Anda di halaman 1dari 22

TUGAS KEPERAWATAN ANAK

MAKALAH

ANAK DENGAN OBESITAS

NAMA KELOMPOK:

1. EKO CAHYO ( 18010010 )


GOTAMA
2. LANA SAFITRI ( 18010016 )
3. ABDUL ROFIK ( 18010023 )
4. VIKI LESMANA ( 18010019 )

PRODI S1 ILMU KEPERAWATANSTIKES dr. SOEBANDI JEMBER


PATRANG - JEMBER
2019/2020

STIKES dr. soebandi 1


Kata Pengantar

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Segala puji bagi Allah yang telah


memberikan kami kemudahan sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Tanpa
pertolongan-Nya mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikannya dengan baik.
Shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yakni Nabi
Muhammad SAW.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang “ OBESITAS
PADA ANAK ", yang mana makalah ini sangat penting untuk mengetahui apa peran
perawat dalam memberikan pengetahuan tentang obesitas yang seringkali terjadi pada anak,
Walaupun makalah ini kurang sempurna dan memerlukan perbaikan tapi juga memiliki
detail ya ngcukup jelas bagi pembaca.

Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah yang sudah
mengajarkan kepada kami tentang peranan perawat.

STIKES dr. soebandi 2


Daftarisi
Judul i

Kata pengantar ii

Daftarisi iii

BAB I Pendahuluan 1

1.1 Latarbelakang 4

1.2 Rumusanmasalah 4

1.3 Tujuan 4

BAB II Pembahasan 5

2.1 Pengertian Obesitas 5

2.2 Etiologi 6

2.3 Patofisiologi 7

2.4. Manifestasi klinis 7

2.5 Petalaksanana anak dengan obesitas 8

2.6 Pemeriksaan penunjang 12

2.7 Asuhan keperawatan pada anak dengan obesitas 13

BAB III Penutup 21

3.1 Kesimpulan 21

DAFTAR PUSTAKA

STIKES dr. soebandi 3


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Pada awalnya obesitas di pandang sebagai tren atau gaya hidup sebagai
tanda kesuksesan seseorang, dengan memiliki badan yang gemuk menandakan
seseorang hidup berkecukupn.  Namun sekarang obesitas telah menjadi masalah
yang serius karena memicu timbulnya berbagai komplikasi penyakit yang
menyertainya.
Masalah obesitas kini telah menjadi perhatian khusus  badan kesehatan
dunia Perhatian tidak hanya ditujukan kepada jumlah lemak yang ditimbun, tetapi
juga kepada lokasi penimbunan lemak tubuh.Pola penyebaran lemak tubuh pada
pria dan wanita cenderung  berbeda. Masalah ini yang menjadikan bahasan dalam
asuhan keperawatan dengan obesitas menjadi sangat menarik untuk di angkat dan di
pelajari kelompok kami, semoga apa yang kami tulis dalam karya kami dapat
menjadi sesuatu yang  berguba bagi kami mahasiswa keperawatan khususnya dan
khalayak ramai pada umunya.

1.2. RUMUSAN MASALAH


a) Apa yang dimaksud dengan Obesitas?
b) Faktor apa saja yang bisa menyebabkan Obesitas ?
c) Bagaimana cara penanganan anak yang Obesitas?

1.3. TUJUAN
a) Mahasiswa paham tentang apa itu obesitas
b) Mahasiswa paham faktor- faktor penyebab obesitas
c) Mahasiswa paham dengan intervensi yang di lakukan kepada anak dengan
obesitas

STIKES dr. soebandi 4


BAB II
PEMBAHASAN

2.1. DEFINISI

Overweight adalah berat badan melebih standar berat badan menurut tinggi
badan, meningkatnya otot tubuh atau jaringan lemak atau keduanya. Obesitas adalah
akumulasi jaringan lemak dibawah kulit yang berlebihan dan terdapat di seluruh
tubuh.Obesitas seringkali dihubungkan dengan overweight, walaupun tidak selalu
identik oleh karena obesitas mempunyai ciri ciri tersendiri.

