang dihasilkan oleh kaum tersebut. Ini sebagai-

iT3HRAbu Dawud dari|abir. Sebagairnana juga dia, Ahmad danHakim meri-


wayatkan hadits ini dari Ibnu Abbas. Lthat Shahih al:lami' ash-Shaghir (4362,4363)
dan lrwa' al-Ghalil (705).
294 ST]NNAH RASIJL

mana yang kami ceritakan dari lbnu Khaldun, Waliyullah Dahlawi,


dan selain mereka berdua.
Di antaranya, apayangsesuai dengan suatu lingkungan ter-
tentu dalam suhunya, iklimnya, dan keadaannya -seperti ling-
kungan yang beqgurun pasir di daerahArab- jelas tidak mungkin
diterapkan pada setiap orang. Hal ini sebagaimana dijelaskan
dalam Muhnq qi q Ibn:lQayytrnr a'ltimnhullah dalam penjelasannya
mengenai penyembuhan penyakit encok dengan ekor kambing
arab, pengobatan sakit demam dengan air dingin, mengawali akti-
vitas pada pagi hari dengan memakan korma, dan yang semacam-
nya, di sejumiah tempat dalam kitabnya "al-Hadyu an-Nabaztsi".

Prinsip-prinsip dan Arahan-arahan Nabi saw. dalam Kedolteran


dan Kesehatan
Ada satu sisi penting yang berkaitan dengan kedokteran yang
banyak diabaikan oleh orang-orang yang senang dengan pem-
bicaraan tentang ath-Thib an-Nabauti (kedokteran ala Nabi) atau
kedokteran di dalam Islam, yaitu sisi pengarahan yang ber-
hubungan dengan misi agama Islam dan peran Rasulullah saw..
Sungguh, agama-agama buatan manusia yang diselewengkan
telah memasukkan pemikiran-pemikiran yang busuk dan khu-
rafat-khurafat yang batil, sehingga menghambat perkembangan
kedokteran yang benar dan merusak daya manfaatnya. Lalu
datanglah Nabi saw. yang membuang khayalan-khayalan itu.
Kemudian beliau membenarkan kesalahan-kesalahan yang ada
dan meletakkan kaidah-kaidah atau prinsip-prinsip yang kekal.
Beliau mempersiapkan batu fondasi dengan sebenar-ben arny a
untuk membangr.rn bangunan yang kokoh unhrk kedokteran ma-
nusia yang ilmiah dan benar.
Di antara prinsip-prinsip yang diaj arkan oleh Nabi Muhammad
saw. sebagaimana yang dibawa oleh Sunnah nabawiyah, /aitu:

1, Memberikan Penilaian yang Besor terhadap Tfubuh


Sunnal r menetapkan bahwa tubuh memiliki nilai yang sangat
berharga, dan ia mempunyai hak atas pemiliknya. Untuk yang
2: SUNNAH SEBAGAI SLJNluh,R ILNII] Pb'NGbTAHLiAN 295

pertama kalinya orang-orang mendengar dari inti agama,


4"; 3fii !i;;.';1[ "sesungguhnya tubuhmu memPunyai hak
atas dirimu. " Ini adalah j umlah kalimat yang ringkas, tetapi betul-
betul penuh arti dan mengandung makna yang mengagumkan.
Termasuk hak tubuh atas dirinya adalah, hendaknya dia mem-
berinya makan apabila telah lapar, mengistirahatkannya apabila
letih, membersihkannya apabila kotor, dan mengobatinya apabila
sakit. Menurut pandangan Islam, hak tubuh ini tidak boleh di-
lupakan dan diabaikan demi kepentingan hak-hak yang lairy se-
kalipun itu hak Allah 'Azza wa lalla.
Maka tidak mengherankan jika Nabi saw. meminta perlin-
dungan pada Allah dari penyakit-penyakit yang menjijikkan
yang menyerang manusia. Sabdanya,

, lo ti
(ti-ii6 o"r-aJa ,f;, Jr j.rJ. t-f, 1,"?,i\
di e,f
(e.iL-,Jlr :i, e.i]r.+i o1-r1
{iu*,!i irr't't
"Ya Allab, sesunggubnya aku ini berlindung kepada-Mu
e ny a ki t k LLS t a, gi I a, Iepr a, d an d ari p e ny aki t -p e ny aki t y ang
d a ri p
men-jijikkan. " (HR Ahmad)17a

Sebagaimana beliau juga berlindung dari bisu dan tuli,17s dan


dari penyakit-penyakit yang tidak dikenal,176 yal<ni penyakit-
penyakit yang belum diketahui bentuk dan namanya.
Juga tidak mengherankan sekiranya Nabi saw. berdoa ke-
pada Allah SWT agar senantiasa diberi kesehatan badan dan
panca indranya. Sabdanya,

17411p 41l*u4, Abu Dawud, dan Nasa'i dari Anas, sebagaimana di Shahih al'
I ami' ash- laghir, hal.1 281.
S
usHR Hakim dan Baihaqi dalam ad-Du'aa' juga dari Anas, sda., ha1.1280
176Tirmidzi, Thabrani, dan Hakirn, sda, ha1.1298.
29fj SLINNAH RASTJL

deG p'F
, 6 t..iz \
d"eG'1 tiJ;tL
O/

'€fi trto
Lz6
({ut-r, q,-iJ\",-rrl { e u j-lt ajr>19

'Ya Allab, anugerab hanlah keseb atan p ada badanku, anu-


gerabkanlah kesebatan pada penglibatanku, dan iadikan ia
pew aris ku . " (HR Tirm idzi)177
(Maksudnya: Jadikanlah keduanya tetap dalam keadaan sehat
wal'afiyat sampai aku meninggal, sebagaimana pewaris tetap
tinggal (hidup) setelah ahli waris meninggal.)
g/0gO
,,,.3- \
i <\;!', "
,-Y-Jt5//L>.-'JJ -;i-, -t a;\;(''&Jl ;-ui-,i ;t rdjrF
O / O /
(.-J-9at'-olq
C,/ JJ
O

L) / -/
O
c I>IJJ
)t&
/) /
"i,'";i.JG-, o ,c /-
l>/-Lol J
.

o z, o o ,o z, .1' o . 7 z, o/ c

.fs,#,-f)t# "
,Y) q+ &.t-t
zol J/ z
.0 tc/ o 0 t,/
e Jabi bi'J.'A4 )ft)re_fUjcJL-t
-0. -

,(o c

1.,t1\ otlrS R,t-,


'Ta Allab, sesu.nggubnya aku ini meminta ampunan dan
kesebatan kepada-Mu dalam agama dan duniaku, keluarga
dan bartaku. Ya Allah, tutupilab auratku, berilab keamanan
pada ketakutanku, dan jagalah diriku dari depan dan be-
lakangku, dari samping kanan dan kiri serta dari atasku. Dan
aku berlindung kepada-Mu jika ada yang bendak membunub-
ku dari bawabku. " (HR al-Bazaar)l79

177HR Tirmidzi dan Hakirn dari 'Aisyah, Tirmidzi berkata, "Hasan gharib"
(347 6), lapi baralgkali ia meng-hasan-kamya karena hadits lain.
178HR Bazzar dari lbnr.r Abbas, tapi di dalamlva ada perawi
yang lemah se-
bagaimana yang dikatakan oleh Haitsami (10 /175). Dan dia rnenyebutkan juga
dala nr Slrnlr ilr a l- | ani i' ash- S lw ghir, hal.727 4.
298 SUNNnH RASI.JL

"Wahai Rasulullah, apa pendapatmu tentangruqyah yang kami


baca untuk menyembulrkan, obatyang kami pakai untukbenrbat,
perisai yang kami pakai unhlk mempertahankan diri, apakah ia
dapat menolak sedikit dari takdir Allah?" Nabi bersabda,
ta' /i .ri ,flF "Hal itu termasuk takdir Allah./181
kri adalah jawaban yang tegas dan pasti, karena Allah SWT
telah menentukan sebab-sebab dan musababnya. Allah menjadi-
kan untuk makhluknya penolakan terhadap suatu takdir dengan
takdir lain dari hukum-hukum-Nya. Sehingga untuk melawan
takdir lapar dengan takdir makan, takdir minum untuk menolak
takdir haus, takdir penyakit ditanggulangi dengan takdir obat.
Demikian seterusnya. Setiap yang ditolak dan yang menolak me-
rupakan takdir Allah. Petunjuk Nabi sar,v. dalam hal itu adalah
petunjuk yang paling sempurna, sedangkan Sunnahnya adalah
cahaya yang patut diikuti dan dijadikan pegangan. Sesungguhnya
Nabi saw. itu selalu berobat untuk dirinya dan menyuruh keluaqga
serta para sahabatnya untuk berobat jika terkena penyakit.

Dalam hadits shahih dari Jabiq bahwasanya Nabi saw. pemah


mengirimkan seorang tabib/dokter kepada Ubaybin Ka'ab. Lalu
tabib itu memotong daging tumbuhnya dan mencosnya (menem-
pelkan besi panas mernbara, ed.).taz
Suatu saat, ketika akan memasuki negeri Syam,'IJmar me-
ngetahui bahwa di sana sedang terjadi wabah thn'un (penyakit
pes/sampar). Kemudian dia bemnding dengan para sahabatnya
untuk kembali. Akhimya mereka sepakat dengan'umar untuk
kembali, menjauhi mereka vang berada di tempat terjangkitnya

181HR Ahmad (3/421),


Tirmidzi (2066), Ibnu Majah (3a3f, Hakim (4/ 199),
Tirmidzi berkata, "Hadits hasan." Dan dalam sebagian penukilan, ',Hasan shahih."
Dan ia mempunyai saksi dari hadits Hakim bin Hizam yang diriwayatkan oleh
Hakim, dan ia slrahllr-kan, dal Dzahabi menyehrjui-rya(4/ 199). Dan saksi lain dari
hadits Ka'ab bin Malik yang diriivayatkan oleh lbnu Hibbal dalam shahih-nya,
hal.6l ()0.
182HR Muslim dalarn kitab as-Salam dengan nomor: 2207.
2: SI.]1\*NAH SET]AGAI SIJi\,IT]h,R ILN'TI.] I)ENGL'TAHIJAN 299

wabah. Maka Abu 'Ubaidah berkata, "Apakah kita melarikan diri


dari takdir Allah, hai Amirul-mukminin? "'IJmar berkata, "Kalau
saja bukan engkau yang mengatakannya, hai Abu'Ubaidahl Ya,
kita lari dari takdirAllah menuju takdirAllah yang lainlApa pen-
dapatmu jika kau memilliki dua lembah. Yang satu subur, dan
satunya lagi tandus. Bukankah engkau akan menggembalakan
binatang ternakmu di lembah yang subur dengan takdir Allah?"
jauh dan
Jadi, seorang muslim yang memPunyai pandangan
faqih dalam agamanya, dia adalah orang yang menolak takdir
Aliah dengan takdirAllah yang lain; dan dia lari dari takdirAllah
menuju takdir Allah yang lain. Hal ini sebagaimana kata filsuf-
penyair Muhammad lqbal, "seorang mukmin yang lemah itu ber-
alasan dengan qadha' dan qadarAllah. Sedangkan orang mukmin
yang kuat melihat bahwa usaha itu termasuk takdir Allah yang
iiaut bisu dikalahkan dan qadha'-Nya yang tidak bisa ditolak'"

3. Ketetapon lluhum AIIah di Dalam Hal Penyahit Menular


Sunnah nabawiyah mengakui keberadaan hukum Allah di
dalam hal penyakit menular; dan demi kesehatan, ia meny'umh
kita untukberhati-hati, waspada, dan menjauhi wabah-wabah
penyakit menular, seperti tha' un dan yang semacarrlnya' Bahkan
ia memperluas lingkaran kewaspadaan sampai kepada binatang
ternak. / ,, i.. ,'\,
j"';'\b
Nabi Muhammad saw. bersabda, 4e- J' .r;
"Janganiah dicampur-baurkan antara binatang yang sakit dglgut'
binatang yang sehat.'183 Yang dimaksud dengan { C;i F
{ :}'Ji b adalah onta yang sehat. Adapun yang dimaksud
de-ngan " jangan dicampurbautkan" adalah jangan dicampur-
baur antara onta yang sakit kudis dengan onta yang sehat ketika
mandi-nya, agat onta yang sehat tidak terkena kudis.
Di dalam Shahih Muslirn disebutkan bahwasanya di antara
rombongan utusan dari Tsaqlf ada orang yang menderita penyakit

183HR Muttafaq'alaih dari Abu Hurairah, al-Lu'lu' ual-Marjan, hal'1436


3OO SUNNAH RASI,IL-

kusta. Maka Nabi saw. mengirimkan orang kepadanya. Beliau


3 u.lj\j b
berkata,.{ g,, lFKembalilah, kami telah membai,atmu.,, 1&
riwayat Ibnu Majah dikatakan,',,rtt #+t Vy
". .?tr-r*Jl
&'g "d_qtuy
Jl
\e-./ 9,

'Janganlah kalian memandang orang yang berpenyakit kusta ter-


lalu lama."18s
Rasulullah saw. bersabda dalam masalah penyakit thn'un --
ini adalah wabah umum--,
/ tt , /
'*3', li(' , o)i'lr-u
(* J 'J J ).j
'- ,_;","l.-, * ^r*^-, trt$
{t-.r..f-;--
-,,)

@'F.) {4 6GWfi'*vt a ert e'tf,


'Jika kalian mendengar ada uabab tba'un di suatu ternpat,
maka janganlab kalian masuk ke dalamnya, Dan apabilape-
nyakit itu berjangkit di suatu ternpat sedangkan halian berada
di dalamnya, maha janganlab kalian keluar dari sana karena
ingin rygngbindarkan diri dari penyakit itu." (HR Muttafaq
/Alih)185

Ini adalah batasan wabah dalam lingkup yang paling kecil.


Adapun maksud hadits shahih yang diriwayatkan oleh Bukhari,
{.sJ-,; l} "Penyukit menular itu tidak ada," bahwasanya pe-
nyakit-penyakit itu tidak menular dengan sendirinya --sebagai-
mana vang diyakini oleh orang-orang jahiliah- tetapi menular
dengan takdir Allah SWT dan berdasarkan hukum-hukum-Nya
di alam ini.

1&HR Muslim dalam kitab as-Salam, dengan nomor: 2231.


r8sHRIbirtr Majah dari Ibnu'Abbas (3513), dal di dalamaz -Zaua'id,kararrean
Busiriri. Orang-orang yang meriwavatkal hadits ini senuanva lsigqa,t.
ls6Muttafaq 'Alaih dari Abdurrahmal bin Auf dal Usarnah
bin Zaid.
2: SLINNAH SEIIACAI S(iN{tshR ILI\'tLl PENGL,-IAHIIAN 30 I

4. Penghormatan terhodap Kedokteran yang Berdosarkan Uii Coba


Rasul saw yang mulia menentang keberadaan kedokteran
yang dipraktikkan oleh dukun dan sihir, yang biasa dinamakan
"kedokteran rohani" (kedokteran spiritual). Sejalan dengan itu,
beliau menghormati kedokteran yang berdasarkan atas penS-
amatan, uji coba, dan sebab musabab. Lalu beliau menyingkirkan
semua yang dimasyarakatkan oleh orang-orang jahiiiahArab dan
selain mereka sampai ahlul-kitab, seperti membuang sebab-sebab
yang zhahir dan hukum-hukum alam, untuk kemudian meng-
ambil sebab-sebab yang tidak tampak dan ruqyahyang tidak di-
ketahui maksudnya (misaL:rya jampi-jampi dan ruqy ah y ang ndak
dipahami isinya, jimat yang digantungkary dan sulap yang di-
praktikkan oleh para tukang sihir dan para pembohong). Rasu-
lullah saw. tidak menyisakan sedikitpun dari obat-obatan spiri-
tual kecuali yang di dalamnya disebut asma Allah SWT, per-
mohonan perlindungan kepada-Nya, permohonan kepada-Nya
dalam bentuk ruqyah, atau ta'awwudz-ta'awwudz atat yang se-
macam itu dari do'a-do'a dan dzikir-dzikir. Sebab siapa pun or-
ang-nya, jika ia seorang yang berpikiran jemih d an objektif dalam
berpendapat, ia tidak akan mengingkari adanya pengaruh yang
bisa dirasakan di dalam obat-obatan yang didasarkan atas iman
ini, di mana ia dapat menguatkan kejiwaan si sakit dan mem-
bangkitkan kembali gairah hidupnya, sehingga keinginannya
untuk sembuh dan harapannya untuk sehat kembali semakin
kuat. Dengan demikian, keyakinannya kepada rahmat Allah
menjadi bertambah kokoh, karena tidak ada yang berputus asa
dari rahmat Rabb-nya kecuali orang-orang yang sesat.

Sesungguhnya Nabi saw. -dengan perkataannya, perbuatan-


nya, dan ketetapannva-- meruPakan contoh teladan yang baik
dalam memberikan petunjuk menuju kedokteran yang benar
yangberdiri di atas ilmu dan uji coba,bukan di atas khayalan dan
omong kosong.
Nabi saw. berobatuntukdirinya dan menyuruhpara sahabat
serta keluarganya untuk berobat, karena Allah sebagai Pencipta
3O2 SIJNNAH RASTJL

penyakit adalah Yang juga menciptakan obatnya. Beliau juga


mengirimkan seorang dokter untuk Ubuy bin Ka'ab --sebagai-
mana yang telah kami sebutkan sebelumnya. Lalu dokter itu me-
motong daging tumbuhnya Ubay dan mencosnya (menempelkan
besi panas membara).187 Irri berarti, dia melangsungkan operasi
pada diri [Jbuy.
Dari Sa'ad bin Abi Waqqash, ia berkata, "Ketika aku sakit,
Rasulullah saw. datang menjengukku. Lalu beliau meletakkan
tangannya di antara dua dadaku, sehingga akumerasakan dingin-
nya tangan beliau di atas dadaku. Beliau berkata,'sesungguhnya
kamu ini terserang penyakit dada. Datangilah Harits bin
Kaladah, saudaranya Tsaqif, karena dia pintar mengobati."'188

Pad.ahal tidak ada keterangan bahwa Harits bin Kaladah telah


masuklslam. Maka dari itupara ulama mengambilhaditsini se-
bagai dalil atas diperbolehkarurya meminta tolongkepada orang
kafir dalam masalah kedokteranlse sekiranya mereka dapat di-
percaya oleh orang Islam. Meskipunyang utama, hendaknya se-
orang muslim diobati oleh orang muslim sepertinya. Apalagi di
sana ada hukum-hukum syar'i -seperti bolehnya berbuka puasa
pada bulan Ramadhan dan yang semacamnya- yang tidak dapat
lepas dari petr.rnjuk dokter. Bahkan hukum aslinya adalah, agar
jangan sampai seorang muslimberobat kecuali kepada seorang
dokter muslim yang tsiqqah di dalam agamanya, sebagaimana dia
juga mesti tsiqqah di dalam kedokterannya.
Pemah suatu ketika, salah seorang sahabat terluka dan banyak
mengeluarkan darah. LaluNabi saw. memanggil dua orangdari
Bani Anmar untuk. Kemudian kedua orang itu melihat sahabat
yang terluka. Rasulullah saw. bertanya pada mereka, "Siapa di
antara kalian berdua yang lebih pintar mengobati?" Sahabat yang
terluka berkata, "Memangnya ada kebaikan di dalam kedokteran,

187HR N,{uslim
dari Jabir dalam kitab as-Salant, lwl.2207
186HR Abu Darvud dalam ath-Thib dari Sa'ad, ha1.3825.
rs9alTir.ratib al-ldariyah, juz 7 /
karangan al-Kattani, 457 .
2: SLTNNAH SEIIAGAI Stll\IBER ILN'Iti PENGL'IAHIJAN 3O3

ya Rasululllah?" Beliau berkata, {;r1r )ii ,t$;rr"l, J'}ib "Yu^g


menurunkan obat itu adalah Dia Yang menurunkan penyakit."le0
Ibnul-Qalyim berkata, "Di dalam hadits ini menjelaskan
bahwa meminta tolong pada tiap cabang ilmu dan keterampilan
itu seharusnya kepada yangpaling ahli dibidangnya, karena dia
lebih mendekati kepada kebenaran."lel
Rasulullah saw. bersabda,
"Barangsiapa yang .suka mengobati padabal d'ia tidak me'
ngetabui ilmu kedokteran maka dia harus menanSSLt'ng hkibat-
"'
n))a), ,not
Dengan hal ini beliau menyingkirkan orang yang suka meng-
aku-ngaku dan bergaya seperti seorang atrli kedokteran padahal
dia tidak termasuk ahlinya. Beliau juga membebankan tanggung
jawab kepada mereka jika ada kesalahan-kesalahan dalam Peme-
riksaan dan pengobatan yang mereka lakukan. Seiring dengan
itu beliau menghargai para spesialis dan pakaq, karena dalam
setiap ilmu dan ketrampilan itu ada orang-orangnya (yang ahli).
dan tidak ada yang dapat memberitabukan keterangan
". ..

kepaclamu sebagaimana yang diberikan oleb ablinya. " (Fathir: 14)

Selain itu, beliau juga menyingkirkan para dukun dan pen-


dusta yang suka mengobati orang-orang dengan menggantung-
kan jimat atau ruqyahjahiliah vang isinya tidak mengandung
penyebutan Allah Ta'ala dan nama-nama-Nya yang baik. Juga
iegala macambentukyang dianggap sebagai pembuka pintu ke-
musyrikan dan hasil budaya jahiliah.
Imam Ahmad meriw ayatkan dari Zainab istri Abdullah bin
Mas'ud, ia berkata, "Jika 'Abdullah datang dari suahr keperluan,
1e0HR Malik dalam al-iv4uuaththa',kilab al-'Ain, bab Ta'aluj al-N4aridh, hal.
9 44, cet.'Isa al-Halabi.
letzad al-Nla'ad,4/ 132, cet. ar-Risalah.
1e2HR46,,pu*ud (4586), Nasa'i (8/41). Ibnu Majah (3465), dan Hakim, semua-
nva dari Abdullah bin Amru, Hakim berkata, shnhih, dan disepakati oleh Dzahabi.
(L1hat F aidhul-Qadir , 5 / 706)
3O.1 SI.JNNAH RASTJL

dia berhenti di pintu lalu berdehem dan meludah. Dia tidak suka
kalau kami ditimpa sesuatu yang tidak dia sukai." Ia (Zainab)
berkata, "Pemah sekali dia datang pada suatu hari, lalu dia ber-
dehem, sedangkan di sisiku ada seorang perempuan tua yang
membacakan ruqyah padaku dari daun acar, maka aku segera me-
masukkannya ke bawah ranjang. Maka dia pun masuk dan duduk
di sampingku. Lalu dia melihat ada benang menggantung di leher-
ku. Dia bertanya, 'Benang apa ini?'Aku menjawab, 'Benang yang
di dalamny a ada ruqy ah untukku.' Maka dia langsung mengambil
benang ifu dan memufuskannya. Kemudian ia berkata,'sesung-
guhnya keluarga 'Abdullah sangat jauh dari kemusynikan. Aku
mendengar Rasulullah saw. berkata, 'Sesunggulrry aruqyah, jimat,
dan jampi-jampi itu syirik." Aku berkata, 'Kenapa kau mengata-
kan ini? Dr:lu dua mataku sering sakit. Lalu aku bemlangkali men-
datangi seorang Yahudi untuk membacakan ruqyah pada dua
mataku. Nah, jika dia memba cakan r u qy ah p adany a, maka mata
ini jadi tenang.' Dia (Ibnu Mas'ud) berkata, 'sesungguhnya itu
datangnya dari setan! Dia sakiti matamu itu dengan tangannya,
maka apabila Yahudi itu membacakan ruqyah, dia (setan) ber-
henti. Sesungguhnya kau cukup membaca sebagaimana apa
yang di-katakan oleh Nabi saw.,

t , i'31'.tf; ,i"rt. ,rUJ, 'o, tit,"fiiF


{t1; ):a.\tq,ll4\L;W
1>;b yi. a-L J,tJ -r-*i otrr;
'Hilangkanlab penyakit ini, bai Tuhan manusia. Sembub-
kanlab, karena Engkau adalab Maba Pemberi kesembuhan.
Tidak ada obat kecuali obatmu, obat yang tidak meninggalkan
Penlakit."''te3
1e3HR Ahmad dalarn Musnad lbnu Mas'ud , dan di-lnsan-kan oieh Syaikh
Syakk (4t 15), ibnu Majah dalam ath-Thib (3530), Abu Dawud secara ringkas (3883),
sebagainrarra ciirilvavatkan oleh Ibnrr Hibban (alJhsan,6090), Hakim, dan ia men-
2: STJNNAH SEtsAGAI SI.IJ\{T]ER ILJ\,!I..I PEl\'GETAHTJAN 3O5

Imam Ahmad meriwayatkan dengan sanadnya dari Isa bin


Abdurrahman, ia berkata, "Kami masuk menemui 'Abdullah bin
Ukaim, menjenguknya ketika dia sedang sakit. Kemudian ada
yang berkata kepadanya,'Kenapa kau tidak menggantungkan
sesuatu?' (maksudnya:jimat, mantera, dan yang semacam itu)
Lalu ia berkata,'Apakah kau menggantungkan sesuatu padahal
Rasulullah saw. telahbersabd;{li .F', & *';b 'Barangsiapa
yang menggantungkan sesuatu (jimat) maka ia diserahkan kepada
dirinYa ?1"/'1e4
Uqbah bin Amir meriwayatkan dari Rasul saw.,
/,., '.i ,'-: ';=y - i- , -r
q1;f :r; :'" : ;J-o'.rfi"Barangsiapa yang menggantungkan jimat
berarti dia telahberbuat syirik." Dalam riwayat lani'-,r, ,)"';h

{f o a,; yr Grs :.iL :rs ,'l; ;i tu"Barangsiapa yang meng-


gantungkan jimat maka Allah tidak akan menjaganya. Dan
barangsiapa yang menggantungkan berhala maka Allah tidak
akan memeliharanya."les

Ru qy nh adalah doa dan t adhnrr lr' (merendahkan diri) kepada


Allah. Nabi saw. telah membatasi obat-obatan berdasarkan zaman-
nya pada waku itu. Beliau bers abda, "Pengobatan itu ada dalam
tiga macam: minum madu, membekam, dan mencos (menem-

shahih-ku^tr'rya (4/ 417,418), disetujui oleh Dzahabi, dan dia mempunyai mem-
pnrryai jalan yang saling memperkuatkan dengan keduanya (4/41.6,41n.
1e4
HI{ Al-unad dalam MusnadAbdullah bin lJkaim (4/310), Haitsami berkata,
"Diriwayatkan oleh Thabarani dalam tarjamah Abu Ma'bad ai-juhani dalam aI-
ktna.la berkata, 'Padahal sudah dikatakan bahwa sesungguhnya dia adalah
Abdullah bin Ukaim.' Saya berkata --dia adalah Haitsami-- sekiralya dia terbukti
persahabat-annya dengalr perkataanlya, 'Aku mendengar,' maka di san ad-rtya ada
MuhammadbinAbi Laila, sedangkandiaitu jelekhafalalnya. Adapurparaperarvi
ya-ng lain semllanya tsiq qah." (Majma' az-Zaun' id, 5 / 703).
lesHR Hakirn, dan didiamkan oleh Dzahabi (1/ 276) sebagaimala diriwayat-
,
kar.r jr-rga olelr ahmaddan Thabarani, dengal rijalyangtsiqqah padaAhmad.Adapur
rirvavat lain, diriwayatkan oleh Ahmad dan Abu Ya'la, begitu juga Thabarani de-
ngan rifal yang tsiqqah (Haitsami 5/103), dishahihkan oleh Hakm dan disetujui
oleh Dzahabi.
306 SUNNAH RASTJL

pelkan besi panas memb ar a)."1e6 Behau tidak menganggap ruqy ah


dan yang semacarnnya sebagai jenis pengobatan, meskipun dia
mempunyai pengaruh yang besar bagi kejiwaan. Akan tetapi, se-
orang muslim sejati akan mencampurkan materi dengan spritual.
Dia berjalan di atas burni, namun memandang ke arah langit. Ini
karena, dia memakai obat-obatan jasmani yang dibuat oleh ma-
nusia tanpa melupakan obat-obatan spiritual llahiyah.

5. Pentingnya Obat-obatan I lahigoh


'Allamah Ibnul-Qayyim berkata dalam kitabnya (Zad aI-
Ma' ad)1e7, "Ketahuilah bahwa sanya obat-ob atan llahiy ah (y ang
datang dari Allah) yang alami mempunyai pengaruh terhadap
penyakit setelah dipergunakan dan mencegah dari seranganpe-
nyakit. Kalaupun dia mengenai jrga, maka dia tidak begitu ber-
bahaya, meskipun tetap saja sakit. Sebetulnya obat-obatan alami
itu baru terlihat manfaatnya setelah dipakai. Adapun ta'azmnudz
dan dzikir itu akan menghilangkan sebab-sebab penyakit, atau
dapat juga menghalanginya dengan kesempuffuan penganrtrrya
-tergantung kesempumaan serta kuat dan lemahnya ta'awwudz--
sebab ruqyah dan doa itu riiucapkan untuk menjaga kesehatan
dan menghilangkan penyakit.
Adapun yang pertama, sebagaimana tersebut dal amShahihain
dari hadits 'Aisyah, 'Jika Rasulullah saw hendak berbaring di
tempat tidumya, beliau meniup (seraya membaca) pada kedua
telapak tangannya, *iarr 3 } d.an mu' azawidzatain.Kemudian
{
beliau mengusap wajahnya dan apa yang dapat disentuh dari
badannya dengan kedua telapak tangannya.'le8

1e6HR Bukhari dari hadits Ibnu'Abbas.


te71ilid +, hal. 182 - 184, dengan diaahqiq (koreksi) dan di-takhrij oleh syekh
Svu'aib Arrra'uth, cet. Mu'assasair ar-Risalah, Beimt.
le8Dikeluarkan oleh Bukhari (11 / 107) dalam ad-Da'azoat,bab /' at-Ta'aipu,tnTz
rnl-Qira' Aliah SINT 'Inda an-Nawn" dan Muslim (2192) dalam as-Salant,bab
" Ruqy nt ul-lt4ar idl t bil - Mti azotttidztt" .
2: SIJNNAH SIItsAGAl SIJI\,IBER ILI\'1[J Ph'NGE'tAHtJAN 3O7

Sebagaimana iuga dalam Shnltihnin,

,f t, -'.'-- -i"i -.'-.1, -. t .t T o t'<,? i.1 " -\


(o\;rr y e 9-;.!t 9sf .-t U rr.JY| f Vf
lcSyl-*'Jl olrr;
"Barangsiapa yang membaca dua ayat terakhir dari surat
al-Baqarab dalam semalam, maka ia telab mencukupinya."
(HR Bukhari)1ee
Beg1tu juga dalam ShnhihMuslim dari Nabi saw.,

O
..-o a-e \.ljl
L)-.
/- t

i r 9,r-"rKr i"j.i , J\fi \; J'; db


o
o, , to, tlt ,o1 .1' .. r,
9,-r
l'o
v Ht e;e or;a d ,..J. v ;
,/..rt.
(rL'l-:;) RJl..>
"Barangsiapa |ang singgab di suatu tempat, kemudian ia
berdoa, 'Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allab yang
sempurna d.ari segala macam kejabatan yang Dia ciptakan,'
maka dia tidak akan ditimpa kesulitan sedikit pun sampai dia
p ergi m eninggalk an t e mp at singg ab ny a itu. " (HR Muslim)zm

Adapun yang kedua, maka dia itu seperfiruqyah untuk orang


yang ditrSt ular/serangga dengan membaca al-Fatihah."

6. Membuka Pintu Harapon di Hadapan Dohter don Orang Sakit


Rasulullah saw. membuka pintu harapan kepada orang-orang
yang sakit dan para dokter dalam berhadapan dengan penyakit

leeDikeluarkan oleh Bukhari d alarr. ad-Da'azoat (77 / 707)bab "Fadhlu Suratil-


Baqarah" dan Muslim (808) dalam al-Musafrinbab "Fadhlul-Fatihah zoa Khauatim
Suratil-Baqarah" .

zmDikeluarkan oleh Muslim (2708) dalam adz-Dzikr dan ad-Du'aa;bab "at-


Ta' azvmttlz min Suu' il-Qadhn"' .
3OA ST,'NNAH RASTJL

secara bersama-ffima unfuk mencari kesembuhan dari setiap pe-


nyakit, meskipun penyakit itu sudah lama dan sering kambuh.
Lalu beliau menghapus keputusasaanyang menghancurkan dan
menghilangkan apa yang dinamakan dengan penyakit yang tidak
sembuh-sembuh. Bukhari qneriwayatkan dari Abu Hurairah
bahwasanya Nabi saw. bersabda,

(s..,'Jr u,t ftiW 'i J';I yl , ir; ii' r ;;i ry


"Allab tidak menurunkan suatu penyakit melainkan Dia
juga menurunkan obatnya". (HR Bukhari)201
Muslim dan Ahmad meriwayatkan dari Jabi4

+rJi! u j
\o
,ttlt;G' ,-wi t;9 ,i$> ,t::Jk-F
($- 'r',,; {Jt;
"Untuk setiap penyakit ada obatnya. Maka apabila obat itu
mengenai suatupenyakit, ia akan sembub dengan seizin Allab
Ta'ala. " (HR Muslim)zoz

Dan Ahmad meriwayatkan dari Usamah bin Syuraik,

;;A? ,7r4;i J:ii ttTt; J; / 3 r 'c1p


t r{ti , ' . ti }. 1-
(,r,+r crrr;t+i-6+ JWtcry
"sesunguhnya Atlab tid.ak menuiunkor rroi,pnrrokil ke-
cuali Dia menurunkan obatqta juga. Orangyang tabu o'batnya,
berarti dia mengetabui. Sedangkan orangyttng tidak tahuobat-

20r gp 3rr11'tur; dalam ath-Thib, I0 / 134.


202HR Muslim dalamus-Salarn,ha1.2204, dan Ahmad, sebagaimana dalam
Shahih al-l ani', hal.5164-
2: SLINNAH SEUAGAI SIJI\IBER ll-\'lLr PENGETAHTIAN 3Og

nya, maka dia tidak mengetnhut. " (HR Ahmad)203


Syaukani berkata, "Di dalam hadits ini terdapat dalil bahwa
orang yang terkena penyakit yang menurut para dokter tidak ada
obatnya dan mereka mengaku tidak sanggup lagi mengobatinya,
maka tidak ada masalah untuk tetap berobat."ZM
Ibnul-Qayyim menulis dal arnZadul-Ma' sdbahw a sabda Rasul
saw., "lJntuk setiap penyakit itu ada obatnya," merupakan penguai
untuk jiwasi sakit dandokter, dania juga merupakan dorongan
untuk terus mencari obat untukpenyakititu; karena jika si sakit
merasa bahwa penyakitnya ada obatnya, maka harapan hatinya
untuk sembuh semakin bertambah. Keputusasaan Pun lambat
laun lenyap dari dirinya dan pintu harapan terbuka untuknya.
Sewaktu jiwanya semakin menguat, maka bangkit harapannya
untuk sernbuh. Itu adalah sebab untuk menguatkan spiritual ke-
manusiaan, kejiwaan, dan tabiat. Sehingga manakala jiwa ini
kuat, maka kuat pula kekuatan yang membawanya. I-alu dia usir
penyakit itu dan dia menolaknya. Begitu pula dengan dokter,
apabila dia mengetahui bahwa penyakit ini ada obatnya, me-
mungkinkan bagi dirinya untuk mencarinya dan menelitinya.
Penyakit-penyakit badan itu seimbang dengan penyakit-pe-
nyakit hafl sedangkan Allah tidak menjadikan penyakit untuk
hati kecuali Dia juga membuat obat untuk melawannya. Maka
jika orang yang terserang penyakit itu mengetahui obatnya, maka
ia akan mempergr.rnakannya, lalu dia menyesuaikannya dengan
penyakit hatinya; maka obat itu mengusir penyakit hatin,va
dengan seizin Allah Ta'ala.2os

203HR Ahmad dalam Musna d ini


{4 / 27 8), dan dia iuga merirvayatkan haid ts
dari Ibnu Mas'ud.
2el-ihat Nailu/-Authar,9 /90 -91, cet. Darul-Jail, Beinrt.
laszadtil-Mt' ad, 4 / 77, cet. ar-Risalah.
3IO SL]I\.NAHRASIJL

Perhatian terhadap Kesehatan Jiwa


Sunnah nabawiyah juga mempunyai perhatian yang sangat
besar terhadap kesehatanjiwa, sebab kita adalahmanusia dengan
jiwa, bukan hanya denganbadan! Tidak mengherankan, antara
sisikejiwaan dansisi jasmani terdapat timbalbalik dalamhal saling
memengaruhi, karena keduanya saling memengaruhi yang lain
dalam kekuatan dan kelemahary kesehatan dan sakit, serta lurus
dan menyimpang. Para pakar kejiwaan serta para dokter jasmani
telah membuktikan hal itu sejak masa lampau.
Dahulu mereka berkata, "Akal yang sehatberada dalam tubuh
yang sehat." Sastrawan agungBemard Shaw mengomentarihal
itu. Ia berkata, "Bahkan (yang benar adalah) tubuh yang sehat itu
dalam akal yang sehat!"

Kita benar-benar telah menyaksikan dalam sira'h nabawiyah


sejauh mana kekuatan dan penganth ruh (spiritual) dalam ke-
kuatan tubuh ketika mereka membangun masjid. Para sahabat
membawa batu bata satu per satu, sedangkanAmmar bin Yasir
membawa duadua. Saat Nabi saw. melihatnya, beliau mendekati
Ammar dan meniup debu dari kepalanya, serayaberkata, "Hai
Amma4 mengapa kamu tidak membawa satu-satu sebagaimana
yang dilakukan oleh sahabat-sahabatmu?" Amrnar berkata, "Se-
sungguhnya aku menginginkan pahala dari Allah."zM 1adi, di-
karenakan mencari pahala dari Allah, Ammar sanggup membawa
dua kali lipat dari yang dibawa oleh sahabat lain. Nabi saw. ber-
sabda, "Sesungguhnya Ammar itu penuh rasa keimanannya, dari
ujung kepala sampai ujung kakinya."z\7
Pada saat yang lain Rasulullah saw. menunjukkan kekuatan
ruh dan pengaruhnya terhadap badan tatkala melarang para
sahabat dari berpuasa zuishnl (puasaterus menerus). Lalu mereka

206 gp 41l*u6 dalam N{usnad Ibnu 'Abbas, Bukhari dalNn ash-shalat dalt al-
lihad, danMtslim dalam al-Fifan. Ibnu Hibban juga meriwayatkan dengan lafazh
seperti irri dalam Shahih-nya (15 / 7079).
2Y HR Abu Nu'airn dalam al-Hi lyah (1. / 733) dengan lafazh seperti ini, dan Ibnu
Hibban dengan lafazh "sampai ke tulang-hrlangnya yang lunak" (7076).
2: SIJNNAII SEtl,{GAl Sl'JIvltlER ILI\4I'J Ph'NGb'-fAHL'lr\N 3l I

bertanya kepada beliatl "Engkau melarang kami untuk berpuasa


uishat, sed.ingkan engkau sendiri melakukannya?"' Beliau ber-
sabda,

{r
"GiU-') g', "o-,a'-', +i,r,l I "& "&:'tY
1li^-:Jl oir-,;

"Memangnya siapa di antara kalian yang seperti aku? Se-


,unggub nyiaiu ini ;idu r, -tetapi Rabku memberiku makan dan
miiim." (HR Syaikhan)208 ;
Siapa yang seperti beliau dalam kekuatan ruhnya, sehingga
ia sanggup mengemban sebagaimana yang diemban-oleh Nabi
saw.? Hubungannya denganAllah saja tidak sepertihubqq*
orang yang lain, sebab beliau selalu bersama Allah. Beliau adalah
otur,! yuttg selalu ingat dan tidak pernah lupa, selalu waspada
dan tidak pemah iengah, dan orang yang selalu bangun, yang
tidur kedua matanya, tetapi hatinya tidak tidur!
Orang mukmin itu adalah orang yang Paling kuat mhnya dan
paling sehat jiwanya. Sungguh, iman telah memenuhi apa yang
ada diantara sayaP-sayapnya, damai dan tenbam, ridha dan penuh
harapan, cinta dan sayang. Dia telah membersihkan jiwanya dari
kotoian-kotoran dendam dan curang, dengki /hasad dan marah,
serta penyakit-penyakit hati lainny a y ang menghancurkan'
]ika dikatakan, sesungguhnya hasad itu memakankebaikan-
kebaikan sebagaimana api membakar kayu bakaq maka lebih dari
itu hasad pun memakan kesehatan manusia dan anggota-anggota
badannya. Memangbenar sekali aPa yang dikatakan olsh sese-
orang, ';Segala puji bagi Allah yang sangat adiL dalam masalah
hasad, ia memulai dari pemiliknya dan membunuhnyat'" Juga
orang yang mengatakan,

20sDiriwayatkarr oleh Syaikhan (Bukhari dan Muslim) dalamash-Shiyant dart


Ibnr,r'Umar, Abu.
3I2 SUNNAH RASLJL

"Sabarlah terhadap tipu daya orang yang hasad,


karena sesungguhnya kesabaranmu akan membunuhnya!
Api itu memakan dirinya sendiri,
jika dia tidak mendapatkan apa yang akan dimakan!"

Dalam hadits dikatakan,

, iu^rr:fr'i^Ai ,"# 5
t-/o. t

y,ti ir; ^5.-Jl


-\
qr)do
I -' /
"a
:L;Jt-t-r.+[ orrr; {h-ar' r, ;\r-,40
"Kalian telab dilanda oleb penyakit umat-umat sebelum
kalian, yaitu basad dan dendam. Yang dimaksud dendarn ialab
yang mencukur." (HR Ahmad)2@
Tidak diragukan lagi bahwa hasad (irildengki) adalah pe-
nyakit sosial dan kejiwaan, dan juga penyakitbadan.
Inilah prinsip-prinsip kekal yang dicanangkan fondasinya
oleh agama Islam, yang mana Nabi Muhammad saw. sangatber-
semangat untuk mengokohkannya dengan Sunnah-sunnahnya
batk ltu qauliyah, f'Iiyah, ataupuntnqririyah. Dengan ini, seharusnya
dapat -jika dijaga dan dipraktikkan- unttrk membentuk generasi-
generasi yang kuat yang akan memenangkan agama Islam, dan
dunia tidak akan maju tanpa mereka. g

2DHR Ahmad dan Tirmidzi dari Zubair, sebagaimana dalam Shahih al-lani'
asLshaghir (1 / 3%1). (Yang dimaksud dengan "yang mencukur" di sirri,vaihr men-
cukur atau menghapuspahalaarnal ibadah kita, dan dalam riwayatlain dikatakan
bahwa yang dimaksud adalah mencukur agama. (Penj.)
STJNNAH DAN EKONOMI

ara alili ekonomi yang merrrPelajari Sunnah akan men-


f dapatkan nilai-nilai dan pengarahan-pengarahan yang
melimpah ruah di dalamnya. Lebih-lebih tentang hukum-hukum
dan undang-undang, baik itu dalam lapangan produksi, lapangan
konsumen, lapangan Pent$aran, ataupun dalam lapangan dis-
tribusi.

Saya pikir, buku ini tidak cukup untuk menjelaskan semuanya


rnaupun sebagiannya secara terperinci, bahkan malah memr-rng-
knk; untuk diajukan sebagaikarya ilmiah dalammasalah ter-
sebut pada jeryang dirasat' uly a(program 52) untuk memperoleh
gelar dari universitas tingkat kedua (magister) atau ketiga (doktor)'
Akan tefapi, tidakberarti belum ada orang yang membahas
rnasalah ini, karena sebagian ikhwah ada yang telah menyusun
suatu petr.rnjuk atau alat bantu untuk mencari kosa kata-kosa kata
ekonomi yang diambil dari kitab-kitab yang terkenal dalam
Sunnah nabawiyah, seperti kitab karangan Ustadz Muhyiddin
'Athiyah yang berjudul al-Knsysyaf al-lqtishadl (Indeks Masalah-
masalah Ekonomi).
Sebeium itu, saya pernah melihat sebuah manuskrip yang
314 SUNNAH RAS(]L

sangat paniang tentang nash-nash ekonomi di dalam Al-Qur'an


dan Sunnah milik seorang penulis yang terkenal: Dr. Mundzir
Qahaf. Irri adalah pekerjaan besar yang membutuhkan pemeriksa-
an ulang dan pembetulan, untuk keluar menuju cahaya terang.
Saya sendiri telah menulis mengenai isi buku itu sebagai tang-
gapan atas permintaan penulisnya kepada saya untuk diserahkan
kepada Pusat Penelitian Ekonomi Islam di Universitas King
'Abdul 'Aziz diJeddah.
Terkadang Anda akan mendapatkan materi ekonomi masuk
ke dalam hadits-hadits akidah, seperti hadits Ibnu'lJmar yang
diriwayatkan oleh Syaikhan (Bukhari dan Muslim) dalam kitab
al-Imnn, bahwasanya Rasulullah saw. bersabda,
t
^e
.,"1 I Yl
t oj.
^:t
t Li ;-(5.
\
& d, gsi i( L' r(Y
l"ja'lq c ;:t3t t#:-'), + r JF , 3&J'bft
Jiu ; r&t't:; tla;r; ,ir-;-1t
t.t

{4, J- 6+j.rrl-)i7\l , fr)t}r)


(+";;:,)
"Aku diperintab untuk memerangi manusia sampai mereka
bersaksi babu.n tidak ada Tuban selain Allab dan Mubammad
adalab utusan Allah, mendirikan sbalat, dan menunailean zakat.
Maka apabila mereka ntelakukan itu semtta, darah dan barta
bcnda mereka berada dalam linclunganku, kecuali dengan hak
Islam. Adapun soalperhitungan (ltahala d'an dosa) itu urusan
Allab." (HR Muttafaq'Alaih;zto

2loMuttafaq 'Alaih, sebagaimalra dalam al-Ltihi wal-Marjan dengan nomor


hadits 15.
2: SIJNNAH SLBAGAI SLJMEIER ILN'{ti PENGETAHUAN 315

Terkadang juga kita akan mendapatkan materi ekonomi dalam


hadis-hadits ibadah. Lapangan yang paling tepat untuk masalah
itu adalah zakat. Zakat adalah rukun ketiga dalam Islam dan
saudara kandungnya shalat dalamAlQur'an dan Sunnah. Shalat
adalah tiang penyangga Islam, sedangkan zakat adalah jembatan
dalam Islam.
Sekiranya pembicaraan zakat ini akan mengarah pada zakat
harta benda berikut macam-macarnnya, maka akan kita temukan
zakat lain yang diwajibkan dan diperinci oleh Sunnah. Zakat itu
wajib atas setiap or;rng, yaitu zakat fithrah.
Bahkan terkadang kita akan mendapatkannya dalam hadits-
h-adits tentang thaharah (bersuci), seperti sabda beliau saw ter-
hadap Sa'ad bin Abi Waqqash ketika dia sedang berwudhu',
"Mengapa kamu boros?" Sa'ad berkata, "Memangnya dalam
masalah air ada borosnya, ya Rasulullah?" Beliau menjawab, "Ya,
sekalipun kamu berada di sungai yang mengalir.t'211
Yang seperti itu adalah hadits yang menjelaskan bahwasanya
beliau berdoa ketrka berwudhu',

!)G", q;rr' d.
"C y'i:,';i J.-*rp-'F
j(o -". . o I

Kd;.,, e C-.
"YaAllah, ampunilab dosaku, lapangkan bagiku di rumab-
ku, dan berkabilab aku dalam rezekiku."
Beliau pun ditanya, "sering sekali engkau berdoa dengan doa
ini, hai Rasulullah?" Beliau berkata, "Memangnya kau sudah
tidak membutuhkarmy v.? " 212

2trHR Ibnu Majah dalam afft -Thataharah dari 'Abdullah bin 'Amru (425), dan
dalam az-Zauaa'id: isnadnva lemah, tetapi dia menjadi kuat dengan hadits Ibnu
'Umar sebelumnya, 'Jangan boros, jangan borcs." (424)
2r2;t-i4ti 4uriAbu Hurairah, Ahmad, Thabarani dalama/-A usath, AbuYa'la
darr funtr Sunni dalam Abu Musa dalam Shahih al-Jani' ash-Slughir (1265).
3I6 S[,]NNAH RASI]L

Terkadang kita juga mendapatkannya pada hadits dzikir-


dzikir dan doa-doa, seperti hadits,
"Ya Allab sesunggubnya aku ini berlind.ung kepada-Mu dari
rasa lapar, karena dia itu adalab -sejelek-jelek kawan tidur." 213

' e ., 1.' '? /o ,.


*;V.+
o ,, ';ii
.tl f-dl c.r*iJl ,Eti#i}
r ",'.i, -
(t';uJt .1-,r)
Rrdl f f u r\ )-fl
'Ta Allab, sesunggubnya aku ini berlindung kepada-Mu
dari jabatnyafitnab kekayaan. Ya Allab, sesunggubnya aku
berlindung kep ada-M u dari j ab atnya fitnab kefakiran. " (HR
Bukhari)214
..",.. ,o ,1, ,,, o, a rlri
-'o. o lo ti
c g[-1.Jr', uL;t *:e +:r]\ GI.-iJ' F
,r .o.?.. 1.?, - /, loti.
(* 6r,) tqFtl f O' jf .-b. t-fl1.
"\'a Allab, aku ini berlindung kepada-Mu darifitnab ke-
hidupan dan hematian. Dan aku berlindung kepada-Mu dari
dosa dan utang. " (HR Muttafaq Alaih)

Beliau ditanya, "Sering sekali engkau meminta perlindungan


dari utang, ya Rasuluilah?" Beliau menjawab, "Sesungguhnya
jika seseorang berutang maka bicaranya pasti bohong dan
janjinya pasti diingk ari."27s

& A(,) -./";lr 9,.t r-.;)l'JJ:Li ey"J iuv


\(.>-
(-fur; ;--' ''rr;
213Hadits ini telah disebutkan pada pembahasan sebelurnnya (penj.).
2laBtrkhari dalam ad-Da'awat dan Musiim d alam adz-Dzikri danad-Dll aa': al'
Lti lti ual.Nlarjan (345).
2isMuttafaq 'Alaih dari 'Aisyah, sebagaimana dalamal-Ltilu'tonl-Mnrjan (345).
2: STJNNAH SlrtlAC.;Al SIJI\'IBER lLMt.r PEl.\GEIAHtJ'\N 317

Atlab, aku memobon kesederbanaan (bemat) kepada-


"Ya
Mu dalam keadaan miskin dan kaya." (HR Nasa'i;zr6

{;1,; Jt-.)0 &rr.t{jr ")ILi y'&tib


1a-L;.,1_; 6Llt: d* o1;',)

memintapetuniuk, takua, kesucian diri, dan


"Ya Allab, aku
kekayaan kepada-Mu " (HR Muslim)217
Bisa jadi kita akan mendapatkannya dalam hadits-hadits jena-
zah, reb agaiinana dalam hadits Abu Hurairah, bahwasanya Nabi
saw. tidak mau menyalatkan orang yang meninggal karena dia
masih mempunyai utang dan dia tidak meninggalkan aPa-aPa
untuk dibayarkan.
Bukan tidak mungkin kita akan menemukan materi ekonomi
dalam hadits-hadits aktrlak dan tingkah laku. Sebagaimana dalam
hadits tentang diharamkanny akhamr (mtnuman keras), di mana
beliau melaknat peminumnya dan semua orang yang terlibat di
dalamnya, baik secara langsung mauPun tidak langsung. Jumlah
mereka ada sembilan, semuanya dilaknat oleh Rasulullah saw.218
Yang seperti itu misalnya, beliau melaknat orang yang me-
makan riba, yang memberikan riba, yang mencatatnya, dan dua
orang saksinya.2le
Rasulullah berlepas diri dari orang yang curang dalam per-
buatannya :5 ",;-';b "Barangsiapa yang curang, maka
tq
ia bukan termasuk golongan kami."z0

215Nasa'i dan Hakim dari'AmmarbinYasir: Sftahiihal-lami'ash-Shaghir (7307).


217Musiim, Tirmidzi, dan Ibnu Majah dari Ibnu Mas'ud, Shnhih al-lami'ash-
Shaghir (7307).
218H346n puwud dan Hakim dari Ibnu'Umar, "Allah melaknarkhamr'pe-
minumnya, yang merlllangkan airnya, penjualnya, pembelinya,, yang memeras,
yarlg mengambil air perasannya,pembawanya, orang yang menjadi perantara,dan
pemakan hargarrya." Sluhih al'lami' (fr97).
21%IRAhmad dal Muslim dari Jabir, Shahih al-lami' asbShaghir (5180).
2%{R Muslim dari Abu Hurairah: Mukhtashar Muslim susunan Mundziri (1235)
3I A STINNAH RASIJL

Rasulullah menyalahkan orang yang memonopoli,


{;}* 'l,r'5;- lh"nduk memonopoli kecuali orang yangber-
salah (yakni orang yang bersalah)."zzt
Rasulullah juga menyatakan berlepas diri dari setiap orang
yang egois yang hanya hidup memikirkan dirinya saja, tanpa me-
mikirkan nasib tetangganya atau saudara dekatnya,
4i.;, * ;l-;)ej'F +!u-.r"it.rjp"B.tkun seorang muk-
min, jika dia kenyang sementara tetangga di sampingnya
kelapar-an."ru
Terkadang kita juga mendapatkannya dalam hadits-hadits
jihad, seperti hadits-hadits haramnya berkhianat, mengambil
harta rampasan sebelum dibagi, dan yang sepertinya, misal-nya
memakan harta orang banyak (korupsi). Hal ini seperti hadits,

(rL.r-u) {;1r, 'lt


-1
y *l:.}dF
"Semua dosa orang yang mati syabid diampuni k'ecuali
utang " fiR Muslim)223

Dorongan untuk Berproduksi, Meningkatkan Kualitas'


dan Menjaga Sumber-sumbernya
Sesungguhnya seorang ahli ekonomi akan mendapatkan
hadits-hadits yang sangat banyak di dalam Sunnah nabawiyah
yang mendorong untuk berproduksi di dalamberbagai cabang-
nya yang bermacam-macam.
Misalnya dalam pertanian dan perladangan,
t,t-? -i /o. ".- lo J c ,-\
.t .o . ci , , o'. t
J L+ c ,\-ott L:H )t \*)f L-rf- t' U -y
211HR Ahmaci, Muslim, Abu Dawud, Nasa'i, dan Ibnu Majah dari Ma'mar
bnr 'Abdillah, Slnhih al-lanti' ash-Shaghir (325).
22HR Bukharidalamal-Adab al-Mt{rad, Thabarani, Hakim, dan Baihaqi dari
Ibrrrr'Abbas, sebagairnana dalam Slahih al-l anti' ash-Slughir (5832).
2aHR Mtrslim dari Ibnr,r 'L)mar; Mttkhtashar Muslitn ststurarr Mundziri (1083).
:: SIINNAH SEBAGAI StiN'tBER lll\4Lj Pb'NGbTAHUAN 319

3u;1 ')\ "* y


d +\ / 2
*t4r-[",
\.
4J L J\.f !l : uJ ji ,o

(*;":')
"Tidaktah seorang muslim yang membuka suatu ladang
atau merlanam tananxan, lalu ada burungl, atlu manusia, atau
heuan ternak yang memakannya, melainkan itu semua di'
an#lap sebagai sedekah baginya." fiR Muttafaq'Alaih;zz+
Dalam bidang industri dan profesionalisme,
t -
(b r \1\;L Liyi
,., o ,,)?.o. ,-\
'* e ls7 ./ bi ugp

Sa it{ - iv-r, }; - ijri er .i,li q r


L->. EJ c o-r"

,/. o

(.;;rL,rJl "i;r; {o-fr-


"l+i
"Tidak ada orang memakan suatu mahanan yang lebih
baik dari orang yang ?nemakan dari basil pekerjaannya sen-
diri. Dan sesunggubnya Nabiyullab Dawud 'alaibissalam itu
makan dari basil pekerjaannya sendiri. "(HR Bukhari)225
"Hendaknya salab seorang dari kalian mengambil talinya,
hemud.ian dia datang dengan seikat kayu bakar di atas pung-
gungnya, lalu menjualnya, seltingga Allab mencukupkan ke-
butubannya dengan itu. Hal itu lebib baik daripada dia me-
minta-minta pada orang lain, baik mereka membert ataupun
tidak membori.'226

22aMuttafaq'Alaih dari hadits Anas: al-Ltihi zoal-Marjan (1007).


22sHR Buk+,ari dari Miqdam bin IvIa'ad Yakrr"rb. Rasulullah savr. ciitanya, "Pe-
kerjaan apakah yang paling baik?" Beliar-r menjar,,'ab, "Pekerjaan seseorang derrgarr
tangannya, dan setiap jual beli vang mengr-urtnngkan." HR Thabarani dalarn al-
KnLtir dan nl-Aiusnfh der-rgan para perawi yangtsiqtlah,sebagaimana yalg dikaiakal
Murrdziri (ul-Muntaqa:943), dan Haitsarni (4/ 61)
226HR Bukhari dari Zubair bin 'Awwarn.
32O SUNNAH RASUL

Kita juga akan menemukan hadits-hadits lain yang men-


dorong untuk memperbagus produk dan meningkatkan kualitas-
frYd,

(pJ- "trr; 4;e k * ir.--yi 'Jk "i,


rlilp
" Sesunggub nya Allab menc atat kebaikan pada segala b al. "
(HR Muslim)z7
"sesunggubnya Allab senang kepada salab seorang clari
kalian yang jika melakukan suatu pekerjaan, dia menekuni-
228
nYA."

Jadi, jangan sembarangan dalam berproduksi, tetapi se-


harusnya kita memproduksi barang yang bagus dan berkualitas,
sehingga dapat kokoh bersaing di pasaran.
]uga kita jangan memproduksi barang yang hanya memen-
tingkan larisnya saja tanpa memperhatikan apakah barang itu
membawa mudharat -baik itu di dunia atau di akhirat-- atau
tidak, tetapi kita wajib memproduksi barang yang membawa man-
faatbagi manusia dan tidakberbahayabagi mereka. Ihrlah maka-
nya, di dalam masvarakat muslim tidak diperbolehkan mem-
produksi minuman keras dan barang-barang memabukkan, atau
hal-hai yang membuat polusi lingkungan, atau berbahaya bagi
kehidupan manusia dan kesehatannya.
Sunnah sangat menekankan agar kita pintar-pintar meman-
faatkan setiap barang yang dapat diambil manfaatnya, meskipun
manfaat itu kecil dalam pandangan orang biasa. Oleh karenanya,
Rasulullah saw. menyalahkan sikap para sahabahrya yang tidak
memanfaatkan kulit bangkai kambing. Beliau bertanya kepada
mereka, "Mengapa kalian tidak memanfaatkan kulitrya?" Mereka
menjawab, "sesungguhnya kambing itu sudah meniadi bangkai."

227HR Muslim dari Syadad bin Aus.


28FlR Baihaqi dalam Syu'ab al-Iman, darl 'Aisyah, Shahih al-lami' ash-Shaghir
(1880).
2: SIJNNAH SEBAGAI SUlvlBIlR ILMU PENGETAHUAN 321

2e
Beliau berkata, "sebehilnya yang diharamkan itu memakannya."
Termasuk hal itu,larangan Nabi saw. untuk menyembelih
kambing yang menyusui. Larangan ini terdapat dalam banyak
hadits, karena di dalamnya ada unsur menghentikanpemanfaatan
air susunya tanpa kepentingan, selama yang lainnya sudah men-
-:lrj$'langanlah kalian men}€m:
cukupi. Beliau bersabcla {.::i;-rri
belih kambing yang sedang menyusui."m Lafazh lain,
{"tttr it;'r l(1b 'Tutgar,lah kalian menyembelih kambing
yang
memiliki air susu yangbNryak."
Beliau juga menyuruh kita untuk menjaga kekayaan berupa
binatang, jangan sampai mendekatkannya pada sebab-sebab pe-
nyakit menular. Kita juga mesti menjaga agar penyakit menular
itu tidak berpindah dari satu binatang ke binatang lainnya melalui
cara pergesekan yang terjadi dikarenakan mandi dan minum
pada tempat air yang sama. Beliau bersabda, "Janganiahbinatang
yang sakit dicampurkan dengan binatang yang sehat dalam
mandinya."231

Onta yang sakit dicampurkan dengan onta-onta yang sakit.


Sedangkan onta yang sehat dicampurkan dengan onta-onta yang
sehat. Pencampuran antara onta-onta pertama dengan onta-onta
kedua terkadang dapat menimbulkan penularan penyakit dan
ancaman yzrng akan membuat binatang ifu lemah, atau minimal
produksinya meniadi berkurang.
Termasuk dari ittt beliau tidak menyukai orang yang mem-
biarkan (tidak menanami) tanah subur. Entah pemiliknya me-
nanaminya sendiri, atau dia meminjamkan tanah itu kepada
saudaranya untuk ditanami, sekiranya dia tidak sanggup melaku-
kan itu. Dalam soal ini ada hadits shahih dari Nabi saw.,

z\tuttafaq 'alaih dari Ibnu 'Abbas, al-Lu-Iu- wnl-Mnrjan (205).


zat{R Muslim dari Abu Hurairah, Mlkhfastrnr Muslim (130t5).
alHadits ini zudah disebutkan pada pembahasan yang lalu (Peni.)-
322 SUNNAH RASLJL

"Barangsiapa lang memiliki tanab, bendaklab ia mena-


n aminy a at au i a b enk an. kep ad a s a u d ar dny a ( untuk dit ana mi) ."
z?'2

Petunjuk Pemalcaian/Pemanfaatan Barang-barang Produlisi


Seorang ekonom akan menemukan hadits-hadits tentang
masalah pemakaian dalam Sunnah nabawiyah. Seperti sabda
Nabi saw., " Maknn dan minumlah knlinn, bersedeknh dan beryaknianlah
knlian, tetapi j anganlah berlebih-lebihnn dan sombong."z33
"SesunS4lubnya orangyang makan atau minum di wadah
dari emas atau perak, ,sebetulnya dia itu sama dengan meng-
gelegakkan api jabanam di dalam perutnya."z3a

4+6'r'0Jt t--';, ,1", vt i' r aui r;lp


ffrt,, iUl-, :1\> y.\1-r..i .,iy
"Jika Allah mernberimu barta, makaperlibathanlah bekas
nikmat dan kemurahan-Nya pada dirimu." (HR Ahmad)23s

4.A,, 4, e :,-,.At :lf*i Cy "-af\


(.ltlt-, .,;r"*Jl "i:;)
"Ya Allab, sesunggubnya aku memobon kesederbanaan ke-
pada-Mu dalam keadaan kaya dan miskin." (HR Nasa'i)236
Satah satu yang mengagumkan dalam Sunnah nabar.viyah
dalam masaiah petunjuk pemakaian adalah sabda beliau saw.,

ts2Muttafaq'alaih dari hadits Jabir dan Abu Hurairah, al-Lu'lu' wal-Marjan


(ee3 -ee4).
233Haditsnya sudah disebutkan oada pembahasar yanglalu (Penj.).
23aHR Muslim dari Ummu Salamah, Shahthal-lami' ash-shaghir (7692).
23sHR Ahmad, Abu Dawud, Nasa'i, dan Hakim dari Walid Abul-Ahwash,
Slnhih al-lami' ash-Shaghir (tidak disebutkan nomornya oleh penulis, Peni.).
z6sudah pemah disebutkan sebelumnya (penf
).
2: SUNNAH SEBAGAI SUMBER ILMU PENGETAHUAN 323

./ o o o -o/ t .l ol, ,
.-(i)i L4; t ,jb 'lJrvi a-;J E-* lilb
t , t o , , ot 9i
3i;i "d-:;', c J\Lj:Jl-
-
G+\') , q){\tr't
i

4s';, &u ei eb":)u, Kp ,'a;tLsr


(l* "ls:)
'Jika sesuap makanan salab seorang dari kalian jatub, maka
bendaklab ia bersihkan kotorannya, dan bendaklab ia mema-
kannya.Jangan ia biarkan makanan itu untuk setan. Dan her'-
daklab salab seorang dari kalian mengbabkkan sisa makanan
di piringnya. Karena kalian tidak tahu di mana letak berkab
makanan kalian." (HR Muslim)z:z
Maksud dari "menghabiskan sisa makanan di piring" yaltu
memakan semua makanan yang tertinggal di piring, lalu ia bersih-
kan piring itu dengan jari jemarinya atau yang semacamnya.
Adapun maksud dari hadits ini ialah, agar jangan sampai
sisa-sisa makanan itu dibuang ke tempat sampah tanpa ada se-
orang pun yang memanfaatkannya, di mana pada waktu yang
sam;r, di sana banyak orang-orang yang membutulrkanny a, atau
paling tidak sebagian dari sisa-sisa makanan itu.
Sebagaimana juga tidak sewajamya kita meremehkan nikmat
Allah meskipun hanya sedikit, sekalipun itu cuma sesuap makan-
an. Hendaknya kita bersihkan makanan itu, kita hilangkan kotorarr
yang ada padanya,laiu kita makan. Jangan sampai kita mem-
biarkannya hilang sia-sia tanpa faedah. Menyia-nyiakan suatu
barang seperti ini, dianggap oleh syariat bahwa barang itu larinya
kepada setan. kri karena setiap batNrg/makanan yang tidak di-
manfaatkan, maka perginya kepada setan.

