Anda di halaman 1dari 12

MATERI BAHASA INDONESIA KELAS X SEMESTER 2

A.    STANDAR KOMPETENSI :
Mendengarkan : 9. Memahami  informasi melalui tuturan

B.     KOMPETENSI DASAR :
9.1 Menyimpulkan isi informasi yang disampaikan melalui tuturan langsung 
9.2    Menyimpulkan isi informasi yang didengar melalui tuturan tidak langsung (rekaman atau
teks yang dibacakan)
13.1 Menemukan hal-hal yang menarik tentang tokoh cerita rakyat yang disampaikan secara
langsung dan atau melalui rekaman
13.2 Menjelaskan hal-hal yang menarik tentang latar cerita rakyat yang disampaikan secara
langsung dan atau  melalui rekaman 

C.    MATERI PEMBELAJARAN :

Keterampilan Berbahasa

1.      Menyimpulkan Informasi dari Tuturan Langsung dan Tidak Langsung


Untuk memperoleh informasi dari suatu tuturan, kamu harus menjadi  penyimak ideal.  Ciri-ciri 
penyimak  ideal  menurut Djago Tarigan antara lain;(1) berkonsentrasi;  (2) bermotivasi/bertujuan;  (3)
menyimak secara menyeluruh;  (4)  menghargai pembicara; ( 5)  selektif;(6)  sungguh-sungguh; (7) 
tidak mudah terganggu;  (8)  cepat menyesuaikan diri; (9) arah pembicaraan;  (10)kontak dengan
pembicara;  (11) merangkum; (12) menilai,  dan  (13) merspon.
a.       Mendengarkan Tuturan
Dengarkan tuturan atau pembacaan teks   berikut ini!

Hari Lingkungan Hidup Indonesia 2011. Di Indonesia, tema Hari Lingkungan Hidup Sedunia
(World Environment Day) 2011 disesuaikan dengan konteks Indonesia dalam Tema Hari Lingkungan
Hidup Indonesia 2011 menjadi ‘Hutan Penyangga Kehidupan’.
Dari tema Hari Lingkungan Hidup yang diangkat oleh pemerintah Indonesia ini tersirat makna
akan pentingnya hutan sebagai penjaga keseimbangan antara kepentingan manusia dan
kepentingan semua makhluk hidup lainnya di dunia. Fungsi hutan tersebut hanya dapat tercapai bila
hutan tetap terjaga kelestariannya.
Sayangnya luas hutan Indonesia yang secara de yure mencapai 133.300.543,98 ha masih terus
mengalami deforestasi (kerusakan hutan) yang lebih cepat dibandingkan dengan laju pemulihannya.
Laju kerusakan hutan mencapai 1,17 juta hektar per tahun di Indonesia, sedangkan kemampuan
pemulihan lahan yang telah rusak hanya sekitar 0,5 juta hektar per tahun.
Kondisi ini berakibat pada terjadinya kerusakan lingkungan yang mengakibatkan bencana alam di
berbagai wilayah seperti banjir dan tanah lonsor, kekeringan, hilangnya keanekaragaman hayati,
hingga sumbangan pada terjadinya perubahan iklim.
Padahal seharusnya hutan bukanlah sebagai ancaman kehidupan yang mendatangkan berbagai
bencana namun justru mampu berperan sebagai penyangga kehidupan bagi semua, baik manusia
maupun semua makhluk. Tiada yang lebih berharga daripada kehidupan yang harmonis antara
manusia dan lingkungan hidupnya dimana termasuk di dalamnya adalah ekosistem tempat hidup
flora dan fauna. Hal inilah yang coba diingatkan pada kita semua melalui Peringatan Hari Lingkungan
Hidup Sedunia (World Environment Day) 2011.
Mengutip sambutan Menteri Negara Ligkungan Hidup pada Peringatan Hari Lingkungan Hidup
Sedunia 2011, “Mari kita jadikan momentum Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2011 untuk
menposisikan hutan sebagai modal utama pembangunan nasional menuju masyarakat sejahtera dan
berkelanjutan.”
(http://alamendah.wordpress.com/2011/05/05/hari-lingkungan-hidup-sedunia-2011)