Kelebihan berat badan pada anak yang tidak wajar saat seumuran balita yang
disebabkan menumpuknya kadar lemak yang tidak sedikit.orang tua pasti tidak
menyadari bahwa di tubuh anak mereka yang gemuk sudah mengancam kesehatan anak
tersebut. Namun tidak semua anak yang gemuk dikategorikan sebagai anak yang
memiliki obesitas.banyak juga anak yang memiliki kerangka tubuh lebih besar dari rata-
rata,selain itu juga memiliki kadar lemak yang lebih tinggi  pada masa pertunbuhanya.
jadi akan kelihata seperti anak yang memiliki obesitas.perlu diketahui obesitas pada
anak tidak bisa dilihat dari ukuran badan anak tersebut.dalam hali ini dokter berperan
penting untuk memeriksa apakah anak itu termasuk anak yang memiliki obesitas

A. Klasifikasi :
Obesitas digolongkan menjadi 3 kelompok:
1. Obesitas ringan : kelebihan berat badan 20-40%
2. Obesitas sedang : kelebihan berat badan 41-100%
3. Obesitas berat : kelebihan berat badan >100% (Obesitas berat ditemukan
sebanyak 5% dari antara orang-orang yang gemuk)

STIKES dr. soebandi 5


2.2. ETIOLOGI

Obesitas biasanya disebabkan oleh masukan energi yang melebihi kebutuhan


tubuh untuk keperluan metabolisme dasar yang mencakup metabolisme
dasar,SDA,aktivitas jasmani,pembuangan sisa makanan dan energi untuk
pertumbuhan.Bila kelebihan energi ini berkelanjutan,misalnya 500 kkal setiap
hari,maka diperkirakan dalam waktu satu minggu akan terjadi kenaikan BB
sebanyak 450-500g.

Kelebihan energi dapat terjadi sebagai akibat masukan energi yang


berlebihan, penggunaan energi yang kurang atau kombinasi kedua hal tersebut.
Masukan energi yang berlebihan,yang biasanya dihubungkan dengan bertambahnya
nafsu makan,terdapat pada keadaan berikut :

a) Gangguan psikologik/emosional,dalam hal ini makanan merupakan


pengganti untuk mencapai kepuasan dalam mendapatkan rasa kasih
sayang,ketenangan dan ketentraman jiwa yang tidak diperoleh penderita
sebelumnya.

b) Kelainan pada hipotalamus,kelenjar hipofisis,dan lesi otak lainnya yang


dapat mengakibatkan gangguan terhadap pusat rasa kenyang.

c) Hiperinsulinisme,pada keadaan ini terjadi perendahan lipolisis,peninggian


sintesis dan ambilan lemak.

d) Kebiasaan pemberian makan,misal pemberian susu botol secara berulang


pada bayi setiap kali menagis dan rewel atau pemberian makanan padat tinggi kalori
sejak masa awal.

e) Predisposisi genetic,yang terdapat pada beberapa binatang tertentu dan


mungkun juga pada manusia.Hasil penelitian membuktikan bahwa anak kembar

STIKES dr. soebandi 6


monozigotik walaupun dibesarkan terpisah mempunyai BB yang hampir sama
dibandingkan dengan anak kembar dizigotik yang dibesarkan bersama.

Penggunaan energi yang kurang mungkin ditemukan pada kedaan berikut :

1. Merendahnya nilai metabolisme dasar,seperti perawatan baring yang lama pada


penyakit menahun
2. Endokrinopati,missal pada hipotiroidisme,sindrom adreno-genital (sindrom
chusing), sindrom Laurence-moon-biedl,sindrom pradel- wili
3. Berkurangnya aktivitas jasmani,meskipun dalam hal ini tanpa disertai masukan
yang berlebih.

2.3. PATOFISIOLOGI
Kelebihan energi oleh tubuh diubah menjadi zat lemak yang akan disimpan
sebagai jaringan lemak di bawah kulit dan pada organ tubuh lain.Selain itu obesitas
mungkin terjadi sebagai akibat meningkatnya jumlah dan ukuran adiposit {sel
lemak}.Jumlah adiposity ini akan bertambah bila terjadi masukan kalori yang
meningkat,terutama pada janin dan masa bayi,rangsang untuk menambah jumlah sel
adiposity ini akan berlangsung terus sampai pubertas,tetapi dengan intensitas yang
menurun.Selama periode penurunan berat badan,besar sel lemak berkurang tetapi
jumlahnya tetap.