237HR Muslim dan yang lain dari Anas, op. cit. -sda (601)
324 SUNNAH RASTJL

Bisa saja kita berkata, apalah artinya sesuap makanan yang


jatuh, atau sisa makanan yang tertinggal di piring.
Akan tetapi, orang yang memandang rnasalah itu dengan
mempertimbangkan umat di belahan bumi bagian timur dan
barat, dan mengingat rutinitas makan tiga kali sehari, maka dia
akan mengetahui bahwa makanan senilai dengan makanan untuk
sekeiompok masyarakat, dan akhirnya pada puluhan juta orang.
Ketika Nabi saw. berbicara tentang tempat tidur yang di-
butuhkan oleh sebuah rumah, beliau memberikan petunjuk agar
jangan terlalu berlebihan dalam masalah itu tanpa pedritungan
dan tanpa ada keperluan yang mendesak. Beliau bersabda,-

, ,h+X.;le': , f(y\. jrG's , F'-)S-;GY


t 7 o'n .. t. -
(& , *'lU"*:;li.
'i-:..,) ;r Jl r'
\; ----=----/ 6.il
"Satu kasur untuk suAmi, satu kasur untuk istrinya, dan
satu kasur untuk tzmu, sedangkan kasur keempat untuk setan."
(HR Muslim)238

Dalam Lapangan Pemasaran


Di dalam lapangan pemaszuan, seorang ahli ekonomi akan
mendapati banyak hadits shahih dan hasan di dalam kumpulan
kitab-kitab hadits, musnad-musnad, dan mu'jam-muJam, yang
tidak mungkin disebutkan di sini. Seperti hadits-hadits tentang
zaKai waJtD, naK-hal( dan kewa;rban setelah zakat, sedekah-
sedekah yang disunnahkan, sifat mengalah yang terpuji, wasiat,
dan waris dalam jumlah yang banyak.
Hadits-hadits yang mewajibkan sikap kasih sayang danber-
gotong-royong sesama manusia --khususnya aPa yang berkaitan
dengan pertolongan orang-orang yang membutuhkan, membanfu
orang-orang yang memerlukan, meringankan beban orang-orang

38HR Mtrslim dari Jabir, Mukhtashar Mundziri (1353).


2: STJNNAH SEBAGAI SUMBER lLIvtU PENGETAHI-'AN 325

yang kesusahan, dan memudahkan orang-orang yang kesulitan-


sudah masyhur dan terkenal.
Begitu pula dengan hadits-hadib yang menyuruh kita untuk
berbual adil, melaring perbuatan zhalim, mewajibkan untuk
mencari pekerjaan yang halaf dan mengingatkan agar tidak men-
cari pekerjaan yang haram -apalagi dari riba, judi, a-tau mono-
poli- dan yang-semacamnya. Hadits-haditsnya banyak dan tidak
dipungkiri.

Dalam lapangan Timbal Balik


Di dalam lapangan lapangan timbal balik dan tukar-me-
nuka{, seorang ekotto- akan mendapatkan hadits yang melim-
pah ruah yutrg t".-,tat di dalam kitab-kitab danbab-bab yang
teraneka tugu-t dalam perdagangan dan jual beli dengan ber-
bagai macam bentuknya, pinjam meminjam dan tukar menukar,
ribi dan sewa menyewa, kerja sama danbagi hasil pertanian dan
pengairan, perwakilan dan tanggr-rngan, pegadaian dan penyita-
in, waqaf dan hibah, dan yang lain-lainnya dari mac€un-macam
bentuk tukar menukar dan muamalah.
Dan dalam kitab kami, Daur al-Qiyam wal-Akhlaq fil-Iqtishad
al-Islamy,tse pembaca akan mendapatkan sejumlah hadits yang
Udak sedikii dulu* berbagai segi ekonomi. Akan tetapi, tidak
berarti semua yang ada dalamtopikpembicaraan, isinya seperti
itu.0

tsesudah dite4emahkan ke dalambahasa tndonesia denga. ftdulNorma dan


Etika Ekonomi Islan, diterbi&an oleh GIP (Peni.)
S{INNAH DAN ITMA TERAPAN

f lmu yang diperhatikan oleh Islam, dan AlQur'an serta


I Sunnafr pun mendorong untuk mempelajarinya, adalah
setiap ilmu yang bersandarkan pada pengambilan dalil. Maka
dari itu, ulama kaum muslimin tidak menganggaP taqlid (ikut-
ikutan) sebagai ilmu, karena dia mengikuti pendapat orang lain
tanpa disertai hujjah (argumentasi).
Berdasarkan hal ini, maka ilmu di dalam Islam meliputi ber-
bagai bidang yang penyebutannya diringkas dalam kata "ilmu"
menurut pemahaman Barat rnodern.
Ilmu ini mencakup semua yang berada di balik alam sadar
(metafisik), seperti apa yang dibawa oleh wahyu. Dengan adanya
wahp maka hakikat keberadaan yang besar bisa terungkap. Ia
juga menjawab pertanyaan-pertanyan yang selalu membingung-
kan manusia sejak dia mampu berpikir dan berfilsafat. Per-
tanyaan itu adalah: dari mana, akan ke mana, dan mengapa.
Dengan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan ini, manusia
menjadi tahu dari mana ia berasal, ke mana ia akan kembali, dan
apa misinya di dunia ini. Ia menjadi tahu siapa dirinya, siapa
Tuhannya, dan tentang tujuan serta jalannya.
Ini adalah penamaan yang paiing tepat untuk kata "ilmu",

SL]NNAH fI.ASUL 327


32a SUNNAH RASTJL

bahkan dia -sebagaimana dinamakan oleh Imam lbnu'Abdil Bar-


adalah "ilmu yang tertinggi".
Ilmu juga meliputi bidang kemanusiaan (humanisme) dan
semua materi yang berkaitan dengannya. Ia membahas berbagai
segi kehidupannya, hubungan-hubungarurya dengan tempat ia
tinggal, zanrtat\, kejiwaan, kemasyarakatan (sosial), ekonomi,
politik, dan hal-hal lain yang dipelajari dalam imu sosiologi dan
antropologi.
Ilmu ini juga mencakup bidang materi-materi ya.g tersebar
di alam, baik yang terdapat di atas bumi maupun yang berada
di bawahnya. Dia juga meliputi ilmu-ilmu pasti, kimia, biologi,
falak, ilmubumi (geologi), kedokteran, anatomi, teknik, dan ilmu-
ilmu lain yang berdasarkan pengamatan dan eksperimen.
Cabang-cabang ilmu inilah yang pada hari ini sedang digeluti
oleh orang-orang Barat. Mereka tidak berpikir lebih dari itu jika
berbicara tentang "lknlJ",karena dialah satu-satunya ilmu yang
tr;nduk terhadap tes dan uji coba, serta bisa dibuktikan oleh peng-
lihatan dan eksperimery selain dapat juga dimasukkan ke dalam
ruang tes atau laboratorium.
Saya pun mengatakan bahwa Islam tidak berrdiri sebagai peng-
halang terhadap orang yang mau menekuni ilmu semacam ini,
karena ia menganggapnya sebagai topik materi bagrnya. Dia juga
tidak menganggapnya berlawanan dengan iman atau menetang-
nya, sebagaim.rna agaru-agama lain yang pemah menganggap-
nya semikian pada fase-fase tertentu dalam sejarah.

Mempersiapkan Kondisi Kejiwaan dan Penalaran


Saya berani mengatakan terus terang dan dengan penrrh rasa
bangga bahwa ajaran-ajaran Islam di dalam Al-Qur'an dan
Sunnah benar-benar telah mempersiapkan iklim kejiwaan dan
penalarary yang mana ilmu ini tumbuh pada keduanya. Hal ini
dapat dilihat pada fondasinya yang kokoh, cabang-cabangnya
yang meluas, dan buahnya yang bisa clinikmati dengan seizin
Rabbnya.
Termasuk dari ajaran-ajaran ini adalah sebagai berikut.
2: SIINNAH SEEIAGAI STJMBER ILMU PENGETAHUAN 329

1. Membentuk Suasona Pemikiran gang llmioh


Orang yang memiliki pola berpikir khurafat sering mem-
benarkan dan menerima apa saja yang dikatakan. Apalagi jika
perkataan itu datang dari orang yang dia segani, seperti dari
nenek moyang atau dari para pembesar. Dia juga mudah mengikuti
arus orang banyak, entah itu benar ataupun salah. Pernikiran-pe-
mikirannya tidak teruji, dan apa-apa yang dia ketahui tidak dapat
didiskusikan ataupun dites. Slogan/ry1'arnya adalah, "Ini adalah
apa yang kami dapa&an dari nenek moyang kami." Atau "Kami
bersama orang-orang, entah mereka baik ataupun buruk."
Kebalikan dari modei ini adalah "pernikiran ilmiah yang ter-
arah" yang tidak mau menerima hasil pemikiran tanpa dasar,
tidak mau tunduk kecuali dengan alasan dan argumen, dan tidak
bisa dipengaruhi oleh perasaan dan dugaary di mana hanya di-
butuhkan keyakinan di dalamnya; dan ilmu ini adalah ilmu yang
dapat dipertanggungjawabkan.
AlQur;an dan Surrnah benar-benar telah menjelaskan objek-
objek dasar yang penting, yang mana pemikiran ilmiah ini berdiri
di atasnya.2s Kami meringkasnya dalam beberapa bagian berikut
ini.
a. Tidak mau menerima suatu pendapat tanpa dalil, meski siapa
pun yang mengatakannya. Dalilnya adalah sebagai berikut.
1) Teori Pembuktian atas pemikiran-pemikiran.
". . . Katakanlah, tunjukkanlab bukti kebenaran kalian
jika kalian adalab oran7-orangyang benar. "'(an-Naml:
641

2) Pembuktian dan uji coba di dalamhal-hal yang dapat di-


rasakan.
Dan mereka meniadikan malaihat-malaikat yang
"

mereka itu adalab bamba-bamba Allab sebagai oranS-


orang perernpuan. Apakab mereha menyaksikan pen-
c ip t a anny a ? " (az-Zukhruf : L9)

2tihat; Pasal "Pembentukan Pemikiran Ilmiah dalam Al-Qur'anul Karim ,


penerbit Maktabah Wahbah Kairo.
33O SUNNAH RASIJL

3) Keshahihan riwayat serta kekuatannya dalam menukil.


Datangkanlah kepadaku dengan kitab sebelum ini
". . .
a t au p e ningSqa I an il m u ( or ang-or ang dulu)
(Al - Qur' an)
jika kalian adalab orang-orangyang benar. "(al-Ahqaf:4)
b. Menolak setiap perkiraan, yang sebenamya membutuhkan
keyakinan yang pasti dan pengetahuan yang mantap. Maka
dari itu, Al-Qur'an menolak anggapan-anggapan kaum
musyrikin terhadap fLrhan-tuhan mereka.
"Dan mereka tidak mempltnyai suatupengetahuan ten-
tang bal itu. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti per'
sangkaan, padabal sesunggubnya persangkaan itu tidak
ada manfaatnya sedikit pun terbadap kebenaran " (an-
Najm:28)
AlQur'an juga menolak sangkaan orang-orang Yahudi
dan Nashrani dalam masalah penyaliban al-Masih.
"... lulereka tidak tabu salnA sekali (siapa sebenarnya
yang dibunuh itu), melainkan banya mengikutipersangka-
an belaka. Mereka tidak pula ltakin babwa yang mereka
bunub adalab Isa. " (an-Nisa': 157)
Di dalamhadits shahih dikatakan,
,y'6
6

&&-t-Jl iki'",p,'"rp pO76


(r-r1, ylf ,JL*JIJ -r,+i olyr;

Janganlah kalian menduga-duga, karena sesungguh'


'

nya dugaan itu adalab perkataan yangpaling besar dusta-


nya."{HR Ahmad)241
c. Menolak emosi, hawa nafsu, pertimbangan-pertimbangan
pribadi yang menuntut keberpihakan, dan topik yang tidak
terarah di mana terjadi interaksi antarberbagai hal dan

2a1HR Ahmad, Syaikhan, Abu Dawud, dal Tirmidzi dari Abu Hurairah
2: St-rr{NAH SIIIIAGAI STJMBER ILMU PENGETAHTJAN 33 I

undang-undang. DalamAlQur'an Allah mengingkari orang-


orang mus)rrik,
"... Mereka itu hanya mengikuti persangkaan belaka
dan apa-apa. ?ang dikehendaki oleh bawa nafsu...'" (an-
Najm:23)
Kepada Nabi Dawud' alaihissalaitr Allah berfirrnan,
"... MakaputuEkan (perkara) di antsra man*ria dengan
adit, dan janganlah karnu mengikuti bawa nafsu, harena
ia akan menyesatkanrnu dari jalan Allab... . " (Shaad: 26)
Kepada Rasulullah saw. Allah berfirman,
". .. Maka jika mereka tidah memenubi ajakanmu, ke-
tabuilab babutasanya mereka itu mengikuti haua nafsunya.
Dan siapa yang lebib sesat daripada orang yang mengihuti
hauta nafsunga dengan tanpa petuniuh dari Allab sedibit
pun... . " (al-Qashash: 50)

d. Menolak ke-jumud-art, taqlld, dan sikap ikut-ikutan pemikiran


orang lain, baik mereka itu dari golongan orang tua dan kakek-
kakek atau dari orang-orangumum danmasyarakat. Di dalam
AlQur'an terdapat pengingkaran yang keras terhadap orang-
orang yang berkata, 4A-uo 4t'"fru'f5.y"tetapi kami hanya
mengikuti apa-apa yang telah kami dapatkan dari nenek
moyang kami." lni adalahbantahan atas perkataannya itu,
4;1;vrt"36'6r t?ii* ".. -(Apakah mereka juga akan
mengikuti) walaupun nerrek moyangnya itu tidak mengetahui
suatu apa pun dan tidak mendapat petunjuk?!" (al-Baqarah:
170) Begitu pula di dalam AlQur'an terdapat teguran keras
atas sikap pengikut orang-orang yang mengikuti Para Pe-
mimpin dan pembesar yang menyesatkan jalan mereka. Juga
penjelasan keterlepasan tanggung jawab mereka pada hari
kiamat, sebagian terhadap sebagian yang lain.
332 SUNNAH RASIJL

" . . Allah berfirm an,'M asing-m asing dilip atgandakan


.

(sik.sanya), tetapi kalian tidak mengetabui. "'(al-A'raf: 38)

Di dalam hadits ada juga peringatan terhadap sikap or-


ang yang suka ikut-ikutan orang banyak, padahal mereka
berada dalam kesalahan. Juga merendahkan pemikiran orang
yang merelakan dirinya sebagai pengikut, padahalAllah telah
menciptakannya sebagai seorang pemimpin. Rasulullah saw.
bersabda,
taz
iF!F
|zd

f#\ Jl, r,)"\-)l; Lil : ,\; e


-
lto

"J -
rt
a'-.1 F

O O
),// lo.. O
t,, / o /, j 6t
e' c o t./ c o / l.oc
,JI.I fl*i;ll;Jr.9,-|J,
JJ
Of-,| ly\-'l Olj ( (---*->t I

{r-& tirr;aibL,f#;ii }rlr '#i


lsLlt "ttt1
'Janganlab kalian menj adi seperti bunglon yang berkata,
'Aku bersama orang-orang, jika rnereka baik, maka aku
pun baik; dan jika mereka buruk akblaknya, maka akblakku
pun juga buruk.'Akan tetapi, tanamkanlab sikappada diri
kalian: jika mereka baik, bendaklab kalian baik; dan jika
mereka buruk akblaknya, maka janganlab kalian berbuat
zbalim. " (HR Tirmidzi)242
Sikap aktrlak Islam berbeda dari agama lain, yaitu dengan
adanya kemerdekaanbagi setiap individu di dalamtingkah
laku. Inilah juga yang diajak oleh Islam dalam hal pemikiran.
e. Mempunyai perhatian terhadap pengamatan, pemikiran,
dan perenungan.
"Apakab mereka tidak memperbatikan di dalam keraja-
an langit dan bumi dan segala sesuatuya.ng diciptakan oleh
Allah... ?" (al-A' raf: L85)

z+zHR Tirmidzi (2008) denl;an lafazh sepertinya, dan dia berkata, Hasan gharib
2: SL TNNAH SL,BAGAI SLJMBE,R ILMLJ PENGETAHUAN 333

Dalam tubuh manusia sendiri adalah suatu alam tersendiri.


"... dan (juga) dalam d.iri kalian. Maka apakab kalian
ti d a h m e m iki rk an ny a ? " (adz-D zariy at: 21)

Juga memperhatikan perjalanan sejarah manusia, sejarah


umat-umat dulu, dan Sunnah-sunnahAllah di dalammasya-
rakat rnanusia.
"sesunggubnya telab berlalu Sunnab-sunnah Allab se-
belum kalian. I(arena itu, berjalanlab di muka bumi dan
perbatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang men-
du-stakan (para rasul). " (Ali 'Imran: 137)

2. Memerangi Buta Huruf


Salah satu dari ajaran Islam yang membentuk model masya-
rakat yang ak;m memunculkan pemikiran dan penelitian ilmiah
ini adalah menyebarluaskan pendidikan dan memberantas buta
huruf, meskipun mereka dikenal oleh umat-umat lain sebagai
orang-orang yang buta huruf. Begitulah Al-Qur'an menamai
mereka, {l;i vj :---< i'&i :;i i1}'Dialah yang mengutus ke-
pada kaum yang buta huruf seorang rasul dari mereka...." (al-
|umu'ah:2) Rasulullah saw. pun menggambarkan kenyataan
yang ada pada waktu itu, "Sesungguhnya kami ini adalah umat
yang ummi ft uta huruf). Kami tidak bisa menulis dan berhitung. "243

Yang menakjubkan di sini adalah, bahwasanya Nabi yang


umrni ini berada di tengah-tengah umat yang ummi pula, dan
justru beliaulah orang pertama yang memuliakan pena (qalam)
dan memasyarakatkan tulisan. Beliau pula yang membebaskan
para pengikutnya dari buta huruf, dengan segala cara.
lni tidak diragukan lagi, karena ayat-ayatyang pertama kali
diturunkan Rabnya padanya mengandung seman untuk mem-
baca, menuiis, dan mengajar.

243HR Bukhari dan Muslim dari Ibnu 'lJmar: al-Lu'lu' wal-Mnrjan (655).
334 ST-INNAII R,{STJL

"Bacalab dengan menyebut nama Tubanmu yang telab


menciptakan. Menciptakan manusia dari segumpal darab.
Bacalab, dan Tubanmu adalab Maha Mulia. Yang mengajar
( manusia) dengan perantaraan pena (qalam). Dia mengaj ari
manusia apa-apa yang lidak dia ketahul. " (al"Alaq:1-5)
Surat dalam Al-Qur'anul-'adzimyang kedua turunnya di-
namai surat al-Qalam, di mana pada permulaannya Allah ber-
sumpah dengan alat yang kecil ukurannya dan besar manfaatnya
ini (pena/qalam). Dia berfirman, "Nuun, demi pena dan apa
yang mereka tulis." (al-Qalam: 1) Ketika Rasulullah saw melihat
kesempatan untuk mengajari sebagian kaum muslimin menulis,
beliau tidak membiarkan kesempatan itu berlalu begitu saja. Itu
terjadi seusai perang Badar, di mana sebagian tawanan orang-
orang Quraisy ada yang menguasai tulis menulis. Lalu beliau
menjadikan tebusan bagi setiap orang tawanan itu agar dia bebas
dari penawanannya, dia harus mengajarkan menulis terhadap
sepuluh orang dari anak-anak kaum muslimin.
Ibnu Sa'ad menyebutkan dari Amir asy-Sya'bi, ia berkata,
"Rasulullah saw. menawan tujuh puluh orang tar.t'anan pada
waktu perang Badar. Mereka ditebus sesuai dengan harta kekaya-
an mereka. Sebagaimana diketahui, orang-orang Mekah banyak
yang menguasai tulis menulis, sedangkan orang-orang Madinah
tidak bisa hrlis menuUs. Maka barangsiapa yang tidak bisa mene-
bus dirinya, beliau serahkan kepadanya sepuluhorang anak-anak
Madinah untuk dia ajari tuiis menulis. Jika anak-anak itu telah
menguasai dengan baik, maka ifu adalah tebusannya."2M Di'a
(Xbnu Sa'ad) menyebutkan bahwa Zaid bin Tsabit -salah seorang
penulis wahy.u- adalah salah seorangyangdiajari oleh tawanan
Quraisy itu. Ini berarti rencana Nabi saw. tidak terbatas pada
"bisa menulis" saja, seperti yang dikatakan orang-orang. Akan
tetapi, harus sampai kepada taraf "menguasai denganbaik" dan
cakap.

2sThabaqat Ibnu Sa'ad, jilid 1, hal. 22, cet. Beirut


2: SIINNAH SEBAGAI STJMBER ILMU PENGETAHUAN 335

Adanya perbedaan agama tidak menghalangi Nabi saw. untuk


mengambil yangbaik dari orang-orang musyrik. Apalagi sekadar
belajar menulis yang --biasanya-- tidak membawa pemikiran
ataupun wawasan. Mereka juga tidak membaca seperti layaknya
seorang guru.
Dorongan Nabi saw. untuk mernpeiajari tulis-menuiis tidak
hanya berhenti pada laki-laki saja, tapi juga meliputi Perem-
puan.2a5 Ini karena beliau menyuruh Syifa'binti'Abdillah agar
mengajari Hafshah binti'{Jmar fi-r1is-menulis.24

3. Mempelojari Bahaso Asing Pada Saot Perlu


Salah satu dari ajaran-ajaran yang Penting untuk membentuk
suasana keilmuan ini adalah mempelajari bahasa-bahasa orang
lain ketika memerlukannya. Terlebih lagi jika mereka memiliki
ilmu yang dapat diambil atau hikmah yang dapat dipetik. Maka
tidak ada jalan lain untuk mengambil manfaat dari apa yang mereka
miiiki kecuali jika kita menguasai bahasanya. Islam tidak melarang
mempelajari bahasa-bahasa asing, bahkan menganjurkan untuk
mempelajarinya dengan anggapan bahwa bahasa adalah wasilah
(sarana perantara) unfuk menyebarkan dal.:rvahnya di dunia.
Hal itu dikarenakan risalah/misi Nabi Muhammad saw.
adalah misi internasional. Jadi, meskipunbeliau orangArab dan
kitab yang diturunkan kepadanya juga berbahasa Arab --karena
Allah mengutusnya denganbahasa kaumnya untuk menjelaskan
Islam kepada mereka-, tetapi beliau diutus untuk umat manusia
semuanyat-);<4.jAl.SKr..agardiamenjadipemberiperingatan

2asAdapun hadits marfu' yang diriwayatkan oleh Hakim dal alrn al-Mustadrak ,

ilhd2/396 dai'Aisyah, "Jangan kalian tempatkan mereka (yakni wanita-wanita)


di kamar-kamar, dan jangan kalian aiari mereka tulis menulis, tapi ajariiah me-
nenun kain dan surat an-Nur," Hakim mengatakannya, "Isnadnya shahihl" telah
dikomentari oleh Dzahabi, dia berkata, "Dia adalah hadits maudhu."
246Diriwayatkan oleh Ahmad dan Abu Dawud, tapi dia mendiamkannya,
begitu juga dengan Mundzit'r,tapirijal szrnad ini adalah nlal yang shahih, kecuali
Ibrahim bin Mahdi al-Baghdadi Mushishi. Akan tetapi, dia itu tsiqqah, sebagarmrra
dalamNailul-Awthar (9 / 103), cet. Dar at-Jarl, Lebanon.
336 SL]NNAH RASIJL

pada seluruh alam." (al-Furqan: 1\ 6tita":;y4fi7frlJj "Dan


tidaklah Kami mengutusmu melainkan sebagai rahmatbagi se-
luruh alam." (al-Anbiya':'1.07) Dalam ayat lain dikatakan,
a !'it1
4y;"t 3,J5 ALi\1i Q-li- "Katakanlah (hai Muham-
mad),'Wahai sekalian manusia, sesungguhnya aku ini adalah
utusan Allah pada kalian semuanya.. .."' (al-A'ta{: 158)

Oleh sebab itu, harus ada penerjemah-penerjemah yang men-


jadi penghubung antara beliau saw. dan para pemilik bahasa-
bahasa lain, sehingga memungkinkan beliau saw menyampaikan
dakwah kepada mereka dan menerima jawaban dari mereka.
Nabi juga memiliki sahabat-sahabat yang menguasai bahasa Persia,
Romawi, dan Habsyah. Mereka menerjemahkan dari dan ke
bahasa yang mereka kuasai untuk beliau. Akan tetapi, beliau
tidak memiliki orang yang mengerti bahasa Suryani, di mana
orang-orzrrg yahudi menulis dengan bahasa itu. Lalu beliau me-
nyuruh penulis wahyunya yang cerdas dan berasal dari kalangan
Anshar; Zaid bin Tsabit r.a. untuk mendalaminya membaca dan
menulis. Sehingga beliau merasa puas atas kep andaianZatd dari-
pada memakai perantara dari orang-orangYahudi dalam masa-
lah tulis-baca bahasa Suryani.
Zaidberkata, "Rasulullah saw. menyuruhku untuk mem-
pelajari bahasa Suryani, maka aku pun mempelajari tulisanYahudi
yang berbahasa Suryani untuk beliau. Beliau berkata, 'Demi Allatr,
sesungguhnya aku tidak percaya pada orang Yahudi dalam
urusan surat-suratku.' Maka belum sampai lewat setengah bulan,
aku sudah mempelajari dan menguasainya. Seteiah itu aku me-
nulis untuk beliau kepada nnereka, dan aku bacakan surat mereka
pada beliau ." 247 B at artgkali sebel umn y a Zaid sud ah men getahui
sedikit tentang bahasa Suryani (karena Anshar dan Yahucii hidup

247HR. Btrkhari, Abu Darvud, dan Tirmidzi,llhatlant'ulFazoa'idzua A'dznbu al-

Mnioarid,jilid t hadits 319, cetakar-r Maciinah al-Munavr.'n'arah.


2: StTNNAH SL,IIAGAI SUMBER ILMIJ PENGETAHUAN 337

bertetangga) sehingga memungkinkannya untuk menguasai


bahasa ini dalam jangka waktu yang relatif sangat singkat. Dari
sini banyak orang Islam yang bersemangat untuk mengetahui
bahasa-bahasa lain. Lalu mereka menerjemahkan dari dan ke
bahasa itu. Maka dinukillah buku-buku keilmuan dari umat-
umat lain, dan para penerjemah pun berlomba-lomba dalarnhai
itu, di rulna para khatifah memberi imbalan yang memuaskan
untuk para penerjemah. Seorang penyair berkata,
"Dengan kemampuan bahasa,
seseorang menjadi banyak manfaatnya
Bahasa itu menjadi penolongnya saat dia ditirnpa bencar,a
Dia mengajarkanbahasa-bahasa itu dan dia pelihara
Maka setiap lisan pada kenyataannya adalah manusia.

4. Mmggunokan Metde Setrszs


jika pada masa kini penggunaan metode sensus dianggap
termasuk cara ilmiah yang paling bagus dalam menyelesaikan
berbagai masalah -dan dia adalah pembeda yang pasti antara
ilmuwan dan orang awam-, maka Nabi saw. telah terlebih dulu
memanfaatkan sensus pada masa-Irl€lsa pertama berdirnya dau'
lah-nya di Madinah.
Imam Bukhari dan Muslirn meriwayatkan dari Hudzaifah
bin al-Yaman r.a., ia berkata bahwa ketika dia sedang bersama-
sama Rasuluilah saw, beliau bersabda, "Hitunglah untukku, berapa
orang yang telah masuk Islam!" Dalam riwayat lain milik Bukhari,
bahwasanya beliau saw. bersabda, "Tuliskanlah untuku, berapa
orang yang telah masuk Islam." Hudzaifah berkata, "Maka kami
tuliskan untukbeliau seribu lima ratus orang-orang laki-laki."2a8
Itu adalah sensus terhrlis yang diharapkan dapat tersimpan
dan terjaga. Supaya Nabi saw mengetihui seberapa kadar kekuat-
an orang yang menyerang, yang sanggup menghadapi musuh-
musuh yang terus mengincarnya. Maka dari itu, sensus itu hanya

26l-ihat Jami' al-lJshtrl,


iilid 10, hal. 100, hadits 7570, tahqiq Abdul Qadir
Ama'uth.
334 SUNNAH RASUL

untuk laki-laki saja, yakni orang-orang yang'mampu berperang.


Sensus yang terjadi pada masa awal d:ri kehidupan Daulah
Islamiyalu dan terlaksana dengan mudah atas perintah Rasul sen-
diri, memberi petunjuk pada kita, sampai batas mana Islam me-
nyambut baik penggunaan cara-cara ilmiah.
Kebalikan dari ini, kami mendapatkan dalam 'ahdul qodim
(Taurat)bahwasanya salah seorang Nabi dari Bani Israil ingin mem-
buat sensus untuk mereka, maka turunlah siksa dari langitpada
mereka! Seolah-olah'sensus' merupakan tantangan terhadap tak-
dir atau kehendak Allah. lri adalah apa yang dijadikan oleh seorang
filosof modern yang terkenal, Berhand Russel, sebagai dalil bahwa
Thurat dan kitab suci (Injil) berikut ajaran-ajarannya tidak memberi-
kan iklim yang tepat untuk membangun pemikiran yang ilmiah.

5. Perenconaan
Sekiranya sensus adalah salah satu dari bukti adanya pemakai-
an metode ilmiah, maka demikian pula dengan p€rencanaan.
Bahkan dia adalah cara ilmiah yang paling jelas. Perencanaan
sebetuhrya bergantung pada sensus. Adapun yang dimaksud
dengan perencanaan yaitu membuat rencana untuk menghadapi
kemungkinan-kemungkinan yang akan datang, dan merealisasi-
kan tujuan-tujuan yang diharapkan dalam taraf-taraf yang ter-
batas sesuai dengan prioritas-prioritas tertentu.
Di antara orang-orang ada yang membayangkan atau mem-
buat gambaran bahwa agama berada dalam posisi sebagai pe-
nentang atau musuh bagi perencanaan ilmiah unttrk masa yang
akan datang. Ini adalah salah satu pengaruh pemikiran lama
yang membuat ilmu berlawanan dengan iman. Sehingga ke-
duanya menjadi bertentangan dan tidak bersatu, atau sebagai
dua jalan bersimpangan yang tidak pernah bertemu.

Inti Agama Adalah Perencanaan untuk Masa Depan


Pada kenyataannya, inti pemikiranagamaberdiri di atas asas
perencanaan untuk masa depan. Di datamnya, seorangyang taat
beragama mengambil dari hari ini untukbesok ya atau dengan
2: STJNNAH SEIIAGAI SUI\4IIER tLMtJ PbNGI]TAHIJAN 339

ibarat lain: dari hidupnya untuk matinya, dan dari dunianya


unfuk akhiratnya. Dia harus merencanakan hidupnya, membuat
mnnlnnj bagSdirinya yang akan mengantarkannya manuju tuiuan-
nya, yaitu ridha Allah dan pahala-Nyu.

Kisah Nabi Yusuf dan Ferencanaan Ekonomi


Ada kisah dalam Ai-Qur'an ai-karim yang dijadikan oleh
Allah sebagai 'ibrahbagS orang-orang yang berpikir, yaitu kisah
Nabiyullah Yusuf a.s.. Daiam Al-Qur'an disebutkar'. pada kita ten-
tang disyariatkannya pelencanaan ekonomi pertanian untuk rnasa
lima belas tahun, untuk menghadapi terjadinya krisis pangan me-
nyeluruh. Nabi Yusuf mengetahui --dengan aPa-aPa yang di-
ilhamkan Allah kepadanya, dan takwil mimpi yang diajarkan
Allah- bahwa paceklik itu akan menimpa wilayah itu semuanya.
Menghadapi masalah ini, Nabi Yusuf memberikan usul diadakan-
nya perencaman pembangunan pertanian, yang akhirnya praktik
pelaksanaannya diserahkan kepadanya' Berkat perencanaan yang
matang itu, Mesir dan daerahdaerah di sekelilingnya turut men-
dapat irnbas berkah dan kebaikannya.
"Y*suf berkata, 'Bercocok tanamlab kalian selama tujub
tabun sebagaimana biasa, lalu apa yang kalian tuai bendaklah
kalian biarkan di bulirnya kecuali sedikit untuk dimakan.
Kemudian sesudab itu akan datang masa tujult tabun yang
a m at suli t, y ang ln e ngh a bis k an ap a y ang k ali a n si mp an un t uk
mengbadapinya (tabun yang sulit), kecuali sedikit dari (bibil
gandum) yang kalian sirnpan." (Yusuf: 47-48)

Perencanaan dan Thwakal


Ada lagi orang yang menyangka bahwa perencanaan untuk
besok itu menentang sikap tawakal kepada Allah, atau iman pada
qadha dan qadar-Nya. Maka dari itu, mereka sangat menjauhi
pemikiran mengenai perencanaan dalam agama. Apalagi men-
dorong orang lain usaha untuk itu'
Yang benar adalah, akan jelas bagi orang yang memPelajari
kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya secara mendalam bahwa ke-
34O SUNNAH FTASUL

duanya menolak tindakan yang tanpa persiapary perbuatan yang


asal-asalan, dan membiarkan berjalan di lehernya tanpa adanya
kepastian, keterikatan, dan keteraturan. Rasulullah saw. men-
jelaskan bahwa tawakal kepada Allah tidak berarti membuang
sebab-sebab dan melupakan hukum-hukum yang Ailah adakan
di atas aturan-aturan kehidupan ini. Hampir tidak ada seorang
muslim pun yang tidak mengetahui seorang Arab badui yang
datangpada Nabi saw., di nurna ia tinggalkanontanya di depan
masjid seraya berkata, "Wahai Rasulullah, apakah ontaku mesti
kuikat lalu aku bertawakal pada Allah, atanl aku lepas dia lalu
bertawakal?" Maka beliau saw. berkata kepadany a, " Ikntlah dulu
dia baru kau bertawakal./'24e
Imam Thabari membantah anggapan orangyang menyangka
bahwa berusaha dengan membuat sebab-sebab mempengaruhi
kesempumaan tawakal. Dia berkata, "Yangbenar adalah bahwa
orang yang percaya penuh kepada Allah, dan yakin bahwa qadha-
Nya atas dirinya tetap berlaku, maka usahanya untuk mencari
sebab-sebab dalam tawakalnya tidak tercela, karena hal itu meng-
ikuti Sunnah Allah dan rasul-Nya. Sesungguhnya Nabi saw" me-
makai dua lapisbajubesi dan tutup kepaladaribesi sewaktuber-
perang. Beliau tempatkan para pemanah di atas bukit, menggali
parit di sekitar Madinah, mengizinkan sahabat-sahabatnya ber-
hijrah ke Habsyah dan ke Madinah, beliau sendiri juga hijrah,
mengambil sebab-sebab makan dan minum, merryimpan makan-
an untuk keluarganya, dan tidak menunggu rezeki datang dari
langit. P^adahal beliau adalah orang yang paling berhak untuk
mendapatkan ifu.2so

24TIR Tirmidzi dari hadits Anas, ia berkata bahrva hadits ini gharib, yakni;
lemah. Dan, Yahya Qathan mengrngkarinya. Akan tetapi,Ibnu Hibban mengeluar-
kan hadits ini dalam shahihnya dari hadits'Amrr bin Umayyah adh-Dhamari, dan
sanadnya --sebaga.imana kata Zarkasyi- shahih. Hadits ini juga diriwayatkan oleh
Ibnu Klruzaimah dari 'Amru dalam shahilurya dengal lafazh, "lkat dia lalu ber-
tawakkallah," dan sanadnya --sebagaimana kataZain dan 'Iraqi- bagus. Lihat
Faidhul-Qodir,iilid 2, hal. 7, hadits (1191). Iihat juga al-Ihsan, jtJtd 1, hadits no. 731.
$Byaukanimanukil d,atamNailul-,4u:tlar, jiltd9,hal.92, cet. Daral-jail, Beirut.
2: StTNNAH SLLAGAI SI-JNIBER ILI\'tl-l PENGETAHLJAN 341

Dan barangsiapa yang membaca sirah Nabi saw., dia akan


mendapati bahwasanya beliau selalu menyiapkan segala sesuatu
dengan persiapan yang matan& mengatw Persediaan dan sebab-
sebabnya untuk berja ga-jagakalau terjadi sesuatu, memperkira-
kanberbagai kemungkinan yang akan terjadi, dan mempersiap-
kan semua yang memungkinkannya untuk berhati-hati. Padahal
beliau adalah orang yang paling kuat tawakalnya kepada Allah
SWT.

Perintah beliau kepada para sahabatnya untuk berhijrah ke


Habsyah (Ethiopia) -setelah siksaan orang-orang kafir Quraisy
terhadap mereka semakin menjadi-jadi- bukanlah suatu
perintah yang dibuat-buat, atau lemparan tanpa sasaran, tetapi
didasari pertimbangan beliau yang matang sesuai dengan
pengetahuan beliau tentang kondisi geografi, keagamaan, dan
politik Habsyah kala itu.
Tidak dapat dikatakan sebagai hikmah dan rencana yang
baik, apabilabeliau menyuruh merekaberhijrah ke suatu tempat
--meskipun juth- di semenanjungArab, karena ia masih dalam
batas wilayah Arab. Sebab dengan demikian akan sangat mudah
bagi Quraisy --dengan pengaruh agama dan sastranya-- untuk
menyusul mereka.
Juga bukan termasuk dari hikmah dan rencana yang baik,
jika
mereka pergi ke negeri yang berada di bawah kekuasaan Persia
atau Romawi, di mana negeri itu dipimpin oleh Penguasa-
penguasa yang tidak akan menerima dakwahbaru seperti ini'
-
Bukan pula termasuk hikmah dan rencana yang baik, jika
mereka pergi ke negeri yang jauh seperti India dan China, di
mana kibarmereka akan terputus. Bahkan bisa jadi hijrah itu
malah akan mencelakakan mereka.
Habsi'ah di kala itu memang merupakan tempat yang pal-
ing cocok secara geografis, karena tidak terlalu jauh dan tidak
pula terlalu dekat. Thpi ada lautyangmemisahkanantara Habsyah
dan Quraisy.
Selain itu, Habsyah juga merupakan tempat yang tepat dari
342 SLJNNAH RAS{.-IL

segi agama, karena penduduk Habsyi adalah ahlul-kitab dari


kalangan Nashrani, yang terhitung masih dekat dengan kaum
muslimin.2si
Secara politik, Habsyah juga merupakan tempat yang tepat,
karena dipimpin oleh seoran g r aja y ang terkenal adil dan bijak-
sana. Maka dari itu, Rasulullah saw. berkata kepada para sahabat-
nya, "Sesungguhnya di situ ada seorangraja. Aku berharap
semoga kalian tidak dizhalimi di negerinya".bz

Hal ini memberi petunjuk pada kita bahwa Rasulullah saw


dan para sahabatnya tidak menjauhi dunia di sekitar mereka,
meskipun transportasi antarkota cukup sulit waktu itu.
Bukti dari hal ini adalah sikap mereka terhadap perangyang
terjadi antara Persia dan Romawi, dan perdebatan yang terjadi
antara kaum muslimin dan musyrikin dalam masalah ini, di mana
furun ayat-ayat pertama surat ar-Rum, "Bangsa Romawi telah di-
kalahkan, di negeri yang terdekat, dan mereka akan menang lagi
sesudah dikalahkan." (ar-Rum: 2-3) Demikianlah mereka waktu
itu -padahal merekamasihberada dalammasa-masa awal dak-
wah dan meskipun mereka lemah dan tertekan-- mempunyai
hubungan dengan ketegangan internasional antardua negara
besar kala itu, atau dua blok besar: Timur dan Barat.
Lebih jelas dari itu adalah sikap Rasulullah saw. dalam hijrah-
nya ke Madinah. Di situ tampak nyata strategi ilmiah dan tawakal
beliau yang penuh dengan keimanan. Keduanya saling bahu*
membahu.

2slDekat dari segi masa, karena masa diutusnya Nabi '\sa'alaihissalam dan
Nabi Muhammad sar,u tidak terlalu berjauhan. Juga dekat dari segi emosi dan
ajararr-ajaran agamanya. DalamAl-Qur'an, Allah berfirman, "... Dan sungguhkanu
akan ntendapatkan yang paling dekat rasa kasih sdyarlgnya dengan orang-oratx& yang
berinun, yaitu orang-orang yang berkata, 'Sexmgguhnya kani ini orang nashrani' . . .."
(QS al-Maaaid ah: 82). (P enj.)
252Penulis (Dr. Yusuf al-Qardhaw-i)
tidak rnerr-takhrry hadits ini sebagairnar.ra
biasa. Hadits ini diriwayatkal oleh Ibnu Hisvam dalam Sirah-nya. Ibnu Hajar
dalam. FLtthrtl Bari juga menyebutkan hadits ini. (Penl.)
2: StJl .\NAH SEBAGAI SLjNlBIl,R lLNlLl I>ENGETAHLIAN 343

Nabi sar,v. benar-benar telah mempersiapkan segala sesuatu


yang dapat dilakukan oleh orang lain, seperti menyediakanber-
bagai sarana, bekal yang cukup, dan hal-hal lain untuk berjaga-jaga.
Sungguh beliau telah merasa tenteram atas tempat hijrah yang
akan ditempati, sesudah beliau membai'at orang-orang mukmin
dari suku Knazraj dan Aus dengan bai'at'Aqabah pertama dan
kedua, di mana beliau mensyaratkan kepada mereka agar me-
lindungi diri beliau sebagaimana mereka melindungi diri dan
anak-anak mereka.
Beliau juga tenteram atas kawan yang akan menemaninya
dalam perjalanan yang penuh perjuangan --karena di situ ada
bahaya-bahaya yang siap menghadang dan menimPa secara m€n-
dadak-, dan di sana tidak ada yang lebih baik dari Abu Bakar
sebagai kawan.

Beliau juga tenteram atas "tumbal" yang akan tidur di tempat


tidumya, menghadapkan dirinya kepada kemungkinan-kemung-
kinan buhuyu dan pengkhianatan orang yang mengincar. Maka
tidak ada yang lebih baik dari Ali binAbi Thalib --anak pamannya
dan salah seorang pahlawan Islam-- untuk melaksanakan misi ini.
Lalu beliau memilih seorang penunjuk jalan yang ahli yang
menguasai medan, mengetahui liku-liku jalan dan tempat per-
sembunyian yang dapat menyesatkan para Pencari jejak. Dia ada-
lahAbdullah bin Uraiqith, seorang musyrik yang dapat dipercaya'
Hal inilah yang dijadikan dalil oleh para fuqaha tentang bolehnya
meminta bantuan kepada orang selain Islam dalam keahlian di
suatu keahlian tertentu, asalkan orang itu dapat dipercaya dan
dapat memegang amanat. 53
Beliau juga mempersiapkan hewan-hewan tunggangan yang
akan mereka --beliau, sahabatnya, pemrnjuk j alan, dan buj ang Abu

2534ka]1 tetapi, sekiranya di sana ada orang Islam yalrg mempunyai keah-lian
san-ra -apalagi lebih- daI dapat rnenggantikan kedudukal orang kafir tersebr-rt,
tentr-r oralg Islarnlah yar-rg harus didahulukal, karenaAllah swT berfirman" "Hai
oratLg-orang yang berhnan, janganlahkaliantnenjadikan orang-orang kafir sebagai orattg
kepercayaai dengan mengabaikan orang-orang mukntin. . " (an-Nisaa t14$ (Penj )
314 SI.JNNAH RASUL

Ba kar, yai tu Amir bin Fuhairah- kendarai dalam per;alana n yan g


panjang. Mereka sepakat akan tempat di mana mereka bertemu
dan membawa mereka berangkat.
Beliau juga memilih tempat persembunyian untuk bersem-
bunyi selama beberapa hari di dalamnya, sampai gencamya pen-
carian mereka mereda dan para pencari jejak itu berputus asa.
Beliau juga mencari tempatpersembunyian yang terletak di luar
jalur ke Madinah untuk menambah kebingungan para pencari
jejak. Tempat itu adalah gua Tsur.

Beliau juga mempersiapkan sekelompok orang yang akan


melayani beliau dengan membawakan bekal dan berita-berita
selama masa persembunyian. Mereka adalah Asma'binti Abu
Bakar dan Abdullah bin Abu Bakar. Lalu Amir bin Fuhairah,
pembantu Abu Bakat, datang setelah mereka dengan membawa
binatang-binatang gembalaannya. Kemudian dia memberikan
susu kambing-kambing itu kepada Rasulullah saw. dan Abu Bakar.
Setelah itu dia hapus bekas-bekas telapak kaki Asma' danAbdullah.
Irri adalah rencana yang matan g, teratur, dan betul-beful rapi.
Tidakada celahdi dalamnya yang tidakdiisi, dan tidak ada lobang
yang tidak disumbat. Beliau meletakkan bala tentaranya yang
tepat sesuai dengan kemampuan dan keadaannya pada setiap
posisi. Maka peran yang dimainkan oleh Abu Bakar bukanlah
peran yang cocok untuk dimainkan oleh Ali. Begitu puia dengan
peran Asma'dan yang lainnya. Masing-masing ditempatkan
pada posisinya yang tepat dan benar.
Akan tetapi,meskipunskategi ini sudah tersustm sangat cer-
mat, hampir saja menemui kegagalan, karena orang-orang
musyrik sampai juga ke gua, dan merekaberdiri dipintunya.Apa-
bila ada salah seorang di antara mereka yang melihat ke bawah,
pasti dia akan melihat Nabi saw. dan sahabatnya yang sedang
berada di dalamgua.2sa Hal itu sudah cukup untuk menvingkap

2il\4emalgL.enar balntaAbr,r Bakar berkata, "Ka1au ada saiah seorang di antara


mereka vang melihat apa I'ang berada di barvah kakilva, pasti dia akan rneLihat kita!"
2: SUNNAH SEBAGAI SUi\,IBER ILMLI PE,NGETAHUAN 345

urusan dan merusak rencana yang sudah tersusun raPi. Hal inilah
yang ditakutkan olehAbu Bakar" Dia berkata kepada Nabi saw.,
"Kalau ada saiah seorang di antara mereka ada yang melihat ke
bawah dua kakinya, pasti dia akan melihat kita!" Beliau pun meng-
ucapkan kalimat yang penuh keyakinan diri seorang mukmin,
"Apa yang kau bayangkan, hai Abu Bahar! Dengan dua or-
ang, Allah adalab yangketiganya? Janganlab bersedib, sesunS-
guhnya Allab bersarna kita."' (at-Taubah' 40)2ss
Di sini tampak nyata peran tawakal yang sebenamya, yaitu
setelah mengerahkan seluruh kemampuannya dan mengambil
sebab-sebab serta rencana-rencana yang sangguP dia lakukan
dan meninggalkan apa yang tidak sanggup dia lakukan, seperti ke-
jutan-kejutan takdir yang hanyaAllah saja yang tahu. Di sinilah
meletakkan " Sesungguhny a AIIah bersarna kita" pada tempakrya,
dan ia memberikan buahnya.

Pengakuan terhadap Logika Eksperimen


dalam lJrusan-urusan Duniawi
Barangkali ciri-ciri ilmu yang paling menonjol menurut pe-
mahaman modern atau Barat adalah, dia tidak berdiri di atas

Akan tetapi, bukan berarti tidak ada di antara mereka yang melihat ke bawah (ke
pintu gua), sebab mereka telah melihat pintu gua (yakni ke bawah) dan mereka
rnmdapatkan ada sarang laba-laba bertengger di situ. ImamAhmad meriwayatkan
bahwasanya kaum musyrikin menelusuri jejak Rasulullah saw.. Manakala mereka
sampai ke gunung, merekaragu-ragu, tapi akhimya merekanaik juga,lalu mereka
rnelewati gua Tsut dan mereka melihat ada sarang laba-iaba di pintunya. Mereka
berkata, "Kalau ada orang yang masuk ke dalamnya, pasti tak akan ada sarang
laba-laba di pintunya." (al-Musrud, hadits nomor: 351)
Ada satu hal yang menjadi pertanyaan di sini. Bukankah sarang laba-laba itu
tipis dan tidak menghalangi pandangan?. lvlemang benar demikian. Akan tetapi,
sebagaimana Allah pemah membutakan mata Ummu Jamil (istri Abu Lahab) dan
para pengepurg Rasulullah saw. pada malambeliau meninggalkan rumah untuk
hijrah, kali ini Dia membutakal mata para pemburu jelak dari melihat Nabi dan
sahabatnya. Wallahu a'lNn. (Penj.)
2ssPenulis tidak men-fnklrrry hadits ini. Hadits i-ni diriwayatkan oleh Imam
Bukhari dari Ibnu 'Abbas. (Penj.).
346 SUNNAH RASUL

logika bentuk atau gambaran atau analogi yang dinisbahkan ke-


pada Aristoteles. Akan tetapi, sesungguhnya ia berdiri di atas
iogika pengamatan dan eksperimen (percobaan), yang hasil-hasil-
nya tunduk terhadap apa yang dihasilkan oleh keduanya. Maka
dari ifu, dia dinamakan "ilmu terapan";dan manhnj'metode'nya
dinamakan "metode terapan".
Rasulullah saw. pun telah terlebih dahulu mengakui adanya
prinsip percobaan dalam urusan ilmu duniawi, seperti urusan-
urusan pertanian, perindustrian, kedokteran, dan yang sejenisnya.
Maka apa-apayang dibuktikan manfaatnya oleh percobaan, itu-
lah yang dicari oleh syariaf dan aPa-apayang madharatnya di-
buktikan oleh percobaan, berarti syariat menolaknya'

Saya jelaskan sebuah contoh untuk prinsip ini, yaitu sikap


Rasulullah saw. terhadap masalah pengcangkokan korma, se-
waktu beliau melihat sahabatnya dari kalangan Anshar melaku-
kan hal itu. Sementara itu beliau tidak memiliki pengalaman
dalam masaiah itu, sebab beliau tumbuh di Mekah, yang meruPa-
kan lembah tandus dan tidak mempunyai tanaman. Lalu beliau
mengatakan sesuatu kepada mereka dalam kerangka sangkaan
dan perkiraan. Beliau isyaratkan di situ bahwa perbuatan ini tidak
ada madharatnya. Akan tetapi, oranS-orang Anshar memahami-
nya sebagai perintah agama dan wahyu yang tidak boleh dilang-
gar. Maka mereka pun tidak mencangkok pada musim itu, se-
hingga korma yang keluar menjadi jelek. Kemudian tatkala Nabi
saw. mengetahui hal itu, beliau menjelaskan pada mereka bahwa
perkataannya tempo hari itu bukan dalam kerangka wahyu Ilahi,
melainkan termasuk dalam kerangka musyau'arah dalam urusan
dunia.
Kisah ini terdapat dalam Shahih Muslim, Musnad Ahmad,
dan selain mereka berdua. Diriwayatkan dari sejumlah sahabat,
di antaranya adalah Thalhah bin'IJbaidillah, Rafi' bin Khudaij,
'Aisyah, dan Anas radhiyallahu'anhum. Dan pembicaraan dalam
masalah ini telah lelvat secara terperinci pada bagian pertama
dari buku ini.
2: SLJNNAH SEBAGAI SU]\4BER ILMIJ PENGETAHUAN 34V

Jadi, hukum-hukum yang harus ditaati di sini adalah hukum-


hukum yang dihasilkan oleh keahlian dan uji coba atau kesaksian
dan penelitian. Dalam urusan-urusan ini, akal rnanusia cukup
menjadi bukti dan dalil. Adapun wahyu, dia cukup rneletakkan
nilai-nilai, prinsip-prinsip umum, dan kaidah-kaidah bagi ma-
nusia. Kemudian dia membiarkan manusia bertindak mengikuti
apa yang mereka ketahui; dan cukup bagi rnereka kalimat ber-
harga irf., "Knlinnlebihmengetahui dalam urusan duniakalian." (al-
hadits)256

6. Mengikuti Pendapat Paro Pakar dan Orang gang Mengetahui


Salah satu dari bukti-bukti pemikiran ilmiah yang benar yaitu
mengikuti pendapat para pakar dan orang-orang yang me-
ngetahui dan mengerti pada setiap cabang ilmu dari berbagai di-
siplin ilmu, atau keahlian dari berbagai keahlian. Ini adalah apa
yang tuntut oleh Al-Qur'an, seperti dalam firman-Nya , -r&-5
6.i "Mukutanyakanlah masalah itu kepada ahlinya. " (al-Ftlr-
qan:59)
lt:Jttn{r1"t'Dan tidak ada yang dapat memberitahu padamu
seperti orang yang ahli." (Fathir: 14 ) Dalam ayat lain dikata-
k*,,,fi+fr,9"!J-t5ir$-& j'li,$6tr) j4\39|;r"li"sekiranya
mereka menyerahkan masalah itu kepada rasul dan orang-orang
yang mengetahui di antara mereka, pasti orang-orang yang ingln
mengetahui kebenarannya akan dapat rnengetahuinya dari
mereka." (an-Nisa': 83)
Dalam urusan perang, misalnya, wajib mematuhi para pakar
militer. Dalam soal ekonomi, pendapat para ahli ekonomi yang
spesialis diambil. Dalam industri, pesan-pesan Para ahli industri
dihargai. Dan dalam pertanian, bekerj a sesuai petunjuk dari para
insinyur pertanian. Demikian seterusnya.
Dalam peran gBadar kubra @esar),M di mana Rasulullah saw.

2s6gu4i1r it'ri 1"lah di-takhrij oleh penulis pada bab pertama dari buku ini. Dan
dia adalah lanjutan dari kisah tentang Pengcangkokan korma di atas. (Penj.).
348 SUNNAH RASL.'L

dan kaum muslimin bertemu dengan orang-orang musyrik


Quraisy, kaum musyrik Quraisy membuat kemah di tepi gunung
yang jauh dari lembah. Sedangkan Rasul saw. mendahului mereka
menuju ke tempat aiq, hingga sampai di tempat terdekat dengan
air Badaq, lalu beliau berkemah di situ.
Habbab bin Mundzir al-Anshari menghadap Rasuiullah saw.
untuk memberikan usul. Ia bertanya, "Wahai Ilasulullah, apa
pendapatmu tentang tempat ini? Apakah ia tempat yang telah
ditentukan Allah padamu, yang kami tidak dapat maju ataupun
mundur dari tempat ini, ataukah ini sekadar pendapaf siasat, dan
strategi per ang? " Nabi saw. menjawab, "Tidak, ini hanyalah pen-
dapaf siasat, dan strategi perang. " Habbab berkata, "Wahai Rasu-
lullah, sesungguhnya ini adalah tempat yang tidak tepat. Pindah
tempatlah" Sebaiknya kita mendatangi tempat air terdekat dari
persinggahan kaum musyrikin Quraisl', lalu kita duduki tempat
itu. Kemudian kita ratakan sumur-sumur yang berada di be-
lakangnya. Setelah itu di atasnya kita bangun telaga, dan kita
penuhi telaga itu dengan air. Dengan demikian kita dapat minum
sedangkan mereka tidak." Rasulullah saw. berkata, "sungguh
kau telah memberikan pendapat yangbagus."zs7

Dengan pertanyaannya, Habbab ingin meminta penjelasan


tentang pilihan Nabi saw. mengenai tempat yang beliau singgahi:
apakah dia itu atas dasar wahyu dari Allah yang tidak dapat
dibantah dan harus dilaksanakan dengan penuh ketaatan dan
kecermatan? Ataukah dia termasuk strategi militer yang diambil
oleh nabi dalam posisinya sebagai panglima perang tertingg dan
pemimprn kaurn muslimin? Pada saat seperti inilah dia dapat ikut
urun rembug dan menyumbangkan pendapatnya. Apalagi dia
adalah orang yang tahu betul (ahli) peta wilayah itu, paham seluk

2s7A.1a perang Badar


krrbrn ibesar) dan ada perang Badar slurg,hra (kecii). Perang
Badar kubra adalah perang yang kita ketahui dengarr baik. Ia terjadi pada bulan
Ramadhan tahur ke-2 Hijrah. Adapurl peralls Badar shughra terjadi pada bulan
Jumadil'tJla tahun ke-2 Ffijrah. Pera:rg i:ri disebut jr-rga dengan perang Safwan. (Pen7.)
2: SUNNAH SUBAGAI SUMBER ILMU PENGETAHUAN 349

beluknya berikut sumur-sumumya. Sebagaimana disebutkan


oleh Ibnu Sa/ad.258
Maka tampillah Habbab mengajukan idenya pada Nabi saw.,
dan beliau pun menyambut baik ide itu dan mencabut pen-
dapatnya yang pertama. Lalu beliau berkata dengan penuh ksatria
dan nada yang jelas, "sungguh engkau telah memberikan pen-
dapat yang bagus." Kemudian beliau melaksanakan usul tersebut.

Lalu Sa'ad bin Mu'adz mengusulkan agar dibangun bangsal


tempat berteduh untuk beliau dan tempat mengawasi jalannya
peperangan dari jauh. Rasul pun mendoakan kebaikan untuknya
dan melaksanakan usulnya.se
Di dalam perang Ahzab (perang Khandaq), diriwayatkan
bahwasanya Salman al-Farisi mengusulkan pada Rasulullah saw.
untuk menggali parit di sekitar Madinah.Ide itu diterima oleh
nabi dan beliau segera melaksanakannya'

ssHaditsini terdapatdalam SirahlbnuHbyam,lllidl,hal.2T2, darilbnu Ishaq.


Thkhrii-nya telahlewat. Dia berkata, "Aku diberitahu oieh beberapa orang laki-laki
dari Bani Salamah, bahwasanya mereka menyebut-nyebut bahwaHabbab. '.s.d
akhir. SyaikhAlbani berkata d alamtakhrij-nya untuk kitab Fiqfut as-Sirahkarangan
Syaikh Ghazali, "Hadits ini sanadnya dha'if dikarenakan ketidakjelasan perantara
antara lbnu Ishaq dan orang-orang dari Bani Salamah (orang-orang itu juga tidak
dikenal, tidak diketahui apakah mereka pemah bertemu dengan Habbab aiau
tidak). Dan Hakim menyambungkan hadits inidalamal-Mustadrak(3/ 427),tetapt
dia tidak menshahihkarurya, kemudian Dzahabi mengingkarinya. Akan tetapi,
Ibrru Hajar rnenyambungkan hadits ini dalam al-Islubah (1' / 427) ' dari thoriq Ibnu
Ishaq dalam S irah-nya.Ia berkata, "Aku diberitahu Yazid bin Roman dari 'Urwah
dan orang lajn yanglebih dari satu dalam kisah perangBadar. Lalu ia menyebutkan
perkataan Habbab:... s.d. akhir." Sanad ini sampai dengan'Urwah adalah shahih,
halrya saja Habbab meninggal pada masa kekhilafahan 'Umar, sementara 'Urwah
dilahirkan pada akhir masa kekhalifaharurya. Jadi, dia tidak mendapatkannya.
Berarti hadits ini mursal, namun dia dikuatkan oleh ketenaran kisah antara para
sahabat yang dijumpai oleh 'Urwah, dan mereka itu banyak. Juga Cari para sahabat
yang yang meriwayatkan kabar-kabar peperangall Nabi saw. untttk anak-anak
mereka. se-bagaimana juga bahwa hadits irri mempunyai saksi lain dengal sanad
yang dha'if di Ibnu Syahin, sebagaimana dalam al-Ishabah. Dan sesungguhurya
kitab-kitab Sirah banyak memuat kabar Habbab il'ri, serta diterima dengan baik.
2seThnbaqat Ibnu Sa'ad, jilid 2, hal. 15, cetakan Beimt.
35O SLJNNAH RASUL

Dikarenakan hal ini, tatkala para penunggang kuda kaum


musyrikin menyerbu dengan kuda-kuda mereka, mereka berhenti
di pinggr parit. Maka ketika mereka melihat parit, mereka berkata,
"Demi Allah, sungguh ini adalah taktik yang tidak pernah di-
lakukan oleh bangsa arab."26o
Tidak mengherankan jika kaurn muslimin menggurakan cara-
cara yang dilakukan olehbangsa Persia danRomawi untukme-
lindungi mereka dari musuh, cara apa pun yang memungkinkan
mereka untuk dapatmenang dan semua carayang kebaikannya
kembali kepada mereka dalam hidup ini. Irri karena perantara-
perantara itu tidak ada hukumnyadidalamzatnya, tetapi hukum-
nya kembali kepada maksud-maksudnya.

7. Mempelojari Setiop IImu gong Bermanfaat dari Mona


Pun Sumbernya
Nabi Muhammad saw. mendorong kita untuk mempelajari
setiap ilmu yang bermanfaat bagi agama Islam dan pemeluknya
--meskipun dia dari selain orang Islam- sebagaimana kita lihat
bagaimana beliau mengambil manfaat dari para tawanan perang
Badar untuk mengajari anak-anak kaum muslirnin menulis. Juga
sebagaimana terdapat dalam hadits yang dikeluarkan oleh
Tirmidzi dan Ibnu Majah,

"Kalimat bikmah (perkataan yang baik/bijaksana) adalah


senjatanla orang mukmin, di manapun ia mendapatkannya,
maka dia lebib berbak untuk mengambilnya."26T
'Ali bin Abi Thalib r.a. berkata, "Ilmu itu adalah senjatanya
orang mukmin, oleh karena itu ambillah dia sekalipun dari
tangan orang musyrik". 262

z@sirnhlbntt HLtyain, jilid 1, hal. 272 - 273, cet. Dar al-Ihya' at-Turots al-'Araby; Beirut
261Sirahlbnu Hisyam, jtJtd 1, hal. 235.
262Hadits ini dha'if sanadlya, tetapi shahih maknanya.
2: SUNNAH SH,UAGAI SLllvlBE,R ILMU PENCETAHUAT.il 35 I

Hal ini banyak terbukti pada hasil-hasil penemuan ilmu materi


mumi yang tidak terpengaruhi akidah dan pemikiran orang yang
rnembuktikan. Karena itu, hukum alam yang umum diyakini
oleh orang mukmin dan kafir, orang-orang baik, dan orang-or-
ang yang jahat. Semuanya tunduk pada Sunnah/hukum-Nya.
Dari sinilah kaum muslimin tidak mendapatkan beban dalam
mengambil ilmu-ilmu alam, seperti ilmu kedokteran, kimia, falak,
fisika, matematika, dan lain sebagainya dari umat-umat masa
lampau yang memiliki peradaban, sepertiYunani, Persia, Romawi,
Hindia, dan terutama Yunani.
Ini berbeda dengan bidang-bidang pelajaran lain yang ber*
hubungan dengan agama, nilai-nilai, dan faham-faham yang me-
mengaruhi cara berpikir orang yang mempelajari tauhid, tabiat,
manusia, tarikh, dan masyalakat.

Dari pandangan ini, Nabi saw. menyalahkan Umar yang ter-


lihat sedang membaca sesuatu dari lembaran-lembaran ahlul-
i,itab dari Yahudi. kri karena Allah telah mencukupkan dengan
AlQur'an yang terjaga daripada kitab-kitab yang terkena penye-
lewengan dan perubahan serta bercampurnya kalimat-kalimat
Allah dengan khayalan-khayalan dan hawa nafsu manusia. Se-
hingga hilanglah kepercayaan akan kesuciarurya. Padahal agama
Islam tidak membolehkan mengambil hukum kecuali dari sumber
Iiahi yang makshum dan jelas nisbahnya kepada Allah SWT.
Imam Ahmad meriwayatkan dari Jabir bin Abdullah bahwasa-
nya Umar bin Khathab r.a. rnendatangi Nabi saw. dengan mem*
bawa kitab yang ia dapatkan dari orang ahlul-kitab. Maka ketika
nabi saw. melihabrya, beliau pun marah dan berkata, "Apa kalian
ini ragu-ragu terhadap akidah kalian, hai anak al-Khaththab?
Demi yang jiwaku berada di tangan-Nya! Sungguh aku telah
membawa agama yangputih lagi suci kepada kaiian. Janganlah
kaiianbertanya pada mereka tentang apapun, sebab mereka akan
memberitahukan kebenaran kepada kalian, tetapi kalian dustakan,
atau memberitahukan kebatilan, tetapi kalian benarkan. Derni
yang jiwaku berada Ci tangan-Nya! Kalau saja Nabi Musa itr:
352 SL]NNAH RASIJL

hidup, dia tidak bisa berbuat apa-apa selain mengikutiku."263


Sebetulnya yang membuat Nabi saw. marah dan sangat meng-
ingkari perbuatan itu sampai merah mukanya adalah karena ini
merupakan urusan agama, yang tidakbisa diambil kecuali dari
Yang Maha Benar.
Adapun ilmu-ilmu dunia dengan berbagai coraknya dan
semua yang telah ditemukan oleh manusia melalui akal dan per-
cobaan mereka, adalah milik manusia semuanya. Kita dapat
mengambil itu dari mana pun dia datang, kita mencarinya di
timur atau barat, dan kita mempelajarinya dia dari orang Islam
ataupun orang kafir. Sebagaimana kita melihat Nabi saw meng-
ambil manfaat dari tawanan kaum musyrikin untuk menghapus
buta huruf, dan beliau memakai ide penggalian parit di sekitar
Madinah, padahal itu adalah cara-cara bangsa Persia. Beliau juga
mernakai mnnj aniq (sejenis meriam, tapi masih sangat sederhana)
dalam pengepungan Tha'if. Beliau juga berkhutbah di atas mimbar
buatan tukang kayu dari Romawi.

Kita juga melihat para khalifahnya yang bijaksan a' hhulafa' ur-
rasyidin' menyunnahkan urusan-urusan yang belum pernah di-
lakukan oleh bangsa Arab. Akan tetapi, mereka mendapatkan itu
dari umat-umat selain mereka, sebab mereka melihat ada kebaikan
dan manfaat di dalamnya. Kita melihat Umar memenuhi usulan
sebagian sahabatnya untuk memakai almanak, pembukuan
catatan-catatan, dan lain-lain, yang oleh para muarrlkh (ahli se-
jarah) dignggap sebagai sebagai aruwaliyat Umar (ttndakan-
tindakan yang dipelopori oleh Umar).
Akan tetapi, sebagian peneliti berpendapat bahwasanya pem-
bukuan telah dimulai sejak masa Nabi saw.. Mereka mendasari
pendapatnya oleh apa yang telah kami sebutkan sebelumnya dalam
masalah sensus terhrlis untuk kaum muslimin sesudah hijrah.2e

zs3lami' Buyan al-'IImi, 7 / 72I.


2eDiriwayatkan oleh Ahmad, sebagaiman a dalamTartib al-Musnad, susunan
Syaikh Ahmad 'Abdurrahman al-Banna, Kitab al-'Ilminomor: 62. Dan dia menukil
2: STJNNAH SELAGAI SIJMBLR ILMU PENGETAHTJAN 353

8. Memerongi Khagolon dan Khurofot


Yang paling penting dari ini semua adalah peperangan sengit
yang dilancarkan terhadap khayalan-khayalan dan tipuan-tipuan
yang pada masa jahiliyah dulu memiliki pasaran dan laku. Hal
ini banyak terdapat dalam agama-agama samawi yang diseleweng-
kan dan dibuat oleh para cukong dan calo. Mereka berkata dan
didengar, mereka meny'r.rruh dituruti dan mereka mengundang
untuk dipenuhi. Mereka itu adalahpara dukun santet/teluh, para-
normal, tukang sihil dukun, dan tukang ramal bintang' Mereka
menyangka bahwa mereka sanggup menembus hukum alam, me-
robek tirai gaib, dan menyingkap apayangtersimpan dalamhati.