Uji Kompetensi
Dari tuturan atau teks yang dibacakan di atas, kamu dapat:
1)    Mencatat informasi penting yang dapat kamu tangkap!
2)    Membuat kesimpulan dan membacakannya di depan kelas dengan runtut dan jelas!
b.      Mengidentifikasi Tuturan Langsung dan Tidak Langsung
1)      Tuturan langsung
Tuturan langsung adalah pernyataan yang secara langsung disampaikan narasumber (penutur). Dalam
bentuk teks tuturan langsung diapit tanda petik (“_”) sebab salah satu fungsi tanda petik adalah
menandai tuturan  (kalimat) langsung.
2)      Tuturan Tidak Langsung
Tuturan tidak langsung adalah pernyataan yang disampaikan secara tidak langsung oleh narasumber.
Tuturan langsung dapat diubah ke dalam bentuk tuturan tidak langsung. Begitupun sebaliknya tuturan
tidak langsung dapat diubah ke dalam tuturan langsung.
Perhatikan contoh berikut!
Tuturan langsung
“Mari kita jadikan momentum Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2011 untuk
menposisikan hutan sebagai modal utama pembangunan nasional menuju masyarakat sejahtera dan
berkelanjutan.” kata Menteri Negara Lingkungan Hidup.
Informasi yang didapat dari tuturan di atas adalah:
Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2011 memposisikan hutan sebagai modal utama
pembangunan nasional menuju masyarakat sejahtera dan berkelanjutan.
Diubah menjadi tuturan tidak langsung menjadi:
Menteri Negara Lingkungan Hidup mengatakan bahwa menjadikan momentum Peringatan Hari
Lingkungan Hidup Sedunia 2011 untuk menposisikan hutan sebagai modal utama pembangunan
nasional menuju masyarakat sejahtera dan berkelanjutan.
Reflkesi
Buatlah tuturan langsung bertema lingkungan, kemudian ubahlah tuturan itu menjadi tuturan tidak
langsung.
             
Kebahasaan

Pada  semester 1 kamu telah mempelajari jenis-jenis kalimat berdasarkan unsur kalimat, susunan
Subjek-Predikat, Subjek, dan   jumlah frasa atau struktur gramatikalnya. Kali ini kamu akan
mempelajari jenis kalimat berdasarkan pengucapannya, gaya penyajian (retorika), dan isi atau
fungsinya.
A.   Jenis Kalimat Berdasarkan Pengucapan
Kalimat ini dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1.      Kalimat langsung
Kalimat langsung adalah kalimat yang secara cermat menirukan ucapan orang. Kalimat
langsung juga dapat diartikan kalimat yang memberitakan bagaimana uapan dari orang lain. Kalimat
ini biasanya ditandai dengan tanda petik dua (“...”) dapat berupa kalimat tanya atau kalimat perintah.
a.      Ibu berkata: “Rohan, jangan meletakkan sepatu disembarang tempat!”
b.      “Saya gembira sekali”, kata ayah, “karena kamu akan lulus ujian”.
2.      Kalimat tidak langsung
Kalimat tidak langsung adalah kalimat yang menceritakan kembali ucapan atau perkataan
oran lain. Kalimat tidak langsung ditandai dengan kalimat yang diapit tanda petik dua  sudah berubah
menjadi kalimat berita.
a.      Ibu berkata bahwa dia senang sekali karena aku lulus ujian.
b.      Kakak berkata bahwa buku itu harus segera dikembalikan.
B.   Berdasarkan Bentuk Gaya Penyajian (Retorikanya)
Kalimat dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu:
1.       Kalimat Yang Melepas
Kalimat yang terlepas terbentuk jika kalimat tersebut disusun dengan diawali oleh unsur
utama (induk kalimat) dan diikuti oleh unsur tambahan (anak kalimat). Unsur anak kalimat ini seakan-
akan dilepas saja oleh penulisnya. Jika unsur anak kalimat tidak diucapkan, kalimat itu sudah
bermakna lengkap.
Contoh :
o   Saya akan dibelikan vespa oleh Ayah jika saya lulus ujian sarjana.
o   Semua warga negara harus menaati segala perundang-undangan yang berlaku   agar kehidupan
dinegeri ini berjalan dengan tertib dan aman.
2.      Kalimat yang Klimaks
Kalimat klimaks terbentuk jika kalimat tersebut disusun dengan diawali oleh anak kalimat dan
diakhiri oleh induk kalimat. Kalimat belum dapat dipahami jika hanya membaca anak kalimatnya.
Sebelum kalimat itu selesai, terasa masih ada sesuatu yang ditunggu, yaitu induk kalimat. Oleh
karena itu, penyajian kaliat ini terasa berklimaks dan terasa membentuk ketegangan.
Contoh :
o Karena sulit kendaraan, ia datang terlambat ke kantornya.
o Setelah 1.138 hari disekap dalam sebuah ruangan akhirnya tiga sandera warga  negara Perancis
itu dibebaskan juga.
3. Kalimat yang Berimbang
Kalimat yang berimbang disusun dalam bentuk kalimat majemuk setara dan majemuk
campuran. Struktur kalimat ini memperlihatkan kesejajaran yang sejalan dan dituangkan kedalam
bangun kalimat yang simetri.
Contoh :
o   Bursa saham tampaknya semakin bergairah, investor asing dan domestik berlomba melakukan
transaksi, dan IHSG naik tajam.
o   Jika stabilitas nasional mantap, masyarakat dapat bekerja dengan teang dan dapat beribadat
dengan leluasa.
C.    Berdasarkan isi atau fungsinya
Kalimat dapat dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu :
1.      Kalimat Perintah
Kalimat Perintah adalah kalimat yang bertujuan memberikan perintah kepada orang lain untuk
melakukan sesuatu. Kalimat perintah biasanya diakhiri dengan tanda seru (!) dalam penulisannya.
Sedangkan dalam bentuk lisan, kalimat perintah ditandai dengan intonasi tinggi.
Macam – macam perintah :
a.       Kalimat perintah biasa, ditandai dengan partikel lah.
Contoh : Gantilah bajumu!
b.      Kalimat Larangan, ditandai dengan penggunaan kata jangan.
Contoh : Jangan membuang sampah sembarangan !
c.       Kalimat ajakan, ditandai dengan kata mohon, tolong, silahkan.
Contoh : Tolong temani nenekmu di rumah !
2.      Kalimat Berita
Kalimat Berita adalah kalimat yang isinya memberitahukan sesuatu. Dalam penulisannya,
biasanya diakhiri dengan tanda titik (.) dan dalam pelafalannya dilakukan dengan intonasi mennurun.
Kalimat ini mendorong orang untuk memberikan tanggapan.
Macam – macam kalimat berita :
a.       Kalimat berita kepastian
Contoh : Nenek akan datang dari Bandung besok pagi.
b.      kalimat berita pengingkaran
Contoh : Saya tidak akan datang pada acara ulang tahunmu.
c.       kalimat berita kesangsian
Contoh : Bapak mungkin akan tiba besok pagi.
d.      Kalimat berita bentuk lainnya
Contoh : Kami tidak tahu mengapa dia datang terlambat.
3.      Kalimat Tanya
Kalimat tanya adalah kalimat yang bertujuan untuk memperoleh suatu informasiatau reaksi
(jawaban) yang diharapkan. Kalimat ini diakhiri dengan tanda tanya (?)dalam penulisannya dan
dalam pelafalannya menggunakan intonasi menurun. Kata tanya yang dipergunakan adalah
bagaimana, dimana, kapan, berapa.
Contoh:
Mengapa gedung ini dibagun tidak sesuai dengan disainnya?
Kapan Becks kembali ke Inggris?
2.      Kalimat Seruan
Kalimat seruan adalah kalimat yang dipergunakan untuk mengungkapkan perasaan ‘yang
kuat’ atau yang mendadak. Kalimat seruan biasanya ditandai dengan intonasi yang tinggi dalam
pelafalannya dan menggunakan tanda seru (!) atau tanda titik (.) dalam penulisannya.
Contoh :
Aduh pekerjaan rumah saya tidak terbawa.
Bukan main, eloknya.
Apresiasi Sastra:  Cerita  Rakyat

