Anda di halaman 1dari 56

ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS PADA Ny.

H DENGAN
DIAGNOSA MEDIS ANTENATAL CARE (ANC)
DI RUANG KIA BLUD UPT PUSKESMAS
PAHANDUT PALANGKA RAYA

Oleh:

EMELDA PERTIWI
NIM: 2019.NS.B.007.011

YAYASAN EKA HARAP


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM PROFESI NERS
TAHUN 2020
SURAT PERNYATAAN
KEASLIAN KARYA TULIS DAN BEBAS PLAGIASI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Emelda Pertiwi


Program Studi : Ners
Judul Asuhan : Asuhan Keperawatan Maternitas Pada Ny. H Dengan
Keperawatan Diagnosa Medis Antenatal Care (ANC) Di Ruang KIA
BLUD UPT Puskesmas Pahandut Palangka Raya.

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa asuhan keperawatan ini merupakan


hasil karya saya sendiri dan bukan plagiat. Begitu pula hal yang terkait di dalamnya
baik mengenai isinya, sumber yang dikutip atau dirujuk, maupun teknik di dalam
pembuatan dan penyusunan laporan ini.
Pernyataan ini akan saya pertanggung jawabkan sepenuhnya, apabila di kemudian
hari terbukti bahwa asuhan keperawatan ini bukan hasil karya saya atau plagiat, maka
saya bersedia menerima sanksi atau perbuatan tersebut berdasarkan peraturan yang
berlaku.

Palangka Raya, 18 Juli 2020

Emelda Pertiwi
LEMBAR PERSETUJUAN

Nama : Emelda Pertiwi


NIM : 2019.NS.B.07.011
Judul : Asuhan Keperawatan Maternitas Pada Ny. H Dengan
Diagnosa Medis Antenatal Care (ANC) Di Ruang KIA BLUD
UPT Puskesmas Pahandut Palangka Raya.

Telah melaksanakan asuhan keperawatan sebagai persyaratan untuk


menyelesaikan Program Profesi Ners Stase Keperawatan Maternitas pada Program
Studi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Eka Harap Palangka Raya

Laporan Asuhan Keperawatan ini Telah Disetujui


Tanggal, 18 Juli 2020

Preseptor Akademik, Preseptor Klinik,

Vina Agustina, Ners., M. Kep.

LEMBAR PENGESAHAN
Nama : Emelda Pertiwi
NIM : 2019.NS.B.07.011
Judul : Asuhan Keperawatan Maternitas Pada Ny. H Dengan
Diagnosa Medis Antenatal Care (ANC) Di Ruang KIA BLUD
UPT Puskesmas Pahandut Palangka Raya.

Telah melaksanakan asuhan keperawatan sebagai persyaratan untuk


menyelesaikan Program Profesi Ners Stase Keperawatan Maternitas pada Program
Studi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Eka Harap Palangka Raya

Laporan Asuhan Keperawatan ini Telah Disetujui


Tanggal, 18 Juli 2020

Preseptor Akademik, Preseptor Klinik,

Vina Agustina, Ners., M. Kep.

Mengetahui,

Ketua Program Studi Ners,

Meilitha Carolina, Ners, M.Kep.

KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
anugerah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan Kasus dengan judul ”
Asuhan Keperawatan Maternitas Pada Ny. H Dengan Diagnosa Medis Antenatal Care
(ANC) Di Ruang KIA BLUD UPT Puskesmas Pahandut Palangka Raya”. Laporan
Asuhan Keperawatan ini merupakan salah satu persyaratan pada Pendidikan Program
Profesi Ners Stase Keperawatan Maternitas di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Eka
Harap Palangka Raya.
Selama menyusun Laporan Kasus Asuhan Keperawatan ini, penulis mendapat
bimbingan dan dukungan dari berbagi pihak serta bantuan baik secara langsung maupun
tidak langsung. Oleh karena itu, pada kesempatan ini secara khusus penulis
menyampaikan ucapan terimakasih kepada:
1. Bapak Riduan SKM, MM., Kes. selaku kepala BLUD UPT Puskesmas Pahandut
Kota Palangka Raya yang telah memberikan ijin untuk dinas dan melakukan asuhan
keperawatan ini.
2. Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes. selaku Ketua STIKes Eka Harap Palangka
Raya.
3. Ibu Meilitha Carolina, Ners., M.Kep. selaku Ketua Unit Program Studi Ners.
4. Ibu Vina Agustina, Ners., M.Kep selaku Pembimbing Akademik yang telah
memberikan dorongan, arahan dan pemikiran serta penuh kesabaran membimbing
penyusunan dalam menyelesaikan Asuhan Keperawatan ini.
5. Ny. H sebagai klien yang diberikan asuhan keperawatan yang telah bersedia
menjadi responden.
6. Bapak dan Ibu dosen STIKes Eka Harap Palangka Raya yang telah memberikan
materi terkait Asuhan Keperawatan Keperawatan Maternitas ini.
Semoga Laporan Asuhan Keperawatan ini dapat bermanfaat bagi perkembangan
ilmu pengetahuan khususnya di bidang ilmu keperawatan. Penulis menyadari bahwa
dalam menyusun Laporan Asuhan Keperawatan ini masih jauh dari sempurna untuk itu
kepada semua pihak, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga
dapat menunjang kesempurnaan Laporan Asuhan Keperawatan ini.
Palangka Raya, 18 Juli 2020

Penulis

DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL DEPAN i
LEMBAR PERSETUJUAN ii
LEMBAR PENGESAHAN iii
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR ISI vi
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan Penulisan 2
1.4 Manfaat Penulisan 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
....4
2.1 Definisi Antenatal Care.............................................................. 4
2.2 Etiologi....................................................................................... 7
2.3 Patofisiologi................................................................................ 7
2.4 Manifestasi Klinis....................................................................... 8
2.5 Komplikasi Kehamilan............................................................... 9
2.6 Pemeriksaan Diagnostik............................................................. 10
2.7 Penatalaksanaan........................................................................... 11
BAB 3 KONSEP MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN.......... 15
3.1 Pengkajian................................................................................... 15
3.2 Diagnosa Keperawatan................................................................ 16
3.3 Rencana/Intervensi Keperawatan................................................ 16
3.4 Implementasi Keperawatan......................................................... 18
3.5 Evaluasi Keperawatan................................................................. 18
BAB 4 ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN KELOLAAN............... 19
4.1 Pengkajian................................................................................... 19
4.2 Diagnosa Keperawatan................................................................ 29
4.3 Intervensi Keperawatan............................................................... 30
4.4 Implementasi Keperawatan......................................................... 33
4.5 Evaluasi Keperawatan................................................................. 33
BAB 5 PENUTUP...................................................................................... 19
5.1 Kesimpulan.................................................................................. 33
5.2 Saran............................................................................................ 33
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Antenatal Care (ANC) merupakan komponen pelayanan kesehatan ibu hamil
terpenting untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi (Mufdlilah, 2009). Dengan
ANC perkembangan kondisi ibu hamil setiap saat akan terpantau dengan baik dan
pengetahuan tentang persiapan melahirkan akan bertambah. Cakupan ANC dipantau
melalui ANC baru ibu hamil ke-1 sampai kunjungan ke-4 dan pelayanan ANC sesuai
standar paling sedikit empat kali (K4).
Masalah kematian ibu dan bayi di Indonesia yang masih tinggi merupakan fokus
utama pemecahan masalah kesehatan di Indonesia. Menurut survey Demografi
Kesehatan Indonesia pada tahun 1997 Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia adalah
334 per 100 000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi adalah 52 per 1000
kelahiran hidup, Angka Kematian Neonatal adalah 25 per 1000 kelahiran hidup (Standar
Pelayanan Kebidanan, DepKes RI, 2001 dan Saifuddin, 2002). Selanjutnya angka
kematian tersebut mengalami penurunan yang lambat menjadi sebanyak 307 / 100.000
KH untuk AKI dan AKB sebanyak 35 / 1000 KH ( SDKI 2013 ). Penyebab secara
langsung tingginya AKI adalah perdarahan post partum, infeksi, dan
preeklamsi/eklamsia. Dari 5.600.000 wanita hamil di Indonesia, sejumlah 27 % akan
mengalami komplikasi atau masalah yang bisa berakibat fatal (Survey Demografi dan
kesehatan, 2015). Kehamilan dapat berkembang menjadi masalah atau membawa resiko
bagi ibu. WHO memperkirakan bahwa sekitar 15 % dari seluruh wanita yang hamil
akan berkembang menjadi komplikasi yang berkaitan dengan kehamilannya serta dapat
mengancam jiwanya. Sebagian besar penyebab tersebut dapat dicegah melalui
pemberian asuhan kehamilan yang berkualitas.
Pelayanan antenatal berkualitas mempunyai kedudukan penting dalam upaya
menurunkan angka kematian ibu dan perinatal, karena melalui pelayanan antenatal yang
profesional dan berkualitas, ibu hamil memperoleh pendidikan tentang cara menjaga
diri agar tetap sehat, mempersiapkan kelahiran bayi yang sehat, serta meningkatkan
kesadaran dan pengetahuan tentang kemungkinan adanya risiko atau terjadinya
komplikasi dalam kehamilan, sehingga dapat dicapai kesehatan yang optimal dalam
menghadapi persalinan dan nifasnya (Wijayanti YT, 2010).
Pemanfaatan pelayanan ANC oleh sejumlah ibu hamil di Indonesia belum
sepenuhnya sesuai dengan pedoman yang sudah ditetapkan. Hal ini cenderung akan
menyulitkan tenaga kesehatan dalam melakukan pembinaan pemeliharaan kesehatan ibu
hamil secara teratur dan menyeluruh, termasuk deteksi dini terhadap faktor resiko
kehamilan yang penting untuk segera ditangani (Depkes RI, 2010). Kurangnya
pemanfaatan ANC oleh ibu hamil ini berhubungan dengan banyak faktor. Salah satu
diantaranya adalah pengetahuan ibu hamil (Kuswanti, 2014). Berdasarkan latar
belakang diatas, maka dirumuskan bagaimana penerapan Asuhan Keperawatan
Antenatal Care (ANC) pada Ny. H dengan diagnosa medis Antenatal Care di Ruang
KIA Puskesmas Pahandut Palangka Raya.

1.2 Tujuan Asuhan Keperawatan


1.2.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui bagaimana Asuhan Keperawatan Antenatal Care (ANC) pada
Ny. H dengan diagnosa medis Antenatal Care di Ruang KIA Puskesmas Pahandut
Palangka Raya.
1.2.2 Tujuan Khusus
1.2.2.1 Melakukan pengkajian keperawatan pada Ny. H dengan diagnosa medis
Antenatal Care di Ruang KIA Puskesmas Pahandut Palangka Raya.
1.2.2.2 Menegakkan diagnose keperawatan pada Ny. H dengan diagnosa medis
Antenatal Care di Ruang KIA Puskesmas Pahandut Palangka Raya.
1.2.2.3 Membuat rencana tindakan keperawatan pada Ny. H dengan diagnosa medis
Antenatal Care di Ruang KIA Puskesmas Pahandut Palangka Raya.
1.2.2.4 Melaksanakan tindakan keperawatan pada Ny. H dengan diagnosa medis
Antenatal Care di Ruang KIA Puskesmas Pahandut Palangka Raya.
1.2.2.5 Melaksanakan evaluasi keperawatan pada Ny. H dengan diagnose medis
Antenatal Care di Ruang KIA Puskesmas Pahandut Palangka Raya.

1.3 Manfaat Penulisan


1.3.1 Teoritis
Laporan asuhan keperawatan ini sebagai bahan informasi bagi perawat untuk
meningkatkan mutu profesi keperawatan dalam melaksanakan Asuhan Keperawatan
pada klien dengan diagnosa medis Antenatal Care.

