MAKALAH
NAMA KELOMPOK:
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang “ OBESITAS
PADA ANAK ", yang mana makalah ini sangat penting untuk mengetahui apa peran
perawat dalam memberikan pengetahuan tentang obesitas yang seringkali terjadi pada anak,
Walaupun makalah ini kurang sempurna dan memerlukan perbaikan tapi juga memiliki
detail ya ngcukup jelas bagi pembaca.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah yang sudah
mengajarkan kepada kami tentang peranan perawat.
Kata pengantar ii
Daftarisi iii
BAB I Pendahuluan 1
1.1 Latarbelakang 4
1.2 Rumusanmasalah 4
1.3 Tujuan 4
BAB II Pembahasan 5
2.2 Etiologi 6
2.3 Patofisiologi 7
3.1 Kesimpulan 21
DAFTAR PUSTAKA
PENDAHULUAN
Pada awalnya obesitas di pandang sebagai tren atau gaya hidup sebagai
tanda kesuksesan seseorang, dengan memiliki badan yang gemuk menandakan
seseorang hidup berkecukupn. Namun sekarang obesitas telah menjadi masalah
yang serius karena memicu timbulnya berbagai komplikasi penyakit yang
menyertainya.
Masalah obesitas kini telah menjadi perhatian khusus badan kesehatan
dunia Perhatian tidak hanya ditujukan kepada jumlah lemak yang ditimbun, tetapi
juga kepada lokasi penimbunan lemak tubuh.Pola penyebaran lemak tubuh pada
pria dan wanita cenderung berbeda. Masalah ini yang menjadikan bahasan dalam
asuhan keperawatan dengan obesitas menjadi sangat menarik untuk di angkat dan di
pelajari kelompok kami, semoga apa yang kami tulis dalam karya kami dapat
menjadi sesuatu yang berguba bagi kami mahasiswa keperawatan khususnya dan
khalayak ramai pada umunya.
1.3. TUJUAN
a) Mahasiswa paham tentang apa itu obesitas
b) Mahasiswa paham faktor- faktor penyebab obesitas
c) Mahasiswa paham dengan intervensi yang di lakukan kepada anak dengan
obesitas
2.1. DEFINISI
Overweight adalah berat badan melebih standar berat badan menurut tinggi
badan, meningkatnya otot tubuh atau jaringan lemak atau keduanya. Obesitas adalah
akumulasi jaringan lemak dibawah kulit yang berlebihan dan terdapat di seluruh
tubuh.Obesitas seringkali dihubungkan dengan overweight, walaupun tidak selalu
identik oleh karena obesitas mempunyai ciri ciri tersendiri.
Kelebihan berat badan pada anak yang tidak wajar saat seumuran balita yang
disebabkan menumpuknya kadar lemak yang tidak sedikit.orang tua pasti tidak
menyadari bahwa di tubuh anak mereka yang gemuk sudah mengancam kesehatan anak
tersebut. Namun tidak semua anak yang gemuk dikategorikan sebagai anak yang
memiliki obesitas.banyak juga anak yang memiliki kerangka tubuh lebih besar dari rata-
rata,selain itu juga memiliki kadar lemak yang lebih tinggi pada masa pertunbuhanya.
jadi akan kelihata seperti anak yang memiliki obesitas.perlu diketahui obesitas pada
anak tidak bisa dilihat dari ukuran badan anak tersebut.dalam hali ini dokter berperan
penting untuk memeriksa apakah anak itu termasuk anak yang memiliki obesitas
A. Klasifikasi :
Obesitas digolongkan menjadi 3 kelompok:
1. Obesitas ringan : kelebihan berat badan 20-40%
2. Obesitas sedang : kelebihan berat badan 41-100%
3. Obesitas berat : kelebihan berat badan >100% (Obesitas berat ditemukan
sebanyak 5% dari antara orang-orang yang gemuk)
2.3. PATOFISIOLOGI
Kelebihan energi oleh tubuh diubah menjadi zat lemak yang akan disimpan
sebagai jaringan lemak di bawah kulit dan pada organ tubuh lain.Selain itu obesitas
mungkin terjadi sebagai akibat meningkatnya jumlah dan ukuran adiposit {sel
lemak}.Jumlah adiposity ini akan bertambah bila terjadi masukan kalori yang
meningkat,terutama pada janin dan masa bayi,rangsang untuk menambah jumlah sel
adiposity ini akan berlangsung terus sampai pubertas,tetapi dengan intensitas yang
menurun.Selama periode penurunan berat badan,besar sel lemak berkurang tetapi
jumlahnya tetap.