Lalu datanglah Rasulullah saw., maka beliau rnengunci -de-


ngan kekuatan-- situasi yung merusak ini. Beliau memberi pe-
lajaran pada para pedagangnya yang profesional tPara calonya
yang suka menipu, dan orang yang menjadi sumber dagangan
palsu ini. Beliau mengumumkan dengan sejelas-jelasnya bahwa
hukum-hukumAllah di alam ini tidak akan berubatu bahwa tidak
ada yang mengetahui masalah gaib kecuali Allah, dan bahwa se-
tiap kebaikan menghormati hukum-hukumAllah dan memeli-
hara aturan sebab-musabab.
Tidak mengherankan jika kita membaca kitab-kitab Sunnah
yang muiia, kita mendapatkan hadits-hadits seperti hadits Rasu-
lutlah saw. berikut ini.
Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Mughirah bin
Syu'bah,26s ia berkata, "Terjadi gerhana matahari pada hari me-
ninggalnya Ibrahim (anak Nabi saw. dari Mariah al-Qibthiyah).

takhrij-nya dari penyusun at-Tanqih bahwa para rijal-nya adalah rijal yang bagus
Hadits ini pada Ahmad, Ibnu Majah dari Ibnu 'Abbas dengan sanad yang bagus.
Pada Ibnu Hibban dari Jabir juga dengan sanad yang shahih. Dalam bab yang sama
dari 'Abdullah bin Tsabit al-A.nshari pada Ahmad, Ibnu Sa'ad, Hakim dalam al-
Kina danThabarari dalamal-IOblr, juga Bailraqi dalamSytL'ab nl-Innn.Dandai|abir
pad Darimi. al-Fathu ar-Rnbbani, iilid 1, hal. 175.
26sLihatat-Taratib al-Idariyah,atattNizlnm al-Hukumahan-Nabawiyah,kNan'gan
al-Kattani, jilid \,haJ.227 -228.
354 sl.rNnnH RAST L

Maka orang-orang pun berkata bahwa gerhana ini terjadi karena


meninggalnya Ibrahim, Ir4aka Rasulullah saw. bersabda, "Sesung-
guhnya matahari dan bulan adalah dua tanda dari tanda-tanda
kekuasaan Allah. Keduanya tidak tertutup dikarenakan matinya
seseorang dan tidak pula karena hidupnya." Dengan demikian,
beliau menyingkirkan khayalan-khayalan yang tersebar di kalang-
an masyarakat pada masa jahiliyah bahwa terjadinya gerhana
matahari atau bulan itu dikarenakan kematian seseorang yang
besar atau yang seperti itu. Lalu beliau menekankan bahwa itu
adalah suatu tanda dari tanda-tanda kebesaran Allah yang ber-
laku terhadap hukum-hukum Allah.
Ini adalah sejumlah hadits Nabi saw. yang lain.
.' o t? z o( , t'o \
f-,)s JLc,
. Jl
..J l*u>l&
J..
^*Jl
L. )r
to I
(JI.;+JI .t:.,)
// ' '
t. . . f,*J\ ) , 4 ! !"-;ti: JG terr I

'Jauhilab tujub macam dosa besar!" Mereka bertanya, "Apa


sajakah itu, b ai Rasulullab ?"Beliau berkata, "Menyekutukan
Allah, sibir.. . "(HR Syaikhan)266

-t-cr e.-.46
.//

.J. ."i, . j<t ,".,." ,_?,' o , . .,.o / o "


(.,;L*ijl olJr)
K9l D f u.." .F Ut , J eil -\-e9

"Barang siapayang membuat ikatan kemudian dia meniup


dalamnya, sungguh dia telab melakukanperbuatan sibir. Dan
barang srapa yang menyibir, berarti dia telab syirik. Dan barang
siapa yang menggantungkan sesLtatLt, maka ia diserabkan ke-
pada clirinya. "(HR Nasa'i)257

266lihat al-Lu' l{ wal-Mar j an (527 - 530).


267HR. Syaikhan dan selain mereka berdua dari hadits Abu HuratraJ\, sl-Lu'!u'
ual-Marian (56).
2: StTNNAH SEBAGAI SUMBER ILI\'lLJ PENGETAHUAN 355

Yakni, menggantungkan jimat atau jampi-jampi pada dirinya,


atau yang semacamnya, dengan keyakinanbahwa dia sanggllP
258
meh;d;gi dirinya dari ganggum jiru'ain, atau penyakit'
)J C/
t |z /
tt- , , /-
4J J(}"
a
gt 1r{-\ Jl
a- o i
,;i'fu'ri"fu 5 /
'-o L:,o
l) ,s',/ -J&
z O'\

z t t ti,>t o/,, , oa
l(,,. j ,x*' 1l
\^' L-lAls )t ,.t qc il p c
^j:JG
--.-.ltlJJr

4W:^; J"
*,:tie'y< ,J'.fr
(.r,l;njJl., )1l\ o\r)
"Bukan golongan kami, orang yang terbang dan minta d-iter-
bangkan, aiau orarg lang meramal dan minta diramalkan,
atau orangyang meiyibir dan minta disihirkan' Dan barang-
siapa yan!-meidatargi dukun kemudian dia membenarkan
opo yang Aikatakannya, berarti dia te.lab kufur terbadap apa
y""g aii"runkan kepada Mubammad saw." (HR al-Bazar\26e
t
tia-: ,o ,2"i,'.,t.ut
u'ot> jt f Gtli".tr
o.., l\o .' r'
'
--.d
.,2
r I
-I-ae vJ- o-Q.J \*J asJ-as r' yy
/t-t i- :(,,
(y'*"trr; K;t-">.-. 6P Jtr W
"Barangsiapa ))ang mendatangi paranormal atau dukun,
lalu dia membeltarkan apa yang dikatakannya, maka dia benar-

26HR Nasa,i dari riwayat Hasan dari Abu Hurairah, dan kami telah menyebr"rt-
kan bahwa yang benar adaiah kepastian mendengamya ia darinya'
269Dari segi bah asa, ' Ainberarti mata. Menuntt istilah, 'air-r berarti pandangan
mata seseorar5fdisertai dengan rasa iri dan hasad terhadap kenikmatan yang diberi-
kart Allah kepida orang lain. Sehingga dari pandanga.n yang disertai rasa hasad
ihr akan *"rli*b.rlkur.penyakit atau madharat terhadap. orang yal1g dihasadi.
Untr-rk tebih jelasnya, silahkan baca buku-buku tentang jir.r dan sihir yang strdah
banyak diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. (Peni )'
356 SI.]NNAH RASL]L

benar telab kufur terbadap apa yang dituru.nkan kepada


M ub amm ad " . (HR Muslim)27o

','
i;,c;J"J;r'f g/
C e.4J
-L>
o , tii.
',e AJL*! Ul e
l))C>.).!
'a.
, jl'i ,'*&
r .x

y' lo z . o zo !
t-o-l' .,1 , ,iL-Jl . , <j.;Jl . :yt: yi .'-,r)
\ U. / $ J Y J
' {U-f; ff.t1
"Barang siapa yang mendatangi paranormal, lalu d.ia ber'
a ses u a tu p ad a ny a, rn ak a sb al at ny a t i d ak dit erim a e I am a
t any .s

empat pulLth bari."(HR Abu Dawud)271

Renungkanlatr, hanya mendatangi dan bertany a sa)a sudah


merupakan suatu kejahatan yang keji, dan hukurnnya: shalatrya
tidak diterima selama empat puluh hari.
Juga hadits mauq uf dailbnu Mas'ud, "Barangsiapa yang men-
datangi paranormal, tukang sihit atau dukun,lalu dia bertanya
padanya, kemudian membenarkan apa yang dikatakannya, maka
sungguh dia telah kufur terhadap apayangditurunkan kepada
Muhammad saw.."272
Dukun yaitu orang yang memberitahu tentang sebagian hal-
hal yang tersembunyi. Terkadang dia benar, tetapi lebih sering
salahnya. Dia menganggap bahwa yang memberitahukan hal itu
padanya adalah jin. Adapun paranormal, dia seperti dukun. Ada
pula yang mengatakanbahwa dia seperti tukang sihir. Baghawi
berkata bahwa paranormal itu adalah orangyangmengaku dapat

2T]HRBazzar dengan sanad yang baik dari hadits Imranbin Hr-rshain. Thabarani
meriwayatkan dari hadits Ibrlu Abbas --tanpa perkataannya-, "BarangsiaPa yallg
rnendatarrgi...s.d. akhir," dengan sanad bagus, sebagaimana ddam at-Targhib al'
Muntaqa (1853). Haitsami berkata ba-lrwa hadits ini diriwayatkan Ahmad dengan
rijaL yang tsiqqah (7 / 37). Bazzar meri'wayatkan jumlah yang terakhir dari hadits
Jabir dengan sanad valg baik lagi kuat, al-Muntaqa (7854).
271HR Abu Dalvnd, Tirmidzi, Nasa'i dan Ibnu Majah. Dalam sanad-sattad
mereka ada perkataan yalg disebutkan oleh Mturdziri dalam &frrkfttaslpr as-Swun.
Iugir FIakim, ia berkata bahlva shahih dengan syarat Bukhari Muslim.
ll2Hll. Nluslirn dengan nomor 2230 dari sebagial ummahatul mukmilil.
2: SUNNAH SET]AGAI SUMBE,R ILMU PENGETAHUAN 357

mengetahui berbagai urusan dengan Perantara-Perantara dan


sebab-sebab. Dengan hal itu dia dapat menunjukkan tempat-tem-
pat terjadinya. Seperti kasus pencurian: siapa yang mencurinya?
Dia juga mengetahui tempat yang tersembunyi dan yang se-
rrlacamnya.
Yang seperti dukun dan paranormal yaitu tukang ramal
bintang. Dia adatah orang yang mengaku mengetahui aPa yang
akan terjadi pada masa mendatang melalui perbintangan, rahasia-
rahasia, dan pengaruh-pengaruhnya terhadap alam dunia ini.
Sebagian orang menyamakan tukang ramalbintang itu dengan
dukun.
Dalam hadits mnrfu'yang ciiriwayatkan oleh Ibnu'Abbas
dikatakan,

;'t'fir * ;At e r+'*:ir iF o I !,


1-r.a-i, a*r, ./tJ,,i1, yi oty) {i'; Y ,l) ( fua)l

"B arangsiap a y ang m emp el aj ari il m u bint a ng - bint ang, m a ka


ia benar-benar telab mempelajari cabang ilmu sibir. Bertam'
bablab apabila dia menambab." (HR Abu Dawtdluz u+
Yang dimaksud dengan ilmu bintang-bintang di sini bukanlah
ilmu falak atau ilmu bentuk yang banyak ditekuni oleh ulama
kaum muslimin. Di antaranya, sebagian ulama syariah yang pene-
litian-penelitian mereka meluas dan merambat akamya hingga
masa sekarang. hri adalah ilmu yang berdasarkan pada pengamat-

2T3Mundziri berkata, "Diriwayatkan oleh Bazzar dan Abu Ya'la dengan sanad
baik." (al-Muntaqa,7857). Haitsami berkata, "Diiwayatkan oleh BazzN, danrijal-
nya adalah ryal shahih, kecuali Hubairah bin Marvam, tapi dia tsiqqah." (5/118).
2741111. 46r, Dawud
dalam ath-Thib (3905),Ibnr,r Majal-r dalarn al-Adab (3726)
dan Ahmad dalam al-Mttsnad (20N), Syakir men-shahih-kat sanadnya. Nawawi
telahmen-slralrlh-kannya dalam ar-Riyadh.Dzahabidalamal-Kaba'ir,sebagaimana
dalam al-Faidh (6/ 80). al-Kaba'ir: sanad Abu Dawud shahih. al-Faidh (6/80).
358 SUNNAH RASUL

an danpercobaan, perhitungarl, {an pemakaian aiat-alat. Dengan


itu maka manusia pada masa liinl sanggup mencapaibulan, dan
mengambil tanah serta pasimya sedikit untuk diteliti dan diman-
faatkan orang sqsudahnya. Setelah itu ia akan berusaha untuk
mencapai ke planet-planet yang lebih jauh.
Di sini tidak ada pertentangan sedikit pun dengan hakikat
agama, atau kaidah syariah, atau nash yang pasti dalam A1-
Qur'an dan Sunnah.
Saya tidak mendasarkan hal itu pada firman-Nya Ta'ala
dalam surat ar-Rahman: 33, "F{ai kelompok jin dan manusia, jika
kalian sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi,
maka lintasilah. Kalian tidak dapat melintasinya kecuali dengan
kekuatan." Juga saya tidak menafstrkanas-sulthnn dalarnayat itu
dengan dengan ilmu sebagaimana yang diyakini oleh sebagian
'rlama masa sekarang.

Adapun yang pasti, keterkaitan ayat di atas menunjukkan


dengan jelas bahwasanya ayat ini ditujukan kepada mereka di
akhirat, bukan di dunia. Ini adalah ucapan Allah yang ditujukan
kepada dua kelompok besar penghuni bumi, yakni jin dan ma-
nusia, unfuk melemahkan mereka. Mereka tidak akan sanggup
melarikan diri dari genggaman keadilan Ilahi kecuali jika mereka
keluar dari kerajaan Allah. Memangnya, siapa yang dapat keluar
dari kerajaan Allah? Lalu akan ke mana mereka? Jadi, makna
,{rujj-"
\, v1 ;yr; l} yaitu, mereka secara mutlak tidak bisa me-
nembus, sebab mereka tidak memiliki kekuatan di hadapan ke-
kuatan Allah Ta'ala.
Adapun naik ke bulan, itu bukan berarti menembus penjuru
langit dan bumi. Bagaimana bisa dikatakan menembus sedangkan
bulan masih berada dalam lingkup kelompok matahari? Bahkan
dia adalahbenda langityang paling dekat denganbumi. Jika kita
renungkan, memang orang yang naik ke bulan itu keluar dari
bumi -sebagaimana yang tampak- di mana Al-Qur'an men-
jadikanbulandilangit"9j,(FtC.tQ|Sd.r'DanDiamenjadikan
2: SIJNNAH Sb,UAGAI SLIMBIIR lLMt-r PENGETAHITAN 359

pada matahari dan bulan yang bercahaya di dalamnya." (al-


Furqan: 6L) Akan tetapi, dia sebenamya belum keluar sedikit pun
dari penjuru langit.
Lebih jelas lagi dari itu, mendasarkan dalil pada ayat-ayat
peredaran unfuk alam secara umum, dan unfuk matahari, bulan,
dan bintang-bintang secara khusus. Dan hal itu banyak terdapat
di Al-Qur'anui-karim.
Maksudnya, iimu bintang yang diharamkan itu ialah ilmu
yang dianggap cabang dari sihit, yaitu "ilmu pengaruhnya",
bukan "ilmu mempergunakannya", sebagaimana yang dikata-
kan oleh para u1,arna,275

Ajaran-ajaran yang telah kami sebutkan ini, pantas untuk


membentuk suasana kejiwaan, pemikiran, dan sosial yang lebih
baik untuk membangun pemikiran ilmiah dan kehidupan ilmiah.
Irri adalah apa yang kami lihat pembuktiannya dalam peradaban
Islam yang tinggi dan seimbang,yangmenghubungkan antara
bumi dan langit, menyatukan antara ilmu dan iman, dan men-
campurkan antara rnateri dan spiritual.Ia juga meninggalkanpe-
ninggalan-peninggalan yang istimewa di semua macam jenis
ilmu, baik ilmu agama-, bahasa, kemanusiaan, ilmu pasti, dart
ilmu alam, dengan kesaksian para ahli sejarah ilmu pengetahuan
dari orang-orang Barat senditi."u 0

2TsYang dimaksud dengan "bertambahlah apa yarg bertambah" yaitu,


iika
semakin banyak ia belajar ilmu dari bintang, semakin banyak pula ilmu sihir yang
dia peroleh. Dengan dernikian, semakin banyak ptila dosa yang dia dapatkarr,
kare-nasihir ihl termasttk dosa besar. Di sana masih ada makna lain dari hadits ini
sebagai-mana yang terdapat dalarn Syarah Abu Datvud dan Syarah Ibnu Majah.
(Penj)
2T6LintFaidltul-Qadir, jlbd tiga, hal.256 dan jiiid 6, hal.80.
Mgrt@m Ketugu:
SUNNAH
StstsAGA[ SUMtstsR
PERADAtsAN
SANNAH
SEBAGAI SUMBER PERADABAN

O unnah nabawiyah adalah sumber kedua setelah Al-


D Qu.'anul-karim untuk penentuan hukum, dan dia juga
surnber kedua untuk ilmu pengetahuan setelah AlQur'an. Selain
itu, Sunnah juga merupakan sumber kedua bagi peradaban se-
telah kitab Allah.
AlQur'an selalu meletakkan dasar-dasar dan prinsip-prinsip,
sedangkan Sunnah memberikan penjelasan dan perincian Pan-
dangan. Sebagaimana dia juga memberikan teladan dan praktik
pembuktian.
Di dalam naungan Sunnah yang luas, kita mendapatkan
pengarahan-pengarahan nabawiyah yang memberikan petunjuk
pada tiga pekara penting yang berkaitan dengan peradaban,
yaitu:
1. fikih peradaban,
2. perilaku peradaban, dan
3. pembangunan peradaban.

SUNNAH RASUL 363


364 STJNNAH RASUL

Pengertian Peradaban
Sebelum kita membicarakan satu per satu dari tiga bagian ini,
lebih baik kita membicarakan makna peradaban terlebih dahulu.
Apakah peradaban itu? Atau apa maksudnya? Dengan kata lain,
apakah peradaban di dalam Islam memiliki pemahaman khusus
yang membedakannya dari peradaban-peradaban lain yang telah
lampau dan akan datang yang telah diketahui oleh orang-orang
di Timur dan Barat? Atau bahwa inti peradaban-peradaban itu
sebenamya satu, meskipun berbeda tempakrya, berjauhan masa-
nya, dan berlainannya bangsa para pembuat peradaban, keyakin-
an, dan falsafah mereka dalam kehidupan?
Bukan suatu rahasia bahwa di sana ada makna umum per-
adaban jika dipahami dari apa yang dikandung oleh kata itu sen-
diri, yaitu sejumlah fenomena yang tinggi dalambidang arsitek-
tur, keilmuan, seni, sastra, dan sosial didalamsuafu masyarakat,
atau di dalam masyarakat-masyarakat yang saling menyerupai.
Dalam bahasa Arab, kata "peradaban" adalah lawan kata
dari "Badui" atau "biadab" dan "Iiar". "Perkotaan" berlawan
kata "padang sahara". Sedangkan "menetap" adalah kebalikan
dari "nomaden". Adapun orang-orang yang hidupnya menetap
adalah penghuni kota, desa, dan pantai. Sedangkan orang-orang
Badui adalah mereka yang tinggal di kemah-kemah di padang
pasir. Orang-orang Badui terkenal dengan perangainya yang ka-
saq kejam, keras, tampak lugu, danbuta hur.rf. Dikarenakanhal
ini, Allah tidak mengutus seorang rasul pun dari suku Badui.
Akan tetapi, semua rasul yang diutus olehAllah semuanyaber-
asal dari desa dan kota. Allah SWT berkata kepada rasul-Nya,
"I{ami tidak mengutus sebelurn kamtt, melainkan ardng
laki-laki yang ltumi beri wabyu kepada mereka di antara pen-
duduk negeri. . " (Yusuf: 109)
IbnuZaid dan yang lain berkata, "Karena penduduk kota
dan desa lebih pintar dan lebih lembut daripada penduduk
Badui." Para mufassir berkata, "Hal ifu adalah sesuafu yang tidak
diragukan lagi di dalamnya. Karena itLilah, orang-orang Badui
il: StJNNAI{ SEIIAGAI SL.rl\4t3hR PERADATIAN 365

clisebut juga orang yang kasar. Di dalam hadits dikatakan,


i*',
{ u- -i " Bar angswpa y ang hidup di dusun padang pasir (B adui),
maka din akan bertemperamen kasar." Mereka menyebutkan bahwa
tinggal di dusun padang pasir bersama orang Badui itu makruh,
kecuali jika sedang terjadi fitnah (kerusakan moral atau perang
saudara, misalnya. P enj.)."
Qatadah berkata, "setahu kami, Ailah SWT tidak pemah meng-
utus seorang rasul pun kecuali dari penduduk desa atau kota'"
Dinukil dari Hasan, diaberkata, -Allah Th'ala tidak pemah
mengutus seorang rasul dari penduduk Badui, tidak pula dari
kalangan wanita dan jin. "1
Adapun firman Allah Ta'ala dalam ucapan Nabi Yusuf a's'
yang ditujukan kepada ayah dan saudara-saudaranya, "" 'dan
Letika membawa kalian dari dusun padang pasir. . .," (Yusuf: 100)
rnaka 'Allamah Syihab al-Khafaji dalam catatan pinggirnya atas
tafsir Baidhawi mengatakan, "sesungguhnya mereka itu bukan
berasal dari Badui, tapi mereka hanya keluar menuju dusun padang
pasir dengan membawa her,r'an-hewan ternaknya. Kedatangan
mereka menghadap Nabi Yusuf itu dari situ."2
Islam datang untuk mengeluarkan manusia dari kegelapan
menuju cahaya terang. Dari kegelapan dengan segala macam
bentuk dan tingkatannya, menuju cahaya denganberbagai ma-
cam bentuk dan tingkatannYa.
Salah satunya yaitu mengeluarkan mereka dari kegelapan
kehidupan Badui dan kehidupan yang buas menuju kehidupan
yung p"r,nh cahaya peradaban dan kemaiuan. Di dalam Al-
Qur'an dikatakan,
"Orang-orangArab Badui ituiaub lebib banyak kekafiran
dan kemunafikannya, sebinga sangat wajar jika mereka tidak
mengetabui hukum-bukum yang diturunkan oleh Allab kepada
,atu7-Nyo. Dan Allah itu Maha Mengetabui dan Maba Bijak-
sana." (at-Taubah:97)

- t D*|R"hrt Ma'ani,karangan'AllamahAlusi (13l 68).


z Hasyiyatu asY-SYihab (5/ 211)-
366 ST]NNAH RASI.JL

Memang benar bahwa Al-Qur'an mengecualikan sekelompok


orang di antara mereka.
"Dan di antara orang-orang Arab Badui terdapat orang-
orangyang beriman kepada Allab dan hari akbir, dan menja-
dikan apa yang ia naJkablaan sebagai cara untuk mendekatkan
diri kepada Allab dan (untuk menxperoleh) doa rasul... " (at-
Taubah 99)

Akan tetapi, apa yang ditegaskan oleh ayat pertama itulah


yang mewakili orang-orang Badui secara keseluruhan. Belum
lagi diperkuat oleh sabda Rasul saw.,
"Barangsiapa yang bidup di padang pasir (Badui), maka
ia akan berperangai kasar." 3
Lihatlah peristiwa tentang seorang Badui yang tidak merasa
bersalah sewaktu buang air kecil di dalam masjid, padahal
Rasulullah saw. dan para sahabat sedang duduk-duduk di situ.
Kontan saja para sahabat memarahinya dan hampir membunuh-
nya. Akan tetapi, Nabi saw. memahami keadaan psikologisnya
dan sifat keBaduiannya. Beliau berkata kepada para sahabatnya,
"Jangan kalian berhentikan dia (jangan memotong kenci.gtyu),
tetapi siramkanlah seember air di atasnya. Karena aku ini diutus
untuk memberikan kemudahan danbukan untuk memberikan
kesulitan."4

I HR Abtr Ya'la dari Barra'. Haitsami berkaia: rijal-nya tsiqqah (5 /254), dan
ia merrgangkat hadits itu dalam al-lanti' ttsh-Shaghir sertakitab shahihnya sampai
ke ahmad juga. Ahmad dan Bazzar juga merirvayatkan sebagian dari hadits ini
dari Abr-r Hurairah. Haitsami berkata bahwa salah safu sanad Ahmad, rijal-rrya
adalah riTal shahih, kecuali Hasal bin Hakam arr-Nakha'i, dan dia adalahtsiqqah
(51 216) Ia rnengangkat hadits irri ke.pada Thabarani dari Ibnr-r 'Abbas dalam a1-
lnnri'ash Shaghir dan kitab shahihrrr'.r (612'1)
1HR. Bukhari dalam a/ Wrttllu', Alrrr Daud (380), Tirmidzi (1.18), dan Nasa'i
(1 148,99), semuanya darr Abu ilurairah
3: SIINNAH SEI3,{GA| STJMBER Pb,RADAUAN 3fj7

Juga kisah seorangArab Baduis yang telah diajari, dididik,


dan disucikan oleh Islam. Tatkala dia masuk menemui Rustum,
panglima perang pasukan Persia, dia ditanya oleh Rustum, "Sia-
pakah kalian?" Dia menjawab, "Kami adalah kaum yang diutus
Allah untuk mengeluarkan siapa saja yang Dia kehendaki dari
penyembahan manusia menuju kepada penyembahanAllah yang
Itlahaesa, dari kesempitan dunia menuju keluasan-Nya, serta
dari lalimnya agama-agama menuju keadilan Islam."
Tidak mengherankan jika rasul yang mulia melaknat orang
yang kembali hidup di dusun Badui setelah hijrahnya. Sebagai-
rrrana disebutkan dalam hadits Ibnu Mas'ud, "Orarrgyang me-
makan riba, yang memberi rib4 penulis akadnya, dan dua orang
saksinya jika mereka mengetahui, orang yang membuat tatto dan
orang yang minta dibuatkan tato, orang yang menangguhkan
sedekah, dan orang yang kembali lagi menjadi Badui setelah hijrah-
nya, maka mereka dilaknatAllah melalui lisan Muhammad saw.
pada hari kiamat."6
Orang yang menangguhkan sedekahnya adalah orang yang
menunda-ntrnda pembayarannya (yuh zakat).Adapun orang
yang kembali menjadi Badui, sebagaimana kata IbnulAbir, adalah
orang yang kembali ke dusun padang pasir dan tinggal bersama
orang-orang Arab Badui setelah dia berhijrah. Karena siapa yang
kembali lagi ke tempat asalnya setelah hijrah tanpa ada alasan,
mereka menganggapnya seperti orang murtad.
Nasa'i meriwayatkan bahwasanya Salamah bin al-Akwa' r.a.
masuk menemui Hajjaj bin Yusuf ats-Tsaqafi. Hajjaj berkata ke-
padanya, "Kau telah murtad! " Lalu dia menyebut suatu kalimat,

---T S"h^b"t B"dui yang dimaksud oiehpenulisadalah Rib'ibinAmirra.. Lihat


al-Bidayah wan-Nihayah, Ibnu Katsir, jrz 7, Sirah lbnu Hisyam dan Hayatu ash-
Shahabah, Kandahlawi, juz pertama. (Penj.).
6 HR Ibnu Khuzaimah dalam Shahihnya (2250).
Hakim dan ia menshahih-
karnrya menurut syarat Muslim, disetujui oleh Dzahabi (I / 387 , 388), di Baihaqi
(9 / 79), dan 'Abdurrazaq dalam Musnadnya dengan sedikit perbedaan dalam
lafazh (15350). SebagaimanaAhmad meriwayatkan juga (3881), Nasa'i (8/1,47),
dan Ibnu Hibban (3252) dari jalan Harits al-,{war.
364 strNNAH RASITL

"Dankau tinggal kembali di dusunpadangpasir'" Salamah me-


nyanggah, "Tidak, tetapi Rasulullah saw. telah mengizinkan aku
untuk tinggal di dusun padang pasit."7
Dan hadits marfu' dari Abu Hurairah r.a. dikatakan, "Dosa-
dosa besar itu yang pertama sekali ialah menyekutukan Allah,
membunuh tanpa haknya, memakan riba, memakan harta anak
yatim, melarikan diri pada waktu Perang sedang berkecamuk,
menuduh muslimah baik-baik berzina, dan pindah ke dusun
Badui setelah berhijrah."s
Sementara itu Sahl bin I{:raitsamah meriwayatkan dari ayah-
nya, "Aku mendengar Nabi saw. bersabda, "f auhilah tujuh macam
dosa besar." Orang-orang pun diam, tidak ada seorang Pun yang
membuka mulut. Lalu Nabi saw. berkata, "Apa kalian tidak me-
nanyakan kepadaku tentang tujuh macam dosa besar itu? Dia
adalah, menyekutukan Allah, kembali ke dusun Badui setelah
htj.uh...."'
Sesungguhnya Islam sejak pertama kali datang telah mem-
bawa misi peradaban yang tidak diragukan lagi. Tujuannya/ me-
ningkatkan mutu kehidupan manusia dan mengeluarkannya
dari kekolotan menuju kehidupan yang maju. Kita akan melihat
hal ini lebih jelas lagi ketika kita berbicara tentang "Pembangunan
Peradaban" yangdibawa oleh Islam.
Akan tetapi, yang ingin kami tekankan sejak awal mula di
sini adalah, peradaban yang ingin dibangun oleh Islam bukanlah
peradaban yang dimiliki oleh umat lain yang lebihbanyak me-
nekankan sisi materi dalam kehidupan, sisi tubuh dan naluri

7
Nasa'i (8 / 151, 752).
8Haitsami berkata bahwa hadits ini diriwayatkan oleh Bazzar, dan di da-
lamnya ada 'Umar bin Abi Salamah, ia di-dha'if-krroleh Syu'bah dan yang lain.
Akan tetapi, Abu Hatim, Ibnu Hibban, dan selain mereka berdua men-tsiqqah-
karurya (7/703).
9
Haitsami berkata, "Diriwayatkan oleh Thabarani dalam al-Knbir,hu'ryasaia
di dalamnya terdapat Ibnu Luhai'ah (7/103). Akan tetapi, dia meningkat ke
derajat r7obu1 (diterima) dengan saksi-saksinya."
3: ST]NNAH SEBAGAI SLJMBER PERADABAN 349

Ayat yang merancang fondasi mnnhnj dakwah dan dialog ini


berbunyi.

-tK+UA;
A {,:t:S r*;:U &i JLe\

6L;6ed\
"serulab (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan bik-
mab danpelajaran yang baik, dand.ebatlab mereka dengan
cqra yang lebib baik.... " (an-Nahl: 125)
Ayat ini mengharuskan mau' izhnh (pelajaran) dengan'baik'
saja. Adapun rnn;dr- jidal (perdebatan) digunakan kata'dengan
yang lebih baik'. Mau'izhahiubiasanya dengan orang yang se-
pendapat, sedangkan jidalbiasanya dengan orang yang berbeda
pendapat. Terhadap orang yang sependapat, cukup denganuslub
(gaya bahasa) yang'baik' saj a tetapi dengan orang yang berbeda
pendapat, seyogianya lebih halus lagi caranya.Ini karena peri-
laku itu jalan yang paling baik untuk sampai kepada akal dan
hatinya. Oleh karena itu, sekiranya di sana ada dua cara dalam
berdialog (salah satunya baik dan bagus, sedangkan yang satu
lagi lebihbaik dan lebihbagus), maka cara yang diperintahkan
untuk diterapkan adalah mengikuti cara yang lebih baik dan
lebihbagus.
AlQur'anul-karim telah memberikan kepada kita contoh-
contoh dialog dengan para penentang, pada masa dan lingkungan
yang berbeda, untuk kita petik isinya dan kita terapkan mnnhnj-
nya'
Contohnya adalah dialog Nabi Nuh a.s. dengan kaumnya,
sebagaimana diceritakan oleh sejumlah surat dalam AlQur'an,
terutama surat Hud, di mana AlQur'an menceritakan perkataan
mereka,
"Mereka berkata, 'Hai Nub, sesunggubnya kau telab men'
debat kami dan kamu memperpanjangperdebatanrnu dengan
kami, maka datangkanlab kepada kami (azab) yangkau janjikan
39O STINNAH RASUL

kepada karni jiha kamu termasuk orang-orang yang benar.'


Nub menjauab, 'sesunggubnya Allab-lab yang akan menda-
tangkan (azab) itu kepada kalian, jika Dia mengbendaki, dan
kalian tidak akan dapat melarikan diri. Nasibatku tidak ada
manfaatnya bagi kalian jika aku ingin memberi nasibat ke-
pada kalian sekiranya Allab bendak menyesatkan kalian. Dia
adalab Tuban kalian, dan kepada-Nya lab kalian dikembali-
kan."' (Hud:32-34)
Contoh lain adalah dialog Nabi Ibrahim a.s. dengan kaum-
nya. Sebagaimana yang diceritakan oieh surat al-An'am: 73-83,
dan dialog dengan ayahnya dalam surat Maryam: 41-48.
Contoh lain lagi adalah dialog Nabi Syu'aib a.s. dengan kaum-
nya, penduduk Madyan. Sebagaimana diceritakan oleh sejumlah
sura! terutama surat Hud: 8+93. Allah Th'ala berfirmary "Dan
kepada (penduduk) Madyan (Kami utus) saudara mereka, Syu'aib.
Ia berkata, 'Hai kaumku, sembahlahAllah karena tidak ada Tuhan
bagi kalian bagi kalian kecuali Aa...."'
Contoh lain adalah dialog Nabi Musa a.s. dengan Fir'dun,
terutama dalam surat asy-Syu'ara':16 -31.
Yang menakjubkan dalam dialogdialo g y{rgada dalam Al-
Qur'an adalah dialog yang terjadi antara Allah Th'ala dan malaikat-
malaikat-Nya dalam masalah penciptaanAdam dan dijadikanrrya
ia sebagai khalifah di bumi, di manaAllah memberitahu para
malaikat-Nya tentang apa yang diberikan kepada NabiAdam a.s..
Lalu para malaikat itu menunjukkan sikap tidak setuju (prctes)
dengan penobatan makhluk yang berperangai ganda itu sebagai
khalifah. KemudianAllah membantah mereka, dan menunjukkan
kesalahan mereka dalam bentuk nyata. Sebagaimana ciikisahkan
oleh ayat-ayat yang mulia dalam surat al-Baqarah: 30 -33.
Akan tetapi, yang paling mengagumkan dalam dialogdialog
yang disebutkan AlQur'anul-karim adalah yang terjadi antara
Allah ' Azm wa lalla dengan iblis laknntullah, sebagaiman a yal.rg
dikisahkan dalam surat al-A raf, ul-Hij., dan Shaad. Cukup saya
sebut di sini apa yang terdapatdalarn suratShaad:71-85, "Ketika
Tuhanmu berkata kepada para malaikat, 'Sesungguhnya Aku
:l: St'NN.\H SEBAGAI St]i\'luh,R I)h,RADAtl,\N :19 I

akan menciptakan manusia dari tanah...."'


Yang termasuk menakjubkan adalah apa yang didapatkan
oleh seorang yang mempelajari Al-Qur'an dalam membaca
pengarahan Rabbaniyang bijaksana ini. Di dalamnyaAllah meng-
ajari rasul-Nya yang mulia dalamberdialog dengan orang-orang
musyrik dengan cara yang bijaksana, supaya mudah dipahami
dan diterima. Dengan cara itulah beliau mendebat kaumnl'a.
Suatu cara yang terhitung sangat halus, sehingga tampaklah ke-
luhuran budi pekerti beliau di mata orang-orang yang berbeda
pendapat. Beliau berendah hati terhadap lawan debatnya, ber-
sikap lemah lembut dengarrnya, dan memperlihatkan rasa sim-
patik kepadanya.
Yang saya maksudkan adalah apa yang disebutkanAl-Qur'an
dalam surat Saba':24, di mana Allah mengajak rasul-Nya ber-
bicara dengan firman-Nya,
"I(atakanlah (bai Muhammad), 'Siapakab yang memberi-
kan rezeki kepada kalian dari langit dan dari bumi?'Itutakan-
lab , 'Allah . ' Dan sesunggub nya kami atau kalian pasti berada
dalam kebenaran atau kesesatan yang nyata."'
Lihatlah gaya bicara (uslub) ini, di mana beliau saw. tidak
mengatakan lawan debatnya sebagai orang yang sesat, tetapi
beliau menyampaikan permasalahan kepada mereka dalam ben-
tuk seperti ini. Padahal beliau sangat yakin bahwa hanya beliau-
lah yang berada dalam petunjuk, sedangkan mereka berada dalam
kesesatan yang nyata. Akan tetapi, etika berdialog dengan ber-
bantah dengan yang lebihbaik, menuntut gayabicara seperti ini.
Kemudian Allah Ta' ala melanjutkan firman-Nya,
"I(atakanlah, 'I(alian tidak akan ditanya tentang dosa yang
kami lakukan dan kami juga tidak akan ditanya tentang apa
yang kalian lakukan. "'(Saba': 25)

Semestinya jawaban balasan yang dituntut dari Rasulullah


ialah, "Dan kami tidak akan ditanya tentang dosa yang kalian
lakukan." Akan tetapi, beliau tidak mengatakan itu, karena beliau
J92 st IN).t.\l I R.\st rL

hendak mempraktikkan etika berdialog )/ang baik. Beliau titlak


menjawab dengan menisbahkan dosa kepada mereka, padahal
pada l,r'aktu yang sama beliau menisbahkan kata'dosa' kepada
dirinya dan orang-oran€l yang bersamanya dalam dialog itu,
"Kalian tidak akan ditanya tentang dosa yang kamr lakukan." lni
mencerrninkan betap a tingginya etika beliau terhadap orang yan g
tidak sependapqt dengan beliau dan sikap lernah lembut beliau
kepadanya.
Apabila dalam Kitabullah ditaburi dialog-diaiog yang terjadi
antara para rasul dan kaumnva clengan berbagai macam coraknya,
hingga.(dialog) antara Allah DzuI lalali wal-lkram dan sebagian
makhluk-Nya, baik itu yang taat kepada-Nya maupun yang men-
durhakai-Nya, maka tidak mengherankan jika kita mendapatkan
di dalam Sunnah Rasulullah saw. yang mulia terdapat keluwesan
terhadap pendapat lain dan ajakan untukberdialog dengannya.
Allah SWT berkata kepada rasul-Nya yang mulia setelah Dia
menceritakan kisah-kisah para Rasui yang mulia kepadanya,
"Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk olehAllah,
maka ikutilah petunjuk mereka...." (al-An'am: 90) Oleh karena
itu, di dalamkepribadian dan sirahbeliau terkumpul kemuliaan-
kemuliaan para rasul. Sebagaimana juga tampak nyata akhlak
Qur'ani dalam dirinya. Seperti yang dikatakan oleh orang yang
paling beliau cintai, dan orang paling tahu ke mana beliau pulang-
pergi, Ummul-mukminin'Aisyah r.a., "Sesungguhnya akhlak
Nabi Allah adalah Al-Qur'an. "31

6. Bersikop Adil dan Objektif Terhadap Pmdopat yang Berbeda


Termasuk nilai-nilai yang penting untuk diketahui dalam fikih
peradaban ini, yaitu bersikap adil dan objektif terhadap pendapat
yang berbeda. Artinya, adil dan objektif dalam memberikan hak-
nya untuk menampakkan dirinya, memperkenaikan dirinya, dan
mempertahankan pendapatnya. Sepanjang hal itu muncul berda-
sarkan pemikiran dan ijtihad, serta menampilkan sudut pandang

li HR Muslim dalam kitab SltttlLttu al-Musafirin no.746.


:l: -StINNA}I Sh,tlAGAI SL.ji\lBh.R I'ERADAIIAN 393

yang dapat diterima, baik itu dekat ataupun jauh. Juga tidak se-
iayaknya kita memvonisnya dengan begitu saja menyalahkan
pendapatnya, hanya karena dia berbeda dengan kita, atau ber-
beda dengan mayoritas kita, atau menyalahi pendapat yang sudah
diterima umumdan ada sejaklama, atau dia menyerukanuntuk
meninggalkan pendapat lama dan mendirikan tatanan baru'
Memang benar bahrva setelah memeluk Isiam kita menjadi
orang-orang yang konsekuen dengan keyakinan-keyakinannya,
nilai-nilainya, dan hukum-hukumnya. Akan tetapi, meskipun
demikian Islam menyiapkan lapangan-lapangan yang luas kepada
kita. Kita bisa bergerak leluasa ke kanan dan ke kiri di dalamnya
serta pergi ke timur dan ke barat di dalam naungannya, baik
dalam masalah-masalah yang pada dasamya ti dak ada nash-ny a
-inilah yang dinamakan dengan "wilayah yang dimaafkan"--
atau dalam masalah-masalah yang di dalamnya adannsh-nash-
nya berdasarkan aturan-aturan menyeluruh, prinsip-prinsip
umum, atau masalah-masalah yang di dalamnya terdapatnash-
nash ba gian yang kepastian hukumnya atau dalilnya masih ber-
bentuk zhanni (sangkaan), atau zhanni kedua-duanya. Dalam
semua hal ini, ijtihad-ijtihad menjadibanyak, faham-faham dan
penafsiran pun berbeda, dan pendirian menjadi berbeda dengan
adanya perbedaan dalam sarana pendukung.

Di sini, siapa pun orangnya, tidak boleh menganggap bahwa


pendapatnyalah yang paling benal, dan hanya ma zhabnyayang
i"*ptt*u. Ini karena setiap pendapat orang itu dapat diambil
dan ditinggal, kecuali Rasulullah saw. yang mn'shum. Senap rn\-
tahid juga dapat salah dan dapat juga benar. Contoh perkataan
orang yang paling sederhana mengenai dirinya sendiri adalah
apa yang diriwayatkan dari lmam Syaf i. Dia berkata, "Penda-
paJku benar, tetapi bisa jadi salah, dan pendapat orang selain aku
itu salah, tetapi dapat juga benar."
Keistimewaan Islam yang iain ialah karena ia menghargai
ijtihad, menghargai orang yang meluangkanwaktu, tenaga, darr
pikirannya untuk mencari kebenaran. Juga menyatakan adanya
394 SI'NNAH RASI.JL

pahala bagi mujtahid yang salah. Inilah apa yang dikatakan oleh
sebuah hadits masyhur,

4Lt ;r, ir;i * ;*t Urj'1*Lr ri$


" o"'
,,{no i ,"
(;i il;'U-*u
'Jika seorang bakim berijtihad, lalu ia benar, maka ia men-
dapatkan duapabala. Apabila ia berijtibad, lalu salah, maka
ia mendapatkan satu pahala.'82
Sebagian pen-syarah (orgng yang menerangkan) hadits me-
ngatakan bahwa orang yang salah dalam berijtihad tidak men-
dapatkan pahala. Mereka berkata, "Sesungguhnya maksud hadits
ini adalahbahwa orang yang salah dalam ijtihadnya itu dimaaf-
kan, bukannya mendapat pahala!" Irri adalah kesalahan nyata
dalam memahami hadits, sebab hadits ini jelas-jelas mengatakan
bahwa hakim yang salah dalam ijtihadnya tetap mendapatkan
pahala. Buktinya, hal itu dipertentangkan dengan hakim yang
benar ijtihadnya dan mendapatkan dua pahala.
Pada dasarnya pahala yang. diperolehbukan karena kesalah-
arrnya, tetapi merupakan pahala bagi usatianya berijtihad, ke-
sungguhannya dalam memilah dan memilih dalil-dalil, serta
tenaga dan pikiran yang ia curahkan semampunya untuk itu.
Karena keadilan Allah enggan menyia-nyiakan pahaia se-
beratbiji atom dari amal kebaikan yang dilakukanolehbadan,
maka tidak mengherankan jika ia juga enggan untuk menyia-
yiakan pahala seberat biji atom dari amal ketjaikan yang dilaku-
kan oleh akal.

---54-*gk"tt karena hadits ini sudah sangat masyhur, penulis tidak men-
takhrijnya. Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Muslim, Abu Daud, Ibnu
Majah, Nasa'i,Ahmad, dan Darimi dari'Amrubin'Ash. Tirmidzi dan Nasa'i juga
meriwayatkanhadits ini dari Abu Hurairah.Lthatal-Mit' jamal-Mufahrasli Alfazhi
al-Hadits an-Nabawi, Dl A.J. Wensinck, dkk. Dan Tuhfatu al-Asyraf bi Ma'rifati al-
Athraf, al-Hafizh Yusuf al-Mizzi. (Penj.)
3: SUNI.\AH SEBAGAT SL]I\4BER PERADAIIAN 395

Termasuk sikap adil dan objektif terhadap pendapat lain,


yaitu mengikutinya apabila telah nyata kebenarannya, serta
mengakui kebenarannya tanpa rasa risih dan malu.Ini karena
yang benar lebih berhak untuk diikuti dan tidak ada istilah tua
dalam ilmu. Ini adalah yang dilakukan oleh para sahabat dan
ulama salaf. Dalam hal ini, Rasulullah saw tidak peduli untuk
mencabut pendapatnya dan mengikuti pendapat sahabatnya
tanpa ada rasa iengkel ataupun malu.
Imam Muslim meriwayatkan dalam Shahih-ny aberhwa Nabi
saw. mengutus Abu Hurairah untuk memberi kabar gembira
dengan surga kepada setiap orang yang dijumpuinyu yangber-
saksi bahwa tiada tuhan selainAllah sepenuh keyakinan dalam
hatinya. Beliau memberikan sePasang sandalnya kepada Abu
Hurairah sebagai bukti penguat kebenarannya. Lalu ia bertemu
dengan Umar.'Umar pun menyangkalnya dan memukul dengan
tangannya. Abu Hurairah jahrh. Kemudian Abu Hurairah kem-
bali kepada Rasulullah saw. untuk mengadukan perbuatan Umar.
Umar pun datang danberkata, "Wahai Rasulullah! Demi ayah-
ibuku. Apakah engkau mengutusAbu Hurairah dengan sepasang
sandalmu? Dia memberikan kabar gembira kepada setiap orang
yang ditemuin{engan surga asalkaallia bersaksi bahwa tiada
iuhan selainAllah?"Beliau menjawab, "Ya." IJmarberkata, "Kalau
begitu, jangan lakukan itu. Karena sesun$guhnya aku ini takut
kalau orang-orang hanya mengand akan l-an ilanhn illallaah. Bielr-
kanlah mereka beramal." Rasultrllah saw. berkata, "Kalau begifu
biarkan mereka beramal."33
Begitulah, Nabi saw. menarik keputusannya yangpertama
karena menganggap masukan dari Umar lebrh baik, karena ter-
kadang orang-orang memahami secara keliruberita gembira ini.
Mereka akhirnya hanya mengandalkan syahadat saja, dan me-
nyepelekan amal. Oleh karena itu, beliau mengambil pendapat
U-u. dan berkat a, "Kalaubegitu, biarkan mereka ber alnal."
Dengan hadits itu, Nabi saw mensururahkan kita untuk

33 HR Muslim dalam kitab al-lman, hadits nomor 52.


396 SUNNAH RASUL

menghargai pendapat orang lain yang berbeda. Bahkan kalau


perlu, kita mengambil pendapat itu apabila nyata manfaat dan
kebenarannya bagi kita.
Dalam kitab lami' al-Bayan karangan Ibnu 'Abdil Bal, terdapat
satu pasal yang baik dan bermanfaat, yaitu pasal "Adil dan
Objektif dalam Ilmu". Di situ dia menyebutkan hal-hal yang baik,
yang ada baiknya kalau kita mengutipnya walau sedikit, karena
di situ terdapat 'ibrah dan petunjuk akan peradaban kita dulu
yang penuh dengan nilai-nilai pengetahuan.
Abu'Umars berkata, "Termasuk berkah dan etika ilmu ada-
lah adil dan objektif. Barangsiapa yangtidakadil danobjektif, dia
tidak akan paham dan tidak akan dapat memahamkan orang
lain."
Sebagian ulama berkata, "Tidak ada ilmu padaku, cuma aku
tahu bahwa aku ini tidak tahu." Mahmud al-Warraqberkata,
"Orang paling sempuma adalah yang paling tahu kekurang-
annya, dan orang yang paling bisa meredam syahwat serta
ambisinya."
Dia menyebutkan dengan sanadnya dari 'Abdullah bin
Mush'ab, ia berkata bahwa Umar bin Khaththab berk ata, "J artgan-
lah kalian membayar mahar perempuan lebihbanyak dari empat
puluh uqiyah,3s sekalipun itu anak perempuan kepala suku
-yakni Yazidbin Hushain al-Haritsi. Barangsiapa yang mem-
bayar lebih banyak dari itu, maka selebihnya disimpan di baitul
mal." Tiba-tiba berdiri seorang wanita tinggi berhidung pipih dari
shaf perempuan. Ia berkata, "Apa urusanmu dengan hal ifu."
Umar bertanya, "Memangnya kenapa?" Wanita ifu berkata, "Ka-
rena sesungguhnya Allah' Azza w a l alla berhnnan, "Dan kalian
telah memberi salah seorang dari mereka harta benda yang banyak,
rnaka janganlah kalian mengambil sedikit pun dari harta itu."
Umar pun berkata, "Wanita ini benar, dan saya salah."
Dia juga menyebutkan dengan sanadnya dari Muhammad

s Yakni Ibnu'Abdil Baf. (Penj.)


3s 40 uqiyah = 40 dirham. (Peni.)
uqiyah = 1600 dirham. 1
3: SI.INNAH SUUAGAI StiwltlER PERADAIIAN 397

bin al-Qurazhi, ia berkata bahwa seseorang bertanya kepada Ali


tentang suatu masalah. Ali pun menj awab pertanyaan itu. Orang
itu berkata, "Bukan begitu, wahai Amirul mukminin! Tetapi dia
itu begini dan begini." Ali r.a. berkata, "Kau benar, dan aku salah.
Dan setiap orang pandai itu ada orang yang lebih pandai lagi di
atasnya!"
Sufyanbin'Uyainah meriwayatkan dari IbnuAbi Husain, ia
berkata bahwa Ibnu 'Abbas berselisih pendapat dengan Zaid
dalam masalah perempuan haid yang pergi meninggalkan haji.
Zaid berkat a, "Dialangan pergi sampai akhir kegiatannya, yaitu
thawaf di k a'bah." Ibnu 'Abbas berkata, "Tanyakanlah pada istri-
istrimu, Ummu Sulaiman dan kawan-kawannya." Zaid pun pergi
danbertanya kepada mereka. Kemudian dia datang lagi sambil
tertawa. Dia berkata, "Perkataan yang benar adalah aPa yang
engkau katakan."

Ibnu 'Abdil Bar meriwayatkan dengan sanadnya yang sampai


ke Imam Malik bin Anas. Ia berkata bahwa ketika Abu la'far al-
Manshur pergi haji, dia memanggil Imam Malik. Imam Malik
pun mendatanginya. I-alu membacakan hadits-hadits kepadanya.
Kemudian dia berkata, "Sesungguhnya aku ini telah bertekad
untuk memerintahkan agar menyalin kitab yang telah kau susun
int: al-Muzuaththa'. Kemudian aku mengirimkannya ke seluruh
pelosok negeri kaum muslimin, masing-masing sebuah kitab.
Lalu aku perintahkan agar mereka mengajarkan apa-aPa yang
ada di dalamnya, jangan sampai mereka berpaling kepada san-
daran yang lain. Sehingga mereka meninggalkan ilmu lain selain
ilmu hadits yang ada pada kitabmu. Ini karena aku melihat bah-
wa akar pokok ilmu ini adalah riwayat penduduk Madinah dan
ilmu mereka." Imam Malik berkata, "Wahai Amirul- mukminin!
Jangan kau lakukan hal itu. Irri karena pendapat yang bermacam-
macam telah lebih dulu sampai kepada orang-orang. Mereka
juga mendengar hadits-hadits serta meriwayatkan berbagai ri-
wayat. Setiap kaum mengambil apa yang telah sampai kepada
mereka, apayang telah mereka amalkan, dan dengan itu pula
394 SI.INNAH RASIiL

mereka dekat dengan ikhtilaf antarmanusia, para sahabat Ra-


sulullah saw., dan selain mereka. Sementara itu, mengembalikan
mereka dari apa yang telah mereka yakini, sangatlahberat. Oleh
karena itu, biarkanlah orang-orang dengan apa yang telah me-
reka pegang selama ini, dan apa yang telah dipilih oleh setiap
negeri untuk diri mereka." Abu Ja'far berkata, "Demi hidupku!
Sekiranya dia merayuku untuk menyalinkan kitabnya, pasti akan
aku lakukan."
Ibnu 'Abdil Bar berkata, "kri adalah puncak sikap yang adil
Can objektif bagi orang yang paham."
HusainbinAbiSa'iddalamkltabnya,al-Mu'anab'Anil-Mnghrib,
berkata, "Abdullah bin Sa'id bin Muhammad al-Haddar mem-
beritahu kami dari ayahnya, ia berkata bahwa ia mendengar
Sahnun berkata, "Aku mendengar'Abdurrahman bin Qasim
berkata kepada Malik, 'Aku tidak mengetahui seorang punyang
paling mengerti masalah jual-beli daripada penduduk Madinah.'
Lalu Malik berkata kepadanya, 'Kenapa demikian?'tra berkata,
'Karena kau.' Malik berkata, 'Aku ini tidak tahu masalah jual-beli,
lalu bagaimana mereka mengetahuinya karena akru?"'
Ibnu'Abdil Bar berkata, "Kami meriwayatkan dari Sya'bi
bahwasanya ia berkata,'Aku tidak melihat orang yang seperti
aku. Setiap aku ingin melihat orang yang iebih tahu dariku pasti
aku mendapatkannya.' Yang selainnya berkata,'Kami menge-
tahui banyak hal, tapi juga banyak hal yang tidak kami ketahui.
Kami tidak membatalkan apa yang kami ketahui dengan apa
yang tidak kami ketahui."'
Hammad binZaid berkata bahwa Ayyub ditanya tentang
sesuatu, maka ia berkata, "Tidak sampai kepadaku tentang masa-
lah itu sedikit pun." Lalu dikatakan kepadanya, "Katakan saja
pendapatmu dalam masalah ini." Dia menjawab, "Pendapatku
pun belum sampai ke situ."
Diriwayatkan dari 'Abdurrahman bin Mahdi, ia berkata, "Aku
mengingatkan'Ubaidullah bin Husain alQadhib dengan suatu

35 Dia adalah'Ubaidullah bin Husain al-'Anbari, orang yang mencabut


-l: St]NNAH Sb.UAGAI SLll\It3ER I'ERADAUAN 399

hadits -ketika itu dia adalah seorang qadhi--, tetapi dia berbeda
pendapat denganku dalam masalah itu. Maka aku pun pergi
menemuinya, dan di situ ada orang-orang yang diam mengelilingl-
nya. Ia bericata kepadaku, 'Hadits itu seperti aPa yang kau kata-
kan.' Kemudian dengan rendah hati aku mencabut pendapatku'"
Khalil bin Ahmad berkat a, "Hari-hariku itu ada empat, yaitu
sebagai berikut.
1. Hari yang aku keluar lalu bertemu dengan orang yang lebih
tahu darip ada a ku. Maka aku belajar darinya. Ihrlah hari y*g
bermanfaat dan menguntungkan bagiku.
2. Hari yang aku keluar lalu bertemu dengan orang yang aku
lebih tahu dari orang itu. Itulah hari pahalaku.
3. Hari yang aku keluar dan bertemu dengan orang yang ilmu-
nya sama seperti aku. Maka itu adalah hari belajarku'
4. Kemudian hari yang aku keluar dan bertemu dengan orang
yang ilmunya masih di bawahku, tetapi dia menganggap
tahwa dirinya lebih pandai dariku. Maka aku pun tidak meng-
ajaknya berbicara. Aku meniadikan hari itu sebagai hari
istirahatku!"37

Fikih (Pemahaman) KehiduPan


Termasuk dalam ajaran fikih yaitu "fikih kehidupan" (ftqhul-
hnyah), dengan kata lain: pengetahuan nilai-nilai kehidupan Yang
kimi makJud dengan pengetahuan di sini ialah pengetahuan
yang kokoh, yang mengantarkan pemiliknya menuju keyakinan
yang hakiki.
' lerkadang sebagian orang menyangka bahwa agama tidak
mempunyai perhatian terhadap kehidupan dunia. Menurutnya,
agama menganggaP kehidupan akhirat adalah kehidupan yang

p"rk"t"-l ,"t"h y.rg pemah diucapkannya. Ia berkata, "Lebih baik aku menjadi
etor di dalam kebenaran, daripada menjadi kepala di dalam kebatilanl" Lihat
data dirinya diTahdzib al-Kamal, nomor 3632 /2823'
19
cet'
37
lsmi' Bayanal:IlmiwaFadhlihi,karanganlbnu'Abdil Bar (1/1'31,133),
Munir.
4OO SLJNNAH RASTJL

hakiki. Sebagaimana firman Allah Ta' ala,


"... Dan sesunggubnya negeri akhirat itulab hebidupan yang
sebenarnya, kalau mereka mengetabul. " (al-'Ankabut 64)

Salah satu sifat orang-orang mukmin yang baik dan ber-


takwa, sebagairnana yang disebut oleh AlQur'an, bahwa mereka
itu "yakin akan adanya kehidupan akhirat." (an-Naml: 3, al-
Baqarah: 4, dan Luqman: 4)
Rasulullah saw. yang mtrlia menjelaskan dalam sebuah hadiS-
nya bahwa dunia ini adalah jembatan menuju akhirat. Beliau
bersabda, "Nilai dunia di akhirat itu seperti salah seorang dari
kalian yang mencelupkan jarinya ke dalam laut. Lihatlah, apa
yang ia dapatkan?"s
Ini memang benar. Akan tetapi, bukan berarti kita lalu me-
nyepelekan kehidupan ini, atau tidak mau memperhatikannya.
Sekali-kali tidak. Ini karena Islam menganggap hidup ini sebagai
nikmat yang patut disyukuri, amanat yang wajib dipelihar4 risalah
yang harus ditunaikaru dan kesempatan yang harus diperguna-
kan sebaik mungkin.
Islam tidak setuju dengan kecenderungan agama-agama dan
filsafat-filsafat yang tidak jelas arahnya, yang menganggap dunia
ini jelek dan harus segera ditinggalkan. Mereka menganggap
hidup di dalamnya merupakan ujian bagi kita, atau bapak-bapak
dan ibu-ibu kita telahberbuat jahat kepada kita dengan melahirkan
kita di atas dunia ini. Seperti apayangdikatakanolehAbu al-'Ala'
"Hidup di dunia ini adnlah l<ejahatan ayahku pada diriku,
padahal aku tidnkberbuat jahat pada seorang pun selainku."

Sekali-kali tidak. Karena hidup ini adalah nikmat. Maka dari


itu, Allah mengaruniakannya kepada kita. Allah berfirman,
"Allab telab rnenjadikan isti-isti untuk kalian dari jenis
kalian sendiri. Dan Dia memberi karunia kepada kalian de-

---38 HR Muslim dari Mustaurid


bin Syadad dalam kitab al-lannahwa Shifati
Na'imiha, nomor;2858.
It: STJNNAH Sb,IIAGAI StJl\4tlER I>ERADABAN 40l

ngan-anak-anak dan cucu-cucu dari dari i'stri-istri kalian. Dan


Dia juga memberikan rezeki yang baik-baik pada kalian. '.."
(an-Nahl:72)

Oleh karena itu, Rasulullah saw. menyunnahkan kita untuk


merayakan datangnya bayi yang baru lahir dengan menyem-
beiih kambing atau 'aqiqah, untuk menampakkan kebahagiaan,
mensyukuri nikmat, dan unfuk menyenangkan keluarga, tetang-
ga, serta orang-orang fakir.3e
Islam --dengan Al-Qur'an dan Sunnah nabi-Nya-- sangat
mengingkari apa yang biasa dilakukan oleh orang-orang Arab
jahiliah, yaitu pembunuhan terhadap anak-anak mereka dikarena-
kan hidup yang miskin, atau takut kalau nanti hidup miskin.
Allahberfirman,
"... Sesung,ubnya pembunuban terbadap mereka (anak'
anak tak berdosa) itu rnerupakan suatu dosa yang besar." (al-
Israa': 31.)
Daiam ayat lain dikatakaru
" Dan ketika anak-anak perempuan yang dibunub ditanya,
karena dosa apa mereka dibunuh. " (at-Takwir: 8-9)

Jadi, kehidupan manusia itu -sejak dilahirkan-- sangat di-


hormati. Dia tidakboleh dibunuh, sekalipun oleh ayah yang me-
nyebabkannya muncul di dunia ini. Akan tetapi, bukan ayahnya
yang membuatrya ada di dunia, tetapi Atlah SWT. Bahkan, Nabi
saw. menjelaskan bahwa hidup manusia itu sudah dihormati
semenjak ia beium dilahirkan. Sampai-sampai beliau saw. me-
nolak untuk melaksanakan hukuman rajam terhadap seorang
perempuan hamil yang datang meminta penyucian dirinya de-
ngan dilatsanakan hukuman atas dirinya. Karena dia hamil
-akibat zina- maka beliau tidak mau memenuhi permintaannya,

--ltl-ttrt h"k"m-hukum'aqiqah dalam kit ab Tuhfatu at-Maudud t'i Ahkatn at'


Maulud, karangan Ibnul QoYYrm.
4.O2 SI.]NNAH RASI'L

sebab beliau menjaga apa yang ada dalam perutnya. Calon jabang
bayi itu ada dan hidup. Dia tidak berdosa dan tidak tahu-menahu
akan dosa yang telah diperbuat ibunya atau bapaknya.aO
Al-Qur'an menganggap bahwa membunuh seorang manusia
saja sama dengan membunuh manusia semuanya. Sebagaimana
juga Al-Qur'an menganggap bahwa menyelamatkan nyawa se-
orang manusia sama dengan menyelamatkan hidup manusia
semuanya. Dalam AlQur'an dikatakan,
". . . barangsiapa yang membunub nyawa seorang manusia
bukan dikarenakan qishasb atau karena dia membuat keru,sak-
an di muka bumi, maka seakan-akan dia telab membunub
manu-sia semuanya. Dan barangsiapa yang menyelamatkan
nlaua seorang manusia, maka seakan-akan dia telab menye-
lamatkan bidup rnanusia semuanya.... " (al-Maidah: 32)

Manusia diharamkan mengakhiri hidupnya sendiri, karena


kehidupan itu pemberian dari Ailah untuknya dan simpanan
dari Allah yang dia punyai. Jadi, dia tidak diperbolehkan untuk
menyakiti atau membunuhnya, sebab kehidupan itu bukan milik-
nya, melainkan milik Yang memberikannya. Maka dari itu,
bunuh diri merupakan kejahatan /dosayang besar dalam pan-
dangan Islam.
Allah SWTberfirman,
"... Dan janganlab kalian membunub diri kalian sendiri.
Karena sesunggubnya Allab itu sangat sayang pada kalian."
(an-Nisaa':29)

Banyak hadits shahih yang keras memperingatkan dan me-


larang orang yang mernbunuh dirinya sendiri. D antaranya ada-
lah hadits marfu' dari Jundub bin 'Abdullah, "Dulu sebelum
kalian, ada seorang laki-laki yang terluka. Dia merasa kesakitan
dan tersiksa. Lalu dia mengambil pisau dan dia memotong ta-
ngannya (urat nadinya). Dia pun meninggal sebelum darah

40 Lihat kisah Gharnidiyah dalam Sluhih Bukhari.


3: SIINNAH SbBAGAI S(ll\4BER PERADABAN 4O3

berhenti mengalir. Allah Ta'ala pun berkata, 'Hambaku men-


dahuluiku dengan membunuh dirinya, maka Aku haramkan
surga bagSnya."'al
Orang ini merasa tersiksa, dia tidak sabar menahan sakit.
Lalu dia ingin segera mati. Dia pun membunuh dirinya dengan
memotong urat nadinya. Maka Allah pun mengharamkan surga
untuknya.
juga hadits marfu' dari Tsabit bin adh-Dhahhak,
*'.., .o1,.
t , . ? ,o. .
d$a-tijl 2J-6r a)
-'-
\
i-,-l-e UJI
\-

"Barangsiapayang membunuh dirinya dengan suatu benda/


atat di dunia, maka dia akan disiksapada bari kiamat dengan
benda,/alat itu.'42
juga hadits marfu' dari Abu Hurairah, "Barangsiapa yang
bunuh diri dengan menjatuhkan dirinya dari ketinggian, maka
berada di neraka jahanam. Dia dijatuhkan di dalamnya selamanya,
dan dia abadi di dalamnya. Dan barangsiapa yang membunuh
dirinya dengan memakan racun, maka racun yang ada di tangan-
nya akan meracuninya selamanya di neraka jahanam, dan ia kekal
di dalamnya. Kemudian barangsiapa yang membunuh dirinya
dengan besi, maka besi itu akan menusuk-nusuk perutnya di
ne.aku jahanam selamanya, dan ia kekal di dalamnya."43 Kita
berlindung kepada Allah SWT dari hal itu.
Hidup ini tidak kekal, tetapi dia adalah ladang untuk ke-
hidupan yang akan datang. Karena itu, orang mukmin harus
menanam di sini untuk memetikbuahnya di sana. Beramal di sini
untuk mendapatkan pahalanya di sana. Dia tidak akan di sakiti
oleh sebatang duri pun di sana. Hanya saja, setiap orang yang
meninggal akan memperoleh apa yang telah ia lakukan di dunia'

--A M"tt"f"( alaih, al-lu'Iu- wal-Marjan (73).


42rbid. (70).
43Ibid. (69).
4O4 SI INNAH RASI IL

Dia akan kekal dengan apa yang telah ia perbuat.