1.3.2 Praktisi
1.3.2.1 Bagi institusi Rumah Sakit
Sebagai bahan masukkan dalam upaya pelayanan pelaksanaan Asuhan
Keperawatan pada klien dengan diagnosa Medis Antenatal Care di Puskesmas Pahandut
Palangkaraya.
1.3.2.2 Pendidikan
Sebagai referensi belajar Mahasiswa STIKES Eka Harap Palangka Raya dalam
pelaksanaan Asuhan Keperawatan dengan diagnosa medis Antenatal Care.
1.3.2.3 Mahasiswa
Menambah wawasan dalam pelaksanaan Asuhan Keperawatan dengan diagnosa
medis Antenatal Care dan sebagai bahan acuan atau referensi bagi mahasiswa dalam
penulisan laporan asuhan keperawatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Antenatal Care


Asuhan antenatal adalah suatu program terencana berupa observasi, edukasi, dan
penanganan medis pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu proses kehamilan dan
persalinan yang aman dan memuaskan. Antenatal Care adalah pengawasan sebelum
persalinan terutama ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim.
(Manuaba, 2010; 110).
Pemeriksaan antenatal care adalah pemeriksaan kehamilan yang dilakukan untuk
memeriksa keadaan ibu dan janin secara berkala, yang diikuti dengan upaya koreksi
terhadap kegawatan yang ditemukan (Depkes RI, 2010 : 12)

2.2 Etiologi
Suatu kehamilan akan terjadi bila terdapat 5 aspek berikut, yaitu :
2.2.1 Ovum, adalah suatu sel dengan diameter + 0,1 mm yang terdiri dari suatu nukleus
yang terapung-apung dalam vitelus dilingkari oleh zona pellusida oleh kromosom
radiata.
2.2.2 Spermatozoa, Berbentuk seperti kecebong, terdiri dari kepala berbentuk lonjong
agak gepeng berisi inti, leher yang menghubungkan kepala dengan bagian tengah
dan ekor yang dapat bergerak sehingga sperma dapat bergerak cepat.
2.2.3 Konsepsi adalah suatu peristiwa penyatuan antara sperma dan ovum di tuba
fallopi.
2.2.4 Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam endometrium
2.2.5 Plasenta adalah alat yang sangat penting bagi janin yang berguna untuk pertukaran
zat antara ibu dan anaknya dan sebaliknya.
Kehamilan dibagi menjadi 3 triwulan :
1) Triwulan I antara 0-12 minggu.
2) Triwulan II antara 12-28 minggu.
3) Triwulan III antara 28-40 minggu (Mochtar, 2010).

2.3 Patofisiologi
Ketika seorang perempuan melakukan hubungan seksual dengan seorang laki-laki
maka bisa jadi perempuan tersebut akan hamil (terjadinya kehamilan). Kehamilan
terjadi ketika sel sperma yang masuk ke dalam rahim seorang perempuan membuahi sel
telur yang telah matang. Seorang laki-laki rata-rata mengeluarkan air mani sebanyak 3
cc, dan setiap 1 cc air mani yang normal akan mengandung sekitar 100 juta hingga 120
juta buah sel sperma. Setelah air mani ini terpancar (ejakulasi) ke dalam pangkal saluran
kelamin istri, jutaan sel sperma ini akan berlarian melintasi rongga rahim, saling berebut
untuk mencapai sel telur matang yang ada pada saluran tuba di seberang rahim.
(Kusmiyati, Yuni, dkk.2009).
Pada saat ovulasi, lapisan lendir di dalam serviks (leher rahim) menjadi lebih cair,
sehingga sperma mudah menembus ke dalam rahim. Sperma bergerak dari vagina
sampai ke ujung tuba falopi yang berbentuk corong dalam waktu 5 menit. Sel yang
melapisi tuba falopi mempermudah terjadinya pembuahan dan pembentukan zigot (sel
telur yang telah dibuahi). Jika perempuan tersebut berada dalam masa subur, atau
dengan kata lain terdapat sel telur yang matang, maka terjadilah pembuahan. Pada
proses pembuahan, hanya bagian kepala sperma yang menembus sel telur dan bersatu
dengan inti sel telur. Bagian ekor yang merupakan alat gerak sperma akan melepaskan
diri. Sel telur yang telah dibuahi akan mengalami pengerasan bagian luarnya. Ini
menyebabkan sel telur hanya dapat dibuahi oleh satu sperma.

2.4 Manifestasi Klinis


2.4.1 Tanda pasti kehamilan adalah sebagai berikut :
2.4.1.1 Teraba bagian-bagian janin dan dapat di kenal bagian-bagian janin
2.4.1.2 Terdengar dan dapat dicatat bunyi jantung janin
2.4.1.3 Dapat dirasakan gerakan janin
2.4.1.4 Dengan alat USG dapat diketahui kantung janin, panjang janin, dan dapat
diperkirakan tuanya kehamilan serta dapat menilai pertumbuhan janin.
2.4.2 Tanda tidak pasti kehamilan adalah sebagai berikut :
2.4.2.1 Pigmentasi kulit, kira-kira 12 minggu atau lebih
2.4.2.2 Leukore, sekret serviks meningkat karena pegnaruh peningkatan hormon
progesterone
2.4.2.3 Epulis (hypertrofi papila gingiva), sering terjadi pada TM I kehamilan
2.4.2.4 Perubahan payudara, payudara menjadi tegang dan membesar karena pengaruh
hormon estrogen dan progesteron yang merangsang daktuli dan alveoli
payudara. Daerah areola menjadi lebih hitam kaerna deposit pigmen berlebihan.
Terdapat colostrum bila kehamilan lebih dari 12 minggu.
2.4.2.5 Pembesaran abdoment, jelas terlihat setelah kehamilan 14 minggu.
2.4.2.6 Suhu basal meningkat terus antara 37,2 – 37,8°C
2.4.2.7 Perubahan organ-organ dalam pelvix :
(1) Tanda chadwick : livid, terjadi kira-kira minggu ke-6
(2) Tanda hegar : segmen bawah rahim lembek pada perabaan
(3) Tanda piscasexk : uterus membesar kesalah satu jurusan
(4) Tanda Braxton-Hiks : uterus berkontraksi bila dirangsang.
2.4.2.8 Tanda ini khas untuk uterus pada masa kehamilan.Tes kehamilan. Yang banyak
dipakai pemeriksaan hormon korionik gonadotropin (hCG) dalam urine.
Dasarnya reaksi antigen, antibody dengan hCG sebagai antigen
2.4.3 Tanda kemungkinan kehamilan
2.4.3.1 Amenore (tidak mendapat haid)
2.4.3.2 Nausea (enek) dengan atau tanpa vomitus (muntah). Sering terjadi pagi hari
pada bulan-bulan pertama kehamilan disebut morning sickness
2.4.3.3 Mengidam (menginginkan makanan atau minuman tertentu)
2.4.3.4 Konstipasi / obstipasi, disebabkan penurunan peristaltik usus oleh hormon
steroid
2.4.3.5 Sering kencing
2.4.3.6 Pusing, pingsan dan mudah muntah Pingsan sering ditemukan bila berada
ditempat ramai pada bulan-bulan pertama kehamilan, lalu hilang setelah
kehamilan 18 minggu
2.4.3.7 Anoreksia (tidak ada nafsu makan).

2.5 Komplikasi Kehamilan


2.5.1 Komplikasi kehamilan pada Trimester I
2.5.1.1 Mual muntah berlebihan
Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang wajar dan
sering kedapatan pada kehamilan trimester I. Mual biasa terjadi pada pagi hari, tetapi
dapat pula timbul setiap saat dan malam hari.Gejala–gejala ini kurang lebih terjadi 6
minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10
minggu.Mual dan muntah terjadi pada 60-80 % primigravida dan 40-60 %
multigravida.Satu diantara seribu kehamilan, gejala–gejala ini menjadi lebih berat.
Perasaan mual ini disebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormon estrogen dan
HCG dalam serum. Pada umumnya wanita dapat menyesuaikan dengan keadaan ini,
meskipun demikian gejala mual muntah yang berat dapat berlangsung sampai 4
bulan.Pekerjaan sehari-hari menjadi terganggu dan keadaan umum menjadi buruk.
Keadaan inilah disebut hiperemisis gravidarum. Keluhan gejala dan perubahan
fisiologis menentukan berat ringanya penyakit.
Mual muntah dapat diatasi dengan:
1) Makan sedikit tapi sering
2) Hindari makanan yang sulit dicerna dan berlemak
3) Jaga masukan cairan, karena cairan lebih mudah ditolelir daripada
makanan padat.
4) Selingi makanan berkuah dengan makanan kering. Makan hanya
makanan kering pada satu waktu makan, kemudian makanan berkuah pada
waktu berikutnya.
5) Jahe merupakan obat alami untuk mual. Cincang dan makan
bersama sayuran serta makanan lain.
6) Isap sepotong jeruk yang segara ketika merasa mual
7) Hindari hal–hal yang memicu mual, seperti bau, gerakan atau
bunyi
8) Istirahat cukup
9) Hindari hal–hal yang membuat Anda berkeringat atau kepanasan,
yang dapat memicu rasa mual
Komplikasi jika seseorang itu muntah terus menerus adalah perdarahan pada
retina yang disebabkan oleh meningkatnya tekanan darah ketika penderita muntah.
2.5.1.2 Perdarahan Pervaginam
Perdarahan pervaginam adalah Perdarahan yang terjadi pada masa kehamilan
kurang dari 22 minggu. Pada masa kehamilan muda, perdarahan pervaginam yang
berhubungan dengan kehamilan dapat berupa: abortus, kehamilan mola, kehamilan
ektopik.
Macam–macam perdarahan pervaginam yaitu:
1) Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan pada atau sebelum kehamilan
tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu hidup diluar
kandungan.
Macam-macam abortus yaitu:
(1) Abortus Imminensadalah peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada
kehamilan sebelum 20 minggu, hasil konsepsi masih didalam uterusdan
tanpa adanya dilatasi serviks.
(2) Abortus insipiens adalah peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan
sebelum 20 minggu dengan adanya dilatasi serviks uteri yang meningkat,
tetapi hasil konsepsi masih dalam uterus. Rasa mules labih sering dan kuat,
perdarahan bertambah.
(3) Abortus Inkomplit adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada
kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa teringgal didalam
serviks. Pada pemeriksaan vaginam, kanalis servikalis terbuka dan jaringan
dapat diraba dalam cavum uteri atau kadang-kadang sudah menonjol dari
ostium uteri eksternum.
(4) Abortus komplit, Pada abortus kompletus semua hasill konsepsi sudah
keluar, ditemukan perdarahan sedikit, ostium uteri telah menutup, dan
uterus sudah mulai mengecil.
(5) Missed abortion adalah keadaan dimana janin sudah mati, tetapi tetap
berada dalamrahim dan tidak dikeluarkan selama 2 bulan atau lebih.
Penanganan: berikan obat dengan maksud agar terjadi his sehingga fetus
dan desidua dapat dikeluarkan, kalau tidak berhasil lakukan dilatasi dan
kuretase. Hendaknya juga diberikan uterotonika dan antibiotika.
(6) Kehamilan Molahidatidosa adalah suatu kehamilan yang berkembang tanpa
janindan ditemukan jaringan seperti buah anggur.  Secara makroskopik
mola hidatidosa mudah dikela yaitu berupa gelembung-gelembung putih,
tembus pandang, berisi cairan jernih, dengan ukuran bervariasi dari
beberapa mm sampai 1-2 cm.
(7) Kehamilan ektopik terganggu terjadi bila ovum yang telah dibuahi
berimplantasi dan tumbuh diluar cavum uteri. Pada keadaan ini besar
kemungkinan terjadi keadaan gawat. Keadaan gawat ini dapat terjadi apabila
kehamilan ektopik terganggu. Nyeri merupakan keluhan utama pada
kehamilan ektopik terganggu. Pada rubtur tuba, nyeri perut bagian bawah
terjadi terjadi secara tiba-tiba dan intensitasnya disertai dengan perdarahan
yang menyebabkan penderita pingsan dan masuk dalam keadaan syok.
2.5.2 Komplikasi pada Trimester ke II
2.5.2.1 Hiperemesis Gravidium
Yaitu mual dan muntah secara berlebihan. Pada umumnya, gejala mual dan
muntah sudah berangsur reda saat kehamilan memasuki trimester 2. Namun, ketika hal
ini masih terjadi, berarti ibu hamil mengalami komplikasi kehamilan.
Hiperemesis gravidium pada trimester 2 dapat meningkatkan risiko keracunan
kehamilan (preeklamsia). Selain itu juga rentan mengalami gangguan berupa plasenta
yang lepas dari dinding rahim.Jika komplikasi ini terjadi, ibu hamil harus menjalani
perawatan medis untuk mengurangi rasa mual dan muntah.
2.5.2.2 Gingivitis
Komplikasi kehamilan pada trimester 2 lainnya adalah gingivitis atau radang
gusi. Kelainan ini dapat terjadi pada ibu hamil disebabkan karena kadar hormon
progesteron yang mengalami peningkatan. Dalam keadaan ini, gusi menjadi lebih
sensitif ketika terkontaminasi bakteri. Selain gusi yang lebih sensitif, perdarahan juga
akan terjadi, terutama jika rongga mulut mendapat suplai darah yang lebih banyak.
2.5.2.3 Diabetes Gestasional
Ibu hamil rentan terkena diabetes gestasional.Tandanya adalah ibu sering lapar,
haus, sering buang air kecil, tetapi berat badan cenderung menurun. Bila menemui
tanda-tanda itu, segera periksa kadar gula dalam darah. Pandangan kabur dan gatal-gatal
juga menjadi salah satu tandanya.
2.5.2.4 Tekanan Darah Tinggi
Ibu hamil biasanya mengalami kenaikan tekanan darah. Sebenarnya, hal ini
terjadi karena jantung bekerja lebih keras untuk memberikan oksigen pada
janin.Namun, kelainan ini wajib diwaspadai agar tidak terjadi secara berlarut-larut.
2.5.3 Komplikasi kehamilan pada trimester III
2.5.3.1 Plasenta Previa
Komplikasi kehamilan ini dapat terjadi pada ibu hamil di trimester ketiga.
Plasenta previa adalah posisi plasenta yang menghalangi jalan lahir. Bila ini terjadi, ibu
hamil akan mengalami perdarahan. Perdarahan tersebut ada yang terjadi secara
perlahan-lahan, ada juga yang secara tiba-tiba.Karena itu, ibu hamil bisa langsung shock
dan lemas.
2.5.3.2 Sakit Kepala Hebat
Umumnya, ibu hamil biasa mengalami sakit kepala.Rasa sakit itu terjadi karena
ibu hamil terlalu lelah dan kurang istirahat.Biasanya, sakit kepala tersebut hilang
dengan sendirinya setelah beristirahat.Namun, ada kelainan yang dapat terjadi pada ibu
hamil di trimeseter ketiga, berupa sakit kepala yang sangat hebat.Rasa sakit ini tidak
hilang meskipun ibu hamil telah beristirahat.Gejala ini adalah tanda preeklamsia.
2.5.3.3 Anggota Tubuh Bengkak
Komplikasi kehamilan pada trimester 3 yang mungkin terjadi adalah
bengkaknya anggota tubuh.Sama seperti sakit kepala, tubuh bengkak juga biasa terjadi
pada ibu hamil.Namun, waspadalah jika pembengkakan tersebut tidak hilang setelah
beristirahat.Pembengkakan atau dalam bahasa medisnya disebut edema, adalah
penimbunan cairan yang berlebihan di dalam tubuh.Pembengkakan pada wajah dan
tangan yang tak hilang-hilang inilah yang menunjukkan tanda-tanda serius bahwa ibu
hamil mungkin terkena gagal jantung atau anemia.
2.5.3.4 Ketuban Pecah
Ketuban yang pecah sebelum waktunya, dapat terjadi pada ibu yang sedang
hamil tua.Kelainan ini ditandai dengan keluarnya cairan pervaginam.Pecahnya ketuban
dapat disertai dengan keluarnya anggota tubuh janin, seperti tangan, kaki, atau
plasenta.Ibu hamil yang belum cukup bulan untuk melahirkan, bila mengalami kejadian
ini, harus segera pergi ke rumah sakit. Terlebih, cairan ketuban sangat penting dalam
proses persalinan. Ketuban yang pecah sebelum waktunya, disebabkan karena berbagai
hal.Pertama, karena selaput ketuban kurang kuat.Kedua, adanya infeksi dari mulut
rahim atau vagina (Marjati dkk, 2010).

