Anda di halaman 1dari 2

Nama : Dhea Agustin

Kelas : 2 NB
Mata Kuliah : Akuntansi
15-4 Menurut metode FIFO (First In First-Out), penetapan harga pokok persediaan dimana
dianggap bahwa barang-barang yang terdahulu dibeli akan merupakan barang yang dijual
pertama kali. Dalammetode ini persediaan akhir dinilai dengan harga pokok pembelian yang
paling akhir. Adapun menurut metode LIFO ( Last In Last Out), penetapan harga pokok
persediaan dimana dianggap bahwa barang-barang yang paling akhir dibeli akan merupakan
barang yang dijual pertama kali. Dalam metode ini, persediaan akhir akan dinilai dengan harga
pokok pembelian yang terdahulu Sedangkan menurut metode rata-rata, penetapan harga pokok
persediaan dimana dianggap bahwa harga pokok rata-rata dari barang yang tersedia dijual akan
digunakan untuk menilai harga pokok barang yang dijual dan yang terdapat dalam persediaan.
15-5 Dalam keadaaan harga cenderung menurun terus-menerus, metode LIFO akan menghasilkan
harga pokok penjualan dan persediaan akhir yang tertinggi. Hal ini dikarenakan pada keadaan
tersebut metode LIFO akan menghasilkan laba bersih tertinggi.
15-6 Penggunaan metode LIFO tidak selalu menguntungkan dikarenakan pada saat harga beli barang
dagang mengalami kenaikan terus-menerus akan terjadi pendapatan laba yang kecil. Selain itu,
metode LIFO mengurangi kualitas laporan posisi keuangan karena metode LIFO menyebabkan
nilai inventarisasi yang disajikan dalam laporan posisi keuangan tidak menunjukkan persediaan
saat ini sehingga nilai persediaan tidak memiliki nilai yang relavan atau keadaan yang
sebenarnya. Dan metode LIFO bisa dipakai untuk memanipulasi pajak karena laba rendah
dapat membuat nilai pajak juga menjadi kecil sehingga akan mengurangi pendapatan negara.
15-7 Penetapan harga pokok berdasarkan metode taksiran dapat dibenarkan karena nilai harga pokok
persediaan barang dagangan yang diperoleh dari metode taksiran secara umum nilainya
(selisihnya) tidak jauh berbeda dengan perhitungan fisik persediaan barang dagangan secara
langsung.
15-8 Konsep yang digunakan dalam penetapan harga pokok persediaan berdasarkan metode taksiran
yaitu adanya hubungan yang dekat dan konstan antara harga pokok dengan harga jual.
Perbedaan penerapan konsep ini dalam metode eceran dan metode laba bruto adalah cara
penentuan presentase. Kalau metode eceran presentase harga pokok terhadap harga jual
didasarkan atas harga pokok dan harga jual aktual selama satu periode, dalam metode laba
bruto presentase laba bruto terhadap penjualan didasarkan atas laporan keuangan tahun lalu.
Perbedaan lainnya adalah kalau metode eceran jual, metode lana bruto menggunakan presentase
laba bruto terhadap penjualan.
15-9 Pada metode eceran dalam penutupan harga pokok diterapkan dengan presentase harga pokok
terhadap harga jual dilai dengan persediaan akhir pada harga jualnya. Sedangkan pada metode
laba bruto diterapkan dengan persediaan tersedia dijual dikurangi dengan taksiran harga pokok
penjualan.
15-10 Metode identifikasi khusus (spesific identification) adalah metode penetapan harga pokok
untuk barang-barang yang dijual dan yang masih terdapat dalam persediaan yang didasarkan
atas harga pokok yang dikeluarkan khusus untuk barang-barang yang bersangkutan.
15-11 a) B. Laba ditahan akan terlalu kecil.
b) C. Rp 4.000
c) A. Rp 2.000
d) C. Rp 9.375
e) A. LIFO
f) D. Metode Laba Bruto
g) D. Presentase Laba Bruto
h) A. Satu
i) D. Semuanya salah
j) B. Rp 225.000

Anda mungkin juga menyukai