"Ini ad.alab kitab catatan l{ami yang menuturkan dengan
benar apa yang telah kalian lakukan. Sesunggubnya Kami se'
lalu mencatat apd yang kalian kerjakan " (al-|atsiyah: 29)
Hidup ini sangatlah sebentaq, namun dia itu --dengan kadar
yang sama-- sangat berharga, sebab dia adalah kesempatan satu-
satunya yang dimiliki manusia untuk memperoleh kebahagiaan
yang abadi, karena manusia tidak ada yang hidup dua kali, juga
tidak hidup dengan dua umur. Jadi, bodoh sekali orang yang
menyia-nyiakan kesempatan emas yang tersedia baginya. Bah-
kan akal dan hikmah mewajibkan manusia untuk memanfaatkan
setiap waktu yang ada sebaik mungkin, agar dia dapat ffrem-
bangununtuk hari besoknya, dan tentram pada masa depannya.
Dari sinilah nilai waktu yang disinggung oleh AlQur'an dan
dikuatkan oleh Sunnah menjadi sangat berharga. Allah SWT ber-
firman,
"Dan Dialah yang meniadikan malam siang silib berganti
bagi orang yang in5;in mengambil pelajaran atau orang Yang
ingin bersyukur." (al-Furqan: 62)
Ketika memaparkan pemberian-pemberian-Nya kepada ma-
nusia, di mana dicurahkan nikmat-nikmat-Nya kepada kita dari
atas, bawah, dan sekitar kita, Allah SWT berfirman,
"... dan Dia telab menundukkan malam dan siang untuk
kalian." (Ibrahim: 33)
Terdapat banyak hadits yang mendorong kita agar meman-
faatkan waktu sebaik mungkin dan mengingatkan setiap muk-
min bahwa ia bertanggung jawab di hadapan Allah atas waktu
yang ia habiskan. Dalam hadits dikatakan,
'^-Lbt t

1r<rt^Jl olyr;
3: STJNNAH SEBAGAI SLJi\'{UER Pb,RADAUAN 4Os

"Ada dua nikmat yanp4 manusia banyak tertipu di dalam-


nya; .tebat dan uaktu senggang." aa
.'.0 ir.
,-l'l&
,ri'.
(r-1t*Jl o1rrl *p
\ 4:-,
"Allab memberi maaf kepada seseorang, lalu Dia tanggub-
kan ajalnya, bingga dia mencapai usia enampulub tahun.'at

''+'7
.ljtl ; t

"Manfaatkan baik-baik lima macam kesempatan sebelum


datang lima yang lain: masa mudamu sebelum masa tuamu,
waktu sebatmu sebelum waktu sakitmu, saat kayamu sebelum
saat miskinmu, uaktu senggangmu sebelum uaktu sibukmu,
dan bidupmu sebelum matimu.'46
,,0 l' o 7\
: J\-p; iri? JU 6 >eiv:rs Jri,'J# v//

";r': f *': t ir-ti ; ot c /


a)Ui re y.Q o -+-9 '9

t*t'ii"*:
/7

ty,f')t *W ItY d-e


/ / O/<
t ro r

O\l\s.JlrUr .'rrl {! aln\ i\ "r q

a HR Bukhari dari Ibnu'Abbas.


as HR Bukhari dari Abu Hurairah, al-Muntaqa: 1093.
a6 HR Hakim, dan ia menshahihkannya menurut syarat Syaikhain, dengan
disetujui oieh Mundziri, al-Muntaqa'.2089. Sementara itu Dzahabi iuga menye-
hrjuinya (4/ 306).
406 SIJNNAH RASTIL

"Dua kahi seorang hamba tidak akan berpindab (dari tem-


patnya berpijak nantipada bari kiamat) sebingga dia ditanya
tentang ernpat hal: Tentang umurnya, ke mana saja dia babis-
kan? Tentang masa mudanya, ke mana saja diapergunakan?
Tentang ilmunya, apa yang ia perbuat dengan ilmu itu? Dan
tentang bartanya, dari mana dia mendapatkannya, serta unt-
uk apa saja dia belanjakan?'47

Nabi saw. menganggap bahwa panjang umur itu merupakan


nikmat dari Allah Th'ala, jika manusia itu memanfaatkan sebaik-
baiknya, mempergunakannya untuk berbuat baik dan melaku-
kan sebaik-baik amal.
Diriwayatkan dari Abu Bakrah bahwasanya ada seorang laki-
laki yangbertanya kepada Rasulullah saw., "Wahai Rasulullah,
siapakah orang yang paling baik?" Beliau menjawab,
. t , ,
:Gj ,;'F
rtl.. tto t ,, : o z\
1gi;Jr .r;-,; $a1^!' JU" ;,F
"Orang yang panjang umurnya dan baik amalnya,'ag

Abu Hurairah berkata, "Dtrh7 ada dua orang laki-laki dari


suku Balli -salah satu dusun Qudha'ah- masuk Islam di hadapan
Rasulullah saw. Lalu salah seorang dari keduanya mati syahid,
sedangkan yang satu lagi baru meninggal satu tahun kemudian.
Thalhah bin 'Lrbaidillah (salah seorang dari sepuluh sahabat yang
dijamin masuk surga) berkata, "Aku melihat dalam mimpi, orang
yang belakangan meninggal dimasukkan ke dalam surga lebih
dulu daripada yang mati syahid. Tentu saja aku heran. Maka esok
harinya, aku ceritakan hal itu pada Rasulullah saw.. Beliau saw.
berkata, "Bukankah dia telah berpuasa Ramadhan sesudahnya

az HR Thabarani,dan Bazzar dengan lafazh yang hampir sama. Rryal-nya

Thabarani adalah rijal shahih, selain Shamit bin Mu'adz dan 'Adi bin'Adi al-
Kindi, tetapi keduanya tsiqqah, Majma' az-Zawaa'id10/ 346).
48 HR Tirmidzi, ia berkata bahwa hadits hasan shahih (2331). Hakim
luga
menshahihkannya menurut syarat Muslim dengan disetujui oleh Dzahabi (1/
359).
3: St ]NN.{H SEU.{GAI Stji\ltsh,R I'b,RADABAN 4O7

dan shalat sebanyak enam ribu rakaat. pelum lagi ditambah de-
ngan shalat sunnah?"4e (Satu tahun Qai4*riyah = 354hadX77
raka'at = 6018 rakaat).
Hal ini sebagaimana juga Nabi saw. menjadikan panjang umur
dan penangguhan aial termasuk ganjaran Allah yang disegera-
kan kepada sebagian hamba-hamba-Nya yang beriman. IrLi di-
karenakan mereka melakukan amal-amal saleh tertentu yang dia
mempunyai nilai tesendiri di sisiAllafu seperti menyambung tali
silaturrahmi dan berbuat baik kepada kedua orang tua.
D aTam Shahihain (BvJ4tanMuslim) diriwayatkan hadits marfu '
dariAnas,
:i t7'".
o ot-
ti'. , ot a 6 - o i i .\
,9;l C 4l*!-J , |st rt 4 b*'- jl e--l ;*f
./t. . e, .i:
(J,,F) Rog, ,V"J"
"Barangsiapa yang ingin dilapangkan rezekinya dan di-
panjangkan umurnya, maka hendaklab ia menltambung tali
silaturrabPti.'50
,.,

Dari Anas, juga dalam kitab-kitab hadits selain Shahihnin,


dikatakan, "Barangsiapa yang ingin dipanjangkan umurnya dan
ditambah rezekinya, maka hendaklah ia berbuat baik kepada
kedua orang tuanya dan menyambung tali silafurahmi.'sl
Entah panjang umur itu berapa ditambahnya dan bagaimana
caranya, baik itu benar-benar ditambah atau sekadar kiasan, yang

49 Mrrndziri berkata, "HR Ahmad dengan sanad hasan. " (al-Muntaqa: 2@7),

Haitsami jugaberkata demikian (10/ 204).IbnuMajah juga meriwayatkan hadits


ini (3925), Ibnu Hibban dalam Shahihnya dari Thaihah dengan lafazh yang ham-
pir sama cuma lebih panjang, Ahmad dalam Musnadnya Thalhah, dan Syekh
Syakir menshahihkan sanadnya (1403), dan dia dalam az-Zuhd karangan Ibnul
Mubarak (Z/ 118), dan Baihaqi (625).
s0 Muttafaq 'alaih, al-Lu'lu- wal-Marjan (7608).
51 Mundziri berkata, "Hadits ini diriwayatkan Ahmad,
dan para perawinya
terdapat dalam Shahih Bukhari, al-Muntaqa:1478. Dalam lafazh yang mirip,
Haitsami juga mengatakan demikian (8/ 136).
4O8 SUNNAH RASLjL

jelas hadits ini menunjukkanbetapabemilainya hidup ini di sisi


Allah Tabarakn wa Ta' ala.
Tidak aneh kalau Nabi saw melarang umatnya berangan-
angan ingin mati, sebab hidup itu bukanlah beban yang mesti
disingkirkan.
Dalam hadits marfu ' dari Abu Hurairah, dikatakan, "Jangan-
lah salahseorang dari kalian mengangan-angankan mati, jangan
pula berdoa meminta mati sebelum saatnya tiba. Karena jika dia
mati, maka terputuslah amalnya. Dan sebenarnya, kebaikan se-
orang mukmin itu akan bertambah jika umumya ditambah."s2
Dan hadits marfu' dari Anas,

bt-{ bt , y J'?'}J.t"r)t l'tf Frt rl}


tg , d z I oz I .

it;st ,tt-{ 't t.,


-L( gafit :J'"+.'){tG
\-,, "ea
6,
i,l',
dz

$'J-.r';n iv;t .;rr sy t>/.)9+sq O//0,


) l*;
J J t l>,
ta'

'Janganlab salah seorang dari kalian mengangan-angankan


mati dikarenakan p eny akit yang dideritaryt a. M aka sekirany a
merndng barus tery'adi, bendaklah ia berdo'a, 'Ya Allab, bidup-
kanlah aku sekiranya bidup ini lebib baik lebib bagiku. Dan
matikanlab aku sekiranya mati itu lebib baik bagiku,"t3
Salah satu keistimewaan Islam adalah, mendorong umatnya
untuk bekerja di dalam kehidupan dunia ini, memakmurkan
kehidupannya, dan menikmati kelezatan-kelezatannya. Islam
tidak melihathal itu bertentangan dengan usaha untuk memak-
murkan akhirat dan persiapan untuk menyambutnya. Bahkan
dia menyeru kepada kebahagiaan kedua-duanya dan mengajak
untuk memiliki dua kebaikan. DalamAI-Qur'an disebutkan,

s2 HR Muslim dalam kitab adz-Dzikr wad-Du'aa' wat-Taubah dari Abu


Hurairah (2683).
s3 M,rtt^f dari Anas, al- Lu' Iu' w al- Mar j an (17 17 ).
"q'alaih
3: SI.INNAH SET]AGAI SUI\,{BER I'ERADABAN 4OS

"Ya Tuban kami, berilah kami kebailean di dunia dan ke-


baikan di ahbirat, dan bindarkanlab kami dari siksa api ne-
raka. " (al-Baqarah: 20L)

Anas bin Malik meriwayatkan bahwasanya doa yang paling


ini.s Beliau juga berdoa
sering dibaca oleh Nabi saw. adalah doa
dengin doa ini ketika berjalan dia antara dua rukunss dalam
hajinya.
Allah SWT berfirman,
"Hai anak Adam, pakailab perbiasan (pakaian) kalianyang
indab setiap kali datang ke masjid. Dan makan minumlab
kali an, dan j anganlab berle bib -lebib an. Sesunggub ny a Allab
ti d ak m eny ukai or ang-or ang y ang be rle bib -l e bib an' K at akan-
lab, 'Siapakab yang mengbaramkanperbiasan dari Allab dan
rezeki-rizeki ying 6aik.vang Dia keluarkan (karuniakan) untuk
bamba-bamba-Nya? Itu sernuanya disediakan untuk oranS-
orang yang beriman dalam kehidupan dunia, kbusus (untuk
mereka saj a) p ada b ari kiam at. . . . "' (al- N r af: 31''32)

Maksudnya, perhiasan-perhiasan dan rezeki-rezeki yang baik


dari Allah itu pada dasamya disediakan untuk orang-orang yang
beriman. Adapun orang-orang kafir hanya turut merasakan, karena
Alla.h SWT menciptakan dunia denganberbagai kelezatannya ini
sebagai karunia bagi orang-orang mukmin dan sebagai alat untuk
merealisasikan tujuan-tujuan rabbaniyah di tangan mereka. Ke-
bijaksanaan Allah menggariskan bahwa orang-orang kafir turut
serta bersama mereka dalam kenikmatan-kenikmatan dunia.
Sehingga perjalanan dunia ini menjadi teratr-r dan pnrses berkem-
bangnya manusia dapat terus berlangsung. Sedangkan di akhirat,
kelezatan-kelezatan ini hanya disediakan khusus untuk oranS-
orang mukmin sebagai balasan dari Allah Ta'aLapada mereka.

v HR. Ahmad, Syaikhan, dan Abu Daud dari Anas, sebagaimana dalam
Shahih al-l ami' ash-Shnghir (4802).
55 Dua rukun, yakni dua rukun Yamani. (Penj.)
4lO stjNr.-AH RASUL

Amal-amal gang Paling [Jtama


Islam telah menetapkan suatu kaidah penting dalam meng-
ukur amal-amal kehidupan dan ia memberi penjelasan akan
nilainya di sisi Allah serta pahala bagi orang yang melakukannya.
Setiap kali amal itu semakin dalam akarnya bagi kehidupan, ba-
nyak manfaatnya, dan jauh pengaruhnya, maka akan semakin
menambahi beratnya timbangan kebaikan dan menaikan derajat
orang yang melakukannya. Sekalipun waktunya lama dan ja'uh
masanya.
Tidak mengherankan jika Rasulullah saw. menyebutkan se-
bagian amal kebaikan dalam hidup ini yang dapat memperpan-
jang umur orang yang melakukannya dan kehidupan mereka
yang pendek ditambah lagi sehingga menjadi panjang, padahal
merekaberada di dalamkubumya. Nabi saw. bersabd4 "Bararrg-
siapa yarig membangun suatu bangunan (tanpa menzalimi atau-
pun merampas hak orang lain), atau membuka suafu ladang
(tanpa menzalimi dan merampas hak orang lain), maka dia akan
selalu mendapatkan pahala yang selalu mengaiil, selama bangun-
anlladang itu dimanfaatkan oleh makhluk Yang Maha Pengasih
Tabarakn wA Ta'ala."%
Sekiranya pemanf aatan itu berj alan terus samp ai datangnya
hari kiamat, maka pahala itu tetap saja mengalir. Jabir bin'Abdillah
berkata bahwa Nabi saw. masuk menemui Ummu Ma'bad di
suafu kebun. Beliau berkata, "Hai Ummu Ma'bad, siapa yang
menanam pohon kurri-ra ini? Apakah dia muslim atau kifir?i'
Kata Ummu Ma'bad, "MusliriL" Lalu Rasulullah saw. bersabda,
"Tidaklah seorang mukmin membuka suatu ladang, kemudian
ada manusia, burung, atau hewan ternak yang memakan hasil
ladang itu. Maka itu semua dicatat sebagai sedekahbaginya sam-
pai hari kiamat."57

55 HR Ahmad dari Mu'adz bin Anas, tapi dalam sanadnya ada Zabban bin
Fayid, namun Abu Hatim men-tsiqqah-karrnva. Di dalamuya masih ada yang
dipertanyakan (al-Majma' : 3 / L34).
s7 HR Muslim dalam al-Masaqat (7 / 1552).
3: SLTNNAH SEIIAGAI STJMBER PER,{DABAN 4l I

"Dalam hadits lain dikatakan,

"Tidaklah setiap orang lelaki muslim yang nt'enanam suatu


tanan4en, melainkan Allah rnencatat pabala baginya sebatas
apa yang keluar dari tanaman itu.'58

Sedangkan di dalam Shahihnin dtrebutkan, "Tidaklah seorang


muslim yang menanam suatu tanaman atau membuka suatu
ladang, lalu ada burung atau manusia atau hewan temak yang
*akat ai situ, maka hal itu dicatat sebagai sedekahbaglnya."se
Diriwayatkan dari Abu Darda', ketika dia berada di Damaskus,
ada seorang laki-laki yang berjalan melewatinya, sedangkan dia
sedang menanam suatu tanaman. Maka orang itu berkata p adanya,
"Apakah kau melakukan ini, padahal engkau adalah seorang
sahabat Rasulullah saw.?". Abu Darda' menjawab, 'Jangan tergesa-
gesa menuduhku. Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda,
'Barangsiapa yang menanam suatu tanaman, lalu ada manusia
atau makhluk dari makhluk Allah yang lain yang memakan buah
tanaman itu, maka itu semua dicatat sebagai sedekahbaginya."5O
Or*g itu mengira bahwa orang yang menanam pohon dapat
menghapus sikap zuhudnya di dunia. Juga seolah-olah hal itu
merrunjukkan angan-angannya yang panjang di dalamny a, YmE
tidak pantas bagi para sahabat Nabi saw. yang mulia. Maka Abu
Darda' pun mengajarinya tentang bagaimana sikap Islam dalam

s8 HR Ahmad dari Abu Ayyub, tapi di dalamnya ada Abdullah bin Abdul

Aziz. Malik dan Sa'idbin Manshur men-fsiqgah-kannya, dan jama'ahmen-dha'if-


kanrrya. Adapun sisa rijalnya adalah riid y*8 shahih (al-Maima':4/ 67)'
se gg4jtupd, Syaikhan, lirmidzi dari Anas. Shahih al-lami' ash-Shagir (5757).

fl Haitsamiberkata bahwa hadits ini diriwayatkan olehAhmad dan Thabarani


datam al-Kabir. Sedangkan rijalnya semuanya orang-orang yangtsiqqah. Akan
tetapi, di dalamnya ada perkataan yang tidak begitu mempen ganfil @ / 27 , 28) .
412 SIJNNAH RASLJL

masalah ini, dengan apa yang dia dengar dari Rasulullah saw..
Rasulullah saw. bersabda,
/ /.O/ o. ,t/ 6tto/ o.2, c z tcz \
I A:
-O
//J
c-a -1.! o
' /t'
*9 ,ef)c3-dVl ,s-'I. €.mc,"F
o/rl-p "/ !"
Llf Jl
'o P )l cl kulS'rf ,
.l,
L^lt
) /
,'-Lp v,.,,
t
oa / o l' 6. o/ .a . /
lru jl clitz,.-a'. O;i 9l c lJ>..--,. g. 'ri r

(!r.{r!r r* t\s ,tlt ot1; fuy.y3X il'};:*,-'U


l'JJ')
"Ada tujub rnacarn amal yang pabalanya mengalir terus
kepada seorang bann,ba, padabal dia sudah berada dalam kubur-
nya setelab mati: mengajarkan suatu ilmu, membuat sungai,
menggali sumur (untuk umum), rnenaflarn kurma, membangun
masjid, mewaiskan musbaf, atau meningalkan anak jtang se-
lalu memohonkan ampun untuknya setelab dia meninggal.'61

Fikih (Pemahaman terhadap) Kenyataan


Dari macam-macam fikih yang masuk ke dalam fikih kehidup-
an dan yang menjadi penyempuma, adalah "fikih kenyataan/
kejadian" ffiqhul-waqi'), yakni mengetahui kenyataan atau kejadian
sebenarnya yang terjadi dengan benar dan terperinci, menge-
tahui apa saja yang terjadi,baik itu menguntungkankita ataupun
merugikan. Tidak mengetahui sebagaimana yang kita angan-
angankan akan terjadi. Irri seperti yang banyak dilakukan oleh
orang banyak dalam laporan dan bayangannya. Karena hal itu
menipu diri sendiri dan menyesatkan orang lain.
Adapun kenyataan yang kita inginkan yaitu segala hal yang
mengitari kita dan memengaruhi kita dalam kehidupan ini. Entah
itu positif ataupun negatif. Baik itu kejadian internasional, nasio-
nal, setempat atau perorangan. Kenyataan kita dan kenyataan

61 HR Bazzar, Abu Nu'aim, dan Baihaqi dari Anas. Diamen-shahih-kannya


di Shahih a/-/ami' ash-Shaghir (3602).
3: SLJNNAH SEBAGAI StlNttlEIt PERADAII,\N 413

musrlh kita dalam Porsi yang sama.


Mengetahui kejadian yang sebenarny a ini (fiqhul-zoaqi') ada-
lah suatu perkara yang penting. Irri agar kita dapat menyesuaikan
hubungan kita dengannya dan kita tentukan tata cara interaksi
kita bersamanya, apakah ifu menerima atau menolak, setia atau
melalan, menerima ataumenolaksebagian? Dan atas dasar apa?
Yang perlu cliperhatikan dari sirah Nabi saw. dan para saha-
bahrya adalah, kita melihat Rasulullah saw. yang mulia menyu-
ruh para sahabatnya yang tertindas di Mekah untuk berhijrah ke
Habsyah, tidak ke tempat yang lain, karena di sana ada ralayang
adil, yang diharapkan tidak menzalimi mereka.
Maksudnya, Rasulullah saw. memPunyai pengetahuan yang
cukup tentang kemudahan hijrah ke Habsyah, dari satu sisi. Dari
tabiat undang-undang hakim di dalamnya dan kepribadian hakim
itu sendirl dari sisi lain. Berdasarkan pengetahuan yang baik akan
kenyataan ini, maka muncullah perintah yang bijaksana itu ftrijrah)'
Contoh dari hal itu, perhatian kaum muslirnin -padahal me-
reka masih sedikit dan lemah di Mekah- terhadap konflik inter-
nasional yangberlangsung di tempatyang jauh, yaitu antardua
blok pasukan besar: Persia dan Romawi. Kaum muslimin ber-
duka cita atas kekalahanyang dideritapasukanRomawi Byzantium
yang beragama Nasrani. Sedangkan kaum musyrikin Penyem-
bah berhala bergembira dengan kemenangan yang diperoleh
tentara Persia yang mengatakan ada dua tuhan: tuhan kebaikan
dancahaya, serta tuhankejelekan dan kegelapan. Hal itu dikare-
nakan orang-orang Persia lebih dekat di hati mereka daripada
orang-orang Romawi yang atrlul-kitab. Sebagaimana juga agama
Nashrani lebih dekat dengan kaurn muslimin dikarenakan pada
dasarnya sama-sama agama samawi. Lalu terjadilah perdebatan
antara dua pihak sekitar masalah siapa yang akan menang, dan
masalahnya berkisar seputar itu. Kemudian turunlah surat ar-
Rum: 1-4 yang menjelaskan hal itu. Allah berfirmaru
"Alif Laam Miim. Bangsa Romaun telab dikalabkan, di bagian
bumi yang terdekat, dan mereka sesudab kekalahannya akan
menang, dalam uaktu beberapa tahun saja.... " (ar-rum: 1-4)
4I4 SIJNNAH R.{SIJL

Contoh lain adalah kegigihan Rasulullah saw. untuk menge-


tahui kekuatan penyerang yang dimilikinya sebagai persiapan
menghadapi kekuatan musuh yang selalu mengintai dan meng-
incar. Hal itu terjadi sewaktu beliau meminta para sahabatnya
--setelah hiirah ke Madinah-- agar menghitung jumlah kaum
muslimin saat itu. Beliau berkata, "Hitungkanlah untukku j um-
lah orang-orang yang melafazkan Islam." Maka mereka pun
menghitung untuk beliau dan jumlah mereka adalah seribu lima
ratus laki-laki.
Dalamhal ini Rasulullah saw. menggunakanbahasa nomor
dan metode sensus untuk yang pertama kalinya dalam pengetahu-
an manusia. Pada riwayat lain disebutkan, "Tuliskanlah untuk-
ku." Ini menunjukkanbahwa hal itu adalah sensus tertulis yang
dimaksUdkan untuk pembukuan dan penyimpanan data. Ini
adalah usaha yang pertama kali dalam sejarah perkembangan
manusia.

Barangsiapayang mempelajari sirah nabawiyah, dia akan


mendapatkan perbedaan hukum-hukum Nabi saw. dalam ber-
bagai peristiwa, yang mungkin diperkirakan pada awal mulanya
bahwa itu saling menyerupai. Itu tidak lain karena adanya per-
bedaan peristiwa yang terjadi antara satu dengan yang lairy bila
benar-benar direnungkan secara cermat sebagaimana terlihat
pada sikap beliau terhadap Yahudi Bani Quraizhah, di mana beliau
menghukum mereka dengan keras dan tegas. Akan tetapi, ketika
beliau berhadapan dengan kaum musyrikin Mekah pada hari
pembukaannya, sikap beliau berbeda. Beliau memperlakukan
mereka dengan lunak dan memaafkan segala apa yang telah mere'
ka perbuat. Ini karena ada perbedaan antara sifat orang Yahudi dan
sifat orang Arab, begitu pula adanya perbedaan kejahatan yang
dilakukan, dan perbedaan zaman yang terjadi pada keduanya.
Dikarenakan hal ini, para ulama dari barisan fuqaha menetap-
kan bahwa fatwa itu berubah dengan adanya perubahan zaman,
tempat, keadaary dan adat.
Mereka mengatakan, "Seorang mufti yang direstuiAllah dan
3: SI-INNAH SEBAGAI SIJIVIBER PERADABAN 415

reorangfaqihyang handal, akan mengawinkan antara yang wajib


dan kenyataan yang ada. Jadi, dia tidak hanya hidup dengan
yang wajib-wajib saja, tapi dia harus memperlimbangkan juga
kenyataan sebenarnya yang ada dan apa yang terjadi'
Akan tetapi, yang penting dalam "fikih kenyataan" ini adalah
peringatan agar meniauhi dua perkara penting, yaitu: menye-
pelekan dan meremehkan.
Sebagian orang ada yang senang sekali menyepelekan dan
memperbesar persoalan. Mereka membuat biji buah yang kecil
menjadi kubah yang besar, membuat kucing menjadi unta.

Mereka itu melihat permasalahan melalui mikroskop, mem-


perbesar suatu yang kecil menjadi berlipat ganda. Atau dengan
teleskop, membuat sesuatu yang jauh sekali menjadi dekat.
Sehingga dia menyangka bahwa benda itu berada di hadapan-
nya.
Terkadang hal ini te4adi dalam memperhatikandiri mereka
sendiri, sebagaimana juga terjadi dengan memperhatikan musuh
mereka.
Beberapa kali kita mendengar mereka itu memberitahukan
kemampuan-kemampuan dan kekuatan-kekuatannya. Bila kita
membenarkan mereka, maka tipuan itu pun membunuh kita.
Ada lagi orang lain yang memberitahukan pada kita tentang
kehebatan-kehebatan musuh dan kemampuannya yang besar.
Bila kita mempercayainya, maka kata pun dibunuh oleh rasa
putus asa.
]adi, keduaduanya adalah pembunuh. Tipuan yang mem-
buat kita buta akan kekuatan musuh dan rasa putus asa akan
membuat kita buta akan kekuatan sendiri.
Kebalikan dari orang-orang itu adalah mereka yang suka
mengecilkan permasalahan yang besar dan meremehkan perkara-
perkara perrting. Irri bisa menyesatkan manusia dari kenyataan
yang sebenamya. Sehingga orang-orang menjadi tidak mau mem-
persiapkan dAi dalam menghadapi perkara dan tidak mau ber-
siap sedia untuk melawannya. Padahal dia wajib berusaha untuk
41o^ SUNNAH RASUL

melindungi diri atau menggunakan sarana-sarana dalam me-


62
nyelesaikan persoalan.

Filcih (Pemahaman tentang) Tujuan Utama Syariat


Salah satu dari tiang penyangga fikih peradaban adalahfiqh
maqashid syari'ah (hl<thu\uan'tujuan syariat). Jadi, sekiranya yang
dimaksud oleh fikih konvensional adalah bagian-bagian hukum
far'i (cabang) danberbagai bentuknya, maka yang dimaksud oleh
fikih peradaban adalah tujuan-tujuannya, hukum keseluruhan-
nya, dan rahasia-rahasianya. Yang kami maksud dengan hal ini
adalah hukum dan tujuan-tujuannya secara keseluruhary yang
karena hal itu Allah mensyariatkan hukum-hukum, mewajibkan
kewajiban-kewajiban, menghalalkan yang halaf mengharamkan
yang haram, dan memberikan batasan-batasan hukuman.
AllahSWT tidak menentukan suatu hukum dengan sia-sia,
sebagaimana juga Dia tidak menciptakan sesuatu dengan per-
cunu atau tdak ada manfaatnya. Seperti yang dikatakan oleh
ulul albab,

6:4"i:,rr.t&6:A(,gJ
"Ya Tuban kami, Engkau tid.ak menciptakan senxua ini de-
ngan percuma. Maba Suci EngkaLt... ." (Ali 'Imran: 191)

kri karena salah satu asma Allah ad aJah al-hakim (Yang Maha-
bijaksana). Jadi, semua yang diciptakan-Nya dan perintah-Nya
tidaklepas dari hikmah. Orang yang mengetahui, mengetahui-
nya dan yang tidak tahu, tidak mengetahuinya. Juga karena Dia
itu Mahabijaksana dalam segala yang Dia ciptakan dan tentukan,
Mahabijaksana dalam setiap perintah yang Dia syariatkan.
Sampai dalam masalah ibadah yang kebanyakannya bersifat
"penyembahan rifu al" kepada-Nya, Al-Qur' an mengomentarinya

62 Lihatkitab kami,ats-Tsaqafah al-'Arobiyahal-tslamiyahBaina al-Ashalahwal-

Mu' ashirah, toplk Ma' rifatul-Waqi' min Ma' rifatil-' Ashr.


3: STJNNAH SEIIAGAI SUMBER PE,RADABAN 417

dengan sebab dan alasan, dan Dia membebankan maksud-


maksud dan tujuan-tujuan dengan ibadah itu.
Adapun sh alat, "f.AG;tGii j * .l'dia itu mencegah dari
perbuatan keji dan mungkar." (al-'Ankabut 45)
Zakat,VFf-ji-J#. "membersihkan dan mencuci diri me-
reka dengannya." (at-Thubah: 103)
Puasa, tll'# "agar kalian menjadi orang-orang yang ber-
takwa." (al-Baqarah: 183)
Sedangkanhaii,ii(iilpij'A'{\ta'14-."agarmereka
menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan agar mereka
menyebut nama Allah." (al-Hajj: 28)
Sunnah menegaskan hal itu. Maka barangsiapa yang me-
lakukan bentuk-bentuk ibadah ini tanpa memahami apa maksud
yang dikandungnya, berarti dia telah menghilangkan buahnya.
Dia pun haram mendapatkan pah alanya, sebagaimana yang di-
jelaskan oleh banyak hadits.

n ."*:It : a- }At's , ,'slt J"-* Lt-;rt;F


//r.... / t/./1 o -. o /
(t'..,t*.lt "t-'r) (tl;i 1 a-,Vb (4 ,St ,j t*V
"Barangsiapa yang tidak meninggalkan perhataan dusta
dan (tidak meninggalkan) perbuatan itu, maka sekiranya dia
meninggalhan makanan dan minumannya, Allab tidak mem-
butuhkan itu."63

Dalam hadits lain dikatakan,


"Betapa banyak ordng yang berpuasa, tapi tidak ada yang
dia dapatkan dari puasanya kecuali rasa lapar. Dan berapa
banyak orang yang bangun rnalam, tapi tidah ada yang dia
peroleb dari bangun malamnya kecuali begadang,"6a

53 HR. Bukhari dalam kttab ash-Shaun dari Abu Hurairah.


64 HR. fbnu Majah dari Abu Hurairah, Shahih al-lami' ash-Shaghir (3488)
4I8 STJNNAH RASIJL

Bila telah jelas bahwa simbol-simbol ibadah mempunyai


maksud-maksud dan tujuan-tujuan etika dan sosial, di samping
tujuan spiritualnya, maka yang lebih utama adalah menerapkan
tujuan dan maksud itu kepada seluruh hukum. Terutama dalam
masalah-masalah kekeluargaan, sosial, dan negara.
Termasuk dari tujuan-tujuan ini adalah apa yang digariskan
oleh Al-Qur' an dan Sunnah secara gamblang. Di antarany a, ap a
yang dikenal dengan "penelitian hukum-hukum bagian".
Di dalamnlza ada tujuan-tujuan bagian untuk sebagian hu-
kum dan tujuan-tujuan keseluruhan secara urnurn. Misalrrya adif
dia adalah tujuan umum, bahkan dia -sebagaimana digariskan
oleh Al-Qur'an-- adalah tujuan risalah samawiyah. Allah.SWT
berfirman,
"sesunggubnya Kami telah mengutus rasul-rasul l{ami de-
ngan membaua bukti-bukti yang nyata, d.an Kami telab me-
nurunkan al-Kitab bersama mereka serta neraca (keadilan)
agar manusia dapat menegakkan keadilan... . "(al-Hadid: 25)

Pemenuhan kebutuhan yang cukup serta jaminan keamanan,


merupakan tujuan umum. Seperti apa y angdikaruniakan Allah
kepada suku Quraisy. Di atas karunia ini, Dia memerintahkan
mereka untuk beribadah kepada-Nya,
"M aka b endaklab mereka menyembah Tu"b an Pem ilih rumah
ini (Ib'bab), yang telab memberi mereka makan untuk rneng-
bilangkan lapar dan mengamankan mereka dan rasa ketakutan."
(Quraisy:3-4)

Menyertakan orang-orang dalam (pembagian) harta rampasan


(fay'i) yangdiberikan Allah kepada rasul-Nya, juga merupakan
tujuan umum. Maka dari itu, Al-Qur'an menjelaskan pembagian
Rasulullah saw. dalam hatta fay' i kepada golongan-golongan
yang lemah, seperti anak-anak yatim, orang-orang miskin, dan
ibnus-sabil, sebelum mereka. Penjelasan dalam Al-Qur'an,
"agar barta itu tidak banya berputar di kalangan orang'
orang kaya saja di antara kalian. " (al-Hasyr: 7)
3: SI.INNAH SErl,{GAl Strl\,tLER PL,R,{DAtsAN 419

Sesungguhnya tujuan-tujuan syariat --sebagaimana yang di-


rancang oleh para fuqaha- mempunyai keistimewaan menyelu-
ruh dan bermacam-macam.
Yang patut kita ketahui, bahwasan y a maq ashid sy ar i' ah ialah
maq ashid r uhiy ah (spiritual) atau diniy ah (reli gi / kea gamaan). Ini
karena tujuan atau kepentingan yang pertama kali dituju oleh
syariat ialah memelihara kelestarian agama, dan dia adalah apa
saja yang dicakup oleh akidah dan ibadah. Ini karena inti agama
adalah keberadaan serta ruh kehidupan.
Diaadalahmaqashidakhlaqryah(tujuan-tujuanetika),sebagai-
mana kita lihat dalam penjelasan Al-Qur'an terhadap Lrrusan
ibadah-ibadah besar. Dalam hadits dikatakan, "Sesungguhnya
aku ini diutus untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak."6s
Jadi, akhlak itu tidak terpisah dari agama.
Dia adalah maqashid insaniy ah (tujuan-tujuan kemanusiaan),
karena dia ifu bermanfaat untuk menjaga semua kesucian manu-
sia, darahnya, hartanya, harga dirinya, dan akalnya. Sebagai-
mana dia juga memelihara kemuliaan dan kemerdekaannya.
Dia ftga mnqashid iqtishndty ah (ntjuarvtujuan ekonomi), karena
menjadikan harta termasuk dalam kebutuhan-kebutuhan penting
yang wajib dijaga dengan segala cara yang memungkinkan.
Dia juga maqashid mustaqbaliyah (tujuan-tujuan masa depan),
karena tidak hanya mencukupkan dengan memelihara manusia
pada masa sekarang, tapi dia juga mencurahkan perhatiannya
kepada manusia masa depan. Yaitu, ketika dia menjadikan pe-
meliharaan keturunan termasuk dalam kebutuhan-kebutuhan
yang penting.

Perhatian Para Sahabot terhadap Moqashid Sgari'ah


Barangsiapa yang memperhatikan dan merenungkan fikih
sahabat, maka akan didapati bahwa mereka adalah para pemim-

*-6HR
Ihru Sa'ad dan Bukha ri d.alam al-Adab al-Mufrad,Hakim dan Baihaqi
dalam asy-Sy'uab dari Abu Hurairah. Sebagaimana dalam Shahih al-lami' ash-
Shaghir (2349).
12O STJNNAH RASI.JL

pin umat dalam memahami maqashid syari'ah. Mereka adalah


orang-orang yang paling menjaga maqashid syari'ah dalarnfatwa
mereka jika mereka berfatwa, dalam putusan hukum apabila
mereka menghukum, dan dalam pengajaran sekiranya mereka
mengajar.
hri adalah yang membuat Umar tidak berani bertindak da-
lam pembagian harta benda penduduk kak. Lalu dia mewaqafkan
harta itu kepada generasi umat yang akan datang. Dia berkata,
"Kalau bukan karena orang-orang Islam yang terakhiq, aku tidak
akan membuka suatu kota kecuali aku bagikan tanalrrya kepada
warganya, sebagaimana Nabi saw. membagi tanah Khaibar."66
Ini juga yang membuat Utsman mengizinkan pemilikan unta
yang tersesat, berbeda dengan yang biasa dilakukan pada masa
Nabi saw.. Lri dikarenakan perubahan manusia dan kondisi baru,
menunfut adanya penyelesaian secara baru pula.
Ini juga yang membuakrya mengadakan adzan pertama pada
hari Jumat di luar masjid, untuk mengingatkan manusia agar
segera berangkat shalat, karena Madinah telah meluas, dan keada-
an waktu itu mengharuskan untuk diadakannya adzan pertama
ini.
trni pula yang membuatAli menjamin para ahli industri, se-
bagaimana yang akan kami sebut nanti.
hri juga yang membuat para tabi' in membolehkan penentuan
harga barang dagangan manakala perlu. Padahal Rasulullah saw.
tidak mau menentukan harga pada masanya. Beliau berkata,
*{+'i, ';aat "/,At rl, 3 r if} "sesungguhnyaAllahituadaiahDia
yang menentukan (harga), yang rrienggenggam, dan.meinben-
tangkan."67
Ini adaiah mazhab yang dipegang oleh sejumlah fuqaha. Dalam
risalahnya (al-Hisbah),Syaikh,ui Islam Ibnu Thimiy ah me-rajih-kan

66
HR Bukhari dalam al-Maghazi, al-Muzara'ah dan Khumus.
67
HR Abu Daud dalam al-Buyu'dari Anas (3451), Ahrnad, Tirmidzi, Ibnu
Majah, Ibnu Hibban, dan Baihaqi juga meriwayatkan hadits ini, sebagairnana
dalam Shahih al-l ami' ash-Shaghir (1.846).
3: SLINNAH Sb,BAGAI SIJI\'IBL,R PL,RADAIIAN 421

pendapat ini. Demikian juga dengan Ibnul-Qayyirn dalam ath-


Thuruq al-Hukmiyah.
Ini pula yang membuat para ulama yang grgrh dalam mazhab
mazhab yang terkenal, yaitu menetapkan kaidah yang sangat
berharga: bahwasanya fatwa berubah dengan adanya perubahan
zarrran, tempat, keadaan, dan adat.
Sebetulnya mereka mengatakan demikian agar sebagian ulama
Itdak jumud dengan pendapat-pendapat tertentu yang diucapkan
pada masa tertentu dan lingkungan tertenfu, yang mana pen-
dapat ini dianggap tidak sesuai dengan maqashid syari'ah dlkare-
nakan adanya perbedaan zanl.ar\ tempat, atau manusia.
Kami telah membuktikan keshahihan kaidah ini berdasarkan
Al-Qur'an, Sunnah, dan petunjuk sahabat dalam risalah kami:
,kuamilu as-Sa' ah wal-Murunah f asy -Syari' atil-Islamiyah.
Dalarn masalah ini, al-Muhaqqiq lbnulQayyim menulis dalam
mukadimah pasalnya yang bermanfaat dalam kitab al-I'lam68
tentang "perubahan fatwa" . Dia menegaskan bahwa bangunan
dan fondasi syariat itu berdiri di atas hukum dan kepentingan
hamba-hamba Allah -di dunia dan akhirat.Itu semua adalah
adil, rahmat, untuk kepentingan hamba, dan ada hikmahnya. Ini
karena setiap persoalan yang keluar dari garis keadilan menuju
kelaliman, dari rahmat menuju ke sebaliknya, dari kebaikan ke
kerusakan, dan dari hikmah kepada kesia-siaan, maka dia itu
tidak ada sedikit pun kaitannya dengan syariat, sekalipun di da-
lamnya dimasukkan takwil. 6e
Sesungguhnya salah satu penyakit besar yang sedang di-
hadapi oleh dunia Islam hari ini adalah suatu kelompok yang
tid ak mempunyai pengetahua n akan fiqh maq ashid sama sekali,
di mana dia malah memberikan senjata ampuh kepada kelom-
pok sekuler serta mengotori pemikiran Islam yang lurus dan
amal lslami yang benar.
Mereka adalah kelompok yang terpaku pada lafazh, huruf,

68 Yakni I'lan al-Muwaqqi'in. (penj.)


6e Lihot l,lam al-Muwaqqi'in,3 / 14, cet. as-Sa,adeih
422 SIJNNAH R,\SUL

danbentuk, yang saya namakan sejak dulu sebagaineo zhahiriyal{o


sekalipun mereka tidak memiliki ilmu dan keluasan pemahaman
tentang mazhab zhahiriyah. Mereka tidak mengambil dari
'Allamah mazhab zhahiriyah,'Ibnu Hazm', kecuali hal-hal yang
kadang terkesan jumud dan pendapatnya yang berlebihan.
Sebetulnya mereka itu hanya membaca sebagianpeninggal-
an dari dua orang imam: Ibnu Taimiyah dan IbnulQayyim, tetapi
tidak memahami mazhab Ibnu Taimiyah dan lbnul-Qayyimse-
carabenar. Mereka juga tidak menyelamsampai dasamya, tidak
memegang manhaj duaorang Syekh ini dengan teguh, dan tidak
pula dari ulama-ulama yang mewarisi iimu mereka berdua. Akan
tetapi, mereka hanya meniru sebagian orang-orang masa kini dan
mengambil semua pendapat-pendapatrrya.
Kita melihat orang-orang pada masa kini yang mengatakan
bahwa uang kertas itu tidak ada zakatnya dan tidak ada istilah
riba di dalamnya. Padahal dia adalah alat beli masa kini, alat
tukar menukat, dan inti harta kekayaan.
Kita juga melihat ada orang yang menggugurkan zakat harta
barang dagangan dari para pedagang. Dengan alasan bahwa
hadits tentang hal ini tidak shahih. Entah dia lupa atau pura-pura
lupa akan keumuman nash-nash AlQur'anul-karim, Sunnah
nab awiyah, maq ashid sy ari' ah dan aqw al (perkataan-perkataan)
sahabat, di mana mayoritas fuqaha menganggapnya sebagai
ijms'.zt
Kita juga melihat ada orang yang mendirikan dunia dan
mendudukkannya dikarenakan ingin mengganti pengeluaran

70
Mazhab Zhahiriyah didirikan oleh Abu Sulaiman Dawud bin Ali al-Ash-
fahani azh-Zhahiri. Lahir tahun 202 H. dan wafat tahun 270 H. Tokoh terbesar
mazhab ini adalahAlibin Sa'id bin Hazm al-Andalusi (384-456H.). Dasar ajaran
mazhab ini adalah mengamalkan Al-Qur'an dan Sunnah menurut zhahir-nya
(yakni secara tekstual talpa ada penakwilan apa pun), selama tidak ada dalil
yang menunjukkan maksud selain yang ada pada zhahir nash. (Pezri.)
71 Lihat bantahan kami atas pendapat ini dengan dalil-dalil syar'i dalam

kitab kami, al- Mar j a' iyg atul-' Ulya Lil-Qur' ani was- Sunnah, pasal " F ahmun-Nushush

al - | uz' iyy ah t'i D haw' il Ma q a shi d a I - Kulliyy ah" .


3: SIjNNAH SH,UAGAI SUMBE,R PERADABAN 42:f

(pembayaran) zakat fitri menjadi uang seharga zakat fitri itu. In-i
adalah pendapat Umar bin Abdul Aziz,.Abu Hanifah beserta
sahabat-sahabatnya dan sejumlah ulama salaf.72 Ini tidak mung-
kin bisa dipraktikkan di kota-kota besar lain, seperti Kairo dan
lainnya.
Kita juga melihat banyak orang dari kelompok mereka -atau
mayoritas mereka* yang kami anggap sebagai orang-orang yang
ikhlas. Akan tetapi, sayang, mereka dikaruniaif qh maqashid.
Sedangkan ikhias saja tidak cukup untuk memperbarui agama
Islam dan membangkitkan umatnya.
Dulu, orang-orang Khawanj adalah hamba-hambaAllah yang
ikhlas. Shalat kita tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan
shalat mereka, bangun malamnya kita tidak ada apa-apanya di-
banding dengan bangrrn malam mereka, dan bacaan Al-Qur'an
kita tidak ada apa-apanya dibanding dengan bacaan Al-Qur'an
mereka. Sebagaimana terdapat dalam hadits-hadits tentang me-
reka --dari sepuluh segi seperti apa yang dikatakan oleh Imam
Ahmad. Akan tetapi, penyakit mereka adalah kedangkalan pemi-
kiran dan pemahaman. Mereka itu, sebagaimana yang digambar-
kan oleh penjelasan nabawi, "Mereka membaca AlQur'an, tapi
tidak melebihi kerongkongan mereka. " Yakni, pemahaman Al-
Qur'an mereka tidak mendalam, mereka tidak meresapi kedalam-
an maknanya, dan mereka tidak menemukan rahasia-rahasianya.
Maka dari itu, tidak mengherankan jika Rasulullah saw. meng-
gambarkan mereka ifu, "Membunuh orang-orang Islam dan me-
nyeru para penyembah berhala."73

Memelihara Kemaslahatan Umum


Termasuk dalam maqashid syari'ah yaitu merealisasikan dan
rnemperbanyak kepentingan-kepentingan umum, serta men-

72 Lihut daiil-dalil pendapat ini dalam kitab kami, Fiqhu az-Zakah, jrlid 2,

halaman 952-956, diterbitkan oleh Maktabah Wahbah. Juga dalam kitab kami,
Kaifa Nata'amalu Ma'a As-Sunnah an-Nabazoiyah, halaman 1,35 - 137.
73
Muttafaq'alaih, dariAbu Sa'id al-Khudri.Lrhatal-Lu'lu' wal-Marjan(639).
424 SUNNAH RASUL

cegah hal-hal yang merusak dan menekannya menjadi sesedikit


mungkin sebatas kemampuan yang ada. Juga membolehkan hal-
hal yang baik dan bermanfaat, mengharamkan hal-hal yang ko-
tor dan membahayakan, memudahkan hamba-hamba Allah dan
menghilangkan kesusahan dari mereka. Allah SWT berfirman,
"... dan Dia tidak membuat kesusaban pada kalian dalam
agarna ini... . " (al-Hajj: 78)

Dalam ayat lain dikatakan,


'. . . Allab menginginkan kemudaban pada kalian dan Dia ti-
dak menginginkan kesulitanpada kalian.. . . " (al-Baqarah: 185)

Nabi saw. bersabda,

1a*u yr urn 4)1"€'l': ,? \b


"Tidak boleb merugikan (membabayakan) orang lain dan
tidak dirugikan (dibabayakan) oleb orang lain."74

Para sahabat -mereka adalah orang yang paling paham akan


syariat ini- adalah orang yang paling banyak menjaga tujuan-
tujuan syariat. Maka dari itu, mereka banyak mementingkan dan
berpegang pada kemaslahatan umat. Kemaslahatan inilah yang
membuat Abu Bakar mengumpulkan lembaran-lembaran Al-
Qur'an yang terpisah-pisah ke dalam satu mushaf. Padahal ini
adalah perkara yang tidak pemah dilakukan oleh Nabi Muhammad
saw.. Dikarenakan hal ini, mula-mula dia bimbang untuk me-
laksanakannya. Kemudian jadi juga dia melakukannya setelah
mendapa&an nasihat dari Umar karena dia melihat di dalamnya
ada kebaikan dan kemaslahatan bagi umat Islam.6

7a HR Ibnu Majah, dan itu adalah hadits shahih dengan semua thuruq-nya.
7s Ada sedikit kekeliruan penulis dalam hal ini. Tersirat dari ucapan beliau
bahwa yang mempunyai ide pengumpulanAlQur'an pertama kali adalahAbu
Bakar. Akan tetapi, karena Rasulullah saw. tidak pemah melakukannya, maka
Abu Bakar ragu-ragu untuk melakukannya. Kemudian setelah datang nasihat
dari Umar, baru Abu Bakar melaksanakan ide pengumpulanAl-Qur'an tersebut.
3: SI,TNNAH Sh,tlAGAl Slil\,ltsh,R PERADABAN 425

Pertimbangan menjaga kemaslahatan ini pula yang mem-


buatAbu Bakar menunjuk Umar untuk menggantikannya, pada-
hal Rasulullah saw. tidak pemah melakukannya.
Hal ini pula yang mendorcng Umar untuk menentukan pajak,
mencatat pembukuan, mengahrr batas perkotaan, membuat pen-
jara, memberi pelajaran dengan hukuman yang bermacam-macam,
seperli menumpahkan susu yang dicampur dengan ai1, membagi
harta kekayaan para pejabat jika mereka berdagang saat ber-
kuasa, dan lain-lain dariawlawiyaf (yang pertama-tama) Umar.
Hal ini pula yang membuatUtsman menyeragamkan kaum
muslimin dalam satu mushaf. Dia menyebarkan mushaf itu ke
seluruh penjuru neg. eri dan dia membakar mushaf selain mushaf
yang dia kirim. Dia juga memutuskan hak waris bagi istri yang
diceraikan suaminya saat sakit menjelang ajal karena ingin rne-
nyingkirkannya dari pembagian harta warisan.
Hal ini juga yang membuatAli menyuruhAbul Asr,,u'ad ad-
Duali agar menyusun dasar-dasar ilmuNahwu. juga mengasu-
ransikan harta yang dimiliki oleh para pekerja jika mereka tidak
dapat mengajukan bukti bahwa barang yang rusak adalah bukan
atas kesalahan mereka. Ali berkata, "Manusia tidak bisa baik
kecuali dengan ihJ."76
Mu'adz bin Jabal juga mendasarkan sikapnya pada hal ini
tatkala dia memutuskan bahwa pakaian buatan Yaman sebagai
ganti dari zakat bijlbijian dan buah-buahan. Ia berkata, "Berikan
baju ataupakaian(produksi setempat). Aku ambil itu dari kalian

Padahal sebetulnya yang mempunyai ide pengumpulan Al-Qur'ar.r pertama kali


adalah Umar. Lalu Umar menyampaikan ide tersebut kepada Abu Bakar, namut-r
Abu Bakar menolak rde tersebut karena Nabi saw. tidak pernah melakukannya.
Lalu setelah Umar mengajukan sejumlah alasan untuk meyakinka.n Abu Bakar,
bam Abu Bakar setuju dengan usulan Umar. Yang pasti, Abu Bakar adalah orang
Yang pertama kali mengumpulkan Ai-Qur'an dalam satu mushaf, karena dia
ketika itu adalah khalifah, dan dialah orang yang merilegang keputusan tertingg
Lihat buku kami, Al-Qur'an dan Qiraat, halaman 28-31, diterbitkan oleh Pustaka
al-Kautsar. (Penf.)
7 6
Lrhat Tan q ih al -F ushul, dan syaralurya karangan Qaraf i, halaman 19 B -1g 9
.

luga Mashadir at-Tasyri' Fi,Ma Ia Nashsha Fllr, karangan Khallaf, halaman 85 - 88.
426 SIJI.\NAH RASTJL

sebagai ganti dari jagung dan tepung. Sebab dia itu lebih ringan
bagi kalian dan lebihbermanfaatbagi orang-orang fakir di kota
1n1. "
pendapat mazhab Hanafi. Imam Bukhari juga cen-
L:ri adalah
derung pada pendapat ini dalam Sftahih-nya. Syaikhul Islam Ibnu
Taimiyah me-rajih-kannya jika di dalamnya ada maslahat.
Mu'awiyah menyandarkan pendapatnya pada pertimbang-
an ini karena menjaga kemaslahatan ketika dia mengambil dua
mud (yalcri setengah sfta') tepung dalam zakat fitrah sebagai ganti
satu sha' kurma. Para sahabat yang masih hidup ketika itu setuju
dengan apa yang dilakukan oleh Mu'awiyah kecuali Abu Sa'id
al-Khudri r.a..78
Hal ini pula yang mendorong para khalifah setelah Khulafaur-
rasyidin membuat pos dalam urusan surat-menyurat, mengarab-
kan dokumen-dokumen, membuatmata uang, dan tugas-fugas
kenegaraan yang lain, tanpa ada seorang pun dari ulama umat
ini yang memprotes.
Hal ini pula yang membuat lmam Abu Hanifah mewajibkan
untuk menjauhi mufti yang suka melucu, dokter yang bodoh,
dan orang yang menyewakan (pemborong dan semacamnya)
yang bangkrut. Padahal mazhabnya --semoga Allah meridhai-
nya-- adalah tidak boleh melecehkan hak orang berakal yang
sudah baligh, sekalipun dia orang idiot, karena menghormati
kemanusiaannya.
Akan tetapi, dia melarang orang-orang tersebutberpraktik ka-
rena merrcegah mudharat yang akan menimpa orang bany ak.'n
Kemaslahatan ini pula yang membuat kebanyakan ulama
mazhab Maliki dan selain mereka memfatwakan perlunya ke-
wajiban membayar paj ak atas orang-orang yang mampq jika hal

---7i Ltt*t ktt"b kami, Eiqhuz-Zakah, jllid,2, halaman 810, diterbitkan oleh
Maktabah Wahbah, cet. 16.
78
lbid., halaman 932 dan sesudahnya.
79
Mereka mengatakan, "Karena yang pertama bersifat umum pada agama,
yang kedua pada badan, dan ketiga pada harta benda." Lthat al-Ikhtiyar, juz 4,
halaman 92.
3: SLINNAH SEBAGAI SUN{RI1R PERADABAN 427

itu mendorong bertambahnya kekuatan pertahanan, sedangkan


di baihrl-mal tidak ada uang yang mencukupi. Hal ini disebutkan
oleh Ghazali dalarn al-Mustashfa,Syathibi dalarn al-I' tish"am, dan
selain mereka berdua. 80
Hal ini pula yang membuatfr.rmhur fuqaha mengatakanbo-
lehnya membunuh orang Islam jika dia melindungi orang-orang
kafir, sedangkan tidak ada jalan lain untuk memerangi mereka
kecuali dengan membunuh orang Islam tersebut.8l
Juga para fuqaha mazhab Hanafi, Syah' i,sekelompok besar
Maliki, dan sebagian Hambali membolehkan pembelahan perut
ibu setelah dia meninggal untuk mengeluarkan janin (jabang
bayi) jika kemungkinan besar si jabang bayi akan keluar dalam
keadaan hidup, meskipun kehormatan si mayat dihormati secara
syar'i. Bahkan sebagian fuqaha mgwajibkan hal itu, karena dia
itu mempertahankan (orang) hidup dengan merusak sedikit dari
bagian tubuh si mayat. Pemilik kitab al-Muhnddznb dari golongan
Syafi'iyah menyamakannya dengan terjadinya kelaparan dan
terpaksa harus memakan bagian tubuh dari mayat.82 Hal itu di-
karenakan hak orang hidup itu lebih didahulukan daripada hak
orang mati ketika terjadi pertentangan. Sementara itu, kemaslahat-
an hidup janin melebihi mafsadnh perusakan kehormatan ibunya.
Maka dilakukan tindakanyang lebihringan dari dua mudharat
(keburukan) ya.g ada, dan diambil maslahat yang terendah.s3

80 Op.cit., halaman 986 - 987.


87 Llhatal-Mustashfa,kNang;rr Ghazali, jilid 1, halaman 294 -295, al-Ikhtiyar
IiTa'lil al-Mukhtar (4/ 119), cetakan Halab, dmMathnlib UlinNuha (2/ 518 -519).
s2Lihatal-Muhadzdzhab dartsyaralnya(al-Majmu') jilid 5, halaman 301 - 302,
dan Hasyiyatu ash-Shazoi jilid 1, halaman 205.
Adapun menurut mazhab Hambali, haram membelah perut ibu yang
83

meninggal dalam keadaan hamil, karena di situ ada pelanggaran kehormatan


yang pasti demi mempertahankan kehidupan yang tidak jelas. Mereka berkata,
"Sebab biasanya dan yang tampak adalah bahwa anak itu tidak hidup." Ahmad
berhujjah dengan hadits, "Memecahkan tulang orang mati sarna seperti memecah-
kan tulang orang hidup." (HR Abu Daud). Hal ini dijawab dengan, "Bahwa hal
ini dalam keadaan bukan darurat dan maslahat. Lagi pula membelah perut itu
tidak ada tulang yang dipecah." fumentara itu sebagian ulama mazhab ini me-
428 SI JNNAH RASUL

Fikih (Pemahaman tentang) Keutamaan Syariat


Ada satu macam fikih lagi yang termasuk fikih peradaban
yang diharapkan, yaitu fikih yang berkaitan dengan keutaman-
keutamaan syariat. lni sebagaimana yang dinamakan oleh lmam
ar-Raghib al-Ashfahani daiam kitabnya yang menakjubkNr, adz-
D zari' ah Ila Maknrim asy-sy ari' ah.u
Semua isi buku ini membahas masalah fikih peradaban. Di
dalamnya dijelaskan perbedaan antara hukum-hukum syariat
yang diperhatikan oleh para fuqaha dan keutamaan-keutama-
annya yang diperhatikan oleh para hukama (orang-orang yang
bijaksana). Yang dimaksud dengan keutamaan-keutamaan ini
adalah sisi norma dan etika.
Ini sebagaimana yang dijelaskan oleh ar-Raghib dalammu-
qaddimnh-nya bahwa keutamaan-keutamaan mutlak yang tidak
lepas dari sifat Allah SWT, atau sebagian besarnya, rnisalnya bi-
jaksana, dermawan, pandai, saba{, pemaaf, adil, pengasih, dan
lainnya, meskipun sifat Allah Ta'ala mempunyai posisi yang
lebih mulia dari apa yang disifatkan kepada manusia.
Dia menjelaskan bahwa manusia dengan tugasnya yang mulia,
berhak untuk mendapatkan predikat seba gai khalifutullah. lnt
adalah maksud dari firman Allah Ta'aIa,
"sesungguhnya Aku akan menjadikan seorang kbalifob di
bumi." (al-Baqarah: 30)

Juga firman-Nyu,

milih bolehnya membelah perut ibu apabila ada gerakan janin yang diyakini
kehidupannya setelah dibelah. Jadi, kehidupan di sini bisa diharapkan dan bu-
kan sekadar khayalan.
e Saya tahu kitab yang berharga ini ketika saya masih di Tsanawiyah dalam
cetakannya yang lama. Saya ingin mencari pahala dengan men-tahqiq (mengorek-
si) dan men-fa'llq (mengomentari) kitab berharga ini. Akan tetapi, pekerjaan ini
telah dilakukan oleh saudara kami, Dr. Abul Yazid al-'Ajmi, dalam bentuk yang
memuaskan. Semoga Allah membalas kebaikan kepadanya. Bukunya dicetak
oleh Dar al-Wafa', Mesir.
3: StINN,A,H SEBAGAI SLJN4BER PERADABAN 429

". . " dan nxenjadikan kalian kbaltfub di bumi ini. Maka Dia
akan melibat bagaimana kalian bekerja." (al'Nrcf:I29)

Dalam ayat lain dikatakan,


"Dan Dia-lah yang menjadikan kalian sebagai khaltfub'
khalrfuh di bumi dan meninggikan sebagian kalian beberapa
derajat atas sebagian yang lain untuk menguji kalian dalam
apa-apa yang telab Dia berikan... ." (al-Ln'am: L65)

Ar-Raghib mengisyaratkan bahwa khilafatullah' Azza wa lalla


berada satu derajat di at as' ubudiy ah (penghambaan kepada Allah)'
Kekhilafahan itu tidak sah kecuali dengan kesucian hati. Sebagai-
mana juga shalat -ibadahyang paling mulia- tidak sah kecuali
dengan kesucian badan. 8s
Akan tetapi, pendapat saya berbeda dengan apa yang di-
sebutkan oleh ap-Raghib rahimahullah bahwa khilafah itu berada
satu tingkat di atas 'ubudiyah. Ini karena yang benar adalah,
khilafah dan 'ubudiyah berada dalam satu tingkat/martabat
yang sama, karena setiap orang mukmin adalah khalifahrllah; di
samping itu, dalam waktu yang sama, dia juga hamba Allah.
Sebagaimana firman Allah SWT kepada Nabi Daud a.s.,
"Hai Dawud, sesunggubnya Kami telah menjadikan kamu
sebagai kbalfob di bumi. Oleb karena itu, putuskanlab perkara
di antara manusia dengan adil.,.. " (Shad: 25)
Dalam waktu yang sama Allah berkata kepada Daud,
"... dan ingatlab Dawud hamba l(ami yang nxempunyai
kekuatan. Sesunggubnya dia itu orang yang taat." (Shad: 17)

adi,Daud a,s, adalah khalifah' A lldh Ta' alasekaligus juga


J
hamba-Nya. Tidak ada pertentangan di sini.
Allah SWT berfirman tentang Nabi Sulaiman,

---E M"q"ddtt" ah adz-Dzari'ah, halaman 58-59.


43O SL]NNAH RASUL

"Dan l(ami karuniakan Sulaiman kepada Dawud. SesunS4guh-


nya dia adalab sebaik-baik bamba dan dia itu orang yang
amat taat." (Shaad: 30)

Demikianlah, padahal Allah memberikan kerajaan kepada


Nabi Sulaimary yang mana Dia tidak memberikan kepada se-
orang pun sesudah.yu.
Allah SWT juga menyifatkan pemimpin maktrluk-Nya dan
rasul-Nya yang termulia Muhammad saw sebagai hamba dalam
keadaan yang sebaik-baiknya. Allah berfirman,
"Segala puji bagi Allab yang telah menurunkan kit6b (Al-
Qur-an) kepada bamba-Nya... ." (al-Kahfi: 1)
"Mabasuci Allah yang telab menjalankan bamba-Nyapada
malam bari,... " (al-Israa': L)
"Maka Dia meuabyukan kepadabamba-Nya apayang telab
Dia uabyukan." (an-Najm: 10)85
Sebagaimana saya juga tidak setuju dengan ar-Raghib dalam
pendapatrya yang mengatakan bahwa keutamaan-keutamaan
syariat itu masuk ke dalam bab kelebihan dan nilai tambah (yakni
hanya menambah kelebihan seseorang dan membuahya semakin
dihormati. Penj.).Ini tidak bisa diterima secara mutlak, sebab
keutamaan-keutamaan ifu ada juga yang fardhu, seperti mena-
han diri dari yang haram, melaksanakan kewajiban, danberbuat

--15 S"b"t"l") tidak ada pertentangan antara pendapat Imam ar-Raghib al-
Ashfahani dan Dr. Yusuf al-Qardhawi. lni karena ar-Raghib memandang khilafah
di sini dari sisi kepemimpinan umat atau daulah, yang tidak setiap orang bisa
memikulnya. Adapun seorang mukmin sebagai hamba, maka setiap mukmin
adalah hamba, tapi dia belum tentu seorang pemimpin/ khalifah. Jadi, di sini,
khalifah lebih tinggi kedudukannya daripada hamba. Sedangkan Dr. al-Qardhawi
memandang khilafah dan 'ubudiyah dari segi keimanan seseorang. Di sini jelas
bahwa seorang mukmin, baik dia itu khalifah ataupun rakyat, sama kedudukan-
nya di hadapan Allah, semuanya adalah hamba Allah. Seorang khalifah adalah
hamba Allah, dan seorang hamba Allah adalah khalifah. Dalam arti, khalifah bagi
dirinya sendiri, keluarganya, dan khalifah Allah di muka bumi ini yang meng-
emban tanggung jawab untuk meng-Esakannya. WaIIahu a'lam. (Penj.).
3: SLINNAH SEBAGAI SUN,'TBER PERADABAN 43I

baik kepad a orang tua. Ada juga yang sekadar membuatnya mem-
punyai nilai lebih dan nilai tambahan, seperti menahan diri dari
barang syrbhat dan makruh, melaksanakan ibadah sunnah, me-
ngalah, dan lain sebagainya.

Dengan Apa Manusia Dilebihkan?


