Anda di halaman 1dari 2

‫َو ُكلُوا ِم َّما َر َزقَ ُك ُم اللَّهُ َحاَل اًل طَيِّبًا ۚ َو َّات ُقوا اللَّهَ الَّ ِذي أَْنتُ ْم بِ ِه ُم ْؤ ِمنُو

َن‬
“Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu, dan
bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya “ (QS. Al-Maidah: 88).

Hadirin jama’ah sholat Jumat yang dirahmati Allah!


Dengan bekerja, hati kita menjadi tenang. Fikiran kita menjadi tenang. Tenang karena tidak diliputi oleh
pernik rintangan keduniaan yang menghijab seorang hamba dari melakukan penghambaan (ubudiyah)
kepada Allah subhanahu wata’ala.
Kekufuran merupakan buah dari terhijabnya seseorang dari menghamba kepada Allah disebabkan
mementingkan kehidupan duniawi. Seolah dunia bagaikan tuhan yang kedua baginya. Itulah sebabnya
disebutkan sebagai “hampir-hampir” oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Untungnya, ada
kejadian dunia yang tidak mampu ditahan oleh seorang hamba. Penyakit, menurunnya daya
penglihatan, pendengaran, kekuatan, adalah bagian dari dunia yang tidak mampu dihalangi oleh
seorang hamba. Sehingga karenanya, Allah subhanahu wata’ala tetap menjadi yang paling utama dan
diutamakan dalam penghambaan

Dalam sebuah hadits hasan yang diriwayatkan oleh Ibnu Muflih daam Kitab al-Adab al-Syar’iyyah, dan
disandarkan pada sahabat Abu Hurairah radliyallahu ‘anhu, Rasulullah shllallahu ‘alaihi wasallam
bersabda:
َ ً ُّ َ َ َ َ َ َ ‫مْل‬ ً َ ‫اًل‬ ُّ ‫طلب‬
‫ َو َس ْع ًيا َعلى أ ْه ِل ِه َوت َعطفا َعلى َج ِار ِه َج َاء َي ْو َم‬، ‫ ِا ْس ِت ْعفافا َع ِن ا ْسأل ِة‬، ‫الدنيا َحال‬ َ ‫من‬
ُ ْ َ ْ َ َ ُ َ َ َّ َ َ ً ُ ‫اًل‬ ُّ ‫ْالق َي َامة َو َو ْج ُه ُه َك ْال َق َمر َل ْي َل َة ْال َب ْدر َو َم ْن َط َل َب‬
‫ض َبان‬ ‫الدنيا حال مكا ِثرا ل ِقي الله وهو علي ِه غ‬ ِ ِ ِ ِ
“Barangsiapa mencari kehidupan dunia dengan jalan halal, karena niat menjaga kehormatannya dari
suatu masalah, dan niat usaha menafkahi keluarganya, menyantuni tetangganya yang kekurangan,
maka kelak ia akan datang di hari kiamat dengan wajah bagaikan bulan di malam purnama. Dan
barangsiapa mencari dunia dengan jalan halal, namun karena niat menumpuk-numpuknya, maka kelak
ia akan bertemu dengan Allah dengan kondisi dibenci oleh-Nya.”

Dalam hadits, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menganjurkan bagi orang yang bekerja, yaitu
agar ia meniatkan diri untuk mencari rezeki yang halal. Meski demikian, kita tidak boleh lupa agar
membagusi niat bahwa kerjanya tersebut adalah semata untuk menjaga kehormatan diri dan
agamanya, menafkahi keluarganya dari hasil kerja yang baik, serta tidak lupa untuk berderma kepada
sesama.

