Anda di halaman 1dari 6

MADRASAH KAMMI KHOS YANG KHAS

ESSAY

Disusun sebagai salah satu persyaratan mengikuti Dauroh Pemandu


Madrasah KAMMI Surabaya

oleh :
Ayom Widiantoro

KAMMI DAERAH MALANG


2017
Madrasah KAMMI Khos yang Khas

Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) adalah organisasi


mahasiswa yang lahir pada masa reformasi, tepatmya 29 Maret 1998. KAMMI
memiliki visi sebagai wadah perjuangan permanen yang akan melahirkan kader-
kader pemimpin dalam upaya mewujudkan bangsa dan negara Indonesia yang
Islami. Dalam filosofi gerakannya KAMMI mempunyai salah satu karakter
sebagai organisasi kader (harokatut tajnid), maka dari itu proses pengkaderan
menjadi jantung dari KAMMI.

Madrasah KAMMI khos (disingkat : MK Khos) merupakan sarana pengkaderan


formal KAMMI yang berkelanjutan sesuai dengan tarkiz ‘ammah (penekanan
umum) pengkaderan, menitik beratkan pada pembentukan Man Power Kader
KAMMI yang memiliki syakhsiyah Islamiyah al-harakiyah (pribadi muslim yang
memiliki kesediaan bergerak ke masyarakat untuk mengeksekusi nilai-nilai Islam
dan dakwah Islamiyah). MK khos ini dilakukan melalui kegiatan mentoring dan
atau bedah buku. Namun, meski program MK Khos adalah program yang bagus
dalam proses pengkaderan ini, ternyata pada praktik lapangannya masih memiliki
banyak kendala. Brikut yang dapat disimpulkan faktor dari kendala tersebut :

1. Komitmen Kader
Komitmen kader Setiap kader harus melewati tahapan demi tahapan dalam upaya
pencapaian IJDK secara berurutan. Komitmen dari seluruh kader untuk melewati
berbagai tahapan yang telah disusun dalam manhaj pengkaderan khususnya MK
khos, memudahkan KAMMI sebagai organisasi kader, mengontrol dan
mengevaluasi perkembangan kondisi kadernya secara berkesinambungan.
Komitmen dalam mengikuti berbagai tahapan pengkaderan dibutuhkan dalam
upaya menjaga regenerasi kepemimpinan dan kesinambungan organisasi sehingga
secara langsung menyelesaikan berbagai permasalahan krisis kepemimpinan dan
kepengurusan dalam organisasi KAMMI yang disebabkan karena jenjang
keanggotanya tidak memenuhi persyaratan jenjang keanggotaan yang telah
ditetapkan dalam AD/ART KAMMI. Karena itulah, komitmen dalam melewati
tahapan pengkaderan harus menjadi kesadaran dan budaya dalam organisasi agar
KAMMI tumbuh dan berkembang menjadi organisasi kader yang tertata rapih dan
beramal produktif.

2. Kurangnya ketersediaan pemandu di komisariat


Untuk menghasilkan kader yang sesuai dengan manhaj, dibutuhkan bimbingan
intensif oleh pemandu (Murabbi), strategi ini khususnya untuk pencapaian aspek
spritual, dokrin kebenaran dan bimbingan praktis untuk beramal Islam serta
memberikan panduan dalam program mandiri dan penugasan. Perlu adanya sarana
pengkaderan KAMMI yang lebih intensif untuk menumbuhkan komitmen seorang
kader, Selain pengkaderan yang dilakukan di Madrasah KAMMI khos oleh
seorang pemandu ( murobbi ). Kedekatan interaksi yang dibentuk antara pemandu
dan kader. Meningkatkan kualitas ibadah, fikriyah, dan jazadiyah dapat
menunjang performa seorang pemandu. Dalam buku Perangkat Perangkat
Tarbiyah Ikhwanul Muslimin, seorang pemandu merupakan seorang pendidik,
pengarah, dan penyeru kepada akhlak yang mulia ini, oleh karenanya seorang
pemandu harus memiliki sifat-sifat :

 Orang yang khusuk dalam sholatnya (Al Mukminun : 2).


 Orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tidak
berguna.
 Orang yang menunaikan zakat.
 Orang yang menjaga diri.
 Orang yangmemelihara amanah.
 Orang yang memelihara amanahnya.
 Sifat lain yang harus dimiliki seorang pemandu adalah sifat muktasabah,
artinya potensi yang dapat dipelajari seseorang. Sifat muktasabah ini
meliputi aspek wawasan dan aspek praktis ( dakwah, gerakan, dan
leadership). Segala sifat yang harus dimiliki para pemandu harus dibangun
dalam kerangka ukhuwah yang penuh kasih sayang dan cinta kasih antar
sesama dalam naungan syariat Islam.