    1.       Pengertian Cerita Rakyat


 Cerita  rakyat adalah cerita yang  berkembang dan  hidup di  masyarakat. Cerita rakyat
berkembang secara  turun  temurun dan  disampaikan secara lisan. Oleh karena  itu, cerita  rakyat
sering disebut  sastra lisan.  Cerita rakyat  dikelompokkan ke dalam prosa  lama.
Berdasarkan pembabakannya karya sastra prosa diklasifikasikan menjadi prosa lama dan
prosa baru. Prosa lama merupakan karya sastra yang belum mendapat pengaruh dari sastra atau
kebudayaan barat. Karya sastra prosa lama yang mula-mula timbul disampaikan secara lisan,
disebabkan karena belum dikenalnya bentuk tulisan. Setelah agama dan kebudayaan Islam masuk
ke Indonesia, masyarakat menjadi akrab dengan tulisan, dan bentuk tulisan pun mulai banyak
dikenal. Sejak itulah sastra tulisan mulai dikenal dan sejak itu pulalah babak-babak sastra pertama
dalam rentetan sejarah sastra Indonesia mulai ada.
2.       Cir i-ciri Cerita Rakyat (Prosa Lama)
a.    Bersifat anonim (nama pengarang tidak diketahui)
b.    Bersifat kraton sentries, melukiskan kehidupan bangsawan
c.    Tema biasanya pertentangan yang baik dan yang buruk dan umumnya diakhiri kemenangan yang baik
d.   Beralur tunggal
e.    Tokohnya para dewa
f.     Tentang kehidupan para raja
Kegiatan
Mintalah salah seorang temanmu untuk membacakan  cerita rakyat di bawah ini. Dengarkan
pembacaannya dengan saksama.
CINDELARAS