Alkisah, Nabi Dawud alaihissalam suatu ketika pergi meninggalkan kerajaannya. Kemudian, salah satu
dari pelayannya, yang dengan setia mendampinginya, ditanya mengenai kisah perjalanan beliau itu.  
َ ُ َ ‫َيا َف َتى َما َت ُق ْو ُل فى‬
‫داود؟‬ ِ
"Sebaik-baik hamba. Dia memiliki sebuah pekerti yang belum pernah diketahui selama ini.”
Orang itu lalu bertanya:   ‫ِي؟‬
َ ‫" َو َما ه‬Apa itu?”  
Pemuda itu menjawab: “Suatu ketika, ia memakan harta dari baitu al-mal-nya kaum muslimin. Karena
sebagai raja, ia boleh mendapatkan gaji darinya. Namun, ketika itu ia menerima wahyu bahwa ‘betapa
Allah subhanahu wata’ala mencintai seorang hamba yang makan dari hasil jerih payahnya sendiri, dari
buah tangannya sendiri (ِ‫ ’!)مِنْ َك ِّد َي ِده‬Selepas menerima wahyu itu, beliau bersegera beranjak menuju
mihrab tempat ia bersujud, sembari menangis tersedu, sembari merenung dan berdoa kepada Allah
subhanahu wata’ala:
َ ُ ‫مْل‬ ْ ُ ُ َ ً َْ ّ
‫صن َعة أ ْع َمل َها ِب َي َد َّي تغ ِن ْي ِني ِب َها َع ْن َب ْي ِت َم ِال ا ْس ِل ِم ْين‬ ‫َيا َر ِ ّب َع ِل ْم ِني‬
“Wahai Tuhanku! Ajarkanlah kepadaku sebuah pekerti yang bisa aku kerjakan dengan tanganku dan
mampu menghindarikan aku dari harta baitu al-malnya kaum muslimin!”  

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ُ‫وصه‬
َ ُ‫َح ُد ُك ْم َفلُ َّوهُ أ َْو َقل‬
ِِ ِ
َ ‫ب إِالَّ أَ َخ َذ َها اللَّهُ بِيَمينه َفُي َربِّ َيها َك َما ُي َربِّى أ‬ ٍ ‫َح ٌد بِتَ ْم َر ٍة ِم ْن َك ْس‬
ٍ ِّ‫ب طَي‬ َ ‫ص َّد ُق أ‬
َ َ‫الَ َيت‬

‫ْجبَ ِل أ َْو أَ ْعظَ َم‬ ِ


َ ‫َحتَّى تَ ُكو َن مثْ َل ال‬
“Tidaklah seseorang bersedekah dengan sebutir kurma dari hasil kerjanya yang halal melainkan Allah akan
mengambil sedekah tersebut dengan tangan kanan-Nya lalu Dia membesarkannya sebagaimana ia
membesarkan anak kuda atau anak unta betinanya hingga sampai semisal gunung atau lebih besar dari itu”
(HR. Muslim).
“Lantas doa Nabiyullah Dawud alaihissalam dikabulkan oleh Allah subhanahu wata’ala. Allah
subhanahu wata’ala mengilhamkan kepadanya untuk membikin baju besi dan menundukkan besi.
Bahkan, di tangannya, besi yang keras dapat menjadi bubur yang siap dibentuk sesuai keinginannya.
Sejak saat itu, setiap kali ia selesai melaksanakan tugas-tugas pemerintahannya, ia bekerja membikin
baju besi, lalu dijualnya ke pasar. hasilnya , ia pergunakan untuk menghidupi dirinya dan keluarganya.”
Apalah artinya rezeki yang halal, jika tidak menyelamatkan diri kita, di dunia dan akhirat! Apalah artinya
rezeki yang halal, jika tidak mampu membawa manfaat! Sungguh, sebaik-baik diri seorang hamba
adalah yang paling bermanfaat buat manusia lainnya!

َّ ْ ُ ُ َ ْ َ َ َّ ُّ َ َ
‫اس‬
ِ ِ‫لن‬ ‫ل‬ ‫م‬ ‫ه‬ ‫ع‬ ‫ف‬‫ن‬ ‫أ‬ ‫هللا‬
ِ ‫ى‬ ‫ل‬ ‫إ‬ ‫اس‬
ِ ِ ‫الن‬ ‫أحب‬
"Sebaik-baik hamba di sisi Allah, adalah yang paling bermanfaat buat sesamanya.”  

Anda mungkin juga menyukai