2.4. MAANIFESTASI KLINIS


Seseorang yang menderita obesitas biasanya mudah dikenali, terutama pada
anak-anak. Ciri yang khas pada obesitas diantaranya adalah wajah membulat, pipi 9
tembem, dagu rangkap, leher pendek, payudara membesar karena adanya deposit
lemak, kedua tungkai membentuk X serta pangkal paha bergesekan dan menempel
yang akan menimbulkan ulserasi, dan perut yang membuncit. Pada anak laki-laki
penis terlihat kecil karena tertutup oleh jaringan lemak. Distribusi lemak pada
obesitas juga mempengaruhi bentuk fisik seseorang yang menderitanya.

STIKES dr. soebandi 7


Pada obesitas terdapat 3 bentuk distribusi lemak yaitu apple shape body
(android), pear shape body (gynoid), dan intermediate.Pada apple shape body,
distribusi lemak cenderung bertumpuk pada bagian atas tubuh (dada dan pinggang),
bentuk tubuh seperti ini juga beresiko tinggi mengalami penyakit kardiovaskular,
hipertensi dan diabetes. Pear shape body distribusi lemak cenderung lebih banyak
pada bagian bawah (pinggul dan paha).Sedangkan bentuk tubuh intermediate lemak
terdistribusi ke seluruh bagian tubuh secara hampir merata. (Vergo Hari, 2015)

2.5. PENATALAKSANAAN ANAK DENGAN OBESITAS

Tujuan utama tata laksana obesitas pada anak dan remaja adalah menyadarkan
tentang  pola makan yang berlebihan dan aktivitas yang kurang serta memberikan
motivasi untuk memodifikasi perilaku anak dan orang tua. Tujuan jangka panjang
adalah perubahan gaya hidup yang menetap.

A. Pengaturan Diet
Prinsip pengaturan diet pada anak obesitas adalah diet seimbang sesuai
dengan RDA, hal ini karena anak masih mengalami pertumbuhan dan
perkembangan.5 Intervensi diet harus disesuaikan dengan usia anak, derajat obesitas
dan ada tidaknya penyakit penyerta. Pada obesitas sedang dan tanpa penyakit
penyerta, diberikan diet seimbang rendah kalori dengan pengurangan asupan kalori
sebesar 30%. Sedang pada obesitas berat (IMT > 97 persentile) dan yang disertai
penyakit penyerta, diberikan diet dengan kalori sangat rendah (very low calorie
diet).

Dalam pengaturan diet ini perlu diperhatikan tentang :

a) Menurunkan berat badan dengan tetap mempertahankan pertumbuhan normal.


b) Diet seimbang dengan komposisi karbohidrat 50-60%, lemak 20-30% dengan
lemak jenuh < 10% dan protein 15- 20% energi total serta kolesterol < 300 mg
per hari.

STIKES dr. soebandi 8


c) Diet tinggi serat, dianjurkan pada anak usia > 2 tahun dengan penghitungan
dosis menggunakan rumus: (umur dalam tahun + 5) gram per hari.
B. Tatanan diet

Diet pada obesitas diatur berdasarkan nutrisi yang tepat, porsi makan, dan
frekuensi makan. Diet secara ketat adalah terapi obesitas cara lama, dengan cara ini
terjadi penurunan berat badan secara cepat namun dengan cepat akan kembali pada
keadaan semula. pengaturan diet yang tepat adalah efektif untuk jangka panjang.
Prinsip dasarnya adalah diet makanan sehat dan seimbang.

Kombinasi Low Calorie Diet (LCD) 1000-1500 kcal/day dan melakukan


kegiatan fisik adalah hal yang dianjurkan untuk mempertahankan penurunan berat
badan, selain itu mengurangi lemak di perut dan meningkatkan kesehatan jantung-
paru. Kombinasi diet dan obat dapat membantu menurunkan berat badan jangka
lama.