Raden Putra adalah raja Kerajaan Jenggala. Ia didampingi seorang permaisuri yang baik hati
dan seorang selir yang cantik jelita. Tetapi, selir Raja Raden Putra memiliki sifat iridan dengki
terhadap sang permaisuri. Ia merencanakan suatu yang buruk kepada permaisuri.
"Seharusnya, akulah yang menjadi permaisuri. Aku harus mencari akal untuk
menyingkirkan permaisuri," pikirnya.
Selir baginda, berkomplot dengan seorang tabib istana. Ia berpura-pura sakit parah.
Tabib istana segera dipanggil. Sang tabib mengatakan bahwa ada seseorang yang telah
menaruh racun dalam minuman tuan putri. "Orang itu tak lain adalah permaisuri Baginda sendiri,"
kata sang tabib.
Baginda menjadi murka mendengar penjelasan tabib istana. Ia  segera memerintahkan patihnya
untuk membuang permaisuri ke hutan.
Sang patih segera membawa permaisuri yang sedang mengandung itu ke hutan belantara.Tapi,
patih yang bijak itu tidak mau membunuhnya. Rupanya sang patih
sudah mengetahui niat jahat selir baginda.
"Tuan putri tidak perlu khawatir, hamba akan melaporkan kepada Baginda bahwa tuan putri sudah
hamba bunuh," kata patih.
Untuk mengelabui raja, sang patih melumuri pedangnya dengan darah kelinci yang ditangkapnya.
Raja mengangguk puas ketika sang patih melapor kalau ia sudah membunuh permaisuri.
Setelah beberapa bulan berada di hutan, lahirlah anak sang permaisuri. Bayi itu diberinya nama
Cindelaras. Cindelaras
tumbuh menjadi seorang anak yang cerdas dan tampan.  Sejak kecil ia sudah berteman dengan
binatang penghuni hutan.
Suatu hari, ketika sedang asyik bermain, seekor rajawali menjatuhkan sebutir telur. "Hmm,
rajawali itu baik sekali. Ia sengaja memberikan telur itu kepadaku."
Setelah 3 minggu, telur itu menetas. Cindelaras memelihara anak ayamnya dengan rajin. Anak
ayam itu tumbuh menjadi seekor ayam jantan yang bagus dan kuat.
Tapi ada satu keanehan. Bunyi kokok ayam jantan itu sungguh menakjubkan!
"Kukuruyuk... Tuanku Cindelaras, rumahnya di tengah rimba, atapnya daun kelapa,
ayahnya Raden Putra..."
Cindelaras sangat takjub mendengar kokok ayamnya dan segera memperlihatkan pada ibunya.
Lalu, ibu Cindelaras menceritakan asal usul mengapa mereka sampai berada di hutan. Mendengar
cerita ibundanya, Cindelaras bertekad untuk ke istana dan membeberkan kejahatan selir baginda.
Setelah diijinkan ibundanya, Cindelaras pergi ke istana ditemani oleh ayam jantannya. Ketika
dalam perjalanan ada beberapa orang yang sedang menyabung ayam. Cindelaras kemudian dipanggil
oleh para penyabung ayam. "Ayo, kalau berani, adulah ayam jantanmu dengan ayamku," tantangnya.
"Baiklah," jawab Cindelaras. Ketika diadu, ternyata ayam jantan Cindelaras bertarung dengan
perkasa dan dalam waktu singkat, ia dapat mengalahkan lawannya. Setelah beberapa kali diadu,
ayam Cindelaras tidak terkalahkan.Ayamnya benar-benar tangguh.
Berita tentang kehebatan ayam Cindelaras tersebar dengan cepat. Raden Putra pun mendengar
berita itu. Kemudian, Raden Putra menyuruh hulubalangnya untuk mengundang Cindelaras.
"Hamba menghadap paduka," kata Cindelaras dengan santun. "Anak ini tampan
dan cerdas, sepertinya ia bukan keturunan rakyat jelata," pikir baginda.
Ayam Cindelaras diadu dengan ayam Raden Putra dengan satu syarat, jika ayam Cindelaras kalah
maka ia bersedia kepalanya dipancung, tetapi jika ayamnya menang maka setengah kekayaan Raden
Putra menjadi milik Cindelaras.
Dua ekor ayam itu bertarung dengan gagah berani. Tetapi dalam waktu singkat, ayam Cindelaras
berhasil menaklukkan ayam sang Raja. Para penonton bersorak sorai mengeluelukan Cindelaras dan
ayamnya.
"Baiklah aku mengaku kalah. Aku akan menepati janjiku. Tapi, siapakah kau sebenarnya, anak
muda?" Tanya Baginda Raden Putra. Cindelaras segera membungkuk seperti membisikkan sesuatu
pada ayamnya. Tidak berapa lama ayamnya segera berbunyi. "Kukuruyuk... Tuanku Cindelaras,
rumahnya di tengah rimba, atapnya daun kelapa, ayahnya Raden Putra...," ayam jantan itu berkokok
berulang-ulang.
Raden Putra terperanjat mendengar kokok ayam Cindelaras. "Benarkah itu?" Tanya
baginda keheranan. "Benar Baginda, nama hamba Cindelaras, ibu hamba adalah
permaisuri Baginda." Bersamaan dengan itu, sang patih segera menghadap dan menceritakan semua
peristiwa yang sebenarnya telah terjadi pada permaisuri.
 "Aku telah melakukan kesalahan," kata Baginda Raden Putra. "Aku akan memberikan hukuman
yang setimpal pada selirku," lanjut Baginda dengan murka.
Kemudian, selir Raden Putra pun di buang
ke hutan. Raden Putra segera memeluk anaknya dan meminta maaf atas kesalahannya. Setelah itu,
Raden Putra dan hulubalang segera menjemput permaisuri ke hutan.
Akhirnya Raden Putra, permaisuri dan Cindelaras dapat berkumpul kembali. Setelah Raden Putra
meninggal dunia, Cindelaras menggantikan kedudukan ayahnya. Ia memerintah negerinya dengan adil
dan bijaksana.
Berdasarkan cerita di atas, manakah yang merupakan ciri-ciri cerita rakyat? Berikan tanda centang (√ )
bila “Ya” dan (X) bila” tidak” pada kolom yang tersedia.
No. Ciri-ciri Cerita Rakyat Ket.
1 Bersifat anonim (nama pengarang tidak diketahui)
2 Bersifat kraton sentries, melukiskan kehidupan atau bangsawan
3 Tema biasanya pertentangan yang baik dan yang buruk dan umumnya
diakhiri kemenangan yang baik
4 Beralur tunggal
5 Tokohnya para dewa
7 Bersudut pandang orang pertama
8 Tentang kehidupan para raja
3.      Beberapa Jenis Cerita Rakyat
a.       Fabel
Fabel adalah cerita rakyat yang menokohkan binatang sebagai lambang pengajaran moral (biasa
pula disebut sebagai cerita binatang). Beberapa contoh fabel, antara lain: Kancil dengan Buaya, Kancil
dengan Harimau, Hikayat Pelanduk Jenaka, Kancil dengan Lembu, Burung Gagak dan Serigala,
Burung Bangau dengan Ketam, Siput dan Burung Centawi, dan lain-lain.
b.      Parabel
Parabel adalah cerita rakyat yang menggambarkan sikap moral atau keagamaan dengan
menggunakan ibarat atau perbandingan. Contoh: Kisah Para Nabi, Hikayat Bayan Budiman,
Mahabarata, Bhagawagita, dan lain sebagainya.
c.       Mite (Mitos)
Mite adalah cerita rakyat yang berhubungan dengan kepercayaan terhadap sesuatu benda atau
hal yang dipercayai mempuyai kekuatan gaib. Contoh-contoh sastra lama yang termasuk jenis mitos,
antara lain: Nyai Roro Kidul, Ki Ageng Selo, Dongeng tentang Gerhana, Dongeng tentang Terjadinya
Padi, Harimau Jadi-Jadian, Puntianak, Kelambai, dan lain-lain.
d.      Legenda,
Legenda adalah cerita rakyat yang mengisahkan tentang riwayat terjadinya suatu tempat atau
wilayah. Contoh: Legenda Banyuwangi, Tangkuban Perahu, dan lain-lain.
e.       Sage
Sage adalah cerita rakyat yang berhubungan dengan sejarah, yang menceritakan keberanian,
kepahlawanan, kesaktian dan keajaiban seseorang. Beberapa contoh sage, adalah: Calon Arang, Ciung
Wanara, Airlangga, Panji, Smaradahana, dan lain-lain.
f.       Dongeng jenaka,
Dongeng adalah cerita rakyat tentang tingkah laku orang bodoh, malas, atau cerdik dan masing-
masing dilukiskan secara humor. Contoh: Pak Pandir, Lebai Malang, Pak Belalang, Abu Nawas, Si
Kabayan dan lain-lain.
g.      Cerita berbingkai,
Cerita berbingkai adalah cerita yang di dalamnya terdapat cerita lagi yang dituturkan oleh
pelaku-pelakunya. Contoh: Seribu Satu Malam
Kegiatan
Perhatikan cuplikan-cuplikan cerita rakyat di bawah ini, tuliskan jenis ceritanya!