2.6 Pemeriksaan Diagnostik


2.6.1.1 Pemeriksaan penunjang (laboratorium), (buku KIA)
1) Hb: Jika terjadi perdarahan yang banyak dan keadaan umum pasien lemah serta
pucat, kemungkinan pasien mengalami anemia.
2) Urin: dicurigai ada protein urin yang memperberat kehamilan
2.6.1.2 Pemeriksaan Khusus
1) Inspeculo: Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah perdarahan berasal dari
osteum uteri eksternum atau dari kelainan servik dan vagina.Apabila perdarahan
dari osteum uteri eksternum, adanya plasenta harus dicurigai.
2) USG: Untuk menentukan letak placenta.

2.7 Penatalaksanaan
2.7.1.1 Antenatal Care
Standart minimal asuhan antenatal care adalah 10T, yaitu
1) Timbang Berat Badan dan Ukur tinggi Badan
Menurut Prawirohardjo (2010), kenaikan berat badan wanita hamil rata-rata
antara 11,5 sampai 16 kg. Bila berat badan naik lebih dari semestinya, anjurkan
untuk mengurangi makanan yang mengandung karbohidrat.Lemak jangan
dikurangi, terlebih sayur mayur dan buah-buahan. Ada pula cara untuk
menentukan status gizi dengan menghitung IMT (Indeks Massa Tubuh) dari
berat badan dan tinggi badan ibu sebelum hamil menurut Manuaba (2010):
Rumus IMT =   BB /TBcm2
Status gizi ibu dikatakan normal bila nilai IMT nya antara 18,5-25,0
Kriteria IMT :
(1) Nilai IMT < 18,5 : Status gizi kurang
(2) Nilai IMT 18,5-25 : Status gizi normal
(3) Nilai IMT >25  : Status gizi lebih/ obesitas
Tinggi badan yang baik untuk ibu hamil adalah >145 cm.
2) Nilai Status Gizi (ukur lingkar lengan atas).
Pada ibu hamil (bumil) pengukuran LILA merupakan suatu cara untuk
mendeteksi dini adanya Kurang Energi Kronis (KEK) atau kekurangan
gizi. Malnutrisi pada ibu hamil mengakibatkan transfer nutrient ke janin
berkurang, sehingga pertumbuhan janin terhambat dan berpotensi melahikan
bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). BBLR berkaitan dengan
volume otak dan IQ seorang anak. Kurang Energi Kronis atau KEK (ukuran
LILA < 23,5 cm), yang menggambarkan kekurangan pangan dalam jangka
panjang baik dalam jumlah maupun kualitasnya.
Cara melakukan pengukuran LILA :
(1) Ukur dengan menggunakan meteran dari akromnion sampai olecranon
(2) Menentukan titik tengah antara akromnion dan olekranon dengan meteran
(3) Lingkarkan dan masukkan ujung pita di lubang yang ada pada pita LiLA.
Baca menurut tanda panah.
3) Ukur Tekanan Darah
Tekanan darah diukur setiap kali ibu hamil melakukan kunjungan, hal ini
bertujuan untuk mendeteksi adanya kemungkinan kenaikan tekanan darah yang
disebabkan kehamilan.Tekanan darah pada ibu hamil dikatakan normal yaitu
dibawah 140/90 mmHg.
4) Ukur Tinggi Fundus Uteri.
TFU (Tinggi Fundus Uteri) digunakan sebagai salah satu cara untuk
mengetahui usia kehamilan dimana biasanya lebih tepat bila dilakukan pada
kehamilan yang pertama.
Tabel 2.1  Umur Kehamilan Berdasarkan Tinggi Fundus Uteri
Umur kehamilan Tinggi Fundus Uteri
12 minggu 1/3 di atas simpisis
16 minggu ½ simpisis-pusat
20 minggu 2/3 di atas simpisis
24 minggu Setinggi pusat
28 minggu 1/3 di atas pusat
34 minggu ½ pusat-prosessus xifoideus
36 minggu Setinggi prosessus xifoideus
40 minggu 2 jari di bawah prosessus
xifoideus

5) Tentukan Presentasi Janin dan Denyut Jantung janin.


Tujuan pemantauan janin itu adalah untuk mendeteksi secara dini ada atau
tidaknya faktor-faktor resiko kematian prenatal tersebut (hipoksia/asfiksia,
gangguan pertumbuhan, cacat bawaan, dan infeksi). Pemeriksaan denyut jantung
janin adalah salah satu cara untuk memantau janin. Pemeriksaan denyut jantung
janin harus dilakukan pada ibu hamil. Denyut jantung janin baru dapat didengar
pada usia kehamilan 16 minggu / 4 bulan. Gambaran DJJ:
(1) Takikardi berat; detak jantung diatas 180x/menit
(2) Takikardi ringan: antara 160-180x/menit
(3) Normal: antara 120-160x/menit
(4) Bradikardia ringan: antara 100-119x/menit
(5) Bradikardia sedang: antara 80-100x/menit
(6) Bradikardia berat: kurang dari 80x/menit
6) Skrining status imunisasi Tetanus
Berikan imunisasi TT (Tetanus Toxoid) . Pada ibu hamil diberikan
imunisasi TT sebanyak 2 kali selama kehamilan dengan interval  waktu 4
minggu. Imunisasi ini dianjurkan pada setiap ibu hamil, karena diharapkan dapat
menurunkan angka kematian bayi akibat tetanus neonaturum. Imunisasi ini
diberikan dengan dosis 0,5 cc/IM dalam satu kali penyuntikan.
Interval Lama
Antigen Dosis
(selang waktu) perlindungan
TT 1 - - 0,5 cc
TT 2 4 minggu setelah TT 1 3 tahun 0,5 cc
TT 3 6 bulan setelah TT 2 5 tahun 0,5 cc
TT 4 1 tahun setelah TT 3 10 tahun 0,5 cc
TT 5 1 tahun setelah TT 4 25 tahun 0,5 cc
Tabel 2.2 Jadwal Pemberian Imunisasi TT

7) Pemberian Tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan.


Pemberian tablet zat besi untuk mencegah anemia pada wanita hamil
diberikan sebanyak 90 tablet selama kehamilan.      Tablet ini diberikan segera
mungkin setelah rasa mual hilang, setiap tablet Fe mengandung  FeSO4 320 mg
(zat besi 60 mg) dan asam folat      500 μg. Tablet Fe diminum 1 x 1 tablet
perhari, dan sebaiknya dalam meminum tablet Fe tidak bersamaan dengan teh
atau kopi, karena akan mengganggu penyerapan.
8) Tes laboratorium (rutin dan khusus).
Ada beberapa pemeriksaan laboratorium yang disarankan menjelang
persalinan. Di antaranya yaitu tes darah, tes urin dan hbsag ( hepatitis).tes darah
rutin meliputi pemeriksaan kadar hemoglobin, sel darah putih( leukosit),
trombosit. Dari kadar Hemoglobin untuk mengetahui apakah seorang ibu anemia
atau tidak. Hal ini diperlukan untuk memperkirakan kecukupan suplai darah ke
janin dan risiko jika terjadi perdarahan saat persalinan. Sel darah putih
menunjukkan apakah terjadi infeksi di tubuh ibu.Trombosit untuk melihat
apakah ada kelainan faktor pembekuan darah, ini berhubungan dengan resiko
perdarahan.Pemeriksaan urin dimaksudkan untuk mengetahui adanya infeksi
saluran kencing, adanya darah, protein, dan gula pada urin yang menunjukkan
adanya penyakit tertentu yang bisa mempengaruhi kehamilan.Pemeriksaan
HBsAg untuk mengetahui adanya infeksi hepatitis B pada ibu. Infeksi hepatitis
bisa ditularkan lewat darah dan hubungan seksual. Pemeriksaan pemeriksaan
tersebut di atas tidak harus dilakukan seorang ibu hamil, dan jika tidak dilakukan
pun tidak mengapa, akan tetapi pemeriksaan tersebut dianjurkan sebagai
skrining untuk mengetahui kondisi kehamilan dan resiko saat persalinan
terhadap ibu dan janin. Jika dari hasil pemeriksaan diketahui ada hal-hal yang
tidak normal maka diharapkan masih bisa diterapi sebelum persalinan sehingga
ibu menjalani persalinan dalam kondisi yang benar-benar optimal, sehingga
diharapkan ibu dan bayi selamat dan sehat.