C. Pola makan

Hanya dengan mengeliminasi makanan kecil, mengurangi makanan


mengandung tinggi gula/lemak atau minuman- minuman manis dapat menghasilkan
penurunan berat badan. Asosiasi Jantung Amerika (AHA) secara umum
merekomendasikan pemberian diet untuk anak berumur 2 tahun atau lebih untuk
mengkonsumsi makanan bersandar pada makanan jenis buah-buahan, sayuran, biji-
bijian, susu rendah dan bebas lemak, kedelai, ikan, dan sedikit daging. Pemberian
ikan pada anak dan remaja direkomendasikan untuk diberikan sebanyak seminggu 2
kali pemberian; ikan yang dimaksud adalah bukan ikan asin (ikan kering), karena
ikan kering kurang mengandung asam lemak omega 3.

D. Pengaturan kegiatan fisik


Peningkatan aktifitas fisik mempunyai pengaruh terhadap laju metabolisme.
Latihan fisik yang diberikan disesuaikan dengan tingkat perkembangan motorik,

STIKES dr. soebandi 9


kemampuan fisik dan umurnya. Aktifitas fisik untuk anak usia 6-12 tahun lebih
tepat yang menggunakan ketrampilan otot, seperti bersepeda, berenang, menari dan
senam. Dianjurkan untuk melakukan aktifitas fisik selama 20-30 menit per hari.

Table jenis kegiatan dan jumlah kalori yang dibutuhkan

Jenis kegiatan Jumlah kalori yang dibutuhkan/jam


Jalan kaki 3 km/jam 150

Jalankaki 6 km/jam 300

Jogging 8km/jam 480

Lari 12 km/jam 600

Tenis tunggal 360

Tennis ganda 240

Golf 180

Berenang 350

Bersepeda 660

E. Modifikasi pola makan

a. Frekuensi

Umumnya pada bayi yang menyusui tidak ada masalah jadwal pemberian
ASI, karena ASI dapat diberikan setiap saat sesuka bayi. Pada bayi yang
mendapatkan PASI biasanya pemberian minum dilakukan setiap 3jam,sebanyak
6xsehari dan bila perlu ditambah 1-2 kali pada malam hari. Pada bayi BBLR

STIKES dr. soebandi 10


diberikan minum dengan porsi yang lebih sedikit , tetapi lebih sering. Pada dasarnya
makin kecil berat lahir bayi , makin kecil porsi minuman dan waktu pemberiannya.

Bila bayi mulai diperkenalkan dengan makanan pelengkap,maka jarak waktu


pemberian makanan utama adalah 3-4jam dan diantaranya diberikan 2x makanan
pelengkap berupa buah dan bikuit. Penjadwalan hendaknya diatur agar waktu
pemberian makan disesuikan dengan kebiasaan pada orang dewasa . jadi, bila bayi
telah mendapat nasi tim ,maka jadwal makan secara umum adalah sebagai berikut :
3x makan pagi,siang,dan sore ; 2kali ASI/PASI waktu pagi bangun tidur dan
maalam sebelum tidur,2kali buah atau kue yang di berikan antara waktu makan;dan
bila perlu tambahan minum malam hari .jadwal ini hendaknya dipertahankan
sampai anak usia lanjut. Pada usia sekolah waktu makan sore di ubah menjadi
makan malam ,seperti halnya pada orang dewasa .

b. Volume

Jumlah kalori yang diberikan sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan


normal yaitu sesuai dengan berat badan ideal menurut tinggi badannya. Bila pada
awal penanganan didapatkan bahwa anak telah mengkonsumsi makanan dengan
jumlah kalori yang berlebihan, maka pada diet berikutnya perlu dilakukan
pengurangan jumlah asupan kalorinya, yaitu berkisar 200-500 kalori sehari, agar
berat badan tidak selalu bertambah, atau dengan target penurunan berat 0,5 kg per
minggu. Jika kita mentargetkan penurunan berat badan, maka penurunan badan
ditargetkan sampai mencapai 10% di atas berat badan ideal. Tetapi, bila kita tidak
mentargetkan penurunan berat badan, maka yang terpenting adalah
mempertahankan berat badan agar tidak bertambah karena anak masih bertambah
tinggi.

