Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH PERUBAHAN KURS VALUTA SING

Pengaruh perubahan kurs valuta asing diatur dalam PSAK No 10. Tujuan dari dibentuknya
PSAK 10 ini adalah untuk mengetahui bagaimana memasukkan transaksi dalam mata uang asing
dan kegiatan usaha luar negeri kedalam laporan keuangan entitas kedalam menjabarkan laporan
keuangan kedalam mata uang penyajian. Di dalam PSAK No 10 dijelaskan bahwa entitas dalam
melakukan aktivitasnya dipengaruhi oleh lingkungan ekonomi dimana perusahaan beroperasi
yaitu lingkungan entitas tersebut dalam menghasilkan dan mengeluarkan kas. Pada lingkungan
ekonomi utama dimana entitas beroperasi, entitas menggunakan mata uang yang disebut mata
uang Fungsional.

A. Ruang Lingkup
a. Akuntansi transaksi dan saldo dalam d. Derivatif mata uang asing, kecuali
mata uang asing, kecuali transaksi dan derivative yang tidak termasuk lingkup
saldo derivative (PSAK 55) PSAK 55 misal derivative yang melekat
b. Menjabarkan hasil dan posisi keuangan pada kontrak lain.
dari kegiatan usaha luar negeri yang e. Akuntansi lindung nilai mata uang asing
termasuk dalam laoran keuangan entitas termasuk lindung nilai investasi di Luar
secara konsolidasi, proporsional atau Negeri
metode ekuitas. f. Penyajian laporan arus kas yang timbul
c. Menjabarkan hasil dan posisi keuangan dari transaksi mata uang asing atau
suatu entitas ke dalam mata uang penjabaran arus kas dari kegiatan usaha
penyajian Luar Negeri

B. Definisi
 Investasi neto dalam kegiatan usaha luar entitas pelapor dalam asset neto dari
negeri  adalah jumlah kepentingan kegiatan usaha luar negeri tersebut.

1
 Kegiatan usaha luar negeri adalah entitas  Mata Uang Fungsional adalah mata uang
anak, asosiasi, ventura bersama atau pada lingkungan ekonomi utama dimana
cabang dari entitas pelapor yang entitas beroperasi.
aktiitasnya dilaksanakan di Negara yang  Mata uang penyajian adalah mata uang
mata uangnya menggunakan mata uang yang digunakan dalam penyajian laporan
selain mata uang pelapor keuangan.
 Kelompok usaha adalah suatu entitas  Pos-pos moneter adalah unit mata uang
induk dan seluruh anaknya. yang dimiliki serta asset atau liabilitas
 Kurs adalah rasio pertukaran dua mata yang akan diterima atau dibayarkan
uang dalam jumlah unit mata uang yang tetap
 Kurs penutup adalah kurs spot pada atau dapat ditentukan.
akhir periode pelaporan  Selisih kurs adalah selisih yang
 Kurs Spot adalah kurs untuk realisasi dihasilkan dari penjabaran sejumlah
segera tertentu satu mata uang kedalam mata
 Mata Uang Asing adalah mata uang uang lain pada kurs yang berbeda.
selain mata uang funsional suatu entitas

C. Pertimbangan Mata Uang Fungsional


1. Mata Uang
 Paling mempengaruhi harga jual (sringkali menjadi mata uang dimana harga jual untuk
barang dan jasa didenominasikan dan diselesaikan dan
 Dari suatu Negara yang kekuatan persaingan dan perundang-undngannya sebagian besar
menentukan harga jual dari barang dan jasanya.
2. Mata uang yang mempengaruhi biaya tenaga kerja, bahan baku, dnan biaya lain dari
pengadaan barang atau jasa (biaya didenominasikan dan diselesaikan).
3. Mata uang yang mana dana dari aktivitas pendanaan (antara lain penerbitan instrument utang
dan instrument ekuitas) dihasilkan.
4. Mata uang dalam mana penerimaan dari aktivitas operasi pada umumnya ditahan.
5. Apakah kegiatan usaha luar negeri dilaksanakn sebagai suatu perpanjangan dari entitas
pelapor atau otonomi yang signifikan.

