A. TINJAUAN PUSTAKA
1. Dukungan Keluarga
a. Definisi
keluarga.
serta rasa dimiliki dan dicintai oleh orang di sekitarnya. Harga diri
seseorang bahwa dia bernilai dan diterima meskipun tidak luput dari
kesalahan.
Peterson & Bredow (2004 dalam Yusra, 2010) aspek informasi ini
masalah pribadinya.
yang nyata atau tingkah laku yang diberikan oleh orang-orang yang
langsung, dukungan sosial adalah strategi penting yang haru ada dalam
masa stress bagi keluarga (Friedman, 2010). Dukungan sosial juga dapat
berorientasi tugas sering kali diberikan oleh keluarga besar, teman, dan
tetangga. Bantuan dari keluarga besar juga dilakukan dalam bentuk bantuan
1) Faktor Internal
a) Tahap perkembangan
kesehatan dirinya.
c) Faktor emosi
d) Spiritual
2) Eksternal
a) Praktik di keluarga
b) Faktor sosio-ekonomi
teori sosial kognitif pada tahun 1977. Bandura (1997) dalam Lange, et al.
diinginkan.
b. Jenis-jenis efikasi diri (self efficacy)
proses belajar individu. Melalui model ini efikasi diri individu dapat
atau bahkan merasa lebih baik dari pada orang yang menjadi subyek
melakukan hal yang sama. Meningkatnya efikasi diri individu ini dapat
efikasi diri ini akan menjadi efektif jika subjek yang menjadi model
karena itu, efikasi diri tinggi biasanya ditandai oleh rendahnya tingkat
stres dan kecemasan. Sebaliknya, efikasi diri yang rendah ditandai oleh
3) Generalitas (Generality)
Aspek ini berkaitan luas pada bidang tugas atau tingkah laku.
dan situasi tertentu maupun pada serangkaian aktivitas dan situasi yang
efikasi diri yang turut berperan dalam diri manusia ada 4, yaitu:
1) Proses kognitif
Individu memberi motivasi atau dorongan bagi diri mereka sendiri dan
Ada tiga teori yang menjelaskan tentang proses motivasi. Teori pertama
mereka tentang hal yang dapat mereka lakukan. Teori ketiga, goal
4) Proses seleksi
dan kesejahteraa manusia dapat dicapai dengan rasa optimis, ketika dalam
terserang depresi. Sedangkan orang yang mempunyai rasa efikasi diri yang
tinggi akan lebih mampu untuk melakukan berbagai usaha dan latihan serta
Rasa efikasi diri yang tinggi yang dimiliki oleh sekelompok orang
akan menjadi suatu upaya untuk memecahkan masalah yang mereka hadapi
dan meningkatkan kualitas hidup mereka melalui usaha yang terpadu. Dari
usaha yang dilakukan inilah akan muncul suatu penemuan baru karena rasa
keyakinan yang tinggi, seberapa banyak usaha yang mereka lakukan dan
a. Definisi
seseorang harus berusaha untuk hidup dengan baik dengan satu atau lebih
dokter, dan tenaga kesehatan lain, serta kelompok lain. Secara umum
perubahan dalam peran sosial dan pekerjaan, serta koping (Taylor, 2006
penyakit kronis dengan jumlah partisipan 10-15 orang dengan diagnosa dan
usia yang bervariasi. Prinsip asumsi program ini adalah bahwa penyakit
penyakit jantung, stroke dan artritis) dan diabetes (Lorig, Sobel, Stewart,
yang tidak hanya penting untuk mengontrol tekanan darah tetapi juga
1) Aktivitas Fisik
yang baik sekali (White, Duncan & Baumle, 2013). Intensitas sedang
yang mungkin mendasari mekanisme regulasi (Hu, Li, & Arao, 2013).
2) Diet garam
setara dengan 2/3-1 sendok teh garam meja. Dengan penghitungan 100
asinan di rumah makan (CMA, 1999; CHEP, 2005 dalam RNAO, 2009).
3) Konsumsi Alkohol dan Kafein
bahan makanan seperti tape dan kopi yang dapat menaikkan tekanan
rendah dari konsumsi kopi yang rendah (RNAO, 2009; Uiterwaal et al,
2007).
4) Merokok
5) Stres
a. Definisi
ketika jantung sedang berkontraksi (sistolik) sama dengan atau diatas 140
mmHg dan tekanan darah saat jantung sedang berelaksasi (diastolik) sama
dengan atau diatas 90 mmHg (WHO, 2013). Hipertensi adalah salah satu
Disease = NCD) seperti penyakit jantung, Stroke, dan lain- lain yang saat
ini menjadi momok penyebab kematian nomer satu di dunia (Kemenkes RI,
2015).
akibat dari kondisi lain yang kompleks dan saling berhubungan (Nuraini,
b. Etiologi Hipertensi
jenis kelamin, dan usia, konsumsi diit tinggi garam dan lemak, berat
badan (obesitas > 25% diatas BB normal), gaya hidup, merokok,
2) Hipertensi sekunder
c. Klasifikasi Hipertensi
Jika angka sistolik dan diastolik dalam rentang salah satu dari kategori
hipertensi.
karena tekanan darah tinggi yang parah dapat merusak ginjal, beberapa
gejala yang muncul ditahap hipertensi yang sudah parah biasanya bukan
risiko hipertensi yang tidak ditangani dengan baik di bagi menjadi dua
kelompok yaitu faktor risiko yang dapat diubah yaitu obesitas, merokok,
alkohol berlebih, stres dan faktor risiko yang tidak dapat diubah yaitu
umur, jenis kelamin dan keturunan (Depkes RI, 2013). Dengan
f. Komplikasi hipertensi
jantung dengan atau tanpa disertai stroke dan gagal ginjal (Nuraini, 2015).
kerusakan organ tubuh baik secara langsung maupun tidak langsung yaitu
kenaikan tekanan darah pada organ, atau efek tidak langsung antara lain
RI, 2013).
yang meninggi, atau akibat embolus yang terlepas dari pembuluh non
otak yang terpajan tekanan tinggi (Nuraini, 2015). Infark miokard dapat
keluar melalui urin sehingga sering dijumpai edema sebagai akibat dari
dapat ditimbulkan. Kelainan lain yang terjadi pada retina yang terjadi
akibat tekanan darah yang tinggi adalah iskemik optik neuropati atau
kerusakan pada saraf mata akibat aliran darah yang buruk, oklusi arteri
dan vena retina akibat penyumbatan aliran darah pada arteri dan vena
gejala, yang pada akhirnya dapat menjadi kebutaan pada stadium akhir
(Depkes RI, 2013). Kerusakan lain yang lebih parah pada mata terjadi
mendadak, antara lain nyeri kepala, double vision, dim vision, dan sudden
g. Penatalaksanaan Hipertensi
berat badan sampai batas ideal dengan cara diit yang diatur porsi
makannya.
cukup.
e) Berhenti merokok.
f) Berusaha membina hidup yang positif.
2) Penatalaksanaan Farmakologi
Bagan 2.1
Sumber : Sarafino (2004) dalam Yusra (2010), Bandura (1997) dalam Lunenburg (2011) , Udjianti (2010), Nurarif (2013),