Salah satu hal yang menakjubkan d4ri apa yang disebutkan
oieh ar-Ra ghib dalam fi kih (eutamaan syariat atau fikih peradaban
adalah apa yang dia tulis tent4ng kelebihan manusia atas seluruh
hewansT dan penjelasan tentang apa yang membuat manusia
dilebihkan. Ar-Raghib rahimahullahberkata,
"Manusia, bagairnanapun keadaannya -dengan posisinya
sebagai manusia--, adalah sebaik-baik makhluk yang ada. Itu
dengan syarat, hendaknya dia menjaga apa yang membuatnya
menjadi manusia, yaitu ilmu yang bgnar dan ilmu yang yang
pasti. Jadi, sebatas apa yang dia miliki, dari itulah (ilmu yang
benar dan ilmu yang pasti) dia dilebihkan. Oleh karena itu, di-
katakary "Manusia adalah anak-anak apa yang dia anggap baik."
Yakni, apa yang mereka ketahui dan ilmu-ilmu serta amal-amal
baik yang mereka kerjakan. Dikatakan bahwa si Fulan telah ber-
buatbaik jika dia mengetahui dan mengerjakannya denganbaik.
Adapun manusia, dari segi makan dan berkembang biaknya,
dia adalah tumbuh-tumbuhan. Dari segi merasakan dan ber-
geraknya, dia adalah hewan. Sedangkan dari segi gambaran pe-
rencanaan, dia seperti gambar di dinding.
Sedangkan kelebihannya yaitu, dia dapatberbicara danber-
komunikasi. Maka dari itu, dikatakan, "Manusia itu, kalau bukan
karena lisannya, tak ada bedanya dengan binatang ternak, atau
gambar patung!" Jadi, manusia itu menundukkan malaikat de-
ngan kekuatan ilmu, bicara, dan pemahaman. Dia menundukkan
binatang ternak dengan memberinya makan dan mengawinkan-
nya. Maka barangsiapa yang mencurahkan semua perhatiannya

--- tiD"l"* tlt"u logika, manusia juga sebagai hewan yang bisa ber-
disebut
bicara. (Penj.).
432 ST,INNAH RASIJL

ke arah pembinaan pemikiran dengan ilmu dan amal, dia layak


untuk mengikuti jejak malaikat, dan dinamakan sebagai malaikat
rabbani. Seperti kata Allah Ta'ala, "Ini tidak lain adalah malaikat
yang mulia." (Yusuf: 3L)
Barangsiapa yang mencurahkan semua perhatiannya ke arah
pembinaan kekuatan hawa nafsu dengan menuruti selera ke-
lezatanbadan --makan sebagaimana makannya hewan-- maka
dia layak untuk mengikuti jejak binatang ternak. Lalu dia akan
menjadi orang dungu seperti sapi, pelahap segala makanan se-
perti babi, penakut seperti anjing, pendengki seperti unta, sombong
seperti harimau, atau licik seperti serigala, atau mengumpulkan
semua sifatitu, sehingga dia menjadi seperti setanyang durhaka.
Dalam kondisi begnilah, firman Allah sungguh tepat,
" .. di antara mereka (ada) yang dijadihan kera-kera dan
babi-babt, dan (orang) yang menyembab thaghut,. ." (al-
Maaidah:60)
Banyak di antara manusia yang tampangnya saja manusia,
sedangkan pada hakikatnya tak lain seperti sebagian binatang.
Allah SWT berfirman mengenai orang-orang yang tidak memikir-
kanAllah,
". , . Mereka itu tidak lain adalah seperti binatang-binatang
ternak, bahkan mereka lebib sesat jalannya. " (al'Furqan: 44)
"Sesungubnya binatang (makhluk) yangpaling jelek di sisi
Allah ialah orang-orangyang tuli lagi bisu dan tidak menxper-
gunakan ahalnya.." (al-Anfal: 22)
"Perumpamaan (orang yang rnenyeru) orang-orang kafir
itu seperti orang yang mernanggil binatang yang tidak men-
dengar kecualipanggilan dan seruan saja. Mereka itu tuli, bisu,
dan buta, karena rnereka tidak memakai akalnya." (al-
Baqarah: L71)

L:ri perumpamaan bagi orang yang memberikan nasihat ke-


pada orang-orang kafir itu seperti orang yang memanggil kambing
gembalaan. Sebagai peringatan bahwa hubungan mereka de-
3: SLiNNAt-l SEIIAGAI S[IN4BLR PERADABAN 433

ngan panggilan yang diserukan kepada mereka itu menunjukkan


kesamaan mereka dengan binatang ternak-s

Peringatan atas Tujuan-tujuan Tertin$$i dalam Kehidupan


Termasuk paham-paham pokok dalam fikih peradaban yang
ditekankan oleh SunriLah nabawiyah, sebagai dukungan terhadap
Al-Qur'an, yaitu peringatan atas (tujuan-tujuan tertinggi) dalam
kehidupan, karena hidup itu tidak hanya makan dan minum,
atau bersantai-santai dan bermain.
Sesungguhnya hidup itu usianya pendek, cepat berlalu, hari-
harinya bisa dihitung, dan nafas-nafasnya terbatas. Akan tetapi,
hidup itu berharga sekali, sebab dia adalah ladangnya akhirat,
dan ikhirat itulah satu-satunya tempat yang membuat orang
kekal di dalamnya. Jadi, apa yang ditanam manusia di dunia, dia
akan menuai hasilnya di akhirat. Apa yang dilakukannya di
dunia, dia akan mendapatkan balasannya di akhirat. Hari ini
adalah amal tanpa hisab, sedangkan besok adalah hisab tanpa
amal.
"Pada bari itu manusia akan dibangkitkan dalam keadaan
bermacam-macam untuk diperlibatkan amal-amal mereka.
Maka barangsiapa yang menge(akan kebaikan (meskipun banya)
seberat biji atom, niscaya dia akan melibat (balasan)nya. Dan
b ar angsi ap a y ang me ngerj ak an kej ab at an ( sek alip un h any a)
seberat biji atom, pasti dia akan melibat (balasan)nya pula."
(az-Zalzalah: 6-8)

Maka dari itu, manusia harus mengetahui tujuan-tujuan hi-


dupnya dan rahasia-rahasia keberadaannya.
Tidak pantas bagi seseorang --yang Allah tundukkan untuk-
nya semua yang ada di langit dan di bumi, dan Dia limpahkan
nikmat-Nya yang tampak dan yang tak tampak kepadanya- jika
perhafian utamanya hanya perut dan syahwatnya..hri tak ada

-- 88 AdTDznn'ah ila Makarimusy-Syari'ah, tahqiq Dr. Abul Yazid al-'Ajmi,


halaman 86-87.
434 ST.INNAH RASLJL

bedanya dengan binatang ternak. Ini hanya pantas bagi orang


kafit, bukan untuk orang mukmin. Sebagaimana firman Allah
SWT
". . . Dan orang-orangyang kafir itu hanya bersenang-senang
(di d.unia) dan makan seperti malaannya binatang-binatang
ternak. Dan neraka adalah tempat tinggal untuk n'tereka."
(Muhammad:12)

Maka dari itu, ada hadits yang mengatakan, "Sesungguhnya


orang mukmin itu makan dalam satu usus, sedangkan orang
kafir -atau munafik- rnakan daiam fujuh usus,"8e sebagai isyarat
bahwa orang kafir itu tidak memiliki perhatian lain selain me-
ngenyangkan perut dan hawa nafsunya. Oleh karena itu, dia
makan tapi tidak kenyang, dan mengumpulkan harta, tapi tidak
puas. Padahal kepuasan itu bukan dengan harta yang dikumpul-
kan seseorang, tetapi dengan kecukupan hati dan kerelaan pada
diri sendiri. Rasululiah saw. yang mulia bersabda dalam hal ini,
a/

9,P

"I(ekayaan itu bukanlab dengan banyaknya barta benda,


tetapi kekayaan itu adalab kaya jiua."e0

Ini bukan berarti merendahkan kekayaan, dan tidak pula


merendalikan harta, sebagaimana yang digambarkan oleh orang-
orang sufi. Nabi saw. pernah berkata kepada Amru bin Ash,
4g.u;, ;)!t;t Jrjr ;-b "sebaik-baik harta yang baik adalah
harta orang yang saleh."e1 Akan tetapi, beliau tidak mau men-

-- t9 tt4trttufuq alaih dari lbnu Umar dan Abu Hurairah, a/ -Lu'lu' wal-Marjan
(1334 - 1335).
e0
Muttafaq 'alaih dari Abu hurairah - al-Lu-lu' wal-Marjan (624).
91
HR. Ahmad dari Amru. Haitsami berkata; Hadits ini diriwayatkan oleh
Ahmad dan Abu Ya'la, adapun rryal mereka berdua adalah rqal shahih (4/ 202).
3: SI]NNAH SEtsAGAI SL,IN4BER PERADAtsAN 435

jadikan harta sebagai tujuan hidup dan sembahan manusia, tetapi


sebagai sarana/perantara saja, bukan tujuan. Beliau mengingin-
kan harta itu sebagai alat bantu untuk mendorong taat kepada
Allah,bukan semata-mata sesuatu yang dituju.
Ketika Abu Ubaidah datang dari Bahrain, di sana Nabi saw.
meiihat kesibukan dan perhatian orang-orang kepada harta. Beliau
mengingatkan dan menasihati, "F{ai sekalian manusialAda kabar
gembira untuk kalian. Berharaplah dengan apa yang dimudahkan
Allah kepada kalian. Sungguh demi Allah! Bukan kemiskinan
yangaku takutkanpada kalian, tapi aku takutjika dihamparkan
dunia pada kalian sebagaimana dia dihamparkan pada orang
sebelum kalian. Lalu kalian berlomba-lomba untuk mendapat-
kannya, seperti mereka mereka berlomba-lomba untuk mendapat-
kannya. Kemudian dunia itu mengalahkan kalian sebagaimana
dia telah mengalahkan mereka."e2
Dalam hadits lain dikatakan,

jfr li' r 3ri ,?; ij: rfur brN


t-F\. '-;ilt tFL" ., i/Aj '-,5
tc ot ta / t . I
) t. '.
oz
,tu o.
Fd* c \4J9

r\f i ,or.,.,
/// d!
\'
;rlt
-

"sesunggubnya dunia itu lezat dan menggiurkan. Dan se-


sungubnya Allab Ta'ala menjadikan kalian sebagai kbahfub
di atasnya. Kemudian Dia melibat bagaimana kalian bekerja.
Oleb karena itu, tahutlab kalian pada dunia, dan takutlah
kalian pada uanita."e3

Bukhari juga meriwayatkan hadits ini dalam al-Adab al-Mufrad (29?), dan Ibnu
Hibban menshahihkan hadits ini, sebagaimana dalarg al-lhsan (3270,3217).
92 Muttafaq'alaih dari Amru bin Auf al-Anshari - al-Lu'Iu' Wal-Marjan

0.8656).
e3 HR. Muslim dalam kitab ar-Riqaq dari Abu Sa'id al-Khudri (2742).
436, SUNNAH RASUL

Sebetulnya Allah membolehkan kaum muslimin untuk makan


dari makanan-makanan yang baik di dunia ini, dan menikmati
perhiasan Allah di dalamnya. Bahkan AlQur'an mengecam para
penganut agama-agama lain yang mengharamkan kenikmatan
duniawi dan perhiasannya,
"I(atakanlab (bai Mubammad), 'Siapakab yang (berani)
mengharamkan perbiasan Allah d.an rezeki-rezeki yang baik
yang telab Dia keluarkan (berikan) untuk bamba-bamba-Nya?"'
(al-A'raf:32)

Akan tetapi, Allah SWT tidak ridha jika harta itu dijadikan
sebagai tujuan dalam hidup ini, tanpa ada sasaran lain bagi ke-
hidupan, sebab perhiasan dan kenikmatan duniawi diciptakan
untuk manusia. Adapun manusia diciptakan untuk menyembah
Nlahlallalalaluhu.Manusia itu pemimpin di alamini, di samping
sebagai hamba Allah, dan dia tidak diperkenankan menjadi ham-
ba selain-Nya. Sekiranya dia tetap saja melakukannya, maka dia
layak mendapatkan kesengsaraan dan kesusahan. Dalam hal ini,
ada hadits Nabi saw. yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari,

:ir:
I o.
.v ,,^a3 c
.o9,,
'& -.:t o-
., ;t j-rJt 'tJ-'-4y
,'0g1, lo.

"-^-rll / /c /9 .
yj gi.+
c

l>!': , _^<,t(:' ..ai c ,iLAf , a^a.^At


) ro
caIl,_i:l- J\-b; io-l
-;*tt
eyf #.;*
\*t'Jt d.3S JL , i;]JJ, {,r,t) , Lir'ei

,t't
(t'.,r^Jt,rrrl (iiL-.ll
"Celakalab bamba dinar! Celakalab bamba dirbam! Celaka'
lab bamba sutra dan beludru/ Celaka dan sengsaralah dia.
3: SIJNNAH SEBAGAI SIIMBER PERADABAN 437

Apabita dia tertusuk duri, durinya tid'ak bisa dikeluarkan. Ber'


babagialah hamba yang mengambil tali kekang kudanya di
jalan
-Jika Atlah, kusut
rambutnya, berdebu kedua telapak kakinya'
dia ditugaskan di penjagaan, maka dia melaksanakan
tugaspenjagaannya.Jika dia di bagian dapLtr umLtm, diapun
melaksanakannya .'ea

Maksudnya, dia mempersiapkan dirinya sebagai tentara di


jalanAllah, untuk menolong kebenaran. Dia tidak peduli di mana
dia ditempatkan, entah itu di depan ataupun di belakang.
Jadi, baik hadits ini berfungsi sebagai berita tentang
keseng-
saraan orang yang rnenghambakan dirinya kepada uang atau
untuk penampilan, atau itu merupakan doa Nabi saw., yang jelas,
intinyi sa.r,a. Ini karena doa Nabi itu mustajab. Kasihan sekali
orang yang didoakan oleh Nabi dengan kesengsaraan dan ke-
susahan.
Islam telah meninggikan nilai seorang muslim ketika dia men-
jadikan tujuannya lebihbesar daripada hanya memuaskan hawa
nafsunya. Padahal tujuan Islam itu lebih jauh daripada kehidup-
an dunia ini. Irrilah yang membuat salah seorang penyair berkata,
mermdnhknn or ang lemah y ang pikir an dan angan-nnganny a
" AIIah
dalam hidup ini, sekndar mendapatkan paknian dan maknnan! "

Juga yang membuat Zabarqan bin Badr r.a. marah terhadap


sya'ir Huthi'ah, karena dia menganggap sya'ir ifu tamparan me-
nyakitkan baginya, ketika Huthi'ah berkata kepadanya,
"Tinggalkan kemuliaan, jangan kau pergi unfuk mencarinya.
puduklah, sebab kau hanyalah pencari makanan dan pakaian."
Ini karena tidak layak bagi seorang mukmin yang tujuan hidup-
nya hanya untuk makan dan berpakaian, tanpa ada keinginan
lain selain itu.
Saya tidak mendapatkan ungkapan yang lebih tepat dalam
mengemukakan tujuan-tujuan luhur yang manusia diciptakan

-- t- HR B"kh-i dari Abu Hurairah dengan lafazh yang hampir sama, Kitab
al-lihad, Bab "al-Hirasah fil-Ghazwi fi Sabilillah". (Petai.)
434 STINNAH RASTJL

untuk itu selain apa yang telah dikatakan oleh ar-Raghib al-Ash-
f ahani dalam kltab D zar i' a'hny a-ny a.

Karena Ini Manusia Diciptakan


Dari segi kemanusiaannya, setiap orang adalah sama seperti
yang lain. Sebagaimana dikatakan bahwa bumi dari tanah dan
manusia dari lelaki.
Hanya saja keistimewaannya, dia itu diciptakan secara sem-
purna dalam arti, dia diciptakan untuk itu. Adapun penjelasan-
nya, setiap macam makhluk atau sebagiannya yang diciptakan
oleh Allah di dunia ini, diciptakan khusus untuk suatu tugas
tertentu. Kalau bukan karena itu, dia tidak akan ada. jadi, dia
mempunyai tujuan penciptaannya yang dikhususkan untuk me-
lakukan hal itu.
Unta misalnya, sebetuhrya diciptakan untuk membawa kita
dan barang-barang kita menuju ke suatu tempat yang tidak
mungkin kita mencapainya (dengan berjalan kaki) kecuali setelah
mencurahkan seluruh tenaga yang ada. Juga kuda, sekiranya dia
memiliki sayap, kita bisa terbang bersamanya. Begitu pula de-
ngan gergaji dan alat pahat, dapat dipakai untuk memperbaiki
pintu dan ranjang atau yang lainnya. Pintu itu sendiri dibuat
untuk menjaga rumah.
Adapun tugas khusus manusia ada tiga macam, yaitu se-
bagai berikut.
1. Memakmurkanbumi. Sebagaimana termaktub dalamfirman
Allah SWI,
"... dan Dia menjadikan kalian untuk memakmurkan
bumi...."(Hud:6L)
Yang demikian itu dapat dicapai dengan mencari penghasil-
an untuk dirinya dan orang lain.
2. Beribadah kepada Allah. Sebagaimana terdapat dalam firman
Allah Ta'ala,
"Dan Aku tidak menciptakan jin danmanusia kecuali untuk
beribadab kepada-I(u. " (adz-Dzariyat: 56)
ll: SI-JNNAH SEI3AGAI SLJI\'IBER PERADABAN 439

Yaitu melaksanakan Perintah-perintahAllah SWT dan men-


jauhi segala larangan-Nya'
3. Menjadi khalifah Allah. Sebagaimana tersebut dalam firman
Allah Ta'ala,
"... dan Dia meniadikan kalian khalifah di bumi, lalu Dia
akan melibat bagaimana kalian bekerja." (al'Ntaf:129)
Dan ayat-ayat lain. Itulah tugas-tugas dari Allah SWT yang
harus dilaksanakan oleh manusia sebatas kemamPuan yang
ada dalam hidup ini. itu dapat dilakukan dengan memperguna-
kan maknrim asy -sy ari' ah (keutamaan-keutamaan syariat).
Makarim asy-syari'ah yaitu hikmah, menegakkan keadilan
di antara manusia, saba1, berbuat baik, dan keutamaan. Adapun
maksud dari makarim asy-syari'ah yaitu mancapai surga ter-
tinggi dan tempat yang berdampingan denganAllah Rabbttl' Izzah.
Kesempumaan setiap makhluk/benda yang diciptakan untuk
suatu tugas tertentu terletak pada kesempurnaan tugas yang
dijalankan. Kehinaannya terletak pada hilangnya fungsi tugas
yang seharusnya dia jalankan, seperti kuda yang dipersiapkan
untuk menghadapi musuh dan pedang untuk memotong, di
samping tugas khusus yang dia emban dalam peperangan. Bila
benda /makhluk itu kehilangan fungsi / tugas yang seharusnya
dia jaiankan -yarrlg mana memang dia diciptakan untuk itu--
maka terdapat kekurangan padanya, entah dia dibuang begitu
saia atau tingkatanrrya turun ke posisi di bawahnya. Misalnya
kuda, jika dia tidak bisa dipakai untuk menyerang atau berlari,
maka dia dipakai untuk mengangkutbarang atau untuk mem-
bawa makanan; dan pedang, jlka dia tidak bisa dipergunakan
untuk memotong, maka dijadikan gergaji saja.
Oleh karena itu, siapa yang tidak bisa menjalankan tugas
sebagai khalifah Allah Ta' ala, tidak pula mau berib adah kepada-
Nya, serta tidak mampu memakmurkan bumi-Nya, maka bina-
tang ternak lebih baik daripada orang itu. Maka dari itu, Allah
SWT mencela orang-orang yang kehilangan keutamaan ini. Allah
berfirman,
44O SUN"NAH RASI.JL

"Mereka itu seperti binatang ternak, bahkan mereka lebib


itulab orang-orang yang lalai." (al-Nruf:1791
sesat lagi. Mereka

Siasat yang Menyebabkan Manusia Berhak


Menjadi Ktralifah Allah SWT
Ar-Raghib berkata, "Telah kita lewati bahwasanya khilafah
itu bisa berjalan dengan sjasaf yaitu dengan melalcsarrakanmnknim
asy-syari'ah. Siasat itu ada dua macam, yaitu sebagai berikut.
Siasat manusia pada dirinya sendiri, badannya, dan apa yang
dikhususkan padanya.
Siasat orang lain dari keluarga dekatnya dan penduduk
kotanya.
Orang yang tidak bisa mengatur (menyiasati) dirinya sendiri,
tidak pantas untuk mengatur orang lain. Maka dari itu, Atlah
SWT mencela orang yang mencalonkan dirinya untuk mengatur
orang lain. Dia beramar makruf nahi mungkaa padahal dia sen-
diri tidak menjaga citra baiknya. Allah berfirman,
"Mengapa kalian mau menyurub orang lain untuh berbuat
baik sedangkan kalian melupakan diri kalian sendiri, padabal
kalian membaca Al-I(itab? Apa kalian tidak berpikir?" (al-
Baqarah:44)
"Hai orang-orangyang beriman, kenapa kalian mengata-
kan apa yang tidak kalian kerjakan? SangaLbesar kebencian
di sisi Allah jika kalian mengatakan sesuatuyang tidah kalian
lakukan. " (ash-Shaf f:2-3)
"Hai orang-orangyang beriman, jagalab diri kalian; orc,ng
yang sesat tidak akan dapat memberi madbarat kepada kalian
apabila kalian telab mendapatpetunjuk ... "(al-I\tlaaidah: L05)

Maksudnya, didiklah diri kalian sebelum kalian mencalon-


kan diri untuk memimpin/mengatur orang lain.
Berdasarkan pandangan ini dikatakan,

1,,,a.rr "tr.,) flt\!:i br'p fri;,b


3: SL]NNAH SEBAGAI SLII'IBEI] PERADABAN 441

et
"Belajarlab baik-baik sebelttm kalian meniadi pemimpin,"

Sebagaiperingatanbahwa kalian tidak akan memegang ke-


pemimpinan sebelum mengerti fikih siasat dan skategi umum.
Irri karena seorang politikus berperan sebagai orang yang me-
lindungi, sedangkan orang vang dipimpin adalah yang dilin-
d*gr.Mustahil orang yang dilindungi akan tenang jika tempat
berlindungnyabengkok sebab mustahii orang yang diatur akan
mendapat petunjuk iika orang yang mengatumya sesat. Allah
SWTberfirman,
"Hai orang-orangyang beriman, janganlab kalian meng-
ikuti langkabJangkah setan- Dan barangsiapa yang mengikuti
langkab-langkah selan, maka sesunggubnya dia itu menyurub
kepada perbuatan keji dan mungkar'.. . " (an-Nur: 21)

Perbedaan antara Kemuliaan Syariat, Ibadah,


dan Memakmurkan Bumi
Ar-Raghib berkata bahwa fondasi maksrim asy-syari'ah (ke-
utamaan-keutamaan syariat) itu adalah kesucian hati dengan
belajar,menerapkan slkap'ffih (menjaga harga diri), sabar, dan
adil. Ujungnya ialahberhias diri dengan sikap bijaksana, derma-
wan, lemah lembut, dan berbuat baik. Dengan belajar akan
mengantarkan kepada sikap bijaksana, dengan mengamalkan
'iffah akan mengantarkan kepada sikap dermawan, dengan
mengamalkan kesabaran akan mendapatkan keberanian dan
lemah lembut, dan dengan menegakkan keadilan akan melurus-
kan semua perbuatan.
Barangsiapa yang berhasil mencapai hal itu, maka dia telah
mendapatkan kemuliaan yang dimaksudkan oleh firmanAllah
S\ /T, -. " . Sesungguhnya yang paling mulia di antara kalian di sisi
Allah adalah orang yang paling bertakwa.,.." (al-Hujurat: 13)
Dengan demikian, dia pantas untuk mengemban khilafah Allah
Ta'ala. Selain itu, dia juga masuk dalam golongan orang-orang

95 HR Baihaqi dari perkataan Umar. Bukhari meriwayatkannya secara mu'allaq


442 ST,]NNAH RASIIL

rabbani, syuhada', serta orang-orang yang iujur.


Memakmurkan bumi adalah perbuatan yang di dalamnya
terdapat kemudahan bagi kehidupan manusia dan penghidupan-
nya. Seseorang tidak dapat mencukupi urusan makan, pakaian,
dan tempat tinggalnya oleh dirinya sendiri. Padahal tidak ada
jalan lain agar dia dapat mempertahankan hidupnya di dunia ini
untuk mengganjal rasa lapamya, menutupi auratnya, dan me-
lindunginya dari panas dan dingin, kecuali dia harus mengerja-
kan suatu pekerjaan yang diperbolehkan untuk mendapatkan
itu. Oleh karena itu, Allah SWT berfirman,
"sesunggubnya kamu tidak akan kelaparan di dalamnya
dan tidak akan telanjang. Dan sesunggubnya kamu tidak akan
merasa haus dan tidakpula terkenapanas matabari di dalam-
nya." (Thaha: 118-LL9)
Kapan pun usaha seorang hamba untuk mancapai hal itu
dalam segi yang diwajibkan, maka usahanya adalah ibadah dan
jihad di jalan Allah. Sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah
saw..'"
Barangsiapa yang mencari rczeki dalam garis yang disunnah-
kan, maka dia berada dalam jihad. Barangsiapa yang tidak dalam
garis ini, maka usahanya dalam mencari penghidupan adalah
sia-sia belaka. Sebagaimana firmanAllah SWI,
"Itutakanlab, 'Apakab kalian (mau) kami beritahu tentang
orang-orang yang merugi perbuatannya?' Mereka adalab orang-
orang lang telah sia-sia usabanya dalam kebidupan dunia ini,
padabal'mereka menyangka babwa mereka telab melakuhan
suatu perbuztan yang baik. " (al-Kahfi: 104-1-05)

96
Ar-Ragfu b mengisyaratkan kepada hadits-hadits yang mmganggap usaha
mencari penghidupan adalah ibadah dan iihad. Seperti hadits marfu'Ka'ab bin
Ajarah, "Sekiranya dia keluar mencari penghidupan untuk anaknya yang kecil,
maka dia di jalan Allah. Sekiranya dia keluar mencari penghidupan untuk kedua
orang tuanya yang sudah lanjut usia, maka dia di jalan Allah. Dan sekiranya dia
keluar mencari penghidupan untuk dirinya agar dia meniaga kehormatan diri-
irya, maka dia di jalan Allah." (HR Thabarani) Rryal-nyaadalah'riialyang shahih,
sebagaimarra kata Mundziri (al-Muntaqa:9M), dan Haitsami (4/61).
3: STJNNAH SEBAGAI SUMBER PERADABAN 443

Adapun orang yang Peke{aannya hanya membanhl orang


lain, diperintah secara cuma-cuma tanpa ada keinginan dari dirinya
untuk mengabdi pada mereka, sehingga seolah-olah dia termasuk
dalam golongan binatang-binatang ternak yang ditundukkan
oleh Allah SWT untuk para hamba-Nya, dan Dia anugerahkan
binatang-binatang temak itu pada mereka.
Allahberfirman,
"Dan (Dia menciptakan) kuda,bighal,ei dan keledai untuk
kalian kendarai dan kalian jadikanperbia-san". . "(an-Nahl:8)

Iftiba'dalam Urusan Aglama dan lbtido'dalam Urusan Duniawi


Termasuk dalam pemahaman-pemahaman fi kih peradaban
ini yaitu, daluun urusan-urusan agama (asalnya) adalah mengiktti
(ittiba'), sedangkan dalam urusan-urusan dunia ialah mencipta
dan menemukm.(ibtida'). Lri karena Allah SWT telah menyem-
pumakan agama ini, dan Dia melengkapkan kenikmatan-Nya
kepada kita. Oleh karena itu, agama ini tidak menerima tambah-
an, sebagaimana juga dia tidak menerima adanya Pengurangan.
Allah berfirman,
". . . Pada ha.ri ini telah Aku sempurnakan agama ini untuk
kalian, dan Aku lengkapkan nikmat-I(u pada kalian, dan Aku
rela Islam menjadi agama kalian... . " (al-Maaidah: 3)

Beribadah kepada A1lah SWT berdiri di atas dua pokok besar,


yaitu sebagai berikut.
1. Jangan menyembah selain Allah SWT. Ini karena setiap yang
disembah oleh manusia: bintang di langit, berhala di bumi,
tumbuh-turnbuhan, hewan, atau manusia, adalah batil. Ini
adalah apa yang dibawa oleh setiap utusanAllah,
"Dan Kami tidak mengutus seorang ra.sul Dun sebelum
kamu, kecuali Kami wahyukan kepadanya, 'Tidak ada
tuhan selain Aku. Oleh karena itu, sembablab Apu."'(al-
Anbiyaa':25)

97 Bighal yaitu peranakan kuda dengan keledai. (Penj.)


444 SUNNAH RASUL

2. Jangan menyembahAllah SWT kecuali dengan apa yang telah


Dia syariatkan dalamkitab-Nya dan apayang disampaikan
melalu lisan rasul-Nya. Karena barangsiapa yang membuat
suatu perkara baru dalam agama Allah, yang tidak ada dalil-
nya dari Al-Qur'an maupun Sunnah, maka dia itu kembali
kepada orang yang membuat-buat perkara itu sendiri. Se-
perti disebutkan dalam hadits shahih,

(4o,r:.) 4\;'* , ; c u;i ,r. rLi"jry


"Barangsiapa yang mernbuat-buat perkara baru dalam
agatlra kami, yang dia itu tidak ada dasarnya, malea dia
tertolah."98

tt, ,,r' 'to/ . . oit... - o


-\
(& .r-:r) (r, f U
t'l a)i
o1

.J-J )\^l E ,yF


"BarangsiapI y6:?g melakuhan suatu perbuatan yang
tidak ada dalilnya dari kami, maka dia itu tertolak."ee

'"rrl
alr, ,:'r^-'"lS , ,"i\i pe'tlJ', ts(l}
q{",\b a:+ FJ
"n- J,lJ'a-U 3\1
1,r,*iy St-l\1 >j> ,,i ol1r1
'
Janganlah kalian membuat-buat perkara baru, karena
setiapperkara baru. itu bid'ah, dan setiap bid'ab itu sesat."tffi

Dengan ini Nabi saw. memelihara agama dari perkara-Per-


kara baru dan bid'ah-bid'ah yang pemah masuk ke dalam agama-

esMutta|aq'alaih dari Aisyah.


99HR Muslim dari Aisyah.
1m HR Abu Dand (4607), lirmi dzi(2678), dtaberkata, "Hasan shahih'" Ibnu

Majah (42), Ibnu Hibban (al-Ihsan:5), dan Ahmad (4/ 126' 127)' Semuanya dari
Irbadh bin Sariyah.
:J: St]NNAH SbtlAG,{1 SLll\tl3hR l)b,RADAtlAN 445

agama yang lalu, yang mana bid'ah-bid'ah itu menyeleweng-


kannya. Bid'ah itu menambahkan apa yang tidak ada di situ,
mempersulit apa yang dimudahkan olehAllah, mengharamkan
apa yang Dia halalkan, dan menghalalkan apa yang Dia haramkan.
Cukup menjadi contoh bagi kita, apa yang diada-adakan oleh
para rahib Nasrani yang angkuh, yang mengeluarkan fitrah yang
telah dikaruniakan Allah kepada manusia. Mereka meng-
haramkan perkawinan, perhiasan yang Allah berikan kepada
hamba-hamba-Nya, dan rezeki-rezeki yang baik. Sebagian dari
mereka maiah berlebih-lebihan, sampai-sampai mengharamkan
air dan kebersihan pada dirinya. Mereka menganggap hidup
dalam kekotoran itu lebih dekat kepada Allah, sedangkan ke-
bersihan itu lebih dekat kepada setan. Sehingga salah seorang
pendeta pada masa pertengahan di Eropa pernahberkata dengan
nada menyesal, "Sungguh, sebelumkami, ada salah seorang pen-
deta yang hidup sepaniang umurnya, jari-jarinya tidak pemah
menyentuh air. Akan tetapi, kita --sangat disayangkan-- telah
hidup pada suatu zarna(r, di mana orang-orang masuk kamar
mandi setiap saatl//1ol
Tampaknya, kebiasaan masuk ke kamar mandi pada masa
itu merupakan pengaruh dari kaum muslimin yang telah me-
nyebar di Andalusia.
Sikap memberat-berati diri seperti inilah yang diperingatkan
oleh Sunnah nabawiyah"
Dirin'ayatkan dari Anas bin Malik bahw-asanya Rasulullah
saw. bersabda,

02,i. tr- t:
,ooi'..,:
l-.e
Jr\
JG c +S-Ls :-t-;*i c
Jt a:r^r \y
O/

i-u:g

101 16u1 Maadzaa Khasira aI-'Aalant bi lnhithaathi al-Mttslimiin, karya al-


'Allamah Abul Hasan an-Nadwi.
446 S(iNNAH RASIIL

U Grr"-.r,-Fr-:) : {ruJjlj
1:y1..yi ",rr) 4(*\;lk
'Janganlab kalian memberat-berati diri kalian, sebab kalian
akan diperberat. SesungS4ubnya pernah ada suatu kaum yang
memberat-berati diri mereka, maka Allab memperberat mereha.
Itulab bekas-bekasnya, bisa kalian temukan di kopel-kopel dan
btara-biara ( kependetaan yang mereka ada-adakan, yang tidak
Ihmi wajibkan atas mereka)."roz
Sementara itu, kebalikan dari sikap memberat-beratkan dalam
urusan agama dan kewajiban untuk mengikuti di dalamnya, ada-
lah adanya kemudahan dalam urusan dr-rnia dan dibukanya pintu
penemuan dan penciptaan dalam setiap hal yang berkaitan de-
ngan dunia.
Tidak mengherankan jika Rasul saw. yang mulia mendorong
untuk menemukan produk-produk yang baik, menciptakan hal-
hal yang baru dalam bentuk bangunan, perbaikan dan pembaru-
an dalamilmu, amal, dan seni.
Dalam masalah ini, terdapat hadits shahih,

-+t s 6';i i); , \:;


lz te / o
t o /. d . o -\
ar" p>uVt W rt'y
ol
O . C O/ O lt / O

-* 1-.,.coJ-*.t,y4W;e
(LL, ./1j 3_L-jlJ ;sLl\:-r.,a'i3 1J- un &i'g-- e;;i
"Barang.siapa yang menyunnabkan suatu sttnrtab yang
baik cli dalam Islam, maka dia mendapatkan pabalanya dan

102
H846,l Dawud dalam Sunan-nya, dik'ttab Adab,nomor 4904. Ayatny4
ayat27 surat al-Hadid.
iJ: SUNNAH SEIIAGAI SLlN'ttlER I'ERADABAN 447

pabala orangyang mengamalkannya se-sudabnya, tanpa me-


'ngurangi
sedikit pun dari pabala mereka."103

Irtlah yang dilakukan oleh para sahabat dan kaum muslimin


pada abad-abad pertama. Kita mendapatkan Para sahabat me-
lakukan hal-hal yang tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah
saw., karena tuntutan perkembangan kehidupan pada masa
mereka. Para sahabat mendapatkan adanya kebaikan dan masla-
hatbagi umat Islam di dalamnya, meskipun perbuatan itu tidak
ada perintahnya dan padanannya, seperti penulisan mashnhif,1M
menjadikan kekhilafahan dalam bentuk syura', mencetak uang,
membuat penjara, dan lain sebagainya, di mana para ahli ushul
mengambihrya sebagai dalil akan diperbolehkannya mashlahnh
mursalah.16
Umaq, pada masa kekhalifahannya, merupakan bintangnya
penemuan dan penciptaan. Maka dari itu, dikatakan bahwa dia
merupakan orang pertama yang mengadakan pembukuan, pem-
bagian perkotaan, pemakaian tanggal, dan lain sebagainya, Y ffig
dikenal dari atnwaliyat-nya radhiyallahu' anhu. Di atas manhnj ini
maka berlalulah masa terbaik dari umat ini.
Mereka menentang hal-hal yangbaru dalam masalah akidah
serta bid'ah-bid'ah dalam soal ibadah. Mereka memelihara inti
agama Islam dari berbagai polusi dan benalu-benalu asing. Akan
tetapi, dalam waktu yang sama, mereka menemukan ilmu-ilmu
baru sebagai persembahan dalam bidang agama, seperti ilmu
tuhrnu, shnraf, danbalaghnh. Mereka juga membuat mu' j am mu' j am
(kamus) bahasa, serta mengembangkan ilmu fikih, tafsir, dan
hadits. Di samping itu, mereka juga menciptakan ilmu-ilmu
pengantar untuk mempelaj a riny a, untuk menguatkan kaidah-
kaidahnya" dan mengembalikan cabang-cabangnya kepada pokok-

r03 HR ptsslim, Ahmad, Tirmidzi, Nasa'I, dan lbnu Majah dari Jarir. (Shahih
al-l ami' ash- Shaghir: 6305)
lM Mashahif adalah jamak dari mushaf . (Penj .)
10s 1i6u1 SyarahTanqih al-Fudhul, karya al-Qarafi, hal. 199.
448 ST]NNAH RASUL

nya. Itulah yang dinamakan ilmu ushul fikih, ushtLl hadits, ushul
tafsir, dan' ulumul qur' an.
Mereka juga menerjemahkan ilmu-ilmu yang dimiliki oleh
umat lain. Mereka mengambil ilmu itu, memoles dalamnya, dan
menambah isinya. Lalu muncullah sejumlah ahli yang tak ter-
hitung dari mereka dalam ilmu-ilmu kedokteran, falak, fisika,
kimia, optik, matematika, teknik pembangunan, dan lain{ain
dari berbagai macam ilmu dan pengetahuan.lO6
Manakala kaum muslimin terLinggal, maka berbaliklah tanda
itu dari diri mereka. Mereka membuat bid'ah dalam urusan-urusan
agama, dan mereka mandeg (umud) dalam urusan-urusan dunia.

Pembangunan yang Positif


Salah satu tiang sandaran dalam fikih peradaban yang di-
dukung oleh Sunnah yaitu ruh pembangunan yang positif ry^g
wajib menyetir akal dan perasaan seorang muslim, serta meng-
arahkan pemikiran dan perilakunya, untuk kemudian dia praktik-
kan dengan penuh perhatian dalam perbuatan, bukan sekadar
perkataan, dengan membangun, bukan menghancurkan, dan
dengan lilin yang menerangi, bukan kegelapan yang menyeram-
kan.
Kita mendapatkan pengarahan ini menjadi lebih jelas daiam
hadits-hadits yang menuntut kita untuk beramal sampai batas
akhir kehidupan, sekalipun terjadi hari kiamat atau diperkirakan
akan terjadi kiamat.
Betapa menakjubkannya hadits Nabi yang mengatakan,
,l-

J!j c 4l--*9
€yi )--d-s,i;Ar +G blF
106 Sebagai contoh, mereka adalah Abu Zakariaar-Razi (ahli kedokteran),
Ibnu Sina (ahli filsafat), Syarif al-Adrisi (ahli geografi), Ibnu Khaldun (ahli sosial
dan sejarah), Abu Bakar al-Khawarizmi (alrli matemafika dan falak), Ibnul Haitsam
(alrli ilmu pasti dar-r optik), dan lainlain. Llhat Hatta Ya'lama asy-Syabab, karya
Abdullah Nashih {.Jlwan, hal 64, cet. Dar as-Salam. (Penj.).
:l: SLINNAH SEBAGAI SIJI\4BER PE,RADAtsAN 449

/
a 02 0

$li*" *G . Le.*, r*
-6

v)

(9.,uJ1; -r'+i o1;r;


"Jika hari kiamat terjad| sedangkan salab seorang dari
kalian adayang memegang bibitpobon kurma, maka sekiranya
dia sanggup menanamnya sebelum terjadinya bari kiamat,
b endaklab dia menanarnnya. "
lot

Memangnya mengapa bibit pohon korma yang masih kecil


ini mesti ditanam, padahal kiamat telah atau hampir terjadi, yang
tidak mungkin, dia atau orang sesudahnya akan memakannya?
Sebab, biasanya dia tidak akan berbuah kecuali setelah beberapa
tahun. Sedangkan kiamat telah te4adi!
Sesungguhnya itu adalah suatu simbol yang yang mempu-
nyai makna yang besaq, yaitu pada dasamya amal itu dituntut
untuk dilakukan. Ini karena seorang muslim itu menyembah
Allah dengan amal untuk memakmurkanbumi, dan semestinya
dia terus melanjutkan amalnya itu sampai hembusan nafas yang
terakhir.
Agama Islam menganggap bahwa menekuni pekerjaan itu
sebagai suatu kewajiban dan ibadah. Ini karena yang diminta
bukanlah melakukan pekerjaan itu dengan asal jadi, namun yang
dituntut ialah hasilnya yang bagus, kecermatannya, dan pem-
buatannya dengan cara yang sebaik mungkin.
Rasulullah saw. bersabda,
-rc!i ';s i;, r -b1p
r* /a
*
r;p , ;q:,"1t
t
rz4 ) , z^,\t,;';:u"F, $b , uCt tyG
,1-

,.7t'. o'. o ,i. ,:-o... , 2, - i


(sr^- oir.,;
R.tryi Cl) t at*J' P o'
107 gp 46t1n4 dan Bukharid alam al-Adab al-Mufrad dari Anas. Albani me-
nyebutkan hadits ini dalam Shahih al-lami' ash-Shaghir (7424).
45O SIINNAH RAST]L

"sesunggubnya Allah metuajibkan kebaikan dalam setiap


hal Makalika kalian membunub, perbaiktlah cara membunub
itu Jika kalian menyembelib, perbaikilab cara menyembelih
itu. Dan hendaknya salah seorang dari kalian menajamkan
pisaunya, agar meringankan hezuan sembelihannya. " 108
1...
-[*r r)!
&G li
\
,y'J'
"
, ;
)L*;
,
j' '\!
.f-Li '.,
' tJ.

(-a'gJl oi'r;
"Sesungguhnya Allab menyukai salah seorang dari kalian
yang jika melakukan suatu pekerjaan, dia menekuninya ( ber-
sungguh -sunggub dan dengan keals lian). " rot

Pengarahan yang positif ini menjadi lebih jelas lagi dalam


sejumlah hadits yang melarang mencela/memaki, karena men-
cela itu adalah perbuatan yang negatif, tidak membuat hidup
maju sedikit pun.
Maka dari itu, Nabi saw. bukan seorang yang suka mencela
dan melaknat.
Cukuplah kami paparkan sebagian hadits yang melarang
mencela sejumlah hal. Sebagaimana terdapat dalam Shahih aI-
lami' ash-Shnghir dan tambahannya, agar kita mengetahui dari
situ, sejauh mana kegigihan Sunnah dalam menanamkan ruh
positif dan pengarahan menuju pembangunan, bukan menuju ke
penghancuran.
Sebagian hadits-hadits itu adalah,

,,,.Oo .
db\-:*i /\*Jt e "J';* \3 , t'rti'"r* lb
1>;1> ,qi oly;;

108
HR Muslim dan Ashhab as-Sunnn dari Syadad bin Aus. Op.cit. (1795)
109
HR Baihuqi dalam Syu'ab al-Iman dariAisyah, dan yang sepertinya dari
Kulaib. Aibani menghasankan hadits ini dalam sumber yang lalu (i880) dan
(1Bei).
3: SI.TNNAH SLBAG,{I StlNrBhR I'hRADABAN 451

"Janganlab engkau mencela (mencaci maki) seseorAns,


dan jangan ltula kau meremebkan suatu kebaikan, sekalipun
banya sedikit."llo
A/
ti
i1 t
o :
. 9l-i
-
(rjl s
r / o cr, a t -)&.\
, G'^re,'P
"9 .//

J o
-i;T
/o/ ,
o
-i3
)f g9f i -l-""
J
,<-Ll L,c c L"-a) :ii'u"
z l)'r/
3'L\
\"
'

\- -i:'r, #ilt
r+^l-e
\
'Janganlab kalian mencela (mencaci maki) para sahabatku.
Demi yang jiwaku berada di Tangan-l{ya, sekiranya salah seorang
dctri kalian berinfak emtts sebesar gunung Ubud, dia tidak akan
111
mencapai takaran mereka dan tidak separonya."
o' o 't - ''G\i
oi
&rJi c it
\J (J,c
I t*bl -ti ,.+F c .
';j
!F
1cs;i;.Ji oirr;
"Janganlab mencela (mencaci maki) orang-orolng lang
sudab mati, karena sesungguhnya mereka itu telah mendapat'
kan apa yang mereka Perbuat."7l2

{;+i'r t}}:s c

(o!- €L;Jl: -r,a-i


rcl-r olrr;
"Janganlab kalian mencela (mencaci maki) orang-orang
yang sudab mati, karena bal itu akan menyakiti orang-orang
yang masib bidup."1r3

110 91146.t Dawud dari Jabir bin Sulaim.


777Muttat'aq 'alaih dari Abu Hurairah, dan Muslim dari Abu Hurairah uga f

112 g11 Srrpluri dan selairurya dari Aisyah.


113 HR Ahmad, Tirmidzi, dan Ibnu Hibban dari Mughirah.
452 SUNNAH RASUL

i t. . t ':, a .'
/tt
(*-.r;r) (f-Ul :r 4Nl.lG ,'J.tJJt ! F
'_*^;
'Janganlab kalian mencela (mencaci maki) zaman, karena
sesungguhnya Allah-lab (yang menciptakan) zama n. " 1r'

/>,1>
t-6
,i ol,,l 46j-la-U
\- L;; t6 , e!Llr
!F
';:,
'Janganlah kalian memaki ayam jago, karena dia mem-
bangunkan kamu untuk sbalat cfux1fu7,111 ."tr5
a)>?

"i,
r rj'r:" J . g, t q_'sl:"e ,+\t , ry')t ,5 !F
-,-o.,.
,olt -:. o i'o1,. .o' . .o'
t j>3-*.t1 . * 4st v F) ( L{-, w -*) - ,-.o'
bF
, i
ol,. ,..- e-.-
,f
Rl c^+)\ v r) ( ,-o. ,.
'v#"-u F ) ,6r
,.r..
U
o

(frlrr;r1r "rrry
'Janganlab kalian memabi angin kencang, karena itu bagian
dari rub Allab. Akan tetapi, mintalab kalian kepada Allah akan
kebaikannya (anginitu) dan kebaikanyang berada di dalamnya,
serta kebaikan yang dia diutus untuk itu; dan berlindunglab
kepada Allah akan kejelekannya dan kejelekanyang berada di
dalamnya, serta kejelekan yang dia diutus untuh isu."116

, ?tr dqW LI Ari,u-*=' ,;JYF


($- .trr;
{*-+..f, .+'/Jt iiti
lra 11P P1.s1i- dari Abu Hurairah.
i15 gg46r, Dawud dariZaid bir Khalid.
116 gp ryuru'i dan Hakim dari LTbay bin Ka'ab.
3: SIINNAH SEBAGAI SUMBER PERADABAN 453

'Janganlab kalian memakipenyakit demam, karena dia itu


menghilangkan dosa-dosa anak Adam, sebagaimana tukang
1r7
besi menghilangkan karat besi, "

Yang lebih menakjubkan dari itu semua adalah hadits,


!< .'
,/
cdso
\-/
,. o

J 't
L) /
t.
sluU
. ' o6
t;rFi,'J\WI l#b '1.tYF
1"aL.1t, ,r^L:Jlj ,''*Jl o1;r;
'Janganlab kalian mencaci makisetan, tapi berlindunglab
halian kepada Allab dari kejahatannya. " r18 l1e
Adapun ibrah dar' hadits-hadits ini yaitu, mencela itu ter-
kadang mengarah kepada orang yang tidak pantas untuk dicela,
seperti orang yang mencela sahabat Rasulullah. Kalau bukan
karena mereka, AlQur'an dan Sunnah tidak akan sampai kepada
kita, sedangkan pencela maupun nenek moyangnya tidak ada
peran di dalam Islam. Merekalah (para sahabat) yang menyebar-
kan Islam ke penjuru dunia dan mengajarkan Al-Qur'an dan
Sunnah kepada orang-orang.
Juga seperti orang yang mencela zaman, pada hakikaturya dia
itu mencela Allah, karena zaman tidak berbuat apa-apa. Sebetul-
nya zarnan itu hanya wadah untuk suatu kejadian. ]adi, sekira-
nya dia mencela Yang menyebabkanberbagai kejadian atau Yang
memegang semua perkara, sesungguhnya dia itu mencela Allah
lallnlalaluhu.
Juga seperti orang yang mencela angin kencang. Padahal dia
itu sebenamya hanya diperintah, dikendalikan, dan dipekerjakan
dengan perintah Allah. Dia-lah (Allah) yang mengirimkannya
dengan rahmat atau dengan adzab.
Ada juga orang yang mencela sesuatu yang di dalamnya ada

117 gp 14,s1i- dari Jabir bin Abdullah.


118 gp Lt -1, Dailami, Mukhlash dari Abu Hurairah.
119 Lihat hadits-hadits yang melarang mencela ini dalam Sha hih al-fami' ash-
Shaghir dan tambahannya. Cetakan kedua, halaman 8309 s.d.7322.
454 SUNNAH RASUL

kebaikan-jika dia mauberfikir atau objektif- seperti orangyang


mencela ayam jago apabila dia berkokok. Dia lupa bahwa ayam
jago itu membangunkan orang untuk shalat (shubuh).
Adapun orang yang mencela penyakit demam, dia tidak tahu
bahwa penyakit demam itu menghilangkan dosa-dosa.
Sedangkan orang yang mencela setan, dia itu tidak mendapatkan
manfaat sedikit pun. Daripada mencela setary sebaiknya dia
mengingat Allah. Termasuk dari mengingatAllah adalah meminta
perlindungan kepada-Nya dari kejahatan setan.
Salah satu yang menarik dari hadits-hadits yang menceritakan
tentang hal ini adalah apa yang diriwayatkan dari Abu Thmimah
al-Hajimi dari orang yang pemah memboncengkan Nabi saw.,
ia berkata, "Aku pemah memboncengkan Rasulullah saw. di atas
keledai. Tiba-tiba keledai itu meringkik. Maka aku punberkata,
'Celaka setan ini!'Segera Nabi saw. berkata kepadaku, Jangan
kau berkata, 'celaka setan.' Sebab apabila kau berkata seperti itu
maka setan itu akan marah. l^alu setan berkata, 'Akan aku jatuhkan
dia dengan kekuatanku!'Akan tetapi, jika engkau mengatakan,
'Bismillah,' dia akan merasa kecil. Sampai-sampai dia lebih kecil
dailaJat."'120
Dalam riwayat Abu Daud dikatak an, "Dia (setan itu) sangat
marah, sehingga dia menjadi seperti rumahl"121
Artinya, setan itu menjadi sombong dan besar kepala dengan
hanya disebut namanya, sekalipun dengan makian ataupun dengan
doa atas dirinya. Akan tetapi, dia menjadi kurus dan kecil manakala
disebut nama Allah, tanpa kita mengeluarkan perkataan kasar.

120 Mundziri berkata di dalam at-Targhib, "Hadits ini diriwayatkan


oleh
Ahmad dan Baihaqi dengan sanad yang bagus. " Hakim juga meriwayatkan hadits
ini, cuma dia berkata, "Apabila diucapkan, 'Bbmillah,' setanihr akan merasa hina,
sehingga dia menjadi seperti lalat." Hakim berkata, "Hadits ini shahih sanad-
nya." Saya berkata, "Dzahabi menyetujuinya." (4/2924)HarF,amiberkata, "Ahmad
meriwayatkan hadits ini dengan beberapa sanad, dan semua riial-nya adalahrijal
sluhih." (70 /732) Lihat juga dua hadits (1915, 191.6) dari kitab kami, al-Muntaqa
min at-Tar ghib zoat-Thrhib.
121 9q46, Daud dalam alAdab (4982).
3: SUNNAH SEBAGAI SUMBER PERADABAN 455

Sestrngguhnya membaca bismillah(oleh lisan atau dalam hati)


itu suatu perbuatan yang positif, karena merupakan dzikir (meng-
ingat) kepada Allah, meminta pertolongan kepada-Nya. Sedang-
kan perkataan "celakalah setan" merupakan perbuatan negatif,
tidak menl'elesaikan masalah, tidak menawarkan penyelesaian,
dan membuat setan bergembira dengannya.

Manusia Dinilai dari Hatinya, Bukan Penampilannya


Termasuk unsur yang paling penting dalam fikih ini, bahwa
yang dinilai dari urusan-urusan dalam masalah agama adalah
intinya, bukan kuiitnya; hakikatnya, bukan bentuknya; dan hati-
nya, bukan badan ataupun lisannya.
Al-Qur'an juga mengingkari orang-orang Badui yang meng-
aku beriman dengan hanya melafazkan kalimat keimanan di
mulut, sedangkan hatinya tidak tersentuh oleh cahaya iman.
Padahal Islam menuntut adanya pengaruh yang nyata dari iman
dalam kenyataan kehidupan seharlhari, baik dalambentuk amal
maupun jihad di jalan Allah. Allah SWT berkata,
"Orang-orang Arab Badui itu berkata, 'Karni telab beriman.'
I(atakanlab, 'Kalian itu belum beriman, tapi katakanlab, 'kami
telab masuk Islam.'Karena iman itu belum masuk ke dalam
bati kalian. Dan jika kalian taat kepada Allab dan rasul-Nya,
Dia tidak akan menyia-nyiakan amalperbuatan kalian sedikit
pun. Sesungguhnya Allab itu Maba Pengampun dan Penyayang.'
Sesunggubnya orang-orang mukmin itu adalals orang-orang
yang beriman kepada Allah dan rasul-Nya, kemudian mereka
tidak ragu-ragu, dan mereka berjihad di jalan Allab dengan
barta dan jiua mereka. Itulab mereka orang-orangyang benar."
(al-Hujurat 14-L5)

Nabi saw. bersabda,

't-;it * ".* 6y, "z;,2) x',J..)t e tl oih


lt o lt .

-"i
t)J
!i l 1.2 , / .
c+-5 J**Jl -t*i ,JJ*; ttfs ctt . / . I rz
4-.I5
456 SUNNAH RASUL

t 1'"
/f
(4' j.,) (---LJ'
"Ketabuilah, sesunggubnya di dalam jasad itu ada segum-
pal daging. Apabila dia baih, maka baiklab selurub jasad. Akan
tetapi, apabila dia rusak, maka rusaklab selurub jasadnya.
IGtabuilab, dia itu adalab bati.'122

It.'to
)D- ',6t,'ElrrTr* it Pv ii' rtr-|
{tFt;'rr&'* jt
"Sesunggubnya Allab itu tidak melibat bentuk.dan barta
kalian, tetapi Dia itu melibat kepada bati dan amal kalian."rz3

Betau juga menjelaskanbahwa nilai seoiang laki-laki itu bukan


dari kebesaranliadanny4 bukan dari kemuliaan nasabnya, bukan
dari kebagusan penampilanny4 dan bukan pula dari kemasyhuran
dan ketinggian kedudukannya di antara manusia. Akan tetapi,
nilai mereka di sisi Allah adalah sebatas iman yang ada dalam
hatiny4 amal yang dibuahkan oleh iman tersebut, dari keiktrlasan
mereka dalam beramal. Atau dengan kata lain yang ringkas: nilai
mereka di sisiAllah adalah dengan ketakrvaannya.
"... Sesunggubnya yang paling mulia di antara kalian di
sisi Allah adalab orangyangpaling takua... . "(al-Hujurafi L3)

Allah SWT berfirman dalam mencela orang-ora4gmunafik,


"Dan jika kau melibat mereka, kau kagum dengan bentuk
tubub rnereka.. . . " (al-Munafiqun: 4)

Rasulullah saw. bersabda mengenai sepasang betis Abdullah


bin Mas'ud, ketika dia sedang memanjat pohon pada suatu hari.
Waktu itu dua betis Ibnu Mas'ud yang kecil tampak terlihat. Maka

tn MutkJnq 'alaih dariNu'man bin Basyir.


123 p1u1l lewat bahwa dia itu dari riwayat Muslim dari Abu Hufairah.
3: St]NNAH SEBAGAI StjN'ltlh.R PERADALSAN 457

sebagian sahabat yang hadir pun menertawakan betis Abdullah


bin Mas'ud dikarenakan kecil dan kurusnya. Melihat hal itu,
I{asulullah saw. bersabda, "Kenapa kalian menertawakan betisnya
yang kecil? Derni Yang jiwaku berada di T'angan-Nya! Sungguh
kedua betis itu lebih berat daripada gunung tlhud di timbangan
akhiratr"r24
Abu Hurairah r.a. meriwayatkan dari Rasulullah saw. bahwa-
sanya beliau bersabda,
t. ,.t /O .o. , o t t.
;-)ci,"Lijl-,,,-i, a",'*.Jl
\ J- t)"

(&-, e<.1L;Jl o1;r1

"IGlak pada bari kiamat akan d,atang seorang lelaki yang


besar dan gemuk, dan nilainya di sisi Allab tidak mencapai
seberat sayap n)tamuh. " 125

SaN bin Sa'ad r.a. berkata bahwa ada seorang lelaki lewat di
hadapan Nabi saw.. Lalu beliau bertanya kepada orang yang
duduk di sebelahnya," Apapendapatmu tentang orang ini?" Ia
berkata, "Seorang laki-laki dari golongan orang yang terhormat.
Demi Allah, orang ini sangat layak untuk dinikahkan jika dia
melamal dan diberi syafaat jika dia meminta syafaat." Rasulullah
saw pun diam. Kemudian lewat lagi seorang laki-laki. Beliau saw.
kembali bertanya, "Apa pendapatmu tentang orang ini?" Orang
itu berkata, "Wahai Rasulullah, orang ini adalah salah seorang
muslim yang fakir. Dia ini layak untuk ditolak jika melamar, jika
meminta syafaat tidak di beri syafaat, dan jika berbicara layak
untuk tidak didengarkan." Maka Rasulullah saw. bersabda,
"Orang ini jauh lebih baik daripada orang yangtadi."126

1 24
Haitsami menyebutkan ha dits ini di Maj tM' Az- Zaw aa' id dari :iwayat Ali,
Ibnu Mas'ud sendiri dan Qurrah bin Iyas (9 / 288,289).
12s H3. Bukhari dan Muslim - al-Lu'hi wal-Marjan (1773).
126 113. Bukhari. Mundziri menyangka dalam at-Terghib, dar. Nawawi dalam

Riyadh ash-shalihin,kalau hadits ini diriwayatkan oleh Musiim. Padahal dia


458 SI.]NNAH RAST]L

Mush'ab bin Sa'ad berkata bahwa Sa'ad r.a. melihat bahwa


dia mempunyai kelebihan dibanding orang yang berada di bawah-
nya. Maka Rasulullah saw. bersabda,

(sr*;l ",r,y {$- \A. \r.t"} ;'}j'i" |F j-.F


"Tidaklab kalian dimenangkan dan mendapat rezeki ke-
cuali dengan bantuan orang-orang lemabz"tzt
Dalam riwayat Nasa'i dikatakan bahwa Nabi saw. bersabda,

O// o -,o .-,'..t


Io!,? t. ".,1.1
,*.P )\-P rq
\ "' ft.f4 : W\i'*^ ar)l :*^
'
,-; aLF
' o'
,,
$aa'>wi1
\t -.
"Sesungubnja umat ini ditolong oleb kaumnya yang lemah,
dengan doa, sbalat, dan keikhlasan mereka."

Ikhlas Disertai Kebenaran sebagai Prasyarat Diterimanya


Amal Ibadah
Termasuk dari pemahaman-pemahaman yang a sasibagqfqh
hadhnn (peradaban) yang diharapkan adalah perhatian terhadap
dua perkara penting yang harus segera diamalkan secara ke-

termasuk hadits-hadits yang hanya diriwayatkan oleh Bukhari. Sementara itu


dalam cetakan pertama masih tertulis demikian, oleh karena itu perlu pembetulan.
127 Hadits ini menunjukkan pentingnya
masalah sosial. Yaitu, bahwasanya
keberadaan golongan-golongan lemah dari kalangan pekerja, petani, orang-
orang pingiran dan yang sejenisnya, mereka adalah sumber daya kemenangan
dalam perang, dar-r sumber daya produksi dalam masa damai. Ini adalah sebagian
dari yang difahami dari, "Kalian diberi kemenangan dan rezeki" di dalam hadits.
Dan hadits ini diriwayatkan oleh Bukhari. Nawawi berkata dalam ar-Riyadh,
"Bukhari meriwayatkannya secara mursal seperti ini. Karena Mush'ab bin Sa'ad
seorang tabi'i. Sementara itu al-Hafizh Abu Bakar al-Barqani juga meriwayatkan
hadits ini dalam shahih-nya secara bersambung dari Mush'ab dari ayahnya.
Selesai. Demikian juga edngan Nasa'i, dia meriwayatkannya secara bersambung
dengan sanad shahih.
.l: SLiNNAt'l SEBAGAI S(ll\4BER PERADAIIAN 459

seluruhan dengan baik agar diterima di sisi Allah SWT.


1. Hendaknya amal itu dilakukan dengan ikhlas karena Allah
Th'ala, tanpa disertai kotoran riya, cinta kedudukan dan dunia.
2" Hendaknya amal itu dilakukan secara benar dengan menjaga
sunnah-sunnah Allah atas makhluk-Nya dan m anhaj -Ny a
dalam syariat-Nva.
Yang dimaksud dalam bagian pertama yaitu mengonsen-
kasikan diri pada sebab-sebab yang mendorong untukberamal
dan tujuan-tujuarurya. Tidak sekadar pada bentuknya. Ini karena
setiap amal itu memiliki jasad dan ruh. Jasadnya adalah bentuk-
nya yang tampak atau terdengar. Adapun ruhnya adalah niat
yang mendorong untuk berbuat/beramal dan keikhlasan yang
memancar pada sikapnya, yang mana Allah tidak menerima amal
yang tidak disertai dengan keiklrlasan. Sebagaimana firmanAllah
s\ ru,
"Dan mereka tidak diperintab (apa-apa) melainkan banya
untuk menyemba,b Allab dengan ikhlas kepada-Nya (dan untuk
menjalankan) agama dengan lurus.... " (a1-Bayyinah: 5)

Oleh karena itu, para ulama mempunyai perhatian yang besar


terhadap sebuah hadits masyhur, yang disepakati oleh Imam
Bukhari dan Muslim,

,,s'-F r-" U;,"JA.r^i, , jr#q Ju.tli irl}


,, ,
), ,, 1-.0 i 1o.t-- ),i,t!-" " 1,'-".1
+ I ;l a-' F-yr 9^f -t:Alr I JI +i,.*-o s-jLl .-F+e
/," ; ,^ i t, i .tr.o o ",o.' ,o j zz
2l f,
jl \
&:r:^) U, J! a3 .>=a ciS -'.3 .' Ly t:
<&*rOrr.,,, ,,rrl {dl ?\^Y At'fuGt:i
"sesungguhnya setiap amal itu karena niatnya. Dan bagi
setiap orang itu apa yang dia niatkan. Maka barangsiapa yang
hijrahnya karena Allab dan rasttl-Nya, berarti hijrabnya itu
46.0 SUNNAH RASUL

untuk Allab dan rasul-Nya. Dan barangsiapa yang hijrabnya


karena kepentingan dunia yang dia kejar keberuntungannya,
atau karena seorang uanita yang akan dia kautini, rnaka bijrab-
nya itu untuk apa yang dia niatkan hijrab kepadanya."l28

Dikarenakan pentingnya hadits ini menurut mereka, Imam


Bukhari memulai dengan hadits ini dalam/ami' ash-Shahih-nya.
Kemudian para penyusun kitab-kitab hadits banyak yang me-
nirunya dalam kitab yang mereka susun. kri menunjukkan betapa
pentingnya arti niat itu, dan pembersihannya dari berbagai kotoran,
keinginan-keinginan pribadi, dan duniawi di dalam amal-amal
yang semestinya ditujukan hanya untuk akhirat saja. Sehingga
merekaberkata, "Hadits ini merupakan seperempabrya agama
Islam, atau seperti gany a."
Yang pertama kali dipaparkan dalam kttab at-Thrghib wat-
Thrhib karya Imam Mundziri adalah sekumpulan hadits tentang
dorongan dalam masalah niat dan ikhlas. Hal ini menunjukkan
betapa ti.gg*yu kedudukan niat dalam agama Ailah. Adapun
contoh keikhlasan yang diterima sebagai suatu amal kebaikan di
sisi Allah adalah sebagai berikut.
Hadits tentang tiga orang penghuni gua, yang mana mereka
terkurung di dalam gua oleh sebuah batu besar. Kemudian setiap
orang dari merekaber-tawassul kepadaAllah dengan amal yang
dia pandang bahwa dia iktrlas karena Allah di dalam melakukan-
nya. Orang itu berkata, "Ya Allah, sekiranya aku melakukan hal
itu karena mencari keridhaan-Mu, maka selamatkanlah kami
dari cobaan yang kami alami ini." Maka Allah pun menyelamat-
kan mereka, dan mengeiuarkan mereka dari gua ifu dengan se-
lamat, berkat niat dan keikhlasan mereka.l2e

-E M""gk"" karena ini hadits masyhur, penulis sengaja tidakmen-takhrij


haditsnya. Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam Shahihnya, kitab
al-Iman, bab "Maa Jaa'a Anna al-A'maal bin-Niyyah", dan di beberapa tempat
iain dalam Shahihnya. Imam Muslim dalam kitab al-Ijarah, bab "Qauluhu
Shallaallahu 'Alaihi wa Saliam: Innama al-A'maal bin-Niyyah", nomor 1907.
Keduanya dari Umar bin Khaththab. (Penj) .
129 p111 3rr11luri dan Muslim dari Abu Hurairah.
.l: SIiNNAH StiBAGAt SLIN4BER PERADABAN 461

Termasuk dari contoh dalam masalah ini adalah hadits Abu


Umamah, bahwasanya datang seorang laki-laki kepada Rasulullah
saw., ia bertanya, "Apa pendapatmu tentang seorang yangber-
perang karena mencari harta dan agar namanya disebut-sebut,
apa yang dia dapatkan?" Beliau menjawab, "Tidak ada yang dia
dapatkan." Lalu orang itu mengulangi pertanyaannya sampai
tiga kali, dan Rasulullah saw. selalu menjawabnya dengan, "Tidak
ada yang dia dapatkan." Kemudian beliau bersabda,

AJJ I gl&
(,t.0 . '.'0,.
. tr
(!5,tJ' .1r.,)
fta.(a S t .F.I: c ''L^.aJlol.
"sesunggubnya Allab'Azza wa Jalla tidak menerima suatu
amal kecualiyang dilakukan dengan ikblas, dan hanya meng-
barapkan keridbaan-Nya dengan amal tercebut. " r3o

Salah satunya yaitu hadits Abu Hurairah, Rasulullah saw.


bersabda,

,€lrdltr,j,?Jifi:; I .)l&
o ,/t,
;)J:
"sesungguhnya Allab tidak melibat tubuh-tubub kalian,
tidak pula melib at pada penampilan kalian, tetapi Dia melih at
bati kalian."131

Juga hadits Abu Hurairah tentang seseorang yang bersede-


kah pada malam hari (secara diam-diam). Pemah ia memberikan
sedekah ilu pada seorang pencuri. Pernah pula sedekah itu ia

130 g;q lrJuru'i 6engal salad yang bagus, sebagaimana kata Mundziri. Demi-

kian puia dengan Ibnu Rajab, dia mengalggap sanadnya bagus.


131 gp p1,mii^, hadits ini telah disebutkan sebelumnya.
462 SUNNAH RASIJL

berikan kepada seorang pezina. Terakhir kali, ia memberikan


sedekah itu kepada orang yang kaya. Sementara itu, pada setiap
kaii selesai memberikan sedekahnya, ia memuji Allah. Kemudian
ada orang yang memberitahukan kepadanya bahwa sedekah itu
jatuh ke tangan pencuri, pezina, Can orang kaya, sehingga dia
menyangka bahwa sedekahnya telah lenyap tanpa bekas alias
percuma. Lalu pada malam harinya ia bermimpi. Dalam mimpi
ada suara yang berkata kepadanya, "Adapun sedekahmu yang
diterima oleh pencuri, barangkali dia akan menahan dirinya dari
mencuri lagi. Sedangkan sedekahmu pada perempuan pezina
itu, siapa tahu dia akan menahan dirinya dari berbuat zinalagi.
Dan sedekahmu atas orang yang kaya, mudah-mudahan dia akan
berpikir dan mau menginfakkan sebagianharta yang diberikan
Allah kepadanya."l32
Niat itu pun memberikan syafaat kepadanya dan menying-
kirkan sebagian amal yang kurang baik dilakukannya, karena
Allah mengetahui sedekahnya, dan Allah juga tahu bahwasanya
dia tidak ingin sedekahnya diketahui oleh orang lain pada siang
hari.
Kebalikan dari hal ini, Mundziri menyebutkan sejumlah hadits
tentang larangan perbuatan riya,yaifit sebagai berikut.
a" Hadits yang menceritakan tiga orang yang dihadapkan kepa-
da Allah,lalu mereka diseret dengan wajah menelungkup
menuju ke neraka"133 Mereka terdiri atas seorang pejuang
yang berperang hingga ia dibunuh oleh orang-orangkafir,
seorang 'alim yang belajar berbagai ilmu pengetahuan dan
men$ajarkannya serta pintar membaca Al-Qur'an, dan se-
orang yang kayaymgberinfak dan bersedekah. Akan tetapi,
semua amal mereka hanya karena unfuk mencari penghargaan
dari manusia, bukan karena ingin mencari keridhaanAllah.
Nlereka itu hendak menipu Allah SWT. Padahal penipuan
terhadap makhluk yang seperti itu saja merupakan suatu

132 Muttafaq'alaih.
133
HR Muslim dari Abu Hurairah
3: StTNNAH SEB.A.GAI SLil\'ll3ER I)ERADAIJAN 4(j3

dosa besar,lalu bagaimana halnya dengan penipuan terha-


dap Sang Khaliq (Yang Maha Pencipta)?l
b. i{adits marfu'dari Tundub bin Abdullah,
t .t \ .a' .a, o -\
^.
| etl ;t1..N0..
i U) i Yoi,t !
Rl "! C*- Y Uy
'Barangsiapo bJrbuot"urrt'ah, mAka Attah akan mem-
perdengarkan apa yang diasurn'ahkan. Dan barangsiapa
yang riya, maka Allab akan memperlihatkan apa yang dia
riYakan. " t3t

kri berarti bahwa pada hari kiamat, Allah akan membalasnya


sesuai dengarr niatnya. Kemudian menelanjangi dosa-dosa- .

nya di hadapan orang banyak. Pembalasan itu termasuk


pembalasan terhadap amal.
C. Hadits qudsi dari Allah Ta'ala,

)'rtt * ',itti G'i';ty


(il- "1;,,)
/t',-o,.
K. ; J 6 J *f
tt).|t t'.
I
o.