9) Temu Wicara (konseling)


Temu wicara termasuk Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi
(P4K) serta KB pasca persalinan. Temu wicara pasti dilakukan dalam setiap
klien melakukan kunjungan. Bisa berupa anamnesa, konsultasi, dan persiapan
rujukan. Anamnesa meliputi biodata, riwayat menstruasi, riwayat kesehatan,
riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas, biopsikososial, dan pengetahuan klien.
Memberikan konsultasi atau melakukan kerjasama penanganan. Tindakan yang
harus dilakukan bidan dalam temu wicara antara lain:
(1) Merujuk ke dokter untuk konsultasi  dan menolong ibu menentukanpilihan
yang tepat.
(2) Melampirkan kartu kesehatan ibu serta surat rujukan
(3) Meminta ibu untuk kembali setelah konsultasi dan membawa surathasil
rujukan
(4) Meneruskan pemantauan kondisi ibu dan bayi selama kehamilan
10) Menghitung HTP ( Hari Taksiran Partus )
Memperkirakan usia kehamilan dan tanggal perkiraan kelahiran yang
dihitung berdasarkan rumus Naegele rule, Cara menghitungnya: Tentukan hari
pertama menstruasi terakhir. Angka ini dihitung dari hari pertama menstruasi
terakhir (LMP = Last Menstrual Periode).
(1) Jika HPHT Ibu ada pada bulan 1 Januari – 24 Maret
Rumusnya: (Tanggal + 7 hari), (bulan + 9), (tahun + 0).Misal, HPHT 10
Januari 2010, maka perkiraan lahir (10+7), (1+9), (2010 + 0) = 17-10-2010
atau 17 Oktober 2010.
(2) Jika HPHT Ibu ada pada bulan 25 Maret – 31 Desember
Rumusnya: (Tanggal + 7 hari), (bulan – 3),(Tahun + 1).Misal, HPHT 10
Oktober 2010, maka perkiraan lahir  (10 + 7), (10 – 3), (2010 + 1) = 17-7-
2011 atau 17 Juli 2011.
Catatan:
 Rumus ini hanya bisa diterapkan pada wanita yang daur haidnya teratur,
yakni antara 28-30 hari.
 Perkiraan tanggal persalinan sering meleset antara 7 hari sebelum atau
setelahnya. Hanya sekitar 5% bayi yang akan lahir sesuai perhitungan ini.
 Untuk mengurangi kemungkinan terlalu melesetnya perhitungan pada wanita
yang daur haidnya pendek, akan ditambahkan beberapa hari dari hari-H.
Sedang yang daur haidnya panjang, akan dikurangi beberapa hari.
11) Jadwal kunjungan ANC ( Prawirohardjo 2010 )
Kunjungan Waktu Alasan

Trimester I Sebelum 14  Mendeteksi masalah yg dapat ditangani


minggu sebelum membahayakan jiwa.
 Mencegah masalah, misal : tetanus
neonatal, anemia, kebiasaan tradisional
yang berbahaya)
 Membangun hubungan saling percaya
 Memulai persiapan kelahiran &
kesiapan menghadapi komplikasi.
 Mendorong perilaku sehat (nutrisi,
kebersihan , olahraga, istirahat, seks,
dsb).
Trimester II 14 – 28  Sama dengan trimester I ditambah:
minggu kewaspadaan khusus terhadap
hipertensi kehamilan (deteksi gejala
preeklamsia, pantau TD, evaluasi
edema, proteinuria)
Trimester 28 – 36  Sama, ditambah : deteksi kehamilan
III minggu ganda.
Setelah 36  Sama, ditambah : deteksi kelainan letak
minggu atau kondisi yang memerlukan
persalinan di RS.
2.7.1.2 Pemeriksaan Obstetrik

Gambar 2.1 Palpasi abdomen


Leopold I

Untuk menentukan tinggi fundus uteri, menentukan usia kehamilan, menentukan


bagian janin yang ada pada fundus uteri.
Cara : Petugas menghadap kemuka ibu, uterus dibawa ketengah, tentukan tinggi
fundus uteri dan bagian apa yang terdapat didalam fundus
Hasil :jikakepala teraba benda bulat dan keras, jika bokong teraba tidak bulat dan
lunak

Leopold II

Untuk menentukan bagian yang ada di samping uterus, menentukan letak


punggung.
Cara : uterus didorong kesatu sisi sambil meraba bagian janin yang berada disisi
tersebut dengan cara yang sama pada sisi uterus yang lain.
Hasil : punggung janin teraba membujur dari atas kebawah pada letak kepala.
Pada letak lintang dapat ditemukan kepala.
Leopold III :

Untuk menentukan bagian janin yang berada di uterus bagian bawah.


Cara : tangan kanan diletakan diatas simfisis dengan ibu jari disebelah
kanan ibu dengan empat jari lainnya disebelah kiri ibu sambil
meraba bagian bawah tersebut.
Hasil :teraba kepala/bokong/bagian kecil janin.

Leopold IV :

Untuk menetukan seberapa jauh bagian terendah bagian janin masuk ke


dalam panggul.
Hasil :
- 5/5 jika bagian terbawah seluruh teraba diatas simpisis pubis.
- 4/5 jika sebagian terbawah janin telah masuk PAP
- 3/5 jika sebagian telah memasuki rongga panggul
- 2/5 jika hanya sebagian terbawah janin masih berada diatas
simpisis
- 1/5 jika hanya 1 dari 5 jari masih dapat meraba bagian bawah
janinyang berada diatas simpisis.
- 0/5 jk bagian terbawah janin tdk dpt teraba dr pemeriksaan luar.
2.7.1.3 Cara menghitung berat badan janin dalam kandungan :
Menghitung perkiraan berat badan janin (PBBJ) menurut cara :
1) Jonson :
Bila bagian terendah janin masuk pintu atas panggul :
PBBJ = ( TFU –11 ) x 155
Bila bagian terendah janin belum masuk pintu atas panggul :
PBBJ = ( TFU – 12 ) x 155
2) John Woo :
Bila bagian terendah janin bukan kepala (bokong)
PBBJ = TFU x Lingkar Perut Ibu
2.7.1.4 Cara menentukan umur kehamilan :
Tinggi fundus dalam cm (dengan cara Mc. Donald) atau menggunakan jari –
jari tangan sesuai dengan usia kehamilan (menurut Leopold) :
Umur
TFU Keterangan
kehamilan
8 mgg Blm teraba Sebesar telur bebek
12 mgg 3 jari atas simfisis Sebesar telur angsa
16 mgg ½ pusat – simfisis Sebesar kepala bayi
20 mgg 3 jari bawah pusat -
24 mgg Sepusat -
28 mgg 3 jr ats pusat -
32 mgg ½ pusat – Px -
36 mgg 1 jr di bwh Px Kepala masih berada di atas
pintu panggul.
40 mgg 3 jr bwh Px Fundus uteri turun kembali,
karena kepala janin masuk ke
rongga panggul.
Tabel 2.3. Menentukan umur kehamilan dengan Leopold

Usia kehamilan TFU(cm)