a……………………..

Dahulu kala, ada sebuah kerajaan bernama Medang Kamulan yang diperintah oleh
raja bernama Prabu Dewata Cengkar yang buas dan suka makan manusia. Setiap hari sang
raja memakan seorang manusia yang dibawa oleh Patih Jugul Muda. Sebagian kecil dari rakyat yang
resah dan ketakutan mengungsi secara diam-diam ke daerah lain.
Di dusun Medang Kawit ada seorang pemuda bernama Aji Saka yang sakti, rajin dan baik hati.
Suatu hari, Aji Saka berhasil menolong seorang bapak tua yang sedang dipukuli oleh dua orang
penyamun. Bapak tua yang akhirnya diangkat ayah oleh Aji Saka itu ternyata pengungsi dari Medang
Kamulan. Mendengar cerita tentang kebuasan Prabu Dewata Cengkar, Aji Saka berniat menolong
rakyat Medang Kamulan. Dengan mengenakan serban di kepala Aji Saka berangkat ke Medang
Kamulan.

b…………………….

Maka berkumpullah para dewa untuk membahas persoalan Tanah Jawa yang tidak pernah
tenang oleh hantaman ombak itu. Diutuslah sejumlah dewa untuk tugas menenangkan pulau ini.
Mereka membawa sejumlah bala tentara menuju Pulau Jawa sebelah barat. Namun, tiba-tiba Pulau
Jawa kembali oleng dan berat sebelah karena para dewa dan bala tentara hanya menempati wilayah
barat. Agar seimbang, sebagian dikirim ke timur. Namun usaha ini tetap gagal.