"Aku paling tidak membutuhkan sekutu. Maka barang-


siapa yang melakukan suatu amal yang dia menyertakan
selain Aku d.i dalamnya, dia dan sekutunya akan Kutinggal-
kan."
lfalam suatu riwayat dikatakan,
ro .to
:i: o o-. c.,.1,".i:,.' .\
, c€ f.a.:.. \-jG , ,5 -* * lf | ).^t Jft ,'t'I#
/ ..q. o. i /.t/
(1-l-
\
.,1 $J ./jl
u.;'ol )rt qt'0. -f _t
\

134 Muttafaq'alaih.Lihat "Fadhl an-Niyyah wal-Ikhlash waFTarhib min ar-


Riya"' pada kitab kami, al-Muntaqa min at-Targhib zuat-Tarhib. Hadits-hadits
rromor 1-23
464 STJNNAH RASUL

"Barangsiapayang melakukan suatu amal dengan me-


nyertakan selain Aku di dalamnya, maka Aku berlepas diri
darinya. Sedangkan dia itu untuk yang menyekutupor."l3s

Setelah menyebutkan hadits-hadits tentang keutamaan niat


dan ikhlas,Imam Mundziri menyebutkan sejumlah hadits lain
tentang dorongan untuk mengikuti Al-Qur'an dan As-sunnah,
dan ancaman bagi yang meninggalkan Sunnah serta malakukan
bid'ah dan menuruti hawa nafsu.
Termasuk di dalamnya adalah hadits,

,3biat agt")r,raJt *3, "Gb.;#F


' i;li ect-,-j €:t: , t,it.,At fk
K{re *,+'"1; ir;
(o!- Ul-l z-V O,\J qL,lts >jt yi o\1,11
"Ihlian barus mengikuti Sunnabku dan Sunnab para khu-
lafaur-rasyidin yang mendapat petunjuk. Gigitlab itu dengan
gigi gerabam kalian. Dan janganlab kalian membuat-buat
perkara baru, karena setiap bid.'ab itu sesat."136

,/ ,z -/
(.r,,olJl'rrrl{ I -I-r I

--ffi Rlt""f t pertama disebutkan oleh Muslim dalam Shahihnya dari hadits
Abu Hurairah (2985), sedangkan yang kedua adalah riwayat Ibnu Majah (4202).
135 gg 46,t Dawud (4607) dan Tirmidzi (2678)berkata, "Hasan shahih."

Ibnu Majah (42) serta Ibnu Hibban (102). Dan ini adalah salah satu hadits Nawawi
yang berjumlah empat puluh itu.
:l: STJNNAH SLIIAGAI S[-;N'IBER PERADABAN 465

"Sesunggubnya Al-Qur'an ini, satu ujungnJ)a di Tangan


Allab dan ujungnya yang lain di tangan kalian. Oleb karena
itu, berpeging iegubtab kalian padizny:tt. Sebab kalian'tidak
akan sesai, dan tidak akan celaka sesudabnynt selamanita."13'-

,tlz.t c-.\
t '-.-
: l'-r,j f/:tn"* y g*r-t c-5 Jj jld&
)\r'&
,/ n' )dl
.
\,:
Jl/
\?'/

(JUl
\l' $a*i i;-,g
/// \/-.
"1e,1
c aI I grU5

"Sesungubnya aku telah meningalkan sesuatupada kalian


yang jika kalian berpegang tegub dengannya, kalian tidak akan
'tersiiat
selamanya, yaitu Kitabullab dan Sunnab nabi-Nya."t3e

Salah satunya ialah hadits mauquf dari Ibnu Mas'ud,

{r--ii, ; ;(i)i'o';;( *), # i@)rF


{15tlt "trr,
"Sedang-sedang saja dalam melaksanakan Sunnab itu lebih
baik daripada bersemangat dalam melakukan b'd'ab."r3e
Hadits-hadits ini dan hadits lain yang senadalao menegaskan
rukun kedua untuk diterimanya suatu amal, yaitu, hendaknya
amal itu benar, meliputi seluruh manhaisyar'i yang terdapat
dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah.
Dikarenakan hal ini, para ulama berkata tentang hadits "Se-
sunggnhnya amal itu terganfun g niatnya", "Sesungguhnya dia

----Tt M*.drttt berkata, "Hadits ini diriwayatkan oleh Thabarani dalam a/-
Kabir dengan sanad yang bagus. Dan Haitsami berkata, "Riial-nya ad'alahriial
shahih." (al-Majma', 7 / 769)
138 gq gu6*, dan ia men-s/ralrift-karurya, dengan diakui oleh Mundziri dan

disetujui oleh Dzahabi. (1/ 93)


139 gp Hakim, dan ia men-shahih-kannya atas syarat Bukhari Muslim.

Mundziri mengakuinya dan disetujui oleh Dzahabi. (1/ 103)


140 Lihat kitab kami, al-Muntaqa min at-Targhib wat-Tarhib, hadits no. 24 - 40.
466 SI.'NNAH RASLTL

itu timbangan batin untuk diterimanya suafu amal. " Mereka juga
berkata tentang hadits "Barangsiapa yang melakukan suafu amal
yangtidakadaperintahdari kami, maka dia itu tertolak", "Sesung-
guhnya dia adalah timbangan zhahir untuk diterimanya suatu
amal." Jadi, agar suafu amal itu diterima, dia harus memenuhi
dua perkara: niat yang baik dan bentuk yang disyariatkan.

hri adalah apa yang digambarkan oleh Imam yang zuhud,


Fudhail bin Iyadh, ketika menafsirkan firman Ailah SWI, "Untuk
menguji kalian, siapakah di antara kalian yang paling baik amal-
nya." (al'Mulk: 2) Dia berkata, "Sebaik-baik amal adalah yang
paling ikhlas dan benar." Lalu dia ditanya, " Apd yang paling
ikhlas dan paling benar itu?" Dia menjawab, "Sesungguhnya
Allah itu tidak menerima suatu amal kecuali jika orang itu me-
lakukannya dengan ikhlas dan benar. Jika dia benar tapi tidak
ikhlas, maka tidak diterima. Apabila dia ikhlas tapi tidakbenaq,
juga tidak diterima. Ikhlasnya ialah, hendaknya amal itu diper-
untukkan bagi Allah; dan benarnya ialah, hendaknya dia me-
lakufannya atas dasar Sunnah."
Sungguh, suatu tafsir yang amat indah dan jujur tentang amal
yang baik yang dikehendaki oleh Allah dari manusia! Ini karena
Allah tidak membutuhkan amal apa pun dari manusia. Allah pun
tidak sekadar menl'uruh manusia beramal baik, tetapi amal yang
paling baik. Sedangkan yang terbaik itu --sebagaimana kata
Fudhail-- ialah yang paling iktrlas dan paling benar.
Amal-amal yang berkaitan dengan agama, wajib dilakukan
sesuai dengan sunnahAllah dalarn syariat-Nya. Adaprm amal-
amal duniawi, wajib disesuaikan dengan sunnah Allah dalarn
ciptaan-Nya.6
SANNAII DAN PERII^LKA PERADABAN

unnah nabawiyah --bersama Al-Qur'anul-karim- telah


d menjelaskan ajaran-ajaran fikih peradaban (al-fiqhul'
hndlarl kepada kita. Dia menyemPumakan fikih ini dengan men-
jelaskan ajaran-ajaran "perilaku peradaban" (as-suluk al-hadhnri),
yang sesuai dengan manusia berperadaban tinggi, di dalam umat
yang juga berperadaban tinggi.
' euhf.utt fiicih peradaban menjadi tidak ada artinya jika dia
tidak membuahkan perilaku peradaban. Ini karena, tidak ada ke-
baikan di dalam fikih atau ilmu yang tidak membuahkan peri-
laku. Para pendahulu kita mengatakan, "Ilmu tanpa amal, bagai-
kan pohon tanpa buah." Sedangkan Al-Qur'an memberikan
contoh yang pating jelek bagi orang yang diberi ilmu olehAllah,
tetapi tidali mengamalkannya, atau bahkan melakukan yang
sebaliknya. Allah Ta' ala berfirman,
"Dan bacakanlab berita kepada mereka tentang orang ?ang
telab ltumi beri dia pengetabuan ayat-ayat lhmi lalu dia me-
nanggalkan ilmu iti seblnga dia diikuti oleb setan, makaiadi-
tab 4ia turmasuk orang-orangyang menurutkan bawa nafsu-
nya. Dan sekiranya Kimi rn Ar.t, sungub dia telab Kami angkat
ierajatnya dengan ilmu yang dia miliki, narnun dia lebih cen-

SLJNNAH RASUL 467


468 SUNNAH RASUL

derung memilib dunia dan mengikuti bawa nafsunya. Maka


perumpamaannla adalah seperti anjing, jika kau dekati dia
menjulurkan lidabnya, dan jika kau biarkan, tetap saja dia
m engulurk an lidab ny a. . . . " (al- A' ruf: 77 5-17 6)

Nabi saw. telah berlindung kepada Allah dari ilmu yang tidak
bermanfaat. Adapun manfaat ilmu yang pertama kali, yaitu dapat
meninggikan perilaku pemiliknya dan menghiasi akhlaknya.
Beliau bersabda,

t #t'',1;! ' r iri\


Jz

;rii &t'f t

,\X- \ z*3,_t':
o
O/ t.
,.J q C

^^^>E)

(Lj'Ul-r pj-; -r,+i .'rrl {Q


"Ya Allab, aku berlindung kepada-Mu dari ilrnu yang tidak
bermanfaat, dari bati yang tid.ak khusyu', dari nafsu yang tidak
(pernab) kenyang, dan dari doa yang tidak dikabulkanl"
(HR Ahmad)1

Perilaku peradaban tercermin dalam setiap sikap yang dapat


meninggikan derajat seseorang dan meningkatkan kualitas ma-
syarakat, yaitu dengan meninggikan spiritualitas dengan ibadatu
mengembangkan pemikiran dengan ilmu yang dimiliki, me-
ningkatkan ekonomi dengan bekerja, meninggikan akhlak dengan
perbuatan-perbuatan yang luhur, menyehatkan tubuh dengan
berolah raga, meningkatkan kualitas masyarakat dengan bekerja
sama, dan meningkatkan materi dengan pembangunan.
Perilakuperilaku yang luhur ini berdiri di atas sejumlah tiang

tHRAhmad, Abd. bin Humaid, Musiim, dan Nasa'i dari Zaid bin Arqam, se.
bagaimana dalam Shahih al-lami' ash-Shaghir (1286). Tirmidzi serta Nasa'i me-
riwayatkanhadits yang semakna dari IbnuUmar, kemudianAbti Dawud, Nasa'i,
Ibnu Majah, dan Hakim dari Abu Hurairah, juga Nasa'i dari Anas. Sebagaimana
dalam Shahih al-lami' ash-Shaghir (1297).
3: SUNNAH SEBAGAI SUMIIER PERADAIIAN 469

penyangga atau penopang, atau ajaran-ajaran yang bagian-bagian


yang paling pentingnya akan kita bicarakan di bawah ini.

Berhias Diri dengan Akhlak yang Mulia


Ajaran perilaku peradaban yang pertama kah ialah, hendak-
nya seorang muslim menghiasi dirinya dengan akhlak-akhlak
yang mulia dan terpuji, serta menjauhkan diri dari akhlak-akhlak
yang kotor dan rendah. Rasul saw.yang mulia bersabda,

. o. o / o / o r X , ,.,'
,7,.', .1,
!-S-': ,,,,
i)'l.i!t J,v "=;-
,
n I blF
{+r;; c

({rJ-t ot'r,
" S esu ngguh ny a All ab m eny uk ai akb I ak- akb I ak y ang m uli a

lagi lubur, dan Dia tidak menyukai akblak-akblak yang ren'


dab." (HR Hakim)2
t. ot', .'.. o /.
o,r=.Sgf c \)l;'19 c
-,]j!i J,\;'"-:-li, r 'o1)
o..
,t ,.1,.
'l:-,) R (glPt
t-$'\*-Q-'
"Sesunggubnya Allah Ta'ala menyukai perkara-perkara
yang agung dan mulia, dan Dia tidak menyukai perhara-per-
kara yang rendab (sepele)." (HR Thabrani)3

ik
(J "n r LrM
'/

(.rr,,,JJr .,rr) ( w*- i&':.' ilrii


"Sesunggubnya Allab Ta'ala itu Indah dan meyuhai ke-
indaban. Dia juga menyukai akblak-akblak yang lubur, serta
tidak menyukai akblak-akblak yang rendah. " (HR Thabrani)a

2HR Hakim dari SaN bin Sa'ad, Shahih al-lami' ash-Shaghlr (1889).
3HR Thabarani dari Husair"r bin'At, fbtd. (1890).
a HR Thabarani dalam al-Ausath daiJabi, lbid. (7744)'
47O SUNNAH RASUL

{;Gvi irr*'F:\. * tF"tesungguhnya aku diutus untuk


menyempurnakan kemuliaan akhlak." Dalam lafazh lain di-
katakan {il.li 11;p "Akhlak-akhlak yang baik. "s
Beliau menjadikan kesempumaan akhlak-aktrlak yang mtrlia
atau yang baik, sebagai tujuan diutusnya beliau dan sasaran
risalah beliau. Hal itu cukup untuk menjadi perhatian dan nilai
lebih bagi akhlak dalam dakwahnya.
Para ulama berkata, "Akhlak-akhlak yang mulia dan baik
yang dengannya bisa memperbaiki agama, dunia, dan akhirat,
yang dikumpulkan oleh beliau dalam doanya,

perbaikilab bagiku agamakuyang dia itu adalab


"Ya Allab,
penjaga urusanku. Perbaikilab bagiku duniakuyang di dalam-
nya ada kebidupanku. Perbaikilab bagiku akbirathu yang ke
sana aku akan kembali. Jadikanlab bidup ini sebagai tam-
baban bagiku dalam setiap kebaikan. Dan jadikanlab kematian
sebagai istirahat bagiku dari setiap kejelekan."(HR Muslim)s

sHRIbnu Sa'ad (I I92),


/ 'Jvnad, kara Haitsami,,,Rijalr-rya adalah rijal shahih.,,
(8/ 18), Bukharidalamal-Adab al-Muftad (273), Hakim, seraya men-shahih-kannya
menurut syarat Muslim dengan disetujui ol ehDzahabi (2 / 613), dan Baihaqi dalam
Syu'ab al-Irutn,semuanya dariAbu Hurairah. Albani menyebutkan hadits ini dalam
Shahih al-l ami' ash- Shaghir (2349).
6HR Muslim dari Abu Hurairah (Shahih
al-lami' : 1263).
3: SUNNAH SEBAGAI SUMBER PERADABAN 47 I

Termasuk keberuntungan kaum muslimin adalah, dijadikan


olehAllah seseorang yang dapat dijadikan teladan oleh mereka
untuk diikuti. Kemuliaan akhlak yang sempurna menyatu dalam
kepribadiarurya, yang diambil dari kepribadian seluruh rasul dan
masih ditambah lagi. Dia ihrlah Rasulullah saw. yang dipuji oleh
Allah SWT dengan firman-Nya,
"DAn sesunggubnya enghau benar-benar berada d.i atas
akblak yang lubur. " (al-Qalam:4)
"sesungguhnya di dalam diri Rasulullab benar-benar ter-
dapat contob teladan yang baik bagi orang yang mengharapkan
All ab, b ari akb ir, d an b a ny a k m e ngingat A ll ah . " (al- Ahzab : 2L)

Ummul-mukminin 'Aisyah r.a. pernah ditanya tentang


akhiak Rasulullah. Dia menjawab (dan tepat sekali apa yang dia
katakan), "Akhlaknya adalah Al-Qur'an."z
Dia bermaksud ingin mengatakan bahwa perilaku beliau se-
hari-hari telah hidup menyatu dengan Al-Qur'an. Sebagaimana
beliau menjeiaskan Al-Qur'an kepada manusia dengan perkata-
annya, beliau juga menjelaskanAl-Qur'an kepada mereka dengan
perilakunya. Salah satu kemurahan Allah kepada kita adalah,
sirafu Rasulullah saw. tidak hilang sebagaimana hilangnya sirah
para rasul sebelumbeliau, tetapi tersimpan rapi dengan terperinci
dari sejak kelahiran beliau sampai waktu wafatnya. Tbrutama
marhalah (fase)bi'tsah(diutusnya beliau menjadi nabi), dan lebih
khusus lagi adalah sirah beliau setelah htjtuh.
Banyak ulama yang telah menulis sirah Rasulullah saw pada
setiap masa, dan saya sendiri mempunyai banyak sekali buku-
buku sirah itu. Sampai saat ini juga para ulama besar masih saja
mendekatkan diri mereka kepada Allah SWT dengan menulis
sirah yang luhur ini. Mereka menjelaskan peristiwa-peristiwa
yang di dalamnya terdapat keagungan Rasuluilah dan peristiwa-
peristiwa yang dapat diambil sebagai 'ibrah dancontoh.

7HR Ahmad, Muslim, dan Abu. Dawud dari 'Aisyah, sebagaimana dalam
Shahih al-l ami' ash-Shaghir (4877).
472 SUNNAH RASUL

Siapa pun di dunia ini, jika memperhatikan sirah Rasulullah


saw. yang sempurna dan menyeluruh, pasti dia akan mendapat-
kan contoh teladan yang bisa dipeti( sebab sirah beliau adalah
sirah yang paling sempuma, penuh dengan pehrnjuk, dan sebaik-
baik contoh teladan yang layak ditiru, baik oleh pemuda, orang
tua, bujangan, yang sudah berkeluarga, orang kaya, orang mis-
kin, hakirn, terdakrva, yang berperang, dan yang berdamai. Tidak
ada orang yang pada dirinya terkumpul sifat-sifat ini kecuali
beliau saw.. Dengan demikian, maka keufuhan sirahnya merupa-
kan jaminan bagi kesempurnaan risalahnya. 8
Termasuk akhlak yang mulia yaitu perilaku dan pergaulan
yang baik, yang mana Sunnah mengajak kepadanya. Hadits-
hadits yang menjelaskan keutamaannya juga banyak, seperti
sabdariya,

€'r+3, \ ";L "&i ur;l j-s'i*Jt :1.*riF


(5 r- -y't''-,,> {99', ;r, t"V
"Iman orang-orang mukmin yangpaling sernpurna adatab
yang paling baik akhlaknya, dan yang paling baik di antara
kalian adalah yang paling baik terhadap istri-istrinya. "(HR
Tirmidzi)e
.o!,,tll '-lt ,tt.oi
ts*Ft .' Lii.-
r*;'
',.e,,
L_.L."jl
o crf,
e-Fl l3''F
l/o /
G"* -yis;rpr "rrr; flt"-Aij t"-fiU';rt . GLfi
Slihat tentang keistimewaan-keistimewaan
sirah Rasulullah saw. dalam per-
temuan-pertemuan ilmiah yang disampaikan oleh 'Allamah Sulaimal an-Nadwi,
vang dibukukan oleh'Allamah sayyid lvluhibbuddin al-Khathib, di mana beliau
memindahkannya ke dalam b;rhasa Arab dengal fudur Ar-Risalah al--MtLhan-
ntadiyah, diterbitkan oleh Mathba'ah 4s-salafiyah. Naskah tersebut adalah satu-
satunya dalam bab ini.
9HR Tirmidzi dari Abu
Hurairah, ia berkata, "Hasan shahih.,, Ibrrr Hibban
serta Hakim men-shahih-kannya.
3: SLINNAH SEIIAGAI SIJMBER PERADABAN 473

"Iman orang-orang rnukrnin yangpaling sempurna adalab


yang paling baik akblaknya, lembut perangainya, bersikap
r a m ab d an dis uk ai p ergaulanny a. " (HR Thabrani)
10

6 / t,
.' ijUt f.- _)L2-Jr) 4_sbi .&
ajLe z
?
tsr o ,
u:{ b},b
({rfr, oL-;l; r.1; yi"'-,rl {-,(Jl e|;
"sesunggubnya seseora.ng akan memperoleb derajat orang
:.yang bangun malam dan berpuasa di siang hari dengan ke-
"
baikan akblaknya. "(HR Abu Dawud, Ibnu Hibban)11

"nrLt ( c-f
0
, . .a.t
. ,,at J

(cj-s.Jl-i €b.llS g;b.Jl olyr;

"Amal yangpaling berat dalam timbangan seorang mukmin


(pada bari kiamat) adalab akblak yang baik. Sesungguhnya
Allab sangat membenci orang yang jelek perangainya dan
orang yang kotor ucapannya, "(HR Bukhari, Tirmidzi)12

,6t*lt^ht €?t,'.-k,e h ,JtF


. tt

4* *./ur l'o't
(.,"Cl: r;l: {f,', qL.ilIs yiy re'i otrr;

10FIR Thabrani dalam al-Ausath dan Abu Nu'aim dari Ibnu Sa'ad. Albam
meng-hasan-kannya dalam Shahih al-f ami' ash-Shaghir.
llHR Abu Dawud (4798), Ibnu Hibban (al-Ihsan:4801), Hakim (1/60),
semuarya dari Aisyah.
l2Bukhari datamal-Adab al-Mufrad, Tirmidzi, Ibnu Hibban, dal1 Baihaqi dari
Abu Darda'. Sebagaimana dalarn Shahih al-lami' (135).
474 SUNNAH RASTJL

"Takutlah kepada Allah di mana.saja kau berada. Iringilab


perbuatan buruk dengan amal kebaikan agar ia mengbapus-
nya, dan bergaullah dengan manusia dengan akhlah yang
baik."(HR Ahmad)13
Hadits-hadits ini menjelaskan siasat beliau dengan Rabb-nya,
siasatbeliau dengan dirinya, dan siasatbeliau dengan manusia.

Lembut, Lapang Dada, dan Sabar


Termasuk akhlak mulia yang diperhatikan oleh Sunnah yaitu
berinteraksi dengan orang-orang dengan lembut, tidak dengan
kekerasary dengan halus, tidak dengan kasar, dan dengan lapang
dada, tidak dengan tutur kata yang kasar. Selain itu juga, berjuang
melawan dorongan rasa marah, tidak memanjakan diri, menahan
kejengkelan, memaafkan ketika mampu melakukannya, dan
sabar ketika menerima sikap yang membuat hati tersinggung. Itu
adalah sebagian dari akhlak-akhlak yang mulia, y ang ditunjuk-
kan oleh firman Allah SWX,
'Jadilab engkau pemaaf, perintablab orang-orang untuk
berbuat baik, dan berpalinglah dari orang,orang bodoh." (al-
A'raf: L99)
Firman Allah Ta'ala dalam menggambarkan sifat hamba-
hamba-Nya,
"Dan bamba-bamba Allah Yang Maba Pemurab (yaitu)
orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendab hati,
dan jika orang-orang bodob nxenyapa mereka, mereka meng-
ucapkan perkataan yang baik. " (al-Furqan: 53)

Juga firman -Ny a' Azza w a J alla dalam menggambarkan sif at


orang-orang yang bertakwa yang telah dijanjikan su{ga yang luas-
nya seluas langit dan bumi oleh Allah, "Ialah orang-orang yang

13HR Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi, Hakim, dan Baihaqi ddam asy-Sy{ab
dari Abu Dzar. Ahmad, Tirrnidzi, dal Baihaqi dari Mu'adz. Ia meng-hasan-kalnya
dalam Shahih al-lami' (97).
3: SLJNNAH SEBAGAI SLJMBI]R PERADABAN 475

menafkahkan (harta bendanya) pada waktu kemudahan dan


kesusahan, menahan amarah, dan suka memaafkan orang-orang.
Dan Allah itu menyukai orang-orang yang berbuat baik." (Ali
'Imran: L34)
Di dalam hadits-hadlts qauliyah --sebagaimana dalam sirah
' amnliyah Rasul saw- juga terdapat gambaran kecermatan man-

hajbeliau, melukiskan teladan kepada kita, danmenerangi jalan


kita.
Dari Jabir ra., Rasulullah saw bersabda,
- -\
, e'f at ti1tl^J , L.. r;1 6.l*, h r
|r> rQF
./-/g 4 oz I o.
dS ;-il lil
\(>c
\-*ro+, (
afbil BI L-*,
(<-U a/lJ cf;t^Jl otrr;
"semoga Allah merabmati orang yang lapang dada ketika
menjual, lapang dada ketika membeli, lapang dada ketika rneng-
bukum, dan lapang dada ketika menuntut. "(HR Bukhari)l4
Dari'Aisyah ra, Rasulullah saw. bersabda,

.it,, I r.,o.,
, rg)t ?u r 'ct

-Es
4;t;\- Je &\v),At "tt &
1.';b y'1y A- "1-:_.,)
"Sesunggubnya Allab itu lembut dan menyukai kelembut-
an. Dia memberi kepada orang yang lembut apa yang tidak Dia
berikan kepada orangyang keras, dan apa yang tidak Dia beri-
kan pada orang selainnya. "(HR Muslim)ts

laHR Bukhari dan Ibnu Majah dari Jabir (Shahih al-lami' ash-Shaghir:3495).
Muslim juga meriwayatkan hadits ini dalamal-Bir (2593).
lsHR Muslim (2594) dan Abu Dawud (4808).
476 SUNNAH RASUL

Maksud hadits di atas, Allah memberi orang yang lembut


kemudahan kebutuhan-kebutuhan di dunia dan pahala-pahala
di akhirat, apa yang tidak Dia berikan kepada orang lain.
Dari'Aisyah juga, Rasulullah saw. bersabda,

'- (_r\j , Lt; \\ie d\'-fr\


,\
,9:)l Jl&
(/- 'r"; {i';, \;A
"Sesunggubnya jika kelembutan itu dipadukan dengan se-
suatu yang lain, pasti ia akan mengbiasinya. Dan jika kelem-
butan itu lepas dari sesuatu, maka membuatnya jelek."(HR
Muslim)r5
Penyebab adanya hadits ini adalah, ketika'Aisyah menaiki
seekor onta yang sulit dikendalikan. Hal ini membuatnya me-
mukul onta itu berulang-ulang. Maka Rasulullah saw. berkata,
"Berlemah lembutlah engkau... ." (al-hadits)
Dari Abu Darda'r.a., Rasulullah saw bersabda,
, oto or,..
t1. , , o /o.r
'
'J
, t,'
d-b> 6+st J; J-rl J- iJ> 6jst
-0.. UF
,, , a'-l
",^}t ir,,, ,1., .rt 'z o
.
'-a
t t..
a b-
{; ,9}t J. ;b- f r }: ,rlt
tl o'
(.ii,tl .rrry (r.*Jt
"Barang.siapa yang diberi nikmat kelembutan, *oki rung-
gub dia telab diberi kebaikan. Dan barangsiapa yang tidak di-
karuniai sifat lemah lembut, maka sunggub bagiannya telab
dibaramlaan dari kebaikan?.r" (HR Tirmidzi)17

Dari Jarir bin 'Abdullah ra, dari Nabi saw., beliau bersabda,

16HR Muslim dalam alB ir (2594).


17HR Tirmidzi (2014). Ia berkata, "Hasan shahih."
3: SI,INNAH SEBAGAI SUMBER PERADABAN 477

to'-or, 'tt' t t-lttt tG''o ')


, -(tf>
(rb;,r,,,, : .'rr; {iJf pt {r- e}, r*- ,-tF
"Barangsiapa yang dibaramkan dari si,fat lemab lembut,
dia d.ibaramkan dari kebaikan senxuanya."(HR Abu Dawud)l8

Memangnya siapa orang yangberakal yang rela mengharam-


kan dirinya dari kebaikan semuanya?!
Dari Abu Hurairah ra, ia berkata, " Ada seorang badui yang
buang air kecil di masjid. Orang-orang pun bangkit dan marah.
Akan tetapi,I{asulullah saw. berkata,'Biarkanlah dia dan siram-
kan setimba air di bekas air kencingnya. Karena sebenarnya
kalian ini diutus untuk memberikan kemudahan dan kalian tidak
diutus unfuk memberikan kesulitan."'1e
Mengatasi perilaku yang belum matang dari orang yang
kasar ini adalah mudah. Lalu mengapa kita malah mempersulit
persoalan?!
Dari Ibnu'Abbas, Nabi saw. berkata kepada seseorang dari
rombongan utusan 'Abdul Qais yang ada bekas luka di kepala-
nya, "sesungguhnya ada dua kelebihan pada dirimu yang ke-
duanya disukai olehAllah, yaitu sabar dan lernah lembut."2O

Dari Anas bin Malik r.a., iaberkata, "Ketika aku sedang ber-
jalan bersama Rasulullah saw. yang saat itu mengenakan man-
tel dari Najran yang kasar jahitannya, datang seorang Badui me-
nemuinya. Lalu orangBadui itu menarik selendangnyakeras se-
kali. Aku pun melihat guratan di leher Rasulullah saw. Sungguh
kain selendang itu telah membuatnya berbekas dikarenakan keras-
nya tarikan orang badui itu. Kemudian dia berkata, 'Hai
Muhammad! Berikan kepadaku dari harta Allah yang ada pada-

18
HRAbu Dawud (4809). Muslim juga meriwayatkalhaditsini dengan talpa
tafazh d"6& dengan nomor: 2592.
leHR Bukhari, Tirmidzi, dalr Nasa'i. Hadits ini telah lewat
20HR Muslim dan Tirmidzi, sebagaimana dalam Shahih al-latni' ash-Shagh'ir
(2136).
478 SUNNAH RASI,JL

mu!' Lalu beliau menengok ke arahnya dan tertawa. Kemudian


beliau memberikan sebagian harta kepad arry a." 21
hri adalah keistimewaan sikap manusia yangberadab ti.gg
terhadap orang Badui yang kasar dan belum mengenal peradab-
an. Beliau mencermati kondisi kebaduiannya dan memahami
tempat hidupnya. Lalu beliau menghadapi kebodohannya dengan
sikap sabar, kekasarannya dengan lemah lembut, kekerasannya
dengan senl'um, dan tindakannya yang menyakiti denganbaik!
Dari 'Abdullah bin Mas'ud, ia berkata, "Pada saat perang
Hunain usai, Nabi saw. melebihkan pembagian harta ramPasan
perang kepada sebagian orang. Beliau memberiAqra'bin Habis
seratus ekor onta dan memberi 'Uyainah bin Hushain seperti itu.
Lalu ada seseorang yang berkata,'Dia (yuh Rasul saw.) tidak
mengharapkan ridha Allah dengan pembagian ini.'Maka aku
berkata, 'sungguh akan aku beritahukan hal ini pada Rasulullah
saw..'Aku pun bergegas menemui beliau dan aku beritahukan
hal itu padanya. Maka rona wajah beliau pun berubah. Kemudian
beliau berkata, 'Lalu siapa lagi yang akan berbuat adil jika Allah
dan rasul-Nya dikatakan tidak adil?! Semoga Allah merahmati
Musa, sungguh dia telah disakiti lebih banyak dari ini dan dia
bersaban.."'2

Orang yang kasar ini tidak mengetahui maslahat-maslahat


luhur yang diemban oleh Nabi saw. dalam menyatukan hati kaum
itu. Mereka adalah para pemimpin di kabilah-kabilah mereka,
sedangkan keislaman mereka belurn sempuma. Mereka membeli
kesetiaan mereka terhadap Islam, dakwahnya, dan kepemimpin-
annya dengan sejumput harta dunia. SedangkanAllah telah mem-
bolehkan Rasulullah untuk memberi sedekah kepada mereka
berdasarkan nash kitab-Nyu, "... dan orang yang masih lemah
hatinya." (at-Taubah: 60) Lalu kenapa tidak boleh memberi
mereka sebagian dari harta ghanimah?!

21 Mr.rttafaq 'Alarh, aL-Lu'lu' rual-Marjan (629).


22lr.{uttaf aq' Alaih - al-Lu' lu' wal- Mar j an (637 ).
3: SUNNAH SE,tsAGAl SUN{BER PERADABAN 479

Akhlak Nabi saw. terhadap orang-orang yang tergesa-gesa


dalam menghukum dan suka berkeras kepala tanpa alasan yang
benar ifu adalah memaafkan,lembut, dan sabar atas omongan
mereka yang menyakitkan, sebagaimana sabamya nabi-nabi ulul
'azmi. Beliau juga tidak menyetujui bila sahabat-sahabatnya
memperlakukan mereka dengan kekerasan. Akan tetapi, beliau
menjadikan mereka seb agai ibrahbagi selain mereka yang sangat
ingin memberi pelajaran kepada orang-orang itu.
Ada kisah serupa yang diriwayatkan oleh Ibnu Mas'ud ten-
tang pembagianharta perhiasan yang datang dari Yaman untuk
orang-orang yang baru masuk Islam. Tiba-tiba ada seseorang yang
berdiri dan berkata, "Kami lebih berhak dari orang-orang itu!"
Lalu sampailah perkataan itu kepada Nabi saw.. Beliau pun ber-
kata, " Apa kalian tidak percaya kepadaku? Aku ini orang yang
dipercaya di langit. Aku mendapatkan kabar dari langit pagi dan
sore?!" Kemudian berdiri seseorang yang cekung kedua mata-
nyaf tinggr tonjolan pipinya, dahinya menonjol, lebat janggutrya,
kepalanya botak, dan sarungnya disingsingkan. Dia berk ala, "}{ai
Rasulullah! Takutlah kau kepada Ailah!" Rasulullah berkata,
"Celaka kaul Aku ini orang yang paling berhak untuk takut ke-
pada Allah di muka bumi ini!" Kemudian orang itu pun pergi.

Khalid bin Walid berkata, "Wahai Rasulullah, bagaimana


kalau aku penggal lehe rnya? " Rasul berka ta, "Janganl Siapa tahu
ia melaksanakan shalat." Khalid pun berkata, "Berapabanyak
orang yang shalat, tapi mengatakan sesuatu dengan mulutnya,
apa yang tidak ada dalam hatinya!" Rasul saw. bersabda, "Sesung-
guhnya aku ini tidak diperintah untuk membelahhati manusia,
dan tidak pula unfuk merobek perut mereka."24
Ot*g itu adalah salah satu dari sekian banyak orang yang
berlebih-lebihan. Mereka adalah orang-orang yang sempit n'awa-

rOrang yang cekung matanya, biasanya orang yang sering menangis karena
takut kepada Allah. (Penj.)
24HR Muslim dalam kitab az-Zakah (144), dan Ahmad,3/ 4.
48O stiNrqnH RASIJL

sannya dari pemahaman tujuan-tujuan agama yang besar, di be-


lakang tindak-tanduk Rasulullah saw.. Mereka pun berkata sesuka
hatinya, dikarenakan buruknya adab dan dangkalnya pemikiran
mereka. Bayangan mereka tentang agama ini hanyalah janggut
tebal, kepala botak, dan sarung yang disingsingkan! Walaupun
demikian, Nabi saw. menoiak tawaran Khalid --dalam keadaan
yang hampir sama, Umar juga pernah berusul seperti usulnya
Khalid-, dan beliau memperlakukan orang ini dan yang seperti-
nya berdasarkan keislaman mereka.
Akhlak Rasulullah saw adalah pemaaf,lapang dada, dan
tidak mudah marah dikarenakan sesuatu kejadian yang dapat
menimbulkan amarah, atau yang dapat mernbuat orang dendam
berkepanjangan.

Pada waktu pembebasan kota Mekah, beliau berkata kepada


kaum musyrikin Quraisy -padahal beliau telah merasakan
pedihnya tekanan dan siksaan dari mereka--,"H.ai orang-orang
Quraisy!Apa kira-kira yang akan aku lakukan terhadap kalian?"
Mereka berkata, "Balk, saudara yang mulia dan anak saudara
kami yang mulia." Beliau berkata, "Sesungguhnya aku ini ber-
kata kepada kaiian seperti apa yang dikatakan oleh Yusuf kepada
saudara-saudaranya, 'Tidak ada cercaan terhadap kalian pada
hari ini!' Pergilah kalian. Kalian bebas."2s
Begihrlah, beliau memaafkan mereka. Lalu beliau membuka
lembaran baru bersama mereka. Dernikian pula beliau mengajari
para sahabatnya agar mereka dapat mengalahkan perasaan den-
dam dan marah.
Dari Abu Hurairah, bahwasanya ada seorang lelaki yang ber-
kata kepacia Rasulullah saw., "Berilah wasiat kepadaku." Beliau
berkata, "Jangan marah. " Lalu beliau ulangi perkataannya beber-

2slbnu Hisyam rnenyebutkan hadits iru dalam Slrnh-nya (2/27a)


dan Ibnul
Jar.rzi dalam a/-Wafa' dari jdanlbnu Abi ad-Dr-uria, tapi di dalamnya ada kelemahan,
sebagaimana kata alrlraqi dalarn takhrij ai-Ihya'.
3: SUNNAH SEBAGAI SUMBT]R PERADABAN 4AI

apa kali. Beliau berkata, "Jangan marah."26


Rasulullah saw. bersabda,
. oix
W",s t il+jilr 'J-;l , +'jau i+r^l' Jdb
@'e-> $*Ut:l','* *
"Orang yang kuat itu bukan yang Jago berkelabi, tetapi
orang yang dapat mengendalikan dirinya ketika marah. " (HR

Muttafaq 'Alaih)27
Dalam lafazh lain dikatakan,

't;;li+rJr t*;l d

r'
./6r
'a;; !+rJr ,!F
(dl.- i/l ''rr1 {L'i;
"Orang yang kuat itu bukan orang yang dapat mengalah'
kan orang lain, tetapi yang dapat mengalabkan dirinya .ten-
diri. " (HR Ibnu Hibban)28
Yang dimaksud dengan 4.o'-l;' Fadalah kekuatanbadan,
yakni orang yang dapat mengalahkan orang lain jika berkelahi
dengan mereka. Akan tetapi, hadits ini mengajari mereka bahwa
kekuatan yang hakiki adalah kekuatan jiwa, bukan kekuatan
badan. Meskipun kekuatan badan juga dibutuhkan, dalam kapa-
sitasnya sebagai persiapan seorang muslim untuk merealisasikan
risalahnya dalam hidup ini, tetapi'yang paling penting dari
semua itu ialah kekuatan dalam diri manusia,yang dengan ke-
kuatan itu, seseorang sanggup mengalahkan dirinya dan dorong-
an-dorongan nafsunya, sebelum mengalahkan orang lain.

26HR Bukhari dalam kitab al-Adab dari Sha}ih-nya. Bukhari b ercamaFathul'


Bari (6776).
2TMuttafaq'Alaih dari Abu Hurairah, al-Lu'lu' wal-Marjan (7676).
28HR. Ibnu Hibban dalam Shahih-rrya, (al-lhsan:7l7).
482 SUNNAH RASIJL

Perilalcu yang Terdidilc


Pembicaraan kita akan memanjang jika kita mau menyebut-
kan secara terperinci tentang apa-apa yang dibawa oleh Sunnah
dalam masalah etika yang bagus, pergaulan yang baik, perilaku
yang lembut.
Cukuplah saya menyebutkan dan mengingatkan dengan yang
biasa dimuat oleh bab-bab adab dalam catatan-catatan Surmah,
karena Sunnah telah mencakup hadits-hadits shahih dan hasan
dalam jumlah yang besar. Semuanya berkisar dalam satu poros,
yaitu perilaku yang luhur atau perilaku yang terdidik, yang di-
namakan: perilaku peradaban.
DalamShahih al-Bukhari saja telah tercakup l<ttab Adabyang
di dalamnya terdapat 256 hadits. Sebagaiman ayangdisebutkan
oleh Hafizh Ibnu Hajar dalam syarah-nya atas Bukhafi (Fathul-
Bari).Padahal di dalam lami' ash-Shahihterdapat kitab-kitab lain
yang sangat erat hubungannya dengan permasalahan ini, seperti
kitab an-Mknh (P errtikahan) aI -Isti' dzan (meminta izrn), ath-Thib
(kedokteran), al-Mar dhn (penyakit), ar-Riqaq (lemah lembut), al-
Ath' imnh (minuman), al-Asyribah (makanan), at-Thmanni (angan-
angan), dan lain-lain.

Daiam ShahihMuslim terdapat kltab Adab yang memuat 45


hadits, tetapi masih ditambah lagi dengan 155 hadits yang dicakup
oleh kitab as-Salam sesudahnya. Lalu 166 hadits di dalam kitab
al-Bir wash-Shilah zaal-Adab, serta 2L hadits lain yang tergabung
dalam kitab al-Alfazh dari al-Adab danyang lain. Kemudian masih
banyak lagi hadits yang terdapat dalam berbagai bab.
Sedangkan Abu Dawud memasukkan kitab Adab dalam
Sunannya di 180 bab yang di dalamnya terdapat lebih dari lima
ratus hadits.
Imam Bukhari beturl-behrl memperhatikan permasalahan ini.
Maka dari itu, dia membuat kitab tersendiri yang dia namakan
al-Adab al-Mufrad,sebagai pembeda dengan kttab Adab yang dia
masukkan dalarnlami' ash-Sh"ahih. Dia juga tidak mensyaratkan
hadits-haditsnya harus berada dalam tingkat keshahihan yang
3: SUNNAH SE,BAG,\I SUMBER PERADAIIAN 483

tirgg, sebagaiman a dalarnlami' -nya. Di situ dia mengumpulkan


hadits-hadits yang jumlahnya mencapai 1322 hadits/ yang men-
cakup semua bidang perilaku yang terdidik, atau sebagian besar-
nya. Kebanyakannya adalah hadits-hadits marfu' yang disandar-
kan kepada Nabi saw., dan yang paling sedikit adalah hadits-
hadits ma u q uf y angb erhenti pada p ara sahabat r. a.. Ini ialah yan g
mereka dapatkan dari misykat nubuzaw ah.
Saya tidak dapat menyebutkan semua judul bab yang ter-
cakup dalam kitab itu di sini, karena bab-bab itu mencapai 6M
bab. Akan tetapi, saya hanya akan meringkas dalam penyebutan
judul-judul bab ini, sebagai contoh, untuk kemudian kita akan
menjadikannya sebagai dalil atas bab-bab yang lain. Sehingga
kita dapat mengetahui seperti apa luasnya perilaku yang yang
indah dan terdidik ini, di mzlna para imamhadits memasukkan
hal ini dalam lingkaran yang mereka namakan dengan al-Adab,
dan dia lebih mengena dari apa yang kami namakan: "perilaku
peradaban" (as-suluk al-hadhari).
Termasuk dari judul-judul itu adalah sebagai berikut.
I ao//

{ #r.,r!;u)r t*iry,n
* Berbuatuuit i"pui ibu danbapak.
- Halus jika berbicara kepada kedua orang tuanya."... Allah
melaknat orang yang melaknat kedua orang tuanya.
- Berbuat baik kepada ayah yang musyrik. . . . Akibat durhaka
kepada kedua orang tua.
- Berbuat baiklah kepada kedua orang tua sesudah me-
ninggalnya.... Jangan kamu putus hubungan orang yang
dulu mempunyai hubungan dengan ayahmu.
- Janganlah seseorang memanggil nama ayahnya (hanya me-
manggrl dengan namanya saja), jangan duduk sebelumnya,
dan jangan berjalan di depannya.

?9al-'Ankabut: 8
484 SUNNAH RASUL

- Wajibnya menyambung silaturrahim.. . . Silaturrahim mem-

perpanjang urnur.
- Barangsiapa yang menyambung silaturrahim, maka Allah
akan mencintainya.... Berbuat kebaikan kepada saudara
yang terdekat, kemudian yang dekat.
- Rahmat Allah tidak turun kepada suatu kaum yang di
antara mereka ada orang yang memutuskan silaturrahim.
- Orangyangmenyambungsilaturrahimitubukanlahorang
yang memberi harta.
- Keutamaanorangyangmenyambungsilaturrahimdengan
kerabatrya yang zhalim.

Orang yang menanggung tiga saudara perempuan.3o


- Anak itu permata hati.. . . Menggendong bayi di atas pung-
gung.... Mencium anak-anak kecil.
Ibu-ibu yang penyayang.
Adab seorang ayah dan kebaikannya kepada anaknya.
Berwasiat kepada tetangga.... Hak tetangga.
- Yang paling rendah, kemudian yang paling rendah dari te-
tangga.... Iangan kenyang dengan membiarkan tetangga-
nya lapar.
Memperbanyak air kuah dan membagikarrnya kepada tetangga
- Janganlah seorang tetangga mengangap remeh pemberian
tetangganya, sekalipun itu hanya ujung kuku kambing.
* Tetangga yahudi.
* Berbuat baik kepada orang yang baik dan yang buruk
akhlaknya.
Keutamaan orang yang menanggung anak yatim.
- Sebaik-baik rumah adalah rumah yang di dalamnya ter-
dapat anak yatim yang diperlakukan dengan baik.
Terhadap anak yatim, jadilah seperti seorang bapak yang pe-
nyayang.

3\4aksudnya, keutamaan orang yang menanggung tiga saudara perempuan.


(Penj.)
3: StjNNAH SEBAGAI SUMBER PERADABAN 445

- Keutamaan seorang PeremPuan yang memPunyai anak, se-


dangkan dia tidak kawin.
- Orang laki-laki itupemimpin dalamkeluarganya.... Perem-
puan juga pemimpin.
- Barangsiapa yang mendapatkan kebaikan dari orang lain,
hendaknya dia membalasnya.... Siapa yang mendapatkan
suatu pemberiirn, hendaknya dia mendoakan orang yang
memberinya.
- Siapa yang tidakberterima kasih kepada manusia, dia tidak
berterima kasih kepada Aliah.
- Perlindungan seseorang terhadap saudaranya.... Sesung-
guhnya setiap kebaikan itu sedekah

Seorang muslim ifu cermin saudaranya.


- Orang yang menunjukkan kepada kebaikan, dia seperti
orang yang melakukannya.3l
* Memaafkan dan berlapang dada terhadap orang lain.
* Ceria jika berhadapan dengan orang lain.. '. Tersenlrum, Ter-
tawa.
f
O"*g yang menasihati itu dapat dipercaya.
* Dosa orang yang menasihati saudaranya dengan tanpa pe-
tunjuk.
* Saling mencintai di antara manusia.
Halus.... Bercanda.... Bercanda dengan anak kecil.
- Menghormati orang yang lebihbesar.... Yangbesar memulai
pembicaraan dan pertanyaan lebih dulu.
Apabila yang besar tidak berbicara, apakah yang kecil Boleh
Berbicara?
- Sayang kepada anak kecil, memeluk anak kecil dan meng-
usap kepala anak kecil.
- Ciuman seorang laki-laki kepada anak perempuan yang
kecil. . . . Perkataan seorang laki-laki kepada anak kecil , "Hai
anakku."

3lMaksudnya, dari segi pahalanya. (Peni.)


486 SUNNAH RASTJL

- Sayangilah orang yang di bumi, maka yang menghuni


langit akan menyayangimu.
" Sayang kepada keluarga.... Sayang kepada hewan temak.
* Menjenguk orang sakit... Keutamaan menjenguk orang yang
sakit.
* Menjenguk anak kecil.... Menjenguk orangbadui.... Menjenguk
orang musyrik
- Mendoakan orang yang sakit dengan kesembuhan....Apu
yang dikatakan kepada orang yang sakit, dan apa mesti di-
jawab oleh si sakit.

* Orang-orang perempuan menjenguk lakilaki yang sakit.


* Menyembunyikan rahasia... Menerima hadiah.
- Memuliakan tamu dan melayaninya.... jangan menginap
di rumahnya agar tidak merepotkannya.
* Jangan memanggil orang munafik dengan sebutan "trtan".
"* Lugr dan perbuatan yang tidak mendatangkan manfaat.
Rasulullah saw. itu senang dengan nama yang baik.
* Memanggil orang dengan nama yang paling disukainya"
- Merubah n€una'Ashiyah (penempuan yangberbuat mak-
siat) menjadi Jamilah (cantik).
* Bersalaman.... Menyebarkan salam.... Siapa yang memulai
siilam.
* Hak seorang muslimatas muslim: memberi salam kepadanya.
- Orang yang berjalan memberi salam kepada orang duduk,
orang yang sedikit kepada orang yang banyak.
- Memberi salamkepada anak-anak kecil.... Salamnya orang-
orang perempuan kepada laki-lah, da4 salamnya orant-or-
ang lelaki kepada orang-orang perempuan.
- Meminta izin tiga kali.... Bagaimana meminta izin? Apa
yang tidak diizinkan di dalamnya.
* Majlis yang paling baik adalah yang paling luas.... Meng-
hadap kiblat.
* Orang laki-laki duduk di mana dia berhenti..l. Tidak memisah-
kan di antara dua orang (kecuali dengan seizin mereka berdua).
3: SUNNAH SEBAGAI SUMBER PERADABAN 487

* Janganlah dua orang berbisik-bisik tanpa menyertakan orang


yang ketiga.
* Iangan kau meninggalkan api ketika tidur.... Mengunci Pintu
ketika malam.
* Janganlah seorang mukmin itu jatuh ke dalam satu lobang
sampai dua kali.
* Dosa orang yang bermuka dua.
* Sejelek-jelek orang adalah yang ditakuti kejahatannya.
* Jika kau tidak malu, maka berbuatlah sesukamu.
- Cintailah kekasihmu sewajarnya saja.... Janganlah kemarah-
arunu membuatnya memufuskan hubungan.

Anda akan melihat contoh-contoh ini meliputi semua sisi ke-


hidupan. Pada setiap bab terdapat satu hadits atau lebih,
membuat manhaj yang ideal, menyatukan antara selera yang
sehat dengan etika yang mulia, serta menggambarkan tentang
pemikiran yang lurus, hati yang penyayang, dan jalan yang lurus.

Perbuatan yang Baik


Salah satu fenomena perilaku peradaban yaitu, perbuatan-
perbuatan baik yang diminta oleh Islam dari setiap muslim untuk
dikerjakan setiap hari dan pelayananpelayanan yang harus dia
persembahkan untuk masyarakat dikarenakan sikap taat dan
pilihannya sendiri. Ini dengan tujuan, untuk menguatkan orang
yang lemah, mengajari orang yang bodoh, memberi petunjuk ke-
pada orang yang bingung, menolong orang tidak mampu, dan
membantu orangyang sedang kesusahan. Sebagaimana firman
Allah S\A[I,
"Berbuatlab kebaihan agar kalian mendapat kernenangan."
(al-Hajjz77l
Islam membuat seorang muslim menjadi seperti mata air
yang mencurahkan kebaikan dan manfaat bagi setiap orang di se-
kelilingnya dan apa saja yang berada di sekitarnya. Tidak bakhil
dengan hartanya, dan tidak kikir dengan usaha dan waktunya,
488 SUNNAH }IASUL

selalu mensyukuri nikmatAllah Th'ala yang diberikan kepadanya,


dan melaksanakan hak ukhuwuh y*g diikat oleh masyarakat,
yang mana Allah menjadikannya sebagai tanda keirnanan.
Allah berfirman, "Sesungguhnya orang-orang mukmin itu
bersaudara." (al'Hujurat 10)
Termasuk hasilnva adalah, ia menganggap saudaranya se-
sama mukmin sebagai bagian dari dirinya. Dia bergembira dengan
apa yang membuat saudaranya bergembira, dan ia sedih jika
saudaranya sedih. Sebagaimana terdapat dalam hadits shahih,
j ". o t-t.
t+\ a 1t r 1,\
c
i,
lJr-^.J
J,
\Jc
/
* r-'
,*.f-5 e, \F
o

/ O/

, (
^), ,"_) {y;.
"Salah seorang kalian belum beriman, sebingga dia me-
nyukai bagi saudarrnya apa ya.ng dia sukai bagi dirinya sen-
diri. " (HR Muttafaq'Alaih)32
Adapun perbuatan baik y*g dituntut dari seorang muslim
itu meliputi berbagai bidang dan fenomena. Di antaranya, mem-
beri makan orang lapar, memberi minum orang haus, menolong
orang luka, mengobati orang sakit, dan memberi pakaian kepada
orang yang-tak memiliki pakaiein.
Sebagian dagi perbuatan baik ini ada yang bersifat fardhu dan
rukun di dalam agama, seperti zakat yang merupakan rukun
Islam ketiga. Sedangkan sebagian lain lagi adaiah hak kewajiban
setelah zakat, sebab zakat adalah hak-hak yang pertama, bukan
yang terakhir. Lalu yang lain lagi merupakan bagian dari akhlak
kaum mukminin yang berlomba-lomba dalamkebaikan, tanpa
mengenyarnpingkan kewajiban.
Allah SWT berfirman dalam menggambarkan sifat orang-
orang abr ar dari hamba-hamba-Nya,

32Muttafaq 'Alaih dari Anas, al-Lu'lu- unl-Marjan (28).


3: SUNNAH SEBAGAI SLIIVIBER Pb,RADABAN 4ag

"Dan mereka memberikan m6kan yang disukainya kepada


orang miskin, anak yatim, dan orang yang ditaban. (Mereka
berkata,) 'sesunggubnya kami ini memberi kalian makan
karena mengbarapkan ridba Allab, dan kami tidak mengingin'
kan balasan a.taupun terimakasih dari kalian "'(Insan: 8-9)
Allah SWT berfirman dalam menjelaskan rintangan yang
harus dilalui oleh setiap orang yang menghendaki keselamatan
dan kebahagiaan di akhirat,
"Maka tidakkab sebaiknya (dengan bartanya itu) ia me-
nempub jalan yang mendaki lagi suhar? Tahukah kAmu,
apakab jalan yang rnendaki lagi sukar itu? (Yaitu) melepaskan
budak dari perbudakan, Gtau mernberi makan pada bari
kelaparan, (kepada) anak yatim yang ada bubungan kerabat,
atau orang miskin yang papa. Dan dia iuga termasuk oranS-
orangyang beriman dan saling berwasiat untuk bersabar dan
beruasiat untuk berkasib sayang, Mereka itulab (orang-orang)
golongan kanan. " (al-Balad: 11-18)
Banyak ayatAlQur'an, sejak awal mula turunnya di Mekah,
yang mengemban ancaman yang mengerikan dan peringatan
yang menyeramkan, bagi siapa saja yang lalai memberi makan
orang miskin atau orang yang tidak menganjurkan untuk mem-
berinya makan.
Allahberfirman,
" Se tiap j iw a itu bert anggung b terh ad ap ap a y ang t e I ab
1 aw a

dilakukannya, kecuali golongan kanan. (Mereka) berada di


dalam surga, saling bertanya tentang keadaan orang-ora.ng
yang berbuat dosa, 'Apakab yang rnembuat kalian masuk ke
dalam neraka saqar?'Mereka menlawab, 'I(ami dulu tidak ter'
masuk orang-orang yang mengerjakan sbalat, dan kami juga
ttdak memberi makan orang mLskin.. . . "'(al-Muddatstsir: 38'441
"Tabukah kau siapa orang yang mendustakan agama2 itu-
lab dia orang yang nxembiarkan anak yatim, dan clia ittga
tidak menganjurkan untuk memberi makan orang miskin.' {al'
Maa'un: L-3)
49O srrrun"RH RASUL

Allah berfirman mengenai orang yang menerima kitab catat-


annya pada hari kiamat dengan tangan kiri,
"Seret dia dan belenggukan tangannya ke lebernya. Ialu
masukkan dia ke dalam neraka jahim yang rnenyala-nyala.
Kemudian ikat dia dengan rantai yangpanjangnlta tujub pulub
basta. Sesungubnya dia dulu tidak beriman kepada Allab Yang
Mahabesar. Dan Dia juga tidak mendorong orang lain untuk
memberi makan orang miskin." (al-Haaqqah: 30-34)

Di dalam Sururah nabawiyah banyak terdapat hadits yang


menyuruh untuk melakukan perbuatan-perbuatan baik. Lebih-
lebih memberi makan dan memberi minum.
Diriwayatkan dari Abdullah bin Amru bahwa Nabi saw. ber-
sabda,

, i>r)rt-*?r, ffu,t-#?r, o^L'St


/ /c o
'rGiF
t
(t'jHJl; r+i; g;j,y'r .ryry {,'}--
\).u
ai*Jl :ltlj
"sembablab Yang Maba Pengasib (Altab), berilab makan,
sebarkan salam, kalian akan masuk surga dengan selamat."
(HR Tirmid.zi).33

Dari Ibnu Amru bahwa ada seorang laki-laki yang bertanya


kepada Rasirlullah saw., "Islam yang bagaimanakah yan gbak?"
Beliau berkata, "Kamu memberi makan, kamu ucapkan salam
terhadap orang yang kau kenal ataupr:n yang tidak kau kenal. "&
Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah sa#. bersabda,

! iiT rt- : gqt U J'fr F': "* hr'il}


33HR Tirmidzi, dia berkata, "Hasan shahih. " ( 1856), Ahm ad dalam al- Mustud
(6587), dan Syaikh Syakir men-shahih-kannya, juga Bukhari dalam al-'Adab al-
Mufrad (981).
3aMuttafaq 'Alajh, al-Lflu' wal-Marjan (24).
3: -StINNAH SE,tlAG.{l Sl.,rN4tlh,R PERADABAN 49|

J5 t +'tt-,
to/
c-i I

ui i;u: F , by, q* A;bbl


dz
'cJ.rt ci t
/Ol
t. . o,
(-.,lpr .,rrl {! +y:z\i -L'j akbl j
',

"se.sungguhnya Allab 'Azza ua Jaila berfirman pada hari


kiamat, 'Hai anak Adam! Aku minta makan kepada kamu, tapi
kamu tidak mernberi-Ku makan.' Dia (anak Adam) berkata,
'Ya Rabb! Bagaimana aku mau memberi-Mu makan, sedangkan
IQu adalab Tuban semesta alam?'Allab berfirman, 'Apa kau
tidak tabu, bahwa si Fulan hamba-Ku itulab yang meminiamu
ntakan. Mengapa tidak hau beri dia makan? Apa kau tidak
tabu, kalau kau memberinya makan, maka kau akan men-
dapatkan (ganjaran) hal itu di sisi-I(u? Hai anak Adam!.Aku
memintamu minLtm, tapi kau tidah memberi-lfu minim.r'Dia
(barnba) berkata, 'Ya Rabb!Bagaimana aku mau memberi-Mu
minum, sedangkan Engkau adalab Tuban semesta alam?.r'
Allab berfirman, 'Hamba-Ku si Fulan memintapadamu minum,
tapi tidak kau beri dia minum. Apa kau tidak tabu babwa kalau.
kau memberinya rninum, kau akan mendapatkan (pabala) hal
itu di sisi-I(u? "' (HR Muslim)3s
Dalam hadits di atas terdapat gambaran seni yang menakjub-
kan untuk tempat amal-amal yang baik ini di sisi AllahTabaraka
wa Ta' ala.Hingga All ah Rabbul' alaminbenar-benar menisbahkan
segala keperluan dan kebutuhan-kebutuhan hamba-Nya dari
saudaranya kepada dirinya yang Suci. Allahberkata, "Aku me-
minta makan kepadamu, tapi kau tidak memberi-Ku makan....
Aku meminta minum kepadamu, tapi kau tak memberi-Ku

3sHR Mr.rslim di dalam al-Bir toash-shilah (2569)


492 SI.JNNAH RASI-IL

minum." Maka siapa orangnyayang membaca atau mendengar


hal ini, lalu hatinya tidak tergerak untuk melakukan kebaikan
dan menolong sesama? Kalau ada, maka dia adalah orang yang
berhatibatu, atau dirinya terhalang dari segala macamkebaikan!
Diriwayatkan dari Anas bahwa Sa'ad mendatangi Nabi saw.
Sa'ad berkata, "Wahai Rasulullah, Sesungguhnya ibuku telah me-
ninggal, namun dia tidakberwasiat. Apakah ada artinya jika aku
bersedekah unfuknya?" Beliau bersabda, "Ya, dan kau harus ber-
sedekah dengan air."36 Yakni, dengan memberikan minum dan
menyampaikannya kepada orang-orang yang membutuhkan air
itu, yaitu dengan jalan menggali sumu(, atau membangun jalan,
atau yang seperti itu.

Perbuatanbaik tidakhanya berhenti sebatas memberi makan


dan minum, namun dia mencakup semua hal yang bermanfaat
bagi manusia, baik dari segi materi ataupun perilaku. Ini juga
merupakan perbuatan yang dapat menolak atau menghilangkan
mudharat dari mereka (manusia), atau menyingkirkan penyakit
dari jalan mereka, sekalipun itu hanya duri, tulang, atau ranting.
Dari 'Adi bin Hatim, ia berkata, "Aku mendengar Rasulullah
saw. bersabda,

F6F t
j
' t o
c JL"> /
c
J o'
zcc ], z

a\.;l
\ )'E*

36HR Thabarani, dan rijal-nya adalah rijal yalrg bisa dipertanggungjawabkan


dalamash-Slahih. Sebagaimala kata Mrurdzii(al-Muntaqa:492). DanHaitsamiber-
kata selrada dengan itu (al-Majma':3/138).
3: SUNNAH SEBAGAI SUMBER PERADABAN 493

C J3 z /0 d t
"l's l_,"rG , )F: itx, dt \t, s'j'>\' ,y+
-,Jt
o / o 1 o .- --
-tu,
" _ -_
-L=r-_\..J t)'t^g : {l
,-- t-l ,..9q.0'e-J,o*J v/
l).-/ tJ
l
'

(4t ;-'')
'Tidak seorang pun dari kalian, kecuali dia akan diajak
bicara oleb Allab. Tidak ada penerjemah antara dia dan Allab.
Maka dia melibat ke sebelab kanannya, tapi dia tidak melibat
kecuali apayang telab dia lakukan. Ialu dia melibat ke sebelab
kirinya, tapi dia tak melib at kecuali apa yang telah dia lakukan .

IQmudian dia melibat apa ya.ng ada di badapannya, tapi dia


tidak melibat apapun kecuali neraka tepat berada di badapan-
nya. Oleb karena itu, takutlah kalian kepada neraka, sekalipun
b any a dengan s e butir korm a. "' D alam riwayat lain dikatakan,
"Maka barangsiapa yang tidak mendapatkannya, maka (cukup)
dengan tutur kata yang baik. "(HR Muttafaq'Alih)37
Dari Ibnu Mas'ud, dari Nabi saw., 4';:*
\ n';lVb "Setiap
pinjamanituadalahsedekah."3s 7t v /
Jabir binAbdullah meriwayatkan dari Rasulullah saw.,

'rrM
u)r
3Li1
lt. 'a
E

(€*|\s -,-e-i oirr;


{:) 7t
"setiap kebaikan ad.alah sedekah. Termasuk dalam kebaikan
yaitu, bendaknya kau menemui saudaramu dengan wajab yang

3TMuttafaq 'Alaih. Bukhari dal;rn ar-Riqaq dan Muslim dalam az-Zakat.


38Mundziri berkata, "Hadits ini diriwayatkan oleh Thabarani dengan sanad
yang bagus, dan Baihaqi (al-Muntaqa:465)." Albani meng-hasa-n-kannya dalam
Shahih al- l ami' ash- Shaghir (4546).
494 SUNNAH RASUL

ceria. Kemudian bendaklab kau meluangkan gayungrnu kepada


wadab saudaramu "(HR Ahmad)3e 40

AbuDzar meriwayatkan dari Rasulullah saw.,


o t" .'x
!',J\
z,| o/.
c
'-
a_;,:r2'U'A 'ni *}o , ,1 dJJ*:;&
,,t

') :.. 'z"r?, . .., to'. ::., .oro.f,


c d-gJ--a _-\-iAJl '.-9 .:J--4J I c 4J-\,e t-l;-.*a)Lt

'aL;;, , i:b eti e b )l 5rL;-,ll


J>rbt
,,] t, ztj z o z

&ut2 i Ur .c F6 !'Aa.5;\,i
.$z A

\ v'J l-)

(.t!- Ul-r st iJl o\-r1


"Senyummu di hadapan saudaramu adalah sedekab bagi-
mu, perintahmu untuk berbuat kebaikan adalab sedekah,
laranganmu dari perbuatan mungkar adalab sedekah, pe-
tunjukmu terbadap orang yang tersesat di tempat yang asing
adalab sedekab bagimu, dan kamu menyingkirkan gang,uan,
duri, dan tulang dari jalan juga merupakan sedekab bagimu."
(HR Tirmidzi\41

Dari Abu Hurairah, dari Nabi saw., {lt )(vtt'z^Ktr]p"Ver-


kataan yang baik adalah sedekah."0
Demikianlah, Sunnah Nabi Muhammad menjelaskan apa
yang dimaksud dengan sedekah ini. Tidak ada sedikit pun dari

3eHR Ahmad dan Tirmidzi, ia berkata, "Hasan shahih" (1971). Dia terdapat
dalam Shahih Bukhari dan Muslim dari hadits Hudzaifah dan Jabir (al-Muntaqa:
1609).
4Maksuduya, "Hendaklah kau meluangkan waktumu untuk membantu ke-
butuhan saudaramu sesama muslim." (Penf.)
alHR Tirmidzi, dar-r ia meng-hasan-kalnya (195f, Ibnu Hibban dalam Shahih-
nya (al-lhsan: 471,529), tapi dia menambahkan, "Dan kamu menunjukkan jala:r
kepada orang yang jelek pengiihatarurya adalah sedekah bagimu."
42HR Imam Bukhari dan Muslim dalam hadits al-Muntaqa:1.671.
3: StiNNAH SEBAGAI S[JN{BL,R PERADABAN 495

sisi-sisi kebaikan yang dia sisakan. ]uga tidak ada dari lapangan-
lapangan kebajikan dan perbuatan jasa bagi manusia yang tidak
masuk di dalamnya. Da mendorong ke arahnya dan mendukung
keutamaannya serta kelebihannya dalam timbangan agama.
Sekalipun itu hanya wajah yang ceria, senyum simpul, atau per-
kataan yang baik. Itu semua adalah sedekah bagi orang yang me-
lakukannya dan ia mendapatkan pahalanya di sisi Allah, meski-
pun arnal itu hanya sebesarbiji atom.
Sunnah telah menjadikan pelayanan jasa sosial ini sebagai
suatu kewajiban, yaih;..zaka\aiau sedekafr. ekan tetapi, diaitu
bukanlah sedekah harta yang hanya bisd dilakukan oleh orang-
orang kaya, bukan pula suatu sedekah badan yang hanya bisa
dilakukan oleh orang-orang berbadan kuat, bukan pula sedekah
ilmu yang hanya bisa dilakukan oleh orang-orang yang berpen-
didikan, dan tidak pula sedekah politik, sehingga hanya orang-
orang atLli hukum dan yang semacamnya saja yang sanggup me-
lakukannya.