12 minggu -
16 minggu -
20 minggu 20 cm (±2cm)
22-27 minggu UK dalam minggu=cm (±2cm)
28 minggu 28 cm (±2cm)
29-35 minggu UK dalam minggu=cm (±2cm)
36 minggu 36 cm (±2cm)
Tabel 2.4 Menentukan umur kehamilan dengan Mc. Donald
Di bawah ini ukuran tinggi fundus uteri dalam cm dikaitkan dengan
umur kehamilan dan berat badan bayi sewaktu dilahirkan bila pertumbuhan janin
normal maka tinggi undus uteri pada kehamilan pada 28 minggu 25 cm, pada 32
minggu 27 cm dan 36 minggu 30 cm. pada kehamilan 40 minggu fundus uteri
turun kembali dan terletak kira-kira 3 jari bawah Px, hal ini disebabkan oleh
kepala janin yang pada primigravida turun dan masuk ke dalam rongga panggul
(Hanifa Wiknjosastro, 2009).
BAB III
KONSEP MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian
3.1.1 Identitas
3.1.1.1 Nama suami dan istri  
Agar dalam melakukan komunikasi dengan pasien keluarga dapat terjalin
komunikasi dengan baik.
3.1.1.2 Usia      
Penyulit dalam kehamilan remaja lebih tinggi dibanding umur 20 sampai 30
tahun.
3.1.1.3 Alamat                   
Ditanyakan untuk maksud mempermudah hubungan / informasi bila diperlukan.
Bila keadaan mendesak, dengan diketahuinya alamat tersebut bidan dapat
mengetahui tempat tinggal pasien/klien dan lingkungannya.
3.1.1.4 Pekerjaan              
Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruh pekerjaan terhadap
permasalahan kesehatan pasien.
3.1.1.5 Agama     
Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya terhadap kebiasaan
kesehatan pasien/klien.
3.1.1.6 Pendidikan      
Ditanyakan untuk mengetahui tingkat intelektualnya tingkat pendidikan
mempengaruhi sikap perilaku kesehatan seseorang.
3.1.1.7 Status perkawinan 
Ditanyakan kepada ibu atau calon ibu, untuk mengetahui kemungkinan pengaruh
status perkawinan terhadap masalah kesehatan, bila diperlukan ditanyakan
tentang keberapa kalinya.       
3.1.1.8 Lama Perkawinan 
Kalau orang hamil sudah lama kawin, nilai anak tentu besar sekali dan ini harus
diperhitungkan dalam pimpinan (anak mahal)
3.1.2 Riwayat Kesehatan
3.1.2.1 Keluhan utama
1) Ditanyakan untuk mengetahui perihal yang mendorong pasien/klien datang
mencari pertolongan.
2) Riwayat keluhan utama
 P  : Provokasi/paliatif (penyebab)
 Q : Quality/ bagaimana gejala dirasakan
 R : Region/ dimana gejala dirasakan
 S : Skala keadaan / seberapa parah yang dialami pasien
 T : Time / sejak kapan keluhan terjadi dan sampai kapan
3.1.2.2 Riwayat kesehatan sekarang
Yang perlu dikaji : sejak kapan ibu merasakan pergerakan anak, umur
kehamilan, ANC berapa kali, dimana imunisasi TT didapatkan, teraphie yang
didapatkan, penyuluhan yang didapatkan, bila mulai didapatkan gerakan anak,kalau
kehamilan masih muda adalah mual, muntah, sakit kepala, perdarahan.kalau kehamilan
tua adalah bengkak di kaki/muka, sakit kepala, perdarahan, sakit pinggang dan lain-lain.
3.1.2.3 Riwayat kesehatan dahulu
1) Riwayat kesehatan klien
Menarche pada usia berapa, haid teratur atau tidak, siklus haid berapa hari, lama
haid, warna darah haid, HPHT kapan, terdapat sakit waktu haid atau tidak.
2) Riwayat kehamilan, persalinan dan nipas yang lalu
Hamil dan persalinan berapa kali, anak hidup atau mati, usia, sehat atau tidak,
penolong siapa, nifas normal atau tidak.
3) Riwayat pemakaian alat kontrasepsi, Perlu dicatat bagi ibu yang mengikuti atau
pernah mengikuti KB.Hal ini penting diketahui apakah kehamilan sekarang
direncanakan atau tidak.
4) Riwayat kesehatan keluarga
Penyakit keturunan dalam keluarga,anak kembar atau penyakit menular yang
dapat mempengaruhi persalinan.
3.1.2.4 Pemeriksaan fisik dan pengkajian fungsional
1) Inspeksi
(1) Muka  : adakah cloasma gravidarum,keadaan selaput mata pucat atau merah
adakah oedema pada muka,bagaimana keadaan lidah,gigi.
(2) Leher : apakah vena terbendung dileher, apakah ada pembesaran kelenjar
gondok dan limpe.
(3) Dada  : bentuk buah dada,pigmentasi puting susu dan gelanggang
susu,keadaan puting susu,adakah kolostrum
(4) Abdomen GIT  : bentuk abdomen,warna, adakah luka bekas operasi
apendeksitis,terbagi 9 regio hipokondria kanan (pembesaran hepar),
epigastrik (gastritis), hipokondria kiri (pembesaran lien), lumbal kanan dan
kiri (ginjal), umbilikus, iliaka kanan (apendiksitis),hipokondria, iliaka kiri
(scibala).
(5) Abdomenobstetrik  : perut membesar ke depan atau ke samping, keadaan
pucat,pigmentasi linia alba, nampakkah gerakan anak atau kontraksi uterus,
adakah strie gravidarum atau bekas luka.
(6) Vulva  :keadaanperineum, carilah varises, tanda chadwick, condyloma
akuminata, flour albus.
(7) Anggota bawah   : cari varises,oedema, luka, cicatrix pada lipat paha, CRT
kembali ≤ 1 detik untuk mengetahui kemungkinan dehidrasi.
2) Palpasi
Tujuan :
(1) Menentukan besarnya rahim dan dengan ini menentukan usia kehamilan.
(2) Menentukan letaknya anak dalam Rahim
3) Auskultasi
(1) Djj terdengar dimana,frekwensi, irama, dengan cara 5 detik berselang, 30
menit dikalikan 2/dihitung selama 1 menit penuh.
(2) Kalau bunyi jantung janin kurang dari 120/menit atau lebih dari 160/menit
atau tidak teratur,maka anak dalam keadaan asphyxial (kekurangan O2)
4) Pemeriksaan panggul
Pengukuran Ukuran-ukuran panggul luar, meliputi :
(1) Distantia spinarum (N = 23-26 cm)
(2) Distantia cristarum (N = 26-29 cm)
(3) Conjungtiva externa/boudelogue ( N = 18-20 cm)
(4) Lingkar panggul ( N = 80-90 cm)
(5) Distantia spina illiaca posterior superior ( N = 8-10 cm)
(6) Distantia tuberum (N = 10,5-11 cm)
Pengukuran panggul dalam, meliputi :
(1) Promotorium (N = tidak teraba)
(2) Linea inominata ( N = teraba 2/3 bagian)
(3) Sacrum ( N = cekung)
(4) Spina ischiadica (N = menonjol)
(5) Arcus pubis ( N = > 900)
5) Pemeriksaan laboratorium
(1) Urine Albumin
Untuk mengetahui kemungkinan adanya kelainan pada air kemih, misal :
gejala pre-eklampsia, penyakit ginjal, radang kandung kencing.
(2) Urine Reduksi
Untuk mengetahui kadar glukosa dalam urine, sehingga dapat mendeteksi
penyakit DM pada ibu hamil yang merupakan faktor risiko dalam kehamilan
maupun persalinan.
(3) Hemoglobin
Untuk mendeteksi adanya anemia,bila Hb kurang dari 10gr%. (normalnya :
11gr%)
(4) USG
(5) Untuk mengetahui keadaan janin, letak janin, usia kehamilan dan perkiraan
persalinan.
3.1.2.5 Pola kebiasaan sehari-hari
1) Nutrisi
Perlu disampaikan bagaimana pemenuhan nutrisi selama hamil, apakah sudah
selesai kebutuhan ibu hamil.
2) Eliminasi
Bagaimana pola BABnya, konstipasi merupakan hal yang umum selama
kehamilan karena aksi hormonal yang mengurangi gerakan peristaltik usus dan
pembesaran uterus yang menahannya.Sering kencing merupakan hal umum
yang terjadi selama bulan pertama dan terakhir masa kehamilan karena rongga
perut dipenuhi oleh pembesaran uterus.
3) Istirahat
Waktu istirahat lebih lama ± 10-11 jam untuk wanita hamil.Istirahat hendaknya
diadakan pula waktu siang hari
4) Aktivitas
Bagi ibu hamil pekerjaan rumah tangga dapat dilaksanakan, bekerja sesuai
kemampuan dan makin dikurangi semakin tuanya kehamilan.
5) Personal hygiene
Kebersihan tubuh merupakan salah satu pokok-pokok yang perlu diperhatikan
dalam hygiene kehamilan meliputi : kebersihan mulut, pemeliharan gigi,
kebersihan tubuh, kulit, muka dan kebersihan pakaian luar dan dalam.
6) Sexual
Perlu ditanyakan untuk mengetahui masalah yang terjadi selama kehamilan,
berapa kali dalam seminggu melakukannya.

3.2 Diagnosa Keperawatan


3.2.1 Ansietas berhubungan dengan adanya faktor-faktor resiko khusus, krisis situasi,
ancaman pada konsep diri, konflik disadari dan tidak disadari tentang nilai-nilai
esensial dan tujuan hidup, kurang informasi.
3.2.2 Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan perubahan napsu
makan, mual/muntah, tidak mengenal peningkatan kebutuhan metabolik.
3.2.3 Kekurangan volume cairan berhubungan dengan output berlebihan (muntah),
peningkatan kebutuhan cairan.
3.2.4 Resiko tinggi pola napas tidak efektif berhubungan dengan penekanan atau
pergeseran diafragma.
3.2.5 Perubahan eliminasi urin berhubungan dengan penekanan pada vesika urinaria.
3.2.6 Gangguan pola tidur berhubungan dengan stress psikologik, perubahan pola
tingkat aktivitas, sesak.
3.2.7 Nyeri berhubungan dengan perubahan fisik, pengaruh hormonal
3.2.8 Kelebihan volume cairan berhubungan dengan perubahan, mekanisme regulator,
retensi natrium/air.
3.2.9 Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan.
3.3 Intervensi
3.3.1 Ansietas berhubungan dengan adanya factor-faktor resiko khusus, krisis situasi,
ancaman pada konsep diri, konflik disadari dan tidak disadari tentang nilai-nilai
esensial dan tujuan hidup, kurang informasi.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam cemas
berkurang/hilang
Kriteria hasil :
- Menerima tanggung jawab untuk menghilangkan kecemasan
- Melaporkan hasil penatalaksanaan kecemasan
Intervensi :
3.3.1.1 Observasi sifat, sumber dan manifestasi kecemasan
Rasional : mengidentifikasi perhatian pada bagian khusus dan menentukan arah
dan kemungkinan pilihan / intervensi.
3.3.1.2 Berikan informasi tentang penyimpangan genetic khusus, resiko yang dalam
reproduksi dan ketersediaan tindakan/pilihan diagnosa.
Rasional : dapat menghilangkan ansietas berkenaan dengan ketidaktahuan dan
membantu keluarga mengenai stress, membuat keputusan, dan beradaptasi
secara positif terhadap pilihan
3.3.1.3 Kembangkan sikap berbagi rasa secara terus menerus.
Rasional : kesempatan bagi klien/pasangan untuk memuji pemecahan situasi.
3.3.1.4 Berikan bimbingan antisipasi dalam hal perubahan fisik/psikologis.
Rasional : dapat menghilangkan kecemasan/ depresi pada pasangan.
3.3.2 Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan perubahan napsu
makan, mual/muntah, tidak mengenal peningkatan kebutuhan metabolic.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 1x24 jam kebutuhan
nutrisi terpenuhi.
Kriteria hasil :
 BB Menjelaskan komponen diet seimbang prenatal
 Mengikuti diet yang dianjurkan
 Mengkonsumsi suplemen zat besi atau vitamin sesuai resep
 Menunjukkan penambahan yang sesuai
Intervensi :
3.3.2.1 Tentukan keadekuatan kebiasaan asupan nutrisi dulu/sekarang dengan
menggunakan batasan 24 jam, perhatikan kondisi rambut, kuku dan kulit
Rasional :  :kesejahteraan janin/ibu tergantung pada nutrisi ibu selama
kehamilan sebagaimana selama 2 tahun sebelum kehamila
3.3.2.2 Berikan informasi tertulis/verbal yang tepat tentang diet prenatal dan suplemen
vitamin zat besi setiap hari.
Rasional :  :Meningkatkan kemungkinan klien memilih diet seimbang
3.3.2.3 Perhatikan adanya mengidam. Kaji pilihan bahan bukan makanan dan tingkat
motivasi untuk makanannya.
Rasional : memakan bahan bukan makanan pada kehamilan mungkin dibiasakan
pada kebutuhan psikologis, fenomena budaya, respon terhadap lapar, dan atau
respon tubuh terhadap kebutuhan nutrisi.
3.3.2.4 Timbang BB klien. berikan informasi tentang penambahan prenatal yang
optimum.
Rasional : ketidakadekuatan penambahan berat badan prenatal danatau dibawah
berat badan normal masa kehamilan, meningkatkan resiko retardasi
pertumbuhan intrauterine (IUGR) pada janin dengan BBLR.
3.3.2.5 Tinjau ulang frekuensi dan beratnya mual/muntah.
Rasional : mual/muntah trimester pertama dapat berdampak negative pada status
nutrisi prenatal, khususnya pada periode kritis perkembangan janin.
3.3.3 Kekurangan volume cairan berhubungan dengan output berlebihan (muntah),
peningkatan kebutuhan cairan.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 1x24 jam kebutuhan
volume cairan tubuh terpenuhi.
Kriteria hasil :
 Menurunkan keparahan mual dan muntah.
 Mengkosumsi caiarn dalam jumlah cukup per hari
 Mengobservasi tanda-tanda dehidrasi yang memerlukan tindakan
Intervensi :
3.3.3.1 Tentukan frekuensi/beratnya mual/muntah.
Rasional :  :peningkatan kadar hormone gonadotropin khorionik (HCG)
perubahan metabolisme KH dan penurunan motilistas gastric memperberat mual
dan muntah pada trimester pertama.
3.3.3.2 Tinjau ulang riwayat kemungkinan masalah medis lain (ex ; ulkus peptikum,
gastritis, kolesistitis)
Rasional : membantu dalam mengenyampingkan penyebab lain. Untuk
mengatasi masalah khusus dalam mengidentifikasi intervensi.
3.3.3.3 Kaji suhu dan turgor kulit, membrane mukosa, TD, suhu, masukan/haluran.
Rasional : indikasi dalam membantu untuk mengevaluasi tingkat/kebutuhan
hidrasi.
3.3.3.4 Anjurkan klien mempertahankan masukan/haluaran, tes urin dan penurunan BB
setiap hari.
Rasional : membantu dalam menentukan adanya muntah yang tidak dapat
dikontrol.
3.3.3.5 Anjurkan peningkatan masukan minuman berkarbonat, makan enam kali sehari
dengan jumlah yang sedikit dan makanan tinggi karbohidrat (popcorn, roti
kering) sebelum bangun tidur.
Rasional : membantu dalam meminimalkan mual/muntah dengan menurunkan
keasaman lambung.
3.3.4 Resiko tinggi pola napas tidak efektif berhubungan dengan penekanan/pergeseran
diafragma.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 1x24 jam pola napas
efektif.
Kriteria hasil :
 Melaporkan penurunan frekuensi/beratnya keluhan.
 Mendemonstrasikan perilaku yang mengobtimalkan fungsi pernafaskan.