Melihat kenyataan itu maka para dewa sibuk mencari jalan pemecahan. Setelah beberapa
waktu berembug, maka didapatkanlah sebuah ide cemerlang. Mau tak mau para dewa harus
menciptakan sebuah paku raksasa, dan paku itu akan ditancapkan di pusat Tanah Jawa, yaitu titik
tengah yang dapat menjadikan Pulau Jawa seimbang. Paku raksasa yang ditancapkan itu konon
dipercaya sebagian masyarakat sebagai Gunung Tidar. Dan setelah paku raksasa itu ditancapkan,
Pulau Jawa menjadi tenang dari hantaman ombak.

c……………………

Suatu ketika, anjing mengundang kuda agar datang ke rumahnya. Ia hendak mengadakan
pesta, kuda datang tanpa curiga. Sambil membawa bingkisan dedak padi bercampur garam.Ketika
kuda tiba di rumah anjing, persiapan pesta telah siap. Kambing, kerbau, dan lembu juga hadir.”
Anjing : “Saudara-saudara, acara pesta akan kita mulai, saya harap saudara – saudara duduk
dengan tertib.”
Kambing : “Mbek, ……. Sejak nenek moyangku belum pernah duduk, susah juga
nih !”
kuda : “Ieh,,,,saya juga belum pernah duduk, tapi kita harus menghormati tuan rumah.”
Lembu : “Uh…..betul – betul terlalu, masak kita disuruh duduk ! apakah anjing tidak tahu bahwa
kita tidak dapat duduk ?” lembu jantan itu merasa dipermainkan lalu berputar – pitar di ruangan itu.
Kerbau : “Uak…! Saya jadi serba salah mana mungkin saya dapat duduk seperti anjing !”
Anjing sejak tadi di dapur menyediakan makanan, mendengar keluhan tamunya. Ia tertawa
dalam hati.
Anjing : “Tahu rasa kalian !” kemudian Ia menuju ke ruang tamu.
Anjing : “Silakan duduk dengan enak, saudara – saudara ! Mengapa kelihatan gelisah ? apa
ruang tamu ini kurang serasi ?”

d………………………

Tapi sang matahari memang jail dan agaknya menyukai dewi itu, walau hampir setiap hari
dewi itu mendampratnya, matahari itu tetap saja mengejar dewi itu dengan cahayanya, suatu ketika
dewi itu bersembunyi di sebuah gua, ternyata matahari itu mengikuti dewi itu hingga ke goa, dengan
kesal dewi itu berteiak dank arena demikian kesal ia menunggingkan pantatnya ke arah langit, ke
arah matahari menggantungkan cahayanya seraya berteriak," ini kupantati kamu, hai matahari yang
selalu usil…." Matahari bukannya meredupkan cahayanya, malah makin bersinar terang sehingga
vagina dewi itu pun nampak.
Keajaiban terjadi setelah menunggingi matahari, dewi itu hamil.  Dan kemudian melahirkan
anak kembar dampit, yang sulung banci, yang lebih kecil perempuan. Setelah anak itu agak besar,
dewi itu dipanggil oleh suara gaib, dia pun terbang kembali ke langit, kedua anaknya dititipnya pada
pohon-pohon menyan dan matahari setiap hari dengan setia menjaganya.

4.      Unsur Intrinsik  Cerita Rakyat


Seperti yang telah diuraikan pada pelajaran 1 di semester 1 tentang unsur-unsur
intrinsik dalam bentuk prosa, seperti roman, novel, dan cerpen, adalah sama dengan unsur-unsur
intrinsik cerita rakyat antara lain: (a) Tema, (b) Amanat, (c) Penokohan, (d) Alur /plot, (e)
Latar /setting, (f) Sudut pandang, dan  (g) Gaya bahasa.

5.      Nilai-nilai yang terkandung dalam Cerita Rakyat


Nilai-nilai yang terkandung dalam cerita rakyat antara lain: (a) Nilai moral,  berkenaan dengan
budi pekerti (akhlak), sikap, perbuatan (baik atau buruk); (b) Nilai agama, berhubungan dengan
keagamaan atau ajaran agama; (c) Nilai sosial, berkaitan dengan norma kehidupan masyarakat
seperti menolong sesama, saling memberi, dan sikap tenggang rasa; (d) Nilai estetika,  nilai yang
berkaitan dengan seni dan keindahan dalam unsur intrinsik karya sastra, seperti  gaya bahasa,
pelukisan watak tokoh, dan lain-lain.
Kegiatan
Bacakan cerita rakyat di bawah ini oleh satu atau temanmu yang bersuara lantang, catatlah unsur-
unsur intrinsik dan nilai-nilai yang terkandung dalam cerita tersebut!
KARANG BOLONG