c. Makanan selingan

STIKES dr. soebandi 11


Hanya dengan mengeliminasi makanan kecil, mengurangi makanan
mengandung tinggi gula/lemak atau minuman- minuman manis dapat menghasilkan
penurunan berat badan. Asosiasi Jantung Amerika (AHA) secara umum
merekomendasikan pemberian diet untuk anak berumur 2 tahun atau lebih untuk
mengkonsumsi makanan bersandar pada makanan jenis buah-buahan, sayuran, biji-
bijian, susu rendah dan bebas lemak, kedelai, ikan, dan sedikit daging. Pemberian
ikan pada anak dan remaja direkomendasikan untuk diberikan sebanyak seminggu 2
kali pemberian; ikan yang dimaksud adalah bukan ikan asin (ikan kering), karena
ikan kering kurang mengandung asam lemak omega 3.

d. Makanan tinggi serat

Diet tinggi serat dapat membantu menurunkan berat badan karena tinggi
serat mengakibatkan rasa kenyang (walaupun rendah kalori) sehingga dapat
menurunkan asupan makan, selain itu tinggi serat juga meningkatkan oksidasi
lemak. Tetapi, diet tinggi serat pada anak perlu hati-hati karena diet tinggi serat juga
akan mengakibatkan mineral yang penting untuk proses tumbuh kembang anak ikut
keluar. Pemberian jumlah makanan berserat yang dianjurkan untuk anak >2 tahun
adalah (umur dalam tahun+5) g per hari. Dalam melakukan pengaturan diet, perlu
diperhatikan asupan dengan kandungan garam cukup, yaitu 5 g per hari serta
masukan zat besi, kalsium dan fluor. Anak harus makan makanan seimbang yaitu
dengan sumber karbohidrat, lemak dan protein yang cukup. Karbohidrat sebaiknya
berkisar 50-60%, lemak 20-30%, dan protein 15-20% sehingga cukup untuk tumbuh
kembang normal.

2.6. PEMERIKSAAN PENUNJANG

a. Pemeriksaan diagnostic

1. DEXA (dual energy X-ray absorptiometry), menyerupai skening tulang. Sinar X


digunakan untuk menentukan jumlah dan lokasi dari lemak tubuh.

STIKES dr. soebandi 12


2. BOD POD merupakan ruang berbentuk telur yang telah dikomputerisasi. Setelah
seseorang memasuki BOD POD, jumlah udara yang tersisa digunakan untuk mengukur
lemak tubuh.

3. Jangka kulit, ketebalan lipatan kulit di beberapa bagian tubuh diukur dengan jangka
(suatu alat terbuat dari logam yang menyerupai forseps).

Bioelectric impedance analysis (analisa tahanan bioelektrik), penderita berdiri diatas


skala khusus dan sejumlah arus listrik yang tidak berbahaya dialirkan ke seluruh tubuh
lalu dianalisa.

b. Pemeriksaan laboratorium

Test Darah

Selama pemeriksaan fisik, dokter akan mengeluarkan tes darah untuk memeriksa
kondisi banyak termasuk diabetes, kolesterol tinggi, masalah jantung, dan gangguan
hati. Dengan tes darah, dokter mungkin dapat menangkap dan merawat kondisi tertentu
sebelum mereka menjadi masalah.

2.7. ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN OBESITAS

A. Pengkajian

Pengkajian merupakan langkah pertama dari proses keperawatan dengan


mengumpulkan data-data yang akurat dari klien sehingga akan diketahui berbagai
permasalahan yang ada.