Intervensi :
3.3.4.1 Kaji status pernapasan (mis : sesak napas pada pergerakan tenaga kesehatan)
Rasional : menentukan luas/beratnya masalah yang terjadi pada kira-kira 60%
klien normal meskipun kapasitas vital meningkat, fungsi pernapasan diubah saat
kemampuan difragma untuk turun pada inspirasi berkurang oleh pembesaran
uterus.
3.3.4.2 Dapatkan riwayat dan pantau masalah medis yang terjadi/ ada sebelumnya (mis :
alergi, rhinitis, asthma, masalah sinus, dan tuberculosis).
Rasional : masalah lain dapat terus mengubah pola pernapasan dan menurunkan
oksigenasi jaringan ibu/janin.
3.3.4.3 Berikan informasi tentang rasional : untuk kesulitan pernapasan dan program
aktivitas latihan yang realistis. Anjurkan sering istirahat, tambah waktu untuk
melakukan aktivitas tertentu, dan latihan ringan seperti berjalan.
Rasional : menurunkan kemungkinan gejala-gejala pernapasan yang disebabkan
oleh kelebihan.
3.3.4.4 Tinjau ulang tindakan yang dapat dilakukan pasien untuk mengurangi masalah :
mis ; postur yang baik, menghindari merokok, makan sedikit tapi lebih sering,
dengan menggunakan posisi semi – fowler, untuk duduk atau tidur bila gejala
berat
Rasional : postur yang baik dan makan sedikit membantu memaksimalkan
penurunan diafragmatik meningkatkan ketersediaan ruang untuk ekspansi paru.
Merokok menurunkan persediaan oksigen untuk pertukaran ibu-janin,
pengubahan posisi tegak dapat meningkatkan ekspansi paru sesuai penurunan
uterus gravid
3.3.5 Perubahan eliminasi urin berhubungan dengan penekanan pada vesika urinaria.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam klien dapat
memahami perubahan yang terjadi.
Kriteria hasil :
 Mengidentifikasi perilaku yang dapat menurunkan statis urin.
 Menyebutkan tanda dan gejala yang memerlukan evaluasi intervensi.
 Bebas dari tanda dan gejala infeksi.
Intervensi :
3.3.5.1 Berikan informasi tentang perubahan perkemihan sehubungan dengan trimester
ketiga.
Rasional : membantu klien memahami alas an fisiologi dan frekuensi berkemih
dan/nokturia pembesaran uterus trimester ketiga menurunkan kapasitas kandung
kemih mengakibatkan sering berkemih.
3.3.5.2 Berikan informasi mengenaia perlunya masukan cairan 6 – 8 gelas sehari.
Rasional : mempertahankan tingkat cairan dan perfusi ginjal adekuat yang
mengurangi natrium diet untuk mempertahankan status isotonic
3.3.5.3 Berikan informasi mengenai bahaya menggunakan diuretic dan penghilangan
natrium dan diet.
Rasional : kehilangan/pembatasan natrium dapat menekan regulator rennin-
angiotensin- aldosteron dan kadar cairan, mengakibatkan dehidrasi/hipovolemia
berat.
3.3.5.4 Anjurkan klien untuk melakukan posisi miring kiri saat tidur, perhatikan
keluhan-keluhan nokturia.
Rasional : meningkatkan perfusi ginjal memobilisasi bagian yang mengalami
edema dependent, edema berkurang pada pagi hari pada kasus edema fisiologi.
3.3.5.5 Anjurkan klien untuk menghindari posisi tegak atau supine dalam waktu yang
lama.
Rasional : posisi ini memungkinkan terjadinya sindrom vena cava dan
menurunkan aliran vena.
3.3.6 Gangguan pola tidur berhubungan dengan stress psikologik, perubahan pola
tingkat aktivitas, sesak.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam gangguan pola
tidur dapat teratasi.
Kriteria hasil :
 Pola tidur teratur
Intervensi :
3.3.6.1 Tinjau ulang kebutuhan perubahan tidur normal berkenaan dengan kehamilan,
teruskan pola tidur saat ini.
Rasional : membantu mengidentifikasi kebutuhan menetapkan pola tidur yang
berbeda waktu tidur malam dan tidur siang lebih dini.
3.3.6.2 Kaji tingkat insomnia dan respons klien terhadap penurunan tidur, anjurkan alat
Bantu untuk tidur seperti teknik relaksasi, membaca, mandi air hangat, dan
penurunan aktivitas tepat sebelum beristirahat.
Rasional : ansietas yang berlebihan, kegembiraan, ketidaknyamanan fisik,
nokturia, dan aktivitas janin dapat mempersulit tidur.
3.3.6.3 Perhatikan keluhan kesulitan bernapas karena posisi. Anjurkan tidur pada posisi
semi fowler.
Rasional : pada posisi rekumben, pembesaran uterus serta organ abdomen
menekan diafragma hingga membatasi ekspansi paru, penggunaan posisi semi
fowler memungkinkan diafragma menueun, membantu mengembangkan
ekspansi paru dengan optimal. 2 jam dan dapatkan 8 jam tidur per malam.
3.3.6.4 Evaluasi tingkat kelelahan, anjurkan klien untuk istirahat 
Rasional : peningkatan retensi cairan, penambahan berat badan dan pertumbuhan
janin semua memperberat perasaan lelah, khususnya pada multipara dengan
anak lain dan atau kebutuhan lain.
3.3.7 Nyeri berhubungan dengan perubahan fisik, pengaruh hormonal
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam nyeri
hilang/berkurang.
Kriteria hasil :
 Tanda-tanda vital dalam batas normal
 Ungkapan verbal/non verbal dari kenyamanan
Intervensi :

3.3.7.1 Kaji secara terus menerus ketidaknyamanan klien


Rasional : data dasar terbaru untuk merencanakan perawatan
3.3.7.2 Kaji status pernapasan klien.
Rasional : penurunan kapasitas pernapasan saat uterus menekan diafragma,
mengakibatkan dispnea khususnya pada multigravida.
3.3.7.3 Perhatikan adanya keluhan ketegangan pada punggung dan perubahan cara jalan.
Rasional : lordosis dan regangan otot disebabkan pengaruh hormone (relaxing-
progesteron) pada sambungan pelvis dan perpindahan pusat gravitasi sesuai
dengan pembesaran uterus.
3.3.7.4 Perhatikan adanya kram pada kaki. Anjurkan klien untuk meluruskan kaki dan
mengangkat telapak kaki bagian dalam ke posisi dorsofleksi, menurunkan
masukan susu, sering mengganti posisi dan menghindari berdiri/duduk lama.
Rasional : menurunkan ketidaknyamanan berkenaan dengan perubahan kadar
kalsium/ ketidakseimbangan kalsium-fosfor atau karena tekanan dari
pembesaran uterus, pada saraf yang menyuplai ekstremitas bawah.
3.3.7.5 Kaji adanya/frekuensi konsistensi Braxton hicks. Berikan informasi mengenai
fisiologi aktivitas uterus.
Rasional : kontraksi ini dapat menciptakan ketidaknyamanan pada multigravida
pada trimester II maupun ke-III. Primigravida biasanya tidak mengalami
ketidaknyamanan ini sampai trimester akhir. Saat efek perubahan progesterone
pada aktivitas uterus menurun dan kadar oksitosin meningkat.
3.3.8 Kelebihan volume cairan berhubungan dengan perubahan, mekanisme regulator,
retensi natrium/air.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 1x24 jam kelebihan
volume cairan tubuh teratasi.
Kriteria hasil :
 Klien akan mendemonstrasikan volume cairan stabil dengan keseimbangan
masukan dan pengeluaran,
 bunyi nafas bersih/jelas,
 tanda vital dalam rentang yang dapat diterima
 berat badan stabil dan tidak ada edema.
 Menyatakan pemahaman tentang pembatasan cairan individual.
Intervensi :
3.3.8.1 Pantau berat badan secara teratur.
Rasional : mendeteksi perubahan berat badan kelebihan dan retensi cairan yang
tidak kelihatan yang potensial patologis.
3.3.8.2 Kaji adanya tanda-tanda HAK, perhatikan tekanan darah, pantau lokasi/luasnya
edema, masukan atau haluaran cairan.
Rasional : indicator edema patologis, meskipun HKK karena retensi cairan
berlebihan biasanya tidak terlihat sampai akhir minggu ke-10 kehamilan, dapat
terjadi diawal khususnya pada klien dengan frekuensi predisposisi seperti DM,
penyakit ginjal.
3.3.8.3 Berikan informasi tentang diet (mis ; peningkatan protein, tidak menambahkan
garam meja, menghindari makanan dan minuman tinggi natrium).
Rasional : nutrisi adekuat, khususnya peningkatan protein menurunkan
kemungkinan HAK natrium berlebihan dapat memperberat retensi air (terlalu
sedikit natrium dapat mengakibatkan dehidrasi).
3.3.8.4 Anjurkan meninggikan ekstremitas secara periodic selama sehari.
Rasional : edema fisiologis dari ektremitas bawah terjadi di penghujung hari
adalah normal, tetapi harus dapat diatasi dengan tindakan sederhana.
3.3.9 Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam klien dapat
toleransi terhadap aktifitas.
Kriteria hasil :
Klien akan berpartisipasi pada ktivitas yang diinginkan, memenuhi perawatan diri
sendiri, Mencapai peningkatan toleransi aktivitas yang dapat diukur, dibuktikan
oelh menurunnya kelemahan dan kelelahan.
Intervensi :
3.3.9.1 Tentukan siklus tidur bangun yang normal dan komitmen terhadap pekerjaan,
keluarga, komunitas dan diri sendiri.
Rasional : membantu menyusun prioritas yang realistic dan waktu untuk
menguji komitmen.
3.3.9.2 Anjurkan tidur siang 1 sampai 2 jam setiap hari.
Rasional : istirahat untuk memenuhi kebutuhan metabolic berkenaan dengan
pertumbuhan jaringan ibu/janin.
3.3.9.3 Pantau kadar Hb. Jelaskan peran zar besi dalam tubuh ; anjurkan mengkonsumsi
suplemen zat besi setiap hari, sesuai indikasi.
Rasional : kadar Hb rendah mengakibatkan kelelahan lebih besar.
BAB IV
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN KELOLAAN