Beberapa abad yang lalu tersebutlah Kesultanan Kartasura. Kesultanan sedang dilanda


kesedihan yang mendalam karena permaisuri tercinta sedang sakit keras. Pangeran sudah berkali-
kali memanggil tabib untuk mengobati sang permaisuri, tapi tak satupun yang dapat mengobati
penyakitnya. Sehingga hari demi hari, tubuh  sang permaisuri menjadi kurus kering seperti
tulang terbalutkan kulit.
Kecemasan melanda rakyat kesultanan Kartasura.  Roda pemerintahan menjadi tidak
berjalansebagaimana mestinya. "Hamba sarankan agar Tuanku mencari tempat yang sepi
untuk memohon kepada Sang Maha Agung agar mendapat petunjuk guna kesembuhan permaisuri,"
kata penasehat istana. Tidak berapa lama, Pangeran Kartasura melaksanakan tapanya. Godaan-
godaan yang dialaminya dapat dilaluinya. Hingga pada suatu malam terdengar suara gaib.
"Hentikanlah semedimu. Ambillah bunga karang di Pantai Selatan, dengan bunga karang
itulah, permaisuri akan sembuh." Kemudian, Pangeran Kartasura segera pulang ke istana
dan menanyakan hal suara gaib tersebut pada penasehatnya. "Pantai selatan itu sangat luas.
Namun hamba yakin tempat yang dimaksud suara gaib itu adalah wilayah Karang Bolong, di sana
banyak terdapat gua karang yang di dalamnya tumbuh bunga karang," kata penasehat istana dengan
yakin.
Keesokannya, Pangeran Kartasura menugaskan Adipati Surti untuk mengambil bunga karang
tersebut. Adipati Surti memilih dua orang pengiring setianya yang bernama Sanglar dan Sanglur.
Setelah beberapa hari berjalan, akhirnya mereka tiba di karang bolong. Di dalamnya terdapat
sebuah gua. Adipati Surti segera melakukan tapanya di dalam gua tersebut. Setelah beberapa hari,
Adipati Surti mendengar suara seseorang. "Hentikan semedimu. Aku akan mengabulkan
permintaanmu, tapi harus kau penuhi dahulu persyaratanku." Adipati Surti membuka matanya, dan
melihat seorang gadis cantik seperti Dewi dari kahyangan di hadapannya. Sang gadis cantik
tersebut bernama Suryawati. Ia adalah abdi Nyi Loro Kidul yang menguasai Laut Selatan. Syarat
yang diajukan Suryawati, Adipati harus bersedia menetap di Pantai Selatan bersama Suryawati.
Setelah lama berpikir, Adipati Surti
menyanggupi syarat Suryawati. Tak lama setelah itu, Suryawati mengulurkan tangannya, mengajak
Adipati Surti untuk menunjukkan tempat bunga karang. Ketika menerima uluran tangan Suryawati,
Adipati Surti merasa raga halusnya saja yang terbang mengikuti Suryawati, sedang raga kasarnya
tetap pada posisinya bersemedi. "Itulah bunga karang yang dapat menyembuhkan Permaisuri," kata
Suryawati seraya menunjuk pada sarang burung walet. Jika diolah, akan menjadi ramuan yang luar
biasa khasiatnya.
Adipati Surti segera mengambil sarang burung walet cukup banyak. Setelah itu, ia
kembali ke tempat bersemedi. Raga halusnya kembali masuk ke raga kasarnya.
Setelah mendapatkan bunga karang, Adipati Surti mengajak kedua pengiringnya kembali
ke Kartasura. Pangeran Kartasura sangat gembira atas keberhasilan Adipati Surti. "Cepat
buatkan ramuan obatnya," perintah Pangeran Kartasura pada pada abdinya. Ternyata,
setelah beberapa hari meminum ramuan sarang burung walet, Permaisuri menjadi sehat
dan segar seperti sedia kala. Suasana Kesultanan Kartasura menjadi ceria kembali. Di
tengah kegembiraan tersebut, Adipati Surti teringat janjinya pada Suryawati. Ia tidak
mau mengingkari janji. Ia pun mohon diri pada Pangeran Kartasura dengan alasan
untuk menjaga dan mendiami karang bolong yang di dalamnya banyak sarang burung walet.
Kepergian Adipati Surti diiringi isak tangis para abdi istana, karena Adipati Surti adalah seorang yang
baik dan rendah hati. Adipati Surti mengajak kedua pengiringnya untuk pergi bersamanya. Setelah
berpikir beberapa saat, Sanglar dan Sanglur memutuskan untuk ikut bersama Adipati Surti.
Setibanya di Karang Bolong, mereka membuat sebuah rumah sederhana. Setelah selesai,Adipati
Surti bersemedi. Tidak berapa lama, ia memisahkan raga halus dari raga
kasarnya. "Aku kembali untuk memenuhi janjiku," kata Adipati Surti, setelah melihat
Suryawati berada di hadapannya. Kemudian, Adipati Surti dan Suryawati melangsungkan
pernikahan mereka. Mereka hidup bahagia di Karang Bolong. Di sana mereka mendapatkan
penghasilan yang tinggi dari hasil sarang burung walet yang semakin hari semakin banyak
dicari orang
Squad, apakah kamu pernah mendengar wawancara di televisi? Wawancara adalah suatu
cara untuk mengumpulkan data dengan mengajukan pertanyaan kepada seorang
narasumber (orang yang memberikan informasi). Narasumber wawancara bentuknya sangat
beragam, misalnya wawancara dengan pedagang, pengusaha, psikolog, atau para ahli
lainnya. Untuk melakukan wawancara terdapat unsur-unsur yang harus terpenuhi. Jika salah
satu unsur tersebut tidak ada, maka wawancara tersebut tidak dapat dilakukan. Apa saja
unsur-unsur wawancara? Mari kita lihat.