2
 Hanya menjual barang yang diimpor dari entitas pelapor dan mengirimkan hasilnya ke
entitas pelopor melalui sistem perpanjangan
 Mengakumulasikan kas dan pos moneter, pengeluaran, pendapatn dan pinjaman, yang
secara substansial mengunakan mata uang lokalnya yaitu hak otonomi
6. Tinggi rendahnya proporsi kegiatan usaha luar negeri
7. Apakah arus kas secara langsung mempengaruhi arus kas entitas pelapor dan apakah arus kas
tersebut siap tersedia untuk dikirimkan ke entitas pelapor
8. Apakah arus kas cukup untuk membayar kewajiban instrument utang yang ada ataupun yang
diperkirakan dapat terjadi tanpa adanya dana yang disediakn oleh entitas pelapor.
9. Ketika indicator Mata uang tidak jelas manajemen menggunakan pertimbangannya untuk
menentukan mata uang fungsional manakah yang paling tepat
10. Manajemen memberikan prioritas pada indicator-indikator utama dalam paragraf 9 (1)
sebelum mempertimbangkan indikator-indikator dalam paragraf 10 (2) dan (13)
11. Mata uang fungsional suatu entitas mencerminkan transaksi, kejadian dan kondisi yang
mendasari yang relevan
12. Sekali ditentukan, mata uang fungsional tidak berubah kecuali ada perubahan pada transaksi,
kejadian dan kondisi yang mendasari tersebut.

Transaksi dalam mata uang asing dibukukan dengan


menggunakan kurs pada saat terjadinya
transaksinya.

Investasi Netto Luar Negeri


 Entitas mungkin memiliki suatu pos bagian dari investasi neto entitas tersebut
moneter yang merupakan tagihan dari di dalam kegiatan usaha luar negeri (par
atau utang kepada suatu kegiatan usaha 30-31)
luar negeri.  Pos-pos moneter ini mungkin mencakup
 Suatu pos yang penyelesaiannya tidak piutang atau utang jangkapanjang.
direncanakan ataupun mungkin tidak  Pos-pos moneter ini tidak mencakup
akan terjadi dimasa mendatang, adalah piutang dagang atau utang dagang.
Pos Moneter

3
 Fitur utama dari suatu pos moneter adalah hak untuk menerima (atau kewajiban untuk
menyerahkan) suatu jumlah unit mata uang yang tetap atau dapat ditentukan.
a. pensiun dan imbalan kerja lainnya harus dibayar dalam kas,
b. kewajiban diestimasi yang harus diselesaikan secara kas, dan
c. dividen kas yang diakui sebagai kewajiban.
d. Kontrak untuk menerima (atau menyerahkan) suatu jumlah variabel dari instrumen
ekuitas yang dimiliki oleh entitas atau suatu jumlah variabel dari suatu aset yang nilai
wajarnya harus diterima (atau diserahkan) setara dengan suatu jumlah unit mata uang
yang tetap atau dapat ditentukan, adalah merupakan suatu pos moneter.

Pos Non Moneter


Fitur utama dari dari suatu pos nonmoneter adalah tidak adanya hak untuk menerima (atau
kewajiban untuk menyerahkan) suatu jumlah unit mata uang yang tetap atau dapat ditentukan.

D. Pengakuan Awal

 Pada pengakuan awal, suatu transaksi mata uang asing harus dicatat dalam mata uang
fungsional,
 Jumlah mata uang asing dihitung ke dalam mata uang fungsional dengan kurs spot antara
mata uang fungsional dan mata uang asing pada tanggal transaksi.
 Tanggal transaksi tanggal memenuhi kriteria pengakuan

E. Pelaporan Pada Tanggal Neraca

4
Pada setiap tanggal neraca :
 Pos asset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dilaporkan kedalam mata uang
rupiah dengan menggunakan kurs tangga neraca. Apabila terdapat kesulitaan dalam
menentukan kurs tanggal neraca, dapat digunakan kurs tengah BI sebagai indikator yang
obyektif.
 Pos moneter mata uang asing dijabarkan menggunakan kurs penutup
 Pos nonmoneter tidak boleh dilaporkan dengan menggunakan kurs tanggal neraca, tetapi
tetap harus dilaporkan dengan menggunakan kurs tanggal transaksi, dan
 Pos nonmoneter yang dinilai dengan nilai wajar dalam mata uang asing harus dilaporkan
dengan menggunakan kurs yang berlaku pada saat nilai tersebut ditentukan.