4.1 Pengkajian
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada tanggal 18 Juli 2020, pukul 09.00
WIB. Di ruang KIA BLUD UPT Puskesmas Pahandut Palangka Raya, dengan tehnik
anamnesa (wawancara), observasi, pemeriksaan fisik, dan data dari buku keperawatan
klien, di dapatkan data-data sebagai berikut.
4.1.1 Identitas Klien & Penanggung jawab
4.1.1.1 Identitas Klien:
Nama Ny. H, tempat/tanggal lahir Palangka Raya, 1 Januari 1995, agama Islam,
suku bangsa Banjar, pendidikan terakhir SMA, pekerjaan IRT, alamat Jl. Pahandut
Seberang, diagnosa medis G1 P0 A0, tanggal kunjungan ke Puskesmas 18 Juli 2020,
tanggal pengkajian 18 Juli 2020.
4.1.1.2 Identitas Penanggung Jawab:
Nama Tn.S, umur 26 tahun, jenis kelamin laki-laki, agama Islam, suku bangsa
Banjar, pendidikan terakhir SMP, pekerjaan swasta, golongan darah O. Jl. Pahandut
Seberang, hubungan dengan klien suami.
4.1.2 Status Kesehatan
4.1.2.1 Alasan Kunjungan / Keluhan Utama:
Klien mengatakan nyeri di kepala dan mengalami keputihan.
4.1.2.2 Riwayat Kesehatan Sekarang (PQRST):
Pada tanggal 18 Juli 2020 klien tiba di Puskesmas Pahandut Palangka Raya dengan
usia kehamilan 17 minggu. Klien mengatakan merasakan pusing seperti diremas-remas
pada saat bangun tidur, pusing sekitar kepala dan bertambah pusing saat berdiri atau
melakukan aktifitas, skala nyeri 3 (sedang), nyeri dirasakan ± 1-2 menit dan klien
mengatakan tidak nafsu makan sering mual dan muntah. Hasil pengkajian menunjukkan
keadaan umum baik, kesadaran compos menthis, anemis, TD: 90/60 mmHg, N: 88 x/m,
RR: 20 x/m, S: 36 OC, BB sebelum hamil: 49 kg, BB sesudah hamil: 47 kg, TB: 160
cm, lila 22 cm Bumil dengan KEK, IMT 18,3 berat badan kurang, hasil palpasi janin
tunggal, letak memanjang, presentasi belum masuk PAP, TFU: teraba diatas pusat dan
pasien mengeluh mengalami keputihan.
4.1.2.3 Riwayat Kesehatan Yang Lalu / Yang Pernah Dialami :
Klien mengatakan ini kehamilan yang ke-1 (G1 P0 A0)
4.1.2.4 Riwayat Kesehatan Keluarga :
Klien mengatakan didalam anggota keluarganya tidak ada yang memiliki
riwayat penyakit keturunan maupun penyakit menular.
4.1.3 Riwayat Obstetric Dan Ginekologi
4.1.3.1 Riwayat Ginekologi:
1. Riwayat Menstruasi :
Menarche: 14 tahun, Siklus: 28 hari, Lamanya Haid: 5-7 hari, Banyaknya: 3-
4 x/hari ganti pembalut, Sifat Darah (warna, bau, cair/gumpalan,
dysmenorhoe): merah tua, bau amis, dan cair. Gangguan sewaktu menstruasi
tidak ada. Gejala pre menstruasi keputihan dan nyeri pada payudara, HPHT:
14 Maret 2020, Taksiran Persalinan: 21 Desember 2020.
2. Riwayat Perkawinan (suami dan isteri):
Usia Pernikahan 1 tahun. Lamanya Pernikahan 1 tahun. Pernikahan Ke-1.
3. Riwayat Keluarga Berencana:
Klien belum ada menggunakan kontrasepsi, Usia Pernikahan 1 tahun,
Lamanya Pernikahan 1 tahun, Pernikahan Ke-1.
4.1.3.2 Riwayat Obstetri :
1. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu : G1 P0 A0
Masalah Keada
Tgl Umur Jenis Tempat/ Jenis
No BB Hami an
partus hamil partus Penolong kelamin Lahir Nifas Bayi
l Anak
1
2. Riwayat Kehamilan Sekarang
Amenorhoe: -, Keluhan waktu hamil pusing. Pemeriksaan kehamilan :
teratur, berat badan turun. Tempat pemeriksaan dan di Puskesmas Pahandut
dengan hasil baik
4.1.4 Pemeriksaan Fisik
Subjektif Objektif
4.1.4.1 Keadaan Umum Suhu 36, 0C Nadi 88 x/menit
BB sebelum hamil 49 kg Tekanan Darah 90/60 mmHg
G1P0A0
BB saat hamil 47 kg
Tinggi Badan 160 cm
Kesadaran Compos Menthis
Turgor Kulit baik
4.1.4.2 Kepala Warna rambut hitam, oedema tidak ada,
keadaan bersih
4.1.4.3 Muka Hyperpigmentasi tidak ada
Rasa bengkak? Tidak ada Cloasma gravidarum tidak ada
Edema tidak ada
Simetris ya
4.1.4.4 Mulut Mukosa mulut & bibir lembab
Keluhan tidak ada Keadaan gigi lengkap, bersih
Fungsi Pengecapan baik
Keadaan Mulut bersih
Fungsi menelan baik
4.1.4.5 Mata Ukuran pupil 4 mm
Keluhan tidak ada Konjungtiva pucat
Sklera putih
Fungsi Penglihatan baik
4.1.4.6 Hidung Reaksi alergi tidak ada
Keluhan tidak ada Pernah flu pernah
Frekuensinya dalam 1 tahun -
Perdarahan/peradangan -
Keadaan/kebersihan ya
4.1.4.7 Telinga Keadaan bersih
Keluhan tidak ada Fungsi pendengaran baik
4.1.4.8 Leher Pembesaran kel.Tyroid tidak ada
Pembengkakan tidak ada Distensi vena jugularis tidak ada
Pembesaran KGB tidak ada
4.1.4.9 Daerah dada Sesak napas tidak ada
Jantung dan paru-paru normal Batuk tidak ada
Sakit dada tidak ada
Suara napas normal vesikuler
Bunyi jantung S1, S2 tunggal
Payudara tidak ada Palpitasi -
4.1.4.10 Abdomen hasil palpasi janin tunggal, letak memanjang,
presentasi belum masuk PAP, TFU: teraba
diatas pusat.
4.1.4.11 Genitalia Eksterna Oedema tidak ada
4.1.4.12 Anus Hemoroid tidak ada
4.1.4.13 Ekstremitas atas dan Oedema tidak ada
bawah
4.1.4.14 Pemeriksaan Panggul Ukuran panggul luar :
- Distantia spinarum

- Distantia cristarum

- Conjugata externa

- Lingkar panggul
Ukuran panggul dalam :
- Promonotorium -

- Linea inominata -

- Dinding samping -

- Spina Ischiadika -

- Sacrum -

- CV – CD -

4.1.5 Pola Aktivitas Sehari-Hari


4.1.5.1 Pola Nutrisi :
Frekuensi makan: 3 x / hari, Jenis makanan: buah ,sayur, lauk, dan nasi,
Makanan yang disukai: sop, Makanan yang tidak disukai: makanan yang pahit,
Makanan pantang / alergi: tidak ada, Nafsu makan: kurang baik, Porsi makan: 1 porsi,
Minum (jumlah dan jenis): 1000 cc air putih
4.1.5.2 Pola Eliminasi
1. Buang Air Kecil (BAK):
Frekuensi: 4-5 x/hari, Warna: kuning jernih, Bau: khas amoniak, Masalah /
Keluhan: mengeluh keluar lendir berwarna putih kekuningan, berbau amis
dan terasa gatal-gatal pada kemaluanya.
2. Buang Air Besar (BAB):
Frekuensi: 1x/ hari, Warna: coklat, Bau: khas, Konsistensi: lembek, Masalah
/ Keluhan: tidak ada
4.1.5.3 Pola tidur dan istirahat:
Waktu tidur: siang dan malam, Lama tidur/hari: siang 1-2 jam, malam 6-8 jam,
Kebiasaan pengantar tidur: tidak ada, Kebiasaan saat tidur: tidak ada, Kesulitan dalam
tidur: tidak ada
4.1.5.4 Pola aktivitas dan latihan:
Kegiatan dalam pekerjaan: hanya menyapu rumah dan memasak, Olah raga:
jalan- jalan di sekitar rumah, Mobilisasi dini: -, Kegiatan di waktu luang: berkunjung ke
rumah keluarga
4.1.5.5 Personal Hygiene :
Kulit: bersih, Rambut: bersih, Mulut & Gigi: bersih, Pakaian: rapi, Kuku: bersih
Vulva Hygiene:-
4.1.5.6 Ketergantungan fisik :
Merokok: tidak ada, Minuman keras: tidak ada, Obat-obatan: tidak ada, Lain-
lain: tidak ada
4.1.6 Aspek Psikososial Dan Spiritual
4.1.6.1 Pola pikir dan persepsi
1. Apakah ibu telah mengetahui cara memberi ASI dan merawat
bayi: ya
2. Apakah klien merencanakan pemberian ASI pada bayinya: ya
3. Jenis kelamin yang diharapkan: apa saja yang diberikan Allah
saya terima
4. Siapa yang membantu merawat bayi di rumah: suami dan ibu
5. Apakah hamil ini diharapkan: ya
4.1.6.2 Persepsi diri
1. Hal yang amat dipikirkan saat ini : memikirkan janinnya
lahir dengan selamat dan sehat.
2. Harapan setelah menjalani perawatan : agar cepat pulih
dan kembali beraktivitas seperti biasanya
3. Perubahan yang dirasa setelah hamil:Terasa perut
semakin membesar.
4.1.6.3 Konsep diri
1. Body Image : Klien dapat
menerima proses persalinannya
2. Peran : Klien sebagai istri dan ibu
untuk anak-anaknya
3. Ideal Diri : Klien ingin cepat pulih
dan beraktifitas lagi
4. Identitas Diri : Klien seorang
perempuan dan ibu rumah tangga
5. Harga Diri : Klien menghargai
dirinya dan orang sekitarnya
4.1.6.4 Hubungan/komunikasi
1. Bicara : jelas
2. Bahasa utama :Indonesia, Bahasa daerah Banjar
3. Yang tinggal serumah : suami dan ibu
4. Adat istiadat yang dianut : Adat Banjar
5. Yang memegang peranan penting dalam keluarga: Tn. S
6. Motivasi dari suami : Tetap semangat
7. Apakah suami perokok : -
8. Kesulitan dalam keluarga : Tidak ada kesulitan
4.1.6.5 Kebiasaan seksual
1. Gangguan hubungan seksual :Tidak ada gangguan
2. Pemahaman terhadap fungsi seksual post partum : ya klien mengerti
4.1.6.6 Sistem Nilai – Kepercayaan
1. Siapa dan apa sumber kekuatan :Tuhan Yang Maha Esa.
2. ApakahTuhan, agama, Kepercayaan penting untuk anda :Ya sangat penting
3. Kegiatan agama atau kepercayaan yang dilakukan (macam frekuensi)
sebutkan : Sholat
4. Kegiatan agama atau kepercayaan yang dilakukan selama di Rumah Sakit,
sebutkan: berdoa di atas tempat tidur.
4.1.7 Pemeriksaan Penunjang
4.1.8 Pengobatan
1. Suplemen zat besi 1x1 sehari

Palangka Raya, 18 Juli 2020


Mahasiswa

Emelda Pertiwi
ANALISIS DATA
DATA SUBYEKTIF KEMUNGKINAN
MASALAH
DAN DATA OBYEKTIF PENYEBAB
Ds: Klien mengatakan Perubahan fisiologis Gangguan rasa nyaman
pusing, nyeri dirasakan
seperti nyut-nyutan, skala Sistem kardiovaskuler
nyeri 3 (sedang), nyeri
dirasakan ± 1-2 menit Penurunan tekanan darah
Do:
- klien tampak mengusap Gangguan rasa nyaman
kepala (pusing)

- TTV klien: TD: 90/60


mmHg, N: 88 x/m, RR: 20
x/m, S: 36 OC
- Usia kehamilan 17 minggu.

Ds: Ibu H mengatakan saya Kehamilan Resiko Defisit Nutrisi


tidak nafsu makan, pagi tadi
Perubahan psikologis
cuman mau makan mie, dan
tidak suka makan sayur dan
Tidak nafsu makan
saat makan pasien mual
muntah.
Resiko defisit nutrisi
Do:
- keadaan umum baik,

- kesadaran compos menthis,


anemis,
- TD: 90/60 mmHg,

- N: 88 x/m,

- RR: 20 x/m, S: 36,7OC,

- BB sebelum hamil 49 kg

- BB saat hamil: 47 kg,

- TB: 160 cm,

- lila 22 cm

- IMT 18,3 BB kurang

- Bumil dengan KEK


Ds: Pasien mengatakan Kehamilan Defisit pengetahuan
selama hamil mengalami
Perubahan psikologis
keputihan, pasien
mengatakan tidak mengetahui Kurang terpajangnya informasi
perubahan tubuh yang akan tentang kehamilan yang
dialami klien
dialami selama kehamilan
dan tanda-tanda melahirkan. Defisit pengetahuam
Do: - pasien sering
bertanya
- Pasien tampak
binggung.
- G1P0A0

Palangka Raya, 18 Juli 2020


Mahasiswa

Emelda Pertiwi
PRIORITAS MASALAH
1. Nyeri akut berhubungan dengan sakit kepala ditandai dengan klien tampak
mengusap-usap kepala, TTV klien: TD: 90/60 mmHg, N: 88 x/m, RR: 20 x/m, S:
36 OC.
2. Resiko defisit nutrisi berhubungan dengan perubahan napsu makan, mual/muntah,
tidak mengenal peningkatan kebutuhan metabolic dibuktikan dengan data subjektif:
Ibu N mengatakan saya tidak nafsu makan, pagi tadi cuman mau makan mie, dan tidak
suka makan sayur, berat badan sebelum hamil 49 kg, data objektif : keadaan umum baik,
anemis, TD: 90/60 mmHg, N: 88 x/m, RR: 20 x/m, S: 36 OC, BB: 47 kg, TB: 160 cm, lila
22 cm, IMT 18,3 berat badan kurang, Bumil dengan KEK.
3. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi mengenai nutrisi Ibu
hamil. Data subjektif: Pasien mengatakan selama hamil mengalami keputihan dan pasien
mengatakan tidak mengetahui perubahan tubuh yang akan dialami selama kehamilan dan
tanda-tanda melahirkan. Data objektif: pasien sering bertanya, Pasien tampak bingung.
P0G1O0.
RENCANA KEPERAWATAN

