Resume Audit 7
Resume Audit 7
NIM : 041711333266
A. Materialitas
Langkah 1
Menetapkan pertimbangan pendahuluan tentang materialitas
Langkah 3
Mengestimasi total salah saji dalam segmen
Mengevaluasi hasil-hasil
Langkah 4
Memperkirakan salah saji gabungan
Langkah 5
B. Menetapkan Pertimbangan
Membandingkan Pendahuluan
salah saji gabungan Tentang Materialitas
dengan pertimbangan
pendahuluan atau yang direvisi tentang materialitas
SAS 107 (AU 312) mengharuskan auditor memutuskan jumlah salah saji gabungan
dalam laporan keuangan yang akan mereka anggap material pada awal audit ketika sedang
mengembangkan strategi audit secara keseluruhan, hal ini disebut sebagai pertimbangan
pendahuluan tentang materialitas (preliminary judgment about materiality). Auditor
menetapkan pertimbangan tersebut untuk membantu merencanakan pengumpulan bukti yang
tepat. Adapun disebut pertimbangan tentang materialitas yang direvisi (revised judgment
about materiality) yaitu selama pelaksanaan audit, auditor seringkali mengubah pertimbangan
pendahuluan tentang materialitas.
Standar akuntansi dan auditing tidak menyediakan pedoman khusus tentang materialitas bagi
praktisi. Pertimbangannya bahwa pedoman pedoman semacam itu mungkin diterapkan tanpa
memperhitungkan semua kompleksitas yang dapat mempengaruhi keputusan akhir auditor.
Alokasi dilakukan karena auditor mengumpulkan bukti per segmen dan bukan untuk
laporan keuangan secara keseluruhan. Jika auditor memiliki pertimbangan pendahuluan
tentang materialitas untuk setiap segmen, pertimbangan tersebut akan membantu auditor
dalam memutuskan bukti audit yang tepat yang harus dikumpulkan. Auditor menghadapi 3
kesulitan utama dalam mengalokasikan materialitas ke akun-akun neraca:
1. Auditor memperkirakan akun-akun tertentu yang mengandung lebih banyak salah saji
dibanding akun-akun lainnya.
Dalam pengalokasian, auditor sangat memperhatikan dampak gabungan dari setiap salah
saji dalam akun neraca terhadap laba operasi. Karenanya, akun aktiva yang lebih saji akan
mempunyai dampak yang sama terhadap laporan laba rugi seperti kurang saji akun
kewajiban. Sebaliknya misklarifikasi dalam neraca, seperti pengklasifikasian wesel bayar
sebagai utang usaha, tidak akan mempengaruhi laba operasi. Oleh karena itu materialitas
item-item yang tidak mempengaruhi laporan laba/rugi harus dipertimbangkan secara terpisah.
Ketika melaksanakan prosedur audit untuk tiap segmen audit, auditor membuat kertas
kerja untuk mencatat semua salah saji yang ditemukan. Salah saji tersebut dapat dibedakan
menjadi 2, yaitu salah saji yang diketahui dan salah saji yang mungkin. Salah saji yang
diketahui (known misstatement) ialah salah saji akun yang jumlahnya dapat ditentukan oleh
auditor, sedangkan salah saji yang mungkin (likely misstatement) terbagi lagi menjadi 2.
Yaitu salah saji yang berasal dari perbedaan antara pertimbangan manajemen dan auditor
tentang mengestimasi saldo akun, serta proyeksi salah saji berdasarkan pengujian auditor atas
sampel dari suatu populasi.
Estimasi untuk kesalahan sampling timbul karena auditor hanya mengambil sampel
dari sebagian populasi dan ada risiko bahwa sampel itu tidak secara akurat mewakili
populasi. Misalnya, diasumsikan estimasi untuk kesalahan sampling 50% dari proyeksi
langsung atas jumlah salah saji dalam akun-akun yang diuji dengan sampling (piutang usaha
dan persediaan). Tidak ada kesalahan sampling untuk kas karena total salah saji sudah
diketahui, bukan diestimasi.
E. Risiko
Model risiko audit membantu auditor memutuskan seberapa banyak dan jenis bukti apa yang
harus dikumpulkan dalam tiap siklusnya, yang dinyatakan sebagai berikut:
AAR
PDR = IR X CR
Adalah risiko bahwa bukti audit untuk suatu segmen akan gagal mendeteksi salah saji
yang melebihi salah saji yang dapat ditoleransi. Risiko jenis ini tergantung pada tiga
faktor lain dalam risiko audit. risiko ini akan berubah hanya jika auditor mengubah salah
satu dari faktor-faktor model risiko. Risiko deteksi yang direncanakan menentukan
jumlah bukti substansif yang direncanakan akan dikumpulkan auditor, yang besarnya
berlawanan dengan risiko deteksi yang direncanakan. Jika risiko deteksi yang
direncanakan dikurangi, auditor harus mengumpulkan lebih banyak bukti untuk
mencapai rencana pengurangan risiko itu.
Mengukur penilaian auditor atas kemungkinan adanya salah saji yang material dalam
segmen, sebelum memperhitungkan keefektifan pengendalian internal. Jika disimpulkan
kemungkinan besar akan ada salah saji, dengan mengabaikan pengendalian internal,
auditor akan menyimpulkan risiko inheren tinggi. Pengendalian internal diabaikan dalam
penetapan risiko inheren karena pengendalian internal tersebut diperhitungkan secara
terpisah dalam model risiko audit sebagai risiko pengendalian.
Mengukur penilaian auditor mengenai apakah salah saji yang melebihi jumlah yang
dapat ditoleransi dalam suatu segmen akan dicegah atau terdeteksi secara tepat waktu
oleh pengendalian internal klien. Semakin efektif pengendalian internal, semakin rendah
faktor risiko yang dapat ditetapkan untuk risiko pengendalian. Hubungan antara risiko
pengendalian dan rasio deteksi yang direncanakan ialah berbanding terbalik, sedangkan
hubungan antara risiko pengendalian dan bukti substansif bersifat langsung.
4. Risiko Audit yang Dapat Diterima (acceptable audit risk / AAR)
Ialah ukuran kesediaan auditor untuk menerima bahwa laporan keuangan mungkin
mengandung salah saji yang material setelah audit selesai, dan pendapat wajar tanpa
pengecualian telah dikeluarkan. Penyebutan audit assurance dan bukan risiko audit yang
dapat diterima, serta istilah lainnya merupakan pelengkap risiko audit yang dapat
diterima, yaitu satu dikurangi risiko audit yang dapat diterima. Dengan kata lain, risiko
audit yang diterima sevesar 2% sama dengan audit assurance sebesar 98%.
Pencantuman risiko inheren pada model risiko audit menyiratkan bahwa auditor harus
berupaya memprediksi dimana salah saji yang paling besar dan paling kecil yang mungkin
terjadi dalam segmen-segmen laporan keuangan.
6. Pertimbangan yang diperlukan unutuk mencatat saldo akun dan transaksi dengan tepat
7. Unsur-unsur populasi
Untuk memperoleh pengetahuan tentang bisnis dan industri klien, auditor dapat
mengunjungi pabrik dan kantor klien serta mengidentifikasi pihak-pihak yang terkait.
Ketika pengujian audit dilakukan selama suatu audit, auditor dapat memperoleh informasi
tambahan yang akan mempengaruhi penilaian awal.