Adapun pengkajian pada klien anak obesitas ádalah :

a. Anamnesis :

a) Saat mulainya timbul obesitas : prenatal, early adiposity rebound, remaja


b) Riwayat tumbuh kembang (mendukung obesitas endogenous)

STIKES dr. soebandi 13


c) Adanya keluhan : ngorok (snoring), restless sleep, nyeri pinggul
Riwayat gaya hidup :
1. Pola makan/kebiasaan makan
2. Pola aktifitas fisik : sering menonton televisi
Riwayat keluarga dengan obesitas (faktor genetik), yang disertai dengan
resiko seperti penyakit kardiovaskuler di usia muda, hiperkolesterolemia, hipertensi
dan diabetes melitus tipe II

b. Pemeriksaan fisik : Adanya gejala klinis obesitas seperti diatas

c. Pemeriksaan penunjang : analisis diet, laboratoris, radiologis, ekokardiografi dan


tes fungsi paru (jika ada tanda-tanda kelainan).

d. Pemeriksaan antropometri :

(BBI). BBI adalah berat badan menurut tinggi badan ideal. Disebut obesitas bila
BB >120% BB ideal.
RumusBroca
Berat badan ideal berdasarkan rumus Broca adalah sebagi berikut :
Berat badan ideal = (TB-100) - 10% (TB-100)

Dari perhitungan rumus tersebut, jika berat badan seseorang melebihi angka
15% dari berat badan normal (TB-100), maka ia dapat dikategorikan dalam tingkat
kegemukan (obese).

e. Pengukuran indeks massa tubuh (IMT). Obesitas bila IMT P > 95 kurva
IMT berdasarkan umur dan jenis kelamin dari CDC-WHO.

Metode Indeks Massa Tubuh (IMT) Metode IMT sangat cocok bagi orang-
orang yang ingin mengetahui berat badannya ditinjau dari segi kesehatan.
Keuntungan utama dari penggunaan IMT adalah praktis, obyektif, dan mempunyai
nilai biologis.

STIKES dr. soebandi 14


Berdasarkan usia anak, hasil perhitungan nilai IMT dibagi menjadi

empat kategori berikut :

1) IMT dibawah persentil 5 disebut kekurangan berat badan (underweight)

2) IMT diantara persentil 5-85 disebut normal (normal weight)

3) IMT diantara persentil 85-95 disebut memiliki risiko kelebihan berat badan (at
risk of overweight)

4) IMT diatas persentil 95 disebut kelebihan berat badan (overweight),

Cara pintar mengatasi kegemukan anak

a) Pengukuran lemak subkutan dengan mengukur skinfold thickness (tebal lipatan


kulit/TLK). Obesitas bila TLK Triceps P > 85.

b) Pengukuran lemak secara laboratorik, misalnya densitometri, hidrometri

B. Diagnosa keperawatan

Menurut Nanda (1990), bahwa diagnosa keperawatan merupakan keputusan


klinis mengenai seseorang, keluarga, atau masyarakat sebagai akibat dari masalah
kesehatan atau proses kehidupan yang aktual atau potensial.

Adapun diagnosa keperawatan pada pasien anak dengan obesitas yang

mungkin timbul adalah:

a. Perubahan nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan disfungsional


pola makan, faktor herediter

b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan sedentary life-style, physical bulk

STIKES dr. soebandi 15


c. Tidak efektifnya koping individu berhubungan dengan olahraga sedikit atau tidak
ada olahraga, gizi buruk, kerentanan pribadi

d. Gangguan harga diri berhubungan dengan persepsi penampilan fisik, internalisasi


umpan balik negative

e. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan manajemen sebuah obesitas


remaja

C. Perencanaan dan Tindakan keperawatan

Perencanaan merupakan suatu proses penyusunan berbagai intervensi


keperawatan yang dibutuhkan untuk mencegah, menurunkan atau mengurangi
masalah-masalah klien (Hidayat A,A,2007).