Nama Pasien : Ny. H


Ruang Rawat : KIA

Diagnosa Tujuan (Kriteria hasil) Intervensi Rasional


Keperawatan
1) Ganggun rasa Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji skala nyeri klien 1. Mengetahui skala nyeri klien
nyaman keperawatan selama 1x30 menit 2. Ukur tanda-tanda vital klien 2. Mengetahui keadaan umum klien
berhubungan diharapkan nyeri klien dapat 3. Atur posisi klien senyaman mungkin 3. Agar klien merasa nyaman
dengan sakit teratasi dengan kriteria hasil: 4. Ajarkan tehnik relaksasi 4. Mengurasi nyeri klien
kepala 1. Skala nyeri berkurang 1
2. Klien tampak rileks
3. Tanda-tanda vital dalam
rentang normal:
TD : 120/80 mmHg
N: 60-100 x/m
RR: 16-24 x/m
S: 36,5-37,5OC

2) Resiko defisit Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji pola nutrisi pasien 1. untuk mengetahui pola nutrisi klien
nutrisi keperawatan selama 1x30 menit 2. Timbang berat badan klien 2. untuk mengetahui berat badan klien
berhubungan diharapkan nutrisi klien tercukupi 3. Anjurkan klien untuk makan sdikit 3. untuk memenuhi nutrisi klien
dengan dengan kriteria hasil: tapi sering 4. Meningkatkan kemungkinan klien memilih diet
perubahan 1. BB meningkat 4. Berikan informasi tertulis/verbal seimbang
psikologis 2. Nafsu makan baik
3. Pola makan teratur yang tepat tentang gizi hamil dan 5. mual/muntah trimester pertama dapat berdampak
suplemen vitamin zat besi setiap negative pada status nutrisi prenatal, khususnya
hari. pada periode kritis perkembangan janin.
5. Tinjau ulang frekuensi dan
beratnya mual/muntah.
3) Defisit Setelah dilakukan perawatan 1. Kaji tingkat pengetahuan klien 1. Untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan klien.
pengetahuan selama 1x15 menit pengetahuan mengenai kehamilannya
berhubungan klien bertambah dengan kriteria 2. Gunakan bahasa yang mudah 2. Untuk membantu mempermudah pemahaman klien.
dengan kurang hasil: dimengerti oleh klien.
terpapar 1. Klien menyebutkan 75% benar
informasi benar-benar tanda persalinan 3. Jelaskan kepada ibu tentang 3. keputihan dalam kehamilan dapat terjadi ketika umur
2. Klien dapat menentukan terjadinya keputihan. kehamilan semakin tua, dimana terjadi peningkatan
langkah dan persiapan yang suplai darah yang dapat memicu jumlah produksi lendir
tepat yang harus diambil segera semakin meningkat, keputihan juga bisa terjadi ketika
ketika persalinan. kebersihan daerah vagina tidak terjaga (personal
hygiene yang jelek), dan apabila terlalu sering
menggunakan penty liner (pembersih vagina) yang
berlebih dan terlalu sering memakai celana dalam yang
ketat yang dapat membuat daerah vagina menjadi
lembab sehingga kuman dapat berkembang dengan baik.

4.Anjurkan ibu untuk selalu menjaga 4. anjuran ini diberikan agar ibu lebih memerhatikan
kebersihan dirinya (personal hygiene) kebersihan daerah vaginanya, dengan cara
yaitu : mengganti celana dalam 3 kali menganjurkan ibu memakai celana dalam yang longgar
dalam sehari atau setiap kali basah, untuk mempermudah sirkulasi udara masuk ke vagina
kotor dan merasa tidak nyaman, dan mengganti pakaian dalam minimal 3 kali sehari
Hindari penggunaan bedak talcum, untuk mencegah terjadinya penumpukan bakteri,
tissue, atau sabun dengan peningkatan kelembapan dan untuk mencegah
terjadinya infeksi dan berkembangnya kuman
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
Hari/Tangga Tanda Tangan
l Implementasi Evaluasi (SOAP) dan Nama
Jam Perawat
Sabtu, 18 Juli 1. Mengkaji skala nyeri klien: skala nyeri 3 (sedang) S: klien mengatakan nyeri pada kepala
2020 2. Mengukur tanda-tanda vital klien: TTV klien TD: O: skala nyeri 3 (sedang)
Pukul 09.30 120/80mmHg, N:88 x/m, RR: 20 x/m, S: 36,7OC - TTV klien TD: 90/60mmHg, N:88 x/m,
WIB 3. Mengatur posisi klien senyaman mungkin: posisi duduk RR: 18 x/m, S: 36 OC
4. Mengajarkan tehnik relaksasi: tehnik nafas dalam - posisi duduk
- tehnik nafas dalam Emelda Pertiwi
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan
Sabtu, 18 Juli 1. Mengkaji pola nutrisi klien: klien makan dengan teratur S: klien mengatakan sudah bisa makan nasi dan lauk
2020 2. Menimbang berat badan klien: BB klien 46,5 kg pauk, klien memahami bahwa pentingnya memenuhi
Pukul 10.00 3. Menganjurkan klien untuk makan sedikit tapi sering: agar gizi seimbang untuk ibu dan bayi.
WIB nutrisi klien tetap terpenuhi O: - klien makan dengan teratur
4. memberikan informasi tertulis/verbal yang tepat - Ttv: TD: 90/60 mmHg, N: 80 x/ m, rr: 18 x/m, s:
tentang gizi hamil dan suplemen vitamin zat besi 36oc.
setiap hari. - Kesadaran compos menthis.
5. meninjau ulang frekuensi dan beratnya mual/muntah.
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dilanjutkan Emelda Pertiwi
- Menganjurkan pasien untuk makan sedikit tapi
sering dan memenuhi nutrisi yang dibutuhkan ibu
dan janin.
- Rutin mengkonsumsi vitamin dan obat penambah
darah yang diberikan.
Selasa, 18 Juli 1. mengkaji tingkat pengetahuan klien mengenai S: klien mengatakan sudah memahami apa yang
2020 kehamilannya sampaikan, klien akan lebih memperhatikan kehamilan
Pukul 10.30 2. mengunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh klien. dan mempersiapkan kehamilan.
WIB 3. menjelaskan kepada ibu tentang terjadinya keputihan. O:
4. Anjurkan ibu untuk selalu menjaga kebersihan dirinya - Pasien tampak memahami tentang penjelasan yang
(personal hygiene) yaitu : mengganti celana dalam 3 kali diberikan.
dalam sehari atau setiap kali basah, kotor dan merasa - Pasien mampu dapat menjawab pertanyaan yang
diajukan perawat seperti, menjawab seputar Emelda Pertiwi
tidak nyaman, Hindari penggunaan bedak talcum, tissue,
kehamilan tentang pentingnya gizi dan perubahan-
atau sabun dengan perubahan yang emosional yang terjadi saat
kehamilan dan lebih memperhatikan gizi saat hamil.
A: Masalah teratasi
P : Hentikan Intervensi.
- Menyarankan klien dan keluarga untuk rutin kontrol
kehamilan dan menanyakan kepada petugas pelayan
kesehatan jika ada yang perlu disiapkan selama
kehamilan dan persalinan.
BAB V
PENUTUP

37
5.1 Kesimpulan
Setelah membahas secara keseluruhan tentang asuhan keperawatan pada Ny.N
dengan antenatal care (ANC) Di ruang KIA UPT Puskesmas Pahandut Palangka
Raya pada bab ini akan disampaikan kesimpulan sebagai berikut :
Pada pengkajian data yang dilakukan pada kasus Ny. H terdapat beberapa
kesamaan dengan teori. Diagnosa keperawatan yang timbul pada kasus Ny.
Hsemuanya berjumlah 3 ( tiga ) diagnosa yaitu: gangguan rasa nyaman
berhubungan dengan sakit kepala, resiko defisit nutrisi berhubungan dengan
perubahan psikologis dan defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang
terpaparnya informasi mengenai kehamilan.
Pada tahap perencanaan dibuat prioritas masalah keperawatan tindakan, tujuan
dan waktu secara spesifik sesuai dengan waktu yang diberikan. Pada kasus yang
menjadi priorotas utama gangguan rasa nyaman, defisit nutrisi dan defisit
pengetahuan. Pada diagnosa tersebut semua rencana tindakan keperawatan sudah
dilakukan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan klien.
Pada tahap pelaksanaan asuhan keperawatan pada Ny. H dikelola sesuai
rencana tindakan yang telah disusun sebelumnya dengan mandiri serta dengan
berkolaborasi bersama tim medis dan mengikutsertakan keluarga pasien.
Pada tahap evaluasi dari ketiga diagnosa semua intervensi teratasi dan
memberikan perencanaan tindak lanjut kepada keluarga untuk memberi dukungan
dan menyiapkan Ibu hamil dengan mengingatkan untuk kontrol, jaga kebersihan
dan memenuhi gizi seimbang Ibu dan bayi dalam kandungan.

5.2 Saran
Berdasarkan beberapa kesimpulan diatas maka, penulis mengajukan beberapa
saran yang ditujukan kepada diri sendiri dan mengajak teman-teman maupun
pembaca lain untuk menjadi bahan pertimbangan dan masukan demi
meningkatkan mutu dan kualitas kita sebagai seorang perawat yaitu sebagai
berikut:
5.2.1 Bagi Masyarakat
Kepada masyarakat umumnya dan kepada klien dengan kunjungan
Antenatal Care (ANC) dan keluarga khususnya agar selalu memeriksakan
kondisi bayi dan kondisi ibunya saat kehamilan agar tidak terjadi kondisi kritis.
Dalam pemberian asuhan keperawatan perlu adanya keikutsertaan
keluarga karena keluarga merupakan orang terdekat pasien yang tahu akan
perkembangan dan kebiasaan pasien.
5.2.2 Bagi Tenaga Kesehatan
Kepada tenaga kesehatan agar selalu memberikan pelayanan yang terbaik
bagi klien agar klien mendapatkan kepuasan terhadap pelayanan yang telah
diberikan.
Menumbuhkan kesadaran diri akan pentingnya mengembangkan
pengetahuan secara individu oleh perawat.
5.2.3 Bagi institusi Pendidikan
Lebih memaksimalkan metode pembelajaran yang membina respon kritis
mahasiswa dalam menetapkan masalah keperawatan yang sering ditemui dilahan
praktek, sehingga kemampuan analisa mahasiswa lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. 2007. Keputusan Mentri Kesehatan RI No: 900/MENKES/VII/2007.


Konsep Asuhan Kebidanan. Jakarta

Departemen Kesehatan RI.2012. Pedoman Pelayanan Antenatal di Tingkat


Pelayanan Dasar Puskesmas.Jakarta: Pusdiknakes

Depkes RI. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar Indonesia tahun 2010. Jakarta :
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Depkes RI; 2010

Hani, Ummi; Jiarti K; Marjati; dkk.2010.“Asuhan Kebidanan pada


KehamilanFisiologis”. Jakarta: Salemba Medika.

Kusmiyati, Yuni, dkk. 2009. Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta : Fitramaya

Manuaba. 2010. Ilmu kebidanan Penyakit Kandungan dan KB . Jakarta : EGC

Nanda, 2012. Diagnosa Keperawatan :Definisi dan Klasifikasi 2012-2014. Buku


Kedokteran : EGC
Nurhayati, Eti.2011. Psikolog Pendidikan Inovatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Saifudin, A Bari, 2010, Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.Jakarta: Tridasa


Printer

Wiknjosastro, Hanifa. 2012. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka

Wiknjosastro, Hanifa. 2016. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka


Sarwono Prawirohardjo

Anda mungkin juga menyukai