Tujuan utama tata laksana obesitas pada anak dan remaja adalah menyadarkan
tentang pola makan yang berlebihan dan aktivitas yang kurang serta memberikan
motivasi untuk memodifikasi perilaku anak dan orang tua. Tujuan jangka panjang
adalah perubahan gaya hidup yang menetap.
A. Pengaturan Diet
Prinsip pengaturan diet pada anak obesitas adalah diet seimbang sesuai
dengan RDA, hal ini karena anak masih mengalami pertumbuhan dan
perkembangan.5 Intervensi diet harus disesuaikan dengan usia anak, derajat obesitas
dan ada tidaknya penyakit penyerta. Pada obesitas sedang dan tanpa penyakit
penyerta, diberikan diet seimbang rendah kalori dengan pengurangan asupan kalori
sebesar 30%. Sedang pada obesitas berat (IMT > 97 persentile) dan yang disertai
penyakit penyerta, diberikan diet dengan kalori sangat rendah (very low calorie
diet).
Diet pada obesitas diatur berdasarkan nutrisi yang tepat, porsi makan, dan
frekuensi makan. Diet secara ketat adalah terapi obesitas cara lama, dengan cara ini
terjadi penurunan berat badan secara cepat namun dengan cepat akan kembali pada
keadaan semula. pengaturan diet yang tepat adalah efektif untuk jangka panjang.
Prinsip dasarnya adalah diet makanan sehat dan seimbang.
C. Pola makan
Golf 180
Berenang 350
Bersepeda 660
a. Frekuensi
Umumnya pada bayi yang menyusui tidak ada masalah jadwal pemberian
ASI, karena ASI dapat diberikan setiap saat sesuka bayi. Pada bayi yang
mendapatkan PASI biasanya pemberian minum dilakukan setiap 3jam,sebanyak
6xsehari dan bila perlu ditambah 1-2 kali pada malam hari. Pada bayi BBLR
b. Volume
c. Makanan selingan
Diet tinggi serat dapat membantu menurunkan berat badan karena tinggi
serat mengakibatkan rasa kenyang (walaupun rendah kalori) sehingga dapat
menurunkan asupan makan, selain itu tinggi serat juga meningkatkan oksidasi
lemak. Tetapi, diet tinggi serat pada anak perlu hati-hati karena diet tinggi serat juga
akan mengakibatkan mineral yang penting untuk proses tumbuh kembang anak ikut
keluar. Pemberian jumlah makanan berserat yang dianjurkan untuk anak >2 tahun
adalah (umur dalam tahun+5) g per hari. Dalam melakukan pengaturan diet, perlu
diperhatikan asupan dengan kandungan garam cukup, yaitu 5 g per hari serta
masukan zat besi, kalsium dan fluor. Anak harus makan makanan seimbang yaitu
dengan sumber karbohidrat, lemak dan protein yang cukup. Karbohidrat sebaiknya
berkisar 50-60%, lemak 20-30%, dan protein 15-20% sehingga cukup untuk tumbuh
kembang normal.
a. Pemeriksaan diagnostic
3. Jangka kulit, ketebalan lipatan kulit di beberapa bagian tubuh diukur dengan jangka
(suatu alat terbuat dari logam yang menyerupai forseps).
b. Pemeriksaan laboratorium
Test Darah
Selama pemeriksaan fisik, dokter akan mengeluarkan tes darah untuk memeriksa
kondisi banyak termasuk diabetes, kolesterol tinggi, masalah jantung, dan gangguan
hati. Dengan tes darah, dokter mungkin dapat menangkap dan merawat kondisi tertentu
sebelum mereka menjadi masalah.