Dx.1 Perubahan nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan


disfungsional pola makan, faktor herediter

Tujuan 1 : klien/keluarga dapat mengidentifikasi pola makan yang benar

Kriteria Hasil : pola dan kebiasaan makan remaja mulai terlihat dengan jelas

Intervensi :

1) Selalu menjaga apapun yang berkaitan dengan makan, meliputi :waktu makan,
jumlahnya, dimana biasanya makanan itu dimakan, makan sendiri atau dengan
orang lain, perasaan yang memicu keinginan unti\uk makan

2) Identifikasi stimulus makanan karena biasanya berpengaruh terhadap obesitas :


sering merasa lapar, iklan-iklan makanan di televisi, rasa dan penampilan fisik dari
makanan

STIKES dr. soebandi 16


3) Kaji lingkungan saat makan untuk menentukan kemungkinan yang dapat
menyebabkan obesitas, meliputi : dimana makanan itu dimakan, makn sendiri atau
dengan orang lain, perasaan saat mengkonsumsi makanan, aktivitas yang dikerjakan
ketika makan.

4) Analisa data terdahulu tentang pola makan dan factor lain yang berhubungan
senagai dasar untuk membuat keputusan.

Dx.2 Intoleransi aktivitas berhubungan dengan sedentary life-style, physical bulk

Tujuan : klien akan meningkatkan aktivitas fisik

Kriteria hasil : remaja melakukan olahraga dan aktivitas yang disukai secara rutin
Intervensi:
1) Kaji pola aktivitas dan aktivitas yang penting dari remaja

2) Buat program aktivitas seperti lari, berenag, bersepeda, aerobic, atau olahraga
setelah pulan sekolah
3) Dorong aktivitas rutin seperti berjalan dan menaiki tangga
4) Dorong untuk lebih meningkatkan aktivitas saat stress

DX. 3 Tidak efektifnya koping individu berhubungan dengan olahraga sedikit atau
tidak ada olahraga, gizi buruk, kerentanan pribadi
Tujuan : klien akan medapatkan support yang adekuat
Kriteria Hasil: remaja terlibat dalam program-program dasar sekolah
intervensi:

1) Menerapkan program sekolah penurunan berat badan untuk mendorong


pencapaian target

a. menggunakan sistem buddy

b. menggunakan teman sebagai sponsor dan positif reinforcers

STIKES dr. soebandi 17


c. memberikan penguatan untuk perubahan berat badan: pujiansosial, kontrak nyata
yang mendapatkan penghargaan sederhana

d. grafik perubahan berat badan positif dan tampilan grafik dalam program dimana
orang lain dapat melihatnya

e. menyediakan pendidikan gizi

2) Mempunyai anggota keluarga yang berfungsi sebagai monitor di

rumah untuk membantu dalam kemajuan mencapai tujuan dan

mendorong remaja dengan pernyataan positif

Dx.4 gangguan harga diri berhubungan dengan persepsi penampilan fisik,


internalisasi umpan balik negative

Tujuan : pasien akan memiliki kesempatan untuk mendiskusikan perasaan dan


keprihatinan

Kriteria Hasil :

1. Remaja mengungkapkan perasaan dan keprihatinan tentang masalah


2. Remaja mempertahankan sikap positif terhadap program
3. penurunan berat badan

intervensi:

1) Mendorong anak untuk membicarakan perasaan-nya dan keprihatinan karena ini


dapat memfasilitasi koping

2) Memperkuat prestasi dorong perawatan yang baik, kebersihan, dan sikap untuk
meningkatkan penampilan dan meningkatkan harga diri bantu dengan

STIKES dr. soebandi 18


mengeksplorasi aspek positif dari penampilan dan cara-cara untuk meningkatkan
aspek ini

Dx. 5 : perubahan proses keluarga berhubungan dengan manajemen sebuah obesitas


remaja

Tujuan : klien/keluarga akan telibat dalam program penurunan berat badan

Kriteria hasil/hasil yang diharapkan :

a. keluarga menjadi aktif dalam program penurunan berat badan pada anak

1. support keluarga dalam pencapaian tujuan

Intervensi :

1) Keluarga berpendidikan tentang program penurunan berat badan, meliputi nutrisi


yang berhubungan dengan intake makan dan olahraga, support psikoligi

2) Mendorong keluarga untuk :

a) menggunakan reinforcement yang sesuai ubah makanan dan lingkungan makan

b) mempertahankan sikap yang tepat tentang program

c) membantu dalam memonitor kebiasaan makan, food intake, aktivitas fisik,


perubahan berat

d) hilangkan makanan sebagai hadiah, karena hal ini dapat berkontribusi untuk
obesitas

e) mendorong remaja dengan perkataan positif, dalam rangka untuk meningkatkan

self-esteem

STIKES dr. soebandi 19


Tujuan dari program penurunan berat badan meliputi:

1) Anak akan mengikuti diet yang menyediakan hilangnya kadar lemak tanpa

mempengaruhi pertumbuhan, aktivitas normal, dan kesejahteraan psikologis.