Akan tetapi, dia itu adalah zakat atau sedekah sosial yang
dilaksanakan oleh setiap manusia sesuai kemampuan dan ke-
sanggupannya, serta apa yang digariskan padanya. Allah tidak
membebani seseorang kecuali sebatas yang Dia berikan kepadanya.
Diriwayatkan dari Abu Musa bahwa Nabi saw. bersabda,

f liilif '*?rf ,&,is* e'y *y


-t g- -tri
rl-+ : ..tts
0

i*t!-Jt t:
t,\
d-I-i^q
o/
: JurFiI .rl cjiri : JG . ;'ra-Llr
o , o(./

(4e;.;,) (u:b AV ,'F, .t


496 SUNNAH RASUL

"Setiap muslim itu wajib bersedekah." Beliau ditanya,


"Bagaimana menurutmu jika dia tidak sanggup?" Beliau men-
jawab, "Dia mesti bekerja sendiri, seb.ingga ada manfaatnya
bagi dirinya [a[u dia bersedekab." Ada lagi orangyang bertanya,
"Bagaimana menurutrnu jika dia masib tidak sangup?" Beliau
menjauab, "Dia bisa membantu orang yang tnenxbutubkan
pertolongan." Beliau ditanya lagi, "Terus bagaimana jika dia
ma.sih tidak bisa?" Nabi menjawab, "Dia mesti menyurub ke-
pada perbuatan bagus atau kebaikan." Orang itu bertanya,
"Lalu bagaimana jika dia masib tidak mampu?" Nabi men-
jawab, "Dia me-naban diri dariperbuatan buruk, dan itu juga
sedekab."(HR Muttafaq'Alaih)43

Hadits-hadits di atas telah menunjukkan bahwa hal itu ada-


lah sedekah sehari-hari. Di dalam hadits Abu Dzat dari Nabi saw.
dikatakan,
., t iz z d o/

;; ,y e c al:r,-t.l# )f iil ,t ,-* ,y,-!h zto j z


lij.rl .r
L)- a). !1ul
'/OcO
J-rt \ '
ttzz /g
-/ a , .o/ a
.or-;N p,)l g,l ,/ t
nrl cll :
' J' e

)Yit ,:J l^tr,

z
,Lr
/ /. to-t
t)*gU-t
/

e+'#s,
-t . o '.
4-:>L> *lt*tt
a3Mtrttafaq' AIath, al-Lu' Iu- wal-Marj an (589)
3: ST]NI.'AH SEISAGAI SUI\4BER PERADABAN{ 497

{3rJ e .t4 !i* k,*,,.td-asr


C**+Jt, ilt':-- ;al ol;.r;
"Tidak ada bagian dari diri anak Adam kecuali ada sedekab
atasnyapada setiap bari.saat matabari terbit." Beliau ditanya,
"Wabai Rasulullab, dari rnana kami mendapatkan sedekab
yang bisa kami sedekabkan?" Nabi menjawab, "sesunggubnya
pintu-pintu laebaikan itu sangatlab banyak. Tasbib, tahmid,
tahbir, tablil, menyuruh kepadaperbuatan baik, mencegah d'ai
kemungharan, menyingkirkan gangguan dari jalan, rnem-
bantupendengaran orang tuli, menuntun orang buta, memberi
petunj uk p ada orang y ang meminta petuni uk dalarn ke butuh -
annya, beru^saba keras dengan sepenub tenagamu dalam rnem-
bantu orang susab yang rnernbutubkan pertolongan, tlern-
bantu dengan segala kem ampuanmu kepada orang yang lem ab .

Ini semua adalab sedekab atas dirimu." (HR Ibnu Hibban)


Mundziri berkata, "Hadits ini diriwayatkan oleh Ibnu
Hibban dalam Shahih-nya,u dan Baihaqi secara ringkas, me-
nambah dalam riwayatrya
o lz $'-,.
*: e A^;
i o' -'.tj'-]N
;,.At a-b;t': c \-3't-a'elt
't2
,,

"a;-'r,^t*./ir ,ht * Frrf'-46


,'o'- .
(,,,.dr ,,rr, ${;t2 LU Df5lI g"rf ,e b'),
'senyummu di depan saudaramu adalab sedekah, me-
nyingkirkan batu, duri, dan tulang dari jalan manusia adalah
sedekab, dan petunjukmu kepada orang yang tersesat adalab
sedekab bagimu. '" (HR Baihaqi)

*Al-lhsan: 3377 dan al-Muntaqa min at-Targhib: 7805.


498 suNNnH RASTiL

Lebih jauh dari itu adalah apa yang terdapat dalam hadits
shahih bahwa sedekah atas setiap bagian dari tubuh, tulangnya,
dan persendiannya ini adalah sama kedudukannya dengan zakat
dari tubuh manusia dan kesehatannya.
Dalam hadits riwayat Buraidah dari Rasulullah saw. disebut-
kan,

o.i r, t / )z z ! o c '
^i ":*0., i\-*;)l .#F
Jr "i.1
+--Jrs ,J trWA;;
,,,
/::.. ,.o ,
R*-kWPP Jtor-ar_
(o!- O4lJ "1\t ,'i1-r-e'i
otrr;

"Dalam diri manusia itu ada enam pulub dan tiga ratus
tulangpersendian. Maka manusia wajib bersedekab untuk se-
tiap tulang persendian itu." (HR Ahmad)as

Juga di dalamhadits riwayatAbu Hurairah,

*&i;S 1-
e-&_*r.trcA;FF
.ii) iJ)i ; Jr*." :;i:r* - u:3t
'
.,1 o ,l 4. . .: , 61, .r c .1, "):. . ro.-i, ,- .t-0.
4*>,*, g.l, G,-ft jt je-) , ^,;:.i,? 1J;itt ,:4;
^&:r ryiO
,i?ri;?\t riJL d €;"ri', r7trb
1r/ . o. ,, i. rl:,.
cail,xa;>'t-Jt A\1#_ 2Pj5') c z]'3,a
- , ,i. 1: r. o ,. o
e.J' ,?-) {air., .r-}J,t;i cE;Yt 4-':

rsFlRAhmad,Abu Dawud, dan Ibnu Hibban, S lnhihal-lami' ash-Shaghir(4239).


3: SUNNAH SEBAGAI SI-JMBER PERADAIIAN 499

"setiap tulang rusuk dari manusia :pada setiap bari- uajib


disedekahi. Berlaku adil di antara dua orang (yakni mendamai-
kan leeduanya dengan adil) adalab sedekab, menolong orang
di bewan tunggangannya lalu dia membauanya di atasnya,
atau mengangkatkan barangnya di atasnya adalah sedekab.
Perkataan yang baik iuga sedekab, setiap langkah yang dia
lalui menuju ke masiid aclalah sedekah, dan menyingkirkan
gangguan dari jatan juga sedekar. "(HR Muttafaq 'Alaitr)a5
Dengan dernikian, seorang muslim menjadi anggota yang
hidup daiam tubuh masyarakat. Dia memberi sesuatu pada ma-
syarakat itu sebagaimana dia mengambil darinya. Dia ber-
manfaat bagi masyarakat sebagaima4a dia juga mengambil man-
faat darinya. Tidak semestinya dia kikir terhadap masyarakat
dengan hartanya, ilmunya, kesungguhannya, dan waktunya. IrLi
karena dia adalahbagian dari masyarakat, sebagaimana masya-
rakat adalah bagian dari dirinya.
Setiap manusia ifu mampu untuk memberi sesuatu, sekali-
pun kemampuannya terbatas dan kelebihannya hanya sedikit.
Ini karena Atlah tidak menciptakan seorang manusia dalam ke-
adaan tidak memiliki kemampuan dan kenikmatan.
Hadits Abu Dzar telah menjelaskan hal itu. Diu bertanya ke-
pada Rasulullah saw. tentang yang dapat menyelamatkan seorang
hamba dari neraka. Rasulullah menjawab, "Iman kepada Allah."
Abu Dzar bertanya, "Apakah ada amal bersama dengan
iman?"
Nabi menjawab, "Kamu memberikan sedikit dari apa yang
diberikanAllah kepadamu, dan kamu berikan dari aPa-aPa yang
direzekikan Atlah kepadamu. "
Abu Dzar bertanya, "Wahai Nabi Allah, kalau misalnya dia
itu orang yang fakir yang tidak memiliki aPa-aPa yang bisa
diberikan?"
Nabi menjawab, "Dia bisa menyuruh kepada perbuatan baik
dan mencegah dari kemungkaran."

6Muttafaq 'Alath, al-Lu'Iu' ual-Marjan (590)


5OO SI 'NNAH RASUL

Abu Dzar bertanya, "Sekiranya dia tidak mampu untuk me-


ny"uruh kepada perbuatanbaik dan mencegah perbuatan mung-
kar?"
Nabi menjawab, "Hendaknya dia membantu orang yang
tidak mempunyai kepintaran dalam hal keterampilan."
Abu Dzar bertanya, "Wahai Rasulullah, bagaimana kalau dia
sendiri tidak pintar keteramp Tlan? "
Nabi menjawab, "Hendaknya dia membantu orang yang di-
zhalimi."
AbuDzar bertanya, "Wahai Rasulullah, bagaimana pendapat-
mu jika dia orang yang lemah, tidak sanggup menolong orang
yang dizhalimi?"

Nabi menjawab, "Kamu ini ingin berbuat suatu kebaikan


pada sahabatmu! Hendaknya dia menahan dirinya dari me-
nyakiti manusia."
Abu Dzar bertanla, "Wahai Rasulullah, apakah kalau dia me-
lakukan ini, hal ini akan memasukkannya ke surga?"
Nabi menjawab, "Tidaklah seorang hamba melakukan suatu
butir daributir-butir kebaikanini, melainkan tangannya akan di-
ambil dan dibawa sampai masuk ke dalam sttga."47
Yang paling sedikit pahalanya dari seorang muslim dalam
peran sedekah sosial, jika sudah jelas ketidakmampuannya untuk
menyumbangkan j asa apa pun kepada selainnya, yaitu hendak-
nya dia-rnenahan perbuatan jeleknya terhadap makhluk Allah
dan mencegah dirinya dari menyakiti orang lain, sehingga mereka
selamat dari mulutnya dan tangannya, dan mereka tidak terkena
suatu kejelekan dari dirinya. Iiri sudah merupakan suatu ke-
untungan -meskipun bersifat pasif- bagi masyarakat. Cukuplah

4THaitsami memuathadits ini di dalamal-Majma', diaberkata, "Hadits ini diri-


wayatkan oleh Thabarani dalamal-IGbir dengan rijal yang tsiqqah (3/135)." Ibnu
Hibban men-shahih-kan hadits ini sebagaimanadalamal-Ihsan(373). Baihaqi juga
meriwayatkan hadits ini, sebagaimana disebut oleh Mundziri dalam at-Tnrghib.
Lihal al-Muntaga, hadits nomor 452, cet. Dar al-Wafa'.
3: SUNNAH SEIIAGAI SLTMUUR PETTADABAN 50I

mereka aman dari tingkah usilnya dan selamat dari ulahnya.


Seorang penyair berkata,
"sesungguhnya orang itu, jika pada pagi dan sorenya selamat
dari manusia --kecuali orang yang keterlaluan-, sungguh dia
bahagia!"

Keutamaan sedekah sosial yang dituntut dari seorang


muslim pada setiap hari ini menjadi berlipat ganda setiap kali
orang yang memanfaatkannya adalah orang yang sedang di-
landa kesusahan atau kesulitan, atau orang yang betul-betul
membutuhkannya. Jadi, jika sedekah itu diberikan kepada orang
lebih membutuhkan dan memerlukannya, maka keutamaannya
menjadi lebih besar dan pahalanya lebih banyak.
Dalam Al-Qur'an dikatakan,
"Atau memberi makanpada hari kelaparan. Atau hepada
anak yatim yang masib ada hubungan herabat. Atau kepada
orang miskin yang amatfakir. " (al-Balad:\4-L6l
Irri sebagai catatan akan keutamaan memberi makan pada
musim kelaparan, yang mana sebagian orang-orang yang kerdil
jiwanya berusaha melipatgandakan keuntungan mereka di balik
hal ini. Demikian pula keutamaan memberi makan kepada anak
yatim, apalagi jika dia masih kerabat. Juga kepada orang miskin
yang tangannya menempel debu karena kefakirannya.
Oleh karena itu, banyak hadits yang mendorong untuk mem-
bebaskan kesusahan-kesusahan, menolong pada masa paceklik
dan krisis, dan menolong orang yang kesulitan atau menang-
gulang sebagian utangnya. Di antara hadits-hadits itu adalah,
tz t , ., z 3z
.t,ol
?-) ,t ,} PFE
. , ro J t, O .\
/' o
-.o -/
P: '. . I
+'ur 'rtl
a
.'-oQS

i,,-:'.{"et-{ ii kt
o t , to. 1
:. z i z o z. 1-^t-
*';",j'j,yqt
,

, ?t tl o,
:e\. q3ur e*?,t /

J
*l
!
'

-
t/-P
\*l-IJl
- l>/-9 J2
-l
')-rJ
5O2 STJNNAH RASUL

/^ . at
to t o ./
,t',*'tut p: UJI
.
eP,f
;.
* -t:
,;- , ;er tE V ,v,.Jl o"j-e *rh3.;';\i1 **l'
//oe O/
(g-r.,y'r-, gu-:Jl-, ,j: r,i1&.1-u) ftfil O q.t'

"Barangsiapa yang melonggarkan kesusah an seorang mus-


lim dari berbagai beban di dunia, maka Allab akan melonggar-
kan kesusabannya pad.a bari kiamat. Dan barangsiapa yang
memudabkan orang yang kesulitan di dunia, maka Allab akan
memudabkannya di dunia dan akhirat. Dan barangsiapa.yang
menutupi (aib) seorang muslim di dunia, maha Allab akan me-
nutupi aibnya di dunia dan akbirat. Dcn Allab (selalu) seorang
bamba selarna hamba itu mernbantu sau,laranya. " (HR Muslim)48

"Paramalaikat bertemu dengan roh salah seorang laki-laki


dari orang-orang sebelum kalian. Mereka bertanya, 'Apakah kau
pemah melakukan suatu amal kebaikan?' Ia menjawab,'Tidak.'
Para malaikat merkata, 'Ingat-ingatlah.'Ia berkata, 'Aku dulu
suka memberi utang pada orang-orang. Aku suruh anak buahku
agar menangguhkan penagihan utang orang yang kesulitan, dan
me-nagih orang yang punya.l Allah Th'ala berkata, 'Bebaskan
hamba-Ku iht."' e
Dalam sebagian riwayat, dalam hadits ini diceritakan bahwa
orang itu berkata, "Salah satu akhlakku dulu yaitu toleran. Aku
memudahkan orang yang punya dan memaafkan orang yang ke-
sulitan." Maka Allah berkata, "Aku lebih berhak untuk itu dari-
pada kamu. Minggirlah kalian dari hambaku."s

a8Meriwayatkan hadits ini dariAbu Hurairah: Muslim, Abu Dawud, nasa'i,


dan Tirmidzi, dan ia meng-hasan-kannya, serta Ibnu Majah secara ringkas, dan
Hakim, darr ia berkata, "Shahih menurut syarat tsukhari dan Muslin." (al-Muntaqa:
472).
aeMut,afaq 'Alaih dari Hudzaifah, al-Lu'lu- wal-Marjan (1006).
sHR Muslim secara mauquf dari Hudzaifah, dan marfu' dari Uqbah bin Amir
dal Abu Mas'ud al-Anshari.
3: STJNNAH SI:U,{GAI St I\.{BER PERADABAN 5O3

DariAbu Qatadah bahwa dia mencari orang yangberutang


kepadanya,lalu dia bersembunyi dari orang itu. Kemudian dia
menemukarulya. Orang itu berkata, "Sesungguhnya aku ini or-
ang susah!" Kata Abu Qatadah, "Demi Allah?" Jawab orang itu,
"Demi Allah." Abu Qatadah berkata, "Sesungguhnya aku men-
dengar Rasulullah saw. bersabda,

c a1u,;lr iy- *'F r* h | !:; tsF


,lto. t, .o/ ^-3-J-bi
o.l o.
(y'*,.rrr; (a-,c eA- Jl L -* ,t'
"Barangsiapa yang ingin diselamatkan Allab dari kesulitan-
kesulitan bari kiamat, maka bendaknya dia meringankan beban
o r ang y ang s us ab, a t a u m e ngb ap us ut a ngny a. " (HR Musl im)sl

Dari Abu al-Yasr, ia berkata, "Dua mataku ini melihat -dia


meletakkan dua jarinya di dua matanya-- dan dua telingaku ini
mendengar -lalu dia meletakkan dua jarinya di dua telinganya-
- dan hatiku memeliharanya -lalu dia menunjuk ke arah hatinya.
Rasulullah saw. bersabda,
t^62
o / ., o I o , ot?' .. ) t,, t oet / e O z\
i c| b:)s * J- c 4I I ll.tit dl ..---.1 .'-t&
-**.o
(.-U ,rl .,rr,
're)
{t'
" B arangsiap a y ang ingin dilindungi Allab dalam lindung-
an-Nya, bendaknya dia menanggubkan utang orangyang ke-
susaban, atau melepaskan bebannya."(HR Ibnu Majah)s2

Yang dimaksud dengan { .J iri }adalah membebaskan se-


bagian utangnya.

slHR Muslim, Mukhtashar Muslim: 964.


s2HR Ibnu Maiah (2419), dan ini adalah laJazhnya. Hakim juga meriwayatkan
hadits ini, dan ia men-shahih-kan hadits ini menurut syarat Muslim, dengan di-
dukung oleh Mundziri (al-Muntaqa:374), serta disetujui oleh Dzahabi.
5O4 SUNNAH RASI JL

Dirir,vayatkan dari Ibnu Umar bahwasanya ada seorang laki-


laki yang datang pada Rasulullah saw.. Ia berkata, "Wahai Rasu-
lullah, siapakah orang yang paling dicintai Allah?" Rasulullah
menjawab,

lt
C.J \r.r.-
i'
4J)

o / ,.
.lU-f
l/

il ;d JI
co.ot,ozc .lal ot
t ,-"-t -l
4>[>
o J *-c
Q'9' ->l L ,.*,
,r.-o. 'o .? , o O / /
O/
O z t, | . z
.;-r-)- - J-*-*Jl l-lA C).
i
tlx; - i41Jl -bs*o Ct.
" Orang y ang p aling disukai Allab adal ab ora.ng yang p aling

bermanfaat bagi orang lain. Dan amal yang paling disukai


Allab adalah menyenangkan orang muslim.I{amu hilangkan
kesu-sabannya, melunasi utangnya, ataLt. kamu usir laparnya.
Dan aku lebib senang bersama saudaraku dalam suatu ke-
perluan daripada beri'tikaf di masjid ini -yakni masjid hrabawi-
- selama sebulan."

Sekiranya nash-nash yang ada hanya membicarakan orang


muslim dengan sifat khusus, tidak berarti menunjukkan bahwa
orang selain Islam tidak dito_long dan tidak dibantu. Buktinya
adalah sabda Nabi, 4-.u!- li;i} "Yangpaling bermanfaat bagi
manusia." Allah memuji orang yang memberi makan kepada
tawanan kecuali tawanan itu orang-orang musyrik. Bahkan ber-
buat baik terhadap binatang termasuk perbuatan mendekatkan
diri kepada Allah yang paling besar.
Hanya saja di antara perbuatan-perbuatan yang paling besar
pahalanya dalam lapangan kebaikan yang disyariatkan oleh Islam
adalah sedekah jariynh(sedekah yang mengalir terus pahalanya),
ll: SLINNAH Sb'UAGAI SLII\{Bh'R PL'RADAUAN 505

yang tetap berguna bagi manusia setelah matinya. Terdapat


hadits shahih tentang keutamaan hal ini,
d

A !t il;
-t
ijr*: /\
jo. //C O
r /i
-r.) t2 -Un ol . y,, ar:r-
,t.t i . , t I -, r.
db4J &* J ft )\ c !.1a
\ v!

(4-L a/lj g;_,\:Jt !! o;t-4t ot ,r;


"Apabilaseorang meninpgal, maka (.semua) amalnya ter-
putus keucali tiga perkara. Yaitu; sb adaqah j ariyah , atau ilmu
yang dimanfaatkan, atau anak sbalib yang mendoakan untuk-
nya."(HRJamaah)s3
Termasuk sedekah itu adalah waqaf yang baik yang sudah
dimulai sejak masa sahabat, yang mana seorang muslim me-
waqafkan harta berharga yang dia miliki, lalu dia petik hasilnya,
dan dia manfaatkan harta itu dalam amal kebaikan.
Sementara itu, peradaban Islam telah berkembang dengan
banyaknya waqaf dari orang-orang baik, dan lingkupnya yang
meluas. Dia meliputi seluruh segi-segi kebaikan, sisi-sisi yang
terpuji dalam kehidupan insani, bahkan dalam kehidupan hewani.
Hal ini tidak dikenal bandingannya dalam peradaban lain'

Mematuhi Aturan dan Etika Umum


Salah satu dari ajaran-ajaran perilaku peradaban yang diarah-
kan oleh Sunnah menuju ke arahnya, yaitu mematuhi peraturan
dalam segala hal.
Bukan suatu hal yang asingbila bangsaArab dulu tidak per-
nah mengenal perilaku peradaban, karena dulu gejolak egoisme
mereka lebih menonjol. Mereka tidak mau tunduk terhadaP atff-
an-aturan yang mengatur mereka, tidak pula tunduk terhadap

53Penulis tidak men-takhrii hadits ini. Hadits ini diriwayatkal oleh iamaah
kecuali Bukhari dau lbnu Maiah dari Abu Khrrzaimah. Lihat N aih.d-Atihar, iuz
enam, kitab al-Waqf. (Penj)
soti SI.JNNAT.I RASLjL

pemerintahan-pemerintahan yang menentukan urusan mereka.


Setiap orang dari mereka adalah satu umat tersendiri dengan diri-
nya sebagai kepala, kecuali terhadap hal-hal yangberkaitan de-
ngan keamanan dan kehormatan kabilah, sebab ini adalah soal
harga diri danta'ashub, entah itu benar ataupun salah. Karena dia
berada di antara egoisme yang berlebihan dan ta'ashub yang buta.
Maka tatkala Islamdatang, dia mengajari mereka untukme-
matuhi aturan dan menghormati etika dalam setiap permasalah-
an kehidupan mereka, baik itu kecil maupun besar.
Dia tidak boleh memasuki rumah seorang pun -sekalipun
dia orang yang paling dekat dengannya-- kecuali setelah diizinkan.
Adapun izin itu, hanya tiga kali. Jika masih tidak diizinkan
masuk, maka hendaknya dia segera pulang. Dalam hadits di
katakan,
lo ti o.'.o t o t-' / /o/
- ;l b;! pil
,':.:. o
{r;i, ".i1
- ux FLi ii'u..r lrf M
(+".p)cslf,
"Apabila salab seorang dari kalian meminta izin (untuk
masuk), tapi tidak diizinkan --sampai tiga kali-, maka bendak-
nya dia pulang saja. "(HR Muttafaq 'Alaih)sa

Jangan dia duduk di antar:a dua orang yang duduk kecuali


dengan seizin keduanya.
Jika dia masuk ke suatu majlis, hendaknya dia duduk di tem-
pat yang paling akhir.
Jika ada seseorang yang berdiri dari tempat duduknya di-
karenakan suatu keperluan, kemudian dia kembali lagi, maka dia
lebih berhak atas tempat duduknva.
Islarn meletakkan afuran-aturan dalam tata cara penghormat-
an dan salam, di mana anak kecil memberi salam terlebih dulu
kepada orang yang lebih besa1. yang sedikit kepada yang banyak,

s{Mtrttalaq'Alaih dariAbu Musa dan Abu a'id,al-Ltilti


S toal-Marian(1397),
3: SIiNNAH SEIfAGAI SLJN{IIER PERADAIIAN 5O7

yang berkendaraan kepada yang berjalan kaki, dan yang berj alan
kaki kepada yang duduk.
Islam juga meletakkan tata cara dalam makan dan minum
kepada pemeluknya. Sebagaimana dalam hadits,

{.r:u b ,r', ,'4; ,F', , i, -F


(qf" -i":')
"sebutlab nama Allab, lalu makan dengan tangan kanan'
mu, dan rnakanlah apa yang berada di dekatmu. "(HR Mut-
tafaq'Alaih)ss
Pada suatu kesempatan ada seseorang yanghadir -padahal
dia yang paling muda usianya-- ingin berbicara sebelum yang
dewasa dan tanpa seizinnya. Maka Nabi saw. berkata, 4';-F
"Yang besar." Yakni, mendahulukan yang dewasa (karena dia
yang terlebih dahulu, Ed.), kecuali bila dia mengizinkan untuknya.
Setiap orang wajib menghormati hak-hak orang lain dan me-
melihara kebiasaan-kebiasaan baik yang berlaku dalam jual-beli,
perkawinan, peradilan, dan seluruh bentuk interaksi antar-
manusia.
Jadi, jangan sampai ada seseorang yang menjual barang yang
telah dipesan oleh saudaranya, dan jangan pula dia melamar
wanita yang telah dilamar oleh saudaranya.
Orang-orang juga semestinya menjaga hal-hal yang telah di-
sepakati, seperti akad-akad perjanjian dan syarat-syarat, supaya
urusan-urusan mereka menjadi teratur dan muamalah mereka
tetaplestari
Dalam hadits dikatakary (r/';':t -.,.,,r.\ ^
i/:f tlOrang-orang
"1"
muslim itu wajib menepati perjanjian mereka."56

ssMutta{aq'Alaih dari Umar bin Abu Salamah, al-Ltill ual-Marjan (7373).


s6HR Ab.r Dalr'ud dan Hakirn dari Abu Hurairah, Shahih al-janti' astrShaghir
(6711).
5O8 5t l\-N.-\li rt.{.stjl-

Seyogianya kaum muslimin saling membantu dalam meng-


atnr urusankehicfi,ipan mereka, dimana setiap orang dari mereka
mesti membantu unfuk menunaikan kewajibannya dan meng-
ainbil iraknya.
Dr antara hal itLr adalah apa yang terdapat dalam hadits,

*}-r-,i
L't,r,.;
,\o
f;;'*
jr,A?'2
.p e
$//
a;>U
/

e ,- tilF
,ltsct.hrla itga orang keluar bepergian, maka bendaknya
mcrehe ntengangkat .salab seorang dari merelaa sebagai pe,
mimpin. ''(HR Abu Dawud)s7
Umar bin Khaththab berkata, "Jika ada tiga orang, maka
hendaknl,a mereka mengangkat salah seorang dari mereka
sebagai pemimpin. . .."s8
Dalam hadits lain dikatakan,

|i-t')i
a) 6< lz5

., iru
.rf
-e)v.
,s"j-"fi ; lttt:,]{ )F
ct ' . / o o1 .
1-re-i ,frry
{ r-6JF | ,*rdg,
\t'-
"Tidak b alal bagi tiga orang yang berada di padang sab ara
kecuali mereka mengangkat salab seorang d.ari mereka untuk
menl adi pem impin. " (HR Ahmad)se

-5?HR Ab" D*ud dari Abu Sa'id (2608), kemudian dia juga meriwayatkan
haclits irri dengan sanad yang sama dari Abu Hurairah (2609). Baihaqi juga meri-
vr'avatkan dalam as-Sunan (5 /257), danBazzarmerirval'atkan sebagian dari hadits
darr Ibnu Umar. Haitsami berkata, "Rijal-nya adalah rijal shahih, kecuali Unais bin
N1arhnm, namun dia seorang yang tsiqqah." (5/255).
58HR Hakim dan dia rn"rl-ruhih-kunnya menurut
' syarat Bukhari dan Mus-
ljnr. Dzahabi menyepakatinya (1/ 443,444).Bazzar juga meriwayatkan hadits im.
Haitsami berkata, "Rijal-nya adalah rijal shahih, kecuali Ammar bilr Khalild, namtur
..1ia sr.rrrarrg vang tsiqqah." (5/255).
r'rl iil \]rnrad dari Abdullahbin Arnm,
dan Syaikh syakir men-shahih-karurya
' : r- l::; r.', ii. nrcnsiktiti manhaj-nya dalam men-tsiqqah-kal Ibnu Luhai'ah secara
3: SLINNAH SEBAGAI STJMBER PERADABAN 5O9

Imam Khathabi berkata dalam penjelasannya mengenai hik-


mah dari perintah Nabi ini, "Maksud Nabi menyuruh seperti itu
adalah agar urusan mereka menjadi satu, agarpendapatmereka
tidak bercabang, dan agar tidak te4adi perselisihan di antara
mereka. Juga di situ terdapatdalilbahwa jika ada dua orangyang
mengangkat seseorang untuk menghakimi mereka dalam suatu
masalah, lalu dia menghakimi dengan benar, maka berarti
hukumnya mesti dilaksanakan. "6o
Apabila Rasulullah mengutus suatu utusan atau sekelompok
pasukan untuk suatu tugas, beliau mengangkat salah seorang
dari mereka sebagai pemimPin.Lalubeliau menyuruh yang lain
agar patuh dan taat kepadanya. Beliau bersabda,

"r&
;\i *;- ",y':, r*bi'^;t';li
J o' ,l
r-ht
o-\
'..&
C'-e /
// ,,,
@'e4 R..t*
"Barangsiapayang rnenaatipemimpin, berarti dia taat ke-
padaku,
-
Dan barangsiapa lang mendurhakai Pernirnpin. ber'
arti d.ia d,urb aka kep ad.aku." (HR Muttaf aq'Alaih) 61
Beliau juga menjelaskan bahwa menaati pemimpin itu wajib,
sekalipun pemimpin itu seorang budak dari Habsyah (Ethiopia),
entah orang itu suka atau tidak suka, selama dia tidak disuruh
untuk berbuat maksiat kepada Allah' Dalam hadits dikatakan,
,o.r?. o.l. t.,1 ,.,!ti,i'
":i'".;i
o/6,a,o
u; kt i-t-
z-e\ua
.J'F
4jt,".lt
. ,,:
^b a# ni $t , a-")L.";"i 'l C ,;f
/o
@r p) K** yJ,y
,(:' ,i i.,' z

@Khathabi menyebutkan hal iridalarn Ma',alim as-sunan,hadits nomor 2496.


6lMuttafaq'Alaih dari Abu Htrairah. Shahih al-lami' (60M).
5I O SI.JNNAH RASUL

"Patub dan taat itu wajib atas setiap orang muslim dalam
bal yang dia sukaatau benci, selama dia tidah diperintab untuk
berbuat maksiat. Ahan tetapi, jika dia disurub untuk berbuat
maksiat, maka tidak ada lagi katapatub dan taat."(}IIRMut-
tafaq'Alaih)52
AlQur'anul-karim sendiri memerintahkan mereka agar me-
naati orang yang memegang urusan mereka, sebagaimana A1-
Qur'an men1.uruh mereka untuk taat kepada Allah dan Rasul-
Nyu,
"Hai orang-orangyang beriman, taatlab laalian kepada Al-
lab dan taatlab halian kepada Rasul-Nya serta orang yang
memegang Ltrusan (pemimpin) kalian, Apabila kalian berselisih
dalam suatu masalab, maka kembalikanlab permasalaban itu
kepada Allab dan Rasul-Nya... . " (an-Nisaa': 59J

AlQur'an juga memerintahkan mereka agar menjaga per-


kara-perkara yang berkaitan dengan keamanan jamaah, jangan
sampai mereka tidak dapat mengendalikan lisannya sehingga
mengatakan tentang hal-hal yang tidak diketahui. Hendaknya
mereka mengembalikan suatu permasalahan kepada orang-
orang yang ahli di bidangnya. Allah Ta'ala berfirman,
"Dan apabila datang suatu berita tentang keamanan atau
ketakutan kepada mereka, mereka lalu menyiarkannya. Pada-
bal kalau mereka menyerahkan bal itu kepada rasul dan ulil
amri di antara mereka, tentulab orang-ordng yang ingin me-
ngetabui kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya dari
mereka (rasul dan ulil amri)... . " (an-Nisaa': 83)

Dulu, shalat jamaah di masjid merupakansekolahpraktik se-


tiap hari, di mana kaum muslimin mendapatkan di dalamnya --
melalui peran Rasul sang guru-- pelajaran-pelajaran pendidikirn
dan latihan praktik, untuk memindahkan prinsip-prinsip dasar
dan nilai-nilai agama kepada amal nyata dan kenyataan yang hidup.

62Mnttafaq'Alailr dari Ibnu Umar, Slahih Al-lami' (3693)


3: SL,INNAH SEBAGAI SIiNIUER PETTADAUAN 5l I

Maka di bawah naungan masjid-masjid ihrlah mereka belajar


mempraktikkan pentingnya hidup berj amaah, pentingnya ke-
pemimpinan, ketaatan yang baik, kewajiban memelihara undang-
undang, dan menghormati aturan-aturan perilaku bersama.
Tidak bisa tidak bahwa dalam shalat jamaah harus ada se-
orang yang menjadi imam. Mereka memilihnya sesuai dengan
kriteria-kriteria dan prioritas-prioritas yang telah digariskan oleh
Rasul saw.. Beliau bersabda,

eir;Jr e fyk bli .. iu | ,,t5). J';;( t4,"tib


;1. 'o''-o' tt,.
/z z ot.r1o/' tzz
,lp irJl o1 l.,i\5 uF , gJ! f+"i,"U , et.f
a',
tr- ;'
c etp 9;.,1r
efyS "'
'''
bp ., {;+ f*frt
e. \'s, d}i e F"), #:i-t'r, ri'#iG
1a,cL41 olyr; {g""1"
"(Orangyang berbak) mengimami suatu kaum adalab orang
yang paling pandai membaca Al-Qur'an.63 Sekiranya kepan-
daian mereka.rarnA dalam bacaan, maka yangpaling tabu ten-
tang Sunnah. Sekiranya pengetabuan mereka tentang Su.nnalt
sejajar, maka orang yang lebib dulu bijrab, I(alau dalam bijrab
mereka juga sAn1.a, maka yang lebib tua usianya. Dan jangan
seseorang diimami di rumabnya, atau di tempat kekua.saan-
nya."(}JIRJamaah)64

63Kebiasaan yang sering terjaCi, imam adalah orang yang lebih ttra. Padahal
menurut Nabi, yang paling berhak menjadi imam adalah orang yang paling pandai
membaca Al-Qur'an, bukan orang yang lebih tua atau iebih hafal Al-Qur'an. Ini
karena banyak orang tua yang bacaamrya tidak bagus, sebagaimala banyak jr.rga
orarg yang hafal Al-Qur'an, namun pengrlasaan tajwid-nya tidak bagus. (Pr:nj.)
sHR Jamaah dari Abu Mas'ud al-Anshari. (Shahih al-l ami' ash-Shaghir : 8011 1.
5I2 ST]NN,\H RASI.]L

Imam juga mesti meluruskan shaf-shaf dan mengaturnya de-


ngan perkataan atau perbuatannya, sehingga shaf itu menjadi
lurus, bersambung, dan npat; tidak bengkok, tidak ada celah
ataupun lobang. Ini karena bengkoknya zhahir menunjukkan
bengkoknya batin. Dengan adanya perselisihan badan, me-
mungkinkan terladinya perselisihan hati.
Nabi saw. adalah uswah, contoh dan guru dalam semua hal
itu. Dalam hadits-haditsnya yang mulia terdapat aturan-aturary
ajaran-ajaran yang jelas tentang gambaran suatu jamaah/ke-
lompok yang dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya.
Dari Ibnu Umar, ia berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda,

:i ), 5\-;t :e r:te'r, J";ir l*ib


, t

- t lz o

?G'-) t:'r*: I; . llrrt r:i_,.tA': c-l-lJt


, ,t .r'. ' 1,. o 2 ,.o

'rLi' -\,6
-,'), r lt')\i:- k': ;J's , J\L;i"U.
{._IJJJV
h
1-.;1: yi ",rrl {h | ;,b3 tip
" L u r us k a n I a h s h af-s b af r ap at k a.n I a b b ab u - b ab tt, t u t upi I alt
,
celab-celab, dan lunaklab kalian terhadap tangan saudara'
saudaramu,6s kemudian jangan kalian biarkan ada celab
untuk selan. Barang.siapa yang menyambung shaf, maka Allab
akan me-nyambungnya; dan baranS4siapa yang memutuskan
sbaf, ntika Altah akan memutuskannya."(FIR Abu Dawud)56

Dari Nu'man bin Basyir, ia berkata, "Dulu Rasulullah saw.


selalu meratakan shaf-shaf kami, seakan-akan beliau menyama-
kannya dengan gelas, sampai beliau melihat bahwa kami telah
mengerti apa yang dikehendakinya. Kemudian beliau keluar

65Maksudnya, jika ada orarlg yang menarik dari belakang tintr-tk menemant
(saudara) nya dalam shaf, hendaknya dia menurtft. (Penj.)
ftHR Abu Dawud dengan sanad shahih, sebagaimana dalam al-Misykat (1102)
3: SLINNAH SEBAGAI SUIV{BER PERADABAN 5 l3

pada suatu hari, lalu beliau berdiri hingga hampir bertakbir, tapi
beliau melihat ada seorang Badui yang melenceng dari shaf'
Maka beliau bersabda,'Hai harnba-hamba Allah! Kalian harus
meluruskan shaf-shaf kalian, atau Allah akan memalingkan
67
w aj ah-waj ah kalian ""'
Dari Anas, ia berkata, "Iqamat telah dikurnandangkan, lalu
Rasul menghadapkan wajahnya ke arah kami. Beliau berkata,
'Luruskanlah shaf-shaf kalian, karena sesungguhnya akuini me-
lihat kalian dari balik punggungku."'68
Masih dari Anas, ia berkata bahwa Rasulullah saw bersabda,
/..
.
o .
tt t / o a.,l , 2:'., |, J-r
a-.Ul 's tj J-ip)l lt _-
tu
'J
.*; _
rJL!
-e c ;-S., J+;e JJc-,*
I / -c
"L),.

td-s ,'r":tl#;Y;t
"Luruskanlab sb af-s b af kalian, karena sesunggub ny a sb af-
sbaf yang lurus termasuk daripelaksanaan sbalat. "(HR Mut-
tafaq'Alaih;or
Dari Abu Mas'ud Al-Anshari, ia berkata bahwa dulu Rasu-
lullah saw. selalu menepuk bahu-bahu kami menjelang shalat.
Beliau berkata,
o 2o ot,t , 2t i! t .,^ 'i , t.,n 1'.r. , I -o ,'
;<y 4., F-ru l,J*sttnt>=: t:tsy',F t t

t,-i"* ult i ,&l;


e t z J d - t t <o

dr--lr 16r)l
.-, ,ri
//o t o

((*L- 'fr-r, {f*H


"Luruskanlab, jangan kalian berselisih (benghok), sebab
bati kalian nanti akan berselkih. Hendahnya yang di belakangku

67HR Muslim dalam kitab ash-Shalat (432).


ssHR Bukhari dan Muslim dalam kitab ash-Shalat.
6elvluttafaq 'Alaih.
5I4 SUNNAH FTASUL

orang-orang dewasa dan mengerti dari kalian. Kemudian orang-


orang yang setelab mereka, kemudian orang-orang setelah
mereka,"(HR Muslim)7o
Dan dari Abdullah bin Mas'ud, ia berkata bahwa Rasulullah
saw. bersabda,

"r+'*'j'.),i,*e,tr6l\'i iti & #.Y


(/-.rr,; {Or;Vi ?W'J itt: - c?\: -
"Hendaknya orang-orang yang dewasa dan mengegti dari
kalian yang di belakangku. Kemudian or ang-orang yang setelab
mereka (kalimat ini diucapkan tiga kali), dan jangan kalian
membuat kegaduban seperti di pasar-pa.sar. "(HR MuslimXl
Yang dimaksud dengan kegaduhan di pasar yaitu meninggi-
kan suara, berteriak, dan ribut di dalamnya. Termasuk juga ber-
tengkar dan adu mulut. '
Dari Abu Sa'id al-Khudrl ia berkata bahwa Rasululullah saw.
melihat para sahabatnya terlambat mengikuti beliau dalam
shalat. Lalu beliau berkata, :
6'-?,,' +t ty"-tv
t-i:,o rr--1t.
Jt;! ,"€F u f"\
"2
'
g V) ,
'"
t-t'-t.l,f
t zl . ..0' a zz
^i trz ?,,t0.
<d- "1rr> { dr I fi r- P J J-ro- IJg
"Majulab halian, sempurnakan bersamaku. Dan bendaknya
orang setelab kalian menyempurnakan dengan kalian. Suatu
kaum akan selalu terbelakang sehingga Allab menelantarkan
mereka."(HR Muslim)72

70HR Muslim dalam ash-Shalat (122,423)


zrtail.\zs,zzz).
zznia.6zo, +zey.
ll: STJNNAH SEBAGAI SLIMIIIIR PERADABAN 515

Dari Jabir bin Samurah, ia berkata, "Rasulullah saw. keluar


menemui kami, dan beliau melihat kami terbagi dalam beberapa
hnlaqnh.Beliau bersabda, 'Mengapa aku melihat kalian berkelom-
pok-kelompok?!Apa kalian tidak mau berbaris sebagaimana
para malaikatberbaris di hadapan Rabb-Nya?' Kami menjawab,
'Wahai Rasulullah, memangnya bagaimana Para malaikat ber-
baris di hadapan li.abb-N,va?' Rasul rnenjawab, 'Mereka menyem-
purnakan shaf-shaf pertama danmereka rapat dalam shafnya."'73
Apabila seorang imam telah nnemuiai shalatnya, maka rnak-
mum wajib mengikuti dan menyempumakan shalat bersama-
nya. Mereka tidak boleh mendahuluinya dengan ruku' atau
sujud atau berdiri atau gerakan aPa pun dari gerakan-gerakan
shalat, sebab menghilangkan bentuk jamaah yang beriman, kon-
sekuery dan rapat di belakang kepemimpinannya.
Dalam hadits dikatakan,

,i, ,rr'li';S ,il , y:€Ai6)i }+ r;Iy


*: Ji ;y', , f-#"-,G
e ti|, , fji.{";G
{'t
tt;;, ,i*;jr ',:l C: , ,;rn-, il+r;. i ,

(*,P) {rrj;:"'j 'r;


"sesunggubnya imam itu dijadikan untuk diikuti. Maka
apabila dia bertakbir, bertakbirlab kalian. Apabila dia ruku',
maka ruku'-lab kalian. Apabila dia berdiri, maka berdirilab
kalian. Dan apabila dia mengucapkan, 'Sarni,allabu liman
hamidab (Allab mendengar setiap orang yang memuji-Nya),'
maka katakanlab, 'Rabbana lakal-bamdu (wahai Tuban kami,
b aryt a Untuk-Mu lab segala pujian)' Dan apabila dia bersuj ud,
maka bersujudlab kalian." (HR Muttafaq'Alaih)za

7zruia. gto,sn1.
TaMuttafaq 'Alaih dari Anas, al-Lu'lu' wal-Marjan (?32)
5I6 SI.JNNAH RASUL

Ini dilakukan selama imam tidak salah dengan kesalahan


yang benar-benar tampak. Akan tetapi, kalau dia salah, maka
makmum wajib membenarkan kesalahannya dan menegur ke-
keliruannya tanpa harus mengganggu konsentrasinya. Baik
orang besar ataupun kecil, dia berhak untuk melakukan hal ini.
Sampai perempuan yang berada di shaf-shaf belakang pun boleh
meneg-ur imam dengan cara menepukkan tangannya.
Dalam hal ini terdapat hadits-hadits Nabi saw. yang meng-
ajari dan mengarahkan, yaitu sebagai berikut.
Dari Anas, ia berkata, "Rasulullah saw. shalatbersama kami
pada suatu hari. Setelah menyelesaikan shalatnya, beliau meng-
hadapkan wajahnya ke arah kami. Beliau berkata,

, )., ";;t5''.i ,'€JGt-,lt r ),rir ,af'F


L"f
,/
o .r
.J\J
(>.
.
/t:-tL:\: , l$u,\, , ,';|lu. \1
(

t
,y'o ?' o / o '
(y'-,tr,; {ltt- Ui ,'dYi €r.,i
"Wabai sekalian manusia, sesunggubnya aku ini adalab
imam kalian. Maka janganlah kalian mendahuluiku dengan
ruku' atau sujud, atau dengan berdiri, atau dengan meningal-
kan sbalat. Karena aku melibat kalian dari depan dan be-
lakang-ku. " (HR MuslimXs

DariAbu Hurairafu ia berkata bahwa Rasulullah sar,r'. ber-


sabda,

(
v
, -/. , J" ,/.
^-J J, l)l'J c r l9r.->rs
j Jz
/
F
i;yi rrl;r vp
r:1 r
t, o /
: ljys o-t^> ;J_ h,
,o to -. t
c
*:JGSrr,t.F'rc
TsHRMuslim (172,426).
3: SUNNAH SEBAGAI SUMT]ER PERADABAN 5I7

,/to.? . ,: 'a.
(gL- ol;-r; (J^'.Jl Jl Q-r
'Janganlab kalian mendabului imam! Apabila dia bertahbir,
rnaka bertakbirlab kalian. Apabila dia ruku', maka ruku'Jab
kalian. Dan apabila dia mengucaphan, 'Sami'allabu liman ba-
m i d ab,' m ak a j aw a bl ab,' Ra b b ana I ak a I -h am du. "' (HR Muslim)%

Dari Barra' bir.'AzIb, ia berkata, "Kami shalat di belakang


Nabi saw., maka jika beliau berkata 'Sami'allahu liman hamidah,'
tidak seorang pun dari kami yang menggerakkan punggungnya
sampai Nabi saw. meletakkan dahinya di atas tanah."T
Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda,

ht ,S',r=, bi .r-.Vi **;i, e';9


qrtt ;;;.J-YtY
o0
E/ t/ 9/
/
e.b,F-> {t;b url t a-'l t

"Apa orangJ/ang rnengangkat hepalanya sebelum imam itu


tidah takut halau Allab merubab kepalanya menjadi hepala ke-
le d. ai ? " (HR Muttaf aq'Alaih)78

Abu Hurairah berkata " Orcngyangmengangkat kepalanya


dan menurunkannya sebelum imam, sebetulnya ubun-ubunnya
itu dipegangsetart."D
Sesungguhnya hal-hal di atas adalah pendidikan praktik dan
latihan yang terus-menerus atas dasar pemeliharaan taat dan me-
matuhi aturan.
Dengan demikian, tampak bahwa shalat jamaah merupakan
gambaran hidup yang diserukan oleh Islam agar kita hidup ber-
jamaah dalam kenyataan hidup ini: lurus, tidak bengkok; teratug,

T6HRMuslim (8:417).
zMuttafaq' ALarh, aI-Lu' Iu' tual-Marj an (27 4).
TsMuttafaq 'Alaih, lihat a/-Lu-lu- wal-Marjan (247)
7%IR Malik dalam al-Muwaththa' (1, / 92).
5I8 SUNNAH RASUL

tidak acak-acakan; rapat, tidak ada celah; bersatu, tanpa ada ke-
lompok-kelompok; dan taat dalam hal-hal yang bukan maksiat.
Kemudian mendahulukan orang yang dewasa dan mengerti, lalu
orang yang lebih tahu, serta memberikan hak kepada setiap
orang yang memang berhak untuk mendapatkannya.

Kebersihan dan Keindahan


Perhatian Sunnah nabawiyah -sebagaimana AlQur'an-- ter-
hadap kebersihan muncul dikarenakan sejumlah sebab, yaitu se-
bagai berikut.
1. Sesungguhnya kebersihan adalah suatu keutamaan yang di-
sukai oleh Allah Ta'ala.
Allah SWT berfirman,
"... Sesungguhnya Allab menyukai orang-orang lang
bertobat dan orang-orang yang menyucikan diri," (ai-
Baqarah:2221
Allah memuji jama'ah masjid Quba' serta kesukaan
mereka untuk bersuci. Allah berfirman,
"... Sesunggubnya masjid yang didirikan atas dasar
takwda sejak baripertama adalah lebih berhak untuk tem'
pat karnu sbalat di dalamnya. Di dalamnya terdapat orang-
orangyang ingin membersibhan diri. Dan Allab itu nnenyu-
kai orang-orang yang bersib. " (at-Taubah: 108)
Oleh karena itu, kesucian atau kebersihan termasuk ke-
imanan. Sampai-sampai istilal { gr-:yi',
"Ulib"Kebersihan
itu adalah sebagian dari iman" terkenal di kalangan kaum
muslimin. Sebagian dari mereka menyangkanya sebagai
hadits, padahal bukan hadits. Akan tetapi, ada hadits shahih
yang mengatakan, "}i ;;L)iY "Kebersihan adalah
{.rr-ifi

mYang dimaksud oleh penulis dangan masjid yang didirikan atas dasar takwa
di sini yaitu masjid Quba'. (Peni.)
3: SL-tNNAH Sb,BAGAI SIJN'IBER PERADABAN 519

bagian dari iman."8l Yakni, separo iman.


Kebersihan atau kesucian di sini mencakup kesuciandari
segi makna, yaitu syirik, nifaq, dan atrlak yang buruk. Ada-
pun suci yang bisa dirasakan yaitu suci dalam arti kebersihan
secara khusus dan umum.

2. Kebersihan adalah cara untuk menuju kepada kesehatan dan


kekuatan. Sedangkan Islam sangat mendorong untuk men-
jaga kesehatan badan dan kekuatan tubuh. Sebab hal itu me-
rupakan bekal bagi tiap orang, dan simpanan bagi jamaah.
Lagi pula seorang mukmin yang kuat itu lebihbaik dan lebih
dicintai Allah daripada orang mukmin yang lemah. Di sam-
ping itu, badan adalah amanatbagi setiap muslim, Dia tidak
boleh menyia-nyiakan dan meremehkan manfaakrya. Jangan
sampai dia membiarkan badannya diserang oleh penyakit.
Rasul saw. bersabda, "Sesungguhnya badarunu mempunyai
hak atas dirimu."82
J. Kebersihan itu adaiah syarat untuk mempercantik atau me-
nampakkan diri dengan penampilan yang indah yang dicintai
oleh Allah SWT dan rasui-Nya. Dalam hadits shahih dikata-
kan, r'$gsr utggt:hnya Allah itu Indah dan menyukai keindah-
an." Nabi saw. mengatakan hal ini setelah beliau berkata,

4;{',t
\i'' t)' t1:'JW
rr * e'ug ;7 , ^;it tr! !F
"Tidak masuk swrga, orangyang di dalam hatinya adct
sebesar biji atom dari rasa sornbong."

Lalu ada seseorang yang berkata, "Sesungguhya aku suka


jika bajuku bagus dan sandalku bagus." Atau, "Sesungguhnya
orang itu senang memakai pakaian dan alas kaki yang bagus. "

81HR Mtrslirn, Ahmad, dan llrmidzi dari Abu Malik al-Asy'ari, Shahih al-lani'
ash-Shaghir (3957).
s2Mtrttafaq 'Alaih dari Abdullah bin'Amru, at-Lu'hi utal-Marjan (775).
52O SUNN,{H RASIIL

Maka Rasulullah saw. bersabda,


I t o. . ^t t
;"-lt'+:'EJ I ., J[.:Jr .--...1 "
. . - r-)L.->,
-. irl lJ!
/ ', I o .^.
(rL .1-r-,)
R.-"O, 9o S

"sesttnggubnya Allab itu Indah dan menyukai keindab-


an. Sombong itu menolak kebenaran dan meremebkan
orang l ain. " (HR Musiim)83
Allah berfirman, "Hai anak Adam, pakailah perhiasan
kalian setiap kali kalian pergi ke masjid,.. Katakanlatu 'siapa
yang mengharamkan perhiasan Allah dan hal-hal baik dari
rezeki yang dianugerahkan kepada hamba-hamba-Nya. . .? "
(al-Araf: 31-32)
Dari sini, Nabi saw. melarang orang pergi ke masjid de-
ngan pakaian kerjanya.
JikaHasane hendakpergi ke masjid, diaberhias diri ter-
lebih dahulu lalu memakai minyak wangi dan menyisir rapi
rambutnya. Thtkala dia ditanya tentanghal itu, dia menjawab,
"Aku berhias untuk Rabb-ku." Lalu dia membaca ayat,
;.
)'y- ! *'€)': ; F " Pakailah perhiasan kalian setiap kali pergi
kJmasjid.'-
4. Kebersihan dan penampilan yang bagus merupakan salah
satu sebab penguat hubungan kita dengan orang lain. Ini
karena orang yang sehat-dengan fitrahnya-- akan menying-
kir dari kotoran dan menjauhi orang-orang yang kotor. Ini
adalah rahasia dorongan Nabi saw. agar umatnya selalu
mandi dulu sebelum berangkat shalat Jum'at.
Sebagaimana juga rahasia larangan Nabi saw. untuk me-
makan bar,r'ang merah, bawang putih, bawang bakung, dan

E3HR N.,luslim
dari lbnu Mas'ud dalam kitab alJman, nomor 147.
eYang dimaksud dengal Hasan di sini adalah Hasan al-Bashri. (Pen1.)
:l: SLTNNAH Sh,tl,\GAl StlI'ltsE,R Pb,I{AD,{BAN 52 I

yang semacamnya bagi orang yang ingin pergi ke masjid.


Agar jangan sampai dia mengganggu orang lain dengan bau-
nya yang menyengat/tidak enak.ss Akan tetapi, sekiranya
dia bersikeras untuk tetap memakannya, maka dia harus
tahu bahwa dia itu mnhrum (tidak boleh) pergi ke masjid, dan
dia tidak bisa mendapatkan keutamaan berjamaah.
Dalam Shahihain dari Ibnu Umar bahwasanya Nabi saw
bersabda,

(clo.ri,) 4;'t;;
\
"Barang.siapa yang memakan (buab) dari pohon ini --
yakni bauang putib-- maka jangan sekali-kali dia men-
dekati masjid kami. "(HR Muttafaq 'Alaih)85

Juga hadits yang seperti itu dari Anas.


Hadits marfu' dari Jabir,

;\i'.i - /O z g.
, r o/r. oa za1 .,'-/ o -\
\J);r-le nl L-.J 5l'-odh
'
')\-i, JJUt)/'
, o, . o.to-,1.,:, o / ot'",\:
&a:^,
\- -' 5,-g ;J c - UJ2E*. rv)]'Jir*U
Jr-o-J -

"Dan barangsiapa yang memakan bawang pu.tib atau


bawang merab, maka bendaknya dia menjaub dari kami
(.atau dia berkata, 'Maka bendaknya dia menlaubi masjid
kami.') dan bendaknya dia duduk saja di rumabnya."

8ssekiranya Nabi saw. rnengetahui adanya petai, jengkol, dan rokok,.pasti


beliau lebih keras melarangnya. Ini karena bau petai, iengkoi, dar-r rokok:bagi
sebagian orang- terasa lebih "dahsyat" dibanding dengarr bau bawang dan yang
semacam-nya. (Penj )
eHadits ini dan dua hadits setelahnya, semua adalah muttafaq'alaih al-Lti lu'
Wal-Marjan (331-333).
522 SI.]NN,\H RASI.IL

Sementara itu Mughirah bin Syu'bah meriwayatkan


hadits marfu',

,^;-*it"-;31
/.' a

*\-c--,
\"'1 '

(oL- .r1-r "jt ,,i1-r+i o\yr;


"Dan barangsiapa yang memakan (buah) dari pobon
yang bau ini, maka bendaknya dia janganlah mendeleati
tempat sbalat kami, sehingpla bitang baunya."(HR Ahmad)87

Dalam hadits-hadits ini terdapat peringatan keras bagi


orang yang suka makan sayur-sayur mentah dan ancaman
baginya dengan larangan mendekati masjid. Yang lebih pantas
dikenai larangan ini pada masa sekarang --tanpa diragukan
lagi- adalah orang yang merokok dan mengganggu orang lain
dengan rokoknya. Ini karena sayur-sayuran itu pada dasar-
nya adalah halal, sedangkan rokok berbahaya bagi kesehatan,
kejiwaan, dan ekonomi. Jadi, hukum yang paling tepat untuk
rokok adalah haram. Sebagaimana kata Allah Th'ala ketika
menggambarkan Rasul-Nya dalam kitab-kitab sebelumnya,
"Dan Dia menghalalkan barang-barang yang baik bagi
mereka dan mengharamkan mereka dari barang-barang
vang tidak baik." (al-A'raf: 157) Selain itu, fitrah, akal, dan
hasil penelitian menegaskan bahwa tembakau atau rokok
tidak termasuk barang-barang yang baik.

Termasuk Keistimewaan Islam


Mesti diakui bahwa perhatian Islarr terhadap kebersihan me-
rupakan keistimewaan yang besar dari berbagai keistimewaan

STHRAlrnrad, Abu Darvr-rd, dan Ibrru Hibban. Lihat Sftaftihal-lami'asbSltttghir


(60e2).
3: STJNNAH SEI].{GAI STJNTI]E,R PE,RADA}3AN 523

yang dimilikinya. Hal ini ditegaskan oleh dua faktor berikut im.
1. Sesungguhnya bangsa Arab dulu adalah bangsa yang lebih
dekat dengan kebaduian. Kebanyakan dari mereka tidak ter-
biasa memperhatikan kebersihan badan, pakaian, dan
rumahnya. Lri seperti kebanyakan suku-suku atau kelompok
masyarakat yang hidup dalam kondisi yang sama dengan
kondisi mereka, terutama karena persediaan air di rumah-
rumah mereka sangat terbatas. Ini disebabkan di situ tidak
ada sungai, seperti sungai Nil, Tigris, atau Eufrat, tetapi hanya
sumur-sumur yang airnya tidak tentu, kadang banyak,
kadang sedikit, tergantung sedikit-banyaknya curah hujan
sepanjang tahun.
Maka dari itu, mereka membutuhkan usaha yang keras
agar kehidupan mereka meningkat dari taraf keterbelakangan
menuju taraf peradaban. Hingga akhimya, kecintaan akan
kebersihan dan semangat untuk menjaganya menjadi bagian
dari akhlak mereka, tanpa ada beban.
Barangsiapa yang membaca hadits-hadits yang ada, dia
akan mengetahui kebiasaan-kebiasaan buruk yang sering
mereka lakukan, seperti kencing di air tergenang atau tidak
mengali4 danbuang airbesar di jalan atau tempatberteduh.
Rasul' alaihishhalatu w assalam bersabda,

, q,H) *+-lr r jlful ,^, e '€J-i',uitb I

t'
'Jangan sekali-kali salab seorang dari kalian kencing
di air tergenangyang tidak mengalir, kemudian dia mandi
di situ."(HR Muttafaq'Alaih)88

ssMuttafaq'Alaih dari Abu Hurairah, al-Lu'lu' wal-Marjnn (761).


524 SUNNAH RASUL

,y't
o
t a.'.al
-. _ i 3
.r.,!l !F
R^+ fy t''e'*
l.-jt*Jly qLl\s "r-'+f otyr;
'Jangan sekali-kali salab seorang dari kalian kencing
di air tergenang, kemudian dia beruudbu' dengan air dari
situ."(HR Ahmad)8e

erfi
\. ei:">''(ti't"''1
[r-i .!r.: )F
'Jangan sekali-kali salah seorang dari kalian kencing
di tempat mandinya."eo
2. Sesungguhnya agama-agama yang dulunya mew arnaiiaztrah
Arab dan sekitarnya tidak memperhatikan urusan keber-
sihan ataupun mendorong pemeluknya untuk itu. Bahkan
dalam sebagian hadits-hadits terdapat pemberitahuan bahwa
orang-orang Yahudi tidak mempunyai perhatian terhadap
kebersih-an rumah mereka. Maka dari itu,

I ot.?
&:.d\,
\z/v'. '
f#\i€.1;;itrub
"Bersibkanlab halaman rumab kalian, dan jangan
kalian menyerupai Yahudi. "
Adapun pendeta-pendeta Nashrani menganggap bahwa
kebersihanbadan termasuk urusan dunia, yang mana mereka
menjauhinya. Sama seperti perkawinan, makan dari rezeki-
rezeki yang baik, dan lainlain.
Agama-agama lain dan filsafat-filsafat yang berrdiri di atas

seHR Ahmad, Tirmidzi dan Nasa'i dari Abu Hurairah. (shahih ul-lami' ash-
Shaghir:7594)
e0HR Ahmad, Ashhab as-Sunan,Hakim dan Ibnu Hibban dari Abdullah brn
Mu ghaff al. (Shahih al -l ami' a sh- Sha ghir : 7 597)
.l: -Stl.'r..N.{H SELIA(;Al St:\lf3tr,R I)ERADABAN 525

dasar bahwa tubuh adalah sesuatu yang buruk yang wajib


diharamkan dari hal-hal yangbaik,iuga seperti itu. Di antara
hal-hal yang baik yaitu kebersihan dan Perhiasan.