Unsur-unsur Wawancara

1. Pewawancara atau orang yang mencari informasi yang berkedudukan sebagai penanya.

2. Narasumber atau informan atau orang yang diwawancarai. Dalam hal ini, narasumber
atau informan berkedudukan sebagai penjawab pertanyaan atau pemberi informasi.
Narasumber yang diwawancarai biasanya merupakan seseorang yang memiliki keterkaitan
dengan perihal informasi yang diperlukan. Dalam hal ini, narasumber dapat berupa tokoh,
ahli, atau orang biasa.

3. Tema atau perihal yang diwawancarakan. Tema sangat berperan dalam kegiatan


wawancara. Dalam hal ini, tema menjadi pokok sekaligus pembatasan hal-hal yang
dibicarakan.

4. Waktu atau kesempatan dan tempat.

Kegiata
n wawancara (Sumber: rebanas.com)

Baca juga: Jenis Puisi dan Contohnya

Langkah-langkah Melakukan Wawancara

1. Menentukan topik wawancara

Sebelum melakukan wawancara, kita harus menentukan topiknya, misalnya, tentang


kesehatan, pendidikan, hiburan, olahraga, pemerintahan, dan kedisiplinan. Penentuan topik
wawancara menjadi dasar untuk menentukan narasumber yang nanti akan diwawancarai.

2. Menentukan narasumber

Setelah topik wawancara ditentukan barulah narasumber dipilih. Narasumber harus dipilih
sosok yang benar-benar menguasai bidangnya. Dengan begitu, informasi yang diperoleh
benar-benar informasi yang akurat dan diakui kebenarannya.

3. Menyusun daftar pertanyaan untuk wawancara

Daftar pertanyaan disusun dengan tujuan agar wawancara dapat berjalan dengan lancar.
Apabila wawancara dilakukan tanpa persiapan, apa yang seharusnya ditanyakan mungkin
justru tidak ditanyakan saat wawancara berlangsung. Dengan demikian, informasi yang
diperoleh pun juga tidak lengkap.

4. Melakukan wawancara

Dalam melakukan wawancara, kita harus menerapkan etika berikut.

a. Mengucapkan salam, memperkenalkan diri, dan berterima kasih atas kesempatan


yang diberikan.
b. Menggunakan bahasa yang santun.
c. Menyampaikan pertanyaan secara sistematis dan urut.
d. Fokus pada materi wawancara.
e. Tidak menyudutkan narasumber dan tidak membuat tersinggung.
f. Tidak memancing pertanyaan yang menjurus pada fitnah atau mengadu domba.
g. Bersikap objektif dan simpatik.

5. Merangkum dan Menyampaikan Hasil Wawancara dengan Bahasa yang Mudah


Dipahami

Latihan Soal

Perhatikanlah kutipan wawancara berikut ini.

Pewawancara   : "Selamat siang, Mbak. Apa Anda suka sinetron?"

Narasumber      : "Tergantung ya. Kalau sinetron tersebut bertema keagamaan,


mengedepankan nilai moral dan budaya."

Pewawancara    : "Bagaimana tren sinetron saat ini menurut Anda?"

Narasumber     : "Meracuni generasi Mas. Bagaimana tidak, lha tema seputar ”menembak”
pacar, patah hati, dendam mertua, memburu kekayaan, dan pamer kemewahan. Tidak
pantas buat adat ketimuran dan tidak pedagogis."

Simpulan wawancara tersebut adalah….

A. tayangan sinetron tidak mendidik


B. film religi diminati
C. film harus mengedepankan moral
D. tayangan sinetron bervariasi

Jawaban: A
Pembahasan: berdasarkan wawancara tersebut, simpulan yang diperoleh adalah bahwa
tayangan sinetron tidak mendidik. Hal itu ditunjukkan oleh komentar dari narasumber yang
menyebut bahwa tayangan sinetron tidak pantas buat adat ketimuran dan tidak pedagogis.

Mudah 'kan Squad? Jika kamu mengikuti aturan dan etika wawancara yang sudah
disebutkan tadi pasti kegiatan wawancara akan lancar. Jika kamu ingin berlatih dengan guru
privat berkualitas, kamu bisa mencarinya di ruangles. Belajar dengan guru yang sesuai
dengan kriteriamu dan rasakan #BelajarJadiHebat.

Anda mungkin juga menyukai