2) Anak akan terlibat dalam program latihan rutin.

3) Anak akan memodifikasi perilaku makan.

4) Anak dan keluarga akan mendapat dukungan psikologis.

D. Evaluasi

Keefektifan dari intervensi keperawatan adalah dengan melakukan reassessment


secara terus menerus berdasarkan pada petunjuk observasi dan hasil yang
diharapkan :

a. klien/keluarga dapat mengidentifikasi pola makan yang benar

b. klien akan meningkatkan aktivitas fisik

c. klien akan mendapatkan support yang adekuat

d. klien mempertahankan sikap positif terhadap program penurunan berat badan

e. keluarga menjadi aktif dalam program penurunan berat badan pada anak

STIKES dr. soebandi 20


BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Penanggulangan obesitas pada anak lebih sulit dibandingkan obesitas


dewasa, karena  penyebab obesitas yang multifaktorial dan anak yang masih dalam
taraf tumbuh kembang. Penurunan berat badan bukanlah tujuan yang utama dalam
penanganan obesitas anak. Perubahan  pola makan dan peri laku hidup sehat lebih
diutamakan untuk mendapatkan hasil yang menetap. Penanggulangan obesitas anak
sebaiknya dilakukan secara terapadu antara dokter anak, dietisien,  psikolog dan
petugas kesehatan lain.
Peran serta orang tua memegang peranan penting dalam  penangan anak
obesitas.Pencegahan sebaiknya dilakukan sebelum anak menjadi obesitas karena
pencegahan lebih mudah daripada pengobatan.Pencegahan harus dimulai sejak dini
dengan menerapkan pola hidup sehat dalam keluarga. Seringkali banyak orangtua
menginginkan anaknya tumbuh dengan sehat, gemuk dan terlihat lucu.Sekilas anak
yang gemuk memang terlihat lucu dan menggemaskan, bahkan ada ungkapan
jikalau anak gemuk berarti sehat.Tak heran jika banyak produk kesehatan ataupun
makanan untuk anak atau balita lebih menekankan pada upaya menambah berat.
Pola pemahaman seperti itu mungkin tidak berlaku, karena anak gemuk mempunyai
faktor risiko  bagi kesehatan.Indikator kesehatan bagi anak atau balita juga tidak
hanya ditentukan melalui  berat badan.Berat badan yang berlebih biasa disebut
dengan obesitas, obesitas dikhawatirkan memberikan dampak yang kurang baik
bagi kesehatan anak.

STIKES dr. soebandi 21


DAFTAR PUSTAKA

 http://ansablo.blogspot.com/2011/11/makalah-obesitas.html

 https://www.academia.edu/9685804/MAKALAH_KEPERAWATAN_ANAK_OB
ESITAS_DISUSUN_OLEH
Behrman ,Richard. 1998. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : EGC

 Makrum.A.HA.1991.Buku Ajar Ilmu Keperawatan Anak.Jakarta: Fakultas


Kedokteran. Universitas Indonesia

 Purwati, Susi , dkk.2000.Perencanaan menu untuk penderita


kegemukan.Jakarta.Penebar Swadaya.

 Dr.Soetjiningsih,SpAk.1995. Tumbuh Kembang Anak.Jakarta.EGC


http://dieyachsyam.blogspot.com/2013/09/obesitas-pada-anak.html (diakses pada
Tanggal 6 Desember 2014) https://echyners.wordpress.com/2013/06/22/makalah-
obesitas/ (diakses pada Tanggal 6 Desember 2014)  NANDA,
 Diagnosa Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2005-2006

STIKES dr. soebandi 22

Anda mungkin juga menyukai