A. Pengkajian
a. Anamnesis :
d. Pemeriksaan antropometri :
(BBI). BBI adalah berat badan menurut tinggi badan ideal. Disebut obesitas bila
BB >120% BB ideal.
RumusBroca
Berat badan ideal berdasarkan rumus Broca adalah sebagi berikut :
Berat badan ideal = (TB-100) - 10% (TB-100)
Dari perhitungan rumus tersebut, jika berat badan seseorang melebihi angka
15% dari berat badan normal (TB-100), maka ia dapat dikategorikan dalam tingkat
kegemukan (obese).
e. Pengukuran indeks massa tubuh (IMT). Obesitas bila IMT P > 95 kurva
IMT berdasarkan umur dan jenis kelamin dari CDC-WHO.
Metode Indeks Massa Tubuh (IMT) Metode IMT sangat cocok bagi orang-
orang yang ingin mengetahui berat badannya ditinjau dari segi kesehatan.
Keuntungan utama dari penggunaan IMT adalah praktis, obyektif, dan mempunyai
nilai biologis.
3) IMT diantara persentil 85-95 disebut memiliki risiko kelebihan berat badan (at
risk of overweight)
B. Diagnosa keperawatan
Kriteria Hasil : pola dan kebiasaan makan remaja mulai terlihat dengan jelas
Intervensi :
1) Selalu menjaga apapun yang berkaitan dengan makan, meliputi :waktu makan,
jumlahnya, dimana biasanya makanan itu dimakan, makan sendiri atau dengan
orang lain, perasaan yang memicu keinginan unti\uk makan
4) Analisa data terdahulu tentang pola makan dan factor lain yang berhubungan
senagai dasar untuk membuat keputusan.
Kriteria hasil : remaja melakukan olahraga dan aktivitas yang disukai secara rutin
Intervensi:
1) Kaji pola aktivitas dan aktivitas yang penting dari remaja
2) Buat program aktivitas seperti lari, berenag, bersepeda, aerobic, atau olahraga
setelah pulan sekolah
3) Dorong aktivitas rutin seperti berjalan dan menaiki tangga
4) Dorong untuk lebih meningkatkan aktivitas saat stress
DX. 3 Tidak efektifnya koping individu berhubungan dengan olahraga sedikit atau
tidak ada olahraga, gizi buruk, kerentanan pribadi
Tujuan : klien akan medapatkan support yang adekuat
Kriteria Hasil: remaja terlibat dalam program-program dasar sekolah
intervensi:
d. grafik perubahan berat badan positif dan tampilan grafik dalam program dimana
orang lain dapat melihatnya
Kriteria Hasil :
intervensi:
2) Memperkuat prestasi dorong perawatan yang baik, kebersihan, dan sikap untuk
meningkatkan penampilan dan meningkatkan harga diri bantu dengan
a. keluarga menjadi aktif dalam program penurunan berat badan pada anak
Intervensi :
d) hilangkan makanan sebagai hadiah, karena hal ini dapat berkontribusi untuk
obesitas
self-esteem
1) Anak akan mengikuti diet yang menyediakan hilangnya kadar lemak tanpa
D. Evaluasi
e. keluarga menjadi aktif dalam program penurunan berat badan pada anak
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
http://ansablo.blogspot.com/2011/11/makalah-obesitas.html
https://www.academia.edu/9685804/MAKALAH_KEPERAWATAN_ANAK_OB
ESITAS_DISUSUN_OLEH
Behrman ,Richard. 1998. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : EGC