Penerapan - Aset Tetap Selisih Kurs

 Aset tetap dapat ditentukan berdasarkan  Selisih kurs yang timbul pada penyelesaian
biaya historis ataupun berdasarkan nilai pos moneter atau pada proses penjabaran
wajar, jika jumlahnya ditentukan dalam pos moneter pada kurs yang berbeda dari
mata uang asing, maka kemudian kurs pada saat pos moneter tersebut
dijabarkan kedalam mata uang fusional dijabarkan, pada pengakuan awal selama
 Ketika beberapa nilai tukar tersedia, kurs periode atau pada periode laporan
yang digunakan adalah kurs di mana arus keuangan sebelumnya, diakui dalam laba
kas masa depan diselesaikan jika arus kas atau rugi dalam periode pada saat
tersebut telah terjadi pada tanggal terjadinya, kecuali sebagaimana dijelaskan
pengukuran. dalam paragraf 32.

Selisih Nilai Tukar - Komprehensif


 Jika keuntungan atau kerugian pos nonmoneter diakui dalam pendapatan komprehensif lain,
setiap komponen perubahan dari keuntungan atau kerugian itu diakui dalam pendapatan
komprehensif lain.
 Sebaliknya, jika keuntungan atau kerugian pos nonmoneter diakui dalam laba atau rugi, maka
setiap komponen keuntungan atau kerugian tersebut diakui dalam laba atau rugi.

5
Selisih Nilai Tukar – Investasi Neto

 Selisih kurs yang timbul pada pos moneter yang membentuk bagian dari investasi neto
entitas pelapor dalam suatu kegiatan usaha luar negeri, diakui dalam laba atau rugi dalam
laporan keuangan tersendiri dari entitas pelapor (PSAK 4) atau laporan keuangan individual
dari kegiatan usaha luar negeri, yang mana yang tepat.
 Dalam laporan keuangan yang memasukkan kegiatan usaha luar negeri dan entitas pelapor
(konsolidasi), selisih selisih kurs diakui awalnya dalam pendapatan komprehensif lain dan
direklasifikasi dari ekuitas ke laba atau rugi pada saat pelepasan investasi neto sesuai dengan
paragraf 46.

F. Penggunaan Mata Uang


Perubahan Mata Uang Fungsional
Ketika terdapat perubahan dalam mata uang fungsional suatu entitas, entitas menerapkan
prosedur penjabaran untuk mata uang fungsional yang baru secara prospektif sejak tanggal
perubahan itu.

Penjabaran Mata Uang Pelaporan


 Hasil dan posisi keuangan entitas yang mata uang fungsionalnya bukan mata uang dari suatu
ekonomi hiperinflasi dijabarkan ke dalam mata uang pelaporan yang berbeda menggunakan
prosedur:
a. aset dan liabilitas untuk setiap laporan dari posisi keuangan yang disajikan (yaitu
termasuk komparatif) harus dijabarkan menggunakan kurs penutup.
b. pendapatan dan beban untuk setiap laporan laba rugi komprehensif atau laporan laba rugi
terpisah yang disajikan (yaitu termasuk komparatif) harus dijabarkan menggunakan kurs
pada tanggal transaksi; dan
c. semua hasil dari selisih nilai tukar harus diakui dalam pendapatan komprehensif lain.

Penjabaran Mata Uang- Goodwill


 Goodwill dari akuisisi kegiatan usaha luar negeri dan setiap penyesuaian nilai wajar jumlah
tercatat suatu aset dan kewajiban yang timbul pada akuisisi kegiatan usaha luar negeri
tersebut diperlakukan sebagai aset dan kewajiban dari kegiatan usaha luar negeri itu.

6
 Aset dan liablitas ddinyatakan dalam mata uang fungsional dari kegiatan usaha luar negeri
dan dijabarkan dengan menggunakan kurs penutup sesuai dengan paragraf 39.

Pelepasan Usaha Luar Negeri


Pada pelepasan pada suatu kegiatan usaha luar negeri, jumlah kumulatif dari selisih nilai tukar
yang terkait dengan kegiatan usaha luar negeri, yang diakui di dalam pendapatan komprehensif
lain dan diakumulasi ke dalam komponen terpisah dari ekuitas, direklasifikasi dari ekuitas ke
laba atau rugi (sebagai penyesuaian untuk pengelompokkan ulang) ketika keuntungan atau
kerugian dari pelepasan suatu kegiatan usaha di luar negeri diakui (PSAK 1).