Dua faktor yang telah dikemukakan tersebut menjadi kendala dalam pengelolaan
MK Khos, untuk mengatasi masalah tersebut dibutuhkan formulasi MK Khos yang
khas serta jitu.

Susunan acara dalam setiap pertemuan MK Khos tentunya dibuat dengan


sedemikian kreatif agar para kader mempunyai kesan yang baik atau nyaman
dalam mengikuti setiap pertemuan. Seperti adanya sesi curhat untuk mendekatkan
hubungan emosional antara pemandu dan kader yang bersangkutan serta
penyegaran apabila materi memang dirasa berat. Agenda resume materi yang telah
disampaikan pada pertemuan sebelumnya juga perlu ditambahkan agar kader
benar-benar meresapi setiap materinya.

Teknik penyampaian dan retorika pemandu harus baik serta dengan pemahaman
ilmu yang baik pula. Namun tidak perlu untuk malu atau sungkan apabila ada
pertanyaan kader yang tidak bisa dijawab secara langsung oleh pemandu, lebih
baik untuk dikaji lagi atau untuk bahan diskusi dalam kelompok tersebut.

Seorang pendakwah haruslah mengetahui karakter dari objek dakwah atau


masyarakat karena menurut Anshori dalam bukunya yang berjudul Mujahid
Dakwah mengatakan bahwa tanpa mengenal masyarakat (obyek dakwah), tidak
ada gunanya segala buku bacaan yang ditelaah setiap hari. Ilmu yang setinggi
langit tidak akan ada manfaatnya, jika “buku masyarakat” yang berkembang setiap
saat tidak dibaca. Yang dimaksud “buku masyarakat” disini adalah kondisi
masyarakat objek dakwah. Hal tersebut tentunya berlaku juga kepada para
pemandu sebagai da’i dan kader sebagai objek dakwah. Karakter kampus yang
berbeda akan mempengaruhi karakter dari mahasiswanya khususnya para kader.
Untuk itu jika lebih baik apabila pemandu MK Khos berasal dari kampus yang
sama dengan kader objek dakwah tersebut.
Pada setiap pertemuan MK khos para pemandu tentu wajib untuk melakukan
penyadaran kepada kadernya akan keberlangsungan dakwah ini, dengan
penyampaian yang tersirat maupun tersurat untuk para kader harus membina juga
ketika sudah waktunya.

Dapat disimpulkan bahwa dalam memformulasikan MK Khos yang khas adalah


dengan mengembangkan kreatifitas pemandu dalam menyusun acara MK Khos,
memperbaiki teknik penyampaian pemandu, pengetahuan pemandu tentang
karakteristik kader dan melakukan penanaman ide untuk regenerasi
keberlangsungan dakwah KAMMI ini.

Referensi :
 Romadhon, Fajar, “Kompetensi Pemandu Madrasah KAMMI”, Bandung,
kammibandung.org, 2017.
 Mahardika, Tiara D.I., “MANAJEMEN MADRASAH KAMMI YANG
PRODUKTIF DAN DINAMIS”, Bandung, KAMMI Bandung, 2017.
 Mahmud, Ali Abdul Halim ,” Perangkat-perangkat Tarbiyah”, Solo: Era
Intermedia, 2011.
 Anshory, Isa, tth, Mujahid Dakwah, Bandung: CV. Diponegara, 1995.
Profil Penulis

Nama : Ayom Widiantoro


Tempat/Tgl lahir : Magetan, 5 November 1995
Alamat : Ds.Gunungan Rt 13 Rw 02, Kec.Kartoharjo,
Kab.Magetan, Jawa Timur
Status : Mahasiswa
Institusi : Politeknik Negeri Malang
Jurusan : Elektro, Jaringan Telekomunikasi Digital
Angkatan : 2014
Asal Komisariat : KAMMI komisariat Soekarno-Hatta, KAMMI Daerah
Malang
No.Telp : 081330394850
Email : ayom_widi@yahoo.com
Facebook : Ayom Widi
Instagram : Ayom 1453

Riwayat Organisasi : - OSIS SMAN 1 Maospati (2012-2013)


- Ketua Rohis FORMASI SMA (2012-2013)
- Staff Humas Rispol (2015-2016)
- Ketua Departemen Kaderisasi KAMMI Komisariat
Soekarno-Hatta (2016-2017)

Anda mungkin juga menyukai