Tenggang Rasa terhadap Orang yan$ Berbeda Pendapat


Termasuk ajaran-ajaran perilaku peradaban sebagaimana
yang digariskan olehAl-Qur'an dan diperinci oleh Sunnah ialah
rasa tenggang rasa (tolerarsi) terhadap orang-orang yang berbeda
pendapat, terlebih lagi kepada orang-orang yang berbeda agama
dan akidah.
Al-Qur'anul-karim meletakkan dasar yang kokoh untuk
perilaku ini dengan firmanAllah SWT,
"Allab tidak melarang kalian untuk berbuat baik dan adil
terhadap orang-orang yang tidak memerangi kalian karena
agama dan tidak mengusir kalian dari negeri-negeri kalian.
,Sesungtr4ubya Allah menyukai orang-o'r'ang yang berbuat adil.
Sesunggubnya Allab banya melarang kalian menjadikan orang-
orang yang memerangi kalian dalam urusan agama dan me-
ngusir kalian dari negeri-negeri kalian serta membanru (orang
lain) untuk mengusir kalian sebagai kauan dekat. Dan barang,-
siapa yang menjadikan mereka sebagai kau.mn, maka mereka
itulab orang-orang yang zalim. " (al-Mumtahanah: 8-9)
Adapun bentuk yang dipakai oleh Allah adalah ungkapan
lU',St',- ) -Allah tidak melarang kalian" hanya untuk mele-
nyapkan apa yang telah menancap di akal dan hati bahrva orang
yang berbeda agama tidak diperkenankan untuk diperlakukan
dengan baik, dikunjungi, dan diperlakukan dengan adil. Lalu
Allah menjelaskan bahwa berlaku adil kepada mereka -bersikap
adil dan bijaksana terhadap mereka-- termasuk perbuatan yang
disukai olehAllah Ta'ala. Allah menambahi"ad77" dengan "ke-
baikan". Ini lebih khusus daripada adil, karena adil yang di-
maksud adalah perbuatan baik dan keutamaan.
Selain itu, Al-Qur'an juga membangun fondasi yang kokoh
untuk perilaku yang bernilai tinggi ini, yaitu ketika mengakui
526 SUNNAH RASTJL

adanya dua hakikat yang betul-betul penting dalam memandang


orang-orang yang berbeda pendapat dalam agama, sebagian ter-
hadap sebagian yang lain, yaitu sebagai berikut.
1. Perbedaan manusia di dalam agama itu terjadi atas kehendak
Allah Th'ala, yang tidak terlepas dari hikmah-Nya yang tidak
ada sesuatu pun yang dapat menolaknya. Kalau saja Allah
SWT mau, Dia akan membuat mereka menjadi makhluk lain.
Mereka dipaksa di situ untukberada dalamsatupilihan, satu
perilaku, tidak ada tempat di situ untuk berbeda dan ber-
selisih.
Allah SWT berfirman,
"Dan kalau saja Rabb-mu mau, tentu Dia akan rnem-
buat manusia menjadi umat yang satu, tetapi mereka tetap
aj a berseli.sib, kecuali orang ))ang d.ikasib i Tub an-mu. D an
.s

memang untuk itulab Dia menciptakan mereka... . " (Hud:


118-L19)

Para ahli tafsir berkata, "Karena perbedaanlah, Allah


menciptakan mereka. Karena, hal itu (perbedaan) adalah
hasil pilihan yang dianugerahkan Allah kepada mereka.
Sekiranya Allah menghendaki, pasti Dia akan menjalikan
mereka sebagai malaikat. Mereka tidak memilih dan tidak
pula berselisih."
2. Hakim di antara orang-orang yang berbeda pendapat, dan
terhadap perselisihan mereka masing-masing atas apa yang
diyakini kebenarannya, serta apa yang dipercaya sebagai
yang salah, bukanlah manusia, tetapi Allah, dan itu terjadi
nanti pada hari kiamat.
Allah berfirmary
"Dan orang-orang Yabudi berkata,'Oran54-orang
tYasbrani itu tidak mempunyai pegangan.' Sementara iIu
orang-orang iYa.sbrani berkata, 'Orang-orang Yabudi itu
tidak mempunyai pegangan.' Padab al mereka (.sama-sama)
membaca Al-Kitab. Demikian pula orang-orang yang tidak
mengetabtti, mengatakan seperti ucaPan mereka itu. Maka
3: SLJNNAH SEIIAGAI SlJMtsE,R PERADAIIAN 527

Allah-lah yang akan mengadili di antara merekapada hari


ki a m at n anti, te nt ang ap a- ap a y ang m e r e k a p ers eli.sib kan. "
(al-Baqarah: 113)

Allah SWT berfirman kepada Rasul-Nya dalam masalah


orang-orang yang menentangnya/
"Dan sekiranya mereka mengajakmu berdebat, maka
katakanlab, 'Allah lebib tahu dari apa yang kalian ketahui.'
Allab-lab yang akan mengadili di antara kalian nantipada
bari kiamat dalam bal-balyang kalianpertentangkan " (al-
Hajj: 68-69)

Adapun dalam soal perlakuan terhadap ahli kitab, Allah


mengaj ak Rasul-Nya berdialog, dengan firman-Nya,
"... dan tetaplab kamu sebagaimana diperintahkan,
serta jangan mengikuti bawa nafsu rnereka, dan katakan,
'Aleu beriman kepada sernua kitab yang diturunkan Allab,
dan aku diperintahkan agar berlaku adil terbadap kalian.
Allab-lab Tuban kami dan Tuban kalian. Amal-amal kami
untuk kami dan amal-amal kalian untuk kalian. Tidak ada
pertengkaran antara kami dan kalian. Allab akan meng-
umpulkan antara kita semua, dan kepada-Nyalab hita kem-
bali." (asy-Syura: 15)
Sunnah datang memperkuat apa yang telah ditetapkan
Al-Qur'an, seraya memberikan gambaran-gambaran secara
ter-perinci dan dalam bentuk praktik.
Meskipun celaan orang-orang Yahudi di Madinah, ke-
burukan perangai mereka, persekongkolan jahat mereka ter-
hadap Nabi saw., dan bergabungnya mereka dengan ke-
lompok kafir untuk memerangi dan menggerogoti kepemim-
pinan Rasulullah, beliau tetap memperlakukan mereka de-
ngan baik. Beliau melunakkan tutur katanya terhadap
mereka, memperlihatkan contoh yang paling mengagumkan
dalam berbuat lembut dan lunak terhadap mereka, baik itu
hidup ataupunmati.
528 SUNNAH RASUL

Dari Aisyah Ummul Mukminin, ia berkata bahwa se-


kelompok orang Yahudi masuk menemui Rasul saw.. Mereka
berkata, "As-saamu 'alaik (as-saam: kecelakaan dan ke-
matian)." Aisyah berkata, "Aku paham apayang mereka
katakan, maka aku pun menukas, 'Wa'alaikumussaamu wal-
la'nah (kematian dan laknat atas kalian)."' Akan tetapi, Rasu-
lullah saw. menyela, "Pelan-pelan, hai Aisyah. Karena se-
sungguhnya Allah itu meny'ukai kelembutan dalam semua
perkara." Aisyah berkata, "Wahai Rasulullah! Apa engkau
tidakmendengar apayangmereka katakan?" Rasul saw. ber-
kata, "sungguh aku telah menjawab, "Wa'alaikum."el
Rasulullah yang mulia memudahkan permasalahan de-
ngan berka ta, "Wa' alaikum. " Maksudnya, kematian adalah
perkara yangberkenaan dengan kita semua, sebab kita pasti
mati.
Dalam hal ini Ibnu Umar meriwayatkan bahwasanya
Rasulullah saw. bersabda,

l.li,'J,;( J"A 6\i, !'.#t &Ld-,'1rF


(4-,i;r) (;{Jj't,"J!',':Dt
"Apabila ada orang Yahudi yang mengucapkan salam
kepada kalian, sebetulnya salab seorang dari mereka ber-
kata, 'As-saarnu alaik.' Maka jawablab, 'Wa'alaik. "'(HR
Muttafaq 'Alaih)ez
Bukhari meriwayatkan bahwasanya orang-orang Yahudi
melewati Rasul saw. sambil mengusung jenazah. Maka beliau
segera berdiri menghormatinya. Lalu beliau diberitahu oleh
para sahabat, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya itu adalah
jenazah orang Yahudi!" Akan tetapi, beliau berkata, "Bukan-
kah itu liwa juga?!"

elMuttafaq'Alaih, sebagaimana dalam al-Lu' Iu' wal- Marj an (7400).


e2lbid.(1399\
li: SIINNAH SEBAGAI SIJMUb,R PLRADABAN 529

Ini berarti, jiwa seorang manusia itu mempunyai ke-


hormatan dan kedudukan, entah apa pun agamanya.
Demikianlah, para sahabat nabi saw. mendapatkan Pe-
lajaran dalam toleransi dan kebaikan budi ini.
Diriwayatkan dari Mujahid bahwasanya Abdullah bin
Amru disembeiihkan seekor kambing oleh salah seorang
keluarganya. Kernudian manakala datang (daging sem-
belihan itu), dia berkata, "Apakah kalian telah memberi
hadiah kepada tetangga kita yang orangYahudi? Aku men-
dengar Rasulullah saw. berkata, 'Sering sekali Jibril berwasiat
kepadaku agar berbuat baik terhadap tetangga, sampai-
sampai aku menyangka bahwa dia itu akan mewarisi."'e3
Ibnu Abbas berkata, "Balaslah salam kepada siapa pun
orangnya :baik itu Yahudi, Nashrani, ataupun Majusi--,
karena Allah berkata,
"Apabila kamu dib ormati dengan suatu pengb ormatan,
maka balaslab pengbormatan itu dengan yang lebib baik
clari itu atau dengan yan7 serupa. " (an-Nisaa':851t+
Pemah seorang Majusi yang memberi salam kepada Ibnu
Abbas. Lalu Ibnu Abbas membalas dengan, "Wa'alaikumus-
salam wa rahmatullah. " Maka sebagian orang yang bersama-
nya berkata, "Kau mengatakan kepadanya, wa rahmafullah?"
IbnuAbbas menjawab, "Bukankah dia hidup dalamrahmat
Allah?"
AbuMusa al-Asy'ari pernah menulis suratkepada salah
seorang pendeta dengan memberi salam kepadanya di dalam
suratnya. Lalu dikatakan kepadanya, "Apakah engkau mem-
beri salam kepadanya, padahal dia kafir?" Abu Musa berkata,
"sesungguhnya dia telah mengirim surat kepadaku dan dia
memberi salam kepadaku. Lalu aku membalas salamnya itu."

e3HRAbu Dawud dalam al-Adab (5752),Tirmidzi dalamal-Bir (1944), dan ini


adaiah lafazlurya. Dia berkata, "Hasan gharib".
e4HR Bukhari dalam al-Adab al-Mufrod (1\07).
53O STJNNAH RASLJL

Seperti itulah toleransinya Nabi saw. terhadaP orang


musynik dari kaumnya. Sekalipun mereka menyakiti beliau
dan para sahabatnya, namun beliau tidak mendoakan mereka
agar celak4 bahkan beliau mendoakan kebaikan untuk mereka.

Dari Aisyah r.a. bahwasanya dia bertanya kepada Nabi


saw., "Apakah engkau pernah mengalami suafu hari yang
lebih parah dari waktu perang llhud?" Nabi menjawab,
"sungguh aku telah merasakan cobaan dari kaummu yang
sangat menyakitkan! Yang pating parah dari apa yang pemah
aku rasakan dari mereka ialah pada hari Aqabah. Waktu itu
aku meminta tolong pada Ibnu Abi Yalil bin Abdi Kulaf tetapi
dia tidak memenuhi apa yang aku inginkan. Maka aku pun
beranjak pergi dengan perasaan kecewa. Aku tidak sadar
hingga aku berada di puncak bukit. Lalu aku menengadah
ke atas, tiba-tiba aku berada di bawah mega yang
menaungiku. Kemudian aku meiihat, temyata adaJibril a.s.
di situ. Maka dia menyeru danberkata,'SesungguhnyaAl-
lah Th'ala telah men-dengar perkataan kaummu dan jawaban
mereka kepadamu. Kini Dia mengutus malaikat penjaga
gunung kepadamu untuk kau suruh apa saja yang engkau
kehendaki atas mereka.' Lalu malaikatpenjaga gunung me-
manggilku dan memberi salam kepadaku. Kemudian dia
berkata, 'Hai Muhammad, sesungguhnya Allah telah men-
dengar perkataan kaummu kepadamu. Ini aku, malaikat
penjaga gunung. Rabb-ku telah mengutusku kepadamu
supaya kau menyuruhku dengan perintahmu. Apa pun yang
kau inginkan. Kaiau kau mau, akan aku timpakan dua
gunung ini di atas mereka.' Akan tetapi, aku berkata,'Jangan!
Aku ingin agar Allah mengeluarkan dari tulang Punggung
rrrereka orang-orang yang menyembah Allah saja, tidak
menyekufukan-Nya dengan sesuafu apa pttn."'es

esMuttafaq' Alath, aI-Lu' Iu' wal-Marjan (11.73).


3: SLINNAII SHf].{G.{l StlN'tUER Pb,RADABAT.\ 53 I

Dari Ibnu Mas'ud r.a., ia berkata, "Aku melihat Rasulullah


saw. sedang mengisahkan seorang nabi dari pararrabi --sha-
lswatullahi wa salamuhu ' alaihim- yarrg dipukul oleh kaumnya
hinggaberdarah. Lalu dia mengusap darah itu dariwajahnya
seraya berkata,

'. !',o o o l-,. o o *t


(* r.,,) (i-q 7/ .
V
rtY €-P' l+' r#i}
"Ya Allab, ampunilab kaumku, karena sesunggubnya
mereka itu tidak rnengetabul. "(HR Muttafaq 'Alaih)e6

Menyayangi Ciptaan Allah


Termasuk ajaran-ajaran perilaku ini adalah menyayangi se-
mua ciptaan Allah, baik orang dekat maupun jauh, muslim mau-
pun kafiq, manusia ataupun hewan.
Sesungguhnya Allah Th'ala menjadikan inti dari risalah Nabi
Muhammad saw. adalah rahmat (kasih sayang). Bahkan Da mem-
batasinya hanya pada rahmat, saat Dia berkata pada nabi-Nya,
''Dan lfumi tidak mengLttusmu, melainlaan untuk, (men-
jadi) rabmat bagi semesta alam. " (al-Anbiyaa':107')
Rasulullah memberikan sifat kepada dirinya dengan ringkas
dan bermakna,

({utr, -r- yr .rrry llli'd *) fi UJIF


"Sesung14ubrrya aku ini adatab pembawa rabmatyang d.iberi
petunjuk."(HR Ibnu Sa'ad dan Hakim)e7
Allah SWT juga menggunakan kalimat rahmat dalam mem-
buka kitab-Nya yang abadi, dan sebagai pembuka surat-surat

e6tbid.1r.zo1.
eTHR Ibnu Sa'ad dan Hakim at-Tirmidzi secara mursal Flakim dari Abu
Htrrairah, Darirni, dan Baihaqi dalam asy-Syu ab (Shahih al-lami ash'Shaghir wa
Ziyadatuh: 2345).
532 SUNNAH RASUL

yang lain selain surat at-Taubah, yaitu dengan "Bismillanhir-yah-


m"annir-rahiim" . LafuDa menggambarkan sifat rasul-Nya sebagai
pemberian kepada kita dengan keberadaannya. Allah SWT ber-
firman,
"sesunggubnya telab datang seorang rasul kepada kalian
dari jenis kalian sendiri, merasa berat oleh penderitaan kalian,
sangat menginginkan (heima.nan dan keselamata.n) bagi
halian, dan amat mengasibi serta menyayangi orang-orang
mukmin. " (at-Taubah: 128)
Maka dari itu, tampak jelas sekali sifat penyayang (rahmat)
pada perilaku dan sirah Nabi saw., begitu pula dalam nasihakrya
untuk umatnya. Di sana terdapat pula dorongan serta anjuran
dalam uslub/gaya bahasa yang tings agar kita memiliki sifat
penyayang. Kemudian terdapat pula peringatan agar kita men-
jauhi sifat-sifat keras dan kasar dengan gambaran yang cukup
mengancam.
DariJabirbinAbdullah, dia mendengar Rasuullah saw. ber-
sabda,

(4';*l) {}l' i3";l , r'3r ?'; Y }F


"Barangsiapa yang tidak menyayangi manusia, maka Allab
tidak ahan rnenyayanginya." (HR Muttafaq 'Alaih)e8
Dari Abu Musa, dia mendengar Nabi saw. berkata,

!errJr*,rJ-, t#r; *,i'i jb


'ju,
€=c-ir*r'.:,iq;t 'Jti ! €r& t
6t4z
.4. z o z J ,/,2 t.
1;lrr.hJl "1rr; arul
.-//J io-r , eSJ c ca-.>\-,a

esMuttafaq 'Alaih. Bukhari dalam al-Adab dan Muslim dalam a.l-Fadha'il.


3: SUNNAH SEBAGAI SUMBER PERADABAN 533

"Itulian tid.ak akan beriman hingga kalian saling me'


nyayangi. " Mereka berkata, "Wab ai Rasulullab , kami semua ini
adalah penyaya.ng." Nabi bersabda, "sesunggubnya itu bukan
rasa sayang salah seorang dari kalianpada sababatnya, tetapi
rasa sayang secara urnurn."(HR Thabrani)ee

Dari Abdullah bin Amru, Rasulullah saw. bersabda,

e "; 1*'1 r';r-3"5t fr3"; t"r-flty


o / t / a j z o i '. t , t , o / / o .t .a,1
|

GrYAl {J;! f"r(li


.O/tl

"Orang-orangpenyayang itu disayangi oleh Yang Maha Pe'


nyayang. Sayangilab pengbuni bumi, maka pengbuni langit
akan menyayangi kalian."(HR Abu Dawud)100
Orang yang tidak bisa menyayangi makhluk/ciptaanAilah,
maka dia tidak layak untuk mendapatkan kasih sayang dari Sang
Pencipta (al-Khaliq). Padahal kasih sayang Allah itu sangatlah
luas.
Dari Ubadah bin Shamit, Rasulullah saw. bersabda,
,1,02t, toio, alo . oi\
/O
tV'i-ar>)q
r'/ \-
/ A / O //

Je J
r'UFJ*rd,ygtC-QF
,f - t /, o . o./

1,r+f ;,1 '\


ot ,J/ $LJLJ tJ p. ^
"Bukan termasuk dari umatku: orang yang tidak meng-
bormati orang yang lebib tua, tidak menyayangi yang lebih
muda, dan tidak mengetabui (kemampuan) orang kami yang
alim." (HR Ahmad)101
eeHR Thabarani, dan para perawinya adalah perawi shahih (maksud penulis
adalah perawi kitab ash-Shahih, yalclt Shahih al-Bukhari. Peni.), sebagaimana kata
al-Mnndziri (al-MtLntaqa: 1322) dan al-Haitsami (8/78).
lrnFIRAbu Dawud (4921), dan Tirmidzi, ia berkata, "Hasan shahih." (1925)
101HR Ahmad dengan sanad yang baik, sebagaimana kata Mundziri (al-
Muntaqa: 7322), dan Haitsami (8/78).
534 SUNNAH RASUL

Oleh karena itu, orang yang di hatinya kosong melompong


dari sifatkasih sayang, dia tidakberhakmenisbahkan dirinya ke-
pada umat yang yang rahmat (penyayang).
Dari Abu Hurairah r.a., ia berkata, "Aku mendengar orang
yang jujur dan diakui kejujurannya, pemilik kamar ini, Abul
Qosim (yuh Nabi Muhammad) saw. berkata, *"St l';'1fu
,t-
4\Y-.,1, ;r lt "Rasa sayang itu tidak dicabut (dari manusia) ke-
cuali dari orang yang durhaka."102
Dari Abu Hurairah juga,ia berkata, "Rasulullah saw. men-
cium Hasan atau Husain bin Ali, sementara itu di situ ada Aqra'
bin Habis at-Tamimi. Aqra'berkata, "Sesungguhnya aku punya
sepuluh orang anak, tetapi tidak satu pun dari mereka yang aku
cium. " Maka Rasulullah saw. melihat ke arahnya, kemudian ber-
kata, $s-')- ! ,-;-, Fp "Bu.ut gsiapa yang tidak menyayangi,
dia tidak akan disayangi."lo3
Dari Aisyah, ia berkata, "Seorang Badui datang kepada Rasu-
lullah saw., dan berkata, "sesungguhnya kalian ini mencium anak-
gnak,'padahal kami tidak mencium mereka!" Maka Rasulullah
saw. berkata ," Apdkau ingin agar aku meminta padaAllah supaya
Dia mencabut rasa sayang dari hatimu?"le

Rasa sayang itu semuanya baik. Akan tetapi, rasa sayang


yang paling tinggi adalah sayang terhadap orang-orangyang
lemah, yang mana mereka tidak memiliki kekuatan ataupun ke-
mampuan, seperti anak yatim yang kehilangan ayahnya, janda
yang kehilangan suaminya, orang miskin yang kehilangan hartanya,

10211q 46r, Dawud, dan ini adalah lafazhnya (4942), Tirmidzi (1924), Ibnu

Hibbar-r daiam Shahih-nya (al-Ihsan:466). Tirmidzi berkata, "Ini adalah hadits


hasarr." Dalarn sebagian naskh (calatan) dikatakan, "Hasan shahih."
103HR Bukhari, Muslim, Abu Dawud, dan Tirmidzi (al-Muntaqa min at-Targhib:

1,326). Lrhat al-Lu' Iu' wal-Marjan: 1496.


lmMuttafaq' Alath, al-Lu-Iu' wal-Marjan: 1'496.
:l: STJNNAH SL'BAGAI StJl\'tBER PERADAIIAN 535

ibnu sabil yang kehilangan negerinya, dan budak yang kehilang-


an kemerdekaannya.
Pada sisi-sisi inilah banyak terdapat hadits Nabi saw. yang
menyuruh dan melarang, mengajari dan menuntun, mendorong
dan mengancam. Di antara hadits-hadits itu ialah,
t03

i.tt;)L':3is. li<; a-*l e dl ihs'' (,Y


. c J, -
<q"lir:;!: y'11 t'-,,r^Jr .,rry
{Ui-.., Ct;, L ;b-' jl J
"Aku dan orang yang rnenanggung anah yatim, berada di
surga seperti ini (Ialu beliau memberi isyarat dengan jari tel-
unjuk dan jari tengabnya, seraya memberi jarak di antara
keduanya.).(HR Bukhari, Abu Dawud, dan Tirmidzi)10s
,, o . 3 -
ctul
/. J--.!q
J 4f o -\
,-t'f
ti o // / t/
o
/
oz
o -
3
-
4J (-*. a
J 4E ct,itu -6"
(-FlJ .rl+ ..\ "lrr1
" B arangsi ap a y ang m enga bu ngk an an ak y a tim di an t ar a

kaum muslimin dalam makan dan minumnya, sanxPai dia me-


rasa cukup (kenyang) dari makanan (dan minuman) itu, maka
dia pasti memperoleb .surga."(HR Abu Ya'la dan Ahmad)106

,U--,t r*Hik j5U1 ;.'i;;ii -rl .ril'F


10sHR Btrklrari, Abu Dawud, dan Tirmidzi dari Sahl bil S a' ad (al-Ahadits ash
S la hihah / al- Albani : 800).
i06IfRAbr-r Ya'la dan Ahrnad dengan ringkas. Serta Thabarani dengan satrad
yang baik dari Zurarah bin Abi Aufa dari seaeorang dari kaumnya. Lihat nl-
h4unt a qa nin at -Tar ghib (1 51 7), dal Mn j n n' a z- Zau a a' ul (8 / 1 6).
536 SIJNNAH RASTJL

,'3l;rai's'): J;l a;\,:;i Ju i r

,r'',
e),,r,,) RJ,.aj \ g.t26',
"Orangyang meringankan beban janda dan orang miskin
seperti seorang mujabidfi sabilillab. " (HR Muttafaq 'Alaih)
Anas berka ta, "sayakira beliau akan berka ta,'Danseperti
orang shalat yang tidak henti-henti, dan seperti orang puasa yang
tidak berbuka.tt'707
-^ , r ti-- ..t,. - i, o, 21,." - J\
lOJ
.' -'i dJJ '
g4^-r.- (l-t___--rr o-!r-) f_-!t;l>l --o$
to if,| ,1t,'i\,.,-. c.'. o2o,'
4-c-r.b4$ c o-i-r L>i oL--l J I

.-.?'-
LJI rl,'-.r,,. .^ .0,.t*7a fr*"'f:'
i. +.cl\-,' )y. **JJJ. Jtl{
J
'-. ') - _*]1
.-- ;-- --. L.j
'
/ oi. .ro .i' tt,o, .. .r'1'- o '
1<"1; -ii:"; t#t Arli d-+i: U 4iJ5 ip c tt,o
il, - l,
"Mereka adalab saudara-saud'aramu Qa[ni para pem'
bantu). Allab menjadikan mereka berada di bawah kekua-saan
kalian. Maka barangsiapa yang saudaranya dijadikan oleh
Attab berada di bawab kekuasaannya, maka hendaknya dia
memberinya makan dari apa yang dia makan, dan memberi-
nya palraian dari apa yang dia pakai. Ikmudtan jangan dia
membebaninya dengan pekerjaan yang memberatkannya
Sekiranya clia tetaP membebaninya dengan pekeriaan yang
berat, malea bendaknya dia membantunya. "(HR Muttafaq
'Alaih;toa

r0TMtrttafaq'Alaih. Bukhari dalam an-N afttqut dan Musiim dalarfi az-Ztld


Lilrat al-Lrr'1rr' waL-Mnrj nn: L878.
108Mr-rttafaq'Alaih dari Abu Hurairah. Ini adalair lafazh Bukhari. Lihat al-
Mtnrtaqa nin at-Targhib: hadits nor-nor 1341 .
:]: SUNNAH SEIIAGAI SLJMIsh,R Pb,RADABAN 537

Datang seorang laki-laki kepada Nabi saw., dan berkata,


"Wahai Rasulullah! Sejauh mana kami mesti memaafkan pem-
bantu?" Beliau diam. Lalu orang itu mengulangi lagi pertanya-
annya, tetapi beliau masih tetap diam. Baru pada yang ketiga kali-
nya, beliau menjawab, "Maafkanlah dia sebanyak tuluh puluh
kali dalam setiap hari."1D
Terhadap budak, beliau memperingatkan dengan keras agar
mereka jangat disakiti dan dipukul. Beliau meniadikan knfarat
dari memukul adaiah membebaskannya. Lalu bagaimana hainya
jika budak itu orang-orang yang merdeka?!
Suatu hari Nabi saw mendapati Abu Mas'ud al-Badri me-
mukul bujangnya. Beliau berkata, "Ketahuilah, hai Abu Mas'ud!
Sesungguhnya AllahJah yang menjadikanmu bisa berbuat se-
perti ini atas anak ini! " Kata Abu Mas'ud, "Wahai Rasulullah, dia
merdeka karena Allah." Kemudian Rasulullah saw. berkata,
"sekiranya kau tidak melakukannya (memerdekakannya), sung-
guh api neraka akan membakarmu (atau: sungguh api neraka
akan memanggangmu)."110
Nabi saw. bersabda,

{t4"cit'ruK
Jzz
at
z
.b \i t{"}t'J) '-&
Q/

(d-: ;1i: Yi ol.,-,,;

"Barangsiapa yang menampar seorang budak atau me-


a, m aka te busanny a adal ab mem be b askan ( mem er de ka'
m u kulny
kan)ny a. "(HR Abu Dawud)11l

Lebih banyak lagi dari itu adalah hadits tentang menyayangi


binatang-binatang ternak yang tidak mempunyai akal, baik itu

l@HRAbr-r Darvud dari lbnu Umar (5164), dal Tirmidzi (1950), dia berkata,
"Hasan gharib."
lloHRMuslim
16659),Abu Dawud (5159), dan Tirmidzi (1949) dariAbr.r mas'ud.
lllHRAbu Dawud (5168), dan lr{uslim dengan uada yang hampir sama (1657).
538 SIJNNAH RASI.IL

yang dimanfaatkan sebagai kendaraary yang dijadikan alat pem-


bawa beban, atau yang bisa dimakan dagingnya. Atau hewan-
hewan lain, seperti anjing, kucing, darl lain-lain.
Di sisi ini, ajaran-ajaran Islam telah lebih dulu berada di
puncak dibandingkan apa yang diketahui oleh orang pada masa
sekarang dalam menyayangi binatang. Sementara itu, dalam
fikih Islam terdapat hukum-hukum dan cabang<abang yang ber-
macam-macam dalam hal itu. Masalah ini juga bisa ditemui
dalam kitab-kitab syariat. Lalu pada masa peradaban Islam ter-
dapat kejadian-kejadian dan praktik-praktik yang menjadi saksi
akan ketinggian masa lalu/ tarikh kita, dan keunggulan umat kita
atas umat-umat yang lain di muka bumi.112

Dari Mu'awiyahbin Qurrah dari ayahnya,bahwasanya ada


seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah saln, "Wahai Rasu-
lullah! Sesungguhnya aku ini sangat mengasihi kambing. Aku tak
tega menyembelihnya." Rasulullah berkata, "Sekiranya kau
mengasihinya, semoga Allah mengasihimu. "113
Dari Ibnu Abbas, bahwasanya ada seorang laki-laki merebah-
kan seekor kambing. Setelah itu baru dia mengasah pisaunya.
Maka Rasulullah saw. bertanya, "Apakah kau ingin membunuh-
nya dua kali? Kenapa tidakkau asah dulupisaumusebelumkau
merebahkannya?"114
Dari Abdullah bin Amru dari Nabi saw., ia berkata,
,.',lot.o
L*S l1
t
q-a-,29 'k t*l ir r;b
l) -
o
,.U. )

u2lihat hal itu dalam kitab kami, Madkhal Ii Dirosatisy-Syari'ah al-lslaniyah,


pasal al-Akhlaqiyah.
113HR Hakirn, ia berkata, "shahih sairadnya." Dzahabi menyepakatinya (4/
231).
lraHRTlrabarani dalan'ralKnbirdannl-AitsLtthdengan rijal yangshahih, Hakim,
dan ini adalah lafazh-nya, ia berkata, "Shahil'r menurLrt syarat Br,rkhari." Sebagai-
nrana kata Murrdziridalamat-Targhib (al-Mtmtttqa:575). LihatHaitsami (4/33) dan
Baihaqi dalam a-q-Srinan al-Kubra (9 /280).
3: SLJNNAH SEBAGAI SUMBER PERADABAN 539

J'J I i, I J"y, (- ,
,k iqt ?";
^t..
n r il'fi yt
- / o/, JJ ozz o / - J /t
, .l.zl
3Ja;; Y; , LaJfLb L<t-u ;i ri_L
-- rl- o 4 .- 'tt.
: JLe : t-6-c->

(fr-J-rr,jt-"]l "r:rl '€'F \iti, o

{1q
"siapapun orangnya yang rnemburub ,r"Lo, burung pipit
atau lebih dari itu --dengan tanpa bak-- maka ia akan ditanya
oleh Allab tentang bal itu pada bari kiamat." Ada yang ber-
tanya, "Wabai Rasulullab, apa haknya?" Beliau menjawab,
"I(amu menyembelih dan memakannya. Jangan kamu potong
kepala-nya lalu kamu buang."(HR Nasa'i dan Hakim)11s
Dari Ibnu Sirin, bahwasanya ibnu Umar melihat seorang laki-
laki menyeret seekor kambing dengan menyeret kakinya untuk
dia sembelih. Maka dia berkata kepadanya, "Celaka kau ini!
Bunuh dia dengan cara yang baik./116
Dari Ibnu lJmar, bahwasanya dia berjalan melewati se-
kelompok pemuda dari Quraisy yangmenancapkan seekor bu-
rung -atau ayam- untuk dilempari. Mereka menjadikanburung
itu sebagai sasaran anak panah mereka. Tatkala mereka melihat
Ibnu lJmar, mereka langsung bubar. Lalu Ibnu Umar berkata,
"Siapa yang melakukan ini? Allah melaknat orang yang melaku-
kan ini! Sesungguhnya Rasulullah saw. melaknat orang yang
menjadikan sesuafu yang memiliki roh sebagai sasaran."117
Dari Abu Mas'ud, ia berkata, "Kami pernah bersama-sama
dengan Rasulullah saw. dalam suatu perjalanan, ketika itu beliau
pergi untuk menyelesaikan hajatnya. Kemudian kami melihat
seekor burung bersama dua ekor anaknya. Lalu kami mengambil

11s11q Suru'i (7
/207), dan Hakim, ia berkata, l'shahih sanadnya." Perkata-
alurya ini dikuatkan oleh Mundziri dan Dzahabi.Lihat al-Muntaqa:hadits 576.
116HR Abdurrazaq secara mauquf, sebagaimana dalam at-Targhib zuat-Tarhib

karya Mundziri. (al-Muntaqa: 1329), cetakan Dar al-Wafa'.


llTMuttafaq 'Alath, AI-Lu'hi wal-Marjan (7279).
-
54O SUNNAH RASUL

dua ekor anaknya, maka indukburung itu datang mencari-cari.


Thk lama kemudian datang Nabi saw., dan berkata, " Siap a y ang
menyakiti burung ini dengan mengambil dua anaknya? Kem-
balikanlah dua ekor anaknya kepadanya." Pernah juga beliau
me-lihat sarang semut yang telah kami bakar. Beliau bertanya,
"siapayang membakar ini?" Kami menjawab, "Kami." Beliau
berkata,
'"-',
{rulr \1,
)du,,"J;:-
;;
bi 9''-' V i;rM
'[
(:yl: yiolyr;
"sesunggubnya tidak pantas mengbukurn dengan rnem-
bakar kecuali Pencipta api."{HR Abu Dawud)118
Dari Ibnu Umar, ia berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda,

"jt'; du l, , ,ik:, )ie e ,ritiitt ei-i}


{r;rvi 7?\tu"u
"Ada seorangperernpuanyanS masuk neraka karena seekor
kucing yang ia ikat. Dia tidak memberinya makan, dan tidah
pula membiarkannya makan dari serangga-seranq4a tanah."
Dalam riwayat lain diceritakan bahwa PeremPuan itu disiksa
karena nrengurung seekor kucing sampai mati. Dia tidak mem-
berinya makan, dan tidak pula memberinya minum, padahal dia
mengurungya. Dia tidak membiarkannya makandari ceceran-
ceceran makanan di muka bLurri.lle
Ini adalah ancaman yang amat sangat terhadap siapa saja

118HR. Abu Dawud dalam al-lihnd (2675). Ini adalah dari haditsnya
Abdurrahmar-r bin Abdullah bin Mas'ud dari Ayahnya. Bukhari dan Ibnu Hatim
telah me-rajih-kan bahwa ia mendengar dari bapaknya.
11e1-111 3n11'tu.i dan yang lain dari Ibnu Umar. Ahmad juga meriwayatkan

hadits ini dari Jabir. Lihat al-Muntaqa Min at-Thrghib (1333).


3: STJNNAH SEBAGAI SLJI\4BER PERADABAN 541

yang mengurung seekor kucing. Lalu apa balasannya ierhadap


orang yang memenjarakan ribuan orang mukmin tanpa dosa
karena mereka hanya mengatakan, "Tuhan kami adalah Allah."
Dari Sahl bin Hanzhalah, ia berkata, "Rasul saw. berjalan me-
lewati seekor onta yang perutnya telah menempel di pung-
gungnya (dikarenakan kurusny a, penj.). Maka beliau bersabda,
r J!.
t;t&
0

, J ir
, / lt,

njL*c-Jl o-l--o t
\-
-
J/
, tt
(o!-;1-r -r,+ir,;1. ti o\J) {nr; 6tgi ,|A,W
"Takutlab kalian kepada Allab tentang binatang-binatanq
yang tak bisu ini. Kendarailab dia dalam keadaan baik, dan
makanlab dia dalam keadaan baik."(}lld.Abu Dawud)120
Adapun riwayat Ibnu Hibban dalam hadits ini adalah,

{f'; G_F': ,€r;\^ry'r}


"Naikilab dia dalam keadaan sebat, dan makanlah dia
dalam keadaan gemuk."
Ibnu Hibbanberkomentar tentang sabda Nabi saw
{Cot 6frlF, "Ini adalah dalil bahwasanya onta yang sakit
dan lemah, wajib untuk tidak dinaiki lebih dulu sampai dia
sembuh." Adapun sabda Nabi saw. {i"t c}?'t\'Adalah dalil
bahwa onta yang kuru3 yang tidak ada dagingnya, sebaiknya
(mustahab) ditunda dulu penyembelihannya hingga dia gemuk."
Dari Ibnu Abbas, ia berkata, "Nabi saw. melarang mengadu
hewan-hewan."12t

120FIR
Abu Dawud (2548), Ahmad (4/780,181), dan Ibnu Hibban (al-Ihsan:
Nawawi men-shahih-kan hadits ini dalamRiyadh ash-Shalihin.
545). Imam
1219p45.t Dawud dari Ibnu Abbas dalam al-lihad (2562), Tirmidzi (1708,
1709), secara bersambung dan mursal.
542 sr.l1.-NAlj R,\stiL

Dari Jabia Rasulullah saw. melarang memukul di muka dan


memberi cap (mencos) di muka.122
Oleh karena itu, dulu para khalifah dan para pemimpin mem-
beri pelajaran kepada orang yang kejam terhadap binatang. Dalam
al-Ghunyah., Imam Malik berkata, "Sesungguhnya Umar bin
Khaththab berjalan melewati seekor keledai yang membawa batu
bata. Lalu dia mengambil dua buah batu bata dari atas punggung-
nya (meringankan beb anny a, p en j. ). Kemudian pemiliknya men-
datangi Umar. Dia bertanya, "Hai lJmar! Apa urusanmu dengan
keledaiku? Memangnya kamu punya hak atas keledai ini?" Umar
menjawab, "Laluapa yang membuatku duduk pada posisi ini?!"
Ibnu Rusyd mengomentari perkataan lJmar ini. Ia berkata,
"Maksud dari perkataan ini adalah jelas. Ini karena Musthafa
' alaihishshnlatu w as- salam bersabda,

t. -'-,?1 o . "2ii. G . o , +1oJ


fulu *t f J-p tr-g ),; '; Fi?F
(4, p) 4*'t? J;':,'$', , 7',
"Setiap kalian adalah pemimpin. Dan setiap kalian ber-
ta nggu. n g j au a b t erh a d ap y
ang dip impi nny a. Im a m a d al ab pe -
mimpin, dan dia bertanggung jawab terbadap yang dipimpin-
nya "(HR Muttafaq Alaih)123
Umar pernah berkata --dalam hal seperti ini--, "Kalau ada
seekor onta mati di tepi sungai Eufratkarena hilang, sungguhaku
takut jika Allah menanyakan kepadaku tentang hal itu."12a
Di dalam Thabaqat Ibnu Sa'ad dari Sa'id bin al-Musayyib bin
Darim, ia berkata, "Aku melihat Umar bin Khaththab memukul
seseorang yang memberi beban berat pada ontanya' Da berkata,

l22HR ML'slim (2117), Abu Dan'ud (2564), dan Tirrnidzi (1710)


123Nluttafaq'Alailr ciari Ibuu Umar.
124
A t -Ta r n t i b a J tl a r iy nh, karya Kattani
I (2 / 152).
3: SIINNAH SL,BAGAI SLIMBER PERADAUAN 543

"Jangan memberi beban kepada ontamu apa yang tidak dia


mamPu!?"12s
Di dalam Fadha'il Umar bin Abdul Aziz,karya Ibnu Abdul
Hakam, dijelaskan bahwa Umar menulis surat kepada para pe-
milik binatang ternak agar jangan memberi beban yang terlalu
berat pada hewan miliknya. Juga jangan menyakitinya dengan
cemeti yang ujungnya dari besi.
Dia juga rnengirim kepada Hayyan di Mesia "Sampai berita
kepadaku bahwa di Mesir ada onta yang dijadikan kendaraan
yang membawabebansampai dua setengahkuintal. Maka apa-
bila suratku ini sampai kepadamu, maka jangan sampai aku tahu
bahwa masih ada onta yang membawabebanlebih dari satu se-
tengah kuintal.z126

Setelah itu mtrncul para fuqaha memperinci nafkah dan pe-


meliharaan apa yang wajib atas pemilik binatang, di dalam kitab
an-Nafaqat,dari kitab-kitab fikih. Sebagaimana juga mereka mem-
perinci apa yang wajib atas manusia terhadap anjing, burun& dar..
lain-lain. Semuanya secara terperinci, yang tidak pernah terbetik
di benak seorang pun pada masa itu. Irri adalah perincian yang
tidak hanya didorong oleh adanya manfaat materi atau kepen-
tingan sosial, sebagaimana yang biasa terjadi dalam undang-
undang buatan manusia. Bahkan pendorong ke arah itu -di atas
itu semua- adalah murni dorongan aktrlak. Dia adalah meng-
hapus kezaliman, penyakit, dan bahaya dari setiap makhluk hidup
yang mempunyai perasaan, bisa menyentuh, dan merasakan
sakit, sekalipun dia tidak dapat berbicara dan mengeluh.
Dari perincian ini kita melihat mereka membatasi kapan boleh
memukul binatang, dengan apa dipukul, dan bagaimana cara
memukulnya. Mereka mengatakan bahwa binatang itu dipukul
kalau dia melarikandiri; dan jerrgandipukui apabila die terlatuh,

125lbid.
l26Sirah Llnar bin Abdul Aziz,karya lbnu
Abdul Hakam (hal. 13), dal at -Taratib
al-Idariyah (2:752).
544 SI'NI.'AH RASIJL

karena dia tidak punya keinginan untuk terjatuh. Lain halnya


kalau dia kabur atau keras kepala. Mereka juga berkata agat
jangan memukul mukanya, memukul dengan besi, atau dengan
cemeti yang berujung besi. Sebagaimana kami nukil hal itu dari
umar bin Abdul Aziz.
Saya nukil di sini beberapa paragraf dari kitab fikih yang
mu' tabar'diakui' menurut mazhab Hambali, yaitu syat ah Ghnyatu
al-Muntahn Hambali berkata, "Pemilik binatang piaraan wajib
memberinya makary meskipun dia tidakberguna (tidakbisa di-
harapkan lagi manf aatnya). Dia j uga wajib memberinya minum,
sampai dia merasa kekenyangan dan nyaman. Ini berdasarkan
hadits Ibnu Umar yang mbngatakan,
,r' ,o t o / o. .,o. . -,t !{,0. -..r\
&L-e "> ei\-" &'\4* Ze g;trt +.*F
(.-.,--r}l)
'Ada seorangperempuan disiksa dikarenakan seekor kucing
yang dia taban sampai mati kelaparan.'(al-hadits)
Sekiranya dia tidak sanggup memberi makanan kepada bina-
tang piaraannya, dia mesti dipaksa untuk menjual atau menye-
wakannya, atau disembelih untuk dimakan dagingnya (daripada
menyakiti dan menzaliminya), sebab dia akan menderita jikeL
ditinggal begitu saja tanpa diberi makanan, sedangkan meng-
hilangkan harta (binatang peliharaan) itu dilarang'
Jika dia enggan melakukan salah satu dari itu semua, hakim
boleh melakukan yang terbaik dari tiga hai tersebut, atau me-
rninjamkan uang dan memberikan nafkah kepadanya, sebagai-
mana kalau dia menolak membayar utang.
Diharamkan meiaknat binatang. Berdasarkan hadits riwayat
Ahmad dan Muslim dari Umaq, Nabi saw. berada dalain suatu
perjalanan. Lalu beliau melihat seorang PeremPuan melaknat
onta. Maka beliau bersabda$ur I Lli (+ :;; ':;i vlo'ambil apa
yang ada padanya, danbiarkan dia, karena dia itu terkena laknat.'
3: SUIYNAH SEBAGAI SUMBER PERADABAN 545

lalu Umar melihat onta itu sekarangberjalan di tengah-tengah


rnanusia tanpa ada seorang pun yang mengganggu.
Ahmad dan M'uslim juga meriwayatkan hadits dari Abu
Banah,
"Onta y6ng mendapathan laknat Allab, tidah baleb me-
nyertai harni."
Dalam riwayat Muslirn dari hadits AbuDarda' , dia berkata,

4+r;:, 1'r+ itt*-t \i;6.ar ,t'gtfit


(& dsi 'fr\Y
"Orang-orangyang suka melaknat tidak bka rnenjadi orang
yang memberi syafa'at dan sahsi pada bari kiarnar. " (HR
Muslim)
Diharamkan memberikan beban yang memberatkan kepada
binatang piaraan, karena hal itu menyiksanya.Iuga haram me-
merah susunya iika hal itu berbahaya bagi anaknya. Ini karena
{pada dasamya) susunya itu diciptakanunflrk si anak. }uga di-
sunnatkan bagi para pemerah susu agar memotong kukunya
agar tidak melukai kantong susunya.
Juga diharamkan memukul wajah dan memberi cap (men-
cos) wajahnya karena Nabi saw. melaknat dan melarang orang
yang memukul atau mencos di muka -ini disebutkan di al-Furu' .
]uga hararnrrernotongbulu leher dan jambul serta memotong
ekor, menggantungkan ionceng atau renar f tali.luga makruh
hukurn-nya memberinya makan di luar batas kemampuafinya,
dan memaksanya untuk memakan apa saja untuk menggemuk-
karrry a." Demikian disebutkan dalarn al- Ghuny ah.
Wajib bagi orang yang memelihara anjing yang diperbolehkan
unfuk memberinya makan, minum, dan melepaskarurya, karena
bila tidak, itu mempakan siksaanbaginya. ]uga tidakboleh meng-
urung binatang apa pun agar dia mati kelaparan atau kehausary
karena itu adalah penyiksaan, rneskipun dia tidak dipelihara. kd
54I' ST-]NNAH RASUL

berdasarkan hadits, {.r+t r-;", -t ,l} "Apabila kalian mem-


bunuh, maka bunuhlah dengan baik."727 . .-., .,

Sebagian orang rnemahami hadits, 4tF' -F"


r' t ;"' 6 VY
"Hai Abu lJmair, apa yang dilakukan anak burung pipit?"128
sebagai pembolehan bagi anak-anak untuk bermain dengan
burung atau menahannya untuk diperlihatkan dan refreshing
dengan melihafnya secara mutlak, tanpa ada batasan ataupun
syarat.

'AllamahMaroko bermadzhab Maliki, Syaikh Abu Ali bin


Rihal, berkata dalam komentamya tentang hal tersebuf '"Apa yang
disinggung tentang menahan burung" itu hanyalah jika tidak ter-
dapat penyiksaan di dalamny-a, atau rrrembuatnya kelaparan dan
kehausan. Sekalipun itu dikarenakan kelaiaiannya. Atau r.ne-
nahannya bersama dengan burung yang lain yang bisa merna'tuk
kepala dan badannya, sebagaimana yang terjadi pada ayam-ayam
dalam kandang yang saling mematuk kepala satu sama lai,n, se-
hingga ada ayam yang membunuh ayam lain Ini sernuanya ada-
lah haram berdasarkan ijmak, karena menyiksa hewan itu tidak
ada perbedaan dalam penghararnannya. Adapun yang diper-
bolehkan adalah apabila tanpa adanyapenyiksaan. Misalny4 jika
dia hanya ditahan sendirian ataubersama dengan yang tidak rne-
lukainya, atau dipasang penghalang di antara keduanya, di mana
satu sarna lain tidak bisa saling menjangkau. Juga orang itu merasa
kehilangan jika tidak memberinya makan dan minum, sebagai-
mana dia kehilangan anaknya! Lalu bagi burung, diietakkan se-
macarn kapr untuk dinaiki. Adapun me'letakkannya di atas bumi
tanpa alas apa pun, sangat mem-bahayakannya pada saat-saat
dingin. Hal-hal seperti ini tidak memerlukan dalil, karena sudah
dianggap jelas. Kami melihat orang yang menyiksa ayam di dalam

1T Mathalib Lllin-Nuha (5 I 262164). Hadits ini diriwayatkan oleh Muslim dari


Syadad bin Aus.
1289P Bukhari dan vang lain dari Anas.
3: SI.JNNAFI SEBAGAI StlN4tsER PbRADABAN 547

kandang-kandang dengan penyiksaan yang berrnacam-macam.


Demikian pula halnya dengan menahan kambing tanpa mem-
berinya makan dan minum. Atau mengikat seekor keledai di suatu
tempat lalu menutupnlza sampai dia hampir mati kelaparan. Siapa
yang tidak mempunyai sifatrahmat (penyayang) terhadap bina-
tang, maka dia dianggap tidak marnpu memelihara binatang, ke-
cuali terhadap binatang yang dapat membunuhnya atau meng-
ancarn keselamatannya. Bila dia selamat dari ancaman binatang
tersebut, tetapi dia lalu menyiksa binatang itu, maka itu adalah
haram, dan dia akan mendapatkan hukuman/balasannya, baik
di dunia maupun di akhira! apabila Allah tidak memaafkannya."

Kemudian dia berkata bahwa kebanyakan orang mendengar


(misalnya) bahwasanya burung itu boleh dikurung dan boleh
ber-main dengannya. Dia mendasarkan pada hadits I ;". 6 \'"Y'
'|i C'tlaiAbu Umair, apa yang dilakukan anak burung
tr;r'
pipitmu?' Lalu dia berpijak pada hadits itu dengan syarat 'tanpa
adanya penyiksaan'. Ini adalah masalah yang besar pahala dan
siksaannya. Demikian pula dengan memberikan beban yang ber-
lebihan kepada binatang, di luar batas kebiasaan. Itu semuanya
termasuk dari dicabutnya rasa sayang dari hati. Akan tetapi,
{,;J, yQ,y h t g'i c,lyS"t"t gguhnya Allah itu mengasihi
orang-orang yang per,yuyu.rg dari hamba-hamba-Nya."12e
Menjaga hukum-hukum yang khusus untuk melindungi
hewan dan berbuat baik kepadanya ini bukan hanya diserahkan
kepada perasaan masing-masing orang saja, yang meina Peng-
adilan ataupunpenguasa tidak memiliki kekuasaan atasnya bila
ada orang yangberlebihan atau menganggap enteng urusan ini.
Sekali-kali tidak. S,rngguh kita telah melihat Umar bin Khath-
thab dan Umar bin Ab ul Azizyang betul-betul sayang terhadap
rakyatnya. Adapun Nabi saw. tidak melakukan hal itu hanyalah

lzeLlhat at-Taratib al-ldariyah, juz 2 / 751, 152.


548 SUNNAH II,{SUL

dikarenakan orang-orang pada masanya cukup dengan pe-


ringatan untuk merubah perilaku mereka, tanpa ada perlu untuk
mengambil tindakan hukum atau campur tangan pemerintah.
Sedangkan setelah itu, menjadi hak seorang penguasa, hakim,
dan orang yang memperingatkan (zuhtasib) unh:dcturut campur
guna menghilangkan kezaliman dan melarangnya. Termasuk
haknya pula untuk mengangkat masalah itu kepada Penguasa
agar mereka menghentikannya.

'Allamah Mawardi berkata, "Apabila ada di antara para Pe-


milik hewan-hewan ternak yang mempekerjakan hewan-hewan
itu dengan pekerjaan yang tidak sangguP dikerjakannya terus
menerus, maka penguasa harus menegurnya dan melarangnya
dari perbuatan itu. "13o
Manakala Ibnu Rusyd berkata, "Jika seorang tuan kurang
memperhatikan dalam menjalankan kewajibannya terhadap
budaknya dalam memberinya makan dan pakaian, maka dia
harus dihukum. Berbeda dengan apa yang dirnilikinya dari
binatang-binatang piaraan, karena sesungguhnya dia diperintah-
kan untuk takut kepada Allah kalau sampai membuabrya ke-
laparan, dan tidak dihukum jika jika kurang memberinya makan,"
Syaikh Abu Ali bin Rihal membantah dengan rasa penghormatan
kepadanya dalam bab a n-Nafaqat min Syarhi al-Mukhtashar -yakni
matan khalil-- dengan nash lbnuAbdil Barr dalam al-Kaf,"Sayang
terhadap binatang dalam mengendarainya dan memberi belan
kepadanya merupakan kewajiban Sunnah, karena dia itu adalah
hewanyang tidakpunya akal yangtidakbisa mengeluh. Dalam
hadits dikatakan, 4;i tL,, s ;: .{ gb "Padasetiap yang me-
miliki hati yang basah ada pahalanya." Maka apabila dalamber-
buat baik kepadanya terdapat pahala, begitu puia daiarn per-
buatan yang menyakitinya terdapat dosa. Juga tidakboleh mem-
berikan beban kepada binatang melebihi kekuatanrrya, memukul

r30 karya Maw ardi / 412


Al- Ahkant as- Sttlthhaniy ah,
3: SIJNNAFI SIIBAGAI STJMBER PERADABAN 549

wajahnya, menjadikan punggungnya sebagai kursi, menggan-


tungrnya dengan lonceng, dan mempergunakannya pada malam
hari kecuali jika pada siangnya diberi istirahat. Juga tidak boleh
mengurung binatang yang terikat di dalam kandang dan tidak
dikeluarkan tanpa memberinya makan dan minum."

Ibnu Rihal berkata, "Sesungguhnya perkataan Ibnu Rusyd,


'Binatang itu tidak dihukurr.i....,'berarti Ibnu Rusyd menganggap
bahwa jika binatang piaraan itu dibebani oleh pemiliknya dengan
suatu beban yang tidak sanggup dipikulnya, atau disiksa dengan
siksaan yang kejam tanpa ada alasan, maka si pemilik tidak di-
hukum atas perbuatannya itu. Dia dibiarkan begitu saja dengan
perbuatannya, dan dia hanya diperintahkan tmtuk takut kepada
Allah dalam perbuatannya. Jelas, hal ini tidak benaq, karena itu
menyalahi anggapan orang banyak dan menyalahi hadits, 'Pada
setiap yang memiliki hati yang basah terdapat pahala.' Saya men-
dengar Abu Umar (Ibnu Abdil Barr, penj .) berkata, 'Pemilik bina-
tang harus tahu bahwa perbuatan menyakiti binatang itu ber-
dosa, dan dosa itu mr.rngka4, dan mungkar itu wajib dirubah -
sebagaimana diisyaratkan oleh Ibnu Arafah.' Sekiranya orang-
orang diperingatkan dengan perkataan imam/pemimpin mereka,
'maka takutlah kalian kepada Allah dalam hal ini. . .,' maka orang
yang melanggamya akan mendapatkan hukuman, penjara, dan
pelajaran."131
Dengan penukilan-penukilan yang terang ini, jelaslah bagi
kita kekuatan hukum-hukum yang khusus untuk berbuat baik
terhadap binatang ini, yang pada beberapa abad lampau telah di
ketahui oleh orang-orang muslim. Pada masa sekarang, orang-
orang juga mengetahuinya, namun dengan keunggulan beberapa
tingkat. g

131At-Taratib al-Idariyah, juz 2 / 153-154.


KHATTMAH
KHATIMATI

etelah kita membaca pasal-pasal yang ada di dalambuku


ini, jelaslah bagi kita -dengan menghilangkan segala
rucarn prasangka- bahwasanya Sunnah Nabazaiyah itumerupa-
kan lautan yang luas dan dalam, penuh dengan intan berlian, harta
simpanan, dan kekayaan yangberharga, yang mana orang tidak
bisa mendapatkannya kecuali yang betul-betul sanggup menye-
lam di kedalaman, tidak hanya diam di pantai atau di daratan.
Di dalamnya terdapat perkataan-perkataan ringkas yang
padat dengan arti, inti-inti hukum, kelembutan-kelembutan adat
kebiasaan, keindahan-keindahan wejangan Rasulullah saw., dan
sumber-sumber pengetahuan yang tidak bisa didapatkan ke-
dalamannya pada peninggalan-peninggalan para filosof besar.

Sungguh telah masyhur di kalangan kaum muslimin bahwa-


sanya Sunnah adalah sumber kedua untuk tasyri'setelah Al-
Qur'anul-karim. Akan tetapi, pembahasan ini menegaskan ke-
pada kita bahwa Sunnah juga merupakan sumber bagi pengeta-
huan dan peradaban.
Melalui pembahasan ini, kita menjadi tahu bahwa di dalam
Strnnah terdapat apa yan gtasyi' danapa yang bukan tasyi' . Juga

SLJNNAH nnst-rt- 553


554 SUNNAH RASUL

dari tasyni' terdapat apa itu yang khusus'khash' dan apa yang
umum "enm'. Dari situ juga kita ketahui mana yang sementara
(temporer) dan mana yang selamanya.
Sebagaimana juga jelas bagi kitabahwa Sunnah telah mem-
perinci apa yang terdapat dalam Al-Qur'an tentang alam gaib,
yang kita mengimaninya, tetapi tidak melihatnya. Juga dalam
mengetahui kemanusiaan dan apa yangberkaitan dengan pen-
didikan, kejiwaan, kemasyarakatan, perekonomian, kesehatan,
lingkungan, dan lain sebagainya. Jadi, di dalamSurmah terdapat
bisnis yang menggiurkary yang dengannya kita dapat menying-
kap tirai tentangbanyak makna, nilai-nilai yang orisinal, pema-
haman-pemahaman yang jelas, dan perumParnaan-PemmPama-
an yang menakjubkan.
Ini adalah apa yang tampak bagi kita dari sikap Sunnah ter-
hadap "ihfi)" dengan pemahamannya yang modem: ilmu pasti
terapan, yang mana peradaban modern berdiri di atasnya. Juga
Sunnah menyambuthangat ilmu ini tanpa rasa sungkan, karena
ilmu ini --dengan pengarahan-pengarahannya-- membentuk
temperatur kejiwaan dan pemikiran yang selalu menyertai
munculnya kebangkitan keilmuan yang menjulang.

Adapun sikap Sunnah ini terhadap peradaban, ini jelas sekali,


sejelas terbitnya mentari di pagr hari bagi orang yang mempunyai
penglihatan. Sungguh pembahasan ini telah membuat kami me-
ngetahui bahwasanya Sunnah --dengan perkataan-perkataan-
nya, perbuatan-perbuatannya, dan ketetapan-ketetapannya--
merupakan sumber yang melimpah ruah bagi fikih peradaban
(al-fiqhu al-hadhnri) dan perilaku peradaban (as-suluk al-hadhnri).
Dalam fikih peradaban pula, kita iadi mengetahui fikih
Surnrah-Sunnah dan ayat- ay at,fqh mn' ifah,fikih kehidupan, fikih
rcal\ta,fiqh maqashid sy ari' nh, danfiqh makarim s yari' ah. Termasuk
dalam fikih ini ialah mengikuti dalam urusan agama dan ber-
kreasi dalam urusan dunia, pembangunan yang positif, menilai
manusia berdasarkan kelebihannya, tidak berdasarkan penampil-
annya, dan menghargai tujuan-tujuan luhur bagi kehidupan.
KHATINIAH 5:5

Dalam perilaku peradaban, kita mengetahui: perlunya ber-


hias dengan akhlak yang baik, perilaku yang terdidik, berbuat
baik, mematuhi aturan dan etika umum, kebersihan dan ke-
rapian, tenggang rasa terhadap orang-orang yang berbeda pen-
dapat, dan kasih sayang terhadap makhluk Allah.
Dengan ini, Sunnah menjadi terangkat dengan kehidupan,
dan menjadi ti.gg dengan manusia dan masyarakat. Rasulullah
saw. yang mulia telah menunaikan tugas yang diembankan
Allah kepada beliau, dan Dia memberi karunia kepada kaum
mukminin dengan tugas kerasulan itu. Sebagaimana kata Allah
Thbaraka wa Ta'ala,

"Sungub Allab telab memberi karunia kepada kaum muk-


minin ketika Dia mengutus seorang rasul di antara mereka dari
golongan mereha sendiri. Dia membacakan ayat-ayat-Nya ke-
pada mereka, menyucikan mereka, dan mengajari mereha Al-
I{itab (Al-Qur'an) dan hikrnab. Meskipun sebelumnya mereka
benar-benar berada dalam kesesatan yang nyata. " (Ali 'Imran:
L64)

Ya Allah, jadikan kami dan umat kami orang yang mampu


untuk mengikuti apa yang terdapat dalam kitab-Mu yang mulia
dan Sunnah rasul-Mu yang memiliki akhlak yang luhur. Dan jadi
kanlah kami termasuk ke dalam golongan orang-orang yang
Engkau beri kabar gembira kepada mereka dengan firman-Mu,

"... Oleh karena itu, sampaihan kabar gembira kepada


hamba-bamba-I(u, yaitu orang-orang yang mendengarkan
suatu perkataan, lalu mereka mengikuti apa yang baik (dari
perkataan itu). Mereka itulah orang-orang yang telab diberi
petunjuk oleb Allab, dan mereka itulab orang-orangyang ber-
ahal." (az-Zumar: 17-18) g
PAKET BUKU PEMIKIRAN+
44 PERSOALAN PENTING TENTAilG ISUX t}.b tttuM Al &@n
AEDA PENOAPAT aAGAIMANA MEilUFW ISLAI - D.m&4 labt Fryd At .utued tuj
BUNGA BAMPAI PEMIKIRAN ISUM - truhatuhd Ituail. c.. i
FIKIH nESPONSIBILITAS ' D.. Ata Abdd Hsttu ltdnud
FUNOAMENTALISME DALAM P€RSPEKTIF PEMIKIBAX BMAT DAT ISUI - DT j'fuM fud
HAK ASASI MANUSIA DALAM ISLAM D, tia&a. H6dn
HUKUM MURTAO . ,. Y6{&dhail
HUKUM TATA NEGARA DAN XEPEMIMflNAil OAUil TAURAT ISUX l^an.Lf,tasdd
IBN KHALDW DALAM PANOANGAN PENULIS BAAAT DAt nUUR - D,. syeji. n@tif
IMAMAH OAN KHILAFAH Dr A5A.6 ^bd
INOONESIA KITA: PEMIKIRAN ^Ii
BERWAWASAX IUAN4SUA - b H lntra' Eajtu. s.h.
ISLAM DAN NEGARA OALAM POLmK OFO€ SARV - u! Abdtl A* ftd4 rt A.
ISLAM gAN KEAMANAil SOSIAL Dt. iluhwd Imsah
ISLAM DAN POLITIK TEORI SELAH BAMBU ilASA DETKRAS| ERHUHN b ,qfi t a'U
ISLAM DAN TANTAilGAN EKONOMI D,. f,l. L'm.. aqrz ^M
ISLAM DAN KEAMANAN SOSIAL OI ,II6ANNAdIN6&
ISLAM OAN PLURALITAS PERBEDAAN KEMNEilUKAil OAUM AINGKAIPEFSAIUAN - fu ]'6ANfu fud
r3 ISLAM DALAM BERBAGAI OIMENSI Dr. KUd Rqi{ II .1
19 ISLAM DI PEFSIMPANGAN PAHAM MOOERI. .ilhi YdA. C't,6
:a ISLAM KAAFFAH TANTANGAN SOSIAL OAN APUKASINYA gl IXmNZSIA . D/ tud Anrya
2r ISLAM KtBl: KEAOAONGAil OAN BAHAYANYA .ttust{attahnud
22 ISLAM TIOAK BEnMAZHAS - ot rt6thoJtu tt&amadAqs!& ah c.r 2
23 JALANMENUJUMEKAH nturudwilr.dHojrmtu
?4 KEBANGKITAN ISLAM OALAM PERBIflCAilGAX PARA PAKAR - ,r v6'{ &ilhaua
2s KEMUOAHAN OAnl ALLAH RTNGKASAN TAFSIR lBtU nTSIR Jilid 1 rtuhannaa N& Ar-dtu'i
?6 KEMUOAHAN OARI ALLAH RINGKASAN TAFSIR lB{U KATSIR Jild Z - ttuhannad N6O AL.llt-i
27 KEMUDAHAN DABI ALIAH RIilGXASAN TAFSIR lBf,U XATSIR Jilid 3 - ttuhamad N& Atrth i
28 KEMUDAHAN DARI ALLAH RINGKASA{ TAFSIB BXU KATSIR Jilid 1 Nd At-tih'i
29 KHILAFAH: TINJAUAN WAHYU DAN AKAL - Abdd ltqidd NEijal ^tuhdnd
30 KOFEXSI TERHAOAP AJAAAN TASAWUF ' Drs. ]bMQdn Djaddi
3r KRITIX TEBHAOAP ILMU FlOlH, TASAWUF DANILXu tuVY - wdidatuh Khoh
32 MASYARAKAT MAOANI: TINJAUAN HISTOFIS 4Ail tAal - Pol ,r AtuM Dhilatud M
33 MUKJIZAT AL.qUR'AN & AS-SUNNAH TENTANG IWK JIId 1. D. TIAdd ATdIh. &L
34. HUKJIZATAL-OUR'AX&AS-SUNXAHTENTARGIfrEKJilH2-AbdutilqiiaAlbAz-zhtui.&
3s METOOE MERUSAK AKBLAK OARI AARAT hoJ Abtut Rtud d. Habq&d. ca.a
36 METODE PEMIKIRAN ISLAM hql DL Ati aadsh& c..6
37 {ORMA DAN ETIKA EKONOMI TSLAM - rr yqf gtuoui
38 PEMIKIRA{ ISLAM Ol MALAYSIA: SEJARAH DAN AURA*' Dr AMut Rahnan aai AMuild
39 PERGOLAKAN PEM|K|RAN CATATAT HARTAX UUSUX JERIAT t'u,ad W[nd H'f^en
40 SDM YANG PRODUmF PENDEKATAN AL-OUR'AX & SAXS - ,. /rd!t dmid ttud
4r SYUFA BUKAN DEMOKRASI-Dr Taqn4 AV-taii
42 TREND ISLAM 2O0O - ttund wi.llrcd Hojtrna
43 UMAT ISLAM DALAM GLoBAusAsl - pa"f ,. ilb/ @& s.il.
^r.

PAKET BUKU DAKWAH DAN HARAKAH*


33 KIAT SHALAT KHUSYU - ttuhannadALlt@qjiid
33 SrFAT GENERAST UilGGULAN- Dt. ltqdi al Hilafr
AL-OUR'AN DALAM PANDAXGAN SAHABAT t$l - tuatilhn d
BEPEAGIAN (BIHLAX) SECARA ISLAH - r. /&d Htu ^hodMsha idi
EEAJUANG Dl JALAN ALLAH - DLrt.b/ahin An N&, D. v6qf @ilail, k id fr.wua. ca 4
CARA PRAnIS MEMAJUKAN ISUM rtd@Ddd lbtdh t qd, c4.6
-
DAl MUSLIMAH YANG SUKSES- r.M @h,h@
OAKWAH FAROIYAH METOOE MEMBENTUK ^hnadAl
PRIBo XUSUI hEf D.lti
DAKWAH ISUM DAKWAH BIJAK fuid Bb AN ^Mutfltuiltud
DAKWAH AKTUAL ,/t r H Ada Hajfiduddd tLk
. ^LQdth@i
EIKA aERAHAF MA'RUF NAHI MUNKAR lbnu Ttui& ca.6
HAK DAN BATIL OALAM PERTEXTAXGAT - /r'dtu Abu Abbd
IKRAR AMALIAH lsLAMl DtNqib tbrahh, Ashd Abdul ttqtrd. tsh@uddb turyattch
IsLAM BANGKITLAH Abdun&hah c.t.4
IKHWANUL MUsLlslN: KoNSEP GERAUI TERPADU Jild 1 - DL Ati AMut Hati^ f,ttuud
^tBryhdada,
IKHWANUL MUSLIMfN: KONSEP GERAUT TERPADU Jild2 - Dt- Ali AMul Hdin iltuud
IMAMAH & KHILAFAH OALAM TINJAUAN SYAR'I- DL Ati As-sal6
JIHAD, AOAB DAN HUKUMNYA - shah..d D& Abduld ca.3
KAJIAN LENGKAP SIRAH NABAWYAH - Fol rr fatuq^zz@ H@ad&
KARAKTERISTIK IMAT TERBAIK PtEl D. Ati Abdul Hafn f,tahnud
KISAH-KISAH AL-OUR'AN - D. shatd Abdut Fatd aLtuahdi
KtsAH-K|SAH AL-OUF',AN JlLlD2 - Dr Shatd Abdd tn,ah aLxhaiil
KEBAXGKtrAN ISUM BAGAIMANA MELESTARIGNNYA AradAtd@nad At &ma ar
KENAPA KtrA ISLAM - rr tu{Aaldhdti
KOMUNTKAST DAN BAHASA OAKWAH DJ@ald AhdA AS-
KHWBAH JUMAT AKTUAL- Dtt X-H- Ffqdi zt@
MENUJU KEBANGKrAN BARU zdihab Al d@aft c.r-3
MEMAANGUN MASYARAKAT BARU -,T fuqfLfudhd\d
PERINTAH NAHI MUNKAa EAGAIMANAUEUKSNAKANN\A' Abdtl HMid Al Bild
PEBJUATGAN WANITA IXHWANUL UUSUHIN - za.nab Al chu4ti At labiti. c.t.1 t
PESAN'PESAN SPIRITUAL IBNUL OAYYU t^@ Ibnut Qqyah
TAABIYAH JADDAH - ,/znahhad ban Abdilld. ca I
TOKOH'TOKOH YANG OIABAOIKAN AL-OUR-At - hdeh
TUJUAN DAN SASABAN JIHAO ^bdu!.ahnan
aih Nqfqi'AlAuani. c4.2
UJIAN, COBAAN, FITNAH DALAM^tiDA'WAH D. xdtudd Abdut &dn Abt rans, ca 2
YANG KUALAMI DALAM PERJUANGAT - Dt Jt@hQtz a tba t. at 3

' Di antara 444 /udul Buku)/mg Teryedia


Allah SWT menegaskan bahwa lslam itu adalah
agama yang sempurna (QS 5:5). Sebagai agama
yang sempurna, ia mencakup semua aspek

RASUL kehidupan dan penghidupan manusia.

Ada dua sumber utania aiaran lslary


yaitu Al-Qur'an dan fu-Sunnah.
Dr. Yusuf Qardhawi (penulis buku ini)
memaparkan As-Sunnah sebagai sumber
ilmu pengetahuan dan peradaban.
Pandangan ini sekaligus meluruskan anggapan
bahwa ilmu pengetahuan dan peradaban itu
benumber pada filsafat sebagaimana dianut
oleh ilmuwan sekuler.
Di sini, penulis menguraikan suatu perspektif baru
yang patut meniadi bacaan dan kajian bagi semua
pecina ilmu pengetahuan dan peradaban.

"Dr. Yusuf Qardhawi memang luar biasa,"


begitu kata pengagumnya.

lsBN 979-561-500-9

Anda mungkin juga menyukai