Pelepasan Usaha Luar Negeri - anak


 Pada pelepasan sebagian dari suatu entitas anak yang mencakup kegiatan usaha luar negeri,
entitas mereatribusi bagian yang sebanding dari jumlah kumulatif selisih nilai tukar yang
diakui dalam pendapatan komprehensif lain ke kepentingan nonpengendali pada kegiatan
usaha luar negeri tersebut.
 Dalam setiap pelepasan yang lain atas sebagian kegiatan usaha luar negeri, entitas
mereklasifikasi, hanya bagian yang sebanding dari jumlah kumulatif selisih nilai tukar yang
diakui dalam pendapatan komprehensif lain ke dalam laba rugi.

F. Transaksi Valuta Berjangka


 Salah satu transaksi valuta berjangka swap adalah transaksi pertukaran dua valuta asing
melalui pembelian tunai dengan penjualan kembali secara berjangka. Pada hakekatnya
transaksi tersebut dilakukan untuk lebih mendapatkan kepastian tentang kurs penjabaran
yang bersifat tetap selama dalam kontrak sehingga pembuat transaksi terhindar dari kerugian
akibat perubahan kurs. Dalam transaksi swap pembuat transaksi umumnya memperhitungkan
premi yang ditetapkan terlebih dahulu.
 Perlakuan akuntansi transaksi valuta berjangka yang dilakukan untuk tujuan hedging utang
adalah sebagai berikut :
a. Selisih kurs tunai (spor rate) dan kurs masa depan (forward rate) dicatat) sebagai
diskonto atau premi yang harus diamortisasi sesuai dengan jangka waktu kontrak valuta
berjangka;

7
b. Setiap akhir periode harus dihitung selisih kurs untuk utang dalam mata uang asing (yang
diproteksi melalui hedging), forward receivable, dan forward payable dalam mata uang
asing. Selisih kurs yang timbul sebagai akibat perbedaan antara kurs tanggal neraca
dengan kurs tunai pada saat terjadinya transaksi diakui sebagai keuntungan atau kerugian
kurs periode berjalan;
c. Dalam neraca, forward receivable atau forward payable, dan diskonto atau premi yang
belum diamortisasi yang timbul dari kontrak valuta berjangka yang berhubungan harus
dijadikan satu dibagian asset atau kewajiban. Bergantung pada posisi neto dari seluruh
pos tersebut.

G. Perlakuan Alternative Diijinkan


Selisih kurs dapat disebabkan oleh devaluasi atau depresiasi luar biasa suatu mata uang dalam
keadaan tidak tersedia fasilitas hedging dan menimbulkan kewajiban yang tidak terselesaikan
akibat perolehan asset yang baru saja dilakukan dan harus dilunasi dalam mata uang asing.
Selisih kurs tersebut dapat dimasukkan sebagai nilai tercatat (carrying amount) asset sepanjang
nilai tercatat asset yang disesuaikan tidak melebihi jumlah terendah antara biaya pengganti
(replacement cost) dan jumlah yang dapat diperoleh kembali (amount recoverable) dari
penjualan atau penggunaan asset tersebut. Alternative yang dipilih harus diungkapkan
secukupnya.

H. Pengaruh Pajak
 Keuntungan atau kerugian pada transaksi mata uang asing dan selisih nilai tukar yang timbul
pada penjabaran hasil dan posisi keuangan dari suatu entitas ke dalam suatu mata uang yang
berbeda mungkin memiliki pengaruh pajak.
 PSAK 46 diterapkan ke pengaruh pajak ini.

8
I. Pengungkapan

J. Ketentuan Transisi
Pada saat pernyataan ini diterapkan, perusahaan harus mengklasifikasikan secara terpisah dan
mengungkapkan saldo kumulatif, pada awal periode, selisih kurs yang ditangguhkan dan
diklasifikasikan sebagai ekuitas dalam periode sebelumnya, kecuali jika jumlah tersebut tidak
dpat ditentukan secara wajar. Dalam hal tersebut perlu dijelaskan alasannya.

Anda mungkin juga menyukai